PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MENGGUNAKAN MODEL ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DENGAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA KONSEP VIRUS
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH ENY RAHAYU NIM: 1110016100052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRACT Eny Rahayu, 1110016100052. The Difference of Student’s Biology Learning Result Using Rotating Trio Exchange Model and Think Pair Share Model on The Concept of Virus. BA Thesis of Biology Education Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015. The aim of this research is to determine the difference of student’s biology learning result using rotating trio exchange model and think pair share model on the concept of virus. This research was conducted at SMAN 28 Tangerang academic year of 2014/2015. The method that used in this study was quasi-experimental which used two group pretest-posttest design. The sample of this research was choosen by purposive sampling technique. They were 43 student of X MIA 1 class as the first experimental class (the class that used rotating trio exchange model) and 43 student of X MIA 2 class as second experimental class (the class that used think pair share model). The data was analyzed by t-test and the result showed that tcount (1,744) > ttable (1,6828) at significant level of α=0,05. This result indicated that there are differences between students biology learning result using strategy rotating trio exchange model and think pair share model on the concept of virus Keywords : learning result, rotating trio exchange, think pair share
v
ABSTRAK
Eny Rahayu, 1110016100052. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa Menggunakan Model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada Konsep Virus. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran model rotating trio exchange dan tipe think pair share pada konsep virus. Penelitian ini dilakukan di SMAN 28 Kabupaten Tangerang tahun ajaran 2014/2015 dengan metode kuasi eksperimen yang menggunakan desain two group pretest-posttest design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 yang berjulah 43 orang sebagai kelas eksperimen I (kelas yang menggunakan model rotating trio exchange) dan siswa kelas X MIA 2 berjumlah 43 orang sebagai kelas eksperimen II (kelas yang menggunakan model think pair share). Analisis data kedua kelompok menggunakan uji t, diperoleh hasil thitung 1,744 Dan ttabel 0,16828 pada taraf siginifikan α = 0,05 maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model rotating trio exchange dan think pair share pada konsep virus.
Kata kunci: Hasil belajar, rotating trio exchange, dan think pair share
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW tercinta beserta seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh penulis. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Program S-1 pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan IPA sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I, Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. yang telah membimbing, mengarahkan dan membekali penulis dengan ilmu yang diberikannya dengan penuh keikhlasan. 3. Ibu Yanti Herlanti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA khususnya untuk Program Studi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, sempga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT. 5. Kepala SMAN 28 Kabupaten Tangerang, Ibu Widayati Wardani, M.Pd dan guru bidang studi Biologi SMAN 28 Kabupaten Tangerang, Ibu Bidari, S.Pd yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas X dalam mengumpulkan data. 6. Teristimewa untuk kedua orangtua, Ibu Eti Nurhayati dan Bapak Ahmad Paid, serta Adik Rahmat Firdaus yang selalu penulis banggakan, tak henti-hentinya mendoakan, memberi dukungan, melimpahkan kasih sayang kepada penulis.
vii
7. Sahabat-sahabat penulis Ristha, Lianda, Arifa, Woro, Heni, Lulu dan Reni yang selalu membantu dan memberikan semangat dan dukungan kepada penulis 8. Sahabat-sahabat di pendidikan Biologi B 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya semoga persahabatan ini tetap abadi selamanya.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Jakarta, Januari 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………...
v
KATA PENGANTAR………………………………………………………....
vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...
xi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...
xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………......
1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………......
7
C. Pembatasan Masalah…………………………………………………….
7
D. Perumusan Masalah……………………………………………………..
7
E. Tujuan Penelitian………………………………………………………..
7
F. Kegunaan Penelitian…………………………………………………….
8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskrispsi Teoritik………………………………………………………
9
B. Hasil Penelitian yang Relevan…………………………………………..
28
C. Kerangka Berpikir……………………………………………………….
29
D. Hipotesis Penelitian……………………………………………………..
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………...
32
B. Metode dan Desain Penelitian…………………………………………...
32
C. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………………
33
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………
33
E. Instrumen Penelitian………………………………………………….....
34
F. Kalibrasi Instrumen……………………………………………………...
35
G. Teknik Analisis Data…………………………………………………….
39
H. Hipotesis Statistik…………………………………………………….....
42
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian..…………………………………………………….......
43
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis……………….
45
C. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran…………………………...
49
D. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………
51
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………….......
55
B. Saran…………………………………………………………………….. 55 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
56
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………….
60
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran dengan Model RTE………………………..
18
Tabel 2.2. Tahapan Pembelajaran Model TPS………………………………...
23
Tabel 3.1 Desain Penelitian……………………………………………………
33
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Konsep Virus…………………….....................
34
Tabel 3.3. Kriteria Nilai Validitas……………………………………………..
36
Tabel 3.4. Indeks Realibilitas…………………………………….....................
37
Tabel 3.5. Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran……………....................... 38 Tabel 3.6. Klasifikasi Interpretasi Daya Beda…………………………………
39
Tabel 3.7. Kriteria N-gain……………………………………………………... 41 Tabel 4.1. Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen I dan II………………...
43
Tabel 4.2. Nilai N-gain Kelas Eksperimen I dan II……………………………
44
Tabel 4.3. Nilai Indikator Soal Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II……………………..................................................
45
Tabel 4.4.Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen I dan II……………
46
Tabel 4.5. Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen I dan II…………..
46
Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen I dan II………...
47
Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen I dan II……….. 48 Tabel 4.8. Hasil Uji t Data Pretest Kelas Eksperimen I dan II………………... 48 Tabel 4.9. Hasil uji t Data Posttest Kelas Eksperimen I dan II………………..
49
Tabel 4.10. Data Hasil Observasi Selama Pembelajaran (RTE)…....................
50
Tabel 4.11. Data Hasil Observasi Selama Pembelajaran (TPS)……………….
50
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola Pasangan Trio Putaran Pertama dan Kedua ………………...17 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir…………………………………………… 31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Virus……………………………………..
60
Lampiran 2. Uji Coba Instrumen…………………………………………....
69
Lampiran 3.Instrumen Penelitian…………………………………………… 74 Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian………………………….
77
Lampiran 5. RPP Kelas Eksperimen I (RTE)……………………………….
78
Lampiran 6. LKS Kelas Eksperimen I (RTE)………………………………. 87 Lampiran 7. Kunci Jawaban LKS RTE……………………………………..
93
Lampiran 8. RPP Kelas Eksperimen II (TPS)………………………………
100
Lampiran 9. LKS Kelas Eksperimen II (TPS)……………………………..
109
Lampiran 10. Lembar Observasi……………………………………………. 117 Lampiran 11. Lembar Wawancara…………………………………………
123
Lampiran 12. Daftar Nilai Ulangan Harian Kehati………………………… 125 Lampiran 13. Daftar Nilai Ulangan Harian Materi Virus tahun 2013………
129
Lampiran 14.Perhitungan persentase pencapaian setiap indikator…………
133
Lampiran 15. Perhitungan Uji Validitas……………………………………
137
Lampiran 16. Perhitungan Uji Realibilitas…………………………………
138
Lampiran 17. Perhitungan Uji Kesukaran…………………………………..
140
Lampiran 18. Perhitungan Uji Daya Beda………………………………….
142
Lampiran 19. Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest kelas X MIA 1……
144
Lampiran 20. Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest kelas X MIA 2………
146
Lampiran 21. Perhitungan Nilai N-gain…………………………………….
148
Lampiran 22. Perhitungan Uji Normalitas………………………………….
150
Lampiran 23. Perhitungan Uji Homogenitas………………………………..
152
Lampiran 24. Perhitungan Uji t……………………………………………..
156
Lampiran 25. Lembar Uji Referensi………………………………………...
160
Lampiran 30. Surat-Surat…………………………………………………… 169
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam proses pembentukan sumber daya manusia.
Manusia
memperoleh
ilmu
pengetahuan,
pengalaman,
serta
pengembangan diri yang sesuai dengan potensinya melalui pendidikan. Hal ini tertulis dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 No.20 tahun 2003.1 “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berdasarkan uraian di atas dunia pendidikan bertanggung jawab terhadap kemajuan dan kecerdasan bangsa. Menurut Muhibbin Syah pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi atau kemampuan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan 9 tahun (SD dan SMP), pendidikan menengah (SMA), dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi).2 Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal, hal ini sesuai dengan RUU Sisdiknas sebagaimana diatur dalam pasal 55 ayat 13 “Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan pendidikan nonformal sesuai 1
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006) p. 3, tersedia di www.hukumonline.com, diunduh pada 15 Agustus 2014 pukul 20.00 WIB). 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengn Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002) h. 1 3 Anwar Arifin, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 29.
1
2
kekhasan agama, lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat” Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan tujuan pendidikan di sekolah salah satunya ditunjang oleh kurikulum yang diterapkan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang merujuk pada standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Salah satu standar yang berkaitan langsung dalam kegiatan belajar mengajar dengan peserta didik yaitu standar proses. Standar proses yaitu standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan agar standar kompetensi lulusan dapat terpenuhi.4 Standar proses inilah yang nantinya memiliki pengaruh paling besar terhadap hasil belajar peserta didik. Hasil belajar dari suatu proses belajar pendidikan yang maksimal tentunya memerlukan pemikiran yang kreatif dan inovatif, hal ini bisa ditunjang dengan pembelajaran yang bersifat pendekatan student centered dimana pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa dan siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif5. Pendidikan tentunya
tidak hanya dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran dan kurikulum saja melainkan proses pembelajaran itu sendiri. Menurut Iru model pembelajaran yaitu acuan pembelajaran tertentu secara sistematis.6 Pemilihan penggunaan model-model pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tertentu dan disesuaikan dengan materi, kemampuan siswa dan sarana dan prasarana yang menunjang. Memilih model 4
Deddy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 148 5 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 5 6 Wahono, Apik Budi Santoso,dkk., Efeketivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Atmosfer dan Hidrosfer kelas VII SMP 9 Semarang, Jurnal Edu Geography, Vol.2, No.1, 2013 (tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo diakses pada tanggal 9 Januari 2015 pukul 15.00 WIB), h. 52.
3
pembelajaran merupakan tugas seorang guru sebagai pelaksana pengajaran. Model pembelajaran perlu dipahami oleh guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif. Menurut UNESCO pembelajaran yang efektif harus diorientasikan dalam empat pilar pendidikan yaitu, learning to know (belajar untuk tahu), learning to do (belajar untuk melakukan), learning to be (belajar untuk menjadi diri sendiri), dan learning to live together (belajar hidup bersama dengan orang lain) keempatnya dapat diuraikan bahwa dalam proses pendidikan peserta didik diarahkan untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu serta menerapkan apa yang diketahui untuk menjadikan peserta didik tersebut lebih baik dalam kehidupan sosial.7 Dalam pembelajaran penulis menganggap perlu menanamkan pada diri siswa tentang jiwa kebersamaan, artinya siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi dapat bekerjasama dengan siswa yang memiliki kemampuan akademik rendah. Jiwa kebersamaan dapat ditumbuhkan dengan tugas seorang guru dalam memilih model yang yang tepat sehingga mengurangi kecenderungan siswa yang bersifat individualistis. Salah satu jenis model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama kelompok adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Menurut Etin Solihatin
model pembelajaran kooperatif yaitu suatu model yang
mengutamakan kerjasama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.8 Ada beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran diantaranya Student Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jigsaw, Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange (RTE), Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT). Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi Biologi dan observasi yang telah dilakukan, hasil belajar yang diperoleh untuk mata pelajaran Biologi 7
Tim KOMPAS, Kurikulum yang Mencerdaskan, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2007), h. 24-26. 8 Etin Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 4.
4
pada materi sebelumnya mempunyai rata-rata 65,79 untuk kelas X MIA 1 dan 69,88 untuk kelas X MIA 2.9 Hasil belajar biologi yang masih belum optimal dapat ditingkatkan dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian yang diteliti oleh Nur Azizah, dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw ada peningkatan hasil belajar yang signifikan pada siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif.10 Penelitian yang diteliti oleh Endang Purwani menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan model Teams Games Tournament (TGT).11 Hasil penelitian yang dilteliti oleh Avif Andrianto, Raharjo dan Nur Qomariyah menunjukkan bahwa model pembelajaran aktif rotating trio exchange dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menjadikan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran yang paling dominan pada setiap pertemuan, disamping itu respon siswa terhadap pembelajaran sangat positif.12 Hasil penelitian yang diteliti oleh Dwi Rusmaryanti menunjukkan bahwa pembelajaran model think pair share dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa.13 Penelitian mengenai pembelajaran kooperatif hampir seluruhnya menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran ini hasil belajar siswa dapat meningkat, akan tetapi dari sekian banyak penelitian mengenai pembelajaran kooperatif masih jarang penelitian yang menunjukkan model pembelajaran kooperatif yang paling tinggi efektifitasnya. Model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar. Banyak macam model pembelajaran yang dapat 9
Lampiran 13, h.124-127 Nur Azizah, Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di SMK Wongsorejo Gombong, Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Januari, 2013. 11 Endang Purwani, Penerapan Model Pemvelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan prestasi belajar SKI pada siswa kelas VII di MTs Ngawi. Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi, Vol. XI, No. 1, Juni 2013. 12 Ariv Andrianto, dkk., Penerapan Active Learning dengan Strategi Rotating Trio Exchange pada Materi Sistem Pernapasan, Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya, Vol. 1, Desember 2012 13 Dwi Rusmaryanti, Meningkatkan Hasil belajar Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada siswa kelas VIII A MTs Al Huda 2 Jenawi Karanganyar tahun Pelajaran 2012/2013,Jurnal Pendidikan, Vol.22, No.3, November, 2013. 10
5
diaplikasikan
dalam
menyampaikan
materi
pelajaran
di
kelas.
Model
pembelajaran yang dapat mendukung siswa untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) salah satunya yaitu strategi pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimilikinya dan untuk menjaga perhatian anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.14 Penulis memilih model rotating trio exchange yang didasarkan pada pertimbangan model ini masih jarang diaplikasikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran ini penulis membandingkan dengan model think pair share. Hal ini didasarkan pada miripnya kedua model tersebut. Model rotating trio exchange diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan guru secara keseluruhan karena dengan penggunaan model ini proses berpikir setiap siswa dapat diketahui dan menuntut kemandirian serta kebersamaan siswa untuk dapat menyelesaikan permasalahan. Metode ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan hampir sebagian teman kelas mereka. Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan di kelas15 Model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan di kelas adalah teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi). Penerapan model pembelajaran kooperatif ini erat kaitannya dengan usaha untuk memotivasi siswa untuk berpikir, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Teknik think pair share merupakan pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut Suyatno, teknik think pair share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberikan waktu lebih banyak kepada siswa
14
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: PT Ghalia Indonesia), h. 106 15 Mel l Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 2011), h.103
6
untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami dengan proses berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.16 Pada dasarnya kedua model pembelajaran ini memiliki orientasi yang hampir sama. Perbedaan diantara keduanya yaitu pada model rotating trio exchange siswa berdiskusi secara rotasi sehingga memungkinkan siswa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan banyak siswa karena dilakukan secara berotasi, sedangkan pada model think pair share siswa berdiskusi secara berpasangan dan memungkinkan siswa dapat lebih fokus dalam berdiskusi karena tidak adanya rotasi atau perpindahan ketika diskusi dilakukan. Kegiatan akhir pada tahap evaluasi kedua model ini sama yaitu adanya dikusi secara bersama-sama di kelas. Penulis memilih model rotating trio exchange dan think pair share untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan hasil belajar yang diperoleh karena adanya perbedaan proses diskusi antara kedua model tersebut, dimana pada model rotating trio exchange diskusi dilakukan secara rotasi, sedangkan pada model think pair share diskusi tidak dilakukan secara rotasi Model rotating trio exchange dan think pair share pada penelitian ini diterapkan pada konsep virus yang memuat materi mengenai ciri-ciri virus, cara virus bereplikasi, identifikasi virus yang merugikan dan menguntungkan serta cara menghindari diri dari bahaya virus. Dalam konsep ini siswa dapat mengaitkan dengan isu-isu yang beredar dimasyarakat dan mengetahui cara mencegah atau menanggulangi bahaya dari virus. Agar kompetensi tersebut dapat tercapai dengan baik, siswa diharapkan dapat memahami materi pelajaran dengan cara yang menyenangkan, sehingga diharapkan hasil belajar siswa pada konsep Virus dapat meningkat.17 Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba membedakan hasil belajar penggunaan model rotating trio exchange (eksperimen I) dan model think pair share (eksperimen II) dalam pembelajaran. Terkait permasalahan diatas, penulis membahas mengenai judul: “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa 16
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h. 54. 17 Irmanityas, Biologi untuk SMA/MA kelas X: Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 52.
7
Menggunakan Model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada Konsep Virus”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, beberapa masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Hasil belajar biologi siswa yang belum optimal. 2. Pembelajaran model rotating trio exchange dan think pair share masih jarang diterapkan guru selama pembelajaran di sekolah. 3. Belum ada penelitian yang membandingkan efektifitas antara pembelajaran model rotating trio exchange dengan think pair share.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis membatasi masalah pada: 1. Subyek Penelitian adalah siswa kelas X semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SMAN 28 Kabupaten Tangerang. 2. Penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange dan pembelajaran kooperatif model think pair share pada konsep virus. 3. Hasil belajar biologi yang dicapai siswa ditinjau dari ranah kognitif (C1C4). 4. Konsep biologi pada penelitian ini adalah konsep virus.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang dirumuskan dalam penelitian adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang menggunakan model rotating trio exchange dengan think pair share pada konsep virus? 2. Apakah hasil belajar model rotating trio exchange lebih baik dari model think pair share?
8
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan rotating trio exchange dengan think pair share pada Konsep Virus di SMAN 28 Kabupaten Tangerang.
F. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Guru Khususnya bagi guru bidang studi biologi dapat menjadikan penggunaan rotating trio exchange dan think pair share sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran. 2. Siswa Untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman konsep, menciptakan pembelajaran bermakna dan mengembangkan kemampuan kognitif yang dimiliki. 3. Pembaca Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih lanjut. 4. Peneliti Penelitian ini dapat menyampaikan informasi tentang perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan rotating trio exchange dengan think pair share.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskrispsi Teoritik 1. Strategi, Model dan Pendekatan Pembelajaran a. Strategi Pembelajaran Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang didukung oleh kondisi pembelajaran yang dikendalikan oleh pengajar maupun peserta didik1. Strategi pembelajaran berarti pola umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran2. Menurut Wina Sanjaya strategi pembelajaran ialah penyusunan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas dan dan sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.3 Pembelajaran menurut Degeng dalam penelitian Heni adalah upaya untuk membelajarkan siswa yang didalamnya mencakup kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode serta strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan.4 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan tujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran sehingga pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. 1
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar, (Jakarta: Universitas Negeri Padang, 2001), h. 86 2 Isjoni, Mohd. Arif Ismail, dkk. Pembelajaran Visioner Perpanduan IndonesiaMalaysia. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 1 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 126. 4 Heni Mularsih, Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Makara Sosial Humaniora, Vol.14, No.1, Juli 2010, h. 67.
9
10
b. Model Pembelajaran Menurut Soekamto dalam Trianto model pembelajaran ialah suatu kerangka
yang
berisi
prosedur
mengenai
tahapan-tahapan
dalam
melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, serta berfungsi sebagai pedoman bagi pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.5 Model adalah rencana atau pola yang dapat dipakai untuk merancang mekanisme suatu pengajaran meliputi sumber belajar, subyek pembelajar, lingkungan belajar, kurikulum dan evaluasi. Model memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :6 Pertama, Sintaks atau tahapan merupakan merupakan penjelasan pengoperasian model. Kedua, Sistem sosial bagaimana penjelasan tentang peranan guru dan pembelajar. Ketiga, Prinsip-prinsip reaksi menjelaskan bagaimana sebaiknya guu bersikap dan berespon terhadap aktivitas siswa. Keempat, Sistem pendukung menjelaskan hal-hal yang diperlukan sebagai kelengkapan model diluar manusia. Berdasarkan pengertian diatas maka model pembelajaran ialah suatu rencana yang sudah sistematis dan memiliki tahapan khusus agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
c. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional tertentu.7 Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi.8
5
Trianto, Mendesain pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Media Group, 2009, h. 22. 6 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 117. 7 Zulfiani, Op. cit., h. 91 8 Wina Sanjaya, Op. cit., h.58
11
Pembelajaran
adalah
proses
interaksi
antara
peserta
didik
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku yang lebih baik.
dengan
9
Jadi pendekatan pembelajaran ialah jalan yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan intruksional dengan melibatkan peserta didik dengan lingkungannya agar terjadi perubahan perilaku yang lebih baik dan tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Pembelajaran Aktif a. Pengertian Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif adalah bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. 10 Pembelajaran aktif dapat mengakomodasi perbedaan yang ada diantara individu peserta didik. Ada beberapa definisi tentang pembelajaran aktif, menurut Hisyam pembelajaran aktif (active learning) adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif, dimana peserta didik mendominasi aktifitas pembelajaran. Pembelajaran ini menuntut mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi belajar, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru dipelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Belajar aktif dapat menuntut peserta didik agar dapat turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Pembelajaran ini akan membuat peserta didik merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.11 Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua
9
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam Mempersiapkan Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 265. 10 Tejo Nurseto, Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Aktif Learning dalam Pembelajaran Ekonomi Pada SMU Negeri di Yogyakarta, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol.6, No.2, November 2009, h.169. 11 Hisyam Zaini, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. xiv
12
anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.12 Menurut Simons dalam Suyatno, pembelajaran aktif memiliki dua dimensi, yaitu pembelajaran mandiri (independent learning) dan bekerja secara aktif (active working). Independent learning lebih mengutamakan pada keterlibatan siswa pada pembuatan keputusan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan. Active working mengutamakan pada situasi dimana pembelajar atau siswa ditantang untuk menggunakan kemampuan mentalnya saat melakukan pembelajaran.13 Prinsip-prinsip dalam pembelajaran aktif meliputi banyak hal, diantaranya yaitu anak didik yang harus lebih aktif dan berperan dalam semua aktifitas belajar dan guru hanya sebagai fasilitator yang bertugas mengarahi proses belajar mengajar. Menurut Ahmadi dan Supriyono dalam jurnal penelitian disebutkan bahwa ada beberapa prinsip belajar yang dapat menumbuhkan cara belajar aktif pada peserta didik, yaitu stimulasi belajar, perhatian dan motivasi, respon yang dipelajari, penguatan, dan pemakaian serta pemindahan.14 Pembelajaran aktif (active learning) pertama diperkenalkan oleh seorang filosofi kenamaan Cina, Confucius dalam buku Silberman menyebutkan bahwa dalam belajar hal yang biasanya terjadi yaitu yang saya dengar saya lupa, yang saya lihat saya ingat, dan yang saya kerjakan saya pahami. Mel Silberman telah memodifikasi pernyataan Confusius tersebut menjadi apa yang dia sebut paham belajar aktif yaitu: “yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami. Dari
12
Eveline Siregar, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 106 13 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo, Masmedia Buana Pustaka, 2009), h. 108 14 Postalina Rosida, Titin Suprihatin, Pengaruh Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas 2 SMU. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Vol.6, No.2,2011,h.93.
