PERBANDINGAN KELIMPAHAN TOTAL DAN JENIS PELECYPODA BERDASARKAN TIPE SUBSTRATDI PERAIRAN DESA BERAKIT KABUPATEN BINTAN
Adri Suhaidi Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Andi Zulfikar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Linda Waty Zen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis pelecypoda terhadap tipe substrat dan mengetahui perbandingan kelimpahan total jenis pelecypoda serta kondisi lingkungannya terkait tipe substrat di perairan Desa Berakit Kabupaten Bintan. Jenis Pelecypoda ditemukan ada 8 yaitu : Anadara granosa, Anadara antiquata, Corbicula lena, Ctenoides ales, Donax cuneatus, Mytella falcata, Periblypta reticulata dan, Pinna bicolar, Jenis pelecypoda paling banyak adalah Anadara granosa memiliki kelimpahan 5 ind /m2. Pada Mytella falcata memiliki kelimpahan sebesar 4 individu/m2. Periblypta reticulata sebesar 3 ind/m2, Anadara antiquata sebesar 3 ind/m2, Donax cuneatus sebesar 2 ind/m2, Pinna bicolar sebesar 1 ind/m2, Corbicula Lena sebesar 1 ind/m2 dan jenis yang paling sedikit ditemukan adalah Ctenoides ales dengan kelimpahan 1 individu/m2. Dari analisis deskriftif data yang di peroleh tidak memenuhi asumsi normalitas
dan heteregonitas, kemudian
dilakukan uji coba menggunakan analisis non parametrik kruskal wallis menunjukan 2 tipe substrat yang di dapatkan di perairan Desa Berakit yaitu kerikil pasir dan pasir kerikil, substrat ini tidak berpengaruh nyata dalam kehidupan pelecypoda. Tetapi faktor utama yang menentukan kelimpahan, jenis dan keanekaragaman pelecypoda adalah ketersediaan
makanan, dimana ketersediaan ini
tergantung terutama pada kondisi arus dan kesuburan perairan tersebut. Kata kunci : KKLD, Pelecypoda, Analisis deskriftif dan Analisis non parametrik
1
PERBANDINGAN KELIMPAHAN TOTAL DAN JENIS PELECYPODA BERDASARKAN TIPE SUBSTRATDI PERAIRAN DESA BERAKIT KABUPATEN BINTAN
Adri Suhaidi Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Andi Zulfikar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Linda Waty Zen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT This research was intent to investigate pelecypoda's composition to substrat's type and compare total pelecypoda's type and its environmental condition concerning substrat's type at Berakit Village at Bintan District. Pelecypoda is found 8 types which is:
Anadara granosa, Anadara
antiquata, Corbicula lena, Ctenoides ales, Donax cuneatus, Mytella falcata, Periblypta reticulata and Pinna bicolar, pelecypoda's type at most is Anadara granosa having abundance 5 i nd / m 2. On Mytella falcata having abundance 4 ind/m2. 3 ind/m2 (Periblypta reticulata), 3 ind/m2 (Anadara antiquata), 2 ind/m2 (Donax cuneatus), 1 ind/m2 (Pinna bicolar), 1 ind/m2 (Corbicula Lena) and least type is found is Ctenoides ales have abundance 1 ind/ m2. From analisis deskriftif shows that the data is not neet normality assumption and heteregonity, then utilizes non parametric analisis kruskal wallis. The results determine at Berakit Village they are 2 kind of substrat, that is sandy gravely and gravely sandy, the 2 type of substrat is not significate to determine to pelecypoda’s life. The primery factor for pelecypoda depend particularly on current condition and water proparens.
Key Words : KKLD, Pelecypoda, Analisis deskriftif and Analisis non parametrik
2
I.
PENDAHULUAN
keping cangkang (Talman & Keough, 2001).
A.
