PERATURAN PERUSAHAAN KARYAWAN
PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
PUDUARTA INSANI Kantor Pusat: Jl. Pekan Raya No. 13 A Tembung Telp. 061-7385848 - 7384689 Fax. 061-7385849 Kantor Cabang: Kampus IAIN Sumatera Utara Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate
DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................. 01 Pasal 1 Tujuan ................................................................................................. 01 Pasal 2 Ruang lingkup...................................................................................... 01 Pasal 3 Pengertian Istilah ................................................................................ 02
BAB II PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN KARYAWAN......................................... 02 Pasal 4 Persyaratan Penerimaan Karyawan ..................................................... 02 Pasal 5 Pengesahan Hubungan Kerja............................................................... 02 Pasal 6 Masa Percobaan ................................................................................. 03 BAB III HARI DAN JAM KERJA SERTA ISTIRAHAT ........................................................ 03 Pasal 7 Jam Kerja ............................................................................................ 03 Pasal 8 Kerja Lembur ...................................................................................... 03 Pasal 9 Hari-Hari Libur .................................................................................... 04 BAB IV PENGGAJIAN .................................................................................................. 04 Pasal 10 Penggajian ........................................................................................ Pasal 11 Promosi Jabatan................................................................................ Pasal 12 Penurunan Jabatan ........................................................................... Pasal 13 Tunjangan Makan ............................................................................. Pasal 14 Tunjangan Transport ......................................................................... Pasal 15 Tunjangan Hari Raya Keagamaan ......................................................
04 05 05 05 05 05
BAB V JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN ................................... 06 Pasal 16 Jaminan Sosial ................................................................................... Pasal 17 Pembiayaan Karyawan. ..................................................................... Pasal 18 Jaminan Perawatan dan Pengobatan ................................................ Pasal 19 Tunjangan Sakit................................................................................. Pasal 20 Tunjangan Kematian ......................................................................... Pasal 21 Tunjangan Kecelakaan Kerja.............................................................. Pasal 22 Biaya Perjalanan Dinas ...................................................................... Pasal 23 Tunjangan Pendidikan Keluarga ........................................................ Pasal 24 Fasilitas Pakaian Seragam ................................................................. Pasal 25 Fasilitas Kenderaan ........................................................................... Pasal 26 Penggunaan Laba. ............................................................................. Pasal 27 Fasilitas Handphone ..........................................................................
06 06 07 07 08 09 09 10 10 10 10 11
BAB VI CUTI DAN IZIN ................................................................................................ 11 Pasal 28 Cuti. .................................................................................................. 11 Pasal 29 Izin Meninggalkan Pekerjaan............................................................. 12
i
Page |
BAB VII PROGRAM LATIHAN DAN PENGEMBANGAN ................................................ 13 Pasal 30 Program Pelatihan dan Pengembangan ............................................ 13 BAB VIII KEWAJIBAN, LARANGAN DAN SANKSI ........................................................... 13 Pasal 31 Kewajiban, Larangan dan Sanksi........................................................ Pasal 32 Kewajiban dan Tanggung Jawab Setiap Karyawan. ............................ Pasal 33 Keamanan Milik Perusahaan ............................................................. Pasal 34 Rahasia Jabatan ................................................................................ Pasal 35 Bekerja di Luar Perusahaan ............................................................... Pasal 36 Tidak Hadir Pada Pekerjaan Tanpa Izin .............................................. Pasal 37 Tindakan-Tindakan Terlarang ............................................................ Pasal 38 Tindakan-Tindakan Indisipliner ......................................................... Pasal 39 Kesempatan Untuk Membela Diri bagi Karyawan.............................. Pasal 40 Pemberhentian Sementara ............................................................... Pasal 41 Rehabilitasi ....................................................................................... Pasal 42 Penyelesaian Keluh Kesah .................................................................
13 14 15 15 15 16 16 18 18 18 19 19
BAB IX PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ................................................................... 20 Pasal 43 Pemutusan Hubungan Kerja Atas Kehendak Sendiri .......................... Pasal 44 Pemutusan Hubungan Kerja .............................................................. Pasal 45 Uang Pesangon dan Ganti Rugi ......................................................... Pasal 46 Pemutusan Hubungan Kerja Karena Mencapai Usia Pensiun .............
20 20 20 21
BAB X PENUTUP ........................................................................................................ 21 Pasal 47. ......................................................................................................... 21 Pasal 48 .......................................................................................................... 21
ii
Page |
~1~ PERATURAN PERUSAHAAN NO. 039/DIR/PI/III/2012 TENTANG HUBUNGAN KERJA PEGAWAI, SYARAT-SYARAT KERJA DAN TATA TERTIB PERUSAHAAN BAB I PENDAHULUAN PASAL 1 TUJUAN Tujuan dari pada peraturan perusahaan ini adalah untuk mengatur hubungan pegawai/karyawan, syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan sebaik mungkin, sehingga dapat diciptakan suatu pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian tujuan perusahaan secara teratur dan harmonis yang selanjutnya diharapkan akan menimbulkan adanya ketentraman dan kepuasan kerja dalam perusahaan dan berarti akan meningkatkan produktivitas kerja dan produksi perusahaan. Dengan menjelaskan hak-hak kewajiban dari pengusaha dan karyawan dan dengan diaturnya tata tertib dalam pelaksanaan pekerjaan, diharapkan tercapainya pengertian sungguh-sungguh akan kedudukan masing-masing dalam produksi, hal mana penting untuk tercapainya tujuan bersama, yaitu meningkatkan kemajuan perusahaan, yang selanjutnya akan meningkatkan pula kesejahteraan karyawan. Pimpinan perusahaan akan mengambil kebijaksanaan, bahwa kepada tiap-tiap karyawan akan diberikan penilaian menurut prestasinya akan diberikan kesempatan untuk maju tanpa perbedaan perlakuan berdasarkan golongan, jenis kelamin, suku dan lain-lain. Para karyawan diharapkan untuk memberikan daya kerja yang optimal dan layak serta mentaati tata tertib kerja dengan penuh dan mengakui bahwa hak mengelola dan mengurus segala unit-unit perusahaan berada pada pimpinan perusahaan dan bahwa pengangkatan seorang karyawan untuk suatu lowongan dan pangkat pekerjaan adalah merupakan wewenang dari pimpinan perusahaan. PASAL 2 RUANG LINGKUP Peraturan perusahaan yang diuraikan dalam himpunan ini berlaku bagi semua karyawan PT. BPRS Puduarta Insani selanjutnya disebut Peraturan Perusahaan.
Pasal 3 Pengertian Istilah……….
