16 November 2008
KEPERAWATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab dalam membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya dan mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapi klien baik sebagai individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Pelayanan yang diberikan bersifat humanistik, berdasar pada ilmu dan kiat keperawatan serta berpedoman pada standar praktek dan menjunjung tinggi etika sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan.
Perawatan dalam Islam sudah dimulai sejak jaman Rasulullah dimana semasa hidup dengan Rasulullah, dia selalu mendarmabaktikan dirinya kepada umat Islam yang membutuhkan perawatan dalam masa perang. Dialah perawat Islam pertama yang bernama Rufaidah Al-Anshoriyah. Dia juga sebagai penggerak bagi kaum ibu untuk membentuk tim kesehatan guna membantu kebutuhan kaum muslimin serta memberikan perawatan. Dia adalah perawat yang selalu dekat dengan pasiennya dan merawat mereka sejak datang sampai pulangnya, mengurusi makanan dan keperluan-keperluannya. Sebagaimana rasulullah telah bersabda bahwa: “Barangsiapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak dikasihi dan disayangi Allah.” Dalam hadits yang lain dikatakan bahwa ”Kami (para wanita yang ikut ke medan perang) merawat dan mengobati orang-orang sakit dan luka-luka.” (HR. Bukhari No. 522)
Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar memiliki landasan yang kokoh terhadap aqidah (keimanan), syariah (aturan) dan akhlak (tingkah laku). Manusia sebagai hamba Allah memiliki kewajiban untuk beribadah, sebagaimana tercantum dalam QS. Adzdzaariyaat (51) : 56 yang artinya: ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku (beribadah).” Manusia dalam kehidupannya antar sesama memiliki akhlak dimana suatu tingkah laku dapat diberi nilai moral atau berakhlak tinggi jika pekerjaan itu dilakukan secara obyektif artinya dalam masa dan keadaan dengan tidak membeda-bedakan bangsa, ikatan keluarga, agama, kedudukan, dan lain-lain. Orang yang
1
sungguh-sungguh berakhlak tinggi atau bermutu, moral yang sempurna senantiasa berkata benar dan cinta kebenaran, adil dan jujur pada setiap manusia. Oleh karena itu, Al-Qur’an mengajarkan agar setiap muslim membiasakan dirinya kepada akhlak yang baik. Seperti yang terdapat dalam QS. Al-Hujurat (49) : 13 yang artinya ”...Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” Sebagai seorang muslim yang merupakan umat terbaik diharapkan dapat menyuruh, mengajak manusia kepada yang baik (ma’ruf) dan mencegah yang tidak baik (munkar) (QS. Ali Imran (3) : 110).
Falsafah keperawatan yang dijadikan dasar dalam memberikan pelayanan karena ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan klien dalam meningkatkan status kesehatannya ternyata mengambil nilai-nilai yang telah ada dalam Al-Qur’an. Adapun falsafah keperawatan yang telah ada berisi antara lain: 1. Memandang pasien sebagai manusia yang utuh. 2. Pelayanan diberikan secara langsung dan manusiawi. 3. Setiap orang berhak mendapat perawatan tanpa memandang suku, agama/ kepercayaan, status sosial dan ekonomi. 4. Perawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan. 5. Pasien merupakan mitra yang aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan penerima jasa yang pasif.
