KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN ZOOPLANKTON DI SUNGAI EKANG ANCULAI KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN
DODY PRIMA Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Tengku Said Raza’i, S.Pi, MP Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Andi Zulfikar S.Pi,MP Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT Anculai Ekang river is one of the rivers in the district of Bintan. The river bisects the village and the village of Desa Penaga Ekang Anculai. Ekang river has a length of 3064 m. Components of the river ecosystem consists of biotic and abiotic components influence each other into a single entity and have the ability to create their own rules system. Plankton are organisms (plants or animals) whose life floats, float, or floating in the water swimming abilities (if any) is limited to terbawak always washed away by the current. Plankton are divided into two groups, namely phytoplankton and zooplankton. Phytoplankton is a member of plankton which are plants, Zooplankton are members who are animal plankton. From the research conducted to determine the abundance and diversity index, uniformity, and dominance in river waters Ekang anculai. From it can be seen how keterssediaan natural feed for fish and the level of pollution in these waters. The study was conducted in August-October 2014 Anculai Ekang river waters. Determination conducted research station purposive sampling technique. Zooplankton sampling to use Planktonet horizontally and vertically, with the withdrawal of planktonen almost 2 meters. The survey results revealed that Zooplankton Genus: Radiolaria, Tintinnidiidae, Coelenterata, Ctenophora, Mastigophora, Foraminifera, copepods, Urochorda, total abundance Zooplankton 68366 Ind / L, and the diversity index ranging remedy 2328-2695 H ', Uniformity index of 0.8 - 0.9 E' , 0:09 to 0:16 Dominance index C '. whereas the average range parameters include temperature 28.28 - 28,510C, salinity from 22.33 to 29.99 ppm, brightness 1.74 to 1.93 meters, current speed from 0.23 to 1.93 m / sec, degrees acidity (pH) 8.30 to 8.65, dissolved oxygen (DO) from 6.13 to 6.31 mg / L. Key words: Zooplankton, Anculai Ekang River, abundance, diversity index, Uniformity, and Dominance
ABSTRAK
Sungai Ekang Anculai merupakan salah satu sungai yang berada di Kabupaten Bintan. Sungai ini membagi dua Desa yaitu Desa Penaga dan Desa Ekang Anculai. Sungai ekang memiliki panjang 3064 m. Komponen ekosistem sungai terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling berpengaruh menjadi satu kesatuan dan memiliki kemampuan untuk membuat sistem aturannya sendiri. Plankton adalah mahluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawak hanyut oleh arus. Plankton dibagi menjadi dua golongan yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan anggota plankton yang bersifat tumbuhan, Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani. Dari itu diadakan penelitian untuk mengetahui kelimpahan dan indeks keanekaragaman, keseragaman , dan dominansi di perairan sungai ekang anculai. Dari itu bisa dilihat bagaimana keterssediaan pakan alami bagi ikan dan tingkat pencemaran di perairan tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2014 di perairan Sungai Ekang Anculai. Penentuan stasiun penelitian dilakukan tehnik Purposive sampling. Untuk pengambilan sampling Zooplankton mengunakan Planktonet secara horizontal dan vertical dengan penarikan planktonen sepanjang 2 meter. Dari hasil penelitian diketahui Genus Zooplankton yaitu : Radiolaria, Tintinnidiidae, Coelenterata, Ctenophora, Mastigophora, Foraminifera, Copepoda, Urochorda, Kelimpahan total Zooplankton 68366 Ind/L, dan Indeks keanekaragaman dengan nilai 2.482, indeks keseragaman dengan nilai 0.83’ dan indek dominansi dengan nilai 0.12. sedangkan Kisaran Rata-rata Parameter antara lain suhu 28,28 - 28,510C, salinitas 22,33 - 29,99 ppm, kecerahan 1,74 - 1,93 Meter, kecepatan arus 0,23 - 1,93 m/dtk, derajat keasaman (pH) 8,30 - 8,65, oksigen terlarut (DO) 6,13 - 6,31 mg/L. Kata kunci: Zooplankton, Sungai Ekang Anculai,Kelimpahan, indeks Keanekaragaman, Keseragaman, dan Dominansi