~2~ PASAL 3 PENGERTIAN ISTILAH 1. Yang dimaksud dengan karyawan dalam himpunan peraturan ini adalah personil perusahaan yang telah diterima bekerja melewati masa percobaan 3 (tiga) bulan dan telah menjalani kontrak kerja 2 (dua) tahun. 2. Gaji pokok ialah penghasilan karyawan tanpa tunjangan. 3. Tunjangan ialah tambahan penghasilan karyawan selain gaji pokok. 4. Manajemen ialah jabatan struktural dari organisasi perusahaan yang mempunyai kewajiban, tanggung jawab dan wewenang terhadap kebijaksanaan perusahaan. 5. Supervisor adalah jabatan karyawan senior yang diberi tugas mengkordinir bagian dan menjadi bagian dari unsur manajemen BPRS. BAB II PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN KARYAWAN PASAL 4 PERSYARATAN PENERIMAAN KARYAWAN Sebelum hubungan kerja dengan perusahaan dapat disyahkan, syarat-syarat berikut ini harus dipenuhi oleh calon karyawan : 1. Menyerahkan turunan bukti-bukti sah lulus pendidikan yang disyaratkan untuk suatu pekerjaan dan jika perlu memperlihatkan aslinya kepada personalia. 2. Menyerahkan turunan bukti-bukti referensi termasuk dari majikan yang terakhir, apabila pernah bekerja. 3. Menunjukkan bukti jati diri yang masih berlaku (KTP/SIM/Pasport). 4. Menyerahkan bukti kesehatan badan yang dibuat oleh dokter yang ditunjuk oleh perusahaan. 5. Untuk diterima sebagai calon karyawan, harus lulus dalam proses seleksi yang diadakan. PASAL 5 PENGESAHAN HUBUNGAN KERJA Sebelum hubungan kerja dengan perusahaan dimulai, setiap karyawan akan diberi sebuah peraturan perusahaan yang merupakan perjanjian kerja menguraikan secara khusus syarat-syarat mengenai hubungan kerjanya. Setiap karyawan diwajibkan untuk menandatangani perjanjian kerja yang menyatakan kesediaannya untuk menyetujui isi peraturan perusahaan ini. Peraturan perusahaan ini dapat dirubah, ditambah ataupun dikurangi oleh manajemen dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi perusahaan dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Pasal 6 Masa Percobaan……….
~3~ PASAL 6 MASA PERCOBAAN Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan, paling lama 3 (tiga) bulan pertama dari hubungan kerja dianggap sebagai ”Masa Percobaan” untuk diterima sebagai karyawan kontrak, selanjutnya seorang karyawan kontrak yang memenuhi syarat akan diangkat sebagai karyawan tetap setelah menjalani kontrak 2 (dua) tahun. Dalam jangka waktu itu perjanjian kerja (kontrak kerja) dapat dibatalkan oleh masing-masing pihak dengan pemberitahuan terlebih dahulu dan tanpa kewajiban-kewajiban apapun. BAB III HARI DAN JAM KERJA SERTA ISTIRAHAT PASAL 7 JAM KERJA 1. Waktu kerja perusahaan adalah 8 (delapan) jam sehari atau 40 (empat puluh) jam seminggu dari hari senin sampai dengan jumat, waktu istirahat tidak dihitung sebagai jam kerja. 2. Setiap keterlambatan dalam kehadiran di kantor atau meninggalkan kantor/pekerjaan lebih cepat dari jam kerja yang ditentukan tanpa sebab, dianggap sebagai pelanggaran atas peraturan tata tertib kerja perusahaan. 3. Dalam hal jam kerja yang diberlakukan perusahaan lebih dari 8 (delapan) jam sehari atau 40 (empat puluh) jam seminggu untuk memenuhi kegiatan usahanya yang melebihi kegiatan normal, maka jam kerja akan dilaksanakan menyimpang dari jam kerja biasa dan dihitung sebagai kerja lembur. PASAL 8 KERJA LEMBUR 1. Setiap karyawan dapat bekerja lembur sesuai yang diminta oleh perusahaan : a. Untuk menyelesaikan jadwal kerja perusahaan yang telah ditentukan atau tidak dapat ditunda keesokan harinya. b. Dalam hal darurat kebakaran, peledakan, banjir, keruntuhan gedung, dan sebagainya atau dalam hal ada pekerjaan yang membahayakan kesehatan jika tidak segera diselesaikan. 2. Karyawan yang bekerja lembur melampaui jam 19.00 WIB, diberikan makan malam. 3. Untuk pekerjaan lembur melampaui jam 19:00 WIB pada proses tutup buku akhir bulan, akan diberikan uang lembur dan disediakan makan malam. 4. Untuk setiap kerja lembur yang dilaksanakan pada hari libur, perusahaan akan membayar uang lembur dan menyediakan makan. 5. Besarnya uang lembur dan uang makan diatur dalam memo Intern dengan persetujuan Dewan Komisaris. Pasal 9 Hari-Hari Libur……….
~4~ PASAL 9 HARI-HARI LIBUR Hari-hari libur dinyatakan perusahaan sebagai hari-hari libur resmi adalah hari-hari yang telah ditentukan tiap tahunnya oleh pemerintah. BAB IV PENGGAJIAN PASAL 10 PENGGAJIAN 1. Gaji masing-masing karyawan ditetapkan oleh manajemen dan besarnya gaji disesuaikan dengan kedudukan/jabatan prestasi dan masa kerja masing-masing karyawan ataupun pengalamannya. 2. Besarnya gaji dalam struktur penggajian senantiasa disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan dari waktu kewaktu. 3. Gaji yang ditetapkan oleh manajemen adalah gaji pokok termasuk tunjangantunjangan yang akan dipotong pajak dan zakat. 4. Pajak atas semua penghasilan yang diterima oleh karyawan dari perusahaan ditanggung masing-masing karyawan termasuk didalamnya adalah gaji pokok, uang makan harian, uang transport, THR, bonus, dan lain-lain. 5. Apabila terjadi kelebihan atau kekurangan pajak sebagaimana disebutkan pasal 10 ayat 4, maka kelebihan tersebut akan dikembalikan kepada masing-masing karyawan, demikian pula sebaliknya. 6. Pembayaran gaji dilaksanakan setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan, apabila tanggal 25 jatuh pada hari Minggu, hari Raya, atau hari libur resmi lainnya, maka pembayaran gaji akan dilaksanakan sehari sebelum hari-hari tersebut. 7. Peninjauan atas gaji pokok perorangan akan diadakan oleh manajemen pada waktu yang ditentukan. Kenaikan gaji sebagai akibat peninjauan ini pada dasarnya tergantung pada penilaian terhadap tingkat prestasi periode penilaian terakhir dan potensi yang dimiliki oleh perusahaan. 8. Besarnya kenaikan gaji pokok disesuaikan dengan prestasi dan anggaran perusahaan. 9. Dalam hal karyawan mendapatkan nilai dibawah batas-batas yang telah ditentukan oleh perusahaan, atau dalam masa peninjauan itu pernah mendapat peringatan tertulis atas pelanggaran terhadap peraturan perusahaan, perusahaan dapat mempertimbangkan penundaan bahkan menurunkan gaji sampai prestasi dan perbuatannya menjadi baik. 10. Kenaikan gaji untuk semua karyawan dilakukan setiap tahun dan besarnya ditentukan berdasarkan kemampuan perusahaan.