Mari kita renungkan dengan keterangan hadits di bawah ini. ”Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.” (HR. Tirmidzi)
”Melindungi keluarga dan masyarakat dari berbagai unsur yang membahayakan dalam segala bentuknya bernilai ibadah yang tinggi dan dikategorikan Nabi sebagai shadaqah. ” (HR. Ahmad)
“ Sesungguhnya Allah itu menyukai lemah lembut dalam semua perkara.” (HR. Bukhari)
2
”Barangsiapa yang menunjukkan atas kebaikan, maka baginya akan mendapatkan ganjaran kebaikan semisal ganjaran yang diterima pelakunya.” (HR. Muslim)
Pelayanan keperawatan yang diberikan tentunya tidak dapat dipisahkan dari tenaga yang memberikan pelayanan, yaitu perawat. Sebagai perawat muslim yang notabene mempunyai landasan kokoh dari Al-Qur’an dan Hadits Rasul, tentunya dapat mengamalkan kode etik dan standar praktek keperawatan dengan baik. Adapun peran utama perawat yang ada adalah pertama sebagai pelaksana pelayanan keperawatan dimana dia yang memberi pelayanan perawatan dari yang sederhana sampai yang paling kompleks kepada individu, keluarga dan masyarakat. Kedua sebagai pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan. Ketiga sebagai pendidik dalam ilmu keperawatan dimana bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran bagi tenaga perawat dan tenaga kesehatan lain. Keempat sebagai peneliti dan pengembang ilmu keperawatan dimana berperan dalam kegiatan penelitian khususnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan secara terus menerus.
Dengan keempat peran perawat di atas, maka diharapkan akan lahir : 1. Perawat-perawat yang mampu merawat manusia sebagai makhluk yang unik dan utuh dengan melakukan pendekatan secara komprehansif dan merencanakan perawatan yang bersifat individual berdasarkan kebutuhan Bio Psiko Sosio Spiritual klien sesuai tingkat tumbuh kembangnya. 2. Perawat-perawat yang dapat menghargai dan menerima martabat manusia tanpa diskriminasi jenis kelamin, usia, warna kulit, bangsa, agama dan kepercayaan serta sosial budaya termasuk ekonomi. 3. Perawat-perawat yang senantiasa menggunakan semua kesempatan untuk menciptakan kesadaran diri, menolong dirinya merumuskan tujuan yang tepat, serta membawa perubahan tingkah laku yang positif melalui hubungan interpersonal yang efektif. 4. Perawat-perawat yang dapat menolong individu-individu, mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, mempertahankan keseimbangan asuhan terhadap diri sendiri dengan menggunakan berbagai sumber dan memperbesar potensinya.
3
Berikut adalah beberapa landasan yang diperlukan dalam menggunakan keempat peran perawat tersebut. Dalam QS. Al-Israa (17) : 36 yang artinya ”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
”Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta.” (HR. Abu Na’im)
”Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik.” (HR. Abu Yu’la dan Al Baihaqi)
”Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan dengan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati.” (HR. Adailami)
”Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggung jawab dengan pimpinannya. Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan ditanyakan tentang perhatiannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
”Kalau sesuatu urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancuran.” (HR. Bukhari No. 1746)
”Tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu jika berkata lalu ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika dipercaya lalu berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
”Mudahkanlah terhadap orang lain dan janganlah kamu mempersulit mereka, dan berilah mereka kegembiraan dan janganlah mereka diusahakan untuk lari (terkejut).” (HR. Bukhari)
4
”Amalan ibadah yang paling dicintai Allah ialah amalan yang paling kontinyu walaupun sedikit.” (Muttafaq ’Alaih dari Aisyah)
Dalam QS. Ibrahim (14) : 24-25 yang artinya: ”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.”
Falsafah keperawatan jika melihat arti surat di atas memberi pengertian bahwa apabila perawat mengajak untuk berbuat baik, menyuruh untuk bertingkah laku yang sehat, membantu kliennya dengan penuh tanggung jawab bagaikan pohon yang baik dimana akarnya kokoh karena ia mempunyai landasan yang kuat untuk berbuat yaitu ilmu, kiat, standar dan etika keperawatan. Dan apabila semua perawat bersikap demikian tentunya akan membuahkan hasil yang banyak dimana derajat kesehatan masyarakat meningkat dan setiap orang berperilaku hidup sehat karena kebaikan itu seharusnya menular.
