Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
ISSN 2442-6350
IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Naniek Sulistya Wardani1 1Program
Studi S1 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana E-mail :
[email protected] ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan teknik penilaian autentik pada perkuliahan Kajian IPS SD tipe TPS mahasiswa S1 PGSD FKIP UKSW semester 1 tahun 2014-2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menjelaskan pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan pada perkuliahan Kajian IPS melalui model perkuliahan tipe TPS. Variabel yang digunakan adalah langkahlangkah model perkuliahan TPS dan rubrik penilaian autentik. Subyek penelitian mahasiswa PGSD kelas RS 13 C, sebanyak 31 mahasiswa. Teknik pengumpulan data adalah observasi dengan instrumen lembar observasi dan rubrik penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik penilaian autentik dalam pembelajaran tipe TPS dapat menuntaskan belajar Kajian IPS SD mahasiswa dengan KKM ≥ 7,0 mencapai 100 %, adalah terbukti, yang nampak dalam mengimplementasikan teknik penilaian autentik melalui model perkuliahan Kajian IPS tipe TPS dengan 6 (enam) langkah perkuliahan yaitu mahasiswa menyimak materi pembelajaran tematik, mahasiswa berfikir kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik, mahasiswa berdiskusi dengan pasangannya, mahasiswa mengemukakan kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik, mahasiswa menyimak pengarahan pembelajaran tematik dan mahasiswa membuat kesimpulan. Hasil dari teknik penilaian autentik meliputi penilaian aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan, adalah skor 7.00-7,50 mencapai 6,45 % dari seluruh mahasiswa; skor 7,51-8,00 mencapai 38.71% dari seluruh mahasiswa; skor 8,01-8,50 mencapai 41,93% dari seluruh mahasiswa; dan skor 8.51-9,0 mencapai 12,90% dari seluruh mahasiswa.
I.
Kata Kunci: Konsep Dasar IPS, model pembelajaran IK, jigsaw dan TPS PENDAHULUAN dalam kelas, yang mendasarkan adanya Implementasi
dan
pelaksanaan
perubahan
filsafat
pendidikan
dari
amanat UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
paradigma lama yang menekankan pada
Undang-Undang
Pendidikan
behaviouristic ke paradigma baru yang
Nasional, UU Nomer 14 tahun 2005 tentang
menekankan pada constructivistic, yang
Guru
menuntut
dan
Dosen,
Sistem
dan
Permendiknas
dosen
untuk
mendesain
Nomer 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi
perkuliahan dengan merubah kurikulum
Guru, dan PP 049 tentang SNPT perlu
dari kurikulum berbasis isi (content based
diwujudkan peningkatan kompetensi profesi
curriculum)
guru dan dosen dalam bidang pendidikan
kompetensi
dan publikasi karya ilmiah.
curriculum).
Peningkatan profesi dosen dilakukan melalui
perkuliahan
yang
dilaksanakan
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 71-78
kurikulum
ke
kurikulum
berbasis
(competency
based
Harapan ini
untuk
dari
perubahan
menghasilkan
mahasiswa yang siap bersaing (kompetitif).
79
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN 2442-6350
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
Adanya perubahan paradigma lama yang
kuliah ini, telah menerapkan pembelajaran
menekankan pada perilaku (behaviouristic)
dengan
yang berpola teaching-testing ke paradigma
belajar,
baru
pembelajaran
yang
menekankan
pada
proses
melibatkan dan
mahasiswa
menggunakan yang
untuk model
bervariasi
sesuai
(constructivistic) yang berpola learning-
dengan tujuan perkuliahannya. Namun,
continous improvement, yang tentu saja
bagaimana
akan berimplikasi terhadap penilaian yang
dengan menggunakan model pembelajaran
dilakukan, membawa konsekuensi pada
tipe
desain
penelitian, begitu pula penilaian autentik
pembelajaran
peserta
didik
dalam
yang
melibatkan
belajar.
