UNIVERSITAS INDONESIA
PERJUANGAN MALAYAN INDIAN CONGRESS DI DALAM FEDERATED OF MALAYA 1948—1957
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
IRWANSYAH 0606087006
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH DEPOK JUNI 2012
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertandatangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia. Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia kepada saya
Depok, 8 Juni 2012
Universitas Indonesia Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,
Dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang di rujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Irwansyah
Npm
: 0606087006
'"'
Tanda tangan
Tanggal
: 8 Juni 2012
Universitas Indonesia Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
iv
Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, kemudahan, kesehatan dan hidayah-NYA kepada saya sehingga penulisan skripsi ini
yang berjudul”Perjuangan Malayan Indian Congress (MIC) dalam
Federated of Malaya 1948—1957” dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Humaniora Jurusan Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Dalam proses pembuatan skripsi ini saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, maka skripsi tidak dapat diselesaikan. Saya menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu saya menginginkan adanya kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik dalam penulisanpenulisan selanjutnya. Semoga penulisan ini dapat menambah penulisan mengenai Malaysia di Indonesia dan juga dapat memberikan wawasan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, saya ingin mengucapakan terima kasih kepada Prof. Dr. Susanto Zuhdi selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan saya dengan penuh perhatian dan kesabaran selama proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih pula saya ucapkan kepada Mbak Linda atas masukkan-masukkannya terhadap skripsi saya. Ucapan terima kasih juga untuk seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Sejarah. Saya merasa berhutang budi atas ilmu-ilmu yang telah kalian semua berikan. Semoga ilmu-ilmu dari kalian dapat saya aplikasikan di dalam hidup saya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan untuk keluarga, Bapak,
Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
vi
Ibu, Adik, dan Nenek yang tanpa henti memberikan semangat dan doanya untuk keberhasilan saya menyelesaikan kuliah saya dan meraih gelar Sarjana Humaniora. Terima kasih pula untuk Om Muti dan Istrinya yang sudah bersedia meminjamkan motornya selama proses penyelesaian skripsi ini dimulai dari mencari sumber-sumber hingga tahap penyelesaian.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman seangkatan yang telah memberikan banyak bantuan dan pengalaman hidup selama kuliah dan penulisan skripsi ini. teman-teman seangkatan Yudo “Engkong”, Ghamal, Andi Arif, Pratomo, Rully “Gembel”, Adi “Item”, Adit “Gonz”, Sukarno, Ary, Rima, Dina, Arifanti, Roby, Megi, Safira, Dedi, Winda, Ratna, Amal, Ilho, Ikra “Boik”, Ashagi, Syenny, Lucky “Bleki”, Ryfky “Ucil”, Firman, Prasetyo, Erik Ramadhanil dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih juga teman-teman Studi Klub Sejarah UI. Sejarah angkatan 2005 (Radit, Mizar, Ria, Yossy, Ronal, Oki, Sumantri dan kawan-kawan), Sejarah angkatan 2004 (Dien, Bang Arif, Franto, Adit dan kawan-kawan), Sejarah Angkatan 2007, serta Ka Titi yang selalu memberikan support.
Special thanks saya ucapkan kepada Sakinah “Kenny” dan Hasim “Bedul” Rachmat yang telah membantu saya mencari sumber-sumber hingga penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan dan kesabaran kalian menghadapi kenakalan saya. Kebersamaan dan saling support kita tidak pernah luntur hingga titik terendah dalam perjuangan kita. Semua dapat kita lewati bersama dengan penuh senyuman. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Abdurrahman El Marzuqy, Fory Setyowati, Bang Zulfikar, Mahfudz, Andrie Prasetyo dan Reza “Gaduy” Maulana atas bantuannya. Terima kasih untuk teman-teman Kansas Dede, Yogi, Andrey, Komeng, Yogo, Trisno, Gadis, Debby, Anggit, Didit, Dewi, Quita, Tatang, Kopral, Trisno atas kesediaan waktunya. Bermain bersama kalian dapat melepaskan stress yang muncul Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
vii
dalam penulisan skripsi ini.
Saya menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu saya menginginkan adanya kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik dalam penulisan-penulisan selanjutnya. Semoga penulisan ini dapat menambah penulisan mengenai Malaysia di Indonesia dan juga dapat memberikan wawasan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalam Depok, Juni 2012
Penulis
Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Irwansyah
NPM
: 06060087006
Program Studi : Ilmu Sejarah Departemen
: Sejarah
Fakultas
: Ilmu Pengetahuan Budaya
Jenis Karya
: Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul :
Perjuangan Malayan. Indian Congress (MIC) dalam Federated ofMalaya
194~1957
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 6 Juni 2012
Yang menyatakan
ill1!1 Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012 !
b
ix
ABSTRAK
Nama
: Irwansyah
Program Studi
: Ilmu Sejarah
Judul Skripsi
: Perjuangan Malayan Indians Congerss (MIC) dalam Federated of Malaya 1948—1967
Skripsi ini membahas mengenai perjuangan partai politik orang India dalam Federated of Malaya 1948—1957 melalui Malayan Indian Congress (MIC). MIC didirikan pada bulan Agustus 1946. Tujuan MIC adalah untuk menjaga kepentingan orang India di Semenanjung Malaya terutama mengenai masalah kewarganegaraan. Pasca Perang Dunia II Pemerintah Inggris mengeluarkan rancangan Malayan Union (MU) untuk wilayah Semenanjung Malaya. Namun rancangan MU akhirnya dibatalkan akibat adanya penolakan yang kuat dari orang Melayu yang keberatan dengan pasal yang menyamaratakan hak kewarganegaraan. Hal tersebut membuat orang India di Semenanjung Malaya membentuk MIC. Pemerintah Inggris kemudian mengeluarkan rancangan pengganti MU yaitu Federated of Malaya. MIC menentang Federated of Malaya yang dianggap merugikan mereka terutama masalah kewarganegaraan. Atas dasar itulah MIC melakukan aktivitasaktivitas untuk menuntuk hak-hak mereka. Perjuangan MIC terbagi atas dua cara yaitu cara pertama mereka lakukan debgan bergabung bersama AMCJA dan menentang pemerintah Inggris dan UMNO. Cara tersebut kemudian mereka anggap salah karena tujuan mereka tidak akan tercapai dengan cara tersebut. Cara yang kedua adalah dengan bergabung ke dalam Barisan Nasional bersama UMNO dan MCA. Kata kunci : Semenanjung Malaya, Malayan Indian Congress, Federated of Malaya
Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
x
ABSTRACT
Name
: Irwansyah
Courses
: Ilmu Sejarah
Thesis Tittle
: The Struggle Malayan Indians Congerss (MIC) in the Federated of Malaya 1948—1967
This thesis discusses the political struggle of Indian in the Federated of Malaya 1948—1957 through Malayan Indian Congress (MIC). MIC was established in August 1946. MIC purpose is to safeguard the interest of Indians in Malaya Peninsular, especially on the question citizenship; Post- World War II the British Government issued a draft Malayan Union (MU) to Peninsular Malaya. However, the draft united finally canceled due to strong resistance from Malay’s who objects to the articles that generalize the rights of citizenship. This makes the people of India in the Malaya Peninsula formed MIC. The British government released a draft replacement of MU The Federated of Malaya. MIC against The Federated of Malaya are considered harmful to them, especially the issues of citizenship. Based on MIC to activities for demainding their rights. MIC struggle divided into two ways: the first way they by joining together AMCJA and against The British Government and UMNO. The way is wrong becausethen they think their goals will not be achieved in this way. The second way is by joining National Front with UMNO and MCA. Keywords: Malaya Peninsula, Malayan Indian Congress, Federated of Malaya
Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. ……
i
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME…………………….......
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...................................... ……
iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................
iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................
v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...........................
viii
ABSTRAK...........................................................................................................
ix
DAFTAR ISI........................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….
xiii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………… xiv DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………..
xv
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................................
8
1.3 Ruang Lingkup Masalah ...................................................................................
9
1.4 Metode Penelitian..............................................................................................
9
1.5 Tinjauan Pustaka ...............................................................................................
11
1.6 Sumber Penelitian .............................................................................................
11
1.7 Tujuan Penelitian ..............................................................................................
13
1.8 Sistematika Penulisan .......................................................................................
13
BAB 2 KEDATANGAN ORANG INDIA KE SEMENANJUNG MALAYA
15
2.1 Kedatangan Orang India…………………………………………………..
15
2.2 Kehidupan Sosial Orang India Sebelum Perang Dunia II………………….
17
2.3 Orang India sebagai Buruh………………………………………………..
19
2.4 Organisasi Orang India Sebelum Perang Dunia II………………………..
21
Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
xii
2.4.1 Central Indians Association of Malaya (CIAM)…………………
22
2.4.2 Malayan Indians Association (MIA)…………………………….
20
BAB 3 PERKEMBANGAN POLITIK PASCA PERANG DUNIA II DAN TERBENTUKNYA MALAYAN INDIAN CONGRESS………………. 24 3.1 Masa Pendudukan Jepang dan Dampaknya bagi Semenanjung Malaya…..
24
3.1.1 Kebijakan Jepang di Semenanjung Malaya………………………
25
3.1.2 Sikap Jepang Terhadap Etnis Melayu, Cina, dan India………….
26
3.2 Pembentukan Malayan Union……………………………………………...
29
3.3 Reaksi Terhadap Malayan Union………………………………………….
32
3.4 Pembentukan Malayan Indian Congress…………………………………..
35
BAB
4
TERBENTUKNYA
FEDERATED
OF
MALAYA
DAN
PERJUANGAN MALAYAN INDIAN CONGRESS DI DALAMNYA 4.1 Pembentukan Federated of Malaya……………………………………….
39
4.2 Sikap Malayan Indian Congress Di dalam Federated of Malaya…………
42
4.2.1 Perjuangan Bersifat Non Kooperatif Terhadap Pemerintah……..
42
4.2.2 Bergabung Dalam Barisan Nasional……………………………..
47
4..3 Hasil Perjuangan Malayan Indian Congress………………………………
51
BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………
55
BIBLIOGRAFI………………………………………………………………
57
LAMPIRAN………………………………………………………………….
61
Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Semenanjung Malaya Lampiran 2 Peta Persebaran Orang India Lampiran 3 John A. Thivy Lampiran 4 V.T. Sambanthan Lampiran 5 Bendera MIC Lampiran 6 Logo Barisan Nasional Lampiran 7 Protes Orang Melayu Union Terhadap Malayan Union
Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Populasi Penduduk di Semenanjung Malaya 1921--1955 Tabel 2 Daftar Suku Bangsa India di Semenanjung Malaya Tabel 3 Jumlah Pemilih pada Pemilihan Umum 1955 di Semenanjung Malaya Tabel 4 Daftar Calon Legislatif dalam Pemilihan Umum 1955 di Semenanjung Malaya
Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
xv
DAFTAR SINGKATAN
AMCJA
All Malaya Council of Joint Action
BMA
British Military Administration
CIAM
Central Indian Association of Malaya
MCA
Malayan Chinese Association
MDU
Malaya Democratic Union
MIA
Malayan Indian Association
MIC
Malayan Indian Association
MPAJA
Malayan People’s Anti Japanese Army
MU
Malayan Union
NC
National Conference
NC
National Convention
PKM
Partai Komunis Malaya
PMFTU
Pan Malayan Federation of Trade Union
PUTERA
Pusat Tenaga Rakyat
UMNO
United Malaya National Organization Universitas Indonesia
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Semenanjung Malaya, kini Malaysia, didiami oleh tiga etnis besar yakni, etnis Melayu, Cina, dan India. Dalam sejarah Malaysia, ketiga etnis itu hidup secara terpisah antara satu dengan yang lainnya. Dalam bukunya yang berjudul Indians In Malaysia and Singapore, Arasaratnam berpendapat: “In Federation Malaysia and Singapore, society is plural in character, with little or no-interaction between individual communities. In Federation Malaysia this thendency is strengthened by the entrachment of communalism in the political system. In addition to their social and cultural separatness….”1 Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa di Semenanjung Malaya terdapat suatu konsep masyarakat majemuk atau komunalisme2. Definisi masyarakat majemuk adalah suatu kumpulan manusia yang terdiri dari berbagai rumpun bangsa yang telah membentuk suatu kesatuan, khususnya dalam aspek politik, sosial, dan ekonomi di suatu tempat untuk membentuk suatu kumpulan yang bersatu padu.3 Menurut J.S. Furnival seperti yang dikutip oleh Shaffie Fuziah dan Ruslan Zainuddin di dalam bukunya yang berjudul Sejarah Malaysia, konsep masyarakat majemuk memiliki ciri yaitu adanya perpecahan dan konflik antara kelompok-kelompok manusia yang berada di bawah satu sistem politik. Ketegangan yang terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan dalam aspek ekonomi
1
Arasaratnam Sinnappah.1980. Indians In Malaysia and Singapore. Kuala Lumpur: Oxford University Press. Hlm.1. 2 Komunalisme berasal dari kata communalism; sekelompok orang yang hidup bersama. Menurut kamus Oxford 1995 komunalisme diartikan sebagai loyalitas terhadap kelompok-kelompok kultural (etnis). Non-komunalisme diartikan sebagai paham yang menolak loyalitas berlebihan terhadap kelompok-kelompok kultural (etnis). Dalam konteks Semenanjung Malaya, partai-partai yang berbasis non-komunalisme tersebut kalah (dalam hal perolehan suara) dalam pemilihan umum dibandingkan partai-partai berbasis komunalisme, sepert UMNO, MCA, MIC yang tergabung dalam Barisan Nasional 3 Shaffie Fuziah dan Ruslan Zainuddin.2000.Sejarah Malaysia. Selangor: Fazar Bakti.Sdn.Bhd.Hlm.255.
1 UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
2
diantara etnis-etnis tersebut. Munculnya masyarakat majemuk menurut Furnival disebabkan oleh kolonialisme yang menggalakkan penghijrahan penduduk mengikuti keperluan ekonomi penjajah.
Di Semenanjung Malaya munculnya masyarakat majemuk salah satunya disebabkan oleh kebutuhan Inggris akan buruh untuk mereka pekerjakan di perkebunan-perkebunan milik pemerintah Inggris. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah Inggris mendatangkan pekerja-pekerja dari India pada akhir abad ke-19. Mereka lebih menggunakan pekerja-pekerja India dibandingkan orang-orang Melayu yang mereka anggap pemalas. Selain sebagai buruh di perkebunan, sebagian orang India didatangkan ke Semenanjung Malaya untuk dipekerjakan sebagai pegawai administrasi di kantor-kantor pemerintahan.
Selain golongan buruh yang dibawa oleh pemerintah Inggris, ada tiga kelompok imigran India yang datang ke Semenanjung Malaya atas keinginan mereka sendiri. Ketiga kelompok tersebut adalah askar sepoi, pedagang, dan kerani.4 Ketiga kelompok tersebut biasanya tinggal di sekitar pelabuhan, sedangkan kelompok buruh tinggal di sekitar perkebunan-perkebunan milik pemerintah Inggris.
Banyaknya etnis India yang bermigrasi ke Semenanjung Malaya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Pertama, faktor internal yang terjadi di Negara India. Adanya ledakan penduduk di India yang terjadi pada tahun 1845 sampai 1941 menyebabkan naiknya angka kemiskinan di negara India. Kemiskinan tersebut disebabkan oleh tidak sebandingnya tanah yang mereka gunakan untuk pertanian dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah. Keadaan semakin buruk ketika terjadi bencana alam seperti banjir, kemarau panjang yang di Dataran Tinggi Deccan, dan merebaknya wabah penyakit. Adanya sistem kasta yang menghalangi terjadinya mobilitas sosial di India juga menjadi faktor pendorong. Faktor-faktor tersebut mendorong orang 4
Ibid.Shaffie Fuziah.hlm.269
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
3
India keluar dari negaranya dan mencari negara lain untuk memperbaiki nasib dan kehidupan mereka.5 Kedua, faktor eksternal yaitu adanya kebutuhan pemerintah Inggris akan buruh yang akan dipekerjakan di perkebunan mereka, seperti perkebunan karet di Perak, perkebunan kopi dan tbuk di Perak dan Selangor.
