Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
PERLINDUNGAN HAK EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN MEREK DALAM PERJANJIAN WARALABA Yulia Widiastuti Hayuningrum*, Kholis Roisah** Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
[email protected] ABSTRAK Waralaba sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan merek produk kepada konsumen sekaligus sebagai sarana eksploitasi hak ekonomi merek bagi pemiliknya. Penelitian membahas perlindungan hak ekonomi atas penggunaan merek dalam perjanjian waralaba dan cara pemberi waralaba mengeksploitasi hak ekonomi mereknya. Metode penelitian ini menggunakan metode yuridis normative. Hasil penelitian menunjukkan Upaya perlindungan dan eksploitasi hak ekonomi atau kepemilikan eksklusif bagi pemilik merek melalui perjanjian waralaba dilakukan dengan mengatur hak dan kewajiban yang jelas perjanjian waralaba antara pemilik merek produk dan penerima waralaba. Kewajiban penerima waralaba untuk menggunakan setiap unsur tanda merek dan menggunakan memproduksi produk merupakan upaya menjaga reputasi dan ekuitas kepemilikan hak merek pemberi waralaba. Perjanjian waralaba merupakan salah satu cara pemilik merek mengeksploitasi hak atas mereknya juga memperluas distribusi produk yang berkaitan dengan mereknya. Eksploitasi hak ekonomi melalui perjanjian waralaba secara ketat tidak selalu pada merek terkenal, bahwa merek terkenal CFC tidak terlalu rigit dalam mengatur klausula-klausula perjanjian penggunaan dan pemenfaatan hak mereknya sedangkan merek nasional “Ayam Bakar Wong Solo” mengatur pemanfaatan hak mereknya tersusun amat detail dan rapi dalam perjanjian waralabanya. Kata Kunci : Hak Ekonomi; Merek; Perlindungan; Perlindungan Hukum; Waralaba
*
**
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum UNDIP Penulis Kedua, Penulis Koresponden
255
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
A. PENDAHULUAN
suatu perusahaan dapat memberikan izin untuk
1.
Latar Belakang Penelitian
menikmati manfaat ekonomi kekayaan intelektual
Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi
yang dimilikinya kepada pihak lain. Undang-
yang sangat efektif untuk mendekatkan produk
undang memberikan kesempatan kepada suatu
kepada
dari
perusahaan yang mempunyai aset HKI untuk
penerima waralaba. Dalam waralaba unsur
menggunakan hak atas aset HKI yang dimilikinya
terpenting yang diperjualbelikan adalah produk
kepada
yang mengandung Hak Kekayaan Intelektual. Hak
berdasarkan suatu perjanjian lisensi.3
konsumennya
melalui
cabang
pihak
lain
yaitu
pengguna
HKI
Kekayaan Intelektual yang mempunyai nilai
Salah satu bentuk perjanjian lisensi adalah
penting dalam waralaba dan bisnis perdagangan,
perjanjian waralaba. Istilah waralaba pertama kali
diantaranya Hak Cipta, Merek, Paten, Desain
diperkenalkan oleh Lembaga Pendidikan dan
Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan
Pembinaan
Rahasia Dagang1.
persamaan kata Waralaba.Waralaba berasal dari kata
HKI terdapat hak-hak eksklusif yang menjadi
WARA
Management (lebih
atau
(LPPM).Sebagai istimewa)
dan
hak pencipta, seperti hak moral dan hak ekonomi.
