Perbandingan Pola Distribusi 99mTc-CTMP dan 99mTc-MDP Pada Hewan Uji Sebagai Radiofarmaka Penyidik Tulang (Rizky Juwita Sugiharti,)
ISSN 1411 – 3481
PERBANDINGAN POLA BIODISTRIBUSI 99mTc-CTMP dan 99mTc-MDP PADA HEWAN UJI SEBAGAI RADIOFARMAKA PENYIDIK TULANG Rizky Juwita Sugiharti, Yana Sumpena, Misyetti Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri – BATAN Jl. Tamansari 71-Bandung Telp : 022-2503997 Fax : 022-2504081 e-mail :
[email protected] ABSTRAK PERBANDINGAN POLA BIODISTRIBUSI 99mTc-CTMP dan 99mTc-MDP PADA HEWAN UJI SEBAGAI RADIOFARMAKA PENYIDIK TULANG. 1,4,8,11-tetraaza cyclotetradecyl1,4,8,11-tetramethylene phosponic acid (CTMP) sebagai senyawa baru untuk penyidik tulang telah berhasil disintesis di PTNBR-BATAN Bandung yang kemudian ditandai dengan radioisotop 99mTc. Uji biodistribusi dari senyawa ini dilakukan pada mencit untuk mengetahui up take-nya di tulang dan organ-organ yang lain. Pada penelitian ini dilakukan juga uji biodistribusi radiofarmaka 99mTc-MDP sebagai pembanding untuk mengevaluasi kehandalan radiofarmaka 99m Tc-CTMP. Hasil uji biodistribusi memperlihatkan up take radiofarmaka 99mTc-CTMP pada tulang sebesar 3,57; 2,90; 4,14 dan 4,39 (%ID/g) masing-masing pada 1, 3, 5 dan 24 jam, hasil ini masih lebih rendah dibandingkan up take radiofarmaka 99mTc-MDP pada tulang sebesar 10,73; 10,12; 10,48; dan 5,95 (%ID/g) pada 1, 3, 5 dan 24 jam. Meskipun up take radiofarmaka 99m Tc-CTMP lebih rendah dibandingkan dengan 99mTc-MDP, radiofarmaka 99mTc-CTMP memiliki stabilitas in vivo yang lebih baik dari radiofarmaka 99mTc-MDP sehingga memberikan gambar pencitraan tulang yang lebih jelas dibandingkan dengan radiofarmaka 99mTc-MDP. Kata kunci : penyidik tulang, radiofarmaka,
99m
Tc-CTMP, biodistribusi
ABSTRACT COMPARISON OF 99mTc-CTMP AND 99mTc-MDP IN ANIMAL MODEL AS BONE IMAGING RADIOPHARMACEUTICAL. 1,4,8,11-tetraaza cyclotetradecyl-1,4,8,11tetramethylene phosponic acid (CTMP) as new agent for bone imaging have been synthesized and complexed with 99mTc. Biodistribution of this complex in mice were carried out and the uptake in bone and other soft tissue were detailed. A comparison of the biodistribution studies of the 99mTc-CTMP with the well-established radiopharmaceutical 99mTc-MDP was carried out for the purpose of evaluating the efficacy of the radiopharmaceutical preparation. The bone up take of 99mTc-CTMP complexes is 3.57, 2.90, 4.14 and 4.39 (%ID/g) at 1, 3, 5 and 24 hours respectively was lesser than those of 99mTc-MDP which was 10.73, 10.12, 10.48, and 5.95 (%ID/g) at 1, 3, 5 and 24 hours respectively. However, due to in vivo stability 99mTc-CTMP was better than 99mTc-MDP. Then 99mTc-CTMP imaging with gamma camera gave clearer image of bone. Key words : bone imaging, radiopharmaceutical, 99mTc-CTMP, biodistribution
mahluk hidup, maka sediaan tersebut akan
1. PENDAHULUAN Teknik kedokteran nuklir merupakan
mengalami proses penyebaran. Dengan
suatu teknik runut yang menggunakan
mempelajari biodistribusi dari suatu sediaan
sediaan
metode
radiofarmasi maka tempat penyebaran di
pencitraan. Segera setelah suatu sediaan
dalam tubuh selang beberapa waktu setelah
radiofarmasi dimasukkan ke dalam tubuh
pemberian sediaan tersebut dapat diketahui.
