PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH
34
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 3 Perbankan Aceh
Kinerja perbankan (Bank Umum & Bank Perkreditan Rakyat) di Aceh pada triwulan II-2012 secara umum menunjukkan perkembangan yang cukup baik, tercermin dari peningkatan total aset Bank Umum dan BPR yang tumbuh sebesar 5,3% (qtq) sehingga mencapai Rp34,3 triliun rupiah.
Sedangkan
dari
sisi
pasiva,
didorong
oleh
peningkatan
kinerja
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dan BPR dalam bentuk tabungan, giro dan deposito sebesar 4,85% (qtq) dari triwulan sebelumnya atau tumbuh 7,15% (yoy) menjadi senilai Rp20,77 triliun.
Pertumbuhan kredit yang sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK mendorong penurunan Loan to Deposit ratio (LDR) dari 96,19% menjadi 95,52%.
Dari
sisi
aktiva,
peningkatan
total
aset
didorong
oleh
peningkatan
penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 4,13% (qtq) atau 8,54 (yoy) di atas pencapaian triwulan sebelumnya yang besarnya 1,02% (qtq) dengan jumlah mencapai Rp19,8 triliun, dengan kualitas kredit (NPL) yang sedikit meningkat menjadi sebesar 5,15%.
Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Pokok Perbankan (Bank Umum dan BPR/S) di Provinsi Aceh
BU
Satuan
2011 Mar
Jun
2012 Sep
Des
Mar
Jun
Total Aset
Rp-Juta 27.924.462 38.308.497 31.845.002 31.069.407 32.581.697 34.309.110
Pertumbuhan (yoy)
%
6,77
35,34
5,34
3,46
16,68
-10,44
Pertumbuhan (qtq)
%
-7,01
37,19
-16,87
-2,44
4,87
5,30
DPK
Rp-Juta 18.003.732 19.381.790 20.150.997 20.433.090 19.806.678 20.768.136
Pertumbuhan (yoy)
%
6,84
10,93
5,81
8,65
10,01
7,15
Pertumbuhan (qtq)
%
-4,27
7,65
3,97
1,40
-3,07
4,85
Kredit/ Pembiayaan Rp-Juta 17.287.768 18.276.883 18.728.973 18.860.538 19.052.413 19.838.579 Pertumbuhan (yoy)
%
29,15
25,67
23,02
15,97
10,21
8,54
Pertumbuhan (qtq)
%
6,30
5,72
2,47
0,70
1,02
4,13
NPL (Nominal)
Rp-Juta
961.144
1.089.513
1.172.765
780.561
897.908
1.022.653
NPL (%)
%
5,56
5,96
6,26
4,14
4,71
5,15
LDR
%
96,02
94,30
92,94
92,30
96,19
95,52
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
3.1.
PERKEMBANGAN BANK UMUM DI PROVINSI ACEH
Kegiatan intermediasi bank umum di Aceh
pada triwulan II-2012 secara umum menunjukkan
perkembangan yang cukup baik. Kinerja total aset bank umum menunjukkan peningkatan secara triwulanan dibandingkan periode sebelumnya yaitu sebesar 5,35%, meski secara tahunan mengalami penurunan yaitu sebesar minus 10,56% (yoy). Penyaluran kredit kepada masyarakat masih tumbuh tinggi dan mencatat kinerja yang menggembirakan yaitu mencapai Rp19,68 triliun, lebih tinggi 4,12% (qtq) atau 8,47% (yoy) dari periode sebelumnya. Sementara itu, penghimpunan DPK oleh bank umum kembali menunjukkan peningkatan sebesar 4,88% (qtq) atau 7,11% (yoy) menjadi Rp20,67 Triliun. Pertumbuhan DPK yang mengikuti pertumbuhan kredit diharapkan mampu mengurangi gap antara pertumbuhan kredit dan DPK.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
35
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Dalam jangka panjang gap ini berpotensi untuk menimbulkan shortage likuiditas jika tidak dilakukan upaya menyeimbangkan pertumbuhan kedua indikator kinerja perbankan tersebut. Tabel 3.2. Perkembangan Indikator Pokok Bank Umum di Provinsi Aceh
Uraian
Satuan
Total Aset Pertumbuhan (yoy) Pertumbuhan (qtq) DPK Pertumbuhan (yoy) Pertumbuhan (qtq) Kredit / Pembiayaan Pertumbuhan (yoy) Pertumbuhan (qtq) NPL Nominal NPL LDR
Rp-Miliar % % Rp-Miliar % % Rp-Miliar % % Rp-Miliar % %
2011 Jun 38.077 35,42 37,44 19.295 10,89 7,66 18.142 25,74 5,72 1.072 5,91 94,02
Mar 27.705 6,70 -7,11 17.922 6,95 -4,31 17.160 29,50 6,29 946 5,51 95,75
Sept 31.612 5,25 -16,98 20.063 5,75 3,98 18.591 23,09 2,48 1.157 6,22 92,67
Des 30.826 3,36 -2,49 20.333 8,56 1,35 18.722 15,97 0,70 768 4,10 92,07
2012 Mar 32.327 16,69 4,87 19.706 9,95 -3,09 18.900 10,14 0,95 884 4,68 95,91
Jun 34.057 -10,56 5,35 20.668 7,11 4,88 19.679 8,47 4,12 1.008 5,12 95,22
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah Pertumbuhan DPK secara triwulanan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit telah mendorong penurunan rasio LDR Bank Umum dari 95,91% menjadi 95,22%. Kondisi ini relatif stabil jika dibandingkan dengan LDR pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 95,75%. Berdasarkan kelompoknya, penurunan LDR Bank Umum dibanding triwulan lalu terjadi pada kelompok bank milik pemerintah, sementara kelompok bank milik swasta mengalami peningkatan dengan LDR masing– masing sebesar 91,9% dan 117,5%.
