PERBANDINGAN KELIMPAHAN JENIS ZOOPLANKTON PADA BULAN PURNAMA DAN BULAN GELAP DIPERAIRAN LAUT PULAU PUCUNG DESA MALANG RAPAT KABUPATEN BINTAN COMPARISON OF ABUNDANCE ZOOPLANKTON PURNAMA MONTHS AND MONTHS IN DARK SEA ISLAND VILLAGE WATERS PUCUNG MALANG DISTRICT MEETING BINTAN
Suprianto1, Arief Pratomo, ST, M.Si2, Tengku Said Raza’i, S.Pi, MP2 Mahasiswa1, Dosen Pembimbing2 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji e-mail :
[email protected] ABSTRAK Pengambilan sampel zooplankton dilakukan pada 31 titik yang dilakukan pada bulan May sampai April 2016 Pengambilan sampel zooplankton dilakukan pada bulan purnama dan bulan gelap sekitar pukul 21.00 – 12.00 WIB dengan menggunakan plankton net yang memiliki ukuran mesh size 40 µm dan ditarik secara vertical pada kedalaman 2 meter hingga ke permukaan. Zooplankton diawetkan dengan menggunakan lugol 4% kemudian dibawa ke Laboratorium FIKP Universitas Maritim Raja Ali Haji. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 15 jenis zooplankton yang berasal dari 7 kelas yaitu pada bulan purnama kelas tintined, Chromonadea dan pada bulan gelap yaitu kelas Copepod, Molusca, Scyphozoa, Bacillariophyceae , Oligotrichea. kelimpahan total zooplankton pada bulan purnama sebesar 1681,72 ind/l dengan kategori rendah dan bulan gelap 4801,11 ind/l dengan kategori sedang. Hal ini diduga karena pada bulan gelap zooplankton memberikan respon negatif terhadap cahaya, sehingga pada bulan purnama zooplankton bergerak menjauhi permukaan dan lebih banyak berada disekitar dasar perairan. Perbandingan kelimpahan zooplankton pada bulan purnama dan bulan gelap sangat berbeda nyata dengan selang kepercayaan 95% (a =0,05) dimana nilai P-value menunjukan angka 0,00000376. Hal ini berarti nilai keanekaragaman zooplankton pada bulan purnama rendah, keseragaman tinggi dan dominansi rendah dan nilai keanekaragaman pada bulan gelap tinggi, keseragaman tinggi dan dominansi rendah. Rendahnya nilai indeks dominansi menunjukkan bahwa individu – individu dalam pengamatan adalah tidak ada jenis yang mendominasi. Adapun parameter oseanografi yang di dapat pada bulan purnama dan bulan gelap diperairan laut pulau pucung masih layak belum melebihi ambang batas yang telah di tetapkan. Kata kunci: Zooplankton, Perairan Laut Pulau Pucung
ABSTRACT
Sampling zooplankton conducted on 31 points which was conducted in May until April 2016 sampling zooplankton performed on full moon and new moon at around 21:00 to 12:00 pm using a plankton net that has a mesh size of 40 μm and pulled vertically at a depth of 2 meters up to the surface. Zooplankton preserved using Lugol 4% then taken to the Laboratory FIKP Maritime University Raja Ali Haji. The research found as many as 15 types of zooplankton are derived from the 7th grade class is on the full moon tintined, Chromonadea and in the dark is class copepod, Mollusk, Scyphozoa, Bacillariophyceae, Oligotrichea. total abundance of zooplankton on the full moon of 1681.72 ind / l with a low category and new moon 4801.11 ind / l in the medium category. This is presumably because in the dark zooplankton gave negative responses to light, so that the full moon is moving away from the surface zooplankton and more were around the bottom of the water. Comparison of abundance of zooplankton at the full moon and new moon are very different with 95% confidence interval (a = 0.05) where the value of Pvalue shows the number 0.00000376. This means the value of the diversity of zooplankton on the full moon low, high uniformity and low dominance and the value of diversity in the dark high, high uniformity and low dominance. The low value of dominance index showed that individuals - individuals under observation is no dominant species. The oceanographic parameters in the can at the full moon and new moon heron island marine waters still worth have not exceeded the threshold that has been set. Keywords: Zooplankton, Water Island Sea Pucung
PENDAHULUAN Zooplankton merupakan organisme laut yang memainkan peranan penting dalam menopang rantai makanan di laut. Zooplankton berperan pada tingkat energi kedua yang menghubungkan produsen utama (fitoplankton) dengan konsumen dalam tingkat makanan yang lebih tinggi (Handayani dan Patria, 2005 dalam Fitriya, 2013). Banyaknya jenis zooplankton pada waktu malam hari umumnya di pengaruhi oleh zooplankton yang bersifat fototaksis negatif dan selalu menjauh dari permukaan perairan. Banyaknya jenis zooplankton yang ditemukan pada waktu malam hari dapat dipengaruhi oleh tidak adanya cahaya bulan yang masuk ke perairan sehingga zooplankton melakukan distribusi vertikal
menuju ke permukaan karena sifatnya fototaksis negatif (Romimohtarto dan Juwana,2009). Menurut Juliardi (2015) dalam penelitiannya, banyak ditemukan zooplankton di perairan laut Pulau Pucung pada malam hari ini membuktikan bahwa zooplankton bersifat fototaksis negative. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan zooplankton pada bulan purnama dan bulan gelap di perairan Pulau Pucung Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan. mengetahui Indeks keanekaragaman, Indeks keseragaman dan Indeks dominasi zooplankton pada bulan purnama dan bulan gelap di perairan Pulau Pucung Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan.
