PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT INDUSTRI KECIL SARUNG TENUN DI DUSUN JAMBU KELURAHAN SEMAMPIR KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK Rengganis Ganda Milliar Jurusan Pendidikan Ekonomi, FE, Universitas Negeri Surabaya Email:
[email protected]
ABSTRACT Hamlet of Jambu village of Semampir an industrial area that would be famous. Before there small scale industries woven sarongs, the majority of people in this area just work in the agricultural sector. Because it is considered not sufficient for day-to-day, the people in the hamlet of Jambu village of Semampir started an initiative to change his fate by way of a small scale industries pioneer woven sarongs. In this research used qualitative approach. The subjects in this research were much as 10 informants. Determination of research informants using snowball sampling technique. The results of this research were (1) Currently at hamlet of Jambu village of Semampir there are at least 21 units of industrial woven sarongs average has elaborated its business for generations. In the process of making woven sarongs requires it takes is perseverance and skill. (2) Small scale industries woven sarongs at hamlet of Jambu village of Semampir able to improve the socio-economic of community. First, increase incomes of community. Second, improving inter-community social relations. Third, small scale industries woven sarongs are also able to provide a high view especially for the parents of their childrens education. Keywords: socio-economic of community and small scale industries
Salah satu sentra industri kecil sarung
Namun,
masyarakat
hanya
menyewa
tenun di kecamatan Cerme yaitu berada di
ataupun menjadi buruh tani di lahan
dusun Jambu kelurahan Semampir. Dusun
pertanian tersebut. Karena dinilai tidak
Jambu kelurahan Semampir merupakan
mencukupi kebutuhan sehari-hari, maka
daerah
akan
industri
masyarakat di kelurahan Semampir mulai
diperkuat
dengan
berinisiatif untuk merubah nasibnya dengan
diperolehnya penghargaan dari pemerintah
cara merintis industri kecil sarung tenun.
sebagai kawasan industri kecil alat tenun
Keterampilan
bukan mesin (ATBM) pada tahun 2012.
didapatkan dari hasil pengalaman yang
kecilnya.
yang
tersohor
Hal
ini
dan
keahlian
menenun
Sebelum adanya industri kecil sarung
telah dipelajari sebelumnya ketika bekerja
tenun, mayoritas masyarakat di dusun
dengan warga asing yang berasal dari
Jambu
Timur Tengah. Selain itu, pembinaan yang
kelurahan
Semampir
menggantungkan pekerjaannya di sektor
dilakukan
pertanian. Dalam hal kepemilikan, rata-rata
kabupaten Gresik setiap tahunnya juga
lahan pertanian di kelurahan Semampir
sangat membantu dalam mengembangkan
adalah bukan milik masyarakat sendiri.
industri kecil sarung tenun.
1
oleh
pemerintah
daerah
Jika dilihat dari peralatan yang ada, termasuk
industri
kecil
yang
Dari uraian latar belakang di depan,
bersifat
maka fokus penelitiannya sebagai berikut :
tradisional karena dalam kegiatan produksi
1) Bagaimana gambaran umum industri
masih menggunakan alat tenun bukan
kecil sarung tenun dan sosial ekonomi
mesin (ATBM). Meskipun pengerjaannya
masyarakat di dusun Jambu kelurahan
masih tradisional, namun mutu sarung
Semampir kecamatan Cerme kabupaten
tenun yang dihasilkan tidak kalah bahkan
Gresik. 2) Bagaimana perkembangan sosial
lebih baik bila dibandingkan dengan sarung
ekonomi masyarakat industri kecil sarung
tenun produk mesin (ATM). Hal ini
tenun di dusun Jambu kelurahan Semampir
dibuktikan dengan banyaknya permintaan
kecamatan Cerme kabupaten Gresik.
konsumen yang berasal dari Surabaya dan
Industri Kecil
sekitarnya, bahkan sampai ke mancanegara yaitu mencakup wilayah Timur Tengah.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 1, bahwa industri kecil adalah industri ekonomi produktif yang
Masyarakat yang rata-rata tingkat pendapatan dan pendidikannya rendah, umumnya kondisi sosial ekonominya juga rendah. Begitu juga sebaliknya, masyarakat yang tingkat pendapatan dan pendidikannya tinggi, maka kondisi sosial ekonominya juga tinggi. Disinilah peran industri kecil sarung tenun di dusun Jambu kelurahan Semampir
sangat
dibutuhkan,
karena
dengan tingkat pendidikan masyarakat yang rendah mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, sehingga kondisi sosial ekonomi
masyarakat
mengalami
perkembangan.
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari industri menengah atau industri besar yang memenuhi kriteria industri kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Menurut Sadono (2004:365), industri kecil ialah kegiatan usaha yang mempunyai modal awal yang kecil, atau nilai kekayaan (asset) yang kecil dan jumlah pekerja yang juga kecil.
Berdasarkan uraian di atas, maka
Kriteria Industri Kecil
akan dikaji “PERKEMBANGAN SOSIAL
Menurut Tiktik dan Abdul (2002:15),
EKONOMI MASYARAKAT INDUSTRI
kriteria umum industri kecil dilihat dari
KECIL SARUNG TENUN DI DUSUN
ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap
JAMBU
SEMAMPIR
sama, yaitu struktur organisasinya sangat
KECAMATAN CERME KABUPATEN
sederhana, tanpa staf yang berlebihan,
GRESIK”.
pembagian kerja yang “kendur”, memiliki
KELURAHAN
hirarki manajerial yang pendek, aktivitas sedikit
yang
formal,
dan
sedikit
a. Penumbuhan
kemandirian,
kebersamaan,
dan
kewirausahaan
menggunakan proses perencanaan, serta
industri mikro, kecil, dan menengah
kurang membedakan aset pribadi dari aset
untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
perusahaan.
b. Perwujudan
yang
transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
Asas dan Tujuan Industri Kecil Berdasarkan
kebijakan publik
Undang-Undang
c. Pengembangan usaha berbasis potensi
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008
daerah dan berorientasi pasar sesuai
pasal 2 tentang industri mikro, kecil, dan
dengan kompetensi
menengah, berasaskan:
kecil, dan menengah;
a. kekeluargaan;
industri
mikro,
d. Peningkatan daya saing industri mikro,
b. demokrasi ekonomi;
kecil, dan menengah; dan
c. kebersamaan;
e. Penyelenggaraan
perencanaan,
d. efisiensi berkeadilan;
pelaksanaan, dan pengendalian secara
e. berkelanjutan;
terpadu.
