Perkembangan Psikososial pada Anak Prasekolah yang mengikuti dan tidak mengikuti PAUD Kelurahan Jatirahayu Bekasi Achmad Damayanto1*, Riri Maria2 1. Achmad Damayanto: Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat – 16424 2. Riri Maria, S.Kep, MANP: Keilmuan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia *email:
[email protected] Abstrak Tingkat partisipasi anak prasekolah pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih terbilang rendah, di mana lebih dari 70% anak Indonesia belum berpartisipasi. Padahal, perkembangan psikososial anak pada tahap prasekolah akan menjadi dasar kondisi psikososial seseorang ketika dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan anak dalam PAUD dengan perkembangan psikososial anak prasekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jatirahayu, Bekasi dengan jumalh responden 130 orang anak prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,7% anak yang mengikuti PAUD memiliki perkembangan psikososial yang baik. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keikutsertaan anak dalam PAUD dan perkembangan psikososial anak prasekolah (p= 0.014, α= 0.05). Kata Kunci: PAUD, Pendidikan anak usia dini, perkembangan psikososial, prasekolah Abstract Pre-school aged children participation in Early Childhood Education (ECE) is still relatively low in Indonesia, in which more than 70% of them have not yet participated. Whereas, psychosocial development during the pre-school aged will be the foundation of their psychosocial condition in adulthood. The aim of this research is to discover the corelationship between the participation of pre-school aged children in ECE and their psychosocial development. The descriptive-correlative method was used in this research, with the cross sectional approach. This research was conducted in Jatirahayu, Bekasi, with 130 pre-school aged children respondents. The result shows that 66.7% of them who participated in ECE have good psychosocial development. The result of Chi Square shows that there is a significant correlation between the participation of pre-school aged children in ECE and their psychosocial development (p= 0.014, α= 0.05). Keywords: ECE, early childhood education, pre-school, psychosocial development.
Pendahuluan
Fase prasekolah merupakan salah satu tahap
Pertumbuhan dan perkembangan manusia
perkembangan pada anak usia tiga sampai
merupakan sesuatu yang dapat diprediksi.
enam
Proses tersebut terjadi pada manusia dan
perkembangan anak pada fase ini meliputi
bersifat
atau
perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik
kegagalan individu dalam menyelesaikan
kasar dan halus), dan psikososial. Pada fase
suatu fase akan mempengaruhi kemampuan
ini perkembangan psikososial anak akan
untuk menyelesaikan fase-fase berikutnya
melalui tahap antara inisiatif dan rasa bersalah
(Potter & Perry, 2005).
(Erickson dalam Wong, 2009). Anak berusaha
individual.
Kesuksesan
tahun
(Wong,
2009).
Tahap
mendapatkan perasaan inisiatif tanpa harus merasa bersalah ketika harus melakukan
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
sesuatu. Memperkenalkan anak dengan teman
baik daripada anak prasekolah yang tidak
sebayanya
mengikuti
dapat
mengoptimalkan
Playgroup
berdasarkan
perkembangan psikososial anak pada usia
penelitiannya di Taman Kanak-kanak Dharma
prasekolah. Salah satu upaya yang dapat
Wanita
dilakukan adalah dengan memasukkan anak
Sukomoro Kabupaten Magetan.
ke dalam kelompok bermain atau belajar.
Perkembangan psikososial yang didefinisikan
Salah satu bentuk kelompok bermain dan
sebagai faktor-faktor yang berkaitan dengan
belajar yang saat ini sedang dikembangkan
lingkungan sosial atau interaksi dengan orang
dan
lain
menjadi
program
Kementerian
Desa
yang
Tambakmas
dapat
Kecamatan
memberikan
pengaruh
Pendidikan di Indonesia adalah Pendidikan
terhadap perilaku individu (Djohan, 2006).