PENDAHULUAN Sungai ekang merupakan kawasan yang melintasi Desa Ekang Aculai dan Desa Penaga, yang terletak di Kabupaten Bintan. Sungai ini merupakan induk sungai yang memiliki beberapa anak sungai, dan panjang sungai Ekang Aculai sekitar 3064 m .(Google earth,2014). Perairan sungai ekang merupakan salah satu ekosistem yang menjadi komponen utama dari lingkungan Kabupaten Bintan. Ekosistem air yang terdapat di daratan (inland water) secara umum dibagi atas dua yaitu perairan letik yang disebut juga perairan tenang (misalnya danau, waduk, rawa, dan telaga) dan perairan lotik yang sebut juga perairan berarus deras (misalnya sungai, kanal, parit). Perbedaan utama antara perairan lotik dan lentik adalah arus. Perairan lentik mempunyai kecepatan arus yang lambat serta terjadi akumulasi massa air dalam periode waktu yang lama, sementara perairan lotik umumnya menpunya kecepatan arus yang tinggi, di sertai perpindahan massa air yang berlangsung dengan
cepat, (Barus, 2004 dalam Siregar, 2010). Komponen ekosistem sungai terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling berpengaruh menjadi satu kesatuan dan memiliki kemampuan untuk membuat sistem aturannya sendiri. Pengaruh komponen fisik sungai misalnya kecepatan aliran sungai, substrat dasar, kualitas air, iklim makro, karakteristik penyinaran matahari dan perubahan temperatur sungai tersebut. (Diester, 1997 dalam Rubianti, 2011). Plankton adalah mahluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawak hanyut oleh arus. Secara fungsional, plankton dapat digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton, (Nontji, 2008). Suatu ekosistem perairan zooplankton merupakan konsumer pertama yang memakan fitoplankton, kemudian zooplankton dimakan oleh anak-anak ikan. Dengan adanya keterkaitan plankton ini dalam ekosistem perairan, maka menempatkan zooplankton dimakan ikan–ikan kecil dan seterusnya
Dilihat dari fungsi Zooplankton maka diperlukan melakukan penelitian Identifikasi Keanekaragaman Zooplanlton dan Indeks Ekologi yang berada di Perairan Sungai Ekang Anculai Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Februari 2015 di Peraiaran Sungai Ekang Anculai, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
plankton secara perlahan pada permukaan dan maupun badan air perairan. (Setyobudiandi, 2009) Sampel zooplankton yang sudah diperoleh harus segera diberi pengawet untuk keperluan analisis di laboratorium. Pengawetan perlu dilakukan karena sampel zooplankton sangat mudah rusak sehingga harus ditangani dengan proses pengawetan. Pengawetan sampel zooplankton dilakukan dengan menambahkan 2 – 3 tetes larutan Lugol 4% kedalam botol sampel zooplankton yang di telah diberi label. Identifikasi zooplankton dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran total 100x dan 400x. Identifikasi dilakukan dengan meneteskan beberapa sampel zooplankton (0,05ml), yang diletakkan diatas gelas objek kemudian ditutup dengan cover glass, (Setyobudiandi, 2009). Pedoman identifikasi menggunakan buku identifikasi.
Dari hasil survey awal pada lokasi penelitian, diperoleh 3 lokasi pengambilan sampling yang terdiri dari bagian hulu sungai, bagian tengah sungai (pertemuan beberapa anak sungai), dan pada bagian hilir sungai. Berdasarkan survey awal dengan mengetahui titik koordinat dan menggunakan Google Earth. Data yang digunakan penelitian ini meliputi data Primer dan data Sekunder. Data Primer yang di ambil oleh penelitian ini meliputi data jenis zooplankton, Kelimpahan zooplankton, Keanekaragaman zooplankton,Keseragaman zooplankton, Dominansi zooplankton, serta kondisi perairan yang diambil adalah Parameter Fisika dan Kimia Pengambilan sampel zooplankton dilakukan dengan menggunakan planktonet berbahan monofilament dengan ukuran meshsize 40µm. Pengambilan sampel contoh Zooplankton dengan menarik secara perlahan jaring planktonet secara horizontal dan vertikal pada permukaan perairan, dan badan air yang ditarik sepanjang 2 meter. Zooplankton yang tersaring dalam planktonet dipindahkan kedalam botol sampel yang telah di beri label. Metode pengambilan sampel zooplankton dilakukan secara kualitatif dengan menarik jala
Pengukuran parameter perairan dilakukan pada saat pagi dan sore dengan 1 x pengulangan, sedangkan untuk pengambilan sampel zooplankton dilakukan 1x pengambilan dengan 3x pengulangan di laboratorium. Adapun pengukuran parameter perairan meliputi parameter fisika dan kimia dimana parameter fisika yaitu Suhu, Salinitas, Kekeruhan, Kecepatan Arus dan Parameter Kimia pH dan DO.