f. berwawasan lingkungan;
Berdasarkan
Undang-Undang
g. kemandirian;
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008
h. keseimbangan kemajuan; dan
pasal 5 tentang industri mikro, kecil, dan
i. kesatuan ekonomi nasional.
menengah, bahwa tujuan pemberdayaan
Sedangkan dalam pasal 3 UndangUndang industri
Republik mikro,
mengenai
kecil,
dan
tujuannya
menumbuhkan usahanya
Indonesia
dan
dalam
perekonomian
sebagai berikut:
menengah
a. Mewujudkan
untuk
mengembangkan
nasional
mikro,
tentang
yaitu
rangka
industri
kecil, dan
struktur
menengah
perekonomian
nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan;
membangun
b. Menumbuhkan dan mengembangkan
berdasarkan
kemampuan industri mikro, kecil, dan
demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
menengah menjadi usaha yang tangguh
Prinsip
dan mandiri; dan
dan
Tujuan
Pemberdayaan
c. Meningkatkan peran industri mikro,
Industri Kecil Berdasarkan
Undang-Undang
kecil,
dan
menengah
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008
pembangunan
pasal 4 tentang industri mikro, kecil, dan
lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
menengah, bahwa prinsip pemberdayaan
pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan
industri mikro, kecil, dan menengah sebagai
rakyat dari kemiskinan.
berikut:
daerah,
dalam penciptaan
c. Menjadi
Sosial Ekonomi Masyarakat Menurut Sumardi dalam Basrowi dan
pemasok
penting
bagi
perusahaan besar dalam bentuk suku
Siti (2010:3), kondisi sosial ekonomi adalah
cadang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
suatu kedudukan yang diatur secara sosial
d. Membuka peluang bagi orang yang
dan menempatkan seseorang pada posisi
memiliki obsesi kuat, tekad besar, dan
tertentu
pekerja keras untuk menjadi pemimpin
dalam
masyarakat,
pemberian
posisi itu disertai pula dengan seperangkat
(bos) untuk usahanya.
hak dan kewajiban yang harus dimainkan
Pendapatan
oleh si pembawa status. Kondisi sosial
Menurut Afrida (2003:204), pendapatan
ekonomi masyarakat ditandai adanya saling
adalah upah tenaga kerja dikali jumlah jam
kenal mengenal antar satu dengan yang
kerja. Maksud pengertian tersebut adalah
lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan
pendapatan tenaga kerja tergantung dari
dan
sosial
upah tenaga kerja dan banyaknya jam kerja
dari
yang telah dikerjakan. Semakin banyak
interaksi sosial, nilai sosial, dan tingkat
upah dan jam kerja tenaga kerja, maka
pendidikan,
jumlah pendapatan tenaga kerja akan
kekeluargaan.
masyarakat
kehidupan
dusun
Kehidupan Jambu
terdiri
sedangkan ekonomi
gambaran
masyarakat
dusun
Jambu ini terdiri dari kepemilikan rumah
semakin banyak pula, dan sebaliknya. Pendidikan
tempat tinggal, luasnya tanah garapan atau tanah yang dimilikinya. Kontribusi
Sosial
Pengertian
menurut
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003,
Ekonomi
Industri
pendidikan terencana
Kecil Menurut
pendidikan
Sawaldjo
adalah untuk
usaha
sadar
mewujudkan
dan
suasana
(2006:79),
belajar dan proses pembelajaran agar
peranan dari industri kecil di bidang sosial-
peserta didik secara aktif mengembangkan
ekonomi di berbagai negara terbukti cukup
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
besar sebagaimana tercermin dari perspektif
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
dibawah ini:
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
a. Membuka lapangan kerja yang luas dan
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
bersifat fleksibel. Baik laki-laki maupun
masyarakat, bangsa dan negara.
perempuan, untuk segala umur, dan
Penelitian Terdahulu yang Relevan
penuh waktu maupun paruh waktu. b. Banyak
produk
baru
yang
Penelitian terdahulu adalah penelitian bisa
dikembangkan melalui teknologi baru seperti
semikonduktor,
robot,
penyambung plasma (gene splicing).
dan
yang
pernah
dilakukan
oleh
peneliti
sebelumnya (sebelum penelitian ini). Dapat disajikan sebagai berikut:
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Supartono,
dkk.
Universitas
Fakultas
Brawijaya.
Ekonomi
Sam
Ratulangi,
Manado.
Pacific
of
Journal. Januari 2012 vol. 1 (7): 1339 -
Indonesian Applied Economic vol. 5 no.
J3*2 ISSN 1907 – 9672. Hasil dari
1, Mei 2011, 44-56. Hasil dari penelitian
penelitian ini adalah penduduk desa
ini
tingkat
Kinabuhutan tercatat 1.089 jiwa dimana
pendidikan responden, curahan waktu
90% beragama islam, berpendidikan
bekerja responden dan masa kerja
formal tamat SD, dan sebagian besar
responden mempunyai hubungan yang
(78,55%) bermata pencaharian sebagai
kecil. Hal ini berarti bahwa nilai
nelayan,
determinasi sebesar 0,519 atau sebesar
tangkap soma pajeko, pukat pantai dan
51,9%. Nilai korelasi ditemukan sebesar
pancing, di mana sekitar 51% nelayan
0,269 saja, sedangkan variabel diluar
berpendapatan
model lebih banyak berpengaruh, yaitu
800.000 per bulan, yang berdampak
72,1%.
juga
pada rendahnya tingkat kesejahteraan
menunjukkan bahwa tingkat penghasilan
keluarga nelayan. Organisasi sosial dan
secara positif dipengaruhi oleh tingkat
ekonomi
pendidikan dan variabel masa kerja,
peningkatan taraf hidup dan kualitas
sedangkan
hidup masyarakat di desa ini.
adalah
variabel
Dari
Journal
perikanan dan llmu kelautan, Universitas
bebas
hasil
analisis
variabel
dengan
menggunakan
Rp.
dapat
610.000
alat
-
bermanfaat
Rp
dalam
waktu
kerja
negatif.