LABA.Waralaba berarti usaha yang memberikan
Hak moral adalah hak-hak yang melindungi
laba lebih dari istemewa
seperti
Perjanjian Waralaba melibatkan dua belah
perlindungan atas reputasi si pencipta. Pemilikan
pihak, Pemberi waralaba yaitu pemilik merek
atas HKI dapat dipindahkan ke pihak lain tetapi
dagang dan system bisnis yang terbukti sukses.
hak moralnya tetap tidak terpisahkan dari
Penerima waralaba yaitu pihak yang memperoleh
penciptanya2. Hak ekonomi adalah hak untuk
hak (izin) menggunakan merek dagang dan
mendapatkan keuntungan yang bernilai ekonomi
system bisnis yaitu, perorangan atau pengusaha
seperti royalti, uang. Hak Kekayaan Intelektual
lain yang dipilih oleh pemberi waralaba untuk
mempunyai manfaat ekonomi yang cukup tinggi,
menjadi penerima waralaba, dengan memberikan
maka kekayaan intelektual ditinjau dari segi
imbalan berupa uang jaminan awal (fee) kepada
perusahaan
perusahaan
pemberi waralaba dan Royalti (imbalan “bagi hasil”
termasuk pa da aset benda bergerak yang tidak
terus menerus) serta keduanya bersepakat
berwujud (intangible asset). Atas dasar perjanjian,
melakukan kerjasama saling menguntungkan,
kepentingan
1
pribadi
si
merupakan
pencipta
aset
Etty Susilowati, Hak Kekayaan Intelektual dan Kontrak Lisensi HKI, (Semarang: Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, 2012), halaman 3 2 Muh. Djumhana, R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori, dan Prakteknya di Indonesia), (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997) halaman 72
dengan berbagai persyaratan yang disetujui dan
3
Andrian Sutedi, 2008, Hukum Waralaba, Ghali Indonesia, halaman 7
256
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015
dituangkan
dalam
perjanjian
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
yang
disebut
Perjanjian Waralaba.
waralaba tentunya harus mendapat perlindungan yang memadai, karena hak tersebut merupakan
Unsur-unsur perjanjian waralaba meliputi:45 a. Adanya subjek hukum, yaitu pemberi dan
asset perusahaan yang diperoleh dengan kerja keras. 2. Permasalahan
penerima waralaba b. Adanya lisensi atas merek barang atau jasa
Berdasarkan uraian pada latar belakang,
c. Untuk jangka waktu tertentu
dirumuskan suatu permasalahan, sebagai berikut:
d. Adanya pembayaran royalty
a. Bagaimana perlindungan hak ekonomi pemberi
Perjanjian waralaba bersifat mengikat kedua
waralaba atas penggunaan merek dalam
belah pihak dan berlaku sebagai undang-undang
perjanjian waralaba?
sehingga menimbulkan adanya hubungan hukum
b. Bagaimana pemberi waralaba mengeksploitasi
antara pemberi waralaba dan penerima waralaba.
hak ekonomi atas penggunaan merek dalam
Perjanjian waralaba termasuk kategori perjanjian
perjanjian waralaba?
baku
/
perjanjian
Badrulzaman
standar.
menjelaskan
Mariam
bahwa
3. Metode Penelitian
Darus
perjanjian
Metode penelitian yang digunakan dalam
standar adalah perjanjian yang didalamnya
penelitian
dibakukan syarat eksenorasi5 dan dituangkan
pendekatan adalah pendekatan yuridis normatif,
dalam bentuk formulir yang bermacam-macam
yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan
bentuknya.7
cara
Sesuai ketentuan tersebut, perlu
hukum
meneliti
ini
bahan
terdiri
pustaka
dari:
metode
atau
data
adanya perlindungan hukum untuk melindungi
sekunder.612 Spesifikasi penelitian ini bersifat
atas merek barang atau jasa dan melindungi
deskriptif analitis, yaitu suatu penelitian yang
subjek hukum perjanjian waralaba (pemberi
dilakukan secara deskriptif, terbatas pada usaha
waralaba / penerima waralaba). Hak-hak ekonomi
mengungkapkan suatu masalah dan keadaan
pada
sebagaimana
penggunaan
merek
dalam
perjanjian
adanya.
