PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DAN YANG MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 5 SAWAHLUNTO
ARTIKEL
Oleh:
YULIA MARDILA SARI 2008/02390
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2013 1
1
Judul
: PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DAN YANG MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 5 SAWAHLUNTO.
Student Learning Differences Using The Media Using Power Point And The Media Graphics In The Eyes Lesson IPS SMPN 5 Sawahlunto Yulia Mardila Sari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email :
[email protected] ABSTRAK Agar tercapainya tujuan pembelajaran maka semua komponen yang terlibat dalam pembelajaran dapat mengupayakan berbagai hal untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah guru diharapkan terampil dalam menggunakan media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran. Selama ini proses pembelajaran masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan metode ceramah menjadi pilihan utama guru dalam menyampaikan materi pelajaran, serta kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran. Kondisi seperti ini menyebabkan siswa cendrung menunggu, mendengarkan dan mencatat materi pelajaran yang disampaikan guru. Hal ini menimbulkan kebosanan bagi siswa sehingga mereka kurang bersemangat untuk belajar. Ini dapat menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mengatasi masalah ini peneliti memilih media power point, karena media power point adalah media yang menarik dan dapat digunakan untuk mempermudah menyampaikan materi pelajaran IPS. Berdasarkan hipotesis yang diajukan peneliti maka diperoleh hasil menolak H0 artinya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan media power point dengan siswa yang menggunakan media grafis. Kata kunci : Hasil belajar, Media, Power Point, dan grafis. ABSTRACT In order to achieve the learning objectives then all the components involved in learning can pursue a variety of things to improve student learning outcomes. One is expected to skilled teachers in the use of instructional media that can improve attention and comprehension of students in their lessons. During this learning process is still focused on the teacher as the main source of knowledge and a lecture to choice of teachers in delivering the subject matter, and a lack of the use of media in the learning process. Conditions such as this tends to cause students to wait, listen and record the subject matter presented teachers. This gives rise to boredom for students so that they are less eager to learn. It can be a cause of low student learning outcomes. To overcome this problem researchers choose media power point, power point because the media is media that is attractive and can be used to facilitate delivering course material IPS. Based on the hypothesis that the researchers obtained results reject H0 means that there is a significant difference in student learning outcomes using media power point with students using graphic media. Keywords: learning outcomes, Media, Power Point, and graphics. 1
PENDAHULUAN Perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mempunyai peranan yang sangat besar pada dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan dan dapat mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Salah satu pemanfaatan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan adalah penggunaan media yang memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran merupakan salah satu dari komponen pembelajaran. Pemilihan media yang cocok merupakan peluang bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan efktif yang bisa menghantarkan siswa pada tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Sadiman (2009:7) ”Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. Karena penggunaan media pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami pelajaran dan sangat bemanfaat serta efektif sebagai alat komunikasi guru dengan siswa dalam kegiatan dan proses pembelajaran, maka guru harus dapat memilih media yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Berdasarkan data hasil belajar yang peneliti peroleh di SMPN 5 Sawahlunto, menunjukkan bahwa masih banyak hasil belajar siswa yang rendah. Terkait dengan masalah rendahnya hasil belajar siswa ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMPN 5 Sawahlunto. Hasil observasi peneliti di SMPN 5 Sawahlunto di peroleh informasi bahwa proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan kurang membuat siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran, hal ini dapat ditandai dengan kurangnya perhatian siswa pelajaran yang sedang 2