Secara
3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nur
parsial variabel pendidikan merupakan
Feriyanto. Fakultas ekonomi Universitas
variabel
Islam
berpengaruh
secara
waktu
kerja
yang
paling
Indonesia.
Jurnal
ekonomi
signifikan dibandingkan dengan variabel
pembangunan vol. 9 no. 1, Juni 2004.
waktu kerja dan masa kerja. Hal tersebut
Hasil dari penelitian ini adalah (a) Masih
ditunjukkan
dengan
kurangnya pengetahuan sumber daya
menggunakan uji f, nampak bahwa
manusia yang ada di sentra industri TPT
variabel pendidikan, waktu kerja dan
tersebut, baik dalam aspek manajemen
masa
(produksi,
kerja
terhadap
bersama-sama
berpengaruh
penghasilan.
Hal
signifikan tersebut
manusia
keuangan, dan
sumber
pemasaran),
daya
maupun
secara statistik ditunjukkan dengan nilai
teknologi untuk pengembangan dan
f hitung (2,819) lebih besar dari f tabel
diversifikasi produk, serta membantu
(2,69).
mengenalkan
produk-produk
yang
2. Penelitian yang telah dilakukan oleh
dihasilkan oleh sentra industri tersebut
Martha Wasak. Dosen pada program
ke masyarakat melalui event-event dan
studi sosial ekonomi perikanan, fakultas
media
promosi
yang
ada;
(b)
Pengembangan industri kecil sentra TPT
perkembangan
di kabupaten Klaten dapat melalui aspek
pengolahan di kabupaten Mojokerto
pembinaan
semakin
meningkat
industri
kecil
serta
penyuluhan
yang
dilakukan oleh pemerintah. 4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Basrowi
dan
Juariyah.
industri
terutama
yang
produk
untuk
memproduksi
olahan.
Dalam
Dosen
perkembangannya, industri kecil ini
Pendidikan IPS FKIP Unila dan Alumni
mengalami permasalahan diantaranya
FKIP
meliputi modal, pemasaran, harga jual,
Unila.
Siti
berbagai
sektor
Jurnal
ekonomi
&
pendidikan, volume 7 nomor 1, April
harga
bahan
baku
serta
2010. Hasil dari penelitian ini adalah (a)
pemerintah
Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa
analisis
Srigading masih tergolong rendah, hal
menghasilkan strategi dan arahan yang
ini dapat dilihat dari rumah yang
bertujuan
ditempati masyarakat yaitu permanen,
perkembangan industri kecil krupuk
semipermanen, dan nonpermanen, serta
rambak di kabupaten Mojokerto.
setempat. yang
Berdasarkan
telah
untuk
perhatian
dilakukan
meningkatkan
dapat dilihat dari jenis pekerjaan yang
METODE
dimiliki masyarakat desa Srigading yang
Jenis dan Pendekatan Penelitian
mayoritas petani buruh; (b) Tingkat
Jenis penelitian ini adalah penelitian
pendidikan masyarakat desa Srigading
deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan
masih tergolong rendah, hal ini terlihat
untuk menganalisis
dari banyaknya masyarakat yang tidak
mendeskripsikan atau menggambarkan data
bersekolah dan rata-rata masyarakat
yang telah terkumpul sebagaimana adanya
hanya tamat pendidikan dasar; (c)
tanpa bermaksud membuat kesimpulan
Terdapat kecenderungan antara kondisi
yang berlaku untuk umum atau generalisai.
data dengan cara
sosial ekonomi dan tingkat pendidikan,
Pendekatan yang digunakan dalam
semakin tinggi tingkat sosial ekonomi,
penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif
semakin tinggi pula tingkat pendidikan
yaitu bertujuan untuk memahami makna
anak.
yang mendasari tingkah laku manusia.
5. Penelitian yang telah dilakukan oleh
Selain itu, penelitian ini digunakan untuk
Erizky Binarwati, Tunjung W. Suharso,
menghasilkan data yang mendalam serta
Gunawan Prayitno. Jurusan perencanaan
mendapatkan gambaran secara menyeluruh
wilayah dan kota, Fakultas Teknik,
khususnya tentang industri kecil sarung
Universitas Brawijaya. Jurnal tata kota
tenun dan sosial ekonomi masyarakat di
dan daerah volume 1, nomor 2, Juli
dusun
2010. Hasil dari penelitian ini adalah
kecamatan Cerme kabupaten Gresik.
Jambu
kelurahan
Semampir
Lokasi Penelitian
b. Pendapatan
Lokasi penelitian ini adalah di dusun Jambu
c. Pendidikan
kelurahan Semampir kecamatan Cerme
2. Data sekunder
kabupaten Gresik pada industri kecil sarung
Data yang dikumpulkan dari catatan atau
tenun.
arsip kantor kelurahan. Data yang
Instrumen Penelitian
dikumpulkan meliputi :
Instrumen utama dalam penelitian ini
a. Kondisi Daerah
adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai
b. Jumlah penduduk
instrumen
c. Pekerjaan penduduk
penelitian
akan
berinteraksi
langsung dengan informan. Penelitian ini
d. Jenis kelamin
selain menggunakan instrumen utama juga
e. Usia
menggunakan alat bantu seperti buku
Teknik Pengumpulan Data
catatan dan kamera.
Dalam
Subyek Penelitian
menggunakan teknik pengumpulan data
Subyek dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang bekerja di industri kecil
mengumpulkan
data,
peneliti
sebagai berikut : 1. Observasi Informan
sarung tenun di dusun Jambu kelurahan
Teknik
Semampir kecamatan Cerme kabupaten
mengamati
Gresik yaitu sebanyak 10 informan yang
langsung dengan menggunakan seluruh
dapat mewakili seluruh tenaga kerja yang
alat indera. Dalam teknik ini penulis
ada. Pengambilan subyek dalam penelitian
mengadakan
ini menggunakan teknik snowball sampling.
kegiatan yang dilakukan oleh pekerja
Sumber Data
industri kecil sarung tenun di dusun
Dalam sumber
penelitian
ini
sesuai
dengan
data
penelitian,
maka
penentuan masalah
penelitian
ini
pengumpulan obyek
data
dengan
penelitian
pengamatan
secara
langsung
Jambu kelurahan Semampir kecamatan Cerme kabupaten Gresik. 2. Wawancara Mendalam
menggunakan dua sember data yaitu data
Teknik wawancara mendalam dipilih
primer dan data sekunder.
dikarenakan melalui wawancara peneliti
1. Data primer
dapat menggali sesuatu yang diketahui,
Data yang diperoleh melalui wawancara
dialami dan dirasakan oleh subyek. Data
langsung
yaitu
yang diperoleh dari wawancara meliputi
wawancara
identitas informan, pemasaran sarung
dengan
menggunakan yang
sudah
informan
pedoman disiapkan.