radiofarmasi
dengan
89
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 2, Agustus 2009: 89-96
Dari hasil uji biodistribusi dapat dihitung
ISSN 1411 - 3481
ditandai
dengan
persentase penimbunan per gram organ
radiofarmaka
(%ID/g) atau persentase penimbunan per
tulang (4,6).
organ (%ID). Hasil perhitungan di atas dapat
99m
isotop
99m
Tc
menjadi
Tc-MDP sebagai penyidik merupakan
Cyclam
senyawa
dipergunakan untuk menilai sediaan yang
makrosiklik yang banyak digunakan dalam
ideal untuk pencitraan suatu organ tertentu.
bidang pengobatan. Salah satu senyawa
Bila angka perbandingan ini makin besar
kompleks cyclam adalah 1,4,8,11-tetraaza
berarti bahwa organ tersebut akan lebih
cyclotetradecyl-1,4,8,11-tetramethylene
tampak pada pencitraan atau pemotretan
phosponic acid (CTMP) yang mengandung
dengan
gugus
kamera
radiofarmaka
gamma
penyidik
(1).
tulang
Untuk biasanya
fosfonat
(7).
Atas
dasar
inilah
dikembangkan radiofarmaka CTMP yang
memiliki nilai persentase per gram organ di
ditandai
tulang (%ID/g) > 2% dan nilai persentase
penyidik dan terapi metastases tulang. Studi
penimbunan di tulang (%ID) > 60% (2).
biodistribusi terdahulu dari radiofarmaka
Metastasis kanker ke tulang, yang
dengan
radioisotop
sebagai
CTMP yang ditandai dengan radioisotop
selanjutnya akan disebut dengan istilah
186
metastasis tulang atau rasa nyeri di tulang
untuk
biasanya
akumulasi yang baik di tulang dan tetap
diderita oleh penderita
kanker
tingkat lanjut dan merupakan komplikasi
Re (186Re-CTMP) sebagai radiofarmaka terapi
tulang
memperlihatkan
konstan hingga 48 jam (8).
utama pada beberapa kanker seperti kanker
Untuk mengetahui pola biodistribusi
prostat, payudara, paru-paru, ginjal dan
radiofarmaka CTMP yang ditandai dengan
tiroid, sehingga makin menurunkan kualitas
radioisotop
hidup penderita kanker (3,4,5). Prosedur
sediaan radiofarmaka baru untuk penyidik
terapi
tulang maka dalam tulisan ini dilakukan
dengan
menggunakan
sediaan
radiofarmasi merupakan salah satu pilihan pengobatan
metastasis
tulang.
Sediaan
99m
Tc (99mTc-CTMP) sebagai
perbandingkan radiofarmaka
99m
dengan
sediaan
Tc-MDP yang sudah stabil
untuk
dan telah lama digunakan untuk penyidik
mengobati metastasis tulang digunakan juga
tulang. Hasil dari penelitian ini diharapkan
sebagai penyidik tulang di kedokteran nuklir
radiofarmaka
radiofarmasi
yang
digunakan
sebagai contoh adalah radiofarmaka EDTMP dan
153
Sm-
186
Re-HEDP, kedua radioisotop
tersebut sebagai pemancar β untuk terapi
99m
Tc-CTMP
akan
memberikan pencitraan yang lebih baik dibandingkan dengan radiofarmaka
99m
Tc-
MDP.
dan pemancar γ untuk diagnosis (3). Senyawa golongan fosfonat sering digunakan
sebagai
senyawa
2. TATA KERJA
pembawa
Bahan utama yang digunakan dalam
untuk penyidik tulang. Senyawa fosfonat
penelitian ini adalah kit kering radiofarmaka
yang sudah dikenal dan banyak digunakan
CTMP dan kit kering radiofarmaka MDP
sebagai
buatan PTNBR Bandung. Bahan lainnya
radiofarmaka
methylenediphosphonate
(MDP)
adalah yang
adalah
aseton
(Merck),
larutan
NaCl 90
Perbandingan Pola Distribusi 99mTc-CTMP dan 99mTc-MDP Pada Hewan Uji Sebagai Radiofarmaka Penyidik Tulang (Rizky Juwita Sugiharti,)
ISSN 1411 – 3481
fisiologis (IPHA), kertas Whatman–3MM
Kertas
untuk
untuk
kromatografi
dan
larutan
eter
99m
(BRATACO) untuk anastesi. Peralatan yang digunakan adalah pencacah saluran tunggal (Ortec) digunakan sebagai
pencacah
radioaktivitas,
calibrator
(Victoreen),
(Berthoid)
untuk
animal
melakukan
memisahkan
pengotor
digunakan radiokimia
Tc-perteknetat bebas, sedangkan kertas
Whatman-3MM/NaCl pengotor
99m
untuk
memisahkan
Tc-tereduksi.
