PERENCANAAN LAYANAN SISTEM INFORMASI STUDI KASUS UNIT SPM DI STMIK DAN POLITEKNIK LPKIA Alfi Nurramdhan1 Soni Fajar Surya G, M.T., MCAS. 2 1
[email protected] , 2
[email protected]
Pada tanggal 16 Mei 2005 telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Di dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan bahwa SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu perguruan tinggi terus menerus dilakukan. Salah satu upaya untuk itu adalah mengembangkan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) di perguruan tinggi. Dengan Penjaminan Mutu ini diharapkan tumbuh budaya mutu mulai dari ; bagaimana menetapkan standar, melaksanakan standar, mengevaluasi pelaksanaan standar dan secara berkelanjutan berupaya meningkatkan standar (Continuous Quality Improvement). Dalam hal ini perlu dilakukan suatu pengelolaan layanan sistem informasi untuk unit satuan penjamin mutu, baik itu pengendalian dokumen dan rekaman serta tindakan perbaikan dan pencegahan secara tepat guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut, untuk merancang pengembangan sistem informasi satuan penjamin mutu ini menggunakan Kerangka kerja EAP (Enterprise Architecture Planning) digunakan untuk melakukan pengelolaan berdasarkan bisnis, data, aplikasi dan teknologi. Sebagai alternatif solusi yang ditawarkan akan sesuai dengan kebutuhan serta memberikan kemudahan bagi pihak yang terlibat dengan bagian SPM ini. Dan didukung dengan User Generated Content sehingga yang memiliki kepentingan dapat menginput sendiri apa yang dibutuhkan.
1. Pendahuluan Seiring dengan perubahan peraturan perundangundangan di bidang pendidikan di Indonesia, maka berlangsung pula perubahan berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, mulai dari paradigma pendidikan, substansi pendidikan, proses pembelajaran, evaluasi pendidikan, sampai pengawasan penyelenggaraan pendidikan. Pada tanggal 16 Mei 2005 telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Di dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan bahwa SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemenuhan SNP oleh suatu perguruan tinggi akan berarti bahwa perguruan tinggi tersebut menjamin mutu pendidikan tinggi yang di selenggarakannya. Oleh karena itu, SNP dapat disebut pula sebagai standar mutu pendidikan tinggi di Indonesia yang harus dipenuhi oleh setiap perguruan tinggi. Upaya peningkatan mutu perguruan tinggi terus menerus dilakukan. Salah satu upaya untuk itu adalah mengembangkan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) di perguruan tinggi. Dengan Penjaminan Mutu ini diharapkan tumbuh budaya mutu mulai dari bagaimana menetapkan standar, melaksanakan
standar, mengevaluasi pelaksanaan standar dan secara berkelanjutan berupaya meningkatkan standar (Continuous Quality Improvement). STMIK & Politeknik LPKIA merupakan suatu lembaga pendidikan yang menjadi bagian dari perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki tujuan menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan ketenagakerjaan yang berkualitas. Dalam hal ini perlu dilakukan suatu pengelolaan layanan sistem informasi untuk unit satuan penjamin mutu, baik itu pengendalian dokumen dan rekaman serta tindakan perbaikan dan pencegahan secara tepat guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Untuk merancang pengembangan sistem informasi satuan penjamin mutu ini menggunakan kerangka kerja EAP (Enterprise Architecture Planning) sehingga dapat melakukan pengelolaan berdasarkan proses bisnis, data, aplikasi dan teknologi. Diharapkan dengan pengembangan ini, alternatif solusi yang ditawarkan akan sesuai dengan kebutuhan serta memberikan kemudahan bagi pihak yang terlibat dengan bagian Satuan Penjamin Mutu. Untuk memudahkan pengaksesan layanan ini maka akan dibangun suatu sistem informasi dengan berbasis web dengan menggunakan Yii framework
Permasalahan pokok yang menjadi inti utama dari kegiatan ini adalah membentuk sebuah sistem informasi terpadu yang di gunakan untuk memanajemen, mengelola, menginformasikan, dan menindak lanjuti. Sistem yang berjalan saat ini masih mempunyai banyak kelemahan dan di anggap kurang maksimal, Adapun beberapa permasalahan yang ada seperti dibawah ini: 1. 2. 3. 4. 5.
