PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERPEN SISWA KELAS VIII MTS AR RAHMAH CAMPLONG SAMPANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) Moh. Fitrih Yansah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK: Salah satu solusi untuk mengatasi rendahnya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah teknik pembelajaran kooperatif tipe Think Paire Share (TPS). Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bagaimanakah proses peningkatan kemampuan memahami cerpen siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang tahun pelajaran 2013/2014 dengan teknik TPS (Think Pair Share)? dan (2) bagaimanakah hasil peningkatan kemampuan memahami cerpen siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang tahun pelajaran 2013/2014 dengan teknik TPS (Think Pair Share)?Penelitian ini berupa
penelitian tindakan kelas, karena tujuan utama PTK adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang yang terdiri dari 20 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu dengan: (1) pemberian tes dan (2) observasi aktivitas guru dan siswa. Data dalam peneltian ini adalah data observasi dan data hasil tes siswa.Pelaksanaan teknik pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Paire Share) untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami cerpen kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, dan tiap siklus terdiri dari perencanaan, implementasi, dan refleksi. Teknik pembelajaran TPS (Think Paire Share) dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang hal ini dapat dilihat dari jumlah aktivitas siswa yang mengalami kenaikan positif yaitu pada siklus I terdapat 38 aktivitas, pada siklus II naik menjadi 46 aktivitas. Aktivitas siswa meliputi aktivitas berpendapat, bekerjas ama dan mengerjakan tugas. Hasil tes siswa juga demikian, mengalami kenaikan positif, yaitu pada siklus 1 nilai rata-rata siswa sebesar 61,5 dan pada siklus II mengalami kenaikan yaitu mendapat nilai rata-rata sebesar 84,25. Kata-kata kunci: peningkatan, memahami cerpen, teknik TPS
Dalam proses belajar mengajar, unsur proses belajar memegang peranan yang sangat penting, sebab kegiatan belajarmengajar hanya akan bermakna bila terjadi kegiatan siswa atau peserta didik.
Oleh karena itu, setiap pengajar penting memahami tentang proses belajar yang dilakukan siswa, agar pengajar memiliki kesiapan dalam hal pentraformasian ilmu, memberikan bimbingan, dan
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 172
menciptakan lingkungan belajar yang tepat, serasi, dan menggairahkan bagi peserta didik. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik.Hal ini nampak pada hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang tidak substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih belum memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007:1) Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi yang wajib diajarkan kepada siswa mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi, karena itulah pembelajaran bahasa Indonesia patut mendapat perhatian serius. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak hidup dalam masa perkembangan yang pesat, terutama perkembangan fisik dan perkembangan mental. Untuk menunjang perkembangan fisik dan mental anak, sastra dapat dijadikan sebagai sarana penunjang, karena sastra memberikan nilai-nilai tinggi bagi proses perkembangan bahasa, kognitif, personalitas, dan sosial anak. Rendahnya minat belajar siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah, terhadap pembelajaran sastra salah satunya memahami cerpen merupakan salah satu bentuk kurangnya perhatian guru terhadap keadaan belajar siswa. Oleh
sebab itulah diperlukan pembelajaran yang dianggap mampu untuk meningkatkan ketertarikan siswa khususnya untuk meningkatkan kemampuan memahami cerpen. Pembelajaran bahasa dan sastra di MTs Ar Rahmah terutama di kelas VIII khususnya dalam pelajaran sastra kurang mendapat tempat di hati siswa, hal tersebut berdasarkan observasi awal, dapat diketahui bahwa ketika sedang di ajarkan tentang sastra baik prosa, drama, maupun puisi, banyak siswa yang terlihat bermalas-malasan, bercanda, dan mengantuk. Ketika diadakan tes memahami cerpen berdasarkan unsur intrinsiknya, dari 20 siswa, 10 siswa mendapat nilai 50, 3 siswa mendapat nilai 55, 5 siswa mendapat nilai 60, dan 2 sisanya mendapatkan nilai 70. Berdasarkan kenyataan tersebut, menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa belum memenuhi KKM MTs Ar Rahmah yaitu 70. Solusi untuk mengatasi rendahnya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan suatu Teknik kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Pembelajaran kooperatif merupakan Teknik dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang terstruktur yang terdiri dari dua orang atau lebih untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran, dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajan kooperatif khususnya pada tipe TPS (Think Pair Share) muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 173
