Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dengan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bengkulu Oleh Syafdi Maizora,Effie Efrida Muchlis, Evi Iriani. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar matematika pada pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dengan subyek siswa kelas VIIa SMPN 11 Bengkulu semester I tahun pelajaran 2007/2008. Rancangan penelitian adalah rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan tiga kali pengulangan. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar tes, angket dan foto. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan belajar matematika siswa yakni pada siklus I nilai tesnya 61,6 dengan ketuntasan secara klasikal 25,0 % sedangkan siklus II nilai tesnya 70,5 dengan ketuntasan secara klasikal 62,2 % serta siklus III nilai tesnya 92,3 dan ketuntasan secara klasikal 97,4 %. I. PENDAHULUAN Keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar antara lain dipengaruhi oleh faktor guru, siswa, dan bagaimana kegiatan belajar mengajar tersebut dilaksanakan. Guru harus mampu mengelola suatu kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi yang dapat melibatkan siswa agar aktif baik secara fisik maupun mental sebagai usaha meningkatkan kemampuan dalam belajar. Saat ini di Kelas VIII SMP Negeri 11 Bengkulu, guru mendominasi pengajaran matematika di kelas. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar matematika kurang. Siswa tidak dilatih mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir untuk memperoleh pengetahuan. Dalam pelaksanaan pengajaran matematika, guru masuk ke kelas, membahas Pekerjaan Rumah siswa kemudian menerangkan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Setelah itu guru memberikan soal latihan. Siswa tampak kurang berminat untuk mengerjakannya. Jika mengalami kesulitan siswa hanya menunggu penjelasan guru. Di akhir jam pelajaran guru memberi Pekerjaan Rumah kepada siswa. Akibatnya prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 11 rendah. Rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional siswa SMP Negeri 11 pada tahun pelajaran 2004/2005 adalah 6,2.
Pada dasarnya ada keinginan dari guru untuk memperbaiki cara mengajar, namun keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru menyebabkan mereka belum melakukannya. Dari hasil diskusi dengan beberapa orang guru kami sepakat untuk menciptakan pengajaran matematika yang dapat memaksimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa dan siswa tidak hanya tergantung kepada guru. Pembelajaran yang demikian dapat terwujud dalam pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya. Pembelajaran kontekstual dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih mengaktifkan siswa karena siswa belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”. Sedangkan dengan tutor sebaya siswa yang berkemampuan lebih rendah dapat berdiskusi dengan siswa lain yang berkemampuan lebih tinggi sehingga jika mengalami kesulitan mereka tidak hanya menunggu penjelasan guru. Oleh karena itu melalui penerapan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya dapat tercipta kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana keaktifan siswa dalam pengajaran matematika yang
menerapkan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya ? 2.
Bagaimana prestasi belajar siswa dalam pengajaran matematika yang
menerapkan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya ? 3.
Bagaimana respon siswa dalam pengajaran matematika yang menerapkan
pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya ?
II. METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kasbolah (1998 : 15) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIa SMP Negeri 11 Bengkulu tahun pelajaran 2007/2008.
