BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang paling digemari di seluruh dunia. Hampir semua negara di dunia menempatkan olahraga ini sebagai olahraga nasional di negaranya masing-masing. Menurut Luxbacher (2004 : v), lebih dari 200 juta orang di dunia memainkan olahraga sepakbola dan lebih dari 20 juta permainan sepakbola dimainkan setiap tahunnya. Di Indonesia sepakbola mulai berkembang pada tahun 1920 yang dibawa oleh bangsa Belanda pada saat menjajah Indonesia, awalnya olahraga ini hanya berkembang dikalangan orang-orang Belanda saja namun lambat laun bangsa pribumi juga memainkan olahraga ini sehingga berdirilah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta (Sucipto, 2000 : 5). Saat ini sepakbola menjadi olahraga terpopuler di Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan mudahnya permainan ini kita jumpai baik di desa maupun di kota, banyak orang yang memainkan olahraga ini. Permainan sepakbola merupakan permainan kelompok atau beregu yang melibatkan unsur-unsur fisik, teknik, taktik, dan mental. Artinya permainan ini memerlukan perhatian dalam peningkatannya melalui proses latihan yang lama dengan memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan melakukan olahraga ini pun berbeda-beda.
Dari mereka
yang 1
hanya
untuk menjaga
kebugaran,
menyalurkan hobi, sampai kepada untuk sebuah pencapaian prestasi menjadi pemain sepakbola yang profesional. Memang untuk menjadi pemain sepakbola yang profesional, seseorang harus menguasai keterampilan dan teknik bermain bola yang baik, fisik yang prima, serta mental yang bagus. Untuk menguasai keterampilan dan teknik bermain sepakbola yang baik, memiliki fisik prima, serta mental yang bagus, seseorang tentulah harus mengikuti proses pembinaan yang berjenjang dan berkesinambungan sehingga tujuan yang jelas akan dicapai pada tiap jenjang mulai dari SSB, remaja, junior sampai pada prestasi yang tertinggi pada usia senior. Proses pembinaan juga harus dilakukan secara serius, sesuai dengan program pembinaan dan ilmu-ilmu kepelatihan sepakbola yang benar. Pembinaan sepakbola dari usia dini memang menjadi kunci keberhasilan dalam menghasilkan pemain-pemain sepakbola yang handal di masa yang akan datang. Di Indonesia pembinaan sepakbola usia dini saat ini sebenarnya telah banyak dilakukan. Menjamurnya sekolah sepakbola (SSB) menjadi bukti nyata bahwa pembinaan pemain usia dini telah dilakukan di Indonesia. Sekolah sepakbola (SSB) memang menjadi salah satu sarana yang tepat untuk melakukan proses pembinaan sepakbola usia dini. Karena pada prinsipnya, di sekolah sepakbola (SSB) anak-anak akan dilatih keterampilan dasar bermain sepakbola serta akan dibina kualitas fisiknya berdasarkan dengan tingkatan umur dan sesuai dengan prinsip-prinsip dalam latihan.
