PERKEMBANGAN KOREAN POP DI GORONTALO Discka Shafira Pooe, Farid Th. Musa,S.Sos,MA, Funco Tanipu, ST, MA Program Studi S1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Abstrak Discka Shafira Pooe, NIM. 281409031. ”Perkembangan Korean Pop Di Gorontalo”. Program Studi S1 Sosiologi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo 2013, dibawah bimbingan Bapak Farid Th.Musa,S.Sos,MA dan Bapak Funco Tanipu, ST, MA Penelitian ini membicarakan tentang Perkembngan Korean Pop Di Gorontalo Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskritif dengan analisis kualitatif, sehingga mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara dimana peran peneliti adalah sebagai pelaku utama sehingga data yang dikumpul benar-benar akurat, Berdasarkan hasil analisis data dan Hasil penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa K-pop, telah menjadi trendsetter yang diikuti anak-anak muda, bukan hanya musik,drama ,film namun juga fashion style ala korea yang menjadi kiblat gaya berbusana para remaja saat ini Khususnya remaja Gorontalo. Kata Kunci: Hallyu, Korean Wave, Fashion Style A.Pendahuluan Hidup ini dikendalikan media massa kalimat itu tidak dapat dipungkiri bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media massa seperti, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Belum lagi munculnya media online (internet).Sejak bangun tidur, melakukan aktivitas harian, sampai tidur kembali kita tidak lepas dari terpaan atau menerpakan diri terhadap media massa. K-pop singkatan dari kata Korean Pop ("Musik Pop Korea"), adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus batas dalam negeri dan populer di mancanegara. Kegandrungan akan musik KPop merupakan bagian yang tak terpisahkan daripada Demam Korea (Korean Wave) di berbagai negara.. Demam Korea saat ini telah menjangkit masyarakat terutama remaja di berbagai negara tidak terkecuali Indonesia, khususnya Gorontalo Pada awalnya masyarakat Indonesia menyukai film, penyanyi, boy band dan girl band Korea karena memiliki penampilan yang sangat bagus dan memukau. Betapa dahsyatnya gempuran budaya Korea sehingga budaya seni hiburan dalam negeri tak berdaya dibuatnya.
Para remaja di Gorontalo tidak sedikit lebih memilih menonton tayangan Korea daripada tayangan lokal yang kerap dianggap menjiplak atau menirudan monotonpenampilan mereka di atas panggung dan saat berakting ditunjang dengan pakaian, aksesoris dan rambut yang memukau membuat masyarakat yang kebanyakan remaja ini sangat senang saat melihat penampilan merekadi televisi. Remaja Gorontalo sangat suka menirukan dan menggunakan barang barang yang ada hubungannya dengan Korea para remaja ini ingin menyamakan mereka dengan para idola mereka. Efek dari hallyu atau demam Korea , semakin banyak orang yang tertarik untuk mempelajari budaya Korea lebih jauh tak terkecuali remaja remaja di Gorontalo. Remaja Gorontalo mulai mempunyai minat untuk belajar bahasa Korea, menu masakan Korea mulai dicari, begitu juga Hanbook, pakaian tradi-sional Korea ,banyak orang terjangkit virus kelompok band itu, mulai lagu-lagunya hingga fashion style mereka Remaja Gorontalo khususnya sekarang saat ini sedang menggandrungi pakaian atau fashion ala Korea style para remaja ini mengaku apabila mereka mengenakan fashion ala Korea penampilan mereka rasanya lebih modis,keren dan lebih mirip mirip artis korea remaja Gorontalo menuturkan bahwa ber-penampilan ala Korea style lebih mencerminkan karakter diri mereka karena warna warna yang cerah ceria tren model pakaian Korea ini disebabkan naik daunnya boy band dan girl band Korea saat ini. . Fashion Korea ini lebih mencolok warnanya. Pakaian ala Korea ini me-miliki warna dominan cerah.Selain serial drama, kehadiran boy band dan girl band Korea juga menarik perhatian remaja Indonesia. Animo mereka