PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA PENERAPAN PEMBELAJARAN REMEDIAL OLEH TUTOR SEBAYA DENGAN PENUGASAN
(Skripsi)
Oleh Nengah Sara Dwi Saputri
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ii
ABSTRAK
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA PENERAPAN PEMBELAJARAN REMEDIAL OLEH TUTOR SEBAYA DENGAN PENUGASAN
Oleh Nengah Sara Dwi Saputri
Dilaksanakannya penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa pelaksanaan pembelajaran remedial di SMA Negeri 1 Kotagajah tidak terlaksana sebagaimana mestinya, sehingga mengakibatkan hasil belajar fisika rendah dan ketika diberikan tes remedial tetap rendah. Tetap rendahnya hasil belajar fisika ini disebabkan oleh kurang tepatnya pembelajaran remedial yang digunakan oleh guru dalam memberikan pembelajaran. Pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dan pembelajaran remedial dengan penugasan merupakan salah satu metode dalam menerapkan rembelajaran remedial bagi siswa yang belum tuntas dalam belajarnya. Metode tesebut dapat dijadikan sebagai pilihan dalam melaksanakan pembelajaran remedial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa, mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil belajar fisika siswa dan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan penugasan. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment. Dalam
Nengah Sara Dwi Saputri penelian ini menggunakan dua kelas eksperimen sehingga desain penelitian yang digunakan adalah the static group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini dipillih menggunakan teknik purposive sampling, dipilih sebanyak dua kelas dari populasi siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kotagajah semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 yaitu kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 sebagai sampel. Hasil pengolahan data hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen tutor sebaya atau kelas yang diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya diperoleh nilai N-gain 0,585 dengan kategori sedang, sedangkan pada kelas eksperimen penugasan atau kelas yang diterapkan pembelajaran remedial dengan penugasan diperoleh nilai N-gain 0,192 dengan kategori rendah. Dari perolehan nilai N-gain untuk masing-masing kelas eksperimen tersebut, terlihat adanya perbedaan antara kedua kelas eksperimen. Penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya lebih baik terhadap hasil belajar fisika siswa dibandingkan penerapan pembelajaran remedial dengan penugasan. Berdasarkan pengujian hipotesesis menggunakan Independent Sample T Test diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa, ada pengaruh pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil belajar fisika siswa dan terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan penugasan.
Kata Kunci: hasil belajar, pembelajaran remedial, penugasan, dan tutor sebaya
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA PENERAPAN PEMBELAJARAN REMEDIAL OLEH TUTOR SEBAYA DENGAN PENUGASAN
Oleh Nengah Sara Dwi Saputri Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis Nengah Sara Dwi Saputri. Penulis dilahirkan di Bumi Dipasena Agung pada tanggal 16 Juni 1996, sebagai anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Wayan Windya dan Ibu Sartinem.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Karya Jitu Mukti pada tahun 2001 dan diselesaikan pada tahun 2007, melanjutkan di SMP Negeri 1 Raman Utara pada tahun 2007 yang diselesaikan pada tahun 2010 dan masuk SMA Negeri 1 Kotagajah yang diselesaikan pada tahun 2013. Pada pertengahan tahun 2013 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tertulis, sekaligus tercatat sebagai mahasiswa penerima Beasiswa Bidik Misi.
Selama menjadi mahasiswa, penulis memiliki beberapa pengalaman organisasi di Himasakta dan UKM Hindu. Pada tahun 2016 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Kampung Rama Dewa, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.
MOTTO
“Hidup itu penuh dengan keputusan yang luar biasa. Setiap saat kita mengambil keputusan. Dan kumpulan dari keputusan-keputusan itu menjadikan hidup kita seperti yang sedang terlihat sekarang.” (Nengah Sara Dwi Saputri) “Tak Peduli seberapa membahagiakan atau menyedihkan, hidup harus terus berlanjut. Waktulah yang selalu menepati janji dan berbaik hati mengobati segalanya.” (Tere Liye) "Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak." (Aldus Huxley)
PERSEMBAHAN
Astungkara, segala puji Tuhan Yang Maha Esa dengan berkat-Nya membuat segala kebaikannya menjadikan sempurna. Jika karya kecilku yang sederhana ini merupakan suatu kebanggaan, maka penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih yang tulus kepada: Mamak dan Bapak tercinta, Ibu Sartinem dan Bpk. Wayan Windya untuk perjuangannya, ketulusan, kasih sayang dan cintanya yang telah membesarkanku dengan penuh kesabaran dan tak hentinya doa dan materi untuk keberasilanku ... Suamiku I Gusti Made Firda Satriana dan buah hatiku tercinta I Gusti Putu Dhefin Nayaka Rendra yang selalu memotivasi, selalu memberikan senyum keceriaan, yang sengaja atau tidak selalu mengajarkan bagaimana menjadi orang yang tegar dan tak pernah lelah mengirimkan doa disetiap perjalanan keberhasilanku ... Ibu dan Aji untuk waktu luangnya yang selalu sabar menjaga buah hatiku dengan kasih sayang dan ketulusan ... Mas Widi, Mbak Putri, Aurel, dan Alvin yang selalu memberikan dukungan penuh ketulusan ... Seluruh keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku ... Para Pendidik yang dengan tulus dan iklas membagikan ilmunya kepadaku ... Sahabat-sahabatku yang dengan tulus, senang hati memberikan bantuan, semangat dan motivasi untuk keberhasilanku ... Almamater tercinta “Universitas Lampung”
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat, berkat, kasih karunia dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2.
Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3.
Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4.
Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
5.
Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang bersifat positif, motivasi dan bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
6.
Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembahas yang banyak memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.
7.
Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.
8.
Bapak Drs. H. Dasiyo P, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Kotagajah yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian.
9.
Bapak Budi Santoso, S.Pd, Bapak Abdul Malik, S.Pd dan Ibu Surya Damayanti, S.Pd., selaku guru Fisika SMA Negeri 1 Kotagajah yang selalu memberi semangat, motivasi dan dukungannya selama penelitian.
10. Seluruh Bapak dan Ibu dewan guru SMA Negeri 1 Kotagajah, beserta staf tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian. 11. Siswa dan siswi kelas XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan kelas XII MIPA 7 tahun pelajaran 2016/2017 SMA Negeri 1 Kotagajah atas bantuan dan kerjasamanya. 12. Almamater tercinta Universitas Lampung. 13. Sahabat seperjuanganku Fince, Yuni, Dina, Citra, Adella, Timel, Dian yang telah memberikan semangat, motivasi, arahan, saran dalam penyelesaian skripsi dan memberikan banyak warna dalam hidupku. 14. Teman KKN sekaligus PPL ku di Kampung Rama Dewa dan SMP PGRI Seputih Raman, Katarina, Nisa, Ulva, Marisa, Vivi, Ana, Lukita, Elin, dan Rifki. 15. Murid-Murid ku tersayang yang ada di SMP PGRI Seputih Raman, terima kasih telah hadir dan turut mewarnai hidupku. 16. Teman - teman Pendidikan Fisika 2013 B, Kartika, Ika, Dian, Anita, Clara, Timel, Lulu, Nuzul, Nurul, Ica, Retno, Gita, Revania, Safura, Winda, Fira, Nova, Yuni, Fince, Sundari, Yeni, Ningrum, Radha, Soleha, Ade, Nopian,
xi
Deni M, Wanda, Fadel, Oji, Arwi, Herwin, Ismal, Dwi, Riki, dan Dede yang telah hadir dalam hidupku dan mewarnai dalam perjuangan pada masa perkuliahanku serta kebersamaan kurang lebih 3,5 tahun, semoga kebersamaan itu tetap terjaga sampai kapanpun. 17. Teman - teman Pendidikan Fisika 2013 A, Dini, Eka, Kurnia, Tia, Imah, Salma, Alin, Septian, Hesti, Susi, Illa, Uswatun, Dina, Intan, Nurliya, Ria, Ais, Tiara, Adella, Witri, Dewi, Maryanti, Yulia, Vita, Salma, Citra, Mandala, Sovia, Rofi, Oki, Dewa, Deni K, Ardi, Alex, Rosihun, Abi, dan Geo atas motivasi dan kebersamaan yang diberikan selama ini. 18. Kakak tingkat angkatan 2012, 2011, 2010 atas bimbingan dan adik tingkat angkatan 2014, 2015, 2016 atas kebersamaannya, semoga selalu menjadi Almafika yang bersatu.