2
Dalam upaya menciptakan pemain sepakbola yang memiliki keterampilan dasar bermain sepakbola yang baik, seorang pelatih terutama para pelatih yang memegang kelompok usia dini biasanya akan memberikan pengulangan latihan mengenai teknik dasar bermain sepakbola. Selain itu pelatih juga akan mengadakan evaluasi terhadap latihan, apakah berhasil atau tidak dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola. Namun saat ini, proses evaluasi yang dilakukan oleh para pelatih di sekolah sepakbola (SSB) belum menggunakan proses penilaian yang baku. Penilaian hanya dilakukan dengan sebatas pengamatan para pelatih dilapangan, tentu penilaian dengan cara seperti itu bukan cara penilaian yang tepat terhadap tingkat keterampilan bermain sepakbola seorang pemain, sehingga unsur subjektifitas dalam penilaian masih sangat dominan. Untuk itu sudah seharusnya perlu suatu alat ukur yang baku untuk mengevaluasi tingkat keterampilan bermain sepakbola bagi siswa sekolah sepakbola (SSB). Dengan demikian tujuan akhir dari setiap program latihan adalah siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai sehingga bermanfaat bagi pembinaan selanjutnya. Pembinaan pemain usia dini juga dilakukan di kabupaten Belitung. Ada 3 (tiga) sekolah sepakbola (SSB) yang menjadi parameter pembinaan pemain usia dini di kabupaten Belitung, yaitu SSB Bina Praja, SSB Djogja FC, serta SSB Belitung FC. Parameter ini dilihat dari konsistensinya proses pembinaan yang dilakukan oleh ketiga sekolah sepakbola (SSB) tersebut dari awal berdiri 3
hingga sekarang, selain itu ketiga sekolah sepakbola (SSB) ini banyak menghasilkan pemain-pemain berbakat untuk mewakili kabupaten Belitung di berbagai ajang di tingkat provinsi seperti Piala MEDCO dan Piala SURATIN. Namun para pelatih sekolah sepakbola (SSB) di kabupaten Belitung terutama di ketiga sekolah sepakbola (SSB) tersebut dalam melakukan latihan juga belum dapat bahkan belum pernah memberikan evaluasi secara baku terhadap latihan yang telah dilakukan, khususnya pada tingkat keterampilan bermain sepakbola. Sehingga dapat dipastikan para pelatih sekolah sepakbola (SSB) di kabupaten Belitung belum mempunyai data perkembangan teknik pemain sebagai tolak ukur atau alat evaluasi pemain. Dengan kata lain pelatih belum mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian keterampilan dasar bermain sepakbola yang diberikan pelatih dalam melatih siswanya. Dengan melihat fakta dilapangan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap tingkat keterampilan bermain sepakbola di sekolah sepakbola (SSB) di kabupaten Belitung dengan menggunakan instrument atau alat ukur yang baku, khususnya untuk KU 14-15 tahun. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian tentang Tingkat Keterampilan Bermain Sepakbola untuk Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) KU 14-15 Tahun di Kabupaten Belitung. B. Identifikasi masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 4
1. Pola pembinaan pemain sepakbola usia dini, terutama untuk KU 14 – 15 di kabupaten Belitung, yaitu belum pernah dilakukan evaluasi secara baku, khususnya untuk keterampilan dasar bermain sepakbola . 2. Pelatih di kabupaten Belitung dalam memberikan evaluasi masih dilakukan dengan cara pengamatan di lapangan terhadap latihan yang telah dilakukan, terutama untuk keterampilan dasar bermain sepakbola. 3. Belum diketahuinya tingkat keterampilan bermain sepakbola untuk siswa sekolah sepakbola (SSB) KU 14 – 15 di kabupaten Belitung. 4. Belum adanya standardisasi keterampilan bermain sepakbola untuk siswa sekolah sepakbola (SSB) KU 14 – 15 di kabupaten Belitung. C. Batasan masalah Supaya lebih terfokus dalam penelitian ini tidak semua masalah yang disebutkan dalam identifikasi masalah akan diteliti. Peneliti hanya akan meneliti tentang “Tingkat Keterampilan Bermain Sepakbola Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) KU 14 – 15 di Kabupaten Belitung.” D. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Keterampilan Bermain Sepakbola Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) KU 14-15 Tahun di Kabupaten Belitung ?.”
5
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola (SSB) KU 14-15 tahun di kabupaten Belitung. F. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjang proses pembinaan sepakbola terutama pada KU 14-15 tahun yang sedang dilakukan di kabupaten Belitung. Hasil ini dapat dipergunakan untuk : 1. Pelatih, khususnya pelatih Sekolah Sepakbola (SSB) yang berada di kabupaten Belitung. Untuk memberikan gambaran mengenai hasil yang didapat dari proses pembinaan yang telah dilakukan selama beberapa periode. 2. Pengurus SSB, khususnya para pengurus SSB yang ada di kabupaten Belitung. Untuk menentukan kebijakan yang berhubungan dengan kemajuan pembinaan usia dini terutama pada KU 14 – 15 tahun. 3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam proses pembinaan sepakbola terutama pada KU 14 -15 tahun di kabupaten Belitung, untuk menggunakan pengembangan tes “David Lee” ini.
6