Menurut Kasbolah (1998 : 70) alur pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut : Refleksi
Rencana Tindakan
Observasi Pelaksanaan Tindakan Refleksi
Rencana Tindakan
Observasi Pelaksanaan Tindakan Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kasbolah (1998 : 70))
1. Rencana Tindakan Merumuskan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah siswa tidak aktif, berprestasi rendah dan masalah lain yang ditemukan pada refleksi serta membuat skenario pembelajaran yang menerapkan pembelajaran pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya, lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa dan lembar kerja siswa. 1. Pelaksanaan Tindakan a. Melaksanakan pengajaran matematika yang menerapkan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya dengan tindakan yang dilakukan sebagai berikut : 1). Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2). Melakukan tanya jawab. 3). Memberi contoh dan menjelaskan langkah-langkah mengerjakan lembar kerja siswa sebagai bentuk pemodelan. 4). Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
berdasarkan
kemampuan
akademiknya
untuk
membentuk
masyarakat belajar. 5). Menunjuk seorang siswa yang memiliki kemampuan akademik paling baik dari masing-masing kelompok sebagai tutor sebaya bagi teman-teman dalam kelompoknya. 6). Meminta siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara berkelompok sehingga siswa melakukan kegiatan menemukan dan mengkonstruksi pengetahuannya. 7). Memberikan bimbingan kepada kelompok. 8). Meminta siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya. 9). Mengarahkan siswa membuat kesimpulan hal-hal yang telah diperolehnya dari kegiatan belajar mengajar sebagai wujud refleksi. 10). Memberikan Pekerjaan Rumah (PR). 11). Guru melakukan penilaian yang sebenarnya. b. Memberi arahan kepada siswa yang tidak aktif agar ikut berpartisipasi dalam kelompoknya dan kepada siswa yang memiliki anggota kelompok yang tidak aktif agar mau mengajak anggota kelompok yang tidak aktif tersebut untuk bekerja sama. c. Meminta siswa yang tidak aktif untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya pada saat kelompoknya melakukan presentasi. d. Memberi arahan kepada siswa yang menjadi tutor sebaya agar mau membantu siswa yang berkemampuan rendah dan kepada siswa yang berkemampuan rendah agar mau bertanya kepada siswa yang menjadi tutor sebaya. e. Meningkatkan bimbingan kepada siswa yang berkemampuan rendah. f. Meminta siswa mempelajari terlebih dahulu materi pelajaran pertemuan berikutnya di rumah. g. Melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan pada refleksi. 3. Observasi Dilaksanakan observasi terhadap keaktifan siswa selama pengajaran matematika yang menerapkan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya. 4. Refleksi Peneliti mengidentifikasi hal-hal yang sudah dicapai dan belum dicapai pada siklus bersangkutan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus pada mata pelajaran matematika kelas VIII SMPN 11 kota Bengkulu. Pada siklus 1 dilakukan pembelajaran tentang luas segitiga, pada siklus 2 dilakukan pembelajaran tentang pembuktian pythagoras dan pada siklus 3 dilakukan pembelajaran tentang pembuktian rumus luas segitiga. Sebelum menerapkan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya ini siswa dibagi kedalam 10 kelompok yang terdiri dari 4 orang berdasarkan nilai rapor matematika yang mereka miliki. 1. Siklus 1 a. Rencana Tindakan 1 1). Mengatasi siswa yang tidak aktif. 2). Mengatasi siswa yang prestasi belajarnya rendah. b. Pelaksanaan Tindakan 1 1). Melaksanakan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya pada pembelajaran matematika. Di awal pembelajaran guru menjelaskan bentuk pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa diberi LKS tentang pembuktian luas segitiga. Bersama-sama dalam kelompok siswa melakukan pembuktian dengan menggunakan media yang telah disediakan yaitu karton. Dengan menggunakan konsep dasar luas persegi panjang siswa diminta untuk dapat menemukan luas segitiga. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor didalam kelompoknya diminta untuk membimbing anggota kelompok dalam menemukan rumus luas segitiga. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS dan membahas soal-soal yang ada di LKS. Kemudian guru menunjuk secara acak salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dan kelompok lain memberi
tanggapan
dan
bertanya
kepada
kelompok
yang
mempresentasikan serta membandingkan dengan hasil kerja kelompok mereka.