Desain
menerapkan
TPS
sering
belum
mahasiswa,
model
implementasi
pembelajaran
seperti
model
pernah
dilakukan
pembelajaran seperti ini banyak memiliki
perkuliahan
dalam
namun
dilakukan
penilaian
penelitian
penilaian
tentang
autentik
belum
pembelajaran tipe think-pair-share (TPS),
pernah
jigsauw, number head together (NHT),
penilaian
team game tournament (TGT) dan masih
pembelajaran tipe TPS perlu dilakukan.
dilakukan,
sehingga
autentik
efektifitas
terhadap
model
Mendasarkan permasalahan tersebut
banyak lagi model pembelajaran. Tentu saja, pelaksanaan pembelajaran dengan
di
atas,
maka
permasalahan
mengikuti model tertentu, akan membawa
dirumuskan adalah : ’Bagaimanakah cara
konsekuensi dalam penilaiannya.
mengimplementasikan
teknik
yang
penilaian
perubahan
autentik pada perkuliahan Kajian IPS SD
paradigma, kurikulum 2013 menekankan
tipe TPS mahasiswa S1 PGSD FKIP
penilaian
UKSW pada semester 1 tahun 2014-2015’.
Sejalan
dengan
autentik
pada
pembelajaran.
Teknik
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Penilaian
Autentik
pada
Perkuliahan Kajian IPS tipe TPS Ilmu
66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian
Pengetahuan
Sosial
(IPS)
Pendidikan menyatakan bahwa Penilaian
merupakan salah satu mata pelajaran yang
autentik merupakan
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
dilakukan menilai
penilaian
yang
secara komprehensif
untuk
mulai
dari
masukan
SMP/MTs/SMPLB.
IPS
mengkaji
(input),
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
generalisasi yang berkaitan dengan isu
Sistem perkuliahan mahasiswa S1
sosial (Permendiknas No 22 Tahun 2006
PGSD FKIP UKSW adalah sistem kredit
tentang Standar Isi). Mendasarkan definisi
paket artinya bahwa mata kuliah yang
IPS,
ditawarkan pada semester itu harus di
perkuliahan kajian IPS adalah mahasiswa
ambil semua. Pada semester 1 tahun
dapat
2014/2015 mahasiswa S1 PGSD angkatan
dalam kurikulum 2013. Untuk mencapai
2013 kelas RS 13 C mengambil mata kuliah
kompetensi tersebut, perkuliahan didesain
kompetensi
mengkaji
yang
dicapai
pembelajaran
dalam
tematik
Kajian IPS SD. Dalam perkuliahan mata
80
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
ISSN 2442-6350
menggunakan model pembelajaran tipe
(Fernandes
TPS.
evaluasi Pembelajaran
pendekatan adalah
bahwa
merupakan
proses
penggambaran, pencarian, dan pemberian
(TPS)
informasi yang sangat bermanfaat bagi
melibatkan
pengambil keputusan dalam menentukan
Think-Pair-Share yang
mengatakan
tipe
kooperatif
pembelajaran
1984)
peserta didik untuk berfikir, berdiskusi
alternatif
dengan pasangannya dan hasil diskusi di
alternative).
share kan kepada teman-teman di kelas.
dikutip oleh Mardapi, D. (2004) menyatakan
Struktur
bahwa
pembelajaran
TPS
memiliki
keputusan
(judgement
Sedangkan
evaluasi
Tyler
seperti
merupakan
proses
langkah-langkah yang ditetapkan secara
penentuan sejauh mana tujuan pendidikan
eksplisit untuk memberi peserta didik waktu
telah
lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan
merupakan proses untuk memberi makna
saling membantu satu sama lain. Adapun
atau
langkah-langkah pembelajaran TPS adalah
pengukuran, dengan cara membandingkan
sebagai berikut:
angka hasil pengukuran tersebut dengan
1.
Guru menyampaikan inti materi dan
Siswa diminta untuk berfikir tentang
kriteria
sebelum
guru (think)
ditetapkan
Siswa
(Pairing)
diminta teman
kualitas
tertentu.
hasil
Kriteria
dari
proses
itu
sebagai dan
hasil
proses
pengukuran
setelah
pengukuran.
Kriteria
atau
pelaksanaan
ini
dapat
berupa
sebelahnya
proses atau kemampuan minimal yang
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan
dipersyaratkan seperti KKM, atau batas
hasil pemikiran masing-masing
keberhasilan,
dapat
kemampuan
rata-rata
4.
dengan
berpasangan
evaluasi
pembelajaran tersebut dapat ditentukan
materi/permasalahan yang disampaikan
3.