Beberapa contoh akhlak yang terdapat dalam Al-Qur’an antara lain : 1. Berkelakuan baik QS. An-Nisaa (4) : 86, QS. Al-Israa (17) : 53, QS. Al-Furqaan (25) : 63 2. Membalas kejahatan dengan kebaikan QS. Al-Mu’minun (23) : 96 dan QS. Al-Qashash (28) : 53 3. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan QS. Al-Baqarah (2) : 148 dan QS. Al-Maaidah (5) : 2 4. Bijaksana QS. An-Nisaa (4) : 113 dan Az-Zukhruf (43) : 63 5. Jujur QS. Al-Ahzab (33) : 23-24 6. Muka berseri-seri QS. Al-Ahzab (33) : 48 7. Hati yang bersih QS. Al-An’aam (6) : 125 dan QS. Az-Zumar (39) : 23
5
8. Pemaaf QS. Al-Baqarah (2) : 263 dan QS. An-Nisaa (4) : 149 9. Kasih sayang QS. Al-Fath (48) : 29 dan QS. Al-Balad (90) : 17 10. Mengutamakan yang lain QS. Al-Hasyr (59) : 9 11. Menjaga kehormatan QS. Al-Baqarah (2) : 273 12. Menundukan pandangan dan menjaga kemaluannya QS. An-Nuur (24) : 30 13. Berpaling dari perbuatan sia-sia QS. Al-Mu’minun (23) : 3 14. Tidak congkak dan merendah suara QS. Luqman (31) : 19 15. Ketenangan QS. Ar-Ra’du (13) : 28 16. Mensyukuri nikmat QS. Faathir (35) : 3 dan Adh-Dhuha (93) : 11 17. Sabar QS. Al-Baqarah (2) : 45, QS. Ali Imran (3) : 200, QS. Huud (11) : 11 dan QS. Ar-Ra’du (13) : 22 18. Menahan amarah QS. Ali Imran (3) : 134 dan QS. Asy-Syuura (42) : 37 19. Berlaku adil QS. Al-A’raaf (7) : 29, QS. Al-Mumtahanah (60) : 8 dan QS. Al-Maaidah (5) : 8 20. Menepati janji QS. Al-Baqarah (2) : 177, QS. Ar-Ra’du (13) : 20 dan QS. Al-Mu’minun (23) : 8 21. Menjaga Kebersihan QS. Al-Hajj (22) : 29 dan QS. Al-Muddatsir (74) : 4
6
PENTINGNYA KESEHATAN
Kesehatan adalah salah satu nikmat Tuhan yang harus disyukuri dan dijaga karena kebanyakan manusia menyadarinya setelah jatuh sakit. Dalam hadits riwayat Ahmad dan Baihaqi dikatakan bahwa: “Perhatikan lima perkara sebelum datang lima perkara, yaitu masa hidupmu sebelum datang matimu, masa sehatmu sebelum datang sakitmu, masa lapangmu sebelum datang masa sibukmu, masa mudamu sebelum datang masa tua, dan masa kayamu sebelum datang kemiskinan.”
Keterangan tentang pentingnya menjaga kesehatan banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits, seperti di bawah ini:
QS. Al-A’raaf (7) : 31 yang artinya: “...makan dan minumlah, dan janganlah berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
”Jauhilah kamu makan dan minum dengan berlebih-lebihan, karena yang demikian dapat merusak kesehatan tubuh, menimbulkan penyakit dan memberi kemalasan (kesulitan) ketika akan bersholat. Dan hendaklah bagimu bersikap sedang (cukupan) karena yang demikian akan membawa kebaikan pada tubuh dan menjauhkan diri dari sikap berlebihlebihan.” (HR. Bukhari)
Ibnu Umar ra. Berkata, Rasulullah saw memegang pundakku lalu bersabda, ” Jadilah engkau di dunia laksana orang asing atau orang yang menyeberangi jalan. Bila engkau berada di sore hari, maka jangan menunggu datangnya pagi, dan bila engkau di pagi hari, maka jangan menunggu datangnya sore. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari)
Peringatan Rasulullah saw: ”Tidak ada bejana yang lebih buruk yang diisi oleh seorang anak Adam daripada perutnya. Cukuplah bagi seorang anak manusia itu memakan makanan sekedar dapat meluruskan tulang sulbinya, atau jika tidak, sepertiga itu untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk napas.” (HR. Turmidzi)
7
Wasiat Luqman kepada puteranya: ”Hai anakku, ketahuilah jika perut diisi penuh maka akan tidurlah akal pikiran, akan kelulah lidah dari perkataan hikmah dan akan malaslah anggota badan dari ibadah.”
