Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Kata Pengantar
ii
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
iii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................... DAFTAR ISI.......................................................................................... PENDAHULUAN................................................................................. Islam dan Pemeliharaan Ekosistem Laut................................. Kelautan dan Perikanan dalam Lintasan Sejarah . .............. Spiritualisasi Kelautan dan Perikanan...................................... SUMBER DAYA PERIKANAN.......................................................... Definisi Sumber Daya Perikanan................................................ Jenis dan Bentuk Sumberdaya Perikanan................................ Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ...................................... Optimalisasi Sumber Daya Perikanan untuk Masyarakat dan Kedaulatan Bangsa . ....................................... Kewajiban Hifdzul Biah dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan................................................................. PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ........................................... DefinisiPengolahan Hasil Perikanan......................................... Makanan, Makan, dan Makan Ikan............................................. Pengolahan Hasil Perikanan yang Bertanggung Jawab...... Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.................................... Semangat Kewirausahaan Berbasis Pengolahan Hasil Perikanan.................................................................................. Sertifikasi Halal dan Ecosyar’i dalam Pengolahan Hasil Perikanan..................................................................................
iv
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
iii v 1 7 12 15 21 21 21 24 29 32 35 35 38 44 47 60 67
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
PEMASARAN HASIL PERIKANAN .............................................. 71 Pasar dan Pemasaran...................................................................... 71 Akad dalam Kerjasama Pemasaran............................................ 74 Etika Pemasaran Hasil Perikanan............................................... 80 Diplomasi Perikanan....................................................................... 103 LAMPIRAN........................................................................................... Prasarana dan Sarana Pasar Ikan............................................... Pengelolaan Pasar ........................................................................... Lampiran.............................................................................................. Prasarana dan Sarana Pasar Ikan............................................... Fasilitas Peralatan Pasar Ikan ..................................................... Bangunan Depo ................................................................................
107 107 107 107 111 113 115
1 Pendahuluan Islam sebagai Penebar Kasih Sayang Islam adalah agama yang Rohmatan lil Alamiin (agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta dan seluruh makhluk di dalamnya). Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus Allah SWT dengan membawa ajaran Islam untuk rahmat bagi alam semesta dan seluruh makhluk sebagaimana firman Allah SWT:
َ ( َوما أَ ْر َس ْل )َناك إِ َّال َر ْح َم ًة لِ ْلعالَ ِمني
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagairahmat (kasih sayang) bagi seluruh alam semesta” (QS. Al Anbiya: 107).
vi
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Dalam Tafsir Marah Labid Li Kasyfi Ma’na Quran Majid (Tafsir Al Munir) Juz II/47, Syaikh Muhammad Annawawi Ibnu Umar Al Banteni menyatakan; “Tidaklah kami utus engkau wahai makhluq yang paling mulia dengan berbagai peraturan, selain sebagai rohmat bagi seluruh alam, juga sebagai rohmat kami bagi seluruh alam dalam urusan agama ataupun urusan dunia, sebab manusia dalam kesesatan dan kebingungan”. Kata “rahmah” yang berarti kasih sayang berikut derivasinya, disebut berulang-ulang dalam jumlah yang begitu besar, lebih dari 90 ayat dalam Alquran. para ahli tafsir sepakat bahwa Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Islam sebagai Ajaran Rohmatan lil alamiin mengajarkan kepada manusia sebuah tata kehidupan yang penuh dengan kasih sayang dan dengan akhlaq yang mulia
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
rahmat Allah mencakup orang-orang Mukmin dan orang-orang kafir, orang baik (al-birr) dan yang jahat (al-fajir), serta seluruh makhluk Allah. Dalam Tafsir Sofwatut Tafasir Juz II/253, Syaikh Muhammad Ali ash Shabuniy memberikan catatan; Allah SWT tidak berfirman wamaa arsalnaka illa rohmatan lil mukminiin, tetapi lil alamiin, sebab Allah SWT menyayangi seluruh Makhluk Nya dengan Mengutus Nabi Muhammad SAW. ُ الرِّ َّق ُة وال َّت َع ُّط:)الرَّ ْحمة Bila ditilik dari segi bahasa Rohmat (ف rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah SWT kepada alam semesta dan seluruh mahluk. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus Allah SWT dengan membawa ajaran rahmatan lil alamiin yang menuntun pada tata kehidupan yang penuh dengan kedamaian, keseimbangan, kebahagiaan dan untuk menyelamatkan seluruh umat dari kesengsaraan yang besar. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam dan ajarannya menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat. Untuk memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahiliyahan dan memberikan hidayah kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Islam sebagai Ajaran Rohmatan lil alamiin mengajarkan kepada manusia sebuah tata kehidupan yang penuh dengan kasih sayang dan dengan akhlaq yang mulia. Sebagaimana Beliau diutus untuk menyempurnakan Akhlaq (Innama Buitstu Li utammima makarimal Akhlaqi). Ajaran tentang Akhlaq mulia/ Akhlaqul Karimah yang diajarkan mencakup aspek theologis (hubungan manusia dengan Allah SWT/hablun minallah), aspek antropologis (hubungan manusia dengan manusia/Hablun Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
minannas) dan aspek kosmologis Kehidupan yang (hubungan manusia dengan rohmatan lil alamiin alam semesta/hablun minal dapat diwujudkan alamiin). melalui berbagai Dalam Ajaran Rahmatan gerakan yang bersifat lilalamiin, manusia sebagai islahiyat (perbaikan), khalifah/leaders bagi makh irsyadiyah (memberi luk yang ada di muka bumi arahan), istijabiyah diwajibkan melakukan pena (responsive) taan dan dilarang melakukan ta’awuniyah perusakan (wala tuf sidu fil (tolong menolong) ardli ba’da ishlakhiha) di dan qudwah muka bumi. Oleh karenanya, (kepeloporan) dalam menjalankan misi dengan kekholifahannya untuk menge mengedepankan lola Alam Semesta, Islam cara-cara (kaifiyat) memberikan tuntunan untuk yang damai, tasamuh (toleransi) santun berbuat Ihsan (kebaikan) ter dan berkeadaban hadap sesama mahluk Allah SWT, tanpa membeda-bedakan, dengan disertai landasan Akhlaqul Karimah (ahlaq yang mulia). Sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: Orang-orang yang menyayangi akan disayang oleh Dzat yang Maha Penyayang. Sayangilah orang yang ada di muka bumi, niscaya Dzat yang ada diatas langit (Allah, SWT) akan menyayangi kalian. Akhlak mulia adalah moral dan nilai-nilai kemanusiaan, seperti kejujuran, keadilan, menghormati, dan menyayangi orang lain dan sebagainya. Sementara itu, kekerasan, kesombongan, dan kezaliman berlawanan secara diametral dengan akhlakul karimah .
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Allah SWT menginginkan kita menjadi orang-orang yang menyayangi, saling menyayangi dan disayangi; bukan hanya sekedar ucapan, akan tetapi (dibuktikan) dengan amal (tindakan); bukan sekedar ungkapan, akan tetapi (diwujudkan) dengan perbuatan. Islam harus menjadi agama yang realistis bagi kehidupan ini sehingga dapat memberi kontribusi yang praktis bagi peradaban. Teks keagamaan tidaklah bersifat normatif, tetapi semestinya menjadi spirit (zeitgeist) dan sumber penyemangat bagi kehidupan. Islam sebagai Ajaran rohmatan lil alamiin yang dibawa oleh rosulullah SAW merupakan manhaj (ajaran) yang menjawab kebahagiaan seluruh umat, jauh dari kesusahan dan menuntun menuju puncak kesempurnaan yang hakiki, mendorong terwujudnya penyempurnaan atas kebutuhan manusia dalam tugasnya sebagai kholifah di muka bumi, meningkatkan dan melengkapi kebutuhan manusia dan bukan untuk membatasi potensi manusia. Kehidupan yang rohmatan lil alamiin dapat diwujudkan melalui berbagai gerakan yang bersifat islahiyat (perbaikan), irsyadiyah (memberi arahan), istijabiyah (responsive) ta’awuniyah (tolong menolong) dan qudwah (kepeloporan) dengan mengedepankan cara-cara (kaifiyat) yang damai, tasamuh (toleransi) santun dan berkeadaban (rekomendasi Rakernas MUI, Mercure Ancol Jakarta 26-28 Oktober 2008) Gerakan tersebut diharapkan mampu melahirkan kesadaran spiritual yang dapat menyadarkan setiap insan di muka bumi untuk dapat hidup secara damai dan toleran, mampu mengelola sumberdaya alam tanpa merusak dan memunculkan tanggung jawab moral manusia terhadap alam semesta (Moral Responsibility for Nature).
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orangorang yang berbuat baik” (Al A’raaf :56).
Islam dan Pemeliharaan Ekosistem Laut Islam adalah Diin yang Syaamil (Integral), Kaamil (Sempurna) dan Mutakaamil (Menyempurnakan semua sistem yang lain), yang mengatur semua bentuk kehidupan manusia di muka bumi. Islam mengajarkan bentuk perlindungan dan pemeliharaan ekosistem baik di darat maupun di laut. Mengingat begitu pentingnya upaya perlindungan dan pemeliharaan ekosistem tersebut Allah SWT mengingatkan:
َّاس ِ َظ َه َر ا ْل َف َسا ُد يِف ا ْل رَ ِّب َوا ْل َب ْح ِر مِبَا َك َس َب ْت أَ ْي ِدي الن َ لِ ُي ِذي َق ُه ْم َب ْع َض ا َّل ِذي َع ِم ُلوا لَ َع َّل ُه ْم َي ْر ِج ُع ون Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS. Ar-Rum: 41). Demikian juga Allah melarang keras upayaupaya perusakan ekosistem, sebagaimana ayat berikut ini:
الح َها َواد ُْعو ُه َخ ْو ًفا ِ َوال ُت ْف ِسدُ وا يِف األ ْر ِض َب ْع َد إِ ْص َ يب ِمنَ ا ْل ُم ْح ِس ِن )٥٦( ني ٌ َو َط َم ًعا إِ َّن َر ْح َم َة ال َّل ِه َق ِر Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (Al A’raaf :56).
Konsep Ihyaul mawat; yang dimaksudkan adalah menghidupkan lahan yang terlantar dengan cara reklamasi atau memfungsikan kawasan tersebut agar menjadi produktif. Konsep ihyaul mawat, orang yang memakmurkan tanah yang tidak ada pemiliknya, maka dialah yang berhak untuk memilikinya (Al-Atsqalani, 1994: 379).
Mendasar pada ayat tersebut diatas, bila dikaji dalam kajian Usul Fiqih, ketika kita dilarang melakukan sesuatu berarti kita diperintahkan untuk melakukan kebalikannya. Jika kita dilarang merusak Alam berarti kita diperintahkan melestarikan alam. Adapun status perintah tersebut tergantung status larangannya; contohnya status larangan merusak alam adalah haram, itu menunjukkan perintah melestarikan alam hukumnya wajib (Jam’ul Jawami’; I. 390) Al Qurtubi menyebutkan dalam tafsirnya bahwa penebangan pohon juga merupakan tindakan pengrusakan yang meng akibatkan adanya madhorot, beliau juga menyebutkan bahwa mencemari air juga termasuk bagian dari pengrusakan (al Tafsi al Kabir, IV, 108-109; Tafsir Al Qurtubi VII, 226) Perlindungan Ekosistem laut sangat diperhatikan dalam Alquran, hal tersebut dibuktikan dari 6.236 ayat Al-Quran, sedikitnya ada 40 ayat yang secara khusus membicarakan laut, lautan, dan kelautan. Pada beberapa tempat, kata laut yang digunakan dimaksudkan secara simbolis untuk menunjukkan keluasan terutama dalam konteks pemikiran dan ilmu pengetahuan. Semangat konservasi dan pelayanan terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan cukup banyak terdapat di dalam istilah yang telah digunakan, baik yang kita temukan di dalam Alquran maupun dalam kitab-kitab klasik. Beberapa Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
diantaranya dalam istilah yang disebutkan secara spesifik dalam bentuk praktis yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Meskipun istilahnya bukan konservasi, namun prinsip, semangat dan praktek konservasi telah dilakukan Rasulullah dan sahabatnya melalui kawasan lindung (hima), kawasan larangan (al Harim), dan menghidupkan lahan yang terlantar (Ihya al mawaat) serta pemenuhan hak-hak hidupan liar, baik satwa maupun tumbuhan. Konsep hima, menurut Omar Naseef adalah ―”reserves established solely for the conservation of wildlife and forest, from the core of the environmental legislation of Islam” (Kawasan yang didirikan khusus untuk perlindungan kehidupan liar dan hutan, yang merupakan inti undang-undang lingkungan Islam). Dengan demikian, hima adalah suatu usaha dalam melindungi hak-hak sumber daya alam yang asli. Hima ditetapkan sematamata untuk melestarikan kehidupan liar dan hutan. Dalam konsep sekarang, seperti juga digunakan di Indonesia, hima ini sama fungsinya dengan cagar alam (nature reserve). Rasulullah SAW mencagarkan wilayah sekitar Madinah sebagai hima untuk melindungi tumbuh-tumbuhan dan kehidupan liar lainnya, sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya. Mencontoh Rasulullah SAW, sejumlah Khalifah menetapkan pula beberapa hima. Khalifah Umar Ibn Khattab misalnya, menetapkan hima al-Syaraf dan Hima al-Rabdah yang cukup luas di dekat Dariyah. Khalifah Utsman Ibn Affan, memperluas Hima al-Rabdah tersebut yang diriwayatkan mampu menampung 1.000 ekor binatang setiap tahunnya. Sejumlah hima yang ditetapkan di Arabia Barat ditanami rumput sejak awal Islam dan dianggap oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) sebagai contoh yang paling lama bertahan dalam pengelolaan padang rumput secara bijaksana di dunia Konsep Ihyaul mawat; yang dimaksudkan adalah Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat dalam memegang kepemimpinan, mereka memiliki larangan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup
menghidupkan lahan yang terlantar dengan cara reklamasi atau memfungsikan kawasan tersebut agar menjadi produktif. Konsep ihyaul mawat, orang yang memakmurkan tanah yang tidak ada pemiliknya, maka dialah yang berhak untuk memilikinya (AlAtsqalani, 1994: 379). Disini tekanannya bukan pada orang yang menghidupkan, membuka ataumengelola tanah/lahan yang mati (terlantar) itu memiliki hak untuk pengelolaan tanah, tetapi tekanannya adalah bahwa Islam sama sekali tidak menghendaki adanya sebuah lahan yang terlantar. Tiga konsep diatas memang melekat secara umum tentang keharusan mengelola lahan secara baik dan benar untuk kepentingan manusia maupun kemanusiaan, juga untuk kepentingan alam sekitar termasuk flora dan fauna yang termasuk ciptaan Allah SWT. Istilah diatas juga dapat dijumpai di berbagai literatur tentang pengelolaan negara (seperti kitab al-Ahkam al Sulthaniyah) hingga kitab hukum perdata (Majalla al-Ahkam al-Adaliyyah yang sudah menjadi petunjuk pelaksanaan) yang berlaku di zaman Turki Ustmani. Selain tiga konsepsi perlindungan ekosistem seperti diatas, Islam juga mewajibkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi, bertugas untuk menjaga sustainabilitas atau keberlangsungan fungsi ekosistem. Tugas tersebut merupakan hal penting yang harus senantiasa terkait dengan prinsipprinsip sebelumnya, bahwa manusia wajib membangun
10
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
lingkungan kemudian memanfaatkannya dan yang ketiga menjaga keberlangsungan, sehingga kesempatan untuk memanfaatkannya tidak bisa dilepas dari tanggung jawab untuk menjaga sustainabilitas daya dukung ekosistem. Demikian halnya kita diharuskan untuk berfikir secara makro meliputi bagaimana kepentingan masa depan dari generasi-generasi berikutnya. Bahkan ada beberapa pemanfaatan atas alam yang tidak boleh dimonopoli. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat dalam memegang kepemimpinan, mereka memiliki larangan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup. Bentuk larangan /aturan itu misalnya mereka melarang para pasukan Islam apabila berada dalam sebuah peperangan untuk merusak pepohonan, membakar benda-benda, untuk melakukan perusakan, atau mudahnya strategi bumi hangus Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
11
dan pemusnahan, itu jelas dilarang dalam Islam, demikian juga dilarang untuk membunuh binatang-binatang termasuk ternak yang dimiliki oleh musuh. Sebagai rahmatan lil alamin. Aturan-aturan Islam tentang ekosistem, yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits Nabi, sesungguhnya adalah sebagai rahmat bagi kehidupan manusia dan semua spesies di alam ini. Kebiasaan dan prilaku Rasulullah SAW dalam pemeliharaan lingkungan (tumbuhan dan binatang) yang dicontoh dan diteruskan oleh para sahabatnya mencerminkan suatu pola pemeliharaan ekosistem yang baik.
Kelautan dan Perikanan dalam Lintasan Sejarah Kisah para Nabi yang terkait dengan kelautan dan perikanan sangatlah banyak diceritakan di dalam Alquran. Diantaranya (1) Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir serta pertemuannya di dua laut (majmak bahrain) sebagaimana surat Kahfi ayat 6082. Demikian halnya titik awal pertemuan beliau dengan Nabi Musa a.s., untuk bekal perjalanan, Nabi Musa a.s. membawa ikan matang (mati). Akan tetapi atas kehendak Allah SWT, ikan itu hidup kembali dan berjalan dengan aneh menuju laut. Suatu kebijaksanaan dalam kisah ini tentang suatu perjalanan panjang yang melelahkan dan pemilihan ikan sebagai bahan pangan adalah mengindikasikan manfaat gizi ikan yang luar biasa. Kisah dialektika Nabi Khidir dan Nabi Musa di lautan merupakan pembelajaran yang mengisyaratkan; (a) alam eksistensi terdiri dari aspek yang tampak (syahadah) dan aspek yang tak tampak (ghaib) (b) dua aspek tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi (c) pengetahuan seseorang tentang aspek ghaib pasti akan mempengaruhi perilakunya dialam nyata.
12
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
(2) Kisah Nabi Nuh dengan Kapalnya dalam surat hud 38 dan 44; al a’rof 64, (3) Kisah Nabi Yunus dengan Ikan Paus sebagaimana kisah ini ditegaskan dalam Alquran Surat AshShaaffat ayat 139-145:
َ َوإِ َّن ُيو ُن َس لَ ِمنَ ا ْل ُم ْر َس ِل ون ِ )إِ ْذ أَ َب َق إِ ىَل ا ْل ُف ْل ِك ا ْل َم ْش ُح١٣٩( ني َ ) َف َساهَ َم َف َك١٤٠( ُ ) َفا ْل َت َق َم ُه ا ْل ُح١٤١( ني َ ان ِمنَ ا ْل ُم ْد َح ِض وت َوهُ َو ُم ِل ٌيم َ ) َف َل ْوال أَ َّن ُه َك١٤٢( َ ان ِمنَ ا ْل ُم َس ِّب ِح ) َ�ل َل ِب َث يِف َب ْط ِن ِه إِ ىَل َي ْو ِم١٤٣( ني َ ُي ْب َع ُث )١٤٥( ) َف َن َب ْذ َنا ُه ِبا ْل َع َرا ِء َوهُ َو َس ِق ٌيم١٤٤( ون
Artinya: Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, 140. (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, 141. kemudian ia ikut berundilalu Dia Termasuk orang-orang yang kalah dalam undian 142. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam Keadaan tercela 143. Maka kalau Sekiranya Dia tidak Termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, 144. niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
13
berbangkit. 145. kemudian Kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Kisah Nabi Yunus as yang selamat dari perut ikan dan laut yang dalam dan kembali ke tempat yang diperintahkan semula. Ketika berada di dalam perut ikan, dan kegelapan laut dan kegelapan malam Nabi Yūnus as berdoa kepada Allah SWT. Demikian halnya Hadist-hadist Nabi Muhammad SAW yang berkait dengan perikanan. Kisah Nabi Yunus dan Nabi Nuh yang terkait langsung dengan laut dan ikan mengisyaratkan tentang sejarah dan siklus kehidupan tentang Era Baru, Kelahiran Baru (New Birth), atau regenarsi wujud (being) yang merupakan keniscayaan baik pada tingkat individual maupun kosmis. Era baru itu diawali dengan berakhirnya banjir bah Nabi Nuh AS atau dengan dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari perut Ikan Paus.