Pengolahan data Data Zooplankton yang diperoleh, dilakukan pengolahan data yang meliputi Kelimpahan, Keanekaragaman, Keragaman, serta Dominansi dengan rumus-rumus berikut ini :
Kelimpahan Penentuan Kelimpahan Zooplankton dihitung dengan menggunakan rumus (Dianthani, 2003 dalam Madinawati, 2010), sebagai berikut: N=n( Keterangan:
𝑉𝑟 𝑉𝑜
)x(
1 𝑉𝑠
)
N = Jumlah sel per liter (ind/l) n = Jumlah sel yang di amatiatau didapat Vr = Volume air tersaring (ml) Vo = Volume air yang diamati `(ml) Vs = Volume air yang disaring (l)
Indeks Keanekaragaman Indeks keanekaragaman zooplankton dihitung menggunakan persamaan Shanon-wiener. (Handayani, 2009) sebagai berikut : s
𝐻𝑙 = −
Pi. ]n Pi Pi.ln.Pi t=1
Keterangan :H’ = indeks diversitas Shannon – Wiener Pi = proporsi spesies ke –i ln = logaritma Nature pi =Σni/N (jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis) Indeks Keseragaman Indeks keseragaman fitoplankton dihitung menggunakan persamaan Shanon-wiener. (Handayani, 2009) sebagai berikut : H=
𝑯′ 𝑯 𝑴𝒂𝒙
=
𝑯′ 𝑳𝒏 𝑺
Keterangan : H’ = indeks diversitas Shannon – Wienner H max = keanekaragaman spesies maximum = ln S S = banyaknya genus Indeks Dominansi Rumus indeks dominansi Simpson (C) menurut (Legendre, 1983 dalam Setyobudiandi, 2009) yaitu : 𝑠
ni 𝑐 ′ = ∑( )² N
keseragaman zooplankton dan indeks dominansi. Data kualitas air ditabulasikan dalam table kualitas air yang disajikan dengan 2 kali waktu pengukuran (pagi, sore). Data yang diperoleh disajikan dengan menampilkan kisaran nilai kualitas perairan untuk setiap parameter. Data kualitas air yang telah dianalisis di bahas secara deskriptif dengan studi literature dan membandingkan dengan penelitianpenelitian terdahulu. HASIL DAN PEMBAHASAN Sungai Ekang Anculai merupakan salah satu Sungai yang berada di Kabupaten Bintan. Sungai ini membagi dua Desa yaitu Desa Penaga dan Desa Ekang Anculai. Sungai ekang memiliki panjang 3064 m (google earth). Desa Penaga masuk kedalam Wilayah Kecamatan Telok Sebong yang memiliki luas 43 km. Jarak Desa Penaga dari Pusat Pemerintah Kecamatan adalah 70 km, jarak dari Pusat Pemerintahan Kota adalah 90 km, jarak dari pemerintah Ibu Kota Kabupaten 40 km sedangkan jarak dari Ibu Kota Provinsi adalah 90 km.(Arsip Desa Penaga).
Komposisi Ordo/Famili Zooplankton Dari Hasil pengamatan jenis-jenis zooplankton yang terdapat di Sungai Ekang Anculai Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan ditemukan dengan 8 Ordo/Famili Zooplankton dari total 40 Genus/Spesies Zooplankton. Ordo/Famili dan Genus/Spesies Zooplankton Ordo / Famili Radiolaria
𝑡=1
Dimana: C = Indeks dominansi Simpson ni = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah individu seluruh spesies Dari data yang diperoleh kemudian ditabulasikan untuk mempermudah pembacaan hasil kelimpahan zooplankton, keanekaragam zooplankton, keseragaman zooplankton dan indeks dominansi. Data yang diperoleh di analisis dengan bantuan Software Microsoft Excel. Hasil perhitungan kelimpahan zooplankton, keanekaragam zooplankton,
Tintinnidiidae
Coelenterata
Genus / Spesies 1. Lithoptera telraptera 2. Clthrocircus dictyospryris 3. Xiphatractus armadillo 4. Aulacantha spinosa 5. Sagasphaera penicilla 6. Acanthonia nordgaardi 7. Porodiscus flustrella 8. Amphinena dinema 9. Cyrtocalpis sethophora 10. Petalospyris dictyocubus 1. Helicostomella 2. Salpingella 3. Parundella longa 4. Eutintinnus 5. Ptychocylis urnula 6. proplecella 7. Codonellopsis abconica 8. Rhabdonella lohmanni 9. Tintinnopsis 1. Abyla leuckartii 2. Amphinema dinema
Kelimpahan (Ind/L) 67 267 333 1333 2066 67 400 466 67 67 1799 1133 1533 7663 67 866 133 200 267 4931 466
Ctenophora
Mastigophora
Foraminifera
Copepoda