Penulis berdoa semoga semua bantuan motivasi yang telah diberikan mendapat karma plaha baik dari Tuhan Yang Maha Esa dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Bandar Lampung, 21 Februari 2017 Penulis,
Nengah Sara Dwi Saputri
xii
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ................................................................................................... COVER DALAM ........................................................................................ MENYETUJUI ............................................................................................ LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ SURAT PERNYATAAN ............................................................................ RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... MOTTO ....................................................................................................... PERSEMBAHAN ........................................................................................ SANWACANA ............................................................................................ DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... B. Rumusan Masalah .......................................................................... C. Tujuan Penelitian ........................................................................... D. Manfaat Penelitian ......................................................................... E. Ruang Lingkup ...............................................................................
i iii iv v vi vii vii ix x xiii xv xvi xvii
1 5 6 6 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ............................................................................ 1. Pembelajaran Remedial ............................................................. 2. Tutor Sebaya .............................................................................. 3. Penugasan .................................................................................. 4. Hasil Belajar .............................................................................. B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... C. Anggapan Dasar ............................................................................. D. Hipotesis ........................................................................................
8 8 12 17 20 24 26 27
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... B. Variabel Penelitian ......................................................................... C. Desain Penelitian ........................................................................... D. Instrumen Penelitian ......................................................................
29 30 30 31
E. Analisis intrumen ........................................................................... 1. Validitas ..................................................................................... 2. Reliabilitas.................................................................................. 3. Taraf Kesukaran ......................................................................... 4. Daya Pembeda ............................................................................ F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ G. Prosedur Penelitian ........................................................................ H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .............................. 1. Analisis Data ............................................................................. 2. Pengujian Hipotesis ...................................................................
32 32 34 35 36 37 38 41 41 42
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................. 1. Tahap Pelaksanaan .................................................................... 2. Data Kuantitatif Hasil Belajar Siswa ......................................... 3. Uji Instrumen ............................................................................. 4. N-gain ........................................................................................ 5. Uji Normalitas ........................................................................... 6. Uji Homogenitas ....................................................................... 7. Uji Hipotesis .............................................................................. B. Pembahasan ....................................................................................
45 45 49 50 58 59 61 61 64
V.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .......................................................................................... B. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
70 70
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Halaman
Kriteria TK Soal untuk Kepetingan Pemilihan Butir Soal ....................... Kriteria Daya Beda Soal untuk Kepentingan Pemilihan Butir Soal ........ Hasil Proses Pembelajaran ....................................................................... Rata-rata Hasil Belajar ............................................................................. Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar Pretest ......................................... Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar Posttest ........................................ Hasil Uji Validitas Soal Penugasan ......................................................... Hasil Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar Pretest ..................................... Hasil Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar Posttest .................................... Hasil Uji Reliabilitas Soal Penugasan ...................................................... Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Pretest ...................... Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Posttest .................... Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Penugasan ................ Perolehan N-gain ..................................................................................... Uji Normalitas Data Hasil Belajar ........................................................... Uji Homogenitas Data Hasil Belajar ........................................................ Uji Independent Sample T Test dan Mann-whitney Data Hasil Belajar ...
36 37 48 50 51 51 52 53 53 53 54 56 57 59 59 61 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Halaman
Diagram Kerangka Pemikiran ................................................................... Desain Penelitian ....................................................................................... Alur Penelitian ........................................................................................... Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Pretest ........................ Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Posttest ..................... Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Penugasan .................
v
26 31 40 55 57 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Silabus ............................................................................................... RPP ................................................................................................... RPP Remedial ................................................................................... Materi Pembelajaran ......................................................................... Kisi-kisi Soal Ulangan (Pretest) ....................................................... Kisi-kisi Soal Remedial (Posttest) .................................................... Kisi-kisi Soal Penugasan ................................................................... Soal Ulangan (Pretest) ...................................................................... Soal Remedial (Posttest) ................................................................... Soal Penugasan ................................................................................. Rubrik Soal Ulangan (Pretest) .......................................................... Rubrik Soal Remedial (Posttet) ........................................................ Rubrik Soal Penugasan ..................................................................... Data Hasil Belajar pada Kelas Tutor Sebaya .................................... Data Hasil Belajar pada Kelas Penugasan ........................................ Data Nilai Tugas pada Kelas Penugasan ........................................... Hasil Anates Soal Ulangan (Pretest) ................................................ Hasil Anates Soal Remedial (Postest) .............................................. Hasil Anates Soal Penugasan ............................................................ Hasil Uji Validitas Soal Ulangan (Pretest) ....................................... Hasil Uji Validitas Soal Remedial (Posttest) .................................... Hasil Uji Validitas Penugasan .......................................................... Hasil Uji Reliabilitas Soal Ulangan (Pretest) ................................... Hasil Uji Reliabilitas Soal Remedial (Postest) ................................. Hasil Uji Reliabilitas Penugasan ....................................................... Hasil Uji Normalitas ......................................................................... Hasil Uji Homogenitas ...................................................................... Hasil Uji Mann-whitney Test ............................................................ Hasil Uji Independent Sample T Test ................................................ Surat Keterangan Penelitian ..............................................................
Halaman 74 78 88 96 115 117 119 120 126 132 133 134 135 141 142 143 144 146 148 149 152 155 156 157 158 159 161 162 163 164
1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses yang diupayakan sekolah agar siswa memperoleh kemampuan pemahaman ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan. Mengingat begitu pentingnya pendidikan, maka sudah sepatutnya apabila lembaga pendidikan dari waktu ke waktu meningkatkan perannya dengan meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui proses pembelajaran.
Guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran, guru diharapkan mampu mengembangkan dan memilih strategi yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran dan terutama guru fisika diharapkan dapat mengubah persepsi siswa mengenai fisika yang kurang disukai menjadi lebih diminati oleh siswa. Keberhasilan suatu proses pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru. Jika pendekatan pembelajarannya menarik dan terpusat pada siswa maka motivasi dan perhatian siswa akan terbangkitkan, sehingga akan terjadi peningkatan interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru yang dapat membuat kualitas pembelajaran meningkat.
2
Pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, pelaksanaannya dimulai dari penilaian kemampuan awal siswa terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari, kemudian dilaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti praktikum, ceramah, diskusi dan sebagainya. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir pelaksanaan pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian.
Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar siswa, apakah siswa gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan, apabila dijumpai adanya siswa yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan.
