PERAWATAN TANAMAN KAKAO FAKTOR PENTING DALAM BUDIDAYA KAKAO Oleh :Dyah Ambarwati, SP PENDAHULUAN Tanaman kakao (Theobroma cacao, L)termasuk golongan tanaman tahunan yang tergolong dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang berbunga dan berbuah pada batang dan cabang. Tanaman ini dibagi atas dua bagian, yaitu bagian vegetatif yang meliputi akar, batang serta daun dan bagian generatif yang meliputi bunga dan buah (SireGambar 1. Tanaman Kakao (Puslit Koka Jember)
gar et al., 1989).
Budidaya kakao sangat menguntungkan bagi dunia karena merupakan tanaman rakyat, yang memerlukan usaha keras petani sambilan, petani pekebun, perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Hasil kakao petani yang terkumpul bisa memenuhikebutuhanindustri, apabila petani mau dan mampu menerapkan teknologi budidaya secara benar makaproduksi kakaobisa meningkatdikarenakan produksi kakao dunia yang sampai saat ini masih mengalami defisit.Dengankondisi seperti ini merupakan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan tanamankakaonya. Petani sebagai pelaku utamadapat meningkatkan pendapatannya dari bertanam kakao.Tanaman kakao merupakan tanaman rakyat yang bisa ditanam di halaman rumah maupun pekarangankarena tanaman tersebut dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi petani pekebun.(Negara, 2012) Tentunya perlu penanganan yang benar karena kakao merupakan tanaman yang manja butuh ketelatenan merawat agar menuai hasil. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka berbagai kegiatan bertanam kakao harus dilakukan secara rutin dan terprogram yaitu mulai dari penanggulangan gulma, pemupukan,pemangkasan kakao, pemangkasan naungan, sanitasi dan melakukan panen sering yang bertujuan untuk memutus atau menekan timbulnya serangan hama dan penyakit, konon 80% pertumbu-
han kakao tergantung dari perawatan khususnya proses pemangkasan.( Anonim 1, 2013 ) Program kegiatantersebut merupakan manajemen kebun yang disusun sebagaii acuan dasar bagi petani kakao pada saat kapan kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan. Juga perlu mengatur jadwal kerja dengan menyesuaikan kondisi iklim yang dapat dipergunakan petani sebagai pembaharuan/perbaikan kegiatan pembudidayaan kebun kakaonya. (Anonim 2, 2013) Petanisebagai kunci utama penanggulangan hama dan penyakit tanaman perkebunan dan dituntut memiliki kualitas sumber daya yangsesuai dengan perannya dengan tujuan menjadi petani mandiri dalam mengelola kebunnya dan dapat menerapkan pengetahuan dan teknologi budidaya tanaman secara tepat dan sebagai pembangkit kepercay (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004)
Perawatan kebun kakaoyang dilakukan meliputi kegiatan 2 fase (Anonim 2, 2013) yaitu : 1. Fase tanaman belum menghasilkan (TBM): a. melaksanakan pembersihan gulma secara manual dengan sabit atau cangkuldisekitar tanaman, pemupukan, pemangkasan penaung sementara dan penaung tetap, pemangkasan bentuk tanaman kakao, pengendalian hama maupun penyakit,apabila pengendalian gulma dilakukan secara kimiawi dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kakao karena sebagian herbisidanya bisa melekat pada daun kakao TBM yang akibatnya pertumbuhan daunnya tidak normal. b. melaksanakan pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman membentuk jorket, maksudnya untuk membentuk kerangka percabangan yang kuat dan seimbang. Dari 4-5 cabang primer yang terbentuk dipilih 3 buah cabang primer sajayang masing-masing tersebar merata membentuk sudut 120 derajat,sedangkan cabang primer lainnya dan cabang-cabang sekunder sampai dengan 60 cm dari pusat percabangan lebih baik dipangkas. Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2004).Teknik pemangkasan untuk tanaman kakao, pemangkasan bentuk,dilakukan melalui pemangkasan pucuk dan pemangkasan bentuk tajuk dengan tujuan untuk memacu perkembangan