3. Abylopsis eschscholtzii 4. Gonionemus 5. Eudoxoides spiralis 1. Cortina tripus 2. Cestum veneris 3. Tetraedron tumidulim 4. Diphyes dispar 5. Mertensia ovum 1. Pandorina morum bory 2. Chromulina ovalis 3. Trachelomonas schauinslandii 4. Volvox aureus 1. Chilostomella ovoidea 2. Candeina nitida 3. Globigerina bulloides 4. Pullenia quinqueloba 1. Oncaea venusta 2. Eucalanus bungii 1. Larva tunicate
Urochorda Total Sumber: Data Primer(2014)
3598 400 333 67 7463 133 133 533 67 733 333 1066 2399 933 200 1266 200 133 1399 45577
Ordo/Famili yang terdapat pada penelitian ditemukan 8 Ordo/Famili diantaranya adalah Radiolaria, Tintinnidiidae, Coelenterata, Ctenophora, Mastigophora, Foraminifera, Copepoda, Urochorda. Adapun Ordo/Famili Radiolaria 10 jenis antaranya Lithoptera telraptera, Clthrocircus dictyospryris, Xiphatractus armadillo, Aulacantha spinosa, Porodiscus flustrella, Sagasphaera penicilla, Acanthonia nordgaardi, Amphinena dinema, Cyrtocalpis sethophora, Petalospyris dictyocubus. Ordo/Famili Tintinnidiidae 9 spesies antaranya Helicostomella, Salpingella, Parundella longa, Eutintinnus, Ptychocylis urnula, Proplecella, Codonellopsis abconica, Rhabdonella lohmanni, Tintinnopsis. Ordo/Famili Coelenterata 5 spesies antaranya Abyla leuckartii, Amphinema dinema, Abylopsis eschscholtzii, Eudoxoides spiralis, Gonionemus. Ordo/Famili Ctenophora 5 spesies antaranya Cortina tripus, Tetraedron tumidulim, Cestum veneris, Diphyes dispar, Mertensia ovum. Ordo/Famili Mastigophora 4 spesies antaranya Pandorina morum bory, Chromulina ovalis, Trachelomonas schauinslandii, Volvox aureus. Ordo/Famili Foraminifera 4 spesies antaranya Chilostomella ovoidea, Candeina nitida, Globigerina bulloides, Pullenia quinqueloba. Ordo/Famili Copepoda 2 spesies antaranya Oncaea venusta,
Eucalanus bungii. Ordo/Famili Urochorda 1 spesies antaranya Larva tunicate. Komposisi Genus Zooplankton yang tergolong kedalam 8 Ordo/Famili divisi yaitu Radiolaria, Tintinnidiidae, Coelenterata, Ctenophora, Mastigophora, Foraminifera, Copepoda, Urochorda, dapat dilihat pada gambar : Komposisi Ordo/Famili Zooplankton
25% 22% 12% 13% 10% 10% 5%
3%
Komposisi Ordo/Famili Zooplankton yang ditemukan di lokasi penelitian.(Data Primer, 2014) Ordo/Famili Radiolaria merupakan zooplankton yang tergolong dalam kelas filum protozoa. Sedangkan Menurut (Suryanto, 2009) Filum Protozoa yaitu kelompok hewan melayang atau mengapung dalam air, kehidupan Ordo/Famili Radiolaria merupakan Ordo/Famili yang tidak tergantung dengan organisme lain, umumnya Ordo/Famili ini berhabitat di air tawar, laut atau estuari bahkan sampai pada habitat teresterial. Untuk itu tidak memungkinkan Ordo/Famili Radiolaria komposisi Zooplankton yang paling tertinggi dengan persentase 25%. Sedangkan Ordo/Famili Urocorda merupakan sebuah Subfilum dari Vertebrata, yang paling menonjol adalah tunicates laut. Menurut (Linda, 2007 dalam Fikruddin, 2013) Urocorda umumnya ditemukan di perairan laut, yang mana habitatnya Ordo/Famili Urocorda umumnya menempel berbatuan didasar perairan laut. Dari penjelasan tersebut memungkinkan bahwa Ordo/Famili Urocorda komposisi Zooplankton yang paling sedikit dengan persentase 3%.
Kelimpahan Zooplankton Kelimpahan Zoopalnkton penelitian dapat dilihat pada tabel : Stasiun Stasiun I Stasiun II Stasiun III Jumlah Pagi Jumlah Sore
pada
Kelimpahan ( Ind/L) Permukaan Badan Air Pagi Sore Pagi Sore 6597 9995 25187
3998 15792 5997
41779
12594 14393 6996
Ratarata (Ind/L)
4198 23388 7596
33983 25787
lokasi
Kelimpahan Zooplankton Stasiun I Kelimpahan Zooplankton berdasarkan waktu pengambilan pada stasiun I dapat dilihat pada table : Kelimpahan ( ind/L ) Permukaan Badan air Pagi 6597 12594 Sore 3998 4198 10595 16791 Jumlah 5297 8396 Rata-rata Sumber : Data Primer (2014) Waktu
37881 35182
Kelimpahan Zooplankton Berdasarkan Waktu Pengambilan Setiap Stasiu
30485
Kelimpahan Zooplankton 68366 Keterangan : katagori Tinggi dan katagori Rendah Sumber: Data Primer(2014).
