1
PERBEDAAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAY DAN TEKNIK PERCAKAPAN SINGKAT DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA EKSTRAKULIKULER LET'S SPEAK ENGLISH DI SMK NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG
Oleh : Rara Agustina, Adelina Hasyim, Ujang Suparman FKIP Unila, Jl. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung e-mail:
[email protected] HP : 08978518338
Abstract : The Differences of Speaking Skills Through Role Play and Short Conversation Technique with Student’s Motivation of Let’s Speak English at SMKN 3 Bandar Lampung. This research aimed at finding: 1) the interaction between the cooperative learning, level of learning motivation on the improvement of student’s achievement in learning English; 2) the difference between the improvement of student’s achievement through STAD and Jigsaw. 3) the difference between the improvement of student’s achievement through STAD and Jigsaw on the high motivation; 4) the difference between the improvement of student’s achievement through STAD and Jigsaw on the low motivation. The result showed that: 1) there is an interaction between the cooperative learning and student’s learning motivation towards the improvement of student’s achievement; 2) the avarage of the student’s achievement through JIGSAW is higher than STAD; 3) the avarage of the student’s achievement through JIGSAW on the high learning motivation is higher than STAD; 4) the avarage of the student’s achievement through STAD on the low learning motivation is higher than Jigsaw. Keywords: speaking skills, motivation, role play Abstrak : Perbedaan Kemampuan Berbicara Menggunakan Teknik Role Play dan Teknik Percakapan Singkat dengan Memperhatikan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI pada Ekstrakulikuler Let's Speak English di SMK Negeri 3 Bandar Lampung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1) ada tidaknya interaksi antara pembelajaran, tingkat motivasi belajar pada peningkatan prestasi belajar siswa : 2) perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw : 3) perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw pada motivasi belajar tinggi; dan 4) perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw pada motivasi belajar rendah.Hasil penelitian menunjukan: 1) terdapat interaksi penggunaan pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar: 2) rerata peningkatan prestasi belajar pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dari
2
tipe STAD : 3) rerata peningkatan prestasi belajar pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi daripada tipe STAD pada motivasi belajar tinggi : 4) rerata peningkatan prestasi belajar pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada tipe JIGSAW pada motivasi belajar rendah. Kata kunci : keterampilan berbicara, motivasi, role play
arbitrary symbols, other than that he
PENDAHULUAN
also states that language is used for Peserta didik sekolah menengah
communication.
kejuruan
bahasa
merupakan
salah
satu
Dengan kata lain
merupakan
alat
yang
bertukar
ide,
generasi penerus bangsa yang akan
digunakan
untuk
menentukan
perasaa,
dan
bangsa.
arah
pembangunan
Untuk
mendukung
Kebanyakan
hal
orang
lainnya. memperoleh
pembangunan sumber daya manusia
bahasa dengan cara berkomunikasi,
diperlukan
baik
generasi
muda
yang
lisan
maupun
tulisan.
cerdas, sehat, berwawasan luas, dan
Memahami apa yang disampaikan
bermoral. Para peserta didik SMK
merupakan
merupakan aset bangsa yang sangat
komunikasi,
berharga yang harus dibimbing dan
kemampuan
dikembangkan
bersangkutan memiliki kompetensi
potensinya
secara
maksimal.
penting dan
ini
dalam memiliki
berarti
yang
berbahasa. Brown (2011: 31) states the
Era
hal
globalisasi
pada
saat
ini
definition
competence
is
of
language
one’s
underlying
menuntut generasi muda untuk selalu
knowledge of system of a language –
mengembangkan
its
kemampuannya
rules
of
5
grammar,
its
baik di bidang akademik maupun
vocabulary, and all the pieces of
non akademik. Satu hal yang perlu
language and how those pieces fit
dikuasai untuk meningkatkan daya
together. Dari pernyataan tersebut,
saing
bahasa
di
pasar
global
adalah
Inggris
sebagai
bahasa
penguasaan bahasa Inggris. Menurut
internasional berperan sangat penting
Brown (2011: 5) Language is a set of
dalam dunia industri, perdagangan,
3
pendidikan. Hampir semua sektor
peserta didik SMK untuk langsung
menggunakan bahasa Inggris sebaga
menghadapi
dua
lulusnya
bahasa
pengantar.
