ANAK - ANAK DAN PERKEMBANGANNYA Oleh : Dra. Dwi Wahyuni, S.Psi.
PENDAHULUAN Sebenarnya pengetahuan tentang anak sudah lama dikenal. Pada zaman Romawi dan Yunani sudah ada para ahli yang memperhatikan pendidikan anak, walaupun pada zaman anak belum dipandang sebagai bentuk manusia yang tersedia. Pada masa sekarang anak-anak mendapatkan perhatian tersendiri dari pertumbuhan dan perkembangannya. Istilah pertumbuhan dan perkembangan memiliki unsur sendiri. Pertumbuhan dimasudkan bagi pertumbuhan dalam unsur-unsur badan dan fungsi-fungsi fisik yang murni. Perkembangan lebih luas dari pada pertumbuhan karena dalam perkembangan ada perubahan baik secara kuantitatif yang mencakup pada perkembangan yang mencerminkan sifat-sifat psikologis yang nampak. Pertumbuhan fisik memang mengetahui perkembangan psikologis. Bertambahnya fungsifungsi otak misalnya memungkinkan anak dapat tersenyum, berjalan, bercakap dan sebagainya. Kemampuan berfungsi dalam tingkat yang lebih tinggi sebagai hasil pertumbuhan, dapat disebut kemasakan. Dalam perkembangan ada beberapa faktor yang berpengaruh. Secara umum pengaruh itu antara lain bersumber dari nature (bawaan) dan nature
kebudayaan ataupun dapat diperoleh dari proses belajar. Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan akhirnya menentukan tingkah laku apa yang akan diaktualisasi dan dimanifestasi. PERKEMBANGAN DALAM MASA KANAKKANAK Karlotte Buhler (1949) mengemukakan usia kanak-kanak antara usia 2 sampai 4 tahun termasuk masa kedua. Pada masa perkembangan anak merasakan keadaan dunia luar makin dikuasai dan kenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa dan pertumbuhan kemauannya. Dunia luar dilihat dan dinilainya menurut keadaan dan sifat-sifat batinnya. Semua benda dan benda mati disamakan dengan dirinya. Pada usia 3 tahun mengalami krisis pertama atau masa trofalter I. Masa ini merupakan “Raja kecil” atau egosentrisnya menonjol. Dikatakan raja kecil karena anak yang masih kecil itu suka benar memerintah dirumahnya. Dikatakan egosentris (ego dan centrum) karena “aku”nya sangat menonjol. Dalam sikap dan tingkah lakunya ia cenderung lebih
(Environmental determinat). Nature bisa bersifat general Inkibitance (ex : animal rational) dan specific inkibitance (ex:gen) yang bisa membedakan dengan individu lain. Nature terdiri dari outer psysosial yang
mementingkan diri sendiri. Gejala-gejalanya berupa perubahan sikap dan perilaku. Bila sebelumnya ia
merupakan lingkungan fisik yang bersifat alami (ex : letak geografis, temperatur, iklim) dan sosial cultural yang merupakan suatu kebiasaan dapat berupa
tidak mau mandi pada waktu yang sebenarnya sudah menjadi kebiasaanya sejak ia masih kecil. Tujuan yang
termasuk anak yang penurut sekarang sikapnya berubah menjadi tidak mau makan, tidak mau tidur,
terkandung dalam perubahan sikap itu ialah keinginan memperoleh kebebasan.
Dra. Dwi Wahyuni,S.Psi. : adalah Dosen ....................
98
Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
Anak - Anak dan Perkembangannya
akan menjadi gambaran ingatan. Dari gambaran
Perkembangan yang terjadi pada masa kanakkanak ini meliputi : a.
tersebut maka terbentuk gambaran fantasi. Fantasi pada anak-anak sangat luas misalnya : sapu dan tongkat diciptakan menjadi kuda-kudaan, kursi dibalikkan menjadi kereta kuda, dsb. Tetapi mereka belum bisa bedakan
Perkembangan Motorik Yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Unsur-unsur yang menentukan adalah otot, syaraf dan otak. Ketiga unsur ini berinteraksi
antara pengamatan, ingatan. dan gambaran fantasi. Pada usia 4 tahun anak-anak gemar mendengarkan cerita tentang anak yang nakal, anak berkuku panjang, anak yang kotor, anak
positif. Selain mengandalkan kekuatan otot kesempurnaan otot menyempurnakan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerakgerakkan tubuhnya. Motorik anak memiliki kekuatan misalnya : cara memegang, cara berjalan, cara menyepak. Anak pada usia ini tidak puas lagi dengan hanya melihat. memegang tetapi anak mulai terlihat sibuk mengerjakan sesuatu, melakukan percobaan tentang mainannya, dengan bantuan motorik makin lama makin sempurna. Dapat dijumpai kondisi yang terganggu motoriknya pada anak. Keadaan ini dapat menimbulkan perasan kurang harga diri. Misalnya tangan yang gemetar dapat membuat tidak dapat menulis dengan baik. Saran dan praktis bagi pendidik jika menemukan siswa yang demikian misalnya memberi kesempatan untuk bermain, bergerak dan membuat sesuatu dengan alat-alat permainannya. b.