Pasal 11 Promosi Jabatan……….
~5~ PASAL 11 PROMOSI JABATAN Adalah menjadi kebijaksanaan perusahaan untuk mengisi lowongan jabatan yang timbul karena adanya karyawan yang berhenti/diberhentikan, dengan memberi kesempatan kepada karyawan-karyawan melalui prestasi kerjanya dalam kedudukan yang terakhir, telah menunjukkan bahwa mereka mempunyai kemampuan dan rasa tanggung jawab yang cukup untuk dipertimbangkan mendapatkan promosi jabatan tersebut. Karyawan yang dinaikkan ketingkat pekerjaan yang lebih tinggi tidak secara otomatis memperoleh imbalan yang sesuai dengan tanggung jawab jabatannya yang baru didudukinya, melainkan menurut kemampuan dan hasil kerja pada jabatannya yang baru tersebut. PASAL 12 PENURUNAN JABATAN Dalam hal tertentu karyawan dapat dikenai sanksi penurunan jabatan apabila pada dalam waktu tertentu menunjukkan tindakan-tindakan tidak disiplin atau telah mengabaikan tugas dan kewajiban atau membuat kesalahan yang dapat atau telah merugikan perusahaan dan hal-hal lain yang dianggap oleh manajemen dapat diberikan sanksi. PASAL 13 TUNJANGAN MAKAN Perusahaan memberikan tunjangan makan siang dan/atau makan malam lembur yang jumlahnya dan tata caranya diatur dalam memorandum tersendiri. PASAL 14 TUNJANGAN TRANSPORT Karyawan yang tidak menggunakan haknya atas fasilitas kendaraan dinas, diberikan uang transport. Besaran uang transport diatur dalam memorandum tersendiri. PASAL 15 TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN 1. Tunjangan Hari Raya adalah pembayaran yang dilaksanakan sekali dalam setahun kepada karyawan, pada saat menjelang atau dihubungkan dengan hari raya keagamaan. 2. Tunjangan Hari Raya akan diberikan kepada karyawan, yang pada 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pembayaran masih mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan. 3. Besarnya Tunjangan Hari Raya di tetapkan sebagai berikut: 4. Sejumlah 1 (satu) bulan……….
~6~ 4. Sejumlah 1 (satu) bulan gaji pokok. 5. Baik karyawan percobaan besarnya THR diberikan secara proporsional menurut masa kerjanya. 6. Tunjangan Hari Raya diberikan pada awal Ramadhan. 7. Disamping THR, perusahaan memberikan juga uang daging yang diberikan dua hari sebelum Ramadhan dimana jumlahnya akan diatur dalam memorandum tersendiri. BAB V JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN PASAL 16 JAMINAN SOSIAL Bank akan memberikan jaminan sosial dan beberapa fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, namun demikian menyangkut jaminan sosial dan kesejahteraan yang tidak tercantum normatif didalam Undang-Undang Ketenagakerjaan maka pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi keuangan Perusahaan saat dilaksanakan, antara lain Bank harus dalam kondisi sehat, tercapai target laba dan tersedia dana yang akan dibayarkan. PASAL 17 PEMBIAYAAN KARYAWAN Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan akan memberikan pembiayaan dengan margin yang relatif rendah yang sewaktu-waktu dapat di tinjau kembali untuk dinaikkan atau diturunkan oleh Direksi dengan persetujuan Komisaris, yang akan dibayarkan kembali secara mengangsur dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Ketentuan Pembiayaan mengenai besarnya pembayaran, persyaratan, besarnya margin dsb tercantum didalam peraturan tersendiri dan sewaktu-waktu dapat berubah, ditambah ataupun dikurangi baik dalam jumlah maupun dalam jenisnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi keuangan perusahaan. Persetujuan pemberian pembiayaan kepada karyawan adalah wewenang Direksi dengan persetujuan Komisaris . Dalam hal seorang karyawan yang telah mendapat pembiayaan dari perusahaan tetapi karena satu dan lain hal terputus atau memutuskan hubungan kerja dengan perusahaan, maka segala sesuatu kewajiban yang menyangkut Pembiayaan tersebut harus diselesaikan. Bank berhak memotong dari seluruh pendapatan yang masih akan diterima oleh karyawan, misalnya sisa gaji, pesangon dan lain-lain, untuk
melunasi sisa pembiayaan……….
~7~ melunasi sisa Pembiayaan yang masih ada beserta kewajiban lainnya yang melekat pada Pembiayaan tersebut. PASAL 18 JAMINAN PERAWATAN DAN PENGOBATAN 1. Kepada karyawan dan keluarganya (sesuai daftar keluarga yang telah dilaporkan ke PT. Jamsostek) melalui perusahaan diberikan fasilitas pemeriksaan dan pengobatan pada Rumah Sakit yang ditunjuk dan biaya ditanggung oleh PT. Jamsostek sampai dengan jumlah tertentu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Yang dimaksud dengan keluarga dalam pasal ini adalah istri yang sah dan anak kandung, serta anak angkat yang sah menurut ketentuan Negara dan kesemuanya terdaftar pada perusahaan dan sesuai dengan kriteria PT. Jamsostek. 3. Disamping jaminan perawatan dan pengobatan dari Jamsostek, kepada karyawan diberikan fasilitas penggantian biaya perobatan sebesar maksimum 1 (satu) bulan gaji kotor untuk jangka waktu satu tahun dihitung mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Penggantian biaya perobatan meliputi : a. Biaya pemeriksaan kesehatan. b. Biaya dokter. c. Biaya obat-obatan sesuai resep dokter. d. Penggantian kaca mata. e. Perawatan gigi termasuk pembersihan karang gigi, tetapi tidak termasuk pembuatan gigi palsu dan yang bersifat aksesoris. f. Tambahan biaya rumah sakit. g. Biaya persalinan. Untuk mengklaim biaya dimaksud harus didasarkan pada bukti-bukti yang dapat dipertangungjawabkan. Penggantian kesehatan diberikan sesuai biaya yang dikeluarkan, dengan demikian apabila dalam setahun terdapat sisa dana penggantian perobatan ini, maka jumlah tersebut akan kembali ke perusahaan. PASAL 19 TUNJANGAN SAKIT Seorang karyawan yang tidak dapat melakukan pekerjaannya karena ia di rawat dirumah sakit atau karena perawatan dokter akan mendapat izin istirahat karena sakit (diluar dari masa hak cuti tahunan yang dimilikinya berdasarkan surat keterangan istirahat dari dokter yang merawatnya) dan akan menerima gaji sebagai berikut : 1. Empat bulan pertama : 100 %. 2. Empat bulan kedua : 75 %. 3. Empat bulan ketiga : 50 % untuk bulan selanjutnya……….