.
dose
scanner
Whatman-3MM/aseton
2.2 Uji biodistribusi Sebanyak 0,1 mL
pencitraan
99m
Tc-CTMP dan
dengan kamera gamma. Peralatan lain yang
99m
digunakan adalah seperangkat alat bedah
100 μCi disuntikkan ke mencit melalui vena
dan syringe.
ekor setelah berat masing-masing hewan uji
Hewan
yang
digunakan
Tc-MDP masing-masing dengan aktivitas
dalam
diketahui. Kemudian mencit dibedah pada
penelitian ini adalah mencit jantan (Mus
interval waktu 1, 3, 5 dan 24 jam. Organ-
musculus) dengan berat 30-40 g dan tikus
organ berupa otot, tulang, darah, usus
putih jantan (Rattus novergicus) dengan
halus, lambung, hati, limpa, ginjal, jantung
berat 200-250 g.
dan paru-paru diambil. Setiap organ dicacah dengan alat pencacah saluran tunggal dan
2.1. Penyiapan radiofarmaka dan
99m
99m
Tc-CTMP
organ (2,6).
Tc-MDP
Semua tahap pengerjaan dilakukan secara aseptis. Sebanyak 1 mL larutan radioisotop Na
99m
TcO4
dengan
aktivitas
2-5
mCi
masing-masing dimasukkan ke dalam vial yang berisi CTMP dan MDP yang telah ada di wadah Pb. Untuk campuran CTMP, larutan
dihitung persentase cacahan pada tiap gram
dikocok sempurna dan dibiarkan
Rumus perhitungan penimbunan per gram organ (%ID/g) adalah sebagai berikut cacahan per gram organ
% ID / g =
x100%
cacahan dosis yang diberikan
Persentase penimbunan pada organ (%ID) otot, darah dan tulang dihitung berturut-turut sebesar 40%, 7% dan 6,5% dari seluruh berat badan (BB) hewan uji (9).
pada penangas air mendidih selama 15 menit,
sehingga
dihasilkan
produk
%ID otot
= (%ID/g) otot X 40% BB
Sedangkan
%ID darah = (%ID/g) darah X 7% BB
untuk campuran MDP dikocok sempurna
%ID tulang = (%ID/g) otot X 6,5% BB
99m
radiofarmaka dan
dibiarkan
Tc-CTMP.
pada
temperatur
kamar
selama 30 menit sambil dikocok, sehingga dihasilkan produk radiofarmaka 99mTc-MDP. Kemurnian
99m
radiofarmaka radiofarmaka
radiokimia
99m
Tc-CTMP
sediaan dan
Tc-MDP ditentukan dengan
menggunakan metode kromatografi kertas.
2.3 Pencitraan
dengan
menggunakan
kamera gamma Sebanyak 0,5 mL sediaan CTMP dan
99m
99m
Tc-
Tc-MDP dengan aktivitas
masing-masing 4 mCi disuntikkan ke tubuh tikus putih melalui vena ekor. Tikus tersebut
91
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 2, Agustus 2009: 89-96
ISSN 1411 - 3481
kemudian dibius menggunakan larutan eter
terlihat pada 3 jam pertama dan menurun
sebelum
setengahnya setelah 24 jam pasca injeksi.
dilakukan
pencitraan
dengan
kamera gamma selang 3 jam pasca injeksi.
Akumulasi yang tinggi juga terlihat pada organ ginjal yang menunjukkan bahwa rute
Penentuan kompleks
99m
kemurnian
Tc-CTMP
99m
eksresi radiofarmaka
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tc-MDP adalah
radiokimia
melalui ginjal. Akumulasi yang terlihat pula
hasil penandaan
di organ hati dan usus mengindikasikan
pada pH 6-6,5 memberikan hasil >90% dan kemurnian radiokimia kompleks
99m
Tc-MDP
bahwa
99m
radiofarmaka
Tc-MDP
dieksresikan juga melalui empedu dan usus
hasil penandaan pada pH 6 memberikan
yang
hasil
(Gambar 3) Hasil perhitungan persentase
>95%.
Dari
hasil
penentuan
dikeluarkan
dalam
bentuk 99m
feses.
