PERBANDINGAN INFUSA DAN DEKOKTA KOMBINASI Centella asiatica, Jucticia gendarussa, Imperata cylindrica TERHADAP TEKANAN DARAH TIKUS MODEL HIPERTENSI Decky Sagita Ade Putra, Ariani Ratri Dewi, Yudi Purnomo Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang Email :
[email protected]
Abstract. Hypertension is degenerative disease which contribute to several of cardiovascular complications. Empirically, pegagan (Centella asiatica), gandarussa (Gendarussa justicia) and alang-alang (Imperata cylindrica) in single herb has been used to treat hypertension but the combination of herbs have not been researched yet. This study aims to know hypotension effect of combination C. asiatica, G. justicia and I. cylindrica on hypertension rats. This study uses control group post test only design with male Wistar rats divided into 2 control groups and 2 test groups (n=5 rats). Hypertension rats was induced by Deoxycorticosterone acetate (DOCA) 15 mg/kg BW intra peritoneally twice a week and NaCl solution 1% orally everyday. Aqueous extract of combination of C. asiatica, G. justicia and I. cylindrica in 5:5:3 composition were prepared by decoction and infudation methods then administrated orally for 6 weeks. Blood pressure were measured every two weeks by non invasive blood pressure monitoring with tail cuff whereas body weight was monitored weekly. The data was analyzed using ANOVA test continued with LSD test (p < 0,05). Oral administration of decocta and infusa combination C. asiatica, G. justicia and I. cylindrica in 5:5:3 composition were able to decrease blood pressure about 19 % and 22 % respectively compared to hypertension group (p<0.05). Both methods of extraction give similar effect in reducing blood pressure (p>0.05). Flavonoid, alkaloid and terpenoid in this herbs are predicted as anti-hypertension through diuretic mechanism of flavonoid and vasodilator of alkaloid so that it can reduce blood pressure of hypertension rats. Combination C. asiatica, G. justicia and I. cylindrica with decoction and infudation methods of extraction are equally potent to decrease hypertension rats blood pressure. Keywords. blood pressure, C. gendarussa,
asiatica, decoction, hypertension, I. cylindrica,
Hipertensi merupakan gangguan kardiovaskuler yang ditandai tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.1 Faktor utama yang berperan mengendalikan tekanan darah adalah resistensi perifer dan cardiac output.2 Patofisiologi hipertensi dapat dijelaskan melalui beberapa mekanisme. Faktor utama yang berperan mengendalikan tekanan darah adalah resistensi perifer dan cardiac output. Resistensi perifer lebih dominan dalam mengatur tekanan darah melalui sekresi senyawa vasoaktif.2 Disfungsi endothel berkontribusi terhadap terjadinya hipertensi akibat ketidakseimbangan antara senyawa vasokontriktor dan vasodilator yang disintesa endothel. Aktifitas saraf otonom berperan pula mengendalikan tekanan darah melalui
infusion, J.
keseimbangan aktifitas saraf simpatik dan saraf parasimpatik.3 Penggunaan obat anti-hipertensi konvensional sering menimbulkan dampak negatif bagi penderitanya. Efek negatif obat anti-hipertensi beragam seperti sakit kepala, edema, batuk kering, hipotensi dan efek samping ini tergantung pada golongan obatnya. 4 Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan obat anti hipertensi konvensional mendorong pencarian bahan alam sebagai sumber alternatif pengobatan hipertensi. Pemanfaatan bahan alam untuk pengobatan berkembang pesat di masyarakat karena obat dari bahan alam memiliki efek samping yang lebih kecil, ekonomis, dan mudah didapat dibandingkan obat sintetik kimiawi.