Artinya,
menetapkan
pembanding
kompetensi yang ingin dicapai 2.
tercapai.
Guru memimpin pleno kecil diskusi,
tiap
kelompok
mengemukakan
hasil
diskusinya Sharing (berbagi) 5.
Berawal
dari
kegiatan
pula unjuk
berupa kerja
kelompok, atau berbagai patokan yang lain. Kriteria yang berupa batas kriteria minimal
tersebut
yang telah ditetapkan sebelum pengukuran
mengarahkan pembicaraan pada pokok
dan
permasalahan dan menambah materi
Penilaian Acuan Patokan atau Penilaian
yang belum diuangkapkan para siswa
Acuan Kriteria (PAP/PAK).
6.
Guru memberi kesimpulan
7.
Penutup Dalam
pelaksanaan
bersifat
Penilaian
mutlak
disebut
sebagai
dengan
proses
pengumpulan dan pengolahan informasi pembelajaran
untuk mengukur pencapaian hasil belajar
dengan model pembelajaran tipe TPS,
peserta
dilakukan penilaian. Penilaian juga disebut
otentik, penilaian diri, penilaian berbasis
dengan evaluasi. Evaluasi berasal dari kata
portofolio,
evaluation (bahasa Inggris). Stufflebeam
ulangan tengah semester, ulangan akhir
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
didik
mencakup:
ulangan,
ulangan
penilaian
harian,
81
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN 2442-6350
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
penilaian
mutu tingkat kompetensi, ujian
bersifat
hasil utuh
nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
mencakup
Penilaian
pengetahuan,
penilaian
otentik
yang
merupakan
dilakukan
secara
belajar dan
dilakukan
dan
menyeluruh,
yakni
masukan
mengukur
sikap,
keterampilan
secara
teknik penilaian
proses,dan keluaran
didik
kompetensi
komprehensif untuk menilai mulai dari (input),
peserta
yang
berimbang. Untuk itu yang dilakukan untuk
kompetensi
sikap
dapat
(output) pembelajaran (Permendikbud No
dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian).
penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik
“teman
evaluation)
sejawat”(peer
dan
jurnal,
dengan
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
menggunakan instrumen untuk observasi,
berikut.
penilaian diri, dan penilaian antarpeserta
1. Objektif, berarti penilaian berbasis
2.
penilaian
faktor subjektivitas penilai.
rubrik,
Terpadu,
berarti
penilaian
dilakukan
oleh
atau
skala
scale)
yang
disertai
pada
jurnal
berupa
sedangkan
Teknik penilaian
yang dilakukan
terencana, menyatu dengan kegiatan
untuk mengukur kompetensi pengetahuan
pembelajaran,
dapat
dan
dan
perencanaan,
efektif
dalam
pelaksanaan,
dan
tes
tulis,
soal
pilihan
tes lisan, dan
tes
ganda,
tulis
isian,
berupa jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Instrumen
uraian dilengkapi
pedoman penskoran. Instrumen tes lisan
pelaporannya. Transparan, penilaian,
melalui
penugasan. Instrumen
Ekonomis, berarti penilaian yang efisien
berarti
kriteria
prosedur
penilaian,
dan
berupa daftar pertanyaan dan instrumen penugasan
berupa
pekerjaan
rumah
dasar pengambilan keputusan dapat
dan/atau projek yang dikerjakan secara
diakses oleh semua pihak.
individu
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan pihak
internal
eksternal
sekolah
untuk
aspek
maupun teknik,
Edukatif,
berarti
dan
kelompok
Teknik penilaian
sesuai dengan
yang dilakukan
untuk mengukur kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu yang
mendidik
atau
karakteristik tugas.
kepada
prosedur, dan hasilnya. 6.
(rating
cek
catatan pendidik.
secara
berkesinambungan.
4.
adalah daftar
pada standar dan tidak dipengaruhi
pendidik
3.
didik
menuntut
peserta
mendemonstrasikan suatu dengan
penilaian didik
kompetensi
memotivasi peserta didik dan guru.
tertentu
menggunakan
tes
Enam prinsip dalam penilaian menjadi
praktik, projek, dan penilaian portofolio.
penilaian.