~8~ Untuk bulan selanjutnya diberikan 25% sebelum dilakukan pemutusan hubungan kerja. Bilamana izin karena sakit tersebut melampaui 12 bulan dan tetap tidak dapat disembuhkan atau lama sekali baru dapat sembuh, maka kepada karyawan yang bersangkutan akan dibayarkan uang pesangon sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, dan hubungan kerjanya putus. PASAL 20 TUNJANGAN KEMATIAN 1. Jika seorang karyawan meninggal dunia, keluarganya atau ahli warisnya akan mendapat tunjangan atau sumbangan kematian. Yang termasuk keluarga dalam pemberian tunjangan kematian ini adalah: a. Isteri / Suami yang sah menurut hukum. b. Anak kandung. c. Anak angkat yang sah menurut ketentuan Negara. d. Ayah/Ibu kandung. e. Bapak mertua/Ibu mertua. Nama-nama keluarga tersebut harus terdaftar diperusahaan. 2. Pemberian tunjangan kematian dibagi dalam 2 (dua) kategori : a. Tunjangan kematian. Tunjangan kematian diberikan apabila yang meninggal adalah : 1) Karyawan/Karyawati. 2) Istri/Suami yang sah menurut hukum. 3) Anak kandung/anak angkat yang dibuktikan dengan bukti menurut undang-undang, yang masih menjadi tanggungan (belum berkeluarga) b. Sumbangan Kematian Sumbangan kematian diberikan apabila yang meninggal adalah: 1) Ayah/ibu 2) Bapak/ibu mertua 3. Besarnya tunjangan dan sumbangan kematian adalah sebagai berikut : a. Tunjangan Kematian Status yang meninggal
Masa Dinas Diatas 5 Thn Diatas 10 Thn Diatas 18 Thn S/D 10 Thn S/D 18 Thn 1 X GP 1,5 X GP 2 X GP 2,5 X GP ditambah pesangon dan uang jasa sesuai dengan ketentuan Bab IX pasal 44. 1 X GP S/D 5 Thn
Karyawan/ ti)
Istri/suami/anak
Keterangan: GP = Gaji Pokok b. Sumbangan Kematian……….
~9~ b. Sumbangan Kematian Bila yang meninggal dunia adalah salah satu diantara keluarga yang termasuk dalam poin 2.b. diatas, diberikan sumbangan sebesar biaya fardhu kifayah yang wajar, jumlahnya akan diatur pada memorandum tersendiri. c. Disamping tunjangan kematian kepada ahli waris karyawan, juga diberikan: 1) Uang jaminan kematian menurut ketentuan dalam peraturan Jamsostek apabila yang bersangkutan menjadi peserta Jamsostek. 2) Uang tabungan hari tua sesuai dengan ketentuan dalam peraturan Jamsostek, apabila karyawan yang bersangkutan menjadi peserta Jamsostek. d. Pembayaran tunjangan dan sumbangan kematian baru dapat dilakukan bila ada pemberitahuan dari pihak keluarga karyawan dan setelah di cek kebenarannya oleh petugas personalia. PASAL 21 TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA 1. Jika karyawan mendapat kecelakaan sesuai dengan yang dimaksud dalam Undang-Undang kecelakaan kerja, maka perusahaan memberikan ganti kerugian sebagaimana diatur dalam (Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 dan PP No. 14 Tahun 1993) pelaksanaan melalui program Jamsostek. 2. Macamnya ganti kerugian seperti termaksud dalam kerugian sebagaimana diatur dalam ayat (1) tersebut diatas berupa: a. Jaminan kecelakaan kerja berupa: 1) Biaya transport (darat, laut, dan udara) 2) Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) 3) Biaya perawatan rumah sakit pemerintah kelas I 4) Santunan cacat (sebagian-tetap, total-tetap, kurang fungsi) 5) Santunan kematian (sekaligus, berkala, biaya pemakaman) 6) Penyakit akibat kerja. b. Jaminan kematian berupa: 1) Santunan kematian 2) Biaya pemakaman c. Jaminan hari tua. PASAL 22 BIAYA PERJALANAN DINAS Jika karyawan diminta secara resmi oleh perusahaan, atau karena sifat dari tugastugas yang mengharuskan karyawan tersebut melakukan perjalanan dinas keluar kota guna kepentingan perusahaan, maka semua biaya yang wajar yang dikeluarkan dapat di bayar kembali oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai berikut : 1. Biaya tiket pesawat/media……….
~ 10 ~ 1. 2. 3. 4.
Biaya tiket pesawat/media transportasi lainnya. Biaya akomodasi (penginapan + makan). Uang harian perjalanan dinas. Dalam hal diperoleh penggantian biaya dari lembaga yang mengundang maka penggantian dimaksud akan mengurangi beban perusahaan. 5. Besarnya uang harian akan diatur dalam memorandum tersendiri. PASAL 23 TUNJANGAN PENDIDIKAN KELUARGA Biaya Pendidikan Keluarga Karyawan akan diberikan sebesar 1 bulan gaji pokok setiap tanggal awal Juni. PASAL 24 FASILITAS PAKAIAN SERAGAM Perusahaan memberikan pakaian seragam kepada karyawan, ketentuan mengenai jumlah dan jenis diatur pada memorandum tersendiri dengan persetujuan komisaris. PASAL 25 FASILITAS KENDERAAN Untuk menjalankan operasional perusahaan Karyawan diberikan fasilitas sbb : 1. Untuk Supervisor dan karyawan diberikan fasilitas Kenderaan roda 2 (dua) sebagai kenderaan dinas dan dapat digunakan diluar jam kerja. 2. Pengadaan kenderaan dengan cara sewa beli (Ijarah al-Muntahiya Bittamlik) ke Bank lain . 3. Biaya bahan bakar dan seluruh perbaikan/perawatan untuk kenderaan dinas supervisor maupun karyawan dibebankan kepada perusahaan 4. Besarnya bahan bakar yang dibiayai perusahaan, besarnya diatur pada memorandum tersendiri. 5. Kenderaan roda 2 (dua) yang telah habis masa penyusutannya dan telah digunakan supervisor dan staf atau karyawan selama 5 tahun berturut-turut akan dihibahkan kepada yang bersangkutan PASAL 26 PENGGUNAAN LABA Laba bersih perusahaan dalam satu tahun buku seperti tercantum dalam neaca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS tahunan diberikan kepada karyawan sebesar 5,4%. Pembagian laba untuk setiap karyawan tidak sama, tetapi berdasarkan perhitungan sesuai dengan prestasi kerja masing-masing karyawan.