2). Memberi arahan kepada siswa yang tidak mengerti untuk bertanya kepada tutor di kelompok mereka, dan kepada tutor yang juga belum mengerti tentang materi yang ditanyakan anggota kelompok segera untuk menanyakan materi tersebut kepada guru. c. Observasi 1 Dari pengamatan selama pelaksanaan siklus 1 diperoleh hal-hal sebagai berikut : 1). Pada saat diskusi kelompok masih ada siswa yang belum ikut dalam diskusi dengan temannya dan membicarakan hal diluar pelajaran. 2). Pada saat mengerjakan LKS dikelas, diamati bahwa sebagian anggota kelompok belum memahami tentang tugas yang diberikan, ini menyebabkan mereka tidak ikut bekerja sama dengan teman dalam satu kelompok untuk menyelesaikan tugas. 3). Masih ada anggota kelompok yang tidak mau bertanya kepada tutor. Dan ada pula tutor yang tidak mau membantu anggota kelompoknya. 4). Penguasaan materi oleh tutor masih kurang, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya tutor yang menanyakan materi yang ditugaskan kepada guru, padahal tutor adalah siswa yang dianggap paling pintar dalam kelompok itu. 5). Pada saat persentasi siswa cukup antusias dalam memberikan tanggapan terhadap pendapat dari kelompok yang mempresentasikan hasil kerjanya. Berdasarkan lembar obervasi siklus 1 diketahui keaktifan siswa pada pembelajaran matematika yang menerapkan pembelajaran kontekstul dengan tutor sebaya berada pada kategori cukup dengan jumlah skor 22. d. Nilai Tes 1 Berdasarkan analisis siklus 1 diperoleh rata-rata nilai tes siswa adalah 61,6 dengan ketuntasan belajar klasikal 25%. e. Refleksi 1 Hal-hal yang sudah dicapai pada siklus 1 adalah: 1). Siswa sudah cukup memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi, menyelesaikan tugas berkelompok, melakukan kegiatan menemukan, mengkonstruksi dan membuat model matematika dari permasalahan yang diberikan. 2). Siswa cukup antusias dalam memberikan tanggapan terhadap pendapat
kelompok lain dan menjawab pertanyaan anggota kelompok lain. 3). Siswa mulai menyenangi pembelajaran matematika yang menerapkan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya. Hal-hal yang belum dicapai pada siklus 1 adalah : 1). Kerjasama dalam satu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru masih kurang. 2). Sebagian siswa belum serius mengerjakan LKS yang diberikan, ini terlihat dengan masih adanya siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran. 3). Penguasaan materi oleh tutor masih kurang, ini terlihat dengan masih benyaknya tutor yang menanyakan materi pada guru saat mengerjakan LKS. 4). Sebagian siswa belum aktif, yaitu tutor tidak mau menjelaskan kepada anggota kelompok yang bertanya dan masih ada anggota kelompok yang belum memahami tugas tetapi tidak mau bertanya kepada tutor akibatnya diskusi tidak berjalan dengan baik. 2. Siklus 2 a. Rencana Tindakan 2 1). Mengatasi siswa yang tidak bekerjasama dengan teman satu kelompok dalam menyelesaikan LKS yang diberikan. 2). Mengatasi siswa yang tidak aktif 3). Mengatasi siswa yang prestasi belajarnya masih rendah. 4). Mengatasi siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan 2 1). Melaksanakan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya pada mata pelajaran matematika. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu melakukan pembuktian dalil Pythagoras dengan menggunakan media yang berupa karton. Setiap kelompok diberi LKS yang didesain agar siswa dapat melakukuan penemuan sehingga dalil pytaghoras dapat dibuktikan. Siswa diharapkan dapat mengkonstruksi konsep dasar rumus luas persegi dan rumus luas segitiga untuk membuktikan dalil pythagoras. setiap kelompok membuat empat buah segitiga siku-siku
yang sebangun dan satu buah persegi. Dengan menggukan bangun datar tersebut dan rumus luas dari bangun tersebut, siswa melakukan pembuktian dalil pythagoras. kemudian setelah dalil pythagoras dapat dibuktikan
oleh
setiap
siswa
dalam
kelompoknya.