Instrumen yang digunakan berupa daftar
Mendasarkan pada prinsip penilaian, maka
cek atau skala penilaian (rating scale) yang
fokus
82
dalam
melakukan
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 dilengkapi rubrik. Tes
ISSN 2442-6350
praktik
adalah
1. Mahasiswa
menyimak
materi
penilaian yang menuntut respon berupa
pembelajaran tematik dalam kurikulum
keterampilan melakukan suatu aktivitas
2013
atau
dicapai
perilaku
sesuai
kompetensi. Projek belajar
(learning
dengan tuntutan
adalah tasks)
tugas-tugas
yang
meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
secara
tertulis maupun lisan
dan
3. Mahasiswa
pemikiran
cara
kelebihan
karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif
mengetahui
minat,
untuk
perkembangan,
dan
4. Mahasiswa diskusi
yang
mencerminkan
kepedulian peserta
Dalam penilaian berbasis kompetensi
oleh
pleno
kecil
dosen,
tiap
mengemukakan
5. Mahasiswa
menyimak
hasil
pengarahan
dosen tentang pembelajaran tematik 6. Mahasiswa
didik terhadap lingkungannya.
tentang kelemahan
melakukan
dipimpin
diskusinya
tersebut dapat berbentuk tindakan nyata
hasil
pembelajaran tematik
didik dalam kurun waktu tertentu. Karya
kreativitas
mengutarakan
dan
pasangan
dan/atau
berpasangan
masing-masing
peserta
prestasi,
berdiskusi
dengan teman sebelahnya (kelompok 2
adalah penilaian yang dilakukan dengan seluruh
akan
dan kelemahan pembelajaran tematik
orang)
kumpulan
yang
2. Mahasiswa diminta berfikir kelebihan
dalam waktu tertentu. Penilaian portofolio
menilai
kompetensi
dan
dosen
memberi
kesimpulan
ini, ada pergeseran penilaian dari yang
Penilaian dilakukan menggunakan teknik
hanya melalui tes (mengukur kompetensi
penilaian
pengetahuan
penilaian
menuju
berdasarkan
penilaian
kompetensi
otentik
sikap,
hasil)
saja,
(mengukur
pengetahuan,
dan
autentik sikap,
yang
meliputi
pengetahuan
dan
keterampilan. Untuk menilai aspek sikap digunakan
teknik
observasi,
aspek
keterampilan berdasarkan proses dan hasil
pengetahuan dengan tes uraian dan
belajar) dengan menggunakan teknik tes
aspek keterampilan dengan observasi.
dan teknik non tes (porfolio). Jadi dalam
Rubrik penilaian sikap
pembelajaran,
proses
sikap religius (menghayati karunia Tuhan
belajar dan output dengan menggunakan
dengan berdoa), dan sikap sosial terdiri
authentic assesment.
tanggung jawab dan kerja sama, bobot 3
guru
melakukan
yang terdiri dari
Instrumen penilaian aspek pengetahuan II.
RANCANGAN IMPLEMENTASI
melalui butir instrumen bobot 10 Rubrik penilaian keterampilan (presentasi)
Perancangan pelaksanaan pembelajaran
yang meliputi kemampuan presentasi,
kooperatif
kemampuan bertanya, dan kemampuan
tipe
TPS
adalah
sebagai
berikut:
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
menjawab bobot 3
83
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN 2442-6350
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
Rubrik Penilaian Keterampilan (Diskusi)
mendengarkan,
yang
berkontribusi, bobot 4.
meliputi
mengomunikasikan,
berargumentasi,
dan
Skor akhir adalah total skor dibagi 2
Tabel 1. Kisi-kisi Penilaian
Pengukuran
Langkah- Langkah Pembelajaran Tipe TPS
Sikap 1. Menyimak materi pembelajaran tematik
2. Berfikir kelebihan pembelajaran tematik
dan
Pengetahuan
Ketrampilan
Doa
kelemahan
3. Diskusi berpasangan
Kerja sama
Komunikasi Mendengarkan Berargumentasi Berkontribusi
4. Mengemukakan kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik
Presentasi Bertanya Menjawab
5. Menyimak pengarahan pembelajaran tematik
6. Membuat kesimpulan
Tanggung jawab
Butir Instrumen
1. Silabus mata kuliah. Mata kuliah III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian
Hasil Implementasi Teknik Penilaian
membekali
mahasiswa
Autentik pada Perkuliahan Kajian IPS SD
mahasiswa
mampu
tipe TPS
substansi
dan
metodologi
TPS
keilmuan
IPS
yang
yang
pembelajaran IPS SD.