Data
yang
tenun,
dan
tingkat
pendapatan
dikumpulkan meliputi :
masyarakat setelah adanya industri kecil
a. Identitas informan
sarung tenun.
3. Dokumentasi
pedesaan.
Hal
Metode dokumentasi digunakan untuk
dilakukan
untuk
memperoleh data
perkembangan
sekunder, dengan
ini
terutama memahami
sosial
ekonomi
mengumpulkan dan mempelajari data
masyarakat yang diperoleh dari
atau
yang
hasil industri kecil sarung tenun di
yang
dusun
dokumen-dokumen
berhubungan
dengan
masalah
Jambu
diteliti. Data yang diperoleh adalah data
Semampir.
mengenai kondisi kelurahan dengan
3) Melakukan
kelurahan
triangulasi,
adanya industri kecil sarung tenun.
memperoleh
Kondisi
berupa
seluasnya-luasnya dan selengkap-
komposisi jumlah penduduk, pekerjaan
lengkapnya dari informan, maka
penduduk, jenis kelamin, serta usia
dalam triangulasi dilakukan baik
penduduk.
terhadap metode maupun sumber
kelurahan
disini
4. Teknik Triangulasi
informasi
data.
Tujuan dari teknik triangulasi yaitu meningkatkan
variasi
untuk
pemahaman
peneliti
4) Melacak
kelengkapan
hasil
analisa data.
terhadap data yang telah diperoleh.
b. Transferabilitas, dilakukan dengan
Menurut Prastowo (2012:49), standar
cara meminta bantuan orang lain atau
atau kriteria utama guna menjamin
teman
keabsahan hasil penelitian kualitatif
laporan
adalah sebagai berikut :
abstraksinya. Dari tanggapan mereka
a. Kredibilitas, agar hasil penelitian ini
dapat
sejawat hasil
diperoleh
untuk
membaca
penelitian
masukan
atau
sejauh
memiliki tingkat kepercayaan yang
mana hasil penelitian ini mampu
tinggi
dipahami oleh pembaca.
sesuai
lapangan,
dengan
fakta
upaya-upaya
di yang
dilakukan antara lain: 1) Memperpanjang peneliti
c. Dependabilitas,
agar
temuan
penelitian dapat dipertahankan dan keikutsertaan
dalam
dipertanggungjawabkan
secara
proses
ilmiah, auditor independent seperti
pengumpulan data di lapangan
dosen pembimbing sangat diperlukan
karena
dalam
peneliti
merupakan
instrumen utama penelitian. 2) Melakukan observasi secara terusmenerus dan sungguh-sungguh sehingga
semakin
mengetahui
peranan industri kecil di daerah
mereview
seluruh
hasil
penelitian. Teknik Analisis Data Dalam menggunakan
penelitian analisis
ini data
peneliti kualitatif
dengan teknik interaktif. Dalam teknik
interaktif data dilakukan dengan tiga alur
wilayah
kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data,
Gresik
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi,
sebelah utara berbatasan dengan kelurahan
secara
Padeg dan kelurahan Banjarsari, sebelah
rinci
dapat
dijelaskan
sebagai
kecamatan dengan
Cerme
kabupaten
batasan-batasan
berbatasan
dengan
yaitu,
berikut:
timur
1. Reduksi data
Tambakberas dan kelurahan Cerme Lor, selatan
kelurahan
Data yang diperoleh dari lapangan
sebelah
berbatasan
dituangkan dalam uraian atau laporan
kelurahan
lengkap dan terinci. Laporan lapangan
Cagakagung, dan sebelah barat berbatasan
dirangkum, kemudian dipilih hal-hal
dengan
yang penting. Reduksi data dilakukan
kelurahan Wedani.
Ngabetan
kelurahan
dan
dengan kelurahan
Kambingan
dan
secara terus-menerus selama penelitian
Luas wilayah di kelurahan Semampir
berlangsung. Selama pengumpulan data
adalah 3,34 Km² dengan jumlah penduduk
berlangsung,
sebanyak 2.454 orang yang terdiri dari laki-
diadakan
reduksi
data
dengan membuat ringkasan.
laki 1.237 jiwa dan perempuan 1.217 jiwa.
2. Penyajian data Penyajian
Jumlah
data
dilakukan
menyederhanakan
hasil
dengan informasi
kepala
keluarga
635
kepala
keluarga. Kondisi penduduk
komplek yang telah diperoleh dari
Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Menurut
lapangan
Jenis Kelamin
kedalam
bentuk
yang
sederhana dan selektif sehingga mudah
No
Uraian
dipahami.
akan
1.
Laki-laki
1.237
menarik
2.
Perempuan
1.217
Jumlah
2.454
Dengan
memudahkan
demikian
dalam
kesimpulan. 3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi Menarik kesimpulan dilakukan selama penelitian berlangsung dan selalu dicek ulang untuk mendapatkan verifikasi yang valid merupakan hal yang sangat
Dusun Jambu merupakan daerah yang termasuk dalam wilayah kelurahan
kelurahan
dan
secara
Semampir
2012
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui jumlah penduduk di kelurahan Semampir seluruhnya adalah 2.454 jiwa dengan 1.237
laki-laki
dan
1.217
perempuan.
HASIL PENELITIAN
Semampir,
Sumber data: Profil kelurahan Semampir tahun
perincian
penting dalam suatu penelitian.