Latar Belakang
Pelecypoda terdistribusi dari daerah intertidal,
Kabupaten Bintan merupakan salah
perairan laut dangkal (sub tidal) dan sedikit
satu Kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau
yang mendiami perairan laut dalam (Nurdin,
dengan luas wilayah terdiri dari lautan 57.906
2009). Sebagai organisme bentik tentunya
Km² (±96%), daratan seluas 1.946,01 Km²,
kelimpahan pelecypoda kemungkinan akan
jumlah
sangat ditentukan oleh jenis substratnya.
total
59.852,01
Km²
(BAPEDA
Bintan, 2008). Di Kabupaten Bintan terdapat
Substrat dasar laut merupakan habitat
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
berbagai jenis organisme yang hidup di dasar
yang secara keseluruhan mempunyai luas
perairan. Beberapa pelecypoda lebih menyukai
472.905 hektar, yang terdiri dari Kawasan
terumbu karang sebagai tempat hidupnya,
Pesisir Timur Kecamatan Gunung Kijang dan
namun ada beberapa pelecypoda yang lebih
Kecamatan Bintan Timur seluas 116.000
menyukai substrat pasir atau lumpur sebagai
hektar dan Kawasan Perairan Kepulauan
tempat hidupnya. Pada substrat pasir atau
Tambelan seluas 356.905 hektar (SK Bupati
lumpur terdapat berbagai jenis bentos yang
Bintan No.36/VIII/2007). Dalam SK Bupati
hidup, salah satunya hewan kerang- kerangan
Bintan ini mengacu pada Undang-Undang No.
yang banyak terdapat pada jenis sedimen sand
25 Tahun 2010 tentang rencana zonasi dan
dan biasanya dapat ditemukan di daerah
rencana pengelolaan kawasan KKLD bintan,
pasang surut (Wibisono, 2005).
yaitu pada pasal 1 dijelaskan bahwa Zona
Terbatasnya informasi mengenai pelecypoda
pemanfaatan adalah zona yang diperuntukkan
di KKLD yang merupakan salah-satu lokasi
bagi perlindungan habitat. Salah satu desa di
penangkapan pelecypoda, khususnya daerah
Kabupaten Bintan yang termasuk dalam
Berakit,
wilayah
penelitian ini, terkait terhadap perbandingan
KKLD
adalah
Desa
Berakit.
(COREMAP II, 2006). Pelecypoda
merupakan
kelimpahan (kerang)
merupakan
Total
dasar
dan
Jenis
dilakukannya
pelecypoda
berdasarkan tipe substrat di perairan Desa
hewan aquatik yang hidup pada substrat dasar
Berakit.
perairan dan ada juga yang menempel pada
mengetahui data dasar kondisi terkini terhadap
substrat keras pada badan perairan. Di
kelimpahan total dan jenis pelecypoda beserta
Kabupaten Bintan pelecypoda merupakan
tipe substratnya sebagai data awal untuk
komoditas ekonomis dan banyak digemari
menjadi acuan dalam pengelolaan sumberdaya
oleh masyarakat. Pelecypoda termasuk dalam
pesisir yang berkelanjutan, terutama di KKLD
kelompok Moluska berdasarkan karakteristik
wilayah Desa Berakit.
yang dimiliki seperti kaki, insang dan dua
3
Kajian
ini
dilakukan
untuk
B.
III. METODE
Rumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut dapat di
Kawasan lokasi dalam penelitian ini
rumuskan permasalahan sebagai berikut :
merupakan
1. Bagaimanakah komposisi jenis pelecypoda
Konservasi Laut Daerah (KKLD). Penelitian
berdasarkan tipe substrat di Desa Berakit ?
ini akan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu
2.
Bagaimanakah perbandingan kelimpahan
pada bulan Mei -Juli 2014 di perairan Desa
total dan jenis pelecypoda berdasarkan tipe
Berakit Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan
substrat di perairan Desa Berakit ?
Riau.
C.
Tujuan Penelitian Penelitian
mengetahui terhadap
ini
tipe
perbandingan
satu
zona
Kawasan
Alat dan Bahan bertujuan
komposisi
salah
untuk
Alat dan bahan yang digunakan
jenis
pelecypoda
dalam penelitian ini disajikan pada
dan
mengetahui
tabel 1.
substrat
kelimpahan
total
jenis
Tabel 1. Alat yang di gunakan Penelitian, yaitu:
pelecypoda serta kondisi lingkungannya terkait
No . 1
Alat tulis
2
Roll meter
3
Mengukur salinitas
4
Hand refraktometer Thermometer
5
pH meter
Mengukur pH
7
Sekop
8
GPS
9 10
Botol sampel Kamera
Mengambil contoh Pelecypoda Menentukan titik koordinat Menyimpan sampel air Dokumentasi
menambah
11
Aluminium Poil
Membungkus Substrat
pengetahuan dasar tentang pelecypoda serta
12
Menimbang Substrat
13
Timbangan Digital Oven
14
Ayakan
tipe
substrat
di
perairan
Desa
Berakit
Kabupaten Bintan. D.