Anak Usia Dini (PAUD). PAUD merupakan
Pada
suatu upaya pembinaan yang ditujukan
perkembangan dalam perubahan interaksi
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
dengan keluarga, konsep diri, permainan
enam
kelompok,
tahun
pemberian
yang
dilakukan
rangsangan
melalui
pendidikan
untuk
fase
ini
anak
dan
Perkembangan
akan
membedakan psikososial
melalui
gender.
mempunyai
membantu pertumbuhan dan perkembangan
pengaruh yang besar terhadap keberhasilan
jasmani dan rohani agar anak memiliki
pada tahap perkembangan selanjutnya. Oleh
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
karena itu anak dapat diberikan stimulus
lanjut (UU RI No. 20, 2003). PAUD
melalui
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
mengalami
dasar
perkembangan psikososial.
yang
memiliki
fungsi
utama
PAUD,
sehingga keterlambatan
anak
tidak dalam
mengembangkan semua aspek perkembangan
Namun, sampai saat ini PAUD belum
anak,
kognitif,
mendapat perhatian yang layak dari kalangan
bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial
masyarakat, terutama kalangan orang tua.
dan emosional (Dirjen PAUD kemendiknas,
Berdasarkan data Dirjen PAUD kemendiknas
2010).
(2009)
(2011), layanan PAUD baru menyentuh
menunjukkan bahwa anak yang mengikuti
53,70% atau sekitar 15,5 juta anak di
PAUD memiliki perkembangan kognitif yang
Indonesia. Lebih lanjut lagi, sebesar 25,66%
lebih
anak mengikuti Taman Pendidikan Al-Quran
meliputi
Hasil
baik
Quotient
perkembangan
penelitian
Apriana
berdasarkan
(kecerdasan
tes
Intelligence di
(TPQ) yang sesungguhnya bukan merupakan
Kecamatan
layanan PAUD dan baru 28,04% atau 8,1 juta
Banyumanik, Semarang. Selain itu, Rudiati,
anak Indonesia yang mendapat layanan
Sunarsih dan Arna (2012) juga menyatakan
PAUD formal maupun informal. Hal ini
bahwa
berarti lebih dari 70% anak Indonesia yang
Kelurahan
intelektual/IQ)
Tinjomoyo
perkembangan
psikososial
anak
prasekolah yang mengikuti Playgroup lebih
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
belum mengikuti pendidikan anak pada usia
Metode Penelitian
dini. Bahkan tingkat partisipasi daerah Jawa
Desain penelitian yang digunakan adalah
Barat
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross
hanya
39,84%
(Dirjen
PAUD
kemendiknas, 2011). Salah satunya di Kota
sectional
Bekasi, Angka Partisipasi Kasar (APK)
menggambarkan ada tidaknya hubungan antar
PAUD masih rendah, yaitu berada di angka
variabel
41,84% atau sekitar 90.480 anak dengan usia
pengambilan sampel dalam penelitian ini
dua sampai enam tahun. Sehingga masih
adalah cluster sampling untuk menentukan
terdapat 59,16% atau 125.775 anak dengan
RW mana saja yang akan menjadi sampel.
usia dua sampai enam tahun yang belum
Selanjutnya, dilakukan quota sampling untuk
mendapatkan layanan PAUD.
menentukan individu yang akan menjadi
Kelurahan Jatirahayu yang berada di Pondok
sampel, yaitu peneliti mengambil subjek yang
Melati, Bekasi memiliki jumlah penduduk
sesuai dengan kriteria inklusi sesuai kuota
anak yang tinggi, yaitu sekitar 7.799 (0-4
yang
tahun
penelitian ini adalah 30 orang orang tua yang
3.706,
5-9
tahun
4.093)
jiwa.
yang yang
bertujuan akan
ditetapkan.
diteliti.
Jumlah
Berdasarkan observasi terhadap beberapa
memiliki
keluarga, peneliti menemukan bahwa terdapat
pengumpul
keluarga
menggunakan kuesioner.
yang
tidak
mengikutsertakan
anak
usia
data
untuk Metode
sampel
dalam
prasekolah.
dalam
penelitian
Alat ini
anaknya ke PAUD. Anak yang tidak ikut serta
Kuesioner bagian I berisi tentang data
dalam
demografi
PAUD
terlihat
kurang
dapat
responden
(usia
orang
tua,
bersosialisasi dengan teman sebaya. Terdapat
pendidikanorang tua, pekerjaan orang tua, dan
pula anak yang memukul teman sebaya
usia
karena
(keikutsertaan
memperebutkan
mainan
yang
anak)
dan pada
variabel
penelitian
PAUD).
