JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
Perkiraan Biaya Pembuatan Enterprise Resource Planning (ERP) Untuk Unit Bisnis Pabrik Gula Pada PT.Perkebunan XYZ Dengan Metode Function Point Imania Daniari Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak— Sebuah proyek estimasi perangkat lunak Enterprise Resource Planning (ERP) dilakukan agar pengalokasian dana yang dimiliki tidak mengakibatkan underestimate atau over-estimate. Under-estimate terjadi karena kurangnya pengalokasian sumber daya sehingga dapat berpotensi kegagalan proyek sedangkan Over-estimate terjadi karena pengalokasian sumber daya yang berlebihan. Analisis perkiraan biaya nantinya akan didasarkan pada penghitungan Function Point, perkiraan usaha (effort) dan penentuan tarif biaya standar aktivitas tenaga ahli SI/TI berdasarkan Kasem Sholeh dan Kelly services 2011. Metode estimasi yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah Metode Function Point. Metode ini dipilih karena merupakan model perhitungan berdasarkan jumlah fungsi-fungsi yang diperlukan suatu proyek dan datanya telah tersedia pada tahap awal proyek. Hasil yang diharapkan dari tugas akhir ini berupa estimasi effort dan biaya pembuatan ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula yaitu modul SCM-Logistik di PT. Perkebunan XYZ. Kata kunci: Estimasi biaya, Effort, Enterprise Resourse Planning (ERP), Function Point
I. PENDAHULUAN Dalam sebuah proyek pembuatan perangkat lunak Enterprise Resource Planning (ERP) biasanya terdapat permasalahan over-estimates dan under-estimates. Dari permasalahan tersebut dapat menyebabkan pembengkakan biaya maupun mengurangi kualitas produk karena penekanan biaya. Kedua penyebab itulah yang berpotensi pada pembuatan perangkat lunak, proyek tersebut bisa dianggap berhasil maupun gagal. Kedua permasalahan tersebut membuktikan bahwa perkiraan biaya harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat dan teliti, sehingga nantinya dapat dicapai keberhasilan proyek pembuatan perangkat lunak yang tepat waktu, sesuai anggaran biaya dan terpenuhinya standar kualitas produk yang dihasilkan.
Dalam perhitungan perkiraan biaya untuk pembuatan ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula yaitu modul SCMLogistik pada studi kasus kali ini, pendekatan dilakukan yaitu Functioin Point. Metode Function Point karena merupakan model perhitungan berdasarkan jumlah fungsi-fungsi yang diperlukan suatu proyek dan datanya telah tersedia pada tahap awal proyek. Hasil dari Tugas Akhir ini berupa hasil estimasi effort dan biaya pembuatan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk unit bisnis Pabrik Gula yaitu modul Logistik dan SCM pada PT. Perkebunan XYZ II. URAIAN PENELITIAN 1) Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan fungsi sistem aplikasi perangkat lunak yang dapat membantu organisasi dalam mengendalikan bisnis yang lebih baik karena dapat mengurangi tingkat stok dan inventori, meningkatkan perputaran stok, mengurangi cycle time order, meningkatkan produktivitas, komunikasi lebih baik serta berdampak pada peningkatan benefit/profit perusahaan. 2) Perkiraan Biaya Perangakt Lunak Perkiraan biaya dan usaha proyek merupakan suatu kegiatan pengaturan sumber daya dalam mencapai tujuan dan sasaran dari proyek, sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan tahapan dan target yang dikehendaki. Dalam usaha perkiraan biaya sering ditemui dua permasalahan yaitu over-estimates dan under-estimates. Untuk itu, perlu dilakukan langkah yang hati-hati dalam melakukan perkiraan biaya suatu proyek perangkat lunak sehingga dapat dicapai keberhasilan proyek yaitu tepat waktu, sesuai budget dan terpenuhinya standar kualitas produk. 