13
yang saya dengar, lihat dan bahas dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai”.15 Pada proses pembelajaran aktif siswa dianggap belajar aktif apabila telah melakukan aktivitas dan melakukan tindakan yang aktif seperti membuat pertanyaan, berdiskusi dan lain sebagainya. Keaktifan siswa tidak hanya secara fisik tetapi juga mental. Menurut Subroto pada penelitian Sefna Rismen, keaktifan siswa dapat dilihat dari berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan, mempelajari, memahami, dan menukan sendiri
bagaimana
proses pengetahuan;
merasakan sendiri
bagaimana tugas-tugas yang diberikan guru kepadanya; belajar dalam kelompok; mencoba konsep-konsep tertentu; dan mengkomunikasikan hasil pemikiran, penemuan dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan.16 Dari uraian di atas disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah strategi yang menuntut keaktifan siswa menggunakan pikirannya baik menemukan
ide
pokok
dari
materi,
memecahkan
masalah
dan
mengaplikasikannya ke kehiduapn nyata. Pembelajaran aktif (active learning) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka, dengan demikian pembelajaran aktif (active learning) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran yang sukses.
b. Karakteristik Pembelajaran Aktif Belajar aktif merupakan pendekatan belajar yang efektif agar dapat membentuk siswa sebagai peserta didik yang mempunyai kemampuan untuk belajar mandiri sepanjang hayatnya dan untuk membina profesionalitas guru. 15
Mel l Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif , (Bandung: Nusamedia, 2011), h.23 16 Sefna Resman, Pembelajaran Aktif Suatu Upaya Pengaktifan Siswa dalam Belajar Matematika, Jurnal Ta’dib, Vol.12, No. 2, Desember 2009, h. 147.
14
Belajar aktif menyaratkan diberikannya umpan balik secara terus menerus dari guru kepada siswa dan juga sebaliknya dari siswa kepada guru.17 Karakteristik pembelajaran aktif menurut Bonwell, yaitu adanya penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas, peserta didik tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran, penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran, peserta didik dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi, serta adanya umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.18 Penerapan pembelajaran aktif memfasilitasi peserta didik agar dapat terlibat secara aktif berinteraksi dengan berbagai komponen pembelajaran, disamping itu adanya komunikasi dan melakukan refleksi terhadap materi yang dipelajari. Komponen dari pembelajaran aktif secara umum terdiri dari pengalaman, interaksi, komunikasi dan refleksi.19 Dari karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang menekankan pada siswa sebagai pusat kegiatan belajar mengajar dan peserta didik dituntut untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
c. Rotating Trio Exchange (RTE) Salah satu profesionalisme guru adalah komitmennya untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam suatu proses bertindak dan berefleksi dalam kegiatan belajar mengajar. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan
17
Eveline Siregar, Op. Cit., h.111 Runtut Prih Utami, Active Learning untuk Mewujudkan Pembelajaran Efektif. Jurnal Al-Bidayah, Vol 1, No. 2, Desember, 2009, h. 156. 19 Asrizal, Nilai Karakter Mahasiswa dalam Pembelajaran Aktif dengan Tugas Berbasis Media Video Phy 2049 Mata Kuliah Bahasa Inggris untuk Fisika, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013, h. 282 18
15
interaksi satu sama lain20. Metode Rotating trio exchange ini merupakan metode bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan sebagian besar teman kelas mereka. Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan di kelas21 Menurut Arifin penerapan dengan teknik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar karena siswa diajak untuk berfikir secara aktif dalam menyelesaikan soal atau permasalahan yang diberikan oleh guru.22 Penulis menggunakan model pembelajaran aktif tipe Rotating trio Exchange karena model pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange ini meiliki kelebihan antara lain: pertama, keuntungan kognitif yang diperoleh dari pengalaman belajar. Ada dua aspek keuntungan yang dapat diperoleh yaitu peningkatan kemampuan berpikir dan komunikasi. Kedua, keuntungan sosial yaitu dengan bekerjasama dan saling membantu anggota lain. Ketiga, keuntungan personal yaitu siswa mempunyai kesempatan untuk menjadi aktif. Selain keuntungan tersebut dengan dibentuknya kelompok kecil juga menghindari adanya dominasi kelompok tertentu sehingga dapat mengaktifkan siswa yang pasif.
d. Prosedur Model Rotating Trio Exchange Isjoni mengemukakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model rotating trio exchange yaitu : kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat kelompok lainnya di kiri dan kanannya, berikan pada setiap trio tersebut pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setelah selesai berilah nomor untuk setiap anggota trio tersebut, contohnya nomor 0, 1, dan 2. Kemudian perintahkan nomor 1 untuk memutar satu trio searah jarum jam dan nomor 2 20
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 7. 21 Melvin L. Siberman, Active Learning. (Bandung: Nuansa, 2006), h. 103. 22 Ayu Mertini, Suarjana, Pengaruh Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange (RTE) Berbantu Media Question Box terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas V SD. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha, h.4.
16
sebaliknya, berlawanan arah jarum jam. Sedangkan nomor 0 tetap di tempat. Ini akan mengakibatkan timbulnya trio baru. Berikan kepada setiap trio baru pertanyaan-pertanyaan baru untuk didiskusikan, tambahkanlah sedikit tingkat kesulitan. Rotasikan kembali siswa sesuai dengan pertanyaan yang telah disiapkan.23 Pembelajaran aktif tipe Rotating trio exchange dikuti dari Mel L. Sibermean prosedurnya adalah sebagai berikut: Pertama, Guru membuat berbagai macam jenis pertanyaan yang dapat membantu peserta didik dalam memulai diskusi mengenai materi pelajaran. Guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang tidak memiliki jawaban betul dan salah. Kedua, Peserta didik dibagi menjadi kelompok yang masing-masing beranggotakan tiga orang. Guru mengatur kelompok-kelompok tiga itu di ruangan agar masing-masing dari kelompok tiga (trio) itu dapat dengan jelas melihat sebuah trio disebelah kanannya dan trio lain disebelah kirinya. Formasi kelompok-kelompok trio itu secara keseluruhan bisa berbentuk bundar atau persegi. Ketiga, Masing-masing trio diberikan sebuah pertanyaan pembuka dengan pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Guru memberikan pertanyaan mudah untuk mengawali diskusi. Keempat, Setelah masa waktu diskusi selesai, guru meminta trio-trio itu menentukan nomor 0, 1, dan 2 pada setiap anggotanya. Para peserta didik dengan nomor 1 berpindah ke kelompok trio merotasi searah jarum jam dan nomor 2 untuk berpindah ke kelompok trio yang berlawanan dengan arah jarum jam dan guru meminta peserta didik nomor 0 untuk tetap berada di tempatnya. Kelima, Guru memulai sebuah pertukaran baru dengan sebuah pertanyaan baru. Pada pertanyaan berikutnya ada peningkatan kesulitan pada soal yang diberikan. Keenam, Trio dapat diputar berkali-kali sebanyak pertanyaan yang dimiliki dan waktu diskusi yang tersedia. Setiap terjadinya rotasi baru, aturan yang digunakan selalu sama. Dari serangkaian langkah yang dikemukakan di atas, maka pembelajaran model rotating trio exchange ini secara sistematik adalah sebagai berikut:
23
Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 59
17
Guru membuat berbagai macam pertanyaan dalam sebuah kertas, siswa dalam kelas dibagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 3 orang siswa, guru memberikan pertanyaan dalam sebuah kertas pada setiap kelompok trio dengan pertanyaan yang sama, setelah batas waktu yang diberikan habis, guru akan berkata “rotasi”. Maka siswa berputar sesuai dengan kartu yang dimilikinya. Siswa yang memiliki nomor 1 berputar searah jarum jam, dan siswa yang bernomor 2 berputar berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan untuk siswa bernomor 0 tetap ditempat. Dalam kelompok trio baru siswa diberi pertanyaan baru dengan tingkat kesulitan berdasarkan materi yang diberikan. Kegiatan ini terus dilakukan sampai semua pertanyaan selesai dijawab, setelah itu dilakukan diskusi kelas (persentasi kelompok) untuk membahas pertanyaan yang telah dikerjakan. Berikut ini adalah dua contoh pola pasangan kelompok trio pada putaran I dan II:
Kelompok 1 A1
Kelompok 4
A0
A2
D1
B1
D0
B0
D2
B2 C1
C0
Kelompok 2
C2
Kelompok 3 Gambar 2.1 Pola Pasangan Trio Putaran Pertama
Kelompok 1 D1
Kelompok 4
A0
B2
C1
A1
D0
B0
A2
C2 B1
C0
D2
Kelompok 3 Gambar 2.2 Pola Pasangan Trio Putaran Kedua
Kelompok 2
18
Tahap-tahap yang dijabarkan di atas memperlihatkan bahwa pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange memberi kesempatan kepada siswa untuk bertukar informasi dengan siswa lain. Siswa diberikan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas kelompoknya. Pembelajaran seperti ini memberikan manfaat antara lain dapat memperbesar motivasi belajar siswa, pemahaman terhadap pembelajaran lebih mendalam, penerimaan terhadap individu lebih besar. Dengan demikian pembelajaran aktif efektif digunakan di dalam kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 2.1 Tabel Tahapan Pembelajaran dengan Model Rotating Trio Exchange (RTE) Tahap Tahap 1 Menyampaikan tujuan, prosedur dan memotivasi siswa Tahap 2 Diskusi dan rotasi
Tahap 3 Penyajian hasil diskusi oleh kelompok Tahap 4 Evaluasi
Kegiatan Guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Kemudian guru menjelaskan prosedur pada pembelajaran RTE Guru membagi siswa secara berkelompok yang terdiri dari 3 siswa dan memberikan pertanyaan yang akan didiskusikan. Serta memberikan abaaba apabila kelompok akan dirotasi. Guru membimbing siswa untuk persentasi di depan kelas
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
19
3. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana guru mendorong siswa untuk melakukan kerja sama dalam kelompok-kelompok kecil pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.24 Anita Lie menyebut Cooperative Learning dengan istilah pembelajaran gotong-royong, dimana sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur.25 Djahiri menyebutkan Cooperative learning sebagai pembelajaran kooperatif yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar yang sentries, humanistic, dan demokratis, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya.26 Menurut Johnson&Johnson, kooperatif adalah cara belajar yang menggunakan kelompok kecil, sehingga siswa dapat bekerja dan belajar satu sama lain.27 Pembelajaran kooperatif sangat menitikberatkan kehadiran dan partisipasi tiap anggotanya sehingga pada setiap anggota harus diberdayakan atau dimanfaatkan, selain itu setiap siswa harus memiliki rasa tanggung jawab, pembagian tugas, harus ada interaksi dan komunikasi antar siswa, ada hubungan yang saling menguntungkan diantaranya anggot akelompok. Komunikasi dan interaksi memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang membantu meningkatkan pemikiran serta memberikan gagasan-gagasan baru dalam diri siswa. Hal ini memang dapat terjadi karena dalam kelompok kecil yang dibentuk itu terdiri dari siswa-siswa yang latar belakang
24
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri, 2009), h.57 25 Anita Lie, Op. Cit. h. 19 26 Isjoni, Op. Cit. h. 19 27 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Op. Cit. h. 130
20
kemampuan akademis serta pengalaman yang heterogen. Dalam hal ini agar proses pembelajaran kooperatif dapat berlangsung, dari siswa diperlukan adanya will and skill, yaitu kemauan dan keterampilan untuk kerjasama.28 Dari beberapa pengertian diatas, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dimana dalam kelompok itu saling membantu satu sama lain dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Pengelompokkan siswa merupakan salah satu strategi yang dilanjutkan sebagai cara siswa untuk saling berbagi pendapat, berargumentasi dan mengembangkan berbagai alternatif pandangan dalam upaya konstruksi pengetahuan. Tiga konsep yang melandasi metode kooperatif, sebagai berikut:29 Pertama, Team rewards: Tim akan mendapat hadiah bila mereka mencapai kriteria tertentu yang ditetapkan. Kedua, Individual accountability: keberhasilan tim bergantung dari hasil belajar individual dari semua anggota tim. Pertanggung jawaban berpusat pada kegiatan anggota tim dalam membantu belajar satu sama lain dan memastikan bahwa setiap anggota siap untuk kuis atau penilaian lainnya tanpa bantuan teman sekelompokya. Ketiga, Equal opputunities for success: setiap siswa memberikan kontribursi kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil belajarnya sendiri yang terdahulu. Kontribursi dari semua anggota kelompok dinilai.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa dalam bekerja dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda dengan latar belakangnya. Dengan demikian model cooperative learning dapat membuat siswa menverbalisasi gagasan dan pendapat mendorong munculnya refleksi yang mengarah pada konsep-konsep secara aktif. Tujuan dari pembelajaran 28
Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 68 29 Eveline Siregar, Hartini, Op. Cit. h. 114
21
kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya pada level individual, serta dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat30. Sedangkan menurut Wina Sanjaya tujuan dari pembelajaran kooperatif tidak hanya kemampuan akademik saja yang dicapai, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut.31 Menurut Ibrahim pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan penting yaitu, hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif dikatakan dapat membantu hasil belajar akademik karena menurut pendapat ahli pembelajaran ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit. Pembelajaran ini juga dapat menimbulkan penerimaan secara luas dari orangorang yang berbeda, dan tujuan yang ketiga yaitu mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.32 Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif yaitu menciptakan ketergantungan positif antar peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan dalam kegiatan
belajar
mengajar
serta
melibatkan
siswa
bekerja
secara
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama
c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif menggunakan model pembelajaran gotong royong juga mempunyai karakteristik tersendiri. Karakteristik kooperatif ini sangat membantu dalam pembelajaran student centre, secara umum pembelajaran kooperatif mempunyai lima karakteristik, yaitu:33 Pertama, Siswa melakukan proses pembelajaran dengan tugas-tugas umum 30
atau
aktivitas
untuk
menyelesaikan.
Trianto, Op. Cit. h, 57-58 Wina Sanjaya, Op. Cit. h. 244 32 Isjoni, Cooperative Learning, Op. Cit. h. 27-28 33 Zulfiani, Op. Cit. h. 131 31
Kedua,
Siswa
saling
22
ketergantungan secara postif, dalam hal ini aktivitas diatur sehingga siswa membutuhkan siswa lain untuk mencapai hasil bersama. Ketiga, Siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-5 orang. Keempat, Siswa menggunakan perilaku kooperatif dan pro sosial. Kelima, Setiap siswa secara mandiri bertanggung jawab untuk pekerjaan pembelajaran mereka. Dari hal-hal inilah pembelajaran akan berlangsung aktif dan tidak monoton berpusat pada ceramah diberikan guru kepada murid yang diajar. Pembelajaran
kooperatif
ini
mempunyai
beberapa
keunggulan
dibandingkan dengan pembelajaran lainnya, dari paparan sebelumnya menunjukan adanya berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif, menurut Anita Lie keunggulannya antara lain sebagai berikut:34 Memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal, memungkinkan pada siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan,meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia, meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar.
d. Think, Pair, Share Teknik think pair share (berpikir-berpasangan-berbagi) adalah jenis pembelajaran cooperative learning yang ditrancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi ini dikembangkan oleh Frank Lyman di Universitas Maryland. Seperti yang dikutip Arends dalam Trianto menyatakan bahwa think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.35
34 35
Ibid, h. 135-136 Trianto, Op. Cit. h. 81
23
e. Langkah-Langkah Model Think-Pair-Share Langkah-langkah think pair share menurut Trianto yaitu:36 Langkah 1: Berpikir (Thinking) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa mengggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Langkah 2: Berpasangan (Pairing) Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru member waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Langkah 3: Berbagi (Sharing) Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Tahapan pembelajaran think pair share dalam Suyatno yaitu diawali dengan guru yang menyajikan materi klasikal, kemudian memberikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja secara kelompok dengan cara berpasangan (think-pairs), kemudian setalah itu dilanjutkan pada kegaiatan presentasi kelompok (share), dan kuis individual serta pemberian reward.37
36 37
Trianto, Op. Cit.,h.81-82 Suyatno, Ibid., h. 54.
24
Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Model Think Pair Share Tahap Tahap 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Tahap 2 : Think (berfikir individu) Tahap 3 : Pair (berpasangan dengan teman sebangku) Tahap 4 : Share (berbagi / presentasi) Tahap 5 : Evaluasi
Kegiatan Guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru memberi umpan siswa dengan pertanyaan dan membimbing mereka untuk berfikir secara mandiri. Guru membentuk kelompok belajar dengan memasangkan siswa dengan teman sebangkunya serta membimbing mereka untuk berdiskusi. Guru membimbing kelompok belajar yang berpasangan untuk presentasi di depan kelas. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
4. Hasil Belajar Biologi a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Pembelajar menjadi tahu proses memperoleh pengetahuan.38 Belajar juga merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Menurut Winkel dalam Purwanto belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.39 Perubahan itu diperoleh melalui usaha dan bukan karena kematangan, menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.
38
Suryono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 9 39
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009). h. 39.
25
Pengertian belajar dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto belajar adalah perubahan tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih bai, tetapi ada juga yang lebih buruk.40 Dari pengertian yang telah dijelaskan, belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar
itu
dapat
berupa
memperoleh
perilaku
yang
baru
atau
memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sebelumnya. Beberapa ahli mencoba mengkategorikan jenis-jenis belajar yang dikenal dengan taksonomi belajar, salah satu yang terkenal adalah taksonomi yang disusun oleh Benyamin S. Bloom (Taksonomi Bloom). Bloom membagi dan menyusun secara hirarki tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu mengingat sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu mencipta. Enam tingkatan itu yaitu: mengingat (C1), memahami atau mengerti (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6).41 Belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan yang lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Menurut Jerome S Brunner dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, yaitu:42 Fase informasi (tahap penerimaan materi), fase ransformasi (tahap pengubahan materi), fase evaluasi (tahap penilaian materi).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal (faktor dari dalam siswa), 40
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya CV, 2004), h. 85 Rinawati dan Tri Hapsari Utami, Analisis Kesesuaian Soal-soal Latihan pada Buku Teks Metematika SMA kelas X dengan Kompetensi Dasar Berdasarkan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom, Jurnal Universitas Negri Malang, Vol.1, No.1, h. 2. 42 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995) h. 112 41
26
yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.43 Menurut Ngalim Purwanto faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor individual dan faktor sosial. Faktor individual merupakan faktor yang berasal dari diri orang itu sendiri yang meliputi kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi serta faktor pribadi seseorang, sedangkan faktor sosial antara lain faktor keluarga, guru, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar dan kesempatan yang tersedia.44 Karena faktor-faktor tersebut muncul siswa-siswa yang highachievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemingkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.45 Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi proses belajar terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
43
Ibid., h. 132 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), h.101-105. 45 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 132 44
27
c. Hasil Belajar Biologi Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.46 Pembelajaran Biologi pada dasarnya memiliki karakteristiki keilmuan yang spesifik yang berbeda dengan ilmu lainnya. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dedukatif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Mata pelajaran biologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif, mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi, mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi, menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia, meningkatkan kesadaran dan berperan serta menjaga kelestarian lingkungan. 47 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belaja tersebut diperlukan serangkaian pengukuran dengan menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Aktivitas belajar dapat terjadi dengan sengaja maupun tidak sengaja. Suatu
46
Staf Pengajar pada PGMI Fakultas Tarbiyah UIN Malang, Optimalisasi Proses dan Hasil Pembelajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada Sekolah Dasar (SD) atau MI, Jurnal Madrasah, Vol.1 No. 1, Desember, 2008, h. 1 47 Tri Andarini, M Masykuri, dkk. Pembelajaran Biologi Menggunakan Pendekatan CTL Flipchart dan Video Ditinjau dari Kemampuan Verbal Gaya Belajar, Jurnal Inkuiri, Vol.1 No. 2, 2012, (tersedia di http//jurnal.pasca.uns.ac.id.)
28
pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila proses pembelajaran tersebut dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar yang baik. Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.48 Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris.49 Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil belajar menurut Winkel dalam Purwanto adalah perubahan yang mengakibatkan menusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.50 Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut yaitu penilaian terhadap penguasaan materi, hasil belajar yang bersifat proses normatif, dan aplikatif produktif.51 Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ialah hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar dan perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang dilteliti oleh Avif Andrianto, Raharjo dan Nur Qomariyah menunjukkan bahwa model pembelajaran aktif rotating trio exchange 48
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 22 49 Tengku Zahara, Op. Cit., h. 82 50 Purwanto, Op. Cit., h. 44-45. 51 Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006), h. 13.
29
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menjadikan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran yang paling dominan pada setiap pertemuan, disamping itu respon siswa terhadap pembelajaran sangat postif.52 Hasil penelitian yang diteliti oleh Wahono menunjukkan penggunaan model pembelajaran rotating trio exchange dalam Pembelajaran Dasar Atmosfer Dan Hidrosfer mata pelajaran IPS pada siswa kelas VII SMP 9 Semarang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.53 Hasil penelitian yang diteliti oleh Dwi Rusmaryanti menunjukkan bahwa pembelajaran model think pair share dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa kelas VIIIA tahun ajaran 2012/2013.54 Penelitian yang diteliti oleh Erwin Novita Sari, Dwi Wahyuni yang juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi siswa sebesar 39,31% dan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif meningkat sebesar 66,65%.55 Penelitian yang diteliti oleh L. Surayya, W. Subagja , dkk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti model pembelajaran TPS dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.56
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA khususnya biologi merupakan pelajaran yang erat kaitannya dengan proses penemuan dan pemahaman mengenai alam beserta makhluk hidup didalamnya. Pembelajaran biologi bukan hanya menghafal teori saja, tetapi juga 52
Ariv Andrianto, dkk., Penerapan Active Learning dengan Strategi Rotating Trio Exchange pada Materi Sistem Pernapasan, Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya, Vol. 1, Desember 2012 53 Wahono, dkk., Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Atmosfer dan Hidrosfer kelas VII SMP 9 Semarang, Jurnal Fakultas Ilmu Sosial UNNES, Januari 2013. 54 Dwi Rusmaryanti, Meningkatkan Hasil belajar Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada siswa kelas VIII A MTs Al Huda 2 Jenawi Karanganyar tahun Pelajaran 2012/2013,Jurnal Pendidikan, Vol.22, No.3, November, 2013. 55 Erwin Novitasari, Dwi Wahyuni, dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan Media Berbasis Website untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Pancaran, Vol. 3, No.3, Agustus 2014. 56 L. Surayya, W. Subagja, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, e-Journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, 2014.
