Perbedaan Tingkat Fleksibilitas Laki-Laki dan Perempuan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dary Alhady Nugraha Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Turunnya tingkat fleksibilitas merupakan hal yang fisiologis seiring bertambahnya umur seseorang. Range of Motion pada seseorang yang mengalami penurunan tingkat fleksibiltas juga akan menurun karena adanya keterbatasan ruang gerak sendi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi FKUI dengan menggunakan metode cross sectional yang melihat perbedaan tingkat fleksibilitas antara laki-laki dan perempuan berdasarkan nilai yang didapat dari hasil percobaan. Total sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah 149 sampel. Data diuji menggunakan SPSS 21 for Mac dan dilakukan uji deskriptif cross tabulation. Didapatkan sebanyak 39.6% laki-laki yang memiliki tingkat fleksiblitas excellent dan sebanyak 45.8% perempuan yang memiliki tingkat fleksibilitas excellent dengan perbedaan tingkat fleksibilitas 6.2% antara laki-laki dan perempuan. Hasil uji deskriptif cross tabulation ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat fleksibilitas antara laki-laki dan perempuan, dan lebih banyak perempuan yang mempunyai tingkat fleksibilitas dengan kategori excellent. Kesimpulan pada penelitian ini adalah perempuan lebih banyak memiliki tingkat fleksibilitas excellent daripada laki-laki. Kata kunci: Fleksibilitas, Jenis Kelamin/Gender, Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Range of Motion Differences in Flexibility Men and Women in the Faculty of Medicine Abstract
The decline in the level of flexibility is a physiological thing as it ages face. Range of motion of someone who reduces levels of flexibility will also decrease due to the limitations of the joint space. This study was conducted at the Laboratory of Physiology, Faculty of Medicine , using a cross-sectional view of the differences in the degree of flexibility between men and women based on the value obtained from the experimental results. Total sample used for this test is 149 samples. Data is tested using SPSS 21 for Mac and descriptive test cros-tabulated. Accumulated as 39.6% of the men who have high levels of flexiblity, and the 45.8% of women who have excellent flexibility, with excellent flexibility rate 6.2% difference between men and women. Descriptive cross-tabulated test results show that there are differences in the degree of flexibility between men and women. The findings in this study were more women have excellent levels of flexibility as compared to men. Keywords: Flexibility, Gender, Medical Student Faculty, Range of Motion
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
Pendahuluan
Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas.1,4 Kegiatan sehari-hari seperti membungkuk, berjalan, mengangkat, serta berlari membutuhkan tingkat fleksbilitas. Fleksibilitas juga sangat penting untuk atlet seperti senam, dan loncat indah untuk mencegah adanya cedera. Manfaat fleksbilitas dapat dibagi menjadi 4, yaitu mengurangi kemungkinan terjadinya cedera pada otot dan sendi, membantu dan mengembangkan kecepatan koordinasi, dan kelincahan, menghemat tenaga agar efisien pada waktu melakukan gerakan, serta membantu memperbaiki sikap tubuh.2,7 Tingkat fleksibilitas yang dimiliki perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengukur nilai fleksibilitas perempuan dibandingkan laki-laki contohnya Sit and Reach Test.1 LopezMinarro PA et al5 melaporkan bahwa perempuan memiliki nilai fleksibilitas yang lebih tinggi dengan perbandingan skor yang didapatkan perempuan adalah skor 30 sementara laki-laki hanya mendapat skor 28 dengan menggunakan Sit and Reach Test.5 Laki-laki dewasa memiliki akumulasi massa otot yang lebih banyak dibandingkan perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor hormonal, yaitu kadar testosteron yang tinggi pada laki-laki sehingga menyebabkan pertumbuhan otot. Sedangkan pada perempuan, kadar estrogen yang tinggi akan menginduksi pemanjangan otot dan kelenturan sendi (muscle lengthening and joint laxity). Faktor penting yang dapat mempengaruhi fleksibilitas adalah gaya hidup. Pada beberapa orang memiliki gaya hidup sedentary, yang identik dengan inaktivitas.8 Inaktivitas mempengaruhi fleksibilitas karena apabila tidak digerakkan secara aktif, otot dapat mengalami pemendekan/atrofi dan mengalami kekakuan. Selain itu, jaringan ikat pada sendi juga mengalami hal yang