Spiritualisasi Kelautan dan Perikanan Kesucian laut dan kehalalan bangkai yang ada didalamnya mengisyaratkan betapa laut dan ikan adalah sesuatu yang penting dan tidak hanya semata memiliki rasional semata, tetapi juga memiliki relasi yang cukup kuat untuk dengan ubudiyah yang bersifat spiritual. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
َمنْ َس َل َك َط ِري ًقا َي ْط ُل ُب ِفي ِه ِع ْل اًم َس َل َك ال َّل ُه ِب ِه َط ِري ًقا ِمنْ ُط ُر ِق ا ْل َج َّن ِة َوإِ َّن ا ْل َملاَ ِئ َك َة لَت ََض ُع أَ ْج ِن َح َت َها ِر ًضا لِ َطالِ ِب ا ْل ِع ْل ِم َوإِ َّن ا ْل َعالِ َم لَ َي ْس َت ْغ ِف ُر ات َو َمنْ يِف الأْ َ ْر ِض َوا ْل ِحيت َُان يِف َج ْو ِف ا ْل اَم ِء َوإِ َّن َف ْض َل ِ الس َم َو َّ لَ ُه َمنْ يِف ا ْل َعالِ ِم َع ىَل ا ْل َعا ِب ِد َك َف ْض ِل ا ْل َق َم ِر لَ ْي َل َة ا ْل َب ْد ِر َع ىَل َسا ِئ ِر ا ْل َك َوا ِك ِب َوإِ َّن ا ْل ُع َل اَم َء َو َر َث ُة الأْ َ ْن ِب َيا ِء َوإِ َّن الأْ َ ْن ِب َيا َء لَ ْم ُي َو ِّر ُثوا ِدينَا ًرا َولاَ ِد ْرهَ اًم َو َّر ُثوا ا ْل ِع ْل َم َف َمنْ أَ َخ َذ ُه أَ َخ َذ ِب َح ٍّظ َوا ِف ٍر Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya –dengan hal itu- Allah jalankan dia di atas jalan di antara jalanjalan sorga. Dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul ilmi (pencari ilmu). Dan sesungguhnya seorang ‘alim itu dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang. Dan sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Baramngsiapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang banyak. [HR. Abu Dawud no:3641, dan ini lafazhnya; Tirmidzi no:3641; Ibnu Majah no: 223; Ahmad 4/196; Darimi no: 1/98. Dihasankan Syeikh Salim Al-Hilali di dalam Bahjatun Nazhirin 2/470, hadits no: 1388]\ Dalam hadits ini tersirat bahwa Allah SWT mengilhamkan kepada ikan dan hewan hewan agar memohonkan ampunan
14
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
15
kepada para pencari ilmu. Penyebutan ikan sebagai satu satunya hewan yang secara harfiyah disebut merupakan sebuah penjelasan betapa jelasnya relasi ikan dengan kecerdasan dan spiritualitas. Demikian halnya dalam hadist ini tercantum suatu majaz untuk memuji keutamaan menuntut ilmu. Disisi yang lain, ada juga pembahasan secara spiritual tentang kosmologi bumi, lautan dan ikan yang juga tercantum dalam kitab kitab suni dan sii, yang didalam nya terdapat penjelasan tentang (1) adanya penciptaan tujuh lautan yang mengelilingi bumi di belakang gunung Qaf (yang secara berturutturut namanya Baytush, Asamm, Qaynas, Sakin, Mughallib, Muannis dan Baki) dan setiap lautan mengelilingi lautan yang berikutnya dan didalamnya terdapat makhluq makhluq yang hanya Allah yang tahu jumlahnya. (2) pembahasan ayat ن والقلم َ يسطرو ن وما, dimana merujuk pada ikan yang ada dilautan yang luas. Seperti yang termaktub dalam penjelasan hadits:
Dalam refrensi kitab kitab salaf terutama kitab Ajaib al-Makhluqat (Keajaiban penciptaan), yang ditulis oleh Zakaria Persia Qazwini (w. 1283 atau 1284) naskah disalin di Turki sekitar tahun 1553, juga menggambarkan tentang keberadaan ikan dalam penggambaran peta bumi
حدثنا أبو حبيب زيد بن: وقد روى الطرباين ذلك مرفوعا فقال حدثنا مؤمل، حدثنا سعيد بن يعقوب الطالقاين، املهتدي املروذي عن أيب، عن عطاء بن السائب، حدثنا حامد بن زيد، بن إسامعيل صىل- قال رسول الله: عن ابن عباس قال، الضحى مسلم بن صبيح قال للقلم، « إن أول ما خلق الله القلم والحوت: - الله عليه وسلم ثم. « كل يشء كائن إىل يوم القيامة: ما أكتب ؟ قال: قال، اكتب: ) ( ن والقلم وما يسطرون: قرأ 16
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Al Tabarani meriwayatkan hadis yang diriwayatkan dari Abu Habib Zaid Al-Mahdi Al Marouzi - Sa’id Ibn Yaqub Al-Talqani - Mu’amal Ibn Ismail - Hamad Ibn Zaid - Ata’a Ibn Al Sa’ib Abu Al Dahee Muslim Ibn Subaih - Ibn Abbas yang menyatakan bahwa Nabi SAW berkata, «Yang pertama Allah ciptakan adalah Qolam/Pena dan Ikan dan Ia katakan pada Qolam/Pena «tulis». Kemudian Qolam /Pena bertanya, «apa yang mesti saya tulis» Allah membalas, «semua yang akan terjadi hingga hari kiamat» (Kemudia Beliau membaca «Nun, Wal Qolami Wamaa Yasthuruun / Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis»). Jadi, ada dua hal yang awal ciptakan Allah SWT: Qolam/Pena dan Ikan. Disini semakin jelas makna spiritual keberadaan ikan dalam kehidupan, yang memiliki relasi kuat dengan berbagai hal terutama terkait dengan kehidupan manusia didunia. Dalam refrensi kitab kitab salaf terutama kitab Ajaib alMakhluqat (Keajaiban penciptaan), yang ditulis oleh Zakaria Persia Qazwini (w. 1283 atau 1284) naskah disalin di Turki sekitar tahun 1553, juga menggambarkan tentang keberadaan ikan dalam penggambaran peta bumi (menggambarkan sebuah peta, berorientasi ke selatan, dengan malaikat memegang semangkuk air yang berisi ikan, sapi dunia-bantalan) dimana hal tersebut merujuk terhadap keberadaan risalah geografis dan koleksi dongeng yang menakjubkan sangat populer di abad pertengahan dan awal masyarakat Islam modern. Peta yang ditampilkan luar biasa dalam menggambarkan karakteristik beberapa makhluk mendukung dunia dalam cakrawala. Penjelasan tentang proses spiritual yang dilakukan Nabi Yunus didalam perut ikan juga merupakan kisah yang menunjukkan betapa laut dan ikan memiliki makna spiritual yang agung. Sebagaimana dijelaskan dalam tafsirnya Ibnu Abī ‘ātim bercerita, Abū Abdullah Ahmad bin Abdurrahman, anak saudara Wahhāb memberitahu kami, pamanku memberitahu kami, Abū akhr memberitahu kami, bahwa Yazīd al-Raqqāsyīy Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
17
menceritakan, “Aku pernah mendengar dari Anas bin Malik, sedang aku tidak mengetahui melainkan Anas yang me-rafa‘kan hadis ini kepada Rasulullah saw. Beliau saw bersabda:
َ السال ُم ِح وت َق َال ِ ني َنادَى َوهُ َو يِف َب ْط ِن ا ْل ُح َّ إِ َّن ُيو ُن َس ال َّن ِب َّي َع َل ْي ِه َّ َال َّل ُه َّم الَ إِلَ َه إِال أَ ْن َت ُس ْب َحا َن َك إِنيِّ ُكن ُْت ِمن َ الظالِ ِم ني َفأَ ْق َب َل ِت ال َّد ْع َو ُة ْوف ِمن ٍ َت ِحنُّ ِبا ْل َع ْر ِش َف َقالَ ِت ا ْل َمال ِئ َك ُة َيا َر ِّب هَ َذا َص ْو ُت َض ِع ٍ يف َم ْع ُر َ ِبال ٍد َغ ِري َب ٍة َق َال أَ َما َت ْع ِر ُف ون َذلِ َك َقا ُلوا َيا َر َّبنَا َمنْ هُ َو َق َال َذلِ َك َع ْب ِدي ُيو ُن ُس َقا ُلوا َع ْبدُ َك ُيو ُن ُس ا َّل ِذي لَ ْم َتز َْل َت ْر َف ُع لَ ُه َع َمال ُم َت َق َّبال َو َد ْع َو ًة َ ُم َجا َب ًة َق َال َن َع ْم َقا ُلوا َيا َر ُّب أَ َفال َت ْر َح ُم َما َك ان َي ْصن َُع يِف ال َّر َخا ِء َف ُتن ِْجي ِه َ ِمنَ ا ْل َبال ِء َق َال َب ىَل َق َال َفأَ َم َر ا ْل ُح .وت َف َط َر َح ْت ُه ِبا ْل َع َرا ِء
ibunya. Dengan keadaan seperti itu, Allah swt menumbuhkan sebatang pohon labu untuk Nabi Yūnus as -yang menurut ulama- penumbuhan pohon labu itu mempunyai hikmah yang sangat besar di antaranya adalah bahwa daun pohon labu itu sangat rindang tidak dijadikan tempat serangga, dan buahnya dapat dimakan baik yang muda maupun sudah tua, mentah maupun dimasak dapat mencerdaskan otak, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Semua itu adalah merupakan rahmat dari Allah swt sekaligus nikmat serta kebaikan-Nya yang dilimpahkan kepada Nabi Yūnus as.
“Sesungguhnya Nabi Yūnus as ketika ia berdoa, sedang ia dalam perut ikan besar, maka ia mengucapkan, “Ya Allah, tiada Tuhan melainkan hanya Engkau, sesungguhnya aku termnasuk orang-orang yang zalim”. Kemudian doa tersebut disambut di bawah Arsy, lalu para Malaikat berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku mendengar suara pelan yang terkenal dari daerah yang sangat asing”. Lalu Allah berfirman, “Apakah kalian tidak mengetahui siapa orang tersebut?” mereka menjawab, “Tidak, kami tidak mengetahui. Lalu siapakah orang itu?”. Lalu Allah menjawab “Ia adalah hamba-Ku Yūnus”. Mereka berkata, “Hamba-Mu, Yūnus yang darinya masih terus diangkat amal salih dan doanya senantiasa terkabulkan?” Mereka meneruskan perkataannya, ”Ya Tuhan kami, apakah engkau tidak mencurahkan rahmat atas apa yang ia kerjakan dalam keadaan lapang, lalu kau menyelamatkannya dari bahaya?”, Allah berfirman. “Ya tentu saja!” maka Allah memerintahkan ikan besar itu untuk memuntahkannya ke tanah tandus.
18
Setelah dia dilemparkan ke padang tandus yang di dalamnya tidak ada sebatang pohon pun sedangkan Nabi Yūnus as dalam keadaan sakit, keadaanya sangat lemah -sebagaimana Ibnu Mas‘ūd katakan- ibarat seekor burung yang tidak mempunyai bulu atau ibarat seorang anak yang baru dilahirkan oleh Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
19
2 SUMBER DAYA PERIKANAN Definisi Sumber Daya Perikanan Sumber daya ikan didefinisikan sebagai potensi semua jenis ikan yang ada di laut, perairan laut, tawar dan payau. Ikan sebagai makhluk hidup didefinisikan sebagai semua jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Pengertian ikan ini meliputi ikan bersirip (pisces), udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya (crustacea), kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, suit dan sebangsanya (mollusca), ubur-ubur dan sebangsanya (coelenterata), teripang, bulu babi dan sebangsanya (echinodermata), penyu, kura-kura dan sebangsanya (reptilia), paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebagainya (mammalia), rumput laut dan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (algae) dan biota lainnya.
Jenis dan Bentuk Sumberdaya Perikanan
Pembahasan Alquran tentang laut sangat istimewa, dari
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomo3 31 tahun 2004 tentang Perikanan Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomo3 31 tahun 2004 tentang Perikanan
20
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
21
6.236 ayat dalam Alquran, sedikitnya ada 40 ayat yang membicarakan tentang laut dalam berbagai dimensinya. Ada yang sebagai penjelasan keluasan ilmu Allah SWT, ada yang menunjukkan kewila yahan dalam aktivitas dan tempat yang penuh resiko bagi yang ada di dalamnya kecuali dengan penguasaan dari Allah SWT, ada yang menunjukkan relasi antara laut dengan berbagai cabang persoalan kehidupan di daratan. Dan ada pula beberapa ayat yang secara khusus mengisyaratkan pemanfaatannya demi kemakmuran penduduk negeri. Tak cuma itu, akurasi Alquran dalam membahas soal lautan juga terlihat dari perbandingan jumlah ayat. Dalam Alquran terdapat 32 ayat yang menyebut kata (laut). Sedang kata (darat) terkandung dalam 13 ayat Alquran. Jika dijumlahkan, keduanya menjadi 45 ayat. Angka 32 itu sama dengan 71,11 persen dari 45 ayat. Sedang 13 itu identik dengan 28,22 persen dari 45 ayat. Berdasar ilmu hitungan sains, ternyata memang 71,11 persen bumi ini berupa lautan dan 28,88 persen berupa daratan. Alquran dan Al Hadist menuntun umat manusia untuk memahami bahwa jenis dan bentuk sumber daya kelautan dan perikanan sangatlah luar biasa besar dan istimewanya, sehingga air laut dijamin kesuciannya dan bangkai ikannya pun halal dimakan seperti halnya diriwayatkan dalam hadist dibawah ini:
Ikan adalah Anugerah Allah SWT yang tak terhingga dan merupakan elemen sangat penting dalam kehidupan manusia, dari segi sumber protein untuk manusia serta sudut keseimbangan bio, habitat dan mata rantai makanan
22
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Sesungguhnya Mughirah bin Abi Burdah telah mengabarkan kepadanya, bahwasanya ia pernah mendengar Abu Hurairah berkata:
َيا َر ُس ْو َل الل ِه إِ َّنا َن ْر َك ُب ا ْل َب ْح َر: َس َأ َل َر ُج ٌل ال َّن ِب َّي َص ىَّل الل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َو َن ْح ِم ُل َم َعنَا ا ْل َق ِل ْي ُل ِم َن ا ْل اَم ِء إِ ْن َت َو َّض ْأ َنا ِب ِه ع َِط ْشنَا أَ َفنَـ َت َو َّض ُأ مِبَا ِء ُّ هُ َو: ال َر ُس ْو ُل الله َص ىَّل الل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َ ا ْل َب ْح ِر؟ َف َق الط ُه ْو ُر َما ُؤ ُه الح ُّل َم ْي َت ُت ُه ِ “Telah bertanya seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ya Rasulullah, kami akan berlayar di lautan dan kami hanya membawa sedikit air, maka kalau kami berwudlu dengan mempergunakan air tersebut pasti kami akan kehausan, oleh karena itu bolehkah kami berwudlu dengan air laut? Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Laut itu suci airnya, (dan) halal bangkainya.” Dalam kitab hayatul hayawan, disebutkan Allah SWT menciptakan 1.000 umat di jagat semesta raya, 600 diantaranya tinggal dilautan dan 400 diantaranya tinggal di daratan. Ikan adalah Anugerah Allah SWT yang tak terhingga dan merupakan elemen sangat penting dalam kehidupan manusia, dari segi sumber protein untuk manusia serta sudut keseimbangan bio, habitat dan mata rantai makanan. Karena Begitu pentingnya Ikan Al Quran secara spesifik mengisahkan peristiwa interaksi manusia dengan ikan dalam kisah Nabiyullah Yūnus AS dan memberi gelar pada nabi yunus dengan bergelar Dhū-n-Nūn atau Shahib al-hūt. Penyebutan secara spesifik tentang ikan ada dalam penjelasan tentang tafsir “NUN” yang merujuk pada IKAN PAUS BESAR yang ada di Air di Lautan yang sangat luas, sebagaimana dijelaskan dibawah ini: Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
23
: إن إبراهيم بن أيب بكر أخربه عن مجاهد قال: وقال ابن أيب نجيح . الحوت العظيم الذي تحت األرض السابعة: النون: كان يقال Ibn Abu Nujaih: Ibrahim Ibn Abu Bakar berkata Mujahid berkata: “Di katakan bahwa Nun adalah Ikan Paus yang Besar yang ada dibawah tujuh bumi”
Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Pengelolaan sumber daya perikanan merupakan semua upaya, termasuk proses terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya kelautan dan ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati. Sumber daya perikanan hendaknya dikelola secara arif dan bijaksana bagi kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu pengelolaannya dilakukan berdasarkan asas: a. manfaat, pengelolaan perikanan harus memberikan keuntungan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, b. keadilan, pengelolaan perikanan harus memberikan peluang dan kesempatan yang sama dan proporsional bagi seluruh warga negara tanpa kecuali, c. kebersamaan, pengelolaan perikanan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan,
24
Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan Lihat penjelasan Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
d. kemitraan, pengelolaan pendekatan kekuatan jejaring pelaku usaha dan sumberdaya yang mempertimbangkan aspek kesetaraan, e. kemandirian, pengelolaan perikanan dilakukan dengan mengoptimalkan potensi perikanan yang ada. f. pemerataan, pengelolaan perikanan dilakukan secara seimbang dan merata, dengan memperhatikan nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil, g. keterpaduan, pengelolaan perikanan dilakukan secara terpadu dari hulu sampai hilir dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, h. keterbukaan, pengelolaan perikanan dilakukan dengan memperhatikan aspirasi masyarakat dan didukung dengan ketersediaan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, i. efisiensi, pengelolaan perikanan dilakukan dengan tepat, cermat, dan berdaya guna untuk memperoleh hasil yang maksimal, j. kelestarian, pengelolaan perikanan dilakukan seoptimal mungkin dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian sumber daya ikan, k. pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan perikanan dilakukan secara terencana dengan mengutamakan kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk masa kini dan masa yang akan datang. Laut dan ikan adalah sumberdaya yang sangat istimewa yang secara khusus ditundukkan oleh Allah SWT untuk manusia dengan suatu tujuan supaya menjadi hamba Allah SWT yang pandai bersyukur. Demikian halnya dapat dipahami bahwa tantangan dan peluang yang ada di laut sangatlah kompleks, sehingga dalam mengelolanya harus selalu sesuai dengan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
25
tuntunan yang diberikan Mandat pengelolaan sumber daya kelautan Allah SWT dan hasil laut dan perikanan dalam dan ikan yang didapatkan Islam sangatlah tegas, tidak dimonopoli tetapi bahwa pengelolaan harus didistribusikan sumber daya kelautan secara adil untuk kemas dan perikanan lahatan kehidupan dan haruslah secara berfungsi sosial. Hal terse komperehensip, tidak but ditunjukkan pada berdiri sendiri dan ayat yang menyebutkan harus memperhatikan tentang kata ( الْ َب ْحرlaut) aspek pengelolaan yang didahului dengan sumberdaya alam kata َسخَّ ر َ (ditundukkan) lainnya ditengah ayat tersebut terdapat kata ضلِ ِه ْ ِم ْن َف (sebagian keistimewaan/karunia dari Allah SWT) dan selalu ْ ( وَلَ َعلَّ ُك ْم تsupaya menjadi hamba diakhiri dengan kata َش ُك ُرو َن yang bersyukur).
َوهُ َو ا َّل ِذي َس َّخ َر ا ْل َب ْح َر لِت َْأ ُك ُلوا ِم ْن ُه لَ ْح اًم َط ِر ًّيا َو َت ْست َْخ ِر ُجوا ِم ْن ُه ِح ْل َي ًة َت ْل َب ُسو َن َها َو َت َرى ا ْل ُف ْل َك َم َو ِاخ َر ِفي ِه َولِ َت ْبت َُغوا ِمنْ َف ْض ِل ِه َولَ َع َّل ُك ْم َ َت ْش ُك ُر ون
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS. An Nahl [16] : 14).
ال َّل ُه ا َّل ِذي َس َّخ َر لَ ُك ُم ا ْل َب ْح َر لِت َْج ِريَ ا ْل ُف ْل ُك ِفي ِه ِبأَ ْم ِر ِه َولِ َت ْبت َُغوا ِمنْ َف ْض ِل ِه َ َولَ َع َّل ُك ْم َت ْش ُك ُر ون 26
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Allahlah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapalkapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur (QS. Al Jatsiyah: 12). Mandat pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dalam Islam sangatlah tegas, bahwa pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan haruslah secara komperehensip, tidak berdiri sendiri dan harus memperhatikan aspek pengelolaan sumberdaya alam lainnya. Disamping secara tersirat juga terdapat kewajiban bagi seorang muslim untuk mendalami disiplin ilmu pengetahuan yang terkait didalamnya.
ات َوالأْ َ ْر ِض َو ْاخ ِتلاَ ف ِال َّل ْي ِل َوال َّن َهار ِ َوا ْل ُف ْل ِك ا َّل ِتي ِ الس َم َو َّ إِ ّن َ يِف َخ ْل ِق الس اَم ِء ِمنْ َما ٍء َفأَ ْح َي ا ِب ِه َ َت ْج ِري يِف ا ْل َب ْح ِر مِبَا َي ْن َف ُع الن َّ ََّاس َو َماأَ ْنزَل َال َّل ُه ِمن اب ِ ص َّ اح َو ِ ْالأْ َ ْر َض َب ْع َد َم ْو ِت َها َو َب َّث ِفي َها ِمنْ ُك ِّل دَا َّب ٍة َو َت ر ِ الس َح ِ يف ال ِّر َي َ ات لِ َق ْو ٍم َي ْع ِق ُل ون ٍ الس اَمء ِ َوالأْ َ ْر ِض آَل َي َّ َ ْا ْل ُم َس َّخر ِ َبين
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(QS. Al Baqarah: 164). Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan haruslah dikelola secara terpadu dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek pengelolaan sumber daya alam lainnya. Disamping juga ayat ini jelas menunjukan disiplin ilmu kelautan yang terkait dengan disiplin ilmu yang lain sebagai Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
27
berikut: (1) Ilmu Falak (Astronomi), Demikan halnya “penciptaan langit dan bumi, silih RosulullahSAW bergantinya malam dan siang”, mengajarkan prinsip “la dhororo wala (2) Ilmu Kelautan, ”Bahtera yang dhiror” dalam pengelo berlayar di laut”, (3) Ilmu Pertanian laan sumberdaya (Agronomi), “Dia hidupkan bumi yang berarti dalam sesudah mati (kering)-nya”, (4) Ilmu pengelolaan kelautan Hewan (Zoologi), ” Dan dia sebarkan dan perikanan tidak di bumi itu segala jenis hewan.” (5) boleh membahayakan Ilmu Tinjauan Cuaca (Meteorologi), diri sendiri dan “Dan pengisaran angin dan awan yang membahayakan bagi dikendalikan”, dan (6) Ilmu Riset dan orang lain Teknologi (Science) bagi ”kaum yang memikirkan”. Dalam mengelola sumber daya alam, termasuk dalam pengelolaan sumber daya kelautan, Islam mengajarkan untuk menggunakan standar Ihsan (perlakuan terbaik) demikian halnya Allah SWT, menyukai manusia yang memberikan perlakuan ihsan terhadap segala sesuatu (Wallahu Yuhibbul Muhsiniin). Dalam hadistnya Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allâh telah mewajibkan kalian berbuat baik kepada segala sesuatu. Jika kalian membunuh (melaksanakan hukum qishash), maka perbaikilah cara pelaksanaannya. Jika kalian melakukan penyembelihan hewan, maka berbuat baiklah dalam penyembelihan. Hendaklah salah seorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan binatang sembelihannya.
28
Perlakuan terbaik tersebut berarti tidak berlebihan, memenuhi unsur keberlanjutan dan melakukan upaya konservasi di dalamnya. Demikan halnya RosulullahSAW mengajarkan prinsip “la dhororo wala dhiror” dalam pengelo Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
laan sumberdaya yang berarti dalam pengelolaan kelautan dan perikanan tidak boleh membahayakan diri sendiri dan membahayakan bagi orang lain الرضروالرضا ر Demikian halnya seperti sumber daya air lainnya, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut dan perikanan dilarang untuk dimonopoli.