Jenis
Data
adalah
waralaba merupakan hak untuk mengeksploitasi
penelitian kepustakaan (Librarian Research), yaitu
penggunaan merek secara komersial. Hak-hak
penelitian terhadap data sekunder. Pengumpulan
ekonomi sebelum diberikan kepada penerima
data dilakukan dengan studi kepustakaan (library research). Metode analisis data menggunakan
4
Salim,Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di Indonesia,(Jakarta:Sinar Grafika, 2008) halaman 165 5 Rijken mengatakan bahwa klausul eksenorasi adalah klausul yang dicantumkan di dalam suatu perjanjian dengan mana satu pihak menghindarkan diri untuk memenuhi kewajibannya dengan membayar ganti rugi seluruhnya atau terbatas, yang terjadi karena ingkar jani atau perbuatan melawan hukum (Mariam D Badrulzman, AnekaHukum Bisnis., Bandung : Citra Aditya Bhakti. 1994,halaman 47)
silogisme deduksi dengan metode interpretasi (penafsiran) sistematis.
6
Peter Mahmud Marzuki,2005, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media, halaman 35.
257
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
B. PEMBAHASAN
ekonomi kekayaan intelektual yang dimilikinya
1. Perlindungan Perlindungan Hak Ekonomi
kepada pihak lain.
Merek
Benda yang bersifat tidak kebendaan
Perlindungan ditujukan pada subjek hukum
(tidak berwujud) yang berupa Hak Kekayaan
dan objek hukum. Objek hukum menurut pasal
Intelektual berdasarkan
499 KUH Perdata, yakni benda. Benda adalah
dikemukakan oleh John Locke, lahirnya hak
segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum
kekayaan intelektual pada pencipta atau penemu
atau segala sesuatu yang menjadi pokok
karena
permasalahan dan kepentigan bagi para subjek
pemikirannya, kemudian bekerja secara keras
hukum atau segala sesuatu yang dapat menjadi
sehingga menghasilkan sesuatu karya yang
objek dari hak milik.
tadinya tidak ada atau kurang, kemudian dengan
Berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata
seseorang
Teori Labour yang
telah
menggunakan
proses Labour maka menjadi sesuatu yang ada.8
disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi
Hak Kekayaan Intelektual atau HKI tidak serta
yakni7 :
merta muncul begitu saja, untuk memperoleh
a. Benda yang bersifat kebendaan (berwujud)
kekayaan intelektual diperlukan kerja keras dan
adalah suatu benda yang sifatnya dapat dilihat,
pemikiran yang matang. Kerja keras dan pemikiran
diraba, dan dirasakan dengan panca indra
yang matang pun memerlukan waktu yang tidak
b. Benda yang bersifat tidak kebendaan (tidak
sedikit sehingga hasil dari kerja keras tersebut
berwujud) adalah suatu benda yang hanya
perlu mendapat perlindungan.
dirasakan oleh panca indra saja (tidak dapat
Salah satu hasil jerih payah seseorang yang
dilihat) dan kemudian dapat direalisasikan
berupa kekayaan intelektual adalah Merek. Merek
menjadi suatu kenyataan, contoh merek
merupakan tanda yang berupa gambar, nama,
perusahaan, paten, ciptaan musik yang
kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
termasuk
Kekayaan
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
Intelektual,
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
Intelektual.
dalam Hak
jenis
Hak
Kekayaan
mempunyai manfaat ekonomi yang cukup
kegiatan perdagangan barang atau jasa.
tinggi, maka HKI ditinjau dari segi perusahaan
Perlindungan merek adalah perlindungan yang
merupakan asset perusahaan termasuk pada
melindungi
asset benda bergerak yang tidak berwujud.
