CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA KONVEKSI UD. AL WASILLAH TULUNGAGUNG 1
2
Pivin Winarsih ), Achmad Syaichu ) ABSTRAKSI Perencanaan kebutuhan bahan baku yang optimal sangat dibutuhkan dalam setiap industry pada umumnya dan pada khususnya disini UD. Al Wasillah yang bergerak di bidang usaha konveksi, dengan begitu permintaan yang ada dapat sampai pada tangan konsumen dengan tepat waktu. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Material Requirement Planning guna mendapat perencanaan kebutuhan bahan baku yang tepat waktu dan jumlah. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data internal perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder perusahaan dimana penelitian dilaksanakan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan dokumentasi perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah mengeplot data masa lalu, peramalan, penentuan Lot Sizing, Material Requirements Planning (MRP). Dari hasil pengolahan data yang dilakukan oleh penulis, diperoleh bahwa penggunaan metode Lot Sizing yang paling tepat untuk menyusun MRP pada UD. Al Wasillah adalah lot for lot. Dengan menggunakan Lot For Lot perusahaan hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.075.000, sedangkan dengan menggunakan Economic Order Quantity (EOQ) perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 15.082.000. Dengan begitu kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah untuk dapat meminimalkan total biaya inventori maka perusahaan harus merencanakan kebutuhan bahan baku yang ada pada perusahaan. Untuk merencanakan kebutuhan bahan baku tersebut maka perusahaan dapat menggunakan metode MRP agar perencanaan kebutuhan bahan baku tersebut dapat tepat waktu dan jumlah. Keywords: UD. Al Wasillah Tulungagung, Material Requirement Planning, Peramalan permintaan, Lot sizing
I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perusahaan konveksi UD. Alwasillah adalah perusahaan konveksi yang produksinya dikhususkan pada pembuatan pakaian muslim. Selama ini perencanaan produksi yang digunakan pada perusahaan ini hanya berdasarkan pengalaman perusahaan pada tahun – tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin maju yang menuntut agar semua sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat berfungsi dengan maksimal, maka perencanaan produksi yang baik juga harus dilakukan agar semua sumber daya yang telah tersedia dapat dimanfaatkan semaximal mungkin dan tidak perlu adanya suatu penumpukan sumber daya yang dapat menyebabkan berkurangnya laba.
24
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
Sumberdaya yang dimaksudkan di sini adalah persediaan. Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan memiliki peranan yang penting dalam perusahaan untuk kelancaran proses produksinya. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan pada suatu waktu tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan yang diperlukan dalam waktu secepatnya. (Eddy Herjanto;237) Dengan tidak adanya persediaan ada kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang membutuhkan atau tidak dapat memenuhi pesanan pelanggan sesuai dengan waktu yang ditetapkan, yang berarti bahwa perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh pelanggan. Persediaan menjadi sangat penting terutama perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang. Persediaan bahan baku adalah barang - barang yang dimiliki pada suatu saat dengan makud untuk dipakai atau dijual kembali secara langsung maupun melalui proses produksi. Perencanaan persediaan yang baik haruslah menghindarkan pengakumulasian yang tidak selayaknya. (Universitas Gunadarma, bab 18; 230) Masalah – masalah yang timbul pada persediaan bahan baku akan berpengaruh terhadap proses yang akan berakibat pada perkembangan dan pertumbuhan perusahaan, sehingga berdampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Bahan baku adalah bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari suatu produk. (Nafarin;202) Suatu sistem yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persediaan bahan baku adalah MRP (Material Requirement Planning). MRP adalah pembelian barang yang dibutuhkan, direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk membuat barang. Dengan metode ini jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk periode mendatang dapat diketahui, sehingga dengan begitu perusahaan dapat mengoptimumkan persediaan bahan baku yang diperlukan dengan begitu persediaan yang ada tidak terlalu besar dan tidak berdampak pula pada biaya biaya yang dikeluarkan, seperti biaya: penyimpanan, biaya kerusakan dan biaya biaya yang lainnya. Sebaliknya persediaan yang ada tidak terlalu kecil yang akan menghambat kelancaran produksi karena kurangnya bahan baku yang ada. (drs. Pangestu subagyo, M. B. A., 2009) 1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Apakah perencanaan kebutuhan bahan baku yang optimal dapat meminimalkan total biaya inventory. b. Apakah metode MRP dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku yang tepat waktu dan jumlah. 1.3 TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui apakah perencanaan kebutuhan bahan baku yang optimal dapat meminimalkan total biaya inventory. b. Mengetahui apakah metode MRP dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku yang tepat waktu dan jumlah.