Model merupakan
pembelajaran model
tipe
pembelajaran
dikembangkan Dosen mata kuliah kajian IPS
SD.
Pengembangan
Kajian IPS SD terdiri dari
pembelajaran
2. Satuan
IPS
SD
Acara
bertujuan
untuk agar
mengkaji dasar
mendukung
Perkuliahan
(SAP)
beserta perangkat pembelajaran. SAP yang dikembangkan terdiri dari kajian kurikulum, kajian materi, kajian model
84
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
ISSN 2442-6350
dan pendekatan pembelajaran, kajian
pembelajaran
media pembelajaran, kajian sumber
membuat kesimpulan. Dalam pelaksanaan
belajar
penelitian,
IPS
dan
kajian
evaluasi
tematik
subyek
dan
mahasiswa
penelitian
yang
berjumlah 31 hadir semua. Semua aktivitas
pembelajaran IPS. yang
perkuliahan, dilakukan dengan baik oleh
hendak dicapai adalah mahasiswa mempu
mahasiswa, meskipun dalam pemahaman
mengkaji
dalam
materi, dosen masih banyak memberi
kurikulum 2013. Perkuliahan dilaksanakan
arahan, sehingga pola pikir mahasiswa
dengan menggunakan desain perkuliahan
menjadi jelas. Dengan demikian, maka
tipe TPS. Pada pelaksanaan perkuliahan
perkuliahan tipe TPS dilaksanakan secara
dilakukan
efektif pada perkuliahan Kajian IPS SD.
Dalam
penelitian
ini
kompetensi
pembelajaran
tematik
observasi
pelaksanaan
perkuliahan untuk mengamati kesesuaian
Hasil pelaksanaan penilaian autentik
langkah-langkah
Penilaian
perkuliahan
dengan
autentik
dilakukan
secara
rancangan perkuliahan. Dari hasil observasi
menyeluruh yakni meliputi aspek sikap,
menunjukkan
aspek pengetahuan dan aspek ketrampilan.
melakukan
bahwa,
dosen
langkah-langkah
telah
Aspek sikap
perkuliahan
mengukur keterlibatan
sesuai yang dirancang yakni melaksanakan
mahasiswa dalam setiap aktivitas yakni
6 langkah yaitu mahasiswa menyimak
aktivitas berdoa pada awal dan akhir
materi pembelajaran tematik, mahasiswa
perkuliahan,
berfikir
kelemahan
kerjasama.
mahasiswa
dilakukan
kelebihan
pembelajaran
dan
tematik,
tanggung
jawab
dan
Hasil
pengamatan
yang
dengan
menggunakan
rubrik
pasangannya,
penilaian untuk aspek sikap adalah seperti
mahasiswa mengemukakan kelebihan dan
yang disajikan melalui tabel 2 sebagai
kelemahan
pembelajaran
berikut:
mahasiswa
menyimak
berdiskusi
dengan
tematik, pengarahan
Tabel 2. Rubrik Penilaian Sikap Sosial Sikap
Spiritual (Berdoa) Tanggung Jawab Kerjasama
Skor
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
3
6
19,35
3
9,68
4
12,90
4
25
80,65
28
90,32
27
87,10
Jumlah
31
100
31
100
31
100
Data : primer; Fre = frekuensi (mahasiswa) Penilaian autentik untuk sikap dan
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
85
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN 2442-6350
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 mendiskusikan keleahan dan kelebihan
ketrampilan menggunakan skor 1-4, skor 1 jika aktivitas yang dilakukan kurang
pembelajaran
baik; skor 2 jika aktivitas yang dilakukan
perkuliahan
cukup baik; skor 3 jika aktivitas yang
pembelajaran
dilakukan baik; dan skor 4, jika aktivitas
bentuk tanggung mahasiswa. Sikap sosial
yang
mahasiswa
dilakukan
amat
baik.