2.
Mengetahui perspektif EAP dari sisi data pada sistem informasi di SPM. Mengetahui perspektif EAP dari sisi proses bisnis sistem informasi di SPM. Mengetahui perspektif EAP dari sisi teknologi sistem informasi di SPM. Mengetahui perspektif EAP dari sisi aplikasi sistem informasi di SPM. Mengetahui kebutuhan perancangan perencanaan sistem informasi di SPM.
1. 2.
3.
4.
5.
Merancang suatu layanan sistem informasi sesuai dengan kebutuhan data di SPM. Merancang suatu layanan sistem informasi berdasarkan dengan proses bisnis yang dibutuhkan untuk menunjang tercapainya tujuan institusi. Merancang suatu layanan sistem informasi berdasarkan teknologi yang dapat memfasilitasi kebutuhan di SPM. Merancang suatu layanan sistem informasi dengan aplikasi yang terintegrasi dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Merancang suatu perencanaan layanan sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengelolaan penjamin mutu pada institusi sehingga dapat menjadi acuan pengembangan sistem.
Landasan Teori
2.1 Satuan Penjamin Mutu SPM-PT adalah sistem penjamin mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi melalui 3 sub sistem yang masing-masing merupakan sistem pula, yaitu: 2.1.1 Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Nasional Kegiatan sistemik pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data serta informasi tentang penyelengaraan pendidikan tinggi di semua perguruan tinggi oleh Ditjen Dikti, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi Oleh Pemerintah sebagaimana di amanatkan oleh pasal 66 ayat (1) dan ayat (2) UU. Sisdiknas (dahulu di sebut EPSBED); 2.1.2
Sistem Penjamin Mutu Internal (SPMI) Kegiatan sistemik penjamin mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi Oleh Perguruan Tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement), sebagaimana diatur oleh Pasal 50 ayat (6) UU. Sisdiknas juncto Pasal 91 PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP; 2.1.3
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan sistem informasi ini antara lain:
Sistem Penjamin Mutu Eksternal (SPME) Kegiatan sistemik penilaian kelayakan program dan/atau perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga mandiri di luar perguruan tinggi yang diakui pemerintah, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi Untuk Dan Atas Nama
Masyarakat, sebagai bentuk akuntabilitas public sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 60 ayat (2) UU. Sisdiknas dan Pasal 86 ayat (3) PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP (disebut Akreditasi). 2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Yakub (2012: 17) mengutip konsep dasar sistem informasi dari (O’Brian, 2005) yang menyatakan bahwa: “Sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.” Menurut (Jogiyanto, 1999) yang dikutip dari Yakub (2012: 17), menyatakan bahwa: “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan hubungan pengelolaan data transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”
2.3 Enterprise Architecture Planning (EAP) Perencanaan Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture Planning [EAP]) merupakan proses mendefinisikan arsitektur – arsitektur untuk penggunaan informasi yang mendukung bisnis dan juga mencakup rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut (Surendro, 2009). Perencanan Arsitektur Enterprise merupakan pendekatan yang dibuat oleh Spewak (1992) untuk membangun arsitektur enterprise dengan berdasarkan dorongan data dan dorongan bisnis.
