PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang
: a.
b.
c.
Mengingat
: 1. 2.
3.
bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi dan program Bupati Banjarnegara, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang; bahwa untuk melaksanakan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 – 2016; Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1345); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 01, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4688); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578 ); Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593 ); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4663); Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4664); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4741); Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4815); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4817); Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penaggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 29, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4832); Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2006 Nomor 8 Seri E); 26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9); 27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah 2008 – 2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 4 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21); 28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 14 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 106); 30. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 114); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 134 ); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 145);
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA dan BUPATI BANJARNEGARA MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Banjarnegara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Pemerintahan Daerah adalah Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banjarnegara. 4. Bupati adalah Bupati Banjarnegara. Rakyat Daerah yang 5. Dewan Perwakilan selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banjarnegara. 6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 yang selanjutnya disingkat RPJP Nasional adalah perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025. 7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 yang selanjutnya disingkat RPJM Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai tahun 2014. 8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 yang selanjutnya disingkat RPJPD Provinsi Jawa Tengah adalah perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025. 9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disingkat RPJP Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 yang selanjutnya disingkat RPJMD Provinsi adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2008 sampai tahun 2013. 11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 20112016 yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai tahun 2016 yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2011-2016 dengan berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional serta RPJMD Provinsi Jawa Tengah. 12. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan dari masing-masing SKPD untuk periode tahun 2011-2016 yang substansinya berpedoman pada RPJMD Kabupaten Banjarnegara sesuai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing SKPD. 13. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun sebagai penjabaran dari RPJMD. BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Pasal 2 RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 3 RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan program pembangunan. Pasal 4 (1) RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi pedoman penyusunan Renstra SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. (2) RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 selanjutnya dijabarkan dalam RKPD. Pasal 5 RPJMD wajib dilaksanakan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di Daerah. Pasal 6 Sistematika RPJMD Tahun 2011-2016 disusun sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB V : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 7 (1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD. (2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 8 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJMD menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan Tahun 2016, dan dapat diberlakukan sebagai RPJMD transisi dalam penyusunan RKPD Tahun 2017 sebelum tersusunnya RPJMD Tahun 2016 – 2021 yang memuat Visi dan Misi Bupati.
BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara. Ditetapkan di Banjarnegara pada tanggal 30 April 2012 BUPATI BANJARNEGARA,
SUTEDJO SLAMET UTOMO
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 – 2016 I.
UMUM Pembangunan Nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari generasi demi generasi. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, yang disusun dalam jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu untuk memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah kebijakan daerah, maka perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung setiap periode lima tahunan juga menjadi pertimbangan utama pentingnya penyusunan rencana pembangunan daerah yang berkesinambungan. Mengingat akan pentingnya rencana pembangunan dalam dimensi jangka menengah, serta memenuhi ketentuan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 maka Kabupaten Banjarnegara menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun (2011 – 2016). RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RENSTRA SKPD Kabupaten Banjarnegara. RPJMD tersebut dijabarkan lebih lanjut kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan rencana pembangunan tahunandaerah, yang memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomimakro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk
arahkebijakan fiskal, serta program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diKabupaten Banjarnegara. Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah Tahun 2011 – 2016 adalah untuk : a. mendukung koordinasi antarpelakupembangunan dalam pencapaian tujuan daerah; b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antarbidang, antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan; d. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya pembangunan secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan; dan e. mengoptimalkanpartisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KabupatenBanjarnegara Tahun 2011 – 2016. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Dokumen RPJMD Tahun 2011 -2016 ini dapat diberlakukan sebagai Dokumen RPJMD Transisi untuk pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017 sebelum RPJMD Tahun 2016 – 2021 disusun dan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Pasal 9 Cukup jelas
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ........................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................
I-1
1.1. Latar Belakang ..................................................... I- 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ... ............................... I- 5 1.3. Hubungan Antar Dokumen .................................. I- 9 1.4. Sistematika Penulisan ....................................... ... I-11 1.5. Maksud dan Tujuan .............................................. I-11
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ..................... II-1 2.1. Aspek Geografi dan Demografi .............................. II-1 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat .......................... II-30 2.2. Aspek Pelayanan Umum ....................................... II-65 2.3. Aspek Daya Saing Daerah ..................................... II-178
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN ......................................... III-1 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu................................. III-2 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ......... III-17 3.3. Kerangka Pendanaan ............................................ III-21
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ................................. IV-1 4.1. Identifikasi Permasalahan ..................................
IV-1
4.2. Isu Strategis ....................................................... IV-18
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ........................ V-1 5.1. Visi ....................................................................... V-1 5.2. Misi ...................................................................... V-2 5.3. Tujuan dan Sasaran ............................................. V-9
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
i
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN .......................... VI-1 6.1. Strategi ................................................................ VI-1 6.2. Arah Kebijakan..................................................... VI-5
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN VII-1 7.1. Kebijakan Umum ................................................ VII-1 7.2. Program Pembangunan Daerah ........................... VII-10
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS ............ VIII-1
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH............ IX-1 9.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ......................... IX-1 9.2. Aspek Pelayanan Umum ...................................... IX-3 9.3. Aspek Daya Saing ................................................ IX-28
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN .. X-1 10.1 Pedoman Transisi ................................................ X-1 10.2 Kaidah Pelaksanaan............................................. X-1
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Data Wilayah Administratif di Kabupaten Banjarnegara .......................................................................
Tabel 2.2.
Ketinggian Wilayah Kota Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara .............................................................
Tabel 2.3.
Kemiringan
Lahan
Wilayah
Kecamatan
Nama
Sungai
yang
Panjangnya
>10
km
II-5
di
Kabupaten Banjarnegara ........................................... Tabel 2.4.
II-2
II-6
di
Kabupaten Banjarnegara ........................................... II-11 Tabel 2.5.
Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Banjarnegara ........................................... II-12
Tabel 2.6.
Potensi
Energi
Panas
Bumi
di
Kabupaten
Banjarnegara ............................................................. II-22 Tabel 2.7.
Jumlah
Penduduk
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun 2011 ............................................................... II-27 Tabel 2.8.
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 ...... II-29
Tabel 2.9.
Penduduk
Menurut
Agama
dan
Aliran
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 ....................... II-30 Tabel 2.10. Perbandingan
Indeks
Pembangunan
Manusia
Kabupaten Banjarnegara dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2010........................................... II-31 Tabel 2.11. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2010 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Banjarnegara (dalam jutaan rupiah) .......................... II-34 Tabel 2.12. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Banjarnegara (dalam jutaan rupiah) ...................................................................... II-35 Tabel 2.13. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2010 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten Banjarnegara ............................................................. II-36
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
iii
Tabel 2.14. Rata-Rata Pertumbuhan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ................................................................ II-37 Tabel 2.15. PDRB per Kapita Penduduk Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-
2010 ......................................................................... II-41 Tabel 2.16. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB per Kapita Kecamatan se-Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ................................................................ II-43 Tabel 2.17. Analisis
Tipologi
Klassen
per
Kecamatan
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 .............. II-44 Tabel 2.18. Banyaknya Kejahatan yang Terjadi di Kabupaten Banjarnegara Menurut Jenisnya Tahun 20072010 ......................................................................... II-48 Tabel 2.19. Indeks Kinerja Ekonomi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ..................................................... II-50 Tabel 2.20. Data Jumlah Kelompok Kesenian di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 ............................... II-63 Tabel 2.21. Rasio Klub dan Gedung Olahraga di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011 ............................... II-64 Tabel 2.22. Jumlah Sekolah per Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 ........................................ II-66 Tabel 2.23. Rasio Guru terhadap Murid Pendidikan Dasar di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-68 Tabel 2.24. Rasio
Guru
terhadap
Murid
Pendidikan
Menengah Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................................ II-70 Tabel 2.25. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/DIV (%) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-74 Tabel 2.26. Rasio Posyandu per Satuan Balita Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ............................... II-75 Tabel 2.27. Rasio 30.000
Puskesmas, Penduduk
Poliklinik,
dan
Kabupaten
Pustu
per
Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ..................................................... II-76
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
iv
Tabel 2.28. Rasio
Rumah
Sakit
per
Satuan
Penduduk
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-76 Tabel 2.29. Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit diKabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................. II-90 Tabel 2.30. Jenis Jalan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................................. II-92 Tabel 2.31. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007-2011 ................................. II-100 Tabel 2.32. Jumlah
Koperasi
Kabupaten
dan
Tenaga
Banjarnegara
Kerjanya
Berdasarkan
di
Jenis
Tahun 2009-2010 ....................................................... II-132 Tabel 2.33. Indikator
Pembangunan
Urusan
Kepemudaan
dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011 ................................................................. II-137 Tabel 2.34. Cakupan patroli petugas Satpol PP Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-142 Tabel 2.35. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-145 Tabel 2.36. Ketepatan Laporan
Waktu Kinerja
SKPD
dalam
(LAKIP
dan
Penyampaian TAPKIN)
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 .............. II-146 Tabel 2.37. Indikator Capaian Administrasi Keuangan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-147 Tabel 2.38. Jumlah
Lumbung
dan
Gudang
Pangan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 ....................... II-148 Tabel 2.39. Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-154 Tabel 2.40. Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-159 Tabel 2.41. Produksi Tanaman Pangan, Sayur-Sayuran, dan Buah-Buahan Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................................. II-160 Tabel 2.42. Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal
Lainnya
(Kw/Ha)
Di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................ II-160
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
v
Tabel 2.43. Produktivitas
Tanaman
Buah
dan
Sayur
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-161 Tabel 2.44. Populasi
Ternak
Di
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ..................................................... II-166 Tabel 2.45. Pertambangan
Tanpa
Ijin
yang
Ditertibkan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-168 Tabel 2.46. Jumlah Pemakai dan Pengusahaan Air Tanah Berijin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 ......................................................................... II-170 Tabel 2.47. Peningkatan Pemanfaatan Potensi Panas Bumi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .............. II-170 Tabel 2.48. Pemanfaatan Potensi Gas Rawa di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ............................... II-171 Tabel 2.49. Rata-rata Lama Proses Perizinan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ............................... II-184 Tabel 3.1.
Derajat
Desentralisasi
Fiskal
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2006-2010 ............................... Tabel 3.2.
Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 ...............
Tabel 3.3.
III-3
III-5
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 20062010 .........................................................................
Tabel 3.4.
III-7
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Banjarnegara Tahun 20082010 .........................................................................
Tabel 3.5.
Rata-Rata
Pertumbuhan
Neraca
III-8
Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 .............. III-10 Tabel 3.6.
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 ...................................................... III-11
Tabel 3.7.
Rasio Lancar Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 ................................................................. III-12
Tabel 3.8.
Rasio
Quick
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun
2008-2010 ................................................................ III-12 Tabel 3.9.
Rasio
Total
Hutang
terhadap
Total
Aset
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 .............. III-13
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
vi
Tabel 3.10. Rasio Total Hutang terhadap Modal Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 ................................. III-14 Tabel 3.11. Rata-Rata Umur Piutang Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 ...................................................... III-15 Tabel 3.12. Rata-Rata
Umur
Persediaan
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2008-2010 ................................ III-16 Tabel 3.13. Perputaran Total Aktiva Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 ...................................................... III-16 Tabel 3.14. Realisasi
Belanja
Pemenuhan
Kebutuhan
Aparatur Kabupaten Banjarnegara Tahun 20082010 .......................................................................... III-18 Tabel 3.15. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Banjarnegara Tahun 20082010 ......................................................................... III-19 Tabel 3.16. Defisit Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 ................................................................. III-19 Tabel 3.17. Komposisi Penutup Defisit Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 ................................ III-20 Tabel 3.18. Realisasi
Sisa
Lebih
Perhitungan
Anggaran
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 ............. III-21 Tabel 3.19. Pengeluaran Periodik, Wajib, dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ................................................................. III-23 Tabel 3.20. Perbandingan
Target
dan
Realisasi
PAD
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 .............. III-24 Tabel 3.21. Estimasi Penerimaan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 (dalam jutaan) ............................... III-25 Tabel 3.22. Kapasitas Riil Kemamupan Keuangan Daerah untuk
Mendanai
Pembangunan
Daerah
Kabupaten Banjarnegara (dalam ribuan rupiah) Tahun 2012-2016 ...................................................... III-28 Tabel 5.1.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara 2011-2016 ....... V-15
Tabel 6.1.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan
Kebijakan
Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara .............................................................. VI-11 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
vii
Tabel 8.1.
Indikasi Rencana Program Prioritas Berdasarkan APBD ........................................................................ VIII-2
Tabel 9.1.
Indikator Banjarnegara
Kinerja
Daerah
Tahun
Kabupaten
2012-2016
Aspek
Kesejahteraan Masyarakat ........................................ Tabel 9.2.
Indikator
Kinerja
Daerah
IX-2
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 Aspek Pelayanan Umum ...................................................................... Tabel 9.3.
Indikator Banjarnegara
Kinerja Tahun
Daerah 2012-2016
IX-3
Kabupaten Aspek
Daya
Saing ........................................................................ IX-28
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Alur Perencanaan Program dan Penganggaran ..... I-10
Gambar 2.1.
Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-26
Gambar 2.2.
Laju
Pertumbuhan
Penduduk
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........................... II-28 Gambar 2.3.
Perbandingan
Pertumbuhan
Ekonomi
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2007-2010 ........................... II-33 Gambar 2.4.
Laju Inflasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................................................... II-40
Gambar 2.5.
Indeks Williamson Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ................................................ II-42
Gambar 2.6.
Klasifikasi
Kecamatan
di
Kabupaten
Banjarnegara Menurut Tipologi Klassen Tahun 2007-2010 ........................................................... II-46 Gambar 2.7.
Penduduk
di
Atas
Garis
Kemiskinan
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ......... II-47 Gambar 2.8.
Angka
Kriminalitas
yang
Tertangani
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ......... II-48 Gambar 2.9.
Angka Melek Huruf di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-51
Gambar 2.10. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........................... II-51 Gambar 2.11. Angka Rata-Rata Lama Belajar di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-52 Gambar 2.12. Angka
Partisipasi
Kasar
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-53 Gambar 2.13. Angka
Partisipasi
Murni
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-54 Gambar 2.14. Angka Kematian Bayi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-55 Gambar 2.15. Angka Kematian Ibu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-58
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
ix
Gambar 2.16. Angka
Usia
Harapan
Hidup
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010 .......................... II-58 Gambar 2.17. Persentase
Balita
Gizi
Buruk
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-60 Gambar 2.18. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat Miskin Non Kuota Jamkesmas/ Jamkesda di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................................................... II-61 Gambar 2.19. Rasio
Penduduk
yang
Bekerja
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010 .......................... II-61 Gambar 2.20. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-67 Gambar 2.21. Rasio
Ketersediaan
Sekolah
terhadap
Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-68 Gambar 2.22. Angka
Partisipasi
Sekolah
Pendidikan
Menengah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................................................... II-69 Gambar 2.23. Rasio
Ketersediaan
Sekolah
terhadap
Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Menengah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-69 Gambar 2.24. Ruang
Kelas
Kondisi
Baik
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-70 Gambar 2.25. Angka
Partisipasi
Kasar
PAUD
Kabupaten
BanjarnegaraTahun 2007-2011 ........................... II-71 Gambar 2.26. Angka Putus Sekolah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-72 Gambar 2.27. Angka
Kelulusan
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-73 Gambar 2.28. Angka Melanjutkan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-74 Gambar 2.29. Rasio Dokter per 100.000 Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-77 Gambar 2.30. Rasio Tenaga Medis per 100.000 Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-77
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
x
Gambar 2.31. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ..... II-78 Gambar 2.32. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
yang
Memiliki
Kompetensi
Kebidanan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................................................... II-79 Gambar 2.33. Cakupan
Desa/Kelurahan
Immunization
di
Universal
Kabupaten
Child
Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-80 Gambar 2.34. Cakupan
Balita
Gizi
Buruk
Mendapat
Perawatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................................................... II-81 Gambar 2.35. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-82 Gambar 2.36. Angka
Kesakitan
(Incident
Rate)
DBD
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ......... II-83 Gambar 2.37. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-84 Gambar 2.38. Cakupan
Kunjungan
Bayi
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-85 Gambar 2.39. Cakupan
Puskesmas
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-85 Gambar 2.40. Persentase Cakupan Rawat Jalan di Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007-2011 ............................ II-86 Gambar 2.41. Persentase Cakupan Rawat Inap di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-87 Gambar 2.42. Ketersediaan Pelayanan Spesialis di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-88 Gambar 2.43. Rasio Jaringan Irigasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-91 Gambar 2.44. Panjang
Jalan
Kabupaten
dalam
Kondisi
Baik (>40 km/jam) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-93
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
xi
Gambar 2.45. Irigasi
dalam
Kondisi
Baik
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-93 Gambar 2.46. Persentase Pengendalian Banjir di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-94 Gambar 2.47. Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .... II-95 Gambar 2.48. Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011 ........ II-95 Gambar 2.49. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
ber-HPL/HGB
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-96 Gambar 2.50. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-98 Gambar 2.51. Rasio Ijin Trayek di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-99 Gambar 2.52. Angkutan Darat di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-101 Gambar 2.53. Kepemilikan
KIR
Angkutan
Umum
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-101 Gambar 2.54. Pemasangan
Rambu-Rambu
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-102 Gambar 2.55. Persentase Penanganan Sampah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 .......................... II-103 Gambar 2.56. Persentase Penduduk Berakses Air Minum di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........ II-103 Gambar 2.57. Pencemaran Status Mutu Air di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-105 Gambar 2.58. Cakupan Penghijauan Wilayah Rawan Longsor dan
Sumber
Mata
Air
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-106 Gambar 2.59. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
di
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun
2007-2011 ........................................................... II-106 Gambar 2.60. Penegakkan Hukum Lingkungan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-108
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
xii
Gambar 2.61. Cakupan
Pemantauan
Terhadap
Kualitas
Udara di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 .................................................................... II-109 Gambar 2.62. Cakupan Terhadap Pengaduan Masyarakat di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-110 Gambar 2.63. Bidang
Lahan
Bersertifikat
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-111 Gambar 2.64. Penyelesaian Kasus Tanah Negara Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-111 Gambar 2.65. Penyelesaian
Izin
Lokasi
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-112 Gambar 2.66. Rasio Penduduk ber KTP per Satuan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-113 Gambar 2.67. Rasio Bayi Berakte Kelahiran di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-113 Gambar 2.68. Rasio
Pasangan
Berakte
Nikah
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-114 Gambar 2.69. Kepemilikan Penduduk
Akta
Kelahiran
Kabupaten
per
Banjarnegara
Jumlah Tahun
2007-2011 ........................................................... II-115 Gambar 2.70. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................................................... II-117 Gambar 2.71. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-117 Gambar 2.72. Rasio KDRT di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 ........................................................... II-118 Gambar 2.73. Partisipasi
Angkatan
Kerja
Perempuan
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 .........II-119 Gambar 2.74. Penyelesaian
Pengaduan
Perlindungan
Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2010 ..... II-119 Gambar 2.75. Rasio Siswa Perempuan terhadap Siswa LakiLaki di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072010 .................................................................... II-120
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
xiii
Gambar 2.76. Rasio Melek Huruf Perempuan terhadap LakiLaki pada Kelompok Usia 15-24 Tahun di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 ........ II-121 Gambar 2.77. Persentase Perempuan di Lembaga Legislatif Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-121 Gambar 2.78. Rasio Kekerasan Terhadap Anak di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 .......................... II-122 Gambar 2.79. Rata-Rata
Jumlah
Anak
per
Keluarga
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-123 Gambar 2.80. Rasio Akseptor KB di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-123 Gambar 2.81. Cakupan
Peserta
KB
Aktif
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-124 Gambar 2.82. Unmetneed KB di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-124 Gambar 2.83. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ............................................................................ II-125 Gambar 2.84. Total Fertility Rate di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-125 Gambar 2.85. PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-126 Gambar 2.86. Penanganan Kesejahteraan
Penyandang Sosial
di
Masalah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-127 Gambar 2.87. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .... II-128 Gambar 2.88. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-128 Gambar 2.89. Pencari Kerja yang Ditempatkan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-129 Gambar 2.90. Tingkat
Pengangguran
Terbuka
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2010 .......................... II-130 Gambar 2.91. Keselamatan dan Perlindungan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-130
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
xiv
Gambar 2.92. Penyelesaian Pengusaha
Perselisihan Terhadap
Buruh
Kebijakan
dan
Pemerintah
Daerah di Kabupaten Banjarnegara
Tahun
2007-2011 ........................................................... II-131 Gambar 2.93. Persentase
Koperasi
Aktif
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-133 Gambar 2.94. Jumlah BPR/LKM di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-133 Gambar 2.95. UMKM
di
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun
2007-2011 ........................................................... II-134 Gambar 2.96. Jumlah Investor di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-134 Gambar 2.97. Nilai
Investasi
di
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-135 Gambar 2.98. Kenaikan/Penurunan
Nilai
Realisasi
PMDN
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-136 Gambar 2.99. Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas
dan
OKP
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................. II-138 Gambar 2.100. Jumlah Kegiatan pembinaan Politik Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-138 Gambar 2.101. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun
2007-2011 ........................................................... II-139 Gambar 2.102. Rasio Jumlah Linmas per 10.000 penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-140 Gambar 2.103. Rasio
Pos
Desa/Kelurahan
Siskamling
per
Kabupaten
Jumlah
Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-140 Gambar 2.104. Penegakan PERDA Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-141 Gambar 2.105. Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-142 Gambar 2.106. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-143 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
xv
Gambar 2.107. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-143 Gambar 2.108. Persentase
Cakupan
Sarana
Prasarana
Perkantoran Pemerintahan Desa yang Baik di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-144 Gambar 2.109. Sistem
Informasi
Manajemen
Pemerintah
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 .................................................................... II-145 Gambar 2.110. Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-147 Gambar 2.111. Ketersediaan
Pangan
Utama
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-149 Gambar 2.112. Pola Pangan Harapan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 ................................................ II-150 Gambar 2.113. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........ II-151 Gambar 2.114. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-151 Gambar 2.115. Posyandu Aktif di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011 ................................................ II-152 Gambar 2.116. Swadaya
Masyarakat
Pemberdayaan
terhadap
Masyarakat
di
Program Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2009-2011 .......................... II-152 Gambar 2.117. Jumlah Jaringan Komunikasi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-154 Gambar 2.118. Rasio Wartel/Warnet
per 1000 Penduduk di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-155 Gambar 2.119. Jumlah
Surat
Kabar
Nasional/Lokal
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-156 Gambar 2.120. Jumlah
Penyiaran
Radio/TV
Lokal
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-156 Gambar 2.121. Jumlah Web Site Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-157 Gambar 2.122. Jumlah Jaringan E-Government Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 .................................................................... II-157 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
xvi
Gambar 2.123. Jumlah
Pameran/Expo
Yang
Diikuti
Oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-158 Gambar 2.124. Kontribusi
Sektor
Terhadap
PDRB
Pertanian/Perkebunan
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun 2007-2011 ................................................ II-162 Gambar 2.125. Kontribusi
Sektor
Terhadap
PDRB
Pertanian
Kabupaten
(Palawija)
Banjarnegara
Tahun 2007- 2011 ............................................... II-163 Gambar 2.126. Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras) Terhadap
PDRB
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun 2007-2010 ................................................ II-163 Gambar 2.127. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-164 Gambar 2.128. Kontribusi Produksi Kelompok Petani terhadap PDRB Pertanian di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-165 Gambar 2.129. Rehabilitasi
Hutan
dan
Lahan
Kritis
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-165 Gambar 2.130. Kerusakan
Kawasan
Hutan
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-166 Gambar 2.131. Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 .........II-167 Gambar 2.132. Proporsi Luas Lahan yang Tertutup Hutan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .........II-167 Gambar 2.133. Kontribusi
Sektor
Pertambangan
Terhadap
PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 .................................................................... II-169 Gambar 2.134. Jumlah
Pengunjung
Obyek
Wisata
di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-171 Gambar 2.135. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-172 Gambar 2.136. Produksi Perikanan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-173 Gambar 2.137. Konsumsi Ikan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-173 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
xvii
Gambar 2.138. Cakupan Bina Kelompok Pembudidaya Ikan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-174 Gambar 2.139. Produksi Perikanan Kelompok Pembudidaya Ikan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 .................................................................... II-174 Gambar 2.140. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 ........ II-175 Gambar 2.141. Ekspor
Bersih
Perdagangan
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-175 Gambar 2.142. Cakupan Binaan Kelompok Pedagang/Usaha Informal di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................................................... II-176 Gambar 2.143. Kontribusi
Sektor
Industri
terhadap
PDRB
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-176 Gambar 2.144. Kontribusi
Sektor
Industri
rumah
tangga
terhadap PDRB Sektor Industri Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-177 Gambar 2.145. Pertumbuhan
Industri
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-177 Gambar 2.146. Cakupan Kelompok Pengrajin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-178 Gambar 2.147. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
di
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun
2007-2010 ........................................................... II-179 Gambar 2.148. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-179 Gambar 2.149. Jumlah Umum
Orang di
yang
Terangkut
Kabupaten
Angkutan
Banjarnegara
Tahun
2007-2011 ........................................................... II-180 Gambar 2.150. Jumlah
Bank
dan
Cabang
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 .......................... II-181 Gambar 2.151. Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabang di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........ II-182 Gambar 2.152. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Air Bersih di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ............................................................ II-183 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
xviii
Gambar 2.153. Angka Kriminalitas di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ................................................ II-183 Gambar 2.154. Rasio
Lulusan
S1/S2/S3
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-186 Gambar 2.155. Rasio
Ketergantungan
di
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2007-2011 ........................... II-187 Gambar 2.156. Rasio PNS yang Lulus S1 dan S2/S3 di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 ......... II-188 Gambar 3.1.
Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 ......... III-6
Gambar 3.2.
Perkembangan
Proporsi
Unsur
Pendapatan
Daerah Tahun 2006-2010 .................................... III-8
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
xix
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Periode
pelaksanaan
desentralisasi
pemerintahan
di
Indonesia telah melewati dasawarsa pertama terhitung sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 (diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004) dan UndangUndang Nomor 25 Tahun 1999 (diubah dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004). Perjalanan waktu selama sepuluh tahun
pertama
telah
memberikan
banyak
pembelajaran
khususnya bagi pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan yang lebih demokratis, bersih, transparan dan akuntabel menuju masyarakat yang sejahtera. Demi terwujudnya sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang sejahtera diperlukan suatu perencanaan pembangunan yang strategis, terarah, sesuai dengan aspirasi masyarakat dan sejalan dengan tugas dan kewenangan yang diamanatkan undang-undang kepada penyelenggara pemerintahan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) disebutkan bahwa daerah
diwajibkan
untuk
menyusun
5
(lima)
dokumen
perencanaan pembangunan yaitu: 1.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
2.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
3.
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
4.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I-1
5.
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). Bupati sebagai kepala penyelenggara pemerintahan daerah
di tingkat kabupaten berkewajiban untuk menjabarkan visi, misi dan programnya dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai acuan pelaksanaan program pembangunan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Berdasarkan
surat
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor:
050/915/II/Bangda Tanggal 3 Maret 2011 Perihal Konsultasi Rancangan
Akhir
RPJMD
dan
RKPD,
disebutkan
bahwa
Periodesasi RPJMD sesuai dengan masa jabatan Kepala Daerah terpilih
terhitung
sejak
dilantik
dan
bukan
berdasarkan
hitungan tahun anggaran. Hal ini berarti periode RPJMD saat ini adalah tahun 2011-2016. Mengingat tahun 2011 adalah tahun transisi kepemimpinan Kepala Daerah, maka kinerja pemerintahan yang diukur dimulai pada tahun 2012 sampai dengan 2016. Penyusunan RPJMD tersebut berpedoman kepada Rencana Pembangunan
Jangka
Panjang
Daerah
(RPJPD)
yang
merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 20 tahun. Periode RPJMD Tahun 2011-2016 berada pada tahapan kedua (2009-2014) dan ketiga (2015-2020) pada RPJPD tahun 2005-2025. Pada tahapan kedua RPJPD, pembangunan Kabupaten Banjarnegara diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan dasar, peningkatan daya saing ekonomi rakyat, peningkatan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, serta peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam. Tema yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pembangunan tahap kedua adalah “Banjarnegara daerah agribisnis dan agrowisata yang
Maju”.
Sedangkan
pada
tahapan
pembangunan
Kabupaten
Banjarnegara
ketiga
RPJPD,
diarahkan
pada
pemantapan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Hasil ini terutama yang menekankan pada pencapaian daya
saing
wilayah
dan
masyarakat
Banjarnegara
yang
berlandaskan pada keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas, pelayanan dasar yang makin luas, infrastruktur RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I-2
wilayah yang makin berkualitas, dan kondusivitas wilayah yang makin mantap serta kemampuan ilmu dan teknologi yang makin meningkat. Tema yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pembangunan tahap ketiga RPJPD ini yaitu “Banjarnegara Daerah Agroindustri yang Maju”. RPJMD yang disusun juga harus memperhatikan Rencana Tata Ruang agar program pembangunan daerah mendorong terciptanya
keterpaduan,
keserasian,
keseimbangan
laju
pertumbuhan, dan keberlanjutan pembangunan antar wilayah/ antar kawasan. Oleh karena itu, RPJMD tahun 2011-2016 harus diselaraskan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara tahun 2011-2031. RPJMD juga harus selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah
Nasional
(RPJMN)
yang
merupakan
penjabaran visi, misi dan program Presiden Republik Indonesia untuk
periode
2010-2014.
Keselarasan
perencanaan
pembangunan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ditegaskan dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan masing-masing
dengan
Nomor
28
Tahun
2010;
0199/M
PPN/04/2010 dan PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014. Dimana pada pasal 3 ayat (1) Peraturan Bersama tersebut, menerangkan bahwa : “Daerah yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah mulai tahun 2010– 2013, dalam penyusunan RPJMD pada kurun waktu 2010 – 2014 harus berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJMN Tahun 2010–2014”. Adapun keselarasan yang dimaksud adalah: a.
Strategi
dan
arah
kebijakan
pembangunan
jangka
menengah daerah yang selaras dengan strategi, kebijakan umum, kerangka ekonomi makro, dan prioritas nasional sebagaimana tercantum dalam Buku I RPJMN 2010 – 2014. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I-3
b.
Kebijakan
umum
dan
program
pembangunan
jangka
menengah daerah yang selaras dengan pencapaian sasaran rencana
pembangunan
bidang-bidang
sebagaimana
tercantum dalam Buku II RPJMN 2010 – 2014. c.
Pencapaian
sasaran
program
pembangunan
jangka
menengah daerah yang selaras dengan pencapaian sasaran dan
arah
pembangunan
kewilayahan
sebagaimana
tercantum dalam Buku III RPJMN 2010 – 2014. Berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Peraturan Bersama tersebut di atas, maka kepala daerah di seluruh Indonesia diberikan tanggung jawab untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara efisien agar belanja daerah dapat dioptimalkan
mendanai
penyelarasan
program/kegiatan
pembangunan daerah dalam rangka mencapai prioritas dan sasaran
pembangunan
nasional.
Keselarasan
perencanaan
pembangunan antara pusat dan daerah ini diharapkan mampu memperlancar
percepatan
pembangunan
baik
di
daerah
maupun nasional tanpa menghilangkan semangat demokrasi dalam penyusunan rencana pembangunan di daerah itu sendiri. Pasal 6 ayat 2 Peraturan Bersama Mendagri, Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan tersebut di atas menginstruksikan kepada Kepala Daerah agar pencapaian sasaran
program
pembangunan
jangka
menengah
daerah
diselaraskan dengan pencapaian sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan dalam rencana strategis kementerian/lembaga dan
rencana
terwujudnya
kerja hasil
tahunan guna
dan
kementerian/lembaga daya
guna
demi
pelaksanaan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta dana perimbangan. RPJMD yang telah selaras dengan RPJMN ini nantinya akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP), memuat
rancangan
kerangka
ekonomi
daerah,
prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan secara langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I-4
1.2. Dasar Hukum Penyusunan Dasar
hukum
penyusunan
RPJMD
Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2011–2016 adalah sebagai berikut: 1.
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Pembentukan
Nomor
13
Tahun
Daerah-Daerah
1950
tentang
Kabupaten
Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 3.
Undang-Undang
Nomor
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 4.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5.
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025;
7.
Undang-Undang
Nomor
24
Tahun
2007
tentang
Penanggulangan Bencana; 8.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9.
Undang-Undang
Nomor
41
Tahun
2009
tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; 10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman; 11. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1950
tentang
Pembentukan
Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I-5
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana; 23. Peraturan
Presiden
Nomor
1
Tahun
2007
tentang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 24. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014; 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I-6
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang
Pengendalian,
Tahapan, dan
Tata
Evaluasi
Cara
Penyusunan,
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah; 27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006
tentang
Pembangunan
Tata
Cara
Penyusunan
Perencanaan
dan
Pelaksanaan
Musyawarah
Daerah
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah; 28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025; 29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah 2008 – 2013; 30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah; 31. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara; 32. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005–2025; 33. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 34. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun
2011
Tentang
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Negeri,
Menteri Badan
Kabupaten Banjarnegara. 35. Peraturan
Bersama
Menteri
Dalam
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
dan
Menteri
Keuangan (masing-masing dengan Nomor 28 Tahun 2010 ; 0199/M PPN/04/2010 dan PMK 95/PMK 07/2010) tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I-7
Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010–2014; 36. Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana
Aksi
Daerah
Percepatan
Pencapaian
Target
Millenium Development Goals (RAD-MDG’s) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015.
1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun
2011-2016
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah
yang
Pembangunan
penyusunannya Jangka
berpedoman
Panjang
pada
Daerah
Rencana
(RPJPD)
dan
memperhatikan RPJM Nasional dengan maksud agar mendapat kesesuaian antar keduanya serta mendukung program-program pemerintah pusat sehingga RPJMD tetap dalam kerangka Kabupaten Banjarnegara sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan
daerah,
kebijakan
umum,
program
SKPD,
program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dan pendanaannya yang bersifat indikatif, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh
dengan
Selanjutnya
mendorong
pemerintah
daerah
partisipasi menyusun
masyarakat. RKPD
yang
merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu satu tahun. Bersamaan dengan proses penyusunan RPJMD, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Renstra SKPD untuk jangka waktu lima tahun yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJMD. Setelah RKPD ditetapkan, maka kepala SKPD menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sesuai dengan Renstra SKPD untuk jangka waktu satu tahun dan digunakan menjadi pedoman dalam penyusunan RAPBD. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I-8
Gambar di bawah ini menunjukkan hubungan antara dokumen-dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran
RENSTRA KL
RENJA KL
RINCIAN APBN
RKA - KL
Pemerintah Pusat
RPJP
RPJM
NASIONAL
NASIONAL
RKP
RAPBN
PPAS
RPJPD
RPJMD
RKPD
RENSTRA
RENJA
APBN
RAPBD
APBD
KUA
PERENCANAAN PROGRAM
Pemerintah Daerah
RKA SKPD
PENJABARA N
PENGANGGARAN
Gambar 1.1. Alur Perencanaan Program dan Penganggaran 1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2016 sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III
GAMBARAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN
DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I-9
1.5. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2011–2016 adalah: 1.
Menjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah Kabupaten Banjarnegara;
2.
Memberikan
pedoman
dalam
penyusunan
dokumen-
dokumen perencanaan pembangunan lanjutan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yaitu Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD; 3.
Memberikan instrumen
pedoman
dalam
pengendalian,
penyusunan
pengawasan
instrumen-
dan
evaluasi
pembangunan; Tujuan
penyusunan
RPJMD
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun 2011-2016 adalah: 1.
Sebagai acuan bagi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam menyusun perencanaan jangka pendek (tahunan)/ Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), sehingga perencanaan lebih terarah;
2.
Sebagai media akuntabilitas dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
I - 10
BAB II BAB II GAMBARANUMUM UMUM KONDISI GAMBARAN KONDISIDAERAH DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah 1)
Luas dan Batas Wilayah Administrasi Banjarnegara adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah bagian barat dengan total wilayah seluas 106.971,01 ha atau sekitar 3,29% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Banjarnegara terdiri dari 20 kecamatan, 266 desa, 12 kelurahan, 953 dusun, 1.312 Rukun Warga, dan 5.150 Rukun Tetangga dengan pusat pemerintahan Kecamatan
terletak
terluas
di
di
Kota
Banjarnegara.
Kabupaten
Banjarnegara
adalah Kecamatan Punggelan dengan luas sebesar 10.284,01 ha atau 9,61% dari total luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara,
sedangkan
kecamatan
dengan luas terkecil adalah Kecamatan Purwareja Klampok dengan luas sebesar 2.186,67 ha atau 2,04%
dari
total
luas
wilayah
Kabupaten
Banjarnegara. Wilayah Kabupaten Banjarnegara berbatasan dengan
beberapa
kabupaten
di
Provinsi
Jawa
Tengah. Batas-batas Kabupaten Banjarnegara dapat dirinci sebagai berikut: Sebelah Utara
: berbatasan
dengan
Kabupaten
dan
Kabupaten
dengan
Kabupaten
dengan
Kabupaten
Pekalongan Batang; Sebelah Timur
: berbatasan Wonosobo;
Sebelah Selatan : berbatasan
Kebumen; dan Sebelah Barat
: berbatasan Purbalingga
dengan
Kabupaten
dan
Kabupaten
Banyumas. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 1
Adapun
pembagian
wilayah
administratif
Kabupaten Banjarnegara menurut kecamatan dapat dirinci sebagai berikut: Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif Kabupaten Banjarnegara Kecamatan Susukan Purwareja Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarnegara Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan Karangkobar Wanayasa Kalibening Batur Pagentan Pejawaran Pagedongan Pandanarum Total
Luas (Ha) 5.265,67 2.186,67 5.261,58 7.386,53 5.520,64 2.624,20 3.955,95 4.820,15 4.635,61 2.827,41 3.244,62 10.284,01 3.906,94 8.201,13 8.377,56 4.717,10 4.618,98 5.224,97 8.055,24 5.856,05 106.971,01
Jumlah Desa 15 8 16 13 18 4 14 18 17 11 11 17 13 17 16 8 16 17 9 8 266
Jumlah Kelurahan 9 1 2 12
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
2)
Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7o12'– 7o31' Lintang Selatan dan 109o20'10”–109o45'50'' Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur. Berdasarkan
pembagian
zona
fisiografi,
Kabupaten Banjarnegara masuk dalam 3 (tiga) zona yang berbeda yaitu Zona Pegunungan Serayu Utara dengan morfologi berupa rangkaian pegunungan dengan lereng dan lembah yang curam, Zona Depresi Sentral yang merupakan dataran dengan lembah Sungai Serayu yang subur, dan Zona Pegunungan Serayu Selatan yang berupa lereng RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 2
yang terjal dan curam, umumnya tidak subur dan sering kekurangan air. 3)
Topografi Kabupaten Banjarnegara memiliki relief yang beraneka ragam, yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan dengan pegunungan landai hingga tinggi dan curam. Berdasarkan bentuk tata alam
dan
penyebaran
geografisnya,
dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) zona, yaitu: a)
Bagian
utara
yang
terdiri
dari
daerah
pegunungan dengan relief bergelombang dan curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan Kalibening,
Pandanarum,
Karangkobar,
Pagentan,
Wanayasa,
Pejawaran,
Batur,
Madukara dan Banjarmangu; b)
Bagian tengah terdiri dari wilayah dengan relief datar, merupakan lembah Sungai Serayu yang subur,
mencakup
sebagian
Kecamatan
Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwareja Klampok, sebagian Kecamatan Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu; c)
Bagian selatan terdiri dari wilayah dengan relief curam, merupakan bagian dari pegunungan Serayu Selatan. Bagian ini meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Kecamatan Banjarnegara, Pagedongan, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, dan sebagian Kecamatan Susukan. Ditinjau dari segi ketinggian yang dihitung
berdasarkan satuan di atas permukaan laut (dpl), Kabupaten Banjarnegara terbagi menjadi 4 (empat) wilayah ketinggian, yaitu sebagai berikut: a).
Kurang dari 100 m dpl Cakupan wilayah ini meliputi luas 9,82% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi
Kecamatan
Susukan,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Purwareja
II - 3
Klampok, Mandiraja, sebagian Purwanegara, dan sebagian Bawang b).
Antara 100-500 m dpl Cakupan wilayah ini meliputi luas 37,04% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Rakit,
Kecamatan Mandiraja,
Punggelan,
Wanadadi,
Purwanegara,
Bawang,
Banjarnegara, Banjarmangu, dan Madukara c).
Antara 500-1.000 m dpl Cakupan wilayah ini meliputi luas 28,74% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi
Kecamatan
Sigaluh,
sebagian
Banjarnegara, Pagedongan, Banjarmangu, dan Pagentan d).
Lebih dari 1.000 m dpl Cakupan wilayah ini meliputi luas 24,40% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi
Kecamatan
Wanayasa,
Kalibening,
Pejawaran, Pandanarum,
Batur, dan
Karangkobar. Tingkat ketinggian wilayah Banjarnegara per kecamatan disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 2.2. Ketinggian Wilayah Kota Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Kecamatan Susukan Purwareja Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan Karangkobar RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Ketinggian (m) dpl 80 44 131 157 149 289 639 600 320 290 239 180 374 1.015 II - 4
Ketinggian (m) dpl 935 1.130 1.633 1.135 1.049 1.245
Kecamatan Pagentan Pejawaran Batur Wanayasa Kalibening Pandanarum
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
Ditinjau dari segi kemiringan, dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kemiringan, yaitu: a)
Antara 0–15° meliputi luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan
Susukan,
Purwareja
Klampok,
Mandiraja, Purwanegara, Pagedongan, Bawang, dan Rakit; b)
Antara 15–40° meliputi luas 45,04% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan
Madukara,
Banjarmangu,
Wanadadi, Punggelan, Karangkobar, Pagentan, Wanayasa dan Kalibening; c)
Lebih dari 40° meliputi luas 30,35% dari luas wilayah
Kabupaten
Banjarnegara
meliputi
Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Sigaluh, Banjarmangu, Pejawaran dan Batur. Tabel 2.3. Kemiringan Lahan Wilayah Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Kemiringan
Luas
Kecamatan
0–15°
24,61%
15–40°
45,04%
Susukan Purwareja Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Rakit Madukara Banjarmangu Wanadadi Punggelan Karangkobar Pagentan Wanayasa Kalibening
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 5
Kemiringan
Luas
Kecamatan
Di atas 40°
30,35%
Susukan Banjarnegara Sigaluh Banjarmangu Pagedongan Pejawaran Pandanarum Batur
Sumber: BPS Kab.Banjarnegara 2010
4)
Geologi Berdasarkan
Peta
Geologi,
kondisi
geologi
Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut: a.
Pembagian Formasi Endapan Berdasarkan hasil survei nasional tentang geologi
regional,
Kabupaten
Banjarnegara
termasuk wilayah jalur fisiografi Pegunungan Serayu Selatan. Adapun batuan
stratigrafi
yang
tertua
daerah yaitu
terdiri
batuan
dari
molion
(metamorf) yang terdiri dari: (1). Sekis Kristalin; (2). Sabak; (3). Serpih Hitam; (4). Filit; (5). Kwarsit; dan (6). Batuan Gamping. Sedangkan batuan pra tersier termudanya yaitu lempung serpihan dengan lensa-lensa batu
gampeng
orbitulina.
Di
atas
batuan
pratersier terdapat endapan batuan tertier yang terdiri
dari
tufanapalon
sedimen serta
eosen
horison
dan
horison
breksi.
Batuan
termudanya yaitu batuan sedimen kwarter yang terdiri dari breksi lembah dan endapan baru.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 6
b.
Formasi Batuan Formasi batuan yang ada di Kabupaten Banjarnegara sebagai berikut: (1). Batuan
Grewake
dan
lempung
hitam
tersingkap di daerah Kalitengah sampai Merden Kecamatan Purwanegara; (2). Batuan Metasedimen tersingkap di Desa Kalitengah
Kecamatan
Purwanegara
hingga daerah Kebutuhduwur Kecamatan Pagedongan; (3). Batuan banyak
Filit
dan
Sekis
ditemukan
di
singkapannya lereng
selatan
Pegunungan Serayu Selatan. Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi: (1). Tanah berwarna
Alluvial
dengan
kelabu
asosiasinya,
coklat
dan
hitam,
sifatnya beraneka ragam. Produktivitas tanah rendah hingga tinggi sesuai untuk pertanian. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Wanadadi, Batur, Karangkobar dan Purwareja Klampok.
Jenis tanaman
yang tumbuh pada tanah ini tergantung pada derajat keasaman (pH) tanah, dari sedikit asam, netral hingga basa. Luas tanah ini meliputi 5,40% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. (2). Tanah Latosol berasosiasi dengan Andosol, sifatnya
agak
asam
hingga
netral,
warnanya beraneka ragam, yaitu kelabu, coklat, hitam coklat kemerah-merahan. Tingkat kesuburan tanah sedang sampai tinggi. Sesuai untuk usaha pertanian, kebun
campuran,
sayuran
dan
terdapat
di
hutan.
pertanian Jenis
Kecamatan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
sayur-
tanah
ini
Susukan, II - 7
Purwareja
Klampok,
Wanadadi,
Rakit,
Madukara,
Purwanegara,
Bawang,
Banjarnegara,
Sigaluh, Wanayasa,
Pejawaran dan Pagentan. Luasnya meliputi 66,32%
dari
luas
wilayah
Kabupaten
Banjarnegara. (3). Tanah
Andosol
berwarna
dengan
coklat,
asosiasinya
coklat
kekuning-
kuningan, bersifat netral sampai asam. Produktivitas tanah sedang hingga tinggi, cocok untuk tegalan, kebun campuran dan hutan. Terdapat di Kecamatan Kalibening, Wanayasa, Pejawaran dan Batur, meliputi luas 14,50% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. (4). Tanah
Grumosol
asosiasinya
dengan
tanah mediteran, sifatnya agak netral, warna
kelabu
hingga
hitam,
merah
kekuning-kuningan, merah hingga coklat. Produktivitasnya rendah sampai sedang, cocok dipergunakan untuk usaha-usaha persawahan
dan
Kecamatan Punggelan
tegalan.
Purwanegara, dan
Meliputi Mandiraja,
Banjarnegara.
Luasnya
sebesar 11,72% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. (5). Tanah Argonosol, yaitu tanah yang bersifat asam, berwarna hitam. Terdiri dari sisasisa rumput/tumbuhan yang membusuk. Terdapat di sekitar telaga di Kecamatan Batur, seluruh
luasnya luas
meliputi wilayah
0,50%
dari
Kabupaten
Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 8
5)
Potensi Wilayah
Kabupaten
Banjarnegara
termasuk
dalam fisiografi zona Pegunungan Serayu Selatan, zona Pegunungan Serayu Utara, dan sebagian zona Depresi
Jawa
yang
memisahkan
Pegunungan
Serayu Utara dengan Serayu Selatan, serta gunung api
kuarter
di
sekitar
Dieng.
Potensi
geologis
ditentukan berdasarkan perbedaan karakteristik dari ketiga zona tersebut, yaitu : 1).
Zona Utara Merupakan termasuk
dalam
wilayah zona
pegunungan Pegunungan
yang Serayu
Utara serta rangkaian Gunung Api Kuarter. Morfologinya berupa rangkaian pegunungan dengan lereng dan lembah yang curam. Potensi tambang utamanya berupa batuan, mineral non logam dan kemungkinan mineral logam. Zona ini juga potensial bagi pengembangan pariwisata dan tenaga listrik panas bumi di dataran tinggi Dieng. 2).
Zona Tengah Merupakan dataran dengan lembah sungai Serayu
yang
subur.
Zona
ini
merupakan
pemisah antara rangkaian pegunungan Serayu Selatan dengan Pegunungan Serayu Utara. Zona
ini
potensinya
terletak
pada
sektor
agraris. 3).
Zona Selatan Merupakan rangkaian pegunungan yang terjal dan curam, umumnya tidak subur dan sering kekurangan air. Zona ini termasuk rangkaian Pegunungan Serayu Selatan. Potensi bahan
mineral
meliputi:
mineral
logam,
marmer, pasir kwarsa, feldspar, asbes, andesit, pasir dan kerikil.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 9
6)
Hidrologi Sebagai daerah yang sebagian besar (lebih kurang
60%)
perbukitan,
berbentuk
Kabupaten
pegunungan
Banjarnegara
dan
memiliki
beberapa sungai. Sungai yang terbesar yaitu Sungai Serayu dengan anak-anak sungainya antara lain Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung
dan
Kali
Sapi.
Sungai-sungai
ini
dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi areal sawah seluas 9.813,88 hektar. Terdapat 15 (lima belas) sungai di Kabupaten Banjarnegara yang memiliki panjang lebih dari 10 km
dengan
Sungai
Serayu
sebagai
sungai
terpanjang yaitu 66 km. Daftar sungai di Kabupaten Banjarnegara dengan panjang lebih dari 10 km ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 2.4. Nama Sungai yang Panjangnya >10 km di Kabupaten Banjarnegara Nama Sungai
Panjang (Km)
Serayu Piasa Sapi Merawu Gintung Pekacangan Tulis Sibebek Kaliurang Mondo Bojong Penaraban Bombong Pager Brukah
66 49 35 32 30 20 14 13 12 12 11 11 11 10 10
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
7)
Klimatologi Kabupaten
Banjarnegara
beriklim
tropis.
Musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, dengan bulan-bulan basah (hujan) lebih
banyak
dari
pada
bulan-bulan
kering
(kemarau) dengan curah hujan rata-rata 4.450,53 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 10
mm
per
tahun.
Suhu
udara
di
Kabupaten
Banjarnegara berkisar antara 18°C-29°C dengan temperatur
terdingin
yaitu
18,20°C,
kecepatan
angin sebesar 6 knot, dan kelembaban udara berkisar 65%-91%. Sebaran tingkat curah hujan dan hari hujan, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.5. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Banjarnegara Curah Hujan
Kecamatan
2010
Hari Hujan
2011
2010
2011
Susukan
6.408
2.673
246
144
Purwareja Klampok
4.449
2.861
196
129
Mandiraja
5.044
2.756
239
145
Purwanegara
+
+
+
+
Bawang
+
+
+
+
Banjarnegara
6.408
255
Pagedongan
-
-
-
-
Sigaluh
-
-
-
-
Madukara
5.525
4.535
351
174
Banjarmangu
6.117
3.434
237
158
Wanadadi
6.211
3.266
342
157
Rakit
-
-
-
-
Punggelan
-
-
-
-
Karangkobar
-
-
-
-
Pagentan
-
-
-
-
4.531
3.676
292
238
Batur
-
-
-
-
Wanayasa
-
-
-
-
Kalibening
-
-
-
-
Pandanarum
-
-
-
-
Pejawaran
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011 Ket:
8)
0 + -
= Keadaan Tidak hujan = Keadaan Alat rusak = Tidak mengirim data
Penggunaan Lahan a).
Kawasan Budidaya Kawasan budidaya didefinisikan sebagai bagian
wilayah
yang
secara
langsung
digunakan atau diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 11
kawasan
budidaya
meningkatkan
daya
bertujuan guna
dan
untuk
hasil
guna
sumber daya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Kawasan
budidaya
di
Kabupaten
Banjarnegara terdiri atas: 1).
Kawasan peruntukan hutan produksi Kawasan peruntukan hutan produksi kurang lebih adalah seluas 15.368 ha, yang meliputi Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, Batur, Bawang, Kalibening, Karangkobar,
Mandiraja,
Pagedongan, Pejawaran,
Madukara,
Pagentan,
Pandanarum,
Punggelan,
Purwanegara,
Purwareja Klampok, Sigaluh, Susukan, dan Wanayasa. 2).
Kawasan peruntukan hutan rakyat Kawasan peruntukan hutan rakyat terdiri dari 20 kecamatan yaitu Kecamatan Banjarmangu, Bawang,
Banjarnegara,
Kalibening,
Madukara,
Mandiraja,
Pagentan,
Pandanarum,
Punggelan, Klampok,
Karangkobar, Pagedongan, Pejawaran,
Purwanegara, Rakit,
Batur,
Purwareja
Sigaluh,
Susukan,
Wanadadi, dan Wanayasa. 3).
Kawasan peruntukan pertanian Kawasan
ini
Banjarmangu, Bawang,
meliputi
Kecamatan
Batur,
Banjarnegara,
Kalibening,
Karangkobar,
Mandiraja,
Madukara,
Pagentan,
Pandanarum,
Purwanegara,
Pagedongan,
Purwareja
Pejawaran,
Rakit,
Wanadadi,
dan
Punggelan, Klampok,
Sigaluh,
Susukan,
Wanayasa.
Kawasan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 12
peruntukan pertanian tanaman pangan terbagi menjadi lahan irigasi dengan luas ±13.294
ha
dan
lahan
bukan
irigasi
dengan luas ±5.785 ha. Lahan peruntukan pertanian
tanaman
menjadi
lahan
pangan
diarahkan
pertanian
pangan
berkelanjutan dengan luas 12.147 ha. 4).
Kawasan peruntukan perikanan Kawasan berupa
peruntukan
perikanan
Kecamatan
perikanan
darat
Rakit,
meliputi Mandiraja,
Purwanegara, Bawang, dan Wanadadi. 5).
Kawasan peruntukan pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan terdiri
atas
mineral
kawasan
dan
pertambangan
batubara,
kawasan
pertambangan panas bumi, dan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi. Kawasan pertambangan mineral dan batubara (meliputi
terdiri
atas
Kecamatan
mineral
logam
Banjarmangu,
Pagentan, Karangkobar, Batur, Pejawaran, Wanayasa,
Kalibening,
Pandanarum,
Punggelan, Sigaluh, Pagedongan, Bawang, Purwanegara,
dan
Susukan);
mineral
bukan logam (meliputi seluruh kecamatan di
Kabupaten
(meliputi
Banjarnegara);
Kecamatan
batuan
Karangkobar,
Sigaluh, Wanayasa, Punggelan, Pagentan, Pejawaran,
Bawang,
Purwanegara,
Pagedongan,
Banjarnegara,
Pandanarum,
Kalibening,
Banjarmangu,
dan
Mandiraja serta sepanjang Sungai Serayu, Merawu, Bombong,
Pekacangan, Tulis,
dan
Brukah, Bermali);
Sapi, dan
batubara (Kecamatan Karangkobar). RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 13
Kawasan pertambangan panas bumi meliputi
Kecamatan
Wanayasa, Untuk
Batur,
Pejawaran,
dan
Kalibening.
Susukan,
kawasan pertambangan minyak
dan gas bumi di Kabupaten Banjarnegara terdiri
atas
Kecamatan
Banjarmangu,
Pagentan,
Sigaluh,
Madukara,
Banjarnegara,
Karangkobar,
Wanadadi,
Rakit,
Batur,
Pagedongan,
Pejawaran,
Bawang,
Wanayasa,
Kalibening,
Pandanarum, Purwanegara, Susukan dan Punggelan. 6).
Kawasan peruntukan industri Rencana
pengembangan
kegiatan
industri meliputi industri besar, industri menengah, dan industri kecil dan/atau mikro.
Kawasan
peruntukan
untuk
kegiatan
industri
industri
besar
dan
menengah yang berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan
berlokasi
di
Kecamatan Susukan dengan luas ±182 ha. Kegiatan industri menengah yang tidak berpotensi
menimbulkan
lingkungan
dapat
dampak
berlokasi
di
luar
kawasan peruntukan industri di seluruh kecamatan.
Sedangkan
industri
kecil
dan/atau mikro dikembangkan di seluruh kecamatan. 7).
Kawasan peruntukan pariwisata Kawasan meliputi
peruntukan
kawasan
pariwisata
pariwisata
alam,
kawasan pariwisata budaya, dan kawasan pariwisata buatan. Kawasan pariwisata alam terdiri atas kawasan Dataran Tinggi Dieng, kawasan Wisata
Arung
Jeram
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Sungai
Serayu, II - 14
kawasan Wisata Gunung Lawe, kawasan Wisata Alam Curug Pitu, kawasan Wisata Curug Sikopel, kawasan Wisata Gunung Mandala, kawasan Wisata Pemandian Air Panas, kawasan Wisata Hutan Pinus di Kecamatan pariwisata
Pagedongan, alam
lain
dan
yang
kawasan ditetapkan
kemudian. Kawasan pariwisata budaya terdiri
atas
kawasan
kawasan
wisata
Candi
sentra
seni
Dieng,
kerajinan
Klampok, kawasan wisata sentra batik di Kecamatan
Susukan,
dan
kawasan
pariwisata budaya lain yang ditetapkan kemudian. Sedangkan kawasan pariwisata buatan terdiri atas kawasan wisata Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS), kawasan wisata Waduk Panglima Besar Jenderal
Sudirman,
dan
kawasan
agrowisata hortikultura, serta kawasan pariwisata buatan lain yang ditetapkan kemudian. 8).
Kawasan peruntukan permukiman Luas
kawasan
peruntukan
permukiman ±14.698 ha meliputi kawasan permukiman
perkotaan
(meliputi
PKL
Banjarnegara, PKL Purwareja Klampok, PKLp
Karangkobar,
Pagedongan,
PPK
PPK
Sigaluh,
Bawang,
PPK PPK
Purwanegara, PPK Susukan, PPK Rakit, PPK Madukara, PPK Banjarmangu, PPK Wanadadi, PPK Pagentan, PPK Punggelan, PPK Pandanarum, PPK Wanayasa, PPK Pejawaran, PPK Batur, PPK Mandiraja, dan PPK
Kalibening)
permukiman seluruh
dan
perdesaaan
wilayah
(terdapat
Daerah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
kawasan di
dengan II - 15
penyebaran
mengikuti
pola
perkampungan). 9).
Kawasan pertahanan dan keamanan Kawasan pertahanan dan keamanan terdiri
atas
Indonesia
kantor
Tentara
(meliputi
kantor
Nasional Komando
Rayon Militer (Koramil) yang berada di seluruh Kecamatan dan kantor Komando Distrik Militer (Kodim) yang berada di Kecamatan
Banjarnegara)
dan
kantor
Kepolisian Republik Indonesia (meliputi kantor Kepolisian Sektor (Polsek) yang berada di seluruh Kecamatan dan kantor Kepolisian Resor (Polres) yang berada di Kecamatan Banjarnegara). 10). Kawasan peruntukan lainnya. Kawasan peruntukan lainnya adalah kawasan yang berupa Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
kawasan
perkotaan.
RTH
kawasan perkotaan adalah seluas 3.108 ha
yang
terdiri
atas
RTH
Kawasan
Perkotaan Banjarnegara, RTH Kawasan Perkotaan Kawasan
Purwareja Perkotaan
Klampok, Karangkobar,
RTH RTH
Kawasan Perkotaan Sigaluh, RTH Kawasan Perkotaan
Pagedongan,
Perkotaan Perkotaan Perkotaan
Bawang, Purwanegara, Susukan,
RTH RTH RTH RTH
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Perkotaan Rakit, RTH Kawasan Perkotaan Madukara,
RTH
Kawasan
Perkotaan
Banjarmangu, RTH Kawasan Perkotaan Wanadadi,
RTH
Kawasan
Perkotaan
Pagentan,
RTH
Kawasan
Perkotaan
Kawasan
Perkotaan
Punggelan, Pandanarum,
RTH RTH
Kawasan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Perkotaan II - 16
Wanayasa,
RTH
Kawasan
Perkotaan
Pejawaran,
RTH
Kawasan
Perkotaan
Batur, RTH Kawasan Perkotaan Mandiraja, dan RTH Kawasan Perkotaan Kalibening. b).
Kawasan Lindung Kawasan
lindung
berfungsi
utama
melindungi kelestarian sumber daya alam, sumber daya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya aktifitas atau kegiatan budi
daya
yang
dapat
mengurangi
atau
merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya. Kawasan
lindung
yang
terdapat
di
Kabupaten Banjarnegara adalah: 1).
Kawasan hutan lindung Kawasan
hutan
lindung
berupa
kawasan hutan yang dikelola oleh negara dan
berfungsi
hutan
lindung.
lindung
Kecamatan
±
Luas
2.363
kawasan
ha
Banjarmangu,
Kalibening,
Batur,
Karangkobar,
Pandanarum,
meliputi
Mandiraja,
Purwanegara,
dan
Wanayasa. 2).
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Kawasan
ini
berfungsi
sebagai
kawasan resapan air dengan luas ± 7.408 ha
meliputi
Batur,
Kecamatan
Banjarmangu,
Kalibening,
Karangkobar,
Pagentan,
Pejawaran, Pandanarum,
Punggelan, Purwanegara, Susukan, dan Wanayasa. 3).
Kawasan perlindungan setempat Kawasan
perlindungan
setempat
terdiri atas sempadan sungai, sempadan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 17
saluran irigasi, kawasan sekitar waduk, dan kawasan sekitar mata air. Kawasan
sempadan
sungai
terdiri
atas sempadan sungai bertanggul di luar kawasan
perkotaan,
sempadan
sungai
bertanggul di dalam kawasan perkotaan, sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan tidak
perkotaan,
bertanggul
sempadan
di
dalam
sungai kawasan
perkotaan, danau paparan banjir, dan mata air. Kawasan ini meliputi Sungai Serayu beserta 10 anak sungainya, Sungai Tulis (kanan) beserta 18 anak sungainya, Sungai
Merawu
beserta
31
anak
sungainya, Sungai Kandangwangi beserta 1
anak
sungainya,
Sungai
Blimbing
beserta 4 anak sungainya, Sungai Kalisapi beserta 34 anak sungainya, dan Sungai Pekacangan beserta 26 anak sungainya. Sedangkan
sempadan
saluran
irigasi
meliputi 262 daerah irigasi yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara. Kawasan Waduk
sekitar
Panglima
waduk Besar
meliputi Jenderal
Sudirman, Telaga Merdada, Telaga Sewiwi, Telaga Balekambang, dan Waduk, telaga, situ lainnya. Sedangkan kawasan sekitar mata air terdiri atas 8 sumber mata air di Kecamatan Banjarnegara, 21 sumber mata air di Kecamatan Pagedongan, 10 sumber mata air di Kecamatan Sigaluh, 21 sumber mata
air
di
Kecamatan
Madukara,
9
sumber mata air di Kecamatan Pagentan, 13
sumber
Pejawaran,
mata 7
air
sumber
di
Kecamatan
mata
air
di
Kecamatan Punggelan, 6 sumber mata air RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 18
di Kecamatan Wanadadi, 36 sumber mata air di Kecamatan Rakit, 10 sumber mata air
di
Kecamatan
Banjarmangu,
35
sumber mata air di Kecamatan Bawang, 2 sumber
mata
Karangkobar, Kecamatan
air
3
di
sumber
Kalibening,
Kecamatan mata
dan
6
air
di
sumber
mata air di Kecamatan Batur. 4).
Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya Kawasan
suaka
alam,
pelestarian
alam dan cagar budaya terdiri atas cagar alam (seluas ± 104 ha, meliputi Cagar Alam
Pringamba
Kecamatan
di
Desa
Sigaluh;
Pringamba Kecamatan
I
II
di
Cagar Desa
Banjarnegara;
Sawal Alam
Tlagawera, Cagar
Alam
Tlogodringo di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur; dan Cagar Alam Tlogosumurp di Desa Bakal, Kecamatan Batur) dan cagar budaya dan ilmu pengetahuan (meliputi Komplek Candi Dieng di Kecamatan Batur; Situs
Watu
Lembu
di
Kecamatan
Banjarmangu; Makam Sunan Gripit di Kecamatan Ageng
Banjarmangu;
Selomanik
Banjarnegara;
di
Makam
Makam
Ki
Kecamatan Girilangen
di
Kecamatan Susukan; dan kawasan cagar budaya
lainnya
yang
ditetapkan
kemudian). 5).
Kawasan rawan bencana alam Hampir seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten
Banjarnegara
merupakan
kawasan rawan bencana. Kawasan rawan bencana alam terdiri atas kawasan rawan banjir, kawasan rawan longsor, kawasan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 19
rawan gas beracun, dan kawasan rawan kekeringan. 6).
Kawasan lindung geologi Kawasan Lindung Geologi terdiri atas kawasan cagar alam geologi di Kecamatan Batur dan kawasan imbuhan air tanah yang
meliputi
Cekungan
Air
Tanah
Purwokerto–Purbalingga dan Cekungan Air Tanah Karangkobar.
7).
Kawasan lindung lainnya Kawasan kawasan
lindung
lindung
lainnya
pasma
berupa
nutfah
yang
terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara.
2.1.2. Potensi dan Pengembangan Wilayah Struktur perekonomian Kabupaten Banjarnegara masih bertumpu pada sektor agraris. Namun besarnya peran sektor ini dalam perekonomian, tidak seharusnya menjadikan pengembangan potensi sektor lain menjadi terbengkalai. Potensi wilayah yang layak dikembangkan di Kabupaten Banjarnegara meliputi bidang energi dan pariwisata. Wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, berdasarkan data Direktorat
Inventarisasi
Sumber
Daya
Mineral
Kementerian ESDM, potensi panas bumi Kabupaten Banjarnegara sebesar 905 MW, dengan rincian sebagai berikut:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 20
Tabel 2.6. Potensi Energi Panas Bumi di Kabupaten Banjarnegara Potensi (MW) Area
Sumber Daya Spekulatif
Dieng
Cadangan
Hipotesis
-
Terduga
Mungkin
185
115
280
Ket
60
-
25 -
-
92
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kalibening
-
-
-
-
-
-
Susukan
-
-
-
-
-
-
Belum diketahui potensinya Belum diketahui potensinya Belum diketahui potensinya
Chandradimuka Mangunan Wanayasa Pejawaran
200
Terkira
Diusahakan (MW)
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Potensi
panas
bumi
di
Kecamatan
Kalibening,
Pejawaran dan Susukan belum diketahui jumlahnya secara
pasti
karena
belum
pernah
dilakukan
inventarisasi. Adanya potensi ini ditunjukkan dengan terdapatnya sumber air panas di daerah tersebut. Pada tahun 2011 baru diusahakan sebesar 60 MW dari seluruh potensi yang ada di Dieng oleh PT Geo Dipa Energi (Dieng Unit I). Arah pengembangan pemanfaatan panas bumi adalah peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi baik yang sudah ada di sumur-sumur panas bumi di lapangan panas bumi dataran tinggi Dieng maupun
lapangan
panas
bumi
lain
(Mangunan
Wanayasa) serta melakukan inventarisasi lapanganlapangan panas bumi lain yang belum pernah dilakukan eksplorasi
untuk
mengetahui
besar
potensinya.
Diharapkan dengan adanya pengembangan pengusahaan panas bumi, Kabupaten Banjarnegara dapat menikmati dana
bagi
hasil
panas
pembangunan Dieng unit II
bumi
termasuk
rencana
(55 MW Tahun 2015) dan
Dieng unit III (60 MW tahun 2016) yang telah masuk dalam Program Percepatan tahap II 10.000 MW tahun 2015. Selain energi panas bumi, Kabupaten Banjarnegara juga memiliki potensi gas rawa. Kecamatan Pejawaran RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 21
memiliki potensi gas rawa (swamp gas) yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat setempat. Gas rawa ini muncul di Desa Pegundungan (Dusun Simpar dan Dusun Pegundungan) dan Desa Sidengok (Dusun Kubang). Potensi gas rawa untuk Dusun Simpar sebesar ±1,66 juta m³, dengan kapasitas pemakaian
200
dimanfaatkan
cuft
per
selama
hari
14,17
maka
tahun
akan
dapat
(Geologi
UPN
Yogyakarta). Sedangkan potensi gas rawa di Dusun Pegundungan dan Sidengok kecamatan Pejawaran belum dilakukan penelitian detail, namun dari hasil peninjauan lapangan ditemukan titik-titik potensi yang cukup besar di kedua dusun tersebut. Pemanfaatan gas rawa saat ini sebanyak 25 KK (bantuan dari Provinsi Jawa Tengah) dan 10 orang swadaya. Guna
pemanfaatan
potensi
gas
rawa
secara
maksimal perlu dilakukan penelitian lebih lanjut besar potensi gas rawa di wilayah tersebut dan membangun sumur-sumur dan jaringan pemipaan hingga reservoir untuk
dapat
setempat
didistribusikan
guna
kepada
meningkatkan
masyarakat
kesejahteraan
dan
produktifitas masyarakat. Kabupaten
Banjarnegara
kaya
akan
potensi
pariwisata. Salah satu potensi yang layak dikembangkan adalah pengembangan Sungai Serayu sebagai destinasi pariwisata
baru.
Sungai
Serayu
yang
membentang
sepanjang 66 km, selain berperan sebagai sumber air bagi
pertanian
juga
potensial
bagi
pengembangan
industri kepariwisataan. Saat ini pemanfaatan Sungai Serayu sebagai obyek wisata adalah melalui wisata arung jeram di Kecamatan Sigaluh. Selain Sungai Serayu, potensi pariwisata lainnya yang meliputi wisata alam, wisata budaya, wisata minat khusus, dan wisata buatan perlu dikembangkan untuk meningkatkan kunjungan wisata melalui pengembangan destinasi, pemasaran, dan kemitraan pariwisata. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 22
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana Kriteria kawasan ini adalah semua lokasi yang diidentifikasikan bencana
alam.
kegiatan
memiliki Kawasan
manusia
potensi
tinggi
mengalami
ini
perlu
dilindungi
agar
terhindar
dari
bencana
yang
disebabkan oleh alam maupun yang disebabkan oleh perubahan manusia.
pemanfaatan Daerah
lahan
rawan
untuk
bencana
kepentingan
di
Kabupaten
Banjarnegara dapat dikelompokan menjadi beberapa kawasan bencana, yaitu: a).