Manfaat Penelitian Penelitian
memberikan
diharapkan
informasi
pengetahuan kelimpahan
ini
dan
memperkaya
tentang total
dan
dapat
perbandingan jenis
pelecypoda
Alat
dalam
terhadap jenis substrat yang ada di perairan Desa
Berakit
pedoman
sehingga
dasar
dapat
dalam
dijadikan
pertimbangan,
pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya
sebagai
dan
sumber
dapat
pedoman
belajar
dan
laboratorium alami serta mengetahui habitat yang cocok untuk pelecypoda.
4
Kegunaan Mencatat hasil yang di dapatkan Mengukur luas plot
Mengukur suhu
Untuk Mengeringkan Substrat Untuk Menyaring Substrat
digunakan adalah 8, 10, 16, 35, 60, 120, 140
Metode Pengambilan Sampel Metode penelitian
ini
yang adalah
digunakan
dalam
dan panci. Langkah kerjanya sebagai berikut :
pengumpulan data
1.
Sampel sedimen diambil dengan cara
menggunakan metode sampling acak. Unit
menyekop
sampling dalam penelitian ini adalah kuadrat
sedimen sampai kedalaman ± 30 cm
dengan ukuran 0,25 m2 (0,5 m X 0,5 m)
yang ada didalam tiap plot sampel
berpedoman
(±500 gr).
Reynolds
pada
sumber
(1988).
Ludwig
Titik-titik
dan
koordinat
2.
bagian
Selanjutnya
permukaan
substrat
penempatan kuadrat dipilih secara acak pada
alumunium
wilayah intertidal dan subtidal Desa Berakit
dalam oven selama ± 24 jam dalam
hasil
suhu ± 100 oC.
delineasi
dari
Citra
Spot
2007
menggunakan software Visual Sampling Plan
3.
V 7.0. Berdasarkan delineasi, luas keseluruhan
foil
dan
dibungkus dimasukkan
Berat ayakan (termasuk panci) dan substrat kering awal ditimbang.
2
wilayah sampling sebesar 2.521 km (252,1 4.
ha) dengan perimeter 16,5 km. Dari hasil
Substrat
dimasukkan
kedalam
ayakan, kemudian di goyang selama ±
pengacakan didapatkan 99 titik koordinat
15 menit.
sampling. Peta dan titik sampling disajikan 5.
pada Gambar 1.
Masing-masing ayakan dan panci yang berisi substrat ditimbang
6.
Jumlah berat substrat yang tertahan = Berat ayakan berisi substrat -Berat ayakan kosong.
7.
Selanjutnya
data
berat
dianalisis
menggunakan software GRADISTAT dan R.
F.
Pengukuran Kualitas Perairan
1.
Suhu Prosedur pengambilan sampel suhu
pada lokasi menurut Subarijanti, 1990, yaitu : E.
1.
Substrat Metode
ayakan
(sieve
Menyiapkan
thermometer,
lalu
masukan kedalam perairan dengan
analysis)
mengacu pada Das (2002), digunakan untuk
membelakangi
menganalisis substrat. Ukuran ayakan yang
thermometer tidak menyentuh tangan
5
matahari
dan
2.
Menunggu selama ± 2 menit
Perhitungan Jenis Pelecypoda
3.
Membaca skala di perairan
Kelimpahan
4.