Siswa
menyelesaikan soal-soal yang berupa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep dalil pythagoras. setelah LKS dikerjakan, guru menunjuk secara acak satu kelompok untuk mempresentasikan hasil penemuannya, dan mempresentasikan saol yang dikerjakan. Setalah kelompok yang ditunjuk mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok yang lain memberikan tanggapan dan pertanyaan
kepada
kelompok
yang
mempresentasikan
serta
membendingkan hasil kerja kelompok mereka dengn kelompok yang mempresentasikan kerjanya. 2). Memberikan arahan kepada tutor agar membimbing anggota kelompoknya dan kepada anggota kelompok agar mau bertanya kepada tutor. 3). Menegur siswa yang tidak mau bekerja sama dengan teman kelompoknya untuk menyelesaikan LKS yang diberikan guru dan siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. 4). Meminta agar tutor maupun peserta lain untuk dapat mempersiapkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. c. Observasi 2 Dari pengamatan selama pelaksanaan siklus 2 diperoleh hal-hal sebagaiberikut : 1). Siswa sudah lebih baik dalam mengerjakan tugas yang diberikan ini terlihat dengan sudah adanya kerjasama antar anggota kelompok. 2). Siswa sudah lebih baik dalam menjawab pertanyaan guru dan siswa dari kelompok lain pada saat persentasi. 3). Penguasaan materi oleh tutor sudah cukup baik, ini terlihat dengan sedikitnya tutor yang bertanya kepada guru dan anggota kelompok mau bertanya kepada tutor.
Berdasarkan lembar obervasi siklus 2 diketahui keaktifan siswa pada pembelajaran matematika yang menerapkan pembelajaran kontekstul dengan tutor sebaya berada pada kategori baik dengan jumlah skor 26 d. Nilai Tes 2 Berdasarkan analisis siklus 2 diperoleh rata-rata nilai tes siswa adalah 70,5 dengan ketuntasan belajar klasikal 62,2%. e. Refleksi 2 Hal-hal yang sudah dicapai pada siklus 2 : 1). Kerjasama siswa dalam satu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sudah cukup baik. 2). Keaktifan siswa sudah meningkat, terlihat dengan tutor mau
menjelaskan dan peserta mau
bertanya. 3). Siswa sudah
mempersiapkan diri untuk membahas materi pada kegiatan pembelajaran. 4). Siswa sudah cukup baik dalam memberi tanggapan dan bertanya dari kelompok lain dan menjawab pertanyaan dosen. Hal-hal yang belum dicapai pada siklus 2 :1). Masih ada siswa yang prestasi belajarnya rendah. 2). Masih ada siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran. 3). Siswa masih kurang menggunakan konsep yang telah ditemukan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan seharihari. 3. Siklus 3 a. Rencana Tindakan 3 1). Mengatasi siswa yang belum aktif. 2). Mengatasi siswa yang prestasi belajarnya masih rendah. 3). Mengatasi siswa yang masih kurang menggunakan konsep yang telah ditemukan dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. b. Pelaksanaan Tindakan 3 1). Melaksanakan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya pada pembelajaran matematika. Siswa dibagikan LKS dengan pokok bahasan menghitung panjang segitiga siku-siku. Pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan media berupa penggaris. Bersama dengan anggota kelompoknya, siswa melakukan kegiatan menghitung panjang sisi segitiga yang ada pada LKS dengan menggunakan dalil pythagoras yang telah dibuktikan pada pertemuan sebalumnya. Setelah panjang sisi segitiga yang dihitung dengan menggunakan dalil pythagoras, siswa diminta untuk menghitung panjang sisi segitiga tersebut dengan menggunakan penggaris dan menarik kesimpulan. Dengan langsung menggunakan pengaris untuk menghitung panjang sisi segitiga sikusiku, siswa telah melakukan penguatan terhadap materi dalil pythagoras. setelah setiap kelompok selesai meherjakan LKS, guru menunjuk secara acak satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Sedangkan kelompok lain membandingkan hasil kerja kelompoknya dan memberi pertnyaan serta tanggapan terhadap kelompok yang mempresentasikan kerjanya. 2). Meminta siswa dapat memberikan contoh penggunaan konsep yang telah dipelajari untuk menyelesaikan maslah dalam kehidupan seharihari. 3). Memberi arahan agar tutor dapat membimbing anggota kelompoknya, dan anggota kelompok mau bertanya kepada tutor. 4). Meminta siswa yang tidak aktif untuk mempresenatasikan hasil kerja kelompoknya. c. Observasi 3 Dari pengamatan selama pelaksanaan siklus 3 diperoleh hal-hal sebagai berikut : 1). Contoh penggunaan konsep dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari sudah cukup banyak. 2). Siswa sudah memperhatikan pembelajaran dengan baik. 3). Dengan banyaknya contoh yang diberikan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari diskusi menjadi lebih menarik. 4). Siswa aktif dalam pembelajaran, yaitu tutor mau membantu menjelaskan dan anggota kelompok yang lain mau bertanya.