Kehadiran etnis India melengkapi etnis Melayu dan Cina, tiga etnis besar di Semenanjung Malaya, dan membawa Semenanjung Malaya ke dalam masyarakat majemuk. Walaupun mereka berada di negara yang sama, tetapi ketiga etnis ini masih mengekalkan identitas masing-masing sehingga menghalangi terjadinya asimilasi budaya di antara mereka. Terhalangnya proses asimilasi juga disebabkan oleh tempat tinggal mereka yang berbeda. Orang Melayu tinggal diperkampungan, orang India tinggal di area perkebunanperkebunan milik Inggris, sedang kan orang Cina tinggal di area dekat pertambanagan. Hingga tahun 1947 komposisi ketiga etnis tersebut yakni, etnis melayu berjumlah 2.427.834 jiwa atau sekitar 49.8% penduduk di Malaya. Etnis Cina berjumlah 1.834.534 jiwa atau sekitar 38.3% penduduk Malaya. Sedangkan etnis India berjumlah 530.638 jiwa atau sekitar 10.7% penduduk Malaya.6
Pasca Perang Dunia II wilayah Semenanjung Malaya mengalami proses perubahan dalam bentuk pemerintahan. Hal ini didasarkan sikap Kerajaan Inggris yang ingin melepaskan wilayah-wilayah jajahannya, termasuk Semenanjung Malaya. Namun sebelum kemerdekaan diberikan, pemerintah akan melakukan tahapan-tahapan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan kelak ketika Semenanjung Malaya merdeka. Dimulai dari Pemerintahan Militer Inggris (British Military Administration) tahun 1945, konsep Malaya Union (MU) tahun 1946, sampai konsep Federated of Malaya (Persekutuan Tanah Melayu) tahun 1948—1957.
5 6
Ibid.Hlm.270 Ibid.Hlm.471.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
4
Pemerintah Administrasi Militer Inggris (British Military Administration) merupakan pemerintahan sementara. Pemerintahan ini hanya peralihan dari pemerintahan Jepang ke pemerintahan Inggris. Tugasnya mempersiapkan keamanan Malaya sebelum pemerintahan sipil Inggris datang ke kembali ke Malaya. Pada tahun 1946 Inggris menyusun sebuah konsep pemerintahan yang disebut Malaya Union (MU). Wilayah MU ini terdiri dari Johor, Trengganu, Kedah, Perak, Pahang, Selangor, Negeri Sembilan, Pulau Penang, dan Malaka.7 MU dipimpin oleh seorang Gubernur sebagai eksekutif dan Dewan Perundangan sebagai lembaga legislatif. MU dimulai pada tanggal 1 April 1946 dengan Edward Gent sebagai Gubernur pertama dan terakhir. Para Sultan tetap pada kedudukan mereka, namun mereka tetap berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris. Sultan-sultan tidak mempunyai peranan sebagai pemimpin kerajaan masingmasing dan pengaruh mereka hanya ada dalam bidang agama Islam. Semua warga negara MU mempunyai hak kewarganegaraan yang sama dengan orang nonMelayu. Selain itu perusahaan-perusahaan yang dahulu dipegang oleh Inggris akan dibuka kepada bangsa asing.8
Mayoritas orang Melayu menentang konsep MU karena mereka keberatan dengan
hal-hal
yang
disebutkan
diatas
terutama
mengenai
masalah
kewarganegaraan. Mereka mengganggap MU akan menghilangkan bentuk negerinegeri Melayu untuk selama-lamanya.9 Mengenai masalah kewarganegaraan orang Melayu menganggap mereka adalah penduduk asli Semenanjung Malaya sedangkan oran non-Melayu, Cina dan India, hanyalah pendatang sehingga orang Melayu haruslah mendapat keistmewaan. Apabila konsep MU disahkan maka mereka kehilangan hak keistimewaan sebab semua penduduk MU mempunyai hak yang sama. Oleh karena itu pada tanggal 1—4 Maret 1946 para elit Melayu mengadakan pertemuan di Selangor yang hasilnya disepakati berdirinya partai politik United Malaya Nation Organization (UMNO). UMNO berusaha menekan Pemerintah Inggris dengan cara tidak mau bekerjasama. Upaya UMNO untuk 7
Barbara Andaya dan Leonard Andaya.1982. History of Malaya. London: Mac Millan. Hlm.295 Abdul Rahman Haji Ismail. Hlm.325 9 Ibid.Hlm.326 8
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
5
menggagalkan MU berhasil setelah Pemerintah Inggris mau berbincang-bincang dengan UMNO dan raja-raja Melayu. Pemerintah Inggris terpaksa bekerjasama dengan UMNO dan raja-raja Melayu untuk mengatasi ketegangan dengan orang Melayu. Pemerintah Inggris menganggap kedudukan mereka di Semenanjung Malaya terancam apabila tidak mendapat sokongan dan kerjasama dari orang Melayu.10 Pemerintah Inggris merasa penting untuk bekerjasama dengan orang Melayu sebab mereka juga tidak mendapat dukungan dari orang non-Melayu, yaitu Cina dan India, yang pada saat itu tidak peduli dengan situasi politik di Semenanjung Malaya dan lebih memikirkan perkembangan politik di negara asal mereka.
Kuatnya penolakan orang Melayu terhadap konsep MU telah membuat orang India berpikir untuk mendirikan sebuah partai politik yang dapat mewakili kepentingan mereka di Semenanjung Malaya. Mereka yang awalnya tidak peduli dengan kondisi politik di Semenanjung Malaya mulai berubah pikiran ketika pemerintah Inggris setuju membubarkan MU atas desakan orang Melayu dan UMNO. Mereka perlu memperjuangkan hak sebagai warga negara sehubungan dengan isu-isu mengenai kewarganegaraan. Atas dasar itulah dibentuk Malayan Indians Congress (MIC) sebagai partai politik untuk melindungi kepentingan orang-orang India di Malaya pada bulan Agustus 1946. Yang menjadi ketua pertama MIC adalah Mr. John Thivy. Tujuan utama MIC adalah berjuang untuk menjaga kepentingan orang India di Semenanjung Malaya dan memperjuangkan kemajuan politik bersama-sama dengan etnis lain.11 Selain MIC terdapat pula partai-partai politik yang anggotanya merupakan orang-orang India seperti Malayan Indian Association (MIA) yang didirikan pada tahun 1932. Pemerintah Inggris akhirnya membubarkan MU dikarenakan mendapat tentangan yang hebat dari orang Melayu dan tidak adanya dukungan dari orang non-Melayu. Pemerintah Inggris kemudian bekerja sama dengan UMNO dan rajaraja Melayu menyusun rancangan baru. Rancangan baru tersebut kemudian 10 11
Ibid.Hlm.330 Op.cit.Shaffi.Hlm.397
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
6
disahkan pada tahun 1948 dengan nama Federated of Malaya (Persekutuan Tanah Melayu). Pembentukan Federated of Malaya ini sangat merugikan etnis nonMelayu, khususnya etnis India. Mereka yang telah tersingkir dalam bidang ekonomi akan tersingkir dalam politik sebab dalam konstitusi Federated of Malaya sangat jelas pengistimewakan etnis Melayu. Orang non-Melayu dipersulit untuk menjadi warga negara Semenanjung Malaya seperti yang terlihat dalam pasal 8 mengenai kewarganegaran dalam Persetujuan Federated of Malaya. Bagi orang non Melayu yang ingin menjadi warga negara Semenanjung Malaya sekurang-kurangnya harus tinggal di Semenanjung Malaya selama 15 tahun, memiliki pengetahuan tentang adat istiadat Melayu dan bisa berbahasa Melayu.12
Dari tahun 1947 para elit India Malaya, pengusaha dan pedagang, berkomitmen untuk menjadikan Malaya negara yang demokrasi bukan berdasarkan komunalisme. Ketika proposal Federated of Malaya didiskusikan dalam Parlemen antara tahun 1948—1950, kaum elit India Malaya berusaha keras memboikotnya dan tidak mau bekerja sama dengan UMNO dan pemerintah Inggris. MIC sendiri
bergabung dengan Malaya Democratic Union (MDU)
membentuk gerakan yang disebut All Malaya Council of Joint Action (AMCJA) tahun 1947.13 AMCJA ini sendiri diketuai oleh Tan Cheng Lock, salah satu tokoh pendiri Malaya Chinese Association (MCA) pada 27 Februari 1949. AMCJA beranggotakan Malayan Democratic Union (MDU), Malayan Indian Congress (MIC), Malayan New Democratic Youth League (MNDYL), Persatuan Cina Negeri Selat British, Persekutuan Kesatuan Pekerja Se-Malaya. Tujuan dari AMCJA ini adalah penyatuan seluruh Tanah Melayu termasuk Singapura, pemerintahan sendiri melalui badan perundangan yang dipilih oleh rakyat, dan hak-hak kewarganegaraan yang sama.
Perjuangan MIC di dalam AMCJA tidak berlangsung lama. Setelah terjadinya pemberontak Partai Komunis Malaya (PKM) tahun 1948, pemerintah 12 13
Ibid.Hlm.430 Arasaratnam.Op.cit.. Hlm 118.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
7
Inggris membubarkan organisasi-organisasi yang melawan pemerintah. Pada tahun 1950 terjadi perubahan di dalam pergerakan MIC. Mereka mulai menyadari bahwa sikap oposisi terhadap pemerintah justru tidak akan membantu mereka mewujudkan cita-cita dan tujuan mereka. Sebaliknya, perubahan tersebut akan tercapai apabila mereka bergabung ke dalam partai pemerintah,yaitu Barisan Nasional. Meskipun demikian mereka tidak langsung bergabung dengan Barisan Nasional. Setelah diadakan pemungutan suara diantara anggota MIC barulah mereka menyatakan setuju bergabung ke dalam Barisan Nasional bersama UMNO dan MCA pada masa kepresidenan Mr. V. T. Sambathan tahun 1945.
Bergabungnya MIC ke dalam Barisan Nasional juga untuk menghadapi pemilihan umum tahun 1955. Dengan bergabung ke dalam Barisan Nasional, MIC dapat berpartisipasi dalam pemilihan umun di Semenanjung Malaya, ikut berperan menyusun konstitusi Federated of Malaya, mendapatkan 1 jatah kursi di parlemen dari 51 kursi yang dimenangkan oleh Barisan Nasional, serta menempatkan Mr. V.T. Sambathan sebagai Menteri Perburuhan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin membahas tentang perjuangan Malayan Indian Congress (MIC) di dalam Federated of Malaya, dengan alasan ingin mengetahui dan memaparkan bagaimana perjuangan Malayan Indian Congress (MIC) di dalam Federated of Malaya 1948—1957.
1.2 Perumusan Masalah Dalam di Federated of Malaya, sekarang Malaysia, kehidupan politik selalu dikuasai oleh Barisan Nasional yang terdiri UMNO, MCA, dan MIC. Ketiga partai politik tersebut merupakan partai politik yang mengekalkan suku bangsa mereka masing-masing. Tidak pernah sekalipun partai politik yang anggotanya campuran dari orang-orang Melayu, Cina, dan India memenangkan pemilihan umum di Malaysia.
Pada awalnya MIC memperjuangkan tujuan dan cita-cita dengan cara oposisi dan bergabung dengan organisasi-organisasi yang menentang pemerintah
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
8
(Pemerintah Inggris-UMNO) seperti AMCJA-PUTERA. Namun pada tahun 1950 mereka mulai berpikir untuk bergabung Barisan Nasional yang merupakan partai pemerintah. Pada bulan April 1955 MIC resmi diterima sebagai anggota baru Barisan Nasional oleh Tunku Abdul Rahman setelah memenuhi syarat yang diajukan yaitu memenangkan pemilihan lokal pada bulan Desember 1944 di Tanjong Ward dan Brickfields.14
Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis ingin mengetahui “Apa yang melatarbelakangi MIC melakukan perubahan sikap dari oposisi menjadi bergabung dengan Barisan Nasional?” Untuk itu, penulis akan menjawabnya dengan beberapa pertanyaan pendukung yaitu: 1. Apa yang melatarbelakangi terbentuknya Malayan Indians Congress (MIC)? 2. Bagaimana perkembangan MIC di dalam Federated of Malaya? 3. Apa hasil dari perjuangan MIC di dalam Federated of Malaya?
1.3 Ruang Lingkup masalah Dalam penulisan sejarah, ada batasan untuk mengkaji suatu permasalahan yaitu, batasan dari segi temporal ( waktu ), batasan spasial ( tempat ) dan batasan tematis. Dari segi temporal, penelitian ini membahas periode 1948—1957 yang berawal dari dikeluarkannya konsep Federated of Malaya. Tahun 1948 merupakan tahun dikeluarkannya konsep Federated of Malaya oleh pemerintah Inggris. Tahun 1957 dipilih sebagai akhir pembahasan karena pada tahun itu mulai terbentuknya parlemen Federated of Malaya sekaligus sebagai tahun kemerdekaan bagi Federated of Malaya. Selama periode 1948—1957 ketika pemerintah sedang menyusun konstitusi, MIC melakukan berbagai aktifitas untuk memperjuangkan tujuannya.
14
Op.cit.Shaffie.Hlm.434
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
9
Sedangkan batasan tempat (spacial) mengacu pada wilayah Semenanjung Malaya. Hal ini telihat dari mayoritas aktivitas-akivitas MIC banyak dilakukan di wilayah tersebut. Sementara dari batasan tematis, penulis membatasi pada dinamika perjuangan MIC dalam Federated of Malaya.
1.4 Metode Penelitian Dalam mencapai tujuan penelitian secara lengkap dan operasional sesuai dengan permasalahan yang dibahas, maka diperlukan serangkaian data dan fakta yang diperoleh melalui penelitian di lapangan yang meliputi empat tahap yaitu, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Pada tahapan heuristik, dilakukan pengumpulan data yang dapat digunakan sebagai sumber penulisan. Data-data diperoleh melalui studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu cara untuk menelusuri data baik primer maupun sekunder dari instansi yang terkait, dan atau hasil studi yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai orang India di Semenanjung Malaya. Melalui cara tersebut diharapkan dapat diungkapkan latar belakang penelitian ini. Sumber yang diperoleh berupa buku teks, artikel, jurnal ilmiah. Data-data tersebut diperoleh dari Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Perpustakaan FIB Universitas Indonesia, Perpustakaan FISIP
Universitas Indonesia (Miriam
Budiardjo Resource Center), Perpustakaan LIPI dan Perpustakaan Nasional, dan jurnal-jurnal dari Jstor serta artikel dari internet.
Pada tahap kedua data kemudian diolah untuk dikritik secara intern maupun ekstern. Kritik terhadap berbagai sumber yang didapat penulis belum mendapatkan sumber primer yang akan untuk penulisan skripsi ini. Namun penulis menemukan beberapa buku yang dapat dijadikan sumber sekunder seperti Indians In Malaysia and Singapore karya Sinappah Arasaratnam. Buku lainnya adalah buku karangan Rajeswary Arasaratnam yang berjudul The Indians Minority and Political change in Malaya 1945—1957.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
10
Untuk menguji keotentikan sumber yang diperoleh, antara lain dengan melakukan analisa sumber dan kritik teks terhadap dokumen yang didapat. Melalui analisa sumber dapat dilacak apakah sumber tersebut asli atau turunan, sehingga dapat digunakan dalam penulisan ini. Langkah selanjutnya adalah melakukan kritik intern dengan cara malakukan kritik intrinsik, yaitu menentukan sifat sumber-sumber itu.
Berbagai fakta yang diperoleh harus dirangkai dan
dihubungkan satu sama lain hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Peristiwa yang satu harus dimasukan dalam keseluruhan konteks peristiwa lain yang melingkupinya. Proses menafsirkan fakta-fakta sejarah yang integral menyangkut proses seleksi sejarah, karena tidak semua fakta dapat dimasukan. Dalam hal ini hanya fakta yang relevan yang dapat disusun menjadi kisah sejarah. Faktor periodesasi dari sejarah juga termasuk dalam proses interpretasi ini, karena dalam kenyatannya peristiwa yang satu disusul dengan peristiwa yang lain tanpa batas dan putus-putus. Akan tetapi di dalam historiografi biasanya diadakan pembagian atas periode-periode yang diperinci oleh hal-hal yang khas.
