1 Bab
Prakata
Permainan bakiak yang dimainkan berkelompok memerlukan keselarasan para pemain saat menggerakan bakiak bersama-sama. BRI menyadari setiap usaha membutuhkan kerjasama dan kekompakan untuk mencapai hasil optimal.
Harmoni
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”, “Bank”, atau “Perseroan”) merupakan salah satu bank terbesar dan tertua di Indonesia yang berdiri sejak 16 Desember 1895. BRI berkantor pusat di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210, Indonesia. Sejak awal didirikan, fokus usaha BRI adalah pada pelayanan perbankan di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal inilah yang kemudian menginspirasi berbagai pihak untuk turut mendayagunakan sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sebagai salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia, sebagian besar saham BRI dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh masyarakat. Nilai kapitalisasi pasar saham BRI pada akhir tahun 2010 mencapai Rp129,57 triliun atau sekitar 4,13% dari total nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia. BRI merupakan bank dengan jaringan kerja terbesar di Indonesia, Sampai dengan akhir tahun 2010, BRI telah memiliki 7.004 jaringan kerja di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 18 Kantor Wilayah, 14 Kantor Inspeksi, 413 Kantor Cabang, 470 Kantor Cabang Pembantu, 822 Kantor Kas, 4.649 BRI Unit dan 617 Teras BRI. Dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabahnya, BRI menyediakan 6.085 Anjungan Tunai Mandiri (ATM), yang terintegrasi ke lebih dari 25.000 jaringan ATM (Link, ATM Bersama, dan Prima). Selain ATM, BRI memiliki 100 KiosK, 71 Cash Deposit Machine (CDM), 13.631 Electronic Data Capture (EDC). Nasabah BRI juga dapat memanfaatkan fasilitas layanan e-banking yang terdiri dari phone banking 24 jam, SMS banking dan internet banking.
PRAKATA LAPORAN KEUANGAN
BRI 2011
ANAK PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
PROFIL PERUSAHAAN
Sekilas BRI
2
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
2010 Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BRI pada 24 November 2010 telah memberikan persetujuan untuk melakukan akuisisi saham PT Bank Agroniaga Tbk. dan persetujuan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:2. Sejak tanggal 11 Januari 2011, transaksi saham BRI di BEI telah menggunakan nilai nominal baru. Pada tanggal 3 Maret 2011, BRI secara efektif telah menjadi Pemegang Saham Pengendali PT Bank Agroniaga Tbk.
BRI 2011
1968 Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, Pemerintah kembali menetapkan nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum.
2009 Berhasil mengoneksikan seluruh jaringan kerja yang saat itu berjumlah 6.480 unit kerja, secara real-time on line.
ANAK PERUSAHAAN
1960 Nama BRI kemudian diubah lagi oleh Pemerintah menjadi Bank Koperasi Tani Nelayan (BKTN).
2007 Mengakuisisi Bank Jasa Artha yang kemudian dikonversi menjadi PT Bank BRISyariah.
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
1946 Melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, pada tanggal 22 Februari 1946 Pemerintah Indonesia mengubah nama Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saat itu BRI, sebagai bank Pemerintah, menjadi ujung tombak dalam pembangunan perekonomian nasional.
2003 Menjadi Perseroan Terbuka pada tanggal 10 November 2003 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, kini Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kode “BBRI”. Saham BRI sampai saat ini tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan (blue chip) di BEI.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
1895-1945 Mengalami beberapa kali perubahan nama, seperti menjadi Hulp-en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen (1895), De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank atau Volksbank (1912). Kembali mengalami perubahan nama menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene (1912) dan berubah menjadi Algemene Volkscredietbank atau dikenal juga sebagai AVB (1934). Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, AVB berganti namanya menjadi Syomin Ginko (1942-1945).
1992 Berubah status badan hukumnya menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) berdasarkan UndangUndang Perbankan No.7 Tahun 1992.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
1895 Berawal dari sebuah badan pengelola dana masjid di Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan skema yang sederhana. Raden Aria Wiriatmaja pada tanggal 16 Desember 1895, mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Lembaga ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat.
PROFIL PERUSAHAAN
Perjalanan Waktu
PRAKATA
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (“BRI”, “BANK”, ATAU “PERSEROAN”) MERUPAKAN SALAH SATU BANK TERBESAR DAN TERTUA DI INDONESIA YANG BERDIRI SEJAK 16 DESEMBER 1895. SAAT INI, BRI BERKANTOR PUSAT DI GEDUNG BRI I, JL. JENDERAL SUDIRMAN KAV. 4446, JAKARTA 10210, INDONESIA.
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
3
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN
VISI
”Menjadi Bank Komersial Terkemuka yang Selalu Mengutamakan Kepuasan Nasabah”
Komersial: Sejak berdiri BRI merupakan bank komersial, yaitu bank yang menerima simpanan dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman, memperoleh laba dari perbedaan tingkat bunga simpanan dan tingkat bunga pinjaman serta fee-based income. Walaupun berperan sebagai agent of development, BRI tetap menegaskan posisinya sebagai bank komersial yang terus tumbuh secara berkesinambungan.
Terkemuka: BRI adalah bank terkemuka, karena merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan micro banking terbesar serta paling menguntungkan di dunia. Di samping itu, BRI memiliki produk/jasa berkualitas tinggi, inovasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen, visi jangka panjang, dan kinerja keuangan di atas rata-rata.
Kepuasan: Kepuasan nasabah bukan merupakan hal yang baru bagi BRI sebagai perusahaan yang menyediakan jasa perbankan. Tantangan yang dihadapi BRI adalah memberikan kepuasan kepada semua nasabah di semua segmen usahanya. Untuk mencapai visi tersebut BRI dituntut untuk memiliki ukuran dan kriteria jelas dalam mengutamakan kepuasan nasabah.
LAPORAN KEUANGAN
BRI 2011
ANAK PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
4
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
Untuk mewujudkan visi tersebut, BRI menetapkan tiga misi yang harus dilaksanakan, yaitu: ”Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat”
”Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktik good corporate governance”
”Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)”
ANAK PERUSAHAAN
Misi memberikan keuntungan merupakan landasan setiap pengambilan keputusan dengan memperhitungkan implikasi cost & benefit terhadap semua stakeholders. Di sisi lain, BRI sebagai bagian dari komunitas masyarakat tidak hanya sekedar memberikan keuntungan finansial tetapi juga manfaat yang bersifat non finansial kepada seluruh stakeholders.
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
BRI berusaha terus untuk meningkatkan pangsa pasarnya di sektor mikro, kecil dan menengah, untuk itu BRI harus selalu dapat memberikan pelayanan prima sebagai wujud komitmen untuk memuaskan kebutuhan nasabah. Dengan jaringan yang tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia, diperlukan sumber daya manusia yang profesional dan dikelola oleh manajemen yang melaksanakan praktik good corporate governance sehingga keunggulan kompetitif tersebut dapat lebih dioptimalkan.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
BRI berkomitmen mempertahankan kinerja terbaiknya yang tercermin dari pencapaian hasil usaha dan keunggulan produk-produk yang ditawarkan dengan fokus untuk melayani usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan melayani UMKM pada akhirnya akan memberikan multiplier effect terhadap peningkatan ekonomi masyarakat mengingat UMKM merupakan tulang punggung dan komponen terbesar ekonomi Indonesia. BRI harus memiliki kemampuan untuk terus mengikuti dinamika sektor tersebut agar tetap dapat memimpin di segmen UMKM.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
MISI
BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
5
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan BRI sehingga menjadi budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai tersebut adalah integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan, dan penghargaan kepada SDM. BRI sebagai perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional bank maupun pasar modal. Hal tersebut telah mendorong BRI untuk selalu mengutamakan prudential banking dan kepentingan stakeholders. Komitmen ini juga diwujudkan dalam bentuk tata kelola perusahaan sebagai berikut: • Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja di seluruh unit kerja; • Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja; • Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan ke dalam rencana tindakan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan oleh setiap unit kerja; • Menerapkan kebijakan reward dan punishment yang tegas dan adil.
