PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG BERBASIS KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN) Agustina Dwi Permatasari, Darsono, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 Email :
[email protected]. Telp. 085729524740 Abstract : This study aims to identify the commodity classification of commodity food crops in Temanggung Regency based Tipology Klassen and formulate development strategies commodity food crops in Temanggung Regency based Tipology Klassen.The basic methods of this research using descriptive method. Retrieval methods using purposive study area, which was held in Temanggung Regency. Types of data used are primary data and secondary data. Result of reasearch shows that the classification of commodity for food crops is consists : (1) Prima commodities consists of corn, cassava, red onion, potato, cabbage, chili and red beans. (2) Potential commodities consists of rice and bananas. (3) Growing commodities consists of soy beans, long beans, garlic, green cabbage, durian, rambutan, guava and papaya. (4) Retarded commodities consists of sweet potatoes, peanuts and longan. Alternative development strategies of commodity food crops in Temanggung Regency based on Tipology Klassen consisted of (1) short term alternative development strategies (1-5 years) : optimize of prima commodities, (2) medium term alternative development strategy (5-10 years): strategies to increase the growing commodities become prima commodities, strategies to increase the potential commodities become prima commodities and strategies to increase the retarded commodities become growing commodities, (3) long term alternative development strategy (10-25 years) : strategies to increase the growing commodities become prima commodities. Keywords : classification, food crops, Tipology Klassen, development strategies, Kabupaten Temanggung Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen serta merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen. Metode dasar penelitian menggunakan metode deskriptif. Metode pengambilan daerah penelitian menggunakan metode purposive, yang dilaksanakan di Kabupaten Temanggung. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan terbagi menjadi : (1) Komoditi prima terdiri dari jagung, ketela pohon, bawang merah, kentang, kobis, cabai, kacang merah; (2) Komoditi potensial yaitu padi dan pisang; (3) Komoditi berkembang terdiri dari kedelai, kacang panjang, bawang putih, sawi, durian, rambutan, jambu biji dan pepaya; (4) Komoditi terbelakang terdiri dari ketela rambat, kacang tanah dan klengkeng. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen terdiri dari : (1) Strategi pengembangan jangka pendek (1-5 tahun) dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan komoditi prima, (2) Strategi pengembangan jangka menengah (5-10 tahun) terdiri dari strategi untuk meningkatkan komoditi berkembang menjadi komoditi prima, strategi untuk meningkatkan komoditi potensial menjadi komoditi prima dan strategi untuk meningkatkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang (3) Strategi pengembangan jangka panjang (10-25 tahun) dengan meningkatkan komoditi berkembang menjadi komoditi prima. Kata Kunci : klasifikasi, komoditi tanaman bahan makanan, Tipologi Klassen, strategi pengembangan, Kabupaten Temanggung
PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut (Arsyad, 2011). Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi karena sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di bidang tersebut. Pentingnya peranan ini menyebabkan kegiatan pembangunan ekonomi dititikberatkan pada sektor pertanian. Kabupaten Temanggung merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah dimana sektor perekonomiannya ditunjang oleh sektor pertanian. Hal ini sesuai dengan keadaan geografis Kabupaten Temanggung dimana lebih dari 80% wilayahnya digunakan untuk kegiatan pertanian (BPS Kabupaten
Temanggung, 2012). Sektor pertanian di Kabupaten Temanggung didukung oleh lima subsektor yang masingmasing memberikan kontribusi PDRB dengan nilai yang berbeda-beda. Peranan subsektor tanaman bahan makanan terhadap perekonomian di Kabupaten Temanggung ditunjukkan dengan menggunakan dua indikator yaitu kontribusi dan laju pertumbuhan dari subsektor tanaman bahan makanan itu sendiri. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa subsektor tanaman bahan makanan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Temanggung sedangkan berdasarkan Tabel 2 menunjukkan laju pertumbuhan yang fluktuatif dari tahun 20082012. Besarnya laju pertumbuhan tersebut akan berpengaruh pada nilai PDRB. Secara keseluruhan subsektor tanaman bahan makanan memiliki nilai rata-rata laju pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 2,60%.
