Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PERGESERAN NILAI BUDAYA ATAS PEMANFAATAN LAHAN ADAT DI KECAMATAN AMBALAU, KABUPATEN SINTANG Oleh MULYANI RANDI NIM. E51111039 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjugpura Pontianak. Tahun 2016 e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penyebab terjadinya pergeseran pemanfaatan lahan adat, serta medeskripsikan dampak atas terjadinya pergeseran pemanfaatan lahan adat di Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, ditinjau dari teori perubahan sosial (Talcott parson), teori evolusi kebudayaan (Tylor) dan teori ekonomi sosiologi (Damsar). Penelitian ini menggunakan model kualitatif dengan metode deskriptif, adapun subjek penelitian ini adalah masyarakat yang menjual lahan, tumenggung atau kepala adat, aparatur desa dan aparatur kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergeseran pemanfaatan lahan adat dipengaruhi oleh beragam faktor diantaranya desakan kondisi sosial ekonomi, harapan akan adanya lapangan pekerjaan serta iming-iming adanya kedudukan yang strategis dalam pekerjaan. Hal ini dipengaruhi karena sebagian besar masyarakat Kecamatan Ambalau bermata pencaharian sebagai petani lading berpindah, sehingga penghasilan masyarakat dirasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adanya perubahan-perubahan yang diharapkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya sehingga terjadinya penjualan lahan adat. Lahanadat yang awalnya hanya dimanfaatkan secara tradisional seperti sebagai tempat berladang, membangun pemukiman, berburu dan meramu bergeser pemanfaatannya menjadi areal bisnis seperti perkebunan kelapa sawit, pertambangan emas ilegal, danperusahaan kayu. Pergeseran Pemanfaatan lahan adat ini menimbulkan perubahan yang berdampak secara positif dan negatif, positifnya harapan akan adanyalapanganpekerjaan terwujud,perubahanekonomimenjadilebihbaik sedangkan negatifnya kekecewaan dan penyesalan, kekurangan lahan pertanian, kerusakan alam dan lingkungan. Kata-kata Kunci: Pergeseran pemanfaatan lahan adat, Pengaruh, Perubahan.
SHIFTING CULTURAL VALUES UPON INDIGENOUS OF EXPLOITING LAND IN AMBALAUSINTANG REGENCY Abstract This study aims to determine and describe causes of the shifting of Exploiting Land, and describe the impact of a shift in indigenous of exploiting land in Ambalau, Sintang,reviewed from the theory of social changes (Talcott Parson), the theory of cultural evolution (Tylor), and economic theory sociology (Damsar).This study uses a qualitative model by descriptive method, while the subject of this study is that people who sold the land,tumenggung or the head of customs, village apparatuses and the apparatus districts.The results showed that the shifting indigenous of exploiting land are influenced by a variety of factors, including the insistence of socio-economic conditions, expectation for getting employment opportunities as well as lure of strategic position in the job.This is affected due to most people in Ambalau work as farmers shifting agriculture, thus earning of society perceived to be enough to meet the needs for daily life. The changes expected by the society to improve their welfare so that the sale of indigenous land occurred.Indigenous land which was originally only used traditionally as a place of farming, build settlements, hunting and gathering its use shifted into business areas such as oil palm, illegal gold mining, and timber companies. The shifted usage of indigenous land cause changes that impact positively and negatively, The positive this is the expectation for employment opportunities realized,
1 Mulyani Randi, NIM.E51111039 Program Studi Sosiologi FISIP UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
economic change for the better, while the negative thing is disappointment and regrets, shortage of agricultural land, damage to nature and the environment. Keywords: Shifting of indigenous exploiting land, Influence and Changes.
bermukim ditepi-tepi aliran Sungai yang
A. PENDAHULUAN
bermuara ke sungai Melawi. Memiliki luas Setiap saat kebutuhan manusia
daerah 6.386 Km2, terdiridari 33 desa dan
akan tanah semakin mengingkat baik
merupakan
kebutuhans sebagai tempat tinggal maupun
KabupatenSintang, dengan hutan rakyat
sebagai
atau lahan adatnya pada tahun 2013 seluas
lahan
menyebabkan
usaha.
manuisa
Sehingga
berpacu
untuk
35.120
daerah
Ha
(Badan
terluas
Pusat
di
Statistik
menguasai dan memiliki tanah. Proses
Kabupaten Sintang 2014). Dengan kondisi
penguasaan lahan ini seiring waktu hingga
geografis
merabah lahan adat, lahan yang awalnya
berbukit dan pegunungan.Sebagian besar
sangatd ijaga oleh masyarakat beralih
masyarakat Ambalau merupakan keluarga
fungsinya.