berlangsung, siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius, siswa kurang persiapan dalam mengikuti pelajaran, siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan dan kurang mau pengeluarkan pendapat mereka mengenai materi pelajaran yang sedang dipeajari. Pemilihan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus memiliki pertimbangan tertentu. Yaitu harus sesuai dengan Standar Kompetensi yang ada. Keputusan peneliti menggunakan media power point dan media grafis dalam kegiatan pembelajaran didasarkan pertimbangan bahwa media power point merupakan media yang menarik karena bisa diolah sendiri sesuai dengan kreativitas dan kebutuhan, seperti bisa membuat teks, warna dan gambar serta animasi-animasi yang menarik sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Sejalan dengan pendapat Nurseto (2011) bahwa ”Kelebihan media power point antara lain: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound, efek, lagu, grafik dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat”. Sedangankan pertimbangan menggunakan media grafis kerena media ini sederhana dan mudah membuatnya. Agar penelitian yang dilaksanakan terarah maka penliti memfokuskan penelitian pada penggunaan media power point pada kelas eksperimen dan media grafis pada kelas kontrol dalam menigkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS di SMPN 5 Sawahlunto. Sehingga dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu ”Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media power point dan siswa yang diajar menggunakan media grafis pada mata pelajaran IPS di SMPN 5 Sawahlunto?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media power point dengan siswa yang diajar menggunakan media grafis pada mata pelajaran IPS di SMPN 5 Sawahlunto. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan
pegalaman menhagajar dengan menggunakan media power point dan media grafis dan sebagai salah syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Bagi guru, sebagai sumbangan pikiran guru-guru pada umumnya dan guru IPS pada khusunya dalam memilih media pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dan bagi peneliti, dapat menggunakan penelitian ini sebagai rujukan dalam melakukan penelitian lanjutan. LANDASAN TEORI PENGEMBANGAN HIPOTESIS
DAN
Proses Belajar Mengajar Proses belajar selalu terjadi pada setiap diri individu. Proses belajar diharapkan mempunyai efek yang bagus terhadap peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa untuk belajar. Menurut Sadiman (2009:21) ”Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar”. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah seseorang melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tampak pada perubahan yang terjadi pada diri siswa. Menurut Hamalik (2008:38) “Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap dan lain-lain”.
pembelajaran yang ingin dicapai akan lebih mudah terwujud. Menurut Hamalik (1986) dalam Arsyad (2009:15) ”Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”. Media Visual Media visual dapat memperlancar dan memperkuat ingatan. Agar media efektif, media visual sebaikanya ditempatan pada tempat yang bear-benar tepat dan siswa dapat berinteraksi dengan media visual itu dengan baik. Contoh media visual diantaranya adalah slide, gambar, foto, grafis, chart, poster dan lain-lain. Menurut Nurseto (2011) Power point adalah salah satu softwere yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat penyimpan data (data storage). Kelebihan power point antara lain: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound, efek, lagu, grafik dan animasi sehingga menimbulkan pengertian, ingatan yang kuat, mudah revisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa biaya dan power point dapat dikoneksikan dengan internet. Menurut Sadiman (2009:28) “Fungsi khusus media grafis adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau mengulas fakta yang mungkin akan cepat dilipakan atau diabaikan bila tidak ditafsirkan.
Media Pembelajaran
Kerangka Pemikiran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupkan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran adalah bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan media diharapkan tujuan
Pelaksanaan proses pembelajaran IPS dalam penelitian ini pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media power point sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media grafis. Pemahaman siswa terhadap materi
3
pelajaran dapat dilihat pada hasil belajar siswa, untuk melihat hasil belajar siswa dilakukan dengan melihat nilai siswa dari tes yang diberikan. Kemudian hasil belajar kelas eksperimen dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol. Dari hasil perbandingan tersebut akan terlihat bahwa adanya perbedaan hasil belajar pembelajaran dengan menggunakan media power point dengan pembelajaran menggunakan media grafis. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Siswa yang diajar menggunakan media power point lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan media grafis pada mata pelajaran IPS di SMPN 5 Sawahlunto”.
Instrument Pengumpulan Data Data primer yaitu data yang diambil oleh peneliti dari sampel berupa angka atau skor hasil belajar siswa. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari guru IPS SMPN 5 Sawahlunto. Rancangan Penelitian Kelas Treatment Posttest Eksperimen X T Kontrol T Sumber: Suryabrata (2012:100) Keterangan : X
: Pembelajaran diberikan pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan menggunakan media power point.