terhadap musik Korea yang biasa disebut K-Pop ini terlihat luar biasa. Demam Korea atau Hallyu Wave ini tak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di negara Asia lainnya Kulturalisme atau Kebudayaan bagi Williams dan Thompson adalah bentuk dari materialisme budaya yang melacak perkembangan makna di sepanjang waktu mengeksplorasi Kebudayaan dalam konteks kondisi material produksi dan penerimaannya. Selanjutnya menurut Williams pengalaman yang hidup ,teks praktik dan makna bagi semua orang ketika mereka menjalani hidupnya. Makna Kebudayaan yang hidup harus di eksplorasi sehingga menjadi bentuk Kebudayaan sebagai keseluruhan cara hidup. Budaya asing yang sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia adalah budaya barat. Budaya barat masuk ke berbagai sektor termasuk cara berpakaian. Budaya pakaian orang Indonesia yang tertutup sebagai simbol kepribadian orang timur mulai
bergeser. Terutama di kalangan para remaja. Gaya berpakaian remaja menjadi lebih terbuka bahkan, di kota-kota besar seperti Jakarta, gaya hidup bebas yang merupakan gaya pop barat sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Budaya populer atau sering disingkat budaya pop merupakan budaya yang ringan, menyenangkan, trendi, banyak disukai dan cepat berganti.budaya pop juga adalah gaya ,style ,ide,perspektif dan sikap yang benar benar berbeda dengan budaya arus utama.Budaya Pop ini juga banyak dipengaruhi oleh media massa dan dihidupkan terus menerus dan menembus dalam keseharian masyrakat. Banyak orang sangat menggemari bahkan terobsesi pada Korea karena mereka lebih melihat pada fisik para aktris dan aktor Korea yang memang sangat rupawan tanpa melihat sisi lain dari budaya dan gaya hidup warga Korea, terutama Korea Selatan. Fenomena banyaknya remaja yang terobsesi oleh budaya Korea dengan berlebihan sebenarnya bukanlah salah dari warga Korea yang telah meperkenalkan budayanya melalui dunia entertaimentnya yang mendunia. Kesalahan terutama terletak pada respon remaja dunia yang menerima kebudayaan itu tanpa selektif hingga terobsesi dan melupakan budayanya sendiri. K-wave (korean wave) merupakan istilah untuk menyebut fenomena tersebarnya budaya pop modern Korea di berbagai negara. Penyebaran budaya pop Korea ini melalui musik K-pop, drama televisi K-drama dan filmK-movies.Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh media-media RRC (China) untuk menyebut fenomena yang sama melanda masyarakat RRC pada awal tahun 1990. Realita Indonesia menunjukkan respon yang sangat berlebihan. Dampaknya dapat kita lihat dari mulai bermunculannya Boy Band dan Girl Band Indonesia. Dari musik hingga tarian yang diperagakan sebagai pengiring lagu. Sulit untuk tidak mengatakan bahwa mereka menjiplak 100% gaya dari Boy Band atau Girl Band Korea. Tak cukup dari kalangan penyanyi dewasa, muncul pula Boy Band danGirl Band dari kalangan anak-anak. rambut model pakaian, aksesoris, sampai pola hidup dan cara berinteraksi dengan teman sebaya. Hal ini juga ditegaskan oleh pernyataan para remaja bahwa mereka sangat menyukai budaya pop Korea seperti film Korea, Boy BandKorea, sampai bintang top Korea. Salah satu alasannya adalah keindahan gaya atau style para pemain film dan boy band, keindahan penampilan dan fisik bintangnya, serta alur cerita film Korea yang dramatis dan unik. Pecinta atau penyuka musik K-pop, biasa di sebut K-popers atau K-pop lovers. Meskipun awalnya K-pop hanya ditujukan untuk pasar Asia, lama ke-lamaan musik ini malah mendunia Jika awalnya sedikit orang yang berani mengakui suka mendengarkan lagu-lagu Korea, kini tidak sedikit orang yang bahkan menggunakan kata-kata berbahasa Korea dasar
yang bisa didapatkan dari mendengarkan lagu korea maupun melihat drama korea. Dalam hal ini ketertarikan antara remaja penggemar Korean Pop atau Korean Drama memang bukan ketertarikan timbal balik, namun nyatanya penggemar Korean Pop ini
