JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
1
Analisis Perkiraan Biaya Pembuatan Enterprise Resource Planning Modul Pabrik Gula Di Perusahaan Perkebunan Dengan Metode Cocomo II Alifi Adia Pranatha, Achmad Holil Noor Ali, dan Sholiq Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Raya ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected],
[email protected] Abstrak— Estimasi biaya merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proyek pembuatan perangkat lunak. Perkiraan biaya yang terlalu kecil akan mengakibatkan perangkat lunak yang dihasilkan berkualitas rendah, sebaliknya, perkiraan biaya yang terlalu besar akan mengakibatkan pemborosan sumber daya yang digunakan. Kedua hal tersebut akan berpotensi pada kegagalan proyek pembuatan perangkat lunak. Perhitungan estimasi biaya didasarkan pada usaha yang dilakukan (effort) untuk pembuatan perangkat lunak dan standar biaya aktivitas tenaga TI. Perhitungan estimasi biaya yang dibahas pada penelitian ini berfokus pada pembuatan perangkat lunak Enterprise Resource Planning (ERP). Proyek pembuatan ERP umumnya mencakup banyak modul yang dikembangkan pada unit-unit bisnis yang ada dalam perusahaan, namun studi kasus pada penelitian ini hanya akan dibuat modul ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula yang ada di Perusahaan Perkebunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Cocomo II. Untuk menghitung besarnya effort , proses perhitungan melibatkan analisa function point yang dalam perhitungannya melibatkan pendekatan fungsional perangkat lunak dengan mengidentifikasi dan mengkuantifikasi kegunaan pemrosesan informasi melalui intepretasi data flow diagram, perhitungan faktor eksponen dan effort adjustment factor. Effort dalam satuan person-month yang didapatkan nantinya akan dikalikan nilai gaji dengan mengacu pada standar gaji/tarif biaya aktivitas pekerja TI, maka hasil perhitungan akhir yang diperoleh dapat memberikan estimasi biaya yang diperlukan dalam pembuatan modul ERP. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah biaya (dalam satuan Rupiah) yang dibutuhkan dalam membuat modul ERP untuk 1 (satu) unit bisnis Pabrik Gula di Perusahaan Perkebunan. Kata Kunci — Estimasi biaya, Pembuatan, Enterprise Resource Planning (ERP), Pabrik Gula, data flow diagram.
I. PENDAHULUAN LOKASI sumber daya dan penentuan biaya sebuah proyek merupakan salah satu aspek yang penting dalam perencanaan dan manajemen proyek pengembangan perangkat lunak. Dengan demikian akurasi estimasi biaya suatu proyek merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu proyek. Dalam perhitungan perkiraan biaya, ada dua permasalahan yang biasa dihadapi yaitu over-estimates dan under-estimates. Over-estimates (estimasi berlebihan) akan menimbulkan penambahan alokasi sumberdaya dari yang dibutuhkan sehingga akan meningkatkan penanganan manajerial. Sedangkan Under-estimates (estimasi yang kurang) secara tidak langsung akan mengurangi kualitas produk karena untuk menekan biaya, maka perangkat lunak dibuat bisa saja tidak
A
sesuai dengan standar [1]. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa perkiraan biaya perangkat lunak harus dilakukan dengan hati-hati dan terukur dengan jelas, sehingga nantinya dapat dicapai keberhasilan proyek yang tepat waktu, sesuai budget dan terpenuhinya standar kualitas produk. Terdapat beberapa teknik perkiraan biaya pengembangan perangkat lunak, di antaranya adalah: Constructive Cost Model (COCOMO) II, Expert Judgment, Function Point (FP), Analogi, Neural Network, Fuzzy, dan lain-lain. Masingmasing mempunyai kelebihan dan kekurangan, tetapi tidak ada satupun teknik yang terbaik untuk semua kondisi pengembangan perangkat lunak [2]. Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan perkiraan biaya untuk pembuatan ERP di Perusahaan Perkebunan menggunakan metode cocomo II. Metode Cocomo II dipilih karena merupakan satu-satunya model parametrik empiris yang komprehensif. COCOMO II juga merupakan salah satu model algoritmik paling umum yang digunakan untuk mengatur anggaran dan jadwal sebagai dasar untuk perencanaan dan pengendalian [3]. Cocomo II juga sesuai digunakan untuk proyek skala kecil maupun besar [4]. Dengan demikian,penggunaan Cocomo II sesuai dengan proyek perangkat lunak ERP yang merupakan proyek perangkat lunak skala besar. Cocomo II memiliki tingkatan model perhitungan spesifik untuk setiap fase pada pengembangan perangkat lunak, yaitu early design, application composition dan postarchitecture. Sub model Early design dipilih sebagai model perhitungan menyesuaikan dengan karakteristik data yang masih terbatas pada perencanaan tahap awal pembuatan sistem ERP.. Penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya lebih banyak membahas biaya implementasi ERP dengan menggunakan paket ERP yang ada di pasaran yang sudah memiliki harga standar, sehingga tidak membahas proses estimasi biaya pembuatannya. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen puncak Perusahaan Perkebunan dalam menunjang pengambilan keputusan terkait pengalokasian biaya dalam proyek pembuatan ERP kustomisasi untuk unit bisnis Pabrik Gula yang ada pada perusahaan tersebut.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN Gambaran umum mengenai penelitian ini akan disajikan dalam bagan berikut ini :
Gambar 1 Gambaran Umum Penelitian Dalam uraian penelitian ini akan dijelaskan lebih detil mengenai prosesnya yaitu sebagai berikut : 1)
Identifikasi Proses Bisnis dan Pembuatan Data flow diagram A. Identifikasi Proses Bisnis Pada Unit Bisnis Pabrik Gula Dalam tahap awal identifikasi proses bisnis ini digunakan sumber data dari Buku Cetak Biru dan Tata Kelola TI Perusahaan Perkebunan. Di dalam buku tersebut, terdapat penjelasan mengenai Arsitektur Sistem Enterprise/Pabrik Gula yang dijabarkan dalam beberapa bagian yaitu Arsitektur Sistem dan Aplikasi. Identifikasi proses bisnis ini dilakukan dengan memetakan aktivitas user, data-data inputan dan informasi sebagai hasil dari proses . Hal ini akan memudahkan dalam pengerjaan tahap berikutnya yaitu pemodelan sistem menggunakan data flow diagram. B. Pembuatan Data flow diagram Pemodelan menggunakan Data Flow diagram berdasar pada analisa proses bisnis. Data Flow Diagram menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliranaliran data diantara komponen-komponen tersebut, asal, tujuan dan penyimpanan dari data tersebut. Pembuatan Data flow Diagram menggunakan alat bantu atau tools yaitu Microsoft Visio 2010. Data flow diagram dipergunakan sebagai dasar untuk menganalisa kuantitas pemrosesan informasi berdasarkan aturan metode function point. 2) Perhitungan Effort dengan Cocomo II Tahap Penggunaan Model Perkiraan Effort dengan Metode Cocomo II adalah sebagai berikut : a) Mendapatkan nilai Unadjusted Function Point Function Point mengukur proyek perangkat lunak dengan mengkuantisasi kegunaan pemrosesan informasi yang berhubungan dengan tipe berkas, keluaran, masukan data atau kontrol eksternal. Lima tipe fungsi pengguna perlu untuk diidentifikasi terlebih dahulu. Tabel 1. Menjelaskan kelima tipe fungsi pengguna dalam estimasi berdasarkan Function Point. Tabel 1 Tipe Fungsi Pengguna [9] External Jumlah setiap tipe data atau masukan Input kontrol pengguna unik yang memasuki (EI) batas luar dari sistem perangkat lunak yang sedang diukur dan menambah atau mengubah data dalam berkas internal logik. External Jumlah setiap tipe data atau keluaran Outputs kontrol unik yang meninggalkan batas luar
2 dari sistem perangkat lunak yang sedang diukur. Internal Jumlah setiap grup logik utama dari data Logical atau informasi kontrol pengguna dalam File sistem perangkat lunak sebagai tipe berkas (ILF) internal logik. Meliputi setiap berkas logik yang dibuat, digunakan oleh sistem perangkat lunak. External Berkas yang dilewatkan atau dibagikan Interface diantara system perangkat lunak yang Files dihitung sebagai tipe berkas antarmuka (EIF) eksternal dalam setiap sistem. External Jumlah setiap kombinasi masukanInquiry keluaran, dimana masukan menyebabkan (EI) dan menimbulkan keluaran yang seketika, sebagai tipe inquiry eksternal Setiap bagian dari tipe fungsi kemudian diklasifikasikan oleh tingkat kerumitan. Tingkat kerumitan/bobot kompleksitas menentukan bobot yang akan diaplikasikan pada jumlah fungsi untuk menentukan kuantitas Unadjusted Function Points (UFP). (EO)
Tabel 2 Bobot Kompleksitas Function Point Tipe Fungsi
Bobot-Kompleksitas Low
Average
High
Internal Logical External Interfaces Files
7
10
15
5
7
10
External Inputs
3
4
6
External Outputs
4
5
7
External Inquiries
3
4
6
Tingkat kerumitan bergantung pada jumlah tipe elemen data tiap fungsi dan jumlah dari referensi tipe file, seperti pada tabel 3. Tabel 3 Bobot Kompleksitas FP [6] Untuk Internal Logical Files dan External Interfaces Files Data element Record 1-19 20-50 51+ Element Type 1 Low Low Avg. 2-5 Low Avg. High 6+ Avg. High High Untuk External Output dan External Inquiry Elemen Data File Type 1-5 6-19 20+ Reference 0 atau 1 Low Low Avg. 2-3 Low Avg. High 4+ Avg. High High
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 Untuk Internal Input
Perhitungan Faktor Eksponen menggunakan persamaan sebagai berikut.