sama. Akibatnya, fleksibilitas akan menurun. Fleksibilitas adalah salah satu faktor yang dibutuhkan untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Tugas mahasiswa sehari-hari adalah belajar, khususnya mahasiswa kedokteran yang harus selalu sehat dan bugar untuk mengerjakan berbagai tugas yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi, sehingga membutuhkan tingkat fleksibilitas yang baik. Membantu menurunkan risiko cedera otot dan sendi serta memperbaiki postur tubuh adalah kegunaan fleksibilitas yang penting.1 Hal ini disebabkan karena sendi, ligamen, dan otot yang dimiliki manusia akan menurun kemampuannya dengan pertambahan usia.1,3 Mahasiswa adalah makhluk yang selalu bergerak, jika tingkat fleksibilitas menurun ketika masih muda
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
akibatnya seseorang akan sangat mudah mengalami cedera otot, sendi, dan mengakibatkan bentuk postur tubuh yang kurang baik pada saat menjadi dokter nantinya. Berdasarkan penelitian dan teori yang sudah ada, tingkat fleksibilitas lebih baik pada perempuan daripada laki-laki. Namun, di Indonesia belum ada data yang menunjukkan hal tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untuk membuktikan teori dan hasil penelitian yang sudah ada di negara lain serta membuktikan teori tersebut terhadap keadaan masyarakat di Indonesia khususnya pada mahasiswa Fakultas Kedokteran di Jakarta. Tinjauan Teoritis
Fleksiblitas Fleksibilitas merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang berbagai kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari. Fleksibilitas adalah luas gerak satu persendian atau beberapa persendian.1 Berdasarkan pengertian tersebut, fleksibilitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu fleksibilitas statis dan dinamis.1 Fleksibilitas statis ditentukan oleh luas gerak dari satu persendian maupun beberapa persendian sementara fleksibilitas dinamis selain bergantung kepada luas gerak suatu persendian, juga melibatkan kecepatan dan kelenturan saat bergerak.1 Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Fleksibilitas Setiap orang memiliki tingkat fleksibilitas yang berbeda-beda. Banyak orang memiliki fleksibilitas yang baik pada sendi panggul, namun tidak baik pada sendi lain. Faktor yang memberi pengaruh besar adalah ukuran tubuh.1 Ukuran tubuh yang disertai penumpukan lemak akibat gaya hidup sedentary membuat seseorang sulit untuk bergerak fleksibel.1 Sehingga akan berpengaruh kepada tingkat fleksibilitas seseorang. Otot Sesuai dengan fungsinya, otot adalah organ tubuh yang digunakan sebagai alat gerak, dan menentukan postur tubuh, oleh karena itu otot memiliki peran penting untuk menentukan tingkat fleksibilitas. Otot mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Tiga kemampuan penting otot yaitu: 1. Kontraktibilitas; 2. Ekstensibilitas; dan 3. Elastisitas; 4.1 Susunan otot, ligamen, dan sendi mempengaruhi stabilitas sendi. Pada beberapa sendi yang tulang pembentuknya kurang stabil seperti lutut dan bahu, dibantu ligamen dan otot yang dapat meregang. Ligamen dan otot mempertahankan ujung tulang pembentuk sendi secara
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
bersama-sama. Jika jaringan otot lemah akibat aktivitas yang kurang atau karena peregangan berlebihan, maka stabilitas sendi akan menurun dan menyebabkan cedera otot, sendi, atau ligamen.1 Tendon Tendon adalah sekumpulan jaringan ikat yang menghubungkan otot dan tulang. Bahan dasar yang berperan untuk membentuk tendon adalah serabut jaringan ikat. Posisi serabut jaringan ikat yang berada diantara otot dan tulang/sendi mempengaruhi kelenturan sendi.1 Serabut jaringan ikat terbagi tiga yaitu, serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.1 Berdasarkan sifatnya, serabut kolagen jaringan ikat mempunyai daya elastisitas yang rendah, namun memiliki daya regang yang sangat tinggi, berwarna putih dan memiliki bentuk seperti berkas-berkas yang beragam, sehingga ketika tendon mendapatkan sebuah aksi meregang, tendon memberikan regangan kecil yang mengakibatkan rangsangan atau kontraksi otot cepat dihantarkan langsung ke tulang yang berlekatan dengannya. Ligamen Ligamen memiliki fungsi utama yaitu untuk menguatkan sendi.7 Ligamen memiliki struktur yang hampir sama dengan tendon yaitu serabut elastin jaringan ikat. Perbedaannya adalah serabut elastin mempunyai elastisitas yang tinggi, sementara serabut kolagen elastisitasnya rendah. Namun karena serabut