semakin banyak
bahkan hingga jutaan di seluruh penjuru dunia. B.Tujuan Penulisan Tujuan penelitian merupakan capaian yang di inginkan dalam penelitian untuk menjawab permasalahan.Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan
Korea Pop Di
Gorontalo Perkembangan Koran Pop Perkembangan industri di dunia hiburan meningkat pesat. Mulai dari industri perfilman sampai dengan industri musik. Salah satu industri hiburan yang masuk ke Indonesia berasal dari negeri ginseng, Korea Selatan. Industri hiburan Korea masuk ke Indonesia diawali dengan tayangan drama Korea di sebuah stasiun TV di Indonesia. Di antaranya serial Winter Sonata, Jewel in the Palace, Princess Hours. Selain mengusung alur cerita yang menarik, banyak di antaranya memunculkan aktor berbakat dan berwajah tampan sehingga penonton di Indonesia kian tertarik mengikuti kisahnya. Korea pada abad 21 dapat dikatakan berhasil menyaingi Hollywood dan Bollywood dalam melebarkan sayap budayanya ke dunia internasional. Berbagai produk budaya Korea, mulai dari film, lagu, fashion, gaya hidup hingga produk-produk industri, menghiasi ranah kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Korean Pop Culture telah merambah secara global, tidak terkecuali Indonesia. Globalisasi Korean Pop Culture tersebut sering juga disebut sebagai Hallyu yang memiliki peran besar membawa perubahan di Indonesia. Seperti yang dikatakan Suwardin Asih Hallyu atau Korean Wave pada hakikatnya merupakan fenomena demam Korea yang disebarkan melalui Korean Pop Culture ke seluruh penjuru dunia lewat media massa, dan yang terbesar lewat jaringan internet dan televisi. Di Indonesia sendiri, berkembangnya Korean Pop Culture diawali dengan kemunculan drama seri Korea terlaris kala itu yaitu Endless Love pada tahun 2002 di salah satu stasiun televisi swasta. Cerita yang dikemas secara apik, tidak memiliki episode yang panjang, dengan aktor dan aktris yang berbakat dan sangat menarik penampilannya, membuat drama seri ini menjadi awal pembuka bagi masuknya Korean Pop Culture lainnnya. Hal tersebut dibuktikan dengan ditayangkannya drama seri Korea lain yang berjudul Winter Sonata pada tahun yang sama pula. Dimasa-masa tersebut, penerimaan masyarakat Indonesia terhadap Korean Drama pada dasarnya jauh lebih kurang sesemangat penerimaan masyarakat di
beberapa negara Asia lain seperti Jepang, China, Vietnam, Thailand, dan lainnya. Sekurangkurangnya, Korean Drama telah membawa perubahan besar khususnya pada para remaja Indonesia. Remaja Indonesia mulai sangat familiar dengan Korean Drama, Korean Movie, hingga Korean Music. Setelah mulai banyaknya dikenal Korean Pop di televisi yang cenderung terbatas menayangkan hal-hal tersebut. Pencarian remaja Indonesia tidaklah berhenti sampai disana. Internet telah mengubah segalanya, dengan internet remaja Indonesia mulai mencari-cari aktris, aktor, boy band, atau penyanyi kesukaan mereka lewat internet. Globalisasi budaya pop korea semakin berkembang ke penjuru dunia tidak terlepas dari pemerintah Korea yang mensupport secara besar-besaran dan hal tersebut terus berkembang dengan sangat pesat pada belakangan tahun ini. Korean Pop Culture menjadi semakin menarik tidak terkecuali untuk, karena Pemerintah Korea dalam hal ini sangat memperhatikan Korean Pop Culture dengan baik.Di Korea Selatan sendiri, ada beberapa peraturan yang secara khusus mengatur mengenai Korean Pop culture, beberapa di antaranya mengenai peraturan yang tidak memperolehkan para penyanyi (boy band, girl band, band, male or female singer) di Korea untuk melakukan lip sync dalam performances yang mereka lakukan. Selain itu, belum lama ini pemerintah Korea juga akan mengeluarkan larangan bagi para artis Korea untuk mengenakan pakaian seksi. Mereka