Tabel 1. Nilai dan Distribusi Persentase PDRB Subsektor Pertanian ADHK 2007 Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah) Subsektor Pertanian Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Total
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012* 758.936,25 800.776,34 858.139,92 839.511,49 880.910,37 (66,29) (65,90) (68,13) (66,18) (66,07) 159.475,06 171.429,76 159.781,20 165.095,70 175.401,99 (13,93) (14,11) (12,68) (13,02) (13,15) 187.457,65 193.918,07 201.832,58 222.438,19 236.287,25 (16,37) (15,96) (16,02) (17,54) (17,72) 28.266,22 38.714,58 24.779,31 27.447,63 25.184,85 (2,47) (3,19) (1,97) (2,16) (1,89) 12.762,47 14.397,29 15.439,35 16.815,55 17.762,41 (1,11) (1,18) (1,23) (1,33) (1,33) 1.144.921,96 1.215.108,93 1.259.635,45 1.268.497,84 1.333.355,75 (30,34) (30,94) (30,74) (29,58) (29,60)
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2012 Keterangan : ( ) dalam satuan % (*) angka sementara
Tabel 2. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian ADHK 2007 Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012 (dalam Persen) Subsektor Pertanian Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan
2008 -2,42 -6,95 11,40 -3,45 20,43
2009 5,51 7,50 3,45 36,96 12,81
Tahun 2010 7,16 -6,79 4,08 -35,99 7,24
2011 -2,17 3,33 10,21 10,77 8,91
2012* 4,93 6,24 6,23 -8,24 5,63
Ratarata 2,60 0,66 7,07 0,01 11,00
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung, 2012 Keterangan : (*) angka sementara Subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor penyedia pangan utama, yang terdiri dari berbagai macam komoditi tanaman palawija, sayuran dan buahbuahan. Keberlangsungan berbagai komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung perlu untuk dijaga agar wilayah Kabupaten Temang-gung dapat tetap memenuhi kebutuhan konsumen lokal maupun konsumen luar daerah. Berdasarkan kontribusi dan laju pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan, maka perlu dikembangkan lebih lanjut dengan merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung, agar besarnya kontribusi dan laju pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan dapat meningkat di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen, serta (2) merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Temanggung. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Temanggung, BAPPEDA Kabupaten Temanggung dan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Metode Analisis Data Identifikasi dan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan. Metode Tipologi Klassen membagi komoditi tanaman bahan makanan menjadi empat klasifikasi yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Penjelasan pengklasifikasian tersebut didasarkan pada besar kecilnya kontribusi antara komoditi tanaman bahan makanan i dengan PDRB dan cepat lambatnya laju pertumbuhan antara komoditi tanaman bahan makanan i dengan PDRB seperti yang tertuang dalam matrix Tipologi Klassen pada Tabel 3. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan. Perumusan strategi dilakukan berdasarkan klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan serta melihat dan memper-timbangkan kondisi wilayah di Kabupaten Temanggung. Kondisi wilayah diketahui melalui
Tabel 3. Matriks Tipologi Klassen Kabupaten Temanggung Laju Kontribusi Komoditi Pertumbuhan Tanaman Bahan Komoditi Tanaman Makanan Bahan Makanan Tumbuh Cepat (Laju pertumbuhan komoditi i >Laju pertumbuhan PDRB) Tumbuh Lambat (Laju pertumbuhan komoditi i
Komoditi Tanaman Bahan Makanan Kontribusi Besar Kontribusi Kecil (Kontribusi Komoditi i (Kontribusi Komoditi i > Kontribusi PDRB) < Kontribusi PDRB) Komoditi Prima Komoditi Potensial
Komoditi Berkembang Komoditi Terbelakang
Tabel 4. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan dengan Pendekatan Tipologi Klassen di Kabupaten Temanggung Jangka Pendek (1-5th) komoditi prima
Jangka Menengah (5-10th) komoditi berkembang menjadi komoditi prima
Jangka Panjang (10-25th) komoditi berkembang menjadi komoditi prima
komoditi potensial menjadi komoditi prima komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang
Sumber : Widodo, 2006 wawancara mendalam dengan stakeholder Kabupaten Temanggung. Berdasarkan Tabel 4, strategi pengembangan ditentukan berdasarkan tiga periode waktu yaitu jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun) dan jangka panjang (1025 tahun). HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Temanggung Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung dilakukan dengan mengunakan pendekatan Tipologi Klassen dengan cara membandingkan besarnya kontribusi komoditi tanaman bahan makanan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Temanggung terhadap
kontribusi PDRB Provinsi Jawa Tengah serta membandingkan laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Temanggung. Berdasarkan hasil klasifikasi pada Tabel 5 dan matriks Tipologi Klassen pada Tabel 6 disimpulkan bahwa komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung terbagi menjadi empat yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang, komoditi terbelakang. Komoditi prima di Kabupaten Temanggung meliputi jagung, ketela pohon, bawang merah, kobis, cabai dan kacang merah. Komoditi jagung memiliki hasil produksi tertinggi kedua setelah padi selama kurun waktu lima tahun.