Pembelajaran remedial diperlukan bagi siswa yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Artinya KKM tidak sama untuk setiap sekolah. Pentingnya dilaksanakan pembelajaran remedial dipertegas dengan pendapat Abdurrahman (2003: 20) yang menyatakan “pembelajaran remedial bertolak dari konsep belajar tuntas. Pada tiap akhir kegiatan pembelajaran dari suatu unit pembelajaran, guru melakukan evaluasi
3
formatif dan setelah adanya evaluasi formatif itulah anak-anak yang belum menguasai bahan pelajaran diberikan pembelajaran remedial dan pembelajaran remedial merupakan kewajiban bagi semua guru agar tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai”. Perlunya dilaksanakan pembelajaran remedial diperkuat dengan pendapat Mulyadi (2010: 48) yang menyatakan “tujuan pembelajaran remedial yaitu agar siswa dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.
Pemberian program pembelajaran remedial ini didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan kemampuan individual siswa. Adanya pembelajaran remedial bagi siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka siswa ini akan dapat mencapai prestasi yang sesuai dengan temannya yang sudah tuntas. Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaran remedial.
Kenyataan yang terjadi di lapangan mengidikasikan bahwa pelaksanaan pembelajaran remedial di sekolah tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Kebanyakan proses remedial yang dilakukan guru di sekolah tanpa dibarengi dengan proses pembelajaran remedial dan tes remedial. Padahal pembelajaran remedial ini sangat penting untuk dilakukan. Pentingnya pembelajaran remedial dipertegas dengan pendapat Suryosubroto (2009: 120) mengungkapkan bahwa program perbaikan setelah tes formatif dilaksanakan bagi siswa yang belum lulus tes atau setelah lulus baru dapat melanjutkan program ke modul berikutnya. Artinya siswa tidak diperkenankan melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya, sebelum tuntas pada pokok bahasan sebelumnya.
4
Selain itu, berdasarkan pengalaman peneliti saat melaksanakan Praktik Profesi Kependidikan (PPK), banyak ditemui siswa yang belum memahami materi sebelumnya yang saling berkaitan dengan materi berikutnya, peneliti justru harus mengulang materi sebelumnya tersebut dan akibatnya waktu penyampaian materi yang sudah direncanakan untuk diajarkan jadi terpakai dan berkurang. Hal ini memberikan arti bahwa siswa tidak dapat menguasai materi selanjutnya sebelum siswa tuntas pada materi sebelumnya. Siswa yang belum menguasai materi sebelumnya perlu diberikan pembelajaran ulang, sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran secara menyeluruh.
Selain penjelasan di atas, hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi yang penulis lakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah. Diperoleh hasil wawancara bahwa rata-rata nilai fisika di kelas XI MIA yaitu 69, rendahnya hasil belajar fisika siswa ini menyebabkan selama pemberian tes selalu dijumpai banyak siswa yang tidak tuntas. Untuk siswa yang tidak tuntas diberikan remedial dengan penugasan berupa pengerjaan pelatihan soal dalam jumlah yang lebih banyak, kemudian tugas tersebut dikumpulkan. Siswa yang mengumpulkan tugas tersebut dinyatakan tuntas dan mendapat nilai sesuai KKM, dimana KKM yang diterapkan di SMA Negeri 1 Kotagajah 75. Terdapat juga guru yang memberikan remedial dengan cara pada pertemuan yang ditentukan oleh guru, siswa langsung diperintahkan mengulang mengerjakan soal yang berbeda dari ujian sebelumnya dengan cakupan materi yang sama. Guru juga menjelaskan tidak pernah melakukan pembelajaran ulang terhadap siswa yang belum tuntas dengan alasan tidak tersedianya waktu lebih untuk melakukan pembelajaran ulang. Guru berharap ada
5
sebuah metode pembelajaran yang efektif diterapkan kepada siswa yang remedial tanpa mengganggu jalannya proses belajar mengajar berikutnya dan membutuhkan waktu yang singkat dan efektif dalam pelaksanaannya.
Melihat dari belum terlaksananya pembelajaran remedial akan dilakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa antara penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan penugasan”. Perbedaan diantara keduanya yaitu pada pembelajaran remedial oleh tutor sebaya tutor yang akan berperan penting dalam pembelajaran, sedangkan pada pembelajaran remedial dengan penugasan, guru yang akan memberikan tugas kepada siswa yang tidak tuntas belajar.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa? 2. Bagaimana pengaruh penerapan pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil belajar fisika siswa? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan pembelajaran remedial dengan penugasan?
6
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di awal, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui: 1. Pengaruh penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa. 2. Pengaruh penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa. 3. Perbedaan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan pembelajaran remedial dengan penugasan.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi siswa: a. Membantu memperbaiki hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya. b. Membantu dalam pencapaian kompetensi belajar. 2. Bagi guru: a. Memberi masukan kepada guru untuk menerapkan prosedur pelaksanaan pembelajaran remedial secara benar di sekolah. 3. Bagi peneliti : memberi manfaat yang besar berupa pengalaman yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang professional dan untuk perbaikan pada pembelajaran sains pada masa yang akan datang.
7
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1.
Pada penelitian ini menggunakan bentuk pembelajaran remedial dengan pemanfaatan tutor sebaya dan penugasan.
2.
Hasil belajar dalam penelitian ini yaitu hasil belajar berdasarkan aspek kognitif menurut Anderson. Ranah kognitif yang diteliti hanya aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), aspek mengaplikasi (C3), dan aspek menganalisis (C4).
3.
Materi pokok dalam penelitian ini adalah impuls dan momentum.
4.
Objek penelitian adalah siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kotagajah.
8
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis 1.
Pembelajaran Remedial Proses pembelajaran bertujuan agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, jika ternyata hasil belajar yang dicapai tidak memuaskan berarti siswa masih dianggap belum mencapai hasil belajar yang diharapkan dan untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan diperlukan pembelajaran ulang atau pembelajaran remedial.
Mulyadi (2010: 44) berpendapat bahwa: Pembelajaran remedial ditinjau dari arti kata, "remedial" berarti "sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan". Pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pembelajaran remedial merupakan bentuk kasus pembelajaran yang bermaksud membuat baik atau penyembuhkan.
Kunandar (2015: 331) menyatakan bahwa: Remedial merupakan suatu sistem belajar yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang komprehensif (menyeluruh), yang dimaksudkan untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang dialami siswa dalam belajar, sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajar. Remedial diberikan kepada siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam remedial diantaranya melaksanakan pembelajaran kembali yang dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, melakukan aktivitas fisik, menggunakan sumber belajar lain, tutorial, dan kegiatan kelompok.
9
Natawidjaja dalam Mulyadi (2012: 77) mengungkapkan beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial yaitu: a. b. c. d. e. f.
Penugasan Diskusi Tanya jawab Kerja kelomok Tutor sebaya Pembelajaran individual
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial sebagai suatu bentuk khusus pembelajaran bertujuan memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa dan membuatnya lebih baik bagi siswa yang hasil belajarnya masih di bawah KKM yang telah ditetapkan oleh guru atau sekolah. Terdapat banyak metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial namun dalam hal ini dengan metode tutor sebaya dan penugasan.
Pembelajaran remedial merupakan kewajiban bagi semua guru setelah melaksanakan ulangan atau evaluasi apabila anak didiknya belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses bantuan lebih ditekankan pada usaha perbaikan cara mengajar. Melalui pembelajaran remedial, siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat diperbaiki atau disembuhkan, sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kemampuan.