Perilaku manusia menghadapi sakit dan penyakit terdiri dari: -
Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behaviour), misalnya makan makanan bergizi, olahraga,dll.
-
Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour) adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk, melakukan imunisasi, dll.
-
Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya mengobati sendiri, datang ke fasilitas pelayanan kesehatan modern seperti RS, Puskesmas, dokter, bidan, atau ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, tabib, sinshe, dll).
-
Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour), yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan setelah sembuh dari suatu penyakit, misalnya melakukan diet, bed rest,dll.
-
Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatan yang digunakan.
-
Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behaviour) adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai bagian dari kesehatan manusia. Perilaku ini mencakup perilaku sehubungan dengan air bersih, air kotor (limbah), rumah yang sehat serta pembersihan sarang-sarang nyamuk, dll.
Perilaku-perilaku di atas apabila semua masyarakat menerapkannya diharapkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik dan jauh dari cobaan berupa penyakit. Hal ini juga yang menjadi landasan perawat untuk bertindak.
8
MANUSIA YANG SAKIT
”Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampaipun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.” (HR. Bukhari)
”Tidak ada seorang muslim yang ditimpa cobaan berupa sakit dan sebagainya, melainkan dihapuskan oleh Allah Ta’ala dosa-dosanya seperti pohon kayu menggugurkan daunnya.” (HR. Muslim No. 2202)
”Jika jatuh seekor lalat dalam minumanmu maka tenggelamkanlah kemudian angkatlah. Maka sesungguhnya pada sebuah sayapnya menimbulkan penyakit dan pada sayapnya yang lain terdapat zat penyembuhan.” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra., Nabi saw bersabda: ”Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obatnya yang juga diturunkan-Nya.” (HR. Bukhari No. 1662)
UPAYA MENCAPAI KESEMBUHAN DAN MENJAGA KESEHATAN
Dari Jabir ra. dari Rasulullah saw, sabdanya: ”Setiap penyakit ada obatnya. Apabila tepat obat suatu penyakit, tentu penyakit itu sembuh dengan izin Allah ’Azza wa Jalla.” (HR. Muslim No. 2067)
Dalam QS. An-Nahl (16) : 69 yang artinya: “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.”
Dari Ibnu ’Abbas ra., dari Nabi saw: ”Kesembuhan dari penyakit itu adalah dengan melakukan tiga hal: berbekam, minum madu dan dibakar dengan besi panas. Tetapi aku melarang umatku membakar dengan besi panas itu.” (HR. Bukhari No. 1663)
9
Rasulullah saw bersabda: ”Letakkan tanganmu di tubuhmu yang terasa sakit, kemudian ucapkan Bismillah tiga kali, sesudah itu baca tujuh kali: A’uudzubillaahi wa qudratihi min syarrimaa ajidu wa uhaadziru (Aku berlindung dengan Allah dan dengan kudrat-Nya dari penyakit yang kuderita dan kucemaskan).” (HR Muslim No. 2065) Dari Jabir ra. Katanya dia mendengar Rasulullah saw. Bersabda: ”Tutuplah bejana, tutup tempayan, karena pada suatu malam dalam setahun penyakit menular berjangkit. Setiap bejana atau tempayan yang dilewatinya tidak tertutup, niscaya bibit penyakit itu akan hinggap ke dalam bejana itu.” (HR. Muslim No. 1935)
AKHLAK TERHADAP ORANG SAKIT
Dari Tsauban ra Rasulullah saw bersabda: ”Siapa mengunjungi orang sakit, maka dia senantiasa berada dalam taman surga penuh dengan buah-buahan yang dapat dipetik sampai dia pulang kembali.” (HR.Muslim No. 2199)
Do’a Nabi Ayyub
Inni massaniyadhdhururru wa anta arhamurraahimiin “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.” (QS. al-Anbiya, 21 : 83)
Do’a Meminta Kesembuhan/ Kesehatan Diri
Allaahumma ‘aafinii fii badanii. Allaahumma ‘aafinii fii sam’ii. Allaahumma ‘aafinii fii basharii. Allaahumma innii a’uudzu bika minal kufri wal faqri. Allaahumma inni a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri laa ilaaha illaa anta.