Decky Sagita Ade Putra, THE COMPARISON OF INFUSA AND DECOCTA COMBINATION OF Centella asiatica
Pegagan (Centella asiatica), gandarusa (Justicia gendarussa) dan alang-alang (Imperata cylindrica) adalah herbal yang berpotensi sebagai antihipertensi. Berdasarkan data empirik, masing-masing herbal tersebut telah digunakan sebagai obat penurun tekanan darah. Pada penelitian pra klinis daun pegagan dan gandarusa memiliki efek antioksidan dan akar alang-alang berpotensi menimbulkan dilatasi pembuluh darah.5,6,7 Beberapa efek tersebut dikendalikan oleh kandungan senyawa metabolit sekundernya seperti flavonoid, alkaloid dan manitol.5,7,8 Kandungan zat aktif yang rendah pada single herbal umumnya kurang memberikan efek terapi yang optimal. Sampai saat ini, belum pernah dilakukan penelitian mengenai penggunaan kombinasi pegagan (Centella asiatica), gandarusa (Justicia gendarussa) dan alang-alang (Imperata cylindrica) sebagai antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah. Penggunaan ketiga herbal yang memiliki efek sinergistik untuk menurunkan tekanan darah, diharapkan lebih potensial untuk mengendalikan hipertensi dibandingkan pemberian herbal dalam bentuk tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek infusa dan dekokta kombinasi ramuan Pegagan, Gandarusa dan Alang-alang (PGA) dalam menurunkan tekanan darah tikus model hipertensi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental laboratorium menggunakan desain penelitian control group post test only secara in vivo. Penelitian ini dilakuan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Laboratorium Riset Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang, dan Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Gajah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2014 selama 12 minggu. Pembuatan Kombinasi Ekstrak Pegagan, Gandarusa, dan Alang-Alang (PGA) Sampel yang digunakan adalah simplisia PGA dari Balai Materia Medika Batu yang telah dengan nomor sertifikasi 074/298/101.8/2015 Sediaan herbal tersebut diperoleh dalam bentuk serbuk.
Simplisia ditimbang dengan perbandingan dosis pegagan, gandarusa dan alang-alang adalah 5:5:3, kemudian dipanaskan pada suhu 90o C dengan pelarut air selama 15 menit untuk infusa, dan 30 menit untuk dekokta.5 Hasil infusa dan dekokta kemudian disaring dan diberikan secara sonde selama empat minggu setelah tikus dinyatakan hipertensi. Pengujian Senyawa Fitokimia Pegagan, Gandarusa dan Alang-alang Pengujian senyawa aktif menggunakan prinsip reaksi warna dengan pereaksi khusus. Identifikasi senyawa flavonoid menggunakan pereaksi HCL pekat dan senyawa terpenoid dengan pereaksi CHCL3, asam asetat anhidrat, dan H2SO4. Senyawa alkaloid diidentifikasi dengan pereaksi boucherdat, meyer, dan dragendrof, sedangkan senyawa fenolik menggunakan pereaksi FeCl3 dan saponin dengan pereaksi HCL pekat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimia UPT Materia Medica Batu. Hewan Coba Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus Wistar (Rattus norvegicus) dengan berat badan sekitar 200-250 gram berjumlah 20 ekor. Tikus dikelompokkan menjadi empat kelompok secara acak, yaitu dua kelompok kontrol dan dua kelompok perlakuan. Seluruh hewan coba yang digunakan pada penelitian ini telah mendapatkan persetujuan Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya pada tanggal 24 Maret 2014 dengan nomor 237/EC/KEPK/03/2014. Aklimatisasi bagi hewan coba dilakukan selama dua minggu. Selama aklimatisasi tikus diberi makan dan minum standar laboratorium. Pengukuran tekanan darah dan penimbangan berat badan dilakukan setiap dua minggu. Pembuatan Tikus Model Hipertensi Induksi hipertensi pada hewan coba menggunakan deoxycorticosterone acetate (DOCA) dari Sigma Aldrich dengan pelarut minyak jagung. Pemberian DOCA sebanyak dua kali seminggu dengan cara injeksi subkutan. Dosis DOCA yang digunakan adalah 20 mg/kgBB selama empat minggu, kemudian di-tuppering off menjadi 15 mg/kgBB selama lima minggu 15 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
karena dosis 20mg/KgBB menyebabkan kematian pada hewan coba. Tikus diberikan NaCl 1% secara personde setiap hari. Tikus dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik dan diastoliknya diatas 140 dan 90 mmHg.9 Pengukuran Tekanan Darah Metode pengukuran tekanan darah pada penelitian ini menggunakan non invasive blood pressure monitoring dengan tail cuff. Prinsip yang digunakan pada metode tersebut adalah merekam tekanan volume untuk mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik tikus.6 Cara pemeriksaan tekanan darah tikus dengan memasukkan tikus dalam holder, selanjutnya tikus dimasukkan dalam penghangat dan mengatur suhu antara angka 0-2o C. Pengukuran tekanan darah dinyatakan sistol dan diastole dengan satuan mmHg.