Kuesioner
sebelumnya mereka mainkan bersama. Selain
bagian
itu, terdapat anak yang selalu ingin ditemani
mengukur perkembangan psikososial anak
oleh orang tuanya, sehingga anak akan
prasekolah
menangis atau takut jika dibiarkan bermain
berdasarkan Psychosocial Development of
sendiri dengan teman sebayanya. Sedangkan
Karen Refugee Children (Tanaka, 2013) dan
saat melakukan observasi di PAUD, anak
social skills scale of the preschool and
terlihat lebih berani dan dapat bersosialisasi
kindergarden behavior scales (Merell, 2009)
dengan baik bersama teman-teman sebayanya.
agar
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk
Kuesioner berisikan 26 pertanyaan terkait
melakukan penelitian terkait hubungan antara
perkembangan
PAUD dengan perkembangan psikososial
dilakukan uji reabilitas dan validitas terhadap
II
sesuai
berisikan yang
dengan
pertanyaan peneliti
pada anak.
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
modifikasi
kondisi
psikososial
yang
penelitian.
anak.
Telah
kuesioner
kepada
30
orang
kemudian
dilakukan perbaikan. Data demografi, keikutsertaan dalam PAUD dan perkembangan psikososial anak akan dianalisis menggunakan analisis univariat.
4 tahun 5 tahun 6 tahun Total Jenis Kelamin Anak Laki-laki Perempuan Total
39 43 23 130
30 33,1 17,7 100%
61 69 130
46,9 53,1 100%
Serta analisis bivariat untuk keikutsertaan dalam PAUD dan perkembangan psikososial
Tabel 3 Keikutsertaan responden dalam
anak.
PAUD di Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, 2013 (n=130) Variabel
Hasil Penelitian Tabel 1 Karateristik responden berdasarkan usia orang tua, pendidikan orang tua, dan
Keikutsertaan PAUD Ikut Tidak ikut Total
n
Prosentase (%)
70 60 130
53,8 46,2 100%
jenis pekerjaan orang tua di Kelurahan Tabel 4 Perkembangan psikososial anak
Jatirahayu, Bekasi, 2013 (n=130) Variabel Usia Orang Tua 20-29 30-39 40-49 50-59 Total
n
Prosentase (%)
29 81 19 1 130
22,3 62,3 14,6 0,8 100%
11 20 68 31 130
8,5 15,4 52,3 23,8 100%
4 31 25 70 130
3,1 23,8 19,2 53,8 100%
Pendidikan Orang Tua
SD SMP SMA Perguruan tinggi Total Pekerjaan Orang Tua Pegawai negeri Pegawai swasta Wiraswasta Ibu rumah tangga Total
prasekolah di Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, 2013 (n=130) Variabel
n
Prosentase (%)
72 58 130
55,4 44,6 100%
Perkembangan psikososial
baik kurang Total
Tabel 5 Hubungan keikutsertaan anak dalam PAUD dengan perkembangan psikososial anak prasekolah di Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, 2013 (n=130) Ikut PAUD Ikut Tidak ikut Jumlah
Perkembangan psikososial Baik Kurang n % n % 44 66,7 22 33,3 28 43,7 36 56,3 72 55,4 58 44,6
Total n 66 64 130
% 100 100
OR
P value
0,389
0,014
100
Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan usia
dan
jenis
kelamin
di
Kelurahan Pembahasan
Jatirahayu, Bekasi, 2013 (n=130) Variabel Usia Anak 3 tahun
n 25
Prosentase (%)
Responden penelitian yang terlibat dalam
19,2
anak dengan usia prasekolah (3-6 tahun) di
penelitian ini adalah orang tua yang memiliki
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
Jumlah
Pendidikan yang cukup membuat orang tua
responden yang ikut serta dalam penelitian ini
dapat memberikan pola asuh yang sesuai
adalah sebanyak 130 orang. Karakteristik
dengan perkembangan anak.