Elemen Data 5-15
File Type 1-4 16+ Reference 0 atau 1 Low Low Avg. 2-3 Low Avg. High 3+ Avg. High High Definisi dari masing-masing penentu bobot kompleksitas Function point adalah sebagai berikut : Data Element Type merupakan field yang tak berulang dan dikenal user sebagai field yang unik. Record Element Type merupakan subgroup dari data elemen data yang berada didalam ILF atau EIF. File type reference merupakan Sebuat Eksternal interface file yang dibaca oleh fungsi transaksional. Fungsi Transaksional merepresentasikan fungsionalitas yang disediakan untuk user untuk melakukan pemrosesan data menggunakan aplikasi. [16] UFP yang telah diperoleh harus diubah kedalam SLOC supaya dapat disubstitusikan ke dalam persamaan estimasi usaha. Tabel 4 Konversi UFP menjadi SLOC [13] Language
3
SLOC/UFP
∑ Dimana B = 0.91 [6] c) Effort Adjustment Multipliers Pendekatan yang dilakukan untuk melakukan penilaian dan pemberian bobot secara objektif terhadap parameter-parameter yang menyusun variabel Effort Adjustment Multipliers seperti dengan pendekatan untuk mendapatkan nilai dari variabel scale factor, yakni dengan menggunakan pengambilan data melalui survey. [15] d) Perkiraan Effort Setelah mendapatkan hasil pada poin a) dan b), maka perhitungan effort untuk pembuatan ERP modul Pabrik Gula dapat diketahui pula dengan perhitungan menggunakan rumus yang ada. Maka, keseluruhan tahapan dalam metode penelitian ini akan menghasilkan perhitungan berupa hasil kuantitatif yang untuk selanjutnya dapat dianalisa dan dijustifikasi untuk memastikan besarnya usaha pengembangan yang dapat dialokasikan oleh Perusahaan Perkebunan terhadap proyek pembuatan ERP yakni untuk unit bisnis Pabrik Gula.
Ada
71
AI Shell
49
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
APL
32
Hasil analisa dan perhitungan perkiraan biaya menggunakan metode cocomo II berupa besar estimasi effort yang diubah sehingga menghasilkan hasil akhir berupa besar estimasi biaya pembuatan modul ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula di Perusahaan Perkebunan. Berikut adalah proses penggunaan metode cocomo beserta hasil akhir perhitungan biaya.
Assembly
320
Assembly(Macro)
283
ANSI/Quick/Turbo Basic
64
Basic – Compiled
91
Basic – Interpreted
128
C
128
C++
29
ANSI/Quick/Turbo Basic
91
Fortan 77
105
Pascal
91
Prolog
64
Spreadsheet
6
b) Mendapatkan nilai Scale Factor Untuk mengetahui Scale factor, telah ada beberapa parameter pengukuran dengan disertai bobotnya. Namun, untuk pemberian skor terhadap masing-masing parameter tersebut membutuhkan penilaian obyektif yang didapatkan melalui kegiatan pengambilan data melalui survey terhadap beberapa responden atau partisipan dengan kriteria tertentu. Maka, dalam tahap ini nantinya akan disebar kuisioner untuk memberikan penilaian pada paramater dalam faktor eksponen sesuai dengan kaidah statistika serta penentuan respondennya yaitu dengan pendekatan mahasiswa yang telah memiliki kompetensi terhadap hal-hal yang akan dinilai tersebut [15].