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Hasil identifikasi zat aktif pada Tabel 1 dengan prinsip reaksi warna menujukkan, dekokta PGA mengandung triterpenoid dan alkaloid lebih banyak dibandingkan dengan infusa. Senyawa flavonoid, fenolik, dan saponin teridentifikasi pada infusa dan dekokta PGA dalam jumlah yang tidak berbeda.
Karakteristik Sampel Karakteristik sampel yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Sampel Kelompok KN KP KI KD Berat 242 227,5 216,25 227,75 Badan ±12,09 ± ± 9,46 ±21,33 Awal 11,98 Berat 269 251,75 266,75 263 Badan ± ± 13,7 ±22,96 ±25,73 Setelah 20,04 Induksi Teknik Analisa Data (4 minggu) Data dinyatakan dalam bentuk rerata ± SD. Berat 274 266,75 228 237,5 Kemudian setelah dilakukan uji normalitas dan Badan ± ± 28,1 ± 14,7 ±43,22 homogenitas, data dianalisa dengan metode one Akhir 34,32 way ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji (6 minggu) LSD untuk mengetahui perbedaan antar Tekanan 115,75 118,25 117 127 perlakuan. Hasil dikatakn berbeda secara Darah ± ± 9,71 ±10,89 ± 1,82 bermakna bila p < 0.05. Awal 16,19 Tekanan 117,25 151,5 146,75 146,25 HASIL PENELITIAN Darah ± 9,66 ± 8,67 ±22,65 ±22,42 Setelah Identifikasi Zat Aktif ekstrak Pegagan, Induksi Gandarusa, dan Alang-alang (4 Zat aktif yang terdapat dalam infusa dan minggu) dekokta PGA dapat di lihat pada Tabel 1. Tekanan 119 155,75 125,75 120,75 Darah ± 5,38 ±11,67 ± 3,20 ± 2,99 Tabel 1. Uji Skrining Fitokimia Akhir No Zat Aktif Ekstrak (6 Infusa PGA Dekokta PGA minggu) 1 Flavonoid (+) Merah Tua (+) Merah tua Keterangan: 2 Terpenoid (+) Jingga (++) Jingga KN : Kelompok Kontrol Negatif (Normal) Kecoklatan Kecoklatan KP : Kelompok Kontrol Positif (Hipertensi) 3 Fenolik (+) Biru Tua (+) Biru Tua KI : Kelompok Infusa PGA 4 Saponin (+) Busa (+) Busa KD : Kelompok Dekokta PGA 5 Alkaloid (+) Jingga (++) Jingga Keterangan: PGA : Pegagan + Gandarusa + Alang-alang + : Intensitas Warna Rendah ++ : Intensitas Warna Sedang +++ : Intensitas Warna Kuat
Page | 16
Decky Sagita Ade Putra, THE COMPARISON OF INFUSA AND DECOCTA COMBINATION OF Centella asiatica
penurunan tekanan darah yang lebih kuat dibandingkan dengan infusa PGA. Efek Kombinasi Pegagan, Gandarusa dan Alangalang Terhadap Tekanan Darah Tikus Model Hipertensi Tekanan darah tikus model hipertensi setelah pemberian ramuan ekstrak PGA dapat di lihat pada Tabel dan gambar 3.