yang digali dalam penelitian ini adalah
Karakteristik orang tua responden yang lain
karakteristik orang tua dan karakteristik anak.
yaitu jenis pekerjaan orang tua. Hasil
Karakteristik
usia,
peneilitan menunjukkan bahwa 70 (53.8%)
pendidikan dan pekerjaan orang tua. Sedang
orang tua memiliki pekerjaan sebagai ibu
karakteristik anak meliputi usia dan jenis
rumah tangga. Pekerjaan sebagai ibu rumah
kelamin anak.
tangga memberi banyak waktu pada orang
Hasil analisis menggambarkan bahwa usia
tua,
orang tua responden berkisar antara 20-59
perhatian dan pendidikan pada anak. Hasil ini
tahun. Sebagian besar orang tua responden
didukung oleh penelitian Utama (2012) yang
berusia antara 30-39 tahun (62.3%). Hal ini
menyatakan bahwa alasan utama wanita
sesuai
keluar dari pekerjaan adalah karena adanya
Kelurahan
Jatirahayu,
orang
tua
dengan
Kependudukan
Bekasi.
meliputi
himbauan
dan
Badan
Keluarga
Berencana
suami
khususnya
dan
ibu
anak.
memberikan
Wanita
berusaha
utamanya
terhadap
Nasional (BKKBN), bahwa usia ideal untuk
memberikan
hamil berada direntang usia 20-30 tahun.
pemenuhan kebutuhan dan kasih sayang
Sehingga pada usia 30-39 tahun anak akan
kepada suami dan anak, sehingga perannya
memasuki usia prasekolah.
sebagai ibu dirasa lebih penting daripada
Berdasarkan hasil analisis terlihat pula bahwa
fokus
untuk
pekerjaannya.
rata-rata orang tua responden berpendidikan
Hasil
SMA (52.3%). Hasil ini juga sesuai dengan
didapatkan hasil bahwa responden didominasi
peraturan pemerintah terkait pendidikan wajib
oleh anak usia 5 tahun sejumlah 43 orang
belajar
(33.1%). Hasil ini sesuai dengan teori yang
9
Republik
tahun
(Peraturan
Indonesia
karakteristik
anak
dikemukakan Wong (2009), bahwa anak usia
Pendidikan rata-rata yang dimiliki orang tua
prasekolah berada pada rentang usia 3-6
responden
daripada
tahun. Tingginya prosentase anak usia 5 tahun
peraturan pemerintah yang hanya mewajibkan
di PAUD disebabkan oleh presepsi sebagian
pendidikan sampai jenjang SMP. Selain itu,
orang tua yang merasa perlu memberikan
Utami (2008) juga mendukung penelitian ini
pendidikan
melalui
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) di
lebih
pernyataannya,
47,
pada
2008).
sudah
No.
Pemerintah
analisis
baik
bahwa
semakin
sebelum
anaknya
memasuki
maka
usia 7 tahun.
kesempatan anak prasekolah untuk mencapai
Berdasarkan
perkembangan psikososial juga semakin baik.
didominasi oleh perempuan, yaitu sejumlah
tingginya
pendidikan
orang
tua
jenis
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
kelamin,
responden
69 orang (53.1%). Namun hasil ini bertolak
enam
belakang dengan data Badan Pusat Statistik
pemberian
RI (2011) bahwa jumlah laki-laki usia 0-9
membantu pertumbuhan dan perkembangan
tahun di Indonesia lebih besar daripada
jasmani dan rohani agar anak memiliki
perempuan. Selain itu berdasarkan data
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
statistik yang didapatkan dari Kelurahan
lanjut. Pemerintah secara eksplisit telah
Jatirahayu menunjukkan bahwa jumlah laki-
menghimbau
laki usia 0-9 tahun lebih besar daripada
memberikan pendidikan kepada anak sejak
perempuan.
usia
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
sebagian besar anak usia prasekolah di Kelurahan
Jatirahayu,
Bekasi
tahun
yang
dilakukan
rangsangan
kepada
dini,
melalui
pendidikan
untuk
masyarakat
sehingga
anak
untuk
memiliki
kemampuan yang memadai untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.