elastin lebih tipis dari serabut kolagen, serabut ini juga memiliki daya regang yang tinggi.7 Kemampuan ligamen untuk meregang akan menurun dengan bertambahnya usia seseorang. Tipe dan Struktur Sendi Tipe dan struktur sendi memiliki pengaruh yang sangat penting untuk menentukan tingkat fleksibilitas seseorang. Ada 3 tipe sendi yang ada pada manusia, yaitu:2 1. Sinarthrodial; 2. Amfiarthrodial; 3. Diarthrodial. Dari ketiga tipe sendi tersebut, yang memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi adalah tipe diarthrodial, karena sendi tersebut memilki struktur dua lekukan yang membelah tuang, terdapat hialin, dan ada cairan sinovial yang berfungsi melumuri sendi dengan zat seperti minyak sehingga akan semakin memudahkan gerakan pada sendi. Sementara jenis sendi Sinarthrodial tidak memilki struktur yang sama dengan jenis sendi diarthrodial. Sendi jenis sinarthrodial adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Disebabkan karena jenis sendi memiliki dua tipe, yaitu tipe suture yang menjadi penguhubung antar tulang yang terdiri dari jaringan ikat serabut seperti pada tengkorak dan
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
tipe sinkondrosis yaitu persendian yang terbentuk oleh tulang rawan hialin, seperti pada epifisis tulang dewasa.2 Oleh karena itu, sendi jenis diarthrodial memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Usia dan Jenis Kelamin Usia dan jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat fleksibilitas seseorang. Orang tua memiliki tingkat fleksibilitas yang rendah daripada anak anak.3 Anak anak selama masa pertumbuhan akan terus mengalami perkembangan dari segala aspek seperti kemampuan kognitif, serta kemampuan fleksbilitas.4 Pada umur 12 tahun, anak anak baik laki-laki maupun perempuan akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai mereka remaja. Pada anak laki-laki fleksibilitas meningkat pada usia 6-10 tahun, kemudian meunurun ketika masuk remaja pada usia 10-12 tahun. Sementara untuk perempuan memiliki pola peningkatan fleksibilitas yang sama, kecuali puncak fleksbilitasnya pada umur 12 tahun.1,8 Pada usia lebih diatas 70 tahun baik laki-laki maupun perempuan akan mengalami penurunan tingkat fleksibilitas.9,10 Kondisi tersebut penyebabnya adalah terjadinya proses pengapuran pada tulang rawan dan persendian yang menyebabkan ruang gerak sendi atau Range of Motion menjadi semakin terbatas, serta terjadi pemendekan jaringan ikat, otot, tendon yang menjadi unsur penting dalam fleksibilitas. Sementara, baik laki-laki dewasa maupun perempuan dewasa memilki tingkat fleksibilitas yang berbeda. Banyak aspek yang harus dilihat dalam hal ini. Seperti ukuran otot, tendon, ligamen serta tipe sendi. Kemudian, banyak latihan menggunakan ruang gerak sendi atau Range of Motion yang didahului pemasanan juga menjadi faktor penting, karena sendi semakin dilatih akan semakin fleksibel untuk melakukan gerakan. Sit and Reach Test Cara menghitung tingkat fleksibilitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti V-Sit test, Back Saver Test, Groin Flexibility Test, Calf Muscle Flexibility Test, Trunk Rotation Test, Sit and Reach Test, dan lain-lain.11 Sebenarnya masih banyak tes yang dapat dilakukan untuk menilai kelenturan seseorang, namun sit and reach test adalah tes yang paling sering dilakukan dan merupakan tes yang mudah untuk dilakukan. Sit and reach test bertujuan untuk mengukur daya kelenturan otot-otot punggung dan hamstring serta sendi-sendi vertebra. Untuk melakukan tes ini, diperlukan meja sit and reach test yang sederhana dengan ukuran sentimeter. Prosedur pelaksanaannya adalah:1 1. Persiapan
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
§
Subyek duduk dilantai sambil meluruskan kakinya (telapak kaki menempel pada bantalan karet alat). Kepala, punggung atas dan bawah harus menempel di dinding.
§
Subyek meluruskan kedua lengannya kedepan. Posisi telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri, dimana jari tengah keduanya saling menempel & berhadapan.
§
Pemeriksa memindahkan slide pengukuran ke angka “nol”. Letakkan “scale arm” pada ujung jari tengah, kemudian kunci pada tempatnya.
2. Pengukuran §
Subyek menggerakkan tangannya kedepan sejauh mungkin (dengan cara menekuk tubuh pada pinggang) sehingga ujung jari tengah akan mendorong scale arm.
§
Jika lutut subyek menekuk atau menggunakan momentum untuk meningkatkan jarak tempuh, maka pengukuran dinyatakan gagal dan harus di ulang.