Melihat
dunia
pada
kerja
tingkat
setelah tersebut.
perannya yang dominan tersebut,
Tetapi, kenyataannya masih adanya
sudah
penguasaan
para peserta didik yang tidak sadar
keterampilan Bahasa Inggris menjadi
atas kemampuan berbahasa Inggris
bagian penting bagi para peserta
yang sebenarnya harus dimiliki tetapi
didik di Indonesia.
mereka tidak mimiliki atau tidak
selayaknya
sesuai dengan tingkatannya pada Proses yang benar, materi yang baik
level sekolah menengah. Hal ini
serta pengajar yang mengetahui cara
disebabkan
yang
diantaranya
materi
tepat
dalam
merupakan
penyampaian kunci
dalam
menguasai Bahasa Inggris. Namun
banyak adalah
faktor,
dan
kurangnya
motivasi para peserta didik terhadap Bahasa Inggris.
banyak kendala yang dihadapi dalam mengajarkan
Bahasa
Inggris,
Situasi
yang
lebih
alami
dan
misalnya mencari materi yang sesuai
menyenangkan sangat melekat dalam
dengan
didik
pelaksanaan pembelajaran Bahasa
bukanlah hal mudah. Langkanya
Inggris. Situasi alami inilah yang
materi yang sesuai dengan kebutuhan
diyakini membantu peserta didik
dan
untuk lebih mudah menerima dan
kebutuhan
situasi
peserta
dapat
mendorong
pendidik untuk menggunakan materi
memahami
yang sama berulang-ulang tanpa
merasa tegang dan gelisah jika
mempertimbangkan
dibandingkan
kesesuaiannya
materi
tanpa
dengan
harus
cara
dengan pembelajar. Hal ini tentu saja
penyampaian yang lain. Cara ini
akan menimbulkan kebosanan pada
tampak lebih alami bagi mereka
peserta didik dan juga mengurangi
untuk berani berbicara. Jadi pendidik
kemutakhiran materi.
harus lebih peka dalam melihat kebutuhan
Kebutuhan
berbahasa
Inggris
tersebut didasari atas keinginan para
memasukkan
siswa
agar
materi-materi
sesuai dengan rencana.
dapat yang
4
informasi kognitif yang baru yang Agar pembelajaran berbahasa Inggris
sudah ada sebelumnya. Dalam tahap
secara lisan memperoleh hasil yang
akomodasi
baik,
penyesuaian antara struktur kognitif
para
pendidik
perlu
menciptakan proses belajar-mengajar
terdapat
proses
dengan situasi yang baru.
yang lebih menyenangkan dan lebih praktis. Bermain peran atau role play
Belajar merupakan akibat adanya
merupakan salah satu alternatif yang
interaksi antara stimulus dan respon
dapat
(Slavin,
ditempuh.
senada
dengan
Pernyataan
2008:
143).
Seseorang
yang
dianggap telah belajar sesuatu jika
diungkapkan dalam Wright (2011: 4)
dia dapat menunjukkan perubahan
It means that that the teacher must
perilakunya. Menurut teori ini dalam
encourage situations in which the
belajar yang penting adalah input
child can be fluent and can “have a
yang berupa stimulus dan output
go”. Role play memberikan bantuan
yang
yang banyak dalam pembelajaran
pembelajaran dengan menggunakan
empat keterampilan bahasa Inggris.
teknik role play dapat membantu
Selain itu juga memberikan motivasi
peserta
bagi
dalam
kompetensi berbicara bahasa asing.
meningkatkan kemampuan berbicara
Dengan diberikannya kegiatan ini
bahsa inggris. Hal ini mendorong
secara
mereka lebih berani dan percaya diri
diharapkan
dalam memproduksi kalimat lisan
language awareness. Peserta didik
dan tulisan.
menjadi “aware” terhadap perasaan
peserta
apa
ini
didik
berupa
respon.
didik
untuk
Proses
memiliki
berkesinambungan, akan
menimbulkan
pada waktu mendengarkan bahasa Teori
belajar
menurut
Figotsky
asing.
Memperdengarkan
dalam Wright (2011: 7) menjelaskan
asing
membantu
suatu teori belajar yang mendasarkan
mempelajari bahasa Inggris tanpa
pemrosesan
harus
informasi
yang
mereka
membuat
diberikan. Di mana dalam tahap
memproduksi
asimilasi terdapat pengintegrasian
spoken
dan
untuk
mereka
kata-kata written
bahasa
dalam
expression.
5
Seperti dikemukakan Wright (2011:
Teknik
5) stories also introduce children to
penelitian ini dengan menggunakan
language
tes
items
constructions
and without
sentence their
pengumpulan
kemampuan
observasi.