10
Menurut Mulyadi (2012: 45), ciri-ciri pembelajaran remedial dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
b. c.
d.
e. f.
g.
Pembelajaran remedial dilaksanakan setelah diketahui kesulitan belajar dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakangnya. Dalam pembelajaran remedial tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Metode yang digunakan pada pembelajaran remedial bersifat diferensial artinya disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajarnya. Alat-alat yang dipergunakan dalam pembelajaran remedial lebih bervariasi dan mungkin siswa tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya: penggunaan test diagnostik, sosiometri dan alatalat laboratorium. Pembelajaran remedial dilaksakan dengan kerjasama dengan pihak lain. Misalnya: pembimbing, ahli lain dan sebagainya. Pembelajaran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih deferensial, maksudnya lebih disesuaikan dengan keadaan masingmasing pribadi siswa yang akan dibantu. Misalnya: pendekatan individualisme melalui konseling lebih banyak digunakan dalam pembelajaran remedial. Dalam pembelajaran remedial, alat evaluasi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
Pembelajaran remedial bercirikan suatu pembelajaran dimana harus dilaksanakan setelah diketahui siswa mengalami kesulitan dan dilakukan sesegera mungkin, pembelajaran remedial ini menyesuaikan keadaan dari individual yang mengalami kesulitan dan alat evaluai yang dipergunakan disesuaikan juga dengan kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.
Sebelum pembelajaran remedial diberikan, guru lebih dahulu perlu menegakkan diagnosis kesulitan belajar, yaitu menentukan jenis dan penyebab kesulitan belajar serta alternatif strategi pembelajaran remedial yang efektif dan efesien (Abdurrahman, 2003: 20).
11
Menurut Abdurrahman (2003: 20), ada enam langkah prosedur diagnosis yang perlu dilalui yaitu: (1) identifikasi, (2) menentukan proiritas, (3) menentukan potensi, (4) menentukan taraf kemampuan dalam bidang yang perlu diremediasi, (5) menentukan gejala kesulitan, (6) menganalisis faktor-faktor yang terkait, dan (7) menyusun rekomendasi untuk pembelajaran remedial.
Menurut Kunandar (2015: 336), terdapat langkah-langkah pembelajaran remedial, yaitu: a. b. c. d. e. f.
Mengidentifikasi kesulitan siswa. Analisis hasil diagnosis kesulitan belajar. Menemukan penyebab kesulitan. Menyusun rencana kegiatan remedial. Melaksanakan kegiatan remedial (perlakuan). Menilai kegiatan remedial.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa langkahlangkah pembelajaran remedial adalah: a. Melakukan identifikasi awal permasalahan belajar siswa dilakukan melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung dan dari penilaian otentik (melalui tes/ulangan harian atau penilaian proses). b. Menganalisis penyebab ketidaktuntasan hasil belajar siswa dan mulai mencari penyebab ketidaktuntasan terebut c. Dengan melihat bentuk kebutuhan dan tingkat kesulitan belajar yang dialami peserta, guru membuat perencanaan cara yang tepat untuk melakukan pembelajaran remedial berupa rencana pelaksanaan pembelajaran remedial. d. Menetapkan waktu sesegera mungkin, mencari waktu khusus di luar jam belajar efektif.
12
e. Melaksanakan program pembelajaran remedial. Dalam pelaksanaan program pembelajaran remedial ini menggunakan stategi pembelajaran remedial dengan tutor sebaya. Dalam kegiatan ini seorang guru meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. f. Penilaian otentik dilakukan setelah pembelajaran remedial selesai dilaksanakan. Dalam penilaian otentik ini, guru memberikan soal-soal dengan tingkat kesukaran yang sama dengan soal yang telah diberikan sewaktu identifikasi awal permasalahan belajar.
2. Tutor Sebaya Andriyansah, Fatimah, dan Paryanta (2014: 2) menyatakan bahwa: Tutor adalah seorang yang di tunjuk sesuai bidang keahliannya mentranfer ilmu dan mengelola tutorial dan berfungsi sebagai fasilitator untuk mendayagunakan kemampuan mandiri mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran sesuai ketentuan pihak penyelenggara. Kegiatan yang dilakukan oleh seorang tutor adalah kegiatan tutorial atau tutoring. Tutorial merupakan bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar.
Uraian tersebut dapat disimpulkan secara singkat pengertian tutor sebagai orang yang memberikan tutorial atau tutoring, sedangkan tutorial atau tutoring adalah bimbingan yang dapat berupa bantuan, petunjuk, arahan ataupun motivasi baik secara individu maupun kelompok dengan tujuan agar siswa dapat lebih efisien dan efektif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
13
Mulyadi (2012: 85) berpendapat bahwa: Tutor sebaya adalah seorang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor akan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diberikan guru.
Menurut Sanubari, Yamtimah, dan Redjeki (2014: 8): Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai yang memberikan bantuan belajar kepada temanteman sekelasnya di sekolah. Dalam model ini siswa yang kurang mampu dibantu belajar oleh teman-temanya sendiri yang lebih mampu dalam suatu kelompok. Bentuknya adalah satu tutor membimbing satu teman atau satu tutor membimbing satu teman dalam satu kelompok. Banyak pengalaman yang ada, model peer tutoring lebih jalan dari pada tutor oleh seorang guru karena situasi siswa dengan tutor lebih dekat, sedangkan dengan guru agak jauh.
Berdasarkan uraian tentang tutor sebaya dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah metode pembelajaran dimana siswa yang lulus pada materi tertentu dengan nilai tertinggi diperintahkan mengajarkan materi kepada temannya. Hal ini bermaksud untuk memaksimalkan kemampuan siswa yang berprestasi di kelas untuk mengajarkan dan menularkan ilmunya kepada temannya yang kurang berprestasi, sehingga siswa yang kurang berprestasi dan tidak tuntas belajar dapat mengejar ketertinggalanya.
Djamarah dan Aswan (2010: 25) mengemukakan bahwa dalam pemilihan dan penentuan siswa sebagai tutor sebaya diperlukan pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu siswa yang paling pandai. Yang penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan tutor adalah sebagai berikut: a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya.
14
b. Dapat menerangkan pelajaran yang dibutuhkan oleh siswa yang mendapat bantuan. c. Tidak tinggi hati, keras hati, sombong terhadap sesama kawan. d. Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. Siswa yang dipilih sebagai tutor adalah siswa yang tergolong dalam prestasi belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial yang baik dengan temantemannya, ia harus diterima dan cukup disenangi oleh teman-temannya terutama oleh siswa yang mengalami kesulitan belajar. Apabila menentukan dan memilih siswa yang memenuhi kriteria dan semua syarat-syarat di atas sedikit sulit, maka hal ini dapat diatasi dengan jalan guru memilih turor dengan pertimbangan sebaik-baiknya dan yang nantinya guru memberikan petunjuk yang sejelas-jelasnya kepada tutor sebaya tentang apa yang harus dilakukan. Petunjuk ini memang mutlak diperlukan bagi setiap tutor karena hanya gurulah yang mengetahui jenis kelemahan siswa, sedangkan tutor hanya membantu perbaikan.
Mulyadi (2012: 86) menyatakan bahwa keuntungan metode tutor sebaya antara lain: a. b. c.
Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab antara siswa yang dibantu, dan tutor yang membantu. Bagi tutor sendiri, kegiatan remedial ini merupakan kesempatan untuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar.
Menurut Djamarah dan Aswan (2010: 26) kelebihan pelaksanaan tutor sebaya sebagai berikut: a. Adakalanya hasil lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan bertanya kepada gurunya.