§
Catat hasil yang di tunjukkan sampai ketelitian 0,5”
§
Ulangi pemeriksaan ini tiga kali berturut-turut, dengan waktu istirahat 30 detik sebelum test berikutnya.
§
Hasil yang digunakan adalah yang terjauh dari ketiga pengukuran tersebut.
Tabel 2.1 Nilai Sit and Reach Test Berdasarkan Umur Fleksibilitas
15-19 Tahun
20-29 Tahun
Excellent
> 39 cm
>40 cm
Above Average
34-38 cm
34-39 cm
Average
29-33 cm
30-33 cm
Below Average
24-28 cm
25-29 cm
Poor
<23 cm
<24 cm
*Dikutip dari: Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Panduan Praktikum Sports Module. 2012. Range of Motion Range of Motion adalah gerakan yang dapat dilakukan untuk melihat seseorang memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi atau tidak.6 Gerakan ini dilakukan dengan memindahkan persendian secara optimal dan seluas mungkin selama seseorang mampu tanpa ada rasa sakit. Ketika Range of Motion dilakukan, akan terjadi gesekan antara kartilago yang dimiliki tulang sehingga menimbulkan peningkatan aliran darah ke dalam kapsula sendi.
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
Kartilago banyak mengandung air, hal ini dikarenakan sifat hidrofilik yang memberi pengaruh kepada kandungan yang dimiliki kartilago yaitu proteoglikans yang terus berdekatan dengan asam hialuronat. Gesekan yang terjadi ketika dilakukannya Range of Motion akan mengakibatkan air yang terdapat pada kartilago keluar dan bergabung dengan cairan sinovial. Namun, apabila tidak ada lagi gesekan yang terjadi, air yang telah bergabung dengan cairan sinovial akan kembali lagi ke kartilago dengan membawa nutrisi dari cairan sinovial. Hal yang perlu diperhatikan adalah perbedaan hormon, struktur tulang, dan sistem reproduksi yang dimiliki laki-laki dan perempuan yang menjadi faktor utama dalam fleksibilitas ketika dilakukannya Range of Motion. Bentuk dari tipe otot yang ada pada laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, kekuatan otot dan sifat lunak yang dimiliki tendon merupakan faktor yang sering menyebabkan perbedaan.6 Peran Hormon Hormon yang dimiliki laki-laki yaitu testosteron akan meningkatkan ukuran dan massa otot rangka. Itu alasannya mengapa olahraga berat dan banyak menggunakan otot lebih dominan dilakukan oleh laki-laki. Sementara hormon yang dimiliki perempuan yaitu hormon estrogen akan memperluas pinggul perempuan bahkan akan membuat otot perut menjadi lebih fleksibel. Hal tersebut membantu perempuan ketika mengandung janin.6 Hormon memilki peran penting untuk membedakan tingkat fleksibilitas antara laki-laki dan perempuan. Sendi Panggul Perempuan lebih mendominasi dalam hal keluasan gerak. Tingginya fleksibilitas panggul akibat terdapatnya hormon yang khusus dimiliki oleh perempuan yaitu relaxin.8 Relaxin adalah hormon polipeptida yang memiliki struktur hampir sama dengan insulin. Hormon tersebut disekresikan oleh corpus luteum. Pengaruh yang diberikan relaxin kepada pelvis adalah menghambat kontraksi rahim, pemanjangan ligamen intrapubik, serta pelunakan servik.8 Perbedaan pergerakan panggul yang begitu luas pada perempuan karena struktur pelvis yang berbeda dengan panggul laki-laki merupakan faktor penting dalam hal fleksibilitas. Fleksibilitas Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk digerakkan seluas-‐luasnya.1 Pengukuran tingkat fleksibilitas dapat dilakukan dengan sit and reach test yang diukur menggunakan nilai yang
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
didapat. Menurut Pedro A. et al, nilai fleksibilitas normal untuk laki-‐laki adalah 28 sementara perempuan mendapatkan niai lebih tinggi yaitu 30.5 Sementara nilai fleksibilitas yang berada pada batas rata-‐rata menurut buku panduan Departemen Fisiologi FKUI tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin, namun berdasarkan umur. Niliainya adalah untuk umur 15-‐19 tahun adalah 29-‐33 cm, sementara umur 20-‐29 tahun adalah 30-‐33 cm.12
Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran yang mengikuti praktikum modul Pola Hidup Sehat. Metode Penelitian Desain penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan data hasil uji kebugaran dan fleksibilitas tubuh untuk mengetahui perbedaan tingkat fleksibilitas tubuh antara laki-laki dan perempuan yang didapat dari nilai hasil percobaan. Penelitian dilakukan di laboratorium Departemen Fisiologi dan Departemen Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juli 2013 dengan sumber data berupa data sekunder yaitu tabel hasil uji Sit anf Reach antara lakilaki dan perempuan mahasiswa Fakultas Kedokteran di Jakarta. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis kelamin/ Gender, sedangkan variabel dependen adalah nilai fleksibilitas yang menentukan tingkat fleksibilitas berdasarkan tabel panduan Departemen Fisiologi FKUI. Setelah pengumpulan data selesai, kemudian diolah menggunakan program
SPSS Ver.21 for Mac. Data diolah secara deskriptif dengan menggunakan uji crosstab antara data kategorik dengan data kategorik untuk mengetahui perbedaan tingkat fleksiblitas antara laki-laki dan perempuan.