Dari hasil perhitungan Kelimpahan Zooplankton diperairan Sungai Ekang Anculai di Teluk Sebong Kabupaten Bintan di peroleh kelimpahan tertinggi di Permukaan pada saat pagi hari dengan nilai 41779 Ind/L sedangkan yang terendah di Sore dengan nilai 25787 Ind/L. Untuk kelimpahan Zooplankton di Badan air tertinggi pada saat Sore hari dengan nilai 35182 Ind/L, sedangkan yang terendah pada Pagi hari dengan nilai 33983 Ind/L. Berdasarkan hasil penelitian dilokasi diperairan sungai Ekang Anculai didapatkan hasil kelimpahan Zooplankton dimana pada saat pagi hari lebih tinggi dari pada sore hari karna pada waktu pengambilan sampel zooplankton didaerah pertemuan arus yang saling bertemum, dikarnakan arus yang saling bertemuan akan mengasilkan oksigen, nutrient dan terjadi unsure hara didaerah tersebut. Adanya arus yang cukup kuat mendukung untuk suplai makanan zooplankton yang ada diperairan tersebut, memungkinan keberadaan plankton akan meningkat. (Rahayu,2013). Dari data pengukuran kelimpahan Zooplankton di Perairan Sungai Ekang pada pagi dan sore tersebut, memiliki jumlah total kelimpahan Zooplankton masih dikatagorikan Mesotrofik yaitu perairan yang mempunyai tingkat kesuburan sedang dengan kelimpahan Zooplankton, hal ini didukung oleh (Goldman and Horne,1994 dalam Suryanto H,2009), bahwa perairan Mesotrofik yaitu Perairan yang mempunyai tingkat kesuburan sedang dengan kelimpahan zooplankton berkisar antara 1- 500 ind/lt atau 1000 – 500.000 ind/l. Sedangkan untuk total Zooplankton keseluruhan 68366 Ind/L.
Kelimpahan Total (Ind/L) 19190 8196 27386 13693
Berdasarkan tabel diatas hasil perhitungan kelimpahan Zooplankton di stasiun I Kelimpahan Zooplankton pada pagi hari lebih tinggi dibandingkan Kelimpahan Zooplankton di sore hari dengan nilai kelimpahan 19190 Ind/L. sedangkan untuk Kelimpahan pada titik pengambilan di Badan air lebih tinggi di bandingkan Kelimpahan Zooplankton di Permukaan dengan nilai kelimpahan 8196 Ind/L, dengan jumlah Kelimpahan Total 27386 Ind/L. Dalam pengambilan sampling Kelimpahan Zooplankton, lokasi penelitian terletak dilokasi bagian Hulu sungai Ekang Anculai yang mana terdapat pertemuan dua arus yang berbeda yaitu arus dari Sungai dan arus dari laut. Dari pertemuan dua arus tersebut memungkinkan tingginya Kelimpahan Zooplankton dibadan air dengan nilai 16791 Ind/L, yang disebabkan kuatnya arus yang dikarnakan pertemuan dua arus yang berbeda. Serta pada waktu pengambilan Kelimpahan tertinggi pada saat pagi dengan nilai 19190 Ind/L, disebabkan karna pengaruh kondisi abiotik dan arus permukaan maupun arus dalam. Proses pertemuan arus yang terjadi di suatu perairan akan mempengaruhi kondisi kehidupan Fitoplankton, Zooplankton dan pengayakan nutrisi di lokasi tersebut. (Sediadi, 2004 dalam Astuti, 2012). Kelimpahan Zooplankton Stasiun II Kelimpahan Zooplankton berdasarkan waktu pengambilan pada stasiun II dapat di lihat pada table : Kelimpahan ( ind/L ) Permukaan Badan air Pagi 9995 14393 Sore 15792 23388 25787 37781 Jumlah 12893 18890 Rata-rata Sumber : Data Primer (2014) Waktu
Kelimpahan Total (Ind/L) 24388 39180 63568 31784