Berdasarkan lembar obervasi siklus 3 diketahui keaktifan siswa pada pembelajaran matematika yang menerapkan pembelajaran kontekstul dengan tutor sebaya berada pada kategori baik dengan jumlah skor 31. d. Nilai Tes 3 Berdasarkan analisis siklus 3 diperoleh rata-rata nilai tes siswa adalah 92,3 dengan ketuntasan belajar klasikal 97,4% e. Angket. Berdasarkan analisis angket diketahui 95% siswa memberikan respon positif terhadap penerapan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dalil Pythagoras. f. Refleksi. Hal-hal yang sudah dicapai pada siklus 3 : 1). Prestasi belajar siswa sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. 2). Siswa aktif dalam pembelajaran matematika. 3). Siswa sudah dapat menggunakan konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 4). Siswa memberi respon positif terhadap penerapan pembelajaran kontekstual dengan tutor sebaya pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Dalil pythagoras. B. Pembahasan Pada penelitian ini, pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya pada mata pelajaran matematika dilaksanakan dalam 3 siklus. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya siswa dibagi dalam sepuluh kelompok yang terdiri dari empat orang berdasarkan nilai rapor matematika yang dimiliki mereka. guru memberikan LKS yang dapat memotivasi siswa agar mengonstruksikan pengetahuan dasar yang dimiliki untuk menemukan konsep baru dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Setelah LKS dikerjakan oleh siswa dalam kelompoknya yang dibantu oleh seorang tutor dalam setiap kelompok, guru menunjuk secara acak satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan kelompok yang lain memberi tanggapan dan
pertanyaan
kepada
kelompok
yang
mempresentasikan
tugasnya
serta
membendingkan dengan hasil kerja kelompok mereka. Pada siklus 1 kerjasama siswa dalam satu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru masih kurang. Ini dapat diamati dari siswa yang masih kurang menguasai tugas yang diberikan karena hanya siswa tertentu saja yang mengerjakan tugas yang diberikan sedangkan siswa lain masih banyak yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran. Masih ada siswa yang belum aktif, belum dapat berdiskusi dengan baik dan tidak memperhatikan penjelasan teman. Penguasaan materi oleh tutor masih kurang, terlihat dengan masih banyaknya tutor yang menanyakan materi kepada guru. Namun demikian dalam diskusi kelas siswa cukup antusias dalam memberi tanggapan terhadap pendapat kelompok lain dan siswa mulai menyenangi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya. Berdasarkan lembar observasi siklus 1 diketahui keaktifan siswa pada mata pelajaran matematika yang menerapkan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya berada pada kategori cukup dengan jumlah skor 22. pada siklus 1 rata-rata nilai tes 61,6 dan ketuntasan belajar sacara kalsikal 25,0%. Pada siklus 2 siswa sudah lebih baik dalam menjawab pertanyaan guru dan siswa dari kelompok lain. Kerjasama antar siswa dalam satu kelompok labih baik dibandingkan dengan siklus 1 karena guru telah menegur siswa yang tidak bekerjasama dengan teman satu kelompoknya. Tutor sudah lebih baik menguasai materi terlihar dengan sedikitnya tutor yang menanyakanmateri kepada guru dan anggota kelompok mau bertanya kepada tutor. Siswa suadah mempersiapkan materi yang akan dinbahas dan suadah cukup memperhatiakn pembelajran. Dari diskusi kelas yang dilakukan siswa lebih banyak mendiskusikan menganai materi yang dipelajari dibandingkan dengan pengaplikasian materi atau konsep yang dipelajari
untuk
menyelesaikan
masalah