25
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Dalam aspek apapun kita sangat membutuhkan sebuah manajemen atau pengaturan, begitu halnya dengan proses produksi, dalam hal ini kita sangat membutuhkan manajemen operasi. Di sini manajemen operasi sangat bertanggung jawab untuk memproduksi barang dan jasa dalam organisasi agar berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal. Manajemen operasi adalah suatu proses yang secara berkesinambungan (kontinu) dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk mengintergrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. (Forgarty, 1989) Manajemen operasi adalah proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (set of activities) untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain. (Suyadi prawirasentoso, 2000) 2.2
Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa apa saja, bahan baku (bahan mentah), bahan pembantu, maupun yang sudah jadi. Intinya dalam suatu perusahaan pasti akan selalu ada persediaan karena tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam menangani persediaan, yaitu: Memelihara sumber pasokan, dalam hal ini perusahaan harus mampu membangun kerjasama yang baik dengan pihak pemasok, dengan begitu hal ini dapat menjadi jaminan bahwa pasokan material akan tersedia tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dan tepat harga. Pemeliharaan material, jaminan bahwa item sediaan akan terpelihara dengan baik, aman dan tidak rusak sejak diterima sampai diserahkan untuk diproses. Pemanfaatan tepat waktu, dalam hal ini jumlah item sediaan dan waktu pengadaannya harus sejalan dengan jadwal produksi (sediaan tidak boleh terlalu banyak juga tidak baik jika terlalu sedikit). 2.3 Peramalan Permintaan Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran, jumlah, mutu, waktu dan tempat yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa. Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. (Drs. Hery prasetya) 2.4
Penentuan ukuran Lot (Lot Sizing) Lot sizing adalah meminimalkan total biaya order (set-up cost) dan biaya simpan (holding cost). Biaya order dipengaruhi oleh frekuensi order, dan biaya simpan dipengaruhi oleh banyaknya barang yang disimpan.
26
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
Dalam perhitungan lot sizing, tersedia berbagai teknik yang terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu model lot sizing dinamis dan model lot sizing statis. Penggunaan kedua metode tersebut tergantung kondisi permintaan/ pengorderan (planned order release), bila permintaan bersifat konstan maka model lot sizing statis yang digunakan, tapi apabila permintaan bersifat lumpy maka model lot sizing yang dinamis harus digunakan. 2.5
Pengertian MRP Pengendalian persediaan sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan, dengan adanya pengendalian maka tidak akan ada banyak penumpukan persediaan di gudang yang dapat mengakibatkan bekurangnya keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Adapun metode yang digunakan untuk mengendalikan persediaan bahan baku yaitu, dengan membuat suatu perencanaan pengendalian persediaan bahan baku yang salah satunya dengan menggunakan sistem Material Requirement Planning (MRP). MRP merupakan suatu konsep dalam sistem produksi untuk menentukan cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan material dalam proses produksi sehingga material yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang dijadwalkan. MRP adalah suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk mengolah jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih untuk semua item. (Baroto, 2002) MRP adalah pembelian barang yang dibutuhkan, direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk membuat barang. (drs. Pangestu subagyo, M. B. A., 2009) III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini dilakukan pada home industri konveksi UD. Al Wasillah yang berlokasi di desa bungur RT 05 RW 01 Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini dilakukan pada bulan april sampai bulan Juni 2011. 3.2 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data adalah: a. Metode observasi, adalah suatu cara pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan dan pencatatan dengan cara sistematik fenomena – fenomena yang diteliti. Metode ini dilakukan dengan cara mengamati dan memperhatikan secara langsung aktivitas atau kegiatan perencanaan di UD. Al Wasillah. b. Metode wawancara, metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai langsung dengan pemilik dan pegawai. c. Metode studi pustaka, metode ini dilakukan dengan cara mencari data dan informasi dari literatur yang menunjang keberhasilan penelitian, berupa buku – buku, dokumen umum perusahaan yang relevan dengan teknik penelitian.
27
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
3.3 Flowchart Penelitian
MULAI
STUDI PENDAHULUAN
OBSERVASI
PENGUMPULAN DATA
ANALISA DATA
KESIMPULAN dan SARAN
SELESAI
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
IV. PEMBAHASAN 4.1. Data Permintaan Dari semua produk yang dihasilkan oleh UD. AL WASILLAH penelitian kami khususkan pada produk baju taqwa saja hal ini dikarenakan perusahaan lebih banyak memproduksi baju taqwa baik itu untuk anak – anak maupun untuk orang dewasa dibanding dengan produk yang lain.