Mencatat hasilnya dalam °C
Kelimpahan Pelecypoda merupakan gambaran banyaknya jenis Pelecypoda yang
Untuk mengukur suhu digunakan thermometer dengan mencelupkan beberapa
ditemukan
saat thermometer kedalam perairan yang
sampel.Untuk
kondisi awal thermometer pada posisi 0 °C,
dilakukan perhitungan berdasarkan metode
nilai suhu diperoleh setelah
yang diajukan oleh Krebs (1997) ;
thermometer
menit. Salinitas Salinitas
setiap
stasiun/titik
menghitung
Kelimpahan
Kelimpahan = Jumlah Individu suatu spesies Luas Kuadrat(Plot)
direndam didalam air selama 5 sampai 10
2.
pada
Analisis substrat dengan
Data hasil pengayakan dimasukkan
menggunakan refraktometer pada masing-
kedalam perhitungan menggunakan lembar
masing plot penelitian. Dengan cara sampel air
kerja excel 2007 (Tabel.3), untuk mendapatkan
diambil dengan menggunakan pipet tetes dan
berat tertahan masing-masing ayakan. Hasil
diteteskan
kaca
tersebut kemudian diplot
untuk melihat
refraktometer yang telah di bersihkan, ditutup
komposisi persen butiran
dan membuat
dan dibaca skala petunjuk
klasifikasi
3.
1
perairan
tetes
ke
diukur
permukaan
kelompok
tekstur
berdasarkan
panduan The Unified Soil Classification
Derajat Keasaman (pH)
System (USCS). Hasilnya kemudian di plot Pengukuran pH dilakukan dengan
menggunakan diagram Kerikil (Gravel), Pasir
menggunakan pH meter yang dicelupkan
(Sand) dan Lumpur (Mud).
langsung ke perairan kemudian dicocokan dengan warna standarnya pada skala pH meter. Metode analisis Data
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Kelimpahan
Data analisis yang harus dilakukan
Berdasarkan pengamatan langsung
dalam penelitian ini adalah data luas wilayah,
dilapangan ditemukan 8 jenis pelecypoda yaitu
komposisi jenis, kelimpahan, analisis butiran
Pinna
substrat
Mytellafalcata,
dan
perbandingan
kelimpahan
bicolar,
Periblypta
Donax-cuneatus,
reticulata, Ctenoides
berdasarkan jenis substrat yang berbeda. Data
ales, Corbicula Lena, Anadara antiquata,
tersebut dihitung dengan rumus perhitungan
Anadara
sebagai berikut :
kelimpahan toleransi
6
Granosa.
Komposisi
pelecypoda atau
maupun
bergantung
sensivitasnya
pada
terhadap
perubahan
lingkungan.
memberikan
respon
Setiap
komunitas
yang selalu melakukan kegiatan berkarang di
terhadap
perubahan
Perairan Desa Berakit.
kualitas habitat dengan cara menyesuaikan diri
B.
Analisis Substrat
pada struktur komunitas dalam lingkungan
Tipe substrat sangat mempengaruhi
yang relatif stabil, komposisi dan kelimpahan
struktur perkembangan jenis pelecypoda yang
pelecypoda relatif tetap (APHA, 1992).
menempati
Tabel 2. Kelimpahan Total Pelecypoda di perairan KKLD Berakit.
tersebut.Pengambilan substrat dengan cara
pada
ekosistem
menyekop pada setiap plot yang di tebarkan pada keseluruhan tititk koordinat sebanyak 99
No
Spesies
Jumlah
Kelimpahan/m2
titik dan 99 plot. Setelah di lakukan analisa
1
Pinna bicolar Periblypta reticulata
37
1
Tekstur substrat di Labolaturium FIKP Umrah
78
3
mengacu pada Das (2002) terdapat 2 macam
Mytellafalcata Donaxcuneatus Ctenoides ales Corbicula Lena Anadara antiquata Anadara Granosa
90
4
jenis substrat yang terdapat di Perairan KKLD
42
2
20
1
29
1
62
3
125
5
mengemukakan
483
20
merupakan kelas dari filum Moluska yang
2 3 4 5 6 7 8
Desa Berakit yaitu dari 75 plot adalah Substrat Kerikil Berpasir sedangkan 24 plot lagi jenis substrat pasir berkerikil. Hal ini sesuai dengan pendapat
Total
(Arnorld
and
Birtles bahwa
1989) kelas
yang
pelecypoda
umum ditemukan di perairan yang bersubstrat. Dari 99 plot yang di pasang di area penelitian
KKLD
Desa
Berakit,
(
jenis
Menurut
Nybaken
1982)
umumnya
pelecypoda hidup di substrat, karna selain
pelecypoda yang selalu di temukan di dalam
mempermudah
plot tersebut adalah dalam jenis Anadara
suplai nutrient dan juga untuk menyesuaikan
granosa dengan nama
kehidupanya.