cabang sekunder yang menghasilkanbanyak buah. Pemangkasan bentukdilakukan melalui dua tahap yaitu ; (a). Pemangkasan pucuk, dilakukan pada waktu umur 3 – 6 bulan setelah tanam, dengan metode sebagai berikut : - Potong ujung titik tumbuh yang dominan untuk memacu pertumbuhan cabang samping ke atas lebih banyak. - Pangkas cabang-cabang yang menggantung untuk memacu pertumbuhan cabang-cabang yang kuat pada umur-umur awal. (b). Pemangkasan bentuk tajuk, dilakukan pada umur6 – 9 bulan setelah tanam, dengan metode sebagai berikut : - Potong cabang-cabang lateral 40 – 60 cm dari atas tanah (cabang-cabang setinggi di bawah lutut) untuk merangsang cabang utama dengan jarak yang cukup. -Pangkas cabang yang merendah dan menggantung untuk membentuk tajuk yang melingkar/sirkuler. -Tinggalkan empat atau lima cabang utama dengan jarak yang sama dari jorket (titik tempat keluarnya cabang kipas pada batang utama) untuk memacu penutupan tajuk. c. Melakukan pemupukan dilaksanakan3-4 kali setahun sesuai dengan dosis anjuran dengan menggunakan pupuk buatan (anorganik) baik pupuk tunggal maupun majemuk karena pupuk organik berfungsi untuk memperbaiki kondisi tanaman dan memperpendek masa TBM(Tabel 1). 2. Fase tanaman menghasilkan (TM): Kegiatan perawatan TM yang penting adalaha) pemangkasan tanaman pokok, b) perawatan naungan/pohon pelindung, c) pemupukan,d) pengendalian hama dan penyakit dan f) melakukan panen sering. PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO Pemangkasan tanaman kakao bertujuan membentuk kerangka dasar (cabang tanaman kakao yang baik dan kuat), mengaturmasuknya sinar matahari kedalam kebun secara merata sehingga tanaman lebih produktif menghasilkan makanan (fotosintesa),
memacu dan meningkatkan serta menghasilkan bunga dan buah yang banyak, memotong bagian cabang yang terserang hama/penyakit, rusak/patah, untuk menekan resiko berkembangnya hama penyakit( BBPPTP Bogor, 2008). Menurut Winarsih(1985). Melakukan pemangkasan pemeliharaandan pemangkasan produksi bertujuan untukmempertahankan kerangka yang sudah terbentuk baik dan membuat indeks luas daun (ILD) dalam kondisi optimum yaitu 3,7 – 5,7. Caranya buang cabang sekunder pada jarak 30-60 cm dari jorket, cabang sakit, cabang balik, cabang terlindung atau cabang yang melindungi, cabang yang masuk jauh kedalam tajuk tanaman disebelahnya, perlu dilakukan pemangkasan 6-8 kali per tahun dan buang semua tunas air dengan jedah waktu 2-4 minggu sekali. Pemangkasan pemendekan tajuk bertujuan untuk membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 3,5 – 4,0 m. Dilakukan setahun sekali pada awal musim hujan, hindari pemangkasan saat tanaman berbunga lebat atau buah masih pentil ( BBPPTP Bogor, 2008). PEMANGKASAN HASIL PERBANYAKAN VEGETATIF Menurut BBPPTP Bogor(2008). Apabila bahan tanaman berasal dari tunasplagiotrop menghasilkan percabangan dekat permukaan tanah dan menyemak. Macam pangkasannya meliputi : -
Pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman rimbun berumur sekitar 1 tahun dilakukan pemangkasan dengan memilih semua cabang besar yang kuat yang arah pertumbuhannya membentuk huruf V.
-
Selanjutnya mengatur cabang-cabang sekunder, diusahakan arah pertumbuhannya merata, seimbang dan tidak saling menutup.
-
Untuk pangkasan pemeliharaan sama dengan tanaman asal perbanyakan generatif.
Menurut Abdoelah dan Soedarsono (1996).Pemangkasan bertujuanmenciptakan iklim mikro yang tepat bagi pertumbuhan tanaman, sehingga intensitas cahaya dapat masuk ke areal pertanaman dengan baik. Selain itu suhu dan kelembaban di sekitar pertanaman selalu terjaga, dengan kondisi yang stabil dan akan menghambat perkem-
bangan hama penyakit sehingga produksi dapat meningkat serta merangsang pertumbuhan/pembentukan daun baru, bunga, dan buah.