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan lembar observasi pada siklus 2 diketahui keaktifan siswa pada mata pelajaran matematika yang menerapkan pendekatan kontekstual denagn tutor sebaya meningakat dari kategori cukup menjadi baik dengan jumlah skor 26. Pada siklus 2 rata-rata nilai tes 70,5. Rata-rata nilai tes pada siklus 2 meningkat sebesar
8,9 dari siklus 1. ketuntasan balajar pada siklus 2 adalah 62,2%. Meningkat 27,2% dari siklus 1. Pada siklus 3 contoh penerapan konsep yang dibarikan siswa cukup bervariasi. Sealin membahas materi, siswa juga banyak membahas contoh-contoh penerapan konsep dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga diskusi menjadi lebih menarik. Berdasarkan lembar observasi pada siklus 3 diketahui keaktifan siswa pada mata pelajaran matematika yang menerapkan pendekatan kontekstual denagn tutor sebaya berada pada kategori baik dengan jumlah skor 31. Pada siklus 3 rata-rata nilai tes 92,3. Rata-rata nilai tes pada siklus 3 meningkat sebesar 22,2 dari siklus 2. ketuntasan balajar pada siklus 3 adalah 97,4% meningkat 35,2% dari siklus 2. Berdasarkan hasil analisis angket diketahui 95% siswa memberi respon positif terhadap penerapan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya pada mata pelajaran matematika.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan : 1. Cara mengaktifkan siswa dalam penbelajaran matematika yang menerapkan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya adalah sebagai berikut : a). Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok yang heterogen dan menunjuk satu siswa yang berkemampuan tinggi sebagai tutor dalam kelompoknya, dengan maksud agar siswa melakukan kerjasama dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah. b). Memberi tugas kepada siswa tentang materi yang dipelajari dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. c). Meminta agar tutor mau membimbing anggota kelompoknya dan anggota kelompok mau bertanya kepada tutor mengenai materi yang belum di mengertinya. d). Meminta siswa melakukan presentasi. e). Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi kelas sehingga mereka dapat memberi tanggapan dan pertanyaan kapada kelompok lain. f). Meminta siswa untuk menyiapkan diri untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
2. Penerapan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi balajar siswa pada mata pelajran matematika, yaitu dari nilai rata-rata 61,6 denagn ketuntasan belajar secara klasikal 25,0% pada siklus 1 dan pada siklus 2 mencapai nilai rata-rata 70,5 denagn ketuntasan belajar secara klasikal 62,2% serta pada siklus 3 mencapai nilai rata-rata 92,3 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 97,4%. 3. Siswa memberi respon positif terhadap penerapan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya pada mata pelajaran matematika. B. Saran. Dari hasil penelitian ini disarankan : 1. Guru dan siswa hendaknya dapat menggunakan konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. 2. Siswa hendaknya terlibat aktif dalam pembelajaran matematika yang menerapkan pendekatan kontekstual dengan tutor sebaya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Bina Aksara. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga. Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta : Depdiknas. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Murniati, Sri. 2002. Model Pemasangan Siswa untuk Mengefektifkan Pengajaran Latihan Soal Matematika di Kelas I SLTPN 17 Bengkulu. Skripsi. Bengkulu : Universitas Bengkulu. Ishak dan Warji. 1987. Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta : Liberty.