Data
data
pada
berbicara yang
dan
diperoleh
necessarily having to use them
digunakan untuk pengujian hipotesis
productivity. Bila datang masanya
yang dilakukan dengan penggunaan
mereka harus memproduksi bahasa
Anova dua jalur.
Inggris bukanlah hal yang berat lagi karena bahasa Inggris bukan hal
HASIL PENELITIAN DAN
baru. Role play memberi contoh cara
PEMBAHASAN
pembelajaran yang mudah dan alami bagi peserta didik dalam mempelajari
Hipotesis pertama dalam penelitian
bahasa
ini
asing.
Pada
akhir
adalah
terdapat
perbedaan
pembelajaran Bahasa Inggris nanti
kemampuan berbicara peserta didik
mereka akan mencapai hasil yang
menggunakan teknik role play dan
memuaskan.
teknik percakapan singkat. Hal ini ditunjukkan rerata prestasi belajar bahasa Inggris siswa berdasarkan
METODE PENELITIAN
hasil
perhitungan
dengan
Penelitian ini merupakan penelitian
menggunakan uji ANAVA bahwa
eksperimental
(experimental
A1-A2 dengan Fhitung 6,457 > Ftabel
research)
menggunakan
1,66. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan
Nonequivalent
Control
Group
Fhitung > Ftabel , sehingga Ho ditolak
Design (Sugiono, 2008: 45). Populasi
dan terima H1. Dapat disimpulkan
dalam penelitian ini adalah seluruh
bahwa hipotesis pertama diterima
siswa kelas XI di SMKN 3 Bandar
bahwa
Lampung, sedangkan sampel dalam
kemampuan berbicara peserta didik
penelitian ini adalah siswa kelas XI
menggunakan teknik role play dan
Akomodasi Perhotelan 1 dan XI
teknik percakapan singkat. Interaksi
Akomodasi Perhotelan 2.
tersebut
terdapat
dapat
perbedaan
ditunjukkan
berdasarkan nilai rata-rata kelompok
6
siswa
yang
diberi
pembelajaran
kemampuan berbicara peserta didik
teknik
role
play
lebih
besar
menggunakan teknik role play dan
dibandingkan dengan siswa yang
teknik percakapan singkat dengan
diberi
memperhatikan
pembelajaran
teknik
percakapan singkat.
Berdasarkan
motivasi hasil
rendah.
perhitungan
dengan menggunakan uji-t antara Hipotesis kedua dalam penelitian ini
A1B2 dan A2B2 sebagaimana tertuang
adalah
perbedaan
dalam tabel diketahui bahwa thitung
kemampuan berbicara peserta didik
3,737 > ttabel 1,683. Hal ini berarti
menggunakan teknik role play dan
thitung > ttabel sehingga Ho ditolak dan
teknik percakapan singkat dengan
terima H1. Dapat disimpulkan bahwa
memperhatikan
hipotesis
ketiga
terdapat
perbedaan
terdapat
Berdasarkan
motivasi hasil
tinggi.
perhitungan
diterima
bahwa
kemampuan
dengan menggunakan uji-t antara
berbicara peserta didik menggunakan
A1B1 dan A2B1 sebagaimana tertuang
teknik
dalam tabel diketahui bahwa thitung
percakapan
7,586 > ttabel 1,683. Hal ini berarti
memperhatikan
motivasi
thitung > ttabel sehingga Ho ditolak dan
Berdasarkan
hasil
terima H1. Dapat disimpulkan bahwa
perbedaan
hipotesis
kedua
signifikan.
terdapat
perbedaan
diterima
bahwa
role
play
dan
singkat
yang
teknik dengan rendah. rata-rata
terjadi
cukup
kemampuan
berbicara peserta didik menggunakan
Hipotesis keempat dalam penelitian
teknik
teknik
ini adalah terdapat interaksi antara
dengan
teknik mengajar (teknik role play
tinggi.
dan teknik percakapan singkat) dan
rata-rata
motivasi (tinggi dan rendah) terhadap
cukup
kemampuan berbicara peserta didik.
role
play
percakapan
dan
singkat
memperhatikan
motivasi
Berdasarkan
hasil
perbedaan
yang
terjadi
signifikan.