Tc-MDP di
kemurnian radiokimia, radiofarmaka tersebut
penimbunan radiofarmaka
dapat
tulang (6,5% dari berat badan hewan uji)
digunakan
untuk
melakukan
uji
biodistribusi dan pencitraan dengan kamera
memperlihatkan
gamma (10).
25,54%;
Hasil uji biodistribusi radiofarmaka 99m
Tc-CTMP
memperlihatkan
akumulasi
penimbunan
25,53%;
26,45%
sebesar
dan
13,59%
berturut-turut pada 1, 3, 5 dan 24 jam pasca injeksi. (Gambar 4)
(%ID/g) tertinggi terdapat pada organ tulang sebagai organ target yaitu sebesar 3,57%;
5.00 4.50
2,90%; 4,14% dan 4,39% berturut-turut Akumulasi yang tinggi terlihat pula pada organ
ginjal
bahwa
dan
hati
melalui
3.00
99m
urine
1.50 1.00 0.50 0.00
Tc-CTMP
dan
2.50 2.00
mengindikasikan
radiofarmaka
dieksresikan
3.50 %ID/g
pada 1, 3, 5 dan 24 jam pasca injeksi.
4.00
Otot
Tulang
Darah
Lambung
feses
penimbunan radiofarmaka
99m
Tc-CTMP di
Gambar 1.
tulang (6,5% dari berat badan hewan uji) memperlihatkan
penimbunan
Hati
Lympa
Ginjal
Jantung
Paruparu
Organ 1 jam
(Gambar 1). Hasil perhitungan persentase
Usus
3 jam
5 jam
24 jam
Biodistribusi radiofarmaka CTMP pada mencit muculus).(%ID/g), n=3
99m
Tc(Mus
sebesar 10.00
9,52%; 6,91%; 9,16% dan 9,45% berturut-
9.00 8.00
turut pada 1, 3, 5 dan 24 jam pasca injeksi
7.00 6.00 %ID
(Gambar 2).
4.00
Kemudian hasil uji biodistribusi dari radiofarmaka
5.00
(%ID/g)
99m
Tc-MDP
3.00 2.00 1.00 0.00 Otot
memperlihatkan akumulasi tertinggi terdapat pada organ tulang sebagai organ target yaitu 10,73%; 10,12%; 10,48% dan 5,95% berturut-turut pada 1, 3, 5 dan 24 jam pasca injeksi.
Tulang
Darah
Organ 1 jam
Gambar 2.
3 jam
5 jam
24 jam
Biodistribusi radiofarmaka 99mTcCTMP pada mencit (Mus muculus) (%ID), n=3
Akumulasi yang stabil di tulang 92
Perbandingan Pola Distribusi 99mTc-CTMP dan 99mTc-MDP Pada Hewan Uji Sebagai Radiofarmaka Penyidik Tulang (Rizky Juwita Sugiharti,)
ISSN 1411 – 3481
yang
radiofarmaka
12.00
retensi
10.00 8.00 % ID /g
lama
di 99m
tubuh,
sedangkan
Tc-MDP mempunyai waktu
yang
pendek,
sehingga
penggunaanya sesuai sebagai radiofarmaka
6.00
untuk penyidik tulang dan memenuhi salah
4.00
satu syarat radiofarmaka sebagai penyidik
2.00 0.00 Otot
Tulang
Darah
Lambung
Usus
Hati
Lympa
Ginjal
Jantung Paru-paru
yaitu harus cepat dieksresi dari tubuh.
Organ 1 jam 3 jam 5 jam
Akumulasi radioaktivitas di darah dan 24 jam
99m
Gambar 3. Biodistribusi radiofarmaka MDP pada mencit muculus).(%ID/g), n=3
Tc(Mus
organ otot, jantung dan paru-paru diantara kedua radiofarmaka tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan. Akumulasi di
% ID
lambung merupakan penunjuk dekomposisi 30.00
Tc-kompleks dalam uji biodistribusi (11),
20.00
akumulasi yang rendah dari radiofarmaka 99m
10.00
Tc-CTMP (<1% selama 24 jam) di
lambung menunjukkan bahwa radiofarmaka
0.00 Otot
Tulang
Darah
ini memiliki stabilitas in vivo yang baik bila
Organ
dibandingkan dengan radiofarmaka 1 jam 3 jam 5 jam 24 jam
MDP
Gambar 4. Biodistribusi radiofarmaka 99mTc-MDP pada mencit (Mus muculus) (%ID), n=3
yang
memperlihatkan
99m
Tc-
kenaikan
akumulasi radioaktivitas di lambung sebesar 4,71 % (%ID/g) pada 3 jam pasca injeksi.i Pada organ rute hepatobiliari (usus, hati dan
Akumulasi radiofarmaka
99m
Tc-CTMP
di tulang masih lebih rendah dibandingkan dengan
radiofarmaka
99m
Tc-MDP.