Kawasan Rawan Banjir Daerah yang termasuk dalam kawasan rawan bencana banjir di Kabupaten Banjarnegara meliputi 10
Kecamatan
Punggelan,
yaitu
Sigaluh,
Kecamatan Banjarnegara,
Kalibening, Bawang,
Wanadadi, Rakit, Mandiraja, Purwareja Klampok, dan Susukan. b).
Kawasan Rawan Longsor Kawasan rawan gerakan tanah merupakan wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor karena terdapat zona yang bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah. Seluruh kecamatan di Kabupaten Banjarnegara memiliki potensi bencana longsor.
c).
Kawasan Rawan Bencana Gas Beracun Di wilayah Banjarnegara khususnya di bagian utara terdapat sisa vulkanisme yang membentuk dataran tinggi Dieng. Diantara bentuk vulkanisme yang
berpotensi
menjadi
ancaman
adalah
gas
beracun. Kawasan rawan bencana gas beracun meliputi
Kecamatan
Susukan,
Kalibening,
Wanayasa, dan Batur. d).
Kawasan Rawan Kekeringan Kawasan rawan kekeringan terdapat di seluruh daerah Kabupaten Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 23
2.1.4. Demografi Jumlah umlah penduduk Kabupaten Banjarnegara pada tahun 201 2011 menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil
Kabupaten
Banjarnegara
se sebanyak
1.087.489 489 jiwa, terdiri atas 553.076 jiwa laki-laki dan 534.41 13 jiwa perempuan, meningkat 14.249 jiwa bila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2010
sejumlah
1.073.240
jiwa.
Jumlah
penduduk
Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2007-2011 2007 disajikan
Jumlah Pendudduk
dalam grafik berikut ini: 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Laki-laki
531.897
537.342
541.157
545.817
553.076
Perempuan
514.286
519.370
523.029
527.423
534.413
1.046.183
1.056.712
1.064.186
1.073.240
1.087.489
Total
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Penyebaran penduduk di tiap kecamatan tidak merata merata. Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan
Punggelan
yaitu
sebanyak
94.025
jiwa
(8,65%) %) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di Kecamatan
Pandanarum
dengan
jumlah
penduduk
23.591 591 jiwa (2,17%). Sedangkan tingkat kepadatan penduduk tahun 2010 adalah sebesar 872 jiwa per km², dengan
kepadatan
tertinggi
terdapat di
Banjarnegara yaitu sebanyak 2.323
Kecamatan
jiwa per
km²,
sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di wilayah Kecamatan Pandanarum sebanyak 378 jiwa per km².
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 24
Jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara per Kecamatan Tahun 2011 Penduduk
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Susukan
33.884
32.959
66.803
Purwareja Klampok
25.580
25.189
50.769
Mandiraja
41.591
40.753
82.344
Purwanegara
44.274
43.464
87.738
Bawang
35.300
34.237
69.537
Banjarnegara
38.312
37.370
75.682
Pagedongan
23.688
22.448
46.136
Sigaluh
17.007
16.448
33.455
Madukara
24.900
23.890
48.790
Banjarmangu
25.806
24.383
50.189
Wanadadi
18.322
17.917
36.239
Rakit
30.136
29.173
59.309
Punggelan
48.244
45.781
94.025
Karangkobar
15.515
14.758
30.273
Pagentan
20.253
19.643
39.896
Pejawaran
27.909
27.416
55.325
Batur
20.203
19.118
39.321
Wanayasa
25.007
23.586
48.593
Kalibening
25.204
24.270
49.474
Pandanarum
11.981
11.610
23.591
553.076
534.413
1.087.489
Total
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Jumlah penduduk secara langsung berhubungan dengan laju migrasi penduduk yang akan menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah penduduk antara yang tercatat dalam administrasi kependudukan (de jure) dengan jumlah penduduk yang relatif tetap tinggal di dalam wilayah administratif Kabupaten Banjarnegara selama satu tahun penuh (de facto). Jumlah penduduk yang
secara
de
facto
ada
di
wilayah
Kabupaten
Banjarnegara menurut data BPS tahun 2010 tercatat sebesar 932.688 jiwa, terdiri atas 466.410 jiwa laki-laki dan 466.278 jiwa perempuan. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 25
Laju
pertumbuhan
Banjarnegara
tahun
2010
penduduk adalah
Kabupaten
sebesar
0,76%,
menurun 0,12% bila dibandingkan dengan angka laju pertumbuhan penduduk tahun 2009 sebesar 0,88%. Tingkat
laju
pertumbuhan
penduduk
Kabupaten
Banjarnegara tahun 2007-2010 disajikan dalam grafik berikut ini: Laju Pertumbuhan Penduduk 0,88 0,83 0,78 2007
2008
0,76 2009
2010
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
Gambar 2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 Komposisi penduduk menurut umur di Kabupaten Banjarnegara ditampilkan pada tabel 2.8. Dalam tabel 2.8.
dapat
diketahui
bahwa
komposisi
penduduk
mayoritas berada pada usia produktif (15-64 tahun) yaitu sebesar 71,94% yang dapat menjadi aset yang produktif bagi pembangunan Kabupaten Banjarnegara. Rasio jenis kelamin pada tahun 2010 sebesar 103,49, yang berarti jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak 3,49% bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 26
Tabel 2.8. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 Kelompok Umur 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 >75 Total
Laki-Laki
Perempuan
27.717 41.371 47.537 47.363 48.812 53.666 54.242 44.371 40.611 35.177 31.052 24.533 18.890 13.621 11.835 12.278 553.076
26.219 39.297 45.410 44.919 48.014 51.485 49.762 42.241 39.583 35.696 30.673 23.235 18.037 14.375 12.253 13.214 534.413
Jumlah 53.936 80.668 92.947 92.282 96.826 105.151 104.004 86.612 80.194 70.873 61.725 47.768 36.927 27.996 24.088 25.492 1.087.489
Sumber:Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Pada tabel 2.9. disajikan komposisi penduduk Kabupaten Banjarnegara menurut agama dan aliran kepercayaan. Banjarnegara
Mayoritas beragama
penduduk Islam
dengan
Kabupaten persentase
penganut sebesar 99,29%, diikuti Kristen dan Katholik dengan persentase penganut masing-masing sebesar 0,40% dan 0,14% dari total penduduk. Adapun pemeluk agama
lain
yaitu
Hindu
dan
Budha
persentase
penganutnya adalah sebesar 0,01% dan 0,06% dari total jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 27
Tabel 2.9. Penduduk Menurut Agama dan Aliran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 Agama dan Aliran Kepercayaan
Jumlah Penduduk
Islam Katholik Kristen Hindu Budha Konghuchu Aliran Kepercayaan Jumlah
Persentase (%)
1.079.789 1.560 4.367 76 674 145 878 1.087.489
99,29 0,14 0,40 0,01 0,06 0,01 0,08 100
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Keberhasilan pembangunan di suatu daerah salah satunya ditunjukan dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari unsur kesehatan (angka usia harapan hidup), pendidikan (angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah), dan ekonomi (paritas daya beli masyarakat). Semakin tinggi nilai IPM
mencerminkan
semakin
tinggi
tingkat
kesejahteraan
masyarakat di suatu daerah. IPM Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2007 sampai dengan 2010 terus mengalami peningkatan, dari sebesar 68,54 pada tahun 2007 menjadi sebesar 69,91 pada tahun 2010. Angka IPM Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 masih berada di bawah rata-rata IPM Provinsi Jawa Tengah sebesar 72,49. Perbandingan
Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM)
Kabupaten Banjarnegara dengan Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 28
Tabel 2.10. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Banjarnegara dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2010 IPM Kab. Banjarnegara
Tahun 2007 2008 2009 2010
68,54 68,99 69,63 69,91
Prov. Jawa Tengah 71,20 71,60 72,10 72,49
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2011
Selain IPM, tingkat kesejahteraan masyarakat juga dapat diukur berdasarkan beberapa indikator yang telah menjadi kesepakatan global dalam rangka pengurangan jumlah keluarga miskin yang tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs). Hakikat MDGs adalah perbaikan kondisi kesehatan dan pendidikan secara substansial di negara-negara yang ikut menandatangani kesepakatan tersebut, termasuk Indonesia. Target-target MDGs yang harus dicapai sampai dengan tahun 2015 adalah: 1.
Pengentasan kemiskinan dan kelaparan;
2.
Tercapainya pendidikan dasar universal;
3.
Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita;
4.
Mengurangi tingkat kematian anak;
5.
Memperbaiki kesehatan ibu;
6.
Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;
7.
Memastikan kelestarian lingkungan hidup; dan
8.
Mengembangkan
sebuah
kemitraan
global
untuk
pembangunan. Konsep
pembangunan
Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara berusaha sejalan dengan Millenium Development Goals
(MDGs).
Selain
MDGs,
konsep
pembangunan
juga
mengacu pada konsep pembangunan global yang dipublikasikan tahun 1990 oleh UNDP dalam Human Development Report (HDR).
Konsep
pembangunan
pembangunan manusia
global
adalah
menyatakan
suatu
proses
bahwa untuk
memperbanyak pilihan yang dimiliki manusia, yaitu kebebasan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 29
politik, hak asasi manusia dan harga diri, hidup sehat dan berumur panjang, berilmu pengetahuan, serta mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat hidup layak.
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a.
Pertumbuhan
Produk
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB) Perkembangan
perekonomian
Kabupaten
Banjarnegara dari tahun 2007-2010 menunjukan perbaikan
dari
waktu
ke
waktu.
Membaiknya
kondisi perekonomian salah satunya diindikasikan oleh meningkatnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan pembangunan
gerak dan
berbagai
merupakan
sektor
juga
sumber
penciptaan lapangan kerja. Adanya peningkatan nilai
tambah
di
perekonomian
mengisyaratkan
peningkatan aktivitas ekonomi, baik yang sifatnya internal di daerah yang bersangkutan, maupun dalam kaitannya dengan interaksi antardaerah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan ukuran nilai uang atas barang dan jasa akhir
yang
diproduksi
dalam
suatu
wilayah
merupakan salah satu ukuran produktifitas yang sering digunakan sebagai salah satu indikator ekonomi
yang
penting.
PDRB
Kabupaten
Banjarnegara tahun 2007 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 4,71 trilyun atau Rp 2,50 trilyun atas dasar harga konstan 2000. Nilai PDRB ini terus tumbuh sebesar
dengan 5,00%
nilai per
rata-rata
tahun.
pertumbuhan
PDRB
Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 6,70 trilyun atau Rp 2,89 trilyun atas dasar harga konstan tahun 2000. Tren RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 30
pertumbuhan PDRB Kabupaten Banjarnegara pada periode
2007–2010
menunjukkan
peningkatan
walaupun mengalami koreksi di akhir tahun 2008 dan 2010.
Pertumbuhan Ekonomi 7
% Pertumbuhan
6 5 4 3 2 1 0 2007
2008
2009
2010*)
Kab. Banjarnegara
5,01
4,98
5,11
4,89
Prov. Jawa Tengah
5,59
4,83
4,69
5,80
Nasional
6,30
6,10
4,50
6,10
*) Angka Sementara Sumber : BPS, BPS Provinsi Jawa Tengah, dan Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010
Gambar 2.3. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2007-2010 Empat tabel berikut ini menggambarkan nilai, kontribusi, dan pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Banjarnegara berdasarkan harga berlaku dan harga konstan tahun 2000.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 31
Tabel 2.11. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2010 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Banjarnegara (dalam jutaan rupiah) No
Sektor
1
Pertanian
2
Pertambangan & Penggalian
3
Industri
4
Listrik,Gas & Air bersih
5
2007 Rp
2008 %
Rp
2009 %
Rp
2010*) %
Rp
%
1.907.995,27
40,54
2.186.637,66
39,57
2.374.741,12
39,42
2.564.623,97
38,27
25.095,06
0,53
27.882,11
0,50
30.290,14
0,50
33.383,09
0,50
634.045,05
13,47
788.703,83
14,27
822.843,72
13,66
852.797,29
12,73
18.977,50
0,40
23.664,42
0,43
27.447,38
0,46
31.293,10
0,47
Bangunan
327.027,92
6,95
362.854,90
6,57
395.925,90
6,57
451.675,39
6,74
6
Perdagangan
617.727,59
13,13
749.109,41
13,55
814.603,67
13,52
909.029,80
13,56
7
Angkutan
199.995,11
4,25
226.166,94
4,09
253.004,49
4,20
302.150,62
4,51
8
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
277.469,33
5,90
310.890,67
5,63
349.820,39
5,81
424.682,20
6,34
9
Jasa-jasa
698.012,12
14,83
850.665,04
15,39
955.204,73
15,86
1.131.836,26
16,89
4.706.344,95
100,00
5.526.574,98
100,00
6.023.881,54
PDRB
*) Angka Sementara Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 32
100,00
6.701.471,72
100,00
Tabel 2.12. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Banjarnegara (dalam jutaan rupiah) No
Sektor
1
Pertanian
2
Pertambangan & Penggalian
3
Industri
4
Listrik, Gas & Air bersih
5
2007 Rp
2008 %
Rp
2009 %
Rp
2010*) %
Rp
%
941.666,77
37,73
977.037,17
37,29
1.016.343,12
36,91
1.035.558,72
35,85
13.315,41
0,53
14.018,82
0,54
14.669,27
0,53
15.294,96
0,53
353.362,70
14,16
366.594,77
13,99
374.321,85
13,59
379.955,75
13,15
11.289,21
0,45
11.635,50
0,44
12.715,20
0,46
13.789,94
0,48
Bangunan
172.080,22
6,89
173.592,07
6,63
185.754,77
6,75
192.240,54
6,66
6
Perdagangan
318.037,76
12,74
333.486,16
12,73
349.819,18
12,70
366.334,84
12,68
7
Angkutan
105.526,17
4,23
108.243,01
4,13
118.822,74
4,31
130.362,23
4,51
8
Bank & Lembaga Keuangan
142.897,38
5,73
151.569,48
5,79
162.948,45
5,92
176.509,23
6,11
437.610,20
17,53
483.812,64
18,47
518.541,13
18,83
578.477,91
20,03
2.495.785,82
100,00
2.619.989,62
100,00
2.753.935,71
100,00
2.888.524,12
100,00
Lainnya 9
Jasa-jasa PDRB
*) Angka Sementara Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 33
Tabel 2.13. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2010 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten Banjarnegara 2007 No
Sektor
2008
2009
2010*)
Hb (%)
Hk (%)
Hb (%)
Hk (%)
Hb (%)
Hk (%)
Hb (%)
Hk (%)
40,54
37,73
39,57
37,29
39,42
36,91
38,27
35,85
0,53
0,53
0,50
0,54
0,50
0,53
0,50
0,53
13,47
14,16
14,27
13,99
13,66
13,59
12,73
13,15
4 Listrik, Gas & Air bersih
0,40
0,45
0,43
0,44
0,46
0,46
0,47
0,48
5 Bangunan
6,95
6,89
6,57
6,63
6,57
6,75
6,74
6,66
13,13
12,74
13,55
12,73
13,52
12,70
13,56
12,68
7 Angkutan
4,25
4,23
4,09
4,13
4,20
4,31
4,51
4,51
8 Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
5,90
5,73
5,63
5,79
5,81
5,92
6,34
6,11
14,83
17,53
15,39
18,47
15,86
18,83
16,89
20,03
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
1 Pertanian 2 Pertambangan & Penggalian 3 Industri
6 Perdagangan
9 Jasa-jasa PDRB
*) Angka Sementara Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 34
Tabel 2.14. Rata-Rata Pertumbuhan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 No
1 2 3 4 5 6 7 8
Pertumbuhan Rata-Rata Hb Hk % %
Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Listrik, Gas & Air bersih Bangunan Perdagangan Angkutan Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
9 Jasa-jasa PDRB
12,11 11,14 10,71 14,59 11,76 13,55 13,84 14,85
3,46 4,78 2,94 5,96 4,97 4,56 6,79 7,85
14,90 12,72
8,72 5,00
Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010 (diolah)
Luas wilayah yang didominasi lahan produktif pertanian menjadikan struktur perekonomian di Kabupaten Banjarnegara didominasi oleh sektor pertanian yang rata-rata memberikan kontribusi PDRB tahun 2007–2010 sebesar 39,45%. Pada subsektor pertanian ini, subsektor tanaman bahan makanan memiliki kontribusi yang paling besar terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara dengan rata-rata kontribusi sebesar 34,46% per tahunnya untuk periode tersebut. Sektor ekonomi lain yang memiliki proporsi yang
cukup
besar
dalam
Banjarnegara
adalah
sektor
PDRB jasa-jasa
Kabupaten (15,74%),
sektor industri (13,53%) dan sektor perdagangan (13,44%) sehingga secara total keempat sektor tersebut memiliki kontribusi rata-rata per tahun sebesar memiliki
82,17%.
Walaupun
kontribusi
sektor
terbesar
pertanian
dalam
PDRB
Banjarnegara tetapi rata-rata pertumbuhan sektor ini termasuk kecil. Sektor pertanian hanya tumbuh RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 35
dengan nilai rata-rata 3,46%, sangat jauh apabila dibandingkan sektor lain seperti pertambangan dan penggalian (4,78%); sektor listrik, gas dan air bersih (5,96%); sektor angkutan (6,79%); sektor bank dan lembaga keuangan lainnya (7,85%) dan sektor jasajasa dengan pertumbuhan paling tinggi yaitu 8,72%. Pada
sektor
primer
seperti
pertanian
dan
pertambangan & penggalian ternyata kontribusi sektor pertanian menunjukkan tren yang terus menurun sejak tahun 2008. Sektor pertanian pada tahun 2007 memiliki kontribusi sebesar 40,54% kemudian menurun menjadi 38,27% pada tahun 2010. Sektor pertambangan & penggalian juga memiliki kecenderungan kontribusi yang semakin menurun,
sektor
pertambangan
&
penggalian
memiliki kontribusi 0,53% pada tahun 2007 dan terus menurun menjadi 0,50% pada tahun 2010. Kontribusi sektor sekunder seperti industri; listrik, gas, dan air bersih; dan bangunan memiliki karakter
yang
berbeda
tiap
tahunnya.
Sektor
industri terlihat memiliki tren kontribusi yang menurun dari tahun ke tahun yaitu 13,47% pada tahun 2007 menjadi 12,73% pada tahun 2010. Sektor listrik, gas dan air bersih memiliki tren pergerakan naik dari tahun 2007 sebesar 0,40% menjadi 0,47% pada tahun 2010. Sedangkan sektor bangunan memiliki kecenderungan untuk menurun tingkat kontribusinya terhadap PDRB pada 20072009, tetapi kemudian meningkat kontribusinya pada tahun 2010, tingkat kontribusi rata-rata sektor ini per tahun sebesar 6,71%. Sektor tersier seperti perdagangan, angkutan, bank dan lembaga keuangan lainnya dan jasa-jasa memiliki kecenderungan kontribusi yang fluktuatif tiap
tahunnya.
Sektor
perdagangan
memiliki
kontribusi yang cenderung meningkat dari tahun ke RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 36
tahun yaitu 13,13% pada tahun 2007 menjadi 13,56% pada tahun 2010. Sektor angkutan mulai melemah pada tahun 2007–2009, tetapi kemudian meningkat kembali lagi naik pada tahun 2010. Jasa perbankan
dan
lembaga
keuangan
lainnya
memberikan kontribusi yang terus meningkat dari 5,90% di tahun 2007 menjadi 6,34% di tahun 2010. Sektor jasa memiliki tren kontribusi yang terus meningkat yaitu 14,83% pada tahun 2007 menjadi 16,89% pada tahun 2010. Apabila dilihat dari kontribusi PDRB sektoral ekonomi, perekonomian Kabupaten Banjarnegara masih
mengandalkan
sektor
pertanian
sebagai
penggerak utama perekonomian. Namun, apabila dilihat
dari
pergerakan
kontribusi
per
sektor,
terlihat bahwa sektor pertanian justru mengalami penurunan yang terus menerus. b.
Laju Inflasi Tingkat
inflasi
di
Kabupaten
Banjarnegara
berfluktuatif dari tahun 2007 hingga tahun 2011. Besaran angka inflasi berada pada kisaran 4-11% dengan rata-rata angka inflasi sebesar 6,68% per tahun. Gejolak moneter dan harga minyak dunia menjadi faktor yang dominan dalam pergerakan inflasi, selain ketersediaan produk di pasaran. Tinggi menjadi Daerah,
dan
berfluktuasinya
tantangan
tersendiri
khususnya
dalam
angka
bagi
inflasi
Pemerintah
rangka
menjaga
kestabilan tingkat harga agregatif untuk pencapaian kesejahteraan
melalui
kekuatan
daya
beli
masyarakat. Pergerakan laju inflasi disajikan dalam grafik di bawah ini:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 37
Laju Inflasi 11,09 6,49
2007
7,13
4,37 2008
2009
4,73
2010
2011
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.4. Laju Inflasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007 2007-2011 c.
PDRB DRB per Kapita Pendapatan Domestik Regional egional Bruto (PDRB) per kapita apita berguna untuk mengetahui nilai PDRB per satu orang penduduk. PDRB per kapita adalah indikator
makro
digunakan
yang
untuk
secara
agregat
menggambarkan
dapat tingkat
kesejahteraan masyarakat dari gerak pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. PDRB
per
kapita
Kabupaten
Banjarnegara
menurut harga berlaku dari tahun 2007 hingga tahun 2010 terus mengalami peningkatan, peningkatan Rp 5..192.555,-
pada
tahun
2007
menjadi
Rp
7.214.067, 7.214.067,-
pada
tahun
2010.
Pertumbuhan
tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 16,44%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2007 sebesar 8,07%. Rata-rata rata pertumbuhan PDRB per kapita untuk setiap tahunnya adalah sebesar 11,66%. Nilai PDRB per kapita apita atas dasar harga berlaku dan tingkat pertumbuhannya disajikan pada tabel berikut ini :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 38
Tabel 2.15. PDRB per Kapita Penduduk Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 PDRB Per Kapita
Tahun
Nilai
Pertumbuhan
2007
5.192.555,-
12,42%
2008
6.046.336,-
16,44%
2009
6.533.983,-
8,07%
2010*)
7.214.067,-
10,41%
Rata-Rata Pertumbuhan *) Angka Sementara Sumber : Pendapatan
11,66%
Regional
Kabupaten
ekonomi
secara
Banjarnegara
2010 (diolah)
d.
Indeks Williamson Pertumbuhan
alami
akan
menghasilkan pula ketimpangan ekonomi, meski besarannya bersifat relatif. Perbedaan sumber daya antarwilayah,
akses,
dan
tingkat
kemudahan
mobilitas barang dan jasa memberi andil dalam terciptanya ketimpangan tersebut. Untuk
mengukur
ketimpangan
ekonomi
regional dapat dilakukan dengan menggunakan indeks ketimpangan Williamson. Indeks ini dihitung dengan menggunakan data PDRB per kapita dan jumlah
penduduk.
Besaran
angka
Indeks
Williamson (IW) adalah 0≤IW≤1, dimana jika angka indeks mendekati 0 (nol) maka tingkat kesenjangan ekonomi rendah dan jika angka indeks mendekati 1 (satu) maka tingkat ketimpangan tinggi. Dari grafik di bawah, dapat dilihat bahwa tingkat ketimpangan ekonomi antarkecamatan di Kabupaten Banjarnegara masih relatif tinggi dengan angka indeks sebesar 0,53.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 39
Indeks Williamson 0,53
0,53
0,53
0,51
2007
2008
2009
2010
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.5. Indeks Williamson Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 2010 e.
Tipologi Klassen Analisis Tipologi Klassen (Klassen Klassen Typology) Typology digunakan untuk mengetahui gambaran tentang struktur dan pola pertumbuhan ekonomi masingmasing kecamatan.. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi
daerah
berdasarkan
interaksi
dua
indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita. Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah ce cepat-maju dan cepat cepat-tumbuh (high high growth and high income), income daerah maju tapi tertekan ((high high income but low growth growth), ), daerah berkembang cepat (high ( growth but low income income), ), dan daerah relatif tertinggal (low ( growth and low income income). Data laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 untuk tiap kecamatan dirinci dalam tabel di bawah ini :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 40
Tabel 2.16. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB per Kapita Kecamatan se-Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 Kecamatan
Pertumbuhan Ekonomi (%) 2007
2008
2009
PDRB per Kapita
2010*)
2007
2008
2009
2010*)
Susukan
3,66
2,09
1,82
5,44
1.657.775
1.673.794
1.693.119 1.768.523
Purwareja Klampok Mandiraja
6,66
5,13
2,41
3,45
6.111.971
6.371.214
6.464.489 6.624.800
6,95
3,60
14,60
5,95
2.137.775
2.213.377
2.532.778 2.670.339
-12,61
9,85
0,64
2,09
2.133.476
2.315.386
2.305.721 2.333.011
Bawang
7,18
3,45
5,79
6,80
1.982.589
2.045.804
2.151.964 2.282.487
Banjarnegara
4,33
9,86
10,07
6,71
5.108.678
5.598.910
6.141.042 6.542.157
Pagedongan
-5,38
3,12
3,51
5,10
987.109
1.003.105
1.023.650 1.059.582
Sigaluh
18,10
4,05
3,77
4,68
3.387.545
3.449.402
3.518.564 3.641.374
Madukara
39,66
2,55
3,27
5,20
3.841.116
3.907.867
3.992.213 4.178.494
Banjarmangu
57,86
4,13
4,47
4,08
2.591.475
2.677.874
2.780.342 2.866.164
Wanadadi
0,38
3,45
5,78
3,89
2.515.844
2.585.401
2.722.695 2.831.204
Rakit
1,55
3,38
2,58
6,51
1.769.890
1.806.196
1.830.952 1.929.074
Purwanegara
Punggelan
60,12
4,04
4,27
5,28
1.567.143
1.614.941
1.670.770 1.747.047
Karangkobar
-13,10
7,28
8,45
3,73
2.611.804
2.822.737
2.780.735 2.859.563
Pagentan
-10,58
3,58
4,39
3,00
1.448.657
1.495.184
1.556.745 1.599.944
Pejawaran
22,77
1,42
1,55
5,10
5.019.346
5.043.922
5.078.107 5.273.253
-27,96
7,21
7,41
5,47
4.903.289
5.227.669
5.560.419 5.817.777
Wanayasa
4,67
1,64
2,37
4,63
2.641.240
2.649.208
2.646.978 2.737.982
Kalibening
-15,65
6,08
6,05
3,34
1.764.590
1.846.650
1.936.647 1.987.788
Pandanarum
62,44
1,31
1,66
1,41
1.275.918
1.287.257
1.302.696 1.318.826
Kab. Banjarnegara
5,01
4,98
5,11
4,89
2.753.624
2.866.393
2.987.139 3.109.467
Batur
*) Angka Sementara Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2010 (diolah)
Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi (r) dan PDRB per kapita (y) pada tiap kecamatan yang dibandingkan dengan data pertumbuhan ekonomi (ŕ )
dan
PDRB
Banjarnegara,
per
maka
kapita
(ý)
pembagian
Kabupaten
daerah
dalam
kuadran Klassen adalah sebagai berikut: Kuadran I
: Daerah
cepat-maju
dan
cepat-
tumbuh, kecamatan yang termasuk dalam kuadran ini memiliki kriteria r>ŕ dan y>ý; Kuadran II
: Daerah kecamatan
berkembang
cepat,
yang
dalam
termasuk
kuadran ini memiliki kriteria r>ŕ dan y<ý; RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 41
Kuadran III : Daerah
maju
kecamatan
tapi
yang
tertekan,
termasuk
dalam
kuadran ini memiliki kriteria r<ŕ dan y>ý; Kuadran IV : Daerah relatif tertinggal, kecamatan yang termasuk dalam kuadran ini memiliki kriteria r<ŕ dan y<ý. Analisis tipologi Klassen per tahun untuk tiap kecamatan
di
Kabupaten
Banjarnegara
adalah
sebagai berikut: Tabel 2.17. Analisis Tipologi Klassen per Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 Kecamatan Susukan Purwareja Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan Karangkobar Pagentan Pejawaran Batur Wanayasa Kalibening Pandanarum
2007
2008
2009
2010
IV I II IV II III IV I I II IV IV II IV IV I III IV IV II
IV I IV II IV I IV III III IV IV IV IV II IV III I IV II IV
IV III II IV II I IV III III IV II IV IV II IV III I IV II IV
II III II IV II I II III I IV IV II II IV IV I I IV IV IV
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
Kecamatan Purwareja Klampok berpindah dari kuadran
I
ke
kuadran
III
pada
tahun
2009,
disebabkan oleh menurunnya angka pertumbuhan PDRB menjadi 2,41% atau 2,70% lebih rendah dari angka pertumbuhan PDRB Kabupaten. Penurunan angka pertumbuhan Kecamatan Purwareja Klampok ini disebabkan oleh menurunnya sektor industri. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 42
Pertumbuhan
ekonomi
Kecamatan
Sigaluh
meningkat sangat signifikan pada tahun 2007 sebesar 18,10% dengan penyumbang pertumbuhan terbesar adalah sektor pertanian sebesar 67,72%. Kecamatan
Batur
menunjukkan
tren
untuk
berpindah dari kuadran III ke kuadran I untuk tahun-tahun mendatang, dimana kecamatan ini menunjukkan
angka
pertumbuhan
yang
tinggi
dengan angka PDRB per kapita yang tinggi. Angka pertumbuhan sebesar
Kecamatan
7,71%
terutama
dengan
ditopang
oleh
Pejawaran tingkat sektor
rata-rata
pertumbuhan pertanian
dan
perdagangan. Gambar
di
bawah
pengklasifikasian
ini
memberi
kecamatan
di
deskripsi Kabupaten
Banjarnegara menurut tipologi Klassen berdasarkan angka
rata-rata
tahun
2007
hingga
2010.
Kecamatan Banjarnegara, Sigaluh, Madukara, dan Pejawaran termasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Lima daerah lainnya masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, yaitu Kecamatan Mandiraja, Bawang, Banjarmangu, Punggelan, dan Pandanarum. Dua kecamatan yaitu Kecamatan Purwareja Klampok dan Batur masuk dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan. Yang patut menjadi catatan adalah jumlah kecamatan yang masuk dalam kuadran daerah relatif tertinggal yang
mencakup
Purwanegara,
9
kecamatan, yaitu
Pagedongan,
Susukan,
Wanadadi,
Rakit,
Karangkobar, Pagentan, Wanayasa, dan Kalibening yang berarti tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita penduduk di sembilan kecamatan dalam kuadran tersebut lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan
ekonomi
dan
PDRB
per
kapita
Kabupaten Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 43
DAERAH CEPAT MAJU DAN CEPAT TUMBUH (I) (High Growth and High Income)
DAERAH BERKEMBANG CEPAT (II) (High Growth but Low Income)
Banjarnegara, Sigaluh, Madukara, dan Pejawaran
Mandiraja, Bawang, Banjarmangu, Punggelan, dan Pandanarum
DAERAH MAJU TAPI TERTEKAN (III) (High Income but Low Growth)
DAERAH RELATIF TERTINGGAL (IV) (Low Growth and Low Income)
Purwareja Klampok dan Batur
Susukan, Purwanegara, Pagedongan, Wanadadi, Rakit, Karangkobar, Pagentan, Wanayasa, dan Kalibening
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.6. Klasifikasi Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Menurut Tipologi Klassen Tahun 2007-2010 f.
Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan Angka mengenai
kemiskinan intensitas
memberi
penduduk
gambaran
dengan
tingkat
pendapatan terendah di suatu daerah. Peningkatan kesejahteraan suatu daerah, secara logis akan menurunkan pula angka kemiskinan. Jumlah
penduduk
miskin
Kabupaten
Banjarnegara tahun 2007 tercatat 232.900 jiwa atau 25,58%
dari
total
jumlah
penduduk.
Jumlah
tersebut turun menjadi 166.700 jiwa pada tahun 2010 atau 19,17% dari total penduduk. Penurunan angka
kemiskinan,
bernegasi
dengan
angka
penduduk di atas garis kemiskinan, yang berarti terjadi
peningkatan
tingkat
kesejahteraan
yang
ditunjukkan dengan persentase penduduk di atas garis kemiskinan di Kabupaten Banjarnegara yang mengalami peningkatan, dari 74,42% pada tahun 2007 menjadi 80,83% pada tahun 2010. Persentase penduduk di atas garis kemiskinan di Kabupaten Banjarnegara ditunjukkan pada grafik di bawah ini:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 44
Penduduk di atas garis kemiskinan (%)
74,42 2007
80,83
78,64
76,66
2008
2009
2010
Sumber: BPS Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.7. Penduduk di Atas Garis Kemiskinan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 g.
Angka Kriminalitas yang Tertangani Angka kriminalitas yang tertangani merupakan perbandingan antara jumlah tindak kriminal yang tertangani dalam waktu satu tahun di Kabupaten Banjarnegara dengan jumlah penduduk kemudian dikalikan
10.000.
kriminalitas
Pada
yang
tahun
tertangani
2007
angka
sebesar
1,97,
sedangkan tahun 2010 terjadi sebesar 3,59. Angka kriminalitas yang tertangani
1,97 2007
3,59
2,73
1,80 2008
2009
2010
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.8. Angka Kriminalitas yang Tertangani di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 Kriminalitas
yang
terjadi
di
Kabupaten
Banjarnegara rata-rata sebanyak 206,80 kasus per tahun dengan angka terbesar pada kasus pencurian dengan rata-rata 93,67 kasus per tahun dan kasus pencurian kendaraan bermotor dengan rata-rata 35 kasus per tahun. Banyaknya kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara disajikan pada tabel di bawah ini :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 45
Tabel 2.18. Banyaknya Kejahatan yang Terjadi di Kabupaten Banjarnegara Menurut Jenisnya Tahun 2007-2010 Jenis
2007
Perampokan
2008 -
Pencurian
2009 -
94
2010 -
-
56
102
123
Penggelapan
9
7
10
36
Penipuan
9
13
21
33
Pemerasan
-
2
-
1
Pengrusakan
1
-
2
2
Pembunuhan
1
2
2
-
Pemerkosaan
-
2
1
2
Penganiayaan:
8
6
Perzinahan
-
-
Kebakaran
18
Curanmor
8
14
1
1
14
19
2
25
30
37
53
Uang Palsu
1
1
1
1
Pengeroyokan
3
4
4
13
Narkotika
-
-
1
9
KDRT
2
1
4
9
Perjudian
6
18
21
18
Illegal Logging
2
3
5
4
Perlindungan Anak
-
2
3
8
Pencabulan
-
2
2
-
Penyalahgunaan Sajam
-
1
-
1
Trafficking
-
1
-
1
Laporan Palsu
-
-
-
1
Perbuatan Tidak Menyenangkan
-
-
-
2
-
-
3
-
UU No. 23/02
-
-
2
-
Ambil Obat Tanpa Izin
-
-
1
-
Memelihara Satwa Lindung
-
-
1
1
Lalai Menyebabkan Kematian
-
-
1
-
Percobaan Pencurian
-
-
1
-
Pertambangan Tanpa Izin
Jumlah
179
165
253
335
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
h.