LAPORAN KEUANGAN
BRI 2011
ANAK PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
BUDAYA PERUSAHAAN
6
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
Ikhtisar Keuangan
2009
2008
2007
2006
Total Aktiva
404.286
316.947
246.077
203.735
154.725
Total Aktiva Produktif
379.696
299.063
228.781
169.091
139.038
Kredit - Gross
252.489
208.123
161.108
113.973
90.283
13.626
15.027
16.352
18.223
18.445
333.652
255.928
201.537
165.600
124.468
Obligasi Pemerintah Dana Pihak Ketiga
39.923
37.162
27.864
104.463
88.077
72.300
58.308
- Deposito
130.298
101.371
73.538
56.138
38.297
Kewajiban berbeban bunga lainnya
17.297
21.284
7.599
6.262
6.037
Modal/Ekuitas
36.673
27.257
22.357
19.438
16.879
- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah
44.615
35.334
28.097
23.241
21.071
- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah
43.109
33.528
26.166
21.220
18.731
- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah
32.889
23.049
19.561
16.697
13.789
- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah
31.382
21.244
17.721
14.676
11.450
5.545
3.270
2.535
1.822
1.509
(16.114)
(11.960)
(10.997)
(9.020)
(7.666)
CKPN*
(7.917)
(5.799)
(2.844)
(1.943)
(1.848)
Laba Sebelum Pajak
14.908
9.891
8.882
7.780
5.907
Laba Bersih Tahun Berjalan
11.472
7.308
5.958
4.838
4.258
Laba Bersih per Saham (Rp)
956,72
609,50
496,99
403,64
355,62
13,76%
13,20%
13,18%
15,84%
18,82%
N/A
21,17%
24,13%
26,14%
29,03%
Aset Produktif dan Non Produktif Bermasalah
2,19%
2,59%
N/A
N/A
N/A
Aktiva Produktif Bermasalah
2,24%
2,68%
2,18%
2,22%
3,06%
CKPN aset keuangan terhadap aset produktif
4,58%
4,29%
N/A
N/A
N/A
Kredit Bermasalah (NPL Gross)
2,78%
3,52%
2,80%
3,44%
4,81%
PPAP terhadap Aktiva Produktif
N/A
3,80%
3,75%
4,05%
4,80%
Pemenuhan PPAP
N/A
148,99%
150,20%
161,20%
155,97%
Laporan Laba/Rugi Pendapatan Bunga
Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan Operasional Lainnya Biaya Operasional Lainnya
Rasio Keuangan Permodalan Rasio Kecukupan Modal (CAR) Aktiva Tetap Terhadap Modal Aktiva Produktif
Profitabilitas 4,64%
3,73%
4,18%
4,61%
4,36%
ROE
43,83%
35,22%
34,50%
31,64%
33,75%
NIM
10,77%
9,14%
10,18%
10,86%
11,16%
BOPO
70,86%
77,64%
72,65%
69,80%
74,38%
75,17%
80,88%
79,93%
68,80%
72,53%
- Pihak Terkait
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
- Pihak Tidak Terkait
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
- Pihak Terkait
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
- Pihak Tidak Terkait
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Giro Wajib Minimum
8,05%
5,90%
5,57%
22,09%
12,34%
Posisi Devisa Netto
4,45%
5,22%
13,55%
7,90%
5,41%
Likuiditas LDR Kepatuhan Persentase Pelanggaran BMPK
ANAK PERUSAHAAN
ROA
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
50.094
125.990
TATA KELOLA PERUSAHAAN
77.364
- Tabungan
- Giro
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(Rp miliar) Neraca
PROFIL PERUSAHAAN
Tahun 2010
PRAKATA
Ikhtisar Keuangan
Persentase Pelampauan BMPK
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
BRI 2011
*CKPN sebelumnya adalah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
7
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011
IKHTISAR SAHAM HARGA SAHAM PER TRIWULAN Harga Lembar Saham
Tahun Kalender
Pembukaan
Tertinggi
4.725
8.700
Penutupan
Jumlah Saham (lembar)
Volume Transaksi (lembar)
Frekuensi (kali)
Volume (RpTriliun)
Kapitalisasi Pasar (RpTriliun)
3.550
7.650
12.329.852.500
4.268.656.500
86.613
26,95
93,42
(Rp)
2009
Nilai
Terendah
Triwulan I
4.725
5.100
3.550
4.200
12.325.400.000
858.774.000
26.820
3,69
51,28
Triwulan II
4.200
6.950
4.200
6.300
12.327.606.500
1.163.296.000
23.567
6,66
76,92
Triwulan III
6.300
7.900
6.250
7.500
12.327.916.500
1.029.909.500
19.668
7,23
71,58
Triwulan IV
7.650
8.700
6.800
7.650
12.329.852.500
1.216.677.000
16.558
7,23
93,42
2010
8.250
10.650
8.200
10.500
12.334.581.000
3.762.749.000
266.530
34,21
129,57
Triwulan I
8.250
8.350
8.200
8.250
12.329.852.500
1.062.146.500
64.824
8,12
101,76
Triwulan II
9.150
9.750
9.500
9.500
12.329.852.500
974.020.500
52.479
8,29
114,72
Triwulan III
10.000
10.050
9.850
10.000
12.329.852.500
847.616.500
62.115
8,19
123,35
Triwulan IV
10.600
10.650
10.400
10.500
12.334.581.000
878.965.500
87.112
9,61
129,57
PEMBAYARAN DIVIDEN
Tahun Dividen
Laba Bersih (RpMiliar)
Dividen (RpMiliar)
Dividen per Lembar Saham (Rp)
Rasio Pembayaran Dividen (%)
Tanggal Pembayaran
2003*
2.579
990
84,19
75,01
23 Juli 2004
2004
3.633
1.816
152,93
50,00
5 Juli 2005
2005
3.808
1.904
156,18
50,00
10 Juli 2006
2006
4.257
2.129
173,04
50,00
2 Juli 2007
2007
4.838
2.419
196,34
50,00
7 Juli 2008
2008
5.958
2.085
168,82
35,00
3 Juli 2009
2009
7.308
2.192
132,08
30,00
1 Juli 2010
*dari laba bersih semester II (1 Juli 2003 - 31 Desember 2003) sebesar Rp1,32 triliun, laba semester I dikapitalisasi menjadi modal Catatan: Pada tanggal 30 Desember 2010, BRI telah membayarkan dividen interim tahun buku 2010 sebesar Rp45,93 per lembar saham
Perkembangan Harga dan Volume Saham BRI (2009-2010) Harga (Rupiah)
Volume (Juta lembar per hari)
14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000
LAPORAN KEUANGAN
2.000
8
0 Jan-09
Apr-09
Jul-09
Okt-09
Jan-10
Volume
Apr-10
Jul-10
Okt-10
Harga*
* Sebelum Stock split yang dilakukan pada tanggal 11 Januari 2011
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
Des-10
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
IKHTISAR OBLIGASI
Fitch memberikan rating AA (Double A ; Stable Outlook) pada saat penawaran Obligasi Subordinasi ini, dan BRI berhasil menghimpun dana sebesar Rp2 triliun.
Pada tanggal 11 Januari 2010, BRI telah melaksanakan opsi beli atas Obligasi Subordinasi I dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp500 miliar.
No
Jenis
Tgl Emisi
Jangka Waktu
Nilai
Jatuh Tempo
Kupon
Rating
Listing
Rupiah Obligasi Subordinasi I*
9 Jan 2004
10 tahun
Rp500 miliar
9 Jan 2014 dengan opsi beli pada 9 Jan 2010
13,5% p.a. (thn ke-1 s/d thn ke-6); 23,5% p.a. (thn ke-7 s/d thn ke-10); dibayar triwulanan
Id AA+ (Pefindo)
Bursa Efek Surabaya
2
Obligasi Subordinasi II
22 Des 2009
5 tahun
Rp2.000 miliar
22 Des 2014
10,95% p.a. (thn ke-1 s/d thn ke-5); dibayar triwulanan
AA(idn)
Bursa Efek Indonesia
(Fitch)
POSISI TAHUN 2010 No
Jenis
Tgl Emisi
Jangka Waktu
Nilai
Jatuh Tempo
Kupon
Rating
Listing
Rupiah Obligasi Subordinasi I*
9 Jan 2004
10 tahun
Rp500 miliar
9 Jan 2014 dengan opsi beli pada 9 Jan 2010
13,5% p.a. (thn ke-1 s/d thn ke-6); 23,5% p.a. (thn ke-7 s/d thn ke-10); dibayar triwulanan
Id AA+ (Pefindo)
Bursa Efek Surabaya
2
Obligasi Subordinasi II
22 Des 2009
5 tahun
Rp2.000 miliar
22 Des 2014
10,95% p.a. (thn ke-1 s/d thn ke-5); dibayar triwulanan
AA(idn) (Fitch)
Bursa Efek Indonesia
*) telah dilakukan pelunasan pada 11 Januari 2010 (9 Januari 2010 jatuh pada hari Sabtu)
ANAK PERUSAHAAN
1
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
1
TATA KELOLA PERUSAHAAN
POSISI TAHUN 2009
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Penerimaan hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Rupiah II tersebut, setelah dikurangi biaya-biaya emisi terkait, seluruhnya akan digunakan perusahaan sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yang akan dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Dalam rangka ekspansi bisnis, BRI menerbitkan Obligasi Subordinasi dalam denominasi Rupiah dengan jangka waktu 5 tahun dan tingkat bunga 10.95% yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2009.
BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
9
10
LAPORAN KEUANGAN
BRI 2011
ANAK PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
PROFIL PERUSAHAAN
PRAKATA
Sambutan Komisaris Utama
Bunasor Sanim Komisaris Utama
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA
Wassalamualaikum Wr. Wb.
ANAK PERUSAHAAN
Bunasor Sanim Komisaris Utama
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Kerjasama seluruh jajaran Perseroan terutama antara Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang harmonis dan dukungan dari stakeholders yang sudah terjalin baik selama ini diharapkan dapat lebih ditingkatkan pada tahun 2011 sehingga pertumbuhan yang berkelanjutan tetap dapat terjaga dengan baik.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dewan Komisaris sebagai organ Perseroan akan terus meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya di bidang pengawasan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. Tugas pengawasan tersebut antara lain dimaksudkan supaya terdapat kesesuaian dan konsistensi pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan pada awal tahun, prinsip-prinsip good corporate governance dan manajemen risiko diimplementasikan pada seluruh unit organisasi dalam menjalankan kegiatannya dan operasional Perseroan dalam memberikan layanan dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya tersebut, Dewan Komisaris dibantu oleh komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai perangkat kerja yang penting dan strategis.
Dalam 3 (tiga) tahun terakhir Perseroan mengalami lompatan bisnis yang menimbulkan ketidakseimbangan antara pengembangan jaringan dengan pemenuhan infrastruktur (sumber daya manusia dan teknologi informasi), maka tahun 2011 ini agar dijadikan tahun konsolidasi untuk lebih meningkatkan kualitas selain kuantitas infrastruktur tersebut.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Perekonomian nasional tahun 2010 relatif kondusif bagi dunia usaha memberikan kontribusi positif bagi Perseroan sehingga kinerja tahun 2010 ditutup dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan kinerja tahun buku 2009 sebagaimana tercermin dalam besaran dan rasio keuangan pokok tahun 2010, seperti total aset sebesar Rp404,29 triliun atau naik 27,56%, kredit yang disalurkan sebesar Rp252,49 triliun atau naik 21,32%, pendapatan bunga bersih sebesar Rp32,89 triliun atau naik 42,69%, laba setelah pajak sebesar Rp11,47 triliun atau naik 56,98% dan non performing loan gross sebesar 2,78% atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2009 sebesar 3,52%. Dalam kaitan ini, Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran Perseroan dan stakeholders atas pencapaian kinerja yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Memasuki tahun 2011 yang nampaknya kenaikan harga minyak dan gejolak politik di beberapa negara penghasil minyak dapat berpengaruh terhadap perekonomian global termasuk Indonesia, maka Perseroan perlu mewaspadai kinerja perekonomian tersebut terutama dampaknya terhadap kinerja debitur atau nasabah Perseroan. Disamping itu, dengan tema tahunan Perseroan tahun 2011 yaitu menjadi “Bank Terbaik di Indonesia dengan Penerapan Manajemen Risiko yang Handal” maka diperlukan peningkatan dan perbaikan implementasi manajemen risiko yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, teknologi informasi yang handal dan sistem informasi manajemen yang memadai sehingga proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko dapat lebih efektif.
PROFIL PERUSAHAAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
11
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
12
Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Pendahuluan Pengawasan Dewan Komisaris selama tahun 2010 dilaksanakan sesuai dengan tugas, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris antara lain dimaksudkan supaya terdapat kesesuaian dan konsistensi pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan pada awal tahun, implementasi prinsip-prinsip good corporate governance dan manajemen risiko pada seluruh unit organisasi dalam menjalankan kegiatannya, dan operasional Perseroan dalam memberikan layanan dapat berjalan dengan baik. Disamping itu, pengawasan dimaksudkan pula untuk mengetahui secara berkala pencapaian kinerja selama tahun 2010 dan memastikan sistem pengendalian intern yang ada dapat mendukung pencapaian kinerja tersebut. Mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris antara lain melalui pembahasan kinerja dan permasalahan secara berkala dengan Direksi dan/atau pejabat Perseroan, melakukan kunjungan kerja ke kantor wilayah, kantor cabang dan unit-unit kerja lain untuk memperoleh dan mengetahui secara langsung kinerja dan aktifitas usaha, penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dan manajemen risiko, kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh unit-unit kerja di lingkungan Perseroan. Pengawasan pada prinsipnya dilakukan oleh Dewan Komisaris dengan didukung oleh anggota Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Kontribusi pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris pada akhirnya merupakan bagian dari keberhasilan pencapaian kinerja Perseroan tahun 2010.
Kinerja Perseroan Tahun 2010 Target-target kualitatif dan kuantitatif dalam RKAP tahun 2010 pada prinsipnya dapat dicapai dan mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Khusus target kualitatif yang perlu dikemukakan dalam laporan ini adalah tercapainya penerapan PSAK 50 dan 55 dalam Laporan Keuangan tahun buku 2010. Sedangkan target kuantitatif kecuali target ekspansi kredit pada pokoknya dapat tercapai sebagaimana data dan penjelasan sebagai berikut : 1.
aset sebesar 27,56% tersebut, antara lain merupakan kenaikan aset yang terjadi selama bulan Desember 2010. Hal tersebut mengakibatkan Loan to Deposit Ratio akhir tahun 2010 menjadi 75,17%. b.
Keuangan Kinerja keuangan Perseroan pada akhir tahun 2010 apabila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan, antara lain terlihat dari peningkatan dan perbaikan beberapa parameter yaitu : a. Total Aset mencapai Rp404,29 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp87,34 triliun atau 27,56% dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp316,95 triliun. Peningkatan ini terutama berasal dari aktiva produktif berupa kredit, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia (fasilitas BI/FASBI). Perlu diinformasikan bahwa kenaikan jumlah
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
Kredit yang disalurkan mencapai Rp252,49 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp44,37 triliun atau 21,32% dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp208,12 triliun. Jumlah kredit yang diberikan pada akhir tahun 2010 masih lebih rendah dibandingkan dengan target RKAP Tahun 2010, antara lain dikarenakan adanya pengetatan dan penyempurnaan proses pemberian kredit terutama pada segmen Ritel dan Menengah serta manajemen perkreditan pada kedua segmen tersebut difokuskan pada upaya restrukturisasi kredit bermasalah. Tidak tercapainya target ekspansi kredit pada tahun 2010 dan adanya kenaikan aset yang terjadi pada bulan Desember 2010 sebagaimana uraian di atas mengakibatkan Loan to Deposit Ratio tidak mencapai target RKAP Tahun 2010.
PRAKATA
Rentabilitas Indikator rentabilitas Perseroan tahun 2010 relatif baik sebagaimana tercermin dari beberapa rasio sebagai berikut : No
Indikator
(%)
1.
Return on Equity
43,83
2.
Return on Asset
4,64
3.
Net Interest Margin
10,77
4.
Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
70,86
5.
Rasio Fee Based Income Terhadap Total Pendapatan Operasional
5,61
5.
Kredit Bermasalah dan Extracomptable Restrukturisasi dan/atau penyelesaian kredit bermasalah termasuk kredit yang telah dihapusbuku pada pokoknya telah diupayakan secara maksimal sehingga realisasi NPL gross pada akhir tahun 2010 menjadi sebesar 2,78% dan NPL net sebesar 0,74%. Realisasi penghapusbukuan sebesar Rp4,96 triliun, lebih besar dibandingkan anggarannya sebesar Rp2,51 triliun. Di lain pihak, realisasi recovery atas kredit hapusbuku sebesar Rp1,14 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan anggarannya sebesar Rp1,45 triliun.
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
BRI 2011
Likuiditas Secara umum Perseroan mampu memperoleh likuiditas yang memadai sebagaimana terlihat dari jumlah Dana Pihak Ketiga yang terealisir sebesar Rp333,65 triliun atau mengalami kenaikan 30,37% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.
ANAK PERUSAHAAN
4.
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Permodalan Rasio kecukupan modal (CAR) Perseroan sebesar 13,76% (dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar) di atas CAR minimum yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%. Realisasi CAR tersebut merupakan hasil akhir dari pertumbuhan ATMR dan modal yang cukup seimbang. Dengan penyaluran kredit yang memiliki bobot risiko relatif rendah dan kebijakan pengetatan penyaluran kredit terutama untuk segmen Ritel
3.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
2.