Pasal 27 Fasilitas Handphone……….
~ 11 ~ PASAL 27 FASILITAS HANDPHONE Supervisor dan Karyawan tetap diberikan penggantian biaya pulsa handphone yang besarnya diatur pada memorandum tersendiri. BAB VI CUTI DAN IZIN PASAL 28 CUTI 1. Setiap karyawan berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja, dengan tetap menerima pembayaran gaji penuh, setiap kali ia mencapai masa 12 (dua belas) bulan berturut-turut (dan cuti besar selama 2 (dua) bulan bagi karyawan yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun berturut-turut tanpa terputus, dan kelipatannya tanpa terputus, dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan tahun kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. 2. Hak cuti tahunan tersebut akan hapus bila pada tahun tersebut timbul hak cuti besar. Perhitungan hari cuti adalah atas dasar bulan dan tahun kalender. 3. Untuk mengambil cuti yang menjadi haknya, tiap karyawan wajib mengajukan permintaan tertulis kepada Pimpinan perusahaan melalui supervisor masingmasing sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum hari pertama cuti itu diambil. 4. Perusahaan akan memberitahukan tanggal timbulnya hak untuk menggunakan cuti tahunan kepada masing-masing karyawan. Prinsipnya harus diambil sekaligus 12 (dua belas) hari berturut-turut. 5. Akan tetapi bila terjadi hal-hal yang mendesak, perusahaan dapat memberikan izin cuti untuk periode terputus-putus, dan disesuaikan dengan keputusan Bank, agar tidak terjadi hambatan-hambatan dalam pekerjaan rutin. 6. Hak cuti tahunan tersebut diatas wajib diambil oleh karyawan dalam tahun yang berjalan dan tidak dapat digeser ke tahun-tahun berikutnya, serta tidak dapat diganti dengan uang. 7. Untuk kepentingan perusahaan, manajemen dapat menunda penggunaan cuti tahunan yang diminta oleh karyawan, untuk waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak hak cuti itu lahir. 8. Dalam hal yang sangat mendesak, manajemen dapat memanggil kembali untuk bekerja seorang karyawan yang sedang menjalani cutinya. Dalam hal yang demikian sisa cuti karyawan tersebut bisa diatur kembali oleh pimpinan perusahaan. 9. Cuti hamil/ melahirkan akan diberikan kepada karyawan wanita selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya ia melahirkan, dan 1,5 (satu setengah) bulan
setelah melahirkan atau……….
~ 12 ~ setelah melahirkan atau gugur kandungan, sesuai dengan keterangan dokter dengan tetap mendapat gaji. 10. Cuti tanpa bayar (diluar tanggungan perusahaan) atas pertimbangan dan persetujuan pimpinan perusahaan akan diberikan kepada karyawan dalam keadaan tertentu misalnya keluar negeri, mengunjungi keluarga yang sakit, mengikuti ujian skiripsi, dan lain sebagainya dengan batas waktu paling lama untuk masa 3 (tiga) bulan. 11. Seorang karyawan yang memperpanjang cuti tanpa keterangan tertulis yang sah atau tanpa izin sebelumnya dari manajemen, akan dianggap tidak hadir pada pekerjaan tanpa alasan yang sah. 12. Apabila perpanjangan dimaksud dalam ayat 6,7,dan 8 tersebut diatas berjalan terus sampai 6 (enam) hari kerja atau lebih, maka karyawan yang bersangkutan dianggap telah mengundurkan diri dari perusahaan, kecuali ia dapat memberikan alasan-alasan yang dapat diterima oleh perusahaan. PASAL 29 IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN 1. Menurut UU No.13 tahun 2003 pasal 93 ayat 3 seorang karyawan dapat diberi izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat pembayaran gajinya selama sejumlah hari dan dalam keadaan seperti tersebut dibawah ini : a. Perkawinan karyawan sendiri 3 hari b. Perkawinan anak karyawan 2 hari c. Mengkhitankan anak karyawan 2 hari d. Istri melahirkan atau keguguran kandungan 2 hari e. Kematian istri/suami, anak, orang tua karyawan 2 hari f. Kematian mertua, saudara kandung karyawan 2 hari g. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal 1 hari h. Untuk memenuhi kewajiban terhadap pemerintah yang tidak dapat dilakukan diluar jam kerja dengan menunjukkan bukti-bukti yang resmi. i. Jika terjadi hal-hal darurat diluar kekuasaan karyawan sehingga ia tidak mungkin masuk kerja, misalnya rumahnya kebakaran, roboh atau mendapat malapetaka lainnya, maka untuk beberapa hari karyawan yang tertimpa musibah diberi izin tidak masuk kerja. Untuk itu diperlukan surat keterangan tentang keadaan dari RT/RW/Lurah tempat tinggal dan/atau surat keterangan kepolisian yang berwenang. 2. Untuk alasan yang lain dari yang tersebut diatas, supervisor yang bersangkutan atas pertimbangannya sendiri dapat memberikan izin untuk tidak masuk bekerja kepada karyawan tersebut. Permohonan tidak masuk bekerja tersebut harus diajukan oleh karyawan yang bersangkutan kepada supervisor/ Pimpiman secara tertulis 1 hari sebelumnya, sedangkan surat keterangannya dapat disusul
Kemudian tetapi……….
~ 13 ~ kemudian tetapi selambat-lambatnya pada hari karyawan tersebut mulai bekerja kembali dan tidak pada hari sesudahnya. 3. Jika karyawan tidak masuk kerja tanpa alasan, maka dianggap mangkir dan hal ini mempengaruhi konduitenya. BAB VII PROGRAM LATIHAN DAN PENGEMBANGAN PASAL 30 PROGRAM LATIHAN DAN PENGEMBANGAN Sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Bab V pasal 9 perusahaan memberikan kesempatan untuk melatih dan mengembangkan karyawan menurut syarat-syarat jabatannya dan menurut potensi karyawan yang bersangkutan. Jenis latihan tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk suatu jabatan. 2. Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk masa mendatang. 3. Dan lain-lain. Tujuan dari pada program ini adalah untuk mengembangkan karir karyawan dengan mengikuti training/latihan yang bersifat akademis yang berhubungan dengan fungsifungsi serta tanggung jawab mereka pada perusahaan. Program ini bukanlah merupakan suatu jaminan untuk kenaikan pangkat, tetapi merupakan faktor yang memberikan kemajuan dan pendidikan. Karyawan yang telah melampaui masa percobaan dapat mengikuti pendidikan apabila telah ditunjuk oleh manajemen. Program pendidikan karyawan akan diatur tersendiri berdasarkan ketentuan perusahaan. BAB VIII KEWAJIBAN, LARANGAN DAN SANKSI PASAL 31 KEWAJIBAN, LARANGAN DAN SANKSI Karyawan wajib memperhatikan beberapa tanggungjawab, larangan dan sanksi yang tertuang pada pasal-pasal dibawah ini termasuk pula berbagai sanksi yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998 dan Undang-undang No. 21 tanggal 16 Juli tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Pasal 32 Kewajiban dan Tanggung Jawab……….