Memperhatikan bunyi Pasal 3 Undang-Undang
Atas dasar perjanjian, suatu perusahaan dapat
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek terdapat
haknya,
hak
atas
merek.
memberikan izin untuk menikmati manfaat 8 7
Etty Susilowati, Op.cit, hal 151-152
Kholis Roisah, Dinamika Perlindungan HKI Indonesia dalam Tatanan Global, (Semarang: Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, 2013), haamanl 25
258
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
penegasan yang jelas, hak atas merek sebagai
pihak yang beritikad tidak baik pada mereknya.
hak khusus, hanya dapat diberikan negara kepada
Perlindungan tersebut bertujuan untuk:
seseorang apabila merek yang bersangkutan
1) Kepastian hukum untuk menentukan siapa
terdaftar dalam Daftar Umum Merek (DUM).
yang sebenarnya pemilik merek yang paling
Selama merek belum terdaftar dalam DUM, tidak
utama untuk dilindungi. Cukup dilihat siapa
mendapat perlindungan dari negara. Oleh karena
yang lebih dulu memperoleh “filing date” atau
itu, bagi pemilik merek yang ingin diakui dan
terdaftar dalam Daftar Umum Merek.
dilindungi haknya atas merek yang dipunyai dan
2) Kepastian hukum pembuktian, karena hanya
dipergunakan dalam perdagangan, wajib diminta pendaftaran
kepada
kantor
merek.
didasarkan pada fakta pendaftaran.
Hanya
3) Pendaftaran satu-satunya alat bukti utama, dan
pendaftar pertama yang memperoleh kedudukan
alat bukti yang seperti itu, bersifat otentik
dan perlindungan atas hak eksklusif.
karena dibuat oleh pejabat yang berwenang
Peranan merek yang sangat penting tersebut
untuk itu yakni Kantor Merek. Pembuktian
membuat para pemilik merek rela mengeluarkan
terhindar dari pemalsuan dan kelicikan.
ongkos yang banyak demi membangun reputasi
4) Mewujudkan dugaan hukum siapa pemilik
merek mereka. Reputasi yang baik dan dikenal
merek yang paling berhak, tidak menimbulkan
orang banyak tentu akan sangat menguntungkan
kontroversi antara pemakai pertama dengan
pemilik merek nantinya. Merek mempunyai
pendaftar pertama, karena dugaan hukum
tingkatan
hanya berdiri di atas fakta pendaftar pertama.
ketenaran
atau
reputasi
berupa
pengetahuan konsumen tentang suatu merek yang biasa dikenal dengan ekuitas merek.
5) Menentukan siapa pemegang merek yang
Ekuitas
paling utama hanya didasarkan atas prinsip
merek (brand equity) adalah nilai tambah yang
pendaftar pertama, dan pembuktian didasarkan
diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek
pada dokumen yang lebih bersifat otentik. Hal
berbasis-pelanggan
brand
ini berdampak positif atas penyeleseian
equity) adalah pengaruh diferensial yang dimiliki
sengketa, yakni penyeleseian jauh lebih
pengetahuan merek atas respons konsumen
sederhana, cepat dan biaya ringan.
(customer-
based
terhadap pemilik merekan merek tersebut.
Beberapa cara dilakukan pemilik merek guna
Di Indonesia, perlindungan hak ekonomi atas
melindungi hak ekonomi mereknya. Perlindungan
merek terdapat dalam Undang-Undang Nomor 15
merek dalam perkembangannya mempunyai ciri
Tahun 2001. Merek yang sudah terdaftar dalam
yang
Daftar Umum Merek tentu akan langsung
pertimbangan sebagai berikut:9 (1)
mendapat
perlindungan
hukum
dan
universal
yang
didasarkan
pada
Merek telah
dapat
menjatuhkan tuntutan perdata atau pidana pada
9
Suyud Margono,2010, Aspek Hukum Komersialisasi (ASET INTELEKTUAL), Bandung: CV. Nuansa Aulia,halaman 112
259
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015
dipromosikan
secara
pemiliknya
unsur perjanjian lisensi. Kaitan teori posner
sehingga menjadi terkenal luas di lingkungan
dengan waralaba, pemberi waralaba dalam
bisnis dan konsumen; (2) Bermutu baik dan
kegiatan waralaba pasti akan memberikan rahasia
banyak digemari oleh masyarakat konsumen.
dagang dan penggunaan mereknya pada pihak
2.