Dari hasil tabel diatas ketahui perhitungan Kelimpahan Zooplankton distasiun II pada sore hari lebih tinggi di bandingkan kelimpahan zooplankton di pagi hari dengan nilai kelimpahan 39180 Ind/L, sedangkan untuk kelimpahan pada titik pengambilan di badan air lebih tinggi di bandingkan kelimpahan zooplanton di permukaan dengan nilai kelimpahan 37781 Ind/l dan dengan jumlah kelimpahan total 63568 Ind/L. Dalam pengambilan kelimpahan Zooplankton distasiun II ini tertinggi terjadi pada sore hari, dikarnakan pada saat pagi hari terjadi Intensistas cahaya matahari yang renda disebabkkan pada saat itu kondisi cuaca saat hujan. Sedangkan kelimpahan Zooplankton pada badan air lebih tinggi dibandingkan pada permukaan air, ini sagat memungkinkan bahwa lokasi yang terletak dibagian tengah sungai akan menentukan kondisi arus permukaan yang tenang dan ditambah kondisi permukaan air lebih dingin karena adanya campuran dari air hujan sehingga kondisi suhu permukaan tidak stabil dengan keberadaan zooplankton. Kelimpahan Zooplankton Stasiun III Kelimpahan Zooplankton berdasarkan waktu pengambilan pada stasiun III dapat dilihat pada table : Kelimpahan ( Ind/l ) Waktu Permukaan Pagi 25187 Sore 5997 31184 Jumlah 15592 Rata-rata Sumber : Data Primer (2014)
Badan air 6996 7596 14593 7296
Kelimpahan Total (Ind/L) 32184 13593 45777 22888
Dari hasil perhitungan kelimpahan Zooplankton di stasiun III Kelimpahan Zooplankton pada pagi hari lebih tinggi di bandingkan Kelimpahan Zooplankton di sore hari dengan nilai kelimpahan 32184 Ind/L. sedangkan untuk Kelimpahan pada titik pengambilan di permukaan lebih tinggi di bandingkan Kelimpahan Zooplanton di badan air dengan nilai kelimpahan 31184 Ind/L dan dengan kelimpahan total 45777 Ind/L. Dalam pengambilan Kelimpahan Zooplankton di stasiun III yang tertinggi pada saat pagi hari, dikarnakan pada saat pagi hari cenderung arus lebih lemah di bandingkan pada saat sore hari, yang mana kondis arus yang lebih kuat yang disebab ada proses arus yang menjelang surut, sehingga Zooplankton terbawak oleh arus surutnya ke arah laut. Menurut (Purwanti, 2011) Terjadinya
pasang surut air laut sangat berpengaruh terhadap kelimpahan dan distribusi plankton di muara sungai.
Kelimpahan Total Berdasarkan Jenis Zooplankton Kelimpahan total jenis zooplankton sesuai Ordo/Famili dapat di lihat pada gambar berikut : Kelimpahan Total Zooplanlton berdasarkan Ordo/Famili
25.00 13660 20.00 9728 8329 15.00 5131 4798 10.00 2199 1399 5.00 333 0.00
Kelimpahan Total Zooplankton berdasarkan Ordo/Famili (Data primer 2014) Tingginya kelimpahan Zooplankton dengan Ordo/Famili Tintinnidiidae disebabkan karna mampu beradaptasi terhadap iklim tropis. Hal ini di perjelas Menurut (Dolan et al, 2006 dalam Rahayu, 2013), menyatakan bahwa Tintinnidiidae hidup di iklim tropis dan banyak hidup di perairan dangkal. Tingginya genera ini di perairan dangkal berhubungan dengan ketersediaan pakan. Tintinnididea memiliki kemampuan untuk membentuk kristal sehingga pada kondisi lingkungan yang tidak menunjang kehidupannya genera ini tetap bertahan hidup, (Rahayu, 2013). Sedangkan yang terenda yaitu Ordo/Famili cepepoda dikarnakan spesies tersebut habitatnya hidup di laut, karena mereka adalah biomassa terbesar di lautan beberapa menyebut mereka serangga laut. Menurut (Redjeki, 2007) copepod mempunyai kaitan dengan habitat aslinya di laut yang menyediakan pakan (copepoda) dalam jumlah, ukuran dan variasi yang tepat untuk menunjang kehidupannya.