Gambar 3.1. Perkembangan LDR
Gambar 3.2. Perkembangan LDR Menurut Kelompok Bank
50
2011
Jun
Mar
Des
Sep
Jun
Mar
40
Jun
60
91,90
Mar
70
Des
80
117,52 95,22
Sep
90
Jun
100
LDR Bank Pemerintah Bank Swasta
130 120 110 100 90 80 70 60 50 40 Mar
110
2012
2011
2012
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Total aset bank umum di Aceh pada triwulan II tahun 2012 adalah sebesar Rp34,06 triliun atau tumbuh 5,35% (qtq). Kondisi ini lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,87% (qtq). Komponen aktiva produktif yang mempunyai proporsi cukup besar pada perhitungan total aset perbankan mencatat pertumbuhan yang relatif stabil. Pertumbuhan tertinggi terdapat di aktiva produktif dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia yang meningkat 46,18% (qtq) menjadi sebesar Rp1,39 triliun pada tiwulan II 2012. Berdasarkan komponen pembentuknya, aktiva produktif bank umum di Aceh didominasi oleh penyaluran kredit kepada masyarakat (85,96%), diikuti oleh Penempatan pada Bank
36
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 3 Perbankan Aceh
Indonesia (6,08%), Penempatan pada Bank lain (5,87%) dan sedangkan aktiva produktif lainnya dalam bentuk surat berharga mempunyai proporsi yang kecil (2,09%). Gambar 3.5. Perkembangan Total Aset Bank Umum
Aset (Rp-Miliar)
Gambar 3.6. Proporsi Aktiva Produktif per Juni 2012
Pertumbuhan (yoy,%)
40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0
40,0 30,0
20,0
6,08%
85,96%
10,0
0,0
5,87%
-10,0
-20,0 Mar
Jun
Sep
Des
2011
Mar
2,09%
Jun
2012
Penempatan pd BI
Penempatan pd Bank Lain
Surat Berharga
Kredit
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Aceh
selama triwulan II-2012 meningkat
sebesar Rp962 miliar, tumbuh 4,88% (qtq) atau 7,11 %(yoy) menjadi senilai Rp19,67 triliun. Peningkatan pertumbuhan DPK yang cukup baik ini tidak lepas dari upaya perbankan untuk menghimpun dana masyarakat serta didorong oleh ekspansi pertumbuhan perekonomian Aceh yang sedang berlangsung. Berdasarkan jenisnya, kenaikan pertumbuhan DPK Bank Umum didorong oleh peningkatan seluruh jenis simpanan yang tumbuh masing-masing sebesar 3,46%, 7,8% dan 0,91% (yoy). Tabel 3.3. Perkembangan DPK Menurut Jenis Simpanan Rp-Miliar Giro Tabungan Deposito
Mar 5.560 8.019 4.342
2011 Jun Sep 6.757 7.789 8.045 8.485 4.494 3.789
Des 6.694 10.204 3.435
2012 yoy,% qtq,% Mar Jun Mar-12 Jun-12 Mar-12 Jun-12 6.876 7.114 23,66 5,29 2,72 3,46 8.828 9.517 10,09 18,30 -13,48 7,80 4.001 4.037 -7,85 -10,16 16,48 0,91
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah Perkembangan kinerja penyaluran kredit di triwulan II tahun 2012 tumbuh cukup tinggi yaitu mencapai 4,12% (qtq) atau 8,47% (yoy). Kondisi fundamental makroekonomi Aceh yang kondusif serta tren pertumbuhan ekonomi yang berada pada fase membaik menjadi salah satu penggerak peningkatan pertumbuhan kredit pada beberapa periode terakhir. Selama triwulan II tahun 2012 penyaluran kredit meningkat sebesar Rp779 miliar. Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan kredit masih didominasi oleh kelompok bank pemerintah. Sumber pertumbuhan kredit pada triwulan laporan paling besar didorong oleh kelompok bank swasta yang tumbuh sebesar 8,65% (qtq). Sedangkan kelompok bank pemerintah tumbuh lebih rendah di level 3,3% (qtq). Tabel 3.4. Perkembangan Kredit Menurut Penggunaan Rp-Miliar Modal Kerja Investasi Konsumsi
Mar 6.092 973 10.095
2011 Jun Sep 6.418 6.524 1.067 1.115 10.657 10.953
Des 6.448 1.079 11.194
2012 yoy,% qtq,% Mar Jun Mar-12 Jun-12 Mar-12 Jun-12 5.796 6.704 -4,85 4,46 -10,11 15,66 1.097 1.212 12,73 13,54 1,68 10,43 12.006 11.763 18,94 10,39 7,26 -2,02
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
37
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Menurut jenis kredit yang disalurkan, penyaluran pembiayaan kepada sektor kegiatan non produktif yaitu kredit konsumsi masih mendominasi dengan share sebesar 59,78%. Penyaluran kredit modal kerja yang menjadi salah satu indikator aktivitas dunia usaha hanya memiliki share 34,07%. Namun demikian, jika ditilik dari sumber pertumbuhannya, jenis kredit modal kerja memiliki laju pertumbuhan cukup tinggi, yaitu sebesar 15,66% (qtq) sehingga berada diatas level pertumbuhan kredit secara umum. Dominasi kredit konsumsi yang sedang berlangsung, pada dasarnya juga terjadi pada skala nasional. Suku bunga kredit konsumsi yang relatif lebih tinggi serta tenor kredit yang cenderung lebih pendek menarik perhatian perbankan untuk menyalurkan dananya pada jenis kredit ini. Gambar 3.11. Proporsi Penyaluran Kredit Menurut
Gambar 3.12. Proporsi Penyaluran Kredit Menurut
Jenis Penggunaan
Kelompok Bank
Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
Bank Pemerintah
Bank Swasta
16,00%
34,07%
59,78%
84,00% 6,16%
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Sementara itu, secara sektoral penyaluran kredit Bank Umum di Aceh masih didominasi oleh sektor industri dan sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) dengan proporsi sebesar 23%. Tingginya penyaluran kredit pada sektor ini searah dengan cukup tingginya dominasi sektor tersebut dalam struktur perekonomian Aceh. Secara umum, pertumbuhan kredit di sejumlah sektor cukup stabil dan mencatat pertumbuhan positif, kecuali sektor pertambangan dan sektor listrik, gas dan air bersih yang mencatat kontraksi. Tabel 3.5. Perkembangan Kredit Menurut Sektor Ekonomi
Rp-Juta Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Transportasi, Gudang & Kom. Perantara Keuangan Jasa-jasa Lainnya
2012 yoy,% qtq,% Mar Jun Mar-12 Jun-12 Mar-12 Jun-12 163.036 367.734 16,56 164,30 6,43 125,55 74.919 14.456 -14,62 -84,60 -9,38 -80,70 889.430 1.009.879 -15,56 -8,31 -15,02 13,54 100.786 100.467 842,28 715,10 2753,95 -0,32 398.172 478.747 -52,94 -45,16 -51,14 20,24 3.416.588 4.527.241 2,16 32,58 -2,30 32,51 28.376 38.592 -25,58 3,54 -10,18 36,01 12.110 18.508 84,41 179,28 2,50 52,82 636.672 665.433 -2,83 -6,82 -13,25 4,52 13.179.950 12.458.276 20,06 6,03 6,75 -5,48
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah Meski mengalami pertumbuhan yang signifikan, total penyaluran kredit untuk sektor pertanian hanya sebesar Rp367 miliar pada triwulan laporan. Rendahnya penyaluran kredit pada sektor ini dari sisi perbankan terkait dengan anggapan mengenai tingginya faktor risiko yang dihadapi. Secara umum rasio
38
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 3 Perbankan Aceh
kredit non lancar pada sektor ini cukup fluktuatif dibandingkan sektor – sektor lainnya, yaitu dengan NPL sebesar 5,45%, atau berada diatas NPL kredit Bank Umum sebesar 5,12%.