Keterangan
administratif
termasuk
dalam
Modal Industri Kecil Sarung Tenun Modal untuk pengadaan benangnya sendiri cukup besar, dimana harga benang jenis mercerised Rp 450.000 per pak dan benang sutera asal China Rp 16.000.000 per bal
yang dapat diproses menjadi 12 kodi sarung
a. Proses pembuatan sarung tenun ini
(1 kodi = 20 lembar). Sementara harga jual
diawali dari proses pencucian benang,
produk
Rp
baik benang boom maupun benang
3.000.000 per kodi dan sarung tenun sutera
pakan sehingga dihasilkan benang yang
Rp 4.000.000 per kodi.
benar-benar putih.
sarung
tenun
mercerised
Peralatan Industri Kecil Sarung Tenun
b. Kemudian benang boom dicelup dalam
Dalam proses pembuatan sarung tenun di
larutan pewarna sintetis dalam kondisi
dusun
panas (dimasak). Karena digunakan
Jambu
kelurahan
Semampir
kecamatan Cerme kabupaten Gresik masih
sebagai
bahan
menggunakan peralatan tradisional yaitu
benang
disesuaikan
alat tenun bukan mesin (ATBM). Meskipun
dominan
pengerjaannya masih tradisional, namun
dihasilkan. Sedangkan benang pakan
mutu sarung tenun yang dihasilkan tidak
belum diwarnai karena akan dimotif
kalah bahkan lebih baik bila dibandingkan
terlebih dahulu.
dengan sarung tenun produk mesin (ATM).
Bahan
baku
yang
dibutuhkan
dalam
kain
warna
dengan
sarung
warna
yang
akan
c. Selanjutnya benang boom dikeringkan dan
Bahan Baku Sarung Tenun
dasar, maka
di’kloos’
membuat
(digulung).
motif,
benang
Untuk
pakan
di
pembuatan sarung tenun ini terdiri dari 2
‘medang’, pada kayu berukuran (0,5 x
(dua) bahan pokok, yaitu benang dan bahan
0,5)
pewarna. Untuk benang terdiri dari 2
digambar dengan pensil dan diwarna.
macam ukuran yaitu benang boom sebagai
Pekerjaan ‘ngkloos’ dan ‘medang’ ini
bahan dasar, sedangkan benang yang
dilakukan secara terpisah pada waktu
dipakai
yang bersamaan.
untuk
bahan
corak
(pakan)
meter,
kemudian
motifnya
berukuran lebih besar. Sedangkan untuk
d. Sesudah dilakukan ‘kloos’ pada benang
jenis benangnya, para perajin sarung tenun
boom, maka benang di’skir’, yaitu
umumnya
disusun berdasarkan motif dasar yang
menggunakan
jenis
benang
sutera dan benang mercerised. Sedangkan pewarna berupa pewarna sintetis khusus
dikehendaki. e. Kumpulan benang hasil ‘skiran’ tadi
untuk pewarna kain (benang).
kemudian
Proses Pembuatan Sarung Tenun
menggunakan
Berdasarkan
hasil
wawancara
digulung alat
kembali bantu
yang
dengan
dinamakan ‘boom’. Makanya benang
Bapak Sutomo selaku salah satu pemilik
untuk bahan dasar tadi lebih dikenal
industri kecil sarung tenun di dusun Jambu
dengan nama benang ‘boom’ , karena
(21 Januari 2013), proses pembuatan sarung
digulung
tenun yaitu :
bernama ‘boom’. Satu gulungan ‘boom’
dengan
alat
yang
bantu
bisa menghasilkan 21-25 lembar sarung
penghambat dalam pengembangan industri
dengan jumlah serat benang per lembar
kecil sarung tenun, yaitu:
sarung ±1950 benang. Pada saat proses
a. Faktor Pendukung
‘skir’ dilakukan, benang yang sudah
1) Tersedianya bahan baku
di”medang” tadi dicelup dalam larutan
Bahan baku yang digunakan sebagai
pewarna yang warnanya sama dengan
bahan
warna dasar. Agar motifnya tidak ikut
sarung tenun yaitu benang sutera dan
terwarnai saat dilakukan pencelupan,
benang mercerised, serta pewarna
maka pada motif yang sudah diwarna
sintetis. Semua bahan baku tersebut
saat di ‘medang’ diikat dengan tali rafia.
bisa didapat dengan mudah di daerah
f. Sesudah selesai tahapan pekerjaan pada benang boom maupun benang pakan, maka tersebut
selanjutnya pada
pembuatan
Surabaya dan sekitarnya. 2) Ketersediaan sumber daya Tenaga kerja di industri kecil sarung tenun pada umumnya berasal dari
Kemudian dilakukan penenunan dengan
masyarakat sekitar yaitu wilayah
motif yang berbeda-beda.
dusun
Hasil
alat
dalam
tenun.
Pemasaran
disusun
benang-benang
utama
Produksi
Sarung
Jambu,
kelurahan
Padeg,
kelurahan Pandu, kelurahan Cerme
Tenun
Lor, kelurahan Betiting, kelurahan
Para perajin sarung tenun tidak menemui
Wedani, dan kelurahan iker-iker
kendala yang berarti dalam memasarkan
Geger. Mayoritas masyarakat tidak
produknya. Karena para perajin umumnya
membutuhkan keterampilan khusus
sudah bekerjasama dengan para pedagang
dalam proses produksi sarung tenun
atau pemasok di Surabaya. Kemudian dari
karena sudah dipelajari secara turun
pemasok itulah sarung tenun dari dusun
temurun sehingga tidak sulit dalam
Jambu kelurahan Semampir di ekspor
memberikan pengarahan.
sampai ke mancanegara yaitu mencakup wilayah Timur Tengah. Faktor-Faktor Pendukung
produksi dan
Dalam mendirikan industri kecil
Pengembangan
sarung tenun tidak perlu menyewa
Penghambat Dalam
tempat khusus, karena usaha ini bisa
Industri Kecil Sarung Tenun Berdasarkan
3) Tersedianya tempat untuk kegiatan
wawancara
dengan
didirikan di area sekitar rumah
Bapak Sutomo selaku salah satu pemilik
pemilik usaha ataupun dikerjakan di
industri kecil sarung tenun (1 Mei 2013),
rumah pekerja masing-masing.
terdapat beberapa faktor pendukung serta
b. Faktor Penghambat
membuat perajin sarung tenun sedikit
1) Terbatasnya modal Para
perajin
kesulitan sarung
tenun
hingga
memenuhi
tidak
semua Para
bisa pesanan
mengeluhkan minimnya modal yang
masyarakat.