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Keaktifan siswa yang dimaksud adalah seberapa jauh siswa aktif pada saat pelajaran berlangsung yaitu siswa mampu memecahkan soal, mempelajari kembali, mencatat, berdiskusi, bersemangat ketika berdiskusi, mengeluarkan pendapat, dan bertanya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti “Peningkatan Kemampuan Memahami Cerpen Siswa Kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang Tahun Pelajaran 2013/2014 Dengan Teknik Think Pair Share(TPS)”. Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah utama dalam penelitian ini Bagaimanakah proses peningkatan kemampuan memahami cerpen siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang tahun pelajaran 2013/2014 dengan teknik TPS (Think Pair Share) ? dan masalah yang kedua, Bagaimanakah hasil peningkatan kemampuan memahami cerpen siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang tahun pelajaran 2013/2014 dengan teknik TPS (Think Pair Share)?. Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan aktifitas siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang tahun pelajaran 2013/2014 dengan teknik kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) untuk meningkatkan kemampuan memahami cerpen; dan mendeskripsikan hasil peningkatan memahami cerpen pada siswa Kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang tahun pelajaran 2013/2014 dengan menerapkan Teknik kooperatif tipe TPS (Think Pair Share).
METODE Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, karena tujuan utama PTK adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran.Dalam hal ini peneliti bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kemampuan memahami cerpen. Menurut Trianto (2011:13) Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Reseach, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Sedangkan menurut Eliot (dalam Suwandi, 2010: 9) penelitian tindakan adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan memperbaiki mutu tindakan dalam situasi sosial dengan tujuan memperbaiki mutu tindakan dalam situasi sosial tersebut. Menurut Aqib (2009:3) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri bertujuan untuk memperbaiki kinerja sehingga hasil belajar siswa meningkat. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang berusaha memperbaiki dan meningkatkan pembelajar-an yang sudah ada. Menurut hopkins (dalam Suwandi, 2010: 14) PTK memiliki karakteritik sebagai berikut:perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry om practice from within). Usaha kolaboratif antara guru dan dosen (a inqury om offort between scholl teachers and teacher aducators); dan
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 174
bersifat fleksibel (a refflektive practice made public). Sementara itu, selain karakteristik terdapat prinsip PTK yang perlu diperhatikan. Menurut Arikunto, dkk (2010: 110) penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok, yaitu 1)inkuri relatif, 2) kolaboratif, 3) reflektif. Prosedur atau tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut. Perencanaan Tahap perencanaan dalam penelitian ini meliputi: 1) Penyusunan rencana pembelajaran yang merupakan langkah-langkah pembelajar-an. 2) Membuat lembar observasi untuk pengamatan aktivitas siswa di dalam kelas saat pembelajaran memahami
cerpen dengan menggunakan Teknik kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). 3) Merancang alat evaluasi untuk mengukur dan mengetahui seberapa jauh tingkat penguasaan siswa dalam, memahami cerpen dengan menggunakan Teknik kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Implementasidan Observasi Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan melakukan observasi terhadap pembelajaran memahami cerpen dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Perencanaan SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan n Perencanaan SIKLUS II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan ? Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap implementasi dan observasi dikumpulkan serta dianalisis.Dari hasil