3) Metode Function Point Function Point merupakan pendekatan yang berorientasi pada fungsi mengukur fungsionalitas aplikasi untuk mengestimasi ukuran software dan selanjutnya digunakan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 untuk estimasi biaya dan usaha yang diperlukan untuk mengembangkan sistem. Tahap-tahap yang dilakukan untuk menentukan Function Point, Secara singkat diterangkan sebagai berikut: 1. Menghitung nilai Function Point a. Mengidentifikasi fungsi-fungsi sebagai parameter proyek disesuaikan dengan pendekatan data flow diagram. b. Menentukan tipe fungsi pengguna berdasarkan data flow diagram, antara lain: EI, EO, EQ, ILF dan EIF. c. Masing-masing fungsi yang telah dikelompokkan diberi bobot sesuai dengan tingkat kompleksitasnya, kemudian setiap nilai dikalikan dengan faktor kali kompleksitas masing-masing. Nilai total seluruh fungsi disebut Un-adjusted Function Point. d. Mengidentifikasi karakteristik aplikasi yang disebut faktor kompleksitas teknis (technical Complexity Factor). TCF dihitung memberikan bobot 0-5 e. Menghitung Function Point 2. Memetakan jumlah Function Point ke effort yang diperlukan dalam satuan person-months. 3. Menghitung biaya pembuatan perangkat lunak . Secara lebih mendetail 3 langkah tersebut diterangkan sebagai berikut: 1. Menghitung Nilai Function Point a. Mengidentifikasi fungsi-fungsi sebagai parameter proyek disesuaikan dengan pendekatan data flow diagram. b. Menentukan tipe fungsi pengguna berdasarkan data flow diagram, antara lain: External Input, External Output, External Inquery, Internal Logical File dan External Interface File. Table 1 Tipe Fungsi Pengguna External (EI)
Input Proses dasar yang mengolah data atau mengontrol informasi yang datang dari luar sistem External Outputs Sebuah proses yang mengirimkan data atau (EO) informasi yang diproses terlebih dahulu melalui process logic atau proses matematik. External Inquiry Sebuah proses yang mengirimkan data atau (EQ) informasi keluar dari batas suatu sistem (hanya menampilkan data dilayar user). Internal Logical Kumpulan data atau informasi yang File (ILF) digunakan dalam aplikasi. Peran ILF adalah proses menyimpan data dalam aplikasi. (Database) External Berkas yang dilewatkan atau dibagikan Interface Files diantara system perangkat lunak yang (EIF) dihitung sebagai tipe berkas antarmuka eksternal dalam setiap sistem. (Referensi)
c. Penentuan bobot kompleksitas Function Point terdiri atas Data Element Type (DET) yaitu Field yang tidak berulang dan didefinisikan sebagai field unik dalam sebuah internal logical file. Record Element Type (RET) yaitu Sub kelompok data di dalam sebuah logical file. File Type Reference (FTR)
2
yaitu Tipe file yang berupa Internal Logical File (ILF) atau External Interface File (EIF). Cara mudah untuk mengidentifikasi FTR dengan mengidentifikasi ILF dan EIF Karena jumlah keduanya sesalu sama. Table 2 Bobot Komleksitas untuk External Input FTR
DET
<5 Low
0 atau 1
5 - 15 Low
>15 Average
2
Low
Average
High
>2
Average
High
High
Table 3 Bobot Komleksitas untuk Eksternal Output dan External Inquiry FTR
DET
0 atau 1
<6 Low
6 - 19 Average
>19 Average
2 atau 3
Low
Average
High
Average
High
High
>3
Table 4 Bobot Komleksitas untuk Logical Internal File dan External Interface File RET
DET
1 2-5 >5
<6 Low
6 - 19 Average
>19 Average
Low
Average
High
Average
High
High
Untuk menghitung Un-adjusted Function Point setiap nilai dikalikan dengan faktor kali kompleksitas masing-masing, berikut adalah table kali berdasarkan kriteria dari setiap kategori. Table 5 Bobot Kompleksitas Analisis FP External Input
Low Average 3 4 x____ x____ External Output 4 5 x____ x____ External Inquiries 3 4 x____ x____ Internal Logical Files 7 10 x____ x____ External Interfaces 5 7 x____ Files x____ Un-adjusted Function Point (UFP)
High 6 x____
total
7 x____ 6 x____ 15 x____ 10 x____
d. Mengidentifikasi karakteristik aplikasi yang disebut faktor kompleksitas teknis (Technical Complexity Factor). Untuk mengetahui TCF terlebih dahulu kita menghitung factor teknis atau RCAF. score 0 1 2
System influence No Influence Incidental Influence Moderate Influence
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 4 5
3
1.2
Average Influence Signigicant Influence Strong Influence
Table 6 Relative Complexity Adjusment Factor (RCAF) Subject No. 1 Data Communications 2 Distributed Data Processing 3 Performance 4 Heavily Used Configuration 5 Transaction Rate 6 Online Data Entry 7 End-User Efficiency 8 Online Update 9 Complex Processing 10 Reusability 11 Installation Ease 12 Operational Ease 13 Multiple Sites 14 Facilitate Change Total = RACF