ada. Modal biasanya diperoleh dari
terpaksa menolak sebagian pesanan
Bank ataupun Pemerintah. Namun
sarung, sedangkan para generasi
modal tersebut sering macet ketika
muda
pasar sedang sepi. Pinjaman dari
bekerja di perusahaan sebagai buruh
Bank sangat sulit sekali didapat.
pabrik
Selain itu, aturan Bank yang terlalu
menjadi tenaga penenun sarung.
cenderung
daripada
perajin
lebih
sarung
memilih
harus
bekerja
berbelit-belit juga membuat para
PEMBAHASAN
perajin sarung tenun mengurungkan
Gambaran umum industri kecil sarung
niatannya untuk meminjam modal.
tenun
2) Musim
di
dusun
Jambu
kelurahan
Semampir kecamatan Cerme kabupaten
Sarung tenun sifatnya
musiman,
Gresik
artinya hanya pada musim-musim
Sebelum adanya industri kecil sarung
tertentu saja usaha sarung tenun bisa
tenun, mayoritas masyarakat di dusun
kebanjiran order. Umumnya pasar
Jambu
ramai hanya pada musim haji dan
menggantungkan pekerjaannya di sektor
musim lebaran saja.
pertanian.
3) Ketatnya persaingan
kelurahan
Karena
Semampir
dirasa
penghasilan
sebagai petani tidak bisa diandalkan, maka
Banyaknya usaha yang memproduksi
masyarakat di dusun Jambu kelurahan
barang sejenis membuat kendala
Semampir mulai berinisiatif untuk merubah
tersendiri bagi perajin sarung tenun.
nasibnya dengan cara mendirikan industri
Mereka dituntut untuk selalu berpikir
sarung tenun.
kreatif dan inovatif agar produksi
Industri
sarung
tenunnya
tetap
diminati
konsumen.
sarung
tenun
di
kelurahan Semampir dipelopori oleh tiga bersaudara, yaitu Bapak H. Syamsul Arifin,
4) Terbatasnya tenaga kerja Kalangan
kecil
pekerja
Bapak H. Fatkhurrohman, dan Bapak H.
sarung
tenun
Dulkarim.
Keterampilan
umumnya setengah tua dan telah
menenun
ketiga
berusia lanjut, hanya sebagian kecil
didapatkan dari hasil pengalaman yang
pekerja berusia muda yang bekerja
telah mereka pelajari sebelumnya ketika
sambil
bersekolah.
bekerja dengan warga asing yang berasal
jumlah
tenaga
Terbatasnya
kerja
penenun
dan
keahlian
bersaudara
tersebut
dari Timur Tengah. Selain itu, pembinaan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah
dari
aspek
sosial,
hubungan
antar
kabupaten Gresik setiap tahunnya juga
masyarakat industri kecil sarung tenun di
sangat membantu dalam mengembangkan
dusun Jambu kelurahan Semampir sangat
industri kecil sarung tenun.
baik. Rasa kegotong-royongan antar warga
Awal mula berdirinya industri kecil
selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-
sarung tenun di dusun Jambu kelurahan
hari. Menurut Sumardi dalam Basrowi dan
semampir ini hanya menggunakan tenaga
Siti (2010:3), kondisi sosial ekonomi adalah
kerja yang berasal dari keluarga sendiri.
suatu kedudukan yang diatur secara sosial
Seiring dengan berjalannya waktu, tenaga
dan menempatkan seseorang pada posisi
kerja tidak hanya berasal dari keluarga
tertentu
sendiri tetapi juga berasal dari tetangga
posisi itu disertai pula dengan seperangkat
maupun warga luar yang berada disekitar
hak dan kewajiban yang harus dimainkan
daerah Semampir seperti kelurahan Pandu,
oleh si pembawa status. Kondisi sosial
kelurahan Padeg, kelurahan Cerme Lor, dan
ekonomi masyarakat ditandai adanya saling
seterusnya. Kemudian ketika pengalaman
kenal mengenal antar satu dengan yang
menenun sudah dikuasai, dari proses awal
lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan
sampai proses finishing akhirnya tetangga
dan kekeluargaan.
yang awalnya hanya sebagai buruh tenun memberanikan
diri
untuk
mendirikan
dalam
masyarakat,
pemberian
Dari segi pendidikan, hasil penelitian menyebutkan
bahwa
sebagian
besar
industri yang serupa. Sampai saat ini
pandangan orang tua terhadap pendidikan
terdapat sedikitnya 21 unit industri sarung
anak-anaknya
tenun
berharap
yang
rata-rata
telah
menekuni
usahanya secara turun-temurun.
cukup
dapat
tinggi.
menyekolahkan
Mereka anak-
anaknya sampai ke jenjang perguruan ekonomi
tinggi. Bahkan mereka rela berhutang
masyarakat industri kecil sarung tenun
kepada tetangga ataupun koperasi hanya
di dusun Jambu kelurahan Semampir
demi masa depan anak-anaknya. Namun,
kecamatan Cerme kabupaten Gresik
justru sebagian besar anak-anak di dusun
Gambaran
umum
Berdasarkan diperoleh
data
sosial
hasil
tentang
penelitian
kondisi
sosial
Jambu setelah lulus sekolah lebih memilih bekerja di pabrik.
ekonomi masyarakat industri kecil sarung
Meskipun pendidikan masyarakat di
tenun di dusun Jambu kelurahan Semampir.
dusun Jambu tergolong rendah, namun dari
Data
ekonomi
aspek ekonomi di dusun Jambu kelurahan
masyarakat diperoleh melalui wawancara
Semampir ini tergolong tinggi. Ketika
dengan
peneliti memasuki daerah dusun Jambu,
tentang
10
kondisi
informan.