Komersial dan Menengah, maka outstanding kredit pada akhir tahun 2010 dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya mengalami kenaikan 21,32%. Di lain pihak, dengan dividen pay out ratio atas laba tahun buku 2009 yang dibagi pada tahun 2010 sebesar 30% dapat memperbesar retained earning yang diperhitungkan sebagai komponen modal dalam perhitungan CAR.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Dana pihak ketiga mencapai Rp333,65 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp77,72 triliun atau 30,37% dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp255,93 triliun. Komposisi dana murah terhadap dana mahal posisi Desember 2010 adalah 60,95% : 39,05%. d. Non performing loan gross sebesar 2,78% atau mengalami perbaikan dibandingkan posisi Desember 2009 sebesar 3,52%. e. Pendapatan bunga bersih mencapai Rp32,89 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp9,84 triliun atau 42,69% dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp23,05 triliun. f. Laba bersih setelah pajak periode tahun buku 2010 sebesar Rp11,47 triliun, mengalami kenaikan 56.98% atau sebesar Rp4,16 triliun dibandingkan dengan laba setelah pajak periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan kinerja keuangan yang tercermin pada indikator utama tersebut diatas merupakan hasil kerja seluruh jajaran Perseroan yang melaksanakan seluruh program kerja dan kegiatan yang tertuang dalam RKAP tahun 2010. RKAP tersebut berisi besaran target-target kualitatif dan kuantitatif yang proses penyusunannya diawali dengan kajian mengenai kekuatan dan kelemahan internal serta memperhatikan peluang dan tantangan pengembangan bisnis. Peran Dewan Komisaris selaku organ Perseroan dalam kaitannya dengan RKAP adalah memberikan persetujuan dan pengesahan RKAP sebelum digunakan sebagai pedoman oleh seluruh jajaran Perseroan. Peran tersebut digunakan dengan sebaik-baiknya oleh Dewan Komisaris melalui pembahasan dan penyempurnaan guna diperoleh keyakinan bahwa RKAP tersebut realistis.
PROFIL PERUSAHAAN
c.
13
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
14
6.
7.
Perluasan Jaringan Kerja, Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Realisasi pembukaan unit kerja baru yaitu Kantor Cabang (Kanca) dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) belum mencapai target RKAP tahun 2010 antara lain dikarenakan ijin pembukaan kantor dari Bank Indonesia diperoleh Perseroan pada bulan Januari 2011 sehingga 10 Kanca dan 2 KCP dibuka pada bulan Januari dan Februari 2011. Disamping itu, 1 Kanca dan 3 KCP batal dibuka karena harga sewa kantor yang terlalu mahal.
Rekomendasi Hasil Pengawasan Sebagaimana disebutkan pada bagian awal laporan ini bahwa pengawasan Dewan Komisaris antara lain dimaksudkan supaya terdapat kesesuaian dan konsistensi pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan dengan RKAP dan untuk mengetahui secara berkala pencapaian kinerja selama tahun 2010. Untuk mencapai maksud tersebut, Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi kepada Direksi antara lain sebagai berikut : 1.
Belanja Modal Realisasi belanja modal non IT dan IT tidak mencapai target antara lain dikarenakan terdapat realisasi belanja modal yang belum dapat dibuku pada akhir tahun karena pekerjaan/proses pengadaan belum selesai dan pekerjaan/proses pengadaan sudah selesai tetapi belum ada tagihan dari rekanan. Disamping itu, dikarenakan pula adanya proyek/pengadaan yang sifatnya multi years, sementara perhitungan realisasi berdasarkan cash-out tahun berjalan. 2.
Pelaksanaan MSOP Tahap III Program Management Stock Option Plan (MSOP) Tahap III telah dilaksanakan sesuai dengan syaratsyarat dan ketentuan dalam Employee Stock Ownership Program (ESOP) yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 3 Oktober 2003. Program MSOP Tahap III dimulai pada tanggal 10 November 2005 dan telah berakhir pelaksanaannya pada tanggal 9 November 2010. Opsi yang dialokasikan dalam MSOP Tahap III tersebut berjumlah 117.647.050 lembar dan sampai dengan akhir periode pelaksanaan MSOP Tahap III, opsi yang telah dieksekusi berjumlah 108.830.000 lembar. Keseluruhan opsi yang dialokasikan dalam MSOP Tahap I s/d Tahap III berjumlah 588.235.250 lembar dan opsi yang telah dieksekusi berjumlah 569.876.000 lembar. Eksekusi opsi tersebut menyebabkan tambahan modal Perseroan sebesar Rp1.366.089.110.750,- , sehingga jumlah saham ditempatkan dan disetor Perseroan meningkat menjadi 12.334.581.000 lembar dengan nominal Rp500 per lembar atau nilai saham yang ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp6.167.290.500.000,-.
3.
4.
Rencana menambah modal Perseroan dengan menerbitkan sub-debt perlu dilakukan dengan didasarkan pada analisa yang cermat, transparan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dengan term & condition yang paling menguntungkan bagi Perseroan. Rekomendasi tersebut diberikan Dewan Komisaris mengingat rencana penerbitan sub-debt terdapat dalam RKAP tahun 2010, namun rencana tersebut tidak direalisasikan pada tahun 2010 dengan pertimbangan pendanaan dan kecukupan modal Perseroan relatif baik sehingga tidak mengganggu ekspansi kredit tahun 2010. Fee-based income perlu ditingkatkan dengan mengoptimalkan kemampuan dalam memberikan layanan dan pengembangan produk transaksi devisa, dan menjadikan produk tabungan sebagai transactional account dengan memanfaatkan jaringan kantor yang besar dan telah real-time online. Porsi atau komposisi dana murah berupa giro dan tabungan terhadap total dana pihak ketiga perlu ditingkatkan guna memperkecil cost of fund sehingga porsi dana murah minimal sebesar 60,00% terhadap total dana pihak ketiga. Penghapusbukuan pinjaman perlu dipertimbangkan untuk dapat dilakukan pada saat kredit tersebut telah memenuhi kriteria untuk dihapusbukukan antara lain terhadap debitur yang telah direstrukturisasi lebih dari satu kali tetapi tidak menunjukkan perbaikan. Disamping itu, perlu dilakukan upaya maksimal dan penerapan strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan penerimaan kredit yang telah dihapusbukukan.
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA
8.
Pengendalian Intern a. Kualitas sistem pengendalian intern, baik melalui fungsi pengawasan melekat (built-in control) pada setiap jajaran manajemen lini maupun pengawasan fungsional yang dilakukan oleh internal auditor perlu ditingkatkan, antara lain dengan meningkatkan kompetensi auditor sebagai strategic business partner serta
d.
10. Manajemen Risiko a. Penerapan manajemen risiko selain difokuskan kepada pengembangan metodologi pengukuran risiko, sebaiknya juga difokuskan kepada pengembangan budaya sadar risiko (risk awareness culture), sehingga kebijakan manajemen risiko yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan dalam kegiatan usaha dan operasional harian pada setiap level. b. Melakukan kaji ulang dan pengkinian (updating) terhadap parameter dan data/ informasi yang digunakan dalam menilai peringkat risiko sehingga Laporan Profil Risiko dapat lebih menggambarkan profil risiko BRI yang sesungguhnya. c. Meningkatkan dan memperbaiki penerapan manajemen risiko yang didukung oleh Teknologi Informasi (TI) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang memadai sehingga proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dapat lebih efektif pada seluruh produk, fungsi, dan unit kerja.
Dewan Komisaris PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
ANAK PERUSAHAAN
Demikian laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris atas pelaksanaan usaha tahun 2010.
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
9.
c.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
7.
b.
menyempurnakan program dan sistem aplikasi audit. Mempercepat pelaksanaan pengisian formasi resident auditor di Kanca-kanca BRI sehingga dapat mendukung fungsi early warning system dan strategic business partner. Konsistensi pelaksanaan kebijakan whistle blower sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan mengetahui secara dini terjadinya gejala penyimpangan/fraud. Melaksanakan seluruh komitmen terhadap rencana tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan audit intern dan audit ekstern
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
6.
Pemenuhan infrastruktur pengembangan jaringan kantor khususnya sumber daya manusia dan teknologi informasi (SDM dan TI) perlu dilakukan bersamaan secara terintegrasi dan terkontrol disertai peningkatan koordinasi antar direktorat sehingga terjadi sinkronisasi dalam pemenuhan infrastruktur tersebut. Pelaksanaan belanja modal perlu disesuaikan dengan prioritas kebutuhan investasi baik kuantitas maupun kualitas yang mendukung peningkatan layanan dan kompetensi bank dalam persaingan industri terutama pengembangan teknologi informasi. Terhadap biaya yang sifatnya terkontrol/controllable perlu dilakukan efisiensi secara maksimal sehingga tingkat efisiensi dapat lebih baik. Kepedulian setiap pimpinan unit organisasi, baik di Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang terhadap kinerja pegawai perlu ditingkatkan. Kepedulian tersebut antara lain dengan meningkatkan disiplin pegawai dan mengimplementasikan prinsip-prinsip budaya kerja Perseroan. Persiapan dan kajian penerapan PSAK 50 dan 55 perlu dilakukan untuk dapat mengetahui secara akurat langkah-langkah dan kebijakan yang perlu diambil Direksi dalam menyelesaikan laporan keuangan tahun buku 2010 yang harus sepenuhnya mengikuti PSAK tersebut.