Arsitektur Teknologi. Mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu lingkungan bagi aplikasi pengelola data dan pendukung fungsi bisnis. Lapisan 4 – Strategi Pencapaian Rencana Implementasi/Migrasi. Tahapan ini mendefinisikan urutan untuk implementasi aplikasi, jadwal untuk implementasi, analisis biaya / manfaat, dan mengusulkan jalur untuk migrasi dari kondisi saat ini ke kondisi yang diinginkan. Dari beberapa metodologi tersebut terdapat kesamaan cara pandang yaitu sebuah arsitektur enterprise dibagi atas 4 (empat) komponen yaitu: 1. Arsitektur Bisnis
Gambar II.1 The Original EAP 'Wedding Cake" Model (Sumber: Spewak, 2006, p3)
Arsitektur Bisnis dipandang sebagai landasan atau penggerak bagi komponen-komponen lain dari arsitektur enterprise. Arsitektur Bisnis dapat bertindak sebagai motivator dalam mengembangkan rencanarencana bisnis, teknologi, penggunaan aplikasi dan implementasi. 2. Arsitektur Data/Informasi
Lapisan 1 – Permulaan Inisialisasi Perencanaan. Tahap ini terdiri dari penentuan metodologi yang digunakan, siapa yang akan terlibat, dan tools apa yang akan digunakan. Hasil dari tahapan ini adalah rencana kerja untuk Perencanaan Arsitektur Enterprise.
Arsitektur data/informasi dipandang sebagai informasi/data yang dijadikan satu aset dalam mendukung bisnis serta nantinya digunakan untuk menetapkan kebutuhan sistem aplikasi, yang nantinya digunakan untuk mengelola sekumpulan entitas data atau mengelola informasi.
Lapisan 2 – Pemahaman Kondisi Saat Ini
3. Arsitektur Aplikasi
Memodelkan bisnis. Tahapan ini mengkompilasi dan membangun suatu basis pengetahuan mengenai bisnis dan informasi yang digunakan bisnis saat ini.
Arsitektur aplikasi dipandang sebagai pendefinisian jenis aplikasi utama yang akan digunakan dalam mengelola data yang telah dikumpulkan serta diperlukan juga dalam mendukung bisnis.
Sistem dan Teknologi. Tahapan ini mendefinisikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang ada untuk mendukung bisnis saat ini. Hasilnya berupa inventaris sistem aplikasi, data, dan platform teknologi yang akan dijadikan dasar untuk rencana migrasi jangka panjang.
4. Arsitektur Teknologi
Lapisan 3 – Rencana Masa Depan Arsitektur Data. Tahapan ini mendefinisikan jenis - jenis data utama yang diperlukan bagi bisnis. Arsitektur Aplikasi. Mendefinisikan jenis-jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungi bisnis.
Arsitektur teknologi dipandang sebagai pendefinisian platform teknologi yang akan digunakan untuk penyediaan lingkungan aplikasi dalam mengelola data dan sebagai alat dalam mendukung bisnis.
3.
Analisis
3.1 Organisasi LPKIA Politeknik Komputer Niaga (PKN) dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Ilmu Komputer (STMIK) LPKIA merupakan perkembangan dari Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Amerika Bandung yang berdiri sejak tahun 1984. LPKIA menyelenggarakan pendidikan tinggi di bidang komputer niaga dan sistem informasi. Materi pendidikan didasari oleh perkembangan teknologi komputer dan kualifikasi kebutuhan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan. LPKIA memiliki motto “Lulusannya Mudah Bekerja Dan Berkualitas” Sejak awal berdiri ukuran sukses LPKIA adalah pada besarnya jumlah lulusan yang bekerja. Salah satu usaha untuk mencapai hal tersebut adalah Bursa Tenaga Kerja (BTK) LPKIA. Pada tahun 1997 dan tahun 2002 memperoleh penghargaan sebagai "Penyelenggara Bursa Tenaga Kerja Terbaik Bagi Alumni" dari Disnakertrans Jawa Barat, seperti terlihat pada Gambar III.1.
Sasaran POLTEK LPKIA merupakan institusi pendidikan profesional program Diploma 3 (D3) yang difokuskan pada pendidikan komputer untuk aplikasi bisnis. Tujuan POLTEK LPKIA menghasilkan tenaga profesional tingkat menengah di bidang informatika, komputer akuntansi dan administrasi bisnis. STMIK LPKIA merupakan institusi pendidikan tinggi program Strata 1 (S1) di bidang informatika. Tujuan STMIK LPKIA menghasilkan tenaga profesional tingkat sarjana di bidang informatika dan dilengkapi sertifikat international di bidang komputer. Pada Gambar III.2 menjelaskan keterkaitan layanan sistem informasi pada institusi yang digambarkan dengan rantai nilai LPKIA.