Indeks Kinerja Ekonomi Daerah Bappenas dan UNDP dalam sebuah studi membuat formula untuk mengetahui perkembangan ekonomi daerah secara umum. Formula tersebut menggunakan Indeks Kinerja Ekonomi (IKE) daerah yang merupakan rata-rata tertimbang dari 4 (empat) indikator ekonomi yaitu: pertumbuhan PDRB non
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 46
Migas, Pertumbuhan PDRB per Kapita, rasio PDRB Kabupaten terhadap PDRB Provinsi, dan angka penduduk di atas garis kemiskinan sebagai variabel pengukurnya. Dari hasil pengukuran Indeks Kinerja Ekonomi (IKE) yang dilakukan dari tahun 2007-2010, tampak bahwa kinerja ekonomi pemerintah menunjukkan tren
yang
positif.
Indeks
pada
tahun
2007
menunjukkan angka sebesar 20,03%, dan indeks kinerja pada tahun 2010 mengalami perbaikan dengan angka perolehan sebesar 22,84%. Tabel 2.19. Indeks Kinerja Ekonomi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 Pertum
Pertum
buhan
buhan
PDRB
PDRB
non-Migas
per Kapita
2007
5,01%
4,29%
2008
4,98%
2009 2010
Tahun
RataRata
Rasio PDRB
100-
Indeks
Angka
Kinerja
Kemis
Ekonomi
kinan
(IKE)
1,57%
72,82%
20,92%
4,10%
1,56%
76,66%
21,83%
5,11%
4,21%
1,56%
78,64%
22,38%
4,89%
4,10%
1,54%
80,83%
22,84%
5,00%
4,18%
1,56%
77,24%
21,99%
Kabupaten Terhadap PDRB Propinsi
Sumber: Bappeda Kab. Banjarnegara 2011
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial a.
Angka Melek Huruf Angka
melek
huruf
direpresentasikan
oleh
persentase jumlah penduduk usia di atas 15 tahun sampai usia 44 tahun yang melek huruf. Angka melek huruf di Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2007
hingga
2011
menunjukkan
tren
yang
meningkat dari 97,55% pada tahun 2007 menjadi 99,96% pada tahun 2011, melebihi target provinsi sebesar 99,20% dan nasional sebesar 95%. Pada tahun 2011 masih terdapat 0,80% atau 281 orang penduduk yang buta aksara. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 47
Angka Melek Huruf (%)
97,55 2007
99,96
99,64
98,50
2008
2009
2010
99,96
2011
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.9. Angka Melek Huruf di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Angka Rata-Rata Lama Sekolah Angka
rata-rata
lama
sekolah
(years
of
schooling) adalah sebuah angka yang menunjukkan lamanya bersekolah seseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengan Tingkat Pendidikan Terakhir (TPT). Angka ini diperoleh dengan menghitung ratarata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Banjarnegara mengalami peningkatan tiap tahunnya dari 5,98 tahun pada 2007, menjadi sebesar 6,33 tahun pada 2010. Angka rata-rata lama sekolah (tahun) 6,33 6,20 5,98 2007
5,98 2008
2009
2010
Sumber: BPS Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.10. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 c.
Angka Rata-Rata Lama Belajar Angka rata-rata lama belajar merupakan angka rata-rata lama belajar siswa pada suatu jenjang pendidikan. Angka rata-rata lama belajar untuk jenjang SD/MI masih perlu diperbaiki, dimana
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 48
waktu penyelesaian jenjang pendidikan SD/MI yang seharusnya diselesaikan dalam waktu 6 tahun, tahun pada tahun 2011 realisasinya diselesaikan dalam waktu 6,36 tahun.
Tahun
7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 2007
2008
2009
2010
2011
SD/MI
6,37
6,27
6,39
6,37
6,36
SMP/MTs
3,01
3,00
3,01
3,01
3,00
SMU/SMK/MA
3,01
3,00
3,01
3,00
3,00
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.11. Angka Rata Rata-Rata Rata Lama Belajar di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 2010 d..
Angka Partisipasi Kasar Angka siswa
partisipasi
yang
kasar
bersekolah
adalah
pada
persentase
suatu
jenjang
pendidikan tertentu dari jumlah penduduk di usia tertentu. penduduk
APK
menunjukkan
secara
umum
tingkat di
partisipasi
suatu
tingkat
pendidikan. APK merupakan indikator sederhana yang menunjukkan daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing masing jenjang pendidikan. Pada
jenjang
SD/MI,
A APK
mengalami
penurunan dari 101,89% pada tahun 2007 menjadi 97,31% pada tahun 2011, belum mencapai target provinsi sebesar 110,00% dan nasional 117,20%. APK SMP/MTs mengalami penurunan pen dari 92,47% pada tahun 2007 menjadi 80,8 ,83% pada tahun 2011, belum mencapai target provinsi sebesar 98,00% dan nasional
99,30%.
Pada ada
jenjang
SMA/MA/SMK
terjadi peningkatan dari 44,49% pada tahun 2007 menjadi 52,47% % pada tahun 2011, 201 namun juga belum mencapai target provinsi sebesar 70,00% dan nasional 73,00%. Penyebab tidak tid tercapainya target RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 49
APK diantaranya adalah kurangnya kurang pemerataan akses
pendidikan
khususnya
pada
jenjang
SMA/MA/SMK dimana pendirian sekolah masih terpusat pada beberapa kecamatan saja. Dalam rangka peningkatan APK jenjang SMP/MTs salah satunya adalah den dengan gan pendirian SMP Satu Atap, sedangkan pada jenjang SMA/MA/SMK dengan pendirian Unit Sekolah Baru (USB) di beberapa kecamatan. 120,00 100,00 %APK
80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 2007
2008
2009
2010
2011
SD/MI/Paket A
101,89
102,28
103,88
103,95
97,31
SMP/MTs/Paket B
92,47
95,21
95,71
95,81
80,83
SMA/SMK/MA/Paket C
44,49
49,96
50,39
51,06
52,47
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.12. Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 e.
Angka Partisipasi Murni Angka partisipasi murni adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.
APM
penduduk
menunjukkan
usia
sekolah
partisipasi tertentu
di
sekolah tingkat
pendidikan tertentu. APM merupakan indikator daya serap pendidikan berdasarkan usia standar di setiap jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SD/MI mengalami peningkatan dari 93,14% pada tahun 2007 menjadi 9 96,93% pada tahun 201 2011, belum mencapai target et provinsi sebesar 98,00% 98,00%,, tetapi sudah melampaui target nasional sebesar 95,20%. Pada ada jenjang SMP/MTs menurun men RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 50
dari 83,46% pada tahun 2007 menjadi 78,76% pada tahun 2011, tetapi sudah melampaui target nasional sebesar 74,00%. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK mengalami peningkatan dari 40,21% pada tahun 2007 menjadi 45,14% 45, pada tahun 2011. 120,00 100,00 %APM
80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 2007
2008
2009
2010
2011
SD/MI/Paket A
93,14
96,67
97,41
98,05
96,93
SMP/MTs/Paket B
83,46
83,96
87,70
88,29
78,76
SMA/SMK/MA/Paket C
40,21
43,77
45,29
45,91
45,14
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.13. Angka Partisipasi Murni Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 1
f.
Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi (usia 0-11 11 bulan) di suatu wilayah pada kurun waktu satu tahun (bayi lahir mati tidak masuk dalam hitungan). Tren AKB dalam 5 tahun terakhir fluktuatif dan cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan target AKB (SPM: (SPM 11,90/1.000 KH),
Angka
Kematian an
Bayi
di
Kabupaten
Banjarnegara tahun 2011 adalah 15,78 15, per 1.000 Kelahiran Hidup, menunjukk kan adanya penurunan angka
bila
dibandingkan
kondisi
tahun
2007,
namun belum mencapai target yang diharapkan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Data Angka Kematian an Bayi tahun 2007-2011 2007 sebagaimana mana pada gambar di bawah ini:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 51
Angka Kematian Bayi
2007
19,90
18,56
16,03
2008
15,78
15,48
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.14. Angka Ke Kematian Bayi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Beberapa
faktor
yang
menyebabkan
AKB
masih tinggi di Banjarnegara hingga tahun 2011 adalah seb sebagai berikut: 1..
Kejadian kegawatan pada bayi sulit diduga sebelumnya, sedangkan kemampuan pemberi pelayanan di tingkat dasar terbatas; terbatas
2..
Masyarakat penting
cenderung
melakukan
tidak
rujukan
menganggap pada
kasus
kegawatan bayi usia muda sehingga seringkali terjadi keterlambatan penanganan; penanganan 3..
Tingginya angka kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun, mengakibatkan kelahiran bayi risiko tinggi. Terbangunnya kerja sama antara pelayanan
kebidanan tingkat dasar dan rujukan dan komitmen yang tinggi dari para personilnya dengan dukungan lintas program dan lintas sektor serta anggaran Kesehatan
Ibu
keberh keberhasilan asilan
dan
dalam
Anak
sangat
upaya
menentukan
penurunan
AKB.
Disamping itu kemampuan pemberi pelayanan di tingkat dasar perlu ditingkatkan dengan deng pelatihanpelatihan teknis serta pemenuhan sarana prasara prasarana di PKD dan Puskesmas. g.
Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu adalah angka kematian seorang perempuan selama kehamilannya sampai 42
hari
setelah
pengakhiran
kehamilan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
yang II - 52
disebabkan
oleh
berhubungan
berbagai
dengan
penyebab
kehamilan
yang
atau
proses
penanganannya tetapi tidak karena kecelakaan. Selama lima tahun terakhir Angka kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banjarnegara cenderung fluktuatif. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mempercepat penurunan AKI mengingat penyebab kematian ibu merupakan hal yang bisa dicegah apabila
terdeteksi
secara
dini.
Kegiatan
yang
dilakukan antara lain: 1.
Meningkatkan
kualitas
tenaga
kesehatan
melalui pendidikan & pelatihan ((Penanganan Obstetri Neonatal Esensial Dasar (PONED), LSS (Life Saving Skill), Manajemen Asfiksia dan BBLR, pendidikan Bidan minimal
DIII, dan
Asuhan Persalinan Normal); 2.
Peningkatan kualitas pemeriksaan ibu hamil (Ante Natal Care) di Puskesmas dan Bidan Praktek Swasta;
3.
Program
Perencanaan
Persalinan
dan
Pencegahan Komplikasi (P4K); 4.
Audit
Maternal
Perinatal
(AMP)
di
tingkat
masyarakat (social) dan institusi (Medis); 5.
Advokasi dan komitmen bersama Lintas sektor dan
Lintas
Program
dalam
percepatan
penurunan AKI dan AKB melaui DTPS-MPS (Distric Team Problem Solving Making Pregnancy Safer); 6.
Memperkuat sistem rujukan dari Puskesmas dan Jaringannya ke 3 (tiga) Rumah sakit sebagai pelaksana PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Komprehensif);
7.
Membangun
Kemitraan
antara
Bidan
dan
dukun bayi; 8.
Perawatan Berkala ibu hamil keluarga kurang mampu non jamkesmas;
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 53
Berbagai upaya tersebut telah menunjukan keberhasilan. Pada tahun 2011 Angka Kematian Ibu menunjukan angka 74,29 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Hal
ini
sudah
melampaui
target
SPM
(100/100.000 KH). Angka Kematian Ibu 140,30
125,20
105,98
74,29
61,18
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.15. Angka Kematian Ibu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 h.
Angka Usia Harapan Hidup Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut
umur.
Angka
usia
harapan
hidup
merupakan indikator kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan
penduduk
pada
umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka
usia
harapan
hidup
di
kabupaten
banjarnegara disajikan dalam tabel di bawah ini: Usia Harapan Hidup (Tahun)
68,51 2007
68,72
2008
68,88
2009
69,04
2010
Sumber: BPS Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.16. Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 Angka Usia Harapan Hidup di Kabupaten Banjarnegara mulai tahun 2007 sampai dengan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 54
2010 menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2010, usia harapan hidup di Banjarnegara mencapai 69,04 tahun. Angka tersebut masih lebih rendah daripada
angka
nasional
sebesar
69,4
tahun.
Namun demikian, peningkatan angka usia harapan hidup tersebut menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Banjarnegara. i.
Persentase Balita Gizi Buruk Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita keseluruhan. Angka prevalensi gizi kurang pada anak balita dari tahun 2007-2011 Kabupaten Banjarnegara
mengalami
penurunan
yang
menunjukkan peningkatan kualitas gizi masyarakat, khususnya balita. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang terserap dalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena gizi memberikan pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh. Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan
tubuh,
tetapi
juga
berperan
dalam
peningkatan kecerdasan. Gizi yang diperlukan oleh otak
dan
terpenuhi
sesuai
dengan
standar
kecukupannya, akan mampu berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya. Peningkatan gizi pada balita ini dipengaruhi oleh peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi, melalui
kegiatan
sosialisasi
dan
penyuluhan,
perbaikan ekonomi keluarga, perbaikan perilaku pengasuhan, konsumsi makanan yang mengikuti kaidah
gizi
dan
kesehatan
dan
peningkatan
kesehatan ibu dan anak. Jumlah balita gizi buruk sebanyak 54 anak (2008), 36 anak (2009), 32 anak (2010), dan 22 anak (2011).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 55
Gizi buruk balita (%)
0,07
0,06 0,04
0,01 2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.17. Persentase Balita Gizi Buruk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 j.
Cakupan
Pelayanan
Masyarakat
Kesehatan
Miskin
Rujukan
Non
Bagi Kuota
Jamkesmas/Jamkesda Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin merupakan salah satu program penanggulangan kemiskinan dalam rangka pemberian hak dasar, pengurangan beban hidup, serta perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin. Berdasarkan data kajian pembiayaan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara menyebutkan bahwa
jumlah
masyarakat
miskin
berdasarkan
kriteria masalah kesehatan berjumlah 593.534 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 443.472 jiwa sudah masuk
kuota
Jamkesmas
(BPS,
2010),
dan
sebanyak 8.642 jiwa tercakup dalam Jamkesda Pratama, sehingga terdapat 141.420 jiwa penduduk miskin yang belum masuk kuota Jamkesmas dan Jamkesda. Sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan,
dalam
kurun
waktu
5
(lima)
terakhir,
seluruh masyarakat miskin
tahun
non kuota
Jamkesmas maupun Jamkesda yang memerlukan pelayanan kesehatan rujukan telah dilayani oleh RSUD
Banjarnegara
dengan
menggunakan
anggaran yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah. Rata-rata jumlah masyarakat miskin non kuota yang dilayani adalah sebanyak 1.000-1.500 orang dalam satu tahun. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 56
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat miskin non kuota Jamkesmas/Jamkesda (%)
100
100
2007
100
2008
100
2009
100
2010
2011
Sumber: RSUD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.18. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat Miskin Non Kuota Jamkesmas/Jamkesda di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 k.
Rasio Penduduk yang Bekerja (Kesempatan Kerja) Rasio
penduduk
yang
bekerja
merupakan
perbandingan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dengan angkatan kerja. Rasio ini menggambarkan hubungan antara angkatan kerja dengan
kemampuan
penyerapan
tenaga
kerja,
dengan kata lain rasio ini merupakan gambaran atas permintaan tenaga kerja (demand for labour). Capaian pada tahun 2007 adalah 0,95, angka capaian mengalami kenaikan pada tahun 2010 menjadi 0,97.
Hal ini berarti 3% angkatan kerja
belum mendapat pekerjaan. Rasio penduduk yang bekerja 0,98
0,95 2007
2008
0,97
0,95 2009
2010
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.19. Rasio Penduduk yang Bekerja Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga a.
Kebudayaan Pembangunan
bidang
kebudayaan
memiliki
peran penting dalam proses pembentukan karakter bangsa. Nilai-nilai tradisi positif yang diwariskan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 57
dalam bentuk kearifan lokal harus dikembangkan dan diperkuat dengan terus meminimalisasi tradisi dan
budaya
negatif
yang
dapat
melemahkan
bidang
kebudayaan
pembangunan karakter. Sasaran
pembangunan
meliputi pengembangan nilai budaya, pengelolaan kekayaan budaya,
budaya,
perlindungan
benda
cagar
pengelolaan
keragaman
budaya,
serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi inovatif.
Pembangunan
dan
pengembangan
kebudayaan di Kabupaten Banjarnegara dilakukan melalui penyelenggaraan festival dan even budaya, pemeliharaan
benda
pengembangan
cagar
budaya
budaya,
daerah,
fasilitasi
pemberdayaan
pengelolaan museum dan taman budaya, serta pemberian penghargaan kepada para inovator dan peneliti melalui kegiatan Riset Unggulan Daerah (RUD),
dan
Kreasi
dan
Inovasi
Tepat
Guna
(Kreanova). b.
Kesenian Kesenian di Kabupaten Banjarnegara sangat kental
dengan
nuansa
Banyumasan.
Beragam
produk kesenian mulai dari Tari Geol Banjarnegara, Tari Topeng Dieng, Tari Aplang, Rodad, Ujungan hingga
produk
seni
berupa
kerajinan
seperti
Keramik Klampok, Batik Tulis Gumelem, Kerajinan Bambu Mandiraja, dan lain-lain memperkaya seni dan kreasi masyarakat di Kabupaten Banjarnegara. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan pelestarian kesenian melalui penyelenggaraan festival seni dan pembinaan terhadap kelompok kesenian. Jumlah kelompok kesenian di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 sebanyak 690 kelompok, yang terdiri dari kelompok seni tari, seni musik, seni
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 58
pedalangan, seni karawitan, seni rupa, dan seni teater. Tabel 2.20. Data Jumlah Kelompok Kesenian di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 Jumlah Kelompok Kesenian Seni Tari Tahun
Seni Musik
Seni Rupa Seni Pedal angan
Seni Kara witan
14
50
356
12
35
347
0
29
0
25
Tradi sional
Mo der n
Tradi sional
Reli gius
Mo der n
2006
288
0
40
373
2007
267
0
38
2008
261
0
2009
250
2010
241
Seni Teater Tra M disi od ona er l n
Jml
Lu kis
Ba tik
Kera mik
28
5
5
15
5
0
823
49
26
5
6
13
4
0
776
12
46
25
5
5
12
3
3
754
330
10
41
23
4
4
11
5
3
710
325
8
39
21
3
6
14
4
4
690
Sumber: Dinbudpar Kab. Banjarnegara 2011
c.
Pemuda dan Olahraga Pembangunan peranan
kepemudaan
strategis,
karena
memegang pembangunan
kepemudaan merupakan kaderisasi bagi pelaku pembangunan di masa depan. Pembinaan terhadap organisasi kepemudaan dilakukan agar organisasi kepemudaan sebagai kantong pengkaderan pemuda dapat memberi sumbangan yang positif terhadap proses pembangunan. Pada
tahun
kepemudaan,
27
2010
terdapat
organisasi
24
olahraga,
organisasi 16
klub
olahraga, 4 gedung olahraga, 46 lapangan olahraga, 7 kegiatan kepemudaan, dan 5 kegiatan olahraga. Prestasi yang diperoleh di bidang kepemudaan dan olahraga
diantaranya
meningkatnya
peringkat
Kabupaten Banjarnegara dalam Pekan Olahraga Provinsi (POPDA SMP/MTs) dari peringkat ke-5 menjadi peringkat ke-3 dengan perolehan 11 medali emas, 4 perak, dan 4 perunggu. Pada POPDA untuk tingkat SMA/SMK/MA, Kabupaten Banjarnegara juga mengalami perbaikan peringkat dari posisi ke-9
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 59
ke posisi 6 dengan perolehan 6 emas, 3 perak, dan 2 perunggu. Berikut ini disajikan tabel rasio klub dan gedung olah raga di Kabupaten Banjarnegara: Tabel 2.21. Rasio Klub dan Gedung Olahraga di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011 Tahun
Uraian Indikator 2008
2009
2010
2011
Jumlah Klub Olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0016
0,0016
0,0016
0,0016
Jumlah Gedung Olahraga per 10.000 jumlah penduduk
0,0003
0,0003
0,0004
0,0004
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
2.3. Aspek Pelayanan Umum 2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib 1.
Pendidikan Pendidikan memegang peranan strategis dalam kelanjutan
proses
pendidikan,
pembangunan.
diharapkan
akan
Melalui
tercipta
manusia
dengan karakter dan kemampuan yang unggul. Pembangunan pendidikan seperti yang tertuang dalam rencana strategis Kementerian Pendidikan Nasional memiliki 5 (lima) aspek, yaitu ketersediaan, keterjangkauan,
kualitas,
kesetaraan,
dan
keterjaminan. Selain dalam
berdasarkan bidang
Renstra
Kemendiknas,
pendidikan
perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian yang dilakukan didasarkan
pada
pendidikan,
yaitu:
3
(tiga)
1).
pilar
upaya
pemerataan
perluasan akses pendidikan; mutu,
relevansi,
pendidikan; akuntabilitas,
dan
dan 3).
dan
pembangunan
2). peningkatan
daya
saing
peningkatan citra
dan
publik
keluaran
tata
kelola,
pengelolaan
pendidikan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 60
Tabel di bawah ini menunjukkan ketersediaan sekolah di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011 dirinci menurut kecamatan : Tabel 2.22. Jumlah Sekolah per Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 Kecamatan
Jumlah Sekolah SMP/ SD/MI MTs
TK
SMA/ SMK/MA
Susukan Purwareja Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarnegara Pagedongan
22 20 20 25 14 16 8
55 43 60 57 51 42 39
5 6 10 9 7 13 8
6 1 1 5 11 2
Sigaluh
13
29
4
3
Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan Karangkobar Pagentan
19 18 11 32 25 8 5
36 41 34 53 70 32 32
7 5 6 7 11 6 6
1 1 3 2 1 3 -
6 4 13 6 7 292
39 28 46 40 23 850
8 4 7 9 4 142
1 1 2 2 46
Pejawaran Batur Wanayasa Kalibening Pandanarum Jumlah
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
1.1. Pendidikan Dasar a.
Angka Partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Secara sederhana APS adalah jumlah murid usia pendidikan
tertentu
yang
masih
menempuh jenjang pendidikan tertentu per 1.000 orang jumlah penduduk usia pendidikan
tertentu
tersebut.
Perkem-
bangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 61
usia 7-12 tahun mengalami peningkatan dari 95,49% pada tahun 2007 menjadi 96,95% pada tahun 2011. Sedangkan, APS usia 13-15 tahun mengalami penurunan dari 81,77% pada tahun 2007 menjadi 80,57% pada tahun 2011. Usia 7-12 th
Usia 13-15 th
81,77
87,28
91,82
91,54
80,57
95,49
98,26
98,54
99,60
96,95
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.20. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rasio
Ketersediaan
Sekolah
terhadap
Penduduk Usia Sekolah Rasio
ini
ketersediaan penduduk
menggambarkan
tingkat
sekolah
jumlah
usia
per
sekolah.
Capaian
ketersediaan sekolah dengan penduduk usia setiap
sekolah
mengalami
tahunnya
meningkatnya
peningkatan
seiring
jumlah
sekolah.
dengan Pada
jenjang SD/MI meningkat dari 79,42% pada tahun 2007 menjadi 80,37% pada tahun 2011. Begitu juga pada jenjang SMP/MTs meningkat dari 23,41% pada tahun 2007 menjadi 27,95% pada tahun 2011.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 62
SD/MI
SMP/MTs
79,42
82,67
82,75
82,07
80,37
23,41
25,92
31,50
32,78
27,95
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.21. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Rasio Guru terhadap Murid Rasio
ini
menggambarkan
tingkat
perbandingan guru terhadap murid. Rasio guru dan murid pada jenjang pendidikan dasar selama tahun 2007-2011 sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
pendidikan
mensyaratkan
rasio
dasar guru
dan
yang murid
sebesar 1:32. Tabel 2.23. Rasio Guru terhadap Murid Pendidikan Dasar di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Uraian Indikator
2007
2008
2009
2010
2011
Rasio Guru : Murid SD/MI
1:16
1:14
1:15
1:15
1:15
Rasio Guru : Murid
1:19
1:19
1:16
1:17
1:15
SMP/MTs Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
1.2. Pendidikan Menengah a.
Angka Partisipasi Sekolah Angka Partisipasi Sekolah pendidikan menengah (usia 16-18 tahun) mengalami peningkatan dari 38,54% pada tahun 2007 menjadi 44,66% pada tahun 2011.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 63
Angka Partisipasi Sekolah Usia 16-18 th
2007
47,13
46,45
40,12
38,54
2008
2009
2010
44,66
2011
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.22. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Menengah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rasio
Ketersediaan
Sekolah
terhadap
Penduduk Usia Sekolah Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk
usia
sekolah
pada
jenjang
SMA/MA/SMK meningkat dari 9,52% (42 unit sekolah) pada tahun 2007 menjadi 10,24% (46 unit sekolah) pada tahun 2011. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap Penduduk Usia Sekolah
9,75
9,52
9,75
10,24
8,61
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.23. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Menengah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Rasio Guru terhadap Murid Pencapaian rasio guru dan murid pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun 2011 adalah sebesar 1:16. Jumlah ini menunjukkan tren menurun sejak tahun 2007.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 64
Tabel 2.24. Rasio Guru terhadap Murid Pendidikan Menengah Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Uraian Indikator Rasio Guru: Murid
2007
2008
2009
2010
2011
1:19
1:18
1:17
1:17
1:16
SMA/SMK/MA Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
1.3. Fasilitas Pendidikan Capaian
pembangunan
fasilitas
pendidikan direpresentasikan dengan besaran ruang kelas dalam kondisi baik. Ruang kelas yang kondisinya baik pada jenjang SD di tahun 2011 mencapai 66,71% atau terdapat 33,29% ruang
kelas
masih
dalam
kondisi
rusak
ringan/berat (1.375 ruang kelas). Pada jenjang SMP mencapai 80,75% atau terdapat 19,25% ruang kelas dalam kondisi rusak ringan/berat (196 ruang kelas). Pada jenjang SMA/SMK 91,56% ruang kelas dalam kondisi baik, atau masih ada 8,44% ruang kelas dalam kondisi rusak ringan/berat (45 ruang kelas). SD
SMP
SMA/SMK
87,97
87,92
87,28
90,17
91,56
86,22
84,41
82,12
79,70
80,75
55,05
59,39
65,64
66,50
66,71
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.24. Ruang Kelas Kondisi Baik Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 1.4. Pendidikan Anak Usia Dini Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengalami peningkatan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 65
dari 49,07% pada tahun 2007 menjadi 60,68% 6 pada tahun 2011, belum mencapai target provinsi
sebesar
65,00%
tetapi
sudah
melampaui target nasional sebesar 56,70%. APK PAUD (%)
2007
69,05
54,36
51,55
49,07
2008
2009
60,68
2010
2011
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.25.. Angka Partisipasi Kasar PAUD Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007-2011 2007 1..5. Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah pada tahun 2011 201 pada jenjang SD/MI mencapai 0,29% (313 siswa),, SMP/MTs mencapai 0,99% 0, (397 siswa), sedangkan
pada
jenjang
SMA/MA/SMK
mencapai 1,19% (254 siswa). siswa) Masih tingginya angka putus sekolah khususnya pada jenjang SMA/MA/SMK
diantaranya
karena
faktor
ekonomi keluarga. Sedangkan pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs beberapa faktor yang mempengaruhi engaruhi diantaranya adalah kurangnya kesadaran
orang
tua
akan
pentingnya
pendidikan bagi anak dan faktor ekonomi. SD/MI 1,92
SMP/MTs
SMA/SMK/MA
2,00 1,36 1,14
0,71 0,24
0,63 0,17
2007
0,760,86
2008
0,19
0,27
2009
2010
1,19 0,99 0,29
2011
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.26. Angka Putus Sekolah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 66
1.6. Angka Kelulusan a.
Angka Kelulusan Angka mengalami
kelulusan
jenjang
peningkatan
dari
SD/MI 96,84%
(17.636 dari 18.212 siswa) pada tahun 2007 menjadi 99,85% 5% (15.678 dari 15.702 siswa) pada tahun 2011. 201 Begitu juga dengan jenjang SMP/MTs meningkat dari 84,43% (8.708 dari 10.314 siswa) sisw menjadi 96,44% (11.729 dari 12.162 siswa), siswa) dan pada
jenjang
SMA/MA/SMK
angka
kelulusan mengalami peningkatan dari 95,59% (4.685 dari 4.901 siswa) menjadi 99,93% (6.129 dari 6.133 siswa). siswa) Angka Kabupaten
kelulusan Banjarnegara
sekolah
di
ditampilkan
dalam m tabel di bawah ini : SD/MI
98,00
95,59
94,29
95,59
84,43
84,86
2007
2008
SMP/MTs
SMA/SMK/MA
98,21
99,19 97,65 97,27
99,85 99,93 96,44
2010
2011
93,23 89,63
2009
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.27. Angka Kelulusan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007 2007-2011 b.
Angka Melanjutkan Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs mengalami peningkatan dari 80,09% (14.125 dari 17.636 siswa) pada tahun 2007 menjadi 87,98% 8 (13.794 dari 15.678
siswa)
Sedangkan
pada
angka
tahun
melanjutkan
201 2011. dari
SMP/MTs ke SMA/MA/SMK mengalami RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 67
penurunan dari 72,57% (6.319 dari 8.708 siswa) pada tahun 2007 menjadi 69,06% 6 (8.100 dari 11.729 siswa) pada tahun 2011..
Beberapa
mempengaruhi melanjutkan
faktor
yang
pencapaian
adalah
masih
angka kurangnya
kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anak, faktor ekonomi keluarga, dan belum meratanya akses pendidikan
khususnya nya
pada
jenjang
SMA/MA/SMK, dimana pendirian sekolah hanya terpusat pada beberapa kecamatan saja. SD/MI ke SMP/MTs 80,09 72,57
80,66 68,61
2007
2008
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 91,44 76,33
2009
89,87
87,98
67,19
2010
69,06
2011
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.28. Angka Melanjutkan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 1..7. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/DIV Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4 pada jenjang SD mencapai 49,63% 49 (2.708 guru dari 5.456 guru) pada tahun 2011, 201 pada jenjang SMP mencapai 90,55% % (1.810 guru dari 1.999 guru), dan pada jenjang SMA mencapai 96,64% (460 guru dari 476 guru). guru) Pada jenjang SMK K guru yang memiliki kualifikasi S1/D4 mencapai 95,60% (630 guru dari 659 guru). guru)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 68
Tabel 2.25. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/DIV (%) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Uraian Indikator
2007
Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
2008
2009
2010
2011
9,06
10,25
11,93
26,71
49,63
77,76
82,92
85,01
89,10
90,55
82,19
91,54
96,18
95,78
96,64
87,59
93,04
94,92
89,89
95,60
Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
2.
Kesehatan a.
Rasio Posyandu per Satuan Balita Jumlah
posyandu
di
Kabupaten
Banjarnegara mengalami fluktuasi, berturutturut mulai tahun 2007 adalah 1.728; 1.587 pada tahun 2008; 1.493 pada tahun 2009; 1.598 pada tahun 2010, dan 1.592 pada tahun 2011. Jumlah
posyandu
yang
fluktuatif
disebabkan oleh beberapa hal seperti kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang mengelolanya. posyandu
Namun
dengan
demikian jumlah
proporsi
balita
di
Banjarnegara sudah sesuai dengan target, yaitu 1 Posyandu untuk 50 balita (20/1000). Tabel 2.26. Rasio Posyandu per Satuan Balita Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Uraian Indikator Rasio Posyandu per Satuan Balita
Tahun 2007
2008
2009
2010
2011
20/1000
20/1000
20/1000
20/1000
20/1000
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
b.
Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per 30.000 Penduduk Jumlah
Puskesmas
di
Banjarnegara
sebanyak 35 buah, terdiri dari 12 Puskesmas RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 69
rawat inap dan 23 Puskesmas rawat jalan. Dari keseluruhan Puskesmas, sebanyak 15 buah (42,86%) mengalami rusak berat. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja Puskesmas secara keseluruhan dan berdampak pada kepercayaan masyarakat dalam menggunakan Puskesmas. Sedangkan jumlah Pustu sebanyak 42 unit, dan
poliklinik
sebanyak
20
unit.
Rasio
Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu di Kabupaten Banjarnegara adalah sebanyak 1 per 30.000 orang penduduk. Tabel 2.27. Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per 30.000 Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Uraian Indikator Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu per 30.000 Penduduk
2007
2008
2009
2010
2011
0,1/1.000
0,1/1.000
0,1/1.000
0,1/1.000
0,1/1.000
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
c.
Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk Jumlah rumah sakit umum di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 3 buah, terdiri dari RSUD milik pemerintah, RS Islam dan RS Emanuel. penduduk
Rasio
Rumah
sebesar
Sakit
0,003,
per
artinya
1000 1
RS
melayani 330.333 jiwa, sedangkan idealnya 1 RS
melayani
100.000
penduduk,
sehingga
masih membutuhkan 3,3 Rumah Sakit. Tabel 2.28. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Uraian Indikator Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk
Tahun 2007
2008
2009
2010
2011
0,004/ 1.000
0,004/ 1.000
0,004/ 1.000
0,004/ 1.000
0,003/ 1.000
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 70
d.
Rasio Dokter per 100.000 Penduduk Jumlah dokter di Kabupaten Banjarnegara berturut-turut sebanyak 122 orang pada tahun 2010, 127 orang pada tahun 2011. Jumlah tersebut masih jauh dari standar yang ada, karena rasio dokter dengan jumlah penduduk hanya 0,129 orang dokter per 1000 penduduk, atau sebanyak 1 orang dokter melayani 7.751 jiwa, sedangkan rasio standar adalah sebanyak 1 orang dokter melayani per 2500 penduduk: Rasio dokter 0,129 0,125
0,123 0,120 2007
0,120 2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.29. Rasio Dokter per 100.000 Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 e.
Rasio Tenaga Medis per 100.000 Penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk adalah jumlah dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis, perawat, perawat gigi dan bidan dibagi jumlah penduduk dalam kurun waktu yang sama. Rasio ini menunjukkan seberapa besar ketersediaan tenaga kesehatan dalam
memberikan
penduduk. penduduk
Rasio pada
pelayanan
tenaga tahun
medis 2011
kepada per
tercapai
1000 1,1
artinya 1 orang tenaga medis melayani 909 jiwa.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 71
Rasio tenaga medis 1,14 1,13
1,13
2007
1,14
1,13
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.30. Rasio Tenaga Medis per 100.000 Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 f.