1) Analisis Data flow Diagram Pada tahap pembuatan Data Flow Diagram, yang dibutuhkan adalah hasil identifikasi dari proses bisnis masingmasing modul, yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya. Setelah mengetahui user yang berperan, selanjutnya adalah mendapatkan apa saja proses yang dapat diotomatisasi menggunakan aplikasi dalam setiap modulnya, maka untuk selanjutnya dapat dituangkan ke dalam Data Flow diagram. Data Flow Diagram dibuat per-paket yang menggambarkan modul yang tersedia dalam aplikasi ERP. Terdapat 10 modul, yaitu Manajemen Umum, Manajemen Akun, Manajemen Lahan, Manajemen Bibit, Manajemen Tanaman, Manajemen Tebang/Angkut, Manajemen Timbang Bahan, Manajemen Produksi, Manajemen Gudang, dan Manajemen Bagi Hasil. Gambar 1 berikut salah satu contoh hasil pembuatan Data Flow Diagram untuk salah satu modul, yaitu Manajemen Lahan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 Periksa data Kebutuhan Tanaman
Bagian Pengolahan
4 -
Data kebutuhan Tanaman
Masukan data kebutuhan Tanaman
Bagian Tanaman
Data Keb. Tanaman
Periksa data keb. Tanaman
Data Keb. Tanaman
Konversi Tanam ke Luas Lahan Data Kebutuhan Luas Lahan
Data lahan
Periksa Kesesuaian Lahan
Data lahan Masukan Data Hasil Pencarian Lahan
Data Lahan
Detail Data Lahan
Data Penanggung Jawab Lahan
Data kontrak Masukan Data Kontrak
Data Petani
Data kontrak
Data Kontrak
Laporan Kontrak
Data Petani
Data Kelompok Petani
Data Dokumen Lahan
Dokumen Lahan
Pencetakan Laporan kontrak
Lap. Kontrak
Bag. A&KU
Bobot kompleksitas dari masing-masing dinilai sesuai aturan DET, RET dan FTR untuk setiap untuk setiap fungsi pemrosesan informasi. Berikut adalah penjabaran perhitungan untuk bobot kompleksitas tiap fungsi pemrosesan. Tabel 5 Perhitungan DET, FTR dan RET
Masukan Data Kelompok Petani
Masukan Data Dokumen Lahan
Pencetakan Laporan Lahan
Data Lahan
Data Lahan Data Kontrak Data Kelompok Tani Data dokumen Lahan Data Penanggung Jawab Lahan Data kebutuhan
Periksa dokumen Lahan
Fungsi ILF
Bidang Perencanaan Produksi
Gambar 2 DFD Manajemen Lahan
2) Estimasi Effort A. Perhitungan Function Point Function Point mengukur proyek perangkat lunak dengan mengkuantifikasi kegunaan pemrosesan informasi yang berhubungan dengan tipe berkas, keluaran, masukan data atau kontrol eksternal. Nilai pada pembobotan tiap fungsi pada Unjusted Function Point didapatkan dari hasil analisa data flow diagram dari rancangan sistem enterprise Resource Planing Perusahaan Perkebunan. Tidak seperti perhitungan pada umumnya, perhitungan function point pada COCOMO II tidak melibatkan degree of influence atau value adjustment factor. Salah satu analisa perhitungan function point berdasarkan analisa data flow diagram dan arsitektur aplikasi pada unit bisnis manajemen lahan menghasilkan identifikasi tiap fungsi yaitu : tidak terdapat eksternal interface files dan eksternal inquiries pada modul manajemen lahan. EIF tidak ditemukan dalam sistem, yakni sebuah proses informasi yang merujuk pada database diluar batasan aplikasi, sedangkan EQ sebagai sebuah proses dasar yang mengirim data atau kontrol informasi yang berada diluar batasan aplikasi, juga tidak ditemukan dalam proses aplikasi. Untuk identifikasi tiap fungsi lain dijabarkan sebagai berikut : Eksternal input terdiri dari : 1. Masukan data kebutuhan tanaman 2. Masukan hasil pencarian lahan 3. Masukan data kontrak 4. Masukan data kelompok petani 5. Masukan data dokumen lahan Eksternal Output : - Pencetakan Laporan lahan - Pencetakan Laporan Kontrak - Data kebutuhan Luas Lahan - Laporan Kontrak - Data Petani Internal Logical File terdiri dari :