Pemberi
lain. Hal ini tentu sangat berisiko bagi pemberi
Waralaba atas Penggunaan Merek dalam
waralaba yang merupakan pemilik merek yang
Perjanjian Waralaba
sudah susah payah membangun suatu usaha.
Perlindungan
luas
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Hak
oleh
Ekonomi
Hak eksklusif yang dimiliki pemilik merek
Adannya hukum yang mengatur tata cara
setelah membangun ekuitas merek dalam rangka
waralaba beserta akibat hukumnya tentu akan
mendapatkan manfaat dari merek tersebut,
memberikan perlindungan bagi pemberi waralaba.
meliputi jangkauan Hak Tunggal (sole or single
Hukum
right), Hak Monopolitis (monopoly right), dan Hak
waralaba saja namun juga melindungi penerima
paling unggul atau superior right.10 Hak monopoli
waralaba dari kecurangan pemberi waralaba.
ini merupakan hak ekonomi dari merek. Hak
Hukum bertindak adil dan melindungi para pihak
ekonomi
yang
adalah
hak
untuk
mendapatkan
tidak
hanya
mengadakan
melindungi
hubungan
hukum.Tujuan
keuntungan yang bernilai ekonomi seperti royalti,
memberi
uang. Pemilik merek berhak memonopoli hak
memperlancar dan mempermudah persaingan
eksklusifnya untuk
keuntungan
jujur dan sehat. Ruang lingkup perlindungan
yang sebesar-besarnya. Pemilik merek berhak
hukum atas merek sama luasnya dengan
melarang pihak lain tanpa izin
kandungan isi yang terdapat dalam hak khusus
mendapatkan
menggunakan
perlindungan
pemberi
hukum
adalah
merek miliknya. Secara umum setiap negara,
tersebut.11 Pemberi waralaba (pemilik merek)
minimal mengenal dan mengatur hak ekonomi
dapat
tersebut meliputi jenis hak reproduksi dan hak
penggunaan merek sebagai berikut.
distribusi.18
a. Melindungi penggunaan hak eksklusif merek
Perjanjian waralaba merupakan salah satu cara
dalam mempergunakan tanda merek sebagai
pemilik merek mengeksploitasi hak atas mereknya
logo, label atau gambar.
juga memperluas distribusi produk yang berkaitan
b.
dengan mereknya. Adanya pemberian izin oleh
merek sebagai alat eksploitasi memperoleh
pemilik HKI kepada pihak lain untuk menggunakan
keuntungan dalam perdagangan dalam hal
merek ataupun prosedur tertentu merupakan
penerima waralaba memasarkan barang atau jasa
melindungi
hak
ekonomi
atas
Melindungi hak eksklusif mempergunakan
dalam perdagangan Nasional, regional dan global. 10
Yahya Harahap, 1997, Tinjauan Umum Merek dan Hukum Merek Di Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Bandung, halaman 342
11
260
Yahya Harahap, Ibid halaman 35
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
c. Melindungi hak kegiatan memperluas wilayah
kebutuhannya.12 Eksploitasi ekonomi yang berarti
dan segmen pemilik merek, sesuai dengan sistem
politik pemanfaatan yang secara sewenang-
pasar atau perdagangan bebas dan dilakukan
wenang atau terlalu berlebihan terhadap sesuatu
sesuai prinsip persaingan bebas, jujur dan sehat.
subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan
d.
ekonomi.
Melindungi pengalihan atau transfer merek
dalam bentuk: (1)Transfer berdasar titel umum
Waralaba memberikan kesempatan bagi pemberi
sesuai dengan ketentuan hukum waris; (2) Dalam
waralaba
bentuk lisensi, memberi izin kepada orang lain
ekonomi guna memperbanyak dan memperoleh
atau badan hukum untuk menggunakannya.