1.5 Tinjauan Pustaka Karya-karya terdahulu, dalam hal ini buku-buku, yang membahas mengenai Malayan Indians Congress dan orang-orang India di Malaya masih langka dibandingkan dengan karya yang membahas orang Melayu dan orang Cina. Perjuangan Malayan Indian Congress (MIC) terhadap Konsep Persekutuan Tanah Melayu belum pernah dijadikan fokus penelitian. Sejauh ini penulis baru menemukan satu skripsi karya Tantrina Dwi Aprianita yang membahas “Peranan Malayan Indian Congress (MIC) dalam pembentukan negara Malaysia.” Persamaan skripsi ini dengan skripsi ini terletak pada pembahasan mengenai MIC di Malaya, sedangkan perbedaannya terletak dari fokus penelitiannya. Apabila skripsi tersebut menjelaskan peranan MIC hingga terbentuknya Negara Malaysia, sedangkan skripsi ini hanya memfokuskan perjuangan MIC dalam Federated of Malaya.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
11
Karya lainnya yang penulis temukan hanyalah bersifat umum. Karya ilmiah tersebut dalam bentuk buku seperti Indians In Malaysia and Singapore (London, 1980) karya Arasaratnam dan The Indian Minority and Political Change In Malaya 1945 –1957 karya Rajeswary Ampalavanar.
1.6 Sumber Penulisan Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah satubuah buku yang terkait dengan penelitian, yang menjadi sumber primer yaitu: Buku karangan Rajeswary Ampalavanar yaitu The Indian Minority and Political Change In Malaya 1945 –1957 yang juga membahas etnis India Malaya dan perubahan politik selama periode 1945 – 1957, di mana di dalamnya juga membahas MIC di dalam Federated of Malaya. Persamaan buku ini dengan penulisan skripsi saya terletak pada aktivitas-aktivitas sosial, ekonomi, dan politik orang India di Semenanjung Malaya dan Singapore. Selain itu persamaannya juga terletak pada periode penelitian yang sama sampai tahun 1957. Perbedaan antara skripsi saya dengan buku ini secara tematis dan spasial. Apabila buku ini menceritakan tentang orang India di Semenanjung Malaya dan Singapore, skripsi ini hanya menjelaskan tentang orang India yang diwakilkan oleh MIC hanya di Semenanjung Malaya. Perbedaan dari segi tematis, buku ini menjelaskan aktivitas-aktivitas orang India dalam hal sosial, ekonomi, dan politik selama periode tersebut, sedangkan skripsi ini hanya membatasi dalam hal perjuangan politik orang India di dalam MIC pada periode tersebut. Sedangkan buku-buku lain yang digunakan sebagai sumber sekunder. Yang pertama adalah Sinappah Arasaratnam yang berjudul Indians in Malaysia and Singapore. Buku itu menjelaskan tentang orang-orang India di Malaya sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha hingga tahun 1970-an. Persamaan skripsi ini dengan buku itu terletak pada persamaan dalam membahas etnis India di Malaya secara keseluruhan seperti kedatangan etnis India ke Malaya, pendidikan bagi etnis India, termasuk kondisi politik di Malaya dan pengaruhnya terhadap etnis
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
12
India. Perbedaannya dengan skripsi ini dengan buku itu terletak pada fokusnya. Apabila buku itu menceritakan etnis India sampai periode 1970
serta fokus
tempat yang mencakup wilayah Singapura, maka skripsi ini bercerita tentang perjuangan MIC di dalam Federated of Malaya selama periode 1948—1957 dan hanya membatasi dalam wilayah Semenanjung Malaya. Kedua, buku karangan Abdul Rahman Haji Ismail yaitu Malaysia: Sejarah Kenegaraan dan Politik yang membahas tentang sejarah kenegaraan dan politik Malaysia dari zaman pra Sejarah sampai abad ke-20. Di dalamnya juga membahas tentang proses terbentuknya Persekutuan Tanah Melayu hingga diadakannya Pemilihan Raya tahun 1959. 1.7 Tujuan Penulisan Etnis India merupakan salah satu etnis yang mendiami Semenanjung Malaya. Terjadinya perubahan politik di Semenanjung Malaya pasca perang Dunia 2 menjadikan mereka lebih peduli terhadap wilayah tersebut. Mereka mendirikan Malayan Indians Congress untuk melindungi hak mereka sebagai warga negara di Semenanjung Malaya. Pada periode 1948—1957 mereka berjuang untuk mendapat pengakuan sebagai warga negara. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perjuangan MIC dalam Persekutuan Tanah Melayu 1948—1959, mulai dari terbentuknya MIC, kondisi politik di Semenanjung Malaya pada periode tersebut, serta aktivitas-aktivitas MIC dalam Persekutuan Tanah Melayu. Selain itu penelitian ini juga dimaksudkan untuk melengkapi penulisan-penulisan sejarah Malaysia, khususnya penulisan mengenai etnis India di Malaysia pada masa Persekutuan Tanah Melayu dalam bahasa Indonesia dan untuk melengkapi bukubuku dalam kajian Asia Tenggara.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
13
1.8 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan totalitas yang utuh. Penulisan yang berjudul Perjuangan Malayan Indians Congress dalam Persekutuan Tanah Melayu 1948--1957 ini akan ditulis dalam lima bab pembahasan sebagai berikut: Bab I, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, sumber penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi orang India di Malaya sebelum tahun 1945. Sub-bab dari bab ini adalah kedatangan etnis India ke Malaya, populasi etnis India di Malaya sampai tahun 1947, buruh India di Malaya, dan partai-partai India di Malaya sebelum Perang Dunia II. Bab III berisi tentang Perkembangan Politik di Malaya Pasca Perang dunia II dan Berdirinya Malayan Indians Congress (MIC). Sub-bab dari bab ini adalah kebijakan politik Inggris di Semenanjung Malaya pasca Perang Dunia II. Sub bab berikutnya mengenai berdirinya Malayan Indians Congress (MIC). Bab IV berisi tentang perjuangan MIC dalam Pembentukan Federated of Malaya dan Perjuangan MIC di dalamnya. Aktivitas-aktivitas MIC dalam konsep Persekutuan Tanah Melayu, pemilihan raya tahun 1959, hasil dari perjuangan MIC bagi etnis India di Malaya. Bab V, merupakan bab kesimpulan yang berisi rangkuman dari keseluruhan bab sebelumnya. Pesan-pesan penting apa saja yang dapat diambil dan dianalisa untuk menjawab pokok permasalahan serta pertayaan-pertayaan ditulis berupa pembahasan-pembahasan yang dikemukakan beserta fakta-fakta yang ada. Bab kesimpulan ini merupakan akhir dari penulisan.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
BAB 2 KEDATANGAN ORANG-ORANG INDIA KE MALAYA
2.1 Kedatangan Orang-Orang India Kedatangan orang India ke Malaya sudah terjadi sejak berabad-abad silam, yang dimulai dari abad ke-7. Pada abad tersebut dikenal dalam sejarah sebagai periode penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha. Orang India yang datang ke Asia Tenggara, termasuk Semenanjung Malaya, membawa pula kebudayaan mereka. Orang India yang datang ke Asia Tenggara berasal dari golongan pendeta, seniman, pedagang dan lain-lainnya. Tak sedikit dari mereka yang tetap tinggal di Semenanjung Malaya dan tidak kembali lagi ke negara asalnya. Pada masa kurun niaga di Asia Tenggara, abad ke-15 sampai abad ke-17, banyak orang India yang datang ke Semenanjung Malaya untuk berdagang. Mereka biasanya menetap sementara di Semenanjung Malaya sambil menunggu angin yang akan membawa kapal mereka ke negara asal mereka. Di antara mereka yang menetap sementara waktu ada yang menikahi penduduk lokal. Gelombang besar terjadinya migrasi orang India ke Semenanjung Malaya terjadi pada abad akhir ke-19 dana awal abad ke-20. Migrasi tersebut didorang oleh dua faktor. Pertama, faktor intenal yang terjadi di negara India. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah terjadinya ledakan penduduk di India pada tahun 1845 sampai 1941. Ledakan penduduk tersebut menyebabkan kemiskinan di India bertambah dikarenakan tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan luasnya lahan pertanian. Kondisi diperparah dengan terjadinya bencana alam di India seperti banjir dan kemarau panjang di Dataran Deccan. Selain itu adanya sistem kasta yang menyababkan mobilitas sosial tidak terjadi di negara India turut mendorong orang India keluar dan mencari wilayah baru untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.
14 UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
15
Kedua, faktor eksternal yang menyebakan terjadinya migrasi orang India ke Semenanjung Malaya adalah kebutuhan pemerintah Inggris akan tenaga buruh untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan mereka. Pemerintah Inggris lebih memilih mendatangkan orang India dibandingkan dengan menggunakan orang Melayu yang mereka anggap pemalas. Meningkatnya jumlah populasi orang India berbanding lurus dengan bertambahnya luas lahan perkebunan karet di Semenanjung Malaya. Pada tahun 1900 luas lahan karet sekitar 20.200 hektar. Luas lahan tersebut semakin bertambah hingga tahun 1938 mencapai 1.322.000 hektar. Berikut ini adalah tabel populasi di Semenanjung Malaya. Tabel 1 Data Populasi Penduduk di Semenanjung Malaya 1921—1955 1921
1931
1947
1953
Melayu
1.623.014
1.930.044
2.543.569
2.941.560
Cina
1.171.740
1.704.452
2.614.667
3.013.415
India
471.514
621.847
599.616
752.727
Sumber: Norton Ginsburg.1958.Malaya.Seattle: University of Washington Press
Orang India yang datang ke Semenanjung Malaya juga terdiri dari berbagai macam suku seperti Tamil, Thelugus, Malayali, Punjabi, bengali, Gujarat, dan Sikh. Hubungan antara suku bangsa dan pekerjaan terlihat pada distribusi geografis mereka di Malaya. Orang Tamil dan Thelugus yang bekerja sebagai buruh perkebunan tinggal di wilayah Perak dan Negeri Sembilan. Suka bangsa Malayalee menjadi golongan professional bertempat tinggal di wilayah perkotaan seperti Kuala lumpur dan Johor Baru. Orang Gujarat, Chetiar, Sindh dan muslim India Utara tinggal di perkotaan seperti Kuala Lumpur, Penang, Ipoh, dan Singapura dan mereka bekerja sebagai pebisnis. Berikut ini adalah tabel jumlah suku dari India yang tinggal di Semenanjung Malaya.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
16
Table 2 Suku Bangsa India di Semenanjung Malaya 1921
1931
1947
1957
387.509
514.778
460.985
634.681
Malayalees
17.190
34.898
44.339
72.971
Thelugus
39.986
32.536
24.093
27.679
-
-
15.968
-
25.495
39.635
54.231
84.934
470.180
621.847
599.616
820.934
Tamil
India Selatan India Utara Jumlah
Sumber: Sinappah Arasaratnam.1970.Indians in Malaya and Singapore.Kuala Lumpur:Oxford University Press
2.2 Kehidupan Sosial Orang India di Semenanjung Malaya Sebelum Perang Dunia II Orang India di Semenanjung Malaya terbagi empat tingkatan berdasarkan sosial-ekonomi mereka.15 Pertama, kelas atas (elite) yang berjumlah sekitar 0.04% dari total populasi orang India di wilayah Federated Malay States (FMS), 0.07% dari total populasi orang India di Unfederated Malay States serta 0.08% di Negerinegeri Selat. Mereka yang masuk dalam kategori ini umumnya adalah orangorang kaya, berpendidikan Inggris dan bergaya hidup seperti orang barat. Mereka biasanya memilik klub khusus yang bernama Cosmopolitan Rotary Club, Lost Souls Club of Penang, Indian Association dan berada di kota-kota besar. Orangorang dari golongan ini, contoh: John Thivy, Dr SR Krisan dan S.N Verasamy.
15
Sinappah Arasartanam.1970.Indians in Malaya and Singapore.Kuala Lumpur:Oxford University Press.Hlm.14.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
17
Kedua, golongan kelas menengah atas terdiri dari pejabat-pejabat yang terlibat dalam pemerintahan, contohnya: guru, polisi, tentara, dan pegawai negeri. Mereka membentuk suatu organisasi yang bernama All Malaya Clerical Services Union (Serikat Pegawai Negeri), dan All Malaya Cooperative Society. Kemudian pada tahun 1930-an, mereka bergabung menjadi Junior Civil Services Association (Persatuan Pegawai Negeri Sipil Muda). Ketiga, golongan kelas menengah kebawah terdiri dari orang-orang yang berprofesi sebagai pedagang, wartawan, dan saudagar. Mereka mendapat pendidikan lokal (sekolah India di Malaya). Sesuai dengan sistem kasta yang berlaku di India, golongan ketiga ini tetap rendah status sosialnya. Mereka tetap rendah dalam bidang peribadatan maupun dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sedikit dari mereka yang memiliki harta yang banyak. Keempat, golongan paling rendah yakni golongan kelas bawah. Mereka yang masuk dalam golongan kelas bawah biasanya bekerja sebagai buruh. Golongan tersebut merupakan golongan terbesar dari total populasi orang India yang tinggal di Malaya jumlahnya sekitar 94%. Golongan orang-orang India terdidik memperkenalkan nasionalisme kepada kaum buruh. Nasionalisme India mempengaruhi kaum buruh India dan melahirkan persatuan-persatuan (Indian Association) yang tujuannya untuk memperbaiki kehidupan mereka, seperti Persatuan India di Klang (Klang Indian Association). Persatuan-persatuan ini sangat ditakuti oleh pemerintah Inggris yang khawatir akan terganggunya perkebunan mereka. Selain berdasarkan sistem sosial-ekonomi, orang India juga terbagi berdasarkan suku bangsa. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan mereka untuk berdiam di daerah-daerah tertentu dan bekerja dalam bidang-bidang tertentu. Orang-orang Tamil yang mayoritas bekerja sebagai buruh, tinggal di Perak bagian selatan, Selangor, Negeri Sembilan, Singapura, dan Pelabuhan di Pulau Penang.16
16
Ibid.Hlm. 43
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
18
2.3 Orang-orang India sebagai Buruh Sudah diuraikan diatas bahwa kedatangan orang-orang India ke Malaya atas keinginan pemerintah Inggris dan adanya masalah di dalam negeri India sendiri. Untuk mengatur kehidupan orang-orang diperlukan suatu undang-undang. Pada awalnya pemerintah Inggris memisahkan urusan imigran Cina dengan India. Imigran Cina di bawah pengawasan Departemen Urusan Orang-orang Cina (Depertment of Chinese Affairs). Imigran India di bawah pengawasan Agen Imigrasi India (Indian Immigration Agent). Dikarenakan jumlah buruh di Malaya semakin meningkat jumlahnya, maka pemerintah Inggris kemudian melebur kedua depertemen tersebut menjadi satu yaitu Departemen Buruh (Labour Department) pada tahun 1911. Pemerintah Inggris juga membuat undang-undang untuk mengatur masalah perburuhan. Menurut undang-undang di Negeri-Negeri Selat (Straits Settlement), pada tahun 1884 upah seorang buruh India yang berusia 21 tahun dan dikontrak selama tiga tahun sebesar 12 sen perhari di dalam tahun pertama. Dua tahun berikutnya mereka mendapat upah sebesar 14 sen perhari. Bagi buru yang berusia di bawah 21 tahun mendapatkan upah sebesar 8 sen perhari. Upah tersebut sangat kecil bagi para buruh India sehingga mereka tidak mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Pada awal abad ke-20 kematian orang India menjadi yang terbesar di Malaya akibat kesehatan yang buruk sehingga rentan terhadap penyakit. Pada tahun 1934 pemerintah Inggris membuat undang-undang baru yang memungkinkan untuk memulangkan buruh India ke negara asalnya. Alasan pemulangan tersebut adalah alasan yang rasional, seperti tidak cocok dengan pekerjaan; tidak mendapat upah yang layak; serta alasan kesehatan.pada tahun 1930 sekitar 70.000 buruh India dipulangkan oleh pemerintah Inggris ke India. Keadaan ekonomi semakin sulit pasca Perang Dunia II; jumlah angka pengangguran yang tinggi; keadaan inflasi meningkat; dan hal itu membuat buruh India terpengaruh propaganda Partai Komunis Malaya (Malayan Communist
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
19
Party). Mereka melakukan demonstrasi dengan isu pengangguran.17 Para buruh India banyak bergabung ke dalam Pan Malayan Federation of Trade Union (PMFTU) yang didirikan pada bulan Februari 1946.18 Ketua organisasi tersebut adalah S.A. Ganpathy. Organisasi tersebut melakukan aksi protes besar-besaran para buruh perkebunan pada tahun 1947. Para pemilik perkebunan yang tergabung dalam Perserikatan Pemilik Perkebunan Kedah (United Kedah Planters Association) berpendapat aksi tersebut sudah disusupi oleh elemen-elemen subversif. Sedangkan Gubernur Edward Gent dalam surat kawat yang dikirim ke Inggris berpendapat bahwa para buruh tersebut telah dimanipulasi oleh pihak Komunis. Selain itu, ia juga mengkritisi perbedaan upah buruh dan fasilitas yang tidak memadai bagi buruh di Malaya menyebabkan buruh mudah dimanipulasi oleh Komunis. Oleh karena itu, pemerintah Inggris mengeluarkan kebijakan untuk mengawasi lebih ketat kesatuan-kesatuan buruh yang ada di Malaya pada akhir tahun 1947.