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengkonfirmasi fenomena perbedaan jenis keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi jenis zooplankton pada bulan purnama dan bulan gelap diperairan laut Pulau Pucung. Sebagai data awal
untuk pengelolaan penelitian lanjutan.
lingkungan
perairan
dan
METODE PENELITIAN 1)
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan May smpai dengan April 2016 yang berlokasi di Perairan Selat Bintan Pulau Pengujan. Pengambilan sampel dilakukan pada malam hari jam 21.00 sampai 00.00 WIB . 2)
Alat dan Bahan Peralatan yang diguunakan antara lain : Plankton net, botol sampel, kertas label, ice box, saltmeter, GPS, currant drag, multi tester, kamera digital, mikroskop, haemacytometer, object glass, cover glass, dan pipet tetes. Bahan yang digunakan yaitu : sampel zooplankton, aquades, lugol 4%, dan tissue. 3) a)
Prosedur Penelitian Penentuan Titik Sampling Penentuan titik sampling ditentukan dengan Random Sampling (pengambilan sampel secara acak), yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel (Fachrul, 2007). b)
Metode Pengambilan Sampel Pengambilan plankton di laut dapat dilakukan secara tegak (kedalaman), dan mendatar (permukaan) (Fachrul, 2007). Pengambilan sampel zooplankton dilakukan dengan menggunakan planktonet (40 . Sampel diambil sesuai dengan titik sampel yang telah ditentukan yaitu sebanyak 31 titik dan akan ditandai koordinatnya dengan menggunakan GPS. Pengambilan sampel dilakukan
secara vertikal dengan cara ditarik dari kedalaman 2 meter. Adapun diameter planktonet yaitu 20 cm dan volume botolnya adalah 300 ml. c)
Pengawetan Sampel Zooplankton Pengawetan ini dimaksudkan untuk tetap menjaga keutuhan dan bentuk plankton agar mudah diidentifikasi (Nontji, 2008). Untuk tetap menjaga sampel zooplankton agar tetap baik untuk diidentifikasi, sampel yang telah diambil diawetkan dengan lugol 4% selanjutnya diamati di laboratorium FIKP UMRAH. d)
Identifikasi Sampel Zooplankton Sampel zooplankton yang telah diawetkan kemudian diamati di laboratorium Ilmu Kelautan dan Perikanan UMRAH. Pengamatan zooplankton dilakukan dengan menggunakan mikroskop Nikon Binokuler dan mikroskop Optima Binokuler dengan pembesaran 100 - 400 kali. Zooplankton yang akan diamati di bawah mikroskop, pertama diteteskan ke atas haemacytometer yang kemudian ditutup dengan gelas penutup (cover slip) yang tipis. Buku identifikasi “Marine and Fresh Water Plankton” (Davis, 1971) dan Website World Registration of Marine Species (Worms, 2014). Untuk mempermudah identifikasi, jenis zooplankton yang diamati difoto dengan menggunakan kamera digital. 4) a)
Pengolahan Data Kelimpahan Zooplankton Untuk mendapatkan data ini digunakan alat Haemacytometer, sedangkan untuk mencari kelimpahan plankton digunakan rumus modifikasi
dari Isnansetyo & Kurniatuty (1995), seperti berikut ini :
dengan : N : jumlah plankton per liter (L) T :luas penampang permukaan 2 Haemacytometer (mm ) L : luas satu lapangan pandang (mm2) P : jumlah plankton yang dicacah p : jumlah lapang yang diamati V : volume konsentrasi plankton pada bucket (ml) v : volume konsentrat di bawah gelas penutup (ml) W : volume air media yang disaring pada planktonet (L) Indeks Keanekaragaman (H’) Indeks ini digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis biota perairan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung indeks ini adalah persamaan Shanon – Wiener (Basmi, tanpa tahun dalam Fachrul, 2007). b)
dengan : H’ = Indeks keanekaragaman Pi = Proporsi individu jenis ke – 1 terhadap jumlah individu semua jenis (Pi=ni/N) Ni = Jumlah individu / spesies jenis ke - i N = Jumlah total individu S = Jumlah genera Kriteria : H’ < 1 1 < H’ < 3 H’ > 3
: Indeks keanekaragaman rendah : Indeks keanekaragaman sedang : Indeks keanekaragaman tinggi
c)
Indeks Keseragaman (E) Indeks ini menunjukan pola sebaran biota, yaitu merata atau tidak. Jika nilai indeks kemerataan relatif tinggi maka keberadaan setiap jenis biota di perairan dalam kondisi merata (Fachrul, 2007).