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran di Jakarta, untuk membandingkan antara jenis kelamin dan tingkat fleksibilitas. Pada Tabel 1 diperlihatkan karaktersitik subjek penelitian. Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Variabel
Jumlah n
%
Laki-laki
53
35
Perempuan
96
64,4
15-16 Tahun
11
7.4
17-18 Tahun
114
76.5
19-20 Tahun
24
16.1
Gender:
Usia:
Tabel 4.1, menunjukkan bahwa jumlah total subjek penelitian sebanyak 149 subjek. Terdapat 35.5% subjek laki laki dan 64.4% subjek perempuan. Dilihat dari segi usia mahasiswa fakultas kedokteran yang menjadi subjek penelitian ada sebanyak 7.4% subjek yang berumur 15-16 tahun, 76.5% subjek berumur 17-18 tahun dan yang berumur 19-20 tahun ada 16.1% subjek. Dengan itu dapat dilihat bahwa lebih banyak jenis kelamin perempuan yang menjadi subjek penelitian dan subjek yang memiliki usia 17-18 tahun memiliki jumlah terbanyak. Tabel 4.2 Rerata Tingkat Fleksibilitas Subjek Penelitian Median ± SD Tingkat Fleksibilitas 35.75 ± 10.193
Tabel 4.2, menunjukkan rerata tingkat fleksibilitas subjek menggunakan median. Dari 149 subjek didapatkan rata-rata tingkat fleksibilitas yaitu 35.75. Hal tersebut menjelaskan bahwa
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
rata-rata tingkat fleksibilitas mahasiswa kedokteran di Jakarta adalah above average berdasarkan usia 15-29 tahun. Tabel 4.3 Persentase Tingkat Fleksibilitas Subjek Penelitian Jumlah
Variabel
N
%
Poor
20
13.4
Below Average
8
5.4
Average
26
17.4
Above Average
30
20.1
Excellent
65
43.6
Total
149
100.0
Tabel 4.3, menunjukkan persentase subjek penelitian berdasarkan tingkat fleksibilitas. Terlihat bahwa sebanyak 43.6% subjek memiliki tingkat fleksibilitas terbaik atau excellent dari total 149 subjek penelitian. Sebanyak 56.4 subjek lainnya berada pada 4 variabel sisanya yaitu sebanyak 17.4 subjek berada dalam batas rata-rata tingkat fleksibilitasnya, 13.4 subjek pada batas paling bawah yaitu poor atau buruk. Tabel 4. 4 Sebaran Tingkat Fleksibilitas Subjek Penelitian Berdasarkan Gender Tingkat Fleksibilitas Gender
Excellent n (%)
Above Average
Average
Below Average
Poor
Laki-Laki
21
11
11
2
8
Perempuan
44
19
15
7
11
Total
65
30
26
9
19
Tabel 4.4, memperlihatkan perbedaan tingkat fleksibilitas berdasarkan gender yaitu dari 53 orang laki-laki yang menjadi subjek penelitian, terdapat 21 subjek memiliki tingkat fleksibilitas terbaik dan 8 subjek yang paling buruk. Berbeda dengan perempuan, dari total
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
96 subjek terdapat 44 subjek yang fleksibilitasnya paling baik dan 11 subjek yang tingkat fleksibilitasnya paling buruk. Pada penelitian ini terdapat jumlah yang lebih banyak pada jenis kelamin perempuan daripada laki-laki yang memiliki tingkat fleksibilitas excellent atau paling baik. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis, bahwa terdapat perbedaan antara tingkat fleksibilitas laki-laki dan perempuan, yaitu perempuan memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik daripada laki-laki. Pembahasan Fleksibilitas Perempuan Dari hasil ini didapatkan lebih banyak perempuan yang memiliki tingkat fleksibilitas lebih baik daripada laki-laki, yaitu sebanyak 44 subjek. Hal tersebut juga telah dikemukakan Pedro A. et al dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa perempuan memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik.5 Namun pada penelitian tersebut jumlah subjek laki-laki dan perempuan sama jumlahnya yaitu 67 subjek yang berusia rata-rata 23 tahun, sementara pada penelitian ini jumlah subjek antara laki-laki dan perempuan tidak merata, sehingga nilai yang didapatkan memiliki jarak yang cukup jauh. Fleksibilitas sangat erat kaitannya dengan ruang gerak sendi (Range of Motion) karena semakin rendah tingkat fleksibilitas seseorang maka akan rendah juga ruang gerak sendi yang dimiliki seseorang. Turunnya kemampuan ruang gerak sendi memberikan efek langsung terhadap kegiatan seseorang. Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki banyak aktivitas baik didalam ruangan maupun diluar ruangan harus memiliki fleksibilitas yang baik dan ruang gerak sendi yang luas. Terbatasnya ruang gerak sendi yang membuat seseorang menjadi tidak fleksibel akan menjadikan seseorang rentan terhadap cedera, baik itu cedera otot maupun tulang.14,17,18 Perempuan memiliki lebih banyak akumulasi lemak daripada otot. Struktur lemak yang lebih lunak dibandingkan dengan otot akan menambah tingkat fleksibilitas perempuan. Ditambah dengan adanya hormon relaxin yang mempengaruhi pergerakan panggul dan besarnya pelvis pada perempuan juga menambah tingkat fleksibilitas. Hal tersebut cukup menjelaskan data yang peneliti dapatkan pada penelitian ini. Namun, Larsson UE et al menyebutkan bahwa pada usia lanjut, perempuan tetap memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik baik dari laki-laki, dan tidak ditemukan penurunan tingkat fleksibilitas yang signifikan pada perempuan walaupun laki-laki mengalami waktu penurunan yang lebih cepat.22 Penelitian tersebut menyebutkan penurunan yang signifikan dipengaruhi oleh karakteristik fisik seperti ukuran tubuh dan tingkat obesitas, kecuali setiap individu
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
lanjut usia melakukan latihan Range of Motion yang rutin, maka akan meningkatkan fleksibilitas. Fleksibilitas Laki-Laki Berbeda dengan perempuan, laki laki memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih rendah. Pada penelitian ini, didapatkan sebanyak 21 responden yang memiliki tingkat fleksibilitas yang sangat baik, sementara nilai pada perempuan mencapai angka 44. Metode uji yang digunakan pada penelitian ini hanya sit and reach test, sementara uji yang digunakan pada penelitian Pedro A. et al lebih dari satu, selain sit and reach test ada juga back saver test dan passive leg straight test. Pada uji back saver test menunjukan hasil yang lebih baik baik daripada sit and reach test.5 Hal tersebut mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat hasil pada penelitian ini berbeda antara laki-laki dan perempuan, dengan jumlah subjek perempuan memang lebih banyak. Otot mengambil peran yang cukup besar pada laki-laki untuk melakukan gerakan.15,16 Aktivitas fisik yang dilakukan laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Bukan berarti perempuan tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali, namun dalam hal ini laki-laki lebih mendominasi menggunakan otot. Jika seorang dokter selalu berdiri dalam melakukan pekerjaannya, berarti otot-otot yang berperan seperti gluteus akan lebih terlatih. Semakin banyak melakukan gerakan yang memaksa otot untuk bekerja lebih, otot akan melakukan penyesuaian seperti membesar atau lebih kuat.14,19 Namun apabila gerakan yang dilakukan terlalu banyak sampai otot tidak mampu menahannya, tentu akan terjadi cedera otot. Hui dan Yuen menyebutkan keterlibatan otot gluteus dan otot-otot lain yang ada di kaki dapat membatasi gerakan peregangan ke depan apabila seseorang terlalu banyak melakukan aktivitas fisik menggunakan kaki ketika dilakukan uji sit and reach.13 Otot-otot kaki memiliki struktur yang kuat, karena ketika seseorang jalan saja menggunakan kaki, secara tidak langsung akan memberikan latihan rutin untuk otot kaki. Namun, latihan disini bukan hasil yang signifikan untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh karena perlu melakukan latihan peregangan yang rutin. Perbedaan Tingkat Fleksibilitas Perempuan dan Laki-Laki Berdasarkan Nilai Hasil Uji Sit and Reach Test Perempuan memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik daripada laki-laki pada penelitian ini. Didapatkan jumlah subjek yang lebih banyak pada perempuan yaitu sebanyak 44 subjek, sementara pada laki-laki hanya 21 subjek. Namun perbedaan variabel buruk atau poor antara
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
perempuan dan laki-laki hanya memiliki selisih 3 orang, yaitu 11 orang pada perempuan dan 8 orang pada laki-laki. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa hormon, otot, dan aktivitas fisik memiliki peran penting dalam hal fleksbilitas. Tingkat fleksibilitas juga berhubungan dengan range of motion atau ruang gerak sendi.20 Ruang gerak sendi yang tidak luas membuat seseorang yang seharusnya bisa lebih fleksibel, namun ketika melakukan aktivitas fisik yang berlebih akan sangat mudah mengalami cedera. Fleksibilitas dan ruang gerak sendi erat kaitannya dengan atlit. Atlit yang aktif berolahraga memerlukan tingkat fleksibilitas yang tinggi. Seperti yang dikemukakan Wilmore JH et al bahwa perbaikan dalam fleksiblitas dapat mengurangi cedera pada otot, membantu dalam mengembangkan kecepatan, kelincahan, koordinasi yang baik, perkembangan prestasi olahraga, menghemat dalam pengeluaran tenaga, serta memperbaiki sikap tubuh.3 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa baik atlit, mahasiswa, pekerja kantoran, pekerja lapangan membutuhkan tingkat fleksibilitas yang tinggi. Hormon relaxin yang disinggung diatas juga membuktikan bahwa seorang perempuan memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik. Laki-laki tidak memiliki hormon tersebut karena pinggul laki-laki tidak dipersiapkan untuk keadaan mengandung janin atau hamil. Tujuan lebarnya pinggul pada perempuan adalah untuk mempersiapkan kondisi perempuan ketika hamil.8 Hormon tersebut maksimum jumahnya pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk membantu dalam hal pengenduran panggul, kelembutan serviks dan untuk mendiring uterus untuk berkontraksi.8,17 Selain beberapa hal tersebut, kesalahan dalam pemeriksaan mungkin untuk dilakukan, karena pada proses penghitungan nilai fleksbilitas seseorang tidak diminta melakukan pemanasan terlebih dahulu. Seseorang yang belum pernah melakukan tes seperti ini sudah pasti tidak mendapatkan hasil yang baik. Berbeda dengan seorang yang sudah sering melakukan aktivitas fisik rutin seperti sering berolahraga setiap hari, dan aktif baik dalam ruangan maupun ruangan akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Eduard Hrazdira et al pada penelitiannya mengatakan bahwa alas duduk yang lebih tinggi akan mempengaruhi hasil fleksibilitas.21 Penelitian tersebut dilakukan pada populasi umur 18-59 tahun dengan menggunakan uji yang sama pada penelitian ini yaitu sit and reach test yang menunjukan perempuan memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik daripada laki-laki. Eduard Hradzira et al juga menyebutkan bahwa penurunan tingkat fleksibilitas pada laki-laki lebih cepat daripada perempuan berdasarkan usia.21
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
Kesimpulan Didapatkan perbedaan tingkat fleksibilitas antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan Fakultas Kedokteran, yaitu lebih banyak perempuan yang memiliki tingkat fleksibilitas excellent. Persentase mahasiswa perempuan Fakultas Kedokteran lebih banyak dari pada laki-laki yaitu 64.4% : 35% dengan kelompok usia terbanyak adalah 17-18 tahun sebesar
76.5%. Rerata tingkat fleksibilitas mahasiswa Fakultas Kedokteran adalah
35.75±10.193 yang menunjukkan tingkat fleksibilitas above average berdasarkan usia 15-29 tahun. Saran Penelitian melihat tingkat fleksiblitas perlu dilanjutkan, namun harus dilakukan kembali dengan jumlah data yang sama antara laki-laki dan perempuan agar didapatkan hasil yang lebih baik. Penelitian tidak hanya menggunakan uji sit and reach sebagai sumber penentuan tingkat fleksibilitas, namun juga dapat menggunakan uji back saver atau uji lainnya yang lebih baik. Sebaiknya sebelum dilakukan pengambilan data, subjek diminta untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Subjek yang memiliki tingkat fleksibilitas yang buruk diharapkan untuk melakukan aktivitas fisik yang rutin agar tingkat fleksibilitas mahasiswa kedokteran semakin baik kedepannya. Kepustakaan
1. Alter, Michael J. Science of Flexibility, 3rd ed. Human Kinetics: Champaign, IL; 2004. 2. DeVries, H.A., Housh, T.J., and Weir, L.L. Physiology of Exercise for Physical Education, Athletes and Exercise Science, 5th ed. Dubuque, IA: Brown; 1995. 3. Wilmore, J.H., Parr, R.B., Girandola, R.N., Ward, P., Vodak, P.A., Barstow, T.J., Pipes, T.V., Romero, G.T., and Leslie, P. Physiological alterations consequent to circuit weight training. In: Essentials of Strength and Conditioning, 3rd ed. Champaign, IL: Human Kinetics; 2008. 4. Getchell, B. Physical Fitness: A Way of Life. In: Essentials of Strength and Conditioning, 3rd ed. Champaign, IL: Human Kinetics; 2008. 5. A comparison of the sit-and-reach test and the back-saver sit-and-reach test in university students. Journal of Sports Science and Medicine, Murcia, Spain. 2009.Available from: http://www.jssm.org/vol8/n1/16/v8n1-16text.php. Cited on: February 12, 2013. 6. Berryman Reese, Nancy; D. Bandy, William. Joint Range of Motion and Muscle Length Testing. 2nded. Canada: Saunders Elsevier; 2010.