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Grade 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
TCF = 0.65 + 0.01 x RCAF
Guideline Alokasi Biaya dan SDM Penelitian Kassem Saleh (2011) menghasilkan guideline yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya dan sumber daya manusia untuk pembuatan perangkat lunak ukuran medium dan besar. Pada penelitian ini, dilaporkan bahwa ada 3 kelompok aktivitas utama yang diberikan sebagai berikut: a. Aktivitas berkesinambungan (ongoing activities) sekitar 21% dari total effort. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya ongoing activity (Boa). b. Aktivitas yang berkaitan dengan kualitas dan pengujian, sekitar 37% dari total effort. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya kualitas dan pengujian (Bkp). c. Aktivitas fase pengembangan perangkat lunak, sekitar 42% dari total effort. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya pembuatan perangkat lunak (Bppl). Memperhatikan keterangan di atas, maka biaya pembuatn perangkat lunak ERP dapat dihitung dengan menggunakan formula di bawah ini.
e. Menghitung Function Point FP= UFP * TCF
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1
Pemahaman Jones (effort) Setelah nilai Function Point diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung usaha yang optimal personmonths, Untuk mengetahui usaha tersebut digunakan fungsi estimasi eksponensial yang diajukan oleh jones menggunakan persamaan dibawah ini: f m j
1) Analisis Data Flow Diagram Untuk menggambarkan Data Flow Diagram pada manajemen lahan, yang pertamakali dilakukan adalah menentukan proses-proses yang akan terjadi. Proses-proses tersebut dan sub-prosesnya akan digambarkan pada diagram berjenjang, yang dapat dilihat dibawah ini:
= function point count = man-months of effort = jones’s first-order estimate exponent m = f3*j/27 Table 7 Eksponen Jones Kind of Best in Averag Software class e Systems 0,43 0,45 Business 0,41 0,43 Shrink0,39 0,42 wrap
Worst in class 0,48 0,46 0,45
Gambar 1 Diagram berjenjang manajemen lahan
Sedangkan untuk mendapatkan lama durasi proyek dan jumlah staff, maka perhitungannya menggunakan rumus dibawah ini: s = schedule months for optimal schedule
s = fj Gambar 2 Context diagram manajemen lahan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
Gambar 3 DFD level 1manajemen lahan
4
Tabel 1 Tipe fungsi pengguna manajemen lahan Data Function External Input 1. Kebutuhan tanaman 2. data dokumen lahan 3. data kontrak (sewa) 4. data kerjasama (kelompok tani) External output 1. Laporan lahan 2. Data kontrak Internal Logical Files 1. data dokumen lahan 2. data lahan 3. data kontrak 4. data petani Langkah selanjuatnya adalah menentukan bobot kopleksitas dari tiap fungsi sesuai aturan yang berlaku. Berikut adalah penjabarannya: Tabel 2 Penentuan FTR, DET dan RET pada manajemen lahan
Gambar 4 DFD level 2 proses cek kebutuhan lahan
Gambar 5 level 2 proses pembuatan kontrak 2) Perhitungan Function Point Dari data flow diagram diatas didapatkan 3 dari 5 tipe fungsi pengguna. Tipe fungsi pengguna yang tidak didapatkan adalah fungsi External Inquiries (EQ) dan External Logical Files (EIF). Tiga tipe fungsi pengguna dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
5
9 10 11 12 13 14
Setelah penentuan selesai, perhitunagn UFP dalam dilihat dibawah ini: Tabel 3 Perhitungan UFP manajemen lahan Analisis FP External Input External Output
Low 3x0 4x0
Average 4x0 5x2
High 6 x4 7x0
total 24 10
External 3x0 4x0 6x0 Inquiries Internal Logical 7x0 10 x 4 15 x 0 Files External 5x0 7x0 10 x 0 Interfaces Files Un-adjusted Function Point (UFP)
0 40 0 74
Modul pabrik gula memiliki 8 sub modul, sehingga akumulasi nilai UFP untuk semua modul, yaitu:
Complex Processing Reusability Installation Ease Operational Ease Multiple Sites Facilitate Change Total RCAF
4 5 4 4 4 4 60
Nilai TCF didapatkan dari rumus perhitungan dibawah ini : TCF = 0,65 + (0,01 x RCAF) = 0,65 + (0,01x60) = 1,25
Untuk menghitung nilai Function Point didapatkan dari perkalian antara Un-adjusted Function Point dan Technical Complexity Factor.