2.4 Organisasi Orang India Sebelum Perang Dunia II 2.4.1 Central Indian Association of Malaya (CIAM) Organisasi ini Central Indian Association of Malaya (Persatuan Pusat orang India di Semenanjung Malaya) didirikan pada bulan Oktober 1936. Persatuan ini berdiri setelah Jawaharlal Nehru19 mengunjungi Semenanjung Malaya pada tahun 1937. S.N Voerasamy sebagai presiden pertamanya. Namun ia tidak lama memegang jabatan tersebut dan kemudian digantikan oleh Dr. A.M. Soosay. CIAM merupakan gabungan dari 12 Indian Association dan 4 Merchant Association.20 Menurut Arasaratnam, CIAM merupakan organisasi pertama orang India di Malaya yang memiliki tujuan politik. Dan CIAM ini bisa dianggap 17
Rajeswary Ampalavanar.1981.The Indian Minority and the Political Change in Malaya 1945— 1957.London:Oxford University.Hlm.46 18 Shaffie.Op.cit.Hlm.345 19 Salah satu tokoh Kemerdekaan India dan juga pemimpin Partai kongres India 20 Shaffie.Op.cit. Hlm 396
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
20
sebagai partai poltik pertama orang India di Semenanjung Malaya. Meskipun partai politik orang India di Malaya tetapi CIAM tidak bisa disebut sebagai organisasi yang mewakili seluruh lapisan orang India di Malaya. Hal tersebut karena para pemimpinnya kalangan atas menengah, yang bahkan sebagian besar tidak bisa berbahasa Tamil. CIAM mempunyai tugas utama sebagai perwakilan orang India bagi pemerintahan Inggris.21 CIAM bergerak untuk menjaga kepentingan orang India di Semenanjung Malaya dan juga berfungsi sebagai saluran kegiatan Partai Kongress India di Semenanjung Malaya. Organisasi ini meminta pemerintah Inggris untuk tidak menurunkan gaji buruh India di ladang karet. Kemudian pada tahun 1938, CIAM mengirimkan sebuah telegram yang mendesak agar pemerintahan di India menghentikan sistem perekrutan buruh ke Malaya untuk sementara waktu yang tujuannya untuk melindungi kaum buruh. Permintaan ini dikabulkan oleh pemerintahan India pada tanggal 15 Juni 1938.22 CIAM juga membantu dalam pembentukan organisasi buruh, seperti Kesatuan Buruh India Johor pada tahun 1939. Selain dalam situasi di Malaya, CIAM juga menaruh perhatiannya dalam perjuangan politik Partai Kongres di India. Setiap tahunnya CIAM mengirimkan wakilnya untuk hadir dalam persidangan-persidangan Partai Kongres. Ketika isu Malayan Union beredar, CIAM mengundang semua anggota organisasi untuk membicarakan mengenai isu tersebut. CIAM meminta pandangan dan tanggapan anggotanya tentang masalah kewarganeraan. Namun, pertemuan ini gagal terlaksana karena tidak ada tanggapan dari anggotanya.
2.4.2 Malayan Indian Association (MIA) MIA didirikan pada tahun 1932 oleh G.V Thaver dengan tujuannya membantu orang India di Malaya yang ingin tinggal secara permanen di Malaya. 21 22
Arasaratnam.Op.cit.Hlm.102 Ibid.Hlm.397
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
21
Fenomena ini dikarenakan muculnya orang-orang India yang dilahirkan di Semenanjung Malaya pada tahun 1930—1950. Mereka merupakan generasi kedua dan ketiga, sejak kehadiran Ibu dan Bapa mereka di Semenanjung Malaya. Mereka dikenal dengan sebutan “The Straits People”. Istilah tersebut seolah-olah ingin memisahkan diri dari negara asal mereka, India, dan menjadikan Semenanjung Malaya rumah baru mereka.23 Anggota-anggota dari orrganisasi ini adalah kaum pedagang dan professional. Di kemudian hari, MIA kalah bersaing dari MIC dalam hal menarik anggota karena MIA hanya membatasi keanggotaanya terbatas bagi orang India yang lahir di Semenanjung Malaya. MIA memiliki pengaruh yang kuat bagi orang India di wilayah Kuala Lumpur. Ketika MIC sudah terbentuk, MIA merupakan organisasi yang anggotanya merupakan orang-orang yang tidak setuju dengan MIC. Bahkan G.V Thaver secara terang-terangan menolak kepemimpinan MIC. MIA didominasi oleh G.V Thaver. Ia merupakan pendukung dari Dato Onn24. MIA mendukung Dato Onn dalam National Conference yang menginginkan pemilu diundur hingga tahun 1956. Tujuannya adalah agar ada kesempatan bagi orang India untuk menempatkan diri dalam politik di Malaya. MIA juga meminta MIC untuk mepertimbangkan dengan cermat niat mereka untuk bergabung dalam Barisan Nasional. Pada bulan Februari 1955, tidak lama setelah Thaver mundur dari politik, diadakan Pertemuan Tahunan MIA yang disepakati bahwa Mia akan dibubarkan sebagai partai politik. Angota-anggotanya diizinkan untuk masuk ke dalam organisasi lain termasuk MIC. Pada bulan April 1955 MIA resmi mengundurkan diri.
23
Azharudin Mohd Dali.2012. Sejarah Masyarakat India di Malaysia. Kuala Lumpur: University Malaya. Hlm.25. 24 Pendiri UMNO yang kelak keluar dan mendirikan National Conference dikemudian hari. Dta Onn menganggap UMNO terlalu eksklusif dengan menerima anggota dari orang Melayu.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
BAB 3 PERKEMBANGAN POLITIK DI MALAYA PASCA PERANG DUNIA II DAN TERBENTUKNYA MALAYAN INDIANS CONGRESS
3.1 Masa Pendudukan Jepang Setelah menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour pada tanngal 8 Desember 1941, tentara Jepang kemudian bergerak menuju kawasan Asia Tenggara.hal ini didorong oleh dua faktor. Pertama, Jepang ingin mewujudkan “Pemerintahan Baru Asia Timur Raya” di bawah pimpinannya. Kedua, Jepang membutuhkan wilayah Asia Tenggara yang kaya akan sumberdaya alamnya, terutama minyak bumi, untuk industri mereka. Jepang juga memerlukan Asia Tenggara untuk memasarkan hasil industri mereka. Selain itu Jepang juga memerlukan tenaga tambahan untuk mengahadapi perang melawan sekutu di Asia-Pasifik Tentara Jepang mendarat pertama kali di Kota Bharu dan berhasil menguasai Kuala Lumpur pada tanggal 11 Januari 1942 setelah sebelumnya Sarawak dikuasai pada tanggal 16 Desember 1941.25 Jepang mendaratkan 10.000 tentaranya di daerah Kuching, Sarawak. Berturut-turut Jepang berhasil mengalahkan Inggris dan mengusai kota-kota di Semenanjung Malaya. Dalam waktu kurang dari dua bulan Jepang berhasil menguasai seluruh Semenanjung Malaya, Singapura, Sabah dan Sarawak atau tepatnya pada tanggal 15 Februari 1942.26 Kemudian pendudukan Jepang di Semenanjung Malaya berakhir secara resmi pada tanggal 22 Februari 1946. Sebelumnya Kerajaan Jepang telah menyatakan menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 di atas kapal 25
N.J.Ryan.1967. The Making of Modern Malaysia A History fro Earliest Times to 1966. Kuala Lumpur : Oxford University Press.Hlm.105. 26
Shaffie Fuziah .2000..Sejarah Malaysia. Selangor: Fazar Bakti.Sdn.Bhd..Hlm.411.
25 UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
26
Missouri. Penyerahan Jepang kepada sekutu didorong oleh peristiwa pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu pada tanngal 6 dan 9 Agustus 1945. Menyerahnya Jepang kepada sekutu juga menjadi penanda berakhirnya Perang Dunia Kedua.
3.1.1 Kebijakan Jepang di Semenanjung Malaya Selama tiga setengah tahun berkuasa di Semenanjung Malaya, Jepang menjalankan sistem pemerintahan yang bercorak tentara. Sistem pemerintahan yang diterapkan Jepang terhadap Semenanjung Malaya adalah dengan menyatukan tiga sistem pemerintahan yang ada pada masa pemerintahan Inggris27 ke dalam satu unit sistem politik yang dipimpin oleh seorang Gunseikan. Gunseikan kemudian bertanggung jawab kepada Ketua Agung Tentara, Pemerintahan Ketujuh yang berpusat di Singapura. Ketua Agung Tentara kemudian bertanggung jawab kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Dalam hal politik, pemerintah Jepang memegang seluruh kendali dalam pemerintahan. Sultan hanya bertanggung jawab terhadap masalah agama dan adat istiadat. Jepang turut campur dalam istana seperti menurunkan para sultan yang pro-Inggris dari takhtanya dan digantikan oleh sultan yang pro-Jepang. Sebagai contoh, pada tahun 1941 pemerintah Jepang menurunkan Sultan Alam Shah sebagai raja Selangor dan digantikan oleh Sultan Musauddin yang pro-Jepang.28 Dalam hal budaya, pada masa pemerintahannya Jepang berusaha menghilangkan unsur-unsur yang bercorak barat dengan melarang penggunaan bahasa Inggris di seluruh wilayah Semenanjung Malaya. Mereka yang menggunakan dan menyebarkan bahasa Inggris akan dihukum. Sebagai dan
27
Sebelum Perang Dunia Kedua Malaya mempunyai tiga sistem pemerintahan, yaitu negeri-negeri Melayu bersekutu yang terdiri dari Perak, Selangor, Negeri Sembilan dan Pahang,. Negeri-negeri Melayu tidak bersekutu terdiri dari Johor, Kelantan, Kedah, Perlis, dan Trengganu. Serta negerinegeri selat yaitu Malaka, Pulau Penang dan Singapura. Lihat Abdul Rahman Haji Ismail. Hlm. 324. 28 Ibid.hlm.413
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
27
gantinya pemerintah Jepang mengharuskan penggunaan
bahasa Jepang di
sekolah, kelab,dan perusahaan. Banyak kursus-kursus bahasa Jepang dibuka agar masyarakat Semenanjung Malaya mahir berbahasa Jepang. Bagi mereka yang mahir menggunakan bahasa Jepang akan mendapatkan kenaikan gaji dan pangkat dari pemerintahan Jepang. Selain bahasa, kebudayaan Jepang juga diajarkan di sekolah. Para pelajar diwajibkan menyanyikan lagu-lagu Jepang pada pagi hari. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan semangat dan kedisiplinan dikalangan pelajar. Dalam hal ekonomi, Jepang menerapkan suatu rancangan yang ingin menjadikan negara-negara Asia Tenggara sebagai suplai terhadap industri-industri Jepang dan menjadi pasar dari produk industri mereka. Dengan demikian, Jepang berusaha melahirkan suatu sistem ekonomi yang bersifat berdikari di wilayahwilayah jajahannya. Dimana setiap wilayah harus mencukupi kebutuhan makan untuk mereka sendiri.
3.1.2 Sikap Pemerintah Jepang terhadap Orang Melayu, Cina, dan India Dalam hal hubungan yang antar kaum pemerintahan Jepang menimbulkan panasnya hubungan antara orang Melayu dan Cina. Jepang memberikan keistimewaan kepada orang Melayu dan menerapkan sikap anti-Cina. Jepang mengganggap orang Melayu mempunyai hak atas Tanah Melayu sedangkan yang lain hanyalah pendatang. Jepang juga memberikan dukungan terhadap gerakan nasionalisme Melayu. Hal ini menyebabkan Jepang tidak begitu sulit menghadapi orang Melayu. Sikap yang lain ditunjukkan oleh Jepang terhadap orang Cina. Jepang menunjukkan sikap anti-Cina. Sikap anti-Cina dimulai dengan peristiwa penyerangan Jepang ke Cina pada tahun 1937. Kemudian sikap tersebut mereka bawa ketika mereka menguasai Semenanjung Malaya. Pada saat itu mayoritas orang Cina di Semenanjung Malaya masih taat setia kepada negara asal mereka. Mereka juga masih sangat peka terhadap perkembangan politik di Cina. Oleh
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
28
karena itu, Jepang melakukan kekerasan terhadap orang Cina, seperti peristiwa pembunuhan terhadap 5000 orang Cina di Singapura.29 Sikap diskriminasi Jepang saat memerintah Semenanjung Malaya telah menyebabkan hubungan antar kaum memanas. Orang Cina merasa benci terhadap orang Melayu karena orang Melayu digunakan Jepang sebagai Kempetai30 untuk menangkap dan membunuh orang Cina. Sekolah-sekolah orang Cina ditutup sedangkan sekolah-sekolah orang Melayu dan India tetap dibuka. Hal ini menjadi titik awal kebencian orang Cina terhadap orang Melayu. Sementara itu, orang India di Semenanjung Malaya mendapat perlakuan yang cukup baik dari Jepang. Meskipun pada awalnya timbul kehawatiran dari orang India di Semenanjung Malaya sehingga banyak yang eksodus dan kembali kenegaranya atau mencari negara lain.31 Pemerintah Jepang menggalakkan orang India di Semenanjung Malaya untuk lebih perhatian terhadap pembebasan negara India dari penjajahan Inggris. Jepang membentuk Liga Kebangsaan India (India Independence League) pada tahun 1942 dan Rash Behari Rose terpilih sebagai pemimpinnya. Selain itu, Jepang juga membentuk Tentara Kebangsaan India (India National Army) yang diketuai oleh Kolonel Mohan Singh, seorang tentara India. Tujuan pembentukan dua organisasi tersebut adalah untuk membebaskan India dari penjajahan Inggris. Berdirinya IIL dan INA mempunyai dampak yang membuat orang India di Semenanjung Malaya bangga menjadi orang India. Berdirinya IIL dan INA juga berdampak terhadap munculnya komitmen dalam diri anggotanya untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan di India juga di Semenanjung Malaya, tempat tinggal mereka saat ini. Ketika Inggris kembali ke Semenanjung Malaya, banyak anggota INA yang ditangkap atas tuduhan sebagai pembantu Jepang. Mereka yang tertangkap diadili bahkan sampai ada yang dikembalikan ke India.
29
Ibid.Hlm.415. Kempetai adalalah polisi militer pada masa pemerintahan Jepang. Hampir setiap Negara jajahan Jepang memiliki kempetai seperti Tanah Melay, Indonesia dan lainnya. 31 Fred W. McCoy.1983. Southeast Asia Under Japanese Occupation. Yale University Southeast Asia Studies.Hlm..113. 30
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
29
Total ada 114 orang yang ditangkap oleh Inggris. Anggota INA yang tidak tertangkap memilih mundur dari perpolitikan di Semenanjung Malaya. Kekosongan yang ditinggalkan para pemimpin IIL dan INA yang dikembalikan ke India kemudian diambil alih oleh para buruh. Oleh sebab itu, munculnya IIL dan INA memberikan pengarauh terhadap munculnya kesadaran politik dikalangan buruh. Hal itu kemudian diperkuat dengan beririnya Pan Malayan Federation of Trade Union (PMFTU) pada Februari 1946 dan National Union of Plantation Workers (NUPW/ Organisasi Buruh Perkebunan India). Kesewenang-wenangan
pemerintah
Jepang
telah
membangkitkan
semangat kebangsaan yang sebelumnya belum pernah ada di Semenanjung Malaya. Partai politik yang bercorak anti Jepang banyak berdiri seperti Force 136, Malayan People Anti-Japanese Army (MPAJA), wataniah dan Saberkas. MPAJA digerakkan oleh Partai Komunis Malaya (PKM) yang mendapat sokongan dari Cina. Partai politik tersebut mayoritas dipimpin oleh orang Cina dan India. Selain itu MPAJA juga mendapat bantuan senjata dari Inggris untuk mealawan Jepang. Pasukan MPAJA memilih melakukan taktik perang gerilya melawan tentara Jepang.32 Sementara itu, tidak banyak orang Melayu mengambil tindakan yang anti Jepang. Bagi orang Melayu sendiri, masa pemerintahan Jepang menimbulkan kesan positif karena semangat melepaskan diri dari tangan penjajah semakin kuat. Keberhasilan Jepang mengalahkan Inggris di Semenanjung Malaya membuat mereka sadar ternyata orang Eropa juga dapat dikalahkan.