A. TEKNIK PEMANGKASAN TANAMAN POKOK Berdasarkan tujuannnya pemangkasan tanaman pokok dikelompokkan menjadi tiga,yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasanproduksi.Pemangkasan bentuk dilakukan saat tanaman kakao muda telahmembentuk jorket dan cabang-cabang primer sampai tanaman memasuki faseproduktif.Pemangkasan pemeliharaan dilakukan secara ringan dengan frekuensi2-3 bulan.Pemangkasan produksi dilakukan dua kali setahun, yaitu pada akhirmusim kemarau-awal musim hujan serta pada akhir musim kemarau (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004). Keutamaan dalam merawat tanaman menghasilkan (TM) yaitu kegiatan pemangkasan pemeliharaan lebih baik menerapkan prinsip pemangkasan rutin, ringan, dan sering (RRS).Yang artinya pemangkasan ringan adalah pemangkasan terhadap cabangcabang yang diameternya ≤ 2.5 cm. yaitu membuang cabang-cabang kering, cabang sakit, cabang cacing, cabang kipas, dan cabang-cabang yang tidak produktif, pemangkasan harus dilakukan sesering mungkin, tetapi rutin dan selektif dalam memangkas cabang-cabang yang ringan sesuaiwaktu dan terjadwal.Dalam melakukan pemangkasan harus benar-benar mempertimbangkan cabang-cabang mana saja yang seharusnya dibuang tetapi tidak boleh sembarangan (Abdoelah dan Soedarsono, 1996)
Gambar 2. Cara pemangkasan tanaman kakao ( BBPPTP Bogor, 2008)
Selain melakukan kegiatan pemangkasan pokok,diusahakan melakukan pemangkasan dengan mengurangi sebagian daun yang rimbun di tajuk tanaman dengan
memotong ranting-ranting yang terlindung/menaungi, memotong cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di dekatnya. Daun yang menggantung, menghalangi aliran udara dan menghalangi masuknya sinar matahari juga dipotong sehingga cabang akan kembali terangkat. Pemangkasan juga dilakukan pada benalu yang banyak menempel pada tanaman kakao. Benalu atau tumbuhan parasit bila tidak dibuang akan merugikan tanaman karena menyerap nutrisi tanaman (Abdoelah dan Soedarsono, 1996). B. PENTINGNYA NAUNGAN / POHON PELINDUNG KAKAO Dalam Budidaya Kakao sangat diperlukan adanya naungansementara maupun naungantetap (BBPPTP Bogor, 2008) yaitu : 1. Naungan Sementara. Naungan sementara diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda yangbelum produksi dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam bisa pisang (Musa paradisiaca) Pohon pelindung ini ditanam 1 bulan sebelum kakao ditanam atau bersamaan waktunya dengan penanaman kakao. Untuk pohon pelindung dari pisang diusahakan tanaman pisang maksimal cukup 2 anak perumpun yang lain dibuang saja,bersihkan daun-daun kering sebulan sekali dan dilakukan pemupukan naungan dengan Urea, TSP atau SP-36 berturut-turut 300 gr, 300 gr dan 400 gr gr/rumpum/tahun. Pohon pelindung sementara ini harus sudah di hilangkan setelah tanaman kakao umur4 - 5 tahun
Gambar 3. Tanaman pisang sebagai penaung sementara (BBPPTP Bogor, 2008)
2.
Naungan Tetap.
Naungan/pohon pelindung tetap harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan berfungsi untuk melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin.Jenis naungan yang cocok bisa Lamtoro (Leucena sp.),Glirisidia sp dan dan Kelapa (Cocos nucifera).Naungan tetap tetap yaitu Lamtoro dan Glirisidia sp ditanam dengan jarak 4 x 4 m atau 6 x 6 m. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang. Dalam melaksanakan budidaya tanaman kakao sangat membutuhkan naungan, tetapi setiap jenis tanaman mempunyai kesesuian lahan dengan kondisi tanah dan iklim tertentu, sehingga tidak semua tempat sesuai untuk tanaman kakao, dan untuk pengembangan tanaman kakao hendaknya tetap mempertimbangkan kesesuaian lahannya.meskipun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya. Tanaman kakao yang sudah produksi selain sudah ada tanaman penaung tetap bisa melakukan penambahan naungan yang bermanfaat bagi petani sebagai nilai tambah yaitu melakukan penanaman naungan tepi blok/ batas kebun yaitu jati, sengon laut dan waru gunung. C. PENTINGNYA MELAKUKAN PEMUPUKAN MenurutUntung(1993).Pemahaman dalam kegiatan pemupukan yaitu harus tau makna dari arti, tujuan dan manfaat pupuk dan pemupukanyakni : Pupukadalah bahan / unsur-unsur dalam bentuk senyawa kimia organik maupun anorganik yang berguna untuk tanah & nutrisi tanaman. Pemupukanadalah pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik maupun anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman. Ilmu memupukadalah Ilmu yang bertujuan menyelidiki zat-zat yang perlu ditambahkan kedalam tanah guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar dapat berproduksi secara optimal. Dalam melaksanakan kegiatan pemupukan ada 5 tepat pemupukan yaitu :