T : Tes akhir yang diberikan pada kelas sampel. METODE PENELITIAN Teknik Analisis Data Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 5 Sawahlunto yang terdaftar pada semester I tahun Pelajaran 2012/2013. Sedangkan untuk menentukan sampel kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan sampel random. Menurut Arikunto (2006:134) bahwa, sampel random yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi tersebut dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota polulasi tersebut dengan demikian semua anggota populasi memperoleh kesempetan yang sama dipilih menjadi sampel, hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap sejenis atau disebut homogen. Sampel yang digunakan adalah kelas VIII/2 sebagai kelas eksperimen sebanyak 22 orang dan kelas VIII/1 sebagai kelas kontrol sebanyak 21 orang. Jadi, jumlah sampel yang dijadikan objek penelitian adalah berjumlah 43 orang. 4
Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis induktif. Analisis deskriptif bertujuan mengambarkan apa yang ditemukan pada hasil penelitian dan memberikan informasi sesuai dengan yang diperoleh di lapangan dengan menyajikannya dalam bentuk tabel distribusi. Analisis induktif yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hiotesis. Tahap pertama yaitu dengan uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang terdistibusi normal, dengan menggunakan uji Liliefors, karena lebih akurat dan sederhana dan perhitungannya lebih mudah. Kriteria diterima hipotesis tersebut normal jika Lhitung ≤ Ltabel, sedangkan jika Lhitung > Ltabel maka ditolak. Setelah uji normalitas dilakukan, maka tahap selanjutnya yaitu uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Dalam pengujian homogenitas digunakan uji F, seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:249), jika harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel yang didapat
dari hasil perhitungan berarti kedua kelompok mempunyai varians yang homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis. Untuk menguji hipotesis maka digunakan uji kesamaan dua rata-rata, apabila jumlah sampel ≤ 30 maka digunakan uji t. PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPS kelas VIII pada kompetensi dasar mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia, dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas sampel. Pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media power point, sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media grafis. Pada akhir penelitian di berikan soal posttest pada kelas sampel tersebut, ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang sudah disampaikan. Dari hasil posttest tersebut diperoleh rata-rata nilai siswa untuk kelas eksperimen adalah 79,6364 dan rata-rata nilai siswa untuk kelas kontrol adalah 71,0476. Berdasarkan rata-rata nilai posttest kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh thit sebesar 2,3875 dan ttab sebesar 1,68 (α = 0,05). Ini berarti thit > ttab artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan mendi power point dengan siswa yang menggunakan media grafis. Mengenai hasil belajar ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2008:73) menyatakan bahwa: “Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap5
sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa”. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tujuan belajar tersebut sudah dicapai, ini dapat dilihat pada hasil belajar siswa, yaitu siswa memperoleh nilai rata-rata diatas KKM yang ditetapkan sekolah. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 5 Sawahlunto mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia. Ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fakhrul Rijal (2010) bahwa pembelajaran menggunakan media LCD, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dari analisis data memperlihatkan bahwa penggunaan media power point memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia dengan hasil belajar thit > t tab, maka hipotesis yang diajukan yaitu “siswa yang diajar menggunakan media power point memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi” diterima. Pengaruh positif dari penggunaan media power point dapat dilihat pada siswa yang aktif dalam pembelajaran karena siswa dapat melihat secara langsung media yang menarik yaitu media yang menampilkan materi pelajaran dengan di lengkapi dengan gambar-gambar, warna, tulisan dan sound yang menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu diberikan contoh yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Penggunaan media power point dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar seperti untuk mengemukakan pendapat dan idenya karena yang ditampilkan bisa membuat siswa lebih antusias dan aktif dalam belajar, ini disebabkan karena mereka tertarik pada materi pelajaran yang ditampilakan melalui media yang menarik. Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas eksperimen terlihat masingmasing siswa antusias mengikuti pelajaran dan ingin mengetahui materi yang akan ditampilan.