lain adalah
kerang
mereka untuk mendapatkan
darah. Kelimpahan jenis pelecypoda ini lebih banyak di temukan di bandingkan pelecypoda Kelimpahan Total, Keanekaragaman dan
dalam jenis yang lain. jenis kerang darah ini selalu
dikosumsi
setempat,selain itu
oleh
Jumlah Jenis (Taxa) Berdasarkan Tipe
masyarakat
Substrat di Perairan Berakit.
kerang darah ini juga
Tipe
memiliki nilai jual yang lumayan menarik
mempengaruhi
untuk di jadikan usaha sambilan bagi warga
substrat morfologi
akan fungsional
sangat dan
tingkah laku hewan bentik. Levinton (2002) menyatakan bahwa tipe substrat adalah faktor
7
utama yang mengendalikan distribusi benthos.
Summary for Kelimpahan Substrat = Pb
A nderson-Darling N ormality Test
Adaptasi terhadap substrat akan menentukan morfologi, cara makan dan adaptasi fisiologi organisme pelecypoda terhadap suhu, salinitas 10
20
30
40
A -S quared P -V alue
0.31 0.521
M ean S tD ev V ariance S kew ness Kurtosis N
21.333 10.981 120.580 0.182899 -0.558077 24
M inimum 1st Q uartile M edian 3rd Q uartile M aximum
50
serta faktor kimia lainnya. Odum (1993)
4.000 13.000 22.000 28.000 44.000
95% C onfidence Interv al for M ean 16.697
25.970
95% C onfidence Interv al for M edian 16.000
menjelaskan bahwa karakter dasar suatu
9 5 % C onfidence Inter vals
28.000
95% C onfidence Interv al for S tD ev 8.534
Mean
15.404
Median
perairan yang sangat menentukan penyebaran
15.0
17.5
20.0
pelecypoda adalah substrat dasar perairan
22.5
25.0
27.5
Summary for Kelimpahan Substrat = Kb
A nderson-D arling N ormality Test
seperti lumpur, pasir, liat, berkerikil, dimana masing-masing tipe menentukan komposisi 20
30
40
1.88 0.005
M ean S tD ev V ariance S kew ness Kurtosis N
19.722 9.015 81.274 1.15931 1.82592 72
M inimum 1st Q uartile M edian 3rd Q uartile M aximum
pelecypoda. penilaian tercemar atau tidaknya 10
A -S quared P -V alue <
50
95% C onfidence Interv al for M ean
suatu ekosistem tidak mudah terdeteksi dari
17.604
antara
keanekaragaman
21.841
95% C onfidence Interv al for M edian 16.000
hubungan
4.000 12.000 20.000 24.000 48.000
9 5 % C onfidence Inter vals
dan
20.000
95% C onfidence Interv al for S tD ev 7.745
Mean
10.787
Median 16
kestabilan komunitasnya.
17
18
19
20
21
22
Gambar 2. Analisis Deskriftif Data Kelimpahan Pelecypoda dengan Variabel Bebas Jenis Substrat
Dengan komposisi jenis pada tingkat genus yang hanya berkisar antara 5 - 6 jenis, menandakan bahwa tingkat keanekaragaman
Dimana 2 tipe Substrat yang ada di
jenis ini tergolong rendah, sedikitnya jumlah
perairan tersebut ,bawasannya kelimpahan
jenis
Pelecypoda yang di temukan di tipe substrat
yang
ditemukan juga
menunjukkan
bahwa
tidak dapat
perairan
kerikil berpasir dan pasir berkerikil tidak beda
tersebut
nyata.