~ 14 ~ PASAL 32 KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB SETIAP KARYAWAN 1. Setiap karyawan harus melaksanakan tugas dan pekerjaannya sebaik-sebaiknya sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya disamping tugas dan pekerjaan lain yang menurut pertimbangan manajemen harus dilaksanakan oleh karyawan tersebut dan ada sangkut pautnya dengan kegiatan usaha perusahaan. 2. Setiap karyawan harus sungguh-sungguh memperhatikan semua petunjuk dan perintah yang ada hubungannya dengan pekerjaan diperusahaan, dari pihak/pejabat yang diberi wewenang untuk memberikan petunjuk tersebut. 3. Karyawan tidak boleh mewakilkan tugas yang diberikan kepadanya kepada orang lain, dan karyawan tidak boleh memberanikan diri untuk melaksanakan atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan lain, ataupun menggunakan atau memperbaiki alat-alat perusahaan kecuali mendapat izin dari manajemen atau pimpinan. 4. Selama jam kerja karyawan tidak boleh meninggalkan tempat kerjanya untuk keperluan pribadi tanpa izin terlebih dahulu dari atasan yang membawahinya. 5. Setiap karyawan wajib segera melaporkan kepada personalia setiap perubahan yang terjadi mengenai: a. Alamat karyawan termasuk pindahan sementara. b. Keadaan keluarga karyawan, yaitu perkawinan, kematian, kelahiran. c. Dan lain - lain yang dianggap perlu. 6. Setiap karyawan wajib melaporkan secara tertulis adanya hubungan kekeluargaan langsung (saudara kandung, saudara ipar, keponakan, adik/ kakak, dari orang tua) yang bekerja diperusahaan untuk dipertimbangkan kelazimannya oleh manajemen/ pimpinan. 7. Setiap karyawan wajib menandatangani pernyataan untuk tidak melakukan tindakan perlawanan kepentingan (Conflict of interest). 8. Karyawan wajib datang dan meninggalkan pekerjaan tetap pada waktu yang ditentukan dan bila meninggalkan tempat kerja sebelum waktu kerja usai, harus mendapatkan izin dari manajemen/pimpinan. 9. Setiap karyawan harus membaca dan mematuhi pengumuman-pengumuman perusahaan baik dalam bentuk surat-surat edaran, instruksi, surat tugas dan lainlain yang ditempelkan pada papan pengumuman perusahaan. 10. Jika karyawan tidak dapat masuk kerja karena sakit, maka ia wajib memberitahukan keadaannya kepada manajemen, bila dapat secara tertulis. Jika sakitnya 2 (dua) hari atau lebih, ia harus memberikan bukti Surat Keterangan Dokter. 11. Pada waktu pemutusan hubungan kerja, semua dokumen-dokumen, suratmenyurat, catatan-catatan, buku-buku pedoman perusahaan, peralatan kantor dan barang lainnya milik perusahaan dan sebagainya harus dikembalikan oleh karyawan langsung kepada perusahaan.
Pasal 33 Keamanan Milik Perusahaan……….
~ 15 ~ PASAL 33 KEAMANAN MILIK PERUSAHAAN 1. Setiap karyawan harus menjaga, menyimpan, menggunakan dan memelihara barang milik perusahaan menurut aturannya serta hanya untuk keperluan perusahaan saja. 2. Setiap karyawan yang memiliki barang perusahaan secara tidak sah akan diberikan surat peringatan dan segera diberhentikan sementara dari pekerjaannya. Tindak lanjutnya akan tergantung dari hasil pemeriksaan kemudian. PASAL 34 RAHASIA JABATAN Adalah sangat penting diperhatikan, bahwa semua karyawan mempunyai kewajiban untuk merahasiakan segala urusan yang berkaitan dengan perusahaan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan metode jalannya perusahaan, perlengkapan, sistemsistem, inventaris, perincian kontrak nasabah, data lainnya. Semua karyawan harus menjaga untuk tidak menyampaikan, memperlihatkan kepada pihak ketiga yang tidak berwenang atau membawa keluar halaman perusahaan, turunan dan atau catatan yang ada tanpa persetujuan khusus dari manajemen/ pimpinan. Disamping itu karyawan wajib mematuhi ketentuan kerahasiaan perbankan sebagaimana diatur pada Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998, termasuk Undang-Undang no 21 tanggal 16 Juli 2008 tentang Perbankan Syariah. PASAL 35 BEKERJA DI LUAR PERUSAHAAN 1. Setiap permohonan untuk dapat bekerja di luar perusahaaan harus mendapat persetujuan Direksi, Direksi dapat menyetujui permohonan tersebut diatas kecuali dalam hal-hal sebagai berikut : a. Hubungan PT BPRS Puduarta Insani dengan lembaga/perusahaan tersebut dapat menimbulkan kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap PT BPRS Puduarta Insani b. Keterlibatan karyawan pada lembaga/perusahaan tersebut dapat menimbulkan pertentangan kepentingan. c. Jam kerja, pemikiran, keadaan psikologis karyawan akan terganggu. 2. Setiap kompensasi yang ditawarkan kepada karyawan tersebut harus dilaporkan kepada Direksi.
Pasal 36 Tidak Hadir Pada……….
~ 16 ~ PASAL 36 TIDAK HADIR PADA PEKERJAAN TANPA IZIN 1. Setiap karyawan yang tidak hadir pada pekerjaan tanpa izin pada hari pertama kembali bekerja, harus menyerahkan surat keterangan yang menyatakan alasanalasan ketidak hadirannya dan alasan-alasan itu harus dapat diterima dalam pertimbangan manajemen. 2. Apabila menurut manajemen hal itu sering terjadi, maka pada karyawan tersebut harus diberi peringatan tertulis serta dapat diambil tindakan pemutusan hubungan kerja apabila telah diperingati secara tertulis 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 12 bulan. 3. Dalam hal karyawan tidak masuk bekerja dalam waktu sedikit - sedikitnya 6 (enam) hari kerja secara terus menerus tanpa disertai keterangan secara tertulis dengan bukti-bukti yang sah, karyawan tersebut dinyatakan mengundurkan diri. PASAL 37 TINDAKAN-TINDAKAN TERLARANG Karyawan dilarang melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: 1. Pada saat perjanjian kerja diadakan memberikan keterangan palsu atau dipalsukan. 2. Mabuk, madat, pemakaian obat terlarang atau narkotika atau main judi di tempat kerja, atau dalam lokasi perusahaan. 3. Melakukan perbuatan asusila/tidak bermoral misalnya, melakukan perselingkuhan. 4. Melakukan tindakan kejahatan misalnya : mencuri, memalsukan, menerima suap, menggelapkan milik perusahaan, menipu, memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan atau pelanggaran berat lainnya dari Undang-Undang Indonesia. 5. Penganiayaan, menghina secara kasar atau mengancam pengusaha, keluarga pengusaha atau teman sekerja. 6. Membujuk pengusaha atau rekan sekerja atau keluarga mereka untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan. 7. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan dalam keadaan bahaya milik perusahaan. 8. Dengan sengaja atau kecerobohan merusak atau membiarkan diri atau teman sekerja dalam keadaan bahaya. 9. Membongkar rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik pimpinan perusahaan dan keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan negara. 10. Terlambat masuk kantor dengan alasan yang tidak dapat diterima manajemen. 11. Tidak masuk kantor karena alasan sakit tanpa surat dokter.