diwajibkan untuk berpakaian sopan dalam penampilannya. Perhatian yang begitu besar dari Pemerintah Korea Selatan terhadap perkembangan Korean Pop culture pada dasarnya juga diikuti dengan aturan yang benar-benar membuat Korean Pop Culture benar-benar sangat berkualitas untuk dinikmati. Dari sinilah, Korea Selatan telah menjadi negara yang sangat berpengaruh di Indonesia dengan Korean Wavenya, tentunya setelah kesuksesan besar Korean Wave di Jepang dan Amerika Serikat Dengan bantuan media massa dan internet, para penggemar Korean Pop (K-Pop) di Indonesia kemudian mulai membuat jaringan sosial dan diikuti dengan interaksi intens didalamnya. Hal tersebut dapat diketahui darji banyaknya komunitas, yang pada dasarnya berawal dari komunitas di dunia maya, yang dibentuk oleh orang-orang yang tertarik dengan Korean Drama atau Korean Music. Mereka berkumpul dan menyatukan aspirasi mereka lewat diskusi, pertemuan, dan membuat acara-acara yang kian membuat K-Pop semakin menyebar di kalangan masyarakat Indonesia Fenomena Hallyu Fenomena Hallyu yang berarti Korean Waveatau Demam Korea mengacu pada popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup
film dan drama, musik pop, animasi, games dan sejenisnya. Istilah Hallyu sendiri pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis di Cina mengikuti kepopuleran yang luar biasa dari drama Korea “What Is Love All About” pada tahun 1998 yang meraih rating tertinggi dalam sejarah pertelevisian Cina. Hallyu mulai merebak di banyak negara Asia dan mungkin banyak lapisan masyarakat belum menyadari bahwa Indonesia pun tidak luput dalam terpaan Hallyu ini.Seperti yang dikatakan Asih Hallyu menjelaskan tentang Korean Wave.Korean Wave atau gelombang Korea adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya Korea pada berbagai negara di dunia.Biasanya Hallyu memicu orang yang sudah terkena demam korea tertarik untuk mempelajari Bahasa dan Kebudayaan Korea.Indonesia termasuk negara yang sedang terkena demam Korea.Hal ini dapat terlihat di layar televisi Indonesia yang sekarang berlomba-lomba untuk menayangkan informasi dan hiburan yang berhubungan dengan Korea. Awal kesukaan Korea dimulai dari beberapa drama Korea yang sering disiarkan di stasiun TV Indonesia, masyarakat Indonesia mulai mengenal para artis Korea.Tentu saja mereka mulai mencari informasi tentang aktris dan aktor tersebut, sehingga akhirnya mereka pun juga mengidolakan para penyanyi, boyband dan girlband Korea. Untuk para penggemar Korea, mengenal budaya seperti memakai Hanbok atau pakaian khas Korea, belajar memasak dan mempelajari bahasanya juga merupakan hal yang wajib untuk dilakukan. Akibatnya, rasa bangga dan rasa keingintahuan mereka semakin bertambah terhadap budaya Korea.Seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya para remaja Indonesia banyak yang mengikuti budaya
Korea.Salah
satu
contohnya
adalah
dengan
adanya
kemunculan boyband dan girlband di Indonesia. Budaya Populer Korea di Indonesia menjelaskan tentang berbagai macam pengaruh masuknya budaya Korea di Indonesia. Di dunia musik Indonesia juga tidak bisa menghindar dari Hallyu seperti. Boyband dan girlbandyang mengambil konsep Korea pun mulai bermunculan. Tren ini mungkin akan berlangsung hingga beberapa waktu ke depan yang terlihat dalamSinetron sekarang yang menggambarkan bagaimana gaya rambut, dandanan, fashion dan pernak-pernik Korea menjadi muatan penting dalam garapan sinetron tersebut. Selain itu, tidak ketinggalan iklan televisi pun ikut bermain dengan melirik kesan Korea dalam tayangan iklan di televisi.banyak iklan di Televisi menggunakan unsur Budaya Korea.ada iklan di Televisi yang menghadiahkan para pemenangnya dengan gratis bisa berlibur ke Korea melihat Negeri yang terkenal dengan sebutan Negeri Gingseng ataupun keindahan Pulau Jejunya.