keuntungan
3. Eksploitasi Hak Ekonomi Atas Penggunaan
yang
Merek Melalui perjanjian Waralaba
waralaba. Waralaba juga memberikan penerima
Waralaba
sebesar-besarnya
ringan
dengan biaya
ditanggung
ekonomi untuk melakukan penjualan, reproduksi
mempunyai ciri khas bisnis tersendiri, baik
dan mendapatkan keuntungan dari merek pemberi
mengenai
yang
waralaba. Penerima waralaba tidak perlu bersusah
diusahakan, identitas perusahaan (merek dagang,
payah dari awal lagi guna memperkenalkan dan
logo, desain bahkan termasuk pakaian dan
menjual produk pada masyarakat karena merek
penampilan karyawan perusahaan), rencana
tersebut sudah dikenalkan pada masyarakat oleh
pemasaran dan bantuan operasional.20 Waralaba
pemberi waralaba.
mempunyai ciri khas tersendiri mengenai jenis dan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
bentuk yang diusahakan termasuk identitas
terhadap Perjanjian Waralaba Ayam Bakar Wong
perusahaan, ini penting
dalam
dan
bentuk
merupakan waralaba
produk
melakukan
penerima
jasa,
jenis
untuk
hak
atau
perdagangan
waralaba
karena
eksploitasi
usaha
bidang
suatu
melakukan
sistem
dalam
merupakan
untuk
eksploitasi
hak
bagian
yang
Solo, CFC dan Freshasan, maka didapat
yang
dapat
persamaan dan perbedaan Perjanjian Waralaba
dieksploitasi guna mendatangkan keuntungan.
Ayam Bakar Wong Solo, CFC dan Freshasan
Pemberian izin
penerima
maka dapat disimpulkan bahwa pemberi waralaba
waralaba tentu tidak diserahkan dengan mudah
baik yang mempunyai merek terkenal ataupun
tetapi dengan syarat dan ketentuan yang dibuat
merek biasa mempunyai cara tersendiri dalam
pemberi waralaba guna melindungi Hak Kekayaan
menyusun perjanjian waralaba. para pemberi
Intelektual
dari
waralaba mengeksploitasi hak ekonomi melalui
penerima waralaba. Eksploitasi dalam arti umum
perjanjian waralaba secara ketat ataupun longgar.
adalah pengambilan sumberdaya alam untuk
Eksploitasi secara ketat, pemberi waralaba
dan
waralaba kepada
eksploitasi
berlebihan
dipakai / dipergunakan atau dimanfaatkan dalam berbagai keperluan manusia dalam memenuhi
12
Rooseno Harjowidigdo, dalam Munir Fuady,2002, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung; Citra Aditya Bakti, halm 1
261
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
memberikan persyaratan dan ketentuan secara
waralaba. Upaya untuk menjaga reputasi dan
detail, jelas dan komplit disertai penggantirugian
ekuitas
bila terjadi wansprestasi oleh pihak kedua.
kewajiban penerima waralaba untuk penggunaan
Eksploitasi secara ketat ini berguna sebagai
setiap unsur tanda merek produk, pengunaan dan
pengendali agar penerima waralaba tidak semena-
pembuatan produk sesuai intruksi pemberi
mena dan berbuat curang pada pemberi waralaba,
waralaba.
meminimalisir adanya kecurangan yang berujung
melakukan promosi merek dan produknya dan
pada kerugian. Eksploitasi secara longgar,
memperluas wilayah perdagangan dan segmen
pemberi waralaba mengatur perjanjian hanya
pasarnya. sesuai prinsip persaingan bebas, jujur
secara garis besar, kurang detail, tidak tersusun
dan sehat. Memaksimalkan hak ekonomi dengan
rapi bahkan tidak dipisahkkan secara berurutan
perolehan royalty dari lisensi merek dalam
sehingga terpencar bagian satu dengan yang lain
perjanjian waralaba.
tidak jelas ketentuan tentang pemberi waralaba
2. Perjanjian waralaba yang disusun sesuai
sebagai pemilik merek ataupun apa saja yang
keinginan
diwaralabakan dalam perjanjian tersebut.