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Cakupan ditangani
komplikasi
adalah
ibu
kebidanan
dengan
yang
komplikasi
kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan dasar
terlatih
dan
Puskesmas
pada
rujukan
tingkat
(Polindes,
PONED,
pelayanan Puskesmas,
Rumah
Bersalin,
RSIA/RSB, RSU, dan RSU PONEK). Cakupan
komplikasi
kebidanan
yang
ditangani pada tahun 2011 sebanyak 97,83%, dengan jumlah komplikasi kebidanan sebanyak 3.181
kasus
dan
yang
berhasil
ditangani
sebanyak 3.112 kasus. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%) 100
100
99,30
97,83
90,00 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.31. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 72
g.
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
yang
Memiliki
Kompetensi
Kebidanan Cakupan
pertolongan
persalinan
oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan
pertolongan
persalinan
oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
yaitu
tahun
2007
sebesar
75,90%, tahun 2008 sebesar 82,70%, tahun 2009 sebesar 86,60%, tahun 2010 sebesar 87%, dan tahun 2011 sebesar 87,94%. Hal tersebut disebabkan antara lain Kemitraan Bidan dan dukun bayi belum terlaksana di semua kecamatan. Cakupan pertolongan persalinan (%) 87,00
86,60
82,70
87,94
75,90
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.32. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 h.
Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) UCI (Universal Child Immunization) ialah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, WUS dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT,
4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 73
1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis TT. Anak sekolah tingkat dasar meliputi, 1 dosis DT, 1 dosis campak, 2 dosis TT. Meskipun cakupan desa UCI tiap tahun selalu naik, tetapi hal tersebut masih belum memuaskan karena masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu 100%. Hal tersebut dikarenakan perhitungan cakupan imunisasi masing-masing sasaran
antigen
awal
berdasarkan
masih
tahun
jumlah
berdasarkan
(estimasi),
sasaran
riil.
bukan Padahal
biasanya jumlah sasaran riil lebih rendah daripada
estimasinya.
Hingga
tahun
2011
jumlah cakupan desa/kelurahan UCI sebanyak 259 desa/kelurahan. Cakupan desa mencapai UCI (%) 83,45
2007
88,13
70,86
2008
93,20
87,76
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.33. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 i.
Cakupan
Balita
Gizi
Buruk
Mendapat
Perawatan Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana
pelayanan
kesehatan
sesuai
tata
laksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun terakhir,
waktu
tertentu.
seluruh
mendapatkan
balita
perawatan
Selama gizi
5
tahun
buruk
selalu
kesehatan
sesuai
standar. Hal tersebut berarti seluruh kasus balita gizi buruk selalu ditangani dengan cepat RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 74
dan tepat sehingga terhindar dari kondisi yang lebih parah dan berujung dengan kematian. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan (%) 100 2007
100
100
2008
100
2009
100
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.34. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 j.
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA Angka penemuan pasien baru TB BTA positif atau Case Detection Rate (CDR) selama 5 tahun berturut-turut terdapat pada kisaran 37%-43%.
Rendahnya
angka
tersebut
disebabkan oleh: a. Tidak
setiap
penderita
memeriksakan
atau
penyakitnya
keluarga
ke
sarana
pelayanan kesehatan yang ada, sehingga data
status
akibatnya
penyakitnya tidak
bisa
penatalaksanaannya
tidak
tercatat,
ditindaklanjuti oleh
petugas
kesehatan yang berkompeten;; b. Pencarian penderita oleh petugas kesehatan belum maksimal; c. Penderita/keluarga
menganggap
bahwa
penyakit tersebut adalah biasa, sehingga upaya penyembuhan yang dilakukan juga belum
maksimal,
atau
bahkan
tidak
melakukan upaya pengobatan sama sekali karena malu, atau hanya membeli obat menurut menyadari
presepsinya resiko
sendiri
penularan
tanpa maupun
dampak negatif lain bagi penderita maupun
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 75
keluarga. Angka cakupan disajikan dalam grafik di bawah ini: Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (%) 43,00
43,19
42,00 37,00
2007
37,00
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.35. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 k.
Angka Kesakitan (Incident Rate) DBD Penyakit Banjarnegara kesehatan
menular masih
menjadi
dikarenakan
Banjarnegara
di
Kabupaten permasalahan
wilayah
merupakan
Kabupaten
daerah
endemis
penyakit menular khususnya penyakit malaria, sehingga Program
perlu ini
mendapatkan
dilaksanakan
perhatian.
dengan
tujuan
mengurangi dampak penyakit menular dan tidak menular yang terjadi di masyarakat sehingga
diharapkan
angka
kesakitan,
kematian, dan kecacatan akibat penyakit dapat ditekan. Pelayanan pengendalian penyakit dan penanggulangan
KLB
sosialisasi
diseminasi
tindak rujukan
dan
lanjut
berupa
perawatan,
meliputi
pertemuan,
informasi
pengobatan termasuk
serta
maupun
diantaranya
penyemprotan rumah penduduk di daerah endemik malaria dan DBD. Angka kesakitan DBD selalu mengalami fluktuasi selama 4 tahun berturut-turut. Pada tahun 2009 sampai dengan 2010 menunjukkan peningkatan
dari
0,287%
(2009)
menjadi
0,464% (2010); masih di bawah target 1,86%. Meski demikian perlu diwaspadai mengingat RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 76
penyakit
DBD
sangat
dipengaruhi
oleh
mobilitas penduduk. Di samping itu kondisi iklim dan geografis Kabupaten Banjarnegara dapat menjadi habitat yang sesuai dengan nyamuk penyebar DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Angka kesakitan DBD
6,25 3,06 0,46
0,29 2007
2008
2009
2010
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.36. Angka Kesakitan (Incident Rate) DBD di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 l.
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Meskipun mengalami peningkatan, tetapi cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Kabupaten Banjarnegara masih belum menjangkau seluruh masyarakat miskin. Jumlah pasien miskin yang dibiayai Jamkesmas berdasarkan data dari BPS adalah 443.472 orang (2007), 443.492 orang (2008), 443.517 (2009) orang, 443.517 orang (2010), dan 443.517 orang (2011). Dari pasien miskin yang
terdata
tersebut,
yang
menggunakan
kartu Jamkesmasnya untuk berobat adalah sejumlah 126.824 orang (28,60%) pada tahun 2007, 118.539 orang (26,73%) pada tahun 2008, 219.524 orang (49,50%) pada tahun 2009, 267.288 orang (60,27%) pada tahun 2010, dan 155.466 orang (35,05%) pada tahun 2011. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat
miskin
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
di
Kabupaten II - 77
Banjarnegara tahun 2007-2011 disajikan pada grafik di bawah ini: Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%)
100,00 28,60 2007
26,73 2008
60,27
49,50 2009
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.37. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 m.
Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah Jumlah kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah dalam kurun waktu yang
sama.
Dari
target
90%,
cakupan
kunjungan bayi di Kabupaten Banjarnegara mulai tahun 2007–2011 selalu berada di atas angka tersebut. Hal tersebut tidak lepas dari keberadaan Poliklinik Kesehatan Desa serta sarana kesehatan lain yang siap memberikan pelayanan bagi bayi sesuai standar. Cakupan kunjungan bayi (%) 112,90
116,00 98,64
2007
2008
2009
98,00
2010
97,30
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.38. Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 78
n.
Cakupan Puskesmas Cakupan Puskesmas adalah perbandingan jumlah puskesmas dengan jumlah seluruh kecamatan. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 35 buah tersebar di 20 kecamatan.
Hal
tersebut
berarti
seluruh
kecamatan sudah terdapat Puskesmas, bahkan terdapat kecamatan yang memiliki dua buah Puskesmas, misalnya Kecamatan Wanadadi. Guna
memberikan
kepada
masyarakat
pelayanan secara
kesehatan
merata,
perlu
didirikan Puskesmas pada kecamatan dengan jumlah wilayah kerja yang luas, misalnya Pejawaran. Cakupan Puskesmas 175
2007
175
175
2008
175
2009
175
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.39. Cakupan Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 o.
Persentase Cakupan Rawat Jalan Rawat keperawatan meliputi
inap
adalah
kesehatan
observasi,
rehabilitasi rawat
Jalan
medik
perorangan
diagnosa, tanpa
pelayanan yang
pengobatan,
tinggal
di
ruang
pada sarana kesehatan. Jumlah
pengguna sarana kesehatan, baik Puskesmas, RSUD, RSI, PKU Muhammadiyah dan RS Emanuel meningkat setiap tahun. Cakupan rawat jalan disajikan dalam tabel berikut ini:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 79
Cakupan rawat jalan (%)
19,02
2007
23,10
22,06
21,27
2008
2009
2010
27,36
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.40. Persentase Cakupan Rawat Jalan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 p.
Persentase Cakupan Rawat Inap Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap
di ruang rawat inap pada
sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta,
serta
puskesmas
perawatan,
dan
rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap. Secara umum terdapat kenaikan cakupan kunjungan rawat inap dari seluruh sarana pelayanan kesehatan. Angka cakupan rawat inap selengkapnya digambarkan dalam grafik di bawah ini: Cakupan rawat inap (%) 2,82 1,02 2007
1,07 2008
1,13 2009
1,08 2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.41. Persentase Cakupan Rawat Inap di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 q.
Ketersediaan Pelayanan Spesialis Dari sisi sumber daya manusia, sampai saat ini RSUD masih dihadapkan kendala ketersediaan pelayanan spesialis. Berdasarkan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 80
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
340/Menkes/PER/III/ 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, tingkat kemampuan pelayanan RSUD Banjarnegara sebagai Kelas
C
sebagian
besar
Rumah Sakit
telah
memenuhi
persyaratan yang ditetapkan, ditambah dengan pelayanan spesialis lain yang seperti mata, syaraf, kulit dan kelamin, dan THT, yang merupakan sebagian persyaratan RS Kelas B. Jika pengembangan Rumah Sakit diarahkan untuk
setara
kemampuan
RS
kelas
RSUD
B
maka
Banjarnegara
tingkat sebesar
62,5%, karena sebanyak 10 jenis pelayanan sudah
dimiliki,
pelayanan
dari
yang
kekuranganya
minimal
dipersyaratkan,
adalah
meliputi
16 di
jenis mana
pelayanan
spesialis anestesi, bedah orthopaedi, jantungparu, kesehatan jiwa, orthodonti (gigi spesialis), dan rehabilitasi medis. Ketersediaan pelayanan spesialis (%) 62,50 57,00
2007
57,00
2008
62,50
57,00
2009
2010
2011
Sumber: RSUD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.42. Ketersediaan Pelayanan Spesialis di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 r.
Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit Tingkat
pemanfaatan
tempat
tidur
merupakan indikator mutu pelayanan Rumah Sakit, yang terdiri dari 4 item indikator utama, yaitu: BOR, AvLOs, TOI, dan BTO. BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat hunian tempat tidur rawat inap adalah besaran persentase pemakaian tempat tidur pada satu RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 81
satuan
waktu
memberikan
tertentu.
gambaran
Indikator
tinggi
ini
rendahnya
tingkat pemanfaatan dari tempat tidur Rumah Sakit. Dari tabel di bawah menunjukkan bahwa tingkat
hunian
tempat
tidur
RSUD
Banjarnegara selama 5 (lima) tahun terakhir berkisar antara 60% sampai dengan 73%. Jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, capaian angka tersebut
adalah
dalam
batas
normal
dan
efisien. Fluktuasi yang terjadi dari tahun ke tahun dipengaruhi oleh jumlah tempat tidur RS yang selalu meningkat dari 100 tempat tidur di tahun 2006 hingga mencapai 177 tempat tidur pada tahun 2010. Sesuai dengan parameter yang ditetapkan tingkat efisiensi pemanfaatan tempat tidur RS adalah 75%, artinya batas maksimal yang ditoleransi agar Rumah Sakit dapat memberikan pelayanan yang bermutu adalah jika tidak seluruh tempat tidur terisi, agar ada waktu jeda untuk mengosongkan tempat
tidur
pencegahan
guna
melakukan
terjadinya
tindakan
infeksi
silang
(nosokomial). Indikator AvLOS memberikan gambaran tingkat efisiensi dan efektifitas Rumah Sakit dalam
memberikan
indikator
ini
pelayanan,
menunjukkan
karena
jangka
waktu
perawatan yang dibutuhkan oleh pasien untuk mendapat perawatan.
kesembuhan Standar
selama
yang
menjalani
ditetapkan
oleh
Kementerian Kesehatan untuk nilai rata-rata lama hari perawatan pasien adalah 4–6 hari, yang merupakan angka maksimal. Tren ratarata
lama
hari
perawatan
pasien
RSUD
Banjarnegara selama 5 (lima) tahun terakhir RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 82
menunjukkan
bahwa
kecenderungan
hari
perawatan yang semakin pendek, yaitu kurang dari 4 hari, artinya setiap pasien rata-rata membutuhkan waktu 4 hari selama menjalani perawatan. TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati, yaitu saat terisi pasien terakhir sampai tempat tidur tersebut terisi pasien berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan
tempat
tidur.
Tren
yang
ditunjukkan oleh tabel di bawah adalah adanya kecenderungan penurunan tetapi masih ideal yaitu dibawah angka 2-3 hari. Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satu satuan waktu
tertentu.
Parameter
ideal
yang
ditetapkan adalah dalam satu tahun sebuah tempat tidur rata-rata dipakai 60 hingga 70 kali. Selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, frekuensi pemakaian tempat tidur di Instalasi Rawat Inap menunjukkan tren yang meningkat. Pada dua tahun terakhir sebuah tempat tidur dipakai sebanyak 77 kali. Angka tersebut di atas nilai ideal yang ditetapkan, yang berarti tingkat efisiensi pemakaian tempat tidur berada pada area tidak normal, hal ini disebabkan pada kelas-kelas tertentu (kelas III) terjadi pemakaian tempat tidur yang di atas rata-rata, terkait dengan pelaksanaan program Jamkesmas di mana angka hunian tempat tidur untuk kelas III mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 83
Tabel 2.29. Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Uraian Indikator 2007
2008
2009
2010
2011
65,40%
68,60%
73,00%
63,90%
65,00%
LOS (Average Length of Stay/Av LOS) / Rata-rata hari perawatan pasien
4,10
4,00
3,90
3,40
3,80
TOI (Turn Over Interval)/Rata-rata tempat tidur tidak digunakan
1,90
1,80
1,30
1,70
2,20
66,30
69,70
77,60
77,40
58,00
BOR (Bed Occupancy Rate) /Pemanfaatan tempat tidur rawat inap
BTO (Bed Turn Over) /Frekuensi pemakaian tempat tidur
Sumber: RSUD Kab. Banjarnegara 2011
3.
Pekerjaan Umum a.
Rasio Jaringan Irigasi Rasio
irigasi
merupakan
perbandingan
panjang saluran irigasi dibanding dengan luas areal yang ada dimana saluran-saluran yang ada merupakan saluran yang sudah permanen. Rasio
jaringan
irigasi
menggambarkan
kapasitas saluran irigasi dalam menyuplai air di lahan pertanian yang ada. Rasio jaringan irigasi (%)
6,50
2007
7,60
2008
9,09
8,46
8,29
2009
2010
2011
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.43. Rasio Jaringan Irigasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rumah Tinggal Bersanitasi Jumlah
rumah
tinggal
bersanitasi
di
Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 menurut data DPU Kabupaten Banjarnegara sebesar RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 84
100.055
unit
rumah.
Jumlah
tersebut
meningkat pada tahun 2011 dengan jumlah rumah tinggal bersanitasi mencapai 102.411 unit rumah. c.
Tempat Pembuangan Sampah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Kabupaten
Banjarnegara
jumlahnya
tidak
berubah dalam tiga tahun terakhir. Menurut data DPU Kabupaten Banjarnegara jumlah TPS tahun 2009-2011 adalah sebanyak 265 unit TPS dan 4 transfer depo dengan daya tampung pada tahun 2011 sebesar 364m3. d.
Panjang
Jalan
Kabupaten
dalam
Kondisi
Baik (>40 km/Jam) Panjang
ruas
jalan
di
Kabupaten
Banjarnegara adalah sepanjang 1.031,261 km, dari jumlah tersebut ruas jalan yang menjadi kewenangan nasional adalah sepanjang 58,130 km, kewenangan provinsi sepanjang 84,720 km, dan kewenangan kabupaten sepanjang 888,411 km. Data jenis jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten Banjarnegara disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.30. Jenis Jalan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Jenis Jalan
2007
2008
2009
2010
2011
Hotmix
412,416
434,061
468,226
478,732
484,892
Lapen
280,765
269,275
248,225
247,149
255,209
Batu
126,591
135,036
142,016
133,516
121,616
68,639
50,039
29,944
29,014
26,694
888,411
888,411
888,411
888,411
888,411
Tanah Jumlah
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Banjarnegara 2011
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2007 adalah sepanjang 331,26 km atau 37,29% dari total panjang jalan kabupaten. Jumlah tersebut meningkat dari RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 85
tahun ke tahun, hingga tahun 2011 panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik adalah sepanjang 455,903 km atau 51,32% dari total panjang jalan kabupaten. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/jam)
41,53
37,29
2007
50,94
41,35
2008
2009
2010
51,32
2011
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.44. Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik (>40 km/jam) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 e.
Irigasi dalam Kondisi Baik Irigasi dalam kondisi baik di Kabupaten Banjarnegara menunjukkan tren yang terus meningkat, dari sepanjang 6.486 meter pada tahun 2007 menjadi 10.801 meter pada tahun 2011. Luas irigasi kabupaten pada tahun 2011 seluruhnya sepanjang 24.711 m.
Irigasi dalam kondisi baik (m)
2007
2008
2009
10.801
10.052
8.547
7.833
6.486
2010
2011
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.45. Irigasi dalam Kondisi Baik di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 f.
Persentase Pengendalian Banjir Pengendalian banjir merupakan kegiatan untuk mengendalikan aliran debit air sungai, aliran yang melebihi kapasitas tampang sungai, terjadi limpasan keluar badan sungai, terjadi genangan di kawasan yang tidak seharusnya tergenang, pengamanan wilayah sekitar sungai
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 86
dari ancaman longsoran tebing sungai dan terjadi kerugian dengan tujuan menurunkan tingkat risiko ancaman terhadap permukiman, lahan pertanian, fasilitas umum dan jaringan irigasi yang ada. Pengendalian banjir (%) 15,00 7,00
5,00
2,00 2007
10,00
2008
2009
2010
Okt-11
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.46. Persentase Pengendalian Banjir di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 4.
Perumahan Pembangunan urusan perumahan diarahkan pada penyediaan perumahan yang sehat dan aman bagi masyarakat. Pada tahun 2010, jumlah keluarga berumah
tak
layak
huni
sebanyak
124.164
keluarga. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan jumlah rumah tak layak huni pada tahun 2011 sebanyak 85.288 keluarga. Berikut capaian
pembangunan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten Banjarnegara dalam urusan perumahan: a.
Rumah Tangga Pengguna Air bersih Rumah merupakan pengguna
tangga
pengguna
persentase air
bersih
air
bersih
rumah
tangga
dibandingkan
dengan
dari
jumlah rumah tangga. Rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Banjarnegara tahun 2007 sebesar 35,80%, jumlah ini meningkat pada tahun 2011 menjadi 49,01% dengan jumlah pengguna air bersih sebanyak 129.714 rumah tangga.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 87
Rumah tangga pengguna air bersih (%)
2007
2008
49,01
45,40
42,05
39,70
35,80
2009
2010
2011
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.47. Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rumah
Tangga
yang
Menggunakan
Listrik
(Rasio Elektrifikasi) Persentase
rumah
menggunakan
listrik
Banjarnegara
capaiannya
tangga di
yang
Kabupaten
meningkat
pada
setiap tahunnya. Pada tahun 2008 sebanyak 52% rumah tangga sudah menikmati aliran listrik,
pada
tahun
2011
persentasenya
meningkat menjadi 64,70%. Rumah tangga yang menggunakan listrik (%)
2008
2009
64,70
59,01
56,49
52,00
2010
2011
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.48. Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011 5.
Penataan Ruang Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Kabupaten
Banjarnegara
selama
lima
tahun
terakhir cenderung stabil dengan angka capaian rasio sebesar 0,267 (26,73%) dari luas wilayah ber HPL/HGB.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 88
Rasio RTH per satuan luas wilayah ber HPL/HGB 0,267
0,267
2007
0,267
2008
0,267
2009
0,267
2010
2011
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.49. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber-HPL/HGB di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 6.
Perencanaan Pembangunan Sinkronisasi
perencanaan
pembangunan
daerah dengan perencanaan pembangunan nasional didasarkan pada mulai diberlakukannya UU Nomor 25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan Nasional dan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diubah beberapa kali, terakhir dengan UU Nomor 12 Tahun
2008
tentang
Perubahan
Kedua
Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Banjarnegara
Daerah. telah
Pemerintah
memiliki
Kabupaten
Peraturan
Daerah
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang menjadi dasar dalam implementasi perencanaan hingga evaluasi pembangunan. Pada tahun 2010, dikeluarkan Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri,
Menteri
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas, dan Menteri Keuangan tentang Penyelarasan RPJM Daerah dengan RPJM Nasional tahun 2010-2014, terutama pencapaian sasaran
prioritas
pembangunan
yang
telah
tercantum dalam program-program RPJM Nasional. Sistem mencakup
perencanaan
pembangunan
daerah
perencanaan
pembangunan
untuk
jangka waktu dua puluh tahunan yaitu Rencana RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 89
Pembangunan perencanaan tahunan
Jangka
pembangunan
yaitu
Menengah
Panjang
Rencana
(RPJM)
pembangunan
untuk
Daerah,
jangka
Pembangunan
Daerah,
tahunan
(RPJP)
dan
dalam
lima
Jangka
perencanaan
bentuk
Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RPJP
Daerah
ditetapkan
Kabupaten
berdasarkan
Banjarnegara
Peraturan
Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah
2005–2025
Kabupaten
yang
Banjarnegara
kemudian
direvisi
Tahun dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009
tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005–2025. RPJMD periode tahun 20062011 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
2007.
Penyusunan
RPJMD
Kabupaten
Banjarnegara periode tahun 2011-2016 didasarkan pada visi, misi serta program Bupati Banjarnegara periode 2011-2016. Untuk penyusunan RKPD tahun 2012 masih menggunakan dasar RPJMD tahun 2006-2011 dengan mengakomodir program-program Kepala Daerah periode 2011-2016. RKPD tahun 2012 ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 602 Tahun 2011. Program RPJMD semuanya telah dijabarkan ke dalam RKPD. Penerapan
perencanaan
pembangunan
berbasis sistem informasi telah dilakukan melalui Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
(Simrenbangda), Sistem Pengendalian Pembangunan Daerah
(Simdalbangda),
dan
Sistem
Informasi
Geografis (SIG) Kemiskinan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 90
7.
Perhubungan a.
Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Sumber data diambil dari Terminal Induk Banjarnegara dari arus penumpang yang naik maupun selama
turun satu
di
terminal
tahun.
Banjarnegara
Terjadinya
penurunan
penumpang angkutan umum dari tahun ke tahun
disebabkan
adanya
pergeseran
penggunaan moda transportasi, dari moda angkutan umum ke angkutan pribadi. Jumlah arus penumpang angkutan umum 1.097.390
2007
1.045.133
2008
995.364
947.965
2009
928.122
2010
2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.50. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rasio Ijin Trayek Rasio ijin trayek merupakan perbandingan antara jumlah ijin trayek yang dikeluarkan dengan jumlah penduduk. Trayek perkotaan dan
pedesaan
angkutan
kota
dilayani dan
dengan
287
100
unit
unit
angkutan
pedesaan. Dari pemantauan saat ini angkutan perkotaan dan pedesaan mengalami penurunan jumlah pengguna
pengguna, beralih
karena ke
masyarakat
kendaraan
pribadi.
Angkutan yang ada semua telah memiliki ijin trayek. Berikut ini disajikan rasio ijin trayek di Kabupaten Banjarnegara:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 91
Rasio ijin trayek (%) 0,00043 0,00042
0,00042 0,00041
2007
2008
2009
2010
0,00041 2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.51. Rasio Ijin Trayekdi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Uji
kir
pengujian
angkutan
setiap
umum
angkutan
merupakan
umum
yang
diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Jumlah uji kir angkutan umum disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 2.31. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007-2011 2007
Angkutan Umum Mobil
Jumlah 75
2008
Jumlah KIR
2009
2010
2011
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % KIR KIR KIR KIR
115 0,65
80
156 0,51
72
138 0,52
60
118 0,50
59
98 0,60
879 0,57
496
825 0,60
490
870 0,56
492
914 0,53
506
798 0,63
7.233 0,58 4.504 7.493 0,60 4.771 8.213 0,58 5.066 8.945 0,56
5420
7678 0,70
penumpang umum Mobil bus Mobil barang Kereta
506 4.218 3
2
1,5
2
5 0,40
2
3 0,66
2
5
8 0,62
5
7 0,71
5
5
7
0
0
2
1
2
13 0,53
7
9 0,77
gandengan Kereta
1
tempelan Jumlah
4.807
8.237 0,58 5.087 8.486 0,59 5.340 9.229 0,57 5.627 9.990 0,56 5.994 8.584 0,69
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
d.
Jumlah Terminal Bis Jumlah
terminal
bis
di
Kabupaten
Banjarnegara adalah sebanyak 7 buah dengan lokasi sebagai berikut: 1).
Terminal Induk Banjarnegara;
2).
Sub Terminal Mandiraja;
3).
Sub Terminal Binorong;
4).
Sub Terminal Karangkobar;
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 92
e.
5).
Sub Terminal Kalibening;
6).
Sub Terminal Batur dan;
7).
Sub Terminal Tunggoro.
Angkutan Darat Indikator angkutan darat menggambarkan kemampuan angkutan darat dalam melayani penumpang, dihitung dengan menggunakan formula jumlah angkutan darat dibagi dengan jumlah penumpang angkutan darat. Jumlah angkutan darat saat ini sebanyak 387 unit dengan jumlah penumpang sebanyak 928.122 orang. Angkutan darat (%)
2007
2008
2009
0,042
0,040
0,038
0,037
0,035
2010
2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.52. Angkutan Darat di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 f.
Kepemilikan KIR Angkutan Umum Kepemilikan KIR angkutan umum dihitung dengan
menggunakan
formula
jumlah
angkutan umum yang memiliki KIR (satu tahun dilakukan uji KIR sebanyak dua kali) dibagi dengan jumlah angkutan umum. Dari grafik dapat diketahui bahwa persentase angkutan umum yang tidak memiliki KIR cenderung meningkat, namun angka tersebut masih harus diperbaiki mengingat uji KIR merupakan uji kelaikan jalan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 93
Kepemilikan KIR angkutan umum (%)
85,54
2007
85,16
2008
96,19
93,84
89,68
2009
2010
2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.53. Kepemilikan KIR Angkutan Umum di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 g.
Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum (KIR) Waktu pelayanan KIR dari pendaftaran sampai dengan selesainya rata-rata selama 15 menit,
hal
ini
sesuai
SOP
pelaksanaan
pengujian yaitu selama 10 sampai dengan 15 menit. h.
Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum (KIR) Biaya
pengujian
kelayakan
angkutan
umum adalah sebesar Rp 43.500,-, Biaya tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011. i.
Pemasangan Rambu-Rambu Pemasangan
rambu-rambu
merupakan
persentase dari perbandingan rambu-rambu yang terpasang pada tahun tertentu dengan jumlah tersedia. hambatan
rambu-rambu Keterbatasan dalam
yang
seharusnya
anggaran
penyediaan
menjadi
rambu-rambu
lalu lintas di Kabupaten Banjarnegara. Hingga tahun 2011 rambu yang telah terpasang adalah sebesar 24,49% atau sebanyak 673 buah rambu dari 2.747 rambu yang seharusnya terpasang. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 94
Pemasangan Rambu-Rambu (%) 24,49 15,98 10,04
6,98
3,49 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.54. Pemasangan Rambu-Rambu di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 8.
Lingkungan Hidup a.
Persentase Penanganan Sampah Persentase merupakan
penanganan
persentase
dari
sampah perbandingan
antara volume sampah yang ditangani dengan volume produksi sampah. Penanganan sampah menunjukkan
tren
yang
meningkat
dari
43,85% pada tahun 2009 menjadi 48,66% pada tahun 2011 dengan volume sampah yang ditangani sebesar 73m3 dari volume produksi sampah sebesar 150m3. Penanganan sampah (%) 48,66 46,15 43,85 2009
2010
2011
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.55. Persentase Penanganan Sampah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 b.
Persentase Penduduk Berakses Air Minum Persentase penduduk berakses air minum adalah persentase dari perbandingan antara penduduk berakses air minum dengan jumlah penduduk.
Pada
tahun
2007
penduduk
berakses air minum adalah sebesar 32,85%,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 95
dan
angka
capaian
pada
tahun
2010
meningkat menjadi 40,63%. Penduduk berakses air minum (%)
2007
40,63
37,91
36,15
32,85
2008
2009
2010
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.56. Persentase Penduduk Berakses Air Minum di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 c.
Pencemaran Status Mutu Air Pencemaran
Status
mutu
air
adalah
persentase dari jumlah kawasan pemukiman atau industri dan sumber mata air yang dipantau
mutunya,
dibagi
dengan
jumlah
kawasan pemukiman atau industri dan sumber mata air. Tahun 2007 hingga tahun 2009 angka capaian adalah 67%, sumber mata air sungai yang dipantau adalah Sungai Dolog, Tulis, Merawu,
Serayu,
Pekacangan,
Sapi,
dan
Blimbing, sedangkan Telaga yang dipantau adalah
Sewiwi,
Merdada,
Balai
Kambang.
Perusahaan yang dipantau adalah CV. Menara, Tabah, Badamita, PO. Bunga Mawar, Sido Mukti, BBS, Sari Bumi Raya, TS, Gilar,Erni Setyaningsih, PR Atoom, Bara Snack, Al Baeta, SAS Bordir, PT. Indonesia Power, Falcata Jaya Makmur Industri, Cosmoprov Indokarya, dan UD. Mitra Kirana. Pada tahun 2010 sampai dengan 2011 angka
capaian
adalah
95%.
Perhitungan
pencemaran status mutu air didasarkan pada perhitungan dengan titik pantau Sungai Dolog, Tulis,
Merawu,
Siwuluh,
Parakan,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Putih, II - 96
Singamerta, Pekacangan, Sapi, dan Blimbing, serta
Telaga
Sewiwi,
Merdada,
dan
Balai
Kambang. Perusahaan yang dipantau adalah CV. Menara, Tabah, Badamita, PO. Bunga Mawar, Sido Mukti, BBS, Sari Bumi Raya, TS, Gilar,
Erni
Setyaningsih,
PR
Atoom,
Bara
Snack, Al Baeta, SAS Bordir, PT. Indonesia Power,
Falcata
Jaya
Makmur
Industri,
Cosmoprov Indokarya, dan UD. Mitra Kirana. Pencemaran status mutu air (%) 95 67
2007
67
95
67
2008
2009
2010
2011
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.57. Pencemaran Status Mutu Air di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 d.
Cakupan Penghijauan Wilayah Rawan Longsor dan Sumber Mata Air Cakupan longsor
penghijauan
dan
persentase
sumber
mata
perbandingan
wilayah air
rawan
merupakan
antara
jumlah
penghijauan di wilayah rawan longsor dan sumber
mata
air
dengan
jumlah
seluruh
wilayah rawan longsor dan sumber mata air. Di Kabupaten Banjarnegara luas daerah rawan longsor seluas 64.183 ha, sumber mata air di daerah rawan longsor sebanyak 1.218 titik dengan asumsi satu titik mata air 500 m2 maka luas wilayah sumber mata air adalah 60,9 ha. Pada tahun 2007 dilakukan penghijauan dengan cakupan 4,80% sebanyak 1.210.000 pohon. Cakupan penghijauan pada tahun 2011 meningkat dengan angka cakupan sebesar
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 97
15,60% dengan jumlah pohon yang ditanam sebanyak 4.000.000 pohon. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air (%)
9,70 5,40
4,80 2007
15,60
12,30
2008
2009
2010
2011
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.58. Cakupan Penghijauan Wilayah Rawan Longsor dan Sumber Mata Air di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 e.
Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal Cakupan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan Amdal adalah persentase dari perbandingan antara jumlah perusahaan wajib Amdal yang diawasi dengan jumlah seluruh perusahaan wajib Amdal. Pada Tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 jumlah perusahaan wajib
Amdal
di
Kabupaten
Banjarnegara
sebanyak 2 (dua) Perusahaan yaitu PLTU Geo Dipa Dieng dan PLTA Jenderal Soedirman yang keduanya
telah
diawasi
oleh
Pemerintah
sehingga cakupan pengawasan sebesar 100%. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal (%)
100
2007
100
2008
100
2009
100
2010
100
2011
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.59. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 98
f.
Penegakkan Hukum Lingkungan Pada tahun 2007 hingga 2009 dan tidak ada
kasus
yang
dapat
diselesaikan
oleh
Pemerintah karena penurunan kualitas air di Kali Sapi disebabkan oleh limbah yang dibuang oleh
para
pengrajin
Tapioka.
Upaya-upaya
Pemerintah untuk memfasilitasi mereka untuk tidak mengalirkan limbahnya ke sungai belum berhasil karena menyangkut mata pencaharian masyarakat setempat. Pada
Tahun
2010
jumlah
kasus
lingkungan yang diselesaikan oleh Pemerintah yaitu sebanyak 1 kasus yaitu PT Geo Dipa dan 3 kasus belum selesai yaitu: a.
Pengolahan kayu di Desa Prigi Kecamatan Sigaluh
yaitu
telah
terjadi
penurunan
kualitas udara akibat pembakaran limbah dan pembuangan limbah padat ke sungai serayu, masih
sampai terjadi
sekarang walaupun
pencemaran kuantitasnya
sudah menurun. Hal ini terjadi karena dari pemrakarsa belum bersedia untuk melakukan
pengelolaan
limbah
yang
dihasilkan. b.
Kali Sapi masih tercemar limbah dari pabrik tapioka, permasalahan masih sama dari
tahun-tahun
pemprakarsa
belum
sebelumnya bersedia
yaitu untuk
melakukan pengelolaan limbah cair sesuai dengan standar lingkungan. c.
Kali Pekacangan juga tercemar dari limbah pabrik tepung Tapioka yang berasal dari pabrik di Desa Badamita Kecamatan Rakit. Pada
tahun
2011
kasus
pencemaran
lingkungan masih pada kasus lama yaitu pabrik tapioka di Desa Kebondalem Kecamatan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 99
Bawang, pabrik tapioka di Desa Badamita Kecamatan Rakit, serta pabrik pengolahan kayu di Desa Prigi Kecamatan Sigaluh, karena belum
ada
penyelesaian
maka
capaiannya
masih 0%. Penegakkan hukum lingkungan (%) 25
0 2007
0
0
2008
0
2009
2010
2011
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.60. Penegakkan Hukum Lingkungan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 g.
