Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK MEDICINE BALL BACK THROW DAN MEDICINE BALL THROW TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN TENIS LAPANGAN DITINJAU DARI KEKUATAN OTOT LENGAN (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Putra Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta) Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara latihan plaiometrik medicine ball back throw dan medicine ball throw terhadap kemampuan bermain tenis lapangan, (2) Perbedaan kemampuan bermain tenis lapangan antara mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi, sedang dan rendah, (3) Pengaruh interaksi antara latihan plaiometrik dan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan bermain tenis lapangan. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan rancangan faktorial 2 x 3. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling, besarnya sampel yang diambil yaitu sebanyak 60 mahasiswa. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan ANAVA. Sebelum diuji dengan ANAVA, terlebih dulu menggunakan uji prasyarat analisis data dengan uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05 %). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) ada perbedaan pengaruh antara latihan plaiometrik medicine ball back throw dan medicine ball throw terhadap kemampuan bermain tenis lapangan. Pengaruh latihan plaiometrik medicine ball back throw lebih baik dari pada latihan plaiometrik medicine ball throw, (2) ada perbedaan kemampuan bermain tenis lapangan antara mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi, sedang dan rendah. Kemampuan bermain tenis lapangan pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang, mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah, (3) terdapat pengaruh interaksi antara latihan plaiometrik dan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan bermain tenis lapangan. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi lebih cocok jika diberikan latihan plaiometrik medicine ball back throw. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang lebih cocok jika diberikan latihan plaiometrik medicine ball throw. Sedangkan mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah lebih cocok jika diberikan latihan plaiometrik medicine ball back throw. Kata Kunci: Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw, Latihan Plaiometrik Medicine Ball Throw, Kekuatan Otot Lengan, Tenis Lapangan.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
32
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
PENDAHULUAN Olahraga mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Olahraga membentuk manusia yang sehat dan memiliki kesegaran jasmani yang baik. Kesehatan dan kesegaran jasmani yang baik dapat menunjang produktivitas dan prestasi kerja. Dengan demikian, kegiatan olahraga dapat membantu meningkatkan kehidupan menjadi lebih baik. Kegiatan olahraga dapat dilakukan dengan banyak pilihan atau cara sesuai dengan minat dan tujuan masing-masing individu. Ada yang melakukan olahraga untuk tujuan rekreasi dan kesenangan atau mengisi waktu luang, ada yang melakukannya untuk tujuan pendidikan seperti di sekolah-sekolah, ada pula yang melakukan olahraga untuk menjaga kesegaran jasmani dan meraih prestasi. Tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang berkembang di Indonesia. Olahraga tenis lapangan menjadi salah satu cabang olahraga yang favorit dan digemari oleh masyarakat dunia, termasuk di Indonesia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua baik putra maupun putri. Prestasi sebagaimana yang dimaksud antara lain dapat dilakukan pada aspek gerakan. Gerakan-gerakan dalam bidang olahraga diharapkan dilakukan dengan cara efisien, dan teknik yang benar. Gerakan dikatakan efisien apabila gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan tenaga sekecil mungkin. Seseorang yang mampu melakukan gerakan-gerakan secara efisien, orang tersebut dapat dikatakan terampil. Prestasi olahraga tidak terlepas dari unsur kondisi fisik. Peningkatan kondisi fisik atlet bertujuan agar kemampuan fisik menjadi prima dan berguna menunjang aktivitas olahraga dalam rangka mencapai prestasi prima (Suharno HP., 1993:38). Latihan fisik setiap cabang olahraga merupakan pondasi utama dalam melatih teknik, taktik dan mental pemain. Untuk mendapatkan prestasi yang tinggi, hendaknya ditunjang kondisi fisik seperti kelincahan, kecepatan, kekuatan, koordinasi, daya tahan, waktu reaksi, kelentukan, power yang sangat dibutuhkan oleh pemain dalam permainan tenis lapangan. Seperti diungkapkan Mochamad Sajoto (1995:10) komponen kondisi fisik meliputi: kekuatan (strength), kecepatan (speed), Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
33
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
daya tahan (endurance), daya ledak otot (muscular explosive power), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), kelentukan (flexibility), dan koordinasi (coordination). Semua komponen kondisi fisik harus dapat dikembangkan guna menunjang prestasi pemain. Pembinaan kondisi fisik cabang olahraga bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan fisik olahragawan sebagai dasar penunjang pencapaian prestasi puncak. Pembinaan kondisi fisik harus diberikan seirama dengan latihan teknik, taktik, dan mental. Apabila salah satu dari komponen tersebut dihilangkan, maka program latihan sepanjang tahun tidak akan tercapai. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, seorang atlet harus memiliki tiga unsur di dalamnya, yaitu: (1) bakat, (2) motivasi tinggi, dan (3) bersedia berlatih keras (Mansur, 2007:2). Kemampuan bermain tenis lapangan secara optimal, dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai dengan kondisi para pemain. Metode yang tepat untuk memberikan latihan, dimulai dengan latihan tentang skill-skill dasar agar tercapai performance skill dasar yang benar. Pemain yang baik adalah pemain yang memiliki skill dasar yang baik. Kelemahan yang paling menonjol dalam keterampilan bermain tenis lapangan adalah forehand, backhand, service, volley dan smash, sehingga akan mudah dikalahkan oleh lawan. Dengan adanya kelemahan tersebut, mahasiswa putra Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta berusaha berbenah diri dalam penguasaan teknik-teknik dasar dalam kemampuan bermain tenis lapangan dengan baik dan benar. Selama ini metode latihan yang digunakan masih belum maksimal untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam penguasaan teknik keterampilan bermain tenis lapangan, sering kali pemain hanya dilatih untuk melakukan dengan tanpa tujuan. Inovasi dan kreasi dari pelatih tenis lapangan sangat diperlukan terutama dalam menentukan dan memilih metode latihan yang tepat sesuai dengan karakteristik dan esensi dari materi yang akan dilatih. Pemilihan metode latihan juga harus mempertimbangkan waktu ketersediaan fasilitas dan alat yang dibutuhkan. Kenyataan yang terjadi saat ini pelatih dihadapkan dengan keterbatasan waktu serta tidak memadainya alatalat yang tidak sesuai dengan jumlah pemain yang akan dilatih sementara banyak materi yang akan dilatih kepada pemain. Permasalahan ini tentunya salah satu disebabkan keterbatasan kemampuan dan kualitas pelatih tenis lapangan dalam mengelola dan memodifikasi metode latihan. Kemampuan bermain tenis lapangan secara optimal, dibutuhkan bentuk latihan yang Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
34
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
sesuai dengan kondisi para pemain. Penerapan metode latihan yang tepat dalam kemampuan bermain tenis lapangan juga akan memberikan peluang bagi pembina atau pelatih dalam memanfaatkan fasilitas yang tersedia secara maksimal sehingga tidak ada alasan bagi pembina atau pelatih karena terhambatnya proses latihan dan faktor kurang memadainya fasilitas yang tersedia. Latihan plaiometrik merupakan salah satu metode dalam latihan untuk meningkatkan prestasi olahraga. Selama ini latihan plaiometrik yang digunakan masih belum maksimal untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam penguasaan teknik kemampuan bermain tenis lapangan, sering kali pemain hanya dilatih untuk melakukan dengan tanpa tujuan. Inovasi dan kreasi dari pelatih tenis lapangan sangat diperlukan terutama dalam menentukan dan memilih latihan plaiometrik yang tepat sesuai dengan karakteristik dan esensi dari materi yang akan dilatih. Pemilihan latihan plaiometrik juga harus mempertimbangkan waktu ketersediaan fasilitas dan alat yang dibutuhkan. Kebutuhan akan latihan plaiometrik yang efisien dalam latihan dilandasi oleh beberapa alasan yaitu pertama, efisiensi akan menghemat waktu, energi, atau biaya; kedua, metode efisien akan memungkinkan para pemain untuk menguasai tingkat keterampilan yang lebih tinggi (Rusli Lutan, 1988:26). Latihan plaiometrik adalah suatu metode dalam latihan yang dilakukan secara sistematis untuk mendorong tercapainya tujuan latihan dalam suatu proses membuat orang belajar. Penerapan latihan plaiometrik yang tepat dalam proses latihan kemampuan bermain tenis lapangan juga akan memberikan peluang bagi pelatih dalam memanfaatkan fasilitas yang tersedia secara maksimal sehingga tidak ada alasan bagi pelatih maupun pembina tenis lapangan karena terhambatnya proses latihan kemampuan bermain tenis lapangan dan faktor kurang memadainya fasilitas tenis lapangan yang tersedia. Penentuan latihan plaiometrik yang tepat sangat berhubungan dengan situasi latihan. Pertimbangan penggunaan latihan plaiometrik tertentu harus memperhatikan kondisi bagaimana dan di mana proses latihan tersebut dilaksanakan. Kondisi latihan juga berhubungan dengan karakteristik dari materi yang akan dilatih. Dengan demikian karakteristik dari materi latihan juga harus dipertimbangkan dalam memilih latihan plaiometrik. Pemilihan dan penerapan latihan plaiometrik dalam kemampuan bermain tenis lapangan untuk mahasiswa putra Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan Universitas Tunas Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
35
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
Pembangunan Surakarta, agar latihan plaiometrik yang diterapkan mampu meningkatkan hasil latihan pemain dalam kemampuan bermain tenis lapangan, maka pada penelitian ini akan dicobakan tiga macam latihan plaiometrik yang diterapkan dalam proses latihan kemampuan bermain tenis lapangan yakni latihan plaiometrik medicine ball back throw dan medicine ball throw. Keberhasilan dalam keterampilan bermain tenis lapangan adalah faktor pemain. Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda (Sugiyanto, 1997:353). Senada dengan hal tersebut Rusli Lutan (1988:322) mengatakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi proses belajar gerak adalah: (1) kondisi internal; dan (2) kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup faktor-faktor yang terdapat pada individu, atau atribut lain yang membedakan pemain satu dengan pemain yang lainnya. Salah satu faktor kondisi internal adalah kemampuan fisik. Kemampuan fisik berhubungan dengan kekuatan otot lengan yang mempengaruhi penampilan pemain baik dalam latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam pertandingan. Dengan demikian dapat dikatakan kekuatan otot lengan yang baik adalah suatu persyaratan dalam usaha pencapaian prestasi maksimal bagi pemain dalam kemampuan bermain tenis lapangan. Kekuatan otot lengan salah satu kondisi internal yang membedakan setiap individu dalam mengembangkan suatu keterampilan gerak, sebagai landasan keberhasilan masa yang akan datang di dalam melakukan keterampilan gerak. Perbedaan kekuatan otot lengan memiliki implikasi terhadap proses latihan. Kecepatan dan penguasaan keterampilan olahraga dipengaruhi kekuatan otot lengan. Tinggi, sedang, dan rendahnya kekuatan otot lengan yang dimiliki mahasiswa menentukan hasil latihan gerak olahraga pada umumnya, belajar kemampuan bermain tenis lapangan khususnya. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa latihan plaiometrik memiliki peranan yang sangat penting serta berpengaruh terhadap pencapaian prestasi teknik seorang pemain. Program-program latihan plaiometrik untuk peningkatan kondisi fisik seperti itu belum diterapkan khususnya di mahasiswa putra Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan Medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau Dari Kekuatan Otot Lengan Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
36
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
(Studi Eksperimen pada Mahasiswa Putra Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta)”.
TINJUAN PUSTAKA Permainan Tenis Lapangan Menurut Mulyono Biyakto Atmojo (1999:16) salah satu alasan permainan tenis lapangan meningkat peminatnya yaitu: “dapat dimainkan oleh segala tingkat umur asal masih cukup kuat dan tidak memiliki jenis penyakit tertentu sehingga tidak dilarang dokter untuk berolahraga tenis”. Kemampuan bermain tenis lapangan pada hakekatnya merupakan penampilan gerakan yang terdiri atas unsur gerak yang terkoordinir dengan rapi, sehingga dapat dimainkan dengan baik. Penampilan gerakan dalam hal ini sangat tergantung pada teknik dasar pukulan seorang petenis untuk menguasai gerakan dasar dari proses gerak yang bersifat sederhana dan mudah dilakukan. Dalam permainan tenis, pemain yang terampil harus menguasai beberapa macam pukulan. Menurut Elliot dan Kilederry yang dikutip Mulyono Biyakto Atmojo (1999:16) “macam-macam pukulan dalam permainan tenis adalah forehand drive, backhand drive, service, return service, approach shot, volley, smash (over head), lob, drop shot, dan half volley”.
Latihan Fisik Latihan menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996:126) adalah: “Proses sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya.” Sedangkan Nossek (1982:10) menyatakan bahwa “Latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung beberapa tahun sampai atlet tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi”. Yang dimaksud sistematis adalah latihan harus berencana, menurut jadual telah diprogramkan dari yang mudah ke yang sukar dan dari yang sederhana ke yang rumit serta latihan tersebut harus dilakukan dengan teratur. Latihan harus dilakukan berulang-ulang agar
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
37
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
gerakan yang semula sulit dilakukan menjadi semakin mudah dan otomatis dalam pelaksanaannya.
Latihan Plaiometrik Menurut Radcliffe & Farentinos (1985:3-7) bahwa latihan plaiometrik adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat. Plaiometrik disebut juga dengan reflek regang atau miotatik atau reflek muscle spindle. Pendapat lain dikemukakan oleh Fox, et al (1988:175) mengemukakan bahwa latihan plaiometrik merupakan tipe bentuk program latihan kelima yang mengkombinasikan suatu regangan awal pada unit tendon yang diikuti oleh suatu kontraksi isotonik. Sedangkan menurut Chu (1992:1-3) berpendapat bahwa latihan plaiometrik adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Latihan Medicine Ball Back Throw Latihan plaiometrik yang dilakukan untuk meningkatkan power otot lengan harus bersifat khusus yaitu latihan yang ditujukan untuk lengan (Radcliffe and Farentinos, 1985:1519). Sebagian besar gerakan olahraga berasal dari lengan, misalnya gerakan lempar dan tolakan. Banyak energi gerakan yang dibangkitkan oleh lengan, kemudian ditransfer ke atas melalui togok dengan menekuk, merentang atau memutar dan akhirnya diterima oleh tubuh bagian atas untuk melakukan beberapa jenis keterampilan gerak yang melibatkan bahu, dada dan lengan. Bentuk latihan medicine ball back throw mengembangkan power otot lengan. Latihan ini memiliki aplikasi yang luas untuk berbagai cabang olahraga yang melibatkan pukulan. Latihan ini dimulai dengan posisi setengah jongkok. Letakkan bola diantara kedua tungkai, genggam pada salah satu sisi rentangan jari. Kedua lengan harus dijulurkan, kepala tengadah dan punggung dibengkokkan. Gerakannya dorong pinggul ke depan atas dan gerakkan bahu ke belakang jaga lengan tetap terjulur penuh. Lempar bola ke belakang dengan otot lingkar
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
38
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
bahu, lengan, punggung, pinggul dan tungkai. Pasangannya menangkap bola, dan bergantian melakukan.
Latihan Medicine Ball Throw Bentuk latihan medicine ball throw hampir sama dengan latihan medicine ball back throw, untuk mengembangkan power otot lengan. Latihan ini menggunakan dua lengan dalam melakukan lemparan. Dengan mendorong bola medisin ke depan sejauh mungkin atau sekuat mungkin dan mendorong lengan ke depan dari bahu dan dada, maka latihan ini digunakan untuk meningkatkan tolakan (Radcliffe and Farentinos, 1985:31). Kemampuan bermain dalam tenis lapangan sangat diperlukan, karena kemampuan bermain merupakan keterampilan dari serangkaian gerakan bermain dalam tenis lapangan. Dengan demikian latihan medicine ball throw sesuai untuk cabang olahraga tenis lapangan. Latihan ini dimulai dengan sikap saling berpasangan dengan berdiri atau berlutut saling berhadapan pegang bola medisin ditempatkan di belakang kepala dengan kedua lengan ditekuk ke belakang. Gerakannya yaitu dorong bola medisin ke depan sejauh atau sekuat mungkin. Konsentrasikan pada mendorong lengan ke depan dari bahu dan dada. Kembali ke posisi dengan mengontrol beban.
Kekuatan Otot Lengan Kekuatan adalah kemampuan komponen fisik seseorang dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (Sharkey, 2003:42). Kekuatan otot secara mekanis didefinisikan sebagai gaya (force) yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kali kontraksi maksimal (Sharkey, 2003:42). Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting untuk melakukan gerakan yang ekplosif (cepat, kuat dan meledak). Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot lengan untuk melakukan kerja atau melawan beban. Kekuatan otot lengan dibutuhkan hampir semua cabang olahraga, terutama untuk gerakan-gerakan yang melibatkan kerja otot lengan yang dikerahkan maksimal.
METODE PENELITIAN
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
39
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan faktorial 2 x 3. Menurut Sudjana (2002: 148) eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kepelatihan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 mahasiswa, yang diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002: 148) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Deskripsi data hasil analisis tes kemampuan bermain tenis lapangan yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, berdasarkan latihan plaiometrik (medicine ball back throw dan medicine ball throw) serta tingkat kekuatan otot lengan (tinggi, sedang dan rendah) yang disajikan sebagai berikut: Tabel. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Latihan Plaiometrik dan Tingkat Kekuatan Otot Lengan Perlakuan
Tingkat Kekuata n Otot Lengan Tinggi
Latihan plaiometri k medicine ball back throw
Sedang
Rendah
Latihan plaiometri k medicine ball throw
Tinggi
Sedang
Statistik
Hasil Tes Awal
Hasil Tes Akhir
Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD
1781 178,060 19,535 1736 173,648 3,179 1736 173,587 8,799 1722 172,194 11,623 1759 175,861 6,181
2599 259,895 14,935 2225 222,506 13,308 2127 212,679 7,267 2265 226,522 7,919 2326 232,593 4,068
Pening katan
818 81,835 14,493 489 48,858 13,494 391 39,092 8,818 543 54,328 8,149 567 56,732 5,797
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
40
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
Rendah
Jumlah Rerata SD
1701 170,095 4,167
2024 202,361 11,151
323 32,266 10,029
Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata kemampuan bermain tenis lapangan maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
Keterangan: LPMBBT = Kelompok latihan plaiometrik medicine ball back throw LPMBT = Kelompok latihan plaiometrik medicine ball throw KOLR = Kelompok kekuatan otot lengan rendah KOLT = Kelompok kekuatan otot lengan tinggi KOLS = Kelompok kekuatan otot lengan sedang = Hasil tes awal = Hasil tes akhir
Tabel. Nilai Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) Kelompok Nilai Kemampuan No Perlakuan Bermain Tenis (Sel) Lapangan 1 a1b1 (KP1) 81,83 2 a1b2 (KP2) 48,86 3 a2b1 (KP3) 54,33 4 a2b2 (KP4) 56,73 5 a1b3 (KP5) 39,09 Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
41
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
6
a2b3 (KP6)
32,27
Nilai rata-rata kemampuan bermain tenis lapangan yang dicapai tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Keterangan : KP1 = Kelompok latihan plaiometrik medicine ball back throw pada tingkat kekuatan otot lengan tinggi KP2 = Kelompok latihan plaiometrik medicine ball back throw pada tingkat kekuatan otot lengan sedang KP3 = Kelompok latihan plaiometrik medicine ball throw pada tingkat kekuatan otot lengan tinggi KP4 = Kelompok latihan plaiometrik medicine ball throw pada tingkat kekuatan otot lengan sedang KP5 = Kelompok latihan plaiometrik medicine ball back throw pada tingkat kekuatan otot lengan rendah KP6 = Kelompok latihan plaiometrik medicine ball throw pada tingkat kekuatan otot lengan rendah
Tabel. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Populasi Kelompok Perlakuan
N
M
SD
Lhitung
Ltabel
KP1
10
81,835
14,493
0,1907
0,319
KP2
10
48,858
13,494
0,1266
0,319
KP3
10
39,092
8,818
0,1438
0,319
KP4
10
54,328
8,149
0,1832
0,319
KP5
10
56,732
5,797
0,1296
0,319
KP6
10
32,266
10,029
0,2325
0,319
Kesimpulan
5%
Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
42
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
Tabel. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Populasi ∑ Kelompok 6
Ni
SD2gab
χ2o
χ2tabel
Kesimpul an Varians homogen
5%
10
111,75
9,635
11,07
Tabel. Ringkasan Nilai Rata-Rata Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Berdasarkan Penggunaan Latihan Plaiometrik dan Tingkat Kekuatan Otot Lengan Variabel
A1
Rerata Peningkatan Kemampuan Bermain Tenis B1 B2 Lapangan Hasil tes 178,06 173,65 awal Hasil tes 259,90 222,51 akhir Peningkatan 81,83 48,86
A2
B3
B1
B2
B3
173,59
172,19
175,86 170,09
212,68
226,52
232,59 202,36
39,09
54,33
56,73
32,27
Keterangan : A1 = Latihan plaiometrik medicine ball back throw. A2 = Latihan plaiometrik medicine ball throw. B1 = Kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi. B2 = Kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang. B3 = Kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah. Tabel. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Variasi
Dk
JK
RJK
Fo
Ft
Perlakuan
1
163396,46 163396,46
A
1
1166,83
1166,83
9,40
*
4,17
B
2
10509,97
5254,98
42,32 *
3,32
AB
2
3159,37
1579,68
12,72 *
3,32
6705,09 184937,71
124,17
Rata-rata
Kekeliruan 54 Total 60
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
43
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
Pembahasan Hasil Penelitian 1. Perbedaan Pengaruh Antara Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan Medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan. Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok mahasiswa yang mendapatkan latihan plaiometrik medicine ball back throw dan kelompok mahasiswa yang mendapatkan latihan plaiometrik medicine ball throw terhadap kemampuan bermain tenis lapangan. Pada kelompok mahasiswa yang mendapat latihan plaiometrik medicine ball back throw mempunyai kemampuan bermain tenis lapangan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang mendapat latihan plaiometrik medicine ball throw. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata kemampuan bermain tenis lapangan yang dihasilkan oleh latihan plaiometrik medicine ball back throw lebih tinggi 8,82 dari pada latihan plaiometrik medicine ball throw. 2. Perbedaan Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Antara Mahasiswa yang Memiliki Kekuatan Otot Lengan Tinggi, Sedang dan Rendah. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi, kekuatan otot lengan sedang dan kekuatan otot lengan rendah terhadap kemampuan bermain tenis lapangan. Pada kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi mempunyai kemampuan bermain tenis lapangan lebih baik dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang. Pada kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang mempunyai kemampuan bermain tenis lapangan lebih baik dibanding kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah. Kekuatan otot lengan sebagai modal utama untuk melakukan kemampuan bermain tenis lapangan. Kekuatan otot lengan merupakan kemampuan yang mendasari dari gerak yang dilakukan seseorang. Kekuatan otot lengan merupakan unsur yang sangat penting bagi mahasiswa, sebab kekuatan otot lengan mahasiswa merupakan dasar dalam pembentukan keterampilan mahasiswa. Kekuatan otot lengan dapat menunjang keberhasilan pencapaian kemampuan bermain tenis lapangan dengan cara mengontrol gerakan-gerakan teknik yang dilakukan menjadi lebih akurat. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi memiliki kemampuan untuk lebih cepat menguasai bermain tenis lapangan dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang memiliki kemampuan untuk menguasai bermain tenis lapangan lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah sebelum diberikan perlakuan latihan plaiometrik. Keberhasilan pencapaian bermain tenis lapangan dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa untuk melakukan gerakan secara terpadu dan selaras. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata kemampuan bermain tenis lapangan pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi 12,47 yang lebih baik dari pada kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang, perbandingan rata-rata kemampuan bermain tenis lapangan pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang 10,27 yang lebih baik dari pada kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah. 3. Pengaruh Interaksi Antara Latihan Plaiometrik dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
44
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
Keefektifan penggunaan latihan plaiometrik terhadap kemampuan bermain tenis lapangan dipengaruhi oleh tinggi, sedang dan rendahnya kekuatan otot lengan yang dimiliki mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dengan latihan plaiometrik medicine ball back throw memiliki kemampuan bermain tenis lapangan sebesar 81,835 lebih baik dibandingkan mahasiswa dengan kekuatan otot lengan tinggi dan mendapat perlakuan latihan plaiometrik medicine ball throw sebesar 54,328. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang dengan latihan plaiometrik medicine ball throw memiliki kemampuan bermain tenis lapangan sebesar 56,732 lebih baik dibandingkan mahasiswa dengan kekuatan otot lengan sedang dan mendapat perlakuan latihan plaiometrik medicine ball back throw sebesar 48,858. Sedangkan mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah dengan latihan plaiometrik medicine ball back throw memiliki kemampuan bermain tenis lapangan sebesar 39,092 lebih baik dibandingkan mahasiswa dengan kekuatan otot lengan rendah dan mendapat perlakuan latihan plaiometrik medicine ball throw sebesar 32,266. SIMPILAN, IMPLIKASI DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan plaiometrik medicine ball back throw dan medicine ball throw terhadap kemampuan bermain tenis lapangan. Pengaruh latihan plaiometrik medicine ball back throw lebih baik dari pada medicine ball throw. 2. Ada perbedaan kemampuan bermain tenis lapangan antara mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi, kekuatan otot lengan sedang dan kekuatan otot lengan rendah. Kemampuan bermain tenis lapangan pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang, mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah sebelum diberikan latihan plaiometrik. 3. Terdapat pengaruh interaksi antara latihan plaiometrik dan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan bermain tenis lapangan. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi lebih cocok jika diberikan medicine ball back throw. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang lebih cocok jika diberikan medicine ball throw. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah lebih cocok jika diberikan medicine ball back throw. Implikasi Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, memberikan implikasi bahwa dalam merancang latihan plaiometrik, khususnya dalam menentukan latihan plaiometrik yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan bermain tenis lapangan, para pembina maupun pelatih perlu memperhatikan pilihan-pilihan metode, teknik dan strategi secara tepat. Metode atau bentuk latihan yang digunakan dalam proses latihan harus dipertimbangkan efektifitas dan efisiensi dari metode tersebut dalam mencapai hasil latihan yang maksimal. Hal tersebut juga harus disesuaikan dengan karakteristik mahasiswa dan karakteristik latihan yang akan diajarkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan plaiometrik medicine ball back Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
45
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
throw memperoleh hasil yang lebih baik dan optimal dari pada latihan plaiometrik medicine ball throw dalam latihan. Kebaikan latihan plaiometrik medicine ball back throw ini dapat dipergunakan sebagai solusi bagi pembina maupun pelatih dalam upaya meningkatkan kemampuan bermain tenis lapangan. Dalam proses latihan kemampuan bermain tenis lapangan, karakteristik mahasiswa yang perlu diperhatikan dan menjadi dasar untuk menentukan latihan plaiometrik yang akan digunakan adalah kekuatan otot lengan. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi akan lebih mudah menguasai gerakan kemampuan bermain tenis lapangan, sehingga kualitas mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi menjadi lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang, dan mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan sedang menjadi lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah. Dalam penjelasan di atas maka perbedaan mahasiswa dalam hal kekuatan otot lengan akan membawa implikasi bagi pelatih maupun pembina dalam menentukan latihan plaiometrik yang tepat dalam proses latihan kemampuan bermain tenis lapangan.
DAFTAR PUSTAKA Chu, Donald A. 1992. Jumping Into Plyometrics. Champaign. Illionis: Leisure Press. Fox, E. L., Bowers, R. W., & Foss, M. L, 1988. The Physiologycal Basis Of Physical Education And Athletics. Philadelphia: W. B. Sounders Company. Mansur. 2007. Buku Pedoman Pelatihan Bolavoli Nasional. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta. Mochamad Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Mulyono Biyakto Atmojo. 1999. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Nossek, Josef. 1982. General Theory of Training. Logos: Pan African Press. Radcliffe, James C. & Farentinos, Robert C. 1985. Plyometrics. Illionis: Human kinetics Publiser. Inc. Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. Sharkey, Brian J, 2003. Kebugaran dan Kesehatan. di Terjemahkan Nasution Ed. 1, Cet.1 Jakarta. Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
46
Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik Medicine Ball Back Throw dan medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Bermain Tenis Lapangan Ditinjau dari Kekuatan Otot Lengan Oleh : Risa Agus Teguh Wibowo, M. Furqon H, Kiyatno
Sugiyanto. 1997. Perkembangan Gerak. Surakarta: UNS Press. Suharno HP. 1993. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Press. Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Biodata Penulis Nama
: Risa Teguh Wibowo, S.Pd., M.Or.
Pendidikan
: S1 POK-UTP Surakarta S2 UNS Surakarta
Pengalaman Pekerjaan : Sebagai staf pengajar FKIP UTP Surakarta Alamat Kantor
: FKIP UTP Surakarta Jl. M. Walanda Maramis No.31 Cengklik Surakarta Telp./Fac. : 0271854188
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 2 Tahun 2013
47