Indeks Keanekaragaman, Keseragaman, dan Dominansi Untuk kisaran nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi
Zooplankton diperairan Sungai Ekang Anculai dapat dilihat pada lihat pada gambar berikut : Indeks Ekologi Zooplankton
2.482 0.83 Keanekaragaman (H')
Keseragaman (E)
0.12 Dominansi (D)
Indeks Keanekaragaman, Keseragaman, Dominansi (data primer,2014) Berdasarkan hasil penelitian di perairan sungai Ekang Anculai di peroleh indeks Keanekaragaman (H’) dengan nilai 2.482 masuk katagori sedang, karna dari kemungkinan kondisi perairan di Sungai Ekang Anculai masih jauh dari pencemaran sehingga sesuai untuk pertumbuhan Plankton , Menurut (Odum, 1994 dalam Alamanda, 2012) suatu perairan dengan Indeks Keanekaragamannya renda akan berpengaruh terhadap pertumbuhan plankton disebabkan tidak cocoknya plankton di perairan tersebut dan sebaliknya apa bila Indeks Keanekaragaman tinggi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan plankton tersebut yang mana pertumbuhanya plankton cocok di perairan tersebut. Untuk Indeks keseragaman (E) Zooplankton yang berada diperairan sungai ekang termasuk dalam katagori tinggi dengan nilai 0.83 , karna dalam melakukan indetifikasi zooplankton menemukan 8 genus dan 40 jenis yang ada diperairan sungan ekang anculai tersebut, dan didukung dengan baiknya kondisi parameter fisika dan kimia di perairan Sungai Ekang Anculai tersebut. Hal ini dukung dengan nilai indeks keseragaman zooplankton yang ada, mempunyai nilai indeks lebih dari o,6 sehingga perairan tersebut layak dikatakan keseragamannya tinggi. (Krebs, 1978 dalam Pranoto, 2005). Nilai indeks Dominansi (D) zooplankton diperairan sungai ekang anculai termasuk katagori renda dengan nilai 0.12 dikaranakan dalam melakukan identifikasi zooplankton, menunjukkan bahwa individu-individu dalam populasi pada lokasi perairan selama pengamatan mempunai komposisi yang seragam dan tidak ada yang berdominansi. Menurut (Magguran,1991 dalam Fuadi, 2013)
terjadinya peningkatan nilai indeks keanekaragaman zooplankton maka terjadi penurunan indeks dominansi, dan berlaku sebaliknya dimana nilai keanekaragaman rendah sehingga nilai dominansi akan tinggi. Kondisi Perairan Kondisi perairan yang diukur meliputi parameter fisika dam kimia yaitu Suhu, Salinitas, Kecerahan, Kecepatan Arus, Derajat Keasaman (pH), Oksigen Terlarut (DO). Secara lengkap hasil pengukuran kualitas perairan dapat dilihat pada tabel berikut : No 1, 2, 3, 4,
Parameter
Suhu Salinitas Kecerahan Kecepatan Arus Derajat 5, Keasaman (pH) Oksigen 6, Terlarut (DO) Sumber: Data Primer (2014)
C ppt Meter m/dtk
I 28,51 29,99 1,74 0,23
Stasiun II 28,39 27,71 1,93 1,93
III 28,28 22,33 1,87 0,25
-
8,30
8,56
8,65
mg/L
6,18
6,13
6,31
Satuan 0
Rata-rata kisaran Parameter antara lain suhu 28,28 - 28,510C, salinitas 22,33 - 29,99 ppm, kecerahan 1,74 - 1,93 Meter, kecepatan arus 0,23 1,93 m/dtk, derajat keasaman (pH) 8,30 - 8,65, oksigen terlarut (DO) 6,13 - 6,31 mg/L. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Zooplankton di Sungai Ekang Anculai ditemukan hasil sebagai berikut : o Kelimpahan Zooplankton keseluruhan di Sungai Ekang Anculai yaitu 217.72 Ind/L dan untuk komposisi Genus Zooplankton yang ditemukan dilokasi penelitian yaitu tergolong kedalam 8 Genus divisi yaitu Radiolaria, Tintinnidiidae, Coelenterata, Ctenophora, Mastigophora, Foraminifera, Copepoda, Urochorda. dan 40 jenis Zooplankton. o Dalam penelitian ini untuk kondisi parameter perairan sungai Ekang Anculai kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan yaitu suhu berkisaran 28,28-28,51 salinitas berkisaran 22,33-29-99 kecerahan berkisaran 1,74-1,93 kecepatan arus berkisaran 0,23-1,93 derajat keasaman (pH)
1.
2.
3.
berkisaran 8,30-8,65 dan oksigen terlarut (DO) berkisaran 6,13-6,31. Dari hasil pengukuran parameter tersebut kondisi perairan sungai Ekang Anculai termasuk bagus.
Fikruddin.M.B.ABD. Hakim.2013. Distribusi dan keanekaragaman tunikata (ascidiacea) pada kondisi perairan yang berbeda Di pulau badi, bone batang dan laelae.skrips.Universitas Hasanuddin:Makasar.
Saran
Fuadi.N.A.2013.Keanekaragaman dan kelimpahan Zooplankton teluk sabang pulau weh provinsi aceh berdasarkan distribusi vertikal. Skripsi. Universitas Syiah Kuala Darussalam: Banda Aceh.
Perlu dilakukan pemantauan struktur komunitas dari perairan sungai lainnya khususnya didaerah Kepulauan Riau. Dan perlu dilakukan penelitian lanjud untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan sekitar perairan terdapat struktur komunitas. Serta perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kualitas perairan yang berkaitan dengan nilai tingkat pencemaran.