3.2 Pembentukan Malayan Union (MU) Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Inggris berencana memberikan kemerdekaan terhadap wilayah koloninya, termasuk Semenanjung Malaya. Namun, sebelum diberikan kemerdekaan Semenanjung Malaya diberikan tahapantahapan. Tahapan yang pertama adalah Inggris mengirimkan Pemerintahan Militer
32
Shaffie.Op.Cit.Hlm.414.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
30
Inggris (British Military Administration/BMA). Tahap selanjutnya Inggris memberikan suatu rancangan yang akan digunakan setelah Semenanjung Malaya diberikan kemerdekaan.
Rancangan tersebut akan disosialisasikan terhadap
masyarakat di Semenanjung Malaya. Kemudian masyarakat di Semenanjung Malaya diberikan kebebasan di dalam parlemen yang akan dibentuk oleh Inggris untuk merumuskan segala sesuatu yang dibutuhkan setelah mereka mereka. Sesuai dengan tahapan-tahapan tersebut, Inggris mengirimkan BMA ke Semenanjung Malaya pada bulan September 1945. BMA sendiri didirikan di Burma (Myanmar sekarang) pada bulan Januari 1944. BMA berada di bawah tanggung jawab terhadap South East Asian Command (SEAC) yang diketuai oleh Laksamana Lord Mounbatten. Tujuan BMA adalah untuk melucuti senjata dan menarik pasukan Jepang dan menduduki wilayah yang diduduki Jepang untuk membebaskan tahanan perang dan interniran sipil. 33 Pada bulan September 1945 sampai April 1946 Kekuasaan di Semenanjung Malaya dipegang oleh BMA. Tugas kedua di BMA di Semenanjung Malaya adalah
menyiapkan suatu rancangan yang diperlukan sebelum
Semenanjung Malaya diberikan kemerdekaan. Rancangan tersebut merupakan upaya penyatuan politik di Semenanjung Malaya. Akan tetapi, rancangan tersebut juga dibuat untuk mengamankan kepentingan ekonomi dan strategis Inggris di Semenanjung Malaya. Sebenarnya rancangan tersebut sudah dibuat sejak tahun 1930-an, namun rencana tersebut gagal disosialisasikan kepada masyarakat Semenanjung Malaya. Hal ini dikarenakan Tanah Semenanjung Malaya jatuh ke tangan Jepang pada Perang Dunia Kedua. BMA memilih politik-politik kebebasan dalam menjalankan semua undang-undang dan peraturan dalam soal penyatuan. Dapat dikatakan BMA hanyalah pemerintahan sementara sebelum disahkannya rancangan baru untuk Semenanjung Malaya yang disebut Malayan Union (MU).
33
http://www.bookrags.com// diunduh pada tanggal 3 Juni 2012 Pkl. 22.30 WIB
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
31
Rancangan MU telah dibuat berdasarkan perundingan-perundingan antara Pejabat Tanah Jajahan di Whitehall dengan Pejabat Perang sejak bulan Februari 1943.34 Inggris memperkenalkan MU berdasarkan beberapa faktor utama yaitu sebagai persiapan Tanah Melayu mencapai kemerdekaan sendiri. Berdasarkan faktror tersebut Setiausaha Tanah jajahan menyatakan: “we are Pledge to guide Colonial people along the road to self government within the framework of the British Empire. We are pledged to build up their social and economic institutions and we are pledged to developed their natural resourcers”35 Selain itu, MU merupakan langkah penyatuan politik yang dilaksanakan untuk mewujudkan kesadaran kebangsaan dan cinta tanah air di kalangan penduduk Malaya. MU juga bertujuan mengintegerasikan orang Cina dan India kepada satu masyarakat Malaya. Selama ini orang Cina dan India lebih cinta kepada negeri asal mereka. Inggris juga menginginkan orang Cina dan India meneruskan
peranan
mereka
dalam
memajukan
perekonomian
dalam
menstabilkan ekonomi di Malaya. Faktor lainnya adalah untuk menjaga kepentingan ekonomi Inggris. Usaha-usaha memajukan ekonomi Tanah Melayu perlu dilakukan untuk memperbaiki citra Inggris yang sempat jatuh saat dikalahkan Jepang. Selain itu, Tanah Melayu memiliki potensi besar menjadi penghasil bijih timah dan karet terbesar di dunia. Pada 12 Oktober 1945, Kerajaan Inggris telah mengutus Harold MacMichael ke Semenanjung Malaya untuk melakukan peninjauan terhadap rancangan MU. Ia kemudian diberi tugas untuk meminta tanda tangan raja-raja Melayu sebagai tanda persetujuan mereka. MacMichael berhasil mendapatkan sembilan tandatangan raja-raja Melayu. MacMichael yang mulai menjalankan tugasnya mulai tanggal 18 Oktober 1945 sampai 21 Desember 1945 melaporkan bahwa ia tidak mendapatkan banyak rintangan kecuali di wilayah Kedah, Trengganu, dan Negeri Sembilan. Perlembagaan MU, kemudian diperincikan di dalam Kertas Putih Kerajaan yang berisi butir-butir penting mengenai MU. MU 34 35
Ibid..Hlm.418. Ibid. Hlm.419.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
32
akhirnya resmi diumumkan pada bulan Jaunuari 1956 dengan Sir Edward Gent sebagai Gubernur Jenderal yang pertama.36 Perlembagaan MU mempunyai beberapa ciri. Ciri tersebut diantaranya semua negeri-negeri Melayu37 kecuali Singapura disatukan di bawah satu kerajaan pusat. Singapura tidak dimasukkan dalam MU dan akan kekal sebagai wilayah jajahan Inggris. Seorang Gubernur Inggris akan memerintah MU dengan bantuan Majelis Eksekutif dan Majelis Legislatif. Majelis Eksekutif berfungsi untuk mengurus hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Semenanjung Malaya. Majelis-majelis ini berada di bawah kawalan kerajaan pusat dan anggotanya terdiri dari pegawai-pegawai Inggris. Dalam aspek kedaulatan, sultan-sultan tidak lagi mempunyai kuasa politik. Sultan hanya berkuasa dalam soal Agama Islam dan adat istiadat dalam negeri masing-masing. Sultan mengetuai Majelis Penasihat Raja-raja Melayu yang berfungsi untuk memberikan nasihat kepada Gubernur Jenderal MU bila dibutuhkan. Dalam hal kewarganegaraan, perlembagaan MU memberikan hak kewarganegaraan yang sama bagi semua orang tanpa melihat etnis dan asal keturunan berdasarkan prinsip jus soli38. Ada dua syarat seseorang disebut warga negara MU. Pertama, siapa saja yang dilahirkan di negeri-negeri yang termasuk dalam MU dan mereka sudah berusia minimal 18 tahun. Serta mereka yang sudah tinggal selama 10 sampai 15 tahun sebelum tahun 15 Februari 1942. Kedua, mereka yang dilahirkan di Tanah Melayu setelah berdirinya MU. Mereka yang memenuhi syarat sebagai warga negara Tanah Melayu harus bersumpah setia serta taat kepada MU. 36
T.N. Harper.1999.The End ofEmpire and the Making of Malaya.Australia: Cambridge University Press.Hlm.84. 37 Sebelum Perang Dunia Kedua Malaya mempunyai tiga sistem pemerintahan, yaitu negeri-negeri Melayu bersekutu yang terdiri dari Perak, Selangor, Negeri Sembilan dan Pahang,. Negeri-negeri Melayu tidak bersekutu terdiri dari Johor, Kelantan, kedah, Perlis, dan Trengganu. Serta negerinegeri selat yaitu Malaka, Pulau Penang dan Singapura. Lihat Abdul Rahman Haji Ismail Hlm. 324. 38 Ada dua prinsip yang dapat menentukan kewarganegaraan, yakni jus soli dan jus sanguinis. Jus soli adalah sautu asas yang menentukan kewarganegaraan berdasarkan tanah kelahirannya. Sedangkan jus sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan berdasarkan keturunan atau hubungan darah. Artinya sesorang dapat menjadi suatu warga negara A apabila orangtuanya warga negara A. lihat http//www.id.shvoong.com/law-and-politics/intenational-relations
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
33
3.3 Reaksi Terhadap Konsep Malayan Union Dengan kerakyatan berdasarkan prinsip jus soli, orang Melayu telah kehilangan hak-hak istimewa. Orang melayu menganggap bahwa sebagai penduduk asal Semenanjung Malaya, mereka patut diberikan keistimewaan dalam beberapa hal. Mereka menganggap orang-orang non Melayu tidak bisa menjadi rakyat yang setia karena hasil pendapatan mereka yang diperoleh dari tanah Melayu dikirim ke negara asal mereka masing-masing. Mereka juga hanya mengikuti perkembangan politik di negara asalnya tanpa memperhatikan Tanah Melayu. Rancangan Inggris yang ingin menyamaratakan rakyat Tanah Melayu yang bergelar “Malayan” mendapat tentangan dari orang-orang Melayu. Syarat-syarat hak kewarganegaraan yang berdasarkan prinsip jus soli dianggap dapat menarik banyak orang-orang non Melayu menjadi warga negara. Hal ini bisa menyebabkan jumlah penduduk non Melayu melebihi jumlah penduduk Melayu. Menurut sensus penduduk tahun 1947 orang-orang Melayu di Semenanjung Malaya berjumlah 2.427.l34 jiwa atau sekitar 49,46% dari total jumlah penduduk. Orang Cina berjumlah 1.884.534 jiwa atau 38% dari total jumlah penduduk. Belum lagi jumlah orang India di Semenanjung Malaya sehingga apabila
dijumlahkan,
orang-orang non Melayu
lebih
banyak
dibandingkan orang Melayu.39 Apabila diadakan perwakilan demokratik di dalam majelis sudah tentu mengancam kedudukan politik Orang Melayu. Orang
Melayu
juga
mengkritik
cara
MacMichael
mendapatkan
tandatangan para sultan yang dianggap memaksa dan tidak diberi kesempatan untuk berunding dengan rakyat. Pemaksaan yang dilakukan MacMichael denagan cara menuduh para sultan Melayu pernah membantu Jepang saat Perang Dunia Kedua. Contoh pemaksaan seperti yang dilakukan terhadap Sultan Badlisyah dari Kedah yang akan diturunkan dari tahtanya apabila tidak memberikan persetujuan
39
Ibid.Hlm.426.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
34
terhadap Malayan Union.
40
Para sultan terpaksa menandatangani persetujuan
tersebut karena merasa terdesak. Selain itu, menurut orang Melayu MacMichael dianggap tidak mempunyai pengalaman memerintah di Tanah Melayu dan juga tidak mengetahui adat istiadat dan bahasa Melayu serta memiliki perilaku yang kasar. Penentangan orang Melayu terhadap Malaya Union dibagi menjadi dua. Pertama, penentangan yang dilakukan secara individu dan kolektif. Penentangan tersebut disuarakan melalui Akhbar-akhbar orang Melayu, contohnya Akhbar Majelis, Utusan Melayu, dan Warga Negara. Pada umumnya mereka menentang penghapusan
kedaulatan
dan
kuasa
sultan-sultan
kewarganegaraan berdasarkan prinsip jus soli.
41
serta
pemberian
Kedua, penentangan yang
dilakukan secara teratur dan kolektif. Penentangan secara kolektif tersebut contohnya adalah demontrasi yang dilakukan oleh Persatuan Melayu Kelantan pada tanggal 15 Desember 1945. Demonstrasi yang mengerahkan 10000 orang tersebut terjadi ketika MacMichael tiba di Kelantan dan bermaksud meminta tanda tangan sultan. Selain di Kelantan, persatuan-persatuan Melayu banyak bermunculan. Persatuan-persatuan tersebut melakukan demostrasi-demonstrasi hampir di seluruh Tanah Melayu seperti di Kedah, Johor, Kelantan dan Trengganu. Puncak dari demostrasi-demonstrasi tersebut adalah diadakannya Kongres Melayu seTanah Melayu pada tanggal 1—4 Maret 1946 di kelab Sultan Sulaiman, Kuala Lumpur. Satu keputusan tercapai dengan berdirinya UMNO (United Malay National Organization/Pertubuhan Kebangsaa Melayu Bersatu).42 Yang menjadi presiden pertama UMNO adalah Dato’ Onn Jaafar dari Johor. Dalam persidangan tanggal 11—12 Mei 1946 ditetapkan UMNO bukanlah sebuah persatuan yang menginginkan kemerdekaan melainkan sebuah persatuan yang menentang MU.
40
Ibid.Hlm.425. Ibid. Hlm.423. 42 Abdul Rahman Haji Ismail. Malaysia Sejarah Kenegaraan dan Politik. Selangor: Dawama Sdn. Bhd.Hlm.328 41
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
35
Pelaksanaan MU tidak hanya mendapat tentangan dari orang-orang Melayu melainkan juga orang-orang non Melayu, Cina dan India. Pada awal rancangan MU sedang dibuat, orang-orang hanya Cina dan India diam saja karena Inggris memberikan hak-hak kewarganegaraan yang sama untuk semua masyarakat di Semenanjung Malaya. Dengan demikian, orang Cina dan India berpeluang mempunyai hak yang sama dengan orang Melayu. Selain itu kurangnya perhatian orang-orang Cina karena MU lebih bersifat kolonial dan bukan demokratik. Banyaknya demonstrasi orang Melayu yang menentang MU membuat mereka menaruh perhatian yang lebih. Mereka takut pemerintah Inggris berkhianat dengan mengambil keputusan untuk menangguhkan pasal-pasal mengenai kewarganegaraan karena desakan yang kuat dari orang Melayu. Respon orang India pada awalnya tidak berminat terhadap keadaan politik di Semenanjung Malaya. Fokus perhatian mereka masih terarah pada negara asal mereka. Mereka mengangap bahwa Semenanjung Malaya hanya tempat mereka mencari rezeki. Apabila masanya tiba, mereka akan kembali ke negara asal mereka, India. Istilah tersebut “bird of passage” yang artinya Semenanjung Malaya adalah tempat persinggahan sementara. Surat kabar orang-orang India di Semenanjung Malaya tidak memberitakan dan mengomentari rancangan MU. Baru
setelah
Inggris
memutuskan
untuk
menunda
pemberian
status
kewarganegaraan bagi orang non Melayu, MU menjadi topik bahasan mereka. Orang-orang India di Semenanjung Malaya juga mulai menuntut hak kedaulatan yang sama sebagai warga negara.