َ عَنْ أَ ىِب هُ َر ْي َر َة أَ َّن َر ُس َق َال الَ مُ ْين َُع َف ْض ُل-صىل الله عليه وسلم- ول ال َّل ِه ا ْل اَم ِء لِ ُي ْمن ََع ِب ِه ا ْل َك ُأل
Dari Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu
Optimalisasi Sumber Daya Perikanan untuk Masyarakat dan Kedaulatan Bangsa Untuk mewujudkan Baladin Amiin(negeri yang berdaulat dan berkemakmuran) Islam mensyaratkan 3 prioritas utama untuk dikelola secara optimal: (1) kedaulatan pangan (2) kedaulatan energi dan (3) kedaulatan konservasi. Hal tersebut dijelaskan dalam surat At-tin: Wattini Wazzaituni Waturisiniina wahadzal baladin amiin. Sumber daya laut dan perikanan adalah sumber daya yang mencakup 3 hal tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran :
َوهُ َو ا َّل ِذي َس َّخ َر ا ْل َب ْح َر لِت َْأ ُك ُلوا ِم ْن ُه لَ ْح اًم َط ِر ًّيا َو َت ْست َْخ ِر ُجوا ِم ْن ُه ِح ْل َي ًة َت ْل َب ُسو َن َها َو َت َرى ا ْل ُف ْل َك َم َو ِاخ َر ِفي ِه َولِ َت ْبت َُغوا ِمنْ َف ْض ِل ِه َولَ َع َّل ُك ْم َ َت ْش ُك ُر ون Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
29
(ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS. An Nahl: 14). Yang dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Alquran menegaskan tentang pentingnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dan harus diprioritaskan untuk (1) mewujudkan kedaulatan pangan لِتَأ ْ ُكلُوا ِم ْن ُه حَلْ ًما َطرِيًّاuntuk memakan daging yang segar), (2) memenuhi kedaulatan sandang سون ََها ْ وَتkamu mengeluarkan dari ُ َستَخْ رِ ُجوا ِم ْن ُه ِحلْ َي ًة تَلْ َب lautan itu perhiasan yang kamu pakai), (3) mengoptimalkan laut sebagai jalur dan sarana transportasi (4( ,) )وَتَرَى الْ ُفلْ َكmenggali potensi sumberdaya laut lainnya yang bermanfaat, termasuk kedaulatan energi (ضلِ ِه ْ )وَلِ َت ْبت َُغوا ِم ْن َفyang juga disyaratkan Allah tentang laut adalah ِ س ُجور ْ َ “ وَالْ َب ْحرِ مْالdan lautan api yang menyala”, dan (5) dianjurkan untuk disyukuri yang berarti berdimensi ْ وَلَ َعلَّ ُك ْم ت social َش ُك ُرو َن Sebagai negara kepulauan (archipelagic state), Indonesia memiliki lebih dari 17.508pulau besar dan kecil, serta panjang garis pantai mencapai 80.290 km.Luas perairan Indonesia adalah sebesar dua pertiga dari luas wilayah Indonesia. Sekitar 5,8 Juta km² luas wilayah perairan Indonesia, terdiri dari laut territorial dengan luas 0.8 juta km2, laut nusantara 2.3 juta km2 dan zona ekonomi eksklusif 2.7 juta. Lihat Penjelasan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia Hozairi, K. Buda Artana, A.A. Masroeri, dan M. Isa Irawan. 2011. Penerapan Sistem Pakar untuk Pengembangan Strategi Pengamanan Wilayah Perbatasan Laut. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta, 17-18 Juni 2011 Dewan Kelautan Indonesia, 2018. Evaluasi Kebijakan dalam rangka Evaluasi dan Investasi Konvensi Hukum Laut di Indonesia
30
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Sumber daya kelautan dan perikanan diciptakan Allah SWT untuk manusia untuk dimanfaatkan secara adil dan bijaksana dan harus dikelola untuk kepentingan publik, tidak boleh dimonopoli. Karena laut adalah bagian dari tiga hal yang dianjurkan Rosulullah untuk kaum muslim berserikat untuk kemaslahatan umum.
)ا ملسلمون رشكاء يف ثالث املاء والكالء والنار (روا مسلم
(Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal; sumberdya air (termasuk laut), padang rumput (termasuk hutan) dan api (termasuk energi) (HR Muslim)
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
31
Oleh karenanya wajib hukumnya untuk sumber daya kelautan dan perikanan dikelola untuk kemakmuran masyarakat dan kedaulatan bangsa. Lalu bagaimana agar pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dapat optimal untuk kepentingan masyarakat dan bangsa? Dalam hal ini Allah SWT menunjukkan “SISTEM BAROKAH” yang hanya akan dapat diperoleh dan dibukakan oleh Allah SWT jika keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT meningkat:
الس آَم ِء ٍ َولَ ْو أَ َّن أَهْ َل ا ْل ُق َرى َءا َمنُوا َوا َّت َق ْوا لَ َفت َْحنَا َع َل ْي ِهم َب َر َك َّ َات ِّمن َ َواْألَ ْر ِض َولَ ِكن َك َّذ ُبوا َفأَ َخ ْذ َناهُ ْم مِبَا َكا ُنوا َي ْك ِس ُب ون
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-a’raaf: 96).
ْ ات َوالأْ َ ْر ِض َو َما َب ْي َن ُه اَم يخ ُل ُق َما َي َشا ُء َوال َّل ُه َع ىَل ُك ِّل ِ الس َم َو َّ َولِ َّل ِه ُم ْل ُك شيَ ْ ٍء َق ِدي ٌر “Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu “ Sedangkan manusia adalah pihak yang mendapatkan kuasa dari Allah SWT untuk memanfaatkan dan mengelola sumberdaya tersebut secara seimbang dan selaras. Kewajiban hifdzul biah (menjaga lingkungan) dengan cara tidak merusak tatanan sumber daya bumi (termasuk sumber daya laut dan ikan) dan Islam juga menganjurkan kepada manusia menjadi kaum muhsinin (orang orang yang berbuat ihsan/berbuat terbaik) agar rohmat Allah SWT semakin dekat
Oleh karenanya dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal untuk kepentingan masyarakat dan kedaulatan bangsa, wajib hukumnya model tata kelolanya menyertakan upaya yang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakatnya. Karena dalam surat Al-Quraisy telah disinggung bahwa dimensi ketakwaan seimbang dengan dimensi kemakmuran.
Kewajiban Hifdzul Biah dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan
32
Dalam pandangan Islam, pemilik asal semua sumber daya alam dengan segala macamnya adalah Allah SWT karena Dialah Pencipta, Pengatur dan Pemilik segala yang ada di alam semesta ini: Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
33
َ اب ُي َذ ِّب ُح ون أَ ْبنَا َء ُك ْم ِ َوإِ ْذ َن َّج ْينَا ُك ْم ِمنْ آلِ ِف ْر َع ْو َن َي ُسو ُمو َن ُك ْم ُسو َء ا ْل َع َذ َ َو َي ْست َْح ُي )٥٦( ون ِن َسا َء ُك ْم َو يِف َذلِ ُك ْم َبال ٌء ِمنْ َر ِّب ُك ْم َع ِظ ٌيم Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-A’raf: 56) Selain itu dalam kerangka Hifdzul Biah untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan, Islam menganjurkan untuk menyelamatkan spesies dan memanfaatkan serta memperlakukan semua mahkluk Allah SWT secara bijaksana, karena semuanya merupakan hamba Allah SWT yang senantiasa bertasbih dan menyembah Allah SWT.
“Abu Hurayrah menceritakan seperti yang dikisahkan Rasulullah s.a.w tentang kejadian pada jaman nabi terdahulu. Ada seorang nabi yang disengat semut dan dengan marah sang nabi memerintahkan untuk membakar semua sarang semut. Karena kejadian ini Allah memperingatkan nabi tersebut dalam firmanNya: ‘hanya karena seekor semut engkau membakar semua komunitas yang menyembahKu’.”
3 PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DefinisiPengolahan Hasil Perikanan Pengolahan ikan sebagaimana Undang-Undang Perikanan Nomor. 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, merupakan rangkaian kegiatan dan/ atau perlakuan dari bahan baku ikan sampai menjadi produk akhir untuk konsumsi manusia. Sementara dari sisi perlakuan di dalam pengolahan, maka pengolahan didefinisikan sebagai semua aktifitas yang mengubah sifat fisik organisme perairan atau bagian-bagiannya, untuk meningkatkan nilai tambahnya, termasuk namun tidak hanya terbatas pada penanganan di darat, pengolahan segar, pembekuan, penyiangan (tahap penghilangan sisik, isi perut, kepala dan atau insang, sirip, ekor, pemisahan cangkang), reduksi dan ekstraksi serta proses yang melibatkan pemanasan, penggaraman, peragian, pengeringan, dan/atau pengasapan. Pada dasarnya pengolahan ikan ini harus dilakukan secara higienis baik dari sisi bahan baku dan peralatannya, serta didukung dengan kebersihan/ sanitasi ruangan produksi sehingga mutu produk akhir dapat terjamin. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 12/Men/2009 Pasal 17 butir 3 tentang Perubahan pasal 17 butir 3 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 05/Men/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap
34
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
35
Dalam hal pengolahan hasil laut dan perikanan, Islam mengajarkan sistem Barokatan maa Barokatin (keberkahan yang diikuti dengan keberkahan) dimana dalam mengolah sesuatu harus berorientasi pada “nilai tambah” bagi semua pihak dan produk pengolahan yang dihasilkan dapat dijelaskan angka ketercukupan yang dimiliki, disertai petunjuk yang detail, dan berorientasi membangun kehidupan lebih baik. Seperti halnya Rosulullah mengajarkan dalam doa beliau (Rasulullah SAW diberikan buah pertama pada musim buah-buahan):
اَل ّل ُه َّم َبا ِر ْك لَناَ يِف َم ِد ْي َن ِتنَا َو يِف مِ َثا ِر َنا َو ِيف ُم ِّد َنا َو يِف َصا ِعنَا َب َر َك ًة َم َع َب َر َك ٍة
“Ya Allah berikanlah keberkahan pada kota-kota kami, pada buah-buahan kami, pada mud kami dan sho’ kami, keberkahan yang dibarengi keberkahan”. Demikian halnya dijelaskan dalam doa Rosulullah yang lain:
َ اَل ّل ُه َّم أَ ْط َع ْم َت َوأَ ْس َق ْي َت َوأَ ْق َن ْي َت َوهَ َد ْي َت َوأَ ْح َي ْي َت َف ِل ّل ِه ا ْل َح ْمدُ َع ىل َما أَ ْع َط ْي َت “Ya Allah Engkaulah yang telah memberikan makan, memberikan minum, memberikan kecukupan, memberikan petunjuk, dan menghidupkan, segala puji bagi Mu atas semua yang telah Engkau berikan”.
36
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
HR. Muslim no: 3322. Albani mengatkan dalam Silsilatus Shahihah: (1/111)(71): HR. Ahmad tentang akhlaq Nabi SAW, kemudian dia menyebutkan sanadnya, lalu berkata: sanadnya shahih, semua yang meriwayatkan orang-orang yang terpercaya dan termasuk perawi hadits dalam muslim Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
37
Makanan, Makan, dan Makan Ikan Islam memberikan perhatian yang sangat serius terhadap makanan, baik dari substansi makanan, takaran makanan, cara memperoleh makanan (kehalalannya) maupun cara memakannya. Demikian halnya sangat menganjurkan makan ikan, sebagaimana digambarkan dalam Alquran, bahwa Ikan َ حَلْ ًمyang baik bagi manusia. adalah daging yang empuk اطرِيًّا Dalam hal anjuran makan secara substansial dianjurkan َ thayyib- berarti makan makanan yang halal dan juga yang ط ِّيب‘lezat’, ‘baik’, ‘sehat’, ‘menentramkan’ dan ‘paling utama, demikian halnya ada kewajiban untuk mensyukuri makanan tersebut yang berati punya dimensi sosial (agar mubarokan/ diberkati). Oleh karenanya Islam Mengenal Konsep HTM dalam makanan (Halalan, Thoyiban, Mubarokan).Sebagaimana dijelaskan dalam ayat al Quran sebagai berikut:
َّ ات ان ِ الش ْي َط ِ َّاس ُك ُلوا ِم اَّم يِف األ ْر ِض َحالال َط ِّي ًبا َوال َت َّت ِب ُعوا ُخ ُط َو ُ َيا أَ ُّي َها الن )١٦٨( إِ َّن ُه لَ ُك ْم َعدُ ٌّو ُم ِب ٌني
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah, 2:168)
َ َو ُك ُلوا ِم اَّم َر َز َق ُك ُم ال َّل ُه َحالال َط ِّي ًبا َوا َّت ُقوا ال َّل َه ا َّل ِذي أَ ْنت ُْم ِب ِه ُم ْؤ ِمن ُون “Dan makanlah makan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah telah berikan rezekinya kepadamu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman pada-Nya.”(QS. Al Maidah : 88).
َف ُك ُلوا ِم اَّم َر َز َق ُك ُم ال َّل ُه َحالال َط ِّي ًبا َو ْاش ُك ُروا ِن ْع َم َة ال َّل ِه إِ ْن ُك ْنت ُْم إِ َّيا ُه َ َُت ْع ُبد )١١٤( ون
38
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
“Maka makanlah rezeki yang halal lagi toyib yang telah diberikan Allah pada kamu…”(QS. An Nahl :114) Makanan dan minuman memberikan dampak langsung kepada kesehatan dan perilaku manusia. Oleh karena itu Islam memberikan petunjuk, bahwa untuk melihat kesehatan dan karakter manusia dapat diidentifikasi dari makanan yang dikonsumsinya.
)٢٤( َف ْل َين ُْظ ِر اإل ْن َس ُان إِ ىَل َط َعا ِم ِه
........ maka hendaklah manusia makanannya (QS. ’Abasa, 80:24)
itu
memperhatikan
Demikian halnya Islam mengajarkan cara makan yang tidak berlebihan dan tidak mengikuti cara-cara syaithon, serta memperoleh dengan cara perniagaan yang baik. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
39
َيا َب ِني آ َد َم ُخ ُذوا ِزي َنت َُك ْم ِع ْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد س ُفوا إِ َّن ُه ال ُي ِح ُّب ِ َْو ُك ُلوا َواشرْ َ ُبوا َوال ُت ر َ س ِف )٣١( ني ِ ْا ْل ُم ر Makan dan minumlah, dan jangan kamu berlebih lebihan, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” . (Q.S. Al A’raf, 7:31)
َيا أَ ُّي َها ا َّل ِذينَ آ َمنُوا ال َت ْأ ُك ُلوا أَ ْم َوالَ ُك ْم َب ْين َُك ْم َ اط ِل إِال أَ ْن َت ُك اض ِمن ُْك ْم ِ ِبا ْل َب ٍ ون ِت َجا َر ًة عَنْ َت َر َ َوال َت ْق ُت ُلوا أَ ْن ُف َس ُك ْم إِ َّن ال َّل َه َك ان ِب ُك ْم َر ِح اًيم
Untuk menjaga kemaslahatan kehidupan, Islam pun sangat mewajibkan manusia untuk melakukan tindakan hifdzu annafs (menjaga jiwa) dan menyelamatkan lingkungan (hifdu al biah)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa’: 29) Di antara adab makan adalah membagi perutmu menjadi tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas,Rasulullah SAW bersabda:
َما َم َأل اَ َد ِم ٌّي ِو َعا ًء َشـ ًّرا ِمنْ َب ْط ٍن ِب َح َس ِب ْب ِن آ َد َم ُل َق ْي اَم ٌت ُي ِق ْمنَ َص ْل َب ُه َ ِ ان الَ ُب َّد َفا ِع ًال َفـ ُث ُل ٌث َ َلط َعا ِم ِه َو ُ�ث ُل ٌث ِ ر َ َفإِ ْن َك لشا ِب ِه َو ُ�ث ُل ٌث ِل َن َف ِس ِه “Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah dia membagi sepertiga untuk mkanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya”.
40
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Demikian juga diajarkan adab tentang makan dengan tangan kanan dan memakan makanan yang terdekat, dan tidak panas serta mencuci tangan sebelum makan.
َيا ُغ َال ُم َس ِّـم الل َه َو ُك ْل ِب َي َمي ِن َك َو ُك ْل ِم اَّم َي ِل ْي َك
“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah, dan makanlahdengan tangan kananmu dan makanlah apa-apa yang dekat dengan dirimu”. Hadits Shahih
َ الش ْي َط َّ الش اَملِ َفإِ َّن ِّ ان َي ْأ ُك ُل ِب ِّ الَ َت ْأ ُك ُل ْوا ِب ِالش اَمل “Janganlah makan dengan tangan kiri sebab setan makan dengan tangan kiri”.
َّ الَ ُي ْؤ َك ُل الط َعا ُم َحتَّى َي ْذهَ َب ُب َخا ُر ُه “Suatu makanan tidak dimakan kecuali setelah asap panasnya menghilang”.
َّاصا َب ُه َشئٌ َف َال َي ُل ْو َمن َ َولَ ْم َي ْغ ِس ْل ُه َف-َمنْ َنا َم َو يِف َي ِد ِه َغ ْم ُر – ِر ْي ِح ال َّل ْح ِم إِ َّال َن ْف َس ُه “Barangsiapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi bau daging dan dia belum mencucinya lalu ditimpa oleh sesuatu maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri”. Untuk menjaga kemaslahatan kehidupan, Islam pun sangat mewajibkan manusia untuk melakukan tindakan hifdzu annafs
HR. Bukhari no: 5376, Muslim no: 2022. HR. Muslim no: 2019. Albani berkata di dalam kitabnya: Irwa’ul Galil no: 1978: Shahih dan diriwayatkan oleh Al-Baihaqi 7/2580 HR. Ahmad no: 7515, Abu Dawud no: 3852 dan dishahihkan oleh Albani. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
41
(menjaga jiwa) dan menyelamatkan lingkungan (hifdu al biah) yang keduanya mengisyaratkan bagaimana melakukan konsumsi secara arif dan tidak serakah serta memusnahkan spesies karena overconsumption, yang dalam bahasa modern dikenal sebagai sustainable seafood dan demikian halnya, untuk cara mengkonsumsinya harus menggunakan syarat sustainable consumption. Hal ini berdasar penjelasan Alquran bahwa semua binatang berada di tempat yang telah ditetapkan dan dilarang untuk merusak habitatnya.
َو َما ِمنْ دَا َّب ٍة يِف األ ْر ِض إِال َع ىَل ال َّل ِه ِر ْز ُق َها َو َي ْع َل ُم ُم ْس َت َق َّرهَ ا َو ُم ْس َت ْو َد َع َها )٦( ني ٍ ُك ٌّل يِف ِكت ٍ َاب ُم ِب
”Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul mahfudz)”.(QS Hud: 6)
َوإِ َّن لَ ُك ْم يِف األ ْن َع ِام لَ ِع رْ َب ًة ُن ْس ِق ُيك ْم ِم اَّم يِف ُب ُطو ِن ِه ِمنْ َبينْ ِ َف ْر ٍث َود ٍَم لَ َبنًا َّ َِخالِ ًصا َسا ِئ ًغا ل َ لشا ِر ِب )٦٦( ني “Dan tentu saja ada pelajaran yang bisa kamu petik dari binatang ternak: Aku memberikan minuman dari sesuatu [zat] yang terdapat dalam perut mereka –yang berasal dari saluran yang menghubungkan organ dalam dan darah –susu yang lezat bagi mereka yang meminumnya.” (Surat An Nahl:66)
َوإِ َّن لَ ُك ْم يِف األ ْن َع ِام لَ ِع رْ َب ًة ُن ْس ِق ُيك ْم ِم اَّم يِف ُب ُطو ِن َها َولَ ُك ْم ِفي َها َمنَا ِف ُع َ ) َو َع َل ْي َها َو َع ىَل ا ْل ُف ْل ِك ُت ْح َم ُل٢١( ون َ َك ِث َري ٌة َو ِم ْن َها َت ْأ ُك ُل )٢٢( ون “Dan tentu saja ada pelajaran yang bisa dipetik dari satwa ternak. Aku memberimu minuman yang keluar dari perut mereka; dan masih banyak lagi manfaat lain yang bisa kamu peroleh dari mereka. Kamu mendapatkan gizi dari mereka. Dan dari mereka, seperti halnya sebuah perahu, kamu dapat melakukan perjalanan.” (Surat Al-Mukminun: 21-22)
42
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Demikian halnya dalam Alquran dan hadits dijelaskan untuk tidak boleh mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan, karena segala sesuatu diciptakan Allah SWT ada takarannya.
َما َم َأل اَ َد ِم ٌّي ِو َعا ًء َشـ ًّرا ِمنْ َب ْط ٍن ِب َح َس ِب ْب ِن آ َد َم ُل َق ْي اَم ٌت ُي ِق ْمنَ َص ْل َب ُه َ ِ ان الَ ُب َّد َفا ِع ًال َفـ ُث ُل ٌث َ َلط َعا ِم ِه َو ُ�ث ُل ٌث ِ ر َ َفإِ ْن َك لشا ِب ِه َو ُ�ث ُل ٌث ِل َن َف ِس ِه “Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah dia membagi sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya”. Lalu bagaimana dengan makan ikan? Ikan merupakan makanan yang istimewa menurut Alquran dan demikian juga Al Hadist menunjukkan keistimewaan ikan yang terkait dengan kecerdasan manusia. Hal ini dibuktikan keterkaitan antara hadist menuntut ilmu dan ikan- ikan di dasar laut yang turut mendoakan.
َمنْ َس َل َك َط ِري ًقا َي ْط ُل ُب ِفي ِه ِع ْل اًم َس َل َك ال َّل ُه ِب ِه َط ِري ًقا ِمنْ ُط ُر ِق ا ْل َج َّن ِة َوإِ َّن ا ْل َملاَ ِئ َك َة لَت ََض ُع أَ ْج ِن َح َت َها ِر ًضا لِ َطالِ ِب ا ْل ِع ْل ِم َوإِ َّن ا ْل َعالِ َم لَ َي ْس َت ْغ ِف ُر ات َو َمنْ يِف الأْ َ ْر ِض َوا ْل ِحيت َُان يِف َج ْو ِف ا ْل اَم ِء َوإِ َّن َف ْض َل ِ الس َم َو َّ لَ ُه َمنْ يِف ا ْل َعالِ ِم َع ىَل ا ْل َعا ِب ِد َك َف ْض ِل ا ْل َق َم ِر لَ ْي َل َة ا ْل َب ْد ِر َع ىَل َسا ِئ ِر ا ْل َك َوا ِك ِب َوإِ َّن ا ْل ُع َل اَم َء َو َر َث ُة الأْ َ ْن ِب َيا ِء َوإِ َّن الأْ َ ْن ِب َيا َء لَ ْم ُي َو ِّر ُثوا ِدينَا ًرا َولاَ ِد ْرهَ اًم َو َّر ُثوا ا ْل ِع ْل َم َف َمنْ أَ َخ َذ ُه أَ َخ َذ ِب َح ٍّظ َوا ِف ٍر Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya –dengan hal itu- Allah jalankan dia di atas jalan di antara jalanjalan sorga. Dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul ilmi (pencari 2265.
Dishahihkan oleh Albani dalam kitab silsilatus shahihah no: Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
43
ilmu). Dan sesungguhnya seorang ‘alim itu dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang. Dan sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang banyak. [HR. Abu Dawud no:3641, dan ini lafazhnya; Tirmidzi no:3641; Ibnu Majah no: 223; Ahmad 4/196; Darimi no: 1/98. Dihasankan Syeikh Salim Al-Hilali di dalam Bahjatun Nazhirin 2/470, hadits no: 1388] Begitu istimewanya ikan, dalam Hadits yang lain, dinyatakan salah satu hidangan penduduk surga adalah ikan.