EIF EI
RET Data Lahan Data Kontrak Data Kelompok Tani Data dokumen Lahan Data Penanggung Jawab Lahan Data kebutuhan
Total 6 RET Total 0 RET
DET Jenis Lahan Spesifikasi Lahan Status Kepemilikan Posisi Lahan Status Lahan Luas Lahan Kode Lahan Data Gambar GPS Dokumen Kontrak Taksasi produksi Luas Kebutuhan Lahan Total 20 DET Total 0 DET Jenis Lahan Spesifikasi Lahan
No Kontrak Data Pemilik Sertifikat Lahan Tanggal Kontrak Data Sewa No Kelompok Tani Kode Kelompok Tani Alamat kelompok Tani Daftar Kelompok Tani Data Penanggung Jawab
No Kontrak Data Pemilik
Status Kepemilikan
Sertifikat Lahan
Posisi Lahan
Tanggal Kontrak
Status Lahan
Data Sewa
Luas Lahan
No Kelompok Tani
Kode Lahan Kode Kelompok Tani Data Gambar GPS Alamat kelompok Tani Dokumen Kontrak Daftar Kelompok Tani Taksasi produksi Data Penanggung Jawab Luas Kebutuhan Lahan Total DET 20 Total Lahan yang digunakan Kebutuhan vs Realita
EO
Total Sewa Lahan Total kontrak Jenis Kontrak Laporan Per periode Kontrak Total 6 DET Total 0 DET
EQ
FTR -
Data Lahan Data Kontrak Data Kelompok Tani Data dokumen Lahan Data Penanggung Jawab Lahan Data kebutuhan
Total 6 FTR Data Lahan Data Kontrak Data Kelompok Tani Data dokumen Lahan Data Penanggung Jawab Lahan Data kebutuhan Total 6 FTR Total 0 FTR
Sehingga rangkuman dari semua perhitungan Manajemen Lahan dijabarkan pada tabel dibawah ini.
UFP
Tabel 6 Rangkuman Perhitungan DET, RET dan FTR Manajemen Lahan Fungsi ILF EIF EI EO EQ
Jumlah 6 0 5 6 0
Perhitungan Bobot Kompleksitas RETs DETs FTR 6 20 0 0 20 6 6 6 0 0
Bobot Kompl eksitas
Nilai Kompleksit as
High Low High High Low
15 5 6 7 3 Total UFP
B. 4.1.1 Perhitungan Total UFP Manajemen Lahan
UF P 90 0 30 42 0 16 2
Hasil tiap fungsi dari masing-masing 8 sub unit yang Pabrik Gula diakumulasi sehingga didapatkan hasil Unjusted Function Point yaitu 586. Selanjutnya, hasil perhitungan UFP dikalikan 53, dimana nilai ini merupakan standar konversi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
5
Source Line of Code untuk bahasa pemrograman Java yang merupakan bahasa pengembangan yang akan digunakan untuk membuat sistem Enterprise Resource Planning. Sehingga hasil konversi UFP menjadi SLOC adalah 31164. Untuk mendapatkan nilai size dalam satuan KLOC maka nilai SLOC harus dibagi 1000, maka hasil akhir size adalah 31,164 KLOC. Berikut adalah detail akumulusi UFP dari keseluruhan modul pada pabrik gula. Tabel 7 Perhitungan Unjusted Function Point Seluruh Modul Sub Modul Mnj. Lahan Mnj. Tanaman Mnj. Tebang angkut Mnj. Bibit Mnj. Bagi hasil/DOTR Mnj. Timbang bahan Mnj. Pengolahan Mnj. Gudang
ILF 90 21
EIF 0 10
EI 30 12
EO 42 10
EQ 0 0
UFP 162 53
SLOC 8586 2809
KLOC 8.586 2.809
35
10
30
28
0
103
5459
5.459
28
10
24
14
0
76
4028
4.028
21
0
12
8
0
41
2173
2.173
7
10
3
4
0
24
1272
1.272