15
b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan bermanfaat bagi dirinya sendiri untuk memperkuat konsep yang dibahas. c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri, memegang tanggung jawab dalam mengemban tugas, dan melatih kesabaran. d. Mempererat hubungan antar sesama siswa, sehingga mempertebal perasaan sosial. Pembelajaran dengan tutor sebaya akan ada suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara siswa yang dibantu dengan siswa sebagai tutor yang membantu, sehingga tidak ada keseganan antara siswa dengan penutor dan akan bisa lebih banyak dibantu karena kapan saja tutor dapat dihubungi ketika teman mengalami kesulitan
Kekurangan dari pelaksanaan tutor sebaya yang diungkapkan Djamarah dan Aswan (2010: 27) adalah: a. Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena merasa hanya berhadapan dengan temannya. b. Ada beberapa anak yang malu bertanya karena takut rahasianya diketahui oleh teman sebayanya. c. Bagi guru sulit menentukan tutor yang tepat bagi seseorang atau beberapa orang yang dibimbingnya.
Dalam pembelajaran dengan tutor sebaya, siswa yang dipilih sebagai tutor dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan semua siswa yang dibantu dan siswa yang dipilih belum tentu bisa menyampaian materi dengan baik hal ini jelas seorang siswa masih banyak kekurangan dari segi pengalaman menyampaian materi. Menurut Silberman (2006: 185), langkah-langkah dalam metode tutor sebaya adalah sebagai berikut: a.
Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-sub kelompok dengan jumlah yang sesuai dengan topik yang akan diajarkan.
16
b.
c.
d.
Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau keterampilan untuk diajarkan kepada siswa lain. Topik yang diberikan kepada siswa harus saling berkaitan. Perintahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan atau mengajarkan topik mereka kepada siswa lain. Sarankan mereka untuk menghindari cara mengajar sistem ceramah atau pembacaan laporan doronglah mereka untuk menjadikan pengalaman belajar sebagai pengalaman yang aktif bagi siswa. Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan mempersiapkannnya (baik di dalam maupun di luar kelas). Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan pelajaran mereka. Beri tepuk tangan atas usaha keras mereka. Guru bisa membuat variasi dengan memerintahkan siswa mengajar atau memberi bimbingan kepada siswa lain secara individual atau kelompok kecil. Selain itu berikan kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa tugas membaca sebelum memulai pelajaran mereka.
Adapun langkah-langkah metode tutor sebaya berdasarkan pendapat Andriyansah, Fatimah, dan Paryanta (2014: 32) adalah sebagai berikut: a. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan topik yang berbeda-beda. b. Masing-masing kelompok terdiri dari seorang tutor. Tutor telah dikumpulkan sebelumnya (di luar jam pelajaran) untuk diberikan materi. Siswa secara bergantian menjadi tutor, sehingga mereka semua merasa dapat membantu temannya belajar. c. Siswa diberi penjelasan teknis dan alur pembelajaran oleh guru. d. Setiap kelompok dibagikan LKS oleh guru. e. Masing-masing kelompok mengerjakan LKS dengan bimbingan tutor baik di dalam maupun di luar kelas. f. Siswa diberikan waktu oleh guru berdiskusi membuat laporan. Laporan tersebut akan disajikan pada kelompok lain dengan cara menghindari metode ceramah atau membaca laporan. g. Tutor dimonitor terus oleh guru jika memerlukan bantuan. h. Setelah selesai diskusi, kelompok yang sudah siap diberi kesempatan menyajikan pelajaran mereka. i. Kelompok lain memberikan tanggapan. j. Siswa diarahkan pada jawaban yang benar. Setelah kelompok pertama selesai mengajar, guru menyuruh kelompok selanjutnya untuk mengajar.
17
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan langkah-langkah pelaksanaan tutor sebaya adalah sebagai berikut: a.
Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari seorang tutor.
b.
Siswa diberi penjelasan teknis dan alur pembelajaran oleh masingmasing tutor.
c.
Setiap siswa dibagikan LKS oleh tutor.
d.
Masing-masing kelompok mengerjakan LKS dengan bimbingan tutor
e.
Siswa diberikan waktu oleh tutor untuk berdiskusi tiap konsep yang belum jelas, tutor membimbing teman yang masih belum jelas dan tutor dimonitor terus oleh guru jika memerlukan bantuan.
f.
Tutor memberikan temannya tugas membaca untuk pertemuan selanjutnya.
3.
Penugasan Kunandar (2013: 231) menyatakan bahwa: Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai di kelas melalui proses pembelajaran.
Penugasan merupakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru dimana bertujuan untuk mencapai kompetensi belajar yang dapat dikerjakan individual maupun berkelompok. Ada banyak jenis format tugas dalam proses penilaian hasil belajar siswa. Nitko dan Brookhart (2007: 127) menggolongkan ke dalam empat kategori, yaitu: 1) format paper and pencil, meliputi: bentuk
18
pilihan, jawaban singkat, menjodohkan, essay dan lain-lain, 2) format unjuk kerja, meliputi: checklist,rating scales dan sign and category systems, 3) format aktivitas jangka panjang, meliputi: projects, extended written assginments, laboratory exercises dan portofolio, 4) format komunikasi personal, meliputi: wawancara dan pertanyaan verbal.
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan sebelumnya, Roestiyah (2008: 133) menyatakan bahwa: Tugas diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain, dapat ditugaskan mengumpulkan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen. Tugas itu juga dapat berupa perintah, kemudian siswa mempelajari bersama teman atau dikerjakan sendiri dan menyusun laporan /resume.
Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat ditarik suatu definisi dari penugasan yaitu salah satu penilaian hasil belajar dengan menggunakan berbagai teknik baik tes maupun non-tes yang berfungsi tidak hanya untuk mengukur kemampuan kognitif siswa tetapi juga untuk mengukur kemampuan afektif dan psikomotor siswa.
Pada prinsipnya, penilaian melalui pendekatan penugasan adalah menilai hasil (produk) dari penugasan tersebut. Kunandar (2013: 232), beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pemberian tugas antara lain: a. b. c. d.
Menentukan kompetensi yang akan dinilai. Menetapkan tugas yang akan dibuat siswa. Menentukan rencana pengerjaan tugas apakah individual atau kelompok. Menetapkan pendekatan yang digunakan dalam penskoran, apakah
19
e. f. g. h. i.
secara holistik atau analitis (penskoran secara holistik berdasarkan kesan keseluruhan dari tugas, sedangkan analitik berdasakran aspek-aspek yang lebih rinci tentang tugas). Menetapkan batas waktu pengerjaan tugas. Merumuskan tahapan pelaksanaan tugas. Menetapkan kriteria penilaian tugas. Menyusun rubrik penilaian tugas. Menyusun daftar cek atau rating scale sebagai pedoman observasi terhadap tampilan tugas siswa, jika diperlukan.
Dalam memberikan penugasan kepada siswa, guru sangat penting untuk memperhatihkan kompetesi yang akan dinilai dengan membuat kisi-kisi penugasan terlebih dahulu kemudian menetapkan tugas yang akan diberikan kepada siswa, selain itu guru juga perlu menyusun rubrik yang akan digunakan untuk menilai tugas yang akan diberikan kepada siswa.