Tentunya, hal ini juga bukan merupakan hal yang buruk, karena dari ketertarikan para remaja Indonesia pada budaya Korea dapat memberikan nilai positif pada hubungan antarnegara namun janganlah pula kita terlalu menggemari budaya Korea sehingga melupakan budaya Indonesia yang sudah jauh lebih dulu dikenal sebelum budaya Korea masuk ke Indonesia. Hasil Dan Pembahsan Masa remaja adalah masa yang paling indah karena dimasa Remaja inilah kita dapat merasakan indahnya hidup.sudah bukan anak anak lagi tetapi juga belum bisa dikatakan tua,itulah remaja.Dapat dikatakan juga remaja adalah gudangnya kesenangan karena disinilah kita dapat berkumpul dengan teman sebaya ,bermain main ria dan sebagainya. Usia remaja yaitu usia dimana anak sudah dapat berperan untuk orang lain.jika sudah remaja kita akan mulai memikirkan orang lain atau juga tingkat keegoisan mulai menurun.karena mulai bisa berperan untuk orang lain.remaja akan memiliki rasa solidaritas yang tinggi.ia akan memiliki jiwa sosial yang tinggi karena mulai dibutuhkan orang lain. Masa remaja adalah masa dimana para orang muda ini ingin menonjolkan jati dirinya,dia merasa sudah besar bukan anak anak lagi rasa ingin tahu dan coba cobanya begitu menggebu terlebih pada hal hal yang akan membuat dia terlihat dewasa.oleh karena berada pada masa transisi,remaja atau para orang muda tidak akan mau terlalu terikat oleh aturan aturan hidup yang membuatnya tertekan. Gorontalo sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Korea.Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Globalisasi Budaya Pop Korea atau yang lebih dikenal dengan gelombang Korea (Hallyu)
ini
berhasil
mempengaruhi
masyarakat
khususnya
para
kawula
muda
Gorontalo.Pada observasi di Mall Gorontalo banyak dijumpai remaja yang meniru gaya pop Korea tersebut mulai dari gaya rambut, model pakaian, aksesoris, sampai pola hidup dan cara berinteraksi dengan teman sebaya.hal ini setara dengan alasan para Remaja Gorontalo ini menggemari K_Pop.. Korean style, tidak bisa dipungkiri sedikit banyak telah mempengaruhi pola dan gaya hidup masyarakat kota Gorontalo secara tidak langsung, hal ini terlihat dari gaya dan pola konsumsi masyarakat kota Gorontalo yang dominan pada korean style, terlebih untuk kalangan remaja nyaris disetiap penampilan kalangan remaja selalu identik dengan gaya anak-anak korea sekaligus tidak jarang jenis makanan yang dipilih pun lebih ke arah korean food.di Mall sini blum ada cafe atau restaurant yang menyediakan makanan khas korea seperti kimchi dan lainnya padahal kami kami sebagai fans fanatik yang menyukai budaya korea ingin merasakan bagaiman rasa masakan khas korea tersebut. Disetiap resto,cafe ataupun
distro bahkan tempat fasilitas umumpun telah
dipengaruhi oleh gaya hidup korea. distro-distro juga ada yang menjual atau menyediakan
pakaian-pakaian ala style korea, bahkan fasilitas umumpun didekorasi sedemikian rupa dengandiiringi alunan music korea agar menarikbagi para kalangan remaja. Keadaan seperti ini, sedikit banyak membawa dampak positif bagi masyarakat Gorontalo yang dilihat dari beberapa aspek kehidupan, antara lain adalah : 1. Dari segi Fashion : Saat ini masyarakat Gorontalo sedikit banyak mulai dipengaruhi oleh gaya korea, mulai dari busana, asesoris sampai dengan make up wajah anak-anak muda mulai megikuti gaya hidup anak muda korea. pakaian korea yang banyak digunakan oleh masyarakat terutama para remaja. Pakaian yang dimaksud disini adalah pakaian seperti dress, bleazer, kemeja, sweater, celana legging, dan jass korea. Namun saat ini yang menjadi cirri khas korea adalah pakaian yang berbahan rajut, ataupun yang berbahan tipis dan transparan. Pakaian tersebut tidak hanya dikenakan oleh para pecinta Korean saja, tetapi orang yang tidak begitu paham mengenai style korea pop pun banyak yang menggemari. Rata-rata orang menyukai pakaian korea lantaran desainnya yang simple, menarik, unik, dan serasi hingga membuat orang yang memakainya terlihat anggun, gagah dan tidak membosankan. Corak pakaiannya pun lebih berwarna-warni sehingga tidak membuat jenuh orang yang melihatnya.Namun ada juga corak warna soft untuk yang tidak menyukai warna-warna yang ceria seperti yang kita gunakan saat ini. Korean Pop memberikan pengaruh yang besar pada gaya berpakaian remaja saat ini. Banyak sekali model pakaian khas korea yang ditiru oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat menilai desain dan warna pakaian ala korea terlihat lebih menarik, segar, variatif, dan serasi. Hal tersebut juga dilandasi dari wajah orang korea yang terlihat cantik, tampan, putih dan mulus sehingga membuat orang korea terlihat serasi dengan pakaian-pakaian apaun. Individu yang melihatnya jadi merasa tertarik oleh apa yang dilihatnya, lalu melakukan pembelian pakaian yang ia mau demi meniru artis idolanya. Dalam pandangan Sosiologi Ekonomi hal ini termasuk dalam para remaja Gorontalo yang suka mengonsumsi barang barang yang berbau Budaya Korea Budaya populer menyuguhkan budaya-budaya tertentu ke dunia internasional melalui tayangan hiburan seperti film, drama dan musik yang bernuansa Asia. Budaya pop Korea yang mengemas nilai-nilai kebudayaan Asia menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi masyarakat Asia. Hal ini disebabkan oleh adanya kedekatan emosional tersendiri saat menyaksikannya.