Gambar 3.15. Proporsi Kredit Menurut Sektor Ekonomi Pertanian 1,9%
Industri Pengolahan 5,1% Pertambang an Listrik Gas 0,1% dan Air 0,5% Konstruksi 2,4%
Lainnya 63,3%
Untuk
memperbaiki
kondisi
ini
perlu
terus
dilakukan upaya untuk mendorong penyaluran kredit
perbankan
khususnya
usaha
memberikan sehingga
pada
agrobisnis
nilai pada
sektor
tambah
pertanian,
yang
produk
gilirannya
akan
mampu pertanian mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani di
Perdaganga n 23,0%
Aceh.
Upaya–upaya
ini
diantaranya
melalui
penciptaan skim–skim kredit yang tepat dalam
Transportasi , Gudang & Kom. 0,2% Perantara Keuangan Jasa-jasa 0,1% 3,4%
penyaluran kredit di sektor ini, termasuk pula pemberdayaan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Tabel 3.3. Perkembangan NPL Menurut Kelompok Bank
8,0%
NPL Umum
Bank Pemerintah
Bank Swasta
7,0% 6,08%
6,18%
6,0% 5,12%
4,68%
5,0%
4,92%
4,0%
4,43%
3,0% 2,0% 1,0% 0,0% Mar
Jun
Sep
2011
Des
Mar
Jun
2012
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah terhadap total kredit atau Non Performing Loan (NPL) Bank Umum di Aceh pada periode laporan menunjukkan peningkatan dari sebesar 4,68% pada triwulan I tahun 2012 menjadi sebesar 5,12%. Berdasarkan kelompok bank, NPL paling tinggi terjadi pada kelompok bank swasta yang mencapai 6,18%. Sementara kelompok bank pemerintah memiliki rasio NPL sebesar 4,92%. Berdasarkan jenis penggunaan kreditnya, NPL tertinggi terjadi pada kredit modal kerja yang sebesar 11,11% (yoy), disusul kemudian dengan kredit investasi sebesar 8,87% (yoy) dan kredit konsumsi sebesar 1,33% (yoy).
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
39
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Gambar 3.17. NPL Kredit Menurut
Gambar 3.18. NPL Kredit Menurut
Jenis Penggunaan
Sektor Ekonomi
2012
12,0%
Mar
11,11% 10,0%
Jun
8,87%
8,0%
NPL Umum
6,0%
Modal Kerja
5,12%
Investasi
4,0%
Konsumsi
2,0%
1,33%
0,0%
Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun 2010
2011
2012
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Money position atau jumlah aset likuid yang dimiliki bank umum di Aceh tercatat sebesar Rp3,9 triliun, dengan komposisi yang cukup merata, yaitu berupa penempatan pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain dan Kas, masing – masing sebesar Rp1,39 triliun; Rp1,34 triliun dan Rp1,18 triliun.
Jun-12
Gambar 3.19. Aset Likuid Bank Umum di Provinsi Aceh
35,55%
34,33%
30,13%
Mar-12
Penempatan pd BI Penempatan pd Bank Lain Kas
28,98% 0%
20%
37,34% 40%
33,68% 60%
80%
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
40
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
100%
BAB 3 Perbankan Aceh
3.2.
PERKEMBANGAN BANK UMUM SYARIAH (BUS)1 DI PROVINSI ACEH Tabel 3.4. Perkembangan Indikator Pokok Bank Umum Syariah di Provinsi Aceh U raian
2011
Satuan
T otal A s et
Rp-M iliar
P ertumbuhan (yoy)
M ar
Jun
2012 Sep
D es
M ar
Jun
2 .7 9 1
2 .8 5 5
2 .9 9 2
3 .1 4 1
3 .5 4 6
3 .7 0 6
%
4 4 ,6
2 6 ,8
2 6 ,0
1 4 ,3
2 7 ,1
2 9 ,8
P ertumbuhan (qtq)
%
1 ,5
2 ,3
4 ,8
5 ,0
1 2 ,9
4 ,5
DP K
Rp-M iliar
1 .3 1 3
1 .3 5 3
1 .4 5 1
2 .0 1 6
1 .7 6 7
1 .6 2 3
P ertumbuhan (yoy)
%
3 2 ,8
1 9 ,8
3 1 ,3
6 0 ,0
3 4 ,6
1 9 ,9
P ertumbuhan (qtq)
%
4 ,2
3 ,1
7 ,2
3 8 ,9
-1 2 ,3
-8 ,2
P embiayaan
Rp-M iliar
1 .9 3 6
2 .0 7 7
2 .2 9 8
2 .3 3 6
2 .3 9 7
2 .5 4 9
P ertumbuhan (yoy)
%
1 0 3 ,2
7 4 ,3
6 8 ,5
4 7 ,1
2 3 ,8
2 2 ,7
P ertumbuhan (qtq)
%
2 1 ,9
7 ,3
1 0 ,7
1 ,7
2 ,6
6 ,3
N P L N ominal
Rp-M iliar
35
63
94
86
100
112
NPL
%
1 ,8 1
3 ,0 4
4 ,0 8
3 ,6 6
4 ,1 6
4 ,3 8
LDR
%
1 4 7 ,5 3
1 5 3 ,4 7
1 5 8 ,4 0
1 1 5 ,9 2
1 3 5 ,6 3
1 5 7 ,0 7
Sumber: Laporan Bank Umum Syariah, data diolah Kinerja perbankan Syariah di Aceh kembali menunjukkan perkembangan positif selama triwulan-II 2012. Semakin menariknya keberadaan perbankan Syariah di masyarakat tercermin dari peningkatan aktivitas pembiayaan sebesar 6,3% (qtq), meski mengalami penurunan dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang sebesar minus 8,2% (qtq). Gambar 3.20. Proporsi DPK
Gambar 3.21. Pertumbuhan DPK Menurut Jenis
Bank Umum Syariah
Simpanan 100% 85,6%
80% 60%
Tabungan 57% Deposito 31%
40%
30,9%
20%
18,5% 26,4% -2,9%
0% Mar -20%
Giro 12%
-40%
Jun
Sep
2011 Giro
Tabungan
Des
Mar
Jun
2012 Deposito
-23,5%
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Sepanjang triwulan II - 2012 total aset perbankan syariah di Aceh meningkat sebesar Rp159,6 miliar dibanding periode sebelumnya atau tumbuh 4,5% (qtq) dan 29,8% (yoy) menjadi senilai Rp3,7 triliun. Pertumbuhan aset yang cenderung naik tersebut menunjukkan semakin tingginya potensi bank syariah dalam melakukan pembiayaan baik dalam bentuk modal kerja, investasi, maupun konsumsi yang dapat menjadi stimulus bagi perekonomian kedepan. Kinerja penghimpunan DPK oleh perbankan syariah di Aceh pada triwulan ini kembali menurun, meski tidak sedalam triwulan lalu, yaitu sebesar minus 8,2% (qtq) menjadi senilai Rp1,6 triliun. Berdasarkan komposisinya, DPK bank syariah di Aceh didominasi oleh simpanan tabungan dengan proporsi sebesar 57%, disusul oleh deposito dan giro dengan proporsi masing1
Data Bank Umum Syariah mencakup data Unit Usaha Syariah (UUS)
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
41
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
masing sebesar 31% dan 12%. Pada triwulan laporan, kinerja penghimpunan DPK didorong oleh peningkatan simpanan tabungan yang tumbuh 8,52% (qtq) atau 30,9% (yoy). Gambar 3.22. Proporsi Pembiayaan