Kunandar (2013: 233), pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya harus memenuhi beberapa standar berikut ini: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Mengomunikasikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai melalui tugas tersebut. Menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik. Menyampaikan tugas tertulis jika diperlukan, tugas tertulis terutama diperlukan untuk tugas-tugas yang lebih kompleks. Menyampaikan batas waktu pengerjaan tugas. Menyampaikan peran setiap anggota kelompok untuk tugas yang dikerjakan secara kelompok. Mengumpulkan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Menilai kesesuaian tugas dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Memetakan kompetensi siswa berdasarkan rubrik. Memberikan umpan balik kepada siswa sesuai dengan hasil deskripsi data yang diperoleh dari instrumen pengamatan paling lama 7 (tujuh) hari dari penyelesaian tugas.
20
Penugasan merupakan salah satu penilaian hasil belajar dengan menggunakan berbagai teknik tes, dalam pelaksanaan penilaian tugas tersebut siswa perlu diberikan pengarahan kompetensi yang akan dicapai oleh guru dan menyampaikan indikator serta pedoman penilaian agar tugas yang diberikan berarti untuk siswa.
4.
Hasil Belajar
Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan tentunya akan memberikan pengalaman belajar berupa kemampuan-kemampuan yang dikatakan sebagai hasil belajar. Hasil belajar akan diperoleh siswa setelah berakhirnya proses pembelajaran.
Keberhasilan proses belajar yang dilakukan dapat diukur dengan tolak ukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2006 : 121): Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar yang dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Menurut Hamalik (2006: 155), “Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.”
21
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) berpendapat bahwa: Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah siswa menerima pengetahuan. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Kunandar (2013: 62) menyatakan bahwa: Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes dilakukan. Menurut Bloom dalam Dimyati (2006: 26) mengemukakan bahwa: Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis prilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu: 1. Ranah Kognitif Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Ranah Afektif Ranah Afekif terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. 3. Ranah Psikomotor Ranah Psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.
22
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan baik dalam ranah afektif, kognitif dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pembelajaran.
Salah satu cara untuk melihat hasil belajar yaitu dengan melakukan penilaian. Graffin dan Nix dalam Widoyoko (2009: 29) mendeskripsikan penilaian sebagai suatu cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok. Sementara itu, menurut Jihad dan Haris (2008: 55) pengertian penilaian adalah proses memberikan atau menentukan hasil belajar tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dalam pandangan Gronlund dalam Arifin (2009: 4) pengertian penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi atau data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
Definisi penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya penilaian adalah memperoleh dan menganalisis data tentang proses hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis, sehingga menjadi informasi terkait dengan pencapaian kompetensi siswa.
Penilaian hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan atau pengukuran hasil belajar. Penilaian hasil belajar siswa sesuatu hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Adanya penilaian hasil belajar ini dapat diketahui seberapa besar keberhasilan siswa menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan.
23
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang yang belajar maupun dari luar dirinya. Berdasarkan pendapat Slameto (2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor intern 1) Faktor jasmaniah Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis. Faktor-faktor itu meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
2. Faktor ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. 1) Faktor lingkungan keluarga Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar, dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. 2) Faktor lingkungan sekolah Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. 3) Faktor lingkungan masyarakat Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, dan pengajian remaja.
24
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkakan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya hasil pembelajaran.
B. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran remedial oleh tutor sebaya ini menetapkan waktu khusus di luar jam belajar efektif, dilakukan sesegera mungkin ketika siswa diketahui tidak tuntas. Penggunaan tutor sebaya ini dapat sangat membantu sekali, karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor yang sebaya lebih dimengerti oleh siswa yang bermasalah, cara pikir teman dan cara penjelasan teman biasanya lebih mudah ditangkap dan tidak menakutkan, kapan saja tutor dapat dihubungi ketika teman mengalami kesulitan, selain itu mereka tidak merasa canggung dalam menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka sama, sehingga mudah dimengerti dan penutor menggunakan bahasa yang lebih dimengerti oleh temannya.
Pembelajaran remedial oleh penugasan juga menetapkan waktu khusus di luar jam belajar efektif dilakukan sesegera mungkin ketika siswa diketahui tidak tuntas. Penggunaan metode penugasan ini dapat merangsang siswa untuk lebih mandiri dengan menerapkan ilmu dari proses pembelajaran oleh guru yang telah diterima, pemberian tugas dapat merangsang daya pikir siswa, karena mereka dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya.
Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa,
25
pengaruh pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil belajar fisika siswa, dan perbandingan hasil belajar fisika siswa antara penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dan penugasan, sehingga pada penelitian ini terdapat dua kelas eksperimen. Satu kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dan satu kelas eksperimen lagi diberikan perlakuan pembelajaran remedial dengan penugasan. Pada masing-masing kelas dilakukan pretest dan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa, kemudian menghitung N-gain dari pretest dan posttest dari masing-masing kelas dan membandingkan N-gain untuk mengetahui pengaruh pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa, pengaruh pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil belajar fisika siswa dan perbandingan hasil belajar fisika siswa antara penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dan penugasan.
Pada pembelajaran remedial akan diberikan perlakuan yaitu siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari seorang tutor, siswa diberi penjelasan teknis dan alur pembelajaran oleh masing-masing tutor, setiap siswa dibagikan LKS oleh tutor, masing-masing kelompok mengerjakan LKS dengan bimbingan tutor, siswa diberikan waktu oleh tutor untuk berdiskusi tiap materi yang belum jelas, tutor membimbing teman yang masih belum jelas dan tutor dimonitor terus oleh guru jika memerlukan bantuan. Setelah perlakuan dilakukan tes akhir. Dalam penilaian tes akhir ini, peneliti memberikan soal-soal dengan tingkat kesukaran yang sama dengan soal yang telah diberikan sewaktu identifikasi awal atau pretest.
26
Pada pembelajaran remedial dengan penugasan diberikan perlakuan setelah diketahui siswa yang tidak tuntas dalam proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dari diberikannya penugasan dan batas pengumpulan tugas, serta guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan yang berkaitan dengan maksud dari soal tersebut, siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, guru membahas penyelesaian soal dengan berdiskusi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas.
Penelitian ini memiliki dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran remedial oleh tutor sebaya (X1) dan pembelajaran remedial dengan penugasan (X2), sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar fisika siswa yang hanya pada penilaian pengetahuan (Y). Diagram kerangka pemikiran ditampilkan pada Gambar 1. X1
Y dibandingkan
eksperimen X2
Y
Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran
C. Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah kedua kelas sampel: 1. Memiliki pengalaman belajar yang sama. 2. Diberikan pembelajaran fisika oleh guru mata pelajaran fisika yang sama.
27
3. Memiliki kemampuan belajar yang homogen. 4. Menggunakan kurikulum yang sama.
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut: Hipotesis pertama H1o : Tidak ada pengaruh penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa. H1a : Ada pengaruh penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa. Hipotesis kedua H2o : Tidak ada pengaruh penerapan pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil belajar fisika siswa. H2a : Ada pengaruh penerapan pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil belajar fisika siswa. Hipotesis ketiga H3o : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan pembelajaran remedial dengan penugasan.
28
H3a : Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan pembelajaran remedial dengan penugasan.
29
III.
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kotagajah pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017, sedangkan sampel pada penelitian ini yaitu siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Kotagajah sebagai kelas yang diterapkan pembelajaran remedial dengan tutor sebaya dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas yang diterapkan pembelajaran remedial dengan penugasan. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Menurut Margono (2014: 128), Purposive sampling merupakan pemilihan sampel yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan peneliti.