Cakupan
Pemantauan
Terhadap
Kualitas
Udara Pada Tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 jumlah kegiatan usaha yang dipantau mutu ambient dari sumber tidak bergerak belum
pernah
dilakukan
oleh
Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Banjarnegara karena belum tersedia alat pengukurnya. Pada tahun 2011 melalui dana DAK, KLH telah memantau sebanyak 14 titik dengan lokasi Desa Prigi (3 titik); Desa Kalibenda (kawasan industri 3 titik); Dieng Supermarket (1 titik); Terminal (2 titik); Alun-alun (1 titik); Pasar Wage (1 titik); Koplak (1 titik); dan sekitar CV baru bangkit (2 titik) dengan hasil masih dibawah baku mutu udara ambein. Pada tahun 2011, dalam SPM nilainya 36% dan Kantor Lingkungan
Hidup
dapat
mencapai
100%
karena telah dimiliki alat untuk memantau kualitas
udara,
dengan
demikian
dapat
diprediksi untuk tahun-tahun kedepan angka pemantauan 100% dapat dicapai. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 100
Cakupan pemantauan terhadap kualitas udara (%)
100 0
0
2007
0
2008
0
2009
2010
2011
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.61. Cakupan Pemantauan Terhadap Kualitas Udara di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 h.
Cakupan Terhadap Pengaduan Masyarakat Jumlah adanya
pengaduan
dugaan
masyarakat
pencemaran
dan
akibat atau
perusakan lingkungan tahun 2007, 2008, 2009 dan 2011 tidak ada hingga capaiannya 0%. Pada tahun 2010 ada dua kasus pengaduan masyarakat yaitu: 1.
Pengaduan masyarakat dari Desa Rakit kecamatan
Rakit
yaitu
beberapa
masyarakat mengalami gatal-gatal. Dan dari hasil lab air di daerah tersebut memang
dibawah
baku
mutu
namun
sumber pencemar belum dapat ditemukan karena
banyak
mempengaruhi
faktor kualitas
yang air.
dapat Namun
dengan bekerjasama dengan puskesmas setempat gatal-gatal tersebut sudah dapat diatasi. 2.
Pengaduan
masyarakat
dari
Desa
Kebondalem Kecamatan Bawang karena akibat penggalian pasir kwarsa jalan dari lokasi penggalian sampai desa Wanadri rusak dan berdebu, upaya dari Pemerintah untuk memfasilitasi belum ada hasilnya karena proses penggalian masih terus berlangsung.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 101
Cakupan terhadap pengaduan masyarakat (%)
0
0
2007
50
0
2008
2009
0
2010
2011
Sumber: KLH Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.62. Cakupan Terhadap Pengaduan Masyarakat di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
9.
Pertanahan a.
Bidang Lahan Bersertifikat Jumlah bidang lahan bersertifikat pada tahun
2007
jumlahnya menjadi
sebanyak
meningkat
sebesar
2.698 hingga
4.388
bidang, tahun
bidang.
dan 2011
Sedangkan
persentase luas Tanah Pemkab bersertifikat pada tahun 2011 sebesar 48,78% atau seluas 1.420.666
m²
dari
luas
tanah
Pemkab
keseluruhan 2.912.672 m². Bidang lahan bersertifikat di Kabupaten Banjarnegara
ditampilkan
dalam
grafik
di
bawah ini : Bidang lahan bersertifikat
2007
2008
4.388
3.364
2.978
2.698
2009
2.658 2010
2011
Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.63. Bidang Lahan Bersertifikat Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007-2011 b.
Penyelesaian Kasus Tanah Negara Penyelesaian ditangani
oleh
kasus Kantor
tanah
Negara
Pertanahan/BPN
Kabupaten Banjarnegara. Kasus Tanah Negara tidak setiap tahun terjadi, pada tahun 2009 sebanyak 4 bidang tanah dan tahun 2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 102
sebanyak 2 bidang, dan kesemuanya telah diselesaikan. Penyelesaian kasus tanah negara (%) 100 2007
100
100
2008
100
2009
100
2010
2011
Sumber: Bagian Tata Pemerintahan Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.64. Penyelesaian Kasus Tanah Negara Kabupaten BanjarnegaraTahun 2007-2011 c.
Penyelesaian Izin Lokasi Penyelesaian izin lokasi dari tahun 2007 hingga tahun 2009 tercapai 100%, dimana jumlah pemohon pada tahun 2007 sebanyak 6 pemohon, tahun 2008 sebanyak 15 pemohon, dan
tahun
2009
sebanyak
23
pemohon.
Penyelesaian Izin lokasi pada tahun 2010 tercapai
95%
dimana
jumlah
pemohon
sebanyak 20 pemohon dan terealisasi izin sebanyak 19 izin, 1 izin tidak terealisasi karena lokasi yang dimohonkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Tahun 2011
jumlah
pemohon
sebanyak
24
dan
terealisasi izin sebesar 100%. Penyelesaian izin lokasi (%) 100
100
100
100
95 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.65. Penyelesaian Izin Lokasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 10. Kependudukan dan Catatan Sipil a.
Rasio Penduduk ber KTP per Satuan Penduduk Rasio penduduk ber KTP tiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 jumlah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 103
pemilik KTP adalah 761.638 orang, sedangkan jumlah penduduk usia >17 atau telah menikah pada tahun pada 2011 sebesar 803.638 orang, sehingga rasio sudah tercapai 94,77%. SPM pada tahun 2011 sebesar 80%, yang berarti angka rasio telah mencapai target SPM. Hal ini menunjukkan kesadaran
semakin
meningkatnya
masyarakat
pentingnya
terhadap
kepemilikan
arti
KTP
(tertib
administrasi kependudukan). Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk (%) 65,40
2007
2008
2009
94,77
87,87
84,43
72,00
2010
2011
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.66. Rasio Penduduk ber KTP per Satuan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rasio Bayi Berakte Kelahiran Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah bayi berakte lahir (maksimal usia 1 tahun) dengan jumlah bayi lahir hidup. Rasio bayi berakte
lahir
menunjukkan
tren
yang
meningkat pada tiap tahunnya. Pada tahun 2011 jumlah bayi berakte kelahiran adalah 13.518 orang, sedangkan jumlah bayi lahir hidup sebesar 16.151 orang, sehingga rasio baru tercapai 83,70%. Angka ini telah melewati angka target dalam SPM pada tahun 2011 sebesar 75%.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 104
Rasio bayi berakte kelahiran (%) 81,94
70,16
83,70
76,27
41,76 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.67. Rasio Bayi Berakte Kelahiran di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Rasio Pasangan Berakte Nikah Rasio ini dihitung dengan menggunakan formula jumlah pasangan berakte nikah dibagi dengan jumlah pasangan nikah. Pasangan nikah berakte (buku nikah bagi yang beragama Islam
dan
yang
bukan
beragama
Islam
membuat akte perkawinan yang dibuat oleh Dindukcapil) jumlah dari tahun sebelumnya (kumulatif) sebesar 394.144 buah dibanding jumlah keseluruhan pasangan nikah sampai dengan
tahun
pasangan,
2011
sehingga
sebanyak
rasio
394.148
capaian
sebesar
100% dibanding dengan target SPM 75%. Rasio pasangan berakte nikah (%) 100 2007
100
100
2008
100
2009
100
2010
2011
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.68. Rasio Pasangan Berakte Nikah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 d.
Kepemilikan
Akta
Kelahiran
per
Jumlah
Penduduk Angka ini dihitung dengan menggunakan formula kelahiran
jumlah dibagi
penduduk dengan
memiliki total
akte
jumlah
penduduk. Pada akhir tahun 2011 pemilik akte kelahiran secara kumulatif sebanyak 662.599 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 105
lembar, sehingga angka capaian baru mencapai 60,93%. Bila dibanding dengan target SPM pada tahun 2011 sebesar 70%, angka capaian ini masih di bawah target. Rendahnya angka capaian ini dikarenakan masih banyaknya penduduk yang belum menyadari pentingnya tertib administrasi kependudukan. Kepemilikan akta kelahiran per jumlah penduduk (%)
2007
2008
60,93
58,16
47,00
44,32
41,61
2009
2010
2011
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.69. Kepemilikan Akta Kelahiran per Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 e.
Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi Database kependudukan skala provinsi baru
bisa
disediakan
pada
tahun
2011.
Pemasangan jaringan database dimulai pada tahun 2009 dengan dimulainya pemasangan jaringan
pada
tingkat
kecamatan
dan
kabupaten. f.
Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Penerapan
KTP
nasional
berbasis
NIK
dengan metode SIAK mulai dilaksanakan di Kabupaten Banjarnegara sejak tahun 2009. Sedangkan penerapan KTP tahun sebelumnya masih menggunakan SIMDUK. g.
Penerapan E-KTP Penerapan
E-KTP
(KTP
elektronik)
di
Kabupaten Banjarnegara baru dilaksanakan pada tahun 2012.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 106
11. Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan
Anak Ketidaksetaraan posisi perempuan dan laki-laki antara lain dipengaruhi oleh masih kuatnya kultur patriarki
dalam
masyarakat.
Konstruksi
sosial
budaya ini mengatur peran, atribut, stereotip, hak dan kewajiban, serta tanggung jawab laki-laki dan perempuan.
Marginalisasi
perempuan
membuat
daya
dan
subordinasi
saing
dan
akses
perempuan dalam berbagai aspek kehidupan relatif tertinggal
dibanding
laki-laki.
Sasaran
pembangunan urusan pemberdayaan perempuan diarahkan
pada
peningkatan
peran
perempuan
dalam pembangunan. Indonesia meratifikasi Konvensi Hak-hak Anak (KHA) pada tahun 1990, melalui Kepres Nomor 36 Tahun 1990. Prinsip-prinsip perlindungan anak yang terkandung dalam konvensi hak-hak anak yaitu non diskriminasi; kepentingan terbaik bagi anak;
hak
hidup,
perkembangan; pendapat
dan
anak
Nomor
hidup,
penghargaan
anak.
perlindungan Undang
kelangsungan
Undang-Undang dituangkan 23
dan
terhadap tentang
dalam
Undang-
2002
tentang
Tahun
Perlindungan Anak. Hak-hak anak berdasarkan UU ini antara lain hak hidup, hak atas identitas, hak memperoleh
pelayanan
kesehatan
dan
jaminan
sosial, hak memperoleh pendidikan, hak untuk memperoleh perlindungan, dan lainnya. Berikut ini gambaran capaian pembangunan urusan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak di Kabupaten Banjarnegara. a.
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Persentase
partisipasi
perempuan
di
lembaga pemerintah dihitung dengan jumlah RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 107
pekerja perempuan di lembaga pemerintah dibanding dengan jumlah pekerja perempuan. Angka partisipasi pada tahun 2007 adalah 72,19%
(4.057
kemudian
orang
angka
dari
5.620
persentase
orang),
berfluktuasi
hingga tahun 2011 menjadi sebesar 65,58% (5.049 dari 7.699 orang). Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%) 78,61
78,00
72,19
2007
69,23
2008
2009
65,58
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.70. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta Persentase lembaga
partisipasi
swasta
dihitung
perempuan dengan
di
membagi
jumlah perempuan di lembaga swasta dengan jumlah
perempuan
yang
bekerja.
Angka
partisipasi pada tahun 2007 adalah 21,48% (1.207 orang dari 5.620 orang), sedangkan angka capaian pada tahun 2011 turun menjadi sebesar 8,75% (674 dari 7.699 orang). Angka
capaian
selengkapnya
disajikan
pada grafik di bawah ini: Partisipasi perempuan di lembaga swasta (%)
21,48
17,71 11,29
2007
2008
2009
11,01 2010
8,75 2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.71. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 108
c.
Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Rasio
KDRT
merupakan
perbandingan
antara data terjadinya KDRT tahun tertentu dengan jumlah kepala keluarga. Pada tahun 2009 jumlah KDRT yang terjadi sebanyak 5 kasus, tahun 2010 sebanyak 33 kasus, dan tahun 2011 sebanyak 42 kasus. Rasio KDRT disajikan dalam grafik di bawah ini: Rasio KDRT 0,0153
0,0121 0,0019 2009
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.72. Rasio KDRT di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 d.
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Partisipasi merupakan antara
angkatan
persentase
jumlah
kerja dari
angkatan
perempuan
perbandingan
kerja
perempuan
dengan jumlah penduduk perempuan usia 1524 tahun. Angka ini menggambarkan angka partisipasi perempuan dalam mengisi lapangan kerja. Dari grafik dapat dilihat bahwa terjadi tren kenaikan angka partisipasi angkatan kerja perempuan. 95,49%
Pada
(7.699
tahun
orang)
2011,
perempuan
sebanyak mengisi
lapangan kerja. Partisipasi angkatan kerja perempuan (%)
76,41
2007
87,05
2008
74,19
2009
88,45
2010
95,49
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.73. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 109
e.
Penyelesaian
Pengaduan
Perlindungan
Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan Indikator
penyelesaian
perlindungan
perempuan
tindakan
kekerasan
perbandingan
antara
pengaduan
dan
anak
dari
menunjukkan
jumlah
penyelesaian
kasus pengaduan kekerasan dengan jumlah kasus kekerasan yang dilaporkan. Angka perlindungan tindakan
penyelesaian perempuan kekerasan
dan di
pengaduan anak
dari
Kabupaten
Banjarnegara disajikan dalam grafik di bawah ini: Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) 90
90 75
2009
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.74. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 f.
Rasio Siswa Perempuan terhadap Siswa LakiLaki Indikator ini menunjukkan perbandingan antara siswa perempuan dengan siswa laki-laki pada dua jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar dan menengah. Dari grafik dapat dilihat bahwa rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada jenjang pendidikan dasar lebih besar daripada rasio pada jenjang pendidikan menengah, hal ini dapat berarti bahwa jumlah siswa laki-laki yang melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah lebih banyak daripada siswa perempuan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 110
Pendidikan dasar
Pendidikan menengah
0,97
0,96 0,94
0,95 0,93
0,96
0,95 0,93
0,93
0,90
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.75. Rasio Siswa Perempuan terhadap Siswa Laki-Laki di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 g.
Rasio Melek Huruf Perempuan terhadap LakiLaki pada Kelompok Usia 15-24 Tahun Indikator ini menunjukkan perbandingan perempuan melek huruf usia 15-24 tahun dengan jumlah laki-laki melek huruf pada usia yang sama. Angka rasio disajikan pada grafik di bawah ini:
Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-Laki pada kelompok usia 1524 tahun 0,99 0,97 2009
2010
0,97 2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.76. Rasio Melek Huruf Perempuan terhadap Laki-Laki pada Kelompok Usia 15-24 Tahun di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 h.
Persentase Perempuan di Lembaga Legislatif Indikator ini merupakan persentase dari perbandingan antara jumlah anggota legislatif perempuan dengan jumlah seluruh anggota legislatif.
Angka
persentase
dalam
grafik
menunjukkan tren yang meningkat dari 8,89% (45 orang) pada tahun 2007 menjadi 16% (50 orang), persentase selengkapnya disajikan pada grafik di bawah ini: RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 111
Perempuan di lembaga legislatif (%) 16,00
14,00 8,89
16,00
8,89
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.77. Persentase Perempuan di Lembaga Legislatif Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 i.
Rasio Kekerasan Terhadap Anak Indikator antara
ini
jumlah
merupakan kekerasan
perbandingan
terhadap
anak
dengan jumlah kepala keluarga. Kekerasan terhadap anak yang terjadi pada tahun 2009 adalah
sebanyak
18
kasus,
tahun
2010
sebanyak 35 kasus, dan tahun 2011 sebanyak 27 kasus. Rasio disajikan dalam tabel berikut ini: Rasio kekerasan terhadap anak 0,013
0,010
0,007
2009
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.78. Rasio Kekerasan Terhadap Anak di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pada
tahun
2011, jumlah
kelompok Bina
Keluarga Balita (BKB) berjumlah 431 buah dengan anggota sebanyak 6.465 orang, Bina Keluarga Remaja (BKR) 254 buah dengan 3.810 anggota, Bina Keluarga Lansia (BKL) 329 buah dengan 4.935 anggota, Bina Lingkungan Keluarga (BLK) 154 buah dengan
2.310
anggota,
Usaha
Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) 1.446 buah RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 112
dengan 21.690 anggota, dan jumlah kelompok KB 4.388 buah dengan 65.820 anggota. Berikut capaian pembangunan urusan wajib keluarga berencana dan keluarga sejahtera: a.
Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga Salah satu indikator keberhasilan keluarga berencana adalah penurunan rata-rata jumlah anak per keluarga. Indikator ini merupakan perbandingan
antara
jumlah
anak
dengan
jumlah keluarga. Angka capaian pada 2011 adalah 2,20 anak per keluarga. Rata-rata jumlah anak per keluarga 2,28
2007
2,26
2,24
2008
2,22
2009
2010
2,20 2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.79. Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rasio Akseptor KB Rasio akseptor KB merupakan persentase dari jumlah akseptor KB dibanding dengan jumlah pasangan usia subur. Indikator ini merupakan
gambaran
pengendalian
jumlah
penduduk. Rata-rata akseptor KB selama lima tahun terakhir adalah 79,21% per tahun dari jumlah PUS. Rasio akseptor KB (%) 81,41
2007
81,01
79,79
2008
77,23
2009
76,59
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.80. Rasio Akseptor KB di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 113
c.
Cakupan Peserta KB Aktif Cakupan peserta KB merupakan jumlah peserta KB aktif. Rata-rata akseptor KB di Kabupaten Banjarnegara selama lima tahun terakhir adalah 152.509 peserta per tahun. Cakupan peserta KB aktif 157.614
155.539 151.111
2007
149.658
2008
148.622
2009
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.81. Cakupan Peserta KB Aktif di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 d.
Unmetneed Rasio unmetneed adalah merupakan alat kontrasepsi
dibandingkan
dengan
jumlah
Pasangan Usia Subur yang tidak KB dengan alasan tertentu. Rata–rata unmetneed selama lima tahun terakhir adalah 11,28% dari jumlah PUS yang menjadi peserta KB. Unmetneed KB (%) 13,73
12,63
11,07 7,54
2007
2008
2009
2010
7,40
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.82. Unmetneed KB di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 e. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Indikator
keluarga
pra
sejahtera
dan
keluarga sejahtera I merupakan persentase dari keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I dibanding dengan jumlah keluarga. Penurunan indikator ini merupakan gambaran perbaikan kesejahteraan masyarakat. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 114
Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I (%) 61,36
58,83
2007
2008
55,61
53,72
2009
51,96
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.83. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 f.
Total Fertility Rate (TFR) TFR adalah rata-rata jumlah anak yang akan
dilahirkan
oleh
seorang
perempuan
selama hidupnya. Indikator ini merupakan gambaran
pengendalian
pertumbuhan
penduduk. Total Fertility Rate
2,20
2,18
2007
2008
2,16
2,14
2009
2,10
2010
2011
Sumber: Badan KBPP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.84. Total Fertility Rate di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 13. Sosial a.
Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi Sarana sosial yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut: 1).
Panti
Al
Hidayah,
Desa
Gemuruh,
Kecamatan Bawang; 2).
Panti Al Fatah, Kel. Parakancanggah, Kec. Banjarnegara;
3).
PKU
Aisiyah,
Desa
Blambangan,
Kecamatan Bawang; 4).
Panti
Al
Munawwaroh,
Kelurahan
Kutabanjarnegara, Kec. Banjarnegara; RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 115
b.
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
(PMKS) yang Memperoleh Bantuan Sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
yang
memperoleh
bantuan
sosial
adalah perbandingan antara jumlah PMKS yang diberi bantuan dengan jumlah PMKS yang seharusnya menerima bantuan. PMKS yang seharusnya
menerima
bantuan
adalah
perorangan, keluarga atau komunitas yang mengalami disfungsi secara pisik, psikologis, ekonomi, sosial atau budaya yang berhak memperoleh bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar. Cakupan pemberian bantuan sosial pada PMKS masih relatif kecil, hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan anggaran daerah. PMKS yang mendapat bantuan sosial (%) 2,75
2,64
2,41
1,57 0,97 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.85. PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Penanganan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) PMKS yang tertangani adalah PMKS yang mendapatkan
penanganan
agar
dapat
memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf
hidup
memberikan
yang rasa
berkelanjutan
aman
bagi
dan
kelompok
masyarakat miskin dan rentan. Sedangkan penanganan PMKS adalah jumlah PMKS yang tertangani
dibagi
dengan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
jumlah
PMKS. II - 116
Jumlah
PMKS
pada
tahun
2007
adalah
113.803 orang, 82.084 orang (2008), 97.532 orang
(2009),
112.961
orang
(2010),
dan
106.957 orang (2011). Berikut ini adalah gambaran mengenai penanganan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Banjarnegara:
Penanganan PMKS (%) 2,75 1,57
1,39
0,97 2007
2008
0,70
2009
2010
2011
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.86. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 14. Ketenagakerjaan a.
Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun Angka sengketa pengusaha-pekerja adalah jumlah
perbedaan
mengakibatkan
pendapat
pertentangan
yang antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh
atau
serikat
pekerja/serikat
buruh, karena adanya perselisihan mengenai hak, kepentingan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh
dalam
dibandingkan Angka
satu
perusahaan
dengan
jumlah
sengketa
kemudian
perusahaan.
pengusaha-pekerja
di
Kabupaten Banjarnegara rata-rata adalah 3,98 sengketa per tahun.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 117
Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun 8,13 5,10 2,24 2007
2,38
2,05
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.87. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Merupakan perbandingan antara jumlah angkatan
kerja
dengan
jumlah
seluruh
penduduk usia kerja. Angka capaian rata-rata tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Banjarnegara sebesar 71,32% per tahun. Tingkat partisipasi angkatan kerja (%)
79,39 68,01 2007
2008
2009
71,97
69,99
67,24
2010
2011
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.88. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Pencari Kerja yang Ditempatkan Indikator
ini
menggambarkan
perbandingan antara jumlah pencari kerja yang ditempatkan dengan jumlah pencari kerja yang mendaftar. Angka capaian indikator ini ratarata sebesar 34,85% per tahun. Jumlah pencari kerja yang ditempatkan sebesar 1.615 orang dari 7.607 pendaftar (2007), 1.410 orang dari 9.645 pendaftar (2008), 2.262 orang dari 6.422 pendaftar
(2009),
3.479
orang
dari
5.338
pendaftar (2010), dan 3.223 orang dari 6.615 pendaftar (2011). RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 118
Pencari kerja yang ditempatkan (%)
65,17 21,23 2007
48,72
35,22 14,62 2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.89. Pencari Kerja yang Ditempatkan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 d.
Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat
pengangguran
perbandingan
antara
terbuka
jumlah
adalah
penganggur
terbuka usia angkatan kerja dengan jumlah penduduk
angkatan
kerja.
Sedangkan
pengangguran terbuka adalah orang yang tidak bekerja, baik suka rela (karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun terpaksa. Jumlah penganggur terbuka usia angkatan kerja adalah sebanyak 30.563 orang (2007), 22.464 orang (2008), 22.993 orang (2009), dan 14.457 orang (2010). Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
6,94 4,34
2007
2008
5,10 3,10 2009
2010
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.90. Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 e.
Keselamatan dan Perlindungan Indikator keselamatan dan perlindungan diperoleh jumlah dengan
dengan perusahaan jumlah
membandingkan yang
antara
menerapkan
perusahaan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
K3
secara II - 119
keseluruhan.
Angka
keselamatan
dan
perlindungan sudah mencapai 100%, yang berarti sudah semua perusahaan menerapkan K3. Keselamatan dan perlindungan (%)
100
2007
100
100
2008
100
2009
100
2010
2011
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.91. Keselamatan dan Perlindungan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 f.
Penyelesaian Pengusaha
Perselisihan Terhadap
Buruh
Kebijakan
dan
Pemerintah
Daerah Indikator ini dihitung dari jumlah kasus perselisihan
hubungan
industrial
yang
diselesaikan oleh mediator hubungan industrial yang
berkedudukan
di
instansi
yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten yang penyelesaianya sampai pada tingkat
perjanjian
bersama
(PB).
Jumlah
perselisihan pada tahun 2007-2009 sebanyak 1 kasus, 2010 sebanyak 4 kasus, dan pada tahun 2011 sebanyak 2 kasus dengan angka penyelesaian sebesar 100%. Grafik berikut ini menunjukkan tingkat penyelesaian pengusaha
perselisihan terhadap
buruh
kebijakan
dan
pemerintah
daerah di Kabupaten Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 120
Penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah (%) 100
100
2007
100
2008
100
2009
100
2010
2011
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.92. Penyelesaian Perselisihan Buruh dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indikator capaian pembangunan urusan wajib koperasi dan usaha kecil menengah diukur dengan perhitungan
persentase
koperasi
aktif,
Jumlah
BPR/LKM, dan Jumlah UMKM. Tabel di bawah ini menunjukkan
jumlah
koperasi
di
Kabupaten
Banjarnegara berdasarkan jenisnya. Tabel 2.32. Jumlah Koperasi dan Tenaga Kerjanya di Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan Jenis Tahun 2009-2010 Jenis Koperasi KUD Pusat Koperasi Fungsional - KPRI - Koperasi Karyawan - Angkatan Darat - Kepolisian - Dll Koperasi Industri - Ukir-ukiran - Dll Koperasi Jasa - Simpan Pinjam - Pedagang Pasar - Konstruksi/Profesi Koperasi Konsumsi - Koperasi Serba Usaha - Kop. Jenis Lain
Unit Koperasi 2009
Tenaga Kerja
2010
2009
2010
19 3
19 3
137 6
148 778
90 25 1 1 1
90 28 1 1 1
254 16 3 -
263 18 3 -
1
3 1
-
-
19 4 3
19 4 3
149 -
191 -
78 3
78 3
16 -
21 -
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 121
Tabel 2.32. (lanjutan) Jumlah Koperasi dan Tenaga Kerjanya di Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan Jenis Tahun 2009-2010 Unit Koperasi
Jenis Koperasi
2009
Koperasi Lainnya - Wanita - Pemuda - Pondok Pesantren - Pensiunan - Veteran - Pertanian - Perkebunan - Kehutanan - Agrobisnis - Agroindustri - Perikanan - BMT Koperasi Sekolah Jumlah
Tenaga Kerja
2010
11 4 24 9 1 44 3 2 3 5 1 20 375
2009
11 4 24 9 1 44 3 2 4 5 1 22 1 385
2010
50 6 3 91 731
1 52 6 4 5 111 1.601
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
a.
Persentase Koperasi Aktif Indikator
ini
merupakan
persentase
perbandingan antara jumlah koperasi aktif dengan jumlah seluruh koperasi. Persentase koperasi aktif rata-rata sebesar 78,08%. Koperasi aktif (%) 79,50
79,50
79,16
79,75
72,51 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.93. Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Jumlah BPR/LKM Jumlah
Badan
Perkreditan
Rakyat/
Lembaga Kredit Mikro menunjukkan tren yang meningkat. Meningkatnya jumlah BPR/LKM pada
tiap
tahunnya
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
menunjukkan
II - 122
berkembangnya sektor UMKM di Kabupaten Banjarnegara. Jumlah BPR/LKM
157
2007
2008
227
209
188
170
2009
2010
2011
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.94. Jumlah BPR/LKM di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Jumlah
UMKM
di
Kabupaten
Banjarnegara menunjukkan peningkatan tiap tahunnya,
dengan
pertumbuhan
rata-rata
UMKM sebesar 0,33% setiap tahunnya. Jumlah UMKM 23.329 21.127 2007
2008
21.394
21.200
21.127 2009
2010
2011
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.95. UMKM di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 16. Penanaman Modal a.
Jumlah Investor Jumlah
Investor
disini
adalah
jumlah
pengusaha yang menanamkan investasinya di Banjarnegara
termasuk
di
dalamnya
pengusaha mikro, kecil, menengah dan besar. Namun
jumlah
tersebut
belum
dapat
digolongkan investor berskala nasional. Jumlah Investor
yang
menanamkan
modalnya
di
Banjarnegara dari tahun 2007 hingga tahun 2011 jumlahnya terus bertambah.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 123
Jumlah Investor
522
2007
889
835
640
2008
2010
2009
685
2011
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.96. Jumlah Investor di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b..
Jumlah Nilai Investasi Jumlah
nilai
investasi
adalah
jumlah
investasi yang ditanamkan oleh investor di Banjarnegara. termasuk di dalamnya usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar. Besar Jumlah investasi nvestasi di Banjarnegara dari tahun 2007 hingga tahun 2010 berfluktuasi hal ini dapat dijelaskan bahwa meskipun jumlah investor dari tahun ke tahun mengalami kenaikan tapi nilai investasi yang ditanamkan berfluktuasi tergantung besar kecilnya perusahaan. Nilai Investasi (Rp) 282.686.721.196 175.115.122.090
198.462.036.475 140.000.000.000 74.550.479.100
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.97. Nilai Investasi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 c..
Daya Serap Tenaga Kerja Daya serap tenaga kerja dari penanaman modal di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 adalah sebanyak 3.035 tenaga kerja,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 124
sedangkan pada tahun 2011 terserap sebanyak 2.927 tenaga kerja. d.
Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN Kenaikan/penurunan
nilai
realisasi
penanaman modal dalam negeri merupakan persentase
dari
kenaikan/penurunan
nilai
realisasi PMDN dari tahun sebelumnya. Persentase
kenaikan/penurunan
nilai
realisasi PMDN di Kabupaten Banjarnegara disajikan dalam grafik di bawah ini: Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN (%) 44,07
0,92 2007
-1,35 2008
0,88 2009
0,42 2010
2011
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.98. Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
17. Kebudayaan Festival kebudayaan yang rutin dilakukan di Kabupaten Banjarnegara meliputi Dieng Culture Festival dengan salah satu acaranya adalah ruwatan rambut gimbal dan festival tahun baru. Benda cagar budaya di Kabupaten Banjarnegara terdiri atas Makam dan Petilasan Bogem, Makam dan Petilasan Kedunglumbu,
Petilasan
Adisara,
Masjid
Besar
Kauman, Monumen Machlani, Makam Girilangan, Tugu Banjarnegara, Arca Watu Lembu, Watu Kasur, Watu Umpak, Petilasan Sunan Giri Pit, Petilasan Giri Wasiat, Baju dan Celana Keprajuritan A. Mangunyudo
Sedoloji,
Watu
Ganja,
Sarean
Pekuncen, Makam Budha, Watu Gombang, Makam Adipati Anom, Batu Arca (Yoni), Batu Kupluk, Batu Umpak, Petilasan Batu Silembu, Punden Medini, RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 125
Watu
Siwarak,
Batu
Umpak,
Kubur
Budha,
Monumen Wilayah Batas Pendudukan Belanda dan RI dari Hasil Perjanjian Renville, Makam Raden Tumenggung Dipoyudo (Bupati I), Makam Raden Ngabehi Mangunyudo I (Hadipati Mangunyudo Seda Loji), Makam KRT Diponingrat (Bupati II), Makam KRT
Joyonegoro
I
(Bupati
III),
Makam
KRT
Joyonegoro II (Bupati IV), Makam KRA Ario Sumitra Kalapaking
(Bupati
V),
Makam
Kyai
RN.
Banyakwide, Gedung Kantor Pos, Gedung Balai Latihan Kerja, Gedung Kantor Kecamatan, Makam Kyai Ageng Selamanik, Masjid Dagan, Monumen Pahlawan.
18. Kepemudaan dan Olahraga Capaian pembangunan urusan kepemudaan dan olahraga relatif stagnan, dengan fokus pada pemeliharaan
fasilitas.
Jumlah
fasilitas
dan
kegiatan olahraga jumlahnya tetap selama tiga tahun terakhir. Data selengkapnya mengenai kepemudaan dan olahraga disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 2.33. Indikator Pembangunan Urusan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2011 Uraian Indikator
Tahun 2008
2009
2010
2011
Jumlah organisasi pemuda
24
24
24
24
Jumlah organisasi olahraga
27
27
27
27
Jumlah kegiatan kepemudaan
7
7
7
7
Jumlah kegiatan olahraga
5
5
5
5
Gelanggang/balai remaja (selain milik
4
4
4
4
46
46
46
46
swasta) Lapangan olahraga Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara 2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 126
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri a.
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP berfluktuasi. Hal ini disebabkan alokasi dana yang tersedia untuk kegiatan pembinaan
jumlahnya
terbatas.
Kegiatan
pembinaan rata-rata dilakukan sebanyak 2,2 kali kegiatan per tahun. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 3
3 2
2 1
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.99. Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Kegiatan Pembinaan Politik Daerah Kegiatan pembinaan politik daerah pada tiap
tahunnya
menunjukkan
tren
yang
menurun. Tahun 2009 hingga tahun 2011, hanya dilakukan satu kegiatan pembinaan per tahunnya. Kegiatan pembinaan politik daerah
2
2 1
2007
2008
2009
1 2010
1 2011
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.100. Jumlah Kegiatan Pembinaan Politik Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 127
20. Otonomi
Daerah,
Administrasi
Pemerintahan
Keuangan
Daerah,
Umum, Perangkat
Daerah, Kepegawaian, dan Persandian a.
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Rasio
jumlah
Polisi
PP
per
10.000
penduduk dihitung dari jumlah polisi PP dibagi jumlah
penduduk
dikalikan
10.000.
Rasio
jumlah Polisi PP cenderung menurun pada tiap tahunnya, dari 0,80 pada tahun 2007 menjadi 0,65 pada tahun 2011. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 0,80
0,80
2007
2008
0,73
0,69
2009
0,65
2010
2011
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.101. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rasio Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk Rasio Jumlah Linmas terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya anggota petugas Linmas yang meninggal dunia dan belum ada penggantinya. Jumlah Linmas pada tahun 2007 sebanyak 9.287 orang, sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 9.251. Rasio penduduk
jumlah di
Linmas
Kabupaten
per
10.000
Banjarnegara
disajikan pada tabel berikut ini : Rasio jumlah Linmas per 10.000 penduduk 102,46
2007
101,18
2008
100,42
2009
99,62
2010
85,58 2011
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.102. Rasio Jumlah Linmas per 10.000 penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 128
c.
Rasio
Pos
Siskamling
per
Jumlah
Desa/
Kelurahan Rasio Pos Siskamling per jumlah desa mengalami
penurunan
hal
ini
disebabkan
adanya pos siskamling yang rusak berat dan belum dibangun atau direhab kembali. Jumlah pos Siskamling pada tahun 2007 tercatat sebanyak 706 pos, jumlah pos menurun pada tahun 2011 menjadi sebanyak 653 pos. Rasio pos Siskamling ditampilkan pada grafik di bawah ini: Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan 2,53 2,44
2007
2,42
2008
2,37
2009
2010
2,34 2011
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.103. Rasio Pos Siskamling per Jumlah Desa/Kelurahan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 d.