Dengan
tematik, saat
dan
membuat
tematik
yang
kesimpulan
yang
berupa
kegiatan
merupakan
kerja
sama,
penskoran,
nampak 90,32 % mahasiswa dapat bekerja
nampak dari tabel 2, bahwa aktivitas yang
sama dengan baik, sedangkan yang 9,68 %
dilakukan mahasiswa memperoleh skor
mahasiswa dapat bekerja sama dengan
antara 3-4
amat baik. Hal ini merupakan sikap yang
menggunakan
pedoman
yang artinya aktivitas yang
positif,
dilakukan adalah baik (3) dan amat baik (4).
dan
modal
untuk
mencapai
untuk
kesuksesan. Sikap sosial mahasiswa yang
mengukur sikap religius mahasiswa, untuk
berupa tanggung jawab, nampak 87,10 %
menghayati karunia Tuhan, diukur melalui
mahasiswa dapat bekerja sama dengan
aktivitas berdoa mahasiswa pada awal
baik, sedangkan yang 12,90 % mahasiswa
perkuliahan dan akhir perkuliahan. Pada
dapat bertanggung jawab dengan amat
aktivitas ini, nampak dari 31 mahasiswa,
baik. Hal ini merupakan sikap yang positif,
80,65 % mahasiswa berdoa secara amat
dan modal untuk mencapai kesuksesan.
Aktivitas
yang
dilakukan
Penilaian
baik, sedangkan sisanya yang 30,35 %
autentik
yang
dilakukan
melakukan berdoa dengan baik. Hal ini
terhadap ketrampilan mahasiswa ada 3
menunjukkan, bahwa mahasiswa dapat
yakmi
bersikap menghayati karunia Tuhan.
ketrampilan
ketrampilan
presentasi
berdiskusi.
dan
Penilaian
Sikap yang lain, diamati dari sikap
presentasi dibedakan kedalam 3 indikator
sosial yang dimiliki mahasiswa. Sikap sosial
yakni ketrampilan presentasi, bertanya dan
diamati melalui kegiatan perkuliahan saat
menjawab.
melakukan
indikator disajikan melalui tabel 3 berikut
diskusi
berpasangan
yang
Hasil
dari
masing-masing
ini.
nampak dalam bentuk kerjasama ketika
Tabel 3 Rubrik Penilaian Ketrampilan Presentasi Sikap
Kemampuan Presentasi
Skor
Bertanya
Menjawab
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
3
24
77,42
16
51,61
19
61,29
4
7
22,58
15
48,39
12
38,71
Jumlah
31
100
31
100
31
100
Data : primer; Fre = frekuensi (mahasiswa)
86
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
ISSN 2442-6350
untuk
dengan baik, sedangkan yang 48,39 %
presentasi
mahasiswa trampil bertanya dengan amat
mahasiswa, nampak dari 31 mahasiswa,
baik. Hal ini merupakan ketrampilan yang
22,58 % mahasiswa berdoa secara amat
perlu ditingkatkan terus menerus, agar
baik, sedangkan sisanya yang 77,42 %
mahasiswa
melakukan presentasi dengan baik. Hal ini
perkembangan
menunjukkan, bahwa mahasiswa dapat dan
menjawab mahasiswa, nampak 61,29 %
berani untuk menyampaikan pendapat di
mahasiswa trampil menjawab pertanyaan
depan teman-teman di kelas. Ketrampilan
dengan baik, sedangkan yang 38,71 %
presentasi
yang
mahasiswa trampil menjawab pertanyaan
ketrampilan
bertanya
Aktivitas mengukur
yang
dilakukan
ketrampilan
lain,
diamati
dari
menjadi iptek.
ketrampilan
dengan amat baik.
menjawab yang dimiliki mahasiswa dalam
Mahasiswa
dan
kritis
terhadap Ketrampilan
juga
memiliki
merespon presentasi teman. Pengamatan
ketrampilan berdiskusi yang dilaksanakan
terhadap ketrampilan mahasiswa dilakukan
dalam
pada
berpasangan.
saat
presenternya
diskusi
kelas
masing-masing
dengan
%
mahasiswa
trampil
pembelajaran
Hasil
secara
diskusi
detail
dari
pengamatan kegiatan diskusi berpasangan
pasangan.
ini disajikan melalui tabel 4 berikut.