(Arikunto, 2010: 16) observasi guru dapat mengadakan refleksi. Dengan melihat data observasi guru dapat mengevaluasi diri sendiri yang dapat melihat seberapa jauh
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 175
kemampuan siswa untuk meningkatkan kemampuan memahami cerpen dengan menggunakan Teknik kooperatif tipe TPS (Think Pair Share), dalam refleksi juga dapat diketahui bagaimana respon atau tanggapan siswa terhadap kegiatan meningkatkan kemampuan memahami cerpen dengan Teknik kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Penelitiian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Ar Rahmah Camplong Sampang. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas. Subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80) maka dalam penilitian ini adalah MTs Ar Rahmah Camplong Sampang kelas VIII yang terdiri dari 20 orang. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar dan kemampuan mengenalisis unsur intrinsik cerpen. Data ini diperoleh dengan menggunakan model observasi dan ditunjang dengan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah dilakukan post tes.Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar anak dengan melihat hasil belajar yang diperoleh siswa.Kriteria unsur-unsur intrinsik cerpen yang dinilai adalah tema, menentukan tokoh utama dan sampingan, perwatakan atau penokohan, menentukan setting atau latar, menentukan sudut pandang cerita.Penilaian dilakukan dengan menggunakan rentang skor 5-20. Pengamatan dilakukan pada saat pelaksaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan RPP dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan mulai siklus I sampai siklus II. Data penelitian diperoleh berupa isian: lembar observasi penelitian aktivitas guru (peneliti) dan siswa dan hasil tes kemampuan siswa pada setiap siklus. 1) Data penelitian aktivitas guru (peneliti) digunakan untuk mengetahui aktivitas guru (peneliti) selama pembelajaran berlangsung. 2) Data penelitian aktivitas siswa (observasi) digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada proses belajar mengajar dalam rangka peningkatan kemampuan memahami cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) 3) Data hasil tes kemampuan siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah, digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami cerpen. Siklus I Dalam perencanaan siklus I ini, peneliti dan guru pengajar berkolaborasi melakukan persiapan. Peneliti menyusun RPP (rencana program pembelajaran), lembar observasi, tes, dan lembar penilaian memahami cerpen, sedangkan guru pengajar mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Pembelajaran memahami cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 176
Pair Share) berdasarkan RPP yang sudah disusun pelaksanaannya dapat dijabarkan sebagai berikut.Pada awal pelaksanaan pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan guru dan melakukan tanya jawab dengan guru tentang memahami cerpen dengan topik pembahasan memahami unsur intrinsik cerpen, lalu memberikan naskah cerpen berjudul ”Belalang dan Semut”.Pada bagian inti atau pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share), guru memberikan permasalahan yaitu mencari tahu unsur intrinsik dan meminta siswa untuk menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri tentang pengertian unsur intrinsik, bagian-bagian unsur intrinsik dan mencari unsur intrinsik dalam cerpen yang dibagikan oleh guru, pada saat itu siswa diberikan waktu berkisar 15 menit, setelah itu guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan hasil jawaban masingmasing untuk mendapatkan kesatuan konsep, selanjutnya guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi dengan keseluruhan kelas dan dibuka kesempatan bagi siswa yang lain untuk menambahkan atau menyanggah pendapat siswa yang dikemukakan sampai ditemukan kesimpulan jawaban yang disepakati bersama. Selanjutnya guru memberikan tugas pekerjaan kelas untuk memahami cerpen dengan menjawab unsur intrinsik yang meliputi; (1) tema, (2) tokoh utama dan sampingan, (3) perwatakan, (4) setting, dan sudut pandang cerita. Selanjutnya siswa saling mengukur hasil tulisannya dengan teman sebangku dan mengoreksi dan memberikan penilaian terhadap tulisan teman sebangku.Pada bagian penutup, siswa dengan bantuan guru