28
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
Tabel 4.1 Data Permintaan Produk Baju Taqwa UD. AL WASILLAH periode November 2010 – Desember 2011 No. Tahun Bulan Hasil produksi 1. 2010 November 850 2. Desember 1500 3. 2011 Januari 1050 4. Februari 850 5. Maret 900 6. April 1000 7. Mei 1100 8. Juni 1300 9. Juli 1500 10. Agustus 1300 11. September 1100 12. Oktober 1000 Sumber: Data Diolah Gambar 4.2 Grafik Permintaan 4.2 Data Persediaan Data persediaan yang berhubungan dengan produk dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Tabel Persediaan Bahan Baku per Bulan Nama Persediaan di tangan Lead time Kain 2743 meter 5 hari Benang 34.5 gulung 1 hari Kancing 2400 biji 1 hari Sumber: UD. AL WASILLAH Table 4.4 Tabel biaya persediaan bahan baku No
Bahan baku
Harga
Biaya pemesanan
Biaya penyimpanan
1
Kain
Rp 25.000/M
Rp 250.000/pesan
Rp 400.000/bulan
2
Benang
Rp 7.000/gulung
Rp 8.000/pesan
Rp 50.000/bulan
3 Kancing Rp 500/biji Rp 5.000/pesan Rp 20.000/bulan Sumber: Data Diolah Table 4.5 total biaya persediaan bahan baku No Bahan baku Persediaan Harga Total 1. Kain 2743 meter Rp 25.000/M Rp 68.575.000 2. Benang 34.5 meter Rp 7.000/gulung Rp 241.500 3. Kancing 2400 biji Rp 500/biji Rp 1.200.000 4. Total Rp 70.016.500 Sumber: data diolah
29
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
4.3 Pengolahan Data 4.2.1 Peramalan Berdasarkan pada gambar 4.2, pola data yang terbentuk pada gambar tersebut adalah pola acak, sehingga peramalan yang cocok untuk pola tersebut adalah Single Moving Average dan Single Exponential Smoothing a. Single Moving Average Rumus peramalan fungsi metode ini: Dimana: Ft = ramalan kegiatan pada period ke t ( forecast) N = jumlah periode yang dicakup dalam analisis perataan At-1 = aktifitas pada periode sebelumnya At-2; At-3; +At-n = aktifitas pada2;3 dan n periode Sebelumnya b. Single Exponential Smoothing Rumus untuk peramalan fungsi metode ini: Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1) Dimana: Ft = ramalan permintaan (forecasting) yang dihaluskan secara exponential untuk waktu t Ft-1 = ramalan permintaan pada periode sebelumnya At-1 = permintaan nyata (actual demand) pada periode sebelumnya α = konstanta penghalusan ramalan (merupakan nilai 0< α<1 yang ditentukan secara subjektif). Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan 2 metode peramalan di atas di peroleh bahwa metode yang paling tepat adalahSingle Moving Average, hal ini dikarenakan nilai MAD, MSE, dan MAPE yang terdapat pada metode ini lebih kecil. Perhitungan peramalan dapat dilihat pada lampiran A. Dibawah ini disajikan table perbandingan nilai MAD, MSE, dan MAPE. Perhitungan nilai MAD, MSE, dan MAPE dapat dilihat pada lampiran B. Table 4.5 Perbandingan Nilai MAD, MSE, dan MAPE untuk metode single moving average Single Moving Average N MAD MSE MAPE MFE 3
-13.83
46527.83
-3.55
269.5
4
55.08
33246.42
3.42
409.25
5 55.58 Sumber: Data Diolah
30737.08
3.45
568.08
30
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
Tabel 4.6 perbandingan nilai MAD, MSE, dan MAPE untuk metode Single Exponential Smoothing. Single Exponential Smoothing Α MAD MSE MAPE MFE 0.05
214.03
549713.1
16.21
214.03
0.1
182.57
39997.33
13.33
182.57
0.2 115.29 159502.4 7.23 115.29 Sumber: Data Diolah 4.4 Penghitungan Lot sizing Setelah diketahui jumlah unit kebetuhan bersih untuk setiap bahan baku, maka perlu direncanakan pembelian bahan baku tersebut. Perencanaan pembelian bahan baku dilakukan dengan cara menentukan jumlah dan waktu pembelian yang optimal. Pada penelitian ini, penentuan waktu dan jumlah pembelian yang optimal akan ditentukan dengan metode Lot sizing yang akan dijadikan sebagai acuan, yaitu Lot For Lot dan Economic order quantity. Pemilihan metode yang akan diterapkan nantinya adalah metode yang menghasilkan jumlah biaya yang paling minimal diantara ketiga metode. Penghitungan Lot sizing tersebut akan dilakukan dengan bantuan software Pom for Windows. Hasil perhitungan secara detail untuk tiap – tiap metode dari tiap – tiap bahan baku dapat dilihat pada lampiran, sedangkan pembahasan berikut ini hanya menampilkan hasil akhir dari tiap – tiap bahan baku. a. Penghitungan Lot sizing dengan menggunakan metode Lot For Lot Pada penghitungan Lot For Lot besarnya pembelian bahan baku yang dilakukan adalah sebesar kebutuhan bersih tiap minggunya. Biaya yang timbul pada metode ini hanyalah biaya pemesanan saja, karena pada metode ini bahan baku tida sampai pada tahap penyimpanan. Hasil akhir penghitungan Lot For Lot untuk tiap – tiap bahan baku dapat dilihat pada table 4.10. sedangkan perincian penghitungan untuk tiap – tiap bahan baku dapat dilihat pada lampiran . Table 4.12 hasil akhir pengitungan metode Lot For Lot Bahan Baku
Total Biaya
1. Kain
Rp 1.000.000
2. Benang
Rp
40.000
3. Kancing Rp 35.000 Sumber: Data Diolah b. Penghitungan Lot sizing dengan menggunakan metode Economic order quantity Pada penghitungan economic order quatity jumlah bahan baku yang dipesan dianggap konstan, yaitu jumlah bahan baku yang dipesan pada setiap periode sama banyak. Hasil akhir penghitungan Economic order quantity untuk tiap – tiap bahan baku dapat dilihat pada tabel 4.11. sedangkan perincian penghitungan untuk tiap – tiap bahan baku dapat dilihat pada lampiran .
31
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
Tabel 4.13 Hasil akhir penghitungan metode Economic order quantity Bahan baku
Total Biaya
1. Kain
Rp 13.400.000
2. Benang
Rp 167.000
3. Kancing Rp 1.515.000 Sumber: Data Diolah 4.5 Langkah – langkah penghitungan Lot sizing dengan menggunakan Pom for Windows Dari data yang ada pada tabel kebutuhan bersih bahan baku per item Maka kita dapat menghitung Lot sizing dengan metode lot for lot dan Economic order quantity dengan menggunakan Pom for Windows dengan langkah – langkah sebagai berikut: 1. Membuka program Pom for Windows 2. Memilih modul Lot sizing 3. Pilih File New 4. Memasukkan komponen data yang dibutuhkan
Komponen – komponen data yang dibutuhkan adalah: a. Number of periode, yaitu periode yang dipakai untuk menghitung Lot sizing dalam penelitian ini periode yang digunakan adalah 2 bulan yang dibagi menjadi mingguan yaitu 8 minggu. b. Row names, yaitu nama dari kolom disini memakai 1,2,3,4,5 5.
Memasukkan data
Data – data yang dimasukkan adalah: a. Period, yaitu periode yang dipakai pada penelitian ini 8 periode
32
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
b. c. d. 6. 7. 8.
Demand, yaitu kebutuhan bersih yang telah dihitung sebelumnya yang terjadi tiap minggu. Parameter, yaitu kelengkapan yang dibutuhkan untuk menghitung Lot sizing, seperti: holding cost(biaya penyimpanan), set up cost(biaya persiapan), dll. Value, yaitu nilai dari parameter. Klik metode apa yang akan dipakai dalam penghitungan Lot sizing, penelitian ini menggunakan lot for lot dan Economic order quantity. Bila data yang dibutuhkan telah lengkap, klik SOLVE Membaca hasil dari perhitungan
Hasil perhitungan terdiri dari: a. Period: Initial inventory, yaitu persediaan awal Totals, yaitu jumlah dari kebutuhan Average demand, yaitu rata – rata kebutuhan Total cost, yaitu jumlah dari biaya yang dikeluarkan untuk setiap metode b. Demand, adalah nilai dari kebutuhan bersih tiap minggu yang telah dihitung pada tabel kebutuhan bersih. c. Order receipt, adalah laporan permintaan kebutuhan. d. Inventory, yaitu persediaan e. Holding cost, yaitu biaya penyimpanan yang dibutuhkan untuk setiap persediaan bahan baku. f. Set up cost, yaitu biaya pemesanan yang dibutuhkan setiap kali diadakan pemesanan persediaan bahan baku. 4.6 Pemilihan Metode Lot sizing Setelah dihitung dengan menggunakan ketiga metode yang dijadikan acuan, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil dari kedua metode tersebut. Teknik yang dipilih untuk tiap – tiap bahan baku adalah teknik yang menghasilkan biaya yang paling minimum. Tabel di bawah ini akan memberikan gambaran secara jelas perbandingan kedua metode tersebut untuk tiap – tiap bahan baku.