Tabel 4 Perhitungan total UFP
Function Point = UFPxTCF = 439 x 1,25 = 549
Analisis FP Sub- Modul
EI
EO
EQ
ILF
EIF
Total
Manajemen Lahan Manajemen Tanaman Manajemen Tebang/Angkut Manajemen Bibit
24
10
0
40
0
74
20
15
0
40
0
75
16
20
0
50
0
86
6
8
0
20
0
34
Manajemen Bagi hasil/DOTR
8
8
0
30
0
46
0
14
0
38
0
72
3) Perhitungan Effort
Setelah nilai Function Point diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung usaha yang optimal. Maka, hasil yang diperoleh sebagai berikut: Effort (m) = FP 3*j/27 = 5493*0,46/27
Manajemen 6 8 0 0 Timbang Bahan Manajemen 6 12 0 20 Produksi Manajemen 12 20 0 40 Gudang Total Un-adjusted Function Point (UFP)
439
Pada perhitungan faktor teknis kali ini, untuk menentukan nilai dari masing-masing parameter dilakukan pengambilan data melalui kuisioner. Hasil kuisioner faktor kompleksitas teknis pada masing-masing faktor dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:
= 223 person-months
s = schedule months for optimal schedule s = fj = 549 ^0,46 = 18 months 4) Perhitungan Biaya Total Mengacu pada Penelitian Kassem Shaleh, maka didasarkan pada 3 kelompok aktivitas, hasil akhir Effort ini dibagi ke dalam masing-masing segmentasi peran dalam tiap kelompok aktivitasnya, Mengacu pada Indonesia Salary Guide yang dikeluarkan oleh Kelly Service, terdapat perbedaan standar gaji untuk setiap bagian pekerjaan.Dari acuan tersebut dapat dihitung biaya per aktivitas dengan berdasarkan effort untuk masing-masing aktivitas. Sehingga, Estimasi Biaya total untuk modul ERP pada unit bisnis Pabrik Gula yakni sejumlah pada table 6:
Tabel 5 Faktor kompleksitas teknik
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Subject Data Communications Distributed Data Processing Performance Heavily Used Configuration Transaction Rate Online Data Entry End-User Efficiency Online Update
Grade 4 5 4 4 5 5 4 4
Tabel 6 Estimasi Biaya total ERP modul pabrik gula No. 1 a b c d
Kelompok Aktivitas Software Develompment Requirement Specification Design Coding
&
Integration Testing Total
%Effort
Effort
Standart Gaji
7.5%
41
17.5%
96
10.0%
55
7.0%
38
Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000
42.0%
Total
Rp
205,781,250
Rp
480,156,250
Rp
164,625,000
Rp Rp
115,237,500 965,800,000
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
2 a b c d
On Going Activity Project Management Configuration Management Documentation Acceptance Deployment
& Total
3 a
b
Quality Testing Quality Assurance Control Evaluation Testing
7.0%
38
4.0%
22
4.0%
22
6.0%
33
Rp 10,000,000 Rp 7,000,000 Rp 3,000,000 Rp 4,000,000
21.0%
Rp
384,125,000
Rp
153,650,000
Rp
65,850,000
Rp Rp
131,700,000 735,325,000
Rp
205,781,250
Rp Rp
403,331,250 609,112,500
6
DAFTAR PUSTAKA [1].