Tabel 5. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Temanggung Komoditi Tanaman Bahan Makanan Komoditi Prima 1. Jagung 2. Ketela pohon 3. Bawang merah 4. Kentang 5. Kobis 6. Cabai 7. Kacang merah Komoditi Berkembang 1. Kedelai 2. Kacang panjang 3. Bawang putih 4. Sawi 5. Durian 6. Rambutan 7. Jambu biji 8. Pepaya Komoditi Potensial 1. Pisang 2. Padi Komoditi Terbelakang 1. Ketela rambat 2. Klengkeng 3. Kacang tanah
Kontribusi Komoditi
Kontribusi PDRB Temanggung
Laju Pertumbuhan Komoditi
Laju Pertumbuhan PDRB Temanggung
0,98
10,82 15,90 112,69 16,87 54,97 123,30 18,76
4,33
11,95 2,75 2,04 1,27 1,50 4,86 2,26 0,03 0,10 0,52 0,19 0,59 0,25 0,17 0,24
50,83 97,23 100,44 28,02 12,74 8,84 15,26 7,21
1,64 19,21
-2,20 -8,20
0,22 0,66 0,52
-13,47 -1,02 -21,29
Sumber : Analisis Data Sekunder Tabel 6. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Temanggung Kontribusi Komoditi Laju Tanaman Bahan Pertumbuhan Makanan Tumbuh Cepat (laju pertumbuhan komoditi i > laju pertumbuhan PDRB) Tumbuh Lambat (laju pertumbuhan komoditi i < laju pertumbuhan PDRB)
Kontribusi Besar (Kontribusi Komoditi i > Kontribusi PDRB) Komoditi Prima jagung, ketela pohon, bawang merah, kentang, kobis, cabai dan kacang merah Komoditi Potensial padi dan pisang
Kontribusi Kecil (Kontribusi Komoditi i< Kontribusi PDRB) Komoditi Berkembang kedelai, kacang panjang, bawang putih, sawi, durian, rambutan, jambu biji dan pepaya Komoditi Terbelakang ketela rambat, kacang tanah dan klengkeng
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 Jagung diminati masyarakat sebagai makanan pengganti nasi sehingga jagung banyak diusahakan oleh petani. Komoditi ketela pohon dapat tumbuh baik pada dataran rendah maupun tinggi sehingga memungkinkan budidaya ketela pohon di
seluruh wilayah Kabupaten Temanggung. Kabupaten Temanggung merupakan daerah dataran tinggi sehingga cocok untuk budidaya sayur-sayuran seperti kobis, bawang merah, kentang, cabai dan kacang merah. Komoditi berkembang terdiri
dari kedelai, kacang panjang, bawang putih, kentang, sawi, durian, rambutan, jambu biji dan pepaya. Benih kedelai sulit didapatkan dan harga kedelai yang fluktuatif menyebabkan produksi kedelai tidak menentu. Pada komoditi bawang putih, adanya bawang putih impor mengakibatkan kerugian pada petani lokal. Komoditi kacang panjang dan sawi di Kabupaten Temanggung dibudidayakan secara tumpangsari. Durian, rambutan, jambu biji dan pepaya merupakan komoditi buahbuahan yang memiliki persentase kontribusi masing-masing sebesar 0,59%; 0,25%; 0,17% dan 0,24% dimana angka tersebut lebih kecil dari kontribusi PDRB Kabupaten Temanggung yaitu sebesar 0,98%. Komoditi potensial meliputi padi dan pisang. Padi merupakan komoditi yang dominan di Kabupaten Temanggung. Kontribusi padi di Kabupaten Temanggung menduduki peringkat pertama jika dibandingkan dengan komoditi lainnya, akan tetapi laju pertumbuhannya (-8,20%) lebih kecil dari laju pertumbuhan Kabupaten Temang-gung. Pengaruh dari ledakan hama tikus yang terjadi di Kabupaten Temanggung menyebabkan perkembangan yang fluktuatif pada produksi padi. Pisang merupakan komoditi yang memiliki jumlah produksi tertinggi diantara komoditi buah-buahan lainnya. Budidaya pisang dirasa petani mudah untuk dilakukan dan menghasilkan output tinggi. Komoditi terbelakang meliputi ketela rambat, kacang tanah dan klengkeng. Ketela rambat kurang diminati oleh masyarakat sehingga tidak banyak petani yang megusahakannya. Komoditi kacang tanah diusahakan oleh petani secara tumpangsari. Komoditi klengkeng