sosial
Sebagaimana
umumnya masyarakat pedesaan, jika dilihat
peneliti melihat sebagian besar bangunan
Perkembangan
Sosial
Ekonomi
rumah penduduk adalah permanen. Disana
Masyarakat
juga banyak dijumpai rumah-rumah besar
Tenun di Dusun Jambu Kelurahan
dan megah. Rumah-rumah tersebut banyak
Semampir
didominasi oleh para pemilik industri kecil
Kabupaten Gresik
sarung tenun. Hal ini diperkuat dengan data yang
diperoleh
dari
kelurahan Semampir
profil
Industri
Kecil
Kecamatan
Sarung
Cerme
Awal mula berdirinya industri kecil
monografi
sarung tenun di dusun Jambu kelurahan
mengenai tingkat
Semampir ini berawal dari permasalahan
kesejahteraan di kelurahan Semampir. Data
masyarakat
tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar
mereka yang rendah dan dinilai tidak
penduduk di kelurahan Semampir adalah
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dalam
masyarakat yang tergolong dalam keluarga
hal kepemilikan, rata-rata lahan pertanian di
sejahtera III yaitu sebanyak 439 kepala
kelurahan Semampir adalah bukan milik
keluarga
Sedangkan
masyarakat sendiri. Namun, masyarakat
masyarakat yang tergolong dalam keluarga
hanya menyewa ataupun menjadi buruh tani
pra sejahtera sebanyak 90 kepala keluarga
di lahan pertanian tersebut. Kemudian dari
atau 14,17%; keluarga sejahtera I sebanyak
permasalahan tersebut masyarakat di dusun
54 kepala keluarga atau 8,5%;
Jambu
atau
69,13%.
keluarga
mengenai
kelurahan
perekonomian
Semampir
mulai
sejahtera II sebanyak 14 kepala keluarga
berinisiatif untuk merubah nasibnya dengan
atau 2,21%; dan keluarga sejahtera III plus
cara merintis industri sarung tenun. Hal ini
sebanyak 38 kepala keluarga atau 5,98%.
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Data diatas menyimpulkan bahwa
Sawaldjo (2006:79), bahwa peranan dari
dari 635 kepala keluarga yang ada di
industri kecil di bidang sosial ekonomi
kelurahan Semampir, hanya 90 kepala
yaitu membuka peluang bagi orang yang
keluarga atau 14,17 % saja yang tergolong
memiliki obsesi kuat, tekad besar, dan
dalam keluarga pra sejahtera. Hal ini
pekerja keras untuk menjadi pemimpin
dikarenakan masyarakat di dusun Jambu
(bos) untuk usahanya.
kelurahan
Semampir
menonjolkan
rasa
mendapatkan
prestise
cenderung
lebih
Industri kecil mampu meningkatkan
gengsi
demi
sosial ekonomi masyarakat dengan cara
masyarakat.
membuka lapangan kerja khususnya bagi
di
Mereka rela menjual lahan pertanian yang
masyarakat
yang
memiliki
tingkat
dimiliki hanya untuk merenovasi rumahnya.
pendidikan rendah. Karena untuk menjadi
Semakin bagus rumah seseorang maka
tenaga kerja di industri kecil sarung tenun
semakin tinggi pula status sosial ekonomi
tidak dibutuhkan ijazah khusus melainkan
seseorang tersebut di masyarakat.
hanya ketekunan dan keterampilan saja.
Masyarakat
yang
pendapatan
mereka
mengandalkan sektor pertanian, saat ini
mengerjakan
pekerjaan
memiliki pekerjaan lain yaitu menjadi
(secara
tenaga kerja di industri kecil sarung tenun.
menghasilkan produk sebanyak mungkin
Ketika tidak ada musim panen masyarakat
(secara kuantitas), karena semakin banyak
akan bekerja di industri kecil sarung tenun.
produk yang dihasilkan semakin banyak
Namun,
pula pendapatan yang diperoleh.
ketika
awalnya
musim
hanya
panen
tiba
kualitas),
yakni
dengan
sebaik-baiknya juga
berupaya
masyarakat akan meninggalkan rutinitas di
Berikut ini adalah pendapatan yang
industri kecil sarung tenun sejenak dan
diterima oleh para tenaga kerja industri
memilih untuk bekerja di sektor pertanian.
kecil
Bagi para tenaga kerja sarung tenun,
sarung
tenun
di
dusun
Jambu
kelurahan Semampir setiap minggunya:
upaya yang dilakukan dalam meningkatkan
Tabel 5.1 Pendapatan Para Tenaga Kerja Industri Kecil Sarung Tenun di Dusun Jambu Kelurahan Semampir Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik No
Nama Responden
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Siti watimah (52) Yuli (37) Sunarti (37) Suparman (54) Astuti (45) Karsiti (52) M. Gufron (30) Suhartini (30)
Pekerjaan Sebelum Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Pedagang Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Buruh serabutan Ibu rumah tangga
Pendapatan Rata-Rata Perminggu (Rp) Sebelum di Industri 70.000 240.000 -
Setelah di Industri 120.000 150.000 180.000 300.000 120.000 150.000 300.000 150.000
Sumber: wawancara dengan 8 informan (3-6 Mei 2013 ) Dari
uraian
diatas,
dapat
dijelaskan bahwa setelah adanya industri
juga
mengalami
peningkatan.
dalam
meningkatkan
hubungan sosial antar-warga.
kecil sarung tenun rata-rata pendapatan masyarakat
berperan
Industri kecil sarung tenun juga mampu memberikan pandangan yang
Pendapatan yang diperoleh antara tenaga
tinggi
khususnya
bagi
kerja yang satu dengan yang lainnya
terhadap
tidaklah sama. Hal ini dikarenakan
Salah satu warga di dusun Jambu yang
dalam industri kecil sarung tenun sistem
memiliki
pengupahannya menggunakan sistem
pendidikan anak-anaknya adalah Ibu Siti
borongan. Selain mampu meningkatkan
Watimah. Ibu yang memiliki dua anak
pendapatan, industri kecil sarung tenun
ini bekerja di industri kecil sarung tenun
pendidikan
harapan
orang
tua
anak-anaknya.
tinggi
terhadap
milik Bapak H. Afan selama 13 tahun
karena memiliki tingkat pendidikan
pengaruh yang positif terhadap sosial
rendah yaitu hanya tamatan sekolah
ekonomi masyarakat khususnya bagi
dasar.
masyarakat yang memiliki pendidikan Dahulu Ibu Siti Watimah hanya
rendah. Meskipun lapangan kerja formal
seorang ibu rumah tangga biasa yang
yang tersedia relatif sedikit, namun tidak
ingin bekerja sebagai karyawan pabrik
demikian dengan industri kecil.