30
menemukan, memahami dan menguasai konsep secara tuntas dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu diperlukan teknik penyampaian yang menarik siswa untuk belajar agar bahan pelajaran mudah diserap dan dimengerti oleh siswa. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran salah satunya bergantung pada strategi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Cara guru menciptakan suasana kelas akan berpengaruh pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus memiliki metode dan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif adalah model rotating trio exchange dan think pair share. Model rotating trio exchange merupakan salah satu model pembelajaran aktif dimana siswa dibagi menjadi 3 orang perkelompoknya, kemudian melakukan kegiatan berdiskusi secara rotasi. Dalam pembelajaran aktif ini siswa akan mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang mereka miliki. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran yang berorientasi pada kerja kelompok. Tapi peran dan keaktifan siswa diutamakan yakni siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan dan mengembangkan pemikirannya serta memberikan pengalaman sosial dengan teman-temannya. Pembelajaran kooperatif banyak tekniknya salah satunya adalah think pair share. Dengan teknik ini dapat melatih berpikir memecahkan masalah sebelum berbagi dengan temannya, melatih kognitif siswa dalam menyampaikan informasi diantara anggota kelompok sehingga mendorong kedewasaan berpikir siswa. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa jika model pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange dan pembelajaran kooperatif think pair share apabila digunakan dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar biologi siswa pada konsep virus. Efektifitas antara kedua model pembelajaran tersebut dapat dibandingkan antara model pembelajaran rotating trio exchange dan think pair share.
31
Konsep Virus
1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep 2. Pemilihan model belajar yang kurang tepat
Hasil Belajar yang Belum Optimal
Model Rotating Trio Exchange
Model Think Pair Share
Model belajar tiga orang dengan diskusi rotasi
Model belajar berpasangan dengan diskusi oleh dua orang.
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai berikut: Terdapat perbedaan hasil belajar Biologi yang menggunakan model rotating trio exchange (RTE) dengan yang menggunakan model think pair share (TPS) pada konsep Virus. Hasil belajar yang menggunakan model rotating trio exchange lebih baik daripada siswa yang menggunakan model think pair share.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 28 Kabupaten Tangerang yang beralamat di Jl. Raya Cisauk KM 2, Cisauk, Tangerang pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada bulan Agustus-September.
B. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen semu atau quasi eksperimen. Eksperimen ini disebut kuasi karena bukan merupakan eksperimen murni, tetapi seolah-olah murni karena tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian.1 Penelitian ini membandingkan dua kelompok yang diberi perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange (Eksperimen I) dan pembelajaran kooperatif tipe think pair shared (eksperimen II), kemudian membandingkan hasil belajar dari kedua perlakuan yang berbeda setelah dilakukan eksperimen pada kedua kelompok tersebut dengan tujuan mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa setelah diadakannya perlakuan. Desain penelitian ini menggunakan desain two group pretest-posttest design, yakni desain yang dilakukan terhadap dua kelas subyek. 2 Pada desain penelitian ini diberikan perlakuan terhadap dua kelompok yaitu kelompok yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange (Eksperimen I) dan pembelajaran kooperatif tipe think pair share (eksperimen II). Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok tersebut diberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal mengenai materi yang akan diajarkan dan kemudian diberikan posttest untuk mengetahui pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa setelah proses belajar mengajar. 1 2
Sugiyono, Metode Kuantitif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.77 Ibid., h.76
32
33
Desain penelitian ini tampak pada tabel berikut: Kelompok Rotating Trio Exchange Think Pair Share
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tes Awal Perlakuan
Tes Akhir
O1
X1
O2
O1
X2
O2
Keterangan : O1 X1 X2 O2
: Pretest yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai. : proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran aktif tipe RTE : proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS : posttest yangdiberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: Objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 28 Kabupaten Tangerang. Sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas X MIA SMAN 28 Kabupaten Tangerang. Adapun sampel yang digunakan adalah dengan teknik purposive sampling (sampel yang bertujuan) 4ini digunakan berdasarkan nilai rata-rata kelas yang tidak jauh berbeda diantara kedua kelas ini. Pemilihan dua kelas yang dijadikan sampel diambil dari populasi terjangkau sebanyak 2 kelas yaitu kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen I dan kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen II.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil pengamatan tes dan lembar observasi. Tes merupakan seperangkat rangsangan
3 4
Ibid., h.80-81 Ibid., h. 85
34
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.5
E. Instrumen Penelitian 1. Test objektif Tes ini merupakan tes objektif yang berbentuk pilihan ganda, dengan 5 alternatif pilihan pada setiap butir soal, yaitu a, b, c, d dan e. materi tes yang diberikan adalah konsep tentang virus. Tes tersebut disusun berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom edisi revisi pada jenjang C1(mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (analisis). Kisi-kisi instrumen yang telah diuji validitas dan realibilitasnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Konsep Virus No
Indikator
Aspek kognitif C1
C2
1
Sejarah penemuan virus
2
Mengidentifikasi ciri-ciri virus
4, 9
5
3
Membedakan struktur virus dengan
12, 13
10
19
15,
C3
Soal yang C4
3
digunakan 3
7
4,5, 9 12, 13.
makhluk lainnya Menjelaskan cara virus bereplikasi
4
18
15, 16, 18, 20
23
23
16, 20 Membedakan antara siklus litik dan
5
lisogenik pada virus Mengidentifikasi peran virus bagi
6
25
25
manusia Mengidentifikasi virus yang
7
26, 29
menguntungkan dan merugikan Menjelaskan cara menghindari diri dari
8
26, 29, 30, 32
32 39
33,
bahaya virus, seperti influenza, AIDS,
36,
flu burung
40
Jumlah
5
30,
33, 36, 39, 40
20
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.170.
35
Tes ini berjumlah 20 soal yang dilakukan dua kali terhadap siswa dari masing-masing kelas. Tes pertama diberikan kepada siswa sebelum dilakukannya pembelajaran (pretest) dan tes kedua diberikan kepada siswa setelah dilakukannya pembelajaran (posttest). Soal yang digunakan pada saat pretest dan posttest merupakan soal yang sama agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas soal. Soal tes objektif yang diberikan sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Dari 40 soal yang diajukan, terdapat 20 soal yang layak sebagai instrumen tes untuk mengetahui penguasaan konsep siswa dengan nilai reliabilitas 0,70.6
2. Lembar Observasi Observasi merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan kegiatan pengamatan terhadap objek yang diamati.7 Suatu observasi untuk mengamati aktivitas atau kinerja seseorang yang dijadikan objek penelitian, dapat mengguanakan lembar observasi. Dalam penelitian ini lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa yang tengah diteliti. Lembar observasi akan memudahkan observer dalam menilai aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
F. Kalibrasi Instrumen Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dengan cara menghitung validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Uji coba ini menggunakan program Anates V.4.0.9.8 1. Validitas Instrumen Uji validitas dilakukan untuk menunjukan kesahihan atau ketepatan suatu instrumen, apakah instrumen tersebut tepat untuk mengukur hal yang hendak 6
Lampiran 16, h. 138 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 272. 8 Karno To, Yudi Wibisono, tersedia di www.anates.com. 7
36
diukur.9 Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebarkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Perhitungan validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates. Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan Anates, dari 40 soal yang diberikan terdapat 22 soal yang valid, yaitu nomor 3, 4, 5, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 23, 25, 26, 29, 30, 32. Sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 18 soal. Dari jumlah butir soal yang valid yaitu 22 butir soal, peneliti hanya menggunakan soal sebanyak 20 butir soal.10 Kriteria validitas tersebut dapat dikategorikan pada tabel berikut:11 Tabel 3.3 Kriteria Nilai Validitas Nilai validitas Keterangan 0,91 - 1,00 Sangat tinggi 0,71 - 0,90 Tinggi 0,41 - 0,70 Cukup 0,21 - 0,40 Rendah 0,00 - 0,20
Hampir tidak ada korelasi
2. Uji Reliabilitas Perhitungan reliabilitas dilakukan untuk menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan rumus K-R 20:12 (
)(
∑
)
Ket: ri
: Reliabilitas instrument
p
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
q
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p) 9
Suharsimi Arikunto,Op. Cit., h.69-72 Lampiran 15, h. 136 11 Ibid., h. 75 10
12
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h.100
37
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q n
: Banyaknya item
S
: Standar deviasi
Tabel 3.4 Indeks Reliabilitas13 Interval Kriteria < 0.20 Sangat Rendah 0.20 – 0.40 Rendah 0.40 – 0.60 Cukup 0.60 – 0.80 Tinggi 0.10 – 1.00 Sangat Tinggi Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen menggunakan program Anates, diperoleh data bahwa reliabilitas dari 40 soal yang telah diujicobakan dengan n=35 tergolong memiliki reliabilitas tinggi (0,70)14.
3. Uji taraf kesukaran Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal yaitu sukar, sedang atau mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal tersebut, dapat ditentukan dengan rumus:15
Keterangan : P = indeks kesukaran B = jumlah keseluruhan siswa yang menjawab soal benar N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tergolong mudah. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran dengan menggunakan program anates dari 40 soal yang diujicobakan
13
Slamet Santoso, Metode Penelitian Kuantitatif Plus Program SPSS, h.109 tersedia melalui www.ssantoso.umpo.ac.id. 14 Lampiran 16, h. 138 15 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 208
38
diperoleh 6 soal dengan kriteria mudah dan 34 soal dengan kriteria sedang.16 Adapun kriteria indeks taraf kesukaran soal tersebut adalah:17 Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran Nilai Dp
Interpretasi
0 – 0,25
Sukar
0,26 – 0,75
Sedang
0,76 - 1
Mudah
4. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminan. Indeks diskriminan ini dikenal dengan tanda negatif yang berarti bahwa suatu soal itu terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk menemukan indeks diskriminan adalah :18
Keterangan : D
= daya pembeda
BA
= jumlah peserta tes kelompok atas yang menjawab soal denganbenar
JA
= jumlah peserta tes kelompok atas
BB
= jumlah peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JB
= jumlah peserta tes kelompok bawah
PA ( ) = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab soal benar PB( ) = proporsi peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal
benar.
Adapun klasifikasi dari daya pembeda soal :19
16
Lampiran 17, h. 140 Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 103-104 18 Suharsimi, Arikunto, Op. Cit., h. 211-214 19 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 218 17
39
Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Daya Beda 0,00-0,20
Jelek
0,20-0,40
Cukup
0,40-0,70
Baik
0,70-1,00
Baik sekali
G. Teknik Analisis Data Terdapat dua teknik analisis data yaitu data yang diperoleh dari instrumen tes berupa tes hasil belajar biologi, dan data yang diperoleh dari instrumen non tes berupa lembar observasi aktivitas siswa. Analisis data dapat dihitung secara manual dan juga dapat menggunakan metode perhitungan Microsoft excel 2007. Pemakaian Microsoft excel 2007 digunakan untuk menghitung normalitas dan homogenitas. 1. Uji Persyarat Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik, uji statistik yang digunakan adalah uji-t untuk menguji hipotesis. Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis data. a. Uji Normalitas Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu liliefors20. Dengan rumus : Lo = F (Zi) – S (Zi) Keterangan : Lo
= harga mutlak terbesar
F (Zi)
= peluang angka baku
S (Zi)
= proporsi angka baku
Kriteria pengujian : 20
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2001), h. 466
40
Jika L hit < L tab, berarti data berdistribusi normal
Jika L hit > L tab, berarti data berdistribusi tidak normal, apabila data berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji statistik non parametrik.
b. Uji Homogentitas Uji homogenitas data ini adalah untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan. Kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher.21 Dengan rumus : F=
= ∑ (
(∑ ) )
Keterangan : F
= Uji fisher
S12 = Variansi Terbesar S22 = Variansi terkecil
Tentukan Kriteria Pengujian 1) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima, berrati varians kedua populasi homogen. 2) Jika F hitung < F tabel maka Ho ditolak, berarti varians kedua populasi tidak homogen.
c. Menentukan Indeks N-Gain Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes. Perhitungan indeks ngain dilakukan terhadap skor hasil belajar siswa dari kelompok eksperimen I dan eksperimen II. Perhitungan menggunakan normalized gain menurut Hake dilakukan untuk menghindari adanya bias penelitian yang disebabkan perbedaan indeks gain akibat nilai pretes yang berbeda dari kelas eksperimen I 21
Ibid., h. 249-250.
41
dan eksperimen II. Normalized gain dianalisis berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut.22 n-gain =
Tabel 3.7 Kriteria N-Gain23 Rentang
Kriteria
n-g ≥ 0.7
Tinggi
0.3 ≤ n-g < 0.7
Sedang
n-g < 0.3
rendah
2. Uji Hipotesis Setelah persyaratan analisis dipenuhi, maka hipotesis diuji dengan uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05. Uji-t ini digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan antara dua sempel yang saling
bebas, biasanya digunakan untuk
membandingkan akibat dua perlakuanyang dilakukan pada suatu penelitian. Uji-t yang digunakan adalah sebagai berikut:24
√
dengan
(
√
)
(
)
Keterangan : N1 = Jumlah sampel kelompok 1 N2 = Jumlah sampel kelompok 2 V1 = Varians data kelompok eksperimen1 (sd1)2 V2 = Varians data kelompok kontrol (sd2)2 dsg = Nilai deviasi standar gabungan
22
David E. Meltzer, Normalized Learning Gain: A Key Measure of Student Learning, Addendum to Meltzer, 2002, p. 3 (tersedia: http://physiceducation.net, 24 Agustus 2014). 23 Richard R. hake, Analyzing Change/Gain Scores, 1999, p.1, (tersedia: www.physics.indiana.edu, , 24 Desember 2014). 24 Sudjana, Op. Cit., h. 239
42
1 2
= rata-rata data kelompok 1 = rata-rata data kelompok 2
H. Hipotesis Statistika Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik.25 Hipotesis nol (H0), yaitu teori tentang nilai dari satu atau lebih parameter populasi. Pernyataan ini biasanya menyajikan pernyataan status-quo (dianggap benar), yang kita terima, sampai pernyataan terebut dibuktikan salah, sedangkan hipotesis alternatif (Ha/H1), yaitu teori yang kontradiktif/bertentangan dengan H0.26 Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut: Ho : µ1 = µ2 H1 : µ1 > µ2 Keterangan : µ1 : rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas yang menggunakan rotating trio exchange. µ2 : rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas yang menggunakan think pair share dimana: H0: tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model rotating trio exchange dan model think pair share. H1: hasil belajar dengan model rotating trio exchange lebih baik dibandingkan dengan model think pair share.
25 26
Sugiyono, Op.Cit., h. 149 R. Gunawan Santosa, Statistik, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h. 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelas X MIA 1 sebagai kelompok eksperimen I dengan model active learning tipe rotating trio exchange dan kelas X MIA 2 sebagai kelompok eksperimen II dengan model kooperatif think pair share yang diambil dari hasil pretest dan posttest.
1. Data pretest dan posttest kelompok eksperimen I dan eksperimen II Hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen I dan eksperimen II disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Postest kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II Deskripsi
Pretest
Posttest
E1
E2
E1
E2
Nilai terkecil
10
15
60
55
Nilai terbesar
60
60
100
100
Mean
36,74
38,37
79,88
76,16
Standar Deviasi
12,58
11,69
10,49
9,25
Pada hasil perhitungan posttest kelompok eksperimen I mendapat nilai ratarata sebesar 79,88. Sedangkan hasil perhitungan posttest pada kelompok eksperimen II mendapat nilai sebesar 76,16. Hasil perhitungan posttest menunjukkan kelas eksperimen I memiliki nilai rata-rata yang lebih baik.
43
44
2. Nilai N-gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II. Uji N-gain dilakukan untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Nilai N-gain yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Nilai N-gain Kelas eksperimen I dan Kelas Eksperimen II
Kriteria
Deskripsi N Rendah Sedang Tinggi
Kelas Eksperimen I 43 4,65% 46,61% 48,84%
Kelas Eksperimen II 43 0% 76,74% 23,26%
Rata-rata
0,66
0,16
3. Hasil Ketercapaian Indikator Pretest dan Posttest kelas Eksperimen I dan Eksperimen II. Nilai indikator soal dari hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.3. Berdasarkan tabel tersebut hasil ketercapaian belajar pretest diketahui bahwa indikator yang sudah tercapai cukup baik yaitu ada pada sejarah penemuan virus (97,67%) untuk kelas eksperimen I dan untuk kelas eksperimen II . Sedangkan indikator yang sangat kurang tercapai atau tidak tercapai untuk kelas eksperimen I dan II yaitu pada indikator cara virus bereplikasi dan siklus litik dan lisogenik pada virus. Berdasarkan tabel tersebut, hasil ketercapaian indikator posttest diketahui bahwa indikator yang sudah tercapai sangat baik yaitu pada sejarah virus untuk kelas eksperimen I (100%) dan pada kelas eksperimen II (97,67%). Sedangkan indikator yang masih belum tercapai yaitu pada indikator peran virus bagi manusia dengan persentase 60,47% untuk kelas eksperimen I dan 67,44% untuk kelas eksperimen II. Indikator lain yang masih belum mencapai ketercapaian baik yaitu pada indikator membedakan struktur virus dengan persentase kelas eksperimen I (61,63%) dan kelas ekperimen II (59,98%).
45
Tabel 4.3 Nilai Indikator Soal Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II No
Indikator
Pretest
Posttest
Eksperimen
Eksperimen II
Eksperimen I
Eksperimen II
I (%)
(%)
(%)
(%)
1
Sejarah penemuan virus
97,67
97,67
100
97,67
2.
Ciri-ciri virus
34,11
30,23
79,07
75,97
3.
Membedakan struktur virus
37,21
34,88
61,63
59,98
4.
Cara virus bereplikasi
22,67
27,91
81,98
76,16
5.
Siklus litik dan lisogenik
32,56
25,58
81,40
81,40
pada virus 6.
Peran virus bagi manusia
34,88
46,51
60,47
67,44
7.
Virus yang menguntungkan
35,47
34,88
79,65
79,07
40,12
46,51
87,21
78,48
dan merugikan 8.
Cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung Keterangan : Eksperimen I Eksperimen II
: Kelas dengan active learning tipe RTE : Kelas dengan cooperative learning tipe TPS
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis Data yang sudah diperoleh dalam penelitian lapangan, pada pengujian prasyarat analisis akan mengguanakn data pretest dan posttest dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Untuk melakukan uji prasayarat analisis maka data harus dihitung normalitas, homogenitas dan pengujian hipotesis.
1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini menggunakan Uji Liliefors dengan kriteria pengujain jika Lhitung < Ltabel maka data berdistribusi normal dan jika Lhitung > Ltabel maka data berdistribusi tidak normal.
46
a. Uji normalitas pretest kelompok eksperimen I dan eksperimen II. Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Data Uji Normalitas Pretest pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Kelas
N
Lhitung
Ltabel α (0,05)
Kesimpulan
E1
43
0,02
0,13
Distribusi Normal
E2
43
0,08
0,13
Distribusi Normal
Berdasarkan tabel 4.4 didapat Lhitung pretest pada kelas eksperimen I sebesar 0,02 dan Lhitung pretest pada kelas eksperimen II sebesar 0,08. Kelas eksperimen I dan eksperimen II dengan jumlah sampel sebanyak 43, didapat ltabel pada taraf signifikansi α=0,05 sebesar 0,13. Perbandingan antara Lhitung < Ltabel pretest untuk kelas eksperimen I (0,02 < 0,13) dan untuk kelas eksperimen II (0,08 < 0,13), maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kedua sampel berdistribusi normal.
b. Uji normalitas posttest kelompok eksperimen I dan eksperimen II Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Data Uji Normalitas Posttest pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Kelas
N
Lhitung
Ltabel α (0,05)
Kesimpulan
E1
43
0,08
0,13
Distribusi Normal
E2
43
0,12
0,13
Distribusi Normal
Berdasarkan Tabel 4.5 didapat Lhitung posttest pada kelas eksperimen I sebesar 0,08 dan Lhitung posttest pada kelas eksperimen II sebesar 0,12. Kelas eksperimen I dan eksperimen II dengan jumlah sampel sebanyak 43, didapat l tabel pada taraf signifikansi α=0,05 sebesar 0,13.