mengekspresikan hak ekonominya. Perjanjian
Eksploitasi secara ketat tidak selalu pada merek
waralaba dengan banyak aturan dan batasan yang
terkenal, pada penelitian ini bahwa merek terkenal
memuat hal-hal seperti diatas tentu tidak akan
CFC tidak terlalu rigit dalam mengatur klausula-
memberikan kesempatan bagi penerima waralaba
klausula perjanjian sedangkan merek yang baru
untuk berbuat curang. Perjanjian waralaba yang
merambah nasional yakni “Ayam Bakar Wong
dibuat secara longgar tentu akan memberikan
Solo” sudah tersusun amat detail dan rapi sampai
kesempatan bagi penerima waralaba untuk
ketentuan bagaimana si penerima waralaba
berbuat kecurangan dalam mengeksploitasi hak
memasang merek dan menggunakan merek
ekonomi penggunaan merek dalam waralaba.
tersebut. Jadi tidak selalu merek terkenal yang
Semakin baik pemberi waralaba mengekspresikan
mempunyai perjanjian waralaba secara detail dan
perlindungan hak-hak ekonomi merek dalam
bagus.
perjanjian maka semakin baik pula reputasinya di
merek
masa
pemilik
Kewajiban
merek
pemilik
pemberi
yang
akan
menerapkan
merek
waralaba
datang
untuk
dalam
serta
akan
C. SIMPULAN
menambah keuntungan si pemberi waralaba.
1. Upaya perlindungan hak ekonomi atau
Eksploitasi hak ekonomi
kepemilikan eksklusif pemilik merek melalui
waralaba secara ketat tidak selalu pada merek
perjanjian waralaba dilakukan dengan mengatur
terkenal, bahwa merek terkenal CFC tidak terlalu
hak dan kewajiban yang jelas perjanjian waralaba
rigit dalam mengatur klausula-klausula perjanjian
antara pemilik merek produk dan penerima
sedangkan merek yang baru merambah nasional 262
melalui
perjanjian
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
yakni “Ayam Bakar Wong Solo” sudah tersusun
Intelektual dan Kontrak Lisensi HKI, Semarang:
amat detail dan rapi sampai ketentuan bagaimana
Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro
si penerima waralaba memasang merek dan
Salim, 2006, Perkembangan Hukum Kontrak di
menggunakan merek tersebut. Jadi tidak selalu
Luar KUHPerdata, Jakarta: PT. Raja Grafindo
merek terkenal yang mempunyai perjanjian
Persada
waralaba secara detail dan bagus.
Yahya Harahap, 1996, Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesia,
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
1. BUKU
2. INTERNET
Badrulzman, Mariam D. 1994, Aneka Hukum
http://www.scribd.com/doc/229618100/Perlindunga
Bisnis, Bandung : Citra Aditya Bhakti. 1994
n-HKI-Yang-Memberikan-Hak-Eksklusif-
Muh. Djumhana, R. Djubaedillah,2006, Hak Milik
Kepada- Pemegang-Hak diunduh pada tanggal
Intelektual Sejarah, Teori, dan Prakteknya di Indonesia), Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
17 Agustus 2014 http://pengertianpengertian.blogspot.com/2013/03/
2006 Margono
pengertian-eksploitasi.html Suyud,
Komersialisasi
2010, (ASET
Aspek
Hukum
tanggl 7 Desember 2014
INTELEKTUAL),
Bandung: CV. Nuansa Aulia Peter Mahmud Marzuki,2002, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005) Harjowidigdo, Rooseno, dalam Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung; Citra Aditya Bakti Raharjo
Handri,2009,
Hukum
Perjanjian
di
Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009 Roisah, Kholis,2013, Dinamika Perlindungan HKI Indonesia dalam Tatanan Global, Semarang: Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Sutedi, Adrian, 2008, Hukum Waralaba Jakarta : Ghalia Indonesia,2008, Susilowati, Etty, 2012 Eksistensi dan Perlindungan Hukum Pengetahuan Tradisional sebagai Ragam Budaya Bangsa , Hak Kekayaan 263
diunduh
pada