menyimpulkan hasil memahami cerpen yang baik khususnya dalam memahami unsur intrinsik dalam cerpen dan siswa mencatat hal-hal yang penting tentang memahami cerpen kemudian siswa mengumpulkan hasil karyanya.Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan observasi aktivitas siswa di kelas. Aktivitas yang diamati yaitu: Berpendapat, mengerjakan tugas, dan kerja sama.Di akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil pembelajaran. Hasil penelitian terhadap aktivitas guru siklus I masih kurang, karena pada hasil observasi kegiatan guru ditemukan informasi bahwa guru masih banyak kekurangan. Menurut peneliti, (1) dalam menyampaikan tujuan dan motivasi sudah cukup, karena ketika memulai pembelajaran, guru sudah menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran, (2) kemampuan menyajikan informasi juga cukup karena sudah memberikan penerangan terhadap materi dengan cukup jelas, namun pada poin yang ke (3) kemampuan mengorganisasikan siswa kedalam pasangan belajar, guru kurang memperhatikan apakah siswa sudah berpasangan atau belum, dan mengawasi apakah siswa sudah benar-benar melakukan sharing atau belum dan (4) evaluasi terhadap proses KBM masih kurang, serta untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif serta kelompok yang aktif dinilai cukup. Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran peningkatan kemampuan memahami cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada siklus I masih belum maksimal, siswa masih kurang
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 177
bersemangat dalam belajar. Selain itu, keaktifan siswa juga masih kurang dan siswa masih kurang percaya diri dalam bertanya, dan berpendapat. Dari 20 siswa terdapat 10 siswa yang berpendapat dengan rincian 3 berpendapat baik, 4 siswa berpendapat cukup, dan 3 siswa yang berpendapatkurang. Terdapat juga 16 siswa yang kerja sama dengan rincian 5 siswa dengan katagori baik, 11 siswa dengan katagori cukup. Dan 20 siswa mengerjakan tugas pelatihan yang diberikan oleh guru. Pada umumnya siswa harus ditunjuk oleh guru untuk berpendapat. Perlu adanya peningkatan pembelajaran karena tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) adalah memotivasi siswa untuk lebih giat belajar, berani berpendapat, dan mampu bekerja sama dengan temannya. Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas Kelas VIII MTs Ar Rahmah mendapat nilai 61,5 pada pembelajaran memahami cerpen dengan menganalisis unsur intrinsik. Nilai tes pada siklus I ini masih belum memenuhi KKM yaitu 70, untuk itu perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Pada proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diperoleh informasi dari hasil penelitian sebagai berikut: (1) siswa kurang mengajukan pendapat pada guru hal ini disebabkan sebagian siswa masih belum memahami sepenuhnya penjelasan dari guru, selain itu siswa malu untuk berpendapat karena takut salah dan di ejek oleh temantemannya, (2) selama proses belajar mengajar siswa juga masih banyak yang kurang memperhatikan penjelasan guru, terbukti masih ada yang bermalas-
malasan dengan tidur-tiduran, berbicara dengan teman sebangku atau dibelakangnya, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu, misalnya mengetuk-ngetuk meja, dan menggambar, (3) pada pertemuan pertama, guru kurang menguasai kelas sehingga beberapa siswa tidak terlalu peduli terhadap penjelasan guru, (4) guru tidak menjelaskan secara rinci aturan main model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) sehingga siswa masih banyak yang terlihat bingung dan bertanya-tanya kepada temannya, (5) guru terlalu terpaku pada waktu, sehingga kegiatan pembelajaran cenderung terlihat tergesagesa untuk memenuhi target waktu, (6) guru kurang memberi motivasi dan memberikan informasi tentang pentingnya pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kurang aktif karena guru kurang berperan maksimal dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share), sehingga pada siklus berikutnya diperlukan perbaikan baik pada aktivitas siswa maupun pada aktivitas guru. Siklus II Perencanaan penelitian pada siklus II ini, peneliti dan pengajar tetap berkolaborasi melakukan segala persiapan. Peneliti menyusun RPP, menyiapkan materi pelajaran, menyiapkan lembar observasi, dan tes. Dan guru pengajar lebih mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Pada pelaksanaan pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan guru dan melakukan tanya jawab tentang memahami cerpen, pada kesempatan
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 178