47
Perbandingan antara Lhitung
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang dialkukan adalah uji Fisher dilakukan untuk mengetahui apakah data eksperimen I dan eksperimen II memiliki varians yang homogen atau tidak. a. Uji Homogenitas pretest kelompok eksperimen I dan eksperimen II Hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen I dan eksperimen II Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Kelas
N
S
E1
43
12,58
E2
43
11,69
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,08
1,69
Homogen
Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh Fhitung data pretest untuk kelas eksperimen I dan eksperimen II sebesar 1,08. Pada taraf signifikansi α =0,05 dengan sampel sebanyak 43 untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II diperoleh Ftabel sebesar 1,69. Perbandingan antara Fhitung < Ftabel (1,08 <1,69), maka Hipotesis 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians kedua kelompok homogen.
b. Uji Homogenitas posttest kelompok eksperimen I dan eksperimen II Hasil uji homogenitas posttest kelas eksperimen I dan II dapat dilihat pada Tabel 4.7:
1
Lampiran 22, h. 150-151
48
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Kelas
N
S
E1
43
10,49
E2
43
9,25
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,13
1,69
Homogen
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh Fhitung data pretest untuk kelas eksperimen I dan eksperimen II sebesar 1,13. Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan sampel sebanyak 43 untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II diperoleh Ftabel sebesar 1,69. Perbandingan antara Fhitung < Ftabel (1,13 < 1,69), maka Hipotesis 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians kedua kelompok homogen.2
3. Uji Hipotesis Setelah melakukan pengujian prasyarat analisis (uji normalitas dan homogenitas), diketahui bahwa kedua kelompok berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan demikian untuk melakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t. a. Uji hipotesis pretest kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II Uji-t pretetst dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal antara siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Hasil penghitungan nilai pretest kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II dengan menggunakan uji-t dapat dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Uji t data Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
2
Kelas
N
X
E1
43
36,74
E2
43
38,37
Lampiran 23, h.152-153
thitung
ttabel
Kesimpulan
0,62
1,66
Ho diterima
49
Berdasarkan Tabel 4.8, hasil perhitungan uji-t data pretest kelompok eksperimen I dan eksperimen II diperoleh thitung sebesar 0,62 dan pada taraf signifikansi α=0,05 didapatkan ttabel sebesar 1,66. Perbandingan antara thitung < ttabel (0,62 < 1,66) maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan awal siswa pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.
b. Uji hipotesis posttest kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Uji-t posttest dilakukan untuk mengetahui konsep siswa setelah diberikan perlakuan antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Hasil perhitungan nilai posttest kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II dengan menggunakan uji t, dapat dilihat pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil Uji t Data Posttest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Kelas
N
X
E1
43
79,88
E2
43
76,16
thitung
ttabel
Kesimpulan
1,74
1,66
Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 4.9, hasil perhitungan uji-t dari posttest kelompok eksperimen I dan eksperimen II diperoleh thitung sebesar 1,74 dan pada taraf signifikan α = 0,05 didapatkan ttabel sebesar 1,66. Perbandingan antara thitung > ttabel (1,74 > 1,66), maka Ho ditolak artinya hasil belajar kelas eksperimen I dan eksperimen II berbeda nyata. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan menggunakan model rotating trio exchange dengan model think pair share.
C. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil perhitungan data penelitian mengenai data hasil observasi kegiatan guru selama pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan 4.11.
50
Tabel 4.10 Data hasil Observasi selama pembelajaran (Guru) No 1
Sub Kegiatan Inti Pembelajaran Menyampaikan tujuan, prosedur dan
Kelas Eksperimen I 83,33%
memotivasi siswa 2.
Diskusi dan rotasi
100%
3.
Penyajian diskusi kelompok
100%
4.
Evaluasi pembelajaran
100%
Berdasarkan Tabel 4.10, hasil observasi guru untuk kelas eksperimen I (rotating trio exchange) penilaian observasi kegiatan guru yang belum tercapai atau tidak dilakukan secara keseluruhan oleh guru, terdapat pada sub kegiatan inti menymapaikan tujuan, prosedur dan memotivasi siswa. Sedangkan sub kegiatan inti pembelajaran lainnya sudah sangat baik bahkan sudah dilaksanakan seluruhnya oleh guru. Adapun data hasil observasi guru selama pembelajaran pada kelas eksperimen II terdapat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Data hasil Observasi selama pembelajaran (Guru) No 1.
Sub kegiatan Inti Pembelajaran
Kelas Eksperimen II
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
100%
siswa. 2.
Tahap Think
100%
3.
Tahap Pair
100%
4.
Tahap Share
100%
5.
Evaluasi
100%
6.
Penghargaan
100%
Berdasarkan Tabel 4.11, hasil observasi guru untuk kelas eksperimen II dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe think pair share sub kegiatan inti pembelajaran telah dilaksanakan secara keseluruhan oleh guru.
51
D. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange (RTE) dan pembelajaran kooperatif tipe think pair shared (TPS). Sebelum pembelajaran, siswa memiliki kemampuan yang tidak berbeda. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pretest pada kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II sebesar 36,74 dan 38,72
perbandingan antara thitung < ttabel (0,62 < 1,66) maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa. Setelah mengetahui bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa, masing-masing kelas diberikan perlakuan yang berbeda untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Kelas eksperimen I diberikan perlakuan dengan mengguankan pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange (RTE), sedangkan kelas eksperimen II diberikan perlakuan dengan pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). Baik pada kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II, pada saat pembelajaran siswa diberikan lembar kerja untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran. Informasi yang didapat untuk menjawab lembar kerja siswa tidak hanya menggunakan satu buku yang ada disekolah saja, tetapi mereka bebas mencari informasi dari sumber manapun yang terpercaya. Dengan demikian, siswa diharapkan lebih banyak memperoleh pengetahuan dan lebih mudah dalam menguasai konsep pada materi virus. Pada kelas eksperimen I, siswa diajarkan menggunakan pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange (RTE). Pada saat pembelajaran, siswa diatur tempat duduknya per kelompok yang beranggotakan 3 orang. Masing-masing dari anggota kelompok memiliki nomor 0,1 dan 2. Siswa yang memiliki nomor 0 akan menetapi tempat yang sama atau tidak berpindah. Sedangkan untuk siswa yang memiliki nomor 1 akan berotasi searah jarum jam dan nomor 2 berotasi berlawanan jarum jam ke kelompok yang lain. Siswa melakukan diskusi berdasarkan lembar kerja yang diberikan oleh guru. Pada setiap rotasinya soal yang diberikan berbeda-beda dan adanya peningkatan tingkat kesukaran pada
52
setiap soalnya. Diskusi ini dilakukan secara rotasi sehingga memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran dengan beberapa siswa dan akan lebih menguasai materi yang diajarkan karena dapat bertukar pikiran dengan teman yang berbeda-beda. Pada pembelajaran menggunakan think pair share terlebih dahulu diawali dengan pemberian pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa yang ada pada lembar kerja siswa, diinstruksikan supaya berpikir (think) dalam mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan bertujuan untuk merangsang daya pikir masing-masing siswa sebelum pada tahapan yang berpasangan (pair). Tahapan pair yaitu proses bertukar jawaban atau opini sesama pasangan sebagai output dari proses berpikir pada tahapan sebelumnya. Selama berdiskusi untuk menyamakan persepsi mereka, secara bersama-sama dari setiap pasangan dianjurkan untuk mengisi jawaban di lembar kerja siswa yang telah disediakan sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Dan tahapan yang terakhir yaitu share dimana pasangan yang dipilih secara acak bertugas mengemukakan hasil diskusinya kepada teman-teman sekelasnya. Pada pembelajaran think pair share siswa diberi kesempatan untuk saling bekerja sama dengan teman sebangkunya. Berdasarkan Tabel 4.2 untuk nilai N-gain pada kelas eksperimen I memiliki persentase dengan kategori tinggi sebesar 48,84% kategori sedang 46,61% dan kategori rendah sebesar 4,65%. Sedangkan untuk kelas eksperimen II persentase siswa yang memiliki kategori tinggi sebesar 0%, kategori sedang sebesar 76,74% dan kategori rendah sebesar 23,26%. Dengan demikian siswa kelas eksperimen Imempunyai hasil rata-rata dan kategori N-gain lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen II. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kelas eksperimen I cenderung memiliki siswa yang heterogen karena perbandingan antara siswa yang masuk kedalam kategori tinggi dan sedang memiliki persentase yang tidak jauh berbeda. Sedangkan untuk kelas eksperimen II cenderung memilki siswa yang homogen karena 76,74% siswa masuk kedalam kategori sedang dan hanya 23,26% yang masuk kedalam kategori tinggi. Berdasarkan Tabel 4.3 terdapat perbedaan rata-rata nilai indikator soal hasil pretest dan posttest. Pada nilai posttest diketahui bahwa indikator soal yang telah mencapai ketuntasan yaitu indikator soal 1, 2, 4, 5,7 dan 8. Sedangkan untuk
53
indikator soal nomor 3 dan 6 masih belum memenuhi nilai ketuntasan. Hal ini dikarenakan indikator tersebut merupakan indikator yang abstrak diantara indikator lainnya, sehingga siswa agak sulit dalam memahami materi tersebut. Pada kelas eksperimen I hasil rata-rata indikator soal 3 dan 6 cenderung tidak berbeda jauh dengan kelas eksperimen II, perbedaan strategi yang digunakan menyebabkan adanya pengaruh hasil yang diperoleh. Pada kelas eksperimen I yang menggunakan startegi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange siswa melakukan rotasi dan berdiskusi dengan beberapa siswa, tidak seperti pada kelas eksperimen II yang menggunakan model think pair share, sehingga proses diskusi berlangsung lebih heterogen dan berasal dari pikiran yang variasi, berbeda dengan model think pair share yang hanya didiskusikan oleh dua orang. Pada indikator soal 1,2,3,4,7 dan 8 kelas eksperimen I memperoleh nilai rataan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Pada kelas eksperimen II nilai pada indikator tersebut tidak terlalu tinggi dikarenakan siswa pada kelas eksperimen II cenderung lebih pasif karena dalam kegiatan diskusi hanya dilakukan dengan teman sebangku. Sebagaimana menurut Pannen, pengetahuan konsep siswa tidak akan berkembang apabila siswa tidak aktif mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange pada konsep virus lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe think pair shared, hal ini senada dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Ariv Andrianto bahwa model pembelajaran rotating trio exchange dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan.3 Hasil belajar yang telah dicapai tidak terlalu berbeda jauh antara kedua model tersebut karena keduanya merupakan jenis pembelajaran kooperatif dan juga hampir miripnya strategi pembelajaran yang digunakan. Sehingga ratarata hasil belajar yang diperoleh pun tidak terlalu signifikan.
3
Ariv Andrianto, dkk., Penerapan Active Learning dengan Strategi Rotating Trio Exchange pada Materi Sistem Pernapasan, Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya, Vol. 1, Desember 2012
54
Penelitian yang dilakukan oleh L Surayya juga menunjukkan bahwa hasil belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran think pair share4 ,akan tetapi setelah peneliti membandingkan kedua model pembelajaran, didapatkan hasil bahwa model rotating trio exchange lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembelajaran model rotating trio exchange lebih efektif dibandingkan dengan model think pair share, diantaranya yaitu model rotating trio exchange memiliki jumlah anggota yang ganjil sehingga ada penengah dalam diskusi, lebih banyak kontribusi pada masing-masing kelompok, interaksi antar peserta didik lebih mudah.5 Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Arifin bahwa penerapan dengan teknik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar karena siswa diajak untuk berfikir secara aktif dalam menyelesaikan soal atau permasalahan yang diberikan oleh guru.6 Belum tercapainya kriteria ketuntasan minimal pada beberapa siswa diduga karena beberapa siswa masih kurang menguasai indikator-indikator tertentu pada materi virus ini secara baik dalam pembelajaran sehingga penguasaan konsepnya pun masih kurang. Selain itu, beberapa konsep yang ada pada buku sumber belajar yang digunakan kurang lengkap sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Terlepas dari hasil belajar yang masih belum mencapai ketuntasan minimal, dapat dikatakan bahwa perbedaan penguasaan konsep dari kedua kelompok ini merupakan akibat perlakuan yang telah diberikan.
4
L. Surayya, W. Subagja, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, e-Journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, 2014 5
Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.46. Ayu Mertini, Suarjana, Pengaruh Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange (RTE) Berbantu Media Question Box Terhadap Hasil Belajar Matetmatika Siswa kelas V SD. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha, h.4. 6
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara thitung > ttabel (1,74 > 1,66), maka Ho ditolak, artinya hasil belajar siswa kelas eksperimen I dan eksperimen II berbeda nyata. Kelompok siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan pembejaran aktif tipe think pair share meskipun rata-rata nilai yang diperoleh tidak berbeda jauh antara kedua strategi.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Guru perlu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange dan think pair share pada konsep-konsep biologi yang lain. 2. Guru perlu melakukan pembiasaan kepada siswa menggunakan model rotating trio exchange karena model ini baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Perlu ada tindak lanjut dengan penelitian yang lebih komprehensif, baik dari segi variabel maupun penerapannya di sekolah.
55
DAFTAR PUSTAKA
Andarini, Tri, dan M Masykuri. Pembelajaran Biologi Menggunakan Pendekatan CTL Flipchart dan Video Ditinjau dari Kemampuan Verbal Gaya Belajar, Jurnal Inkuiri. Vol.1 No. 2. 2012. Andrianto, Ariv, Raharjo, dan Nur Qomariah. Penerapan Active Learning dengan Strategi Rotating Trio Exchange pada Materi Sistem Pernapasan. Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Vol. 1. 2012. Arifin, Anwar. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. 2005. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009. Asrizal. Nilai Karakter Mahasiswa dalam Pembelajaran Aktif dengan tugas Berbasis Media Video Phy 2049 Mata Kuliah Bahasa Inggris untuk Fisika. Jurnal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. 2013. Azizah, Nur. Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di SMK Wongsorejo Gombong. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta. 2013. Djafaar, Tengku Zahara. Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang. 2001. Hake,
Richard R. Analyzing Change/Gain Scores, 1999. (tersedia: www.physics.indiana.edu diunduh pada tangal 24 Desember 2014).
Irmanityas. Biologi untuk SMA/MA kelas X: Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga. 2013. Isjoni, Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. 2009. Isjoni, Mohd. Arif Ismail, Jozua Sabandar, dan Mohd. Ansyar. Pembelajaran Visioner Perpanduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007. Kunandar. Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Mempersiapkan Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007. Lie, Anita. Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. 2002. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
56
57
Meltzer, David E. Normalized Learning Gain: A Key Measure of Student Learning, Addendum to Meltzer, 2002. (tersedia: http://physiceducation.net, diunduh poada tanggal 24 Agustus 2014). Mertini, Ayu, Md. Suarjana, dan I Kd Suartama Pengaruh Strategi Pembelajaran Rottaing Trio Exchange (RTE) Berbantu Media Question Box Terhadap Hasil Belajar Matetmatika Siswa kelas V SD. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha. Mularsih, Heni. Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Makara Sosial Humaniora. Vol.14. No.1. 2010. Mulyasana, Deddy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Novitasari, Erwin, Dwi Wahyuni, dan Jekti Prihatin. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan Media Berbasis Website untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Pancaran. Vol. 3. No.3. 2014. Nurseto, Tejo. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Aktif Learning dalam Pembelajaran Ekonomi Pada SMU Negeri di Yogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol.6. No.2. 2009. Purwani, Endang. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan prestasi belajar SKI pada siswa kelas VII di MTs Ngawi. Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi. Vol. XI. No. 1. 2013. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya CV. 2004. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2009. Resman, Sefna. Pembelajaran Aktif Suatu Upaya Pengaktifan Siswa dalam Belajar Matematika. Jurnal Ta’dib. Vol.12. No. 2. 2009. Rinawati, dan Tri Hapsari Utami. Analisis Kesesuaian Soal-soal Latihan pada Buku Teks Metematika SMA kelas X dengan Kompetensi Dasar Berdasarkan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom. Jurnal Universitas Negri Malang. Vol.1. No.1. Rosida, Postalina., dan Titin Suprihatin. Pengaruh Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa kelas 2 SMU. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Vol.6. No.2. 2011. Rusmaryanti, Dwi. Meningkatkan Hasil belajar Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS (think pair share) pada siswa kelas
58
VIII A MTs Al Huda 2 Jenawi Karanganyar tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan. Vol.22. No.3. 2013. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008. Santosa, R. Gunawan. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. 2004. Santoso, Slamet. Metode Penelitian Kuantitatif Plus Program SPSS. tersedia melalui www.ssantoso.umpo.ac.id diunduh pada tanggal 15 Januari 2015 pukul 23.00. Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia. 2011. Siregar, Eveline, dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Sofyan,
Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press. 2006.
Solihatin, Etin., dan Raharjo. Cooperative Learning: Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008.
Analisis
Model
Staf Pengajar pada PGMI Fakultas Tarbiyah UIN Malang. Optimalisasi Proses dan Hasil Pembelajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada Sekolah Dasar (SD) atau MI. Jurnal Madrasah. Vol.1 No. 1. 2008. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009. Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. 2001. Sugiyono. Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2009. Surayya, L, W. Subagja, dan N. Tika. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. e-Journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 4. 2014. Suryono, dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Suyatno. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. 2009. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengn Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
59
Tim KOMPAS. Kurikulum Yang Mencerdaskan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. 2007. Trianto. Mendesain pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Media Group. 2009. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006. tersedia di www.hukumonline.com, diunduh pada 15 Agustus 2014 pukul 20.00 WIB). Utami, Runtut Prih. Active Learning untuk Mewujudkan Pembelajaran Efektif. Jurnal Al-Bidayah. Vol 1. No. 2. 2009. Wahono, Apik Budi Santoso, dan Sutardji. Efeketivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Atmosfer dan Hidrosfer kelas VII SMP 9 Semarang, Jurnal Edu Geography, Vol.2, No.1, 2013 (tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo diakses pada tanggal 9 Januari 2015 pukul 15.00 WIB) Wahono. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Atmosfer dan Hidrosfer kelas VII SMP 9 Semarang. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial UNNES. 2013. Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 2008. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pemebelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Mata Pelajaran
: IPA/Biologi
Alokasi Waktu
: 90 Menit
Jumlah Soal
: 40 Soal
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar
: 3.3
Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
4.3
Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta
Sub Konsep Sejarah penemuan virus
Ciri-ciri virus
Indikator Sejarah penemuan virus
Mengidentifikasi ciri-ciri virus
Butir Soal 1. Disebut apakah cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang virus ? a. virulogi b. sitologi c. parasitologi d. histologi e.virologi Jawaban: E 2. Virion merupakan asal kata dari virus, yang manakah yang merupakan arti kata dari virion? a. penyakit b. parasit berbahaya c. racun d. antigen e. molekul Jawaban: C 3. Dimanakah letak perbedaan antara penelitian A Mayer dengan Dimitri Iwanoski mengenai percobaan tentang virus? a. tanaman yang menjadi objek b. penyakit yang diteliti c. cara penelitian d. saringan yang dipakai e. tanaman yang menjadi objek Jawaban:D
4. Sifat yang manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup? a. kemampuan memasuki jaringan b. kemampuan mengikat oksigen 60
Aspek Kognitif C1
C1
C2
C1
61 c. kemampuan dapat dikristalkan d. kemampuan menduplikasi diri e. kemampuan regenerasi sel Jawaban: D
5. Manakah pernyataan yang tepat tentang virus? a. semua virus merugikan b. berperan penting dalam rekayasa genetika c. termasuk kingdom monera d. penyebab penyakit TBC e. tidak mengandung protein Jawaban: B 6. Dari jenis Enzim dibawah ini, manakah yang menjadi ciri khas dari virus HIV? a. transkriptase b. katalase c. hialuronidase d. lipase e. amilase Jawaban: A 7. Bagimana cara memisahkan bakteri dan virus apabila dalam suatu larutan terdapat virus dan bakteri? a. memasukkan antibiotik ke dalam larutan agar bakteri mati b. menyaring larutan menggunakan saringan biasa agar virus dapat lolos c. menyaring larutan menggunakan saringan keramik d. meminimkan nutrien dalam larutan agar bakteri mati e. memasukkan sel hidup untuk inang virus
C2
C1
C3
Jawaban: D
8. Mengapa virus dimasukkan kedalam kelompok organisme aselluler? a. karena tubuhnya hanya terdiri dari asam nukleat yang berselaput protein. b. karena selalu merugikan manusia c. karena ukuran tubuhnya ultramikroskopis d. karena tidak memiliki inti yang berselaput e. karena pola hidupnya parasit obligat
C2
Jawaban: A
9. Berapakah ukuran virus? a. 10 milimikron b. 20 – 300 milimikron c. 1 – 3 milimikron d. 200 – 3000 milimikron
C1
62
Membedakan struktur virus dengan makhluk lainnya.
e. <10 milimikron Jawaban: B 10. Apa yang menyebabkan virus tidak digolongkan sebagai sel? a. virus tidak memiliki organel b. tidak memiliki sitoplasma dan membran plasma c. virus hanya dapat hidup pada organism hidup d. dapat membentuk Kristal diluar sel organism e. tidak dapat hidup sendiri Jawaban: B 11. Disebut apakah virus yang berupa partikel? a. sampul virus b. filtrat c. virion d. kapsid e. kapsomer Jawaban: C
C2
C1
12. Bagian manakah dari bakteriofage T4 yang berfungsi untuk mengeluarkan DNA ke mangsanya? a. bagian leher b. bagian ekor c. bagian kepala/kapsid d. bagian penyengatnya e. bagian atas Jawaban:B
C1
13. Dimanakah virus bakteriofage dapat hidup? a. Echerichia coli b. Paramecium c. Protista d. Amoeba e. Salmonella Jawaban:A
C1
C2
14. Pada gambar strukur virus di atas, berturutturut yang ditunjuk nomor 1,2,3 adalah… a. DNA-kapsid-selubung b. DNA-selubung-kapsid c. kapsid-selubung-DNA d. kapsid-DNA-selubung
63 e. selubung-kapsid-DNA Jawaban:B Replikasi Virus
Menjelaskan cara 15. Manakah yang merupakan tahapan virus bereplikasi reproduksi virus?
C2
a. pelekatan, penetrasi, replikasi dan sintesis, pematangan, pelepasan b. pelekatan, penetrasi, pematangan, replikasi dan sisntesis, pelepasan. c. pelekatan, penetrasi, pematangan, pelepasan, replikasi dan sintesis d. pelekatan, penetrasi, replikasi dan sintesis, pelepasan, pematangan. e. pelekatan, replikasi dan sintesis, penetrasi, pematangan , pelepasan. Jawaban: A 16. Virus akan menghancurkan sel induk setelah melakukan reproduksi.