3.4 Pembentukan Malayan Indians Congress (MIC) Pada awalnya orang India tidak terlalu tertarik dengan MU karena mereka masih memberikan fokus utama terhadap gerakan-gerakan kemerdekaan tanah asal mereka, India. Hanya saja orang India tidak setuju dengan tidak dimasukkannya Singapura ke dalam MU. Hal ini berarti menurut mereka secara
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
36
langsung Singapura disingkirkan dari tuntukan kemerdekaan. Oleh karena itu, mereka menganggap MU bersifat kolonial dan tidak demokratik. Surat-surat kabar orang India di Semenanjung Malaya pada awalnya tidak memberitakan mengenai proposal MU. Yang menjadi topik bahasan di dalam koran tersebut adalah mengenai masalah naiknya harga-harga bahan makanan, permasalahan buruh, dan perjuangan kemerdekaan India. Baru setelah Inggris memutuskan menunda pemberian hak kewarganegaraan terhadap orang NonMelayu, MU menjadi topik bahasan mereka. Meskipun demikian terjadi perbedaan pendapat di dalam orang India di Semenanjung Malaya. Perpecahan tersebut disebabkan terjadinya pergolakan politik yang terjadi di India. Pada periode tersebut pergerakan kemerdekaan India juga dihiasi perpecahan antara Partai Kongress India (India National Congress) dengan Liga Muslim (Moslem League). Pada nantinya perbedaan dua kekuatan politik tersebut menyebabkan India terpecah menjadi dua pada tahun 1947, yaitu India dan Pakistan. Secara langsung peristiwa ini telah menimbulkan konflik sendiri. berbagai macam persatuan dan perkumpulan yang mewakili msayarakat India di Semenanjung Malaya terpecah. Perpecahan bukan saja membedakan mereka yang beragama Hindu dengan Islam, tetapi orang India Muslim tersebut pecah menjadi dua, yaitu India Muslim pro India dan India Muslim pro Pakistan.43 Pergolakan politik di India tersebut menyebabkan orang India di Semenanjung Malaya terpecah. Orang India Muslim di Semenanjung Malaya yang pro terhadap kemerdekaan Pakistan, menjadi simpatisan bagi UMNO. Dikemudian hari kelompok ini menyatakan bergabung ke dalam UMNO, malah
43
Arasaratnam, Sinappah. “ Indian Society of Malaysia and Its Leaders: Trends in Leadership and Ideology among Malaysian Indians, 1945-60.” Journal of Southeast Asian Studies, Vol. 13, No. 2 (Sep, !982),pp. 236—251. Diakses melalui http://www.jstor.org/stable/20070496 . 29 Juni 2009, 14.23 WIB
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
37
ketika diadakan Pemilihan Umum tahun 1952 di Kuala Lumpur kelompok ini merupakan tumpuan dari UMNO dalam mencari dukungan.44 Bagi orang India yang bergama Hindu, Kristiani, maupun India Muslim yang masih menganggap India adalah tanah air mereka berpikir untuk melakukan penentangan terhadap rancanagan yang dikeluarkan pemerintah Inggris. Mereka memerlukan suatu organisasi yang dapat memeperjuangkan aspirasi mereka. Wacana untuk mengaktifkan kembali CIAM45 muncul pada tahun 1946, namun upaya tersebut gagal karena mereka takut dihukum oleh Inggris. Sebab setelah Inggris kembali ke Tanah Melayu, CIAM dianggap organisasi yang dilarang. Pada bulan Agustus 1946 tokoh-tokoh seperti John Thivy, N. Raghavan, V.J Somasundaram, Swami Satyananda dan Mr. M.K Lukmensyah merencanakan sebuah konferensi untuk mebicarakan pembentukan sebuah organisasi baru untuk orang India di Semenanjung Malaya. Organisasi yang hendak dibentuk tersebut harus mempunyai beberapa prinsip: 1. Menjaga kepentingan orang India di Semenanjung Malaya 2. Bekerja sama dengan kelompok etnis lainnya untuk perjuangan kemerdekaan Semenanjung Malaya Atas dasar itulah dibentuk Malayan Indians Congress (MIC) pada tanggal 8 Agustus 1946. Nama Malayan Indians Congress diambil dari nama Partai Kongres (India National Congress)46. Mr. John Thivy menjadi presiden MIC yang pertama. MIC memiliki empat tujuan utama, yakni: 1. Kebebasan dan demokrasi 2. Hubungan yang harmonis antar masyarakat di Tanah Melayu (Melayu, Cina, India) 44
Azharudin. Op.Cit.Hlm.36-37. CIAM (Central Indian Association of Malaya) merupakan organisasi pertama orang India di Tanah Melayu. Organisasi tersebut dilarang setelah Inggris kembali ke Tanah Meelayu karena dianggap bekerjasama dengan Jepang. 46 Parti Kongres (India National Congress) merupakan Partai Kemerdekaan India. 45
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
38
3. Stabilitas kemakmuran 4. Pembagian yang adil bagi orang India di masa yang akan datang. Tujuan utama MU tersebut juga merupakan tujuan utama dari Parti Kongres (India National Congress) di India. Setiap tahunnya MIC mengirimkan wakilnya untuk menghadiri Pertemuan Tahunan Partai Kongres di India. Keanggotaan MIC terbuka bagi semua orang India di Tanah Melayu dan telah berumur minimal 18 tahun serta menyetujui prinsip dan tujuan utama MIC. Namun ketika terjadi Hampir di seluruh wilayah Tanah Melayu terdapat cabang MIC. Masing masing delegasi dari tiap cabang tersebut menhadiri rapat tahunan. Dalam aktifitasnya MIC memiliki tiga depertemen, yakni: 1. Perburuhan 2. Politik 3. Perdagangan dan Industri Ketiga departemen tersebut merupakan sektor yang banyak menyerap orang India di Semanjung Malaya menjadi anggota MIC. Hal ini sesuai tujuan utama MIC sebagai penjaga kepentingan orang India di Semenanjung Malaya. Selain itu, MIC juga memiliki alat kelengkapan. Alat kelengkapan tersebut adalah: 1. Konferensi Tahunan (Annual Conference) 2. Komite Kongres ( Congress Commite) 3. Komisi Kerja (Working Commite)
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
BAB 4 PEMBENTUKAN FEDERATED OF MALAYA DAN PERJUANGAN MALAYAN INDIANS CONGRESS DI DALAMNYA
4.1 Pembentukan Federated of Malaya Pada bulan Juli 1946 Inggris secara resmi membubarkan MU dan memulai negosiasi dengan UMNO dan para sultan untuk merumuskan rancangan baru. Secara garis besar ada tiga faktor penyebab kegagalan disahkannya MU. Ketiga faktor tersebut adalah: adanya tentangan hebat dari orang Melayu, tidak adanya dukungan dari orang non Melayu dan adanya pertentangan dari mantan pejabat Inggris di Tanah Melayu seperti Frank Swettenham, Roland Braddel, Richard Winstedt, George Maxwell, Cecil Clement.47 Inggris sadar tanpa dukungan dari mereka rancangan tersebut tidak akan sukses. Sebagai gantinya Inggris membentuk suatu Badan Kerja yang terdiri dari empat wakil raja-raja Melayu, dua wakil UMNO dan enam pegawai Inggris pada Juli 1946. Tugas dari Badan Kerja tersebut adalah menciptakan suatu perlembagaan baru yang dapat diterima oleh orang Melayu. Badan Kerja tersebut juga diharapkan menciptakan kemajuan politik serta masa depan yang lebih baik untuk Tanah Melayu.48 Pada Desember 1947 badan kerja tersebut berhasil menyiapkan suatu draft perlembagaan. Pada akhirnya perlembagaan yang dibuat tersebut diberi nama Perjanjian Federated of Malaya (Persekutuan Tanah Melayu) dan telah ditandatangani pada tanggal 21 Januari 1948. yang menandatangani perjanjian tersebut adalah sembilan orang Raja-raja Melayu dan Pejabat Tinggi Inggris sebagai perwakilan pemerintah Inggris. Isi Perjanjian Federated of Malaya tersebut adalah:49 1. Pembentukan persekutuan pada 1 Februari 1948. Persekutuan ini terdiri dari sembilan negeri Melayu yaitu Perlis, Kedah, Selangor, Negeri 47
.Shafie.Op.cit.Hlm.427 Ibid. Hlm.425 49 Ibid.Hlm.429-430 48
39 UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
40
Sembilan, Johor, Pahang, Trengganu, Kelantan, dan negeri-negeri selat yaitu P. Penang dan Malaka. Singapura tetap sebagai tanah jajahan Inggris. 2. Kerajaan persekutuan diketuai oleh Pesuruh Jaya Inggris yang bertindak sebagai eksekutif. 3. Badan Eksekutif dan Badan Legislatif persekutuan telah dibentuk untuk membantu pejabat Inggris. Badan Eksekutif terdiri dari 17 anggota yang diantaranya terdiri dari tujuh orang anggota resmi, tujuh orang anggota tidak resmi, dan tiga anggota “ex-officio”. Sedangkan Badan Legislatif persekutuan yang dipimpin oleh Pejabat Inggris terdiri dari 75 anggota. Anggota tesebut terdiri dari : A. Empat belas orang resmi dari pegawai-pegawai kerajaan B. Sembilan orang yang Ketua Badan Eksekuti dan Badan Legislatif Negeri yang juga merupakan Menteri-menteri Besar bagi negerinegeri Melayu yaitu Perlis, Kedah, Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Johor, Pahang, Trengganu dan Kelantan. C. Dua wakil Badan Legislatif dari P. Penang dan Malaka. D. Lima puluh anggota tidak resmi yang dilantik untuk mewakili orang-orang asing, golongan perniagaan, buruh dan lain-lain. 4. Pembentukan Majlis Raja-raja Melayu yang berfungsi untuk memberi nasehat kepada Pesuruhjaya Tinggi Inggris. 5. Pembentukan Badan Legislatif di setiap negeri. Fungsinya sama seperti Badan Legislatif Persekutuan. 6. Gelar Menteri Besar diguanakan sebagai pengganti gelar Residen Inggris. 7. Kuasa Kerajaan Negeri diperluas meliputi perkara-perkara yang berkaitan dengan keuangan, kerajaan tempatan, dan kesehatan. 8. Pemberian syarat kewarganegaraan kepada orang asing yang ingin tinggal di negara ini. Seseorang dikatakan sebagai warga negara Federated of Malaya adalah: A. Semua rakyat raja sebuah negeri Melayu
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
41
B. Semua rakyat pemerintah Inggris yang dialhirkan di P. Penang dan Malaka yang telah menetap selama lima belas tahun berturut-turut di salah satu wilayah yang masuk dalam persekutuan. C. Semua rakyat pemerintah Inggris yang dilahirkan di wilayah yang termasuk dalam persekutuan yang bapanya dilahirkan di wilayah persekutuan atau telah menetap di wilayah tersebut selama lima belas tahun berturut-turut. D. Semua orang yang dilahirkan dalam persekutuan yang bisa bahasa Melayu dan mengamalkan adat Melayu. E. Semua orang yang dilahirkan di wilayah persekutuan dan ibubapanya juga dilahirkan di wilaya-wilayah yang berkenaan dan telah menetap selama lima belas tahun berturut-turut. Penduduk lain yang bukan dari mereka sudah tersebut diatas layak memohon dengan syarat-syarat berikut: A. Mereka yang dilahirkan di wilayah persekutan dan telah meetap sekurang-kurangnya delapan tahun dari tempo dua belas tahun sebelum permohonan itu dibuat atau mereka yang telah menetap di wilayah yang berkenaan sekurang-kurangnya lima belas tahun daripada dua puluh tahun sebelum permohonan itu dibuat. B. Pemohon mesti meyakinkan Gubernur Jenderal bahwa mereka berperilaku baik, mempunyai pengetahuan bahasa Melayu atau Inggris dan pemohon tersebut berusia mnimal delapan belas tahun.
Dengan Perjanjian Persekutuan tersebut, hak-hak Raja-raja Melayu sudah dikembalikan seperti semula yaitu hak kuasa dan berdaulat di negeri masingmasing. Mereka juga diberikan kuasa penuh dalam adapt istiadat orang Melayu dan agama Islam seperti sebelum tahun 1941. Di samping itu, Perjanjian persekutuan menyatakan bahwa maklumat akhir Kerajaan Inggris adalah untuk memupuk kemajuan kearah pemerintahan Semenanjung Malaya pada masa depan.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
42
4.2 Sikap Malayan Indians Congress (MIC) di dalam Federated of Malaya Reaksi yang muncul dari orang India di Semenanjung Malaya terhadap konsep Federated of Malaya cukup beragam. Sebagian besar tetap tidak peduli dengan kondisi politik di Semenanjung Malaya dan sebagian lagi mulai memperjuangkan hak mereka sebagai warga negara di Semenanjung Malaya meskipun mereka tetap masih menaruh harapan terhadap negara India. Mereka yang tidak peduli terhadap kondisi di situasi politik di Semenanjung Malaya tetap menganggap bahwa Malaya hanya tempat mereka mencari rezeki. Golongan tersebut diwakilkan oleh orang India Muslim yang pro terhadap kemerdekaan Pakistan. Hal tersebut seperti tertuang di dalam Mereka yang memperjuangkan persamaan hak sebagai warga negara salah satunya diwakilkan oleh MIC. Perjuangan MIC menentang Federated of Malaya selama periode 1948—1955 memiliki dua corak. Pertama, bersikap nonkooperatif terhadap pemerintah. Kedua, bergabung dalam Barisan Nasional bersama UMNO dan MCA.50 4.2.1 Perjuangan Bersifat Non Kooperatif terhadap Pemerintah Pada awalnya MIC bersikap non kooperatif dengan pemerintah dan menentang berdirinya Federated of Malaya. mereka bergabung bersama Kesatuan Aksi Malaya (The All Malayan Council of Joint Action/AMCJA) yang didirikan pada tanggal 22 Desember 1946. Kesatuan tersebut merupakan gabungan dari organisasi Malayan Indians Congress (MIC), Pan Malayan Federation of Trade Union (PMFTU), Malayan Democratic Union (MDU) dan Malayan People’s Anti Japanese Army (MPAJA). AMCJA diketuai oleh Tan Cheng Lock51.