Gambar 3.23. Pertumbuhan Pembiayaan
Bank Umum Syariah Menurut Jenis Penggunaan
Bank Umum Syariah Menurut Jenis Penggunaan 140% 120%
Konsumsi 66%
100% 80% 60%
Investasi 7%
51,7%
40%
30,3%
20%
6,0%
58,3%
28,0% 6,1%
0%
Modal Kerja 27%
Mar
Jun
Sep
2011 Modal Kerja
Des
Mar
Jun
2012 Investasi
Konsumsi
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Dari sisi pembiayaan, meski secara tahunan tercatat terus mengalami pertumbuhan yang melambat dalam 1,5 tahun terakhir, namun pembiayaan masih tumbuh positif hingga 8,47% (yoy). Berdasarkan jenisnya, penyaluran pembiayaan konsumsi masih mendominasi dengan tren yang cenderung menurun dengan share sebesar 66% disusul oleh pembiayaan modal kerja dengan prosporsi sebesar 27% dan pembiayaan investasi sebesar 7%. Gambar 3.24. NPF Bank Umum Syariah Menurut Penggunaan 10,0% 9,0% 8,0%
7,0% 6,0%
5,0%
9,54%
NPF Umum Modal Kerja
7,69%
Investasi Konsumsi
4,38%
4,0%
3,0% 1,94%
2,0%
1,0% 0,0% Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun
2010
2011
2012
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah Cukup besarnya proporsi pembiayaan konsumsi yang disalurkan oleh perbankan syariah terkait dengan ekspansi bank syariah kepada kebutuhan pembiayaan kepemilikan rumah/ properti, serta pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor yang sejalan dengan tingginya permintaan masyarakat atas kedua komoditas dimaksud. Sementara itu meskipun mempunyai share yang lebih kecil, pembiayaan pada kegiatan sektor produktif yang tercermin dari penyaluran pembiayaan modal kerja dan investasi pada
42
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 3 Perbankan Aceh
triwulan ini juga menunjukkan pertumbuhan positif, bahkan secara tahunan kredit investasi tumbuh 58,3% (yoy). Tabel 3.5. Perkembangan Pembiayaan
Gambar 3.25. Proporsi Pembiayaan
Bank Umum Syariah di Provinsi Aceh
Bank Umum Syariah Menurut Sektor Ekonomi
2012 Mar 19.612 0 21.825 0 43.158 289.120
Rp-Juta Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Transportasi, Gudang & Kom. Perantara Keuangan Jasa-jasa Lainnya
Jun 23.927 0 20.726 2.250 41.410 305.619
4.860 4.445 0 0 434.274 463.275 1.584.046 1.686.914
yoy,% qtq,% Jun-12 Jun-12 118,57 22,00 176,27
-5,04
-55,38 26,13
-4,05 5,71
-18,02
-8,54
15,91 27,97
Listrik Gas dan Air 0,1%
Lainnya 66,2%
Pertanian 0,9% Industri Pengolaha n 0,8%
Perdagang an 12,0%
Transporta si, Gudang & Kom. 0,2%
Jasa-jasa 18,2%
6,68 6,49
Konstruksi 1,6%
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Kinerja positif lain yang dicatat oleh perbankan syariah selama kuartal II 2012 adalah terjaganya rasio Non Performance Financing (NPF) sebesar 4,38% ditengah ekspansi pembiayaan yang dilakukan. Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan proprosi penyaluran kredit dibandingkan dengan dana yang dihimpun pada kuartal II-2012 tercatat sebesar 157,07%.
Gambar 3.26. Perkembangan NPF dan FDR Bank Umum Syariah 180%
5,0%
160%
4,5%
140%
4,0% 3,5%
120%
3,0%
100%
2,5%
80%
2,0%
60%
1,5%
40% LDR (%)
20%
1,0%
NPL (%,axis ka)
0,5%
0%
0,0% Mar
Jun
Sep
2010
Des
Mar
Jun
Sep
2011
Des
Mar
Jun
2012
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
43
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Box 1. Kinerja Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Aceh2 I.
Relaksasi Ketentuan Penyaluran KUR Sejak diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 5 November 2007, program penjaminan kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), yang selanjutnya disebut KUR mendapat respon positif dari masyarakat. Penyaluran KUR nasional mengalami kenaikan sekitar 9,5 kali lipat selama tahun 2008 dari Rp1,4 miliar pada Januari 2008 menajdi Rp12,9 miliar pada Januari 2009. Sebaran realisasi KUR menurut sektor menunjukkan peran sektor perdagangan mencapai 70%, sementara sektor pertanian 15%, sektor jasa lainlain 7%, dan sektor lainnya 8%.3 Sebaran realisasi KUR menurut wilayah, menunjukkan Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat merupakan penerima terbesar KUR secara nasional. Sementara penerima KUR terbesar di luar Jawa adalah Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.4 Dalam rangka mendorong percepatan penyaluran dan efektivitas KUR, Pemerintah telah mengupayakan keikutsertaan Bank Pembangunan Daerah dan melakukan beberapa kali relaksasi ketentuan penyaluran KUR melalui addendum Nota Kesepahaman. Relaksasi pengaturan penyaluran KUR telah dirumuskan dalam Addendum II Nota Kesepahaman Bersama tentang Penjaminan Kredit / Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ditandatangani pada tanggal 12 Januari 2010. Selanjtunya, memandang risiko kredit di setiap sektor ekonomi itu berbeda, maka melalui addendum III MoU, pemerintah menetapkan adanya perbedaan bobot penjaminan. Pada sektor-sektor prioritas seperti pertanian, perikanan dan kelautan, kehutanan serta industri kecil diberikan bobot lebih besar yaitu sebesar 80%. Sementara di luar sektor tersebut, penjaminan tetap 70%. Adendum Aturan KUR PMK No.135/PMK.5/2008
PMK No 22/PMK.05/2010
Addendum III
Fasilitas Penjaminan KUR 24-Sep-08
Perubahan Kedua PMK No.135/PMK.5/2008 28 Januari 2010
16-Sep-10
UMKM-K yang berhak menerima fasilitas kredit merupakan debitur baru yang belum pernah mendapatkan kredit/pembiayaan dari perbankan.