Gambar 3.2 Rantai Nilai LPKIA 3.1.1 Struktur Organisasi LPKIA Gambar 3.1 Visi LPKIA
LPKIA memiliki visi mewujudkan LPKIA menjadi STMIK dan Politeknik terbaik di Indonesia, dengan mengutamakan keunggulan dalam menghasilkan lulusan yang mudah bekerja dan berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Untuk mencapai visi tersebut, adapun misi dari STMIK & POLTEK LPKIA dengan melakukan usaha pendidikan ketenagakerjaan dan jasa profesional lainnya di bidang komputer niaga untuk memberikan solusi terbaik bagi pelanggan dengan pengembangan organisasi dan inovasi produk secara berkelanjutan.
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PKN & STMIK LPKIA
3.2 Proses Bisnis LPKIA merupakan sebuah institusi dengan kegiatan bisnis utama yang bergerak pada bidang pendidikan. Pada institusi LPKIA terdapat unit SPM (Satuan Penjamin Mutu) yang secara garis besar memiliki beberapa kategori proses bisnis institusi didalamnya diantaranya yaitu:
Tabel III.2 Pengendalian Dokumen dan Rekaman No. Urut
No
Judul
Pengelola
1.
I.1.1
Pengendalian Dokumen
MR
2.
I.1.2
Pengendalian Rekaman
MR
1. Pengendalian Dokumen dan Rekaman 2. Audit dan Rapat Tinjauan Manajemen 3. Pengukuran dan Perbaikan berkesinambungan 3.2.1 Rincian Proses Bisnis 3.2.1.1 I.1 Pengendalian Dokumen dan Rekaman Pada Gambar III.4 Menjelaskan Proses Bisnis Pengendalian Dokumen dan Rekaman dengan Process Owner : MR.
Gambar 3.4 Proses Bisnis Pengendalian Dokumen dan Rekaman Tabel 3.2 menjelaskan antara fungsionalitas yang ada dengan bagian yang bertanggung jawab pada proses bisnis Pengendalian Dokumen dan Rekaman.
3.2.1.1 I.2 Audit dan Rapat Tinjauan Manajemen Proses bisnis Audit dan Rapat Tinjauan Manajemen dengan Process Owner MR dapat kita lihat pada Gambar 3.5
Gambar 3.5 Proses Bisnis Audit dan Rapat Tinjauan Manajemen Tabel 3.3 menjelaskan antara fungsionalitas yang ada dengan bagian yang bertanggung jawab pada proses bisnis Audit dan Rapat Tinjauan Manajemen.
Tabel 3.3 Audit dan Rapat Tinjauan Manajemen No. Urut
No
Judul
Pengelola
1.
I.2.1
Audit Mutu Internal
MR
2.
I.2.2
Audit Aset Perusahaan
Accounting
3.
I.2.3
Audit Keuangan
Accounting
4.
I.2.4
Monitoring & Pengendalian Ketidaksesuaian Proses Akademik
MO, Prodi, KBS
Rapat Tinjauan Manajemen
MR
5.
I.2.5
Tabel 3.4 Pengukuran Berkesinambungan
dan
Perbaikan
No. Urut
No
Judul
Pengelola
1.
I.3.1
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
MR
2.
I.3.2
Pengukuran Kinerja Organisasi
MR
3.3 Use Case 3.3.1 Use Case Pengendalian Dokumen dan Rekaman Fungsionalitas Satuan Penjamin Mutu dalam Proses Bisnis Pengendalian Dokumen dan Rekaman digambarkan dalam Use Case Diagram pada Gambar 3.7
3.2.1.2 I.3 Pengukuran dan Perbaikan Berkesinambungan Pada Gambar III.6 Menjelaskan Proses Bisnis Pengukuran dan Rapat Tinjauan Manajemen dengan Process Owner : MR.