pada masing-masing faktor Effort Adjusment Multipliers yaitu seperti yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 9 Perhitungan Faktor EAF Penggerak Biaya
Level
Effort Multiplier
RCPX
Very High
1,91
RUSE
Very High
1,07
PDIF
High
1,29
PERS
Very High
0,63
PREX
High
0,87
FCIL
Very High
0,73
SCED High 1 Dengan menggunakan persamaan faktor penggerak biaya, maka didapatkan nilai EM sebesar 7.5 E. Perhitungan Effort (Person Month)
14
0
8
15
0
37
1961
1.961
40
0
24
28
0
92
4876
4.876
C. Perhitungan Faktor Eksponen Pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan nilai faktor skala untuk tiap parameter pada faktor eksponen adalah dengan menggunakan metode survey. Sampel yang digunakan berjumlah 30 buah berdasar atas kaidah statistika, mengikuti distribusi normal dengan menggunakan pendekatan “Participants” yaitu mengambil responden dari mahasiswa yang familiar dengan aplikasi ERP. [15] Setelah memastikan hasil kuesioner telah valid dan reliable, selanjutnya hasil penilaian tiap faktor tersebut dirata-rata pada masing-masing parameternya untuk mendapatkan nilai/skor yang digunakan untuk pengalian bobot. Untuk rekap hasil dan perhitungan pada masing-masing faktor eksponen yaitu seperti yang disajikan pada tabel berikut : Tabel 8 Tabel 8 Faktor eksponen
Faktor Eksponen
Faktor Skala
Nilai
Precedentedness Flexibility Significant risks eliminated
Nominal Low High
3,72 4,05 2,83
Team interaction process
Very High
1,1
Process maturity
Very High
0,156
Dengan menggunakan persamaan faktor eksponen, maka dapat dihitung faktor pangkat E sebesar 1.0426 D. Perhitungan Effort Adjustment Multipliers Data mengenai Effort Adjusment Multipliers dikumpulkan berdasarkan metode kuisioner yang sama dilakukan pada fakor eksponen. Tabel 7. menunjukkan rekap hasil dan perhitungan
PM
nominal
A (Size) E M [6]
Diketahui bahwa nilai A = 2,94 (menurut cocomo II 2000) dan dari keseluruhan perhitungan didapatkan nilai untuk Size adalah 31,164, faktor eksponen adalah 1,0426 dan effort multipliers adalah 7.5 maka hasil perhitungan usaha yang dapat diketahui dari persamaan adalah 796 person month. Person month terdiri dari 152 jam waktu kerja. [6] 3) Estimasi Biaya Total Sebelum mendapatkan hasil estimasi dalam satuan biaya, estimasi usaha harus dibagi dengan durasi pengerjaan proyek untuk mendapatkan nilai averaging staff, dimana perhitungan durasi proyek memiliki persamaan sebagai berikut.
TDEV 3.67 ( PM ) ( 0.280.2( E 0.91))
SCED % 100
Dimana nilai PM adalah 796, nilai E adalah 1,04 dan SCED adalah 75% maka didapatkan nilai durasi proyek adalah 8.66 bulan atau 9 bulan. Kemudian untuk mendapatkan nilai average staffing digunakan persamaan berikut. Average staffing = Effort/duration [17] Dimana effort adalah 796 dan duration adalah 9 bulan, sehingga nilai average staffing adalah 92 person.Maka total estimasi biaya pembuatan ERP dalam satuan rupiah digunakan perhitungan dibawah ini : Biaya Total = Average Staffing x Average labor cost Average Labor Cost didapatkan dari standar gaji dari Kelly service untuk pekerja IT. Sehingga didapatkan hasil perhitungan biaya adalah : 92 Person x 3.000.000 = Rp. 275.728.775,-
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 IV.