mengalami penurunan produksi setiap tahun. Biaya perawatan yang mahal menyebabkan petani beralih ke komoditi yang lebih menguntungkan. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Temanggung Perumusan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dilakukan berdasarkan klasifikasi komoditi serta hasil wawancara mengenai komoditi tanaman bahan makanan dengan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dan ketua kelompok tani yang mengusahakan komoditi tanaman bahan makanan. Penentuan strategi didasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi terkait dengan komoditi tanaman bahan makanan sehingga strategi yang dirumuskan nantinya dapat digunakan sebagai perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Temanggung khususnya pada pembangunan komoditi tanaman bahan makanan. Berdasarkan Tabel 7 dirumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan jangka pendek (1-5 tahun) dilakukan untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima dengan mengoptimalkan potensi komoditi tersebut melalui : pertama dengan pengembangan agroindustri komoditi jagung, ketela pohon dan cabai. Komoditi jagung, ketela pohon dan cabai merupakan komoditi dengan produksi tinggi di Kabupaten Temanggung. Jagung diolah menjadi makanan ringan seperti tortilla chips dan ketela pohon menjadi tepung mokaf,
Tabel 7. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan dengan Pendekatan Tipologi Klassen di Kabupaten Temanggung Jangka Pendek (1-5th) Komoditi Prima tetap menjadi Komoditi Prima a. Pengembangan agroindustri komoditi jagung, ketela pohon dan cabai b. Perbaikan mutu bibit kentang c. Pengoptimalan kegiatan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Soropadan khususnya khususnya komoditi bawang merah, kobis, cabai dan kacang merah
a. b.
c. d. e.
Jangka Menengah (5-10th) Komoditi Berkembang menjadi Komoditi Prima Perluasan penggunaan bibit unggul durian Pengembangan peran lembaga tani terutama pada komoditi kacang panjang, bawang putih dan sawi Pengembangan penangkaran benih unggul kedelai oleh pemerintah Pemeliharaan intensif pada komoditi jambu biji, rambutan dan pepaya Mempermudah akses petani dalam hal permodalan
Komoditi Potensial menjadi Komoditi Prima a. Pengendalian hama dan penyakit terpadu pada komoditi padi b. Intensifikasi budidaya tanaman pisang
Jangka Panjang (10-25th) Komoditi Berkembang menjadi Komoditi Prima a. Mengembangkan teknologi pertanian yang mendukung peningkatan produksi dan pengendalian mutu hasil pertanian. b. Mengembangkan pertanian organik c. Meningkatkan kualitas SDM petani
Komoditi Terbelakang menjadi Komoditi Berkembang a. Pengolahan hasil turunan komoditi ketela rambat b. Intensifikasi budidaya tanaman kacang tanah c. Pengembangan kawasan sentra produksi klengkeng
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 sedangkan cabai dapat diolah menjadi cabai kering. Pengolahan pada komoditi ini bertujuan untuk memperpanjang umur simpan serta meningkatkan harga jual komoditi itu. Kedua adalah perbaikan mutu bibit kentang. Usahatani kentang terpusat di Kecamatan Kledung dan sebagian besar petani mengusahakan bibit kentang hingga menjadi benih kentang varietas Granola. Perbaikan mutu benih kentang dapat dilakukan melalui sertifikasi benih, sortasi bibit kentang, serta meningkatkan produksi benih kentang dengan ukuran S. Ketiga adalah pengoptimalan kegiatan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Soropadan khususnya pada komoditi
bawang merah, kobis, cabai dan kacang merah. Produksi tinggi apabila tidak diimbangi dengan pemasaran yang luas akan menyebabkan harga komoditi rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan upaya perluasan pemasaran dengan cara mengikutsertakan komoditi ini pada pameran di STA Soropadan Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Selain itu, melalui STA ini petani dapat meningkatkan pengetahuannya dalam hal mengadopsi inovasi yang dipamerkan pada saat pameran diselenggarakan maupun saat kegiatan pelatihan. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dalam