Pernyataan diatas termasuk dalam infeksi secara …. a. litik b. lisogenik c. fase absorpsi dan infeksi d. fase penggabungan e. replika Jawaban: A 17. Disebut apakah tahap pembentukan dalam replikasi virus? a. sintesis d. adsorpsi b. injeksi e. melebur c. perakitan Jawaban: A 18. Suatu virus menginfeksi sel, tetapi sel tersebut tidak mengalami gangguan. Aktivitas penggandaan virus juga tidak tampak pada sel tersebut. Disebut apakah reproduksi virus yang berlangsung di dalam sel merupakan siklus ? a. litik b. lisogenik c. litik dan lisogenik d. proliferasi e. duplikasi Jawaban: B 19. Disebut apakah virus-virus yang baru keluar dari pecahnya sel inang? a. eklepase b. profage c. virion
C2
C2
C4
C1
64 d. adsorbsi e. viroid Jawaban: C C2
20. Apakah tujuan dari virus mengambil alih fungsi DNA bakteri ketika proses replikasi? a. untuk melipatgandakan bakteri b. untuk mensintesis protein dan membuat struktur tubuh virus yang baru c. agar DNA bakteri melakukan replikasi sebagai persiapan pembelahan sel d. untuk membuat bakteri hancur e. untuk mengaktifkan inti sel bakteri hingga dapat memproduksi enzim baru Jawaban: C
C2
Membedakan antara siklus litik dan lisogenik pada virus
21. Pada daur litik tersebut, fase apakah yang ditunjukkan no 2? a. adsorpsi b. sintesis c. lisis d. injeksi e. perakitan Jawaban: A 22. Di nomor berapakah proses penghancuran dinding bakteri terjadi? a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 Jawaban:E 23. Mengapa tubuh tidak mengalami sakit saat virus berada pada tahap lisogenik? a. karena virus belum cukup matang b. karena virus tidak dapat masuk ke fase litik c. karena virus tersebut tidak bersifat parasit d. karena virus dapat merusak sistem kekebalan e. karena virus di dalam sel sehingga tidak
C2
C4
65 ada benda asing yang terdeteksi sistem kekebalan Jawaban:E Mengidentifikasi 24. Virus tidak semuanya merugikan tetapi ada peran virus bagi yang menguntungkan. Bahan dalam tubuh manusia virus di bawah ini dapat dijadikan vaksin terhadap flu, kecuali ... . a. virus yang dimatikan b. protein hemaglutinin c. RNA virus d. peptida yang merupakan bagian dari neuroaminidase e. protein pada permukaan virus Jawaban: E 25. Apakah yang dimaksud dengan vaksin? a. antibody manusia b. mikroorganisme pathogen yang dilemahkan c. mikroorganisme pathogen d. mikroorganisme parasit yang sudah di lemahkan e. mikroorganisme parasit. Jawaban:B Mengidentifikasi 26. Dibawah ini penyakit yang disebabkan oleh virus yang virus: menguntungkan 1. New castle diseases dan merugikan 2. Citrus vein phloem degeneration 3. Foot and mouth diseases 4. Tobacco mozaik virus 5. Tungro Apa sajakah penyakit yang menyerang tumbuhan? a. 1,4, dan 5 b. 2,4, dan 5 c. 2,3, dan 4 d. 3,4,dan 5 e. 1,2, dan 3 Jawaban:A 27. Citrus leprosies virus merupakan penyebab penyakit pada tanaman…. a. jagung b. padi c. tembakau d. jeruk e. tanaman hias Jawaban: D 28. Siapakah ilmuwan yang menemukan vaksin rabies? a. Robert C. Gallo b. Louis Pasteur c. Edward Jenner
C2
C1
C2
C1
C1
66
Menjelaskan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung
d.Jonas Salk e.Dimitri ivanoski Jawaban : B 29. Berikut ini adalah peran virus yang dapat bermanfaat bagi manusia, kecuali …. A. untuk menghasilkan vaksin B. untuk membuat antitoksin C. untuk melemahkan bakteri D. untuk memperkuat bakteri E. jawaban A dan B bena Jawab: D 30. Disebut virus apakah virus yang hanya menyerang kera dan manusia dengan gejala pendarahan di dalam dan di luar tubuh disebut dengan virus …. a. demam berdarah d. kanker b. ebola e. herpes c. hepatitis Jawaban: B 31. Manakah kelompok penyakit di bawah ini yang disebabkan oleh virus? a. demam berdarah, folio, tifus, dan kolera b. influenza, polio, rabies, dan cacar c. cacar, polio, disentri, dan kolera d. influenza, tifus, campak, dan disentri e. antrak, Rajasinga, Campak, Cacar Jawaban: B 32. Dari manfaat dibawah ini, yang manakah yang merupakan salah satu contoh pemanfaatan virus yang menguntungkan bagi manusia di bidang kedokteran? a. pembuatan obat kangker b. produksi interferon c. peningkatan sifat antigenitas pada vaksin d. peningkatan difat patigenitas pada vaksin e. pemanfaatan profag untuk membuat vaksin Jawaban: B 33. Apakah yang akan dialami oleh seseorang yang terjangkit virus HIV sehingga menyebabkan penyakit AIDS? a. peningkatan kadar trombosit b. kerusakan hati dan limfa c. rapuhnya sistem kekebalan tubuh d. penurunan kadar eritrosit e. penurunan Sifat Jawaban: C 34. Apakah yang membedakan antara flu babi dengan flu burung? a. virus H1N1 menyebar di daerah tropis, virus H5N1 menyebar di daerah
C2
C3
C2
C3
C3
C3
67 sutropis b. vektor flu burung adalh burung, vector flu babi adalah manusia c. flu babi menyebabkan kematian, flu burung tidak d. virus flu burung adalah H5N1, virus blu babi adalah H1N1 e. virus flu burung adalah H5N1, virus blu babi adalah H1N1 Jawaban: 35. Tindakan apakah yang dapat kamu lakukan dengan teman atau kerabat yang telah didiagnosis sebagai ODHA (orang dengan HIV/AIDS) ? A. berjabat tangan B. mencium pipi C. bertukar sikat gigi D. jawaban A dan B benar E. jawaban B dan C benar Jawab: D 36. Mengapa Virus flu hanya menyerang selsel saluran pernafasan atas dan tidak menyerang sel-sel yang lain? a. karena virus lebih mudah untuk keluar tubuh lewat saluran pernafasan b. karena virus lebih mudah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan c. hanya saluran pernafasan yang mempunyai komponen-komponen yang diperlukan untuk replikasi virus d. karena sel lain tidak mempunyai reseptor untuk virus flu e. karena sel lain memiliki kekebalan yang lebih tinggi dibandingkan sel saluran pernafasan Jawaban: D 37. Berikut ini yang manakah yang bukan merupakan cara mencegah penularan infeksi flu burung yang benar? a. menutup semua usaha peternakan ayam b. mengadakan program vaksinasi untuk unggas sehat c. meningkatan kebersihan lingkungan d. mengkonsumsi makanan yang bergizi e. sering mencuci tangan dengan sabun Jawaban : A 38. Berikut ini cara-cara penularan yang bisa menularkan virus HIV, kecuali…. a. transfusi darah dengan suntikan
C3
C3
C3
C2
68 b. hubungan seksual c. bertukar handuk d. ibu yang menurunkannya pada bayinya e. air Liur Jawaban:C 39. Penyakit apakah yang pencegahannya dilakukan dengan pemberian vaksin melalui mulut (per oral)? a. polio b. campak c. cacar d. MMR e. hepatitis
C1
Jawaban: A
40. Bagaimanakah tindakan yang tepat jika terserang influenza? a. minum antibiotika b. cukup istirahat c. mengkonsumsi makanan bergizi d. minum vitamin e. jawaban B. C, dan D benar Jawab: E
C3
Lampiran 3
74
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS X MIA MATERI VIRUS SMAN 28 KABUPATEN TANGERANG Nama : Kelas :
1. Dimanakah letak perbedaan antara penelitian Beijerinck dengan Dimitri Iwanoski mengenai percobaan tentang virus? a. tanaman yang menjadi objek b. penyakit yang diteliti c. cara penelitian d. saringan yang dipakai e. tanaman yang menjadi objek 2. Sifat yang manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup? a. kemampuan memasuki jaringan b. kemampuan mengikat oksigen c. kemampuan dapat dikristalkan d. kemampuan menduplikasi diri e. kemampuan regenerasi sel 3. Manakah pernyataan yang tepat tentang virus? a. semua virus merugikan b. berperan penting dalam rekayasa genetika c. termasuk kingdom monera d. penyebab penyakit TBC e. tidak mengandung protein 4. Berapakah ukuran virus? a. 10 milimikron b. 20 – 300 milimikron c. 1 – 3 milimikron d. 200 – 3000 milimikron e. <10 milimikron 5. Bagian manakah dari bakteriofage T4 yang berfungsi untuk mengeluarkan DNA ke mangsanya? a. bagian leher b. bagian ekor
Hari/Tanggal : Waktu : 60 menit
c. Bagian kepala/kapsid d. Bagian penyengatnya e. Bagian atas 6. Dimanakah virus bakteriofage dapat hidup? a. Echerichia coli b. Paramecium c. Protista d. Amoeba e. Salmonella 7. Manakah yang merupakan tahapan reproduksi virus? a. pelekatan, penetrasi, replikasi dan sintesis, pematangan, pelepasan b. pelekatan, penetrasi, pematangan, replikasi dan sisntesis, pelepasan. c. pelekatan, penetrasi, pematangan, pelepasan, replikasi dan sintesis d. pelekatan, penetrasi, replikasi dan sintesis, pelepasan, pematangan. e. pelekatan, replikasi dan sintesis, penetrasi, pematangan , pelepasan. 8. Virus akan menghancurkan sel induk setelah melakukan reproduksi.
Pernyataan diatas termasuk dalam infeksi secara …. a. litik b. lisogenik c. fase absorpsi dan infeksi d. fase penggabungan e. replika 9. Suatu virus menginfeksi sel, tetapi sel tersebut tidak mengalami gangguan. Aktivitas penggandaan virus juga tidak
75
tampak pada sel tersebut. Disebut apakah reproduksi virus yang berlangsung di dalam sel merupakan siklus ? a. litik b. lisogenik c. litik dan lisogenik d. proliferasi e. duplikasi 10. Apakah tujuan dari virus mengambil alih fungsi DNA bakteri ketika proses replikasi? a. untuk melipatgandakan bakteri b. untuk mensintesis protein dan membuat struktur tubuh virus yang baru c. agar DNA bakteri melakukan replikasi sebagai persiapan pembelahan sel d. untuk membuat bakteri hancur e. untuk mengaktifkan inti sel bakteri hingga dapat memproduksi enzim baru 11. Mengapa tubuh tidak mengalami sakit saat virus berada pada tahap lisogenik? a. karena virus belum cukup matang b. karena virus tidak dapat masuk ke fase litik c. karena virus tersebut tidak bersifat parasit d. karena virus dapat merusak sistem kekebalan e. karena virus di dalam sel sehingga tidak 12. Apakah yang dimaksud dengan vaksin? a. antibody manusia b. mikroorganisme pathogen yang dilemahkan c. mikroorganisme pathogen d. mikroorganisme parasit yang sudah di lemahkan e. mikroorganisme parasit.
13. Dibawah ini penyakit yang disebabkan oleh virus: 1. New castle diseases 2. Citrus vein phloem degeneration 3. Foot and mouth diseases 4. Tobacco mozaik virus 5. Tungro Apa sajakah penyakit yang menyerang tumbuhan? a. 1,4, dan 5 b. 2,4, dan 5 c. 2,3, dan 4 d. 3,4,dan 5 e. 1,2, dan 3 14. Berikut ini adalah peran virus yang dapat bermanfaat bagi manusia, kecuali …. A. untuk menghasilkan vaksin B. untuk membuat antitoksin C. untuk melemahkan bakteri D. untuk memperkuat bakteri E. jawaban A dan B benar. 15. Disebut virus apakah virus yang hanya menyerang kera dan manusia dengan gejala pendarahan di dalam dan di luar tubuh disebut dengan virus …. a. demam berdarah d. kanker b. ebola e. herpes c. hepatitis 16. Dari manfaat dibawah ini, yang manakah yang merupakan salah satu contoh pemanfaatan virus yang menguntungkan bagi manusia di bidang kedokteran? a. pembuatan obat kangker b. produksi interferon c. peningkatan sifat antigenitas pada vaksin d. peningkatan difat patigenitas pada vaksin e. pemanfaatan profag untuk membuat vaksin
76
17. Apakah yang akan dialami oleh seseorang yang terjangkit virus HIV sehingga menyebabkan penyakit AIDS? a. peningkatan kadar trombosit b. kerusakan hati dan limfa c. rapuhnya sistem kekebalan tubuh d. penurunan kadar eritrosit e. penurunan Sifat 18. Mengapa Virus flu hanya menyerang sel-sel saluran pernafasan atas dan tidak menyerang sel-sel yang lain? a. karena virus lebih mudah untuk keluar tubuh lewat saluran pernafasan b. karena virus lebih mudah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan c. hanya saluran pernafasan yang mempunyai komponen-komponen yang diperlukan untuk replikasi virus d. karena sel lain tidak mempunyai reseptor untuk virus flu
e. karena sel lain memiliki kekebalan yang lebih tinggi dibandingkan sel saluran pernafasan 19. Penyakit apakah yang pencegahannya dilakukan dengan pemberian vaksin melalui mulut (per oral)? a. polio b. campak c. cacar d. MMR e. hepatitis 20. Bagaimanakah tindakan yang tepat jika terserang influenza? a. minum antibiotika b. cukup istirahat c. mengkonsumsi makanan bergizi d. minum vitamin e. jawaban B. C, dan D benar
77
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN UJI COBA INSTRUMEN PRETEST DAN POSTTEST
1. C
11. E
2. D
12. B
3. B
13. A
4. B
14. D
5. B
15. B
6. A
16. B
7. A
17.C
8. A
18. D
9. B
19. A
10. C
20.E
78
Lampiran 5 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN
: SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
: X/1
MATERI POKOK
: VIRUS
ALOKASI WAKTU
: 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian 1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang dianutnya. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri-ciri, replikasi dan peran virus bagi kehidupan pada aspek kesehatan masyarakat Indikator: 3.3.1 Sejarah Penemuan Virus 3.3.2 Mengidentifikasi ciri-ciri virus 3.3.3 Membedakan struktur virus dengan makhluk lainnya
79
C. Tujuan Pembelajaran Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat
1.Mengidentifikasi ciri-ciri virus 2.Membedakan struktur virus dengan makhluk lainnya D. Materi Pembelajaran 1. Sejarah virus 2. Pengertian virus 3. Ciri-ciri virus 4. Struktur dan anatomi virus 5. Replikasi virus 6. Peranan virus dalam kehidupan sehari-hari. E. Media, Sumber, Alat Pembelajaran 1. Media Laptop, LCD 2. Sumber Belajar Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga), Foto/gambar (http://google.com),
F. Metode Pembelajaran Metode Model
: Diskusi, persentasi,tanya jawab : Active Learning tipe Rotating trio exchange (RTE)
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 a. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas
Waktu 10 menit
20 1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran, prosedur dan memotivasi siswa. Tujuan Pembelajaran: menyampaikan pada siswa hari ini akan mempelajari mengenai menit sejarah penemuan virus, pengertian virus, ciri-ciri virus, dan struktur anatomi virus. Prsedur : Menjelaskan kepada siswa mengenai metode pembelajaran RTE Motivasi siswa : a) Guru menanyakan: Tahukah kamu apa gambar apakah ini? Bagaimana awalnya makhluk kecil ini ditemukan? b) Apakah kalian pernah melihat daun yang berbercak seperti ini? Apakah sebenarnya yang menyebabkan penyakit tersebut?
b. Kegiatan Inti 60 2. Diskusi dan Rotasi menit a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang, setiap siswa duduk bersama kelompoknya masing-masing. b) Siswa pada kelompoknya diminta untuk mengerjakan lembar kerja yang telah
80 diberikan mengenai karakteristik virus dan struktur virus dan mendiskusikan bersama kelompoknya. c) Siswa mengerjakan latihan soal bersama kelompoknya sesuai waktu yang telah ditentukan guru. d) Guru merotasi kelompok siswa setelah soal pertama selesai didiskusikan e) Siswa kembali mengerjakan latihan soal bersama kelompok yang baru. Guru memantau siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Penyajian Hasil Diskusi oleh Kelompok Siswa diminta untuk membuat laporan mengenai hasil diskusi yang telah dilakukan mengenai kaitan antara struktur virus dan perbedaannya dengan makhluk hidup lainnya. 4.
30 menit
Evaluasi Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya didepan kelas dan Guru 10 memberikan tanggapan, feedback (umpan balik positif) dan penguatan terhadap menit argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi serta memberikan informasi terkait materi yang dibahas berdasarkan sumber-sumber.
c. Penutup a) Guru menutup pelajaran dengan menjelaskan kembali inti dari materi yang telah 5 menit disampaikan. b) PT( Penugasan Terstruktur): Membuat bagan replikasi virus
H. Penilaian Jenis / Teknik Penilaian
Performance/tes Presentasi LKS Tangerang, September 2014
Guru Bidang Studi Biologi
Mahasiswa,
Bidari, S.Pd.
Eny Rahayu
81
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN
: SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
: X/1
MATERI POKOK
: VIRUS
ALOKASI WAKTU
: 3 x 45 menit
I. Kompetensi Inti 5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 6. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 7. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian 1.2 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang dianutnya. 2.2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.4 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri-ciri, replikasi dan peran virus bagi kehidupan pada aspek kesehatan masyarakat Indikator: 3.4.1 Menjelaskan cara virus bereplikasi 3.4.2 Membedakan antara siklus litik dan lisogenik pada virus 4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam
bentuk model/charta. Indikator:
82
4.3.1. Membuat gambar struktur virus beserta proses replikasi virus. K. Tujuan Pembelajaran Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat
3.Menjelaskan cara virus bereplikasi 4.Membedakan antara siklus litik dan lisogenik pada virus 5.Membuat gambar struktur virus beserta proses replikasi virus. 6.Mengumpulkan fenomena alam yang berkaitan dengan virus dari media massa. L. Materi Pembelajaran 1. Sejarah virus 2. Pengertian virus 3. Ciri-ciri virus 4. Struktur dan anatomi virus 5. Replikasi virus 6. Peranan virus dalam kehidupan sehari-hari. M. Media, Sumber, Alat Pembelajaran 1. Media Laptop, LCD 2. Sumber Belajar Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga), Foto/gambar (http://google.com),
N. Metode Pembelajaran Metode Model
: Diskusi, persentasi,tanya jawab : Active Learning tipe Rotating trio exchange (RTE)
O. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 2 a. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas
5 menit
10 1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran, prosedur dan memotivasi siswa. Tujuan Pembelajaran: menyampaikan pada siswa hari ini akan mempelajari mengenai menit cara virus bereplikasi dan membedakan siklus litik dan lisogenik Prsedur : Menjelaskan kepada siswa mengenai metode pembelajaran RTE Motivasi siswa : Bagaimanakah cara virus berkembang biak, hingga akhirnya bisa menularkan penyakit? b. Kegiatan Inti 75menit 2. Diskusi dan Rotasi a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang, setiap siswa duduk bersama kelompoknya masing-masing Siswa pada kelompoknya diminta untuk mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan mengenai
83 cara virus bereplikasi dan perbedaan antara siklus litik dan lisogenik dan mendiskusikan bersama kelompoknya. b) Siswa mengerjakan latihan soal bersama kelompoknya sesuai waktu yang telah ditentukan guru. c) Guru merotasi kelompok siswa setelah mengumpulkan latihan sebelumnya. d) Siswa kembali mengerjakan latihan soal bersama kelompok yang baru. Guru memantau siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 30 3. Penyajian Hasil Diskusi oleh Kelompok Siswa diminta untuk membuat laporan mengenai hasil diskusi yang telah dilakukan menit mengenai kaitan antara struktur dan reproduksi virus dengan penyebaran penyakit dan mengaitkan perilaku yang harus dilakukannya untuk membentuk sikap positif pada generasi muda Indonesia. 4. Evaluasi Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya didepan kelas dan Guru 10 memberikan tanggapan, feedback (umpan balik positif) dan penguatan terhadap menit argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi serta memberikan informasi terkait materi yang dibahas berdasarkan sumber-sumber.
5. Penutup c) Guru menutup pelajaran dengan menjelaskan kembali inti dari materi yang telah 5 menit disampaikan. d) PT( Penugasan Terstruktur): Membuat charta virus HIV aids Tulisan/makalah mengenai Partisipasi remaja dalam menanggulangi virus HIV dan lainnya dan Dampak ekonomi dan sosial dengan terjangkitnya virus
P. Penilaian Jenis / Teknik Penilaian
Performance/tes Presentasi LKS Membuat model virus HIV Tangerang, September 2014
Guru Bidang Studi Biologi
Mahasiswa,
Bidari, S.Pd.
Eny Rahayu
84
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN
: SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
: X/1
MATERI POKOK
: VIRUS
ALOKASI WAKTU
: 3 x 45 menit
Q. Kompetensi Inti 9. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 10. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 11. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 12. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. R. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian 1.3 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang dianutnya. 2.3 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.5 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri-ciri, replikasi dan peran virus bagi kehidupan pada aspek kesehatan masyarakat Indikator: 3.5.1 Mengidentifikasi peran virus bagi manusia 3.5.2 Mengidentifikasi virus yang menguntungkan dan merugikan 3.5.3 Menjelaskan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung 4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta. Indikator: 4.3.3. Membuat charta virus HIV
85
4.3.4.Membuat poster ajakan untuk hidup sehat dari infeksi virus S. Tujuan Pembelajaran Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat
7.Mengidentifikasi peran virus bagi manusia 8.Mengidentifikasi virus yang menguntungkan dan merugikan 9.Menjelaskan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung. 10. Membuat poster ajakan untuk hidup sehat dari infeksi virus 11. Membuat charta tentang virus HIV
T. Materi Pembelajaran 1. Sejarah virus 2. Pengertian virus 3. Ciri-ciri virus 4. Struktur dan anatomi virus 5. Replikasi virus 6. Peranan virus dalam kehidupan sehari-hari. U. Media, Sumber, Alat Pembelajaran 1. Media Laptop, LCD 2. Sumber Belajar Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga), Foto/gambar (http://google.com),
V. Metode Pembelajaran Metode Model
: Diskusi, persentasi,tanya jawab : Active Learning tipe Rotating trio exchange (RTE)
W. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 3 a. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas
Waktu 5 menit
10 1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran, prosedur dan memotivasi siswa. Tujuan Pembelajaran: hari ini akan mempelajari tentang replikasi virus beserta menit keuntungan dan kerugian virus dalam kehidupan sehari-hari Prosedur : Menjelaskan kepada siswa mengenai metode pembelajaran RTE Motivasi siswa : Guru menanyakan apakah kalian pernah mendengar berita akhirakhir ini mengenai wabah penyakit mers yang sedang marak terjangkit di Arab Saudi? Dan ebola di Afrika?
86 b. Kegiatan Inti 70 menit 2. Diskusi dan Rotasi a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang, setiap siswa duduk bersama kelompoknya masing-masing b. Siswa pada kelompoknya diminta untuk mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan mengenai virus yang menguntungkan dan merugikan dan mendiskusikan bersama kelompoknya. c. Siswa mengerjakan latihan soal bersama kelompoknya sesuai waktu yang telah ditentukan guru. d. Guru merotasi kelompok siswa setelah mengumpulkan latihan sebelumnya. e. Guru membagikan latihan soal kembali, tetapi dengan tingkat kesulitan yang bertambah mengenai cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung .Siswa kembali mengerjakan latihan soal bersama kelompok yang baru. Guru memantau siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. f. Rotasi berikutnya dilakukan dengan soal mengenai penularan terhadap organisme lain. 3. Penyajian Hasil Diskusi oleh Kelompok Beberapa kelompok diminta untuk maju dan menjelaskan kembali didepan kelas mengenai virus yang merugikan dan cara pencegahan dari virus HIV, influenza, dan flu burung.