Pengolahan Hasil Perikanan yang Bertanggung Jawab
Masalah higiene dan sanitasi dalam pengolahan hasil perikanan memegang peranan yang amat penting dalam berbagai aspek kehidupan terutama yang ada sangkutpautnya dengan kesehatan. Program sanitasi dilakukan untuk menghilangkan kontaminan dari makanan dan alat/mesin pengolahan ikan serta mencegah terjadinya kontaminasi kembali. Kontaminasi yang mungkin timbul berasal dari pestisida, bahan kimia, serangga, tikus dan partikel-partikel benda asing seperti kayu, pecahan logam, pecahan gelas dan lain-lain, tetapi yang terpenting dari semuanya adalah kontaminasi mikroba. Higiene dan kesehatan tenaga kerja pun berpengaruh besar pada kualitas produk akhir. Bila mesin dan alat-alat, kaleng/wadah dan bahan baku dicuci dan dibersihkan dengan desinfektan, manusia atau tenaga kerja pengolahan tidak Press
44
Winarno, F.G., 2004. Keamanan Pangan. Jilid I. Bogor: M-BRIO
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Sanitasi dan higiene tidak hanya dipersyaratkan pada prasarana, peralatan dan sarana pengolahan namun juga terhadap tenaga kerja di unit pengolahan ikan (UPI)
bisa diperlakukan dengan cara yang sama. Oleh karena itu diperlukan prosedur standar bagi higiene dan kesehatan tenaga kerja terutama kontak langsung dengan pengolahan ikan. Sistem higiene dan sanitasi ini meliputi kebersihan ruangan, peralatan kerja, tenaga kerja, pakaian kerja, bangunan dan konstruksi bangunan/ruangan.10 Islam sangat menganjurkan agar ummatnya menjadi manusia yang sehat dan memproduksi makanan dengan cara yang bersih dan higienis agar melahirkan generasi yang kuat yang disukai Allah SWT. diantaranya adalah sebagai berikut:
يس َ َح َّد َثنَا أَ ُبو َب ْك ِر ْبنُ أَبيِ َش ْي َب َة َوا ْبنُ مُ َنيرْ ٍ َقالاَ َح َّد َثنَا َع ْبدُ ال َّل ِه ْبنُ إِ ْد ِر َ عَنْ َر ِبي َع َة ْب ِن ُع ْث اَم َن عَنْ ُم َح َّم ِد ْب ِن َي ْح َيى ْب ِن َح َّب ْان عَنْ الأْ َ ْع َر ِج عَن ُ أَبيِ هُ َر ْي َر َة َق َال َق َال َر ُس ول ال َّل ِه َص ىَّل ال َّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم ا ْل ُم ْؤ ِمنُ ا ْل َق ِو ُّي َّ َخيرْ ٌ َوأَ َح ُّب إِ ىَل ال َّل ِه ِمنْ ا ْل ُم ْؤ ِم ِن يف َو يِف ُك ٍّل َخيرْ ٌ ْاح ِر ْص َع ىَل َما ِ الض ِع
10 Winarno, F.G., 2004. Keamanan Pangan. Jilid I. Bogor: M-BRIO Press Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
45
َي ْن َف ُع َك َو ْاس َت ِعنْ ِبال َّل ِه َولاَ َت ْع َج ْز َوإِ ْن أَ َصا َب َك شيَ ْ ٌء فَلاَ َت ُق ْل لَ ْو أَنيِّ َف َع ْل ُت َ َك ان َك َذا َو َك َذا َولَ ِكنْ ُق ْل َق َد ُر ال َّل ِه َو َما َشا َء َف َع َل َفإِ َّن لَ ْو َت ْفت َُح َع َم َل َّ )ان (اخرجه املسلم ىف كتاب القدر ِ الش ْي َط ……(dari Abu Hurairah ) Ra. Berkata: Rusullullah SAW bersabda : “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada Mukmin yang lemah, pada tiap-tiap itu ada kebaikan maka bergiat-giatlah terhadap apa yang bermanfaat bagi kamu dan memohon pertolonganlah dari Allah niscaya engkau tidak lemah, jika engkau ditimpa sesuatu janganlah berkata Jika aku melakukannya tentu akan begini dan begitu, akan tetapi katakanlah Ketentuan Allah, Dan jika la ingin maka dilakukannya, maka sesungguhnya jika engkau membuka pekerjaan setan (HR. Muslim dalum kitab al-Qadr Bab perintah untuk kuat dan meninggalkan kelemahan dan meminta tolong kepada Allah) Islam pun mengajarkan kita untuk senantiasa bersikap clean and clear, yang berarti bersih secara dhohir (substansi) dan bersih secara bathin (eksistensi). Demikian halnya dalam mengolah sesuatu, persyaratan utamanya adalah harus dilakukan secara baik dan benar serta bersih. Sesuai dengan firman Allah SWT:
َ إِ َّن ال َّل َه ُي ِح ُّب ال َّت َّوا ِب َني َو ُي ِح ُّب ا ْل ُمت ََط ِّه ِرين
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. AlBaqarah: 222)
46
Selanjutnya secara teknis, dalam mengolah hasil laut dan perikanan, Islam mensyaratkan untuk melakukannya dengan cara memperlakukan semua hasil laut dan perikanan dengan cara-cara yang terbaik dan tidak membahayakan lingkungan dan kehidupan manusia serta makhluk lainnya. Jika kau harus membunuh suatu makhluk hidup, lakukan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
dengan cara yang terbaik, dan saat kau menyembelih seekor binatang, kamu harus [menggunakan metode yang terbaik] mengasah pisaumu sampai tajam sehingga binatang tersebut merasakan sesedikit mungkin rasa sakit.
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal. Manusia dengan kemajuan teknologi mampu mengawet, merubah bentuk, membuat makanan lebih indah penampilannya, lebih Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
47
Islam menjelaskan secara terperinci bagaimana seharusnya manusia menguasai teknologi kelautan dan perikanan, serta secara sepesifik dalam melakukan pengolahannya.
bergizi dan mempermudah dalam penyajian dan persiapan. Sebaliknya berbagai kesalahan penerapan teknologi baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja dapat menyebabkan berbagai peluang yang dapat mengancam kesehatan dan keamanan konsumen.11 Khusus dalam mengolah produk hasil perikanan yang merupakan komoditas yang cepat mengalami pembusukan (perishable), pengolahan dilakukan tidak hanya dalam rangka mendapatkan cita rasa yang enak untuk pemenuhan gizi bagi manusia saja melainkan juga dalam rangka mempertahankan mutu agar memiliki waktu simpan yang lebih lama. Islam menjelaskan secara terperinci bagaimana seharusnya manusia menguasai teknologi kelautan dan perikanan, serta secara sepesifik dalam melakukan pengolahannya. Dalam Alquran dijelaskan bagaimana keharusan manusia mengenali tatanan kelautan yang didalamnya ada percampuran air tawar dan air asin, dimana secara tersirat Allah SWT juga mengajarkan tentang pencampuran air. Demikian halnya Alquran mengajarkan untuk memilih daging ikan yang segar, dan mengoptimalkan pengolahan hasil laut untuk perhiasan dan teknologi eksplorasi tambang di dasar laut, serta memperkenalkan teknologi perkapalan.
ٌ َو َما َي ْس َت ِوي ا ْل َب ْح َرانِ هَ َذا َع ْذ ٌب ُف َر ات َسا ِئ ٌغ شرَ َا ُب ُه َوهَ َذا ِم ْل ٌح ُأ َج ٌاج َو ِمنْ ُك ٍّل َ ون لَ ْح اًم َط ِر ًّيا َو َت ْست َْخ ِر ُج َ َت ْأ ُك ُل ون ِح ْل َي ًة َت ْل َب ُسو َن َها َو َت َرى ا ْل ُف ْل َك ِفي ِه َم َو ِاخ َر لِ َت ْبت َُغوا
48
11 Winarno, F.G., 2004. Keamanan Pangan. Jilid I. Bogor: M-BRIO Press Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
َ ِمنْ َف ْض ِل ِه َولَ َع َّل ُك ْم َت ْش ُك ُر )12(ون Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur. (QS. Al Fathir [35] : 12). Terkait dengan persoalan mutu, pemeliharaan mutu ikan lebih sulit dibandingkan dengan pemeliharaan mutu makanan lainnya, hal ini dikarenakan hasil perikanan mudah mengalami kerusakan. Mutu produk perikanan dipengaruhi oleh faktorfaktor intrinsik seperti spesies, ukuran, jenis kelamin, komposisi, keberadaan parasit, racun, kontaminasi polutan dan kondisi lingkungan tempat hidup dan factor ekstrinsik seperti lokasi tangkapan, musim, metode penangkapan, penanganan ikan, kondisi kebersihan, pemrosesan dan kondisi penyimpanan. Sifat-sifat biokimia daging ikan, seperti rendahnya kadar kolagen, kadar lemak tak jenuh yang relatif tinggi serta komposisi nitrogen terurai mempengaruhi otolisis (penguraian dari dalam tubuh ikan), perkembangbiakan mikroba yang sangat cepat dan pembusukan.12 Produk perikanan segar dapat diartikan sebagai produk yang masih memiliki ciri-ciri menyerupai ikan yang masih hidup dalam ekosistemnya, dimana produk tersebut belum mengalami kerusakan baik secara fisik, kimia maupun mikrobiologis. Ciriciri ikan segar dan ikan busuk disajikan pada Tabel berikut. 12 DKP-JICA, 2008. Bantuan Teknis untuk Industri Ikan dan Udang Skala Kecil dan Menengah di Indonesia. Teknik Pasca Panen dan Produk Perikanan. Jakarta Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
49
Tabel 1. Ciri–ciri ikan segar dan ikan busuk13
No
Bagian Tubuh Ikan
1.
Mata
2.
Insang
3.
Kulit
4.
Sisik
5.
Daging
6.
Bau
Segar
Ciri - ciri Ikan
cembung, cerah, selaput bening jernih, pupil hitam warna merah, cemerlang, tak berbau cemerlang, belum pudar, utuh elastis melekat kuat, mengkilat dengan tanda warna jelas
padat, kalau diraba kenyal, bila ditekan tidak ada bekas jari segar dan berbau seperti air laut.
Busuk
redup dan cekung, pupil mata kelabu tertutup lendir warnanya pucat/ gelap/keabuan berlendir tebal, bau busuk menggelembung, pecah, isi perut keluar, lembek banyak yang lepas, tanda dan warna memudar dan lambat menghilang lunak, bila ditekan jari ada bekasnya dan elastisitas menurun. bau tak enak/amis, kemudian bau busuk yang menusuk hidung
Ada tiga cara utama untuk memperlambat penurunan kualitas pada ikan yaitu kehati-hatian dalam penanganan, kebersihan dan menjaga produk tetap dingin. Pentingnya kehatihatian dalam penanganan tidak dapat dipungkiri karena bakteri pembusuk dapat masuk melalui sayatan dan luka yang terjadi selama penanganan, sehingga mempercepat pembusukan. Penanganan yang tepat akan menjamin mutu produk yang lebih segar dan tinggi. Kebersihan merupakan hal penting karena dua alasan. Pertama, dengan menghilangkan lendir dan
50
13 Lihat SNI 01-27291-2006 tentang Ikan Segar – Bagian 1 : Spesifikasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
membuang isi perut ikan, sumber-sumber pencemaran bakteri yang utama hilang. Kedua, penanganan ikan secara higienis menjamin bahwa ikan tidak akan tercemar dari sumbersumber luar. Cara yang paling penting untuk memperlambat penurunan kualitas adalah dengan menurunkan suhu ikan secepat mungkin dan menjaganya tetap rendah.14 Suhu merupakan faktor yang paling penting yang mengendalikan degradasi mengingat perkembangbiakan bakteri dan perubahan kimia bergantung pada suhu. Dengan menurunkan suhu secara memadai, perkembangbiakan bakteri dapat dihentikan seluruhnya, sedangkan perubahan enzim diperlambat secara signifikan. Pendinginan hasil perikanan dapat dilakukan dengan penggunaan es atau pendinginan dengan mesin. Pelapisan ikan dengan es memiliki dua fungsi. Pertama, pendinginan ikan hingga ke suhu yang tepat diatas beku (0-2oC) memperlambat pembusukan oleh bakteri dan enzim. Fungsi es yang kedua adalah es yang mencair akan mengalir menghilangkan darah, bakteri, lendir dan sebagainya. Jumlah es yang digunakan sangat bergantung pada geografis, dimana di wilayah tropis rasio ikan terhadap es disarankan sebesar 1 : 1 menurut beratnya. Pelapisan ikan dengan es memiliki beberapa kekurangan antara lain memarnya daging bersamaan dengan pemudaran senyawa rasa, protein dan vitamin yang larut dalam air, penyimpanan dengan es yang terlalu lama dapat menyebabkan perubahan tekstur dan berpengaruh terhadap daya larut protein, kapasitas pengikatan air dan aktivitas enzim.21 Data perkembangan teknologi pengolahan selama 20 tahun terakhir menunjukkan bahwa di Indonesia produksi 14 DKP-JICA, 2008. Bantuan Teknis untuk Industri Ikan dan Udang Skala Kecil dan Menengah di Indonesia. Teknik Pasca Panen dan Produk Perikanan. Jakarta Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
51
ikan yang diolah hanya 23-47%, dan sisanya dijual sebagai ikan segar atau ikan basah. teknologi pengolahan tradisional seperti penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan dan fermentasi lebih dominan daripada teknologi pengolahan modern seperti pembekuan dan pengalengan.15 Walaupun demikian sebagian besar produk yang dihasilkan dari pengolahan secara tradisional belum memenuhi persyaratan mutu dan jaminan keamanan bagi konsumen. Penggunaan bahan baku bermutu rendah, sarana/prasarana sederhana, pengemasan seadanya dan penerapan santasi/higiene yang
52
15 Heruwati, E.S.2002. Pengolahan Ikan secara Tradisional: Prospek dan Peluang Pengembangan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan. 21 (3). Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
buruk menyebabkan daya simpan produk pendek. Beberapa teknologi pengolahan ikan yang dilakukan oleh pengolah tradisional antara lain pengaraman-pengeringan menghasilkan ikan kering, penggaraman-perebusan mengha silkan ikan pindang, penggaraman-fermentasi menghasilkan peda, terasi, kecap, bekasam, wadi dan lain-lain, pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami (pengasapan) menghasilkan produk ikan asap seperti ikan asar, cakalang fufu dan lain-lain, fermentasi menghasilkan produk petis ikan/udang, serta kombinasi perebusan, penghancuran, pembumbuan, penggorengan dan pengepresan untuk menghasilkan abon ikan. Sementara itu teknologi pengolahan secara modern dapat dilakukan antara lain dengan: a. Pembekuan16 • Pembekuan dengan pelat (pelat freezing) (pembekuan tajam/sharp freezing) untuk membekukan ikan utuh, ikan yang dibuang kepala dan ekornya, ikan yang telah dimasak, fillet dalam paket khusus, • Pembekuan dengan sistem bagas udara (air-blast freezing) untuk membekukan udang, kerang, fillet, produk breaded, produk matang yang dikemas dalam kantong/pouch, ikan utuh, ikan yang dipotong kepala atau ekornya serta produk dalam kaleng. • Pembekuan dengan kontak-pelat (contact-plate freezing) Ruangan pembeku jenis ini biasanya digunakan untuk membekukan produk-produk yang telah dimasak sebelumnya yang dikemas dalam paket-paket berukuran sama, produk makanan hasil laut jenis khusus dan fillet. 16 DKP-JICA. 2008. Bantuan Teknis untuk Industri Ikan dan Udang Skala Kecil dan Menengah di Indonesia. Teknik Pasca Panen dan Produk Perikanan. Jakarta Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
53
• Pembekuan celup (immersion freezing) Pembekuan celup adalah metode pembekuan cepat produk makanan hasil laut dengan cara mencelupnya ke dalam larutan air garam bersuhu rendah, cairan nitrogen atau freon.
b. Pengolahan surimi base product (pasta)17 Pengolahan pasta ikan ini dilakukan dengan memanfaatkan sifat pembentukkan gel dalam protein daging ikan. Proses pembuatannya menggunakan ikan segar dengan pentahapan proses pemotongan kepala, pengeluaran isi perut, penghilangan kulit dan tulang, penghilangan kandungan air, penambahan garam dan bahan lain, pengilingan, penambahan cryoprotectant (gula) sehingga didapatkan adonan pasta. Adonan siap untuk dimatangkan dengan proses pengorengan maupun perebusan/pengukusan. c. Pengalengan Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan ikan yang dikemas secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah yang kemudian disterilkan dengan panas tinggi untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit pada manusia khususnya) dan mikroba pembusuk (penyebab kebusukan atau kerusakan bahan pangan) sehingga memungkinkan produk terhindar dari kebusukan atau kerusakan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi atau ada perubahan citarasa. 17 DKP-JICA, 2008. Bantuan Teknis untuk Industri Ikan dan Udang Skala Kecil dan Menengah di Indonesia. Teknik Pasca Panen dan Produk Perikanan. Jakarta
54
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Berdasarkan cara pengolahannya, pengalengan hasil perikanan dapat dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu direbus dalam air garam, dalam minyak, dalam saos tomat, dan dibumbui. Adapula pembagian produk pengalengan ikan atas dasar bentuk bahan yang dikalengkan, dalam keadaan mentah, atau dimasak terlebih dahulu. Proses pengalengan ikan terdiri dari penyiapan wadah, penyiapan bahan mentah, pengisian ke dalam wadah, dan proses pengalengan. Disisi berbeda dalam pengolahan sumberdaya pangan, Nabi mengajarkan bagaimana cara berhati-hati dalam menangani soal pangan. Memberikan peringatan soal kebersihan tempat mengolah dan pakcaging makanan. Serta secara harfiyah juga tersirat bagaimana seharusnya mempergunakan botol dan tutup serta bejana. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
َ إِ َذا ْاس َتن َْج َح ال َّل ْي ُل أَ ْو َك َّ ان ُجن ُْح ال َّل ْي ِل َف ُك ُّف ْوا ِص ْب َيا َن ُك ْم َفإِ َّن َ ْاطين ِ الش َي ُ َِت ْنت ر َش ِح ْي َن ِئ ٍذ َفإِ َذا َذهَ َب َسا َع ًة ِمنَ ا ْل ِع َشا ِء َف َخ ُّل ْوهُ ْم َوأَ ْغ ِلقْ َبا َب َك َوا ْذ ُك ِر اح َك َوا ْذ ُك ِر ْاس َم الل ِه َوأَ ْو ِك ِس َقا َء َك َوا ْذ ُك ِر ْاس َم َ ْاس َم الل ِه َوأَ ْط ِفئْ ِم ْص َب الل ِه َو َخ ِّم ْر إِ َنا َء َك َوا ْذ ُك ِر ْاس َم الل ِه َولَ ْو َت ْع ِر ُض َع َل ْي ِه َش ْي ًئا “Jika malam mulai gelap, maka tahanlah anak-anak kecilmu, karena setan bertebaran ketika itu. Jika waktu Isya’ telah lewat, maka lepaskan mereka, tutuplah pintumu, dan sebutlah nama Allah (baca bismillah); matikan lampu, dan sebut nama Allah (baca bismillah); ikat (tutup) botol minumanmu, dan sebut nama Allah (baca bismillah); tutuplah bejana-bejanamu, dan sebut nama Allah (baca bismillah), walaupun engkau membentangkan sesuatu di atasnya”. [HR. Al-Bukhory (3106), Muslim (2012), dan Abu Dawud (3731)] Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda dalam riwayat lain, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
55
الس َن ِة لَ ْي َل ًة َي ْن ِز ُل ِف ْي َها َو َبا ٌء لاَ مَ ُي ُّر ِبإِ َنا ٍء َّ السقاَ َء َفإِ َّن يِ ْف ِّ َغ ُّط ْوا الإْ ِ َنا َء َوأَ ْو ُك ْوا لَ ْي َس َع َل ْي ِه ِغ َطا ٌء أَ ْو ِس َقا ٌء لَ ْي َس َع َل ْي ِه ِو َكا ٌء إِلاَّ َنز ََل ِف ْي ِه ِمنْ َذلِ َك ا ْل َو َبا ِء “Tutuplah bejana, ikatlah botol air, karena dalam setahun ada suatu malam, wabah (penyakit) turun padanya. Wabah itu tidak lewat pada suatu bejana yang tak ada penutup padanya atau botol air yang tak ada ikatan padanya, kecuali akan turun sebagian wabah itu padanya”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2014)] Begitupun dalam teknologi pengolahan, aspek pengemasan dan penyimpanan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Pengemas sebagai wadah atau pembungkus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu, daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak layak dan higienis sebagai bahan pengemas produk pangan. Fungsi kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Kemasan juga sering disalahgunakan oleh produsen untuk menutupi kekurangan mutu atau kerusakan produk, mempropagandakan produk secara tidak proporsional atau menyesatkan sehingga menjurus kepada penipuan atau pemalsuan.
Beberapa bentuk kemasan produk olahan ikan selain berfungsi sebagai wadah pengemas juga memberi daya tarik konsumen (Dok. Dit. PH – Ditjen P2HP)
Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau pengemas. Label pangan menunjukkan keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.18 Tujuan pelabelan pada kemasan ini antara lain untuk: • Memberikan informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan; • Sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal dari produk yang perlu diketahui oleh
18 Syarif, R. dan Halid H. 1992. Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan. Jakarta
56
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
57
konsumen, terutama hal-hal yang tidak diketahui secara fisik; • Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk yang optimum; • Sarana periklanan bagi konsumen; • Memberi rasa aman bagi konsumen
58
Beberapa bahan tambahan makanan yang diijinkan antara lain asam benzoate, asam sorbat, asam propionate, belerang dioksida, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium bisulfit, kalium metabisulfit, natrium nitrat dan metal phidroksibenzoat.
Informasi yang diberikan pada label harus sesuai dengan peraturan-perundangan dan tidak boleh menyesatkan konsumen. Dalam perkembangan jenis dan bentuk makanan, tak dapat dihindarkan kecenderungan penggunaan berbagai jenis bahan tambahan makanan (food additive). Bahan tambahan makanan memiliki fungsi sangat luas, diantaranya mencegah kerusakan, memberi warna lebih cerah dan menarik, dan meningkatkan citarasa, disamping mempercepat pengolahan pangan dalam industry, beberapa jenis dapat memperbaiki tekstur pangan, mencegah pengerasan (caking), mempertahankan keleruhan dan mempertahankan kelembaban makanan. Dalam program perbaikan gizi masyarakat, bahan makanan dapat berfungsi sebagai wahana fortifikasi gizi yang diperlukan seperti vita min, mineral dan beberapa zat gizi lain. Beberapa contoh bahan tambahan makanan antara lain pengendali keasaman atau alkalinitas, pengembang, pengemulsi, pengental, penstabil, pemberi citarasa, pemanis, pewarna, suplemen gizi, pengawet, antioksidan, nitrit, nitrat dan fosfat. Bila dilihat dari asalnya, bahan tambahan makanan dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
dan lain sebagainya, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah. Pada umumnya bahan sintetik mempunyai kelebihan antara lain lebih pekat, lebih stabil dan lebih murah. Namun, kelemahannya seringkali terjadi akibat ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan terkadang bersifat karsinogenik yang dapat memicu terjadinya kanker.19 Beberapa bahan tambahan makanan yang diijinkan antara lain asam benzoate, asam sorbat, asam propionate, belerang dioksida, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium bisulfit, kalium metabisulfit, natrium nitrat dan metal p-hidroksibenzoat. Bahan yang dilarang digunakan pada makanan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan NOMOR: 722/MENKES/PER/ IX/88 antara lain formalin, boraks, kloramfenikol, nitrofurazon, asam salisilat dan garamnya, dietilpirokarbonat dan dulcin. Penyalahgunaan pemakaian bahan tambahan makanan yang dilarang untuk bahan pangan misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit untuk mewarnai bahan makanan sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Penggunaan bahan tambahan makanan dalam proses produksi pangan perlu diperhatikan karena dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif. Penyimpangan dalam penggunaannya akan membahayakan kesehatan manusia. Beberapa alternatif bahan tambahan makanan lainnya antara lain chitosan, pucung (kluwek), pewarna alami, kunyit, bawang putih, bakteri asam laktat, asam cair, asam sitrat, air abu merang dan karaginan. 19 Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi.PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
59
Disisi berbeda, Allah SWT memerintahkan agar dalam setiap berusaha haruslah diniati ibadah kepada Allah SWT, agar Allah SWT berkenan menganugerahkan rizqi kepada keturunan Nabi Adam.