agar pendapatan yang diperoleh sesuai
Hal ini sesuai dengan teori yang
dengan upah minimum regional (UMR)
dikemukakan oleh Sudradjad (2005:7)
kabupaten Gresik. Namun, karena tidak
yang menyatakan bahwa, banyak orang
mempunya ijazah SMA akhirnya beliau
memerlukan
bekerja di industri kecil sarung tenun.
lapangan kerja formal yang tersedia
Meskipun demikian, Ibu Siti Watimah
relatif
mengaku senang karena dengan adanya
jumlah
industri kecil sarung tenun, beliau bisa
Faktanya, sebagian lowongan kerja yang
meringankan
yang
ada tidak dapat terisi oleh mereka yang
hanya bekerja sebagai buruh pabrik
memiliki tingkat pendidikan rendah. Hal
outsourching dalam mencari nafkah.
itu dapat terjadi karena kualitas para
Beliau
bisa
pencari kerja masih sangat rendah yaitu
menyekolahkan anak-anaknya hingga
sebagian besar dari mereka hanya
jenjang yang lebih tinggi, syukur-syukur
berpendidikan
sampai ke jenjang kuliah, agar nasib
hanya sedikit dari mereka yang tamat
anaknya tidak sama dengannya yang
sekolah lanjutan atas ataupun perguruan
sulit mencari pekerjaan.
tinggi.
Dari
beban
suaminya
berharap
kelak
penjelasan
diatas,
maka
sedikit
pekerjaan
sementara
dibandingkan
angkatan
kerja
tamat
dengan
yang
sekolah
ada.
dasar,
SIMPULAN DAN SARAN
peneliti dapat menyimpulkan bahwa
Simpulan
perkembangan
ekonomi
1. Saat ini di dusun Jambu kelurahan
masyarakat industri kecil sarung tenun
Semampir terdapat sedikitnya 21 unit
di dusun Jambu kelurahan Semampir
industri sarung tenun yang rata-rata
sangat jelas terlihat, baik dari segi sosial
telah
antarwarga,
pendapatan
turun-temurun.
pendidikan.
Industri
sosial
kecil
maupun
menekuni
usahanya
secara
Dalam
proses
sarung
membuat sarung tenun ini tidak
tenun tersebut telah banyak memberikan
memerlukan kursus ataupun sekolah
khusus, namun yang dibutuhkan
1. Bagi pengusaha industri kecil sarung
hanya ketekunan dan keterampilan.
tenun untuk lebih mengembangkan
Hal
ini
diperkuat
dengan
hasil
industrinya dengan cara menambah
peneliti
dengan
para
peralatan produksi agar dapat lebih
tenaga kerja sarung tenun yang
menyerap tenaga kerja, sehingga
kebanyakan hanya tamatan sekolah
dapat meningkatkan hasil produksi
dasar, bahkan ada yang buta huruf
yang akhirnya akan meningkatkan
serta ada juga yang berpendidikan
sosial ekonomi para tenaga kerja
SMP.
serta pemiliknya.
wawancara
2. Industri kecil sarung tenun di dusun
2. Bagi tenaga kerja industri kecil
Jambu kelurahan Semampir mampu
sarung
meningkatkan
meningkatkan kinerjanya baik dari
sosial
ekonomi
masyarakat. Pertama, meningkatkan pendapatan masyarakat dengan cara membuka lapangan kerja khususnya bagi
masyarakat
yang
memiliki
tingkat pendidikan rendah, sehingga masyarakat yang awalnya hanya mengandalkan sektor pertanian saja, saat ini memiliki pekerjaan lain yaitu menjadi tenaga kerja di industri kecil sarung tenun. Kedua, industri kecil sarung tenun juga berperan dalam meningkatkan hubungan sosial antarwarga. Ketiga, industri kecil sarung tenun
juga
mampu
memberikan
pandangan yang tinggi khususnya bagi orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya Saran Adapun saran-saran yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :
tenun
diharapkan
agar
segi kualitas maupun kuantitas. DAFTAR RUJUKAN Afrida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Basrowi dan Siti Juariyah. 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 7 Nomor 1. Dosen Pendidikan IPS FKIP Unila dan Alumni FKIP Unila. (http://journal.uny.ac.id/index.php /jep/article/view/577/434, diakses tanggal 16 April 2013) Binarwati, Erizky dkk. 2010. Pengembangan Industri Kecil Krupuk Rambak Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
(http://tatakota.ub.ac.id/index.php/ tatakota/article/view/116/113, diakses tanggal 16 April 2013) BPS. 2012. Kecamatan Cerme Dalam Angka 2012. Gresik: Badan Pusat Statistik- Bapeda Kabupaten Gresik. Feriyanto, Nur. 2004. Profil industri kecil tekstil dan produk tekstil (TPT) di Kabupaten Klaten. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 1. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. (http://journal.uii.ac.id/index.php/ JEP/article/viewFile/627/553, diakses tanggal 30 Januari 2013). Partomo, Tiktik Sartika dan Rahman Soedjono. 2002. Ekonomi Skala Kecil/ Menengah Dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Puspopranoto, Sawaldjo. 2006. Manajemen Bisnis. Jakarta: ppm. Sudradjad. 2005. Kiat Mengentas Pengangguran Melalui Wirausaha. Jakarta: PT Bumi aksara. Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Bisnis Edisi Pertama. Jakarta: Kencana. Supartono, dkk. 2011. Analisis pengaruh variabel sosial ekonomi
masyarakat urban terhadap kemandirian ekonomi ditinjau dari aspek keuangan, energi, dan pangan di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 5 No. 1. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. (http://jiae.ub.ac.id/index.php/jiae/ article/download/111/140, diakses tanggal 30 Januari 2013) Wasak, Martha. 2012. Keadaan sosialekonomi masyarakat nelayan di Desa Kinabuhutan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Pacific Journal Vol. 1 (7): 1339 J3*2 ISSN 1907 – 9672. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado. (http://repo.unsrat.ac.id/280/1/KE ADAAN_SOSIAL_EKONOMI_ MASYARAKAT_NELAYAN_D l_DESA_KINABUHUTAN_KEC AMATAN_LIKUPANG_BARA T._KABUPATEN_MINAHASA_ UTARA,_SULAWESI_UTARA. pdf, diakses tanggal 12 Maret 2013) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
15