Albrecht A.J and J.E Gaffney, (1983). Software Function, Source Lines of Code and Development Effort Prediction: A Software Science Validation. IEEE Trans. Software Eng. SE, pp.639-648
[2].
Boehm, B., Clark, B., Horowitz, E., Madachy, R., Shelby, R., & Westland, C. (1995). Cost Models for Future Software Life Cycle Processes: COCOMO 2.0, Annals of Software Engineering. Dipetik September 30, 2011
[3].
Galin Daniel, (2004). Software Quality Assurance From theory to implementation. Pearson Education Limited.
[4].
Hartono, Jogitanto. (2008). Analisis dan Desain sistem informasi : Pendekatan terstruktur teori & praktek aplikasi bisnis.
[5].
IFUG, IFUG Function Point Counting Practices, 4.1.1-4.3.1th ed.: Internasional Function Point Users’ Group, Westerville, 2000.
[6].
Kelly Service, Inc. Employment Oulook and Salary Guide 2011/12 : A Tool for Workforce Planning.
[7].
Khatibi, V., & Jawawi, D. N. (2010). Software Cost Estimation Methods: A Review. Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences , 2 (1), 21-29.
[8].
Software Engineering: Function Point Analysis,
[9].
M. Ochodek., et al. 2011. Improving the reliability of transaction identification in use cases. Information and Software Technology 53 (2011) 885–897.
and 12.5%
69
Rp 3,000,000
24.5%
134
Rp 3,000,000
& and Total
37.0% Grand Total
Rp 2,310,237,500
IV. KESIMPULAN DAN RINGKASAN Dari hasil penelitian selama ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.: 1. Hasil dari pembuatan Data Flow Diagram dibutuhkan menentukan jumlah fungsi pengguna yang kemudian digunakan untuk menghitung Unadjusted Function Point (UFP). Dari nilai UFP dikalikan nilai TFC untuk menghasilkan nilai Function Point. Nilai akhir dari Function Point sebesar 549 2. Besarnya estimasi usaha (effort) dalam pembuatan modul ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula pada Perusahaan PT.Perkebunan XYZ diketahui dari perhitungan sejumlah komponen nilai yang dirumuskan dalam metode Function Point. Hasil akhir perhitungan mendapatkan estimasi usaha sebesar 223 person-month 3. Hasil perkiraan biaya pembuatan modul ERP dihitung dari total biaya yang dibutuhkan untuk masingmasing fase/kelompok aktivitas yang dibebankan untuk satu unit bisnis Pabrik Gula. Hasil akhir perhitungan mendapatkan perkiraan biaya sebesar Rp 2.310.237.500,Beberapa hal yang diharapkan dapat dikembangkan di masa mendatang adalah sebagai berikut: 1. Metode survey yang dilakukan untuk penilaian terhadap faktor kompleksitas teknis ke depannya lebih tepat mengambil responden dari orang-orang yang pernah berpengalaman menjadi tim pengembang perangkat lunak ERP (expert judgement) atau bisa juga orang-orang yang akan diseleksi untuk menjadi tim pengembang proyek ini. Hal tersebut dilakukan agar bisa mendapatkan hasil penilaian yang lebih dekat dengan kondisi sesungguhnya untuk pembuatan modul ERP dalam studi kasus ini.
[10]. Suharjito, Prasetyo B., 2006, Penggunaan Model Function Point Dalam Estimasi Biaya Dan Usaha Proyek Pengembangan Software Sistem Informasi Bisnis. [11]. Saleh, K. (2011). Effort and Cost Allocation in Medium to Large Software Development Projects. Intenational Journal of Computers (1), 74-79 [12]. Yinhuan Zheng, Yilong Zheng, Beizhan Wang, Liang Shi, (2009). Estimation of software projects effort based on function point.