Semangat Kewirausahaan Berbasis Pengolahan Hasil Perikanan
60
Masyarakat pada umumnya mengkonsumsi ikan melalui proses pengolahan sederhana seperti digoreng, dikukus dan dibakar. Proses pengolahan initentunya membutuhkan waktu, energi dan tenaga. Semakin berkembangnya gaya hidup dan pola makan masyarakat memberikan konsekuensi terhadap meningkatnya kebutuhan terhadap produk ikan olahan. Tersedianya ragam produk ikan olahan memberikan alternatif pilihan kepada masyarakat yang ingin mengkonsumsi ikan pada setiap kesempatan dan dimanapun berada. Belum berkembangnya ragam produk ikan olahan di masyarakat memberikan peluang usaha bagi masyarakat. Spirit dan etos kerja dalam Islam sangat tinggi. Merupakan kewajiban seorang muslim setelah menunaikan sholat untuk menyebar dimuka bumi Allah SWT dan mencari karunia Allah, dengan guide dari Allah SWT untuk memperoleh keuntungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
yang luar biasa; dalam bekerja diringi dengan sebanyak-banyaknya berdzikir kepada Allah SWT.
ُ ِالص َال ُة َفا ْنت ر واف اْألَ ْر ِض َّ َفإِ َذا ُق ِض َي ِت َِش ي َوا ْبت َُغوا ِمن َف ْض ِل الل ِه َوا ْذ ُك ُرواالله ََك ِث ًريا َ َّل َع َّل ُكم ْ ُت ْف ِل ُح ون «Apabila telah menunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan berdzikirlah kepada Allah sebanyakbanyaknya supaya kamu beruntung.» (QS. Al-Jumu’ah: 10).
Demikian halnya Islam mengajarkan kemandirian dalam hidup dan semangat berwirausaha sangatlah jelas didengungkan dalam Islam. Bahkan lebih terang terangan Islam mengajarkan untuk berkreasi dengan tangannya sediri dan melarang menjadi peminta-minta serta bergantung kepada orang lain. Dari Al-Miqdam r.a, dari Nabi SAW, Beliau bersabda:
َواِ َّن َن ِب َّي الل ِه.َما أَ َك َل أَ َحدٌ َط َعا ًما َق ُّط َخيرْ ًا ِمنْ أَ ْن َي ْأ ُك َل ِمنْ َع َم ِل َي ِد ِه َ الس َال ُم َك .ان َي ْأ ُك ُل ِمنْ َع َم ِل َي ِد ِه َّ دَا ُو َد َع َل ْي ِه
Tidaklah seseorang menyantap makanan selama-lamanya yang lebih baik dari pada ia memakan dari hasil pekerjaan tangannya. Dan sesungguhnya Nabi Daud a.s makan dari hasil pekerjaan tangannya.> (HR. Bukhari).20 Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: 20 HR. Bukhari No. 2072.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
61
َوا َّل ِذي َن ْف يِس ِب َي ِد ِه َألَ ْن َي ْأ ُخ َذ أَ َحدُ ُك ْم َح ْب َل ُه َف َي ْحت َِط َب َع ىَل َظ ْه ِر ِه َخيرْ ٌ لَ ُه .ِمنْ أَ ْن َي ْأ يِ َت َر ُج ًال َف َي ْسأَ ُل ُه أَ ْع َطا ُه أَ ْو َم َن َع ُه «Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, sungguh salah seorang darimu mengambil talinya, lalu mencari kayu bakar (dan membawanya) di atas punggungnya, lebih baik baginya dari pada mendatangi seseorang, lalu meminta kepadanya, baik ia memberinya atau tidak.» (Muttafaqun ‘alaih).21 Disisi berbeda, Allah SWT memerintahkan agar dalam setiap berusaha haruslah diniati ibadah kepada Allah SWT, agar Allah SWT berkenan menganugerahkan rizqi kepada keturunan Nabi Adam. Dari Ma’qil bin Yasar r.a, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
َياا ْبن َآدَم َ َت َف َّر ْغ لِ ِع َبادَت ِيا ْم َالء ْ َق ْل َبك َ ِغنًى:َي ُق ْول ُ َر ُّب ُك ْم َت َبا َر َك َو َت َع ىَال الَ َت َبا َع ْد ِمنِّي َفأ ْم َال ْء َق ْل َب َك َف ْق ًرا َوا ْم َالء ْ َي َد, َياا ْبن َآ َد َم.َوا ْم َال ْء َيد َ ْي َك ِر ْز ًقا أخرجه الحاكم.ْيك َ ُش ْغ ًال «Rabbmu Yang Maha Tinggi berfirman: Wahai keturunan Adam SAW, kosongkanlah dirimu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku mengisi hatimu dengan kekayaan dan Aku mengisi kedua tanganmu dengan rizqi. Wahai keturunan Adam SAW, janganlah engkau menjauhkan diri dariku, maka aku mengisi hatimu dengan kefakiran dan Aku mengisi kedua tanganmu dengan kesibukan.» (HR. al-Hakim).22 Dan di dalam Alquran juga diajarkan bagaimana seorang manusia harus mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk mencapai sesuatu.
62
21 HR. Bukhari No. 1470, ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 1042 22 Shahih/ HR. Al-Hakim No. 7926, lihat as-Silsilah al-Ahadits ashShahihah No. 1359. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
ان إِ َّال َما َس َعى ِ َو أَ ْن لَ ْي َس ل ِإل ْن َس “Dan bahwasanya seseorang itu tidak akan memperoleh (kebaikan) kecuali dari hasil usahanya sendiri.” (QS. An Najm: 39). Oleh karenanya spirit kewirausahaan dalam pengolahan sumberdaya perikanan dan kelautan harus ditingkatkan. Islam sangat menghargai bahkan amat mendorong produktivitas dan memberikan pedoman hidup bagi manusia untuk produktif. Beberapa Hadits Rosulullah SAW. Yang menuntun untuk umatnya untuk memiliki etos kerja tinggi, mandiri, bekerja keras, produktif, tidak menjadi pemalas dan peminta- minta, yang lebih ekstrem lagi dalam keadaan apapun rosul menganjurkan untuk tetap berupaya keras, meski esok kiamat. Beberapa hadits tersebut sebagai berikut:
عن ابن عمر ريض الله عنهام عن النبي صىل الله عليه وسلم قال َّإن الل َه ُي ِح ُّب ا ْل ُمؤ ِمنَ ا ْل ُم ْحتَـ ِر َف
Dari Ibnu ‘Umar ra dari Nabi saw, ia berkata: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang beriman yang berkarya (produktif menghasilkan berbagai kebaikan -pen)” H.R. Thabrani dalam Al Kabir, juga oleh Al Bayhaqi
عن عائشة ريض الله عنها قالت قال رسول الله صىل الله عليه وسلم َمنْ أ ْم ىَس َكا ًّال ِمنْ َع َم ِل َي ِد ِه أ ْم ىَس َمـ ْغـ ُف ْو ًرا لَـ ُه Dan dari ‘Aisyah ra. Beliau berkata, telah berkarta Rosulullah saw “Barangsiapa yang disenjaharinya merasa letih karena bekerja (mencari nafkah) maka pada senja hari itu dia berada dalam ampunan Allah” H.R. At Thabrani dalam kitab Al Ausath. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
63
Islam membenci pengangguran, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang shahabat Nabi saw, Ibnu Masud ra:
وعن ابن مسعود قال إين ألَ ْك َر ُه ْأن أ َرى ال َّر ُج َل َفا ِر ًغا الَ يف َع َم ِل ُد ْنـ َيا آخ َر ٍة ِ ََوال Sesungguhnya aku benci kepada seseorang yang menganggur, tidak bekerja untuk kepentingan dunia juga tidak untuk keuntungan akhirat. H.R. At Thabrani dalam kitab Al Kabir. Bahkan Rosulullah menghargai seorang hamba yang sanggup mandiri, hidup dengan hasil kemampuannya sendiri:
حدثنا إبراهيم بن موىس أخربنا عيىس عن ثور عن خالد بن معدان عن املقدام ريض الله عنه عن رسول الله صىل الله عليه وسلم قال ثم ما أكل أحد طعاما قط خريا من أن يأكل من عمل يده وإن نبي الله داود عليه السالم كان يأكل من عمل يده Makanan yang terbaik yang dimakan seseorang adalah dari hasil karya tangannya sendiri dan sesungguhnya Nabi Dawud AS. Pun makan dari hasil kerjanya sendiri. (H.R. Bukhory : 1966) Dalam keterangan lain, beliau menyebutkan bahwa sebaik baik usaha adalah apa yang merupakan ekspresi dari keterampilan dirinya, dan segenap tanggung jawab ekonomi yang dia berikan kepada ahli keluarganya, dinilai sebagai sedekah yang terus menerus menghasilkan pahala:
حدثنا هشام بن عامر ثنا إسامعيل بن عياش عن بجري بن سعد عن خالد بن معدان عن املقدام بن معد يكرب الزبيدي عن رسول الله صىل الله عليه وسلم قال َما َك َس َب ال َّر ُج ُل َك ْس ًبا ْأط َي ُب ِمنْ َع َم ِل َي ِد ِه َو َما أ ْن َف َق ال َّر ُج ُل َع ىَل َن ْف ِس ِه وَأهْ ِل ِه َو َولَ ِد ِه َو َخا ِد ِم ِه َف ُه َو َص َد َق ٌة 64
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pekerjaan terbaik seseorang adalah apa yang dikerjakan berdasarkan keterampilannya, dan apapun yang dinafkahkan seseorang untuk dirinya dan keluarganya, dan anaknya dan pembantunya adalah sedekah. H.R. Ibnu Majah.
َّ َّإن الل َه ُي ِح ُّب ا ُملـؤ ِمنَ ا ْل ُم ْح رَ ِت َف السا ِئ َل َّ الض ِع ْي َف ا ْل ُم َت َع ِف َف َو َيـ ْبـ َغ ُض ا ْل ُم ْل ِح َف Sesungguhnya Allah mencintai seorang beriman yang sekalipun lemah, tetapi ia produktif dan selalu menjaga harga dirinya (tidak mau meminta-minta) dan Allah membenci tukang peminta-minta yang pemaksa. Di dalam Tafsir Al Qurthubi Juz 11 hal 321. Produktivitas itu tetap harus dipertahankan dalam segala situasi dan kondisi, dengan sebuah penggambaran yang ekstrim, bahkan sekalipun anda tahu besok akan kiamat, tidak boleh membuat kita tidak berkarya dan produktif hari ini. Sebagaimana sabda Rosulullah saw:
السا َع ِة َويف َي ِد َأح ِد ُك ْم َّ قال رسول الله صىل الله عليه وسلم ْإن َقا َم ِت َف ِس ْي َل ٌة َف ْل َي ْغ ِر ْس َها Andaipun besok kiamat, sedang di tangan salah seorang di antara kamu ada tunas pohon kurma, maka tanamlah ia ! H.R. Al Bazaar, rijalnya tsiqot. Demikian besarnya penghargaan Islam atas produktivitas, sampai–sampai disebutkan dalam Al Hadits, bahwa produktivitas juga erat kaitannya dengan jalan untuk memperoleh pengampunan dari dosa-dosa, yang justru malah tidak akan bisa mendapatkan pengampunan dengan cara yang lainnya. Selain Hadist Hadist Tersebut diatas, Islam juga mendorong berkembangnya kewirausahaan melalui jalur perdagangan. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
65
Beberapa petunjuk tentang pintu rizqi yang dibukakan melalui perdagangan dan ajaran tentang kehidupan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang ditunjukkan melalui tindakan beliau dan sebagian para sahabatnya sebagai pedagang professional. Diantara Hidits tersebut adalah:
ِت ْس َع ُة أَ ْع َشا ِر ال ِر ْز ِق يِف الت َِّجا َر ِة
Sembilan dari sepuluh pintu rizki ada pada perdagangan Hadits ini diriwayatkan oleh: Imam As Suyuthi dalam Al Jami’ Ash Shaghir, 1/130, dari Nu’aim bin Abdurrahman dan Jabir Ath Tha’i secara mursal. Dan Imam Ibnul Atsir dalam An Nihayah fi Gharibil Hadits, 2/341 Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إن أطيب الكسب كسب التجار الذي إذا حدثوا مل يكذبوا و إذا ائتمنوا مل يخونوا و إذا وعدوا مل يخلفوا و إذا اشرتوا مل يذموا و إذا .)باعوا مل يطروا و إذا كان عليهم مل ميطلوا و إذا كان لهم مل يعرسوا
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
66
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Sertifikasi Halal dan Ecosyar’i dalam Pengolahan Hasil Perikanan Kehalalan dalam Islam sangat penting dan sangat ditekankan dalam setiap produk demikian halnya dalam proses transaksinya Dari An-Nu’man bin Basyir r.a, ia berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
ٌ اِ َّن ا ْل َح َال َل َبينِّ ٌ َواِ َّن ا ْل َح َرا َم َبينِّ ٌ َو َب ْي َن ُه اَم ُأ ُم ْو ٌر ُم ْش َت ِب َه َّات الَ َي ْع َل ُم ُهن ُّ َّاس َف َم ِن ا َّت َقى َومنْ َو َق َع.ات ْاست رْ ََبأَ لِ ِد ْي ِن ِه َو ِع ْر ِض ِه ِ الش ُب َه ِ َك ِثيرْ ٌ ِمنَ الن ُّ يِف ات َو َق َع فىِ ا ْل َح َر ِام َكال َّرا ِعي َي ْر َعى َح ْو َل ا ْل ِح َمى ُي ْو ِش ُك أَ ْن ِ الش ُب َه أَالَ َواِ َّن لِ ُك ِّل َم ِل ٍك ِح ًمى أَالَ َواِ َّن ِح َمى الل ِه َم َحا ِر َم ُه أَالَ َواِ ّن يِف.َي ْر َت َع ِف ْي ِه ُا ْل َج َس ِد ُم ْض َغ ًة اِ َذا َص َل َح ْت َص َل َح ا ْل َج َسدُ ُك ُّل ُه َواِ َذا َف َسد َْت َف َس َد ا ْل َج َسد .ُك ُّله ُأَالَ َو ِه َي ا ْل َق ْل ُب “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan sesungguhnya yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara-perkara syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Maka barang siapa yang meninggalkan yang syubhat berarti ia telah membebaskan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus dalam yang syubhat berarti ia terjerumus pada yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang, hampir-hampir ia merumput padanya. Ketahuilah, sesungguhnya bagi setiap raja ada daerah terlarang dan sesungguhnya daerah terlarang Allah SWT adalah segala yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah, apabila ia baik niscaya baiklah semua tubuh dan apabila rusak niscaya rusaklah semua tubuh, ketahuilah, ia adalah hati.» (Muttafaqun ‘alaih).23
23 HR. Bukhari No. 52 dan Muslim No. 1599, ini adalah lafazhnya. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
67
bersumpah dan menganjurkan untuk mencatat Faktubuh dari setiap proses pengolahan dan pemasaran.
.اِ َّيا ُك ْم َو َك رْ َث َة ا ْل ِح ْل ِف فىِ ا ْل َب ْي ِع َفاِ َّن ُه ُي َن ِّف ُق ُث َّم مَ ْي َح ُق
“Jauhilah banyak bersumpah dalam jual beli, sesungguhnya ia menjadikan laris, kemudian menghapus (keberkahan).” (HR. Muslim). Disisi lain islam mengajarkan untuk mengetahui ketertelusuran produk dan secara tegas membuat larangan menjual barang yang tidak murni karena dicampuradukkan dengan yang mutunya jelek.
َن َهى رسول لله صلىالله: عن عبدالله بن عمر رضىالله عنهام قال َ إِ ْن َك, َو ِه َى أَ ْن َي ِب ْي َع مَ ْث َر َحا ِئ ِط ِه,عليه وسلم عن ا ُملزَا َب َن ِة ان َن ْخ ًال ِبت َْم ٍر َ َوإِ ْن َك, أَ ْن َي ِب ْي َع ُه ِب َز ِب ْي ٍب َك ْي ًال: ان َك ْر ًما َ َوإِ ْن َك, َك ْي ًال أَ ْن َي ِْبي َع ُه: ان َز ْر ًعا .ِب َك ْي ِل َط َع ٍام َن َهى َعن َذلِ َك ُك ِّل ِه” رواه الجامعة إال الرتمذى
Kehalalan harus disertai dengan syahadah (sertifikat) yang dapat dipertanggungjawabkan secara agama, legalitas dan pengakuan sosial. Oleh karenanya sertifikasi halal sangat penting dilakukan selain untuk meningkatkan positioning dan premium price. Kejujuran dalam pengolahan dan pemasaran produk merupakan penyebab keberkahan, dan bohong penyebab hilangnya berkah dalam perdagangan. Oleh karenanya Islam mengajarkan untuk membangun ke-Tsiqohan (dapat dipercaya) dalam menjual suatu produk dan melarang untuk banyak
68
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
……Rasulullah SAW melarang jual-beli yang tidak diketahui takarannya atau ukurannya, seperti menjual kurma basah dibayar dengan kurma kering sama-sama ditakar, atau menjual anggur basah ditukar dengan anggur kering yang sama-sama ditakar, atau menjual beras atau padi ditukar dengan makanan yang ditakar, semuanya itu dilarang. HR. Jama’ah kecuali Tirmidzy .
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
69
4 PEMASARAN HASIL PERIKANAN Pasar dan Pemasaran Pasar adalah bagian penting dalam sebuah masyarakat. Karena urgensinya peran pasar bagi kehidupan manusia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga beraktifitas di pasar untuk memenuhi kebutuhan hariannya dan bekerja. Dan karena aktifitas manusiawi inilah, kaum kuffar menjadikannya sebagai alasan untuk menentang dan mendustakan risalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
َّ َو َق ُال وا َما لِ َه َذ اال َّر ُسولِ َي ْأ ُك ُل الط َعا َم َو مَ ْييش يِف الأْ َ ْس َواق ِلَ ْو َل ُاأ ْن ِزل إِلَ ْي ِه َ َم َلك ٌ َف َي ُك ون َم َع ُه َن ِذي ًرا
“Dan mereka berkata: «Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?” (QS. Al-Furqan: 7) Di dalam kamus bahasa Indonesia, pasar juga diartikan sebagai tempat melakukan melakukan transaksi atau jual beli dengan jumlah pelaku lebih dari dua orang. Sebagai tempat transaksi, prasarana dan sarana pasar menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya memberikan
70
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
71
jaminan mutu dan keamanan Upaya penyediaan produk perikanan yang ikan yang bermutu diperjual-belikan.Ketersediaan dan aman prasarana dan saranapasar dikonsumsi tidak yang memenuhi persyaratan hanya sebatas dan bersih memperkecil pada sarana dan peluang produk perikanan prasarana saja tetapi tercemar atau terkontaminasi jugadengan cara oleh bakteri dan organisme pengelolaan pasar lainnya. Minimal ada empat yang benar. ketentuan yang harus dipenuhi dalam penyediaanprasarana danpasar ikan, yaitu: 1) terbuat dari bahan yang tidak beracun, 2) terbuat dari bahan yang tidak mudah mengkontaminasi, 3) terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan 4) dibangun di lokasi yang jauh dari sumber pencemaran. Upaya penyediaan ikan yang bermutu dan aman dikonsumsi tidak hanya sebatas pada sarana dan prasarana saja tetapi juga dengan cara pengelolaan pasar yang benar. Cara pengelolaan pasar yang benar berkaitan erat dengan pengelolaan sanitasi dan kebersihan prasarana dan sarana, sumber daya manusianya, dan sistem pengelolaannya sendiri.Oleh karena itu, Islam sangat memperhatikan pengelolaan pasar utamanya berkaitan dengan kebersihan prasarana dan sarana/peralatan pasar. Sebagai khalifah di bumi, manusia diperintahkan untuk mencari nafkah atau sumber rejeki untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah, Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (al-hadits). Ini artinya kegiatan berdagang sangat dianjurkan dalam ajaran
72
Lihat penjelasan selengkapnya
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Islam, karena manusia pada prinsipnya tidak mampu untuk memenuhi segala kebutuhannya seorang diri.Melalui jalan perniagaan/perdagangan yang sesuai dengan tuntunan Islam, pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah terpancar daripadanya. Dalam perdagangan, seseorang akan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain yang majemuk, oleh karenanya seseorang perlu lebih berhati-hati. Rasulullah SAW, adalah seorang saudagar / pedagang besar yang sukses dan terpandang serta terkenal karena kejujurannya sehingga menjadi suri teladan dan rujukan. Islam mengatur semua persoalan kehidupan dan mengatur bagaimana terwujudnya keteraturan, demikian hanya mengatur transaksi, serta menjelaskan bagaimana pasar dan pemasaran yang ideal dan saling menguntungkan. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
73
َوأَ َح َّل الل ُه ا ْل َب ْي َع َو َح َّر َم ال ِّر َبا «Padahal Allah telah menghalalkan jual beli (perdagangan) dan mengharamkan riba…» (QS. Al-Baqarah: 275). Pemasaran berasal dari kata dasar pasar, dan arti dari kata pasar sendiri adalah transaksi atau jual beli terhadap suatu barang atau jasa dengan aturan dan alat tukar yang telah disepakati bersama. Pemasaran dimaknai sebagai upaya perdagangan/penjualan/perniagaan yang bersifat terusmenerus, sehingga kegiatan utama dari pemasaran adalah terkait dengan jual beli. Jual-beli merupakan suatu kegiatan yang diperbolehkan dalam Islam. Dalam Surat Al Baqarah ayat 275, Allah SWT berfirman, “...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”. Namun perlu diketahui bahwa jual-beli yang dihalalkan oleh Allah yaitu yang dilakukan sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.Terdapat rambu-rambu yang mengatur dan ketentuan tertentu yang harus dipenuhi bagi setiap orang yang mengharapkan keberkahan dari kegiatan jual beli yang akan dilakukannya. Diantara komponen persyaratan jual beli adalah akad, yaitu kesepakatan diantara penjual dan pembeli dengan dasar pengetahuan yang sama terhadap barang yang menjadi obyek serta kondisinya. Yang membedakan ada tidaknya unsur penipuan baik berupa riba dan gharar dalam sebuah transaksi adalah terletak pada akadnya.