dengan : H’ = Indeks Keanekaragaman Hmax = Keanekaragaman maksimum (ln S) S adalah jumlah genera E = indeks Keseragaman Kriteria : 0 < E < 0,4 : Keseragaman Rendah 0,4 < E < 0,6 : Keseragaman Sedang E > 0,6 : Keseragaman Tinggi d)
Indeks Dominansi Menurut Odum dalam Fachrul (2007) untuk mengetahui adanya dominansi jenis tertentu di perairan dapat digunakan indeks dominansi Simpson dengan persamaan berikut :
dengan : D = Indeks Dominansi Simpson ni = Jumlah Individu jenis ke - i N = Jumlah Total Individu S = Jumlah genera Kriteria : C < 0,50 0,50
: Dominasi rendah : Dominasi sedang : Dominasi tinggi
Hasil dan Pembahasan
PENUTUP
1 Kelimpahan dan komposisi jenis zooplankton pada bulan purnama dan bulan gelap Hasil penelitian ditemukan sebanyak 15 jenis zooplankton yang berasal dari 7 kelas yaitu pada bulan purnama kelas tintined, Chromonadea dan pada bulan gelap yaitu kelas Copepod, Molusca, Scyphozoa, Bacillariophyceae , Oligotrichea. kelimpahan total zooplankton pada bulan purnama sebesar 1681,72 ind/l dengan kategori rendah dan bulan gelap 4801,11 ind/l dengan kategori sedang. Hal ini diduga karena pada bulan gelap zooplankton memberikan respon negatif terhadap cahaya, sehingga pada bulan purnama zooplankton bergerak menjauhi permukaan dan lebih banyak berada disekitar dasar perairan. Perbandingan kelimpahan zooplankton pada bulan purnama dan bulan gelap sangat berbeda nyata dengan selang kepercayaan 95% (a =0,05) dimana nilai P-value menunjukan angka 0,00000376. 2. indeks ekologi pada bulan purnama dan bulan gelap keanekaragaman zooplankton pada bualan purnama yang ada di perairan Pulau Pucung berada pada kategori rendah dengan nilai 2,26, untuk indeks keseragaman berada pada kategori tinggi dengan nilai 0.97 dan untuk indeks dominansi berada pada kategori rendah dengan nilai 0,22. indeks keanekaragaman zooplankton yang ada di perairan Pulau Pucung berada pada kategori tinggi dengan nilai 3,22 untuk indeks keseragaman berada pada kategori tinggi dengan nilai 0.97 dan untuk indeks dominansi berada pada kategori rendah dengan nilai 0,11. Berdasarkan pernyataan Odum (1971) dalam Fuadi (2013) nilai dominansi berkisar antara 0 sampai 1, jika nilai dominansi mendekati 0 berarti hampir tidak ada yang mendominasi dan apabila nilai dominansi mendekati 1 berarti ada salah satu kelas atau jenis yang mendominasi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi suatu komunitas dalam keadaan stabil, kondisi lingkungan cukup prima dan tidak terjadi tekanan ekologis (stress) di habitat biota yang bersangkutan (Asmara, 2005).
Kesimpulan Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa jumlah jenis, kelimpahan, komposisi dan indeks ekologi zooplankton cenderung berbeda pada bulan purnama dan bulan gelap. Dengan nilai kelimpahan yang cukup baik serta indeks ekologi yang tidak adanya spesies yang mendominasi. Hasil uji Two Way Anova untuk perbandingan kelimpahan pun menunjukkan nilai yang signifikan yang berarti adanya perbedaan nyata antara zooplankton bulan purnama dan bulan gelap. Hasil pengukuran parameter pun masih menunjukkan nilai yang sesuai dengan ambang batas baku mutu air laut. Saran Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai factor penyebab perbedaan jumlah yang ditemukkan saat bulan purnama dan bulan gelap. Serta kajian lebih lanjut mengenai hubungan kualitas perairan terhadap kelimpahan zooplankton. DAFTAR PUSTAKA Asmara, A. 2005. Hubungan Struktur Komunitas Plankton dengan Kondisi Fisika Kimia Perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang Kepulauan Fachrul, M, F. 2007. Metode Sampling Bioekologi, edk 1, Bumi Aksara : Jakarta. Fitriya, N., dan M. Lukman. 2013. Komunitas Zooplankton di Perairan Lamalera dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Jurnal. Universitas Hasanuddin : Makassar Juliardi D. 2015. Keanekaragaman Plankton Dekat Permukaan Perairan Laut Pulau Pucung Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan Pada Dimensi Waktu Yang Berbeda. Skripsi. FIKP. Universitas Maritim Raja Ali Haji
Nontji, A. 2008. Plankton Laut. LIPI: Jakarta Romimohtarto. K. Dan S. Juwana. 2009. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Djambatan : Jakarta