mengikuti
Namun keikutsertaan anak dalam PAUD
PAUD yaitu 53,8% (n=130). Keikutsertaan
masih terbilang rendah jika dibandingkan
dalam PAUD memang harus ditingkatkan
dengan harapan keikutsertaan anak dalam
setiap tahunnya. Hal ini merujuk pada
PAUD
pernyataan
Pembangunan
UNICEF
(United
Nations
berdasarkan PAUD
Besar
Indonesia
Periode
International Children's Emergency Fund)
2011-2025,
Indonesia
(2012)
terlayani oleh fasilitas PAUD pada tahun
pendidikan
yang
terkait
pentingnya
yaitu
Kerangka
sebesar
67,4%
anak
pada
2013. Bahkan sebanyak 3.298.428 (40,5%)
peningkatan kesejahteraan anak, penurunan
anak usia 5-6 tahun di Indonesia telah
kemiskinan
ketidaksetaraan.
mengikuti pendidikan SD/MI (Data PDSP
Keikutsertaan anak dalam PAUD dapat
dalam Dirjen PAUD Kemendiknas, 2011).
meningkatkan
untuk
Terdapat beberapa faktor yang menurut
bersekolah di tingkat lanjut dan terbukti
peneliti dapat menjadi pemicu rendahnya
sebagai
mampu
keikutsertaan anak dalam PAUD, antara lain
meningkatkan pembangunan ekonomi dan
kurangnya pengetahuan orang tua tentang
sosial sebuah masyarakat.
pentingnya
sebuah
berkontribusi
dan kesiapan strategi
anak yang
Indonesia sendiri telah memiliki UU yang
PAUD,
ketersediaan
layanan
PAUD yang kurang mencukupi, dan faktor
mengatur keberadaan PAUD. UU Nomor 20
ekonomi.
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Ulfa
Nasional dalam pasal 1, butir 14 dinyatakan
bertujuan
bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
pengetahuan
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
terhadap keikutsertaan anak dalam PAUD di
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
Desa
(2012)
dalam
untuk orang
Kebonagung
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
penelitiannya
mengetahui tua
tentang
Kecamatan
yang
pengaruh PAUD Kajen
Kabupaten
Pekalongan.
Hasil
penelitian
melalui hubungan dengan teman sebaya,
yang
harga diri, perilaku mengikuti aturan, aktivitas
berpengetahuan kurang, hampir seluruhnya
kelompok, kemampuan sosial, kontrol diri
(97,6%) tidak mengikutsertakan anaknya pada
dan emosi. Perkembangan anak dikatakan
pendidikan
ini
baik apabila anak mampu menyelesaikan
memperkuat pernyataan bahwa pengetahuan
tugas perkembangannya (Erickson dalam
orang tua terkait PAUD sangat penting.
Papalia, et. al., 2008).
menyatakan
bahwa
anak
42
responden
usia
dini.
Hal
Pengetahuan terkait pentingnya keikutsertaan anak dalam PAUD perlu ditingkatkan pada orang tua, sehingga meningkatkan kesadaran mereka untuk memasukkan anaknya dalam PAUD.
Pada penelitian ini didapatkan hasil p value = 0,014 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi perkembangan psikososial pada anak yang mengikuti PAUD dengan anak yang tidak mengikuti PAUD (ada
Faktor lain yang dapat memicu rendahnya
hubungan
keikutsertaan anak dalam PAUD adalah
keikutsertaan anak dalam PAUD dengan
kurangnya fasilitas PAUD di masyarakat.
perkembangan psikososial anak prasekolah)
Berdasarkan data Dirjen PAUD Kemendiknas (2011) baru terdapat 237.176 lembaga PAUD di Indonesia. Jumlah tersebut tidak berimbang jika melihat jumlah anak usia dini pada tahun 2009 telah mencapai angka 28.854.400 orang anak.
yang
signifikan
antara
Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Tanaka (2013) dalam penelitiannya mengenai penilaian perkembangan psikososial pada anak yang mengikuti taman kanak-kanak di Thailand.