tercemar (Setiawan, 2009 ). Dari hasil analisis jumlah nilai yang
Sedangkan untuk data analisis jenis
didapat dari segi kelimpahan pelecypoda
pelecypoda berdasarkan variabel bebas subsrat
berdasarkan 99 plot yang dilaksanakan di
diperairan
perairan
menunjukkan
Berakit
kelimpahan pelecypoda
mendapatkan
nilai
Berakit jenis
sehingga pelecypoda
dapat terhadap
subsrat kerikil berpasir dan pasir berkerikil
berdasrkan 2 tipe
tidak beda nyata.
substrat di perairan.dapat di lihat pada Analisis Diskreftif yang di sajikan di gambar 2
8
Dari
Summary for Taxa
uji
coba
deskriftip
yang
Substrat = Pb
A nderson-Darling N ormality Test
1
2
3
4
5
A -S quared P -V alue
0.58 0.117
M ean S tD ev V ariance S kew ness Kurtosis N
3.1250 1.4238 2.0272 0.057003 -0.729736 24
M inimum 1st Q uartile M edian 3rd Q uartile M aximum
6
dilakukan kelimpahan
2.0000 9 5 % C onfidence Inter vals
jenis
pelecypoda
dan
di perairan Berakit lebih banyak di temukan di daerah subsrat kerikil berpasir di bandingkan
4.0000
95% C onfidence Interv al for S tD ev 1.1066
total,
perbandingan
3.7262
95% C onfidence Interv al for M edian
Mean
melihat
keanekaragaman berdasarkan 2 tipe substrat
1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 6.0000
95% C onfidence Interv al for M ean 2.5238
untuk
1.9972
pasir berkerikil.sesuai dengan gambar yang
Median 2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
telah disajikan Summary for Taxa Substrat = Kb
PERBANDINGAN KELIMPAHAN, TAXA DAN KERAGAMAN SHANNON
A nderson-D arling N ormality Test
2
3
4
5
2.52 0.005
2000
M ean S tD ev V ariance S kew ness Kurtosis N
3.0000 1.1006 1.2113 0.260812 -0.226937 72
1500
M inimum 1st Q uartile M edian 3rd Q uartile M aximum
6
1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 6.0000
Data
1
A -S quared P -V alue <
95% C onfidence Interv al for M ean 2.7414
3.2586
Substrat Kb Pb
1000
95% C onfidence Interv al for M edian 3.0000 9 5 % C onfidence Inter v als
3.0000
95% C onfidence Interv al for S tD ev 0.9456
Mean
500
1.3169
Median 2.7
2.8
2.9
3.0
3.1
3.2
3.3
0
Gambar 3. Analisis Deskriftif Data Jumlah Jenis Pelecypoda dengan Variabel Bebas Jenis Substrat
Kelimpahan
Taxa
Shannon_H
Gambar 5. Hasil Perbandingan Kelimpahan, Jumlah
Dari
keanekaragaman
pelecypoda
Jenis( Taxa) dan Keanekaragaman (Keterangan : Pb
berdasar kan 2 tipe subsrat memiliki nilai yang
(Pasir Berkerikil; Kb (Kerikil Berpasir).
tidak berbeda nyata.
Dari analisis deskriftip sesuai gambar
Summary for Shannon_H Substrat = Pb
di atas data yang di peroleh tidak memenuhi
A nderson-D arling N ormality Test
0.0
0.4
0.8
1.2
A -S quared P -V alue
0.92 0.016
M ean S tD ev V ariance S kew ness Kurtosis N
0.95292 0.52671 0.27742 -0.751189 -0.433777 24
M inimum 1st Q uartile M edian 3rd Q uartile M aximum
1.6
asumsi
normalitas.
oleh
sebab
itu
perbandingan antara subsrat kerikil berpasir
0.00000 0.65250 1.05000 1.32750 1.70000
dengan pasir berikil tersebut di lakukkan uji
95% C onfidence Interv al for M ean 0.73051
1.17533
coba
95% C onfidence Interv al for M edian 0.69000 9 5 % C onfidence Inter vals
1.28693
0.40936
0.73885
0.8
0.9
1.0
mengunakan
analisis
non
parametrik Kruskal-Wallis.