Hal ini ditunjukkan rerata prestasi belajar
bahasa
Inggris
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini
berdasarkan
adalah
dengan menggunakan uji ANAVA
terdapat
perbedaan
hasil
siswa
perhitungan
7
bahwa A-B dengan Fhitung 7,512 >
play dibandingkan dengan teknik
Ftabel 1,66. Hal ini menunjukkan
percakapan singkat
bahwa Fhitung > Ftabel , sehingga Ho ditolak
dan
disimpulkan
terima
H1.
bahwa
Dapat
Berdasarkan
hasil
berhitungan
hipotesis
diketahui bahwa pembelajaran yang
pertama diterima bahwa terdapat
dilakukan dengan teknik role play
interaksi antara teknik mengajar
dapat
(teknik
berbicara siswa. Hal tersebut terbukti
role
play
dan
teknik
meningkatkan
percakapan singkat) dan motivasi
pada
(tinggi
terhadap
teknik role play mendapatkan hasil
kemampuan berbicara peserta didik.
lebih besar dibandingkan dengan
Interaksi tersebut dapat ditunjukkan
siswa
berdasarkan nilai rata-rata kelompok
dengan teknik percakapan singkat.
siswa
pembelajaran
Teknik role play dapat dijadikan
lebih
besar
sebagai kegiatan diagnostik untuk
dibandingkan dengan siswa yang
mengetahui kesulitan peserta didik.
diberi pembelajaran role play.
Kegiatan pada teknik role play
dan
yang
percakapan
rendah)
diberi singkat
siswa
yang
melatih
yang
kemampuan
diberi
peserta
pembelajaran
didik
berbicara
dengan
temannya
Hasil pengujian hipotesis pertama
secara
bahwa
melalui bermain peran, ia dapat
terdapat
perbedaan
bebas
menggunakan
kemampuan berbicara peserta didik
membuat
menggunakan teknik role play dan
apapun yang dapat ia mainkan
teknik
singkat.
bersama temanya. Dengan teknik
penelitian
pembelajaran seperti ini membuat
kemampuan
siswa tidak merasa takut, malu atau
percakapan
Berdasarkan didapatkan berbicara
hasil bahwa peserta
didik
lebih
percakapan
mengenai
malas karena dengan teknik role play
meningkat apabila melakukan teknik
siswa
merasa
senang
role play. Hal ini terlihat pula pada
pelajaran
rata-rata nilai siswa lebih besar
menjadi
dengan menggunakan teknik role
membosankan bagi mereka.
bahasa
Inggris
pelajaran
sehingga bukan yang
8
Hasil
pengujian
bahwa
hipotesis
terdapat
kedua
perbedaan
Selain itu motivasi di tandai dengan munculnya,
rasa
yang
relevan
kemampuan berbicara peserta didik
dengan
menggunakan teknik role play dan
kejiwaan, efeksi dan emosi serta
teknik percakapan singkat dengan
dapat
memperhatikan motivasi tinggi. Hal
manusia. Motivasi akan dirangsang
ini terlihat pula pada rata-rata nilai
karena adanya tujuan dan tujuan ini
siswa
akan menyangkut soal kebutuhan.
lebih
besar
menggunakan
persoalan-persoalan
menentukan
tinggkah-laku
teknik role play dengan motivasi
Berdasarkan
tinggi dibandingkan dengan teknik
diatas sehingga dapat disimpulkan
percakapan singkat dengan motivasi
bahwa motivasi muncul dikarenakan
tinggi. Hal ini terjadi dikarenakan
adanya dorongan dari dalam diri
siswa
siswa dikarenakan siswa menyukai
yang
pembelajaran
mendapatkan
role
play
dengan
motivasi tinggi memiliki keinginan
beberapa
pendapat
atau memahami materi yang mereka pelajari.
belajar yang tinggi. Oleh karena itu nilai yang didapatkan siswa juga
Hasil
besar.
bahwa
Motivasi merupakan perubahan
perbedaan
kemampuan berbicara peserta didik menggunakan teknik role play dan
dengan
teknik percakapan singkat dengan
munculnya “feeling” dan didahului
memperhatikan motivasi rendah. Hal
dengan tanggapan terhadap adanya
ini terlihat pula pada rata-rata nilai
tujuan. Berdasarkan pengertian diatas
siswa
mengandung tiga elemen penting
menggunakan teknik pembelajaran
yaitu, bahwa motivasi itu mengawali
role play dengan motivasi rendah
terjadinya perubahan energi pada diri
apabila
setiap individu manusia (walaupun
pembelajaran
motivasiitu muncul dari dalam diri
pada motivasi rendah.
manusia),
yang
dalam
terdapat
ketiga
diri
seseorang
energi
sebagai
pengujian hipotesis
ditandai
penampakannya
akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
lebih
besar
dibandingkan percakapan
dengan
dengan singkat
9
Salah satu permasalahan saat ini
menggunakan model pembelajaran
adalah rendahnya mutu pendidikan.
role
Dikatakan mutu siswa rendah karena
pembelajaran
dengan
teknik
sistem seleksi masuk yang kurang
percakapan
singkat
dapat
objektif akibat ada kepentingan pihak
mempengaruhi
hasil
tertentu, sehingga siswa yang sangat
berbicara siswa baik pada siswa yang
rendah
kemampuan
akademiknya
memiliki motivasi belajar timggi
banyak
diterima.