Hasil
penelitian
tersebut
menyatakan bahwa anak yang mengikuti
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
taman kanak-kanak dengan periode waktu
sebagian besar anak prasekolah di Kelurahan
yang
Jatirahayu, Bekasi memiliki perkembangan
psikososial yang lebih baik dibandingkan
psikososial yang baik yaitu sebesar 55,4%
anak yang mengikuti taman kanak-kanak
(n=130). Hal ini didukung oleh pernyataan
dengan periode waktu dibawah satu tahun.
Newman (1991) mengenai perkembangan
Bimbingan pendidik dan lebih seringnya
psikososial pada anak prasekolah, dimana
interaksi dengan anak lain membuat anak
pada usia tersebut tugas perkembangan anak
prasekolah
meliputi
perkembangan psikososialnya.
identifikasi
jenis
kelamin,
perkembangan awal moral, harga diri, dan kelompok bermain. Selain itu Tanaka (2013) juga
menyatakan
bahwa
perkembangan
psikososial anak prasekolah dapat diukur
lama
memiliki
lebih
mudah
perkembangan
meningkatkan
Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Rudiati, Sunarsih, dan Arna (2009) di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Desa
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
Sukomoro
dididik secara membaur (dengan gender yang
Kabupaten Magetan dengan jumlah sampel 30
berbeda) memiliki perkembangan psikososial
responden yang berusia 5-7 tahun. Hasil
yang lebih baik dibandingkan dengan anak
penelitian tersebut menyatakan bahwa pada
yang dididik dalam lingkungan gender yang
kelompok anak prasekolah yang mengikuti
sama. Hal ini sesuai dengan pendidikan anak
TK
dalam PAUD, dimana anak belajar dan
Tambakmas
Kecamatan
melalui
mempunyai
playgroup
sebagian
perkembangan
besar
psikososial
bermain
dalam
sebuah
kelompok
yang
dengan kategori baik (60%). Sedangkan pada
berisikan anak-anak yang berbeda gender.
kelompok anak prasekolah yang mengikuti
Namun Trinataliswati, Kasiati, dan Retnowati
TK tanpa melalui playgroup sebagian besar
(2010) dalam penelitiannya di Desa Sumber
mempunyai
psikososial
Porong Lawang dengan tujuan mengetahui
dengan kategori cukup (50%). Sehingga dapat
perbedaan kemampuan bersosialisasi pada
disimpulkan bahwa perkembangan psiososial
anak prasekolah dengan riwayat PAUD dan
anak prasekolah yang mengikuti TK melalui
tanpa PAUD menggunakan metode studi
playgroup
perbandingan
perkembangan
lebih
baik
daripada
tanpa
playgroup.
menemukan
Penelitian serupa yang mendukung juga pernah dilakukan oleh Dewi (2010) di TK Sri Lestari, Dukuh Kupang Surabaya pada 30 anak
prasekolah
dengan
tujuan
untuk
mengetahui perbedaan tingkat kematangan sosial
anak
keikutsertaanya penelitian
prasekolah dalam
tersebut
berdasarkan
PAUD.
Hasil
menunjukkan
adanya
penelitian
(comparative hasil
yang
tersebut
study)
berbeda.
Hasil
menyatakan
bahwa
sebagian besar (64,3%) anak prasekolah dengan riwayat PAUD memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik, sedangkan pada anak prasekolah yang tidak memiliki riwayat PAUD didapatkan setengah (50%) dari jumlah
anak
memiliki
kemampuan
bersosialisasi yang cukup. Berdasarkan uji
perbedaan yang signifikan pada kematangan
analisa
sosial antara anak yang ikut PAUD dengan
didapatkan nilai taraf signifikasi 0,218 > 0,05
anak yang tidak mengikuti PAUD, dimana
yang berarti tidak ada perbedaan kemampuan
tingkat
kematangan
sosial
anak
yang
statistik
mann-withney
u
test
bersosialisasi anak prasekolah dengan riwayat PAUD dan tanpa riwayat PAUD. Hasil yang
mengikuti PAUD lebih baik.
berbeda dapat terjadi karena beberapa hal, Selain
itu,
Calder
(2006)
melakukan
diantaranya desain penelitian yang berbeda,
penelitian mengenai pengaruh pendidikan
populasi yang berbeda, atau terdapat faktor
pada sekelompok anak dengan gender yang
lain
berbeda terhadap perkembangan psikososial.