Ini terlihat pada saat guru menyampaikan materi pelajaran siswa memperhatikan dengan seksama. Ketika diberi kesempatan pada siswa untuk bertanya atau mengeluarkan pendapat mereka tentang materi pelajaran, siswa aktif dalam bertanya dan mengeluarkan pendapat mereka. Perhatian siswa dalam belajar ini masih tinggi sampai akhir jam pelajaran, ini terbukti dengan siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar di akhir pelajaran dan tetap bersemangat. Sehingga pada saat di berikan tes tentang materi pelajaran yang telah disampaikan siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Keadaan seperti ini sesuai dengan pendapat Hamalik (1986) dalam Arsyad (2009:15) yang menyatakan bahwa: “Pemakaian media pembelajaran dalam proses balajar dapat membangkitkan keinginan, dan minat baru, membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis bagi siswa”. Dari perolehan hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat ada pengaruh penggunaan media power point dan media grafis terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Walaupun belum keseluruhan siswa, tetapi sudah terjadi peningkatan hasil belajar dari sebelum diterapkan pembelajaran menggunakan media power point dan media grafis. Tapi peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol. Selama proses pembelajaran dapat diamati, pada kelas kontrol siswa terlihat kurang aktif dalam belajar, hanya beberapa siswa saja yang aktif. Pada awal pembelajaran siswa memperhatikan guru menyampaikan materi pelajaran dengan seksama, namuan perhatian siswa terhadap pelajaran tersebut mudah teralihkan terhadap hai-hal lain, seperti terganggun oleh temannya yang permisi keluar. Selain itu ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang kurang mereka pahami dan menyampaikan pendapat merekan tentang materi pelajaran, terlihat mereka kurang mau bertanya dan menyampaikan pendapat. 6
Pada akhir pelajaran diberikan pertanyaan kepada siswa hanya bebera siswa yang dapat menjawab dengan benar. Pada saat itu siswa terlihat sudah jenuh dan kurang bersemangat belajar. Ini disebabkan karena media yang pembelajaran yang digunakan kurang menarik perhatian siswa. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan jalan keluar bagi suatu permasalahan rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPS. Karena jika biasanya guru mata pelajaran hanya menggunakan pendekatan pembelajaran monoton dan kurang bervariasi. Mulai sekarang sebaikanya memperhatikan pendekatan pembelajaran yang bervariasi, salah satunya adalah dengan pembelajaran menggunakan media power point. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media power point untuk kelas eksperimen dan media grafis untuk kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS siswa yang diajar menggunakan media power point dengan yang diaajar menggunakan media grafis. Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang dilakukan pembelajaran menggunakan media power point lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diajar menggunakan media grafis. Jadi penggunaan media power point dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini masih terbatas pada perbedaan hasil belajar siswa, diharapkan kepada peneliti berikutnya untuk juga meneliti perbedaan motivasi belajar siswa yang
disebabkan karena penerapan media power point dalam pemebelajaran. SARAN 1. Dengan adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan penggunaan media power point dan penggunaan media grafis, maka sebaiknya guru mata pelajaran IPS menggunakan media power point dalam pembelajaran, untuk dapat meningkatkan perhatian siswa dalam belajar dan memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. 2. Agar media power point bisa diterapkan dengan maksimal hendaknya guru benarbenar mempersiapkan media ini dengan baik sebelum pebelajaran dilaksanakan sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran. 3. Hendaknya guru memiliki kemampuan dalam menggunakan media power point sehingga dapat menggunakan media ini dalam pembelajaran dan adanya peningkatan dalam persediaan fasilitas yang dapat mendukung dan memudahkan dalam penggunaan media ini.
7
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Rijal, Fakhrul. 2010. Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Menggunakan Media LCD dan Tidak Menggunkan Media LCD pada Siswa Kelas XI SMAN 1Sijunjung. Padang: FE UNP. Sadiman, Arief, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset. Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.