Debitur yang sedang menerima Kredit Konsumtif (Kredit Kepemilikan Rumah, Kredit Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit, dan Kredit Konsumtif) dapat menerima KUR
Kredit dengan nilai paling tinggi sebesar Rp5.000.000 dikenakan tingkat bunga maksimal 24%
Kredit dengan nilai paling tinggi sebesar Rp5.000.000 dikenakan tingkat bunga maksimal 22%
Peningkatan Plafon KUR Mikro menjadi Rp20.000.000
kredit dengan nilai antara 5.000.000 500.000.000 dikenakan tingkat bunga maksimal 16 %
kredit dengan nilai antara 5.000.000 - 500.000.000 dikenakan tingkat bunga maksimal 14 %
Penurunan suku bunga ritel (Plafon lebih dari Rp20juta s.d Rp500juta) dari semula 14% menjadi 13%
KUR melalui linkage program pola executing diberikan plafon Rp500.000.000dengan tingkat bunga kredit yang dikenakan paling tinggi sebesar 16% efektif per tahun
KUR melalui linkage program pola executing diberikan plafon Rp1.000.000.000 dengan tingkat bunga kredit yang dikenakan paling tinggi sebesar 14% efektif per tahun
KUR melalui linkage program pola executing diberikan plafon Rp2.000.000.000 dengan tingkat bunga kredit yang dikenakan paling tinggi sebesar 14% efektif per tahun
Perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi dan suplesi dapat diberikan sepanjang tidak melebihi 3(tiga) tahun untuk kredit modal kerja dan 5(lima) tahun untuk kredit investasi
Perpanjangan jangka waktu kredit, restrukturisasi dan suplesi dapat diberikan sepanjang tidak melebihi 6(enam) tahun untuk kredit modal kerja dan 10(sepuluh) tahun untuk kredit investasi
KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN No:KEP-08/M.EKON/01/2012 31 Januari 2012
Tidak Berubah
Terdapat penambahan bank pelaksana 13 BPD dan BNI Syariah sehingga total jumlah bank pelaksana KUR menjadi 33 bank yang terdiri 5 Bank Umum Konvensional dan 2 Bank Umum Syariah serta 26 BPD
Tidak Berubah
2
Citra Agustina, Analis, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Kumpulan Peraturan Terbaru Kredit Usaha Rakyat, Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi. 4 Data Kemenko, Juni 2012. 3
44
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 3 Perbankan Aceh
Adendum Aturan KUR (lanjutan) PMK No.135/PMK.5/2008
PMK No 22/PMK.05/2010
Addendum III
Fasilitas Penjaminan KUR 24-Sep-08
Perubahan Kedua PMK No.135/PMK.5/2008 28 Januari 2010
16-Sep-10
Besarnya Imbal Jasa Penjaminan (IJP) yang dibayarkan kepada Perusahaan Penjaminan adalah sebesar 1,5%
Persentase jumlah penjaminan kredit/pembiayaan yang dijaminkan kepada Perusahaan Penjaminan sebesar 70% dari kredit yang diberikan bank pelaksana
Bank Pelaksana merupakan 5 Bank Umum Konvensional dan 1 Bank umum Syariah, antara Lain Bank Mandiri, BTN,BRI,Bukopin,BNI dan BSM
Besarnya Imbal Jasa Penjaminan (IJP) yang dibayarkan kepada Perusahaan Penjaminan adalah sebesar 3,25%
KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN No:KEP-08/M.EKON/01/2012 31 Januari 2012
Tidak Berubah
Persentase jumlah penjaminan kredit/pembiayaan yang dijaminkan kepada Perusahaan Penjaminan sebesar 70% dari kredit yang diberikan bank pelaksana
Persentase jumlah penjaminan KUR oleh Perusahaan Penjamin sbb : a. 80% (delapan puluh persen) untuk sektor pertanian, kelautan dan Terdapat penambahan bank perikanan, kehutanan dan industri kecil pelaksana 13 BPD dan BNI Syariah b. 80% (delapan puluh persen) untuk sehingga total jumlah bank KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI). pelaksana KUR menjadi 33 bank C .70% (tujuh puluh persen) untuk yang terdiri 5 Bank Umum sektor lainnya : dari kredit /pembiayaan Konvensional dan 2 Bank Umum yang diberikan Perbankan kepada Syariah serta 26 BPD UMKMK.
Bank Pelaksana merupakan 5 Bank Umum Konvensional dan 1 Bank umum Syariah, antara Lain Bank Mandiri, BTN,BRI,Bukopin,BNI dan BSM
Penambahan 13 BPD sebagai Bank Pelaksana KUR, antara lain PT Bank DKI, PT Bank Nagari, PT Bank Jabar Banten, PT Bank Jateng, BPD DIY, PT Bank Jatim, PT Bank NTB, PT Bank Kalbar, BPD Kalsel, PT Bank Kalteng, PT Bank Sulut, PT Bank Maluku, dan PT Bank Papua.