ini guru lebih dalam dan rinci menjelaskan bagaimana cara memahami cerpen khsusnya menganalisi unsur intrinsik cerpen. Pada bagian inti atau pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) untuk meningkatkan kemampuan memahami cerpen, guru memberikan naskah berupa cerpen yang berjudul Belalang dan Semut, kemudian guru memberikan tugas untuk menemukan unsur intrinsiknya yang berupa; (1) tema, (2) tokoh utama dan sampingan (3) perwatakan, (4) setting, (5) sudut pandang tokoh dengan dengan waktu sekita kurang lebih 15 menit. Lalu guru memerintahkan siswa untuk berpasangan dengan teman sebanku, selanjutnya secara berpasangan mendiskusikan hasil kerjanya masingmasing untuk di satukan. Pada tahap selanjutnya, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan hasil jawabannya kepada teman-temanya yang lain, dan memberi kesempatan kepada siswa lain untuk memberi komentar, baik memberikan tambahan, membenarkan, atau menyanggah. Selanjutnya guru memberikan tugas pekerjaan kelas untuk memahami cerpen yang berjudul “Belalang dan Semut” sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh guru. Pada bagian penutup, siswa dengan bantuan guru membahas hasil belajar tentang memahami cerpen yang sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai dan siswa serta mencatat hal-hal hal yang penting tentang memahami cerpen, serta menanyakan kesulitankesulitan yang ditemui siswa, setelah itu siswa diperitahkan mengumpulkan hasil karyanya. Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti
melakukan observasi aktivitas siswa di kelas. Aktivitas yang diamati yaitu: berpendapat, mengerjakan tugas dan kerja sama. Hasil penelitian aktifitas guru pada siklus II sudah lebih baik daripada siklus I, karena sudah ada peningkatan yang bersifat positif dibandingkan pada siklus I. Menurut peneliti yaitu dari aspek skenario pembelajaran aktifitas guru pada siklus II sudah hampir semuanya dilaksanakan, dengan cukup baik. Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran peningkatan kemampuan memahami cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Dari 20 siswa terdapat 11 siswa yang berpendapat dengan rincian 5 berpendapat baik, 4 siswa berpendapat cukup, dan 2 siswa yang berpendapat kurang. Terdapat juga 20 siswa yang kerja sama dengan rincian 16 siswa dengan katagori baik, 4 siswa dengan katagori cukup. Dan 20 siswa mengerjakan tugas pelatihan yang diberikan oleh guru. Dari uraian di atas tersebut tampak bahwa aktifitas yang dominan muncul dalam pembelajaran siklus II tetap aktifitas mengerjakan tugas dan kerjasama. Dari hasil observasi aktifitas siswa menunjukkan ke arah perubahan yang lebih positif. Aktifitas siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil observasi siklus I. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas VIII MTs Ar Rahmah mendapat nilai 84,25 pada pembelajaran memahami cerpen dengan menganalisis unsur intrinsiknya.Nilai tes pada siklus satu ini sudah ada peningkatan karena pada
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 179
siklus satu hanya mencapai nilai ratarata 61,5. Nilai tersebut sudah melebihi KKM pada materi tersebut yaitu nilai rata-rata 84,5. Pada proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diperoleh informasi dari hasil penelitian sebagai berikut: (1) guru sudah mulai menguasai kelas, hal ini terbukti pada siklus II ini tidak nampak siswa yang tidur-tiduran, berbicara dengan temannya diluar materi ketika guru memberi penjelasan dan nampak siswa lebih serius ketika mengerjakan tugas, berdiskusi dengan temannya, dan ketika mempersentasikan hasil kerjanya, (2) siswa cukup aktif mengajukan pertanyaan kepada guru apabila tidak mengerti atau tidak jelas, karena siswa selalu dimotivasi oleh guru apabila masih kurang memahami penjelasan guru dan tidak usah malu kepada teman-temannya bila akan bertanya, (3) siswa cukup aktif dalam berpendapat karena guru tidak lagi terpaku pada waktu, dan tidak tergesagesa dalam melaksanakan pembelajaran walaupun sebenarnya guru tetap mengikuti alokasi waktu yang ditargetkan. Berdasarkan uraian pada siklus II maka dapat diketahui bahwa siswa perkembangan siswa dalam memahami cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) sudah baik, hal tersebut bisa dilihat dari hasil observasi guru, hasil observasi siswa, dan hasil tes kemampuan memahami cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Berdasarkan Hasil observasi aktivitas guru pada tiap siklus sudah mengalami peningkatan.