jangka menengah (5-10 tahun) dilakukan dengan tiga alternatif, yaitu (1) Strategi jangka menengah yang mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi prima, (2) mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima dan (3) mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang. Pertama adalah strategi jangka menengah yang mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi prima, melalui (1) perluasan penggunaan bibit unggul durian, (2) mempermudah akses petani dalam hal permodalan, (3) pemeliharaan intensif pada komoditi jambu biji, rambutan dan pepaya, (4) pengembangan penangkaran benih unggul kedelai oleh pemerintah, dan (5) pengembangan peran lembaga tani terutama pada komoditi kacang panjang, bawang putih dan sawi. Perluasan penggunaan bibit unggul durian. Komoditi durian dapat tumbuh dengan baik di seluruh wilayah di Kabupaten Temanggung. Dengan perluasan penggunaan bibit unggul durian, karena durian varietas montong dan petruk merupakan durian yang digemari masyarakat, namun belum seluruh wilayah menggunakan varietas ini sedangkan durian memiliki prospek untuk dikembangkan di Kabupaten Temanggung. Pengembangan peran lembaga tani terutama pada komoditi kacang panjang, bawang putih dan sawi. Pengembangan kelompok tani dilakukan melalui pembinaan oleh penyuluh meliputi budidaya hingga pemasaran komoditi. Diharapkan petani dapat berkembang dan menyerap inovasi baru. Lembaga tani berupa koperasi tani juga perlu dikembangkan. Koperasi tani berperan dalam
penyedia sarana produksi pertanian seperti benih, pestisida dan pupuk serta penyedia bantuan modal dan sarana pemasaran komoditi. Diharapkan melalui lembaga tani ini dapat menyejahterakan petani di Kabupaten Temanggung. Pengembangan penangkaran benih unggul kedelai oleh pemerintah. Benih kedelai unggul sulit diperoleh petani. Petani kedelai menanam kedelai menggunakan benih dari musim tanam sebelumnya. Diharapkan pemerintah melakukan kerjasama dengan petani dalam menyediakan benih kedelai dengan cara mengembangkan tempat penangkaran benih kedelai unggul di Kabupaten Temanggung sehingga memudahkan petani untuk menjangkau benih kedelai berkualitas. Pemeliharaan intensif pada komoditi jambu biji, rambutan dan pepaya. Perlu diperhatikan pemeliharaan tanaman jambu biji, rambutan dan pepaya agar tidak mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas komoditi tersebut. Perlakuan seperti pemangkasan ranting yang tidak produktif, penyiangan, pemupukan dilakukan sesuai dengan kondisi tanaman. Pengendalian hama pada komoditi jambu biji dilakukan dengan pembrongsongan buah jambu biji dengan plastik. Pencegahan jamur komoditi rambutan pada musim hujan mulai tiba dapat disemprot dengan fungisida. Alat panen untuk pepaya perlu diperhatikan seperti menggunakan pisau atau sejenisnya supaya bekas potongan tidak mudah terserang penyakit terutama pada musim hujan. Secara keseluruhan dosis penggunaan pestisida harus diperhatikan. Mempermudah akses petani dalam hal permodalan. Modal petani
dapat diperoleh salah satunya dengan menjadi anggota KUB (Kelompok Usaha Bersama). Melalui KUB petani memperoleh modal petani dengan syarat tetap aktif dalam kegiatan yang diseleng-garakan oleh pengurus KUB. Diharapkan pemerintah dapat membantu dalam pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama) di Kabupaten Temanggung dengan sasaran petani kecil. Kedua adalah strategi jangka menengah yang mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima, melalui pengendalian hama dan penyakit terpadu pada komoditi padi. Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan menyebabkan hama penyerang tanaman padi menjadi resisten dan mematikan organisme yang bukan sasaran termasuk musuh alami hama. Hal ini menyebabkan ekosistem menjadi terganggu. Untuk mengatasinya dapat dikembangkan penggunaan musuh alami dalam pengendalian hama padi agar ekosistem kembali seimbang. Pengaturan jarak tanam (sistem jajar legowo) akan mengurangi populasi hama seperti tikus dan wereng hijau. Penggunaan pupuk secara berimbang, pergiliran varietas padi juga dapat mengurangi ledakkan hama pada komoditi padi. Intensifikasi budidaya tanaman pisang juga merupakan strategi yang potensial menjadi komoditi prima. Penanaman dan perawatan budidaya pisang dirasa petani mudah untuk dilakukan namun petani masih belum menerapkan budidaya pisang dengan baik. Tanaman pisang pada umumnya ditanam tanpa memperhatikan jarak tanamnya. Pengaturan jarak tanam serta perawatan yang baik terhadap tanaman pisang harus dilakukan dengan tepat agar pertum-
buhan tanaman pisang dapat optimal dan produksi pisang meningkat. Ketiga adalah strategi jangka menengah yang mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang, melalui (1) pengolahan hasil turunan komoditi ketela rambat, (2) intensifikasi budidaya tanaman kacang tanah, dan (3) pengembangan kawasan sentra produksi klengkeng. Pengolahan hasil turunan komoditi ketela rambat. Ketela rambat dirasa kurang menguntungkan bagi petani karena harganya murah dan kurang diminati oleh masyarakat. Hal ini menyebabkan produksi di ketela rambat rendah. Untuk meningkatkan minat konsumen akan ketela rambat dapat dikembangkan pengolahan ketela rambat menjadi aneka makanan olahan bahan dasar ketela rambat seperti getuk, keripik, tepung ketela rambat dan lain-lain. Apabila minat konsumen atas makanan olahan bahan dasar ketela rambat meningkat maka diharapkan minat petani untuk membudidayakan ketela rambat juga ikut meningkat sehingga ketela rambat dapat memberikan kontribusi PDRB Kabupaten Temanggung. Intensifikasi budidaya tanaman kacang tanah. Sistem intensifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi komoditi kacang tanah. Kacang tanah di Kabupaten Temanggung dibudidayakan secara tumpangsari sehingga menghasilkan output rendah. Peningkatan produksi kacang tanah dapat dilakukan dengan menggunakan benih unggul seperti varietas Bison dimana benih tersebut memiliki keunggulan tahan penyakit karat, toleran penaungan 25% sehingga cocok untuk tumpangsari dengan tanaman jagung atau ubikayu. Selain itu juga perlu diperhatikan dalam
panen kacang tanah, yaitu dengan mengusahakan tekstur tanah agar tetap gembur sehingga polong kacang tidak banyak yang tertinggal. Pengembangan kawasan sentra produksi klengkeng. Sentra produksi klengkeng di Kabupaten Temanggung selama ini berada di Kecamatan Pringsurat khususnya ada di Desa Rejosari, Desa Ngipik, Desa Pingit, Desa Klepu dan Desa Pagergunung. Buah klengkeng lokal Temanggung adalah jenis klengkeng batu, buahnya kecil dan memiliki rasa manis. Keberadaan tanaman klengkeng batu dari tahun ke tahun terus berkurang karena secara ekonomi dianggap kurang menghasilkan. Tahun 2012 pemerintah melakukan program demplot pengembangan komoditi klengkeng di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan. Klengkeng yang diujicobakan adalah klengkeng itoh dimana klengkeng jenis ini lebih cepat berbuah. Diharapkan beberapa tahun kedepan klengkeng itoh sudah dapat berbuah dan dapat dinikmati hasilnya oleh petani dalam jangka panjang. Strategi pengembangan jangka panjang (10-25 tahun) dapat dilakukan dengan mengusahakan komoditi berkembang yang tadinya berasal dari komoditi terbelakang agar menjadi komoditi prima sehingga kontinuitas sebagai penyumbang PDRB Kabupaten Temanggung tetap terjaga. Adapun strategi yang dirumuskan adalah (1) mengembangkan teknologi pertanian yang mendukung peningkatan produksi dan (2) pengendalian mutu hasil pertanian, meningkatkan kualitas SDM petani, (3) mengembangkan pertanian organik. Mengembangkan teknologi pertanian yang mendukung peningkat-