30 menit
4. Evaluasi Guru memberikan tanggapan, feedback (umpan balik positif) dan penguatan terhadap 10 argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi serta memberikan menit informasi terkait materi yang dibahas berdasarkan sumber-sumber.
6. Penutup
a. Guru menutup pelajaran dengan menjelaskan kembali inti dari materi yang telah 10 menit disampaikan. b. PT( Penugasan Terstruktur): Membuat karya berupa poster mengenai ajakan hidup sehat dengan menghindari infeksi virus
X. Penilaian Jenis / Teknik Penilaian
Performance/tes Presentasi LKS Produk Poster Pre test dan Post test
Tangerang, September 2014 Guru Bidang Studi Biologi
Mahasiswa,
Bidari, S.Pd.
Eny Rahayu
87
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA Materi : VIRUS Pertemuan ke-1
Tujuan Pembelajaran : Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan mampu 1. Mengidentifikasi ciri-ciri virus 2. Membedakan struktur virus dengan makhluk lainnya 3. Menjelaskan cara virus bereplikasi 4. Membedakan antara siklus litik dan lisogenik pada virus Soal 1.
1. Jelaskan apa perbedaan kuman, bakteri dan virus? 2. Sebutkan jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh virus? 3. Isilah nama bagian-bagian pada strukur virus tersebut sesuai dengan nomor yang telah diberikan.
Rotasi Pertama Wabah virus flu burung H7N9 di China meluas setelah pada akhir pekan dilaporkan tiga kasus terjadi di luar tiga provinsi di China timur, lokasi merebaknya wabah ini. Kantor berita Xinhua memberitakan, pada Minggu (14/4) dilaporkan adanya dua pria terinfeksi virus di Provinsi Henan, China tengah. Korban pertama adalah pria berusia 34 tahun asal Kaifeng dan kini berada dalam kondisi kritis. Korban kedua adalah petani berusia 65 tahun asal Zhoukou, yang disebutkan berada dalam kondisi stabil. Dua kasus ini tidak berkaitan satu sama lain. Sebanyak 19 orang yang melakukan kontak dengan kedua korban ini berada dalam pengawasan petugas medis. Namun, sejauh ini tidak terlihat tanda-tanda mereka terinfeksi. Sehari sebelumnya, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China mengonfirmasi seorang anak berusia tujuh tahun terinfeksi virus H7N9 di Beijing, yang menjadi kasus pertama yang dilaporkan di luar China timur. Orangtua anak tersebut diketahui bekerja sebagai pedagang unggas. Sebelum ini, semua kasus flu burung terjadi di Shanghai dan tiga provinsi lain di China timur, yakni Zhejiang, Jiangsu, dan Anhui, yang berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari Beijing. (Kompas, 2013) Dari contoh bacaan mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut, menurut anda bagaimana cara virus flu burung H7N9 bisa menyebabkan bertambahnya penderita (menularkan) penyakit tersebut?
Rotasi kedua 1. Berfungsi untuk apa serabut ekor?
88
………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Terdapat apa sajakah pada bagian kepala virus? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Kapsid virus terbentuk oleh……………………………………………………………………………… Rotasi Ketiga
1. Tuliskan bentuk-bentuk tubuh virus? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Ukuran tubuh virus dapat dilihat dengan………………………………………………………….. Rotasi keempat
1. Apa yang dimaksud dengan viroid………………………………………………………………… 2. Tuliskan 4 contoh virus DNA dengan penyakit yang ditimbulkannya! a)…………………………………………………….....
c)…………………………………………………
b)……………………………………………………….
d)…………………………………………………
3. Tuliskan ciri-ciri dari virus! Rotasi Kelima
1. Tuliskan 5 contoh virus RNA dengan penyakit yang ditimbulkannya 1)………………………………………………………….
4)………………………………………………
2)………………………………………………………….
5)………………………………………………
3)………………………………………………………… 2. Tuliskan ciri-ciri dari virus! Rotasi Keenam
Buatlah kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya!
89
LEMBAR KERJA SISWA Materi : VIRUS Pertemuan ke-2
Tujuan Pembelajaran : Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan cara virus bereplikasi 2. Membedakan antara siklus litik dan lisogenik pada virus Soal 1
Tuliskan Perbedaan dan persamaan Siklus Litik dan Lisogenik berdasarkan gambar Perbedaan
Siklus litik
Siklus lisogenik
a. Penggabungan b. Fase sintetik c. Fase perakitan d. Lisis
Persamaan
Rotasi 1 a. Cara virus bereplikasi ada 2 yaitu secara daur…………………..dan daur……………………. b. Sebutkan 4 tahap penting dalam reproduksi virus pada daur litik dan bagaimana prosesnya 1) 2) 3) 4)
90
Rotasi 2 1. Sebutkan 5 tahap penting dalam replikasi virus pada daur lisogenik beserta prosesnya a) b) c) d) e) Rotasi 3 1. Jelaskan hubungan antara kedua siklus tersebut, dalam kaitannya dengan reproduksi virus ! ................................................................................................................................................................................ .................................................................................................................................................. 2. Tubuh Virus terdiri dari DNA dan RNA, apa fungsi DNA dan RNA tersebut ! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… Rotasi 4
1. Termasuk kedalam jenis virus apakah virus HIV? ………………………………………………………………………………………………………………………….. 2. Sebutkan bagian-bagian dari gambar virus HIV berikut!
3. Apakah yang diserang virus HIV didalam tubuh? ………………………………………………………………………………………………………………………….. Rotasi 5
1. Langkah apa sajakah yang bisa dilakukan agar dapat terhindar dari penyakit tersebut? 2. Dengan mengetahui cara reproduksi virus tersebut, maka virus dapat digunakan untuk keperluan yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Apa sajakah manfaat virus tersebut ? Rotasi 6 Silahkan buat kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya
91
LEMBAR KERJA SISWA Materi : VIRUS Pertemuan ke-3
Tujuan Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi virus yang menguntungkan dan merugikan 2. Menjelaskan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung. Soal pertama
1. Tuliskan jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dibawah ini.. Nama Penyakit Penyebab Penularannya Yang diserang
Rotasi Pertama
Penyakit yang disebabkan oleh virus kebanyakan menular, bagaimana cara penularan penyakit tersebut? Berikan penjelasan. ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ Rotasi Kedua
Bagaimana cara Anda agar dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh virus? Berikan penjelasannya! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ Rotasi Ketiga
1. Virus yang bisa mengakibatkan dampak negatifmaupun positif untuk kehidupan. Sebutkan dampak sosial ekonomi yang dapat ditimbulkan dari adanya penyebaran virus tertentu! 2. Apa yang dimaksud dengan vaksin Rotasi keempat
1. Bagaimanakah cara mengobati influenza menurut anda ……………………… 2. Apa nama virus yang menyebabkan flu burung?................................................. 3. Usaha yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan penularan dan terjadinya infeksi flu burung antara lain
92
Rotasi Kelima Membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini
93
Lampiran 7 ‘ KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL RTE (PERTEMUAN 1)
Soal 1. 1. a. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Beijerinck dan Dimitri Ivanowsky adalah terletak pada cara penelitian yang berbeda. Dimitry Ivanowsky menggunakan saringan keramik untuk menyaring getah daun tembakau, sedangkan M. beijerinck menyaring getah daun tembakau dari daun yang satu ke daun yang lain dengan cara berjenjang. b. Yang menemukan virus TMV ialah Wendell Stanley. 2. Perbedaan antara virus, kuman dan bakteri Virus : parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis dan hanya bisa hidup didalam suatu organisme. Kuman : hewan mikrobiologis berupa bakteri yang biasanya membawa bibit penyakit. Bakteri : hewan mikrobiologis yang tidak memiliki membrane inti 3. Penyakit yang disebabkan oleh virus : influenza, cacar air, campak, flu burung, hiv dsb.
Rotasi pertama 1) Kapsid 2) DNA/RNA 3) Leher virus 4) Kepala Virus 5) Selubung Ekor 6) Serabut Ekor Rotasi Kedua 1. Serabut ekor sebagai alat penginfeksi pada inang 2. Pada bagian kepala virus terdapat kapsid serta DNA/RNA 3. Kapsid Virus dibentuk oleh molekul-molekul protein (kapsomer) Rotasi Ketiga 1. Bentuk-bentuk tubuh virus : bentuk T, batang, bola dan jarum 2. Virus dapat dilihat dengan mikroskop elektron Rotasi Keempat
94
Contoh virus RNA : -
Virus HIV = AIDS Virus Paramyxovirus NCD = tetelo ayam Virus Rhabdovirus = rabies Virus TMV = penyakit bercak pada virus
Contoh virus DNA -
Poliovirus = polio Poxivirus = cacar Paramyxovirus Pneumonia Atibical = gondong
Rotasi kelima Virus dikatakan sebagai benda mati karena virus tidak termasuk sel karena tidak mempunyai dinding sel, sitoplasma, inti dan organel sel. Dapat dikristalkan seperti sifat benda mati, hanya dapat hidup dan berkembang biak didalam sel hidup. Virus juga dikatakan benda hidup karena tubuhnya terdapat asam nukleat dan mampu bereproduksi. Rotasi keenam Membuat kesimpulan dan ciri-ciri
95
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL RTE (PERTEMUAN 2) Soal 1 Perbedaan siklus litik dan lisogenik Kondisi awal sel inang Jumlah Tahapan
Keberlanjutan siklus
Kondisi akhir bakteri (sel inang)
Siklus Litik Non virulen 5 tahapan (Adsorbsi, penetrasi, replikasi, perakitan, dan lisis) Terhenti karena sel inangnya rusak/mengalami lisis Mengalami lisis (mati)
Siklus Lisogenik virulen 6 Tahapan (adsorbsi,penetrasi, penggabungan, pembelahan, perakitan, dan lisis) Dapat dilanjutkan pada siklus litik jika virulensi bakteri hilang Tidak mengalami lisis.
Rotasi 1 1. Cara virus bereplikasi ada 2 yaitu litik dan lisogenik. 2. 5 tahapan daur litik a. Adsorbsi : proses penempelan virus pada sel inang b. Penetrasi : proses penginfeksi/pemasukan DNA/RNA virus kedalam sel inang c. Replikasi : Proses pengkopian diri berdasarkan kode genetic DNA/RNA virus d. Perakitan : Proses penggabungan bagian-bagian tubuh virus (kapsid, selubung ekor dsb) menjadi virus yang utuh. e. Lisis : hancurnya/pecahnya sel inang. Rotasi 2 Tahapan daur lisogenik a. b. c. d.
Adsorbsi : proses penempelan virus pada sel inang Penetrasi : proses penginfeksi/pemasukan DNA/RNA virus kedalam sel inang Penggabungan : proses masuknya DNA virus kedalam tubuh bakteri Pembelahan :Proses pembelahan sel bakteri yang didalamnya sudah terdapat DNA/RNA virus e. Perakitan : Proses penggabungan bagian-bagian tubuh virus (kapsid, selubung ekor dsb) menjadi virus yang utuh f. Lisis : hancurnya/pecahnya sel inang.
96
Rotasi 3 1. Hubungan reproduksi virus dengan daya tahan tubuh sel inang : Apabila sel inang memiliki daya tahan tubuh yang kuat virus akan bereproduksi secara lisogenik, sedangkan apabila sel inang memiliki daya tahan tubuh yang lemah virus akan bereproduksi secara litik. 2. Fungsi dari DNA/RNA adalah sebagai pembawa kode genetik virus.
Rotasi 4 1. Enzim yang digunakan yaitu enzim lisozim 2. Bakteriofage yaitu Virus yang menyerang bakteri 3. Suatu virus berkembang dalam tubuh kita bergantung pada daya tahan tubuh sel inang. Virus HIV biasanya baru bisa dirasakan dalam jangka waktu yang lama karena hampir sebagian besar dari virus ini bereproduksi secara lisogenik. Rotasi 5 Membuat kesimpulan
97
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL RTE (PERTEMUAN 3) Soal 1 Jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh virus Nama Penyakit AIDS
Penyebab Virus HIV
Influenza
Myxovirus
Polio
Virus polio
Cacar
Poxyvirus
DBD
Virus Dengue
ebola
Virus Ebola
Penularannya Lewat cairan darah, air susu ibu, hubungan seksual, Udara Melalui feses orang yang telah terserang polio dan melalui makanan/minuman yang telah terkontaminasi Melalui kontak langsung dengan sumber infeksi, sekresi hidung, mulut, dan benda yang telah terkontaminasi oleh virus, seperti handuk, washlap, selimut, baju, dan seprai Melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti Awalnya virus ebola menyerang sel darah putih makrofag dan fibroblast, setelah itu virus menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan jaringan ikat di bawahnya
Yang diserang Sistem Kekebalan tubuh Bagian atas saluran pernafasan Selaput otak dan merusak sel saraf otak depan
Saluran pernapasan bagian atas dan menyebar melalui darah
Pembuluh darah Sel darah
Rotasi 1 1. Vaksin adalah formula yang terbuat dari bagian tubuh virus, virus mati, atau virus yang diinjeksikan kedalam tubuh manusia guna memperoleh sistem imun (kekebalan) secara alamiah
98
2. Manfaat virus dalam teori genetika dapat digunakan untuk terapi gen. Salah satu contohnya yaitu keberhasilan dalam memperbaiki kelainan genetic ADD (adenosine deaminase deficiency) yang menyebabkan seseorang tidak memiliki daya tahan tubuh karena tidak memiliki enzim AD (adenosine diaminase). Dalam teknik terapi gen retrovirus digunakan sebagai vektor untuk memasukan gen pengkode enzim AD kedalam limfosit T yang abnormal. Rotasi 2 1. Cara mengobati influenza perbanyak minum air putih, istirahat, minum air hangat, menhgkonsumsi buah dan sayuran, mandi dengan air hangat. 2. Virus flu burung H5N1 3. Usaha untuk mencegah penularan virus flu burung; a. Menghindari menyentuh burung atau pun unggas serta kotorannya pula. Kotoran burung serta unggas yang terinfeksi dapat membawa virus. Bila kita terlanjur menyentuhnya segeralah mencuci kedua tangan dengan sabun cair dan bilas dengan air mengalir. b. Masak makanan dari produk unggas dengan suhu yang tinggi. Hal ini dilakukan karena virus H5N1 mati dalam suhu yang tinggi. Contohnya adalah masak daging ayam dalam suhu 80 derajat selama 1 menit. Untuk telur ayam masak dengan suhu 64 derajat selama 5 menit. c. Melakukan diet yang seimbang dan sehat. Selain itu dengan melakukan olahraga yang rutin,istirahat tidur yang cukup dan baik serta juga mengurangi stress. Dengan melakukan hal-hal tersebut di atas maka tubuh akan mempunyai daya tahan yang baik dan tidak mudah terserang berbagai macam influenza. d. Bila mengalami tanda gejala flu dan berada dalam lingkungan yang dicurigai ada tanda penyebaran virus ini maka segera periksa ke pelayanan kesehatan dan juga dokter. Kita juga harus mengetahui akan tanda ciri unggas terindikasi virus flu burung seperti halnya keluar cairan dari mata dan hidung, jengger kulit kaki yang tidak ditumbuhi rambut berwarna biru keunguan, perdarahan di bawah kulit unggas yang terkena dan lain-lain. e. Bila dalam suatu daerah yang rawan akan penyebaran virus ini ini maka salah satu tips mencegah flu burung adalah dengan menggunakan masker. Karena masker ini bisa melindungi mulut dan hidung pula. f. Peternakan unggas sebaiknya jauh dari tempat pemukiman warga masyarakat. Membersihkan secara rutin dan teratur untuk mengantisipasi adanya penyebaran virus tertama dari unggas-unggas yang liar. g. Menjaga kebersihan lingkungan baik itu lingkungan diri sendiri atau pun lingkungan masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan kita membiasakan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun terutama pada sebelum makan dan kebiasaan-kebiasaan hidup sehat lainnya. h. Bila yang bepergian keluar negeri maka sekembalinya dari negara yang dilaporkan adanyawabah flu burung dan kita megalami demam dan gangguan pernafasan maka
99
segera periksa dan konsultasikan ke Dokter agar bisa diidentifikasi lebih jelas lagi. Karena tanda gejala virus flu burung ini diantaranya yaitu demam tinggi (lebih dari 38 derajat celcius), sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri tenggorokan, sesak nafas, ada riwayat kontak dengan unggas yang sakit atau pun mati mendadak tanpa sebab yang jelas. Rotasi 3 1. Bagian-bagian virus. 1) 2) RNA 3) 2. Yang diserang dalam virus HIV adalah sistem kekebalan tubuh manusia 3. Langkah agar tercegah dari virus HIV yaitu: a. Melakukan hubungan seksual dengan pasangan tetap (tidak berganti-ganti pasangan) b. Hindari hubungan diluar nikah c. Hindari transfusi darah yang tidak jelas sumber asalnya d. Gunakan alat-alat media dan non media yang terjamin steril.
Rotasi 4 Peran virus yang menguntungkan untuk manusia: a. b. c. d.
Pembuatan vaksin protein Pengobatan secara biologis Pemberantasan serangga Membuat perangkat elekteronik untuk membuat kapasitor dari partikel vistu yang dicampur Fe.
Rotasi 5 Mambuat kesimpulan
100
Lampiran 8
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN
: SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
: X/1
MATERI POKOK
: VIRUS
ALOKASI WAKTU
: 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian 1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang dianutnya. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri-ciri, replikasi dan peran virus bagi kehidupan pada aspek kesehatan masyarakat Indikator: 3.3.1 Menjelaskan sejarah virus 3.3.2 Mengidentifikasi ciri-ciri virus 3.3.3 Membedakan struktur virus dengan makhluk lainnya 4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta. Indikator: 4.3.1. Membuat gambar struktur virus beserta proses replikasi virus.
101
C. Tujuan Pembelajaran Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat
1.Menjelaskan sejarah virus 2.Mengidentifikasi ciri-ciri virus 3.Membedakan struktur virus dengan makhluk lainnya 4.Membuat gambar struktur virus beserta proses replikasi virus. D. Materi Pembelajaran 1. Sejarah virus 2. Pengertian virus 3. Ciri-ciri virus 4. Struktur dan anatomi virus 5. Replikasi virus 6. Peranan virus dalam kehidupan sehari-hari. E. Media, Sumber, Alat Pembelajaran 1. Media Laptop, LCD 2. Sumber Belajar Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga), Foto/gambar (http://google.com),
F. Metode Pembelajaran Metode : Diskusi, persentasi,tanya jawab Model : Kooperatif tipe (TPS) Think Pair Shared G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Waktu a. Pendahuluan/Kegiatan Awal 10 Salam dan doa menit Pengkondisian kelas Apersepsi: Guru menanyakan: Tahukah kamu apa gambar apakah ini? Lalu dilanjutkan dengan
pertanyaan bagaimana awalnya makhluk kecil ini ditemukan?
Motivasi a. Apakah kalian pernah meliat daun bebercak seperti ini? Apakah penyebabnya? b. Penyampaian tujuan pembelajaran, hari ini akan mempelajari mengenai pengertian virus, ciri-ciri virus, dan struktur anatomi virus. c. Kegiatan Inti 30 1. Think (berpikir) Guru menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan materi/isu dan meminta peserta didik menit belajar secara mandiri dari pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan membaca berbagai sumber dan menuliskan hasil pikirannya masing-masing. a) Penyebab berbagai penyakit pada kasus yang dibaca b) Mekanisme penularan
102
2. Pair(berpasangan) a) Guru membagikan LKS dan media yang diamati kepada siswa sebagai bahan dalam diskusi mengenai karakteristik virus dan struktur virus. b) guru memberikan petunjuk cara mengerjakan LKS c) Siswa secara berpasangan dengan siswa lain dalam kelompoknya mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sampai mendapat jawaban yang terbaik
40 menit
3. Share a) Setiap pasangan perwakilan masing-masing kelompok yang ditunjuk, menyampaikan hasil diskusinya b) Guru selaku moderator dalam diskusi memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut
40 menit
d. Penutup a) Evaluasi Guru bersama-sama siswa membuat rangkuman tentang materi yang telah dibahas mengenai kaitan antara struktur dan ciri-ciri virus dengan penyebaran penyakit dan mengaitkan perilaku yang harus dilakukannya untuk membentuk sikap positif pada generasi muda Indonesia b) PT( Penugasan Terstruktur): Membuat bagan replikasi virus
H. Penilaian Jenis / Teknik Penilaian Performance/tes Presentasi Pre test dan Post test
Jakarta, September 2014 Guru Bidang Studi Biologi
Mahasiswa,
Bidari, S.Pd.
Eny Rahayu
15 menit
103
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN
: SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
: X/1
MATERI POKOK
: VIRUS
ALOKASI WAKTU
: 3 x 45 menit
I. Kompetensi Inti 5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 6. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 7. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian 1.2 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang dianutnya. 2.2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.4 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri-ciri, replikasi dan peran virus bagi kehidupan pada aspek kesehatan masyarakat Indikator: 3.4.1 Menjelaskan cara virus bereplikasi 3.4.2 Membedakan antara siklus litik dan lisogenik pada virus 4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta. Indikator: 4.3.1. Membuat gambar struktur virus beserta proses replikasi virus.
104
K. Tujuan Pembelajaran Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat
5.Mengidentifikasi ciri-ciri virus 6.Membedakan struktur virus dengan makhluk lainnya 7.Menjelaskan cara virus bereplikasi 8.Membedakan antara siklus litik dan lisogenik pada virus 9.Mengidentifikasi virus yang menguntungkan dan merugikan 10. Menjelaskan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung. 11. Membuat gambar struktur virus beserta proses replikasi virus. 12. Mengumpulkan fenomena alam yang berkaitan dengan virus dari media massa. 13. Membuat poster ajakan untuk hidup sehat dari infeksi virus L. Materi Pembelajaran 1. Sejarah virus 2. Pengertian virus 3. Ciri-ciri virus 4. Struktur dan anatomi virus 5. Replikasi virus 6. Peranan virus dalam kehidupan sehari-hari. M. Media, Sumber, Alat Pembelajaran 1. Media Laptop, LCD 2. Sumber Belajar Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga), Foto/gambar (http://google.com),
N. Metode Pembelajaran Metode : Diskusi, persentasi,tanya jawab Model : Kooperatif tipe (TPS) Think Pair Share O. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 2 a. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas Motivasi Bagaimanakah cara virus berkembang biak, hingga akhirnya bisa menularkan penyakit?