Perkembangan Pengamatan dan Fantasi Didalam alat indra perangsang diubah
yang berambut gondrong. dsb. Yang dalam perkembangannya anak-anak juga suka sekali mendengarkan cerita tentang kehidupan sebagai contoh : timun mas, cinderella, bawang putih, dsb. Yang dapat diceritakan berulang-ulang dengan tidak bosan-bosannya sampai merasa ingat benar susunan kata-katanya maupun jalan ceritanya. c.
Perkembangan Bahasa Bahasa digunakan untuk menyatakan ekspresi dan dengan bahasa pula tepat digunakan sebagai alat penghubung sosial yang sangat dibutuhkan dalam pergaulan dan dapat merapatkan hubungan seseorang dengan orang lain. Perkembangan bahasa tidak dialami sama cepatnya pada setiap anak-anak. Daya pendorong yang membuat anak ingin bicara adalah dorongan untuk mengatakan kepada orang lain tentang perasaanya maupun yang tidak diketahuinya, serta untuk menyampaikan sesuatu yang menjadi
menjadi perangsang sensoris (zensus=alat indra). Ganbaran pengindraan dikirimkan melalui syaraf sensoris menuju ke pusat syaraf dalam otak. Didalam otak gambaran pengindraan diolah
perhatiannya. Pada masa ini anak mengucapkan kalimat yang makin panjang dan makin bagus
dibagian pusat pengamat maka terjadilah
banyak pertanyaan misalnya : menanyakan siapa, dimana, darimana, bagaimana, apa sebabnya, dsb.
gambaran pengamatan. Gambaran pengamatan akan disipan yang akan ditimbulkan lagi yang
Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
anak mulai menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk. Pada masa ini pula semakin
99
Anak - Anak dan Perkembangannya
d.
Lingkungan turut mempengaruhi perkembangan bahasa maka jangan menirukan bahasa anak-anak
-
Mudah dibongkar pasang : puzzle, balokbalokan.
yang salah dalam pengucapannya.
-
Mengembangkan daya fantasi : bak pasir, tanah liat, kertas, dll.
-
Tidak berbahaya.
Permainan Anak-anak Permainan merupakan kesibukan yang dipilih sendiri tanpa ada unsur paksaan, tanpa didesak oleh rasa tanggung jawab. Dalam
Selain permainan perilaku anak yang paling menonjol adalah menggambar coret-coretan. Bagi anak itu sendiri coret-coretan
permainan bukannya prestasi yang dicari, melainkan suasana permaina.n itu sendiri yang meniadi tujuannya. Didalam suasana permainan terdapat unsur kebebasan dan keinginan untuk
merupakan cetusan atau ungkapan dari kehidupan jiwanya. Maka coret-coretan seperti halnya coretcoretan sebenarnya mendahului masa
mengalami rasa senang. Mula-mula anak bermain dengan badannya sendiri kemudian anak bermain dengan alat mainnya. Setelah mencapai usia tiga atau empat tahun ia membutuhkan lawan untuk bermain bersama-sama. Ada banyak manfaat dari kegiatan bermain ini diantaranva adalah : -
Sarana untuk membawa anak kemasyarakat.
-
Mampu mengenal kekuatan sendiri.
-
Mengembangkan fantasi dan mengeluarkan kecenderungan pembawaannya.
-
Berlatih mengalami beragam perasaan.
-
Memperoleh kegembiraan, kepuasan.
-
Melatih diri untuk menaati aturan yang berlaku.
.
Macam permainan dapat dipertimbangkan misalnya permainan fungsi yang mengarah pada gerakan hal ini untuk melatih fungsi-fungsi gerak dan perbuatan. Disamping permaian reseptif dalam bentuk mendengarkan cerita. melihat buku bergambar anak berfantasi dan membuat jiwa menjadi aktif, karena didalam cerita terdapat kualitas budipekerti, rasa sosial, simpati dll. Permainan iuga perlu adanva perhatian pada permainan yang baik dengan syarat-syarat :
100
menggambar yang sebenarnya. Suatu hari anak mulai mencorat-coret dengan semaunya untuk menyatakan dorongan dari dalam dirinya akan tetapi belum terdapat tujuan tertentu hanya membuat coretan saja. Bentuknya membuat coretan didinding atau diatas kertas gambar yang dapat menimbulkan rasa suka dan ini merupakan permulaan latihan kearah menggambar yang sepenuhnya. Orang tua diharapkan memberi kesempatan agar anak dapat mengembangkan dirinya. e.
Perkembangan Sikap Sosial Perkembangan ini sangat penting karena merupakan dasar akan berinteraksi dengan manusia lain yang menimbulkan perasaan sosial yaitu perasaan yang mengikatkan individu dengan sesamanya seperti saling tolongmenolong, saling memberi dan menerima, simpati dan setia kawan, dll. Perkembangan sosial baru agak nyata pada masa kanak-kanak. Pada usia dua atau tiga tahun anak sudah mulai membentuk masyarakat kecil yang anggotanya terdiri dari dua atau tiga anak dalam kegiatan permainan yang didalamnya terjadi perkembangan baru yaitu perkembangan sosial.
Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
Anak - Anak dan Perkembangannya
Hal ini dapat mewujudkan sikap-sikap sosial seperti sikap simpati, membela teman, suka menolong meskipun dalam bentuk yang sederhana. Anak juga semakin memahami dalam menaruh simpati dan kepada siapa ia tidak bersimpati. Perasaan tersebut, maka jika berada pada orang-orang yang tidak disukai mulai ada. Pada usia tiga tahun juga sudah muncul sikapsikap seperti : keras kepala, iri hati, dusta semu. Saran yang dapat diberikan dalam mengatasi masalah tersebut misalnya memupuk rasa tenang, membangkitkan rasa percaya diri, tidak menakut-nakuti, dsb. Anak yang keras kepala jangan dihadapi dengan keras tetapi dialihkan dengan berbagai akal dan bujukan serta sikap yang tenang dengan teguran kemudian dengan sanksi, jika tak berhasil dengan hukuman. Bentuk ini kali, juga muncul pada usia ini yang diawali dari adanya adik baru yang mengakibatkan bentuk-bentuk kelakuan seperti suka menangis, memukul, marah, nakal, purapura sakit, mengisap ibu jari. Hal ini perlu diatasi dengan tidak memanjakan, kenalkan dengan banyak orang. beri kesempatan bermain dengan anak yang lain, orang tua tidak pilih kasih kepada anak-anaknya. Dusta dikalangan anak juga kerap terjadi akan tetapi berlainan dengan dusta dikalangan orang dewasa. Dusta anak merupakan dusta semu dimana dusta ini tidak disengaja tidak bermaksud untuk menipu dan tak ada tujuan yang dicapai rata-rata karena keinginan dan kenyataan dicampurkan dengan daya kritisasinya belum sempurna ataupun perkembangan kepribadiannya yang belum sempurna atau karena takut dihukum.
Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
KEBERHASILAN ANAK DALAM PENDIDIKAN Dengan adanya perkembangan yang pesat pada diri anak masih diperlukan pengetahuan yang cukup tentang cara-cara memberikan rangsangan terhadap anak sesuai umurnya. Bermain sebanyak mungkin, bernyanyi, mengajak bicara, membacakan cerita dan menunjukkan berbagai aspek kehidupan dan cara kerja berbagai peralatan. Menciptakan suasana yang aman sehingga anak bebas bergerak tanpa disertai kata-kata “jangan” atau “awas, tidak boleh!” atau “hati-hati” membawa anak dengan dunia yang aman. Memperkenalkan anak dengan teman sebaya. Membantu anak belajar musik, berolah raga tanpa jadi marah jika anak tidak berminat. Memasukkan anak keprogram prasekolah yang baik. Perlu konsultasi jika ada penyimpangan pada pola tumbuh kembang anak. Keberhasilan anak akan sangat ditentukan oleh banyak hal dari gizi saat ibu hamil dan menyusui yang akan memberikan sumbangan pada pertumbuhan sel otak yang akan membantu kecerdasan anak. Tingkat kecerdasan anak kini tidak hanya ditentukan IQ (Intelligence Quotient) atau inteligensi saja. Akan tetapi faktor kecerdasan emosional atau EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) juga ikut menentukan keberhasilan anak dalam pendidikan. Anak yang cerdas dan pintar tapi emosinya tidak terkontrol sangat berbahaya sehingga bukan hanya IQ dan EQ saja tetapi juga SQ dilatih kembangkan pada anak melalui pendidikan agama. Anak diberikan kebebasan mengekspresikan perasaan. Membangun suasana kasih sayang, menerima anak apa adanya, merupakan jawaban nyata agar anak tumbuh cerdas, kreatif dan mampu mengendalikan emosi.
101
Anak - Anak dan Perkembangannya
KESIMPULAN Diperlukan adanya perhatian dari berbagai pihak untuk memberikan perhatian pada anak-anak terutama pada masa pra sekolah dengan karakteristik yang melekat serta memperhatikan adanya perkembangan-perkembangan motorik, fantasi, bahasa, permainan, sosialnya. Dengan adanya perhatian tersebut dimungkinkan tercapainya keberhasilan anak dalam pendidikannya karena akal dapat mencapai IQ, EQ, SQ yang optimal dengan bimbingan orang-orang disekelilingnya.
DAFTAR PUSTAKA Hurlock, Elizabeth B., Developmental Psycology, New York, Mc Graw Hill Book Company, Inc., 1953. Monks, Knoers, Haditono, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, Gadjahmada University, 1989. Libert, Robert M, Cs., Developmental Psychology, New Yersey, Pren tice Hall, Englewood Cliffs, 1974. Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung, PT Remaja Rosda Karya 1986.
102
Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511