Ketrampilan bertanya mahasiswa, nampak 51,61
aktivitas
bertanya
Tabel 4.Rubrik Penilaian Ketrampilan Diskusi Ketrampilan
Trampil Komunikasi
Skor
Dengar
Argumentasi
Kontribusi
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Fre
%
3
14
45,16
18
58,07
27
87,10
23
74,20
4
17
54,84
13
41,93
4
12,90
8
25,80
Jumlah
31
100
31
100
31
100
31
100
Data : primer; Fre = frekuensi (mahasiswa) Aktivitas yang dilakukan untuk mengukur ketrampilan berdiskusi mahasiswa, indikator
yang
hendak
diamati
ada 4
baik
dengan
pasangannya,
sedangkan
yaitu
sisanya yang 45,16 % mahasiswa trampil
komunikasi, mendengarkan, argumentasi
berkomunikasi baik dengan pasangannya.
dan kontribusi. Aktivitas pengukuran ini
Hal ini menunjukkan, bahwa mahasiswa
dilakukan pada saat perkuliahan ketika
secara
dilakukan diskusi berpasangan. Dari tabel 4
dengan temannya di kelas.
Ketrampilan
nampak nampak dari 31 mahasiswa, 54,84
diskusi
ketrampilan
% mahasiswa trampil berkomunikasi amat
mendengarkan
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
terbuka
yang
trampil
lain
berkomunikasi
adalah
teman
yang
sedang
87
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN 2442-6350
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
berbicara, yang dilakukan pada saat diskusi
memberikan
kontribusi
berpasangan, nampak 58,07% mahasiswa
nampak
trampil mendengar pasangannya berbicara
berkontribusi dengan baik, sedangkan yang
dengan baik, dan 41,93% mahasiswa
25,80 % mahasiswa trampil berkontribusi
trampil mendengar pasangannya berbicara
dengan amat baik.
74,20
%
pengetahuan,
mahasiswa
trampil
Ketrampilan
Teknik penilaian autentik dengan melakukan
berargumentasi mahasiswa, nampak 87,10
pengukuran sikap (bobot 75%), ketrampilan
%
berargumentasi
presentasi (bobot 75%), dan ketrampilan
dengan baik, sedangkan yang 12,90 %
diskusi (bobot 100%), maka perolehan skor
mahasiswa trampil berargumentasi dengan
mahasiswa secara rinci disajikan melalui
amat baik. Ketrampilan mahasiswa dalam
tabel 5 berikut.
dengan
amat
mahasiswa
baik.
trampil
Tabel 5 Skor Autentik Sikap dan Ketrampilan Kajian IPS SD Ketrampilan
Skor Sikap
Skor
Frekuensi
Ketrampilan Presentasi %
Ketrampilan Diskusi
Frekuensi
%
Frekuensi
%
2,25
10
32,26
15
48,39
2,50
10
32,26
10
32,26
2,75
13
38,71
9
29,03
3
9,68
3,00
18
61,29
2
6,45
3
9,68
Jumlah
31
100
31
100
31
100
Data : Olahan; Fre = frekuensi (mahasiswa) demikian, maka sikap mahasiwa 61,29 % Dari tabel 5, nampak bahwa skor yang diperoleh mahasiswa adalah skor antara 2-3 artinya sikap dan ketrampilan mahasiswa adalah cukup baik sampai baik. Tentu hal ini tidak dapat dijadikan pedoman seperti tabel sebelumnya, karena pengaruh pembobotan yang
diberikan.
penyesuaian
Oleh
karena
kriteria
skor
itu,
ada
dengan
mendasarkan perolehan hasil pada tabel 1, 2 dan 3 yakni untuk sikap dan ketrampilan kriterianya menjadi 2,25 – 2,99 adalah baik dan skor 3 kriterianya amat baik. Dengan
88
adalah amat baik, ketrampilan presentasi mahasiswa 6,45 % adalah amat baik, dan ketrampilan berdiskusi mahasiswa 6,45 % adalah amat baik. Skor penilaian autentik ini diperoleh dari ratarata total skor non pengetahuan dan skor pengetahuan.
Skor
non
pengetahuan
diperoleh dari total skor sikap (75%), skor ketrampilan
presentasi
(75%)
dan
skor
ketrampilan diskusi (100%). Sedangkan skor pengetahuan diperoleh dari pengerjaan butir instrumen yang berupa tes uraian yang Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
ISSN 2442-6350
terdiri dari 5 butir instrumen. Dari hasil
Nampak pada tabel 5, distribusi skor dari
perhitungan skor non pengetahuan dan skor
masing-masing aspek yang tidak merata,
pengetahuan, nampak skor terendah dicapai
Hasil skor penilaian autentik akhir dari
sebesar 7 dan skor tertinggi sebesar 10.
mahasiswa, secara rinci disajikan melalui tabel
6
di
halaman
berikut
ini.