Gambar 3.7 Use Case Pengendalian Dokumen dan Rekaman 3.3.2 Use Case Audit dan Rapat Tinjauan Manajemen Fungsionalitas Satuan Penjamin Mutu dalam Proses Bisnis Audit dan Rapat Tinjauan Manajemen digambarkan dalam Use Case Diagram pada Gambar 3.8
Gambar 3.6 Proses Bisnis Pengukuran dan Perbaikan Berkesinambungan
Tabel 3.4 menjelaskan antara fungsionalitas yang ada dengan bagian yang bertanggung jawab pada proses bisnis Pengukuran dan Perbaikan Berkesinambungan.
Gambar 3.8 Use Case Audit dan Rapat Tinjauan Manajemen
3.3.3 Use Case Pengukuran dan Perbaikan Berkesinambungan Fungsionalitas Satuan Penjamin Mutu dalam Proses Bisnis Pengukuran dan Perbaikan Berkesinambungan digambarkan dalam Use Case Diagram pada Gambar 3.9
Tabel 4.1 Keterhubungan Kelas Data Pengendalian Dokumen Kelas Data 1
Kelas Data 2
Deskripsi Relasi Antar Kelas Data
Karyawan
Staff DCC
Karyawan memberikan usulan perubahan dokumen kepada Staff DCC
Staff DCC
MR
Staff DCC Meminta verifikasi dokumen kepada MR
Staff DCC
Departemen Terkait
Staff DCC Mendistribusikan Dokumen revisi terbaru
Departemen Terkait
Staff DCC
Staff DCC Menerima usulan perubahan dokumen eksternal dari departemen terkait
Staff DCC
Staff DCC
Mendistribusikan File salinan Dokumen eksternal
Staff DCC
Departemen Terkait
Menerbitkan Rekomendasi perubahan dokumen eksternal
Gambar III.9 Use Case Pengukuran dan Perbaikan Berkesinambungan
4. Pembahasan 4.1 4.1.1
Data Pengendalian Rekaman
Gambar 4.1 Model Data Pengendalian Dokumen
4.1.2 Model Data Pengukuran Kinerja Organisasi
disarankan yaiut berbasis web dengan memaksimalkan fungsi dari web yang telah dimiliki yaitu stratos. Sehingga dapat terintegrasi dengan baik itu untuk masing-masing modul maupun dengan unit atau bagian lainnya. 4.3 Teknologi 4.3.1 Jaringan Pada sistem yang berjalan di PKN & STMIK LPKIA, topologi jaringan yang digunakan yaitu topologi star. Dan topologi tersebut dirasakan cukup tepat jika digunakan di lingkungan PKN & STMIK LPKIA.
Gambar 4.2 Model Data Pengukuran Kinerja Organisasi Tabel 4.2 Keterhubungan Kelas Data Pengukuran Kinerja Organisasi Kelas Data 1
Kelas Data 2
Deskripsi Relasi Antar Kelas Data
Ka. Departemen Terkait
MR
Memberikan target kinerja
MR
MR
Menyusun laporan pencapaian kinerja
MR
MR
Melakukan Identifikasi Kebutuhan Tindakan Perbaikan & Pencegahan
MR
MR
Menerbitkan hasil pencapaian kinerja organisasi
MR
Ka. Departemen Terkait
Melakukan Sosialisasi Annual Performance & Action Plan
4.2 Aplikasi Untuk saat ini aplikasi yang digunakan di PKN & STMIK LPKIA khususnya pada unit SPM belum saling terintegrasi dengan baik sehingga masih adanya duplikasi pekerjaan dan cukup memakan waktu yang tidak sedikit. Maka untuk menjadikan layanan sistem informasi menjadi lebih baik, usulan aplikasi yang
4.3.2 Server Berikut ini merupakan server yang terdapat pada PKN & STMIK LPKIA seperti yang telah tergambar pada Table 4.3
Tabel 4.3Server PKN & STMIK LPKIA No Merk / Tipe Jumlah Lokasi HP Prolian 1 DL370G6 3 MIS Dell Pentium 4 2 Xeon 4 MIS Pentium 3 Core I 3 8 Lab. Komputer Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian MIS, server tersebut dinilai masih layak dan belum diperlukan pembaharuan. 4.3.3 Komputer Terdapat 8 unit Perangkat personal computer (PC) sudah tersedia dengan spesifikasi yang cukup baik. Sistem Operasi yang digunakan pada perangkat PC tersebut umumnya menggunakan Microsoft Windows 7 dan Microsoft Windows XP. Standar processor yang digunakan Core 2 Duo. Berdasarkan hasil temuan evaluasi yang didapat bahwa belum adanya pengelolaan aset untuk PC sehingga banyak PC yang sudah tidak memiliki nilai jual. Namun begitu semua PC masih dapat digunakan dengan baik sesuai dengan fungsinya. 4.3.4 Perangkat Jaringan PKN & STMIK LPKIA memiliki beberapa perangkat jaringan yang telah terpasang dan dipergunakan, yaitu: a. Router MikroTik RouterBOARD 1100 AH. b. Switch D-Link 10/100, TP-Link 10/100 & Gigabyte 10/100/100.