PROFIL PERUSAHAAN
5.
BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
15
PRAKATA LAPORAN KEUANGAN
BRI 2011
ANAK PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
PROFIL PERUSAHAAN
Dewan Komisaris BRI
16
Dari kiri ke kanan:
Agus Suprijanto, Soedarjono, Heru Lelono, Bunasor Sanim, Baridjussalam Hadi, Aviliani, Adhyaksa Dault
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA
PROFIL PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
ANAK PERUSAHAAN
BRI 2011
LAPORAN KEUANGAN
17
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
18
LAPORAN KEUANGAN
BRI 2011
ANAK PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
PROFIL PERUSAHAAN
PRAKATA
Laporan Direktur Utama
Sofyan Basir Direktur Utama
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA
Kondisi Perekonomian Indonesia
Kondisi Perekonomian Dunia
Jepang China
Euro
6,1%
1,7%
10%
4,4%
2,8% USA
Indonesia
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
LAPORAN KEUANGAN
Dengan semakin membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia ini, kami yakin BRI akan terus mampu menunjukkan kinerja maksimal di tahun 2011.
BRI 2011
Dunia
Dukungan makro ekonomi yang kuat dan kebijakan ekonomi yang baik mendorong semakin menariknya iklim investasi di Indonesia. Arus modal asing semakin deras masuk ke Indonesia baik dalam bentuk investasi langsung maupun investasi dalam bentuk portofolio. Cadangan devisa Indonesia terus meningkat hingga mencapai USD 96,21 miliar pada akhir tahun 2010, sementara Rupiah mampu terjaga di kisaran 8,800 per USD. Selain itu selama tahun 2010 Indeks Harga Saham Gabungan meningkat 46,13% mencapai 3.703,51 yang merupakan kenaikan tertinggi dibanding indeks bursa negaranegara lain.
ANAK PERUSAHAAN
3,9%
Pertumbuhan Ekonomi 2010
Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut diikuti dengan meningkatnya tekanan inflasi yang mencapai 6,96% di Desember 2010, meningkat dari 2,78% di Desember 2009. Kenaikan inflasi tersebut lebih disebabkan oleh sisi penawaran antara lain karena permasalahan distribusi dan adanya perubahan cuaca yang ekstrim yang menurunkan produksi pertanian dan bukan karena melonjaknya sisi permintaan. Dengan demikian, kenaikan inflasi tersebut tidak menimbulkan overheating dalam perekonomian Indonesia.
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Namun demikian krisis politik di Timur Tengah yang menyebabkan kenaikan harga minyak mencapai lebih dari USD 115 per barrel pada triwulan I tahun 2011 serta melambatnya ekonomi Jepang pada awal tahun 2011 akibat gempa dan tsunami menjadi beberapa hal yang menjadi perhatian terhadap kelanjutan pemulihan ekonomi dunia di Tahun 2011 ini.
Faktor positif yang membuat perekonomian Indonesia tahan terhadap terpaan krisis global adalah komposisi PDB yang didominasi oleh konsumsi domestik dimana kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga 56,7% dan kontribusi pengeluaran Pemerintah 9,1% sedangkan pengeluaran investasi, ekspor dan impor yang terkait dengan perekonomian global masing-masing menyumbang 32,2%, 24,6% dan 23,0%.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tahun 2010 merupakan tahun pemulihan ekonomi dunia, setelah terjadi krisis global yang mengakibatkan ekonomi dunia di tahun 2009 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -2,2%, ekonomi dunia dapat pulih dan tumbuh 3,9% di tahun 2010 dan diproyeksikan akan berlanjut di tahun 2011. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat juga mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 2,8%, Jepang tumbuh 4,4%, China tumbuh 10,0% sedangkan negara-negara zona Euro dapat tumbuh 1,7% ditengah krisis hutang yang melanda kawasan tersebut.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dunia, perekonomian Indonesia tumbuh lebih tinggi di tahun 2010 mencapai 6,1% meningkat dibanding pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 yang tercatat sebesar 4,5%, dan diproyeksikan akan mencapai 6,2% hingga 6,4% di akhir tahun 2011. Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) tersebut didukung oleh ekspor yang tumbuh sebesar 14,9% seiring dengan meningkatnya permintaan dunia, investasi tumbuh 8,5% dan konsumsi rumah tangga meningkat 4,6%.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Segala puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan, karena berkat rahmat-Nya BRI dapat melalui tahun 2010 dengan hasil yang menggembirakan. Pada kesempatan kali ini, atas nama Direksi BRI kami akan menyampaikan laporan pencapaian utama kinerja perusahaan selama tahun 2010 kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
PROFIL PERUSAHAAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
19
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
20
Kondisi Ekonomi Makro Inflasi
Pertumbuhan PDB
11,06% 6,96%
6,60% 6,59%
6,89% 6,06%
5,85%
5,39% 5,27%
2,78%
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
Cadangan Devisa
Indeks Kepercayaan Konsumen
USD miliar
96,21 99,1
51,64
42,59 56,92
108,7
99,1
66,10
109,3
90,6
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
Nilai Tukar (Rp/USD)
Harga Minyak
9.428
USD/Barel
9.378
98
9.068 9.168
9.040
8.953
116
89 82
8.890
82 8.708
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
73
74
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
Industri Perbankan Indonesia Dengan membaiknya ekonomi Indonesia, kinerja industri perbankan Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang positif. Selama tahun 2010, total aset industri perbankan Indonesia meningkat Rp474,75 triliun atau 18,73% menjadi Rp3.008,85 triliun pada akhir tahun 2010. Demikian juga dengan posisi simpanan dan pinjaman, dibandingkan akhir tahun 2009, terdapat peningkatan masingmasing sebesar 18,54% dan 22,80% sehingga pada 31 Desember 2010, total dana masyarakat yang dihimpun oleh industri perbankan mencapai Rp2.338,82 triliun dan total kredit yang disalurkan kepada masyarakat mencapai Rp1.765,85 triliun. Sehingga loan to deposit ratio (LDR) perbankan Indonesia pada akhir tahun 2010 adalah 75,21%, meningkat dibandingkan tahun 2009 yang tercatat sebesar 72,88%.
Apabila dilihat dari kualitas pinjaman, tampak bahwa pada tahun 2010 terdapat perbaikan kualitas pinjaman yang tercermin dari rasio non performing loan (NPL), dari 3,31% pada tahun 2009 membaik menjadi 2,56%. Tingkat efisiensi perbankan juga tercatat sedikit membaik, hal ini dilihat dari rasio Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional pada tahun 2009 adalah 86,63% dan di tahun 2010 adalah 86,14%. Pada tahun 2010, tingkat kekuatan permodalan perbankan Indonesia juga masih terjaga, hal ini dapat dilihat dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang tetap berada pada kisaran diatas 17%, yaitu 17.18% pada 31 Desember 2010.
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Bank Indonesia menerapkan beberapa peraturan perbankan baru ditahun 2010 untuk memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan, mendorong peran intermediasi perbankan serta meningkatkan ketahanan perbankan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gejolak perekonomian. Beberapa peraturan baru tersebut seperti peningkatan giro wajib minimum (GWM), kebijakan LDR yang dikaitkan dengan GWM, penerapan risiko operasional yang dimasukan dalam perhitungan CAR dan penerapan standar akuntansi baru (PSAK 50 dan 55). Kebijakan-kebijakan tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja industri perbankan di masa yang akan datang.