II. Kinerja KUR di Aceh Berdasarkan data kementerian perekonomian, sampai dengan Juni 2012, total plafon KUR di Aceh yang telah tersalur mencapai Rp1,58 Triliun atau tumbuh 37,12%(yoy) untuk 123.397 debitur. Hingga periode tersebut, yang masih outstanding adalah sebesar Rp516,373 miliar, artinya sekitar 36,07% KUR masih dinikmati oleh debitur. Kinerja KUR di Aceh mencatat penurunan, dicerminkan dari nilai pertumbuhannya yang terkecil dibandingkan provinsi lainnya dan melambat bila dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 81,87%(yoy). Pertumbuhan Realisasi KUR Per Provinsi
Sumber: DSM, Bank Indonesia diolah
Apabila dilihat dari sisi nominal, total penyaluran KUR Prov. Aceh berada di peringkat 16 terbesar dibandingkan 32 Provinsi lainnya dengan persentase penyerapan sekitar 2% dari total penyaluran KUR nasional. Peringkat ini terbilang menurun jika dibandingkan tahun 2010 dan 2011 yang biasanya berada di posisi ke-11 dan ke-13. Hal ini disinyalir karena adanya penambahan 13 BPD sebagai bank pelaksana di tahun 2010, sehingga penyaluran KUR di provinsi lainnya menjadi semakin agresif, sementara Bank Daerah di Aceh baru menjadi bank pelaksana pada tahun 2012.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
45
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Namun apabila diurutkan berdasarkan jumlah debitur, penyaluran KUR di Aceh menduduki peringkat ke-12 dengan jumlah debitur terbanyak atau mencapai 123,397 unit pelaku UMKM. Dengan demikian, jika dirata-ratakan berdasarkan nilai plafon dibagi dengan jumlah debitur, rata-rata kredit tersalur sebesar Rp12,85juta. Besarnya penyaluran pada skala mikro tersebut mengindikasikan adanya perspektif positif dari sisi perbankan terhadap pelaku usaha mikro, artinya banyak debitur skala ini yang telah bankable. Berdasarkan sektornya, penyaluran KUR masih ditujukan kepada tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp269,5miliar atau 52,20% dari total baki debet, kegiatan yang belum jelas batasannya sebesar Rp167,6miliar (32,46%) dan Sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar Rp.42,329 miliar (8,20%). Sejalan dengan besarnya penyaluran, Non Performing Loan di ketiga sektor tersebut juga tercatat paling tinggi dibandingkan sektor lainnya, seperti sektor perdagangan besar dan eceran yang mencatat NPL sebesar 3,49%, Kegiatan yang belum jelas batasannya 1,90% serta sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dengan NPL sebesar 0,33%. Secara keseluruhan NPL KUR tercatat 6,49%, jauh lebih tinggi dibandingkan NPL nasional sebesar 3,3%. Realisasi KUR Berdasarkan Sektor di Provinsi Aceh TW II-2012 0.10%
Sektor Ekonomi
Porsi Penyaluran
NPL
8,20%
0,33%
0,46% 0,10% 2,12% 0,00% 1,47% 52,20%
0,00% 0,00% 0,16% 0,00% 0,14% 3,85%
3.474.729.174
0,67%
0,01%
1.908.729.484
0,37%
0,04%
357.762.545 3.076.627.247 292.118.952 543.743.412
0,07% 0,60% 0,00% 0,06% 0,11%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
4.582.828.824
0,89%
0,05%
1.179.940.349
0,23%
0,01%
-
0,00%
0,00%
32,46%
1,90%
Realisasi
0.46% 2.12% 8.20%
0.00%
32.46%
0.23%
0.00% 0.89% 52.20%
0.06% 0.00%
0.37% 0.07%
0.60%
0.67%
1.47%
Pertanian,Perburuan dan Kehutanan
42.329.203.405
Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Perantara Keuangan Real Estate, Usaha Persewaan Administrasi Pemerintahan Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Budaya Jasa Perorangan yang melayani Rumah Tangga Badan Internasional dan Badan Lainnya
2.390.825.621 501.434.684 10.960.274.842 13.441.308 7.569.066.507 269.555.861.964
Kegiatan yang Belum Jelasa Batasannya
167.636.971.061
Berdasarkan lokasi proyek, sebesar Rp513miliar atau sekitar 99,50% kredit disalurkan untuk wilayah Aceh, sementara sisanya untuk wilayah di luar Aceh. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa penyaluran KUR masih terkonsentrasi di kota-kota besar, seperti Banda Aceh yang menyerap 11,98%, Langsa sebesar 10,31% serta Kota Lhokseumawe sebesar 7,79%. Sementara lima wilayah penyerap KUR terkecil adalah Sabang (0,70%), Bener Meriah (0,37%), Pidie Jaya (0,27%), Aceh Simelue (0,13%), dan Subulussalam. (0,06%). Ada beberapa indikasi yang menyebabkan masih sedikitnya penetrasi KUR di daerah tersebut, antara lain potensi ekonomi yang masih rendah, sedikitnya jaringan kantor bank yang dapat melayani debitur dengan fasilitas KUR, serta masih minimnya edukasi publik terkait program KUR tersebut. Oleh karena itu, sejak diterbitkan Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tanggal 31 Januari 2012 yang diantaranya memuat tentang keikutsertaan Bank Aceh sebagai pelaksana KUR yang notabene memiliki jaringan kantor lebih luas, diharapkan dapat mempercepat penyerapan KUR di daerah.
46
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 3 Perbankan Aceh
Penyerapan KUR Berdasarkan Lokasi Proyek TW II-2012 70.000.000.000
14,00%
60.000.000.000
12,00% 10,00%
50.000.000.000
8,00% 40.000.000.000 6,00% 30.000.000.000
4,00% 20.000.000.000
2,00%
10.000.000.000
0,00%
-
-2,00%
Sumber: DSM, Bank Indonesia diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
47
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
3.3.
PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI PROVINSI ACEH Tabel 3.6. Perkembangan Indikator Pokok Bank Perkreditan Rakyat/Syariah di Provinsi Aceh
Uraian
Satuan
2011 Mar
Jun
2012 Sep
Des
Mar
Jun
Total Aset
Rp-Juta 219.942 231.172 233.090 243.399 254.532 251.732
Pertumbuhan (yoy)
%
17,57
23,85
18,94
18,58
15,73
8,89
Pertumbuhan (qtq)
%
7,16
5,11
0,83
4,42
4,57
-1,10
DPK
Rp-Juta
82.128
86.651
87.984
Pertumbuhan (yoy)
%
-13,25
18,40
21,09
29,54
23,19
15,69
Pertumbuhan (qtq)
%
6,44
5,51
1,54
13,60
1,23
-0,92
99.953 101.177 100.246
Kredit/ Pembiayaan Rp-Juta 127.961 134.967 137.487 138.941 152.374 159.245 Pertumbuhan (yoy)
%
-5,49
16,44
15,19
16,42
19,08
17,99
Pertumbuhan (qtq)
%
7,22
5,48
1,87
1,06
9,67
4,51
NPL (Nominal)
Rp-Juta
15.153
17.365
15.803
12.383
13.480
14.259
NPL (%)
%
11,84
12,87
11,49
8,91
8,85
8,95
LDR
%
155,81
155,76
156,26
139,01
150,60
158,85
Sumber: Laporan BPR, data diolah Pada triwulan II tahun 2012, kinerja BPR di Aceh mengalami penurunan yang tercermin dari kinerja total aset yang menurun tipis Rp2,8 miliar (minus 1,1%-qtq) dari triwulan sebelumnya menjadi Rp251,7 miliar. Begitu pula dengan penghimpunan DPK yang cenderung menurun tipis minus 0,92% (qtq). Sementara itu, penyaluran kredit masih tercatat terus meningkat 4,51% (qtq) atau sebesar Rp6,8 miliar dari triwulan sebelumnya sehingga menjadi sebesar Rp159,2 miliar. Gambar 3.27. Proporsi DPK BPR/S
Gambar 3.28. Pertumbuhan DPK BPR/S Menurut Jenis Simpanan 60,0%
Deposit o 46%
Tabungan Deposito
40,0%
19,0% 20,0%
12,1%
Tabung an 54%
0,0% Mar -20,0%
Jun
2011
Sep
Des
Mar
Jun
2012
-40,0%
Laporan BPR, data diolah
Berdasarkan jenisnya, simpanan masyarakat terhimpun cukup merata dimana porsi simpanan tabungan dan simpanan deposito masing-masing memiliki share 54% dan 46%. Penurunan DPK secara triwulanan terjadi pada simpanan deposito yang tumbuh negatif 3,78% (qtq). Sementara itu, simpanan tabungan tumbuh tipis sebesar 1,7% (qtq). Ditengah ekspansi kinerja penyaluran kredit yang terjadi pada bank umum, realisasi penyaluran kredit pada BPR secara umum cukup stabil dengan peningkatan sebesar 4,51 % (qtq). Secara
48
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 3 Perbankan Aceh
tahunan pertumbuhan kredit BPR mencapai 17,99% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang besarnya 19,08% (yoy).