1) Tepat Jenis :Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan tanaman. 2) Tepat Dosis : Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dgn jumlah unsur hara yg dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman. 3) Tepat Waktu : Harus sesuai dgn masa kebutuhan hara pada setiap fase/umur tanaman, dan kondisi iklim/cuaca (misal : (a) pemupukan yg baik jika dilakukan di awal musim penghujan atau akhir musim kemarau, (b) pengaplikasian PPC sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11 siang) 4) Tepat Cara : Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat-sifat fisik , kimia tanah & biologi tanah. 5) Tepat Sasaran : Pemupukan harus tepat pada sasaran yg ingin dipupuk, misalnya: (1) Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk harus berada didalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma pengganggu. (2) Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka aplikasinya dilakukan pada saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa kondisi fisik & kimia tanah. Pemupukan tanaman kakao ada 2 cara, yaitu melalui tanah dan daun, untuk pemberian pupuk organik melalui tanah dilakukan dengan meletakkan pupuk pada parit (alur) yang dibuat melingkar di sekeliling pohon dan kemudian ditutup kembali dengan tanah yang berguna mengurangi penguapan pupuk dan erosi. Cara ini terbukti meningkatkan efisiensinya.Sedang pemupukan melalui daun itu dilakukan sebagai pelengkap agar unsur hara yang diberikan dapat segera diserap oleh tanaman. Pemberian pupuk anorganik dilakukan 2 kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan, jika memungkinkan pemupukan dapat dilakukan lebih dari dua kali setahun bisa 3-4 kali setahun semakin sering dipupuk, makin tinggi produksinya meskipun jumlah pupuk yang diberikan dalam setahun tetap sama.
Gambar4.Cara Pemupukan tanaman kakao (BBPPTP Bogor, .2008)
Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia ( 2004 ). Jenis pupuk yang lazim digunakan adalah Urea (46% N), ZA (21% N), TSP (46% P205), SP-36 (36% P205), KCL (60%K2O), Kiserit (27% MgO) dan Dolomit (10% MgO), sedang dosis pemupukan yang tepat berdasarkan umur tanaman sepertiTabel 1dibawah ini : Tabel 1. Dosis Pemupukan pada Tanaman Kakao Umur/Fase
Satuan
Urea
TSP/SP-36
KCL
Kieserit
Bibit
gr/bibit
5
7
4
4
0-1 th
gr/phn/th
25
33
20
40
1-2 th
gr/phn/th
45
60
35
40
2-3 th
gr/phn/th
90
120
70
60
3-4 th
gr/phn/th
180
240
135
75
>4 th
gr/phn/th
220
240
170
120
D. PENTINGNYA PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Pengendalian, difokuskan pada organisme pengganggu tanaman (OPT) meliputi hama, penyakit, dan gulma. Dalam budidaya tanaman kakao, perlu melakukanpencegahan meluasnya serangan OPT melalui penerapan teknik budidaya yang baik (Good agricultural practices/GAP) sangat penting, dengan demikian dapat dihindari eksplosi hama dan penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian besar yaitu lima (5) hama utama pada kakao, yaitu Penggerek Buah Kakao (PBK);Conopormorpha cramerella snell; Kepik Penghisap Buah (Helopeltis spp); Ulat Kilan (Hyposidra talaca) dan Ulat Api (Darna trima). Sedang penyakit utama yang sering menyerang tanaman kakao yaitu : Penyakit Busuk Buah (Phytophtora palmivora), Kanker Batang (Phytophtora palmivora), VSD (Oncobasidium theobromae), Antraknose (Colletotrichumgloeosporioides), Jamur Upas (Corticium salmonicolor), Akar (JAC: Fomes lamaoensis) Menurut Untung (1993).Pengendalian hama pada tanaman kakao perlu system PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yaitu sistem pengelolaan populasi
hama yang
memanfaatkan semua teknik pengendalian yang sesuai secara kompatibel untuk mengurangi populasi hama dan mempertahankannya tetap dibawah aras kerusakan ekonomi, sedang penerapan PHT secara nasionalyaitu menerapkan prinsip dan program pembangunan nasional berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, tetapi penerapan