Median 0.7
dengan
95% C onfidence Interv al for S tD ev
Mean
1.1
1.2
1.3
Summary for Shannon_H Substrat = Kb
Analisis Non Parametrik Kruskal_Wallis
A nderson-D arling N ormality Test
0.0
0.4
0.8
1.2
A -S quared P -V alue <
1.74 0.005
M ean S tD ev V ariance S kew ness Kurtosis N
0.97236 0.40180 0.16144 -0.690474 0.341786 72
M inimum 1st Q uartile M edian 3rd Q uartile M aximum
1.6
Berdasarkan
deskriftif,
keseluruhan data tidak memenuhi asumsi
0.00000 0.67500 1.04000 1.32750 1.71000
normalitas dan heterogenitas, maka analisis
95% C onfidence Interv al for M ean 0.87794
analisis
1.06678
95% C onfidence Interv al for M edian 0.96322 9 5 % C onfidence Inter v als
1.09559
perbandingan kelimpahan total, jumlah jenis
95% C onfidence Interv al for S tD ev 0.34521
Mean
0.48077
Median 0.90
0.95
1.00
1.05
dan
1.10
keanekaragaman
berdasarkan
jenis
substrat, kemudian dilakukan menggunakan
Gambar 4. Analisis Deskriftif Data Keanekaragaman Pelecypoda dengan Variabel Bebas Jenis Substrat
analisis
non
parametrik
Kruskal-Wallis
sebagai pengganti analisis Anova (tingkat
9
kepercayaan 95 % dengan α 0.05). Analisis
Tabel 3. Kruskal-Wallis Test : Kelimpahan
non parametrik adalah prosedur statistik yang
Pelecypoda versusSubstrat
tidak mengacu pada parameter tertentu. Itulah
Kruskal-Wallis TestonKelimpahan Substrat N Median Ave Rank Z Kb 72 20.00 47.2 -0.80 Pb 24 22.00 52.5 0.80 Overall 96 48.5
sebabnya, statistik non parametrik sering disebut sebagai prosedur yang bebas distribusi (free-distibution procedures). Dari hasil analisis non parametrik,
H = 0.65 DF = 1 P = 0.422
perbandingan nilai jumlah kelimpahan total, jenis
pelecypoda
berdasarkan
dua
dan jenis
keanekaragaman substrat
Tabel 4. Kruskal-Wallis Test: Jumlah Jenis (Taxa) Pelecypoda versus Substrat
(pasir
berkerikil/Pb dan kerikil berpasir/Kb) tidak menunjukkan perbedaan (nilai probabilitas/p
Kruskal-Wallis Test on Taxa
lebih besar dari nilai α 0.05), yang artinya jenis substrat di Desa Berakit tidak berpengaruh, baik terhadap kelimpahan, jenis maupun keanekaragaman pelecypoda. Moore (2006) menyatakan bahwa bivalvia atau pelecypoda umumnya hidup
kebanyakan
jenis
Kb 72 3.000 Pb 24 3.000 Overall 96
47.8 50.6 48.5
Kruskal-Wallis Test on Shannon_H Substrat N Median Ave Rank
terdapat di Daerah Berakit. Hal ini dapat menjelaskan bahwa tipe berpengaruh
nyata
DF = 1 P = 0.672
Pelecypoda versus Substrat
melalui byssus. Tipe substrat ini banyak
tidak
-0.42 0.42
ini
memerlukan substrat keras untuk menempel
substrat
Z
Tabel 5. Kruskal-Wallis Test: Shannon_H
yang agak padat (campuran antara pasir dan karena
Ave Rank
H = 0.18
menetap (sedentary) dan memerlukan substrat
kerikil)
Substrat N Median
dalam
kehidupan pelecypoda tetapi, faktor utama
Kb
72
1.040
48.2
-0.16
Pb
24
1.050
49.3
0.16
Overall
96
48.5
adalah ketersediaan makanan, sehingga baik H = 0.02 DF = 1
kelimpahan, jenis dan keanekaragaman tidak terkait kuat dengan tipe substrat (Moore, 2006). Hasil non parametrik bisa di lihat pada tabel yang di sajikan 3,4,5
10
Z
P = 0.876
C.
Parameter Kualitas Perairan Parameter
Perairan
KESIMPULAN DAN SARAN
KKLD
Desa
A.