Arikunto (2013: 183) bahwa terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel ini, yaitu : 1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. 2. Subjek yang diambil sebagai sempel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi. 3. Penentuan karakteristik populai dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
30
Pada penelitian ini peneliti membuat pertimbangan berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa pada ulangan sebelumnya, materi pembelajaran yang sama, waktu belajar yang sama, guru yang sama, dan dianggap homogen atau relatif homogen. Pada pelaksanaannya peneliti meminta bantuan guru pihak sekolah, yaitu guru bidang studi fisika kelas XI MIA yang memahami karakteristik siswa di sekolah tersebut untuk menentukan kelas yang dijadikan sampel dan peneliti mendapatkan kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 sebagai sampel penelitian.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebasnya adalah pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dan pembelajaran remedial dengan penugasan 2. Variabel terikatnya adalah hasil belajar fisika siswa
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode quasy experimental dengan desain penelitian yang digunakan adalah the static group pretest-posttest design. Dalam desain ini, terdapat dua kelas eksperimen yang mendapat perlakuan berbeda dengan masing-masing kelas mendapatkan dua kali tes yaitu tes sebelum mendapatkan perlakuan (pretest) dan test setelah mendapatkan perlakuan (posttest). Secara umum desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.
31
Pretest Treatment Posttest 𝐓𝟏 X1 T2 𝐓𝟏 X2 T2 Gambar 2. Desain Eksperimen The Static Group Pretest-Posttest Design
Keterangan: T1
: Tes
awal (pretest)
T2
: Tes akhir (posttest)
X1
: Perlakuan (treatment) 1, yaitu penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya
X2
: Perlakuan (treatment) 2, yaitu penerapan pembelajaran remedial dengan penugasan (Sukmadinata, 2009: 207)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti membuat seperangkat instrumen penelitian. Instrumen-instrumen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Instrumen Tes Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pilihan ganda dimana tes ini hanya untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif yang meliputi : aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), aspek aplikasi (C3), dan aspek menganalisis (C4). Terdapat tiga instrumen tes yaitu pretest, posttest, dan tes penugasan.
32
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terdapat RPP yakni RPP yang digunakan oleh guru saat mengajar dan RPP yang digunakan oleh tutor sebaya dalam memberikan pengajaran remedial.
E. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu peneliti menguji cobakan intrumen tersebut kepada siswa yang telah memperoleh materi yang akan diuji cobakan. Data hasil uji coba tes dianalisis untuk mendapat keterangan apakah instrumen tersebut layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Berikut dipaparkan analisis-analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes penelitian:
1. Validitas
Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.
33
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑛 𝑛
𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌)
𝑋 2 − ( 𝑋)2
𝑛
𝑌 2 ( 𝑌)2
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas X = Skor butir soal Y = Skor total n = Jumlah sampel Arikunto (2016: 87) Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid dan jika rhitung> rtabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r = 0,3 (Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria uji bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).
34
2. Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Pada penelitian ini, perhitungan reliabilitas tes menggunakan rumus Alpha, yaitu:
b2 n 1 r11 t2 n 1
Keterangan:
r11
: koefisien reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir
2 b
t2
: jumlah varians dari tiap-tiap item : varians total Arikunto (2016: 122)
Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas. Arikunto (2016: 89) mengatakan bahwa kriteria indeks reliabilitas adalah sebagai berikut: a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi c.
Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup
d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah e. Antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah Pada penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan SPSS.17 yakni apabila nilai sig pada Guttman Split-Half Coefficient lebih dari 0,05 maka data
35
disimpulkan reliabel, jika nilai sig pada Guttman Split-Half Coefficient kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak reliabel.
3. Taraf Kesukaran
Analisis taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal (Arikunto, 2016: 223). Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus: 𝑃=
𝐵 𝐽𝑆
Keterangan : P = indeks Kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes (Arikunto, 2016: 223)
Untuk mengiterprestasikan tingkat kesukaran tiap item soal tiap tahap dilakukan dengan interprestasi yang dapat dilihat pada Tabel 1.
36
Tabel 1. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Untuk Kepentingan Pemilihan Butir Soal Kriteria
Tingkat Kesukaran (P)
Indeks
Klasifikasi
0,000 - 0,099
Sangat Sukar
0,100 - 0,299 0,300 - 0,700 0,701 - 0,900
Sukar Sedang Mudah
0,901 - 1,000
Sangat Mudah
Penafsirannya Dibuang/perlu direvisi total Perlu direvisi Baik Perlu direvisi Dibuang/perlu direvisi total
(Rosidin, 2011: 5)
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2016: 226). Untuk menghitung daya pembeda tiap item soal terlebih dahulu menentukan skor total siswa dari siswa yang memperoleh skor tinggi ke rendah. Kemudian dibagi dua menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Kemudian menghitung daya pembeda dengan menggunakan rumus : 𝐷=
𝐵𝐴 𝐵𝐵 − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan : 𝐷 = Daya pembeda 𝐽𝐴 = jumlah siswa kelompok atas 𝐽𝐵 = jumlah siswa kelompok bawah 𝐵𝐴 = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab dengan benar 𝐵𝐵 = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab dengan benar
37
𝑃𝐴 = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab dengan benar (P sebagai indeks kesukaran) 𝑃𝐵 = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab dengan benar (P sebagai indeks kesukaran) (Arikunto, 2016: 228)
Nilai daya pembeda (D) yang diperoleh, kemudian diinterprestasikan pada kategori yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria Daya Pembeda Soal Untuk Kepentingan Pemilihan Butir Soal Kriteria
Daya Beda (D)
Indeks
Klasifikasi
D ≤ 0.199
Sangat Rendah
0,200 - 0,299 0,300 - 0,399 D ≥ 0,400
Rendah Sedang Tinggi
Penafsirannya Dibuang/perlu direvisi total Perlu direvisi Sedikit/tanpa revisi Bagus Sekali
(Rosidin, 2011: 5)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan wawancara. a) Tes Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang dibuat berdasarkan indikator ranah kognitif, yang meliputi: aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), aspek aplikasi (C3), dan aspek menganalisis (C4).
38
b) Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Kegiatan wawancara ini ditunjukan untuk guru mata pelajaran fisika yang berada di tempat penelitian. Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan wawancara ini ialah untuk mengetahui beberapa hal diantaranya: kondisi siswa di sekolah tempat penelitian, nilai standar kelulusan/KKM yang ditetapkan oleh sekolah, kegiatan pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru dan siswa.
G. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan a. Melakukan studi lapangan/studi pendahuluan. b. Merumuskan masalah penelitian. c. Melakukan studi literatur. d. Menghubungi pembimbing untuk proses bimbingan. e. Membuat dan menyusun perangkat pembelajaran serta instrumen penelitian. f. Mengonsultasikan instrumen penelitian kepada dua dosen pembimbing. g. Mengujicobakan instumen penelitian. h. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian. i. Menentukan soal yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
39
j. Penentuan kelas eksperimen. 2. Tahap Pelaksanaan a. Memberikan pembelajaran awal dengan Problem Based Learning (PBL) pada kedua kelas eksperimen. b. Memberikan tes awal (pretest) untuk memperoleh siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada kedua kelas eksperimen. c. Pengelolahan tes awal (pretest). Untuk kelas eksprimen yang diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya, siswa yang tuntas dan pendapat nilai yang paling tinggi dijadikan tutor sebaya dan mendapat bimbingan oleh guru, sedangkan siswa yang tidak tuntas diberikan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya. Untuk kelas yang diterapkan pembelajaran remedial dengan penugasan, siswa yang tidak tuntas mendapatkan remedial dengan cara diberikan tugas oleh guru. d. Setelah perlakuan dilakukan tes akhir (posttest). 3. Tahap Akhir a. Mengelola dan menganalisis hasil data tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pada kedua kelas. b. Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.