PHT sangat dinamis, tergantung pada kondisi ekosistem dan sistem sosial ekomoni setempat. Keberhasilan pelaksanaan PHT sangat ditentukan oleh kesungguhan seluruh petani agar mendapatkan keberhasilan yang nyata dan mendapat dukungan pemerintah yang ada didaerah masing-masing. Cara Pengelolaan Pengendalian Hamameliputi : 1. Pengendalian secara budidaya, dengan teknik sanitasi ataupembersihan yaitu dengan melakukan penghancuran meliputi : a) sisa-sisa tanaman yang masih hidup, b) tanaman atau bagian tanaman yang terserang hama, c) sisa tanaman yang sudah mati d) jenis tanaman lain yang menjadi inang pengganti dan e) sisa-sisa bagian tanaman yang jatuh atau tertinggal dipermukaan tanah seperti buah dan daun (dibenam dalam tanah) 2. Pengendalian fisikadalah usaha pengendalian dengan menggunakan/ mengubah faktor lingkungan fisik yang dapat menimbulkan kematian dan mengurangi populasi hama dengan perlakuan : pemanasan, pembakaran, pemanasan dengan energy radio-frekuensi, pendinginan, pembasahan, pengeringan, lampu perangkap, radiasi dengan infra merah, gelombang suara dan penghalang. 3. Pengendalian mekanik adalah mematikan atau memindahkan hama secara langsung baik dengan tangan atau dengan batuan alat dan bahan lain dan harus dilakukan secara rutin degan cara pengambilan dengan tangan, gropyokan, memasang perangkap, pengusiran, dan cara lain sesuai dengan jenis hama, bentuk tanaman, bagian tanaman yang terserang dan fase hama yang menyerang. 4. Pengendaliah hayati adalah taktik pengelolaan hama yang dilakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami untuk menurunkan atau mengendalikan populasi hama yaitu dengan menggunakan parasitoid, predator dan pathogen, yang punya peranan atau keuntungan yaitu permanen, aman dan ekonomi. Permanen artinya secara alami musuh alami akan mampu menjaga populasi hama dalam keadaan seimbang dibawah aras ekonomi dalam jangka waktu yang panjang. Aman artinya aman bagi lingkungan, tidak berdampak terhadap
lingkungan teru-
tama terhadap serangga atau organisme bukan sasaran. Ekonomi artinya relative ekonomis karena begitu usaha tersebut berhasil petani tidak memerlukan lagi tambahan biaya khusus untuk mengendalikan hama. 5. Pengendalian kimiawi adalah pengendalian dengan menggunakan senyawa kimia
yang mengakibatkan secara langsung terkena racun kontak pada hama sasaran tetapi berakibat resiko pada musuh alami ikut mati dan menimbulkan keracunan pada manusia bisa menimbulkan deare dan muntaber.
Jenis hama, penyakit dan teknik pengendaliannya antara lain : 1. Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) Conopomorpha cramerella melakukan pengendalian denganpemangkasan bentuk, membatasi tinggi tajuk maksimum 4 m untuk mempermudah pengendalian dan panen, melakukan panen sering 1 minggu sekali, sanitasi, penyelubungan buah berukuran 8-10 cm dengan kantong plastic (kondomisasi), hayati dengan menggunakan semut hitam, pemupukan, penyemprotan insektisida golongan sintetik piretroid antara lain Decis 2,5 EC, Matador 25 EC, Buldok 25 ECdengan dosis 250l/ha, dengan jedah waktu sepuluh hari sekali sasaran pada semua buah dan cabang horizontal (BBPPTP Bogor, 2008)
2. KepikPenghisap Buah (Helopelthis spp) melakukan pengendalian Biologis/hayati menggunakan semut hitam (Dolichoderus thoracichus) yaitu sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa lalu letakan diatas jorket, semprot denganBeauveria bassiana. Spicariasp dengan dosis 25-50 gram spora/ha. Tetapi pengendalian secara biologis tidak bisa digabungkan dengan dengan cara kimiawi, sanitasi lahan (BBPPTP Bogor, 2008)
3. Ulat Kilan (Hyposidra talaca) melakukan pengendalian dengan sanitasi kebun, mekanis, pestisida nabati / ekstrak mimba (Azadirachta indica), pemangkasan naungan, kimiawi apabila serangan sudah berat dengan pestoda dosis 5-10 cc/liter (Ditjenbun, 2002) 4. Ulat Api (Darna trima) melakukan dengan pengendalian sanitasi kebun, mekanis, pestisida nabati, hayati, pemangkasan naungan (Ditjenbun, 2002) 5. Penyakit Busuk Buah (P. palmivora) melakukan pengendalian dengan sanitasi kebun yaitu memetik semua buah busuk kemudian dibenam dalam tanah sedalam 30 cm, mekanis, kultur teknis yaitu pengaturan pohon pelindung dan pemangkasan tanaman secara teratur untuk mengurangi kelembaban kebun kakao, Kimiawi yaitu penyempro-