Data Perbankan Nasional Dana Pihak Ketiga
Pinjaman
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
1.776 75,21%
ANAK PERUSAHAAN
17,18%
17,42%
16,76%
19,30%
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
LAPORAN KEUANGAN
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
21,27%
86,14%
86,63%
CAR
BRI 2011
88,59%
72,88%
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
BOPO
84,05%
66,32%
61,56%
3.009
2.534
2.311
1.987
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
74,58%
LDR
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Aset
1.694
1.438
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
Dalam Rp Triliun
86,98%
1.308
1.002
792
2.339
1.973
1.753
1.511
Dalam Rp Triliun
TATA KELOLA PERUSAHAAN
1.287
Dalam Rp Triliun
21
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
22
Kinerja BRI Penerapan strategi bisnis yang tepat disertai dengan komitmen dan kerja keras dari jajaran manajemen serta dukungan seluruh pekerja mengantarkan BRI untuk membukukan laba bersih usaha tahun 2010 sebesar Rp11,47 triliun, tumbuh 56,98% dari pencapaian laba bersih tahun 2009. Pertumbuhan laba ini diperoleh dari peningkatan pendapatan bunga kredit, penurunan biaya bunga karena adanya peningkatan komposisi dana murah, peningkatan fee-based income yang secara keseluruhan menunjukkan keberhasilan BRI dalam melakukan diversifikasi pendapatan serta efisiensi biaya operasional, serta adanya perubahan pengakuan pendapatan bunga untuk kredit dengan suku bunga flat menjadi efektif dengan penerapan PSAK 50/55. Sebagai bank komersial yang fokus pada optimalisasi fungsi intermediary, menjadikan komposisi aset produktif BRI didominasi oleh pinjaman, yang komposisinya mencapai lebih dari 65% dari total aset produktif. Dengan komposisi tersebut, pendapatan bunga pinjaman mendominasi pendapatan operasional. Di sisi lain, dengan semakin meningkatnya kualitas, kapasitas dan kapabilitas teknologi informasi yang dimiliki BRI disertai inovasi produk dan jasa perbankan yang terus dilakukan, komposisi fee-based income terhadap total pendapatan operasional semakin meningkat. Saat ini, fee-based income BRI masih didominasi oleh pendapatan administrasi tabungan dan administrasi pinjaman, namun BRI telah menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan fee-based income. Strategi yang telah dilakukan antara lain pengembangan electronic channel melalui penambahan jaringan ATM di berbagai daerah, penambahan fitur layanan transaksi perbankan di ATM BRI yang sampai saat ini telah mencapai lebih dari 80 fitur, pengembangan kerjasama dengan institusi pemerintah maupun swasta dengan melakukan cross selling ataupun peningkatan feebased income yang berasal dari transaksi remittance dan jasa perbankan lainnya. Pertumbuhan pinjaman BRI di tahun 2010 berada sedikit dibawah target awal yang ditetapkan. Dalam rangka penguatan neraca, pada tahun 2010 BRI mengutamakan untuk melakukan perbaikan kualitas pinjaman khususnya pada segmen ritel, komersial
dan menengah. Pilihan untuk mengutamakan penguatan neraca BRI diambil karena adanya kepentingan jangka panjang untuk menciptakan landasan yang kokoh bagi BRI dalam menghadapi peluang dan tantangan bisnis serta berbagai siklus kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sehingga pertumbuhan bisnis jangka panjang dan berkelanjutan BRI tetap terjamin. Dengan mengutamakan konsolidasi atas aset BRI pada saat kondisi ekonomi makro membaik, tidak akan mengorbankan kinerja perusahaan dalam jangka pendek. Hal ini terbukti, walaupun memprioritaskan perbaikan kualitas aset, yang membawa hasil berupa penurunan NPL dari 3,52% pada tahun 2009 menjadi 2,78% pada tahun 2010, BRI tetap ekspansif dalam menyalurkan pinjamannya. Pada akhir tahun 2010, total pinjaman BRI adalah sebesar Rp252,49 triliun atau meningkat 21,32% dari tahun 2009. Fakta yang menggembirakan adalah BRI tumbuh pesat pada segmen usaha yang menjadi kompetensi intinya, yaitu segmen usaha mikro dimana pada tahun 2010, kredit mikro mencapai Rp75,37 triliun, meningkat 39,38% dari tahun 2009 dengan NPL terjaga pada level 1,21%. Hal ini membuktikan bahwa strategi BRI untuk semakin memperkokoh posisinya di segmen usaha mikro salah satunya dengan pengembangan Teras BRI dan inovasi pada produk perbankan mikro menunjukkan hasil yang memuaskan. Segmen kredit konsumer menjadi segmen usaha penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan kredit BRI di tahun 2010 selain segmen usaha Mikro. Kredit konsumer BRI, yang didominasi oleh kredit kepada nasabah berpenghasilan tetap, tumbuh sebesar 20,20% atau mencapai Rp41,09 triliun pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan strategi BRI untuk masuk ke segmen perkotaan, melakukan cross selling dan meningkatkan customer relationship dengan institusi-institusi Pemerintah maupun swasta telah berjalan dengan baik. Kredit konsumer lainnya seperti KPR dan KKB meningkat sangat pesat, masing-masing tumbuh 48,56% dan 115,20% atau mencapai Rp6,78 triliun dan Rp1,47 triliun pada tahun 2010. Peningkatan pinjaman konsumer ini juga tidak terlepas dari strategi BRI untuk membuka 40 Sentra Kredit Konsumer di kota-kota besar di Indonesia
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
ANAK PERUSAHAAN
Sedangkan untuk produk tabungan Simpedes dengan target pasar masyarakat di daerah pedesaan, BRI menyelenggarakan Pesta Rakyat Simpedes setiap tahun. Acara ini menjadi suatu pesta masyarakat setempat karena kegiatan ini melibatkan seluruh komunitas di daerah tersebut dan semakin memperkokoh keberadaan BRI dalam menunjang pertumbuhan perekonomian daerah.
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Sebagai salah satu bentuk strategi komunikasi pemasaran untuk dua produk tabungan unggulan BRI, yaitu BritAma dan Simpedes, dengan menciptakan suatu program undian yang berbeda dan disesuaikan dengan target market dari kedua produk ini. Strategi komunikasi pemasaran ini direncanakan dan setiap saat dievaluasi untuk menentukan keberhasilan pelaksanaannya. Sejak tahun 2007, BRI telah melakukan undian Untung Beliung BritAma (UBB). Dengan mempertimbangkan efektifitas peningkatan awareness masyarakat terhadap tabungan ini dan pencapaian target penambahan jumlah dan nilai tabungan, maka pada tahun 2010 BRI kembali mengadakan UBB IV, dengan tema ”Yang Tak Tertandingi Nilai dan Kemewahan Hadiahnya” yang memberikan hadiah berupa puluhan mobil mewah dan paket uang tunai.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Manajemen BRI menyadari bahwa dengan semakin pesatnya pertumbuhan bisnis, khususnya dalam hal penyaluran kredit, maka risiko yang dihadapi juga meningkat. Untuk memitigasi risiko kredit, maka dilakukan beberapa perbaikan dalam proses penyaluran kredit, seperti pemberian kredit dilakukan lebih selektif, proses persetujuan kredit di Kantor Wilayah melibatkan Komite Kredit, serta perpanjangan tenggang waktu bagi nasabah yang mengajukan suplesi (penambahan) kredit, hal ini untuk lebih meyakini kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Perbaikan prosedur pengawasan selama masa kredit juga terus dilakukan, misalnya Account Officer diminta untuk menambah frekuensi pembinaan usaha nasabah, sehingga potensi memburuknya kualitas kredit dapat diketahui lebih dini dan jika diperlukan proses restrukturisasi kredit dapat segera dilakukan tanpa menunggu kredit menjadi bermasalah.
Peningkatan dana pihak ketiga merupakan hasil pelaksanaan strategi pemasaran yang terintegrasi, baik berupa strategi penambahan jaringan unit kerja maupun electronic channel, peningkatan kualitas layanan, memperkuat customer relationship, memperluas cross selling, pengembangan new business dan new customer maupun komunikasi pemasaran yang disesuaikan dengan pasar sasarannya.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pengembangan portofolio kredit Korporasi BRI juga dilakukan dengan lebih selektif, yaitu dengan mempertimbangkan trickle-down effect ke segmen UMKM dan potensi cross selling, seperti potensi bisnis dengan supplier maupun distributor, penerapan cash management system dan potensi transaksi trade finance yang akan memberikan fee-based income bagi BRI. Selain itu, dengan mempertimbangkan optimalisasi penggunaan capital BRI maka penyaluran kredit Korporasi selama tahun 2010 diprioritaskan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selama tahun 2010, outstanding kredit Korporasi BRI tumbuh 14,54% atau meningkat dari Rp38,29 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp43,86 triliun pada tahun 2010, dengan komposisi penyaluran kredit kepada BUMN yang juga meningkat menjadi 50% dari total kredit korporasi dibandingkan tahun lalu yang tercatat hanya 40% dari total kredit korporasi.
Dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga, selama tahun 2010, BRI mampu menunjukkan kinerja yang baik dalam mencapai target yang telah ditetapkan, terutama dalam pencapaian low cost fund, yaitu tabungan dan giro. Jumlah dana pihak ketiga BRI pada akhir tahun 2010 adalah sebesar Rp333,65 triliun meningkat 30,37% dari tahun sebelumnya, dengan komposisi dana adalah Giro Rp77,36 triliun, Tabungan Rp125,99 triliun, dan Deposito Rp130,30 triliun, yang masing-masing meningkat 54,44%. 20,61% dan 28,54% dari tahun 2009.