Akad dalam Kerjasama Pemasaran
Akad kerjasama dalam Islam terdiri dari beberapa tipe, yang pertama adalah murabahah. Jika akadnya murabahah, maka harus jelas barang yang diperjualbelikan dan marjin profit yang
74
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
disepakati.Murabahan adalah menjual suatu barang dengan Mudharabah muthlaqoh adalah menegaskan harga belinya kontrak yang tidak kepada pembeli dan pembeli memiliki ikatan membayarnya dengan harga tertentu, sedang lebih tinggi dari harga pokok, kan mudharabah dan kelebihan harga tersebut muqoyyadah adalah labanya.Misalnya A pada akadnya membeli produk dari pabrik. dicantumkan Kemudian A menjual kepada persyaratanB dengan mengatakan “Saya persyaratan menjual produk ini kepada tertentu. anda dengan harga Rp 11.000,-. Harga pokoknya Rp 10.000,- dan saya ambil keuntungan Rp 1.000,-Jika B mau menjual kepada C, maka prosesnya sama dengan A (keuntungan yang hendak diambil terserah kepada B) Tipe yang kedua adalah mudharabah. Jika akadnya mudharabah, maka harus jelas jenis usahanya,siapa yang bertindak sebagai pemilik modaldan pengelola usaha, serta bagaimana rasio bagi hasilnya. Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (malik, shahib al-maal) menyediakan seluruh modal sedang di pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Jika ada keuntungan maka akan dibagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak di antara pemodal dan pengelola modal, sedangkan kerugian ditanggung hanya oleh pemodal. Sebab dalam mudharabah berlaku hukum wakalah (perwakilan), sementara seorang wakil tidak menanggung kerusakan harta atau kerugian dana yang diwakilkan kepadanya Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
75
(An-Nabhani, 1990:152). Namun demikian, pengelola turut menanggung kerugian, jika kerugian itu terjadi karena kesengajaannya atau karena melanggar syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemodal (AlKhayyath, Asy-Syarikat fi asySyaria’ah al Islamiyyah, 2/66). Mudharabah sendiri terdiri dari dua jenis yaitu muqhthalaqah dan muqayyadah. Mudharabah muthlaqoh adalah kontrak yang tidak memiliki ikatan tertentu, sedangkan mudharabah muqoyyadah pada akadnya dicantumkan persyaratanpersyaratan tertentu.
Konsep ekonomi pemasaran dan pembentukan pasar sangatlah terpadu dengan pengembangan syiar keagaaman, sektor pendidikan, kesehatan, penegakan hukum dan lain-lain
76
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Ketiga, tipe musyarakah. Jika akadnya adalah musyarakah, maka harus jelas jenis usahanya, berapa rasio berbagi keuntungan dan kerugiannya, dan bagaimana kontribusi terhadap aspek manajemennya. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Misalnya X bekerja sama dengan A untuk menjual produknya. Dalam kesepakatan, X menyediakan barang, sedangkan A menanggung biaya transportasi pemasaran. Selanjutnya hak masing-masing dibagi sesuai dengan kesepakatan. Konsep ekonomi pemasaran dan pembentukan pasar sangatlah terpadu dengan pengembangan syiar keagaaman, sektor pendidikan, kesehatan, penegakan hukum dan lain-lain, sebagaimana diajarkan nabi Muhammad SAW terkait dengan doa Allamumma inna nas aluka salamatan fiddin.
Dalam persoalan perdagangan, Islam mengatur bagaimana cara melakukan pemasaran dan membentuk pasar yang dihalalkan, tidak diperbolehkan melakukan tipu-menipu dan mengharuskan adanya kesepakatan dalam pemasaran. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
77
Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
أخرجه.الس َال َح َف َل ْي َس ِمنَّا َو َمنْ َغ َّشنَا َف َل ْي َس ِمنَّا ِّ َمنْ َح َم َل َع َل ْينَا .مسلم «Barang siapa yang membawa senjata atas kami (menyerang kami), maka ia bukan dari golongan kami, dan barang siapa yang menipu kami, maka ia bukan dari golongan kami.» (HR. Muslim). Dari Hakim bin Hizam r.a ia berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda:
َفاِ ْن َص َد َقا َو َب َّينَا. َحتَّى َي َت َف َّر َقا:الخ َيا ِر َمالَ ْم َي َت َف َّر َقا أَ ْو َق َال ِ اَ ْل َب ِّي َع ِْ ان ِب .ُب ْو ِر َك لَ ُه اَم فىِ َب ْي ِع ِه اَم َواِ ْن َكت اََم َو َك َذ َبا ُم ِح َق ْت َب َر َك ُة َب ْي ِع ِه اَم «Dua orang yang melakukan jual beli mempunyai hak memilih selama keduanya belum berpisah,
78
1532
HR. Muslim No. 102 HR. Bukhari No. 2079, ini adalah lafazhnya, dan Muslim No.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
ٌ اِ َّن ا ْل َح َال َل َبينِّ ٌ َواِ َّن ا ْل َح َرا َم َبينِّ ٌ َو َب ْي َن ُه اَم ُأ ُم ْو ٌر ُم ْش َت ِب َه َّات الَ َي ْع َل ُم ُهن ُّ َّاس َف َم ِن ا َّت َقى َومنْ َو َق َع.ات ْاست رْ ََبأَ لِ ِد ْي ِن ِه َو ِع ْر ِض ِه ِ الش ُب َه ِ َك ِثيرْ ٌ ِمنَ الن ُّ يِف ات َو َق َع فىِ ا ْل َح َر ِام َكال َّرا ِعي َي ْر َعى َح ْو َل ا ْل ِح َمى ُي ْو ِش ُك أَ ْن ِ الش ُب َه أَالَ َواِ َّن لِ ُك ِّل َم ِل ٍك ِح ًمى أَالَ َواِ َّن ِح َمى الل ِه َم َحا ِر َم ُه أَالَ َواِ ّن يِف.َي ْر َت َع ِف ْي ِه ُا ْل َج َس ِد ُم ْض َغ ًة اِ َذا َص َل َح ْت َص َل َح ا ْل َج َسدُ ُك ُّل ُه َواِ َذا َف َسد َْت َف َس َد ا ْل َج َسد .ُك ُّله ُأَالَ َو ِه َي ا ْل َق ْل ُب «Sesungguhnya yang halal itu jelas dan sesungguhnya yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara-perkara syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Maka barang siapa yang meninggalkan yang syubhat berarti ia telah membebaskan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus dalam yang syubhat berarti ia terjerumus pada yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang, hampir-hampir ia merumput padanya. Ketahuilah, sesungguhnya bagi setiap raja ada daerah terlarang dan sesungguhnya daerah terlarang Allah SWT adalah segala yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah, apabila ia baik niscaya baiklah semua tubuh dan apabila rusak niscaya rusaklah semua tubuh, ketahuilah, ia adalah hati.» (Muttafaqun ‘alaih). Demikian halnya Islam mengajarkan bagaimana konsep silaturrahim (berjejaring) untuk kepentingan ekonomi pemasaran dan kesehatan, sebagaimana diajarkan Rosullullah SAW. Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
متفق.( س ُه أَ ْن ُي ْب َس َط لَ ُه فىِ ِر ْز ِق ِه أَ ْو ُين َْسأَ لَ ُه فىِ أَ َث ِر ِه َف ْل َي ِص ْل َر ِح َمه َّ ََمنْ ر ).عليه
HR. Bukhari No. 52 dan Muslim No. 1599, ini adalah lafazhnya
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
79
“Barangsiapa yang senang dibukakan rizkinya atau dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturrahmi.” (Muttafaqun ‘alaih).
Islam mengajarkan etika pemasaran yang bertumpu pada transparansi dan toleransi (Tasamuh/ Bermurah hati) yang dilakukan pada saat bertransaksi, menjual, membeli maupun membayar.
Islam mengajarkan untuk meningkatkan keberdayaan ekonomi lemah, sebab menurut Islam keberadaan ekonomi yang kuat itu diciptakan oleh Allah SWT untuk menopang ekonomi yang lemah. Dari Mush’ab bin Sa’ad, ia berkata, ‘Sa’ad r.a menganggap bahwa ia mempunyai kelebihan dari orang lain, maka Nabi SAW bersabda:
.ْص ْو َن َو ُت ْر َز ُق ْو َن اِ َّال ِب ُض َع َفا ِئ ُك ْم ُ َهَ ْل ُتن ر
“Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rizki kecuali karena orang-orang lemah darimu.” (HR. Bukhari)
Etika Pemasaran Hasil Perikanan Pemasaran dalam arti jual beli harus didasari oleh nilainilai akhlak, moral dan etika untuk kemashlahatan masyarakat. Praktek-praktek jual-beli yang dilaksanakan dengan cara yang curang, menipu dan merugikan pembeli jangan menjadi budaya di dalam masyarakat. Kegiatan pemasaran harus dikembalikan pada karakteristik religius, beretika, realistis dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dengan meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak, maka dapat menjadi dasar yang cukup kuat bagi penjual untuk melakukan praktek jual
80
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
beli dengan cara-cara yang jujur dan bertanggung jawab. Islam mengajarkan etika pemasaran yang bertumpu pada transparansi dan toleransi (Tasamuh/Bermurah hati) yang dilakukan pada saat bertransaksi, menjual, membeli maupun membayar. Dari Jabir bin Abdullah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
َمنْ َباْعَ َع ْي ًبا لَ ْم ُي َب ِّي ْن ُه لَ ْم َيز َْل فىِ َم ْق ِت الل ِه َولَ ْم َتز َْل ا ْل َم َال ِئ َك ُة َت ْل َع ُن ُه
Barang siapa menjual barang ada cacatnya dan si penjual tidak mau memberitahukan cacadnya, maka selamanya ada dalam murka Allah, dan malaikat pun selalu melaknatnya.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
81
Islam menggariskan beberapa etika / adab untuk diamalkan ketika berniaga yang berlaku bagi penjual maupun pembeli. Etika ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan penipuan dalam berdagang
َر ِح َم الله ُ َر ُج ًال َس ْم ًح ااِ َذا َباعَ َواِ َذا ْاش رَ َتى َواِ َذا ا ْقت ََض «Semoga Allah SWT memberi rahmat kepada seseorang yang toleransi (bermurah hati), apabila menjual, membeli, dan apabila membayar.» (HR. Bukhari)
Demikian halnya Islam meng ajarkan sikap Ma’fu (memaafkan/ menghapuskan hutang/debt swap) atau memberikan penundaan pembayaran kepada orang yang ditimpa kebangkrutan dalam usaha. Dan sikap ma’fu tersebut merupakan sunnah yang mendapatkan pahala. Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda:
َ َك سا َق َال لِ ِف ْت َيا ِن ِه َت َجا َو ُز ْوا َع ْن ُه لَ َع َّل َ اج ٌر ُي َداِينُ الن ِ ان َت ً ِ َفاِ َذا َرأَى ُم ْع ر,َّاس متفق عليه. َفت ََجا َو َز الل ُه َع ْن ُه,الل ُه َيت ََجا َو ُز َعنَّا «Ada seorang pedagang yang selalu memberi pinjaman kepada manusia. Maka apabila ia melihat (peminjam) yang susah, ia berkata kepada para karyawannya, lewatilah (maafkanlah) ia, semoga Allah SWT memberi maaf kepada kita. Maka Allah SWT memberi maaf kepadanya.» (Muttafaqun ‘alaih). Prinsip kejujuran dan akurasi dalam transaksi pemasaran di ajarkan dalam etika pemasaran Islam. Dari Ibnu Abbas r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
82
1562.
HR. Bukhari No. 2078, ini adalah lafahznya, dan Muslim No.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
َمنْ أَ ْس َل َف فىِ َش ْي ٍئ َف ِفي َك ْي ٍل َم ْع ُل ْو ٍم َو َو ْز ٍن َم ْع ُل ْو ٍم اِ ىَل أَ َج ٍل َم ْع ُل ْو ٍم «Barang siapa yang memesan sesuatu, maka hendaklah pada takaran yang jelas (sudah diketahui), timbangan yang jelas, hingga batas waktu yang jelas.» (Muttafaqun ‘alaih) Ikan adalah properti yang dimiliki Allah SWT, dalam pemasarannya pun harus menggunakan etika pemasaran yang diajarkan Islam. Metode pemasaran yang dilarang Rosulullah.
“أن النبى صلىالله عليه وسلم,عن أىب سعيد الخدرى رضىالله عنه َو ِه َى َط ْر ُح ال َّر ُج ِل َث ْو َب ُه ِبال َب ْي ِع إِ ىَل ال َّر ُج ِل َق ْب َل أَ ْن,َن َهى َع ِن ا ُملنَا َب َذ ِة لَ ْم ُس ال َّر ُج ِل: َوالم ُ َال َم َس ُة. َو َن َهى َع ِن ا ُلم َال َم َس ِة, أَ ْو َين ُْظ ُر إِلَ ْي ِه,َي ْق ِب َل ُه . رواه الجامعة إال الرتمذى وابن ماجه.ال َّث ْو َب الَ َين ُْظ ُر إِلَ ْي ِه Dari Abi Sa’id ra Bahwa Nabi SAW melarang jual beli munabadzah (menjual dengan cara si penjual melemparkan kain kearah pembeli, yang kena oleh kain itu harus dibayar), (atau si pembeli melihat jatuhnya kain maka sipembeli wajib membayar barang itu), dan melarang jual beli dengan cara mulamasah (caranya ialah si calon pembeli menyentuh barang yang akan dibeli, maka wajib barang itu dibeli). (HR. Jama’ah ) Islam menggariskan beberapa etika / adab untuk diamalkan ketika berniaga yang berlaku bagi penjual maupun pembeli. Etika ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan penipuan dalam berdagang. Diantara etika tersebut antara lain: a. Amanah, Artinya penjual dan pembeli sama-sama bersikap jujur. Misalkan penjual tidak boleh mencampur produk yang lama dengan yang baru dan menjualnya dengan harga yang sama. Demikian juga pembeli harus bersikap jujur Penjual tidak Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
83
boleh berbohong ketika berdagang. Salah satu contohnya adalah menjual barang yang cacat, namun tak diberitahukan kepada pembelinya.Bahkan, Nabi SAW pernah bersabda kepada seorang pedagang yang menyembunyikan makanan yang basah. Lalu beliau berkata, ‘’Mengapa engkau tidak meletakkannya dibagian atas agar orang-orang dapat melihatnya. Barang siapa yang melakukan penipuan, maka ia tidak termasuk golonganku.’’ (HR Muslim). Ketika menimbang barang dagangannya, seorang pedagang harus jujur. Bahkan, Islam mengajarkan seorang pedagang untuk melebihkan timbangan. Seorang pedagang sangat dilarang mengurangi timbangan.Allah SWT dalam Alquran surah al-Muthaffifin ayat 1-3 mengancam orang-orang yang berbuat curang, yakni orang yang mengurangi timbangan atau takaran. b. Ihsan, Mengutamakan kebaikan. Yang dimaksud ihsan adalah menjalankan perdagangan dengan mempertimbangkan aspek kemaslahatan dan keberkahan dari Allah SWT, selain mendapat keuntungan. Penjual tidak terlalu banyak mengambil untung. ‘’Ambillah keuntungan yang sedang dan wajar,’’ tuturnya. Seorang pedagang juga hendaknya mengasihani orang lain dan jangan hanya berambisi untuk mengumpulkan harta saja. Keuntungan yang wajar akan mendorong bisnis yang langgeng / sustainable.
c. Bekerjasama. Penjual dan pembeli hendaklah bermusyawarah sekiranya timbul masalah yang tidak diinginkan. Sikap yang dianjurkan Islam dalam hal berjual beli adalah pemaaf, mempermudah, dan lemah lembut. Menurut Syekh Sayyid Nada, seharusnya
84
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
penjual dan pembeli tidak bersikap keras satu sama lain. Pembeli tak boleh mengurangi hak penjual dan penjual jangan menjual terlalu mahal.‘’Di dalam tawar-menawar sebaiknya dilakukan dengan wajar, tidak berdebat dan mereka saling memaklumi.’’
d. Tekun. Perdagangan yang baik hendaklah dilakukan dengan tekun dan bersungguh-sungguh sesuai dengan tuntunan agama agar berkembang maju dan membawa kebaikan bersama. e. Menjauhi perkara yang haram. Penjual hendaklah menjauhi perkara yang haram selama menjalankan pernigaan.Contohnya menipu dalam timbangan, menjalankan riba, dan menjual barang yang diharamkan.Umat Islam dilarang untuk menjual sesuatu yang haram, seperti; minuman keras/ memabukkan, narkotika, dan barang-barang yang diharamkan Allah SWT serta mempraktekkan bisnis Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
85
yang mengandung unsur penipuan. ‘’Hasil usaha seperti itu hukumnya haram dan kotor,’’ Selain itu, Islam tidak membolehkan seseorang menjual sesuatu yang tidak dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Jangan kamu menjual sesuatu yang tidak engkau miliki.’’ (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasai).Ajaran Islam melarang umatnya menjual sesuatu yang tidak dimiliki, misalnya ikan di laut atau di kolam yang tidak diketahui kondisinya. f. Saling melindungi, Penjual dan pembeli hendaklah saling melindungi hak masingmasing. Contohnya penjual memberikan peluang yang secukupnya kepada pembeli untuk melihat pilihan ketika hendak membeli sesuatu barang.
Rasulullah SAW bersabda: “Dua orang yang bertransaksi jual beli itu punya hak khiyar (memilih) selama belum berpisah. Bila keduanya jujur dan menerangkan (apa adanya), maka keduanya akan diberi barakah dalam jual belinya. Tapi bila mereka berdusta dan menyembunyikan (cacat) maka akan dihilangkan keberkahan jual beli atas keduanya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Dawud) g. Tidak membiasakan bersumpah ketika berdagang. Islam mengajarkan agar pedagang tidak bersumpah untuk melariskan barang dagangannya dan bersumpah bahwa kualitas dagangannya yang lebih baik Komite Tetap kajian Ilmiah dan Pemberian Fatwa yang dipimpin Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz dalam
86
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
fatwa –fatwa jual beli menegaskan bahwa, ‘’sumpah dalam jual beli secara mutlak hukumnya makruh, baik pelakunya seorang pendusta maupun orang yang jujur.’’ Jika pelakunya seorang yang suka berdusta, maka sumpahnya yang makruh mengarah kepada haram.‘’Dosanya lebih besar dan azabnya sangat pedih, dan itulah yang disebut dengan sumpah dusta,’’ papar Syekh Abdullah bin Baaz. Hal itu sesuai dengan hadis Rasulullah SAW, ‘’Janganlah kalian banyak bersumpah ketika berdagang, sebab cara seperti itu melariskan dagangan lalu menghilangkan keberkahannya.’’ (HR Muslim).
Nabi SAW melarang umatnya menimbun atau memonopoli dagangan tertentu guna menaikkan harga harga barang.
h. Tidak boleh menimbun dan memonopoli barang dagangan yang pada waktu tersebut menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Nabi SAW melarang umatnya menimbun atau memonopoli dagangan tertentu guna menaikkan harga harga barang. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Tidaklah seseorang menimbun barang, melainkan pelaku maksiat.’’ (HR Muslim). Sepanjang perjalanan sejarah, kaum Muslimin merupakan symbol sebuah amanah dan di bidang perdagangan mereka berjalan di atas adab Islamiyah,’’ ungkap Syekh Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam Ensiklopedi Adab Islam Menurut Alquran dan As-Sunnah. Kini, umat Islam tak lagi menjadi penguasa di bidang perdagangan.Tergesernya umat Islam dalam bidang perdagangan, barangkali karena sudah tak lagi memegang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
87
teguh etika dan adab berjual beli secara Islami.
Dari Rifa’ah: Bahwasanya ia keluar bersama Rasulullah menuju Baqi’ sementara orang-orang sedang berjual beli. Maka beliau berseru: “Wahai pada pedagang.” Maka mereka menyambut seruan beliau dan mengarahkan pandangan mereka kepadanya. Beliaupun berkata: “Sesungguhnya para pedagang pada hari kiamat nanti akan dibangkitkan sebagai orang-orang yang jahat, kecuali orang yang bertakwa, berbuat baik, dan jujur.” (HR. Ibnu Hibban, 11/277 no. 4910. Lihat juga Shahih Jami’ Shaghir no. 1594) Transaksi yang diridhai oleh Allah SWT harus memenuhi empat perkara: 1. Sah Menurut Agama Sebuah akad/transaksi dalam jual beli akan sah apabila terpenuhi syarat-syarat pada tiga rukunnya. Tiga rukun itu adalah pelaksana akad, barang yang diperjualbelikan, serta ijab dan qabul dalam akad jual beli.
Rukun pertama: Pelaksana akad Dipersyaratkan pada pelaksana akad beberapa hal: a. Saling ridha antara keduanya, sehingga jual beli tidak sah bila salah satunyamelangsungkan akad jual beli karena dipaksa. Sebab Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka (saling ridha) di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa’: 29)
88
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Nabi SAW juga bersabda:
اض ٍ إِ مَّ َناا ْل َب ْيع ُعَنْ َت َر
“Hanyalah jual beli itu (sah) bila saling ridha di antara kalian.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi)
Lain halnya bila pemaksaan itu dengan cara dan alasan yang benar maka jual beli tetap sah. Semisal bila pemerintah/ hakim memaksa seseorang untuk menjual hartanya untuk membayar utangnya, maka itu adalah bentuk pemaksaan yang benar. b. Kedua belah pihak pelaksana akad adalah seorang yang boleh secara syar’i untuk ber-tasharruf (bertransaksi), yaitu merdeka bukan budak, mukallaf (di sini bermakna baligh dan berakal), dan rasyid, yakni mampu membelanjakan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
89
harta dengan benar. Adalah tidak sah suatu transaksi yang dilakukan oleh anak kecil kecuali pada barang yang sepele, safih (lawan dari rasyid), atau orang gila, juga seorang budak yang tanpa seizin tuannya. c. Pelaksana akad harus seseorang yang memiliki barang yang diperjualbelikan, atau sebagai wakil darinya. Karena Nabi SAW berkata kepada Hakim bin Hizam :
ال َ َت ِب ْع َما لَ ْي َس ِع ْند ََك
”Jangan kamu jual sesuatu yang bukan milikmu.”