50
MCA (Malayan Chinese Association) didirikan pada tanggal 27 Februari 1949. yang menjadi presiden pertama MCA adalah Tan Chen Lock. MCA didirikan untuk melindungi kepentingan politik orang Cina. Lihat R.S. Milne and Diane K. Mauzy.Politics and Government in Malaysia.Kula Lumpur: Federal Publications.Hlm.34 51 Shafie.Op.cit. Hlm. 429-430
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
43
Tujuan didirikannya organisasi ini adalah menentang konsep pengganti MU yang disusun oleh badan kerja yang terdiri dari UMNO, para sultan dan pemerintah Inggris. Organisasi tersebut memiliki tiga prinsip perjuangan. Pertama, penyatuan seluruh Semenanjung Malaya (termasuk Singapura). Kedua, pemerintahan sendiri melalui badan legislatif yang anggotanya dipilih oleh rakyat. Ketiga, hak kewarganegaraan yang sama bagi semua orang yang menganggap Semenanjung Malaya sebagai tanah air mereka. Organisasi ini juga keberatan atas syarat kewaganegaraan dalam Persekutuan Tanah Melayu. Di dalam peraturan tersebut dinyatakan yang dapat menjadi warga negara dalam Persekutuan Tanah Melayu adalah orang Melayu, orang-orang non Melayu yang lahir di Semenanjung Malaya dan telah tinggal sekurang-kurangnya selama lima belas tahun dan orang yang lahir di wilayah Federated of Malaya yang berbicara Bahasa Melayu dan hidup dengan adat istiadat Melayu.52 Pada bulan Maret 1947 AMCJA bergabung dengan PUTERA53 di bawah pimpinan Dr Burhanuddin Al-Hemi. PUTERA mempunyai dua tujuan utama. Pertama, Bahasa Melayu dijadikan Bahasa resmi negara kedua, masalah pertahanan dan hubungan luar negari menjadi tanggung jawab bersama dengan Inggris. AMCJA danj PUTERA menyusun Perlembagaan
Rakyat (People’s
Constitution) ketika para sultan dan UMNO sedang menyusun draf Pesekutuan Tanah Melayu. Perlembagaan Rakyat mempunyai sepuluh prinsip: 1. Malaya bersatu termasuk Singapura 2. Malaya adalah negara Melayu 3. Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi Malaya 4. Satu bendera dan satu lagu kebangsaan bagi Malaya 5. Kerajaan Pusat dan Majlis Negeri dipilih oleh rakyat 52
Rajeswary Ampalavanar.1981. The Indian Minority and political Change in Malaya 1945— 1957.London: Oxford University.Hlm.90. 53 PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) merupakan organisasi yang terdiri dari partai-partai Melayu yang tidak sepaham dengan UMNO seperti Angkatan pemuda Insaf (API) pimpinan Ahmad Boestaman, Partai Kebangsaan Melayu Malaya (PKMM) pimpinan Dr. Burhanuddin Al-Hemi, dan Angkatan Wanita Sedar (AWAS) pimpina Syamsia Fakeh.Tujuan dari PUTERA adalah menjadikan Tanah Melayu sebagai Republik. PKMM, API dan AWAS dianggap Pemerintah inggris sebagai partai yang berhaluan kiri.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
44
6. Dikembalikannya kedaulatan sultan 7. Memajukan ekonomi, politik, dan pendidikan orang Melayu 8. Agama Islam dan adap Istiadat Melayu berada di tangan orang Melayu sepenuhnya 9. Hak kewarganegaraan dan tanggung jawab yang sama bagi semua orang yang menjadikan Malaya sebagai tanah airnya. 10. Masalah pertahanan dan hubungan luar negeri menjadi tanggung jawab kerajaan pusat dan pemerintah Inggris54 Keikutsertaan MIC di dalam AMCJA menjadi bukti bahwa MIC bersikap non-kooperatif kepada pemerintah. Meskipun demikian, ada beberapa individu di dalam MIC yang masih menerima penunjukan mereka sebagai anggota Dewan Legislatif oleh Pemerintah Inggris. Oleh karena itu, pada pertemuan tahunan MIC yang diadakan pada bulan Maret 1948 disepakati untuk melakukan aksi boikot. Untuk mendukung resolusi tersebut semua anggota MIC dilarang menerima jabatan dalam pemerintahan. MIC juga tidak segan-segan untuk mengeluarkan anggotanya yang menerima jabatan di dalam legislatif.55 Selain aksi boikot, MIC bersama AMCJA melakukan aksi melakukan hartal56 di seluruh Tanah Melayu pada tanggal 20 Oktober 1947. Aksi Boikot yang dilakukan sebenarnya tidak sepenuhnya didukung oleh cabang MIC di daerah. Pada bulan Maret 1948 MIC wilayah Malaka menyarankan agar MIC keluar dari AMCJA dan turut bekerja sama dengan pemerintah. Mereka menganggap bergabung dengan AMCJA dan melakukan boikot terhadap pemerintah hanya merugikan MIC. Banyak anggota MIC yang keluar dari organisasi karena tidak setuju dengan aksi boikot. Mereka yang keluar merupakan pemimpin yang berpengaruh di wilayahnya. Bukan hanya itu, mereka
54
Ibid. Hlm.389 Sinappah Arasaratnam..1980.Indians in Malaysia and Singapore. London:Oxford University Press.Hlm.118 56 Hartal merupakan salah satu ajaran Mahatma Gandhi dalam memprotes pemerintahan Inggris di India. Hartal merupakan tindakan melakukan demonstrasi dan pemogokan tanpa menggunakan kekerasan yang dilakukan oleh para buruh, petani, pedagang dan lainnya.Dalam konteks, ini penggunaan hartal merupakan suatu indikasi besarnya pengaruh MIC dalam AMCJA. 55
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
45
keluar dengan membawa serta dukungan dari pengusaha yang telah menjadi sumber dana bagi kegiatan MIC selama ini. Namun usulan tersebut di tolak dan dampaknya banyak anggota MIC wilayah Malaka yang kecewa kemudian keluar dari MIC. Kemudian Budh Singh yang terpilih sebagai Presiden MIC (1947— 1950) dalam Pertemuan Tahunan mempertegas sikap MIC untuk melakukan boikot terhadap pemerintah.57 Akhi Nahappan, Presiden MIC wilayah Selangor, pada tahun 1949 meminta agar MIC berhenti melakukan aksi boikot. Menurutnya, aksi boikot merupakan suatu tindakan yang sia-sia. Hal ini hanya akan membuat orang India berhadapan dengan orang Melayu. orang India harus sadar bahwa kehidupan mereka tidak akan bisa lepas sepenuhnya dari orang Melayu dan Cina. MIC harus kembali ke dalam salah satu tujuan utama mereka yaitu membina hubungan yang harmonis dengan etnis lain di Malaya. Pada Pertemuan Tahunan 1950 K. Ramanathan58 terpilih sebagai Presiden MIC. Langkah awal yang dilakukannya adalah menghentikan aksi boikot MIC terhadap pemerintah. Dalam pidatonya setelah terpilih sebagai Presiden MIC, Ramanathan menyatakan bahwa MIC harus berperan dalam kemerdekaan Malaya. Oleh sebab itu, MIC akan berperan dalam penyusunan konstitusi. Ada indikasi terhadap tindakan yang diambil oleh Ramanathan berbau kepentingan pribadi. Ramanathan merupakan salah satu pengusaha dan juga menjabat sebagai sekretaris All Malaya Chettiars Chamber of Commerce. Bagi para pengusaha aksi boikot terhadap pemerintahan akan menghambat bisnis mereka. Oleh karena itu, mereka selalu menginginkan agar boikot diakhiri. Selain itu, Harian Indian Daily Mail mengkritisi langkah yang diambil MIC sebagai usaha untuk menduduki jabatan dalam kabinet.
57
Budh Singh merupakan penggagas aksi boikot MIC terhadap pemerintah lihat dalam History MIC diakses lewat situs www.mic.org.my pada tanggal 8 November 2011 pkl.20.14 WIB 58 Presiden ketiga MIC yang menjabat dari tahun 1950—1951 . Pada masa kepemimpinannya, MIC mulai merasakan ketidakefektifan berjuang dengan cara oposisi dari pemerintah (UMNO dan MCA). Ia menyadari dalam konteks perpolitikan di Malaya partai yang berbasis komunalismelah pemenangnya.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
46
Pada bulan Mei 1950 MIC secara resmi mengumumkan untuk tidak lagi melakukan aksi boikot dan memasuki politik formal. Di saat yang bersamaan UMNO dan MCA lebih membuka diri dalam hal keanggotaan. Pada tahun 1951 Tan Cheng Lock membuat proposal untuk membentuk partai politik baru dengan peraturan baru, dimana semua orang dari semua etnis bisa menjadi anggotanya.59 UMNO sendiri telah menerima prinsip keanggotaan non Melayu pada bulan Mei 1949. Namun UMNO kemudian menolak ide Dato Onn untuk mengakui non Melayu sejajar dengan Melayu. Sementara itu, MCA telah mengizinkan keanggotaan bagi non Cina dengan hak-hak yang terbatas. Menjelang Pemilu di Kuala Lumpur tahun 1952, Ketua MCA Selangor, Kol. H.S Lee dan Ketua UMNO Kuala Lumpur bersepakat untuk menjalin kerjasama. Berdasarkan kesepakatan yang tercapai, UMNO tidak akan mengajukan calonnya di kawasan MCA dan begitu sebaliknya. Kedua pihak akan saling membantu di kawasan masing-masing. Hal ini berarti pendukung UMNO dikawasan MCA akan memilih untuk calon MCA dan pendukung MCA di kawasan UMNO akan memilih untuk calon UMNO. Strategi ini ternyata berhasil. Kerjasama tersebut membuat dukungan suara terhadap mereka bertambah. Dari pemilu di dua belas negeri, mereka menang di sembilan negeri. Kemenangan tersebut kemudian mendorong mereka untuk bekerjasama di tingkat nasional. Di dalam pertemuan pemimpin UMNO-MCA di Kuala Lumpur pada tanggal 3 Februari 1953, rombongan UMNO dipimpin oleh Tunku Abdul Rahman dan rombongan MCA dipimpin oleh Tan Cheng Lock. Pertemuan tersebut menghasilkan suatu kesepakatan berdirinya Barisan Nasional yang terdiri dari UMNO dan MCA untuk berjuang dalam pemilu pertama tingkat nasional tahun 1955. Kerjasama yang sukses antara UMNO dan MCA membuat MIC mempertimbangkan anggota selain orang India. Pada bulan Januari 1951 MIC mengeluarkan peraturan yang menyatakan non-India juga dapat menjadi anggota 59
Rajeswary.Op.cit. Hlm. 185
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
47
partai MIC. Jumlah orang-orang India di Malaya mencapai 11% dari total populasi; dan apabila digabungkan dengan orang Ceylon dan Eropa jumlahnya bisa mencapai 14%. Deavaser, Presiden MIC (1951—1955), berpidato dalam Pertemuan Tahunan MIC menyatakan bahwa pemerintahan Federated of Malaya jangan pernah meremehkan kaum minoritas yang berjumlah 14% sebab MIC bisa menghimpun kaum minoritas yang ada di Malaya.60 Kemudian ketika Dato Onn yang keluar dari UMNO mendirikan IMP pada bulan September 1951, MIC memberikan dukungannya pada IMP atas dasar ideologi serta untuk mewujudkan masyarakat demokratis yang tidak berdasarkan komunalisme. Pada bulan April 1953 Dato Onn membentuk Konferensi Nasional (National Conference/NC) yang bertujuan menciptakan front nasional untuk membangun pemerintahan yang bersatu. Perwakilan dari seluruh partai politik yang ada di Malaya pada saat itu diundang untuk bergabung. MIC sendiri mengirimkan K. Ramathan dan Deavaser sebagai perwakilan. UMNO-MCA tidak menghadiri konferensi tersebut karena di saat yang bersamaan UMNO-MCA mengadakan Konvensi Nasional (National Convention). Meskipun MIC mendapat undangan tetapi mereka menolak menghadiri pertemuan tersebut dikarenakan UMNO-MCA mengadakan konvensi tanpa membicarakannya dengan partai minoritas. Hal ini mengindikasikan bahwa UMNO-MCA tidak peduli dengan kaum minoritas.
4.2.1 Bergabung dalam Barisan Nasional MIC menyatakan keluar dari NC karena adanya ketidaksepahaman di antara mereka pada tahun 1953. Terdapat dua hal yang perbedaan antara MIC dan NC. Masalah yang pertama adalah keinginan NC menunda pemilu hingga tahun 1956 sedangkan MIC beranggapan bahwa menunda sama saja menunda berdirinya pemerintahan sendiri yang merdeka. Masalah yang kedua adalah NC menginginkan setengah dari anggota legislatif pada nantinya berdasarkan 60
Ibid. Hlm 186—187
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
48
penunjukan, bukan melalui pemilihan umum. Bagi MIC hal tersebut menunjukkan NC tidak demokratis. Keluarnya MIC dari NC tidak langsung membuat bergabung bersama UMNO-MCA dalam Barisan Nasional. Sebagian Anggota MIC tidak yakin apabila partainya beraliansi lagi dengan organisasi lain. Meskipun sebenarnya antara MIC dan UMNO-MCA pada saat itu sudah muncul kesepahaman tentang masalah politik di Semenanjung Malaya. Mereka sama mendukung asas jus soli mengenai masalah kewarganegaraan dan pemilu nasional agar dilaksanakan pada tahun 1954. Bahkan pada Pertemuan Tahunan MIC bulan April 1954 K.L. Deveaser61 menekankan perlunya MIC bergabung dengan Barisan Nasional. Keputusan Deveaser mengenai perlunya MIC bergabung bersama UMNO-MCA juga didorong oleh faktor eksternal yang terjadi di negara India. Selama ini orang India di Semenanjung Malaya lebih memperhatikan pergerakan kemerdekaan negara India dan tidak menganggap Semenanjung Malaya adalah negaranya. Bagi mereka Semenanjung Malaya merupakan tanah milik orang Melayu. Menjelang tahun 1950-an, MIC harus fokus terhadap situasi politik yang terjadi di Semenanjung Malaya dan tidak lagi bergantung terhadap negara India. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan Jawaharlal Nehru di dalam Parlemen India:62 “Masyarakat India di Tanah Melayu (Semenanjung Malaya) seharusnya tidak melihat ke arah India untuk meminta pertolongan, malah India juga tidak mempunyai kuasa untuk bantuan karena berhadapan dengan masalahnya sendiri yang harus diselesaikan dan rakyatnya harus diberikan bantuan. Orang India di seberang laut yang menerima kerakyatan ditempatnya tinggal tidak akan mendapat kelayakan sebagai rakyat India.” Namun pendapat Deveaser yang mengingin MIC perlu bergabung dengan Barisan Nasiona di kritik oleh Jagjit Singh, Presiden MIC cabang P. Penang, dan John Jacob, Presiden MIC di Singapura. Mereka menganggap bahwa Deveaser hanya mengincar kursi kabinet saja. Namun Deveaser menjawab bahwa di 61 62
K.L Devaser Presiden MIC (1951—1955) Azharudin.Op.Cit.Hlm:39
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
49
Semenannjung Malaya saat ini sedang terjadi diskusi dalam merumuskan konstitusi. MIC harus bergabung di dalam Barisan Nasional agar tidak ketinggalan. Dalam pemungutan suara mengenai perlu atau tidaknya MIC bergabung dengan Barisan Nasional didapati hasil bahwa sebegian besar anggota MIC menolak MIC bergabung dengan Aliansi Barisan Nasional. Sikap tersebut didasari oleh rasa trauma mereka ketika bergabung dengan aliansi terdahulu (AMCJA dan NC) yang hasilnya hanya merugikan MIC. Selanjutnya pada bulan Oktober 1954 kembali diadakan pemungutan suara mengenai masalah kemungkinan untuk bergabung dengan Barisan Nasional. Pertemuan tersebut hanya dihadiri oleh 55 delegasi (seperlima dari total seluruh delegasi). Dalam voting tersebut 28 orang memilih bergabung dengan Barisan Nasional, 17 orang abstain dan sisanya 10 orang keluar dari pemungutan suara tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, dicapai kesepakatan bahwa MIC bergabung dalam Barisan Nasional. Keputusan MIC bergabung ke dalam Barisan Nasional didasari oleh 3 hal: 1. Bergabungnya MIC dengan Barisan Nasional sesuai dengan tujuan MIC yang salah satunya adalah ingin membina hubungan yang baik dan harmonis antar etnis di Semenanjung Malaya. 2. Keinginan yang kuat untuk berperan dalam proses kemerdekaan Semenanjung Malaya. 3. Sebagai antisipasi pemilihan umum di seluruh wialayah Semenanjung Malaya tahun 1955. Keputusan yang sudah bulat megenai bergabungnya MIC ke dalam Barisan Nasional membuat perpecahan di dalam MIC sendiri. Anggota-anggota MIC yang menolak bergabungnya MIC ke dalam Barisan Nasional kemudian keluar dari MIC. Mereka kemudian bergabung bersama Partai Buruh. Mereka berpendapat bahwa apa yang dilakukan MIC saat ini tidak sesuai dengan tujuan awal mereka yang menginginkan Semenanjung Malaya tidak berdsarkan prinsip komunalisme.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
50
Meskipun sudah terjadi kesepakatan di dalam tubuh MIC tentang bergabungnya mereka di dalam Barsian Nasional, Tunku Abdul Rahman memberikan satu syarat yang harus dipenuhi oleh MIC apabila mereka ingin diakui oleh Barisan Nasional. Syarat tersebut adalah MIC harus menarik dukungan yang besar dalam pemilu di salah satu wilayah Malaya pada bulan Desember. Oleh karena itu dalam pemilu di daerah Tanjong ward dan Brickfields, MIC menenpatkan S.M. Muhammad dan K. Gurupatham sebagai calaon legislatif. Keduanya berhasil memenangkan pemilu tersebut.
Kemenangan tersebut
membuat MIC diakui sebagai anggota baru di dalam Barisan Nasional pada bulan April 1955. Jumlah pemilih dan hasil pemilu di Malaya tahun1955 dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3 Jumlah Pemilih pada Pemilu di Semenanjung Malaya tahun 1955 Etnis
Jumlah Pemilih
Persentase (%)
Melayu
1.078.000
84.2%
143.000
11.2%
59.000
4.6%
1.280.865
100%
Cina India dan lainnya Total
Sumber: Shaffie Fuziah dan Ruslan Zainuddin.2000.Sejarah Malaysia. Selangor: Fazar Bakti.Sdn.Bhd.
Tabel 4 Calon Legislatif dalam Pemilu 1955 di Semenanjung Malaya Partai
Melayu
Cina
India
Jumlah
Aliansi (Barisan Negara)
35
15
2
52
Party Negara
29
1
_
30
Party Islam Se-Malaya
11
_
_
11
Persatuan Kebangsaan Perak
8
1
_
9
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
51
Party Buruh
_
2
2
4
Ikatan Melayu Perak
3
_
_
3
Party Progressif Perak
1
_
1
2
Independen
16
1
1
18
Total
103
20
6
129
Sumber: Shaffie Fuziah dan Ruslan Zainuddin.2000.Sejarah Malaysia. Selangor: Fazar Bakti.Sdn.Bhd.
Keputusan MIC untuk bergabung dalam Barisan Nasional dipertanyakan MIA, organisasi orang India lainnya. MIA menganggap bahwa dengan bergabungnya MIC ke dalam Barisan Nasional hanya perbuatan bodoh sebab Barisan Nasional hanya memberikan 1 atau 2 kursi bagi orang India. Namun tekad MIC untuk bergabung dengan Barisan Nasional sudah bulat. Hal ini didasari oleh tiga hal penting. Pertama, MIC ingin membina hubungan yang harmonis antar etnis di Semenanjung Malaya, Kedua, keinginan untuk berperan dalam proses kemerdakaan Malaya, ketiga, sebagai antispasi dalam pemilihan umum 1955.