tan buah-buah sehat secara preventif dengan fungisida berbaahan ktif tembaga denngan konsentrasi formulasi 0,3%, dengan jeda waktu 2 minggu (BBPPTP Bogor, 2008) 6. Kanker Batang (P. palmivora), melakukan pengendalian dengan mengupas kulit batang yang membusuk sampai batas kulit yang sehat. Luka kupasan diolesi dengan fungisida tertentu, pemeliharaan kebun /pemangkasan naungan dan tanaman kakao, apabila serangannya sudah melingkar tanaman tersebut harus dibongkar dan mengendalikan penyakit busuk buah, buah sakit diambil dan dibenamkan dalam tanah (Semangun, 2008) 7. Vascular Streak Dieback / VSD (O. theobromae), melakukan pengendalian dengan sanitasi (melakukan pemotongan ranting/cabang terserang sampai 30 cm sampai pada bagian yang masih sehat, pemupukan, pemangkasan bentuk dilakukan setelah panen sebelum muncul flush, membuat parit drainase untuk membuang genangan air pada musim hujan, menanam klon yang tahan terhadap VSD (Haryono Semangun, 2008) dan Eradikasi yaitu pembongkaran tanaman yang terserang berat (BBPPTP Bogor, 2008) 8. Antraknose (C. gloeosporioides), melakukan pengendalian dengan pemangkasan cabang atau ranting yang terinfeksi, mengambil buah-buah yang sakit dibenam dalam tanah atau dibakar, pemupukan N,P,K= 1,5 x dosis anjuran, pengaturan naungan karena tanaman kakao butuh sinar matahari langsung dan memperbaiki drainase (Ditjenbun, 2002). 9. Jamur Upas (U.salmonicolor), melakukan pengendalian dengan kultur teknis/ pemangkasan naungan, pemangkasan pemeliharaan setepat-tepatnya selama musim penghujan, memotong cabang yang sudah mati sampai 20-30 cm dibawah bagian yang berjamur dan, mekanis, membersihkan/mengeruk benang-benang jamur pada gejala awal dari cabang yang sakit kemudian diolesi fungisida dan memusnahkan sumber-sumber infeksi jajur di dalam maupun diluar kebun( Semangun, 2008).
10.
Akar (JAC: F. lamaoensis) melakukan pengendalian dengan pembongkaran ta-
naman yang sudah mati sampai akar-akarnya bersih dan lubang bongkaran diberi belerang 600 g/lubang dan dibiarkan 1 tahun, tanaman disekitar tanaman mati segera dilihat akar tunggangnya apabila ada jamur segera dibersihkan dan diolesi dengan fungisida khusus jamur misalnya tridemorf, dibuatkan parit isolasi sedalam 80 cm dan lebar 30 cm pada satu baris diluar tanaman yang mati(Semangun, 2008). E. PENTINGNYA MELAKUKAN PANEN SERING Selain melakukan kegiatan pemangkasan pohon kakao, perawatan naungan/pohon pelindung, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit juga sangat perlu melakukan panen sering sepanjang tahunnya, .khususnya setiap minggu baik ketika produksi buah rendah. Panen sering sangat penting dalam manajemen kebun kakao yang baik, bertujuan untuk memutus siklus hidup PBK (Penggerek Buah Kakao) pada tahap larva. Selama panen sering dilakukan, hendaknya tidak merusak bantalan buah dimana bunga buah akan tumbuh kembali. Maka melakukan panen sering hendaknya secara hati-hati harus menggunakan alat yang tajam dan bersih. Panen buah kakao adalah kegiatan memungut atau memetik buah kakao yang telah masak dari pohon yang ditandai perubahan warna alur kulit buah kakao dari hijau menjadi kuning atau dari merah menjadi jingga.Ciri-ciri buah masak juga ditunjukan oleh tangkai buah yang menjadi kering, adanya rongga antar biji dan kulit buah. Dalam kondisi tersebut buah kakao yang masak bila digoyang atau dikocok akan mengeluarkan bunyi. Panen buah umumnya dilakukan setiap 7 sd 14 hari sekali. Jika pemanenan dilakukan pada intensitas lebih dari 14 hari sekali, kemungkinan buah-buah yang kelewat masak maka biji akan mulai berkecambah dan menjadi semakin besar. Biji-biji yang demikian memiliki kadar lemak yang rendah dan tidak akan laku lagi untuk dijual.
Gambar 5. Teknik pemanenan buah kakao http://detiktani.blogspot.co.id/2013/07/panen-buah-kakao.html
Teknik pemetikan panen buah kakao dapat dilakukan menggunakan pisau atau sabit yang bergalah. Pemetikan pada tangkai buah dilakukan sedekat mungkin dengan buah karena tangkai buah akan menjadi duduk buah dan duduk bunga pada proses produksi buah di fase panen berikutnya. Pemetikan buah dengan cara diuntir atau cara-cara yang dapat merusak tangkai buah sebaiknya dihindari karena dapat menurunkan kuantitas panen pada periode berikutnya.