Kebenaran
pendapat
guru
ini
tidak
dapat
play
maupun
dibandingkan
siswa
dengan
kemampuan
yang
memiliki
motivasi belajar rendah.
disangkal sepenuhnya. Di samping hal di atas keluhan guru yang sering
Penilaian
kita dengar adalah bahwa siswa di
kesempatan yang luas kepada peserta
zaman sekarang kurang disiplin dan
didik
perhatiannya sangat rendah pada
pengetahuan,
pelajaran. Motivasi siswa cendrung
sikap yang sudah dimiliki dalam
sekedar mencari naik kelas, lulus,
bentuk
tetapi tidak mau belajar secara
menulis,
optimal. Sehingga siswa motivasinya
survey,
hanya ingin lulus atau selesai tetapi
diskusi. Tujuannya adalah menilai
mereka
motivasi
berbagai jenis kemampuan berbahasa
untuk memahami apa yang sedang
yang mendekati konteks pada dunia
dipelajarinya.
nyata.
tidak
memiliki
dapat
memberikan
untuk
memperoleh
keterampilan,
tugas
seperti
membaca,
persentasi, makalah,
mengamati, atau
Penilaian
dilaksanakan
dan
bahkan
tersebut
dalam
upaya
Hasil pengujian hipotesis keempat
menghargai kemampuan berfikir dan
bahwa
proses pembelajaran serta akhir dari
terdapat
interaksi
antara
teknik mengajar (teknik role play
proses pembelajran itu sendiri.
dan teknik short conversation) dan motivasi (tinggi dan rendah) terhadap
Harmer (2007: 56) mengemukakan
kemampuan berbicara peserta didik..
bahwa ada beberapa unsur dalam
Hal ini terlihat pula pada rata-rata
speaking,
nilai
bahasa,
siswa
lebih
besar
dengan
yaitu: pengelolaan
keistimewaan bahasa
dan
10
interaksi
dengan
pihak
lain.
terhadap
kemampuan
berbicara
Pengajaran speaking di tingkat SMK
siswa, ditandai dengan rata-rata nilai
dimulai dari hal-hal yang termudah
keterampilan
menuju hal yang kompleks, hal ini
menggunakan
supaya memudahkan peserta didik
motivasi tinggi lebih besar, karena
dalam
teknik role play dapat meningkat
perkembangan
proses
berbicara teknik
belajar
siswa
role
siswa,
play
kemampuan berbicaranya, apalagi
motivasi
dalam pembelajaran Bahasa Inggris,
menjadi terlihat berantusias untuk
karena Bahasa Inggris adalah bahasa
bermain peran dengan temannya,
asing bagi mereka yang pelafalan
sehingga
dan intonasinya berbeda dengan
pembelajaraan
bahasa yang sudah mereka ketahui
berbicaranya semakin meningkat.
sebelumnya.
Terdapat
setelah
siswa
melakukan kemampuan
interaksi
antara
teknik
mengajar dan motivasi, terlihat dari KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang peneliti dapatkan setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: Kemampuan berbicara peserta didik dibangun dengan teknik role play lebih tinggi dari percakapan singkat, dengan nilai signifikah Fhitung hasil penelitian sebesar 0,6457. Kemampuan berbicara peserta didik yang
memiliki
motivasi
tinggi
dibangun dengan teknik role play lebih
tinggi
teknik
percakapan
singkat. Terdapat perbedaan antara teknik yang
digunakan
dan
motivasi
rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa
berbeda
besarnya
apabila
teknik
yang
digunakan
dalam
baik
dapat
pembelajaran
dan
meningkatkan motivasi belajar siswa serta dapat meningkatkan kemauan siswa untuk belajar.