”Ya Allah, sembuhkanlah/ sehatkanlah badanku. Ya Allah, sembuhkanlah/ sehatkanlah pendengaranku. Ya Allah sembuhkanlah/ sehatkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran/ kemiskinan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain-Mu.” (HR. Abu Daud)
10
Do’a Menjenguk Orang Sakit/ Kecelakaan
Allaahumma rabbannaasi adzhibil ba’sa, asyfi antasysyaafii laa syifaa’a illaa syifaa’uka syifaa’an laa yughaadiru saqamaa, imsahil ba’sa rabbannaasi biyadikasysyifaa’u, laa kaasyifa lahu illaa anta, as’alullaahal’azhiim, rabbal ’arsyil ’azhiim ayyasyfiyaka.
”Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah kesukaran/ penyakit itu dan sembuhkanlah ia, Engkaulah yang menyembuhkan, tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit lagi. Hilangkanlah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia. Hanya pada-Mulah obat itu. Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhannya ’arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Do’a Mengobati Orang Sakit
Bismillaahirrahmaanirrahiim. A’uudzu bi’izzatillaahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru. ”Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang kuperoleh dan yang kutakuti.” (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasai)
Do’a Menghadapi Musibah
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Allaahumma ajirnii fii mushiibatii wakhluf lii khairamminhaa.
”Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah kami pahala dalam musibahku ini dan berilah pengganti yang lebih baik.” (HR. Muslim)
11
Do’a Membimbing Orang Yang Hampir Wafat
Astaghfirullaahal ‘azhiim … Laa ilaaha illallaahu muhammadurrasuulullaah
“Aku mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung. Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah.” (HR. Muslim, Abu Daud dan Hakim) Dibaca terus menerus pada telinga orang yang hampir wafat itu.
Perawat yang bertanggung jawab dimana bekerjanya dilandasi dengan akhlak yang baik tentunya banyak disukai klien dan keluarganya. Memulai sesuatu dengan Basmalah dan diakhiri dengan hamdalah adalah wujud dari keikhlasan dan rasa syukur atas apa yang sedang dijalani. Hal ini juga menambah kepercayaan diri dan ketentraman hati.
Rasulullah bersabda: ”Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu untuk kalian yang bisa kalian shadaqahkan?. Sesungguhnya setiap tasbih (Subhanallah) adalah shadaqah, setiap takbir (Allahu Akbar) adalah shadaqah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah shadaqah, setiap tahlil (Laa ilaa ha illallah) adalah shadaqah, menyeru kepada kebaikan adalah shadaqah, dan mencegah dari yang munkar adalah shadaqah.” (HR. Muslim)
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahnya. Almath, MF. (1991). 1100 Hadits Terpilih. Jakarta: Penerbit Gema Insani Press Bahreisj, H. ____. Hadits Shahih Bukhari-Muslim. Surabaya: Penerbit CV. Karya Utama. Bidang Kaderisasi YPM Salman ITB. ______. Studi Islam Intensif. Bandung. Budiutomo, S. (2001). Manajemen Ibadah. Jakarta: Majalah Ummi. Daud, M. (1993). Terjemah Hadits Shahih Muslim. Jakarta: Penerbit Widjaya. Faridl, M. (2002). Do’a. Sebuah Petunjuk dan Contoh-contoh. Bandung: Penerbit Pustaka. Hamidy, Z, dkk. (1992). Terjemah Hadits Shahih Bukhari. Jakarta: Penerbit Widjaya. Nawawi, I. (2001). Terjemah Hadits Arba’in. Jakarta: Penerbit Al-I’tishom.
13