tetapi pola biodistribusi radiofarmaka CTMP
(%ID)
memperlihatkan
Akan 99m
Tc-
pola
limpa) memperlihatkan bahwa radiofarmaka 99m
Tc-CTMP
tidak
memperlihatkan
akumulasi yang berarti <1%, sedangkan 99m
radiofarmaka
Tc-MDP
menunjukkan
akumulasi di hati pada 1 jam pasca injeksi
akumulasi yang meningkat terhadap waktu,
sebesar
pada 3 jam mencapai 9,16% dan pada 24
akumulasi terlihat juga di organ limpa pada
jam masih stabil sebesar 9,45%, sedangkan
1,3,5 dan 24 jam berturut-turut sebesar
99m
4,44
%
(%ID/g)
kemudian
Tc-MDP memperlihatkan
1,71%; 4,33%; 4,35% dan 2,99%. Pada satu
pola akumulasi yang menurun terhadap
jam pasca injeksi akumulasi radiofarmaka
waktu, pada 3 jam mencapai 26,45% dan
99m
radiofarmaka
Tc-CTMP
di
ginjal
sebesar 99m
3,49%
pada 24 jam tersisa sebesar 13,59%. Dari
sedangkan
data ini dapat diketahui bahwa radiofarmaka
sebesar 1,82%, hal ini menunjukkan bahwa
99m
radiofarmaka
Tc-CTMP
dapat
digunakan
sebagai
radiofarmaka 99m
Tc-MDP
Tc-CTMP lebih cepat
radiofarmaka untuk terapi metastasis ke
dieksresi dari dalam tubuh dibandingkan
tulang bila ditandai dengan radioisotop
99m
Tc-MDP.
pemancar β karena memiliki waktu retensi 93
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 2, Agustus 2009: 89-96
Untuk
mengetahui
intensitas
ISSN 1411 - 3481
lebih jelas pada tulang dibandingkan dengan
pencitraan yang lebih baik dari ke dua
radiofarmaka 99mTc-MDP (Gambar 5)
radiofarmaka
Tabel 2. Rasio tulang/darah radiofarmaka 99mTc99m Tc-MDP (%ID) pada CTMP dan mencit (Mus Musculus)
maka
rasio
tulang-darah
dihitung dari nilai persentase penimbunan dalam organ (% ID) (6,12). Dari
hasil
perhitungan memperlihatkan rasio tulang– 99m
darah radiofamaka
Radiofarmaka
Waktu (jam)
Otot
Tulang
Darah
1 3 5 24 1 3 5 24
1,45 1,49 1,35 0,47 2,21 1,49 2,79 1,56
9,52 6,91 9,16 9,45 25,54 25,53 26,45 13,59
3,14 0,47 0,56 0,39 0,72 0,48 0,33 0,12
Rasio Tulang / Darah 3,03 14,70 16,35 24,23 35,47 53,18 80,15 113,25
Tc-MDP lebih besar 99m
dibandingkan dengan radiofarmaka
Tc-
99m
Tc-CTMP
99m
Tc-MDP
CTMP. Nilai rasio tulang/darah yang besar ini menandakan bahwa pencitraan di organ tulang yang dihasilkan radiofarmaka
99m
Tc-
MDP akan lebih jelas dibandingkan dengan radiofarmaka 99mTc-CTMP . (Tabel.2) Untuk membuktikan asumsi ini maka dilakukan
pencitraan
dengan
kamera
4. KESIMPULAN Uji biodistribusi radiofarmaka
99m
Tc-
gamma. Hasil pencitraan dengan kamera
CTMP memberikan hasil akumulasi di tulang
gamma memperlihatkan pencitraan tulang
sebesar 3,57%; 2,90%; 4,14% dan 4,39%
yang lebih jelas dari radiofarmaka
99m
Tc-
MDP dibandingkan 99mTc-CTMP. Akan tetapi 99m
radiofarmaka akumulasi
yang
Tc-CTMP
rendah
di
organ
sehingga memberikan pencitraan
99m
Tc-CTMP
memiliki hati
(%ID/g) pada interval waktu 1, 3, 5 dan 24 jam. Dari penelitian ini radiofarmaka CTMP
layak
digunakan
99m
Tc-
sebagai
radiofarmaka penyidik tulang.