Tabel 6 Skor Penilaian Otentik Kajian IPS SD Skor
Ketrampilan
Non Pengetahuan Skor
Pengetahuan
Skor Akhir
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
7.00-7,50
12
38.71
5
16,13
2
6,45
7,51-8,00
9
29,03
12
38.71
8,01-8,50
6
19,35
12
38.71
13
41,93
8.51-9,0
4
12,90
14
45,16
4
12,90
Jumlah
31
100
31
100
31
100
Data : primer; Fre = frekuensi (mahasiswa) Mendasarkan
Dari tabel 6 nampak bahwa skor
pada
hasil
teknik
perolehan mahasiswa peserta mata kuliah
penilaian autentik yang dapat menuntaskan
Kajian IPS antara 7-9, tidak ada mahasiswa
belajar mahasiswa mencapai 100 % dalam
yang memperoleh skor 10. Dengan kriteria
pembelajaran TPS, adalah terbukti.
ketuntasan
minimal
(KKM)
7,
maka
mahasiswa peserta mata kuliah Kajian IPS IV.
SD, 100 % tuntas. Mendasarkan pada tabel 6 nampak bahwa
skor
akhir
yang
diperoleh
mahasiswa mengikuti kurve normal, artinya antara 80,64 % skor yang diperoleh 7,51-
KESIMPULAN Mendasarkan pada hasil penelitian dan
pembahasan, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Teknik
penilaian
autentik
dalam
8,5 (berada di tengah mencapai rata-rata);
pembelajaran tipe TPS dapat menuntaskan
antara skor 7 – 7,5 diperoleh 6,45 %
belajar Kajian IPS SD mahasiswa dengan
(berada di bawah) dan antara 8,51 – 9
KKM ≥ 7,0 mencapai
diperoleh
terbukti,
12,90
(berada
di
atas).
Ini
yang
100 %, adalah nampak
dalam
teknik
penilaian
menunjukkan kecenderungan kemampuan
mengimplementasikan
mahasiswa dalam perkuliahan Kajian IPS
autentik melalui model perkuliahan Kajian
SD tuntas secara seimbang antara aspek
IPS tipe TPS dengan 6 (enam) langkah
sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
perkuliahan yaitu mahasiswa menyimak materi pembelajaran tematik, mahasiswa
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90
89
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN 2442-6350 berfikir
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016
kelebihan
pembelajaran berdiskusi
dan
kelemahan
tematik, dengan
Stufflebeam, D. L., & Shinkfield, A. J. 1984. Sistematic
mahasiswa
kelemahan
pembelajaran
mahasiswa
menyimak
pembelajaran
tematik
dan
Boston:
Kluwer-Nijhoff Publishing.
pasangannya,
mahasiswa mengemukakan kelebihan dan
Evaluation.
Naniek
Sulistya
Wardani
dkk.
2010.
tematik,
Asesmen
Pembelajaran
SD.
pengarahan
Salatiga:
Widya
Sari
mahasiswa
membuat kesimpulan. Hasil dari teknik penilaian autentik meliputi penilaian aspek sikap,
pengetahuan
dan
ketrampilan,
adalah skor 7.00-7,50 mencapai 6,45 % dari seluruh mahasiswa; skor 7,51-8,00 mencapai 38.71% dari seluruh mahasiswa; skor 8,01-8,50 mencapai 41,93%
dari
seluruh mahasiswa; dan skor 8.51-9,0 mencapai 12,90% dari seluruh mahasiswa.
V.
KEPUSTAKAAN
Anonim, 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial : Buku Guru Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan Kebudayaan. -------------------------.
2005.
Peraturan
Pemerintah
No.19
Tahun
2005
tentang
Standar
Nasional
Pendidikan.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan Nasional. ------------------------. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan
Dan
Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor Tahun
2013
Penilaian Departemen
Tentang
Pendidikan.
66 Standar Jakarta:
Pendidikan
Dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Mardapi, D. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
90
Jurnal Profesi Pendidik Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 Halaman 79-90