Hasil penelitian mengenai peningkatan kemampuan memahami cerpen dengan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dilakukan sebanyak dua siklus mengalami peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat dari aktivitas guru selama dua siklus adalah sebagai berikut: pada siklus I aktivitas guru yang dilakukan dalam proses belajar mengajar mendapatkan nilai C 8 dan K 2, untuk siklus I rata-rata 10/6= 1,7 bernilai cukup dan (2) pada siklus II mendapatkan nilai B 9 , nilai C 6 dan nilai K 0 rata-rata 15/6= 2,5 =3 (baik). Melihat perkembangan frekuensi penelitian guru pada siklus I sampai dengan II maka aktivitas guru bernilai positif karena meningkat dari sklus sebelumnya. Dari observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode TPS mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai dengan siklus II. Berdasarkan analisis data, hasil penelitian aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada materi memahami cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) selama siklus I sampai dengan siklus III mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada siklus I sebesar 46, dan siklus II sebesar 51 aktivitas. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh pada saat pembelajaran memahami cerpen dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dilakukan selama dua siklus mendapat hasil sebagai berikut: Pada siklus I hasil pembelajaran rata-rata kelas sebesar 61,5. Pada siklus II hasil pembelajaran rata-rata kelas sebesar 84,25. Berdasarkan hasil tes
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 180
kemampuan memahami cerpen dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada tiap-tiap siklus mengalami peningkatan pada siklus I mendapatkan nilai rata-rata 61,5, dan selanjutnya pada siklus II mendapatkan nilai rata-rata 84,25. Hal tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan kemampuan memahami cerpen. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami cerpen kelas VIII MTs Ar Rahmah dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, dan tiap siklus terdiri dari perencanaan, implementasi, dan refleksi. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan interaksi belajar siswa dengan cara berfikir mandiri, berpasangan untuk berdiskusi dan prensentasi. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII MTs Ar Rahmah hal ini dapat dilihat dari jumlah aktivitas siswa yang mengalami kenaikan positif yaitu pada siklus I terdapat 38 aktivitas, pada siklus II naik menjadi 46 aktivitas. Aktivitas siswa meliputi aktivitas berpendapat, bekerjasama dan mengerjakan tugas. Hasil tes siswa juga demikian, mengalami kenaikan positif, yaitu pada siklus 1 nilai rata-rata siswa sebesar 61,5 dan pada siklus II mengalami kenaikan yaitu mendapat nilai rata-rata sebesar 84,25.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis dapat memberi saran sebagai berikut. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode TPS (think paire share) dapat meningkatkan kemampuan memahami cerpen. Guru seharusnya dapat memotivasi siswa agar lebih aktif belajar dan dapat meningkatkan pembelajaran. Guru seharusnya menciptakan interaksi yang menyenangkan atau menantang sehingga siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 2007. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo Ampera, Taufik. 2010. Pengajaran Sastra Teknik Mengajar Sastra Anak Berbasis Aktivitas. Bandung: Widya Padjadjaran Aqib, Zainal Dkk. 2009.Penelitian Tindakan Kelas Untuk SMP,SMA,SMK. Bandung: Yrama Widya Arikunto, Suharsimi.dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelask. Jakarta: PT. Bumi Aksara Djamarah, Syaiful Bahri.dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Fananie, Zainuddin. 2000. TelaahSastra. Surakarta: Universitas Muhammadyah Press Khorudin.2010. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Yogjakarta:Lentera Ilmu Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Alfabeta Santosa, Wijaya dan Sri Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 181
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Suprijono, Agus. 2009. Cooperarative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suwandi, Sarwiji. 2009.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : Yuma Pustaka Suyatno.2004.Teknik Pembelajarn Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC Tarigan, Henry Guntur. 1984. PrinsipPrinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Trianto. 2007. Model Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Trianto. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach). Jakarta: Prestasi Pustakakarya Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogjakarta: Pustaka
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 182