yang
99m
Tc-MDP
Gambar 5. Hasil pencitraan radiofarmaka 99mTc CTMP dan 99mTc-MDP dengan kamera gamma
94
Perbandingan Pola Distribusi 99mTc-CTMP dan 99mTc-MDP Pada Hewan Uji Sebagai Radiofarmaka Penyidik Tulang (Rizky Juwita Sugiharti,)
Dari penelitian ini dapat ditunjukkan bahwa meskipun akumulasi radiofarmaka CTMP
di
organ
tulang
masih
dibandingkan dengan radiofarmaka MDP akan tetapi radiofarmaka
99m
99m
Tc-
rendah 99m
Tc-
Tc-CTMP
memberikan hasil pencitraan yang lebih jelas dibandingkan
99m
Tc-MDP.
ISSN 1411 – 3481
6. Ogawa K, Mukai T, Arano Y, Otaka A, Ueda M, Uehara T, Magata Y, Hashimoto K, Saji H, Rhemium-186monoaminemonoamidedithiolconjugated bisphosphonate derivates for bone pain palliation. Nucl Med Biol 2006;33:513-20. 7. Liang X, Saddler PJ, Cyclam complexes and their application in medicine, Chem.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Terima
kasih
ucapkan kepada
yang
tulus
kami
Sdr. Iswahyudi, Sdr.
Soc. Rev 2004;33:246-66. 8. Kothari K, Samuel G, Banerjee S, Unni
Ahmad Sidik, Sdri. Iim Halimah, Sdri. Yetti
PR, Sarma HD, Chaudhari PR, Unni
Suryati dan Sdri. Prina Puspa Kania dari
KTP, Pillai MRA, 186Re-1,4,8,11-tetraaza
Bidang Senyawa Bertanda dan Radiometri-
cyclotetradecyl-1,4,8,11-tetramethylene
PTNBR-BATAN
phophonic acid : a novel agent for
Bandung
yang
telah
membantu kami dengan sepenuh hati untuk
possible use in metastatic bone-pain
menyelesaikan penelitian ini.
palliation. Nucl Med Biol 2001;28:70917.
6. DAFTAR PUSTAKA 1. Saha GB. Fundamentals of nuclear th
9. Banerjee S, Samuel G, Kothari K, Unni PR, Sarma HD, Pillai MRA, Tc-99m and
pharmacy. 5 ed. New York : Springer;
Re-186 complexes of tetraphosphonate
2004 : 86-7.
ligands and their biodistribution pattern
2. Technetium-99m radiopharmaceuticals : manufacture of Kits. IAEA-Technical Reports Series No 466. Vienna : IAEA ; 2008: 66-9, 186-7. 3. Smith H, Novani A, Fishman SM,
in animal models. Nucl Med Biol 2001;28: 205-13. 10. Misyetti, Daruwati, I. Penandaan CTMP dengan teknesium-99m untuk radiofarmaka penyidik kanker tulang,
Radiopharmaceuticals for palliation of
Jurn Sain Tekn Nuk Ind 2008;IX(2):79-
painful osseous metastases. Am J Hosp
88.
Palli Med 2004; 21(4):303-13. 4. Lewington VJ. Bone-seeking
11. Ogawa K, Mukai T, Arano Y, Ono M, Hanaoka H, Ishino S, Hashimoto K,
radionuclides for therapy. J Nucl Med
Nishimura H, Saji H Development of a
2005;46(1): Suppl 38-47.
rhenium-185-labeled MAG3-conjugated
5. Taskar NP, Batraki M, Divgi C,
bisphosphonate for the palliation of
Radiopharmaceutical therapy for
metastatic bone pain based on the
palliation of bone pain from osseous
concept of bifunctional
metastases. J Nucl Med
radiopharmaceuticals, Bioconjugate
2004;45(8):1358-65.
Chem 2005;16:751-7.
95
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 2, Agustus 2009: 89-96
12. Ogawa K, Mukai T, Inoue Y, Ono M, Saji H, Development of a novel
99m
Tc-
chelate-conjugated bisphosphonate with
ISSN 1411 - 3481
high affinity for bone as a bone scintigraphic agent. J Nucl Med 2006;47(12):2042-7.
96