Waktu 10 menit
b. Kegiatan Inti 20 1. Think (berpikir) Guru menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan materi/isu dan meminta peserta menit didik belajar secara mandiri dari pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan membaca berbagai sumber dan menuliskan hasil pikirannya masing-masing.
105
Mekanisme penularan Cara virus bereplikasi
2. Pair (berpasangan) a) Guru membagikan LKS dan media yang diamati kepada siswa sebagai bahan dalam diskusi mengenai proses perkembangbiakan virus pada organisme hidup, mendiskusikan penyebaran virus HIV dikaitkan dengan ciri perkembangbiakannya b) guru memberikan petunjuk cara mengerjakan LKS c) Siswa secara berpasangan dengan siswa lain dalam kelompoknya mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sampai mendapat jawaban yang terbaik
40 menit
3. Share a) Setiap pasangan perwakilan masing-masing kelompok yang ditunjuk, menyampaikan hasil diskusinya b) Guru selaku moderator dalam diskusi memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut c) Penutup 1. Evaluasi Guru bersama-sama siswa membuat rangkuman tentang materi yang telah dibahas mengenai kaitan antara struktur dan reproduksi virus dengan penyebaran penyakit dan mengaitkan perilaku yang harus dilakukannya untuk membentuk sikap positif pada generasi muda Indonesia
2. PT( Penugasan Terstruktur):
Membuat model virus HIV Tulisan/makalah mengenai Partisipasi remaja dalam menanggulangi virus HIV dan lainnya dan Dampak ekonomi dan sosial dengan terjangkitnya virus
P. Penilaian Jenis / Teknik Penilaian Performance/tes Presentasi
Tangerang, September 2014 Guru Bidang Studi Biologi
Mahasiswa,
Bidari, S.Pd.
Eny Rahayu
45 menit
20 menit
106
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN
: SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
: X/1
MATERI POKOK
: VIRUS
ALOKASI WAKTU
: 3 x 45 menit
Q. Kompetensi Inti 9. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 10. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 11. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 12. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. R. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian 1.3 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang dianutnya. 2.3 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.5 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri-ciri, replikasi dan peran virus bagi kehidupan pada aspek kesehatan masyarakat Indikator: 3.5.1 Mengidentifikasi virus yang menguntungkan dan merugikan 3.5.2 Menjelaskan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung 4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta. Indikator: 4.3.3. Membuat poster ajakan untuk hidup sehat dari infeksi virus
107
S. Tujuan Pembelajaran Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat
14. Mengidentifikasi ciri-ciri virus 15. Membedakan struktur virus dengan makhluk lainnya 16. Menjelaskan cara virus bereplikasi 17. Membedakan antara siklus litik dan lisogenik pada virus 18. Mengidentifikasi virus yang menguntungkan dan merugikan 19. Menjelaskan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung. 20. Membuat gambar struktur virus beserta proses replikasi virus. 21. Mengumpulkan fenomena alam yang berkaitan dengan virus dari media massa. 22. Membuat poster ajakan untuk hidup sehat dari infeksi virus T. Materi Pembelajaran 7. Sejarah virus 8. Pengertian virus 9. Ciri-ciri virus 10. Struktur dan anatomi virus 11. Replikasi virus 12. Peranan virus dalam kehidupan sehari-hari. U. Media, Sumber, Alat Pembelajaran 1. Media Laptop, LCD 2. Sumber Belajar Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga), Foto/gambar (http://google.com),
V. Metode Pembelajaran Metode : Diskusi, persentasi,tanya jawab Model : Kooperatif tipe (TPS) Think Pair Share W. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 3 Waktu a. Pendahuluan/Kegiatan Awal 20 menit Salam dan doa Pengkondisian kelas Apersepsi: Guru menanyakan apakah kalian pernah mendengar berita akhir-akhir ini mengenai wabah penyakit mers yang sedang marak terjangkit di Arab Saudi? Dan ebola di Afrika? Motivasi: Guru menampilkan gambar yang disebabkan oleh virus ebola dan gambar tanaman yang disebabkan oleh virus Penyampaian tujuan pembelajaran, hari ini akan mempelajari tentang keuntungan dan
108 kerugian virus dalam kehidupan sehari-hari serta upaya pencegahan dari virus HIV, influenza dan flu burung. b. Kegiatan Inti 1. Think (berpikir) Guru memberikan pertanyaan awal mengenai a. Dampak dari aktivitas virus terhadap makhluk hidup b. Cara menghindari dan mencegah Peserta didik mengamati berbagai penyakit tentang hasil aktivitas virus pada hewan, tumbuhan, dan manusia secara individu di tempat duduknya masing-masing.
2. Pair (berpasangan) a. Guru membagikan LKS dan media yang diamati kepada siswa sebagai bahan dalam diskusi mengenai virus yang merugikan dan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung Guru memberikan petunjuk cara mengerjakan LKS
20 menit
40 menit
b. Siswa secara berpasangan dengan siswa lain dalam kelompoknya mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sampai mendapat jawaban yang terbaik 3. Shared (Mengkomunikasikan) Beberapa siswa satu meja maju kedepan kelas untuk menjelaskan virus yang merugikan
40 menit
dan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung serta dampak positif dan negatif secara ekonomi dan sosial dengan terjangkitnya virus dan diskusi secara bersama-sama. c. Penutup 15 1. PT( Penugasan Terstruktur): menit Membuat karya berupa poster mengenai ajakan hidup sehat dengan menghindari infeksi virus. 2. Refleksi/umpan balik
X. Penilaian Jenis / Teknik Penilaian Performance/tes Presentasi Pre test dan Post test
Tangerang, September 2014 Guru Bidang Studi Biologi
Mahasiswa,
Bidari, S.Pd.
Eny Rahayu
Lampiran 9
109
LEMBAR KERJA SISWA Materi : VIRUS Pertemuan ke-1
Nama : Tujuan Pembelajaran :
Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan mampu 1. Mengidentifikasi ciri-ciri virus 2. Membedakan struktur virus dengan makhluk lainnya THINK: Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi yang kalian miliki dalam menjawab soal-soal berikut. Pertanyaan:
1. Jelaskan apa perbedaan kuman, bakteri dan virus?
2. Sebutkan jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh virus?
3.
Wabah virus flu burung H7N9 di China meluas setelah pada akhir pekan dilaporkan tiga kasus terjadi di luar tiga provinsi di China timur, lokasi merebaknya wabah ini. Kantor berita Xinhua memberitakan, pada Minggu (14/4) dilaporkan adanya dua pria terinfeksi virus di Provinsi Henan, China tengah. Korban pertama adalah pria berusia 34 tahun asal Kaifeng dan kini berada dalam kondisi kritis. Korban kedua adalah petani berusia 65 tahun asal Zhoukou, yang disebutkan berada dalam kondisi stabil. Dua kasus ini tidak berkaitan satu sama lain. Sebanyak 19 orang yang melakukan kontak dengan kedua korban ini berada dalam pengawasan petugas medis. Namun, sejauh ini tidak terlihat tanda-tanda mereka terinfeksi. Sehari sebelumnya, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China mengonfirmasi seorang anak berusia tujuh tahun terinfeksi virus H7N9 di Beijing, yang menjadi kasus pertama yang dilaporkan di luar China timur. Orangtua anak tersebut diketahui bekerja sebagai pedagang unggas. Sebelum ini, semua kasus flu burung terjadi di Shanghai dan tiga provinsi lain di China timur, yakni Zhejiang, Jiangsu, dan Anhui, yang berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari Beijing. (Kompas, 2013) Dari contoh bacaan mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut, menurut anda bagaimana cara virus flu burung H7N9 bisa menyebabkan bertambahnya penderita (menularkan) penyakit tersebut?
110 PAIR Nama kelompok 1. 2. Pair : diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban berikut
a. Isilah nama bagian-bagian pada strukur virus tersebut sesuai dengan nomor yang telah diberikan beserta fungsinya 1. 2. 3. 4. 5. 6. b. Diskusikan dengan anggota kelompokmu untuk menjawab pertanyaan dibawah ini! a. Terdapat apa sajakah pada bagian kepala virus? …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… b. Tuliskan bentuk-bentuk tubuh virus? …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………... c. Ukuran tubuh virus dapat dilihat dengan……………………………………………………………. d. Kapsid virus terbentuk oleh……………………………………………………………………………… e. Apa yang dimaksud dengan bakteriofage? …………………………………………………………………………………………………………………………… f. Apa yang dimaksud dengan viroid…………………………………………………………………. g. Tuliskan 4 contoh virus DNA dengan penyakit yang ditimbulkannya! 1)…………………………………………………….....
3)…………………………………………………
2)……………………………………………………….
4)…………………………………………………
h. Tuliskan 5 contoh virus RNA dengan penyakit yang ditimbulkannya 1)………………………………………………………….
4)………………………………………………
111
2)………………………………………………………….
5)………………………………………………
3)………………………………………………………… i. Tulisan cirri-ciri dari virus berdasarkan apa yang sudah kalian ketahui!
Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
112
LEMBAR KERJA SISWA Materi : VIRUS Pertemuan ke-2
Nama : Tujuan Pembelajaran :
Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan cara virus bereplikasi 2. Membedakan antara siklus litik dan lisogenik pada virus THINK: Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi yang kalian miliki dalam menjawab soal-soal berikut.
Pertanyaan : 1. Lihatlah Gambar berikut ini..
Tuliskan Perbedaan dan persamaan Siklus Litik dan Lisogenik Perbedaan a. Penggabungan b. Fase sintetik c. Fase perakitan d. Lisis Persamaan
Siklus litik
Siklus lisogenik
113 Nama kelompok : 1. 2. Pair : diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban berikut
a. Cara virus bereplikasi ada 2 yaitu secara daur…………………..dan daur……………………. b. Sebutkan 4 tahap penting dalam reproduksi virus pada daur litik dan bagaimana prosesnya 1) 2) 3) 4) ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… c. Sebutkan 5 tahap penting dalam replikasi virus pada daur lisogenik beserta prosesnya 1) 2) 3) 4) 5) ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………. d. Jelaskan hubungan antara kedua siklus tersebut, dalam kaitannya dengan reproduksi virus ! ....................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................................... e. Tubuh Virus terdiri dari DNA dan RNA, apa fungsi DNA dan RNA tersebut !
114 …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
f. Termasuk kedalam jenis virus apakah virus HIV? ………………………………………………………………………………………………………………………….. g. Sebutkan bagian-bagian dari gambar virus HIV berikut!
Apakah yang diserang virus HIV didalam tubuh? ………………………………………………………………………………………………………………………….. Bagaimanakah cara penularan virus tersebut? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… h. Langkah apa sajakah yang bisa dilakukan agar dapat terhindar dari penyakit tersebut? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… i. Dengan mengetahui cara reproduksi virus tersebut, maka virus dapat digunakan untuk keperluan yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Apa sajakah manfaat virus tersebut ? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
Kesimpulan: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
115
LEMBAR KERJA SISWA Materi : VIRUS Pertemuan ke-3
Nama : Tujuan Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi virus yang menguntungkan dan merugikan 2. Menjelaskan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung. THINK: Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi yang kalian miliki dalam menjawab soal-soal berikut. Pertanyaan:
1. Tuliskan jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dibawah ini. Baik yang menyerang tanaman, hewan, maupun manusia. Nama Penyakit Organisme yang Penularannya keterangan diserang
116
Nama kelompok : 1. 2. Pair : diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban berikut
1. Penyakit yang disebabkan oleh virus kebanyakan menular, bagaimana cara penularan penyakit tersebut? Berikan penjelasan (sebutkan penyakitnya dan cara penularannya) .................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................. ....................................................................................................................................
2. Bagaimana cara Anda agar dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh virus? Berikan penjelasannya! .................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................. ....................................................................................................................................
3. Virus bisa mengakibatkan dampak negatif maupun positif untuk kehidupan. Sebutkan dampak sosial ekonomi yang dapat ditimbulkan dari adanya penyebaran virus tertentu! Dampak Positif ............................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................. Dampak Negatif ............................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................. 4. Apa yang dimaksud dengan vaksin! ………………………………………………………………………………………………………………………… 5. Bagaimanakah cara mengobati influenza menurut anda ……………………………………. 6. Apa nama virus yang menyebabkan flu burung? 7. Usaha yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan penularan dan terjadinya infeksi Kesimpulan:
Lampiran 10
117
LEMBAR OBSERVASI KESESUAIAN RPP MODEL ROTATING TRIO EXCHANGE (Pertemuan 1) Jenis Kegiatan
Keterangan Ya Tidak
1. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas
V
V
2. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 3. Menjelaskan kepada siswa mengenai prosedur pembelajaran RTE
V
4. Memotivasi siswa : a. Guru menanyakan: Tahukah kamu apa gambar apakah ini? Bagaimana awalnya makhluk kecil ini ditemukan? b. Apakah kalian pernah melihat daun yang berbercak seperti ini? Apakah sebenarnya yang menyebabkan penyakit tersebut? Diskusi dan Rotasi 5. Guru membagi kelompok siswa kedalam 3 orang, setiap siswa duduk bersama kelompoknya masing-masing dan meminta Siswa pada kelompoknya diminta untuk mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan
V
V
6. Guru merotasi kelompok siswa setelah soal pertama selesai didiskusikan dan Guru memantau siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
V
7. Guru meminta siswa untuk membuat laporan mengenai hasil diskusi yang telah dilakukan.
V
Evaluasi 8. Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya didepan kelas dan
Guru memberikan tanggapan, feedback (umpan balik positif) dan penguatan terhadap argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi serta memberikan informasi terkait materi yang dibahas.
V
Penutup
9. Guru menutup pelajaran dengan menjelaskan kembali inti dari materi yang telah disampaikan.
V
10. PT( Penugasan Terstruktur): Membuat bagan replikasi virus
V
September, 2014 Observer
Bidari, S.Pd
118
LEMBAR OBSERVASI KESESUAIAN RPP MODEL ROTATING TRIO EXCHANGE (Pertemuan 2) Jenis Kegiatan
Keterangan Ya Tidak V
1. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas
V
2. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran, prosedur dan memotivasi siswa. 3. Menyampaikan Prsedur pembelajaran model RTE
V
4. Memotivasi siswa : Bagaimanakah cara virus berkembang biak, hingga akhirnya bisa menularkan penyakit?
V
Diskusi dan Rotasi 5. Guru membagi kelompok siswa kedalam 3 orang, setiap siswa duduk bersama kelompoknya masing-masing dan diminta untuk mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan
V
6. Guru merotasi kelompok siswa setelah mengumpulkan latihan sebelumnya dan mengerjakan latihan soal bersama kelompok yang baru
V
7. Siswa diminta untuk membuat laporan mengenai hasil diskusi yang telah dilakukan
V
Evaluasi
8. Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya didepan kelas dan Guru memberikan tanggapan, feedback (umpan balik positif) dan penguatan terhadap argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi serta memberikan informasi terkait materi yang dibahas.
V
Penutup
9. Guru menutup pelajaran dengan menjelaskan kembali inti dari materi yang telah disampaikan.
V
10. PT( Penugasan Terstruktur):
Membuat charta tentang virus HIV aids Tulisan/makalah mengenai Partisipasi remaja dalam menanggulangi virus HIV dan lainnya dan Dampak ekonomi dan sosial dengan terjangkitnya virus
V
September, 2014 Observer
Bidari, S.Pd
Bidari, S.Pd
119
LEMBAR OBSERVASI KESESUAIAN RPP MODEL ROTATING TRIO EXCHANGE (Pertemuan 3) Jenis Kegiatan
Keterangan Ya Tidak
1. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas
V
V
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
V
3. Menjelaskan kepada siswa prosedur mengenai metode pembelajaran RTE 4. Memotivasi siswa : Guru menanyakan apakah kalian pernah mendengar berita akhir-akhir ini mengenai wabah penyakit mers yang sedang marak terjangkit di Arab Saudi? Dan ebola di Afrika? Diskusi dan Rotasi 5. Guru membagi kelompok siswa kedalam 3 orang, setiap siswa duduk bersama kelompoknya masing-masing dan siswa pada kelompoknya diminta untuk mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan
V
V
6. Guru merotasi kelompok siswa setelah mengumpulkan latihan sebelumnya. Guru membagikan latihan soal kembali, tetapi dengan tingkat kesulitan yang bertambah.
V
7. Beberapa kelompok diminta untuk maju dan menjelaskan kembali didepan kelas mengenai virus yang merugikan dan cara pencegahan dari virus HIV, influenza, dan flu burung.
V
Evaluasi 8. Guru memberikan tanggapan, feedback (umpan balik positif) dan penguatan
terhadap argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi serta memberikan informasi terkait materi yang dibahas
V
Penutup
9. Guru menutup pelajaran dengan menjelaskan kembali inti dari materi yang telah disampaikan.
V
10. PT( Penugasan Terstruktur):
V
Membuat karya berupa poster mengenai ajakan hidup sehat dengan menghindari infeksi virus
September, 2014 Observer
Bidari, S.Pd
120
LEMBAR OBSERVASI KESESUAIAN RPP MODEL THINK PAIR SHARE (Pertemuan 1) Jenis Kegiatan
Keterangan Ya Tidak V
1. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas
2. Apersepsi: Guru menanyakan: Tahukah kamu apa gambar apakah ini? Lalu dilanjutkan
V
dengan pertanyaan bagaimana awalnya makhluk kecil ini ditemukan? 3. Motivasi a. Apakah kalian pernah meliat daun bebercak seperti ini? Apakah penyebabnya? a. Penyampaian tujuan pembelajaran, hari ini akan mempelajari mengenai pengertian virus, ciri-ciri virus, dan struktur anatomi virus.
V
Kegiatan Inti
4. Think (berpikir) Guru menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan materi/isu dan meminta peserta didik belajar secara mandiri dari pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan membaca berbagai sumber dan menuliskan hasil pikirannya masing-masing. 5. Pair(berpasangan) a) Guru membagikan LKS dan media yang diamati kepada siswa sebagai bahan dalam diskusi mengenai karakteristik virus dan struktur virus dan memberikan petunjuk cara mengerjakan LKS b) Siswa secara berpasangan dengan siswa lain dalam kelompoknya mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sampai mendapat jawaban yang terbaik
V
V
6. Share Setiap pasangan perwakilan masing-masing kelompok yang ditunjuk, menyampaikan hasil diskusinya dan guru selaku moderator dalam diskusi memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut
V
Penutup
7. Evaluasi
V
Guru bersama-sama siswa membuat rangkuman tentang materi yang telah dibahas.
8. PT(Penugasan Terstruktur):
V
Membuat bagan replikasi virus
September, 2014 Observer
Bidari, S.Pd
121
LEMBAR OBSERVASI KESESUAIAN RPP MODEL THINK PAIR SHARE (Pertemuan 2) Jenis Kegiatan
Waktu Ya Tidak V
1. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas
2. Motivasi Bagaimanakah cara virus berkembang biak, hingga akhirnya bisa menularkan penyakit?
V
Kegiatan Inti
3. Think (berpikir) Guru menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan materi/isu dan meminta peserta didik belajar secara mandiri dari pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan membaca berbagai sumber dan menuliskan hasil pikirannya masing-masing.
4. Pair (berpasangan) a) Guru membagikan LKS dan media yang diamati kepada siswa sebagai bahan dalam diskusi dan memberikan petunjuk cara mengerjakan LKS b) Siswa secara berpasangan dengan siswa lain dalam kelompoknya mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sampai mendapat jawaban yang terbaik
V
V
5. Share Setiap pasangan perwakilan masing-masing kelompok yang ditunjuk, menyampaikan hasil diskusinya dan guru selaku moderator dalam diskusi memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut.
V
Penutup
6. Evaluasi Guru bersama-sama siswa membuat rangkuman tentang materi yang telah dibahas
7. PT( Penugasan Terstruktur): a. Membuat charta mengenai virus HIV b. Tulisan/makalah mengenai Partisipasi remaja dalam menanggulangi virus HIV dan lainnya dan Dampak ekonomi dan sosial dengan terjangkitnya virus
V
V
September, 2014 Observer
122
LEMBAR OBSERVASI KESESUAIAN RPP MODEL THINK PAIR SHARE (Pertemuan 3) Jenis Kegiatan
Keterangan Ya Tidak
1. Pendahuluan/Kegiatan Awal Salam dan doa Pengkondisian kelas
V
2. Apersepsi: Guru menanyakan apakah kalian pernah mendengar berita akhir-akhir ini mengenai wabah penyakit mers yang sedang marak terjangkit di Arab Saudi? Dan ebola di Afrika?
3. Motivasi: Guru menampilkan gambar yang disebabkan oleh virus ebola dan gambar tanaman yang disebabkan oleh virus dan penyampaian tujuan pembelajaran
V
V
Kegiatan Inti
4. Think (berpikir) Peserta didik mengamati berbagai penyakit tentang hasil aktivitas virus pada hewan, tumbuhan, dan manusia secara individu di tempat duduknya masing-masing.