Handayani.D.2009.kelimpahan dan keanekaragaman plankton di perairan pasang surut tambak bianakan subang.Skripsi Universitas Islam Negeri Syafif Hidayatullah (UIN):Jakarta. Kordi.K.M.G,Tancung.A.B.2008.Pengelolahan kualitas air dalam budidaya perairan.PT Rineka Cipta:Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Alamanda.S,SriWiedarti,Triastinurmiatiningsih.2012. Kualitas Air Dan Keanekaragaman Jenis Plankton Di Sungai Cisadane, Jawa Barat. Jurnal.Universitas Pakuan:Bogor Alanindra Saputra, Enggar Lestari, Suwarno Hadisusanto.2012. Komposisi dan kemelimpahan zooplankton di laguna glagah kabupaten kulonprogo provinsi daerah istimewa Yogyakarta.Jurnal.Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Medinawati.2010.Kelimpahan dan keanekaragaman plankton di perairan laguna Desa Tolongano Kecamatan Banawa Selatan.Jurnal VOL 3 (2):119-123.Media Libang:Sulawesi Tenggara. Nontji.A.2008. Plankton Laut.LIPI Pres:Jakarta Pranoto.B.A, Ambariyanto, M. Zainuri.2005. Struktur Komunitas Zooplankton di Muara Sungai Serang,Jogjakarta.Jurnal.Vol 10 (2) : 90-97. Universitas Diponogoro: Semarang.
Astuti.R.P, Philip Teguh Imanto, dan Gede S. Sumiarsa.2012. Kelimpahan beberapa jenis mikroalga diatom di perairan pulau gumilamo-magaliho, halmahera utara. Jurnal Vol. 4, No. 1, Hlm. 97-106.Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut: Bali.
Prasetyaningtya.T. Bambang Priyono,and Tyas agung Pribadi.2012. Keanekaragaman Plankton Di Perairan Tambak Ikan Bandeng Di Tapak Tugurejo. Universitas Negeri Semarang (UNS), Semarang.
Effendi.H.2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.Kanisius: Yogyakarta.
Purwanti.S, Riche Hariyati, Erry Wiryani.2011. Komunitas plankton pada saat pasang dan surut di perairan muara sungai Demaan kabupaten jepara.Universitas Diponegoro: Semarang.
Fachrul.M.F.2007.Metode Aksara:Jakarta.
sampling
ekologi.Bumi Putra.K.G.D.2009.Petunjuk teknisi kualitas air.Udayana Press:Denpasar-Bali.
pemantauan University
Putra.R.P, Roza Elvyra, Khairijon.2012. Kualitas perairan sungai sail kota pekanbaru berdasarkan koefisien saprobik.Jurnal.Universitas Binawidya:Pekanbaru. Rahayu.S, Tri Rima Setyawati, Masnur Turnip.2013.Struktur komunitas zooplankton di muara sungai mempawah Kabupaten pontianak berdasarkan pasang surut air laut. Universitas Tanjungpura: Pontianak. Redjeki.2013. Pemberian copepoda tunggal dan kombinasi sebagai pakan Alami Kuda laut (hippocampus kuda).Jurnal Vol. 12 (1) : 1 – 5.Universitas Diponegoro: Semarang. Rubianti.2011.Pengaruh kondisi fisik kimia lingkungan terhadap Keanekaragaman jenis plankton di sungai benowo yang Berada di objek wisata nglimut di desa gonoharjo Kecamatan limbangan kabupaten Kendal.Skripsi.Institut keguruan dan ilmu pendidikan (IKIP).Semarang. Sari E.P, Falmi Yandri Khodijah dan Nancy William.2008. Keanekaragaman Plankton Di Kawasan Perairan Teluk Bakau.Jurnal. Setyobudiandi.I,Sulistiono,Fredinan.Y,Cecep.K,Sigid .H,Ario.D,Agustinus.S, Bahatiar.2009.Sampling dan analisis data perikanan dan kelautan terapkan metode pengambilan contoh diwilayah pesisir dan laut. Institut Pertanian Bogor(IPB):Bogor. Simanjuntak.M.2009. Hubungan faktor lingkungan kimia, fisika terhadap distribusi plankton di perairan belitung timur, bangka belitung. Jurnal perikanan(j. Fish. Sci.) Xi (1): 31-45 issn: 0853-6384. Siregar.M.H.2010.keanekaragaman plankton di hulu sungai asahan porsea.skripsi.Universitas Sumatera Utara (USU):Medan. Suryanto H.A.M dan Herwati Umi S.2009. Pendugaan status trofik dengan pendekatan kelimpahan fitoplankton dan zooplankton di
waduk sengguruh, karangkates, lahor, wlingi raya dan wonorejo jawa timur. Jurnal. Vol. 1 No. 1, April 2009.Universitas Brawijaya:Malang Usman .M.S, Janny D. Kusen, Joice R.T.S.L Rimper.2012.Struktur komunitas plankton di perairan pulau Bangka Kabupaten minahasa utara.Jurnal vol. 2 no 1. Universitas Sam Ratulangi: Manado. Wijayanti.2011. Keanekaragaman Jenis Plankton Pada Tempat Yang Berbeda Kondisi Lingkungannya Di Rawa Pening Kabupaten Semarang.Skripsi. Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmupengetahuan Alam Ikip Pgri Semarang.