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin memudarkan nilainilai budaya tradisional, tayangan Korea secara konsisten menampilkan nilai-nilai budaya Korea dan Asia. Misalnya saja cerita dari drama Korea yang mencerminkan sopan santun, penghormatan pada orang tua, pengabdian pada keluarga, nilai kolektivitas atau kebersamaan, serta nilai kesakralan cinta dan pernikahan.Nilai-nilai ini ditampilkan secara unik dalam situasi kehidupan sehari-hari masyarakat Korea modern yang telah mengalami kemajuan teknologi dan ekonomi yang pesat. Hal inilah yang membuat budaya pop dari Seoul ini menjadi fenomena yang unik serta mengejutkan sehingga menarik perhatian massa. Munculnya rasa ketertarikan dan kecintaan pada Budaya korea, seseorang dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang penggemar dan akhirnya membentuk komunitas yang merupakan kumpulan dari penggemar tersebut. identitas penggemar keberadaan komunitas komunitas tertentu mendekati kelompok penggemar sebagai seorang akademikus (yang mengakses teori-teori budaya pop tertentu maupun sebagai seorang penggemar (yang memiliki akses terhadap pengetahuan tertentu dan tradisi-tradisi dalam komunitas tersebut). Dalam hal ini, para penggemar budaya Korea membentuk suatu komunitas baik yang merupakan sarana untuk berkumpul dan menyatukan aspirasi mereka lewat diskusi, pertemuan, dan membuat acara-acara yang kian membuat Korean Wave semakin menyebar di kalangan masyarakatIndonesiaKoreanWave yang kini berkembang di Gorontalo saat ini dapat dikategorisasikan sebagai Budaya pop Korea yang ada sangat bervariasi dan luas, namun berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap fans korea di Gorontalo khususnya di Mall. Kesimpulan Dari hasil penelitian di atas saya dapat menarik kesimpulan yaitu Globalisasi budaya pop Korea atau yang lebih dikenal dengan Korean Wave (Hallyu) ini berhasil mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia.khususnya remaja di Gorontalo Korean Wave telah menjadi suatu hal yang paling disenangi remaja kota Gorontalo saat ini ,entah itu dalam hal Fashion ,Gaya Hidup ,Musik ,ataupun Drama dan Film Korea. Penyebaran budaya Korean Pop telah mengekor berhasilnya negara tersebut dalam mengekspor hasil industri Remaja di Gorontalo bagi mereka Hallyu sudah mulai merasuki beberapa lapisan masyarakat tertentu adalah ada tidaknya manfaat dari budaya pop Korea ini. Satu hal yang pasti adalah para remaja Gorontalo ini seperti “dimanja” dengan sejumlah pilihan tontonan sinetron drama dari negara-negara luar Khususnya Korea yang menjadi objek penelitian ini.