KESIMPULAN DAN RINGKASAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yakni sebagai berikut: 1. Pengerjaan proyek perangkat lunak ERP perusahaan perkebunan masih berada pada fase awal dalam siklus pengembangan perangkat lunak, sehingga perhitungan size yang digunakan merupakan analisa data flow diagram yang merupakan hasil intepretasi proses bisnis dan arsitektur aplikasi sistem ERP. Dari analisa tersebut didapatkan hasil penghitungan Unadjusted Function Point (UFP) yang kemudian harus dikonversikan ke dalam bentuk Source Line Of Code (SLOC) untuk mendapatkan nilai size ukuran perangkat lunak. 2. Penilaian faktor eksponen dan faktor penyesuaian usaha juga berperan penting dalam menentukan besarnya estimasi usaha (effort) dalam pembuatan modul ERP. Penilaian terhadap dua faktor tersebut didapatkan dengan metode survey dan hasil penilaian dari beberapa kedua faktor perlu disesuaikan dengan dokumen Term of Reference yang menjadi acuan Perusahaan Perkebunan dalam menyeleksi kebutuhan tim pengembang proyek ini. 3. Besarnya estimasi usaha dalam pembuatan modul ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula di Perusahaan. Perkebunan diketahui dari perhitungan sejumlah komponen nilai yang dirumuskan dalam metode cocomo II. Hasil akhir perhitungan mendapatkan estimasi usaha sebesar 36.164 person-month 4. Hasil estimasi biaya yang diperoleh dalam tugas akhir ini dapat memberikan justifikasi terkait pengalokasian biaya untuk melaksanakan proyek pembuatan modul ERP pada unit bisnis Pabrik Gula di Perusahaan Perkebunan. Sehingga didapatkan Perhitungan perkiraan total biaya pembuatan Enterprise Resource Planning Perusahaan Perkebunan menggunakan Cocomo II telah menghasilkan perkiraan sebesar Rp. Rp. 275.728.775,Beberapa hal yang diharapkan dapat dikembangkan di masa mendatang adalah sebagai berikut: 1. Metode survey yang dilakukan untuk penilaian terhadap faktor eksponen dan faktor penyesuaian usaha ke depannya lebih tepat mengambil responden dari orang-orang yang pernah berpengalaman menjadi tim pengembang perangkat lunak ERP (expert judgement) agar bisa mendapatkan hasil penilaian yang lebih dekat dengan kondisi sesungguhnya untuk pembuatan modul ERP dalam studi kasus ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Suharjito and Budi Prasetyo, "Estimasi Usaha Proyek Pengembangan Software Yang Berorientasi Objek Dengan Use Case Point Metric," Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008, p. 2, 2008. [2] Khatibi Vahid and N. A Jawawi Dayang, "Software Cost Estimation Methods," A Review, CIS Journal, 2010-2011. [3] B. Boehm, "Software Cost Estimation with COCOMO II," Prentice Hall, Upper Saddle River, 2000. [4] Z. Bin Mansor, Z.M. Kasirun, N.H.H. Arshad, and S. Yahya, Information Technology (ITSim), 2010 International Symposium in, vol. 3, 2010. [5] Sunita Devnani-Chulani, Clark Brad, and Boehm Barry, "Calibration Approach and Results of the COCOMO II Post-
6 Architecture Model," Software Engineering, 1998. Proceedings of the 1998 International Conference, 1998. [6] Centre of Software Engineering, "COCOMO II Model Definition Manual," Software Engineering Department of USC, California, 1997. [7] I. Sommervile, "Software Cost Estimation," Software Engineering 7th chapter 26, 2004. [8] Baik J., B. Boehm, and B.M Steece, "Disaggregating and Calibrating CASE Tool Variable in COCOMO II," IEEE, vol. 28 no 11, 2002. [9] B. Boehm et al., "Cost Models for Future Life Cycle Processes: COCOMO II," Science Publisher, Amsterdam, 1995. [10] Bob Hughes and M. Cotterell, "Software Project Management (2nd Edition)," TMH, 1999. [11] B. W. Boehm et al., Software Cost Estimation with Cocomo II with Cdrom, 1st ed.: Prentice Hall PTR, 2000. [12] Eko Handoyo, Aderian Primaraka, and R.Rizal Isnanto, "Estimasi Biaya Pembuatan Perangkat Lunak Menggunakan Metode COCOMO II Pada Sistem Informasi Pelaporan Kegiatan Pembangunan," 2011. [13] R. Sarno, J. L. Biliali, and S. Maimunah, "Pengembangan Metode Analogy Untuk Estimasi Biaya Rancang Bangun Perangkat Lunak," Makara Teknologi Vol. 6 No. 2, 2002. [14] Simon Newton, Poya Manouchehri, and Steven Kah Hien Wong, "Personal Project Estimation Tool," University of Western Australia, 2004. [15] Ochodek M., Alchimowicz B., Jurkiewicz J., and Nawrocki J. , "Improving the reliability of transaction identification in use case," Information & Software technology S3, 2011. [16] IFPUG, IFPUG Function Point Counting Practices: Manual Release 4.1.1, International Function Point Users’ Group, Westerville, 2000. [17] Ismaeel Rashied Hana and Abeer Salim Jamil, "Software Engineering Cost Estimation Using COCOMO II Model," 2007.