Kesimpulan
Berakit dimana perairan memegang peran Komposisi spesies pelecypoda yang
penting bagi kehidupan biota laut. Keadaan parameter
fisika
dan
kimia
di dapatkan di perairan KKLD desa berakit
optimum
selama penelitian di peroleh 8 jenis yaitu
dibutuhkan oleh berbagai biota laut termasuk bivalvia untung menunjang kehidupannya. Berdasarkan hasil penelitian di Perairan KKLD
Desa
Berakit
didapat
Parameter
1
Suhu(oC)
2
3
4
pH
Salinitas( ‰) Substrat
Data
granosa,
Corbicula
lena,
cuneatus,
nilai-nilai
Anadara
Ctenoides
Mytella
antiquata,
ales,
falcata,
Donax-
Periblypta
reticulata dan Pinna bicolar, dimana di dalam
parameter perairan dan disajikan pada tabel 6. N o
Anadara
penelitian ini memiliki 2 tipe substrat yang di
Baku mutu untuk biota laut
temukan di perairan tersebut yaitu pasir berkerikil dan kerikil berpasir.
28,435
6,1 – 8,9 30 33
Alami dan di perbolehkan <2°C dari kondisi normal suatu lingkungan 7,8,5
Berdasarkan analisis deskriftif semua data yang di peroleh tidak memenuhi asumsi normalitas dan heterogenitas, maka analisis perbandingan kelimpahan total jenis dan keanekaragaman pelecypoda berdasarkan tipe subsrat di lakukan dengan uji coba analisis non
Alami dan diperbolehkan<5 ‰ dari rata-rata musiman
parametrik sebagai penganti analisis anova (tingkat kepercayaan 95 % dengan α 0.05).
0,125 -0,25
Dari hasil uji coba analisis non parametrik Kruskal-Wallis pada kedua jenis substrat ini baik dari segi kelimpahan total, jenis dan keanekaragaman pelecypoda menunjukan hasil tidak berbeda nyata pada pada masing-masing di keseluruhan plot. Setelah di lihat parameter
perairan
dikatakan tergolong
hasil dari kondisi
Desa
Berakit
bisa
normal walaupun ada
sebagian yang tidak normal tetapi rata-rata parameter kondisi lingkungan perairan tersebut dinyatakan
normal,
organisme ( pelecypoda ).
11
untuk
kehidupan
B.
Saran
DAPTAR PUSTAKA Coremap II ADB. 2006. Pengembangan Kawasan Konservasi Laut Daerah (Marine Management Area/MMA) di Wilayah Coremap II. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil .Departemen Kelautan dan Perikanan.
Berdasakan hasil penelitian tersebut maka saran yang diberikan perlu adanya penelitian lanjutan : 1.
Perlu di lakukan penelitian lanjutan dengan mengunakan metode lain dan mencakup
kajian
lebih
Wibisono,M.S.2005.Pengantar Ilmu Kelautan. PT. Grasindo: Jakarta.
mendalam
mengenai pelecypoda. Sehingga dapat memberikan
wawasan
BTP
terhadapat
masyarakat agar lebih menjaga dan melestarikan biota pelecypoda supaya
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Penerbit PT. Gramedia Jakarta.
bisa di manfaatkan secara optimal dan berkelanjutan pada daerah Desa Berakit
Odum,1993.Dasar–DasarEkologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Gadjah Mada University press. Yogyakarta
Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan Propinsi Kepulauan Riau 2
DAS Surakarta 2002 Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pengolahan Daerah Aliran Sungai. Surakarta
Penelitian sebaiknya di lakukan pada SetiawanD.2008 Struktur Kumunitas Makrozobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir sungai Musi Tesis Pasca Sarjana IPB Bogor
selang waktu yang panjang misalnya dalam pengabilan sampel pada waktu pasang dan surut jadi dapat di ketahui jenis pelecypoda apa yang ditemukan
Setiawan, D. 2008 Struktur Komunitas Mahluk Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai Musi. Tesis. Pasca Sarjana IPB. Bogor.
pada perubahan lingkungan.
Moore, Janet.2006. An Introduction to The Invertebrates.SecondEditon.Cambride University Press Newyork. United States of America. 339 Pages.
.
12