Fenomena merebaknya Hallyu yang terjadi Indonesia bisa jadi merupakan euphoria terhadap budaya Korea yang memang semakin trend. Hallyu wave adalah kata rujukan yang mengarah pada fenomena Korean Fever, demam Korea yang mulai melanda seluruh Asia. Khususnya Indonesia terlebih lagi para kawula muda Gorontalo yang menggemari hal tersebut Mulai dari fashion, gaya rambut,film, hingga musik, menjadikan segala sesuatu yang berbau Korea menjadi begitu populer di kalangan masyarakat terutama remaja Gorontalo 5.1 Saran Fenomena K-Pop dan drama Korea di negeri ini memang tak bisa terbendung lagi. Seharusnya orang tua bisa meyakini putra putri mereka bahwa tak perlulah sampai seperti itu mengidolakan artis Korea. Remaja kita kebanyakan telah termakan budaya luar. Apapun yang masuk ke negeri ini, berbondong-bondong diikuti. Alasan utamanya karena artis-artis Korea itu ganteng dan keren! Apalagi Drama Korea yang banyak ditayangkan di televisi Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus, tentunya akan dapat menimbulkan kebingungan identitas diri pada remaja Indonesia khususnya Gorontalo yang para remajanya sangat menyukai budaya korea. Akibat dari adanya fenomena Korean Wave menimbulkan efek luar biasa yang kian menjalar dalam diri para remaja ini dan tidak dipungkiri akan mengikis minat untuk mempelajari kultur budaya di negeri sendiri. Dengan adanya demam K Pop ini kita sebagai remaja Gorontalo kita boleh boleh saja menyukai budaya asing tetapi jangan sampai kita melupakan kebudayaan sendiri misalnya lagu lagu khas Gorontalo.dan juga kita jangan malu untuk berbahasa gorontalo.. DAFTAR PUSTAKA
Buku Barker, Chris. 2004.Cultural Studies Teori dan Praktik.Yogyakarta: Kreasi Wacana. Badu, Q,Syamsu 2010. Energi Peradaban.Gorontalo:UNG Press Chaney, David.1996.Lifestyle Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta lembaga penerbit Jalasutra. Hasan,Sandi. 2011.Culture Studies Sejarah Pendekatan Konseptual dan Isu Menuju StudiBudaya Kapitalisme Lanjut.Jogyakarta: Ar Ruzz media. Satori,Djam’an dan Komariah Aan.2011.Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. Singarimbun, Masri,2006.Metode Penelitian Survai ,Jakarta Barat: LP3ES Sugiyono,2006.Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono,2008. Memahami Penelitian Kualitatif,Bandung Alfabeta
Yudhistira Aria,2010.Dilarang Gondrong (Praktik Kekuasaan Orde Baru Terhadap Anak Muda awal 1970-an; Marjin Kiri
Jurnal
Diandra
Agustina
2012,Jurnal
Ilmu
Komunikasi,Wabah
Korea
Melanda
Indonesia.Vol.3,No.3,April 2012 Hastuti, Sri. 2007. Gaya Hidup Remaja Pedesaan (Studi di Desa Sukaraya, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara). JoernalHarmoniSosial. Januari.2007. volume1, No. 2. Julianti, 2012,Jurnal Kebudayaan,Pengaruh Korea Terhadap Gaya Hidup Remaja Di Yogyakarta.Vol 1 No 3 Oktober 2011
Prastiwi Dewi Yunita, 2009,Hubungan Antara Kelekatan Terhadap Orang Tua Dengan Identitas Diri Pada Remaja di Lembaga Pemasyrakatan Anak Kutoarjo.Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas DiponegoroSemarang, 2009 Suwirdani Asih 2012,Jurnal Ilmu Komunikasi,Hallyu Di Indonesia.Vol. 2, No.1,Desember 2012 Wena Paramadina 2012,Jurnal ilmu Sosial Dan Budaya,Diantara Pusaran Gelombang Korea.Vol 1 no 1 Agustus 2011
Online Deddy.
2012.
Pengaruh
Korean
wave
di
Indonesia.
http://www.trijayafmpLG.net/program/3tainment/2012/01/pengaruh-korean-wave-diindonesia/. (Diakses pada 5 Mei 2012)
Eka
,Karatika.
2011.
Karya-Ilmiah-Pengaruh
Budaya-PopKorea.(Online).http://eka-
karatika.blogspot.com/2011/11/karya-ilmiah-pengaruh-budayapop.korea.html.(diakses: 16 feb 2012)
Kim,
Yoon
Mi.
2011.K-Pop
Drives
Hallyu
Craze
Survei,.(Online)http://www.koreaherald.com/entertainment/Detail.jsp?newsMLId=20110613 000731 (Diakses pada 5 Februari 2012).
Lia, 2011, “Gurita” Budaya Populer Korea di Indonesia,(Online) http://www.isi-dps.ac.id/be-rita/%E2%80%98gurita%E2%80%99-budaya-populerkorea-di-indonesia. (Diakses pada 5 Mei 2012).
Surayy..2012. Halyyu Trend Merebaknya Budaya Pop Korea (online). http://Suray's World and Beyond Hallyu Trend Merebaknya Budaya Pop Korea.html.20 Desember