4.3 Hasil Perjuangan Malayan Indians Congress (MIC) Parlemen
Inggris
sudah
memberikan
janji
kemerdekaan
dan
penyelenggaraan pemilu di Malaya sejak bulan April 1949. Pada bulan Februari 1952 di Kala Lumpur sudah diadakan pemilihan umum. Dalam pemilihan umum tersebut UMNO-MCA memenangkan 9 dari 12 kursi yang diperebutkan. Kemudian pada tahun 1953 terdapat 2 kelompok yang menginginkan diadakannya pemilihan umum tingkat nasional, yakni kelompok Dato Onn dan Barisan Nasional. Pada bulan April 1953 Datto Onn menggelar NC yang memperbincangkan langkah-langkah kemerdekaan Malaya. Hasil dari konferensi tersebut meminta
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
52
Inggris menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun 1956. Sedangkan Barisan Nasional mengadakan Konvensi Nasional (National Convention) yang hasilnya bahwa pemilihan umum diadakan pada tahun 1954. Kemudian Pemerintah Inggris menetapkan bahwa pemilihan umun tingkat nasional diadakan pada bulan Juli 1955 di seluruh Malaya. Dalam pemilihan umum tingkat nasional tahun 1955 partai-partai yang bertanding adalah Barisan Nasional (UMNO,MCA,MIC), Partai Negara, Pan Malayan Islamic Party, Parti Buruh (Labour Party) dan Perak Progressive Party. Barisan Nasional berhasil memenangkan pemilihan umum tersebut. Pada bulan Februari 1956 mereka diundang ke London untuk merundingkan masalah kemerdekaan. Hasil dari perundingan tersebut adalah:63 1. Kemerdekaan Malaya pada tanggal 31 Agustus 1957 2. Malaya akan berbentuk commonwealth seperti bekas koloni Inggris lainnya 3. Dibentuknya suatu komisi yang bertugas menyusun konstitusi Malaya Hasil dari
perundingan kemerdekaan di London adalah disepakati
berdirinya Reid Commisional Constitution. Pemberian nama Reid Commisional dikarenakan komis tersebut diketuai oleh Lord Reid. Bulan Juni hingga Oktober 1956 komisi tersebut melakukan persidangan. Komisi ini menampung segala memorandum dari berbagai organisasi dan individu. Memorandum dari Barisan Nasional dianggap mewakili kelompok etnis terbesar di Semenanjung Malaya (Melayu, Cina, dan India). MIC mengajukan usulannya yang kemudian dicantumkan dalam momorandum Barisan Nasional. Usulan pertama yaitu mengenai masalah kewarganegaraan. MIC menginginkan penggunaan azas jus soli sebagai prinsip kewarganegaraan di dalam konstitusi Federated of Malaya. Selain itu, MIC juga meminta pengurangan lama tinggal selama 15 tahun bagi oran non-Melayu untuk menjadi warga negara Semenanjung Malaya. Usulan yang kedua mengenai masalah bahasa. MIC mengusulkan untuk diperbolehkan penggunaan bahasa Tamil dan Cina selain bahasa Melayu. Hal ini berkaitan 63
Shaffie.Op.cit.Hlm.. 437
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
53
dengan penggunaan bahasa ibu mereka harus diajarkan selama tiga tahun di dalam sekolah-sekolah India dan Cina. Setelah itu baru diperkenalkan bahasa Melayu di sekolah-sekolah India dan Cina.
Hasil dari perundingan Komisi Reid disepakati bahwa MIC dan MCA mengakui hak istimewa orang Melayu. Sebaliknya UMNO juga menyetujui hak kewarganegaraan yang diajukan oleh orang non-Melayu. Konstitusi yang sudah tercapai diumumkan pada tanggal 15 Agustus 1957 dan mulai diberlakukan pada tanggal 27 Agustus 1957. Prinsip-prinsip konstitusi tersebut adalah: 1. Kepala negara adalah Yang Dipertuan Agung, raja-raja menjadi kepala di negeri masing-masing 2. Dijaminnya kedudukan orang Melayu di Semenanjung Malaya 3. Bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi sedangkan bahasa Inggris masih boleh digunakan dalam majelis perundangan selama 10 tahun setelah merdeka 4. Semua orang yang dilahirkan di Tanah Melayu sebelum atau sesudah kemerdekaan secara otomatis
merupakan
menjadi warga
negara
Persekutuan Tanah Melayu.64 5. Agama Islam menjadi Agama resmi, namun kebebasan beragama bagi non Melayu tetap dijamin. Kemerdekaan Malaya diumumkan pada tanggal 31 Agustus 1957. Tunku Abdul Rahman dipilih sebagai Perdana Menteri yang pertama. Sedangkan yang menjabat sebagai Yang Dipertuan Agung Federated of Malaya pertama adalah Sultan dari Negeri Sembilan. Dengan diumumkannya kemerdekaan Malaya berarti juga telah tercapainya Persekutuan Kemerdekaan. V.T Sambathan merupakan wakil dari MIC yang menandatangani Persetujuan Kemerdekaan.65 Hasil dari perjuangan MIC dari awal terbentuknya hingga bergabung dalam Barisan Nasional dapat dilihat dari ikut berperannya mereka dalam proses 64
Lihat J.C.T. Simorangkir.1959. Konstitusi Persekutuan Tanah Melayu (Terjemahan).Jakarta: Gunung Agung. Bagian ketiga. 65 Shafie.Op.cit. Hlm.473.
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
54
kemerdekaan Malaya dan proses penyusunan konstitusi66 serta diakuinya kedudukan mereka di dalam pemerintahan Federated of Malaya. Di dalam pemerintahan yang terbentuk setelah merdeka MIC mendapatkan 1 kursi untuk wakilnya di legislatif tingkat nasional. Presiden MIC,V.T Sambathan, terpilih sebagai Menteri Perburuhan dalam kabinet. Hal yang terpenting dari perjuangan MIC adalah diakuinya orang India sebagai warga negara Malaya sesuai yang tercantum di dalam konstitusi.
66
Arasaratnam.Op.cit.Hlm.196
UNIVERSITAS INDONESIA Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
BAB 5 KESIMPULAN
Orang-orang India sudah berada di Malaya sejak abad ke-15.Pada umumnya mereka datang ke Malaya untuk berdagang dan tinggal sebelum kembali ke negara mereka. Migrasi orang-orang India ke Malaya secara besar-besaran terjadi pada akhir abad ke-19 yang disebabkan kebutuhan Pemerintah Inggris akan tenaga kerja. Orangorang India dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan-perkebunan karet pemerintah Inggris di Malaya. Pada awalnya Orang-orang India tidak menaruh perhatian terhadap situasi politik yang terjadi di Malaya. Mereka lebih memperhatikan perkembangan politik yang terjadi di negeri asal mereka yang sedang memperjuangkan kemerdekaan. Keadaan itu berubah setelah Perang Dunia II selesai, dimana terjadi penolakan besarbesaran orang Melayu terhadap konsep Malayan Union (MU) yang coba ditawarkan pemerintah Inggris. Orang Melayu menentang pasal yang mempermudah orang nonMelayu menjadi warga negara di Semenanjung Malaya serta hak yang sama dengan orang Melayu. Hal itu bisa menghilangkan hak istimewa orang Melayu yang mereka anggap sebagai penduduk asli Semenannjung Malaya. Kondisi tersebut memaksa orang-orang India di Malaya menyadari pentingnya membentuk suatu partai politik yang dapat mengakomodasi kepentingan mereka. Maka dari itu, orang-orang India Malaya membentuk Malayan Indians Congress (MIC) pada tanggal 8 Agustus 1946. MIC merupakan partai politik orang India di Malaya yang memiliki tujuan untuk menjaga kepentingan orang-orang India di Malaya. Ketika konsep Federated of Malaya diumumkan oleh Pemerintah Inggris, MIC keberatan dengan syarat kewarganegaraan yang mempersulit etnis non Melayu menjadi warga negara di
55
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
56
Malaya.
Oleh
karena
itu,
MIC
melakukan
perjuangan
menuntuk
syarat
kewarganegaraan yang mudah untuk mereka. Perjuangan MIC di dalam Federated of Malaya dilakukan dengan bergabung bersama organisasi lain seperti AMCJA,NC, dan Barisan Nasional. Cara yang dilakukan pada awalnya tidak mau non kooperatif dengan UMNO. Kemudian pada tahun 1950 mereka menyadari kalau bersikap non kooperatif tidak akan membuat cita-cita mereka tercapai. Selain faktor tersebut, bergabungnya MIC ke dalam Barisan Nasional juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor tersebut didorong oleh pernyataan Nehru di dalam parlemen India. Nehru menginginkan orang India di Semenanjung Malaya seharusnya fokus terhadap kepentingan mereka di tempat barunya. Mereka juga seharusnya tidak meminta bantuan kepada India sebab India sendiri tidak dapat membantu mereka. Pada akhirnya mereka bergabung ke dalam Barisan Nasional pada tahun 1955. Proses ini diawali dengan diadakan pemungutan suara diantara anggota MIC. Sebagian besar anggota MIC setuju dengan bergabungnya MIC ke dalam Barisan Nasional. Setelah diterima sebagai anggota Barisan Nasional, MIC memiliki kesempatan ikut dalam pemilihan umum di seluruh Semenanjung Malaya tahun 1955. Selain itu, MIC juga dilibatkan dalam proses penyusunan konstitusi Federated of Malaya. Hasil perjuangan MIC di dalam Federated of Malaya terlihat dari keterlibatan MIC didalam penyusunan konstitusi Federated of Malaya. Diakuinya orang-orang India sebagai warga negara Malaya seperti yang tercantum di dalam konstitusi, Bahasa Tamil boleh dipergunakan dalam sistem pengajaran di sekolah India, dari 52 kursi parlemen yang diperebutkan saat pemilu tahun 1955 MIC berhasil menempatkan dua wakilnya, serta diangkatnya V.T Sambathan, Presiden MIC saat itu, menjadi Menteri Perburuhan
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
57
BIBLIOGRAFI
Buku: Ampalavanar, Rajeswary.1981. The Indian Minority and Political Change In Malaya 1945—1957. London: Oxford University Press. Andaya, Barbara dan Leonard Andaya.1982.AHistory of Malaysia. London: Mac Millan. Arasaratnam, Sinnappah.1980. Indians In Malaysia and Singapore. London: Oxford University Press. Asraf dkk.1978.New Secondary History for Malaysia. Kuala Lumpur: Analekta. B. Simandjuntak.1969. Malaysian Federalism 1945—1963. Kuala Lumpur :Oxford University Press. Baker, Jim.2002. Crossroads A Popular History Of Malaysia Singapore. Kuala Lumpur: Times Books International. Brown, David.1994. The State and Ethnic Politics in Southeast Asia. New York: Routledge. Ginsburg, Norton and Chester F. Roberts Jr.1958. Malaya. Seattle: University of Washington Press. Ismail, Abdul Rahman Haji.2005. Malaysia Sejarah Kenegaraan dan Politik. Selangor: Dawama Sdn. Bhd. Kahin, G. McTurman and J. Norman Parmer.1964.Government and Politics of Southeast Asia Second Edition. London: Cornell University London.
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
58
Kibngsbury, Damien.1999. South-East Asia A Political Profile.Australia : Oxford University Press. McCoy, Fred W.1983. Southeast Asia Under Japanese Occupation. Yale University Southeast Asia Studies. Milne,R.S dan Diane K. Mauzy.1977. Politics and Government in Malaysia. Singapore: Federal Publications. Mohd. Dali, Azharudin.2012. Sejarah Masyarakat India di Malaysia. Kuala Lumpur: University Malaya. Pluvier.J.M.1974. South-East Asia from Colonialism to Independence. Kuala Lumpur: Oxford University Press. Ryan, N.J.1967. The Making of Modern Malaysia A History fro Earliest Times to 1966. Kuala Lumpur : Oxford University Press. Shaffie, Fuziah dan Ruslan Zainuddin.2000.Sejarah Malaysia. Selangor: Fajar Bakti Sdn. Bhd. Simorangkir,
J.C.T..1959.
Konstitusi
Persekutuan
Tanah
Melayu
(Terjemahan).Jakarta: Gunung Agung Stockwell,J.T.1995. Malaya Part II The Communist Insurerection 1948— 1953.London: institute of Commonwealh Studies T.N. Harper.2001.The End Empire and the Making of Malaya. Autralia: Cambridge University Press. Turnbull, C.Mary.1989. A History Malaysia, Singapore, and Brunei. Australia: Allen & Unwin.
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
59
JURNAL: Arasaratnam, Sinappah. “ Indian Society of Malaysia and Its Leaders: Trends in Leadership and Ideology among Malaysian Indians, 1945-60.” Journal of Southeast Asian Studies, Vol. 13, No. 2 (Sep, !982),pp. 236—251. Diakses melalui http://www.jstor.org/stable/20070496 . 29 Juni 2009, 14.23 WIB Albert Lau. “Malayan Union Citizenship: Constitutional Change and Controversy in Malaya 1942—1948”, Journal of Southeast Asian Studies, Vol. 20, No. 2 (Sep, 1989), pp. 216-243 diakses melalui http://www.jstor.org/stable/20071081, 12 Februari 2010, 16.49 WIB. M. G. G. Pillai. “Crisis in Malaysian Indian Congress”, Modern Asian Studies, Vol. 4, No. 4 (1970), pp. 349 diakses http://www.jstor.org/stable/4398778, 29 Juni 2012, 1351 WIB Morrison, Ian. “Aspects of the Racial Problem in Malaya”, Pacific Affairs, vol. 22, No. 3 (Sep, 1949), pp. 239-253 diakses http://www.jstor.org/stable/2751796. 29 Juni 2012, 14.40 WIB P. Ramasamy. “Politics of Indian Representation in Malaysia”, Economic and Political Weekly, vol. 36, No. 45 (Nov 10-16, 2001), pp. 4312-4318 diakses http://www.jstor.org/stable/4411357, 29 Juni 2012, 13.59 WIB P.T.Bauer. “Nationalism and Politics in Malaya”, Foreign Affairs, Vol. 25, No. 3 (Apr, 1947), pp. 503-517 diakses http://www.jstor.org/stable/20030058,
23
Maret 2009, 15.13 WIB. Tinker, Hugh. “Jawaharlal Nehru at Simla, May 1947. A Moment of Truth?”,Modern Asian Studies, Vol. 4, No. 4 (1970), pp. 349-358 diakses http://www.jstor.org/stable/311529. 3 Juli 2012, 21.03 WIB Windsted, Richard. “Malaya”, Annals of the Amarican Academy of Political and Social Science, Vol. 226, Southeastern Asia and the Philippines (Mar, 1943), pp. 97-111 diakses http://www.jstor.org/stable/1024341, 12 Februari 2010, 16.23 WIB.
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
60
Artikel : www.mic.org.my di akses pada tanggal 8 November 2011 pkl.20.14 WIB http://www.id.shvoong.com/law-and-politics/international-relations
diakses
pada
tanggal 3 Juni 2012 pkl. 22.30 WIB http://www.bookrags.com/research/british-military-administration-ema-01/V diakses pada tanggal 3 Juni 2012 pkl 22.30 WIB
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
61
LAMPIRAN Lampiran 2 Peta Semenanjung Malaya
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR0IwWN44X1jIxNiKawXjw6nj0OfKZYMpJ4Y NmNk36ImEEMZXPF_bU8WA
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
62
Lampiran 3 Peta Persebaran Orang India di Semenanjung Malaya
Sumber: Ginsburg, Norton and Chester F. Roberts Jr.1958. Malaya. Seattle: University of Washington Press.
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
63
Lampiran 4 John A. Thivy Pendiri MIC sekaligus Presiden MIC (1946—1947)
Sumber : www.mic.org
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
64
Lampiran 5
V.T. Sambanthan Presiden MIC (1955—1973)dan juga Menteri Perburuhan Federated of Malaya
Sumber: www.mic.org
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
65
Lampiran 6 Bendera Malayan Indian Congress (MIC)
Sumber :
www.google.co.id
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
66
Lampiran 7 Logo Barisan Nasional
Sumber : www.google.co.id
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012
67
Lampiran 8 Protes Orang Melayu Terhadap Malayan Union
Sumber : http://paneh.blogspot.com/2009_04_01_archive.html
UNIVERSITAS INDONESIA
Perjuangan malayan..., Irwansyah, FIB UI, 2012