psikososial pada anak prasekolah.
yang
mempengaruhi
Hasil penelitian menyatakan bahwa anak yang
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
perkembangan
oleh
Kelurahan Jatirahayu Bekasi. Hasil penelitian
Istiqomah dan Mukhoirotin (2012) mengenai
menunjukkan bahwa dari total 130 anak,
pengaruh pola asuh orang tua terhadap
sebanyak 70 anak telah mengikuti PAUD.
perkembangan kognitif dan perkembangan
Sebagian
psikososial anak usia prasekolah di TK Plus
perkembangan
Mutiara Ilmu Pandaan Pasuruan menyatakan
Kemudian, sebagian besar responden yang
bahwa, perbedaan kecepatan berkembang
mengikuti PAUD memiliki perkembangan
anak dapat dipengaruhi oleh cinta dan kasih
psikososial yang baik dibandingkan anak
dari orang tua atau pola asuh. Kemampuan
yang tidak mengikuti PAUD.
Sebuah
penelitian
yang
dilakukan
besar
responden
psikososial
memiliki
yang
baik.
orang tua memberikan pola asuh yang sesuai akan
mengoptimalkan
perkembangan
psikososial anak. Selain itu, teman sebaya
Ucapan Terima Kasih
terhadap
1. Ibu Dewi Irawati, MA., PhD. selaku dekan
perkembangan psikososial anak. Interaksi
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
rutin
Indonesia.
juga
memberikan dengan
kontribusi
sekelompok
orang
akan
membawa anak untuk condong berkembang sesuai
dengan
dominasi
perkembangan
2. Ibu Riri Maria, S.Kep., MANP. selaku dosen
pembimbing
yang
telah
kelompok.
menyediakan
Faktor lain yang turut berpengaruh dalam
pikirannya guna untuk mendidik anak
perkembangan
didiknya.
psikososial
adalah
waktu,
tenaga,
dan
bertambahnya usia anak. Salah satu hasil
3. Ibu Kuntarti, S.Kp., M.Biomed. selaku
penelitian yang ditemukan Tanaka (2012)
koordinator mata ajar Skripsi & Kepala
yaitu
Program Studi S1 Keperawatan yang telah
bahwa
skor
skala
perkembangan
psikososial meningkat dengan bertambahnya usia pada laki-laki dan perempuan. Sehingga dapat dikatakan pola ini terjadi sesuai dengan peningkatan perkembangan pada sektor yang lainnya.
memberikan bimbingannya. 4. Seluruh
pengurus
Kelurahan
Jatirahayu, Bekasi yang telah mengizinkan peneliti meneliti fenomena yang ada pada anak prasekolah. 5. Keluarga,
Kesimpulan Berdasarkan
Reguler hasil
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa keikutsertaan anak dalam PAUD
jajaran
memiliki
hubungan
Saudara, 2009
FIK
dan UI
Teman-teman yang
sudah
membantu dan memberikan dukungan kepada peneliti selama proses penelitian.
dengan
perkembangan psikososial anak prasekolah di
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
Daftar Pustaka Apriana, R. (2009). Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik, Semarang. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. (2010). Kewarganegaraan Penduduk Indonesia.
Merrell, K. W. (2009). Behavioral, Social, and Emotional Assessment of Children and Adolesents (3th ed). New York: Routledge Taylor and Francis Group Muzaqi. (2010). Penerapan Soft Skill Bagi Tenaga Pendidik dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. JPNF, 7, 31-38
Berk, L. E. (2001). Development Through The Lifespan (2nd ed). Boston: Allyn and Bacon
Newman, B. M., & Newman, P. R. (1991). Development Through Life: a Psychosocial Approuch (5th ed). California: Brooks/Cole Publishing
Burns, N. & Grove, S. K. (2009). The practice of nursing research. St.Louis : Saunders Elsevier.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Calder, L. A. (2006). A Comparative Study of the Impact on Academic and Psychosocial Development of Eighth Grade Students Involved in Single Gender Versus Coeducational Classroom Setting. ProQuest Journal
Papalia, D.E., Old, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human development (Psikologi perkembangan). Ed.9. (Terj: A.K.Anwar, (2008)). Jakarta: Kencana.