PENTINGNYA PEMANGKASAN PEMELIHARAAN Menurut Ermayasari (2010). Pembuangan tunas air (wiwil) adalah kegiatan pembuangan tunas-tunas baru, baik yang tumbuh di atas maupun di bawah jorkettanaman kakao, bertujuan mengoptimalkan pertumbuhan generatif tanaman, karenatunas air akan menyerap banyak fotosintat sehingga menghambat pertumbuhan generatif tanaman tersebut. Pertumbuhan generatif yang optimal diharapkan dapat meningkatkan produksi. Kegiatan wiwil mohon dilakukan dua kali sebulan, karena pertumbuhan tunas air sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan batang atau cabang primer dan sekunder. Apabila terlambat melakukan wiwil tunas air akansulit dibuangkemungkinan bisa merusak bantalan bunga sehingga perlu menggunakan alat yaitu golok dan cungkring tidak bisa manual dengan tangan, melakukan wiwil harus habis sampai pangkal batang/merata dengan batang.Yang mengakibatkan bantalan bunga rusak, tidak akan muncul bunga sehingga menurunkan produksi, juga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan generatif karena fotosintat yang dihasilkan akan terbagi ke banyak cabang yang diakibatkan oleh tunas air terlambat dilakukan wiwil, juga perlu memilih tunas air
yang harus dipertahankan untuk mengganti cabang yang sakit, tumbang/patah, atau sudah tidak produktif lagi. Sebetulnya cara wiwil yang baik yaitu jangan menggunakan alat diusahakan menggunakan tangan. Tunas air yang masih muda sangat mudah dibuang dengan tangan karena masih lunak sehingga tidak akan melukai bantalan bunga apabila masih bisa dijangkau dengan tangan, sedang tunas air yang sudah tidak bisa dijangkau dengan tangan baru menggunakan alat wiwil berupa pisau wiwil/cungkring wiwil. Bila tunas air sudah tua dan mengayu maka kegiatan wiwil harus dilakukan dengan menggunakan alat/gala cungkring. Pelaksanaan wiwil harus dilakukan dengan hati-hati, tidak boleh melukai bantalan bunga karena akan menghambat proses pembungaan berikutnya.
KETRAMPILAN TEKNIK PEMANGKASAN Petani pekebun harus mengetahui cabang-cabang seperti apa yang harus dibuang dan tidak boleh dibuang yaitu untuk menggantikan cabang yang sudah tua. Pemangkas yang kurang terampil akan mengakibatkan kerusakan kulit batangsemakin parah/besar dan kerusakan tersebut menyebabkan terhambatnya proses fisiologis tanaman tanaman juga hasil fotosistesis untuk perkembangan bunga atau buah akan pindah ke proses penyembuhan luka yang diakibatkan kesalahan pemangkasan. Dengan begitu manajemen pemangkasan harus dilakukan dengan baik dan benar, diusahakan tingkat kerusakan memangkas seminimal mungkin agarproduksi kakao bisa maksimal sesuai yang diharapkan. Yang sangat dikhawatirkan kesalahan memangksa pada batang yang masih produktif dan terdapat buah di batang, dapat menyebabkan buah mati karena tidak memiliki sumber fotosintat untuk pertumbuhan selanjutnya.Oleh karena itu, melakukan pemangkasan harus cermat, tepat, dan hati-hati.(Ermayasari, 2010).
ALAT PEMANGKAS
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemangkasan adalah alat yang digunakan untuk memangkas.Alat-alat yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, kondisi tanaman dengan kondisi tajambisagergaji, galah, cungkring, dan golok.Masing-masing alat tersebut memiliki spesifikasi untuk memangkas cabang-cabang tertentu yang sesuai dengan bentuk dan jangkauannya. Gergaji dangalah digunakan untuk memangkas cabang-cabang yang diameternya ≥ 2.5 cm yang letaknya tidak bisa dijangkau dengan tangan, Cungkringadalah alat panen juga dapat digunakan sebagai alat pangkas. Yaituuntuk memangkas cabang-cabang yang diameternya ≤ 2.5 cm dan letaknya tinggi.Golok digunakan untuk memangkas cabang-cabang yang ukurannya ≤ 2.5 cm maupun ≥ 2.5 cm dan letaknya di bawah jorket ataumasih bisa dijangkau dengan tangan.