Al-Wazir mengatakan: ”Para ulama sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjual barang yang tidak berada dalam kekuasaannya dan bukan miliknya. Bila dia langsungkan penjualan dan orangpun membelinya, maka batal dan tidak sah.”
Rukun kedua: barang yang diperjualbelikan atau uang/ alat tukarnya. a. Barang yang boleh dimanfaatkan dan bukan barang yang haram. Sebagaimana sesuatu yang dibolehkan untuk dimanfaatkan secara mutlak menurut syariat, maka tidak sah jual beli yang diharamkan untuk dimanfaatkan. Karena Nabi SAW bersabda:
إِ َّنالل َه َح َّر َم َب ْي َع ا ْل َم ْي َت ِة وا ْل َخ ْم ِر َوالأْ َ ْصن َِام
90
“Sesungguhnya Allah mengharamkan jual beli bangkai, khamr (minuman keras), dan berhala.” (Muttafaqun ‘alaihi) Dalam hadits yang lain: Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
إذاح َّر َم َع ىَل َق ْو ٍم أَ ْك َل شيَ ْ ٍء َح َّرم َ َع َل ْي ِه ْم َث َم َن ُه َ َوإِ َّنالل َه
”Sesungguhnya bila Allah haramkan atas sebuah kaum suatu makanan maka Allah haramkan juga harganya.” (HR. Abu Dawud no. 3488, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud)
Di antara yang diharamkan untuk diperjualbelikan oleh umat muslimadalah khamr atau minuman keras, bangkai, babi, berhala, darahdan segala sesuatu yang haram. b. Barang atau uang/alat tukarnya adalah sesuatu yang berada dalam kekuasaan pelaksana akad.Bila tidak, maka hal itu serupa dengan sesuatu yang tidak ada wujudnya. Atas dasar itu tidak sah jual beli ikan yang masih di laut lepas, atau yang semakna dengan itu, atau membayar sesuatu dengan uang yang masih di bank tanpa diotorisasi untuk mengeluarkan uangnya. c. Barang atau uang/alat tukar adalah sesuatu yang diketahui kadarnya oleh kedua belah pihak. Karena ketidaktahuan adalah bagian dari gharar (ketidakpastian) dan hal itu dilarang dalam agama.Sehingga tidak boleh jual beli sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sudah dilihat namun belum dapat diketahui benar. Rukun ketiga: ijab dan qabul dalam akad/transaksi jual beli Ijab adalah lafadz yang diucapkan penjual semacam mengatakan: ”Saya jual barang ini.” Qabul adalah lafadz yang diucapkan pembeli, semacam mengatakan: ”Saya beli barang ini.” Namun terkadang ijab qabul ini bisa dilakukan dengan perbuatan, yaitu pedagang memberikan barang dan pembeli memberikan uang, walaupun tanpa bicara. Atau terkadang dengan ucapan dan perbuatan sekaligus. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
91
Seorang muslim harusnya Hendaknya menghindari segala bentuk transaksi perdagangan yang melanggar aturan agama. yang dilakukan mengandung keadilan Bentuk amalan yang tertolak dalam dan menjauhi bidang jual beli adalah semua akad/ kezaliman. Yang transaksi yang terlarang dalam syariat, kami maksud dengan baik disebabkan karena barangnya kezaliman adalah tidak boleh diperjualbelikan, karena suatu perbuatan yang syaratnya tidak terpenuhi, karena dengannya orang terjadi kezaliman (kerugian) bagi pihak lain terugikan atau pelaksana transaksi dan pada barang tersakiti, yang ditransaksikan, atau karena akan menyibukkan dari dzikrullah yang wajib saat waktunya terbatas, misalnya pada saat khutbah Jum’at. Dalam hal transaksi, bilamana larangannya terkait dengan hak Allah SWTmaka transaksi tersebut tidak sah, yakni tidak menjadikan berpindahnya kepemilikan. Yang dimaksud dengan hak Allah yakni larangan itu tidak gugur meskipun kerelaan kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Contoh dalam hal ini adalah menjual barang yang diharamkan dan transaksi riba. Allah telah melarangnya dengan begitu keras.Maka transaksi riba tidak mejadikan berpindahnya kepemilikan, dan syariat memerintahkan untuk dikembalikan. Nabi SAW sendiri telah memerintahkan seseorang yang menukarkan satu sha’ (2,76 kg) kurma dengan dua sha’ kurma untuk mengembalikannya, walaupun mereka saling ridha (karena ini termasuk transaksi riba fadhl). Bila larangan tersebut terkait dengan hak orang tertentu, di mana larangan akan gugur dengan kerelaannya, maka keabsahan akadnya tergantung dengan kerelaannya. Kalau dia rela maka akadnya sah dan berakibat berpindahnya kepemilikan.
92
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Jika tidak rela, maka akad menjadi batal.Contohnya adalah membelanjakan harta orang lain tanpa seizin pemiliknya. Sebagian ulama berpendapat bahwa semacam ini tidak batal sepenuhnya, bahkan tergantung kepada izin pemilik.Jika pemiliknya mengizinkan maka sah, dan jika tidak maka tidak sah. Contohnya lainnya adalah jual beli yang mengandung unsur penipuan (mudallas) seperti apa yang disebut AlMusharrat (membiarkan unta untuk tidak diperah susunya sehingga nampak gemuk dan susunya banyak, lalu dijual), jual beli najsy (penawaran barang dari sebagian pihak tapi bukan untuk membelinya namun untuk menipu pembeli lain), atau juga talaqqir rukban (mencegat orang pedesaan yang tidak tahu harga lalu membeli barang mereka sebelum sampai pasar). Hukum yang benar dari contoh-contoh tadi bahwa keabsahan transaksi itu tergantung kepada izin atau kerelaan mereka yang terzalimi atau dirugikan, karena telah terdapat riwayat yang shahih dari Nabi SAW bahwa dalam peristiwa Al-Musharrat, beliau memberikan khiyar (hak memilih antara membatalkan atau meneruskan kepada pembeli hewan tersebut). Sebagaimana beliau juga memberikan hak khiyar kepada para pedagang yang dari pelosok tersebut bila mereka telah sampai ke pasar (dan mengetahui harga pasar).Ini semua menunjukkan bahwa transaksi dalam jenis ini tidak batal begitu saja. 2. Mengandung Keadilan Hendaknya perdagangan yang dilakukan mengandung keadilan dan menjauhi kezaliman. Yang kami maksud dengan kezaliman adalah suatu perbuatan yang dengannya orang lain terugikan atau tersakiti, baik itu mengenai masyarakat umum atau yang mengenai pihak tertentu. Perdagangan yang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
93
mengandung kezaliman antara lain:
a. Menimbun / Ihtikar Menimbun atau ihtikar adalah menahan suatu produk khusunya yang menjadi kebutuhan masyarakat luas dengan tujuan menaikkan harga sehingga merugikan atau mencelakakan masyarakat. Ibnu Qudamah menyebutkan beberapa syarat ihtikar yang diharamkan: - Seseorang membeli barang yang ditimbun tersebut dari daerah setempat bukan dari luar daerah. - Barang tersebut adalah makanan pokok atau menjadi kebutuhan masyarakat luas seperti bahan bakar minyak.
Dengan pembelian atau penimbunan tersebut, masyarakat menjadi susah terkait kelangkaan barang tersebut. Jadi syarat diharamkannya adalah bahwa saat itu masyarakat luas membutuhkannya. Dari Ma’mar dia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda:
ٌاطئ ِ الَ َي ْح َت ِك ُر إِ َّال َخ
“Tidaklah melakukan ihtikar (penimbunan barang) kecuali orang yang berdosa.” (Shahih, HR. Muslim, Abu Dawud, AtTirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah, dan Ibnu Hibban dari sahabat Ma’mar )
94
b. Menipu / Curang (Ghisy) Dalam perdagangan diharamkan adanya penipuan atau kecurangan (ghisy) yang dapat saja terjadi dalam berbagai bentuk seperti di dalam akad jual beli atau kualitas barang yang dijualnya, cara pembayaran dan lain sebagainya. Contoh konkretnya adalah menyembunyikan mutu produk yang sebenarnya tanpa ada pemberitahuan / label yang memadai. Sabda Nabi dalam hadits yang lain, dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Tathfiif berarti mengurangi hak orang lain dalam takaran atau timbangan. Perbuatan ini telah dilarang keras oleh Allah dalam AlQur’an,
Rasulullah SAW bersabda:
َمنْ َغ َّشنَا َف َل ْي َس ِمنَّا َوا ْل َم ْك ُر َاع ِفي النَّا ِر ُ َوا ْل ِخد
“Barangsiapa yang berbuat curang kepada kami maka dia bukan dari golongan kami, dan makar serta penipuan itu di neraka.” (Hasan Shahih, HR. At-
Thabarani dalam kitab Mu’jam Al-Kabir dan Ash-Shaghir dengan sanad yang bagus dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya. Lihat Shahih At-Targhib, 2/159 no. 1768) Contoh penipuan atau kecurangan masa kini dalam perdagangan hasil perikanan antara lain: isi produk yang tidak sesuai dengan label, penjualan produk beku yang kandungan air/esnya sampai diluar kewajaran dan tidak ada label/keterangan yang menyertai, pemberian nama lain atau pemberian kode HS dengan ikan yang mempunyai nilai lebih mahal bagi potongan ikan/ fillet atau produk nampak segar akibat perlakuan kimiawi padahal mutunya sudah mulai menurun, pemalsuan asal usul negara. c. Mengurangi Hak atau Timbangan (Tathfiif) Tathfiif berarti mengurangi hak orang lain dalam takaran atau timbangan. Perbuatan ini telah dilarang keras oleh Allah dalam Al-Qur’an, diantaranya:“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
95
َوأَ ْو ُفوا ا ْل َك ْي َل َوا ْل ِميز ََان ِبا ْل ِق ْسطِ ال ُن َك ِّل ُف َن ْف ًسا إِال ُو ْس َع َها...... “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya.” (Al-An’am: 152)
)٩( سوا ا ْل ِميز ََان ُ َِوأَ ِق ُيموا ا ْل َو ْز َن ِبا ْل ِق ْسطِ َوال ُت ْخ ر “Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (Ar-Rahman: 9)
yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam?” (Al-Muthaffifin: 1-6) Ibnu Katsir menafsirkan: “Yang dimaksud dengan tathfiif di sini adalah merugikan timbangan. Contohnya adalah ketika si A meminta timbangan yang dilebihkan ketika si B akan melunasi kepada A, atau si C mengurangi timbangan ketika si D sedang melunasi hutang kepada C. Masalah timbangan atau hak orang lain perlu mendapat perhatian yang cukup karena didukung dengan sejumlah ayat-ayat dalam Al Qur’an. Allah SWTberfirman:
ُيم َذلِ َك َخيرْ ٌ َوأَ ْح َسن ِ َوأَ ْو ُفوا ا ْل َك ْي َل إِ َذا ِك ْلت ُْم َو ِز ُنوا ِبا ْل ِق ْس َط ِ اس ا ْل ُم ْس َت ِق )٣٥( َت ْأ ِويال
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar.Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Al-Isra’: 35)
96
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Allah juga telah membinasakan kaum Syu’aib dan menghancurkan mereka ketika mereka mengurangi takaran atau timbangan manusia. Selanjutnya, Allah telah berfirman dengan memberikan peringatan bagi mereka yang berbuat demikian maka akan mendapat sanksi yang pedih di hari penghitungan amal perbuatan manusia. Manusia dapat saja berbuat curang dan untuk sementara pihak yang dicurangi tidak merasakan atau tidak mengetahui, namun Allah SWT adalah Dzat Yang Maha mengetahui rahasia dan isi qalbu setiap makhluk ciptanNya. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah dan menemukan sekelompok masyarakat yang paling jahat dalam timbangan, maka Allah menurunkan ayat (artinya): ‘Celakalah orang-orang yang mengurangi sukatan (takaran)’. Setelah mengetahui adanya peringatan dan ancaman itu, maka merekapun memperbaiki penimbangan.” (Hasan, HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dan Al-Baihaqi. Lihat Shahih At-Targhib, 2/157 no. 1760) d. Najsy Najsy adalah “menaikkan harga barang” oleh orang yang pura-pura akan membelinya dengan cara menawarnya dengan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
97
harga yang tinggi, baik dengan tujuan menguntungkan penjual, mencelakakan pembeli, atau hanya main-main. Ibnu Abi Aufa mengatakan: “Orang yang melakukan najsy adalah pemakan riba dan pengkhianat.” Sementara itu Ibnu Abdul Bar mengatakan: “Ulama sepakat bahwa pelakunya bermaksiat kepada Allah SWT bila tahu larangan tersebut.” Larangan yang dimaksud adalah sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah: “Rasulullah SAW melarang orang kota untuk menjualkan milik orang pelosok, janganlah kalian saling melakukan najsy, janganlah seseorang menjual atas penjualan saudaranya, jangan pula melamar atas lamaran saudaranya....” (Shahih, HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi) Bila terjadi najsy, apakah jual beli tersebut sah?Jumhur ulama berpendapat bahwa bilamana terjadi penipuan yang tidak wajar maka pembeli punya hak khiyar/memilih.Tapi bila penipuannya tidak begitu besar maka pembeli tidak punya hak khiyar.Oleh karenanya, pembeli semestinya juga berhati-hati dan mencari informasi terlebih dahulu. e. Memaksa pihak lain Akad jual beli antara penjual dan pembeli tidak boleh dilakukan dengan memaksa kecuali keduanya saling ridha. Ini merupakan syarat sahnya jual beli. Islam mengharuskan demikian karena Islam hendak menghindarkan tindak kezaliman pada manusia. Sehingga tidak halal bagi seseorang mengambil harta orang lain yang keluar tanpa kerelaannya. Kondisi pemaksaan dapat dilakukan apabila ada putusan pengadilan misalnya penjualan barang-barang atau asset sebagai kewajiban untuk membayar hutang. Dalam hadits disebutkan:
98
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
الَ َي ِح ُّل َم ُال ا ْمر ِ ٍئ ُم ْس ِل ٍم إِالَ ّ ِب ِط ْيب ِ َن ْف ٍس ِم ْن ُه “Tidak halal harta seorang muslim kecuali dengan kerelaan dari jiwanya.” (Shahih, HR. Abu Dawud. Lihat Shahih Jami’: 7662) Tentang keharusan saling ridha ini Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.” (An-Nisa’: 29) Dalam hadits Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
اض ِ لاَ َي ْف رَ ِت َق َّنا ْثن ٍ َان إِ َّال عَنْ َت َر
“Janganlah sekali-kali keduanya (yakni penjual dan pembeli) berpisah kecuali saling ridha.” (Hasan Shahih, HR. Abu Dawud, Shahih Sunan Abi Dawud no. 3458) Dari Abu Said Al-Khudri ia berkata Rasulullah bersabda:
اض ٍ إِ مَّنَا ا ْل َب ْي ُع َعن ْ َت َر
“Jual beli itu hanyalah jika saling ridha.” (Shahih, HR. Ibnu Majah, lihat Shahih Al-Jami’ no. 2323) f. Menyembunyikan aib Seorang muslim diharuskan untuk berkata dan berbuat jujur dalam segala perbuatannya, termasuk tentunya dalam jual beli. Jika ia jujur maka Allah akan memberikan barakah dalam transaksi mereka. Sebaliknya, bila tidak jujur maka keberkahan itu akan dicabut oleh Allah SWT.Hadits Hakim bin Hizam, Rasulullah SAW bersabda: “Penjual dan pembeli itu punya hak khiyar (memilih antara Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
99
membatalkan atau tidak) selama mereka belum berpisah -atau: sehingga keduanya berpisah-. Bila keduanya jujur dan menerangkan, maka akan diberkahi jual beli mereka. Namun bila keduanya menyembunyikan serta berdusta maka akan dicabut keberkahan jual beli mereka.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Dawud)
Bilamana pekerja telah melakukan pekerjaannya, maka gaji merupakan haknya yang harus dipenuhi.Tidak halal bagi majikan untuk menahan gaji pekerja/ karyawannya.
Ulama telah bersepakat tentang haramnya menyem bunyikan aib dan bahwa pelakunya berdosa. Adapun aib yang dimaksud adalah semua cacat yang terdapat pada barang/ produk yang dijual dan terhitung mengurangi barang tersebut atau mengurangi harganya dengan kadar kekurangan yang menghilangkan nilainya, sehingga boleh dikembalikan bila pada barang sejenis ada aib/cacat semacam itu. Oleh karenanya, para ulama menetapkan adanya khiyar aib yakni hak khiyar yang disebabkan karena adanya cacat, walaupun cacat tersebut baru diketahui setelah sekian waktu.
g. Gharar Gharar adalah sesuatu yang tersembunyi atau belum diketahui akhirnya apakah akan menguntungkan atau akan merugikan. Jual beli yang mengandung unsur gharar semacam ini dilarang. Para ulama sepakat untuk melarang hal itu, karena Nabi SAW bersabda sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah: “Rasulullah melarang jual beli hashat2 dan melarang jual beli gharar.” (Shahih, HR. Muslim)
100
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Di antara gambaran jual beli gharar, seseorang menjual hewannya yang lari atau barang yang tertutup dan belum diketahui isinya, menjual hewan yang masih dalam kandungan kecuali bila bersama induknya, atau apa saja yang memiliki kriteria seperti di atas. Kecuali bila unsur gharar itu sangat sedikit dan sudah dimaklumi. Termasuk yang demikian bila menjual ikan yang masih dalam kolam, sementara kolamnya dalam dan besar sehingga sulit untuk mengetahui ikan yang berada di dalamnya. Oleh karenanya, ulama hanya membolehkannya bila terpenuhi tiga syarat: 1. Ikan itu benar-benar milik si penjual 2. Air tidak dalam sehingga mata dapat melihat dan mengetahui perkiraan jumlah ikan. 3. Memungkinkan untuk diambil.
h. Menahan gaji pegawai Bilamana pekerja telah melakukan pekerjaannya, maka gaji merupakan haknya yang harus dipenuhi.Tidak halal bagi majikan untuk menahan gaji pekerja/karyawannya. Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah SWTberfirman: ‘Tiga golongan manusia yang akan menjadi lawanKu di hari kiamat; seseorang yang bersumpah (kepada orang lain) dengan nama Allah lalu mengkhianati, seseorang yang menjual orang merdeka lalu memakan hasil penjualannya, dan seseorang yang menyewa pekerja lalu ia mengambil penuh pekerjaannya tapi ia tidak memberikan gajinya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari) i. Menjual atau membeli pada saat proses transaksi sedang berjalan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
101
Penjelasan dari larangan ini melalui contoh sebagai berikut: orang ketiga datang kepada dua orang yang sedang melangsungkan akad jual beli, di mana jual beli telah terjadi namun keduanya masih dalam tempo khiyar. Keduanya belum berpisah, maksudnya keduanya masih punya hak pembatalan, karena masih khiyar dan punya hak pembatalan, karena masih dalam satu majelis belum berpisah. Kemudian orang ketiga mengatakan kepada pembeli: ‘Batalkan saja jual belinya, saya akan beri kamu barang yang sama dengan harga yang lebih murah’ atau ‘harga sama namun barangnya lebih bagus’, atau mengatakan kepada penjual: ‘Batalkan saja penjualannya, nanti saya akan membeli dari kamu dengan harga yang lebih mahal.’ Dilarang pula menawar pada penawaran saudaranya. Gambarannya sama dengan di atas akan tetapi belum terjadi jual beli antara kedua belah pihak, namun keduanya sudah tawar menawar dan sudah sama-sama cocok. Lalu datanglah pihak ketiga dan mengatakan semacam ucapan di atas.Hal ini dilarang oleh Nabi, karena di samping merugikan, juga akan menyebabkan pertikaian. Disebutkan dalam hadits dari Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda:
لاَ َي ِب ُيع َب ْع ُض ُك ْم َع ىَل َب ْي ِع ِأخي ِه
“Janganlah seseorang dari kalian menjual/membeli atas penjualan/pembelian saudaranya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim) Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
لاَ َي ُس ِم ا ْل ُم ْس ِل ُم َع ىَل َس ْو ِم أَ ِخي ِه
“Janganlah seorang muslim menawar pada penawaran saudaranya.” (Shahih, HR. Muslim). Wallahu a’lam bish-shawab.
102
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Diplomasi Perikanan
Islam menjunjung tinggi perdamaian dan mengajarkan diplomasi dengan jalan komunikasi yang saling menghargai dan saling menguntungkan.
Hasil perairan termasuk ikan mempunyai keragaman jenis yang sangat tinggi dan masingmasing mempunyai perbedaan karakteristik. Dari sisi pemanfaatannya, hasil perairan dapat dibedakan menjadi produk konsumsi dan produk non konsumsi. Sebagai sumber protein hewani yang mempunyai berbagai keunggulan nutrisi, ikan menjadi produk yang volume dan nilai perdagangan dunianya terus meningkat dengan pesat sebagai akibat permintaan yang tinggi dari berbagai negara. Di pasar domestik di sejumlah negara termasuk Indonesia, perdagangan ikan juga semakin meningkat karena sejalan dengan meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan. FAO mencatat bahwa perikanan merupakan produk pangan yang paling dinamis perdagangan internasionalnya. Kondisi ini menjadikan ikan sebagai salah satu usaha bisnis yang prospektif meskipun dengan persaingan yang tajam. Akibatnya, untuk memenangkan suatu persaingan guna merebut pangsa pasar tertentu, seringkali ada hal-hal kurang terpuji dilakukan untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Persaingan pemasaran produk ikan tidak lagi hanya antar pelaku di negara yang sama, tetapi sudah menjadi persaingan antar negara. Masing-masing negara mempunyai kecenderungan untuk melindungi pasar domestiknya dan memberikan perlindungan kepada pelaku sejenis di dalam negeri. Berbagai aturan terkait hal itu diterapkan oleh masing-masing negara dengan cara dan gayanya sendiri-sendiri. Oleh karenanya, peraturan yang dapat mengatur perdagangan yang adil secara universal sangat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
103
diperlukan. Di sisi lain, World Trade Organization (WTO) yang telah diratifikasi oleh lebih dari 100 negara menjadi rujukan untuk penataan perdagangan dunia yang adil dan penyelesaian perselisihan yang timbul dalam perdagangan internasional yang semakin kompetitif. Prinsip dasar dari aturan WTO tersebut diantaranya: non diskriminatif, artinya suatu negara harus memperlakukan secara sama produk lokal maupun impor. Kondisi ini membuat seorang pemimpin harus memilih kebijakan yang terbaik dan sesuai untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Agar kebijakan yang diambil dapat membawa keberkahan, seorang pemimpin harus dapat mengharmoniskan tuntunan agama, hukum manusia yang ada serta kondisi usaha masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya. Islam menjunjung tinggi perdamaian dan mengajarkan diplomasi dengan jalan komunikasi yang saling menghargai dan saling menguntungkan. Demikian halnya Islam mengajarkan untuk membangun hubungan baik dengan tetangga (baik tetangga bangsa maupun tetangga dilingkungan tinggal) serta wajib membantu tetangga jikalau tetangga sedangan menghadapi kesulitan. Dan Allah SWT memuji perdamaian dengan firman-Nya:
ُّ َو ْالص ْل ُح َخير
“ ........ dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)» (QS. An-Nisaa: 128). Serta menganjurkan untuk membantu orang yang berhutang dan ditimpa kesukaran.