PROFIL PERUSAHAAN
Penyaluran pinjaman di segmen usaha Ritel Komersial dan Menengah cukup tinggi pada tahuntahun sebelumnya, namun menunjukkan pelemahan kualitas pinjaman di tahun 2010. Hal ini mengharuskan BRI untuk melakukan konsolidasi dalam penyaluran kredit dan fokus untuk memperbaiki kualitas kredit di dua segmen tersebut. Pada akhir tahun 2010, NPL kredit Ritel Komersial dan kredit Menengah masing-masing sebesar 5,11% dan 6,87%, dengan oustanding sebesar Rp62,40 triliun dan Rp13,90 triliun atau tumbuh masing-masing 7,20% dan -6,38% dibanding tahun sebelumnya.
23
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
24
Pencapaian BRI untuk tahun 2010 tidak hanya berupa kinerja keuangan yang memuaskan, tetapi juga perbaikan dan pengembangan di berbagai bidang, baik bidang bisnis maupun penunjang bisnis yang semuanya ditujukan untuk menjamin kesinambungan pertumbuhan bisnis BRI di masa yang akan datang. Dengan tujuan untuk memperkuat daya saing menghadapi perkembangan bisnis di masa depan, BRI telah menerapkan strategi ekspansi jaringan layanan ritel maupun mikro. Pengembangan jaringan ritel di daerah urban bertujuan untuk memperkokoh posisi BRI di perkotaan yang mempunyai potensi low-cost fund yang besar. Untuk pengembangan jaringan layanan mikro, BRI melakukan inovasi dengan membuka Teras BRI yang ditujukan untuk memudahkan aksesibilitas dan memberikan pelayanan yang lebih cepat kepada nasabah mikro BRI. Teras BRI dibuka di pusat kegiatan bisnis nasabah seperti pasar tradisional sehingga memudahkan nasabah BRI untuk menabung, mengajukan pinjaman, serta melakukan transaksi perbankan lainnya, tanpa harus meninggalkan aktivitas bisnisnya. Strategi ini mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2009, dan sampai dengan akhir tahun 2010 telah dibuka 617 Teras BRI di seluruh Indonesia, sehingga menambah jaringan kerja BRI di segmen usaha bisnis mikro menjadi lebih dari 5.200 unit kerja. Dengan strategi ini, diharapkan BRI tetap mendominasi jaringan layanan perbankan di seluruh pelosok Indonesia dan keberadaan BRI akan semakin kokoh baik di pedesaan maupun di perkotaan. Mengingat potensi bisnis yang masih besar, strategi ekspansi jaringan layanan terus dilaksanakan BRI dari tahun ke tahun dan secara langsung menyebabkan peningkatan penggunaan sumber daya BRI yang disertai dengan tuntutan kualitas layanan yang tetap terjaga. Maka tahun 2010, dijadikan momentum oleh BRI untuk membangun sumber daya manusia yang profesional dan peningkatan kualitas layanan. Sumber daya manusia yang profesional merupakan salah satu aset utama BRI yang membutuhkan investasi waktu maupun materi berupa pembelajaran dan pelatihan sehingga SDM tersebut dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi pengembangan bisnis BRI. Manajemen sumber daya manusia di BRI merupakan suatu rangkaian kegiatan operasional yang terintegrasi dalam kerangka Arsitektur SDM, mulai dari aktivitas
planning, acquiring, developing, retaining and maintaining, performance management, sampai dengan terminating. Selama tahun 2010, BRI telah melakukan perekrutan pekerja sebanyak 1.000 calon pekerja melalui Program Pengembangan Staf, 1.673 calon pekerja untuk tenaga pemasar, 9.298 pekerja outsourcing dan 23 calon pekerja melalui special hiring, sehingga pada akhir tahun 2010, total jumlah pekerja BRI adalah 75.712 orang, terdiri dari 37.644 pekerja tetap, kontrak dan trainee serta 38.068 pekerja outsourcing. Peningkatan kualitas SDM BRI dilakukan dengan mengembangkan suatu program pendidikan dan pelatihan yang link and match dengan perkembangan bisnis BRI, dengan mempertimbangkan efisiensi, efektifitas dan relevansi program pendidikan dan pelatihan tersebut. Dengan semakin kompleksnya industri perbankan di Indonesia, BRI dituntut untuk selalu melakukan knowledge update bagi lebih dari 75.000 pekerja BRI yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Di dukung dengan meningkatnya kapabilitas teknologi dan sistem informasi, BRI mulai melakukan pengembangan suatu knowledge center yang berbasis teknologi, sehingga pembelajaran kepada puluhan ribu pekerja BRI di seluruh Indonesia dapat dilakukan melalui program distant learning dan e-learning. Program ini akan meningkatkan efisiensi operasional BRI secara signifikan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengurangi kesenjangan informasi antar unit kerja serta mempermudah penyebaran informasi baik dari sisi waktu maupun biaya. Di tengah meningkatnya persaingan di industri perbankan, pemberian layanan perbankan yang berkualitas merupakan suatu keharusan. Peningkatan volume bisnis yang cepat apabila tidak diimbangi dengan strategi layanan yang tepat dapat menjadi suatu langkah mundur bagi suatu bank. Menyadari kebutuhan nasabahnya akan semakin berkembang, maka dimulai dari tahun 2007, perbaikan kualitas layanan BRI secara konsisten terus dilakukan di seluruh unit kerja BRI, baik di Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, BRI Unit maupun Teras BRI. Perbaikan kualitas layanan tidak hanya berupa standarisasi layanan, perbaikan tampilan lay out unit kerja BRI, tampilan frontliners dan merchandise produk, sehingga dapat meningkatkan loyalitas nasabah terhadap produk dan jasa BRI.
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA
Dalam jangka pendek, BRI terus melakukan pengembangan sistem aplikasi pengelolaan dokumen/peraturan dan compliance toolkit (compliance dashboard) yang merupakan integrasi beberapa sistem aplikasi, sehingga peningkatan kepatuhan atas penerapan GCG di BRI dan peningkatan efisiensi dapat tercapai. Ulasan yang lebih lengkap mengenai penerapan tata kelola perusahaan disajikan dalam pembahasan Tata Kelola Perusahaan pada Laporan Tahunan ini.
Pertumbuhan Non Organik
BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
ANAK PERUSAHAAN
Bisnis BRI terus tumbuh dan berkembang serta memberikan manfaat yang optimal bagi para pemangku kepentingannya. Namun dengan meningkatnya persaingan dan semakin kompleksnya industri perbankan, pertumbuhan bisnis secara non-organik menjadi suatu alternatif dalam pengembangan bisnis. Setelah melalui kajian dan analisis yang komprehensif akan potensi sinergi yang ada, pada tanggal 3 Maret 2011, BRI melakukan penandatanganan Akta Akuisisi Saham PT Bank Agroniaga Tbk. (Bank Agro) dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun), sehingga sejak tanggal tersebut, BRI secara efektif telah menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank Agro. Selanjutnya,
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Strategi lain yang diterapkan untuk meningkatkan kontrol dan mengurangi risiko operasional adalah penempatan resident auditor di setiap Kantor Cabang, dengan ini diharapkan tindakan preventif atas suatu permasalahan dapat segera dilakukan, sehingga mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul. Hal ini dibahas lebih lanjut di bagian Manajemen Risiko pada Laporan Tahunan ini.
Untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG, dilakukan self assessment atas pelaksanaan GCG di masing-masing unit kerja secara periodik. Disamping itu, sosialisasi dan koordinasi internal dilaksanakan untuk meningkatkan awareness akan penerapan GCG. Setiap pekerja BRI diwajibkan menandatangani Pernyataan Kepatuhan terhadap Kode Etik sebagai tanggung jawab dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Salah satu misi BRI adalah melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Misi tersebut mendorong BRI menjadi bank yang mempunyai skala bisnis yang besar dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Layanan perbankan untuk UMKM masih memerlukan keberadaan fisik, oleh karena itu BRI terus menambah jaringan kerja konvensional dan bersama nasabah UMKM membangun ekonomi daerah. Dengan bisnis model yang dimiliki tersebut, BRI memanfaatkan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya termasuk infrastruktur secara ekstensif dengan konsekuensi biaya dan risiko operasional yang tinggi. Salah satu strategi yang diterapkan untuk mengatasi biaya dan risiko operasional yang tinggi adalah dengan melakukan investasi secara konsisten untuk meningkatkan kualitas, kapasitas dan kapabilitas teknologi. Peningkatan kapabilitas teknologi tersebut memungkinkan BRI menghubungkan semua jaringan kerjanya secara real-time online. Dengan terhubung secara real-time online, kegiatan perbankan dilaksanakan secara lebih efisien. Hal ini terlihat dari Cost Efficiency Ratio BRI yang menunjukkan tren yang membaik, turun dari 46,78% di tahun 2009 menjadi 42,23% di tahun 2010. Selain itu kemudahan pengawasan melalui jaringan teknologi yang ada akan meningkatkan kualitas pengawasan internal BRI di seluruh daerah di Indonesia, sehingga mengurangi risiko operasional.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance
Proses penyusunan kebijakan dan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BRI berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk memastikan efektivitas atas penerapan GCG pada setiap unit kerja di BRI, pemantauan dilakukan baik secara off site maupun on site. Hasil pemantauan tersebut akan menjadi bahan evaluasi kebijakan GCG yang diterapkan di BRI. Pada bulan Maret 2010, BRI telah melakukan revisi terhadap Kebijakan GCG BRI, antara lain pada Kode Etik dan Board Manual, dengan tujuan agar kebijakan GCG BRI tersebut menjadi lebih comprehensive dan transparan serta terdapat panduan yang lebih jelas mengenai pelaksanaan tugas Direksi dan Dewan Komisaris BRI.
PROFIL PERUSAHAAN
BRI mendapatkan penghargaan ”The Rising Star in Service Excellent” dari MRI (Marketing Research Indonesia) dengan peringkat kualitas layanan perbankan meningkat dari posisi 11 menjadi posisi 6 pada tahun 2010. Hal tersebut merupakan pengakuan atas keberhasilan BRI meningkatkan kualitas layanan secara konsisten.
25
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN
sesuai dengan peraturan Bapepam-LK, BRI akan melaksanakan proses Penawaran Tender saham Bank Agro yang dimiliki oleh pemegang saham publik. Pengambilalihan Bank Agro diharapkan menciptakan sinergi antara BRI dan Bank Agro dalam pengembangan kredit kecil dan menengah khususnya di sektor pertanian. Dengan dukungan BRI berupa jaringan kerja, sumber daya manusia, pengalaman dan model bisnis serta adanya potensi pengembangan eksposur dan cross-selling bisnis BRI terkait Bank Agro, proses akuisisi ini akan dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap pertumbuhan bisnis dan profitabilitas bagi BRI secara konsolidasi.
Rencana Bisnis tahun 2011 Pada tahun 2011, komitmen dan kerja keras manajemen dan seluruh pekerja BRI diarahkan untuk mencapai sasaran menjadi The Best Bank in Indonesia. Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan program kerja sebagai berikut:
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
1.
Pengembangan Bidang Kredit Ekspansi pinjaman BRI tetap difokuskan pada pembiayaan UMKM dengan tanpa meninggalkan kredit skala besar, khususnya pada sektor-sektor usaha yang menjadi andalan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan/atau memiliki keterkaitan dengan UMKM. Kegiatan yang akan dilakukan selama tahun 2011 antara lain adalah business gathering dan pemanfaatan database nasabah, peningkatan kuantitas dan kualitas Account Officer, peningkatan Service Level Agreement (SLA) perkreditan, dan strategi pricing yang kompetitif.
Pengembangan Bidang Dana Penghimpunan dana pihak ketiga BRI tetap diarahkan pada penghimpunan dana yang sustainable dan terutama untuk menjaga komposisi dana murah (giro dan tabungan) minimal sebesar 60% dari total dana masyarakat yang dihimpun. Kegiatan yang akan dilakukan selama tahun 2011 antara lain adalah pengembangan dan penyempurnaan sistem teknologi informasi, inovasi produk simpanan dengan fitur-fitur yang menarik, kegiatan promosi yang intensif, kualitas layanan yang prima, penghimpunan dana korporasi dan pengelolaan TSA (Treasury Single Account) yang difokuskan pada wilayah kerja dengan potensi dana yang tinggi.
3.
Pengembangan fee-based income, yang akan dilakukan adalah melalui optimalisasi jasa-jasa perbankan BRI.
Pengembangan bidang penunjang dilaksanakan melalui peningkatan kualitas, kuantitas dan kapabilitas sumber daya manusia, teknologi sistem informasi, jaringan kantor serta sebaran electronic channel. Dari sisi permodalan untuk menjaga tingkat kecukupan modal dan dengan memperhitungkan risiko operasional serta mengantisipasi ekspansi bisnis BRI, maka BRI telah menyiapkan rencana strategis berupa penerbitan sub-debt atau hybrid capital beserta penetapan dividend pay out ratio kurang dari 50%. Pengembangan bisnis BRI juga dilakukan dengan melaksanakan komunikasi pemasaran untuk setiap produk dan jasa yang sejalan dengan strategi pemasaran korporat, sehingga dapat meningkatkan product awareness masyarakat dan corporate image BRI.
LAPORAN KEUANGAN
BRI 2011
ANAK PERUSAHAAN
2.
26
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA ANAK PERUSAHAAN
Sofyan Basir Direktur Utama
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Wassalamualaikum Wr. Wb.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Di masa mendatang, kami terus berusaha memberikan pencapaian yang terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan BRI, dimana pencapaian tersebut tidak hanya berasal dari komitmen dan kerja keras manajemen dan seluruh pekerja BRI namun juga berasal dari dukungan dan kepercayaan Dewan Komisaris, seluruh pemegang saham, nasabah dan mitra usaha BRI.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Kinerja membanggakan BRI pada tahun 2010 merupakan hasil dari kepercayaan, komitmen dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan BRI. Kerja keras dan komitmen dari seluruh pekerja BRI merupakan komponen utama dari pencapaian ini, apresiasi penuh serta ucapan terima kasih kami berikan kepada seluruh pekerja BRI atas keberhasilan ini. Selama tahun 2010, arahan dari Dewan Komisaris juga menjadi faktor penentu kinerja cemerlang BRI, dan kami berikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerjasama yang baik ini. Kami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan yang selama ini telah diberikan oleh seluruh pemegang saham, nasabah, dan mitra usaha BRI.
PROFIL PERUSAHAAN
Dalam kesempatan ini, kami laporkan bahwa pada tanggal 11 Januari 2011, BRI telah melaksanakan pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:2, sehingga setiap 1 saham BRI dengan nilai nominal Rp500 per saham dipecah menjadi 2 saham BRI dengan nilai nominal masing-masing Rp250 per saham. Dengan demikian, sejak tanggal 11 Januari 2011, total saham beredar BRI adalah 24.669.162.000 saham, dan total nilai saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh adalah Rp6.167.290.500.000,-. Komposisi kepemilikan saham BRI tidak mengalami perubahan yakni 56,75% atau 14.000.000.000 saham dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan sisanya sebesar 43,25% atau 10.669.162.000 saham dimiliki oleh masyarakat.
BRI 2011 LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
27
PRAKATA LAPORAN KEUANGAN
BRI 2011
ANAK PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
PROFIL PERUSAHAAN
Direksi BRI
28
Dari kiri ke kanan:
Asmawi Syam, Djarot Kusumayakti, Lenny Sugihat, Sarwono Sudarto, Sofyan Basir, Suprajarto, Sulaiman Arif Arianto, Achmad Baiquni, Bambang Soepeno, A. Toni Soetirto
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA
PROFIL PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
ANAK PERUSAHAAN
BRI 2011
LAPORAN KEUANGAN
29
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
Laporan Tahunan berikut Laporan Keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini: Yang bertandatangan
Bunasor Sanim Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen
Soedarjono Wakil Komisaris Utama
Agus Suprijanto Komisaris
Baridjussalam Hadi Komisaris Independen
Heru Lelono Komisaris
Aviliani Komisaris Independen
LAPORAN KEUANGAN
BRI 2011
ANAK PERUSAHAAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pernyataan Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
30
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
Adhyaksa Dault Komisaris Independen
PRAKATA
Sofyan Basir Direktur Utama
A.Toni Soetirto Direktur Bisnis Konsumer
Sulaiman Arif Arianto Direktur Bisnis Komersial
Lenny Sugihat Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Asmawi Syam Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN
Suprajarto Direktur Jaringan dan Layanan
BRI 2011
Djarot Kusumayakti Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
ANAK PERUSAHAAN
Achmad Baiquni Direktur Keuangan
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Bambang Soepeno Direktur Kepatuhan
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Sarwono Sudarto Direktur Operasional
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Yang bertandatangan
PROFIL PERUSAHAAN
Laporan Tahunan berikut Laporan Keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.
31
Halaman ini sengaja dikosongkan