Gambar6 , Alat pangkas kakao
http://2.bp.blogspot.com/sxxcpbVJ0tE/TbfUFzcPEZI/AAAAAAAAAAM/k3QuIDHBY5E/s1600/gunting.bmp
Peralatan pangkas apabila dalam kondisi tidak tajam, tingkat kerusakan kulit batang yang dipangkas akan semakin besar. Melakukan pemangkasan diusahakan tidak merusak kulit batang, apabila kulit batang rusak maka asimilat yang terbentuk untuk pertumbuhan dan perkembangan buah dan bunga akan terserap ke arah pemulihan batang. Dengan demikian pertumbuhan generative secara fisiologis akan terhambat.
PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO YANG PERLU DIHINDARI Setelah melakukan pemeliharaan pada tanaman kakao masih ada 4 kriteria yang perlu diperhatikan dan dihindari yang mengakibatkan tanaman kakao tidak produktif (Anonim 1, 2013) antara lain :
a. Hindari pemotongan cabang yang lebih besar (diameter lebih dari 2,5 cm) karena akan beresiko menyebabkan cabang mati. Jika terpaksa harus memotong, maka bekas potongan harus ditutupi dengan cairan fungisida. b. Jangan biarkan tajuk kakao terlalu terbuka, karena dapat menyebabkan kulit batang menjadi retak, bantalan bunga kering, sel/jaringan pada jorket dan cabang menjadii mati. c. Jangan melakukan pemangkasan pada saat tanaman kakao sedang berbunga banyak atau ketika buah sebagian besar masih berukuran kecil, karena dapat menyebabkan keguguran pada bunga/buah yang kecil. d. Sebelum melakukan pemangkasan perlu dipertimbangkan dengan matang bagian tanaman (ranting/cabang) yang akan dipangkas, karena ranting dan cabang merupakan aset bagi tanaman untuk memproduksi buah. DAFTAR PUSTAKA Abdoelah, S dan Soedarsono. 1996. Penaung dan pemangkasan kakao, suatu tinjauan dari aspek iklim dan kesuburan tanah. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 12 (3) : 153-160. Anonim2, 2011.Cara Pemeliharaan Kebun Kakao Yang Efektif.Koperasi Tani Amal Baktii Mandiri 2011https://terushidup.wordpress.com/2011/08/25/cara-pemeliharankebun-kakao-yang-efektif/Diakses 7 Juli 2015 Anonim 1, 2013. Perawatan Kebun Coklat/kakao. Berbagi Ilmu Pertanian 2013. http://berbagiilmupertanian.blogspot.com/2013/03/perawatan-kebuncoklatkakao.html. Diakses 7 Juli 2015 Anonim 3, 2013. Budidaya Kebun Coklat. 2013. http://thechocolatecrowtraderblog.blogspot.com/2013/02/perawatan-kebun-coklatkakao.html.Diakses 7 Juli 2015 BBPPTP Bogor, 2008. Teknologi Budidaya Kakao. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor. 26 hal Ditjenbun. 2002. Musuh Alami, Hama dan Penyakit Tanaman Kakao. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan: Departemen Pertanian. Jakarta. 1-64 hlm Ermayasari.I.W, 2010.Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) di Kebun Rumpun Sari Antan I, PT Sumber Abadi Tirtasantosa, Cilacap, Jawa Tengah. Skripsi Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Diakses 14 Agustus 2015
Haluan, 2012. Yang Telaten Yang Memanen, Haljan Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat.Padang. http://www.harianhaluan.com/index.php/laporan-utama/17596-yangtelaten-yang-memanen. Diakses 7 Juli 2015. Munir. B. 2014.Peranan Teknik Pemangkasan Dalam Rangka Peningkatan Produksi Benih Pada Kebun Sumber Benih Kakao. BBPPTP Surabayahttp://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpsurabaya/berita-711-peranan-teknikpemangkasan-dalam-rangka-peningkatan-produksi-benih-pada-kebun-sumberbenih-kakao.html.Diakses 3 September2015. Negara, R.P, 2012) Makalah Perawatan Tanaman Kakao, Pohon Pelindung Tanaman Kakao Dan Panen Buah Kakao (Theobroma Cacao).2012. http://www.riswanto.com/2012/04/makalah-perawatan-tanaman-kakaopohon.html.Diakses Jum’at 24 Juli 2015. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka. Jakarta. 328 hal. Semangun, H. ( 2008), Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gajah Mada University Press.Yogyakarta. 835 hal Tumpal, H. Siregar.1989.Budidaya, Pengelolaan dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya. Jakarta. Untung, K. (1993). Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (edisi kedua). Gajah Mada University.Yogyakarta.348 hal. Winarsih, S. 1985. Indeks luas daun (ILD) dan hubungannya dengan pemangkasan dan naungan pada tanaman cokelat. Pelita Perkebunan, 1 (3) : 83-93.