Gambar 1. Rerata Berat Badan Tikus Wistar dengan Model Hipertensi + Dekokta dan Infusa kombinasi Centella asiatica, Jucticia gendarussa, dan Imperata cylindrica
Tabel 3. Rerata Tekanan Darah Tikus Model Hipertensi yang Disuplementasi Dekokta dan Infusa Kombinasi PGA Kel Perlakuan n Rerata ± SD (mmHg) 1 Kontrol Normal 4 119 ± 5,38a 2 Kontrol 4 155,75 ± 11,67b Hipertensi 3 Perlakuan Infusa 4 125,75 ± 3,20a 4 Perlakuan 4 120,75 ± 2,99a Dekokta Keterangan : a,b : Huruf berbeda menunjukkan perbedaan (P<0,05, LSD test) KN : Kelompok Kontrol negatif (Normal) KP : Kelompok Kontrol positif (Hipertensi) KI : Kelompok Infusa PGA KD : Kelompok Dekokta PGA
Gambar 2. Rerata Tekanan Darah Tikus Wistar dengan Model Hipertensi + Dekokta dan Infusa kombinasi Centella asiatica, Jucticia gendarussa, dan Imperata cylindrica Tikus yang diinduksi DOCA-NaCl (KP) dan KN menunjukan peningkatan berat badan tikus sedangkan pada pemberian infusa dan dekokta kombinasi ekstrak PGA menunjukkan penurunan berat badan tikus. Pemberian infusa menunjukan gambaran penurunan berat badan yang lebih kuat dibandingkan dengan dekokta. Tikus yang diinduksi DOCA-NaCl menunjukan peningkatan tekanan darah sedangkan pada KN tidak terjadi peningkatan tekanan darah. Pemberian infusa dan dekokta kombinasi ekstrak PGA menunjukkan penurunan tekanan darah dan dekokta PGA menunjukan gambaran
Gambar 3. Rerata Tekanan Darah Tikus Wistar dengan Model Hipertensi + Dekokta dan Infusa kombinasi Centella asiatica, Jucticia gendarussa, dan Imperata cylindrica Tabel dan Gambar 3 menunjukkan tikus yang diinduksi DOCA-NaCl mengalami peningkatan tekanan darah sekitar 30% 17 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatifl (P<0,05). Pemberian infusa dan dekokta kombinasi PGA (5:5:3) dapat menurunkan tekanan darah berturut-turut sekitar 19% dan 22% dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (P<0,05). Pemberian dekokta kombinasi PGA lebih kuat menurunkan tekanan darah dibandingkan infusa kombinasi PGA. PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Peneliti menggunakan tikus Wistar strain Rattus norvegicus karena secara genetik tikus Wistar memiliki banyak kesamaan dengan manusia. Tikus Wistar jantan dipakai dalam penelitian model hipertensi karena tidak terpengaruh siklus hormonal sehingga dapat meminimalisir bias. Selain itu,tikus Wistar mempunyai respon yang cepat, sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan mampu menggambarkan potensi kombinasi PGA terhadap penurunan tekanan darah tikus model hipertensi. 10,11 Pasca induksi DOCA-NaCl terjadi peningkatan berat badan dan tekanan darah tikus pada hewan coba dibandingkan dengan kondisi awal.12,13 Pasca pemberian ekstrak kombinasi PGA terjadi penurunan berat badan dan tekanan darah tikus Wistar pada kelompok infusa PGA dan dekokta PGA, sedangkan pada kelompok normal hanya terjadi peningkatan berat badan dan kelompok hipertensi terjadi peningkatan berat badan serta tekanan darah .14 Efek Induksi DOCA-NaCl Terhadap Tekanan Darah Tikus yang diinduksi DOCA dan NaCl 1% mampu meningkatkan tekanan darah tikus Wistar. Hal ini disebabkan oleh mekanisme aldosteron yang terdapat di DOCA dan peningkatan osmolalitas yang disebabkan oleh NaCl. Deoxycorticosterone acetate (DOCA) adalah garam sintesis dari deoxycorticoxterone yang bekerja mengikat reseptor mineralokortikoid khususnya aldosteron yang berkontribusi langsung dalam terjadinya hipertensi melalui peningkatan absorbsi Na dan air di tubulus distal ginjal.12 Mekanisme DOCA menyebabkan hipertensi melalui peningkatan vasopresin untuk retensi air dan peningkatan Page | 18
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