104
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
َ واخيرْ ُ َّل ُك ْم إِ ُنكنتُم ْ َت ْع َل ُم َ س ٍة َوأَ ْنت ََص َّد ُق ون ُ َوإِن َكا َن ُذ َ َس ٍة َفن َِظ َر ٌة إِ ىَل َم ْي ر َ ْوع ر «Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.» (QS. Al-Baqarah: 280). Demikian halnya dalam hadits dari Ibnu Umar r.a, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda:
. متفق عليه.َما َز َال ِج رْ ِب ْي ُل ُي ْو ِص ْي ِني ِبا ْل َجا ِر َحتَّى َظ َنن ُْت أَ َّن ُه َس ُي َو ِّر ُث ُه
«Jibril a.s senantiasa berpesan kepadaku dengan (selalu berbuat baik) kepada tetangga, sehingga aku mengira bahwa ia akan mewarisnya.» (Muttafaqun ‘alaih). Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang membantu seorang mukmin terhadap kesusahan dari kesusahan dunia, niscaya Allah SWT membantunya terhadap segala kesusahan hari kiamat. Dan barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah SWT memberi kemudahan kepadanya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa yang menutup (aib) seorang muslim niscaya Allah SWT menutupi (kesalahannya) di dunia dan akhirat. Dan Allah SWT selalu menolong hamba selama hamba itu selalu menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
.َّاسأَ ْح َس ُن ُه ْم َق َضا ًء ِ َّ م,ُأَ ْع ِط َهااِ َّياه ِ ِانن ِْخ ْ�ياِرالن “Berikanlah ia kepadanya, sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah sebaik-baik mereka ketika membayar pinjaman.”(HR. Muslim). Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda: Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
105
َّ ِ ُكل ُّ َي ْوم ٍ َت ْط ُل ُع ِف ْيه,َّاس َع َل ْي ِه َص َد َق ٌة الش ْمس ُ َي ْع ِد ُل ِ ُكل ُّ ُس َال َمى ِمنَ الن .َّاس َص َد َق ٌة ِ َبينْ َ الن «Setiap sendi dari manusia atasnya sedekah, setiap hari yang terbit matahari padanya melakukan keadilan di antara manusia adalah sedekah.» (Muttafaqun ‘alaih). Bagaimana berdiplomasi dengan mengoptimalkan sedekah sumberdaya perikanan?
LAMPIRAN
Prasarana dan Sarana Pasar Ikan Pengelolaan Pasar
106
1009.
HR. Bukhari No. 2707, ini adalah lafazhnya, dan Muslim No.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Tuntutan konsumen terhadap kualitas dan keamanan produk hasil perikanan saat ini menjadi prioritas utama untuk dapat diwujudkan. Hal ini sangat terkait erat dengan berbagai aspek yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi terhadap produk yang dipasarkan. Oleh sebab itu pengelolaan pasar ikan yang sesuai standar menjadi hal penting untuk direalisasikan. Untuk menciptakan pasar ikan yang nyaman dan bersih bagi pedagang maupun pengunjung, terutama untuk mengenai keamanan, mutu dan gizi pangan pada komoditas yang dijual maka diperlukan pengelolaan pasar ikan yang sesuai dengan standar pengelolaannya/PedomanCara Pengelolaan Pasar Ikan yang Baik (CPPIB) atau Good Fish Market Practices (GFMP). Pengelolaan Pasar Ikan yang Baik (CPPIB) atau Good Fish Market Practices (GFMP)dilakukan dengan cara : Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
107
• Membongkar muat ikan yang tidak menyebabkan kerusakan pada ikan; • Mengendalikan kondisi lingkungan pasar ikan, distribusi dan penyimpanan ikan khususnya yang berkaitan dengan suhu dan kebersihan; dan • Mengendalikan sistem pencatatan yang menjamin penelusuran kembali ikan yang didistribusikan.
Pedoman CPPIB tidak hanya digunakan pada saat pengelolaannya saja, melainkan digunakan pula sejak merencanakan, membangun konstruksi bangunan industri pangan olahan, mengembangkan dan menerapkan Sanitation Standard Operational Prosedure (SSOP), serta digunakan sebagai pedoman dalam melakukan audit internal; CPPIB harus dipedomani oleh para pelaku usaha distribusi dan pemasaran ikan, para pembina dan para pengawas mutu keamanan pangan serta para otoritas yang berkompeten, antara lain : - Otoritas dan Pengelola Pengembangan Pasar Ikan, digunakan pada saat merencanakan dan membangun konstruksi bangunan industri pangan olahan, mengembangkan dan menerapkan Sanitation Standard Operational Prosedure (SSOP), serta sebagai pedoman dalam melakukan audit internal; - Pembina mutu keamanan pangan, digunakan sebagai pedoman pengembangan standar kompetensi dan modul pelatihan bagi operator pasar ikan. Pedoman ini digunakan sebagai dasar untuk membina pengelola pasar ikan dalam mengembangkan SSOP; - Pengawas mutu keamanan pangan, digunakan sebagai acuan dalam melakukan inspeksi baik dalam membuat laporan ketidaksesuaian dan sebagai bahan memberikan
108
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
109
-
-
alternatif permintaan tindakan koreksi dan menjamin ketelusurannya. Pembina mutu keamanan pangan, digunakan sebagai pedoman pengembangan standar kompetensi dan modul pelatihan bagi operator pasar ikan. Pedoman ini digunakan sebagai dasar untuk membina pengelola pasar ikan dalam mengembangkan SSOP; Pengawas mutu keamanan pangan, digunakan sebagai acuan dalam melakukan inspeksi baik dalam membuat laporan ketidaksesuaian dan sebagai bahan memberikan alternatif permintaan tindakan koreksi dan menjamin ketelusurannya.
Gradasi persyaratan CPPIB terdiri atas 4 (empat) jenjang, yaitu: harus, seharusnya, sebaiknya dan dapat, dengan rincian sebagai berikut: • Persyaratan ”harus”, mengindikasikan apabila tidak dipenuhi akan mempengaruhi keamanan produk secara langsung dan dalam inspeksi dinyatakan sebagai ketidaksesuaian ”kritis”; • Persyaratan ”seharusnya”, mengindikasikan apabila tidak dipenuhi mempunyai potensimempengaruhi keamanan produk, dan dalam inspeksi dinyatakan sebagai ketidaksesuaian ”serius”; • Persyaratan ”sebaiknya”, mengindikasikan apabila tidak dipenuhi mempunyai potensimempengaruhi efisiensi pengendalian keamanan produk dan dalam inspeksi dinyatakan sebagai ketidaksesuaian ”mayor”; • Persyaratan ”dapat”, mengindikasikan apabila tidak dipenuhi mempunyai potensimempengaruhi mutu (wholesomeness) produk, dan dalam inspeksi dinyatakan sebagai ketidaksesuaian ”minor”.
110
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
CPPIB mencakup cara-cara pengelolaan pasar ikan yang baik, sejak bahan baku masuk ke lokasi pasar ikan sampai produk keluar dari pasar ikan, termasuk persyaratan lainnya yang harus dipenuhi. Berbagai hal yang dibahas dalam Cara Pengelolaan Pasar Ikan yang Baik adalah sebagai berikut: • Lingkungan Sarana Pasar yang meliputi lokasi dan keadaan sekitarnya; • Bangunan dan Fasilitas Pasar Ikan yang membahas rancang bangun pasar ikan yang mendukung CPPIB baik ruang pemasaran dan kelengkapannya, serta gudang; • Peralatan Penanganan ikan yang meliputi persyaratan umum peralatan penangan untuk pemasaran ikan;
Prasarana dan Sarana Pasar Ikan
Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumen dalam melakukan transaksi/belanja di pasar ikan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
111
maka diperlukan dukungan sarana prasarana yang memadai. Jenis-jenis prasarana pemasaran yang dikembangkan oleh Direktorat Pemasaran Dalam Negeri dalam menunjang kegiatan pemasaran hasil perikanan di dalam negeri meliputi: 1. Pasar Ikan Tradisional Pasar Ikan Tradisional adalah tempat terjadinya transaksi jual beli hasil perikanan secara retail atau eceran 2. Depo Pemasaran Ikan Segar Depo Pemasaran Ikan Segar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli hasil perikanan dalam kondisi segar maupun beku secara grosir maupun dalam jumlah partai besar 3. Depo Pemasaran Ikan Konsumsi Hidup Depo Pemasaran Ikan Hidup Konsumsi adalah tempat terjadinya transaksi jual beli ikan konsumsi dalam kondisi hidup 4. Depo Pemasaran Benih Ikan Depo pemasaran benih ikan Konsumsi adalah tempat terjadinya transaksi jual beli untuk memasarkan benih ikan konsumsi yang dilengkapi dengan kolam-kolam penampungan dan tempat pemasaran 5. Depo Pemasaran Rumput Laut Depo Pemasaran Rumput Laut adalah tempat terjadinya transaksi jual beli rumput laut baik dalam bentuk utuh maupun telah mengalami proses penanganan/pengolahan lebih lanjut 6. Kios Pemasaran Hasil Perikanan Kios Pemasaran Hasil Perikanan adalah tempat pemasaran dan penjualan produk-produk olahan hasil perikanan para Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR).
112
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Bangunan los pasar ikan sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan sanitasi dan hygiene, menyangkut dinding, lantai, atap, penerangan, instalasi air bersih, saluran pembuangan/Drainage serta memiliki sirkulasi udara yang cukup.
Pada bangunan lospasar ikan harus memiliki fasilitas penunjang antara lain : Gudang Penampungan Es, Toilet,Sarana cuci tangan, Bak penampungan ikan hidup,Bak sampah, Gudang Penyimpanan Kering, Segar dan Beku
Fasilitas Peralatan Pasar Ikan
a. Meja Display 1. Pasar ikan harus dilengkapi dengan saluran pembuangan limbah (drainage) yang memadai yang disediakan dibagian sisi ruangan dan di setiap baris meja display. Saluran harusterbuat dari bahan yang kedap air, rata tidak berpori dan halus agar mudah dibersihkan. 2. Kontruksi saluran harus berbentuk “U” agar mudah dibersihkan dan dapat mengalirkan limbah/air dengan lancar. 3. Untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pengunjung serta mencegah masuknya binatang pengerat, maka saluran harus ditutup dengan jeruji logam atau bahan lainnya yang diinjak dan tidak mudah karat.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
113
b. Talenan Talenan harus terbuat dari bahan yang tidak berlubang, dan kuat, hindari talenan yang terbuat dari kayu. c. Pisau Pisau sebaiknya dalam kondisi tajam, terbuat dari bahan yg tidak mudah berkarat, dan tersedia berbagai ukuran dan jenis sesuai dengan kegunaannya. d. Timbangan • Timbangan seharusnya dalam kondisi pas dan selau dilakukan kalibrasi secara rutin. • Timbangan terbuat dari bahan yang tidak mudah korosif dan mengkontaminasi ikan.
e. Keranjang Ikan Keranjang seharusnya terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mengkontaminasi produk. f. Trolly Trolly seharusnya terbuat dari bahan yang tidak mengkontaminasi produk. g. Cool box • Peti tempat penampungan ikan khususnya untuk ikan segar harusterbuat dari bahan yang kedap air, mudah dibersihkan, rata dan halus agar tidak merusak fisik ikan yang disimpan (fiberglass), memiliki daya insulasi yang baik, ketebalan insulasi seharusnya minimal 5 cm (styrofoam atau polyeuretan). • Ukuran peti penampungan harus memiliki kapasitas yang cukup dan cocok untuk penyimpan produk dan tidak terlalu tinggi, seharusnya maksimal 1,5 meter, untuk menghindari kerusakan ikan karena himpitan beban ikan yang terlalu tinggi. Pada kedua sudut bagian bawah sebaiknya dilengkapi saluran pembuangan air
114
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
yang cukup untuk mengalirkan air dan dilengkapi selang yang terhubung langsung ke saluran pembuangan (drainage).
Bangunan Depo Bangunan depo pemasaran ikan sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan sanitasi dan hygiene yang meliputi : Dinding, lantai, atap, penerangan , sirkulasi udara cukup. ventilasi minimal 20% luas ruangan, instalasi air Bersih, saluran pembuangan / Drainage Sedangkan Fasilitas Peralatan Depo yang harus dimiliki adalah sama dengan kebutuhan peralatan sama dengan pasar ikan yang terdiri dari dinding, lantai, atap, penerangan, instalasi air bersih, saluran pembuangan/ Drainage serta memiliki sirkulasi udara yang cukup Depo Pemasaran Ikan Hidup Fasilitas Utama • Kolam Karantina Kolam karantina sebagaimana tempat pengujian serta penanganan ikan yang akan masuk ke dalam depo yang diindikasikan terinfeksi penyakit. • Kolam Grading Kolam grading digunakan untuk pemilahan ikan dan mengelompokkan ikan berdasarkan ukuran (panjang atau berat), jenis serta kualitas ikan. • Kolam Stok Kolam mini digunakan sebgaai tempat pengumpulan ikan yang tidak semuanya dapat masuk ke dalam kolam retail. • Kolam Penginapan Kolam penginapan dimaksudkan sebagai tempat penitipan bagi ikan-ikan yang pada hari tersebut tidak terjual sehingga Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
115
pedagang dapat menitipkan ikannya untuk dijual pada hari berikutnya.Hal ini untuk menghindari resiko kamatian/ stress pada ikan selama dalam perjalanan. • Kolam Retail/Pemasaran Kolam retail digunakan sebagai tempat memasarkan ikan yang akan dijual. Pada kolam tersebut tidak semua ikan dimasukkan ke dalam kolam, namun hanya beberapa ekor sebagai contoh, sedangkan sisanya ditampung di kolam stok. • Kolam Reservoir Reservoir digunakan untuk penampungan air yang berasal dari air sumur/sumber air yang lain guna memenuhi kebutuhan air di depo. Selain sebagai tempat penampungan air, reservoir juga dapat dimanfaatkan sebagai kolam pemancingan yang diharapkan menjadi alternative pemasaran ikan yang efektif.
• Kantor Pengelola Kantor pengelola adalah tempat berlangsungnya kegiatan administrasi depo, tempat informasi pasar mengenai jenis ikan, ukuran, mutu ikan yang tersedia maupun yang diutuhkan oleh konsumen atau yang dimiliki oleh pembudidaya ikan yang siap untuk dipasarkan. • Drainage Saluran drainage diperlukan sebagai sarana pemasukan dan pembuangan air kolam. Saluran air dipisahkan antara air masuk dan air keluar agar tidak terkontaminasi dengan hama penyakit ikan jika ada kolam yang terserang hama dan penyakit ikan.
116
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
Fasilitas Penunjang • Kolam resapan Kolam resapan dibutuhkan untuk menetralisir limbah yang dihasilkan oleh depo agar tidak mencemari lingkungan. • Ruang display ikan Ruang display dimaksudkan untuk mempermudah pembeli melihat jenis dan ukuran ikan yang dipasarkan. • Fasilitas penunjang lainnya Untuk menunjang operasional depo maka dapat dilengkapi dengan beberapa fasilitas lainnya antara lain yaitu tempat parkir, pos retribusi, rumah jaga, rumah genset, restoran, rumah pompa) Peralatan Depo pemasaran ikan hidup dapat dilengkapi dengan pearalatan untuk menunjang pemasaran ikan hudup antara lain seperti tabung oksigen, plastik pengemasan, penyerok ikan, jaring dan lain-lain.
Kios Pemasaran Hasil Perikanan Fasilitas Pokok • Ruang display Ruang ini merupakan ruang utama dari proses pemasaran. Di ruang ini penjual dan pembeli berinteraksi. • Refrigerator (Kulkas) dan Frezeer (lemari beku) Kios pemasaran hasil perikanan dapat dilengkapi dengan kulkas dan freezer.Kulkas digunakan untuk menjajakan atau men-display produk olahan seperti jus rumput laut, manisan rumput laut dan olahan sejenis lainnya.Sedangkan Freezer (lemari beku) ini digunakan apabila kios menjual produk-produk hasil perikanan beku, seperti ikan beku, bakso ikan, fish nugget, dan produk olahan sejenisnya. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
117
• Rak pemasaran Rak pemasaran dibutuhkan untuk memajang (display) produk olahan kering, seperti terasi, kerupuk ikan, ikan asin/kering serta produk sejenis lainnya. • Ruang penyimpanan Ruang penyimpanan ini digunakan untuk menyimpan stok produk yang belum dipajang (display). • Meja Display Ikan Segar Kios pemasaran ikan dapat dilengkapi dengan meja display ikan apabila menjual atau memasarkan ikan segar. Ikan harus ditangani dengan baik serta mendapatkan perlakuan pendinginan dengan pemberian es yang cukup, baik saat pemajangan (display) maupun saat konsumen membawa ke rumah. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang kios pemasaran hasil perikanan lainnya antara lain yaitu Sarana Pemasaran Bergerak (SPG) roda 3 berefrigerasi, toilet, serta wastafel. Depo Pemasaran Benih Ikan Fasilitas Pokok • Kolam Karantina Kolam karantina sebagaimana tempat pengujian serta penanganan ikan yang akan masuk ke dalam depo yang diindikasikan terinfeksi penyakit. • Kolam Grading Kolam grading digunakan untuk pemilahan ikan dan mengelompokkan ikan berdasarkan ukuran (panjang atau berat), jenis serta kualitas benih ikan. • Kolam Stok Kolam ini digunakan sebagai tempat pengumpulan benih ikan yang tidak semuanya dapat masuk ke dalam kolam
118
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
•
•
•
•
•
retail. Kolam Penginapan Kolam penginapan dimaksudkan sebagai tempat penitipan bagi benih ikan yang pada hari tersebut tidak terjual sehingga pedagang dapat menitipkan ikannya untuk dijual pada hari berikutnya. Hal ini untuk menghindari resiko kamatian/stress pada ikan selama dalam perjalanan. Kolam Retail/Pemasaran Kolam retail digunakan sebagai tempat memasarkan ikan yang akan dijual. Pada kolam tersebut tidak semua ikan dimasukkan ke dalam kolam, namun hanya beberapa ekor sebagai contoh, sedangkan sisanya ditampung di kolam stok. Kolam Reservoir Reservoir digunakan untuk penampungan air yang berasal dari air sumur/sumber air yang lain guna memenuhi kebutuhan air di depo. Selain sebagai tempat penampungan air, reservoir juga dapat dimanfaatkan sebagai kolam pemancingan yang diharapkan menjadi alternative pemasaran ikan yang efektif. Kantor Pengelola Kantor pengelola adalah tempat berlangsungnya kegiatan administrasi depo, tempat informasi pasar mengenai jenis ikan, ukuran, mutu ikan yang tersedia maupun yang diutuhkan oleh konsumen atau yang dimiliki oleh pembudidaya ikan yang siap untuk dipasarkan. Drainage Saluran drainage diperlukan sebagai sarana pemasukan dan pembuangan air kolam. Saluran air dipisahkan antara air masuk dan air keluar agar tidak terkontaminasi dengan hama penyakit ikan jika ada kolam yang terserang hama dan penyakit ikan. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
119
Fasilitas Penunjang • Kolam resapan Kolam resapan dibutuhkan untuk menetralisir limbah yang dihasilkan oleh depo agar tidak mencemari lingkungan. • Ruang display benih ikan Ruang display dimaksudkan untuk mempermudah pembeli melihat jenis dan ukuran ikan yang dipasarkan. • Fasilitas penunjang lainnya Untuk menunjang operasional depo maka dapat dilengkapi dengan beberapa fasilitas lainnya antara lain yaitu tempat parkir, pos retribusi, rumah jaga, rumah genset, restoran, rumah pompa). Fasilitas Peralatan Depo Pemasaran Beni Ikan Konsumsi Depo pemasaran ikan hidup dapat dilengkapi dengan pearalatan untuk menunjang pemasaran ikan hudup antara lain seperti tabung oksigen, plastik pengemasan, penyerok ikan, jaring dan lain-lain. Pembangunan Depo Pemasaran Rumput Laut Fasilitas utama
Fasilitas utama Depo Pemasaran Rumput Laut adalah berupa bangunan Depo Rumput Laut. Adapun Konstruksi bangunan depo rumput laut harus memenuhi persyaratan antara lain bangunan dan dinding yang kokoh, atas dilengkapi pencahayaan yang cukup dan tidak bocor, lantai gudang terbuat dari beton, dilengkapi talang air dan pintu terbuat dari bahan yang kuat. Kemudian dilengkapi ventilasi dan di sekitar bangunan terdapat teritis yang lebar sehingga air hujan tidak tampyas serta bangunan membujur dari timur ke barat
120
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
sehingga sedikit terkena matahari.
Fasilitas Penunjang Depo pemasaran rumput laut harus mempunyai fasilitas penunjang sebagai berikut : • Identitas pengaturan lorong • Instalasi air dan listrik dengan pasokan terjamin • Instalasi hydrant dan alat penangkal petir. • Kantor atau ruang administrasi yang dilengkapi dengan jaringan komunikasi. • Saluran air yang terpelihara dan tidak tergenang • Sistem keamanan, ruang jaga dan pagar kokoh di sekelilingnya. • Kamar mandi dan WC. • Halaman atau area parkir dengan luas yang memadai. • Fasilitas sandar dan bongkar muat yang memadai (gudang yang berlokasi di pinggir perairan)
Peralatan Depo Rumput Laut Depo rumput laut harus mempunyai peralatan sebagai berikut: • Alat Timbang. Alat timbang yang ditera sah untuk mengukur berat barang. • Pengepres rumput laut. Pengepres rumput laut kering dapat bersifat mekanis atau manual. Fungsi pengepres ini adalah untuk meminimalisir penggunaan tempat khususnya saat proses pengangkutan sehingga dapat mengurangi biaya transportasi. • Mesin pencacah. Bila produk yang akan dipasarkan adalah rumput laut cacah (chips) maka depo rumput laut dapat dilengkapi dengan mesin pencacah rumput laut. • Palet. Palet yang kuat untuk menopang tumpukan barang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam
121
• • • •
122
sehingga mutu barang yang disimpan terjaga. Palet ini juga berfungsi untuk memudahkan proses pemindahan barang. Higrometer dan termometer .Higrometer dan thermometer digunakan untuk mengukur kelembaban dan suhu udara dalam gudang. Alat pemadam kebakaran yang tidak kadaluarsa sebagai alat penanggulangan pertama apabila terjadi kebakaran. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang dilengkapi dengan obat dan peralatan secukupnya. Alat kebersihan agar kebersihan gudang terjaga.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dalam Perspektif Islam