Berdasarkan kesimpulan digunakan saran sebagai berikut: Pada mata pelajaran bahasa Inggris yang bertujuan agar keterampilan berbicara siswa meningkat maka siswa sebaiknya diberi pembelajaran dengan menggunakan
teknik role
play. Pembelajaran dengan teknik role
play
anak
makin
mampu
11
menghasilkan
bahasa,
mengenali
baik. Pada kegiatan belajar yang
kata dan bahkan secara perlahan
menggunakan
mampu menghasilkan serangkaian
memberikan siswa situasi belajar
konsonan
yang
yang
minimal
dengan
kompleks
melibatkan
role
siswa
play
dengan
bermain
pengalaman dan aktivitas didunia
peran perbendaharaan kata anak
nyata. Kondisi seperti itulah yang
menjadi bertambah banyak.
membuat siswa akan lebih aktif
Keterampilan
teknik
atau
teknik
berbicara
bahasa
dalam kegiatan belajarnya sehingga
Inggris siswa akan meningkat apabila
walaupun
motivasi siswa untuk belajar juga
motivasi
meningkat atau tinggi. Hal tersebut
teknik belajar ini dan kemampuan
telah
berbicaranya
dirasakan
sehingga
oleh
peneliti
peneliti,
menyarankan
siswa
yang
memiliki
rendah tetap
menyukai
pun
meningkat.
Sehingga disarankan kepad guru
kepada guru untuk meningkatkan
untuk menggunakan teknik ini.
motivasi
dengan
Bagi guru yang ingin meningkatkan
pemilihan teknik pembelajaran yang
kemampuan berbicara siswa dapat
sesuai. Teknik role play atau bermain
menggunakan teknik role play pada
peran
teknik
siswa yang memiliki motivasi tinggi
pembelajaran yang menyenangkan
dan motivasi rendah karena dengan
sehingga
teknik
belajar
siswa
merupakan
apabila
siswa
merasa
role play siswa mampu
senang maka motivasi siswa akan
mengembangkan
tinggi dan hasil belajar siswa juga
menyelesaikan
meningkat.
menyangkut
Pembelajaran bahasa Inggris dengan
manusia, terutama yang menyangkut
menggunakan teknik role play juga
kehidupan peserta didik dan untuk
akan
memotivasi peserta didik agar lebih
meningkatkan
berbicara
siswa
keterampilan
yang
kemampuan masalah
yang
hubungan
antar
memiliki
memperhatikan materi yang sedang
motivasi rendah, hal tersebut dapat
diajarkan. Selai itu pembelajaran
terwujud
dapat
yang
dalam
menggunakan teknik role play adalah
melakukan bermain peran dengan
simulasi tingkah laku dari orang
apabila
membimbing
guru
siswa
dilakukan
dengan
12
yang diperankan, yang bertujuan untuk melatih peserta didik dalam menghadapi situasi yang sebenarnya melatih secara
praktik intensif
berbahasa dan
kesempatan kepada
lisan
memberikan siswa untuk
mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi. Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan bahwa terdapat interaksi antara teknik pembelajaran dengan peningkatan keterampilan berbicara siswa, baik bagi siswa yang memiliki motivasi
tinggi
maupun
rendah.
Kerlinger Fred N. 1990. Asas-asas penelitian behavioral. Terjemahan. Yogyakarta: Gadjahmada University Press. Nickelsen, John. 2011. Mentoring the Educational Leader: A Practical Framework for Success. USA: Rowman and Littlefield Persky, A. M. and Pollack, G. M. 2009. A Hybrid Jigsaw Approach to Teaching Renal Clearance Concepts. American Journal of Pharmaceutical Education 73(3). Santrock, J. 2011. Educational Psychology: New York: McGraw Hill
Sehingga peneliti menyarankan agar dapat
memilih
teknik
dalam
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Arend, R. And Ann Kilcher. 2010. Teaching for Student Learning: Becoming an Accomplished Teacher. New York: Routledge
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. London: Allymand Bacon. Slavin, Robert E. 1991. Student Team Learning: A Practical Guide to Cooperative Learning. Third Edition. Washington D.C: National Education Association
Arend, R. 2012. Learning to Teach, 9th Ed, USA: McGraw Hill
Weidman, R., Bishop, M. J. 2009. Using the Jigsaw Model to Facilitate Cooperative Learning in an Online Course, Quarterly Review of Distance Education, 10(1):51-64
Jolliffe W. 2007. Cooperative Learning in the Classroom. California: Paul Chapman Publishing
Woolfolk , Anita E. 2006. Psychology of Education 9th Ed. San Fransisco: Prentice Hall
13