aktivitas simpatis yang menyebabkan vasokontriksi. 15 Pemberian NaCl 1% akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar natrium dan air dalam intravaskular akan mengakibatkan peningkatan osmolalitas dengan kompensasi penarikan cairan intrasel ke plasma sehingga volume plasma meningkat. Peningkatan kadar klorida dalam darah akan menimbulkan vasokonstriksi arteri ginjal yang dapat menurunkan GFR (Glomerular Filtration Rate) sehingga direspon dengan aktivasi RAAS yang menghasilkan angiotensin II untuk mengaktifasi saraf simpatis tubuh berupa peningkatan denyut jantung dan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga meningkatan tekanan darah.15 Efek Infusa dan Dekokta Kombinasi Centella asiatica, Jucticia gendarussa, Imperata cylindrica terhadap Penurunan Tekanan Darah Tikus Model Hipertensi Pemberian infusa PGA dan dekokta PGA signifikan menurunkan tekanan darah. Efek tersebut dikendalikan oleh kandungan zat aktif yang terdapat dalam infusa PGA dan dekokta PGA. Berdasarkan hasil identifikasi zat aktif pada masing-masing ekstrak, didapatkan zat aktif seperti alkaloid, flavonoid, dan terpenoid yang berfungsi sebagai antihipertensi dan antioksidan sehingga mampu menurunkan tekanan darah. Hal ini sejalan dengan penelitian Roopesh et al (2011) bahwa pegagan mengandung flavonoid, terpenoid, dan alkaloid, yang berfungsi anti hipertensi.16 Pada penelitian Uddin, M. et al (2012), gandarusa mengandung flavonoid, dan triterpenoid yang berperan menurunkan tekanan darah.6,17 Selain itu, penelitian oleh Harwoko et al (2014) mengandung terpenoid dalam pegagan memiliki aktifitas diuretik pada tikus sehingga mampu menurunkan tekanan darah.18 Alang-alang mengandung manitol, saponin, flavonoid, dan alkaloid yang berfungsi menurunkan tekanan darah.8 Manitol dalam alang-alang dapat menurunkan volume cairan sehingga menurunkan tekanan darah, sedangkan kandungan alkaloid pada ektrak PGA dapat menimbulkan vasodilatasi sehingga terjadi penurunan tekanan darah.5,6,7 Hal ini didukung juga oleh penelitian Afrianto (2014, in publishing) bahwa ekstrak PGA dapat menurunkan jumlah Circulating Endothelial Cells
Decky Sagita Ade Putra, THE COMPARISON OF INFUSA AND DECOCTA COMBINATION OF Centella asiatica
(CECs) pada tikus model hipertensi sehingga fungsi endotel dapat dipertahankan untuk regulasi tekanan darah.19 Perbandingan Infusa dan Dekokta Kombinasi Centella asiatica, Jucticia gendarussa, Imperata cylindrica terhadap Penurunan Tekanan Darah Tikus Model Hipertensi Suplementasi dekokta kombinasi PGA lebih kuat menurunkan tekanan darah dibandingkan bentuk infusa meskipun tidak signifikan. Perbedaan efek tersebut disebabkan oleh perbedaan kandungan zat aktif yang tersari dalam infusa dan dekokta. Dekokta kombinasi PGA pada uji skrining fitokimia mengandung terpenoid dan alkaloid lebih banyak dibandingkan dengan infusa kombinasi PGA. Komposisi terpenoid dan alkaloid yang lebih banyak terdapat pada dekokta yang berperan sebagai antihipertensi. Perbedaan metode penyarian berpengaruh terhadap kandungan zat aktif. Infusa dan dekokta dengan metode penyarian menggunakan pelarut air, yang dipanaskan pada suhu 900C selama 15 menit untuk infusa dan 30 menit untuk dekokta. Infusa digunakan untuk bahan-bahan yang bersifat termolabil, sehingga zat aktif tidak mudah rusak oleh panas. Adapun kekurangannya tidak optimal untuk penyarian bahan-bahan herbal yang intensitasnya keras dan padat. Penyarian secara dekokta mempunyai keuntungan mampu menyari simplisia yang keras dan padat, seperti biji-bijian dan akar. Dekokta tidak sesuai untuk bahanbahan yang tidak tahan panas, karena zat yang tersari akan menjadi rusak.20 KESIMPULAN Berdasarkan analisa data dan pembahasan, penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa: 1. Suplementasi infusa dan dekokta kombinasi pegagan, gandarusa, dan alang-alang dosis 5:5:3 dapat menurunkan tekanan darah tikus model hipertensi. 2. Suplementasi dekokta kombinasi PGA mampu menurunkan tekanan darah tikus model hipertensi sebanding dengan infusa. SARAN Berdasarkan analisa data dan pembahasan, penelitian ini didapatkan saran bahwa:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi dosis untuk menurunkan tekanan darah tikus model hipertensi secara optimal. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk uji toksisitas dekokta dan infusa kombinasi pegagan, gandarusa, dan alang-alang dengan perbandingan dosis berturut 5:5:3. DAFTAR PUSTAKA 1. Aram VC, George LB, Henry RB, William CC, Lee AG, Joseph LI. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Hypertension 2003; 42: 1206-1252. 2. Mackenna, B.R and Callender. R. Illustrated Physiology Fifth Edition. Edinburg : Churchill Livingstone. 1990. 3. Masaki T and Yanagisawa M. Physiology and pharmacology of endothelins. Med R Rev 1992; 12:391-421. 4. Aziza dan Lucky.Peran Antagonis Kalsium dalam Penatalaksanaan Hipertensi. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Rumah Sakit dr .Cipto Mangunkusumo, Jakarta: Maj Kedokt Indonesia, Volum: 57,Nomor: 8,Agustus 2007. 5. Thida I, and Rungrudee S. Antihypertensive Effects of Centella asiatica Extract. Institute of Science, Suranaree University of Technology, Nakhon Ratchasima Province 30000, Thailand. International Conference on Food and Agricultural Sciences IPCBEE vol.55 (2013). 6. Uddin R, Suchana S, Aslam H, Abul K, Khalid H, Mohammad AR. Chemical and biological investigations of Justicia gendarussa (Burm. f). Dhaka Univ. J. Pharm. Sci 2011; 10(1): 5357. 7. Ruslin. Asmawi, M.Z. Rianse, U. Sahidin, I. Dhianawaty,D.Soemardji, A.A. Antihypertensive Activity of Alang-alang (Imperata cylindrica L.) Beauv Root Methanolic Extract on Male Wistar Rat. Universitas Haluoleo Kendari. International Journal of Research in Pharmaceutical Sciences. 2013. 8. E. E. Mak-Mensah, G. Komlaga dan E. O. Terlabi. Antiypertensive action of ethanolic extract of Imperata cylindrica leaves in 19 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
9.
10.
11. 12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
animal models. Department of Biochemistry and Biotechnology and Department of Pharmacognosy, KNUST, Kumasi, Ghana. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 4(14), pp. 1486-1491, 18 July, 2010. Mohsen I, bibi MR, Ayyob F, Ali G, Seyed MM, hossein H. Effect of chronic crocin treatment on desoxycorticosterone acetate (doca)-salt hypertensive rats. Iran J basic Med Sci 2014; 17(1): 9-13. Kusuma, D. Bersahabat dengan hewan coba. Gajahmada UniversityPress.Yogyakarta ; 2004 Hanifah, M.J. Amir, A. Etika kedokteran hukum kesehatan. EGC. Jakarta;1999. Freel E.Marie And Connell John M.C. Mechanisms Of Hypertension: The Expanding Role Of Aldosterone.J Am Soc Nephrol.2004 August ;15(8):1993–2001. Elhomsy, G. Deoxycorticosterone (DOCA). Endocrinology, St Louis University Schoolof Medicine.http:// emedicine. 2012. medscape.com diakses tanggal 9 Januari 2014. Sjakoer, N. A. A, Permatasari, N. Mekanisme kerja benalu teh pada pembuluh darah. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2012; 27: 1-7. Manpreet kaur, A.C Rana, Sunil Kumar. Induction of Hypertension by Various Animal Models. Rayat Institute of Pharmacy, SBS Nagar, Ropar-144533, India. International Journal of Pharmacy and Biological Sciences. 2011; (eISSN: 2230-7605). Roopesh, C.K. Salomi, S. Nagajurna, Y. Padmanabha R. Diuretic activity of methanolic and ethanolic extract of Centella asiatica leaves in rats. International Research Journal of Pharmacy. 2011; 2(11),163-165. Subramanian N,Jothimanivannan C,Moorthy K. Antimicrobial activity and preeliminary phytochemical screening of justicia gandarussa (burm. F.) againts human pathogen. Asian Journal of Pharmaceutical & Clinical Research 2012;(Supplement): 229. Harwoko. Pramono, S. and Nugroho, A. E. Triterpenoid-rich fraction of Centella asiatica leaves and in vivo antihypertensive activity. International Food Research Journal. 2014.
Page | 20
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
19. Afrianto, T.F. Efek dekok dan infusa kombinasi Centella asiatica, Justicia gendarussa, Imperata cylindrica terhadap jumlah Circulating Endothelial Cells (CECs). 2014. International Centre For Science And High Technology. Extraction technologies for medicinal and aromatic plants. Italy : United Nations Industrial Development Organization And The International Centre For Science And High Technology. 2008.