12. Tidak masuk kantor……….
~ 17 ~ 12. Tidak masuk kantor karena/dengan alasan lain tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada manajemen. 13. Menyalahgunakan milik perusahaan dan jabatan untuk keperluan pribadi. 14. Dengan sengaja atau karena lalai, mengakibatkan dirinya dalam keadaan sedemikian rupa sehingga tidak dapat menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya. 15. Berulangkali menolak untuk melakukan perintah-perintah yang wajar. 16. Bekerja, baik secara sambilan maupun secara penuh pada perusahaan lain tanpa lebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari manajemen. 17. Melanggar pertentangan kepentingan seperti tersebut dibawah ini : a. Menerima apalagi meminta sesuatu dari nasabah atau pihak ketiga lainnya secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja akan (dapat) mempengaruhi karyawan/karyawati/pejabat penerima dalam suatu pengambilan keputusan, baik yang sudah maupun yang akan diambil olehnya, yang akan menguntungkan nasabah/pihak yang bersangkutan dan/atau akan merugikan Bank secara langsung atau tidak langsung, saat itu atau dikemudian hari, secara materi financial maupun immateriil atau non financial, mengundang tanggapan negatif masyarakat bisnis/publik tetangga perusahaan. b. Memberi kemudahan kepada nasabah atau pihak ketiga lainnya dalam bentuk mengabaikan sesuatu ketentuan Bank atau ketentuan Bank Indonesia/Pemerintah dengan atau tanpa maksud untuk memperoleh imbalan dari nasabah/pihak yang bersangkutan, baik kemudahan itu dalam bentuk kebijaksanaan yang menyimpang dalam memproses suatu fasilitas pembiayaan maupun dalam bentuk lainnya, misalnya penundaan pemenuhan kewajiban nasabah yang sifatnya financial maupun non-financial, seperti meminjamkan dokumen agunan tidak semestinya, mengutamakan service kepada satu nasabah dengan menelantarkan pelayanan kepada nasabah lainnya tidak secara semestinya dan sebagainya. c. Melaksanakan kegiatan akademis diluar kegiatan Bank sehari - hari dalam bentuk memberi pelajaran dimuka kelas, yang pada suatu ketika secara langsung atau tidak langsung dapat melibatkan perusahaan atau masalah yang dipaparkan oleh yang bersangkutan, atau setidak-tidaknya akan dapat berpengaruh pada waktu-waktu jam-jam kerja terutama konsentrasi kerja karyawan/karyawati/pejabat yang bersangkutan pada perusahaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi lebih dahulu. 18. Melakukan tindakan-tindakan lainnya yang dapat menimbulkan penilaian yang tidak baik kepada perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Pasal 38 Tindakan-Tindakan……….
~ 18 ~ PASAL 38 TINDAKAN-TINDAKAN INDISIPLINER 1. Sebelum diambil tindakan indisipliner, karyawan yang bersangkutan didengar keterangannya tentang pelanggaran yang dilakukannya, jika jelas karyawan melanggar peraturan, maka tindakan indisipliner dapat dilakukan. 2. Jika pelanggaran yang dilakukan dianggap berat oleh manajemen sehingga merupakan alasan mendesak untuk memberhentikan seketika, maka setelah karyawan tersebut terbukti bersalah, ia dapat diberhentikan seketika tanpa syarat dan proses penyelesaian pemutusan hubungan kerja. 3. Yang termasuk pelanggaran berat adalah tindakan-tindakan yang terlarang yang dimuat dalam pasal 37 ayat 1 sampai 18. 4. Jika karyawan melanggar ketentuan-ketentuan lainnya di pasal 36, maka manajemen diberi wewenang untuk dapat mengambil tindakan indisipliner. Tindakan indisipliner itu berupa: a. Peringatan lisan, atau b. Peringatan tertulis I, II, III c. Pemutusan hubungan kerja (sementara atau tetap) 5. Peringatan lisan dilakukan oleh atasan yang bersangkutan atau oleh personalia. Peringatan tertulis dilakukan oleh manajemen dan dapat diberikan sampai 3 (tiga) kali. Setiap peringatan tertulis berlaku selama 4 (empat) bulan. 6. Pemutusan hubungan kerja akan dilakukan oleh manajemen sesuai prosedur Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. PASAL 39 KESEMPATAN UNTUK MEMBELA DIRI BAGI KARYAWAN 1. Sebelum tindakan indisipliner diberlakukan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang diuraikan pada pasal 36, perusahaan akan memberitahukan kepada karyawan yang bersangkutan tentang tindakan yang akan diambil terhadapnya, dan memberikan kesempatan untuk menjelaskan kepada manajemen terhadap apa yang telah dilakukannya. 2. Dalam hal sesudah karyawan yang bersangkutan tersebut memberikan keterangan pembelaan diri, perusahaan memutuskan untuk tetap mengambil tindakan terhadap karyawan yang bersangkutan, maka keputusan tersebut akan disampaikan secara tertulis kepada karyawan tersebut. PASAL 40 PEMBERHENTIAN SEMENTARA 1. Perusahaan berhak memberhentikan sementara bila karyawan dicurigai berbuat salah atau melanggar aturan intern perusahaan sambil menunggu penyelesaian lebih lanjut.
