PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Karina Restu Dwi Utami, Pingkan C.B.Rumondor, S.Psi, M.psi Universitas Bina Nusantara,
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini, ialah untuk Mengetahui perbedaan Self Regulated Learning antara mahahsiswa tingkat awal (2015) dan tingkat akhir (2013) di fakultas psikologi universitas Bina Nusantara. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Psikologi angkatan 2013 dan 2015, Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling, Penelitian ini ini menggunakan sampel berjumlah 100 yaitu 50 mahasiswa psikologi angkatan 2013 dan 50 mahasiswa psikologi angkatan 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Self Regulated Learning kedua angkatan adalah sama 0,511 > 0,05 sehingga Ho diterima dan melihat probabilitasnya (sig) yang sebesar
0,511 > 0,05 sehingga Ho diterima, maka
disimpulkan bahwa self regulated learning kedua angkatan tidak memiliki perbedaan secara signifikan. Sehingga perbedaan tingkat (mahasiswa awal dan akhir) tidak berdampak pada self regulated learning nya melainkan terdapat faktor lain yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternaL.(K) Kata Kunci : Mahasiswa, Self Regulated Learning
PENDAHULUAN Belajar di perguruan tinggi merupakan kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman tentang suatu hal atau penguasaan dalam suatu hal atau bidang hidup tertentu lewat usaha, pengajaran, atau pengalaman. Deasyanti (2007), menyatakan bahwa pada kenyataanya, cukup banyak mahasiwa yang mengalami kesulitan dalam memenuhi pola belajar di perguruan tinggi. Misalnya, sebagian mahasiswa belum mampu melakukan
pengaturan diri (self-regulation) dan waktu dalam memenuhi tugas-tugas perkuliahan. Self regulation adalah suatu pembelajaran yang membuat individu dapat mengatur dirinya. Pembelajaran yang termasuk didalamnya yaitu pengaturan yang meliputi proses berpikir dan akan dimunculkan menjadi suatu perilaku yang terarah dan teratur (Ormrod, 2009). Self-regulation akan lebih mudah dipahami melalui kegiatan belajar. Menurut Zimmerman (dalam Schunk dan Zimmerman, 1994), self-regulation merupakan kemampuan untuk mengontrol proses belajar. Menurutnya, individu yang memiliki selfregulation, dalam kegiatan belajar terlihat aktif, memiliki ketekunan dan inisiatif dalam mengerjakan tugas-tugas, menguasai strategi-strategi belajar, mampu memecahkan masalah, bereaksi terhadap hasil belajar dan memiliki keyakinan diri. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti akan melihat bagaimana perbedaan self regulated learning pada mahasiswa tingkat awal (2015) dan mahasiswa tingkat akhir (2013) di Fakultas Psikologi Bina Nusantara. Berdasarkan uraian yang telah peneliti jelaskan di latar belakang. Peneliti membuat identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah “Perbedaan Self Regulated Learning antara mahahsiswa tingkat awal (2015) dan tingkat akhir (2013) di fakultas psikologi universitas Bina Nusantara?”. Tujuan penelitian ini yaitu Mengetahui perbedaan Self Regulated Learning antara mahahsiswa tingkat awal (2015) dan tingkat akhir (2013) di fakultas psikologi universitas Bina Nusantara (Karina, 2013). METODE PENELITIAN Indikator yang dipakai dalam penelitian ini adalah tiga komponen self regulation yang dikembangkan oleh Zimmerman (1988), yaitu: metakognitif, motivational, behavioral.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat awal 2015 dan mahasiswa tingkat akhir 2013 Psikologi Bina Nusantara. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Mahasiswa tingkat awal 2015 dan mahasiswa tingkat akhir 2013 Psikologi Universitas Bina Nusantara yang masing-masing berjumlah 50 subyek, mahasiswa pada semester 3 dan semester 8, jenis kelamin pria dan wanita, rentang usia dari 18-21 tahun dan mahasiswa aktif (tidak sedang mengambil cuti kuliah). Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian komparatif dengan menggunakan metode ex post facto. Self regulated learning dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument penelitian yang telah dikembangkan oleh Zimmerman 1988 (dalam Pintrich & Groot, 1990) dan diadaptasi oleh oleh Pudjiati (2002), yaitu Motivational Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Kuesioner ini berisikan 44 pernyatan yang terdiri dari 22 pernyataan mengenai komponen strategi-strategi kognitif dan metakognitif serta 22 pernyataan mengenai komponen motivasional. Dalam pelaksanaan penelitian instrument yang telah dibuat disebarkan kepada sampel penelitian yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. Penyebaran instrument dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada subjek penelitian yaitu mahasiswa Psikologi Universitas Bina nusantara angkatan 2013 dan angkatan 2015. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dan hasil penelitian. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa tidak ada perbedaan self regulated learning pada mahasiswa awal (2013) dan mahasiswa akhir (2015). Hal ini menandakan bahwa perbedaan tingkat tidak berdampak pada self-regulated learning mahasiswa bukan karena belum dapat mengatur cara belajar, belum memiliki keyakinan dalam dirinya untuk melakukan tugas-tugas, belum memiliki tujuan belajar dan pentingnya tugas-tugas, serta memiliki perasaan cemas akan tugas-tugas melainkan terdapat faktor lain yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Woolfolk, 2008). Dimana faktor
internal meliputi faktor psikologis seperti inteligensi, sikap, minat, bakat, dan faktor fisiologis (keadaan mahasiswa) dan faktor eksternal meliputi lingkungan belajar, pola asuh orang tua, gaya pendekatan yang digunakan mahasiswa dalam belajar, tugas-tugas, relasi antara mahsiwa dengan dosen dan fasilitas belajar. SIMPULAN DAN SARAN Secara umum kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan antara self regulated learning pada mahasiswa 2013 dan mahasiswa 2015 Psikologi di Fakultas Universitas Bina Nusantara. Terkait dengan temuan bahwa tidak ada perbedaan signifikan Self Regulated Learning (SLR) pada mahasiswa 2013 dan 2015, serta data lain bahwa lebih banyak mahasiswa dengan tingkat SLR rendah, maka ada baiknya diadakan intervensi pada mahasiswa, baik untuk mahasiswa angkatan 2013 dan mahasiwa angkatan 2015 dengan membentuk bagaimana seseorang mahasiswa mengatur dan mengubah dirinya untuk menjadikan kelemahan sebagai kekuatan dalam belajar. REFERENSI Deasyanti dan Anna Armeini R. (2007). Perspektif Ilmu Pendidikan. Vol. 16 Th. VIII Oktober 2007. Ormord, J.E. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi keenam jilid 2). Jakarta: Erlangga Pintrich, P. R., & De Groot, E. V. (1990).Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance. Journal Of Educational Psychology, 82 (1), 33-40. Pudjiati, Sri R.R. (2002) Perkembangan Self Regulated Learning yang diperoleh melalui pemanaman bacaan dan membuat ringkasan pada anak SMU. Tesis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Schunck D.H. & Zimmerman B.J. (1994). Self regulated of learning and performance. Issues and educational applications. Hillsdale, N.J.: Lawrence Erlbaum Associates. Woolfolk, A. (2008). Educational Psychology. Activity Learning Edition Tenth Edition. Boston : Allyn &Bacon. Zimmerman, B. J. (1988). Developing self-fulfilling cyclesof academic regulation: An analysis of exemplary instructional models. RIWAYAT HIDUP Karina Restu Dwi Utami lahir di kota Jakarta pada 14 Desember 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi pada tahun 2013.