an produksi dan pengendalian mutu hasil pertanian. Pengembangan varietas unggul terhadap kacang tanah, ketela rambat dan kelengkeng dapat dilakukan dengan penelitian oleh balai benih di Kabupaten Temanggung atau melakukan kerjasama dengan pihak swasta dari luar kabupaten. Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan varietas baru yang memiliki ketahanan tinggi terhadap hama penyakit serta kondisi iklim yang semakin fluktuatif. Ditemukannya varietas unggul tersebut kedepannya diharapkan dapat meningkatkan produksi yang nantinya ber-dampak pada peningkatan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi terbelakang di Kabupaten Temanggung. Mengembangkan pertanian organik. Petani selama ini menggunakan pupuk kimia demi meningkatkan produksi atas komodtiti yang diusahakannya. Ketergantungan penggunaan pupuk kimia menyebabkan menurunnya kesuburan tanah. Untuk mengembalikan kesuburan tanah di Kabupaten Temanggung perlu dikembangkan sistem pertanian organik. Sasaran utama dari sistem pertanian organik adalah untuk mengembalikan kesuburan dan produktifitas tanah sehingga diharapkan kondisi tanah tidak mengalami penurunan produktifitas pada masa mendatang. Meningkatkan kualitas SDM petani. Kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Temanggung melalui program sekolah lapang pengolahan tanaman terpadu (SLPTT) dan pengolahan hama terpadu (SLPHT) serta melalui program FMA (Farmers Managed Extension Activites). Pada saat ini, yang menjadi sasaran program tersebut adalah petani hortikultura. Diharapkan dalam
jangka panjang sasaran dari program ini adalah petani komoditi kacang tanah, ketela rambat dan klengkeng. Pemerintah juga dapat mengadakan pelatihan mengenai pengolahan bahan dasar produk pertanian dengan sasaran kelompok wanita tani. Pemerintah dapat melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk memberdayakan petani ke dalam kegiatan pengolahan hasil produksi untuk meningkatkan pendapatan peta-ni khususnya petani ketela rambat dan kacang tanah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen diperoleh empat kategori yaitu (1) komoditi prima : jagung, ketela pohon, bawang merah, kobis, kentang, cabai dan kacang merah, (2) Komoditi berkembang : kedelai, bawang putih, sawi, durian, rambutan, jambu biji dan pepaya, kacang panjang, (3) Komoditi potensial : padi dan pisang, (4) Komoditi terbelakang terdiri dari ketela rambat, kacang tanah dan klengkeng. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung berdasarkan Tipologi Klassen meliputi (1) Strategi pengembangan jangka pendek (1-5 tahun) dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan komoditi prima, (2) Strategi pengembangan jangka menengah (5-10 tahun) terdiri dari strategi untuk meningkatkan komoditi berkembang menjadi komoditi prima, strategi untuk meningkatkan komoditi potensial menjadi komoditi prima dan strategi untuk meningkatkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang
(3) Strategi pengembangan jangka panjang (10-25 tahun) dengan meningkatkan komoditi berkembang menjadi komoditi prima. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah pada pengembangan peran lembaga tani yang berupa koperasi tani di Kabupaten Temanggung sebaiknya dilakukan dengan didampingi oleh pihak pemerintah. Selain itu pada kegiatan perluasan penggunaan bibit unggul komoditi durian sebaiknya dilakukan melalui peremajaan tanaman durian dengan bantuan dari pihak penyuluh di beberapa tempat yang belum menggunakan durian jenis montong ataupun petruk. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L. 2011. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. BPS Kabupaten Temanggung. 2012. Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. Temanggung. BPS Kabupaten Temanggung. 2013. Kabupaten Temanggung dalam Angka (Temanggung in Figures) Tahun 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. Temanggung. Widodo, T. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.