V
5. Pair (berpasangan) Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan dalam diskusi mengenai virus. Siswa secara berpasangan dengan siswa lain dalam kelompoknya mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sampai mendapat jawaban yang terbaik
6. Share (Mengkomunikasikan) Beberapa siswa satu meja maju kedepan kelas untuk menjelaskan virus yang
V
V
merugikan dan cara menghindari diri dari bahaya virus, seperti influenza, AIDS, flu burung . Penutup
7. PT( Penugasan Terstruktur)
V
Membuat karya berupa poster mengenai ajakan hidup sehat dengan menghindari infeksi virus. V
8. Refleksi/umpan balik
September, 2014 Observer
Bidari, S.Pd
123
Lampiran 11
LEMBAR WAWANCARA
Nama Sekolah
: SMAN 28 Kabupaten Tangerang
Alamat Sekolah
: Jl. Raya Cisauk KM. 2 Cisauk, Tangerang
Nama Guru
: Bidari
Hari/tanggal wawancara
: Senin,
Tempat
: SMAN 28 Kabupaten Tangerang
1. Sebelum menjadi guru, apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawab : S1 di UPI Bandung, Jurusan Pendidikan Biologi 2. Setelah Ibu menjadi guru mata pelajaran Biologi, sudah berapa lama pengabdian Ibu sebagai guru mata pelajaran Biologi? Jawab: 10 tahun 3. Menurut Ibu, bagaimana karakter siswa di SMAN 28 Kabupaten Tangerang? Jawab: hampir sama dengan siswa SMA pada umumnya 4. Didalam mengajarkan mata pelajaran Biologi, Apakah Ibu berpedoman pada Kurikulum yang telah ditetapkan? Jawab: iya tentu saja 5. Bagaimana dengan materi pelajaran Biologi apakah bahan ajar yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang telah di tetapkan? Jawab: iya, akan tetapi sekolah masih beradaptasi dengan penerapan kurikulum 2013 ini, jadi belum sepenuhnnya diterapkan. 6. Seperti apa bahan ajar yang digunakan dalam pelaksanaan pengajaran mata pelajaran Biologi di SMAN 28 Kabupaten Tangerang? Jawab: Bahan ajarnya berasal dari buku paket dan LKS yang sudah disediakan oleh sekolah 7. Apakah Ibu membuat RPP, apa manfaat RPP untuk Bapak/Ibu dalam proses pelaksanaan pengajaran mata pelajaran Biologi? Jawab: iya, untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran yang kita lakukan sesuai atau tidak dengan yang telah direncanakan 8. Apakah dalam pemberian tugas Bapak/Ibu menggunakan LKS ato Modul? Jawab: dengan LKS terkadang dibuat juga worksheet apabila dibutuhkan
124
9. Apakah pada saat pemberian tugas, siswa aktif dalam mengerjakan tugas mata pelajaran Biologi? Jawab: Tergantung pada siswa, ada yang memang aktif dan bersemangat. Ada pula yang memang terkadang tidak mengerjakan tugas. Tetapi lebih banyak yang mengerjakan tugas. 10. Apakah Ibu sering menggunakan media pada saat proses berlangsungnya pengajaran Biologi, media apa yang sesuai untuk mata pelajaran Biologi? Jawab: iya terkadang, tergantung pada kebutuhan. Untuk Biologi biasanya menggunakan power point atau video agar siswa lebih dapat melihat fakta secara langsung. 11. Bagaimana Ibu dalam memilih strategi atau metode pengajaran, apakah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? Jawab: metode yang digunakan bergantung pada materi yang akan diajarkan, biasanya saya menerangkan terlebih dahulu, apabila dibutuhkan diadakan diskusi perkelompok. 12. Bagaimana pencapaian hasil belajar siswa Ibu dalam mata pelajaran Biologi? Jawab: untuk hasil belajar, tergantung pada kelas. Ada kelas yang memang memiliki rata-rata yang tinggi dan nilainya bisa diatas KKM, ada juga kelas yang anak-anaknya heterogen, sehingga ada beberapa anak yang bisa mendapatkan nilai diatas KKM ada pula yang perlu remedial. 13. Bagaimana cara Ibu dalam memberikan Evaluasi kepada siswa? Jawab: dengan ulangan harian, karena saat ini kurikulum yang digunakan kurikulum 2013 sehingga ulangan harian yang digunakan bentuknya essay.
Guru Mata Pelajaran Biologi
Bidari, S.Pd.
Lampiran 12
125
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X MIA 1
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nama Afina Aini Agung Setyo Budi Aldi Vibriani Ananda Elita Damara Daulat Rais Sejati Dewi Sulistyowati Dian Hariani Dicky Prasetya Dinda Melati Ega Aulia Fadhilah Ella Susila Erdin Awaludin Erica Putri A Febrianta Veranika Giva Navira Salsadila Hanif Mustafa Budiyanto Hanny Izzatul Wafa Herda Novita Sari Inu Sagita Jauhara Sahira Jessica Lusiana Karmilah Kholilur Rohman Lalang Ganda Sukmana Lewi Jupiter Muhammad Amrullah A. I Nela Astriani Radena Humaira I Reni Purwanti Riris Adelia Ruth Melinda Selvi Meilinda Sigiet Asabatul Fuad Siska Febrian Sostenes Marbun Steven Hezkia T Tia Fitri Tondy Rizki Kurniawan
Nilai UH 1 66 28 92 80 58 60 70 62 82 46 82 62 72 68 52 74 85 72 58 54 32 80 62 60 84 80 70 80 72 62 52 76 58 74 46 80 82 32
126
39 40 41 42 43
Winda Wulandari Yuliyana Yumi Amiroh Fathin Yuniar Indah Prameswari Yusril fawaz rata-rata
66 94 32 80 52 65,79
127
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X MIA 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Ade Ariyanti Aldo Alifando Ananda Kinanty Andika Viery Annisa Manda Auladina Rahmasari Bella Misel T Biladi Muhammad W Briant Kemal M Damar bayu N Dea Restu R J Dony Ristianto Eka Setyawulandari Enggar Banifa P Fidela Dinka P Hanifa Budirizkiya Hanifah Hardy Adriansyah Hikmah Nur Alinda Hilnik Qori Jihan Ayu M Karim Aditya Pamungkas Levida Diva N Luthfi Aburrahman Mega Rahayu Miftah Nur Wulan Muhammad Adriansyah Nabila Nisa Alwaliyah Nita Juli Yanti Nur Widyati Owena Dyahayureta Imtinan Qaulan Syadida A Ramadhan Nur Abdillah Rizky Achmad Setiadji Salsha Khai Rani Saniscara Phratama K Td
NILAI UH 78 48 80 68 57 72 65 82 80 62 65 55 85 85 85 89 60 68 65 85 72 75 88 82 67 48 42 75 70 80 52 50 82 80 62 70 58
128
38 39 40 41 42 43 44
Siwi Ayu Nastiti Tamiimah Hari Wahyuni D Rahayu Wilda Cahya R Yulianah Yunita Nur Fauzani Ze'nia Rata-rata
72 68 75 67 72 74 60 69.88
129
Lampiran 13 DAFTAR NILAI ULANGAN VIRUS X MIA 1 TAHUN 2013 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nama Ahmad Son Aji Akbar Rizki M Andres Aulia Rahman Dahliyah Devy Ellisa Dila Yunita Euis Zikriyah Farhan Hasbillah Firdaus Pratama Frandy Maulana Syahputra Fuad Rahman Herliani Iftiana Sausan Imas Masrikah Inasih Inke Nurlita Istikhori Lilis Suryanih Lisdiana Mardiana Maulida Alpilah Meli Mei Sri M Merliana Alihsya Merlis Sunengsih Mia Nur'aeni Muhammad Dully Chanugie Muhammad Hendri Muhammad Jumaedi Muhammad Shafwan Ts Muna Zakiah Munadiah marami Mustazib Nur Afifah Nurmalasari Rahmatullah Ratna Yulia Ningsih Ratnawati
Nilai 65 58 56 80 43 80 76 80 67 62 67 67 87 76 58 55 74 46 65 78 76 77 66 56 87 80 50 79 55 33 65 78 70 52 67 41 67 65
130
39 40 41 42 43
Redho Taqwa Rino gunawan Rista Fahira Rosita Noor Safira Sholiha Rata-rata
54 54 67 70 56 65.22
131
DAFTAR NILAI ULANGAN VIRUS X MIA 2 TAHUN 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nama Ahmad Hidayat Aldi Devrilian Anas Maulana Asep Sulaeman Bahroeni Bahrul Muhit Dimas Anadzif Elisna Wati Erika Suhartini Farhan Jalil Fitriah Fitriani Ihza Irham Isti Damayanti Iyan Paradila Leni Ulpiani Lia Handayani Meri Haryanti Mirnawati Dewi Nabila Zahra Neneng hasanah Nissaul hasanah Nurhasanah Nurul Hikmah Silviani Sindy Rahayu Siti Nuraeni Nufus Siti Nurbiyah Siti Nurhayati Siti sundari Sri Rahayu Usani Sumariyah Syafiqul Huda Syahrul Rohman Tika Sartika Widiya Windi Selina Yayang Ilya Sari
NILAI UH 68 48 80 66 70 72 70 67 68 69 65 56 60 85 92 68 69 90 69 53 88 86 65 62 56 52 44 75 48 56 52 50 82 80 62 70 58 72
132
39 Zulfah Rizah Rata-rata
68 66.94
Lampiran 14 Persentase Nilai Pretest Ketuntasan Siswa (Eksperimen I)
133
134
Persentase Nilai Pretest Ketuntasan Siswa (Eksperimen II)
135
Persentase Nilai Postest Ketuntasan Siswa (Eksperimen I)
136
Persentase Nilai Postest Ketuntasan Siswa (Eksperimen II)
137
Lampiran 15 Nilai Validitas Soal dengan Anates
138
139
Lampiran 16 Nilai Reliabilitas Instrumen
140
141
Lampiran 17 Nilai Tingkat Kesukaran Instrumen
142
143
Lampiran 18 Uji Daya Beda Instrumen
144
145
Lampiran 19
Hasil Perolehan Nilai Pretest dan Posttest dengan Model RTE (X MIA 1) SMAN 28 Kabupaten Tangerang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Afina Aini Agung Setyo Budi Aldi Vibriani Ananda Elita Damara Daulat Rais Sejati Dewi Sulistyowati Dian khariani Dicky Prasetya Dinda Melati Ega Aulia Fadhilah Ella Susila Erdin Awaludin Erica Putri A Febrianta Veranika Giva Navira Salsadila Hanif Mustafa B. Hanny Izzatul Wafa Herda Novita Sari Inu Sagita Jauhara Sahira Jessica Lusiana Karmilah Kholilur Rohman Lalang Ganda S. Lewi Jupiter Muhammad Amrullah Nela Astriani Radena Humaira I Reni Purwanti Riris Adelia Ruth Melinda Selvi Meilinda Sigiet Asabatul Fuad Siska Febrian Sostenes Marbun Steven Hezkia T Tia Fitri
Pretest 40 10 20 30 40 20 20 30 30 40 40 60 30 20 20 30 30 50 20 50 40 20 40 50 40 40 40 40 40 65 45 35 30 55 30 30 50
Posttest 100 75 75 75 95 85 75 85 80 85 80 75 75 85 85 80 85 80 80 80 70 80 65 70 75 95 100 95 85 60 90 70 65 85 65 80 65
146
38 39 40 41 42 43
Tondy Rizki K. Winda Wulandari Yuliyana Yumi Amiroh Fathin Yuniar Indah P. Yusril Fawaz X SD
50 60 50 30 30 40 36,74 12,58
60 95 75 100 75 80 79,88 10,49
147
Lampiran 20
Hasil Perolehan Nilai Pretest dan Posttest dengan Model TPS (X MIA 2) SMAN 28 Kabupaten Tangerang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Ade Ariyanti Aldo Alifando Ananda Kinanty Andika Viery Annisa Manda Auladina Rahmasari Bella Misel T Biladi Muhammad W Briant Kemal M Damar bayu N Dea Restu R J Dony Ristianto Eka Setyawulandari Enggar Banifa P Fidela Dinka P Hanifia Budirizkiya Hanifah Hardy Adriansyah Hikmah Nur Alinda Hilnik Qori Jihan Ayu M Karim Aditya P. Levida Diva N Luthfi Aburrahman Mega Rahayu Miftah Nur Wulan Muhammad A. Nabila Nisa Alwaliyah Nita Juli Yanti Nur Widyati Owena Dyahayureta I. Qaulan Syadida A Ramadhan Nur A. Rizky Achmad S. Salsha Khai Rani Saniscara Phratama
Pretest 50 25 30 30 40 50 30 35 60 40 30 40 50 30 50 50 30 40 20 25 50 50 40 25 35 60 15 40 30 60 45 30 25 40 40 50 15
Posttest 65 75 60 80 100 80 100 55 90 80 80 75 80 70 75 75 80 80 75 75 70 75 75 75 75 85 75 65 75 80 70 75 55 90 75 70 75
148
38 39 40 41 42 43
Siwi Ayu Nastiti Tamiimah Hari Wahyuni D Rahayu Wilda Cahya R Yulianah Yunita Nur Fauzani X SD
30 30 50 45 50 40 38.37 11.69
90 75 70 70 80 80 76.16 9.248
149
Lampiran 21
Nilai N-gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kelas Model RTE Pretest Posttest N-Gain 1 40 100 1.000 10 75 0.722 20 75 0.688 30 75 0.643 40 95 0.917 20 85 0.813 20 75 0.688 30 85 0.786 30 80 0.714 40 85 0.750 40 80 0.667 60 75 0.375 30 75 0.643 20 85 0.813 20 85 0.813 30 80 0.714 30 85 0.786 50 80 0.600 20 80 0.750 50 80 0.600 40 70 0.500 20 80 0.750 40 65 0.417 50 70 0.400 40 75 0.583 40 95 0.917 40 100 1.000 40 95 0.917 40 85 0.750 65 60 -0.143 45 90 0.818 35 70 0.538 30 65 0.500 55 85 0.667 30 65 0.500 30 80 0.714 50 65 0.300
Kriteria TINGGI TINGGI SEDANG SEDANG TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI TINGGI TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG
Pretest 50 25 30 30 40 50 30 35 60 40 30 40 50 30 50 50 30 40 20 25 50 50 40 25 35 60 15 40 30 60 45 30 25 40 40 50 15
kelas Model TPS Posttest N-Gain 2 65 0.300 75 0.667 60 0.429 80 0.714 100 1.000 80 0.600 100 1.000 55 0.308 90 0.750 80 0.667 80 0.714 75 0.583 80 0.600 70 0.571 75 0.500 75 0.500 80 0.714 80 0.667 75 0.688 75 0.667 70 0.400 75 0.500 75 0.583 75 0.667 75 0.615 85 0.625 75 0.706 65 0.417 75 0.643 80 0.500 70 0.455 75 0.643 55 0.400 90 0.833 75 0.583 70 0.400 75 0.706
Kriteria SEDANG SEDANG SEDANG TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI SEDANG TINGGI SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG TINGGI
150
38 39 40 41 42 43 Rata-rata
Tertinggi Terendah SD
50 60 50 30 30 40 36.744 60 10 12.578
60 95 75 100 75 80 79.88372 100 60 10.4931
0.200 0.875 0.500 1.000 0.643 0.667 0.663 1.000 -0.143 0.222992
RENDAH TINGGI SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG
30 30 50 45 50 40 38.37209 60 15 11.68643
90 75 70 70 80 80 76.16279 100 55 9.247729
0.857 0.643 0.400 0.455 0.600 0.667 0.603 1.000 0.300 0.157914
TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG
151
Lampiran 22
Uji Normalitas Uji Normalitas Pretest Perhitungan Uji Liliefors kelas Eksperimen I (model RTE) No Xi 1 10 2 20 3 30 4 35 5 40 6 45 7 50 8 55 9 60 10 65 Jumlah Ket :
F 1 7 11 1 12 1 6 1 2 1 43
Zn 1 8 19 20 32 33 39 40 42 43
Zi -1.7607 -1.1927 -0.6248 -0.3408 -0.0568 0.2272 0.5112 0.7951 1.0791 1.3631
F (Zi) 0.0391 0.1165 0.2661 0.3666 0.4774 0.5899 0.6954 0.7867 0.8597 0.9136
S (Zi) 0.0233 0.1860 0.4419 0.4651 0.7442 0.7674 0.9070 0.9302 0.9767 1.0000
| F(Zi) - S (Zi) | 0.0159 -0.0696 -0.1758 -0.0985 -0.2668 -0.1776 -0.2116 -0.1435 -0.1170 -0.0864
Lhitung = 0,0159 Ltabel = 0,1335 Lhitung < Ltabel = 0,0159 < 0,1335 maka Ho diterima Kesimpulan : Data berdistribusi normal
Uji Normalitas Pretest Perhitungan Uji Liliefors kelas Eksperimen II (model TPS) No Xi 1 15 2 20 3 25 4 30 5 35 6 40 7 45 8 50 9 60 Jumlah
Ket :
F 2 1 4 10 2 9 2 10 3 43
Zn 2 3 7 17 19 28 30 40 43
Zi -1.4010 -1.0602 -0.7194 -0.3786 -0.0379 0.3029 0.6437 0.9845 1.6660
F (Zi) 0.0806 0.1445 0.2359 0.3525 0.4849 0.6190 0.7401 0.8376 0.9521
S (Zi) 0.0465 0.0698 0.1628 0.3953 0.4419 0.6512 0.6977 0.9302 1
Lhitung = 0,0748 Ltabel = 0,1335 Lhitung < Ltabel = 0,0748 < 0,1335 maka Ho diterima Kesimpulan : Data berdistribusi normal
| F(Zi) - S (Zi) | 0.0341 0.0748 0.0732 -0.0429 0.0430 -0.0321 0.0424 -0.0927 -0.0479
152
Uji Normalitas Posttest Perhitungan Uji Liliefors kelas Eksperimen I (model RTE) No Xi 1 60 2 65 3 70 4 75 5 80 6 85 7 90 8 95 9 100 Jumlah
F 2 4 3 9 9 8 1 4 3 43
Zn 2 6 9 18 27 35 36 40 43
Zi -1.2780 -0.9129 -0.5477 -0.1826 0.1826 0.5477 0.9129 1.2780 1.6432
F (Zi) 0.1006 0.1807 0.2919 0.4276 0.5724 0.7081 0.8193 0.8994 0.9498
S (Zi) 0.0465 0.1395 0.2093 0.4186 0.6279 0.8140 0.8372 0.9302 1
| F(Zi)-S(Zi) | 0.05411 0.04112 0.08264 0.00896 -0.05547 -0.10589 -0.01786 -0.03085 -0.05017
Ket :
Lhitung = 0,0826 Ltabel = 0,1335 Lhitung < Ltabel = 0,0826 < 0,1335 maka Ho diterima Kesimpulan : Data berdistribusi normal
Uji Normalitas Posttest Perhitungan Uji Liliefors kelas Eksperimen I (model TPS)
No Xi F Zn Zi F (Zi) S (Zi) 1 55 2 2 -1.4010 0.0806 0.0465 2 60 1 3 -1.0602 0.1445 0.0698 3 65 2 5 -0.7194 0.2359 0.1163 4 70 6 11 -0.3786 0.3525 0.2558 5 75 16 27 -0.0379 0.4849 0.6279 6 80 10 37 0.3029 0.6190 0.8605 7 85 1 38 0.6437 0.7401 0.8837 8 90 3 41 0.9845 0.8376 0.9535 9 100 2 43 1.6660 0.9521 1 Ket : Lhitung = 0,1197 Ltabel = 0,1335 Lhitung < Ltabel = 0,1197 < 0,1335 maka Ho diterima Kesimpulan : Data berdistribusi normal
| F(Zi) - S (Zi) | 0.03410 0.07476 0.11966 0.09666 -0.14301 -0.24144 -0.14361 -0.11593 -0.04785
153
Lampiran 23 Uji Homogenitas Pretest kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
1. Kelas Eksperimen I (dengan model RTE) √
∑ ̅̅̅
∑ ̅
√
2. Kelas eksperimen II (dengan model TPS)
√
∑ ̅̅̅
∑̅
√
=11,6864 3. Menentukan Fhitung
Fhitung
=
=
= 1,0763
4. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas) Db Pembilang
= k-1 = 2-1 =1
154
Db penyebut
= n-k =86-2 =84
Ftabel adalah 1,69 Cara melihat Homogenitas:
Jika F hitung < F tabel, berarti homogen. Jika F hitung > F tabel, berarti tidak homogen
Kesimpulan:
Dari penghitungan diatas diperoleh F hitung 1,08 dan dari grafik daftar distribusi F dengan Dk pembilang = 2-1 = 1. Dk penyebut = 86-2 = 84. Dan α = 0.05 dan F tabel = 1,69. Tampak bahwa F hitung < Ftabel. Hal ini berarti data variabel X dan Y homogen
155
Uji Homogenitas Posttest kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
1. Kelas Eksperimen I (dengan model RTE) √
∑ ̅
∑ ̅̅̅
√ = 10,4931 2. Kelas eksperimen II (dengan model TPS)
√
∑̅
∑ ̅̅̅
√
=9,2477 3. Menentukan Fhitung
Fhitung
=
=
= 1,1346
4. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas) Db Pembilang
= k-1 = 2-1 =1
Db penyebut
= n-k =86-2 =84
156
Ftabel adalah 1,69 Cara melihat Homogenitas:
Jika F hitung < F tabel, berarti homogen. Jika F hitung > F tabel, berarti tidak homogen
Kesimpulan:
Dari penghitungan diatas diperoleh Fhitung 1,13 dan dari grafik daftar distribusi F dengan Dk pembilang = 2-1 = 1. Dk penyebut = 86-2 = 84. Dan α = 0.05 dan F tabel = 3,95. Tampak bahwa F hitung < Ftabel. Hal ini berarti data variabel X dan Y homogen
157
Lampiran 24
Uji Hipotesis Rumus Uji-t √ ̅̅̅
̅̅̅̅
√
Data Pretest 1. Uji-t pada nilai pretest √ √
√ = 12,1402 t-hitung : ̅̅̅
̅̅̅̅
√
√ = 0,6218 2. Menentukan ttabel Dk = n1+ n2-2 = 43 + 43 – 2 = 84 ttabel pada taraf siginifikansi α = 0,05 ialah 1,66320
158
Uji t:
Jika t hitung > t tabel, berarti ada beda (Ho ditolak) Jika t hitung < t tabel, berarti tidak ada beda (Ho diterima)
Kesimpulan: Dari penghitungan diatas diperoleh t hitung 0,6218 dan dari grafik daftar distribusi t dengan nilai α = 0.05 nilai t tabel ialah 1,66320. Tampak bahwa t hitung > ttabel. Hal ini berarti data variabel X dan Y ada beda sehingga Ho diterima.
159
Data Posttest 1. Uji-t pada nilai posttest
√ √ = 9,89002 t-hitung : ̅̅̅
̅̅̅̅
√
√
= 1,744 2. Menentukan ttabel Dk = n1+ n2-2 = 43 + 43 – 2 = 84 ttabel pada taraf siginifikansi α = 0,05 ialah 1,66320 Uji t:
Jika t hitung > t tabel, berarti ada beda (Ho ditolak) Jika F hitung < t tabel, berarti tidak ada beda (Ho diterima)
Kesimpulan: Dari penghitungan diatas diperoleh t hitung 1,744 dan dari grafik daftar distribusi t dengan nilai α = 0.05 nilai t tabel ialah 1,66320. Tampak bahwa t hitung > ttabel. Hal ini berarti data variabel X dan Y ada beda sehingga Ho ditolak.
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173