40
Studi Lapangan
Merumuskan Masalah
Studi Literatur Pengembangan Instrumen Penelitian
Perangkat Pembelajaran
Validasi Instrumen Penelitian
Kelas Tutor Sebaya
Kelas Penugasan
Pembelajaran
Pembelajaran
Tes Awal atau Pretest
Tes Akhir atau Posttest
Tidak Tuntas
Uji Validitas Uji Reliabilitas Uji Taraf Kesukaran Uji Daya Pembeda
Tidak Tuntas
Tuntas
Pembelajaran Remedial dengan Cara Penugasan
Jadi Tutor
Pembelajaran Remedial oleh Tutor Sebaya
Test Akhir atau Posttest
Gambar 3. Alur Penelitian
Mengolah Data
Analisis
Simpulan
41
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data Analisis data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik. Tujuan dari pengolahan data ini untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa, pengaruh penerapan pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil belajar siswa, dan perbedaan hasil belajar fisika siswa antara diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dan pembelajaran remedial dengan penugasan.
Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar pada ranah kognitif siswa sebelum dan setelah perlakuan pembelajaran remedial, yakni dengan memberikan tes awal sebelum perlakuan (pretest) dan tes akhir setelah perlakuan (posttest). Untuk menganalisis kategori tes hasil belajar siswa digunakan skor gain yang ternormalisasi. N-gain diperoleh dari pengurangan skor postest dengan skor pretest dibagi oleh skor maksimum dikurang skor pretest. Jika dituliskan dalam persamaan adalah
g
Keterangan:
g
= N gain
S post
= Skor postest
S pre
= Skor pretest
S max
= Skor maksimum
S post S pre S max S pre
42
Kategori:
Tinggi : 0,7 N-gain 1 Sedang : 0,3 N-gain < 0,7 Rendah : N-gain < 0,3 (Meltzer dalam Marlangen, 2010:34)
2. Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk menguji hipotesis dengan melakukan (1) uji normalitas, (2) uji homogenitas, dan (3) uji t dua sampel bebas. a. Uji Normalitas Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik KolmogrovSmirnov. Data yang diuji kenormalitasannya adalah data hasil tes akhir (pretest) dan data hasil tes akhir (posttest) hasil belajar siswa. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program SPPS 17.0 dengan metode nonparametrik berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, nilai α yang digunakan adalah 0,05 dengan demikian kriteria uji sebagai berikut: (1) jika nilai sig atau probabilitas < 0,05 maka H0 diterima dengan arti bahwa data tidak terdistribusi normal; dan (2) jika nilai sig atau probabilitas ≥ 0,05 maka Ha diterima dengan arti bahwa terdistribusi normal.
43
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya digunakan dalam pengujian hipotesis. Kriteria uji yang digunakan melihat nilai sig pada Based on Mean Test of Homogeneity of Variance adalah: (1) jika nilai sig < α (0,05) maka data dari perlakuan yang diberikan tidak berdistribusi normal; dan (2) jika nilai sig ≥ α (0,05) maka data dari perlakuan yang diberikan terdistribusi normal.
c. Uji T Untuk Dua Sampel Bebas (Independent Sample T Test)
Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda (bebas). Independent Sample T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Menguji Independent Sample T Test dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0. Berpedoman berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas: (1) jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka H O diterima; (2) jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka H O ditolak (Priyatno, 2010: 32).
Rumus perhitungan Independent Sample T Test adalah sebagai berikut : ____
t
_____
X1 X 2
(n1 1) s12 (n2 1) s 22 n1 n2 2
1 1 n1 n2
44
Dimana t adalah t hitung. Kemudian t tabel dicari pada tabel distribusi t dengan = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2. Setelah diperoleh besar t hitung dan t tabel maka dilakukan pengujian dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Kriteria pengujian: H O diterima jika - t tabel t hitung t tabel H O ditolak jika - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
Pada penelitian ini jika data tidak terdistribusi normal maka untuk menguji data dua sampel yang tidak berhubungan menggunakan Uji MannWhitney.
70
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa: 1. Ada pengaruh penerapan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa. 2. Ada pengaruh penerapan pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil belajar fisika siswa. 3. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan pembelajaran remedial dengan penugasan, hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen tutor sebaya lebih tinggi dibandingakan kelas eksperimen penugasan, dinyatakan dengan nilai rata-rata gain ternormalisasi kelas eksperimen tutor sebaya yang lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen penugasan, yaitu sebesar 0,585 dengan kategori sedang, sementara pada kelas penugasan hanya sebesar 0,192 dengan kategori rendah.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa: 1. Bagi guru yang tertarik untuk menerapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya atau penugasan, dalam memilih tutor sebaiknya tidak hanya memilih
71 siswa yang memiliki kemampuan menyelesaikan soal namun juga penting untuk memperhatikan tutor yang dipilih harus mempunyai kesabaran dalam membelajarkan temannya dan kemampuan memotivasi teman-temannya dalam belajar dan apabila menerapkan pembelajaran remedial dengan penugasan sebaiknya lebih mengontrol siswa agar siswa mengerjakan tugas secara individu. 2. Bagi calon peneliti lain yang juga tertarik untuk menerapkan pembelajaran remedial menggunakan model pembelajaran remedial ini, hendaknya lebih mengoptimalkan persiapan yang diperlukan terutama pada persiapan instrumen pembelajaran. 3. Bagi siswa sebaiknya siswa harus serius dalam proses pembelajaran remedial walaupun diberikan pembelajaran oleh tutor yang sebagai temannya sendiri dan karakter mandiri harus ditanamkan pada setiap siswa, harus memulai dengan rasa percaya diri, sehingga jika siswa percaya kepada kemampuannya, dalam mengerjakan tugas siswa akan berusaha sendiri dan tidak mengandalkan jawaban temannya
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Andespa, Deri. 2013. Penerapan Remedial Teaching dengan Variasi Metode oleh Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMK. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Andriyansah, Fatia Fatimah, dan Paryanta. 2014. Menjadi Tutor Terampil dan Professional. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Keempat. Jakarta: Rineka cipta. ________________. 2016. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. Dahar, Ratna Wilis. 2003. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. __________________. 2004. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah dan Zain. 2006. Proses BelajarMengajar. Jakarta: BumiAksara. Djamarah, Bahri dan Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem. BumiAksara. Jakarta. Jihad, Asep dan Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Bumi Aksara. Kunandar. 2015. Penilaian Otentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers. Margono. 2014. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.
73
Marlangen, Taranesia. 2010. Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Multiple Representation. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera. Nitko dan Brookhart. 2007. Education Assesment Of Student 5th Edition. Colombus: Pearson Merril Prentice Hall. Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Rosidin, Undang. 2011. Dasar-dasar dan Perencanaan Evaluasi Pembelajaran. Pedoman Praktikum. Bandarlampung: Universitas Lampung. Rustman. 2005. Pengembangan Konsep. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanubari, Fajar, Sri Yamtimah, dan Tri Redjeki. 2014. Penerapan Metode Pembelajaran Teman Sebaya Dilengkapi dengan Media Interaktif Flash untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 3(4): 147-148. Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Mrode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Priyatno, Dwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Widoyoko, S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.