33
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
Tabel 4.14 Perbandingan hasil Lot sizing Metode Lot sizing Bahan baku
Lot For Lot
Economic order quantity
1.Kain
Rp 1.000.000
Rp 13.400.000
2. Benang
Rp 40.000
Rp 167.000
3. Kancing Rp 35.000 Rp 1.515.000 Sumber: Data Diolah Dari data pada tabel 4.12 tersebut, dapat ditentukan metode yang paling optimal untuk tiap – tiap bahan baku. Untuk lebih jelasnya, penentuan Lot sizing yang akan digunakan untk tiap – tiap bahan baku dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini. Tabel 4.15 Penggunaan metode Lot sizing untuk bahan baku Jenis bahan baku Metode Lot sizing 1.
Kain
Lot For Lot
2.
Benang
Lot For Lot
3.
Kancing
Lot For Lot
Sumber: Data Diolah
I. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah bahwa persediaan dalam suatu perusahaan merupakan kebutuhan yang sangat penting. Dengan adanya persediaan yang tepat waktu dan jumlah maka proses produksi yang ada dalam perusahaan akan berjalan dengan lancar dan permintaan terhadap produk tesebut akan tiba dengan tepat waktu di tangan konsumen, oleh karena itu diperlukan pula perencanaan persediaaan yang optimal agar dapat meminimalkan total biaya inventori. Dengan adanya perencanaan persediaan yang optimal maka total biaya persediaan dapat diminimalkan. Sebelumnya dengan perencanaan persedian secara manual perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 70.508.000,00, setelah digunakan metode MRP dengan lot size lot for lot dalam perencanaan perediaan bahan baku biaya yang dikeluarkan hanya sebesar Rp. 1.075.000,00, jadi selisihnya sebesar Rp 69.433.000,00. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), dan metode Lot For Lot (LFL), alokasi waktu dan jumlah yang tepat, dengan total waktu sebelumnya adalah 1 bulan menghasilkan 1600 unit, sesudah dilakukan penelitian dalam 1 bulan jumlah yang tepat adalah 1133 unit. 1
2
)Mahasiswa STT POMOSDA, )Staf Pengajar STT POMOSDA
34
CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012)
DAFTAR PUSTAKA Blackburn, J.D., Kropp, D. H., and Millen, R. A., 1985, System nervousness: causes and cure. Engineering Cost and Production Economics, 9, 141 – 146 Carlson C.J., jucker, J. V., and Kropp, D. H., 1979, Less nervousness MRP systems: a dynamic economic lot sizing approach. Management Science, 25(8), 754-761 Chase, R.B.; F.R. Jacobs; and N.J. Aquilano (2004) Operation Management: for Competitive Advantage. Tenth Edition. McGraw-Hill, New York. Herjanto, Eddy (2007) Manajemen Operasi. Edisi ketiga. PT. Gramedia, Jakarta. Ho, C.J., and Ireland, T. C., 1998, Corelating MRP system nervousness with forecast errors. International Journal of Production Research, 36(8), 2285 – 2299 Ho, C. J., & Ho, K., (1999), Evaluation The Effectiveness of Using Lot Sizing Rules To Cope With M RP System Nervousness, Production Planning & Control Journal, Vol. 18, No.2, p p. 150 – 161. Inman , R. R., Gonsalvez, D. J., 1997, The causes of Schedule instability in an automotive su pply Chain. Production and Inventory Management Journal, 38(2), 26 - 32 Jinxing Xie, T.S. Lee, Xiande Zhao (2004) Impact of forecasting error on the performance of capacitated multi-item production systems, China. Kabak K.E., Ornek A.M. (2006) An improved metric for measuring multi-item multilevel schedule instability under rolling schedules. Kadispasaoglu, S., and Sridharan, V., 1995, Alternative approaches for reducing schedule i nstability in multistage manufacturing under demand uncertainty. Journal of O perations management, 13, 193-211 Kadispasaoglu, S. N., and Sridaharan, S. V., 1997, Measurement of instability in multilevel MRP Systems. International Journal of Production Research, 35(3), 713-737
35