(dalamIrwandi,
petani ladang berpindah dan berkebun,
2010:11) mengatakan bahwa perubahan
yang bekerja pada sektor pertanian yaitu
pemanfaatan
sebanyak 9581 keluarga.
Tjahjati
lahan
diartikan
sebagai
dimutasinya lahan meyangku ttransformasi
terdiri
dari
dataran
tinggi
Adanya proses sosial ekonomi di
dalam pengalokasian sumberdaya lahan
Kecamatan
dari
kepenggunaan
pengalihan fungsi lahan adat menjadi lahan
lainnya. Perubahan tersebut salah satunya
bisnis. Perubahan bidang pertanian yang
adalah
menghasilkan
suatu
ekonomi
penggunaan
terkait
dengan
proses
masyarakat,
sosial dengan
mudah
Ambalau
tambahan
diterima
dari
menyebabkan
pangan
lebih
pada
yang
segalabentukperubahan, pengalih-fungsian
menghasilkan berbagai jenis pangan. Salah
lahan. Merubah lahan
yang awalnya
satu tujuan masyarakat petani pedesaan
berkarakter pertanian menjadi areal bisnis.
untuk dapat merubah, dan meningkatkan
Pengembangan
kondisi
lahan
tersebut
juga
sosial
mengakibat adanya fenomena alih fungsi
keluarga,
hutan adat kelahan perkebunan sawit dan
kebutuhan
pertambangan
pedesaan.Oleh
di
wilayah
Kecamatan
juga
ekonomi
pendapatan
untuk
men-supply
pangan karena
masyarakat masyarakat
Ambalau, Kabupaten Sintang. Masyarakat
membutuhkan perbaikan kondisi ekonomi
di Kecamatan Ambalau Kabupaten Sintang
dalam
rangka mencapai
kesejahteraan
2 Mulyani Randi, NIM.E51111039 Program Studi Sosiologi FISIP UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
hidupnya, lahan dan hutan adat yang pada
masih relatif murah dibeli oleh pihak
awalnya
sumber
perusahaan, di samping itu juga terjadi
kehidupan pencarian nafkah, diperjual
dinamika perpindahan penduduk, mobilitas
belikan
tenaga kerja dari luar daerah, dan diikuti
digunakan
sebagai
sebagai
modal
untuk
mensejahterakan hidupnya. Lahan adat
beberapa komponen perubahan lainnya.
masyarakat yang dimanfaatkan sebagai areal pertanian perlahan-lahan bergeser fungsinya
menjadi
areal
indsutri.
B. METODE PENELITIAN
Perubahan ini misalnya ditandai dengan masuknya berbagai perusahaan seperti
Penelitian ini menggunakan metode
perusahaan kayu dan perusahaan sawit
penelitian
yang dioperasikan di Kecamatan Ambalau
perspektifdesriptif, dalam penelitian ini,
sejak awal tahun 2011. Selain itu lahan
penulis
adat masyarakat juga digunakan sebagai
mendukung
areal pertambangan emas.
penulislakukan dari awal sampai akhir agar
Mengarah kepada pendapat yang diungkapkan
oleh
Alqadrie
kualitatif
menggunakan penelitian
berdasarkan
teori
untuk
yang
akan
mendapatkan jawaban dan kesimpulan
dalam
pada penelitian tersebut. Adapun teori
Arkanudin, 2010:2) menyatakan bahwa
yang penulis gunakan dalam penelitian ini
dengan adanya pembangunan subsektor
yaituteoriperubahansosial (TalcotParsson),
perkebunan bagi masyarakat pedalaman
teorievolusikebudayaan
tidak hanya menyebabkan terbatasnya
danteoriekonomisosiologi (Damsar).
(Tylor)
ruang gerak tetapi juga tanah-tanah adat dan lahan pribadi masyarakat diambil oleh pihak perusahaan. Sebagai konsekuensi Garna,
(dalam
Arkanudin,
C. HASIL PENELITIAN
2010:2)
menyebutkan kehidupan masyarakat yang demikian akan mengalami : (1) kehilangan
1.
Pemanfaatan Lahan Adat Sebelum Terjadinya Pergeseran
tanah warisan nenek moyang, (2) status atau
kedudukan
sosialekonomi
yang
Daerah
Kecamatan
Ambalau
sebagian besar lahan adat dimanfaatkan
rendah, (3) lingkungan hidup mereka
sebagai
adalah
berladang, tempat berburu dan tempat
dimusnahkan
lingkunganyang atau
diganti
banyak baru.
areal
membangun
perkebunan,
pemukiman
tempat
penduduk.
Berdasarkanpendapatdiatastimbulfenomen
Pemanfaatan lahan secara sederhana ini
adariperubahantersebuttanah
dipertahankan dari beratus-ratus tahun
harganya
3 Mulyani Randi, NIM.E51111039 Program Studi Sosiologi FISIP UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang lalu.Melihat kehidupan masyarakat di
masyarakat Kecamatan Ambalau yang
Kecamatan Ambalau yang sebagian besar
sebagian besar adalah
adalah petani ladang berpindah, tentu
pendapatan keluarga tentu sangat minim
memperjelas alasan begitu pentingnya
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
lahan. Pertanian dengan sistem ladang
mereka sehari-hari. Selain itu, adanya yang
berpindah
tahunnya
berharap pertambahan lapangan pekerjaan,
membutuhkan lahan yang berbeda-beda
serta kedudukan atau jabatan yang strategis
untuk diolah dan ditanamai padi serta
dalam pekerjaan.Hal ini searah seperti
sayur-mayur,
akan
yang diungkapkan Max Weber (dalam
dimanfaatkan sebagai sumber makanan
Damsar 2002:3) yang juga dikenal sebagai
pokok masyarakat.Selain mengusahakan
ekonom telah memberi garis batas dengan
pertanian
ini
setiap
yang
nantinya
petani
jumlah
ladang
berpindah
dan
menekankan bahwa sosiolog ekonomi
karet,
masyarakat
juga
memperhatikan tindakan ekonomi sejauh
mengolah perkebunan kelapa, lada, kopi,
mempunyai dimensi sosial dan selalu
aren,
melibatkan
perkebunan
pinang
dan
aneka
lainnnya.Perekonomian
tanaman
makna
sertaberhubungan
masyarakat
dengan kekuasaan. Hal ini searah dengan
sebagian besar bergantung pada hasil
hasil penelitian dimana untuk mendapatkan
pertanian
ini,
sebagian
masyarakat
kebanyakan
sehingga
tidak
heran
lahan adat
Ambalau
yang
kekuasaan yang digunakan. Yaitu dengan
penduduknya
bermata
masyarakat
mengiming-imingi
adanya unsur
masyarakat
dengan
pencaharian sebagai petani tentu memiliki
status atau keududukan yang tinggi dalam
pendapatan yang tidak seberapa, yang bisa
pekerjaan.
dikatakan
hanya
pas-pasan
untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bahkan ada yang kekurangan.
3.
Dampak Pergeseran
Atas
Terjadinya
Pemanfaatan
Lahan
Adat 2.
Faktor
Penyebab
pemanfaatan
Pergeseran Lahan Adat Berdasarkan
Akibat terjadinya proses perubahan
Terjadinya
hasil
penelitian
lahan
adat
dengan
berubahnya sistem pertanian masyarakat
terungkap bahwa adanya beragam faktor
yang
yang mendasari masyarakat untuk menjual
kemudian mengarah kepada pola industri
lahannya kepada pihak perusahaan kelapa
melalui
sawit, dan perusahaan kayu. Yaitu adanya
pertambangan dan masuknya perusahaan
faktor
kayu membuat perubahan yang juga
ekonomi
keluarga,
karena
awalnya
pertanian
perkebunan
kelapa
tradisonal
sawit,
4 Mulyani Randi, NIM.E51111039 Program Studi Sosiologi FISIP UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
megarah pada perubahan sosial masyarakat
membantu menambah penghasilan dalam
setempat. Seperti yang diungkapan oleh
proses
Ritzer (2004:72), tingkah laku indivindu
Perubahan masyarakat dalam perilaku
yang berlangsung dalam hubungannya
sosial yaitu meningkatnyta etos kerja
dengan
yang
masyarakat, karena bsebagian masyarakat
akibat-
yang bekerja pada perusahaan merupakan
dalam
pekerja buruh harian. Jika masyarakat
menimbulkan
tidak bekerja tidak mendapatkan uang. Hal
perubahan dalam tingkah laku. Masyarakat
ini memicu semangat masyarakat untuk
Kecamatan Ambalau semakin konsumtif.
rajin dan rutin bekerja. Selain itu timbulny
Akibat bekerja menjadi buruh sebagian
akemorosotan
masyarakat meninggalkan kerja ladang
lingkungan yang rusak, kekurangan lahan
sehingga kebutuhan mereka akan pangan
pertanian, bergesernya nilai-nilai budaya
seperti beras dan sayur-mayur yang pada
berladang
dan
awalnya bisadiusahakan sendiri namun
perebutan
lahan.
terpaksa harus dibeli. Bukan hanya itu,
debit
tingkat gengsi masyarakat yang tinggi
menimbulkan berbagai keluhan lain dari
mengakibatkan pola konsumtif masyarakat
masyarakat. Sebab setelah berjalannya
pada benda-benda tersier meningkat seperti
perusahaan kayu dan perkebunan kelapa
berlomba-lomba membeli perhiasan.
sawit
faktor
lingkungan
menghasilkan akibatatauperubahan-perubahan faktor
lingkungan
Pertambahan lapangan pekerjaan.
memenuhi
air,
di
kebutuhan
lingkungan
konflik
akibat
sosial
seperti
Terjadinyapenurunan
akibat
Kecamatan
keluhan
hidup.
rusaknya
alam
Ambalauadanya
masyarakatyang
mengatakan
Keberadaan perkebunan kelapa sawit di
udara kotor karena asap, semakin hari
Kecamatan Ambalau telah menimbulkan
semakin
suatu
bagi
sebagai sumber air minum menjadi cepat
melalui
kering akibat penggundulan hutan. Selama
perubahan
wilayahnya,
di
yang
besar
antaranya
terasa
panas,
air-air
sungai
peningkatan populasi penduduk, karena
musim kemarau
adanya perusahaan maka bertambah pula
banyak masyarakat yang kekurangan air
lapangan
menarik
bersih. Hal ini terjadi selain karena air-air
kedatangan penduduk dari luar daerah
sungai kecil yang merupakan aliran air dari
untuk tinggal menetap dan bekerja di
bukit-bukit tidak mengalir dan kering,
Kecamatan Ambalau. Perubahan struktur
masyarakat
sosial ekonomi, bertambahnya lapangan
untuk mengkonsumsi air tersebut karena
pekerjaan
racun-racun hama dari perkebunan kelapa
pekerjaan
membuat
sehingga
bertambah
pula
yang berkepanjangan
jugamengalami
ketakutan
masukan bagi masyarakat sehingga dapat 5 Mulyani Randi, NIM.E51111039 Program Studi Sosiologi FISIP UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sawit juga mengalir ke sungai-sungai yang
bisnis seperti perkebunan kelapa sawit,
airnya dikonsumsi oleh masyarakat.
perusahaan kayu dan pertambangan yakni
suatu
perubahan
yang
mengakibatkan terjadinya pergeseran usaha tani tradisional (beladang padi). Faktor pendorong berdasarkan hasil penelitian yaitu faktor ekonomi, karena sebagain
D. PENUTUP
masyarakat
penghasilan
agraris
didapatkan
tidak
cukup untuk memenuhi kebuthan hidup
a) Kesimpulan Sebagai
yang
yang
hasil
sehari-hari. Sehingga dengan menjual
beberapa
lahan adanya harapan mendapatkan
kesimpulan dari hasiL penelitian yang
kehidupan yang lebih layak. Keinginan
telah penulis lakukan, yaitu ;
akan adanya lapangan pekerjaan, iming-
penelitian
penutup
ini
1. Tanah
dapat
yang
dari
ditarik
berupa
adat
imingan akan mendapatkan kedudukan
merupakan hal yang hakiki dalam hidup
yang lebih strategis dalam pekerjaan.
manusia,
masyarakat
Serta adanya harapan perubahan dalam
Kecamatan Ambalau. Tanah bukan
pembangunan lingkungan seperti jalan
hanya warisan nenek moyang tempat
raya.
juga
lahan
bagi
dileastarikan budaya dan adat-istiadat. Akan
tetapi
juga
kehidupan,
sebagai
sumber
sumber
rezeki
dan
2. Keputusan
berhasil
membawa
perubahan, akan tetapi perubahan ini juga
menimbulkan
dampak
bagi
pengahasilan. Karena tanah merupakan
masyarakat. Ada dampak yang timbul
hidup, dari tanah masyarakat bercocok
sesuai dengan harapan ada juga yang
tanam, berburu, meramu, mencari dan
jauh daripada apa yang diharapkan.
memanfaatkan
Dampak
hasil
hutan
berupa
ini
bersifat
positif
dan
sumber daya alam. Tanah berupa lahan
negative, positifnya sebagian harapan
yang begitu penting sebagai penunjang
dan
kehidupan, perlahan akibat berbagai
diwujudkan.
faktor yang beragam terjadi pergeseran
pekerjaan, terjadinya perubahan dalam
pemanfaatan.Ketikapengembangan
pembangunan, adanya bantuan dalam
pergeseran
lahan
terjadi
dunia pendidikan. Sedangkan dampak
perubahan
area
dulunya
negatifnya terjadinya perusakan alam
berkarakter
dilakukan, yang
pertanian
menjadi
impian
masyarakat Adanya
dapat lapangan
area 6
Mulyani Randi, NIM.E51111039 Program Studi Sosiologi FISIP UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dan
lingkungan,
timbulnya
rasa
kekecewaan dan penyesalan.
sawit, perusahaan kayu dan pengusaha
3. Selain beragam dampak negative yang timbul
salah
yang
tambang
emas
sebaiknya
paling
memperhatikan lingkungan sekitarnya
menonjol adalah terjadinya perubahan
dalam hal pembuangan limbah harus
perilaku sosial masyarakat, yang pada
ada penangan khusus agar limbah
awalnya
bersifat
perusahaan tidak merusak lingkungan
kegotong
royongan dalam bekerja
perlahan
satunya
2. Pihak perusahaan seperti perusahaan
kekeluargaan,
bergeser
menjadi
lebih
dan merugikan masyarakat. 3. Masyarakat adat, harus lebih selektif
individual. Sifat konsumtif masyarakat
dalam
semakin meningkat karena kekuarangan
berbagai kegiatan industri yang akan
lahan sebagai areal pertanian untuk
masuk di wilayahnya. Jangan sampai
bercocok tanam, membuat masyarakat
peroses indusrti ini nanti mengakibatkan
harus
besar
kerusakan alam dan lingkungan yang
Setiap
pada akhirnyamenimbulkankekecewaan
ada
dan penyesalan. Jika ada kerusakan
kita
alam, hukum adat perlu ditegakkan
tersebut
secara bijaksana guna melindungi hutan
membeli
kebutuhan keputusan
sebagain
sembakonya. apapun
konsekuensinya, menyikapi
itu
pasti
bagaimana
konseskuensi
tergantung dari individu masing-masing.
menyaring
dan
menerima
adat dari kerusakan.
b) Saran Berdasarkan
hasil
analisis
dan
E. REFERENSI
pembahasan serta kesimpulan yang telah dikemukakan penulis, ada beberapa saran dari penulis sebagai masukkan antara lain
Arkanudin. 2010. Perubahan Sosial Masyarakat Ladang Berpindah. Pontianak: STAIN.
sebagai berikut: 1. Pemerintah penggunaan
sebaiknya lahan
yang
mengawasi
Damsar.2002.SosiologiEkonomi.Jakarta: Raja Grafindo Persada
digunakan
sebagai area industri, jangan sampai lahan adat semua dikuasai dan dijadikan area bisnis. Serta berhati-hati dalam pemberian izin produksi, harus adanya pembatasan penguasaan lahan.
Irwandi. 2010. Pergeseran Hukum Adat dalam Pemanfaatan Tanah Ulayat Kaum di Kecamatan Banu Hampu Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Utara. dalam http://eprints.undip.ac.id/24106/1/IRWAN DI.pdf/ diakses pada 05/03/2015. Ritzer, G.dan Goodman, J, D. 2004. Teori Sosioligi Modern. Jakarta: Prenada Media. 7
Mulyani Randi, NIM.E51111039 Program Studi Sosiologi FISIP UNTAN