2. Karyawan yang ditahan……….
~ 19 ~ 2. Karyawan yang ditahan oleh salah satu alat Negara karena alasan apapun, untuk waktu lebih dari 2 (dua) minggu, akan diberhentikan sementara dari tugasnya sambil menunggu penjelasan perkaranya dengan instansi pemerintah yang bersangkutan. 3. Selama masa pemberhentian sementara dimaksud pada ayat 1 (satu) dan 2 (dua) pasal ini, karyawan yang bersangkutan paling lama 6 (enam) bulan akan dibayar 50% dari gajinya dan sesudah itu perusahaan dapat mengurangi atau meniadakan tunjangan tersebut sesuai kebijaksanaan. PASAL 41 REHABILITASI 1. Jika karyawan yang diberhentikan sementara oleh karena sesuatu sebab yang diuraikan dalam pasal 39 ayat 1 dan 2 terbukti tidak bersalah melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman sementara itu, maka : a. Jika karyawan dihukum menurut UU RI untuk suatu tindakan kriminal, hubungan kerjanya akan diputuskan sesuai prosedur UU. b. Jika seorang karyawan dihukum menurut hukum Indonesia untuk suatu perkara kecil yang tidak begitu penting dan tidak mempengaruhi perusahaan serta ia dihukum untuk jangka waktu kurang dari 1 (satu) bulan, sesudah dipertimbangkan segala sesuatu yang menyangkut perkaranya, karyawan tersebut dapat direhabilitasi oleh perusahaan dan ditempatkan pada kedudukannya semula. Pembayaran gaji selama ia dalam penjara akan tergantung pada pertimbangan manajemen. PASAL 42 PENYELESAIAN KELUH KESAH 1. Sudah menjadi kehendak perusahaan dan karyawan yang menyadari betapa pentingnya arti dari pada komunikasi dan kerja sama dalam menciptakan hubungan kerja yang harmonis diantara kedua belah pihak, maka setiap permasalahan/keluh kesah yang akan timbul akan diselesaikan secara musyawarah dengan segera mungkin. 2. Untuk itu hendaknya karyawan segera menyampaikan masalah yang dihadapinya dengan atasannya baik secara lisan maupun tertulis. 3. Jika dengan atasannya belum selesai, karyawan dapat menyampaikan secara tertulis keatasan yang lebih tinggi dan seterusnya ke Pimpinan Perusahaan. 4. Apabila masalah-masalah/keluh kesah tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan dimintakan penyelesaiannya dikantor Dinas Tenaga Kerja setempat.
Bab IX Pemutusan Hubungan……….
~ 20 ~ BAB IX PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PASAL 43 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ATAS KEHENDAK SENDIRI Dalam hal karyawan hendak memutuskan hubungan kerjanya, ia harus mengajukan permintaan tertulis sebulan kalender sebelumnya. Dalam hal ini perusahaan berkewajiban memberikan gajinya yang belum dibayarkan, hak atas cuti tahunan yang belum dipergunakan, dan dana kesejahteraan lainnya yang menjadi haknya setelah diperhitungkan pajak sesuai dengan ketentuan PPhPasal 21 dan dipotong zakat sebesar 2,5% . Sebaliknya perusahaan akan mengenakan potongan-potongan untuk pembayaran sisa pembiayaan/kewajibannya. Karyawan tersebut harus menyelesaikan dan memenuhi kewajiban-kewajiban lainnya. PASAL 44 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Karyawan yang hubungan kerjanya diputuskan karena kelebihan karyawan atau sebab-sebab lainnya sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan tentang pemutusan hubungan kerja, atau disebabkan karena pelanggaran peraturan perusahaan, akan diberikan uang pesangon dan uang jasa sesuai dengan ketentuan perburuhan. PASAL 45 UANG PESANGON DAN GANTI RUGI 1. Besarnya uang pesangon dan uang jasa yang akan dibayarkan kepada karyawan adalah jumlah bilangan tahun masa kerja dikalikan dengan besarnya gaji pokok terakhir. 2. Karyawan yang berhak atas ganti rugi sebagai pengganti cuti adalah sebagai berikut : a. Apabila sudah mengambil cuti tahunannya untuk tahun dalam mana ia diberhentikan, ia tidak menerima pembayaran ganti rugi untuk cutinya. b. Apabila karyawan belum mengambil cutinya untuk tahun itu, ia akan menerima penuh pembayaran ganti rugi untuk cutinya yang menjadi haknya, dengan perhitungan porsi hari cuti sebagai hari-hari kerja dalam masa 1 bulan kalender gaji. c. Apabila karyawan masih berhak atas imbangan atas hari-hari cuti yang dipindahkan dari tahun lalu, ia akan menerima pembayaran ganti rugi untuk imbangan hari - hari cuti tersebut pada poin (b) di atas. 3. Karyawan yang diberhentikan diwajibkan untuk mengembalikan alat-alat dan/atau harta kekayaan perusahaan yang dipinjamnya. 2. Kewajiban kepada perusahaan……….
~ 21 ~ 2. Kewajiban kepada perusahaan akan dipotong dari uang pesangon dan uang jasa. PASAL 46 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MENCAPAI USIA PENSIUN 1. Setiap karyawan yang telah mencapai usia pensiun akan diberhentikan dengan hormat. Usia pensiun seorang karyawan adalah apabila karyawan tersebut telah mencapai usia 55 tahun. 2. Bagi karyawan yang telah mencapai usia kerja tersebut pada butir 1, perusahaan akan memberikan haknya sesuai pasal 45. 3. Dengan persetujuan direksi, karyawan yang telah mendapat keputusan diberhentikan dengan hormat apabila diperlukan tenaganya dapat dipekerjakan kembali sebagai karyawan tidak tetap (kontrak) yang akan diperhitungkan mulai berlaku sejak tanggal mulai bekerja per kontrak tersebut, dengan penghasilan dengan fasilitas lain menurut peraturan yang berlaku bagi karyawan - karyawan yang bukan karyawan tetap (kontrak) dengan jangka waktu maksimal 2 (dua) tahun, dan atas dasar permintaan tertulis dari yang bdxersangkutan dan disetujui oleh manajemen. BAB X PENUTUP PASAL 47 Peraturan Perusahaan ini akan dibagikan kepada seluruh karyawan dan ditandatangani oleh setiap karyawan diatas materai. PASAL 48 Masa berlaku Peraturan Perusahaan paling lama 2 (dua) tahun dan wajib diperbaharui setelah habis masa berlakunya. Sewaktu-waktu perusahaan dapat melakukan perubahan atas peraturan perusahaan ini dengan persetujuan dari Menteri atau pejabat. yang ditunjuk. Perubahan demikian akan mulai berlaku 1 (satu) bulan sesudah diumumkan atau dibagi-bagikan kepada karyawan. Jika ada persyaratan kerja dalam peraturan perusahaan ini kurang dari perundangundangan yang berlaku maka persyaratan kerja tersebut batal demi hukum dan yang diberlakukan adalah yang sudah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
Ditetapkan di Tembung……….
~ 22 ~ Ditetapkan di Tembung Pada tanggal 14 Maret 2012 PT BPRS Puduarta Insani Direksi
H. Saparuddin Siregar
Mailiswarti, SE
Dewan Komisaris
Dr. H. Maratua Simanjuntak Komisaris Utama
Drs. A. Samad Zaino, MS Komisaris
Karyawan Ybs
Prof. Dr. Amiur Nuruddin, MA Komisaris