Daftar Pustaka : c. Firewall PKN & STMIK LPKIA menggunakan firewall dari mikrotik. d. Bandwidth Pada PKN & STMIK LPKIA menggunakan 2 internet service provider yaitu ASTINET dan juga Telkom Speedy dengan besaran bandwidth 2MB untuk koneksi ASTINET international, 5MB ASTINET lokal. Sementara untuk speedy memiliki besaran bandwidth 2MB dan 4MB. Sama halnya dengan teknologi lainnya, untuk perangkat jaringan juga masih dinilai layak dan belum memerlukan pembaharuan.
[1]
[2]
[3] [4]
[5] 5. Kesimpulan Kesimpulan dari Perancangan Perencanaan Layanan Sistem Informasi Studi Kasus Unit SPM (Satuan Penjamin Mutu) di STMIK dan Politeknik LPKIA adalah sebagai berikut: 1. Dalam perancangan perencanaan layanan sistem informasi yang menggunakan kerangka kerja EAP dari perspektif data pada keseluruhan modul pada SPM terdapat 74 entitas data yang saling terkait. 2. Dalam perancangan perencanaan layanan sistem informasi yang menggunakan kerangka kerja EAP di SPM terdapat 3 proses bisnis. Dalam pembagian proses bisnis tersebut pengendalian dokumen dan rekaman, audit dan rapat tinjauan manajemen, pengukuran dan perbaikan berkesinambungan. 3. Dalam perancangan perencanaan layanan sistem informasi berdasarkan perspektif teknologi yang menggunakan kerangka kerja EAP di SPM, teknologi yang digunakan masih layak untuk digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. 4. Dalam perancangan perencanaan layanan sistem informasi berdasarkan perspektif aplikasi yang menggunakan kerangka kerja EAP di SPM, untuk mengintegrasikan modul yang ada maka menggunakan satu portal yaitu web stratos, aplikasi berbasis web ini mendukung adanya User Generated Content dalam proses penginputannya dan menggunakan framework yii. 5. Berdasarkan kebutuhan dari unit SPM dalam perancangan layanan sistem informasi ini didapatkan hasil 2 modul diantaranya dapat dikerjakan pada tahun 2014 dan 7 modul dikerjakan pada tahun 2015.
[6]
[7] [8] [9]
[10]
Tinonetti. 2009, Analisis Dan Perancangan Modul Aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Berbasiskan Service-Oriented Architecture (SOA) Steven Spewak and Michael Tiemann. 2009, Updating the Enterprise Architecture Planning Model Nanang Chosin. 2011, Pemanfaatan Web sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris Illah Sailah dan Djoko Santoso . 2010, Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi ( SPM-PT )Taufik Kurniawan. 2012, Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, http://dikti.go.id/wpcontent/uploads/Sekretariat/RUU+DIKTI+FI NAL+13+Juli+2012.pdf, download tanggal 30 April 2014. Kridanto Surendro. 2009, Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi., Infromatika. Yakub. 2009, Pengantar Sistem Informasi, Graha Ilmu. M. Shalahuddin dan Rosa A. S. 2013, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek, Informatika. Dedi Kusbianto. 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil.