1
Perbedaan Kemandirian antara Anak Sulung, Anak Tengah dan Anak Bungsu pada Siswa SMU Mulia Pratama Medan Andy Chandra Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Kemandirian Antara Anak Sulung, Anak Tengah Dan Anak Bungsu pada Siswa SMU Mulia Pratama Medan. Populasi penelitian ini sebanyak 383 orang dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang, yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Anava satu jalur. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa FA = 9,283 dengan p < 0,010. Dari hasil tersebut berarti hipotesis yang diajukan yang berbunyi ada perbedaan kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran dinyatakan diterima. Kata kunci: kemandirian; anak sulung; anak tengah; anak bungsu
yang dianggap penting bagi kehidupan
PENDAHULUAN Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan
manusia adalah kemandirian. Kemandirian bukanlah
hal
yang
tergantung pada orang tua dan orang-orang
mudah untuk dicapai oleh setiap orang
yang berada dalam lingkungannya hingga
khususnya remaja. Kemandirian tidak
waktu tertentu. Seiring dengan berlalunya
tumbuh dengan sendirinya, melainkan
waktu
merupakan produk dari berbagai faktor,
seorang
dan
pekembangan
anak
selanjutnya,
perlahan-lahan
akan
diantaranya
bagaimana
orang
tua
melepaskan diri dari ketergantungannya
menjalankan fungsinya sebagai pendidik
pada orang tua dan orang lain disekitarnya
dalam
dan belajar untuk mandiri.
model bagi anak (Hurlock, 1990).
Menurut Masrun (Afiatin, 1993)
keluarga
Selama
sekaligus
masa
remaja,
merupakan
keinginan
tantangan hidup yang semakin kompleks
untuk mandiri sangat besar. Mencapai
menuntut manusia untuk memertahankan
kemandirian merupakan suatu tugas bagi
hidupnya dan mengembangkan dirinya.
remaja.
Agar manusia dapat menghadapi tantangan
remaja belajar mandiri antara lain berlatih
serta mampu memainkan perannya sesuai
dalam
dengan harkat dan martabat manusia maka
alternatif, membuat keputusan, bertindak
perlu
kualitas
sesuai dengan keputusannya sendiri serta
kepribadian. Salah satu unsur kepribadian
bertanggung jawab atas segala sesuatu
adanya
peningkatan
Kebebasan
membuat
tersebut
rencana,
membuat
memilih
yang dilakukannya. Dengan demikian Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
2
remaja akan berangsur-angsur melepaskan
mendalam kepada orang tuanya atau orang
diri dari ketergantungan pada orang tua
lain disekitarnya. Kemarahan tersebut
atau orang dewasa lainnya dalam banyak
sering kali diungkapkan dengna perilaku
hal. Apabila hal tersebut tidak direspon
negatif terhadap orang tua maupun orang
secara tepat, bisa saja menimbulkan
lain dan dapat membahayakan dirinya dan
dampak yang tidak menguntungkan bagi
orang lain disekitarnya. Perilaku negatif
perkembangan psikologis remaja dimasa
dari remaja tentu saja akan merugikan
mendatang.
remaja tersebut karena akan menghambat
Tingginya keinginan remaja untuk mandiri
ini
pada
umumnya
belum
tercapainya kemandirian dan kematangan kehidupan
psikologinya
sepenuhnya dapat dipenuhi oleh orang tua.
psikologi.com).
Pada suatu sisi remaja sedang dalam masa
Pada
dasarnya
(http://www.e-
kemandirian
itu
peralihan antara masa kanak-kanak dab
terbgai dalam dua bentuk, yakni fisik dan
masa dewasa. Sebagai akibat dari masa
psikis. Kemandirian secara psikologis
peralihan yang dialami remaja, maka
merupakann salah satu aspek yang penting
kondisi ini sering kali menimbulkan
untuk dibahas. Kemandirian ayng bersifat
masalah. Remaja ingin melepaskan diri
psikologis, antara lain seperti membuat
dari orang tua, sementara orang tua masih
keputusan
menganggap remaja belum mampu untuk
berprilaku sesuai dengan keinginannya.
mandiri. Akibat perbedaan pandangna
Kebebasan remaja dalam bertindak pada
antara remaja dengan orang tua ini, maka
umumnya berkaitan dengan upaya mencari
akan menimbulkan konflik antara remaja
identitas diri. Remaja cenderung untuk
dengan orang tua. Konflik akan semakin
melepaskan diri sendiri sedikit demi
parah apabila orang tua memaksakan
sedikit dari ikatan psikis orang tuanya.
kehendaknya kepada remaja, misalnya
Remaja mendambakan untuk diperlakukan
dalam menentukan jurusan sekolah yang
dan dihargai sebagai orang dewasa. Hal ini
ditempuh si anak. Akibat dari konflik ini
seperti yang dikemukakan Erikson (dalam
akan memengaruhi remaja untuk mandiri,
Hurlock, 1992) yang menamakan masa
sehingga sering menimbulkan hambatan
remaja sebagai masa mencari identitas
dalam
ego, atau pencarian diri sendiri. Dalam
menyesuaikan
diri
terhadap
sendiri
lingkungan sekitarnya. Bahkkan dalam
proses
beberapa
kedudukannya
kasus
tidak
jarang
remaja
menjadi frustasi akibat kemarahan yang
dan
mengetahui dalam
kebebasan
peranan
dan
lingkungan,
disamping ingin tahu dirinya sendiri.
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
3
Sementara kemandirian menurut Sutani
keputusan anak sulung selalu menanyakan
Iman Barnadib (1982) meliputi perilaku
pendapat orang tua atau pendapat orang
mampu berinisiatif, mampu mengatasi
lain. Latihan mandiri tidak mereka peroleh
masalah/hambatan, memiliki rasa percaya
pada saat mereka berusia dini, akibatnya
diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri
ketika mereka memasuki usia remaja,
tanpa bantuan orang lain.
mereka tidak mandiri, mereka bergantung
Pengamatan penelitain di lapangan, yakni pada siswa SMU Mulia Pratama Medan,
setelah
dilakukan
pada orang lain dalam menyikapi hal-hal yang datang dari luar.
interview
Disisi lain, dijelaskan bahwa anak
kepada beberapa anak sulung, didapatkan
yang berada diurutan tengah memiliki
beberapa fakta mengenai kemandirian
kemandirian
remaja yang berbeda-beda. Anak sulung
kedua saudaranya yang sulung dan yang
cenderung
dalam
bungsu. Alasannya, anak tengah lebih
mengambil keputusan, kurang mampu
banyak diberi peran kebebasan untuk
memilih
memiliki
berperilaku dan melakukan aktifitasnya
keberanian dalam memilih jurusan. Dalam
sendiri. Secara tidak langsung kondisi ini
hal ini orang tua tetap berperan besar
memberikan pola pemikiran kepada anak
dalam menentukan pilihan yang akan
bahwa lingkungan menuntut anak dapat
diambil
berdiri
kurang
berani
teman,
para
kurang
siswa.
Berbeda
halnya
lebih
baik
sendiri
dalam
dibandingkan
melakukan
dengan anak tengah yang cenderung lebih
aktivitasnya, jadi tidak terlalu bergantung
diberi keberanian dalam hal memilih
pada orang lain. Kebebasan ayng diberikan
jurusan sekolah, dalam hal pemilihan
orang tua terhadap anak tengah dimasa-
pakaian, maupun pemilihan teman bergaul.
masa perkembangannya secara sosial,
Sedangkan
membuatnya
pada
anak
anak
bungsu
menjadi
mudah
didapatkan bahwa mereka cenderung tidak
menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
berprestasi
dalam hal ini terlihat dari kemampuannya
tinggi
karena
kurangnya
harapan dan tuntutan orang tua.
membangun persahabatan dan kelompok
Perlakuan yang diberikan orang tua
bermain dengan teman sebaya di luar
untuk anak sulung, anak tengah dan anak
rumah, hal ini sering mengakibatkan
sulung berbeda. Khususnya pada anak
penyesuaian sosial yang lebih baik dari
sulung yang sedang memasuki usia remaja
pada anak sulung (Alfred Adler, 2002).
kurang keputusan,
berani
dalam
biasanya
dalam
mengambil membuat
Prilaku
yang
ditunjukkan
anak
bungsu berbeda dengan anak yang lain.
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
4
Anak bungsu pada umumnya cenderung
maka pengaruhnya akan positif dan penuh
keras, banyak menuntut sebagai akibat dari
percaya diri dalam menyongsong fase
kurang lekatnya disiplin dan dimanjakan
berikutnya.
oleh anggota keluarga, hal ini mendorong
kelahiran dan jumlah keluarga merupakan
ketergantungan dan kurang bertanggung
faktor-faktor
jawab.
kemandirian anak.
Anak
bungsu
cenderung
dimanjakan, menjadi objek perhatian dan menjadi
kesenangan
seluruh
anggota
Oleh
karena
yang
itu,
urutan
memengaruhi
Beranjak dari permasalahan keluarga dan remaja di atas, maka dapat diketahui
keluarga sehingga mengakibatkan sifat
bahwa
anak bungsu terlihat kekanak-kanakan dan
memengaruhi
kurang mandiri. Latihan mandiri tidak ia
Seorang remaja yang merupakan anak
peroleh
tengah dalam urutan keluarganya akan
pada
masa
perkembangannya
urutan
kelahiran kemandirian
remaja.
karena orang tua cenderung bertanggapan
berbeda
bahwa dia masih kecil dan membutuhkan
dengan remaja yang merupakan anak
perlindungan, oleh sebab itu belum pantas
sulung dan bungsu. Hal ini sesuai dengan
diberikan tanggung jawab yang besar. Hal
pendapat
inilah yang memberi pola prilaku anak
Adler, 2002) bahwa anak sulung sebagai
bungsu ketika ia memasuki tahap remaja,
anak pertama dalam keluarga cenderung
sehingga anak bungsu kurang bertanggung
kurang mandiri disebabkan mereka harus
jawab
kurang
menjadi contoh dan patuh kepada orang
berprestasi karena kurangnya harapan dan
tua. Anak tengah lebih mampu mandiri,
tuntutan dari orang tua (Alfred Adler,
karena
2002).
memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dan
pada
umumnya
kemandiriannya
dapat
yang
sifatnya
dibandingkan
dikemukakan
yang
(Alfred
ambisius
dan
Hurlock (1990) membahas urutan
lebih baik. Anak tengah yang mampu
kelahiran ini lebih mengarah kepada pola
menyelesaikan konfliknya akan tumbuh
prilaku
menjadi
yang
terbentuk
melalui
orang
kompeten
hidup
yang
dan
pengalaman akibat tugas perkembangan
memiliki
anak yang dilewati tahap demi tahap.
Sementara itu anak bungsu memiliki
Dengan perkataan lain, pengalaman yang
tendensi untuk bersikap manja dan kurang
didapat individu pada fase sebelumnya
mandiri. Jika orang tua mengabaikan
akan menentukan warna pola prilaku masa
kemungkinan ini, anak bungsu akan
kini, sehingga bila anak mendapat didikan
tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak
ayng kondusif pada masa-masa remaja
bertanggung jawab dan tidak mandiri.
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
tujuan
yang
pasti.
5
KAJIAN PUSTAKA
lain. Demikian juga yang dinyatakan
Kemandirian
Kartini (dalam Mu’tadin, 2002) yang
Kemandirian
kemampuan
mengatakan bahwa kemandirian adalah
psikologis yang sebaiknya sudah dimiliki
hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu.
yang sedang dalam proses perkembangan
Secara singkat kemandirian mengandung
memasuki remaja dan berkembang terus
pengertian
sampai individu mencapai kemandirian
seseorang yang memiliki hasrat bersaing
yang sempurna sehingga dapat mandiri
untuk
dalam
(dalam
mengambil keputusan dan inisiatif untuk
Hurlock, 1991) menyatakan bahwa salah
mengatasi masalah yang dihadapinya;
satu tugas perkembangan remaja adalah
memiliki
mencapai kemandirian yang mencakup
mengerjakan tugas-tugasnya ; bertanggung
pengertian kebebasan untuk bersikap dan
jawab terhadap apa yang dilakukannya.
hidupnya.
adalah
Havighurst
tidak bergantung pada orang lain. Kemandirian
yang
;
suatu
keadaan
memotivasi
dimana
dirinya;
kepercayaan
mampu
diri
dalam
Selain itu Douvan (dalam Steinberg,
diekspresikan
1990) menyatakan bahwa kemandirian
dalam prilaku sehari-hari mengandung
merupakan salah satu aspek dari tiga
unsur-unsur
perkembangan kemandirian remaja, yaitu:
emosi,
kata
hati,
moral
intelektual, sosial ekonomi dan sikap. Ke
kemandirian
emosi
lima unsur tersebut saling berkaitan antara
kemampuan
memecahkan
satu dengan yang lainnya. Jadi dapat
ketergantungannya
dikatakan
akan
kanakan) dari orang tuanya dan mereka
mencapai jika individu memiliki sikap
dapat memuaskan kebutuhan kasih sayang
tidak
dan akrab dengan orang-orang di luar
bahwa
tergantung,
kemandirian
bebas
menentukan
ditandai
(sifat
masalah kekanak-
pilihan sendiri dan mental yang lebih
rumah;
matang. Wujud lain dari kemandirian ini
kemampuan untuk mengambil keputusan
adalah berupa sikap yang tegas dan
tentang tingkah laku pribadinya, seperti
konsekuen
dalam hal memilih pakaian, sekolah dan
terhadap
perkataan
dan
perbuatannya (Wisyuni, 2002). Imam Barnadib (dalam Mu’tadin,
kemandirian
oleh
berprilaku,
yaitu
pekerjaan; kemandirian dalam nilai, yaitu pada
saat
remaja
seperangkat
prilaku
masalah/hambatan,
sendiri, menyangkut baik-buruk, benar-
mempunyai rasa percaya diri dan dapat
salah atau komitmennya terhadap nilai-
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang
nilai agama.
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
yang
memiliki
2002) menyatakan kemandirian meliputi mengatasi
nilai-nilai
telah
dibentuk
6
Kemandirian seperti halnya kondisi
bergantung lagi secara emosional terhadap
psikologis lainnya, dapat berkembang jika
orang
diberi
berkembang
emosinya, mampu menyelesaikan masalah
melalui latihan yang dilakukan secara
yang dihadapinya tanpa bantuan orang lain
berkelanjutan sejak dini. Latihan tersebut
dan
dapat
tugas-tugas
Kemandirian emosional ini meliputi: a)
dimana tugas itu harus disesuaikan dengan
tidak mudah terpengaruh; b) kemantapan
usia
diri;
kesempatan
berupa
dan
untuk
pemberian
kemampuan
anak
(Imam
Barnadib, 2002).
tuanya,
mampu
memiliki
c)
mengontrol
kemantapan
memiliki
empati;
diri.
d)
dapat
dipercaya/menjaga rahasia; e) bertanggung
Sementara
itu,
menyatakan
pendapat
bahwa
lain
terbentuknya
jawab; f) tidak merepotkan orang lain dalam masalahnya; g) berpendirian teguh
kemandirian tidak terlepas dari sifat-sifat
2. Kemandirian Tingkah Laku
kemandirian itu sendiri, karena tingkat
Yakni suatu keadaan dimana seorang
kemandirian itu sangat dipengaruhi oleh
remaja
mampu
faktor-faktor
lakunya
secara
berperan
yang
penting
perkembangan
dianggap dalam
sangat
menimbang
tingkah
tepat,
mudah
tidak
membentuk
dipengaruhi dan memiliki rasa percaya diri
individu,
untuk melakukan suatu hal. Kemandirian
kemandirian
walaupun tidak tertutup kemungkinan ada
tingkah
faktor lain yang perlu mendapat perhatian
mengambil
khusus yang lebih mendalam.
kelemahan diri; c) menghargai perbedaan
Sejumlah faktor yang sering disebut sebagai
korelat
bagi
laku
meliputi:
keputusan;
a) b)
mampu menerima
pendapat; d) memiliki rasa percaya diri
perkembangan
3. Kemandirian Nilai
kemandirian, menurut Mohammad Ali
Yakni
suatu
keadaan
dimana
(2004) yaitu sebagai berikut: a) gen atau
individu atau remaja menjadi sadar tentang
keturunan orang tua; b) pola asuh orang
norma-norma yang baik, menjadi lebih
tua; c) sitem pendidikan di sekolah; d)
dewasa, memiliki perkembangan identitas
system kehidupan di masyarakat
yang baik, paham dengan realita yang
Douvan
dan
Adelson
(dalam
sedang dibicarakan. Kemandirian nilai
Steinberg, 1990) menjelaskan beberapa
meliputi: a) perkembangan moral; b)
aspek kemandirian, meliputi:
mampu menerima kenyataan; c) memiliki
1. Kemandirian Emosional
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Kemandirian emosional adalah suatu
Esa
keadaan dimana seorang remaja tidak
Urutan Kelahiran
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
7
Urutan kelahiran seperti anak sulung,
sedangkan anak bungsu, paling sering
anak tengah, anak bungsu maupun anak
dimanja, sehingga berisiko menjadi anak
tunggal menurut Kevin Leman (Bali Post,
yang bermasah. Mereka mudah terdorong
2008) merupakan suatu kecenderungan
perasaan inferior yang kuat, tidak mampu
yang biasanya menetap dan menjadi ciri
berdiri sendiri, dan tergantung pada orang
khas
lain.
sosok
kepribadian
seseorang,
sementara kemampuan dan keterampilan sebagai
system
kesanggupan
Posisi urutan kelahiran anak dalam
dapat
keluarga a) anak sulung. Gunarsa (1986)
ditingkatkan melalui latihan-latihan yang
menyatakan bahwa anak sulung adalah
intensif dan terarah.
anak anak yang paling tua atau anak yang
Menurut Gunarsa (1998) anak sulung
pertama lahir dari suatu keluarga. Anak
terlalu dilindungi sebelum bertambahnya
sulung
jumlah anggota keluarga selanjutnya adik-
“eksperimental
adiknya, demikian juga dengan anak
pengalaman merawat anak, penngalaman
bungsu
selalu
mendidik anak belum dimiliki kedua
dimanjakan
orangtuanya jadi karena orangtua belum
sedangkan anak tengah lebih moderat dan
berpengalaman merawat anak, sewaktu
tegas dalam hal pendidikan dan perhatian
manghadapi anak pertamanya orangtua
yang didapat dari orang tuanya sehingga
cenderung terlalu cemas dan melindungi
akan
secara berlebihan.
karena
mendapat
anak
perhatian
membentuk
bungsu dan
pola
sikap
dan
kepribadian yang lebih berkembang dan berbeda.
sering
Selain
dikenal
sebagai
chbild”
itu
karena
Atkinson
(1987)
mengemukakan bahwa anak sulung lebih
Menurut Adler (2004) anak sulung
bertanggung jawab, mampu membimbing
mendapat perhatian yang utuh dari orang
adik-adiknya
tuanya, sampai perhatian itu terbagi saat
pertentangan serta memberi contoh yang
dia mendapat adik. Pehatian orang tua itu
baik bagi adik-adiknya; b) anak tengah.
cenderung
memiliki
Gunarasa (1986) menyatakan bahwa anak
perasaan yang mendalam untuk menjadi
tengah adalah suatu posisi anak dalam
superior/kuat., kecemasannya tinggi, dan
suatu keluarga, dimana anak berada di
terlalu dilindungi, tidak demikian halnya
posisi tengah, atau berada diantara kakak
dengan
mudah
dan adiknya. Selanjutnya menurut Hurlock
dibandingkan
(1990) anak tengah harus menerima
membuat
anak
menyesuaikan kakaknya,
tengah diri
memiliki
anak
lebih
interes
sosial
dan
mengurangi
kehadiran adiknya dan juga menyadari
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
8
akan keberadaan abang atau kakaknya.
siswa ditinjau dari urutan kelahiran. Hasil
Selanjutnya menurut Hurlock bahwa anak
ini diketahui dengan melihat nilai atau
tengah
koefisien perbedan Anava FA
biasanya
punya
sifat-sifat
dengan
kondisinya lebih baik; c) anak bungsu.
Berdasarkan hasil ini berarti hipotesis yang
Hurlock (1990) mengemukakan bahwa
diajukan yang berbunyi ada perbedaan
anak
manja,
kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran,
rendah,
dinyatakan diterima. Kemudian dengan
memiliki rasa aman lebih besar dan
melihat nilai rata-rata yang telah diperoleh
kepribadian kurang matang. Selanjutnya
diketahui
dikemukakan bahwa sifat anak bungsu
merupakan anak tengah (A2) memiliki
biasanya
tampak lemah, memiliki rasa
kemandirian yang lebih tinggi 246,000)
aman, murah hati, manja dan kurang
dibandingkan dengan anak-anak sulung
bertanggung jawab.
(A1) dengan nilai rata-rata kemandirian
interaksi
memiliki
terhadap
sifat
prestasi
lebih
bahwa
kecil
dari
9,283
kompetitif, lebih ramah, agresif, ring dan
bungsu
p
=
anak-anak
0,010.
yang
(231,318) dan anak bungsu (A3) dengan nilai rata-rata kemandiriaan (220,455).
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada siswa
Berpedoman pada hasil penelitian ini,
SMU Mulya Pratama Medan, dengan
maka dapatlah dinyatakan bahwa urutan
jumlah populasi sebanyak 383 orang dan
kelahiran individu turut berperaan dalam
sebanyak 80 orang, yang diperoleh melalui
menimbulkan
teknik purposive sampling. Data diperoleh
remaja yang berbeda urutan kelahirannya.
perbedaan
kemandirian
melalui skala psikologi dengan model
Pada anak tengah, orangtua kurang
skala Likert untuk variable kemandirian
memberikan perhatian terhadap prestasi
dan urutan kelahiran diperoleh melalui
anak. Sebagai akibat kurang mendapat
identitas yang ada di skala teknik analisis
perhatian dari orangtua, maka anak belajar
data yang digunakan dalam penelitian ini
mandiri dan merasa bebas berpetualang,
menggunakan teknik analisi Anava satu
lebih suka mencari persahabatandengan
jalur.
teman-teman sebaya di lusr rumah. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Havighurst (dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
ini
Hurlock, 1990) yang menyatakan bahwa
perbedaan
anak tengah cenderung lebih supel, suka
kemandirian yang sangat signifikan antara
petualang, mencari persahabatan diluar
diketanui
bahwa
hasil
penelitian
terdapat
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
9
maka
dalam
perkembangan
sifat anak bungsu biasanya tampak lemah,
kemandiriannya anak tengah dikatakan
memilikir rasa aman, dan murah hati,
lebih mandiri bila dibandingkan dengan
manja dan kurang bertanggung jawab.
anak yang lain.
Dari
Sedangkan pada anak sulung, mereka
berbagai
pandangan
yang
dikemukakan oleh Hurlock ini, maka
juga memiliki kemandirian yang lebih
kemandirian
rendah jika dibandingkan dengan anak
dibandingkan dengan anak tengah.
tengah,
namun
dibandingkan
lebih
dengan
mandiri
Kemandirian
bungsu
lebih
seperti
yang
bungsu.
dikemukakan Elkind dan Weiner (dalam
Menurut Gunarsa (1986) anak sulung
Rahyati, 1992) diartikan sebagai bebas
adalah anak yang paling tua atau anak
dari orang tua, bebas menentukan sikap
yang pertama lahir dari suatu keluarga.
sendiri, bebas menentukan hari depan dan
Anak
sebagai
bebas mengatur kebebasannya sendiri.
‘eksperimental child” karena pengalaman
Orang yang memiliki kemandirian kuat
merawat anak, pengalaman mendidikan
tidak akan mudah terpengaruh dengan
anak belum dimiliki kedua orangtuanya
orang lain maupun lingkungan. Demikian
jadi karena orangtua belum berpengalaman
pula halnya yang dikemukakan Bathian
merawat anak, sewaktu menghadapi anak
(dalam Afian, 1993) bahwa individu yang
pertamanya orangtua cenderung terlalu
memiliki
cemas dan melindungi secara berlebihan.
ditunjukkan dengan adanya kemampuan
Selanjutnya dikatakan Havighurst (dalam
untuk
Hurlock,1990)
sulung
mengatasi masalah, penuh ketekunan,
kehendak
memeroleh kepuasan dari usahanya serta
orangtuanya. Kondisi ini mengakibatkan
berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa
anak sulung tumbuh menjadi anak yang
bantuan orang lain.
sulung
cenderung
penurut,
sering
tidak
dikenal
bahwa
patuh
anak
jika
anak
anak
terhadap
suka
membantah
dan
kemandirian
mengambil
yang
tinggi
inisiatif,
kembali
Hasil penelitian ini sejalan dengan
cenderung tidak memiliki pendirian yang
pendapat
tetap.
Havighurst (dalam Hurlock, 1990), bahwa Anak
bungsu
menurut
yang
dikemukakan
oleh
Hurlock
apabila dilihat dari karakteristik urutan
(1990) memiliki sifat manja, interaksi
kelahiran anak tengah dalam kelaurga
terhadap prestasi rendah, memiliki rasa
cenderung lebih supel, suka petualang,
aman lebih besar dan kepribadian kurang
suka
matang. Selanjutnya dikemukakan bahwa
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
mencari
persahabatan
di
luar.
10
oleh anak tengah ini, maka di dalam
memiliki kemandirian yang lebih tinggi
perkembangan
(246,000) dibandingkan dengan anak-anak
tengah
kemandiriannya
dikatakan
lebih
anak
mandiri
bila
sulung
(A1)
dengan
nilai
rata-rata
dibandingkan dengan anak sulung yang
kemandirian (231,318) dan anak bungsu
cenderung patuh terhadap kehendak orang
(A3) dengan nilai rata-rata kemandirian
tuanya dan bersikap pasif, maupun anak
(220,455).
bungsu yang lebih suka menunjukkan
Saran
sikap manja dan tergantung kepada orang tua dan anggota keluarga yang lain.
Disarankan kepada pihak sekolah dan
guru-guru
agar
terus
berupaya
Pengkajian masalah kemandirian ini
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat
tidak terlepas dari peranan orang tua yang
meningkatkan kemandirian para siswa,
menerapkan
Ini
misalnya dengan mengadakan kegiatan
mengindikasikan bahwa pola asuh orang
atau acara yang sifatnya mengutamakan
tua yang tidak membedakan antara anak
kemampuan individual. Sebagai contoh
sulung, anak tengah, dan anak bungsu
perlombaan-perlombaan,
akan
bersifat akademis maupun olah raga dan
pola
turut
asuh
tertentu.
menentukan
tingkat
kemandirian.
baik
yang
seni. Dengan dilakukannya kegiatan ini diharapkan para siswa tetap termotivasi untuk selalu meningkatkan kemandirian.
PENUTUP
Melihat kondisi kemandirian yang
Simpulan Terdapat yang
sangat
perbedaan signifikan
kemandirian antara
siswa
berbeda antara anak sulung, anak tengah dan anak bungsu, maka disarankan kepada
ditinjau dari urutan kelahiran. Hasil ini
para
diketahui
atau
mempertimbangkan pola asuh terhadap
koefesien perbedaan Anava FA = 9,283
anak-anak di rumah. Diharapkan dengan
dengan
0,010.
melakukan peninjauan kembali dampak
Berdasarkan hasil ini berarti hipotesis yang
dari perlakuan pada masing-masing anak
diajukan yang berbunyi ada perbedaan
dapat membuat kemandirian anak lebih
kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran,
meningkat.
dengan
p
lebih
melihat
kecil
nilai
dari
orang
tua
untuk
tidak
dinyatakan diterima. Kemudian dengan melihat nilai ratarata yang diperoleh diketahui bahwa anakanak yang merupakan anak tengah (A2) Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015
DAFTAR PUSTAKA
lebih
11
Atkinson, R. L. 1978. Pengantar Psikologi ; Jilid I. terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga. Gunarsa, S.D. 1986. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. ___________.1994. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Mu;tadin, Z. 2002. Diskusi Panel Islam dan Pendidikan Seks Bagi Remaja. Diskusi Panel Islam dan Pendidikan Seks Bagi Remaja. Wiyusni, R. 2002. Perbedaan Kemandirian ditinjau Dari Urutan Kelahiran dan Tingkat Kecerdasan Pada Siswa Kelas I dan II SMU Prayatma Medan Tembung. Skripsi Psikologi. (tidak diterbitkan). Universitas Medan Area. http://www. e psikologi.com. Kemandirian Sebagai Kebutuahan Dari Remaja.
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 7 No.1, Desember 2015