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
7. Church, J.B., Wiggins, M.S., Woode, F.M., and Crist, R. Effect of Warm-Up and Flexibility Treatments on Vertcal Jump Performance, J Strength and Cond Res, 15(3): 332-336; 2001. 8. Alter, JM. Science of Flexibility. 3rd Ed. Champaign, IL: Sheridan Books, Library of Congress Cataloging-in-Publication Data; 2004. 9. Hui SC, Yuen PY, Morrow JR : Comparison of the criterion-related vali- dity of sit-andreach tests with and without limb lenght adjusment in Asian adults. Research Quarterly for Exercise and Sport, 70: 401-406; 1999. 10. Enkauf DR, Gohdes ML, Jensen GM. Changes in spinal mobility with increasing age in women. Physical Therapy, 67: 370-375; 1987. 11. Wells, K.F. & Dillon, E.K. The sit and reach. A test of back and leg flexibility. Research Quarterly, 23. 115-118; 1952. 12. Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Panduan Praktikum Sports Module. 2012. 13. Hui, S.S. and Yuen, P.Y.Validity of the modified back-saver sit- and-reach test: a comparison with other protocols. Medicine and Science in Sports and Exercise 32, 16551659; 2000. 14. Grenier, S.G., Russell, C. and McGill, S.M. Relationships be- tween lumbar flexibility, sit-and-reach test, and a previous his- tory of low back discomfort in industrial workers. Canadian Journal of Applied Physiology 28, 165-177; 2003. 15. Hoeger, W.W.K., Hopkins, D.R., Button, S. and Palmer, T.A. Comparing the sit and reach with the modified sit and reach in measuring flexibility in adolescents. Pediatric Exercise Science 2, 156-162;1990. 16. Hopkins, D.R. and Hoeger, W.W.K. A comparison of the sit-and- reach test and the modified sit-and-reach test in the measure- ment of flexibility for males. Journal of Applied Sport Science Research 6, 7-10;1992. 17. Hui, S.C., Yuen, P.Y., Morrow, J.R. Jr and Jackson, A.W. Com- parison of the criterionrelated validity of sit-and-reach tests with and without limb length adjustment in Asian adults. Re- search Quarterly for Exercise and Sport 70, 401-406; 1999. 18. Jackson, A.W. and Baker, A.A. The relationship of the sit and reach test to criterion measures of hamstring and back flexibility in young females. Research Quarterly for Exercise and Sport 57, 183-186; 1986.
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014
19. Liemohn, W.P., Sharpe, G.L. and Wasserman, J.F. Criterion related validity of the sitand-reach test. Journal of Strength and Conditioning Research 8, 91-94; 1994. 20. López-Miñarro, P.A., Sáinz de Baranda, P., Rodríguez-García, P.L. and Yuste, J.L. Comparison between sit-and-reach test and V sit-and-reach test in young adults. Gazzetta Medica Italiana 167, 135-142; 2008. 21. Eduard Hrazdira, Pavel Grasgruber, Tomas Kalina. The Comparison of Flexibility in the Czech Population Aged 18-59 years. International Network of Sport and Health Science. Szombathely, Hungary; 2012. 22. Larsson UE, Mattsson E. Functional Limitations Linked to High Body Mass Index, Age, and Current Pain in Obese Women. Willey Blackwell, 2001. Available from: http://www.nature.com/ijo/journal/v25/n6/full/0801553a.html. Cited on: July 21, 2013.
Perbedaan tingkat…, Dary Alhady Nugraha, FK UI, 2014