Gambar 3.29. Proporsi Pembiayaan BPR/S
Gambar 3.30. Pertumbuhan Pembiayaan BPR/S
Menurut Jenis Penggunaan
Menurut Jenis Penggunaan 100%
Modal Kerja Investasi
Modal Kerja 78,37%
80%
Konsumsi
60% 37,8% 40% 36,2% Investasi 7,92%
20% 13,6% 0%
Konsums i 13,71%
Mar
Jun 2011
-20%
Sep
Des
Mar
Jun
2012
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
Berbeda dengan bank umum, pembiayaan oleh BPR didominasi oleh pembiayaan ke sektor produktif dalam bentuk modal kerja dengan porsi 78,37%. Cakupan BPR yang terasa lebih dekat dengan masyarakat, terutama usaha mikro, disinyalir menjadi pertimbangan masyarakat memilih BPR untuk memperoleh pembiayaan modal kerja. Meski demikian, BPR masih harus bekerja lebih keras lagi untuk memperbaiki kinerja pembiayaan non lancarnya (NPL) yang mencapai 8,95%. Gambar 3.31. Proporsi Pembiayaan BPR/S Menurut Sektor Ekonomi
Perantara Keuangan 0%
Transport asi, Gudang & Kom. Jasa-jasa 1% 11%
Lainnya 14%
Perdagan gan 66%
Industri Pengolaha n 2% Pertanian 5%
Konstruksi 1%
Listrik Gas Pertamba dan Air ngan 0% 0%
Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
49
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
50
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 3 Perbankan Aceh
3.4.
TRANSAKSI TUNAI
Transaksi sistem pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa kegiatan, yaitu : aliran uang keluar dan masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (outflow dan inflow), kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB), serta kegiatan penukaran uang pecahan kecil kepada masyarakat. Tabel 3.7 Perkembangan Aliran Uang Kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah (Rp-Juta)
Transaksi
Outflow Inflow Netflow Outflow KPw BI Lhokseumawe Inflow Netflow Outflow Provinsi Aceh Inflow Netflow KPw BI Provinsi Aceh
2011 I II III IV 455.745 818.876 1.153.167 1.186.485 280.363 278.742 497.558 405.385 -175.381 -540.134 -655.609 -781.099 296.505 613.272 923.556 769.794 93.219 91.810 348.199 192.008 -203.285 -521.462 -575.357 -577.786 752.249 1.432.148 2.076.723 1.956.278 373.583 370.552 845.757 597.393 -378.666 -1.061.596 -1.230.966 -1.358.885
2012 I II 594.712 830.037 537.079 293.044 -57.634 -536.993 523.656 788.363 217.083 113.326 -306.573 -675.037 1.118.368 1.618.399 754.161 406.370 -364.207 -1.212.030
Sumber : KPw BI Provinsi Aceh dan KPw BI Lhokseumawe, diolah Netflow : inflow dikurangi outflow Kegiatan pembayaran tunai di Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh tercatat terus mengalami net outflow5. Pada triwulan II tahun 2012 kembali terjadi net outflow yang cukup besar mencapai Rp.536,9 miliar. Net ouflow ini disebabkan arus kas yang keluar dari Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh lebih besar daripada arus kas yang masuk. Jika dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya, net outflow mengalami peningkatan tipis sebesar 13% (yoy). Bila dilihat, tren net outflow memang terjadi di triwulan II dan IV setiap tahunnnya. Hal ini disinyalir berkaitan dengan kebutuhan uang tunai untuk pembayaran proyek pemerintah, keperluan anak sekolah dan musim liburan serta pembayaran gaji ke 13 dan rapel kenaikan gaji PNS. Kebutuhan uang tunai juga hampir selalu mengalami peningkatan pada saat Ramadhan dan Idul Fitri. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor musiman sangat mempengaruhi inflowoutflow kegiatan perkasan. Gambar 3.32 Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB BI Aceh Rasio PTTB BI Aceh
300.000
PTTB BI Lsm Rasio PTTB BI Lsm
120%
250.000
100%
200.000
80%
150.000
60%
100.000
12,10%
40%
10,28% 20%
50.000
35.450 11.650
0
Mar
Jun
Sep 2011
Des
Mar
0%
Jun 2012
Sumber : KPw BI Provinsi Aceh dan KPw BI Lhokseumawe, diolah 5
Net Outflow adalah kondisi dimana aliran uang masuk (inflow) lebih sedikit dibandingkan aliran uang keluar (ouflow) pada periode yang sama.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
51
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dilakukan sebagai bagian dari proses pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE)/ rusak yang dilakukan secara rutin oleh seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia, seperti untuk provinsi Aceh dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan kepada masyarakat (Clean Money Policy). Tercatat selama triwulan II-2012, sebesar Rp 47,1 miliar uang kartal yang tidak layak edar dalam berbagai pecahan dimusnahkan. Kondisi ini menurun drastis dibandingkan jumlah yang dimusnahkan pada triwulan sebelumnya yang mencapai Rp385 miliar sejalan dengan menurunnya aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia. Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang dimusnahkan tersebut selanjutnya akan digantikan dengan Uang Layak Edar (ULE) yang siap digunakan untuk kebutuhan transaksi keuangan di masyarakat. Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal. Diharapkan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga kondisi fisik uang kartal yang dimiliki akan dapat memperpanjang usia edar uang kartal dan semakin mengurangi besarnya volume PTTB. Hal tersebut sangat diperlukan mengingat pemusnahan uang kartal berdampak pada besarnya biaya pencetakan uang baru yang harus dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk menggantikan uang yang dimusnahkan tersebut. 3.5.
PEREDARAN UANG PALSU
Pecahan 100 dan 50 ribu masih menjadi pecahan terbanyak yang dipalsukan. Secara nominal, uang palsu yang ditemukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh selama triwulan II tahun 2012 sebesar Rp3,3 juta atau sebanyak 48 lembar, sedikit meningkat dibanding triwulan lalu yang sebanyak Rp700 ribu. Uang pecahan besar yaitu Rp. 100 ribu dan Rp. 50 ribu paling banyak dipalsukan oleh masyarakat. Tabel 3.19 Perkembangan Temuan Uang Palsu di Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh 2011
2010 Nominal
I
50.000
II
III
IV
I
II
250.000 7.790.000 14.820.000 2.220.000 25.080.000
700.000 3.300.000
200.000 6.300.000
9.000.000
300.000 1.800.000
800.000 16.000.000
400.000 1.500.000
100.000
0
50.000
50.000
1.100.000 1.400.000
20.000
0
0
0
0
20.000
20.000
0
0
10.000
0
0
40.000
20.000
0
60.000
0
0
5.000
0
0
0
0
0
0
0
0
3
96
287
31
11
48
100.000
2
63
11
14
3
18
50.000
1
29
274
16
8
30
20.000
0
0
0
1
0
0
10.000
0
4
2
0
0
0
5.000
0
0
0
0
0
0
50.000 1.450.000 13.700.000
Jumlah (lembar)
Sumber : KPw BI Provinsi Aceh, diolah
52
2012
2011
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 3 Perbankan Aceh
3.6.
TRANSAKSI NON TUNAI Gambar 3.16 Porsi Transaksi Non Tunai Triwulan I-2012 Di Provinsi Aceh
RTGS 99,14 %
Kliring 0,86% Sumber : www.bi.go.id, diolah 3.6.1.
BI-RTGS (Bank Indonesia Real Time Gross Settlement)
Selama triwulan II tahun 2012, sistem pembayaran non tunai di Aceh masih didominasi oleh sistem BI-RTGS6 (lihat gambar). Sistem layanan BI-RTGS yang menyediakan layanan pemindahan dana secara cepat dan minim risiko menjadikan transaksi ini sebagai primadona dalam sistem pembayaran non tunai di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Aceh.
Terbukti dengan masih besarnya porsi
penggunaan BI-RTGS (99,14%) dalam transaksi sistem pembayaran non tunai di Aceh. Selama periode triwulan II tahun 2012, nominal BI-RTGS mengalami pertumbuhan positif, baik secara tahunan (yoy) maupun triwulanan. Total transaksi menggunakan BI-RTGS tercatat sebesar Rp100,6 triliun atau sebanyak 45,2 ribu transaksi. Ditilik pada setiap jenis transaksi menggunakan BI-RTGS, pertumbuhan tersebut terjadi pada seluruh jenis transaksi yaitu pemindahan dana ke luar Aceh, dana yang masuk ke Aceh maupun dana yang berputar di Aceh. Tabel 3.16 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Aceh 2011
2012
Growth (yoy) I-12 II-12
Growth (qtq) I-12 II-12
III
IV
I
II
Total Nominal
62.405
88.433
61.245
100.639
-9,6%
57,6%
-30,7%
64,3%
Dari Aceh Nominal Ke Aceh (Rp-miliar) Dari-Ke Aceh Total Volume
18.299 35.254 8.852
26.913 48.803 12.717
18.331 32.160 10.754
24.640 58.976 17.023
-13,4% -10,6% 1,3%
39,4% 63,5% 68,5%
-31,9% -34,1% -15,4%
34,4% 83,4% 58,3%
51.334
59.652
43.091
45.167
-15,2%
-1,1%
-27,8%
4,8%
Volume Dari Aceh (Transaksi- Ke Aceh ribu) Dari-Ke Aceh
28.596 17.693 5.045
32.748 20.814 6.090
24.235 14.482 4.374
25.230 15.550 4.387
-16,0% -14,8% -12,2%
0,4% -3,9% 1,1%
-26,0% -30,4% -28,2%
4,1% 7,4% 0,3%
Sumber : www.bi.go.id, diolah
6
BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. BI-RTGS memiliki peranan dalam memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment System atau transaksi bernilai besar (Rp100 juta ke atas dan bersifat urgent). Metode penyelesaian secara gross to gross settlement, final, real time dan irrevocable.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
53
BAB 3 Perkembangan Perbankan Aceh
KLIRING7
3.6.2.
Tabel 3.17 Perkembangan Transaksi Kliring di Provinsi Aceh 2011 I Nominal (Rp-miliar) Volume (warkat)
756,1 27.719
II
2012 III
712,6 1.011,12 27.277
37.579
IV
I
Growth (yoy) Growth (qtq) II
I-12
II-12
I-12
II-12
731,77
777,3
877,6
2,8%
23,2%
6,2% 12,9%
30.237
31.606
31.324
14,0%
14,8%
4,5% -0,9%
Penarikan cek/BG kosong - Nominal (Rp-miliar)
13,3
20,3
20,6
22,85
18,6
833
1.057
798,0
891
902
911
- % Nominal
1,76%
2,84%
2,04%
3,12%
2,39%
2,61%
- % Volume
3,01%
3,88%
2,12%
2,95%
2,85%
2,91%
- Volume (warkat)
22,9 39,7%
13,0% -18,6% 23,0%
8,3% -13,8%
1,2%
1,0%
Sumber : www.bi.go.id, diolah Sama dengan transaksi melalui BI-RTGS, perputaran kliring selama triwulan II tahun 2012 baik secara tahunan maupun triwulanan juga tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan. Transaksi melalui Kliring selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp877,6 miliar. Peningkatan transfer dana menggunakan sistem kliring ternyata diikuti dengan peningkatan penarikan cek/BG kosong. Tercatat selama periode laporan, terjadi penarikan cek/BG kosong sebesar Rp22,9 miliar dengan jumlah warkat sebanyak 911 lembar.
7
Kliring adalah Sistem tranfer dana dengan pertukaran warkat (bisa berupa cek, giro/bilyet, nota debet/kredit dan lainnya) atau data keuangan elektronik antar peserta (bank) kliring baik atas nama peserta (bank) maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. 54
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012