Cross, T. L. (2001). Gifted children and erikson's theory of psychosocial development. Gifted Child Today, 24(1), 54. Dahlan, M. S. (2010). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). Kerangka Besar Pembangunan PAUD Indonesia Periode 2011-2025. Djohan. (2006). Terapi Musik; Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Galangpress Goleman, D. (1995). Emotional Intellegence: Why It can Matter more than IQ. New York: Bantam Books Gunarsa, S. D. (2008). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia Hurlock, E. B. (2004). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (5th ed.). Yogyakarta: Erlangga. Ispa, J. M., Thornburg, K. R., & Gray, M. M. (1990). Relations between early childhood care arrangements and college students' psychosocial development and academic performance. Adolescence, 25(99), 529-42. Istiqomah, S. N. & Mukhoirotin. (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Kognitif dan Psikososial Anak Usia Prasekolah Di Tk Plus Mutiara Ilmu Pandaan Pasuruan. Journal Eduhealth, 2, 1
Polit, D.F., Beck, C.T., & Hungler, B.P. (2001). Essentials of nursing research: Method, appraisal, and utilization. 5th Ed. Philadelphia : Lippincott. Potter, P.A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental Nursing : Concept, Proses, and Practice. Sixth edition. St.Louis: Mosby Year Book. Produk Perundang-undangan Republik Indonesia. http://www.setneg.go.id/ index.php?option=com_perundangan&id=323 &task=detail&catid=1&Itemid=42&tahun=200 3 yang di akses pada 24 September 2012 pukul 20.45 Profil Direktorat PPAUD. http://www.paud.kemdiknas.go.id/ yang di akses pada 24 September 2012 pukul 20.30 Puspita, W. A. (2010). Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai Model Perilaku Anak Usia Dini. JPNF, 7, 39-50 Rahman, U. (2009). Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Lentera Pendidikan, 12, 1, 46-57 Rudiati, Sunarsih, Arna, Y. D. (2009). Perbedaan perkembangan psikososial prasekolah dengan PADU dari playgroup dan tanpa playgrup. Jurnal Penelitian Politeknik Kesehatan, 7, 1, 43-4 Santrock, J. W. (2008). Life span development (12th ed.). Newyork: McGraw Hill.
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.
Sears, W. M. D. (2005). The Successful Child (edisi terjemahan). Jakarta: PT. Kresna Prima Persada. Sutjiningsih, C. H. (2013). Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai dengan KanakKanak Akhir. Jakarta: Prenada Tanaka, A. (2013). Assessment of the Psychosocial Development of Children Attending Nursery Schools in Karen Refugee Camps in Thailand. Springer Scince Journal Trinataliswati, Kasiati, & Retnowati, L. (2010). Perbedaan Kemampuan Bersosialisasi pada Anak Prasekolah dengan Riwayat Paud dan Tanpa Riwayat Paud di Desa Sumber Porong Lawang. Jurnal Keperawatan, 1, 2. Ulfa, M. (2012). Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang Paud terhadap Keikutsertaan Anak Usia 2 – 3 Tahun pada Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Desa Kebonagung Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Karya Tulis Ilmiah. Pekalongan: Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Unicef Indonesia. (2012). Ringkasan Kajian: Pendidikan dan Perkembangan Anak Usia Dini. Utami, R. B. (2008). Pengaruh tingkat pendidikan dan tipe pola asuh orang tua terhadap perkembangan psikososial anak prasekolah di Taman Kanak – kanak Aisyiyah II Nganjuk. Tesis. Surakarta: Program Studi Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Wong, D. L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, L. M., & Schwartz, P. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong (6th ed.). (E. K. Yudha, D. Yulianti, N. B. Subekti, E. Wahyuningsih, M. Ester, Penyunt., & N. J. Agus Sutarna, Penerj.) Jakarta: EGC.
Perkembangan psikososial..., Achmad Damayanto, FIK UI, 2013.