Sistem
informasi
Pelayanan
Perijinan
dan
Adiministrasi Pemerintah Sistem Informasi Pelayanan Perizinan dan administrasi pemerintah di KP2T adalah Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Satu Pintu (SIMPATU). Simpatu di KP2T baru dibangun pada
tahun
pelatihan menangani
2010
dengan
sumber proses
daya
melaksanakan manusia
perizinan.
Tahun
yang 2011
dilaksanakan pembangunan instalasi jaringan Simpatu.Saat
ini
Simpatu
belum
dapat
dijalankan di KP2T karena terhambat jumlah komputer yang
ada
belum
sesuai
dengan
jumlah dan spesifikasi yang disarankan serta belum adanya server guna menyimpan data perizinan. Namun pada tahun 2012 akan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 129
direalisasikan dengan menganggarkan untuk pembelian
perangkat
dimaksud
sehingga
Simpatu dapat direalisasikan. Tahun 2013 hingga
tahun
2016
adalah
tahap
pengembangan Simpatu. e.
Penegakan Perda Penegakan
Perda
dihitung
dengan
membagi jumlah penyelesaian penegakan Perda dengan
jumlah
pelanggaran
perda.
Penyelesaian pelanggaran Perda lewat jalur pembinaan,
yakni
pernyataan
dengan
untuk
membuat
tidak
surat
mengulangi
pelanggaran Perda yang dilakukan sehingga tingkat pencapaian penyelesaian pelanggaran Perda mencapai 100%. Penegakan PERDA (%) 100 2007
100
100
2008
100
2009
100
2010
2011
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.104. Penegakan PERDA Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 f.
Cakupan patroli petugas Satpol PP Angka
cakupan
patroli
Satpol
PP
(pemantauan dan penyelesaian pelanggaran K3) dalam 24 jam disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2.34. Cakupan patroli petugas Satpol PP Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Uraian Indikator
Cakupan patroli petugas Satpol PP
Tahun 2007
2008
2009
2010
2011
3x
3x
3x
3x
3x
dalam
dalam
dalam
dalam
dalam
24 jam
24 jam
24 jam
24 jam
24 jam
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 130
g.
Tingkat
penyelesaian
(Ketertiban,
pelanggaran
Ketentraman,
K3
Keindahan)
di
Kabupaten Angka indikator ini berasal dari jumlah penyelesaian pelanggaran K3 dibagi dengan jumlah pelanggaran K3. Angka capaian oleh Satpol PP sudah mencapai 100%. Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketertiban, Ketentraman, Keindahan di Kabupaten (%) 100 2007
100 2008
100 2009
100 2010
100 2011
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.105. Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketertiban, Ketentraman, Keindahan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 h.
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten Jumlah Linmas per jumlah penduduk mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan adanya anggota petugas Linmas yang meninggal dunia namun belum ada penggantinya. Penambahan atau kaderisasi anggota Linmas mengalami kesulitan karena keanggotaan
linmas
bersifat
sukarela
dan
belum adanya perhatian (kesejahteraan) yang memadai bagi anggota Linmas. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten (%) 1,024
1,011
1,004
0,996 0,855
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.106. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 131
i.
Cakupan
Pelayanan
Bencana
Kebakaran
Kabupaten Cakupan pelayanan bencana kebakaran memberikan gambaran mengenai kemampuan pemerintah dalam
dalam
pemadaman
Indikator
ini
memberikan
pelayanan
bencana
kebakaran.
diukur
dari
persentase
perbandingan antara jumlah mobil pemadam kebakaran dengan jumlah penduduk. Jumlah mobil pemadam kebakaran tahun 2007-2011 sejumlah 2.000 unit mobil. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten (%) 0,19 2007
0,19 2008
0,19
0,19
2009
0,19
2010
2011
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.107. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 j.
Cakupan
Sarana
Prasarana
Perkantoran
Pemerintahan Desa yang Baik Angka cakupan indikator ini merupakan persentase dari jumlah kantor pemerintahan desa
yang
baik
dibanding
dengan
jumlah
seluruh pemerintahan desa. Angka cakupan ditampilkan pada grafik di bawah ini: Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik (%)
56,39
2007
60,15
2008
75,19
63,91
2009
2010
75,19
2011
Sumber: Bagian Pemerintahan Desa Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.108. Persentase Cakupan Sarana Prasarana Perkantoran Pemerintahan Desa yang Baik di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 132
k.
Sistem
Informasi
Manajemen
Pemerintah
Daerah Sistem Informasi Manajemen yang dimiliki Pemda
KabupatenBanjarnegara
sebagai
berikut: •
SIM dengan sistem online/Intranet, antara lain : LPSE
(Layanan
Elektronik), Informasi
Pengadaan
Secara
SimrenBangda Manajemen
Pembangunan (Sistem
(Sistem
Perencanaan
Daerah),
SimdalBangda
Informasi
Manajemen
Pengendalian Pembangunan Daerah), SMS Gateway, dan Sig Kemiskinan. •
SIM dengan sistem WAN/Wide Area Network, antara lain : SIMPATU (Sistem Informasi Perijinan) dan SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan)
•
SIM dengan sistem LAN/Local Area Network, antara lain : SIMPEG
(Sistem
Informasi
Kepegawaian), SIMKEU (Sistem Informasi Keuangan Daerah), SIM Penggajian, SimDa Barang, dan SimRSUD SIM Pemda (unit) 12 3 2007
4 2008
7
5 2009
2010
2011
Sumber: Bagian Hubungan Masyarakat Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.109. Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 133
l.
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat Survey
Indeks
Kepuasan
Layanan
Masyarakat dilakukan oleh 3 SKPD yaitu KP2T (layanan
perizinan),
KPAD
(layanan
perpustakaan), dan RSUD (layanan kesehatan). Tabel 2.35. Indeks Kepuasan Layanan MasyarakatKabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 TAHUN
Uraian Indikator Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
2007
2008
2009
2010
2011
-
-
Ada
Ada
Ada
Sumber: Bagian Organisasi Setda Kab. Banjarnegara 2011
m.
Ketepatan Waktu SKPD dalam Penyampaian Laporan Kinerja (LAKIP dan TAPKIN) Persentase
ketepatan
SKPD
dalam
menyampaikan laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN)
dihitung
berdasarkan
banyaknya
SKPD yang mengumpulkan LAKIP dan TAPKIN sesuai jadwal yang ditentukan dibagi dengan jumlah SKPD yang ada. Berikut ini tabel yang berisi angka capaian tahun 2007-2010: Tabel 2.36. Ketepatan Waktu SKPD dalam Penyampaian Laporan Kinerja (LAKIP dan TAPKIN) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 Uraian Indikator Ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN)
TAHUN 2007
2008
2009
2010
-
-
81,50%
90%
Sumber: Bagian Organisasi Setda Kab. Banjarnegara 2011
n.
Administrasi Keuangan Daerah Capaian keuangan
indikator
daerah
bidang
Kabupaten
administrasi Banjarnegara
masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal opini laporan keuangan dan rasio PAD. Angka capaian indikator disajikan pada tabel berikut : RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 134
Tabel 2.37. Indikator Capaian Administrasi Keuangan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 TAHUN
Uraian Indikator Rasio PAD terhadap pendapatan (%) Tersedianya laporan asset yang mendukung laporan neraca Opini laporan keuangan Penyusunan APBD
Peyusunan pertanggungjawaban APBD
2007
2008
2009
2010
2011
7,12
6,75
8,22
7,35
-
Ada
Ada
Ada
Ada
-
WDP
WDP
WDP
WDP
-
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
-
Sumber: DPPKAD Kab. Banjarnegara 2011
o.
Jumlah Peraturan Daerah Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2007 hingga 2011 disajikan pada grafik di bawah ini: Jumlah Peraturan Daerah
22 2007
17
14
9 2008
2009
2010
11 2011
Sumber: Bagian Hukum Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.110. Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 21. Ketahanan Pangan Capaian urusan ketahanan pangan diukur dengan indikator ketersediaan regulasi ketahanan pangan, ketersediaan pangan utama, dan skor Pola Pangan Harapan. Pangan merupakan kebutuhan pokok
yang
harus
tersedia
setiap
saat,
baik
kuantitas maupun kualitas, aman, bergizi dan terjangkau
daya
beli
masyarakat.
Kekurangan
pangan tidak hanya dapat menimbulkan dampak
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 135
sosial,
ekonomi,
bahkan
dapat
mengancam
keamanan sosial. Jumlah
lumbung
pangan
di
Kabupaten
Banjarnegara sebanyak 42 unit dengan kapasitas sebesar
1.142
ton,
sedangkan
gudang
pangan
tersedia seluas 3.073 m2 dengan kapasitas 4.389 ton per bulan. Berikut ini disajikan jumlah lumbung dan gudang pangan per kecamatan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010: Tabel 2.38. Jumlah Lumbung dan Gudang Pangan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Lumbung Kecamatan
Gudang Pangan
Jumlah
Kapasitas
Luas
Kapasitas/
(unit)
(ton)
(m2)
Bulan (ton)
Susukan Purwareja Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarmangu Wanadadi Rakit Pejawaran Jumlah
2 4 24 2 1 1 3 2 3 42
25 180 730 7 30 5 110 53 2 1.142
286 1.750 300 737 3.073
1.530 2.450 160 249 4.389
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2010
a.
Regulasi Ketahanan Pangan Regulasi tentang ketahanan pangan pada tahun 2007 dan tahun 2008 belum dibuat. Kemudian
setelah
tahun
2009
dibentuk
Peraturan Bupati tentang ketahanan pangan seiring dengan pembentukan SOTK Kantor Ketahanan Pangan. Regulasi yang mengatur tentang
ketahanan
pangan
di
Kabupaten
Banjarnegara adalah sebagai berikut: 1).
Peraturan Bupati Nomor 174 tanggal 18 Maret 2009 Tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 136
Jabatan pada Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara; 2).
Peraturan Bupati Nomor 250 Tahun 2010 Tanggal 8 April Tentang Dewan Ketahanan Ketahanan Pangan (DKP);
3).
Peraturan Bupati Nomor 5 Tanggal 28 Januari
2011
Tentang
Penganekaragaman
Percepatan
Konsumsi
Pangan
Berbasis Sumber Daya Lokal di Kabupaten Banjarnegara. b.
Ketersediaan Pangan Utama Ketersediaan
pangan
merupakan
persentase dari rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama per tahun (kg) dibagi dengan jumlah penduduk. Ketersediaan pangan utama pada tahun 2007 sebesar 101,91% dari jumlah penduduk, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi
sebesar
112,67%
dari
jumlah
penduduk. Ketersediaan pangan utama (%)
2007
150,59
134,87
106,13
101,91
2008
2009
2010
112,67
2011
Sumber: KKP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.111. Ketersediaan Pangan Utama Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Pola Pangan Harapan Pola
Pangan
Harapan
(PPH)
adalah
susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama baik secara absolut maupun dari suatu pola ketersediaan atau konsumsi pangan (padipadian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan
lemak,
buah/biji
berminyak,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
kacangII - 137
kacangan, gula, sayur dan buah, dan lain-lain). Angka capaian skor PPH pada tahun 2009 adalah 81,20 dan skornya meningkat pada tahun 2011 menjadi sebesar 82,70. Pola Pangan Harapan 82,70
82,30 81,20 2009
2010
2011
Sumber: KKP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.112. Pola Pangan Harapan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 22. Pemberdayaan Masyarakat Desa a.
Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK merupakan
perbandingan
antara
jumlah
kelompok binaan PKK dengan jumlah PKK. Jumlah PKK keseluruhan adalah sebanyak 298 unit, terdiri dari 20 unit PKK kecamatan, 266 unit PKK desa, dan 12 unit PKK kelurahan. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 57,10
57,02
56,14
47,91 2007
2008
2009
2010
Sumber: KPMD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.113. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 b.
Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat Keberadaan lembaga swadaya masyarakat menjadi salah satu indikator pembangunan demokrasi. Banjarnegara
Jumlah selama
LSM
di
Kabupaten
lima
tahun
terakhir
disajikan pada grafik di bawah: RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 138
Jumlah LSM 5
5
2007
5
2008
5
2009
5
2010
2011
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.114. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
PKK Aktif Jumlah PKK keseluruhan adalah sebanyak 298 unit, terdiri dari 20 unit PKK kecamatan, 266 unit PKK desa, dan 12 unit PKK kelurahan. Dari
298
unit
merupakan
PKK
PKK
tersebut
aktif
semuanya
sehingga
angka
capaiannya adalah 100%. d.
Posyandu Aktif Angka
Posyandu
persentase
jumlah
aktif
Posyandu
merupakan aktif
dibagi
dengan total Posyandu. Jumlah posyandu di Kabupaten Banjarnegara adalah 1.587 (2008); 1.493 (2009); 1.598 (2010); dan 1.513 (2011). Posyandu aktif (%)
2008
2009
100,00
81,97
78,30
68,46
2010
2011
Sumber: KPMD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.115. Posyandu Aktif di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20082011 e.
Swadaya
Masyarakat
terhadap
Program
Pemberdayaan Masyarakat Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat dihitung dengan formula jumlah swadaya masyarakat terhadap program
pemberdayaan
masyarakat
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
dibagi II - 139
dengan
total
masyarakat. masyarakat
program
Rata-rata per
tahun
pemberdayaan
jumlah adalah
swadaya 1
kegiatan
swadaya. Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat (%) 50,00 33,00 20,00 2009
2010
2011
Sumber: KPMD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.116. Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009-2011 23. Statistik Urusan
statistik
dalam
kepemerintahan
ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada publik
dalam
hal
penyediaan
data-data
dan
informasi mengenai capaian pembangunan dan kondisi
daerah.
Untuk
memberikan
gambaran
mengenai perkembangan kondisi daerah, setiap tahun
telah
diterbitkan
buku
Kabupaten
Banjarnegara Dalam Angka (BDA) yang merupakan kerja
sama
antara
Bappeda
Kabupaten
Banjarnegara dengan BPS Kabupaten Banjarnegara. Sedangkan untuk memberi gambaran mengenai aktivitas perekonomian daerah telah diterbitkan pula
buku
Pendapatan
Regional
Kabupaten
Banjarnegara untuk setiap tahunnya yang berisi tentang
perkembangan
PDRB
per
sektor
pada
tingkat kabupaten dan kecamatan. Selain dua buku tersebut, disusun pula dokumen yang disesuaikan dengan kebutuhan pencapaian target pembangunan yang bersifat responsif seperti Rencana Aksi Daerah (RAD) tentang Percepatan Pencapaian Millenium Development Goals, dan Rencana Aksi Daerah tentang Penanggulangan Kemiskinan. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 140
24. Kearsipan Pengelolaan
arsip
secara
baku
merupakan
perbandingan antara jumlah SKPD yang telah menerapkan dengan
arsip
secara
jumlah
pengelolaan
baku
seluruh
arsip
dibandingkan
SKPD.
secara
baku
Persentase masih
perlu
ditingkatkan, hal ini dapat dilihat dari masih kecilnya angka persentase capaian. Berikut ini capaian urusan kearsipan : Tabel 2.39. Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Uraian Indikator Pengelolaan Arsip
2007
2008
2009
2010
2011
4,55%
4,35%
5,77%
1,79%
2,99%
-
-
1 Keg
1 Keg
-
Secara Baku Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan Sumber: KPAD Kab. Banjarnegara 2011
25. Komunikasi dan Informatika a.
Jumlah Jaringan Komunikasi Sumber
data
dari
128
menara
telekomunikasi yang terdiri dari 9 BTS yaitu Telkomsel, Indosat, XL, THREE (3), Esia, Axis, Smartfren, Ceria dan Flexi. Semakin banyak jumlah
jaringan
komunikasi
maka
menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi sebagai pelayanan penunjang
dalam
menyelenggarakan
pemerintahan daerah. Berikut
ini
disajikan
jumlah
jaringan
telepon genggam dan telepon stasioner di Kabupaten Banjarnegara:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 141
Jaringan telepon genggam
Jaringan telepon stasioner
6.600
6.500
6.674
7.000
7.000
81
97
104
113
128
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.117. Jumlah Jaringan Komunikasi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rasio Wartel/Warnet per 1000 Penduduk Posisi sampai dengan tahun 2011 jumlah wartel sebanyak 50 buah, dan warnet sebanyak 75 buah. Rasio warnet untuk 1.000 penduduk 0,112
warnet.
wartel/warnet
Semakin
per
1000
besar penduduk
rasio akan
menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan internet dan fasilitas jaringan komunikasi data bagi masyarakat. Rasio wartel/warnet per 1000 Penduduk 0,175 0,142 0,112
0,103
2007
2008
2009
2010
0,134
2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.118. Rasio Wartel/Warnet per 1000 Penduduk di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Pada tahun 2011, surat kabar nasional yang
beredar
di
Kabupaten
Banjarnegara
adalah Harian Umum Kompas dan Republika. Sedangkan surat kabar lokal/regional terdiri dari Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Radar Banyumas, dan Warta Jateng. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 142
Grafik berikut ini menampilkan jumlah surat
kabar
yang
beredar
di
Kabupaten
Banjarnegara : Jumlah surat kabar nasional/lokal 7
7
2007
7
6
2008
2009
7
2010
2011
Sumber: Bagian Hubungan Masyarakat Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.119. Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 d.
Jumlah Penyiaran Radio/TV Indikator penyiaran
ini
menunjukkan
radio/tv
daerah.Semakin
yang
banyak
jumlah
masuk
jumlah
ke
penyiaran
radio/TV baik lokal maupun nasional di daerah maka
menggambarkan
ketersediaan
fasilitas
semakin
jaringan
besar
komunikasi
massa. Radio Lokal: LPPL Suara Banjarnegara, POP FM dan Prima FM. Radio Nasional: RRI Purwokerto.
TV
Lokal:
Banyumas
TV.
TV
Nasional: TVRI, Indosiar, RCTI, SCTV, MNCTV, ANTV, TV One dan Trans 7. Grafik berikut ini menyajikan
jumlah
penyiaran
radio/TV
di
daerah Kabupaten Banjarnegara: Jumlah penyiaran radio/tv lokal 13 2007
13 2008
13 2009
13 2010
13 2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.120. Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 e.
Web Site Milik Pemerintah Daerah Internet memiliki peran yang strategis dalam penyebaran informasi, terutama dalam
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 143
hal luasnya akses informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Tahun
2011,
Kabupaten
Banjarnegara memiliki situs jaringan dengan domain
http:\\www.banjarnegarakab.go.id,
dengan Sub Domain Bappeda, BKD, DPPKAD, Dindukcapil, Dinsosnakertrans, RSUD, KP2T, LPSE, dan JDIH (Produk Hukum). Web site milik pemerintah daerah 9 1
1
2007
3
1
2008
2009
2010
2011
Sumber: Bagian Hubungan Masyarakat Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.121. Jumlah Web Site Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 f.
Jaringan E-Government Untuk mendukung sistem administrasi kepemerintahan berbasis internet, tahun 2011 terdapat
56
client
yang
meliputi
SKPD,
Kecamatan, dan kelurahan. Jaringan e-government 45
2007
45
2008
56
49
45
2009
2010
2011
Sumber: Bagian Hubungan Masyarakat Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.122. Jumlah Jaringan E-Government Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 g.
Pameran/Expo Dalam
rangka
menciptakan
memperkenalkan
peluang
pasar
dan
produk-produk
unggulan Kabupaten Banjarnegara baik berupa produk pertanian,
makanan, selama
kerajinan tahun
2007
dan
hasil
s/d
2011,
Pemkab Banjarnegara telah memfasilitasi para perajin dan UMKM di Kabupaten Banjarnegara RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 144
dengan
mengikuti
pameran/ekspo
yang
beberapa
event
diselenggarakan
oleh
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota maupun oleh Swasta sebanyak 37 (tigapuluh tujuh) kegiatan pameran/ekspo antara lain CJIBF, Inacraft, DP Mall, Jateng Fair, dan lainnya. Jumlah pameran/expo 36 19
13
7 2007
26
2008
2009
2010
2011
Sumber: Bagian Perekonomian Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.123. Jumlah Pameran/Expo Yang Diikuti Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 26. Perpustakaan Indikator capaian urusan wajib perpustakaan berguna
untuk
menggambarkan
pelayanan
Pemerintah Daerah dalam penyediaan perpustakaan dan
bahan
bacaan
Perpustakaan
umum
Banjarnegara
berjumlah
kepada daerah satu
masyarakat. di
kabupaten
unit.
Jumlah
pengunjung perpustakaan per tahun diperoleh dari jumlah kunjungan ke perpustakaan dibagi dengan jumlah orang yang harus dilayani. Sedangkan koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah adalah perbandingan antara jumlah judul buku yang tersedia dengan jumlah koleksi buku. Jumlah koleksi judul buku hingga tahun 2011 sebanyak
11.124
judul
dengan
koleksi
buku
sebanyak 32.525. Sedangkan jumlah pengunjung pada tahun 2011 sebanyak 32.821 kunjungan. Berikut ini capaian indikator urusan kearsipan:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 145
Tabel 2.40. Capaian Indikator Urusan Kearsipan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Uraian Indikator
2007
Jumlah Perpustakaan Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah
2008
2009
2010
2011
1
1
1
1
1
4,59%
4,02%
4,56%
4,72%
3,51%
30,56%
31,43%
30,94% 38,47%
34,20%
Sumber: KPAD Kab. Banjarnegara 2011
2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan 1.
Pertanian Rata-rata produksi padi selama tahun 20072011 adalah sebesar 149.689,22 ton. Produksi padi per
tahun
tidak
stabil,
hal
ini
dikarenakan
perbedaan musim tanam yaitu pada tahun ganjil dilaksanakan tiga kali musim tanam, sedangkan pada tahun genap dilaksanakan dua kali musim tanam. Tabel di bawah ini menyajikan produksi padi dan tanaman pangan lainnya, tanaman sayursayuran, dan tanaman buah-buahan di Kabupaten Banjarnegara selama lima tahun terakhir:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 146
Tabel 2.41. Produksi Tanaman Pangan, Sayur-Sayuran, dan Buah-Buahan Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Uraian Indikator
2007
2008
2009
2010
2011
Padi (ton) Jagung (ton) Ubi Kayu (ton) Ubi Jalar (ton) Kedelai (ton) Kacang Tanah (ton) Kacang Hijau (ton) Kentang (kw) Kobis (kw) Wortel (kw) Tomat (kw) Sawi (kw) Cabai (kw) Durian (kg) Manggis(kg) Salak (kw) Pisang (kw) Rambutan (kw) Duku (kg)
145.624,25 86.842,40 250.797,92 3.117,10 90,30 2.158,01 1,20 964.677,00 635.758,00 53.810,00 8.435,00 23.182,00 19.019,92 40.555,00 2.825.128,00 73.084,00 38.878,00 2.502.380,00
140.940,25 92.859,92 243.296,75 3.956,40 139,76 4.917,55 10,95 1.334.175,00 1.532.711,00 117.038,00 17.199,00 55.559,00 65.219,00 1.586.000,00 30.700,00 1.936.621,00 105.662,00 79.706,00 306.900,00
152.773,60 105.631,10 255.805,55 2.700,10 505,00 2.154,53 19,75 1.250.772,00 935.076,00 28.022,00 12.989,00 35.245,00 173.408,00 3.025.500,00 28.500,00 2.158.193,00 117.247,00 71.315,00 593.900,00
152.085,85 102.004,80 270.826,95 3.333,40 393,03 2.015,82 23,85 1.096.132,00 948.635,00 134.979,00 15.887,00 73.073,00 69.657,50 1.180.855,00 107.891,00 2.282.260,78 72.788,67 10.706,90 1.052.290,00
157.022,13 84.344,67 234.941,05 2.995,30 470,27 1.627,90 1,03 997.563,00 1.423.310,00 722.661,00 9.919,00 126.124,00 79.644,00 2.849.109,00 147.155,00 2.630.288,23 101.634,44 161.642,42 134.500,00
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Berikut
ini
capaian
pembangunan
urusan
pilihan pertanian: a.
Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat
produktivitas
lahan
dalam
memproduksi bahan pangan utama. Dihitung dengan membagi jumlah produksi dengan luas areal tanaman. Tabel 2.42. Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya (Kw/Ha) Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Uraian Indikator
2007
2008
2009
Padi Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau
53,67 33,68 215,91 130,97 7,78 9,71 12,00
55,41 36,00 218,36 135,96 9,38 11,51 10,95
59,39 40,43 230,93 133,67 9,05 11,04 10,97
2010
2011
55,69 41,88 223,66 130,21 7,84 11,60 9,94
61,14 44,16 226,76 142,63 9,58 13,10 10,25
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
b.
Produktivitas Tanaman Buah dan Sayur Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat
produktivitas
memproduksi
buah
dan
lahan
dalam
sayur.
Dihitung
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 147
dengan membagi jumlah produksi dengan luas areal
tanam
atau
satuan
tanaman.
Tabel
berikut ini menyajikan tingkat produktivitas tanaman buah dan sayur pada areal tanam di Kabupaten Banjarnegara: Tabel 2.43. Produktivitas Tanaman Buah dan Sayur di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Uraian Indikator
2007
Durian (kg/pohon)
2008
2009
2010
2011
119,75
65,47
67,09
21,63
52,40
-
12,34
12,35
21,42
48,87
Salak (kg/rumpun)
24,20
15,31
16,44
15,36
17,73
Pisang (kg/rumpun)
35,70
45,31
45,85
34,51
43,12
Rambutan (kg/pohon)
70,88
84,05
81,36
36,03
161,49
Duku (kg/pohon)
76,14
30,79
29,14
65,34
47,39
Kentang (kw/ha)
151,65
158,19
138,05
149,36
136,65
Kobis (kw/ha)
197,62
254,77
163,56
149,09
282,12
Wortel (kw/ha)
102,30
139,17
79,61
132,59
138,41
Tomat (kw/ha)
100,42
100,58
78,25
58,19
49,84
Sawi (kw/ha)
70,46
99,78
60,77
94,05
79,03
Cabai (kw/ha)
31,70
49,56
85,72
19,92
23,54
Manggis (kg/pohon)
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
c.
Kontribusi
Sektor
Pertanian/Perkebunan
Terhadap PDRB Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB diperhitungkan dari jumlah kontribusi
PDRB
dari
sektor
pertanian/
perkebunan dibagi jumlah PDRB dari sektor pertanian/perkebunan. pertanian/perkebunan
Kontribusi terhadap
sektor
PDRB
dari
tahun 2007 hingga 2011 cenderung turun, meski nilainya mengalami kenaikan. Angka kontribusi terhadap
sektor PDRB
pertanian/perkebunan
adalah
rata-rata
sebesar
38,39% per tahun. Perkembangan pertanian/
kontribusi
perkebunan
terhadap
sektor PDRB
disajikan pada grafik di bawah ini:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 148
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB (%) 39,69
38,86
38,74 37,51
2007
2008
2009
37,14
2010*)
2011*)
*) Angka Sementara Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.124. Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 d.
Kontribusi
Sektor
Pertanian
(Palawija)
Terhadap PDRB Kontribusi
sektor
pertanian
(Palawija)
terhadap PDRB diperhitungkan dari jumlah kontribusi
PDRB
dari
sektor
pertanian
(palawija) dibagi jumlah PDRB dari sektor pertanian
(palawija).
Kontribusi
sektor
pertanian (palawija) terhadap PDRB dari tahun 2007 hingga 2011 menunjukkan tren yang menurun. Berikut ini disajikan grafik perkembangan kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB. Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB (%) 35,36
2007
34,65
2008
34,47
2009
33,36
2010*)
33,03
2011*)
*) Angka Sementara Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.125. Kontribusi Sektor Pertanian (Palawija) Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 149
e.
Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras) Terhadap PDRB Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB diperhitungkan dari jumlah kontribusi PDRB dari sektor perkebunan dibagi jumlah PDRB dari sektor pertanian. Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB dari tahun 2007 hingga 2010 cenderung turun sejalan dengan laju
pertumbuhannya,
meski
nilainya
mengalami kenaikan. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB (%) 4,42
4,41
4,38
4,26 2007
2008
2009
2010*)
*) Angka sementara Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.126. Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras) Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 f.
Populasi Ternak Populasi ternak merupakan jumlah ternak yang
dibudidayakan
Banjarnegara
dalam
di
satu
Kabupaten
tahun.
Populasi
ternak disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.44. Populasi Ternak Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Indikator Sapi Kambing Domba
2007
2008
2009
2010
2011
38.501 149.066 93.280
40.426 178.879 107.272
41.638 182.612 107.159
41.842 184.847 108.318
34.320 185.056 108.915
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
g.
Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan Persentase buatan
keberhasilan
menggambarkan
inseminasi
kemampuan
Iptek
dalam proses reproduksi hewan secara buatan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 150
dengan bantuan manusia. Berikut ini capaian selama lima tahun: Keberhasilan inseminasi buatan (%)
64,22
57,87
2007
2008
2009
69,17
59,72
54,79
2010
2011
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.127. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 h.
Kontribusi Produksi Kelompok Petani terhadap PDRB Pertanian Rasio kelompok
ini
menggambarkan
petani
terhadap
kontribusi
PDRB
sektor
pertanian. Kontribusi produksi kelompok tani terhadap PDRB sektor pertanian dari tahun 2007-2011 disajikan dalam grafik di bawah ini: Kontribusi produksi kelompok petani terhadap PDRB pertanian (%)
100
100
100 65,00
2007
2008
2009
2010
71,50
2011
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.128. Kontribusi Produksi Kelompok Petani terhadap PDRB Pertanian di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 2.
Kehutanan a.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Persentase rehabilitasi hutan dan lahan kritis merupakan persentase dari luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi dibanding dengan total luas hutan dan luas lahan kritis.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 151
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (%) 5,59 4,20
3,82 0,51
2007
0,06
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.129. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis dari tahun 2007 sampai 2011 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 indeks rehabilitasi hutan dan lahan kritis sebesar 4,02% atau seluas 4.039 ha dari total hutan 41.258,51 ha dan lahan kritis seluas 55.018,96 ha. Pada tahun 2011, indeks
rehabilitasi
hutan
mencapai
5,59%
yakni seluas 5.755 ha dari total luas hutan dan lahan kritis 103.027,35 ha. b.
Kerusakan Kawasan Hutan Persentase merupakan
kerusakan
persentase
kawasan luas
hutan
kerusakan
kawasan hutan dibanding dengan total luas kawasan
hutan.
Berikut
ini
persentase
kerusakan hutan: Kerusakan kawasan hutan (%) 0,34 0,14 0,0 2007
0,0 2008
2009
0,0 2010
2011
Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.130 Kerusakan Kawasan Hutan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Kerusakan kawasan hutan terjadi pada tahun 2008 dan 2011 disebabkan kebakaran pada
musim
kemarau.
Indeks
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
kerusakan II - 152
kawasan hutan mencapai 0,14% atau seluas 25 Ha dari luas kawasan hutan 17.263,60 ha pada tahun 2008 dan 0,34% atau 59 Ha sampai 2011.
Partisipasi
kawasan
hutan
mengantisipasi fungsi
masyarakat sangat
sekitar
diperlukan
bahaya
Lembaga
di
kebakaran
Masyarakat
dalam
sehingga
Desa
Hutan
(LMDH) perlu dioptimalkan. c.
Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Kontribusi
sektor
kehutanan
terhadap
PDRB diperhitungkan dari jumlah kontribusi PDRB dari sektor kehutanan dibagi jumlah PDRB. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB dari tahun ke tahun cenderung turun sejalan dengan laju pertumbuhannya, meski nilai PDRB dari sektor ini cenderung naik. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB (%) 0,69 0,66
0,66 0,64
2007
2008
2009
2010*)
*) Angka Sementara Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.131. Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 d.
Proporsi Luas Lahan yang Tertutup Hutan Proporsi luas lahan yang tertutup hutan merupakan persentase luas hutan dibanding dengan
luas
wilayah.
Luas
hutan
di
Banjarnegara hingga tahun 2011 adalah seluas 46,46%
(49.703,71
ha)
dari
total
wilayah
Banjarnegara. Kondisi tersebut sudah di atas batas minimal yang ditetapkan dalam Undangundang No. 41 tentang Kehutanan yaitu luas minimal hutan adalah 30% dari luas wilayah.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 153
Proporsi luas lahan yang tertutup hutan (%) 44,29
38,57
2007
2008
44,30
2009
46,46
44,30
2010
2011
Sumber: Dinhutbun Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.132. Proporsi Luas Lahan yang Tertutup Hutan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
3.
Energi dan Sumber Daya Mineral a.
Pertambangan Tanpa Ijin yang Ditertibkan Area pertambangan liar adalah area yang di dalamnya terdapat aktivitas operasi produksi penambangan tanpa izin (tidak memiliki izin usaha pertambangan dan atau bentuk izin SIPD yang belum disesuaikan) dimana pelaku tidak
terikat
oleh
pengelolaan
kewajiban
pajak
lingkungan
dan
sehingga
mengakibatkan kerugian aset pemerintah dan kerusakan lingkungan. Dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir terdapat angka 80 ha area pertambangan
liar.
Dalam
area
tersebut
terkandung cadangan deposit mineral bukan logam dan batuan yang tidak sedikit. Di area tersebut tidak kurang dari 800.000 m³/tahun terjual tanpa memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah
berupaya
melakukan
penertiban
pertambangan tanpa izin dengan berkoordinasi dengan SKPD terkait.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 154
Tabel 2.45. Pertambangan Tanpa Ijin yang Ditertibkan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Uraian Indikator Pertambangan
2007
2008
2009
2010
2011
-
-
-
0,19%
62,00%
tanpa ijin yang ditertibkan Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
b.
Kontribusi
Sektor
Pertambangan
Terhadap
PDRB Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
Kabupaten
Banjarnegara
cenderung
stabil. Angka kontribusi diperoleh dari jumlah kontribusi sektor pertambangan dibagi dengan jumlah PDRB. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB (%) 0,53 0,50
2007
0,50
2008
0,50
2009
0,49
2010*)
2011*)
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.133. Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Jumlah Pemakai dan Pengusahaan Air Tanah Berijin Dalam rangka konservasi air tanah di Kabupaten
Banjarnegara
untuk
menjaga
ketersediaan air bersih terutama air tanah perlu dilakukan upaya pengendalian, salah satunya dengan menertibkan perizinan bagi pemakai/pengusaha pengawasan Kondisi
saat
pengusaha Banjarnegara
dan ini air
air
tanah
pengendalian dari
jumlah
tanah
di
sebanyak
111
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
air
serta tanah.
pemakai/ Kabupaten pemakai/ II - 155
pengusaha air tanah, baru 29 sumur yang telah memiliki izin, sehingga perlu ditertibkan. Dan guna mendukung pencapaian target PAD bidang
air
tanah,
(watermeter),
diperlukan
sehingga
jumlah
alat
ukur
yang
harus
dibayarkan oleh wajib air tanah sesuai dengan jumlah pengambilan yang mereka lakukan. Dalam
rangka
pengawasan
dan
pengendalian air tanah, sangat diperlukan data teknis akuifer setempat sebagai rekomendasi teknis konstruksi sumur. Data ini diperoleh dari hasil pemetaan akifer/eksplorasi air tanah di setiap kecamatan, disamping itu data ini juga sangat penting untuk menentukan apakah dalam mengatasi kerawanan suatu wilayah dapat dilakukan dengan pembuatan sumur bor atau harus dilakukan dengan bantuan air bersih. Tabel 2.46. Jumlah Pemakai dan Pengusahaan Air Tanah Berijin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Uraian Indikator Jumlah Pemakai dan Pengusahaan Air Tanah Berijin
2007
2008
2009
2010
2011
-
-
-
29
29
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
d.
Peningkatan Pemanfaatan Potensi Panas Bumi Wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki potensi
panas
berdasarkan
bumi
data
yang
sangat
Direktorat
besar,
Inventarisasi
Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM, potensi panas bumi Kabupaten Banjarnegara sebesar
905
diusahakan
MW.
sebesar
Pada 60
saat
MW
ini
dari
baru
seluruh
potensi yang ada oleh PT Geo Dipa Energi (Dieng Unit I).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 156
Tabel 2.47. Peningkatan Pemanfaatan Potensi Panas Bumi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Uraian Indikator Peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi
2007
2008
2009
2010
2011
-
-
-
60 MW
60 MW
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
e.
Pemanfaatan Potensi Gas Rawa Pemanfaatan potensi gas rawa adalah pemanfaatan secara langsung sumber daya alam gas rawa (gas metana) yang muncul di suatu daerah oleh masyarakat setempat dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar setiap hari baik untuk konsumsi maupun produksi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Berikut disajikan tabel pemanfaatan gas rawa di Kabupaten Banjarnegara:
Tabel 2.48. Pemanfaatan Potensi Gas Rawa di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Uraian Indikator Pemanfaatan potensi gas rawa
2007
2008
2009
2010
2011
-
-
-
25 KK
35 KK
Sumber: Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara 2011
4.
Pariwisata a.
Kunjungan Wisata Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata yang berada di Kabupaten Banjarnegara menunjukkan
tren
kenaikan
pada
tiap
tahunnya. Obyek wisata yang masih menjadi primadona
adalah
TRMS
Serulingmas
dan
obyek wisata dataran tinggi Dieng. Jumlah rata-rata
pengunjung
obyek
wisata
di
Kabupaten Banjarnegara per tahunnya adalah sebesar 406.551 orang.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 157
Jumlah pengunjung obyek wisata (orang)
2007
472.812
371.193
269.297 2008
2009
461.291
458.161
2010
2011
Sumber: Dinbudpar Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.134. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kontribusi PDRB
sektor
Kabupaten
pariwisata
Banjarnegara
terhadap cenderung
stabil. Angka kontribusi diperoleh dari jumlah kontribusi sektor pariwisata dibagi dengan jumlah PDRB. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (%)
0,07 0,05
0,05
0,05 0,03
2007
2008
2009
2010*)
2011*)
*) Angka Sementara Sumber: Dinbudpar Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.135. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 5.
Kelautan dan Perikanan a.
Produksi Perikanan Produksi perikanan merupakan persentase dari
perbandingan
antara
produksi
ikan
dengan target produksi ikan daerah. Produksi perikanan
terus
menunjukkan
penurunan,
efisiensi biaya produksi menjadi hal yang harus dilakukan agar profit dari produksi perikanan meningkat dan kembali menggairahkan sektor perikanan di Kabupaten Banjarnegara. Jumlah produksi ikan selama tahun 2011 sebanyak 7.051,00 ton dari target sebesar 6.182,36 ton. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 158
Produksi perikanan (%)
99,63
97,75 66,84
2007
60,34
2008
55,83
2009
2010
2011
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.136. Produksi Perikanan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Konsumsi Ikan Konsumsi ikan merupakan persentase dari perbandingan antara jumlah konsumsi ikan dengan target konsumsi ikan daerah. Konsumsi ikan di Kabupaten Banjarnegara cenderung stabil dengan angka rata-rata 93,54% per tahun. Konsumsi Ikan (%)
96,78
99,42
94,10
89,5
87,91 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.137. Konsumsi Ikan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 20072011 c.
Cakupan Bina Kelompok Pembudidaya Ikan Cakupan
bina
kelompok
pembudidaya
ikan merupakan persentase dari perbandingan antara jumlah kelompok pembudidaya ikan yang mendapat bantuan Pemda dengan total jumlah kelompok pembudidaya ikan. Berikut disajikan
grafik
cakupan
bina
kelompok
pembudidaya ikan:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 159
Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan (%)
21,25
17,89 1,18
0,00 2007
18,97
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.138. Cakupan Bina Kelompok Pembudidaya Ikan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 d.
Produksi Perikanan Kelompok Pembudidaya Ikan Produksi
perikanan
kelompok
pembudidaya ikan merupakan persentase dari perbandingan kelompok
antara
pembudidaya
produksi ikan
perikanan
dengan
total
produksi ikan. Pada tahun 2011 total produksi yang dihasilkan kelompok pembudidaya ikan sebesar 1.257 ton. Produksi perikanan kelompok pembudidaya ikan (%) 78,61
72,45
71,43 50,03
40,15 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dintankanak Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.139. Produksi Perikanan Kelompok Pembudidaya Ikan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
6.
Perdagangan a.
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB terus meningkat dari 13,20% pada tahun 2007 menjadi 13,13% pada tahun 2011.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 160
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB (%)
13,55 13,20
2007
13,63
13,52
13,13
2008
2009
2010*)
2011*)
*) Angka Sementara Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.140. Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Ekspor Bersih Perdagangan Ekspor bersih perdagangan adalah selisih antara nilai ekspor dan nilai impor daerah. Angka ekspor bersih daerah menunjukkan peningkatan rata-rata 45,84% per tahun. Ekspor bersih perdagangan (juta rupiah)
58.375
2007
24.775
23.510
20.112
16.028 2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.141. Ekspor Bersih Perdagangan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Cakupan Binaan Kelompok Pedagang/Usaha Informal Cakupan
Binaan
Pedagang/Usaha kelompok
Informal
adalah
pedagang/usaha
mendapatkan
bantuan
Kelompok jumlah
informal
Pemda.
yang
Cakupan
binaan disajikan pada tabel berikut ini:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 161
Cakupan binaan kelompok pedagang/usaha informal
7.691
2007
2008
9.162
8.726
8.613
8.269
2009
2010
2011
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.142. Cakupan Binaan Kelompok Pedagang/Usaha Informal di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
7.
Perindustrian a.
Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB cenderung menurun dari 13,47% pada tahun 2007 menjadi 11,51% pada tahun 2011 dengan rata-rata kontribusi 13,13% per tahun. Berikut sektor
ini
grafik
industri
terhadap
capaian
kontribusi
PDRB
Kabupaten
Banjarnegara: Kontribusi sektor industri terhadap PDRB (%) 13,47
2007
14,27
2008
13,66
2009
12,73
2010
11,51
2011
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.143. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Kontribusi Industri Rumah Tangga terhadap PDRB Sektor Industri Kontribusi terhadap
PDRB
industri
rumah
tangga
sektor
industri
adalah
persentase dari jumlah kontribusi PDRB jasa industri
rumah
tangga
dibanding
dengan
jumlah PDRB sektor industri. Kontribusi sektor industri rumah tangga masih cenderung kecil dengan angka rata-rata 1,86% per tahun. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 162
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri (%)
1,44
2007
2008
2,21
2,02
1,84
1,77
2009
2010
2011
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.144. Kontribusi Sektor Industri Rumah Tangga terhadap PDRB Sektor Industri Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Pertumbuhan Industri Pertumbuhan Banjarnegara
industri
rata-rata
di
sebesar
Kabupaten 2,49%
per
tahun, dengan jumlah pelaku industri sebesar 18.918 pada tahun 2007, dan pada 2011 jumlahnya meningkat menjadi sebesar 20.819. Pertumbuhan industri 9,04% 0,30%
0,65%
-0,03%
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.145. Pertumbuhan Industri Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 d.
Cakupan Kelompok Pengrajin Cakupan kelompok pengrajin merupakan jumlah pengrajin yang mendapatkan bantuan binaan
dari
Pemerintah
Daerah.
Cakupan
binaan disajikan pada tabel berikut ini: Cakupan kelompok pengrajin 8.362 7.724
2007
7.881
7.724
2008
8.041
2009
2010
2011
Sumber: Dinindagkop dan UMKM Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.146. Cakupan Kelompok Pengrajin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 163
8.
Ketransmigrasian Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan
menetap
di
diselenggarakan
kawasan oleh
transmigrasi
pemerintah.
yang
Jumlah
Transmigran yang diberangkatkan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2007 sebanyak
15 KK,
2008 sebanyak 40 KK, 2009 sebanyak 19 KK, 2010 sebanyak 5 KK, dan 2011 sebanyak 35 KK.
2.4. Aspek Daya Saing Daerah 2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Diukur dengan indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita pada tahun 2007 sebesar Rp 196.598,-, jumlah ini meningkat pada tahun 2010 sebesar Rp 286.177,-, sedangkan angka pertumbuhan konsumsi rata-rata adalah sebesar 14,22% per tahun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (Rp)
263.021
196.598
2007
286.177
261.035
2008
2009
2010
Sumber: KKP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.147. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 1.
Perhubungan a.
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Indikator ini dihitung dengan membagi panjang dengan
jalan rasio
dengan ini
jumlah
dapat
kendaraan,
diketahui
tingkat
kepadatan kendaraan di jalan raya. Rasio pada tahun
2007
adalah
1,26%,
angka
rasio
menurun pada tahun 2011 menjadi 0,77% RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 164
yang berarti terjadi penambahan kepadatan kendaraan. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan (%) 1,26
1,11
2007
0,96
2008
2009
0,86
0,77
2010
2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.148. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Jumlah
Orang
yang
Terangkut
Angkutan
Umum Jumlah orang yang terangkut angkutan umum di Kabupaten Banjarnegara mengalami pernurunan tiap tahunnya, meski angkutan umum
jumlahnya
tetap.
Penurunan
disebabkan beralihnya pengguna kendaraan umum ke kendaraan pribadi. Jumlah orang yang terangkut angkutan umum 1.097.390
2007
1.045.133
2008
995.364
2009
947.965 2010
928.122 2011
Sumber: Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.149. Jumlah Orang yang Terangkut Angkutan Umum di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 2.
Penataan ruang Aspek ini berguna untuk memberi gambaran mengenai wilayah dan potensinya ditinjau dari penataan
ruang.
Wilayah
peruntukan
kegiatan
produktif di Kabupaten Banjarnegara adalah seluas 31.306 ha atau 29,27 dari total luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. Luas wilayah kekeringan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 165
adalah seluas 15.956 ha, sedangkan luas wilayah genangan banjir seluas 10,25 ha.
3.
Otonomi
Daerah,
pemerintahan
umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian a.
Jumlah Bank dan Cabang Perkembangan jenis dan jumlah Bank di Kabupaten Banjarnegara mengalami tren yang meningkat.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
pangsa pasar untuk pembiayaan pada UMKM dan lainnya masih cukup potensial. Jumlah
perbankan
di
Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2011 sebanyak 26 unit/cabang pembantu, yang meliputi: Bank BRI Cabang Banjarnegara dengan 18 unit; Bank Jateng dengan jumlah kantor cabang pembantu sebanyak satu unit; Bank BCA cabang
Banjarnegara;
Bank
BII
cabang
pembantu Banjarnegara; Bank Mandiri cabang pembantu cabang
Banjarnegara;
Banjarnegara;
Bank
Bank
Danamon
BNI
cabang
pembantu Banjarnegara; Bank Danamon Letjen Karjono; Bank BTPN S. Parman; Bank BTPN Purwareja Klampok; Bank Muamalat Indonesia (Tbk); PT. Bank Syariah Mandiri; PT. Bank Danamon Simpan Pinjam di Karangkobar dan Purwareja Klampok; dan PT. Bank OC BC NISP (Tbk). Jumlah bank dan cabang 26 2007
26 2008
30 2009
33 2010
34 2011
Sumber: Bagian Perekonomian Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.150. Jumlah Bank dan Cabang di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 166
b.
Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabang Jumlah perusahaan asuransi dan cabang di
Kabupaten
berkembang.
Banjarnegara
Hal
ini
dapat
relatif
tidak
berarti
belum
luasnya pangsa pasar asuransi di Banjarnegara sehingga investor belum tertarik menanamkan modalnya pada bisnis ini. Jumlah perusahaan asuransi dan cabang 3 2
2
2007
2
2008
2
2009
2010
2011
Sumber: Bagian Perekonomian Setda Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.151. Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabang di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Jenis, Kelas, dan Jumlah Hotel/Penginapan dan Restoran Jumlah hotel di Kabupaten Banjarnegara adalah sebanyak 11 buah, yang terdiri dari satu buah hotel bintang 1, dua buah hotel melati 3, lima buah hotel melati 2, dan tiga buah hotel melati 1. Restoran yang layak dikunjungi wisatawan terdapat di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 29 restoran, yang terdiri atas tujuh restoran piring emas, sembilan restoran piring perak, dan
tiga
belas
restoran
yang
belum
diklasifikasi.
4.
Lingkungan Hidup Aspek
daya
saing
wilayah/infrastruktur
daerah
bidang
fokus
lingkungan
fasilitas hidup
diukur dengan indikator persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih. Angka capaian pada tahun 2007 adalah sebesar 35,80%, pada tahun RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 167
2010 angka capaian meningkat menjadi sebesar 45,40%. Persentase
capaian
rumah
tangga
yang
menggunakan air bersih di Kabupaten Banjarnegara disajikan pada grafik di bawah ini: Rumah tangga yang menggunakan air bersih (%)
2007
45,40
42,05
39,70
35,80
2008
2009
2010
Sumber: DPU Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.152. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Air Bersih di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2010 2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi a.
Angka Kriminalitas Angka
kriminalitas
diperoleh
dari
jumlah
tindak kriminal yang terjadi selama satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk dikali 10.000. Indikator
ini
berguna
untuk
menggambarkan
tingkat keamanan masyarakat. Angka kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara ditampilkan pada grafik di bawah ini: Angka kriminalitas 355 251 130 2007
146 2008
110 2009
2010
2011
Sumber: Satpol PP Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.153. Angka Kriminalitas di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 168
b.
Jumlah Demonstrasi Jumlah
demonstrasi
adalah
jumlah
demonstrasi yang terjadi dalam periode 1 (satu) tahun.
Jumlah
demonstrasi
yang
terjadi
menunjukkan kestabilan kondisi politik dan sosial di suatu daerah, semakin sedikit demonstrasi yang terjadi berarti semakin stabil kondisi suatu daerah. Demonstrasi
di
Kabupaten
Banjarnegara
selama kurun waktu 2007-2011 sebanyak sembilan demonstrasi, yaitu lima demonstrasi pada tahun 2010 dan empat demonstrasi pada tahun 2011. c.
Lama Proses Perizinan Lama proses perizinan rata-rata adalah 3 hari. Berikut ini disajikan tabel rata-rata lama proses perizinan:
Tabel 2.49. Rata-rata Lama Proses Perizinan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 Tahun
Jenis Perizinan
2007
2008
2009
2010
2011
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
setelah
setelah
setelah
setelah
setelah
survei
survei
survei
survei
survei
lokasi
lokasi
lokasi
lokasi
lokasi
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
setelah
setelah
setelah
setelah
setelah
survei
survei
survei
survei
survei
lokasi
lokasi
lokasi
lokasi
lokasi
1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
1-3 hari
kerja
kerja
kerja
kerja
kerja
3 hari kerja
3 hari kerja
3 hari kerja
3 hari kerja
3 hari kerja
HO
IMB
SIUP
Penggunaan Alun-alun
Sumber: KP2T Kab. Banjarnegara 2011
d.
Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah Jenis dan jumlah pajak yang diterapkan di Kabupaten
Banjarnegara
ditetapkan
dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara.Secara keseluruhan terdapat 8 jenis pajak dan 26 jenis RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 169
retribusi
yang
diterapkan
di
Kabupaten
Banjarnegara. Pajak daerah terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak galian golongan C, pajak parkir,
dan
pajak
sarang
burung.
Sedangkan
retribusi terbagi menjadi retribusi jasa umum, retribusi
jasa
usaha,
dan
retribusi
perijinan
tertentu. Retribusi jasa umum terdiri dari retribusi pelayanan
kesehatan,
pelayanan
persampahan/
kebersihan, biaya KTP/akte Capil, parkir di tepi jalan umum, pelayanan pasar, pengujian kendaraan bermotor, pemakaian alat pemadam kebakaran, pelayanan pendidikan, pelayanan leges, dan jasa PPWP ketenagakerjaan. Retribusi jasa usaha terdiri dari
retribusi
terminal,
pemakaian
tempat
parkir
kekayaan khusus,
daerah,
pengelolaan
tinja/kakus, rumah potong hewan, tempat rekreasi dan olahraga, penjualan produk daerah, jasa usaha konstruksi, dan jasa usaha pariwisata. Sedangkan retribusi perijinan tertentu terdiri dari retribusi IMB, ijin gangguan/keramaian, ijin trayek, ijin bidang perindustrian
dan
perdagangan,
ijin
pelayanan
kesehatan, jasa usaha konstruksi, dan jasa usaha pariwisata. e.
Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha Perda merupakan instrumen kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui instrumen Perda dapat diindikasikan adanya insentif maupun disinsentif terhadap aktivitas ekonomi. Perda yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
yang
mendukung
iklim
usaha
diantaranya Perda Nomor 4 Tahun 2009 tentang Kerjasama Daerah dan Perda Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 170
2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia a.
Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kualitas tenaga kerja salah satunya ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat
pendidikan,
maka
akan
semakin
baik
kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat penduduk yang telah menyelesaikan pendidikan S1/S2/S3. Rasio dihitung dengan membandingkan jumlah lulusan
S1/S2/S3
dengan
jumlah
penduduk,
kemudian dikalikan 10.000. Pada Oktober 2011 jumlah lulusan S1/S2/S3 sebesar 10.163 orang. Angka rasio per 10.000 penduduk selengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Rasio lulusan S1/S2/S3
191,36 120,19
109,79
2007
2008
108,97
2009
2010
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.154. Rasio Lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 b.
Rasio Ketergantungan Rasio
ketergantungan
digunakan
untuk
mengukur besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif (15-64 tahun) terhadap penduduk yang tidak produktif (<15
tahun
dan
>64).
Rasio
ini
memberikan
gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi. Angka Rasio diperoleh dengan membandingkan jumlah penduduk usia <15 tahun dan usia >64 tahun dengan penduduk usia 15-64 tahun.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 171
Rasio ketergantungan (%) 40,60
40,60
2007
39,75
37,81
2008
2009
2010
Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.155. Rasio Ketergantungan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 c.
Rasio PNS yang Lulus S1/S2/S3 Peningkatan kualitas sumber daya manusia) merupakan
kunci
keberhasilan
pembangunan.
Pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional, selain itu juga mampu memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan ilmu melalui pendidikan formal dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di segala bidang. Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas aparat yang tersedia untuk mengisi jabatan
di
Banjarnegara
jajaran baik
Pemerintah
jabatan
Kabupaten
struktural
maupun
fungsional, sebab suatu jabatan dengan kualitas SDM yang semakin tinggi tingkat pendidikannya diharapkan
akan
semakin
berkualitas
dalam
menjalankan tugas yang diamanatkan. Rasio PNS yang
lulus
S1
jumlahnya
terus
meningkat,
sedangkan rasio PNS yang lulus S2/S3
relatif
stabil. Rasio PNS lulus S1 (%)
25,61
27,20
1,39
1,50
2007
2008
Rasio PNS lulus S2/S3 (%) 32,19
32,09
36,87
1,64
1,56
1,68
2009
2010
2011
Sumber: BKD Kab. Banjarnegara 2011
Gambar 2.156. Rasio PNS yang Lulus S1/S2/S3 di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2011 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 172
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
II - 173
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA SERTA KERANGKAPENDANAAN PENDANAAN
Undang-undang Pemerintahan
Nomor
Daerah
dan
32
Tahun
Undang-Undang
2004 Nomor
tentang 33
tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah,
menjadi titik tolak penyelenggaraan otonomi daerah
pada kabupaten/kota.
Implikasi dari pemberlakuan kebijakan
otonomi daerah dan desentralisasi fiskal adalah adanya pembagian kewenangan urusan pemerintahan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah
yang
disertai
pemberian
sumber-sumber
keuangan untuk mendanai urusan yang telah diserahkan kepada daerah dengan tujuan semakin mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat, dan meningkatkan aktivitas perekonomian daerah, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengacu pada pasal 2 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka prinsip desentralisasi fiskal adalah: 1.
Desentralisasi fiskal harus memperhatikan dan merupakan bagian
pengaturan
keuangan
negara
yang sebagai
tidak terpisahkan konsekuensi
dari
sistem
pembagian
tugas
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 2.
Pemberian sumber keuangan negara kepada pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas pemerintah daerah dengan memperhatikan stabilitas perekonomian nasional dan keseimbangan
fiskal
antara pusat dengan daerah dan antar daerah. 3.
Perimbangan keuangan negara antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan atas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Sehubungan
dengan hal tersebut, pengelolaan
daerah yang merupakan keseluruhan
kegiatan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
yang
keuangan meliputi III - 1
perencanaan,
pelaksanaan,
penatausahaan,
pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah adalah hal yang sangat penting dalam proses secara
keseluruhan.
keuangan
daerah
pemerintahan
Tahapan-tahapan sangat
dan
perencanaan
krusial
dalam
dalam
pembangunan
suatu
daerah
pengelolaan
memulai
roda
setiap tahunnya
untuk
mewujudkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat dengan lebih baik melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pembangunan.
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Menurut
Abdul
Halim
(2001)
dalam
“Bunga
Rampai
Manajemen Keuangan Daerah” ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan
otonomi
adalah
(1)
kemampuan
keuangan
daerah, yang berarti daerah tersebut memiliki kemampuan dan kewenangan mengelola membiayai
untuk
dan
menggali
menggunakan
penyelenggaraan
sumber-sumber keuangannya
sendiri
pemerintahan;
Ketergantungan kepada bantuan pusat
keuangan,
dan
untuk (2)
harus seminimal
mungkin, oleh karena itu, PAD harus menjadi sumber keuangan terbesar yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Sampai tahun 2010 Kabupaten Banjarnegara masih sangat tergantung pada kebijakan Pemerintah Pusat, terutama pada pendapatan. Tingkat ketergantungan fiskal yang besar ini sangat berpengaruh pada perencanaan pembangunan sampai dengan pelaksanaannya. Pemberlakuan Undang-Undang 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah menjadi angin segar bagi Pemerintah Kabupaten untuk lebih meningkatkan kerangka pendanaan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah. Rencana masuknya Pajak Bumi Bangunan (PBB) perkotaan dan pedesaan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ke dalam Pajak Daerah perlu disikapi dengan baik karena dapat menjadi tonggak dalam mencapai kemandirian daerah dalam era otonomi.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 2
Salah satu indikator kemampuan
keuangan
daerah
adalah Derajat Desentralisasi Fiskal. Derajat Desentralisasi Fiskal diukur dengan membandingkan kontribusi
realisasi
Pendapatan Asli Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah APBD. Dengan demikian dapat diketahui persentase kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah. Perkembangan
Derajat
Desentralisasi
Fiskal
Kabupaten
Banjarnegara periode tahun 2006-2010, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 Tahun
Pendapatan Asli Daerah
2006 2007 2008 2009 2010 RATA-RATA
43.899.815.043 44.872.943.821 46.521.396.931 60.636.814.797 62.486.768.063 51.683.547.731
Total Derajat Penerimaan Desentralisasi Daerah Fiskal Daerah 616.796.378.674 7,12% 717.479.243.648 6,25% 788.924.961.808 5,90% 809.652.760.550 7,49% 921.076.575.019 6,78% 770.785.983.940 6,71%
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Dari
tabel
di
atas,
rata-rata
Derajat
Desentralisasi
Kabupaten Banjarnegara periode tahun 2006-2010 adalah sebesar 6,71%. Ini menunjukkan peran pendapatan asli daerah dalam
pendanaan
masih
terbilang
kecil.
Meski
demikian
Undang-Undang 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah memberi harapan bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan
peran
Pendapatan
Asli
Daerah
dalam
era
desentralisasi fiskal ini. Bappenas dan UNDP dalam “Studi Evaluasi Dampak Pemekaran Daerah 2001-2007” yang diterbitkan pada Bulan Juli 2008 menggunakan Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah sebagai salah satu kriteria untuk mengevaluasi kinerja keuangan pemerintah daerah. Indeks ini merefleksikan kinerja keuangan pemerintah daerah baik secara mikro maupun makro, dengan
indikator-indikator
yang
terukur,
berimbang,
dan
komprehensif. Indikator-indikator tersebut antara lain :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 3
a) Ketergantungan Fiskal (KF) Indikator ini dirumuskan sebagai persentase dari Dana Alokasi Umum (yang sudah dikurangi Belanja Pegawai) dalam Total Pendapatan anggaran daerah. b) Kapasitas Penciptaan Pendapatan (KPP) Proporsi PAD tidak dinyatakan dalam total nilai APBD, namun dinyatakan sebagai persentase dari PDRB Kabupaten yang bersangkutan. Hal ini diperlukan untuk menunjukkan kinerja pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah berdasarkan kapasitas penciptaan pendapatan (income generation) masing-masing daerah. c) Proporsi Belanja Modal (PBM) Indikator ini menunjukkan arah pengelolaan belanja pemerintah
pada
manfaat
jangka
panjang,
sehingga
memberikan efek multiplier yang lebih besar terhadap perekonomian. Indikator ini dirumuskan sebagai persentase dari Belanja Modal dengan Total Belanja pada anggaran daerah. d) Kontribusi Sektor Pemerintah (KSP) Indikator
ini
menunjukkan
kontribusi
pemerintah
dalam menggerakkan perekonomian. Nilainya dinyatakan sebagai persentase Total Belanja Pemerintah dalam PDRB kabupaten yang bersangkutan. Dari keempat indikator di atas dapat dihitung Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah dengan rumus: , =
Indeks
100 −
Kinerja
,
+
Keuangan
, + 4
, +
Pemerintah
,
Kabupaten
Banjarnegara periode tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 4
Tabel 3.2. Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 Indeks Ketergan Kapasitas Proporsi Kontribusi Kinerja Tahun tungan Penciptaan Belanja Sektor Keuangan Fiskal Pendapatan Modal Pemerintah Pemerintah Daerah 2006 68,99% 1,06% 21,52% 12,19% 25,94% 2007 76,78% 0,95% 21,10% 12,97% 27,95% 2008 84,77% 0,84% 19,31% 12,96% 29,47% 2009 88,95% 1,01% 10,53% 12,21% 28,17% 2010 101,27% 0,93% 17,96% 12,89% 33,26% RataRata
84,15%
0,96%
18,08%
12,64%
28,96%
Sumber: - Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah) PDRB Kabupaten Banjarnegara (diolah)
Tabel di atas memberikan informasi mengenai indeks kinerja keuangan Pemerintah Daerah. Ditinjau dari indikator ketergantungan fiskal terhadap Pemerintah Pusat selama kurun waktu 2006-2010 menunjukan bahwa ketergantungan fiskal semakin
tinggi.
Bahkan
ketergantungan
fiskal
Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2010 melebihi 100%, ini terjadi dikarenakan belanja pegawai yang lebih besar dari alokasi DAU. Kapasitas
penciptaan
pendapatan
diukur
dengan
persentase dari perbandingan PAD dengan PDRB harga berlaku. Rata-rata KPP selama kurun waktu 2006-2010 masih rendah, yaitu hanya sebesar 0,96%. Proporsi
belanja
modal
menggambarkan
besarnya
persentase belanja daerah yang dialokasikan untuk belanja modal. Selama kurun waktu 2006-2010, proporsi belanja modal menunjukkan tren yang menurun. Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2009, dimana proporsi belanja modal hanya sebesar 10,53% yang dikarenakan adanya perubahan ketentuan dari Pemerintah Pusat dimana alokasi DAK Pendidikan diubah dari langsung/modal ke tidak langsung/hibah. Kontribusi sektor pemerintah diukur dengan persentase dari total belanja pemerintah dengan PDRB harga berlaku. Ratarata kontribusi sektor pemerintah selama kurun waktu 20062010 relatif stabil dengan angka rata-rata sebesar 12,64%.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 5
Indeks Kinerja Keuangan sempat terjadi penurunan pada tahun 2009, penurunan ini dikarenakan terjadinya penurunan proporsi belanja modal yang signifikan. Untuk meningkatkan indeks kinerja keuangan Pemerintah Daerah perlu dilakukan peningkatan kapasitas penciptaan pendapatan, proporsi belanja modal, dan kontribusi sektor pemerintah sehingga tingkat ketergantungan fiskal daerah akan menurun. Grafik
yang
menunjukkan
Indeks
Kinerja
Keuangan
Pemerintah Daerah ditampilkan pada grafik di bawah: 40,00% 30,00% 20,00% IKKPD 10,00% 0,00% 2006
2007
2008
2009
2010
Sumber: - Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah) PDRB Kabupaten Banjarnegara (diolah)
Gambar 3.1. Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010
3.1.1.
Kinerja Pelaksanaan APBD a. Pendapatan Daerah Pendapatan daerah Kabupaten Banjarnegara selalu mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2006-2010, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 11,40%. Rata-rata pertumbuhan terbesar ada pada komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 62,30%. Kemudian ditempat kedua adalah Pendapatan
Asli
Daerah
dengan
rata-rata
pertumbuhan sebesar 9,82%. Dana Perimbangan menjadi komponen dengan rata-rata pertumbuhan yang terkecil sebesar 4,91%. Gambaran
lengkap
pendapatan
daerah
di
Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel berikut:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 6
Tabel 3.3. rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Rata-rata Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 2006 No
Uraian
2006 (RP)
1. PENDAPATAN 1.1. Pendapatan Asli Daerah 1.1.1.Pajak Daerah 1.1.2.Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Keuangan 1.1.3. Daerah 1.1.4.Lain Lain PAD Yang Sah 1.2. Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil 1.2.1. Bukan Pajak 1.2.2.Dana Alokasi Umum 1.2.3.Dana Alokasi Khusus Dana Perimbangan Dari Provinsi Lain lain Pendapatan Daerah 1.3. Yang Sah 1.3.1.Hibah 1.3.2.Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah 1.3.3. Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi 1.3.4. Khusus Bantuan Keuangan Dari Provinsi 1.3.5. atau Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan 1.3.6.Pembangunan Daerah
2007 (RP)
2008 (RP)
2009 (RP)
2010 (RP)
Rata rata Pertumbuh an (%)
552,723,693,987 43,899,815,043 6,538,705,903 22,441,045,436
629,935,525,508 44,872,943,821 6,810,613,473 25,215,360,113
689,085,527,646 46,521,396,931 7,314,771,313 27,229,680,471
737,321,723,389 60,636,814,797 8,161,471,252 39,104,932,160
849,712,579,681 62,486,768,063 9,265,190,711 39,760,948,541
11.40% 9.82% 9.16% 16.41%
1,257,566,505 13,662,497,199 508,823,878,944
1,355,836,750 11,491,133,485 533,980,012,916
1,747,447,371 10,229,497,776 587,833,091,702
3,619,844,600 9,750,566,785 609,869,013,184
3,348,725,471 10,111,903,340 615,050,728,641
34.09% 6.96% 4.91%
30,491,978,902 422,509,000,000 31,865,000,000 23,957,900,042
37,097,012,916 452,544,000,000 44,339,000,000
40,257,528,702 488,707,563,000 58,868,000,000
39,151,938,184 504,757,075,000 65,960,000,000
47,313,951,641 506,783,177,000 60,953,600,000
12.07% 4.70% 19.09% 100.00%
51,082,568,771
66,815,895,408
172,175,082,977 364,627,500
12,000,000,000
54,731,039,013 88,993,419 3,500,000,000
62.30% 309.72% 70.83%
17,953,975,641
22,240,952,344
27,006,718,408
23,556,433,639
10.84%
7,844,720,000
14,326,425,000
54,621,064,800
181.94%
21,056,373,250
20,553,400,000
56,442,683,000
57.29%
4,929,352,000
37,190,274,038
654.47%
21,128,593,130
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
Berdasarkan
tabel
di
atas,
kontribusi
Pendapatan Asli Daerah terhadap total Pendapatan Daerah Kabupaten ten Banjarnegara mulai tahun 2006 hingga 2010 berada pada kisaran 6,75% s/d 8,22%, 8,22% hal
ini
menunjukkan
tingkat
ketergantungan
keuangan daerah terhadap bantuan keuangan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi masih tinggi.
Berikut
komponen
gambaran
penyusun
besaran
kom komponen-
Pendapatan ndapatan
Kabupaten
Banjarnegara: 92,06%
84,77%
85,31%
82,71% 72,38%
Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan
20,26% 7,94% 7,12%8,11% 6,75%7,94% 8,22%9,06% 7,35% 0,00% 2006
2007
2008
2009
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
2010
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
Gambar 3.2. Perkembangan Proporsi Unsur Pendapatan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2010 2006 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 7
b. Belanja Daerah Belanja
Daerah
Kabupaten
Banjarnegara
periode tahun 2008-2010 mengalami pertumbuhan rata-rata
per
penggunaan
tahun
sebesar
10,09%.
Realisasi
belanja
daerah
proporsi
terbesar
digunakan untuk belanja tidak langsung yang berada di kisaran lebih dari 60%. Proporsi belanja tidak
langsung
yang
besar
ini
tidak
dapat
dilepaskan dari kontribusi belanja pegawai yang mencapai kisaran 53% s/d 60% dari total belanja daerah,
dimana
kebijakan
belanja
pegawai
merupakan kebijakan yang sangat tergantung pada pemerintah pusat. Secara lengkap proporsi realisasi belanja Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 No A 1 2 3 4 5 6 7 8 B 1 2 3
Uraian BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal TOTAL
2008 (Rp.)
2008 (%)
2009 (Rp.)
2009 (%)
2010 (Rp.)
2010 (%)
469,284,101,631 383,771,807,392 0 0 1,143,240,000 21,159,710,063 0
65.52% 547,746,620,246 53.58% 423,263,331,708 0.00% 0 0.00% 0 0.16% 42,738,640,000 2.95% 14,280,921,715 0.00% 0
74.49% 589,664,206,537 57.56% 517,565,328,428 0.00% 0 0.00% 0 5.81% 2,712,666,500 1.94% 6,468,130,000 0.00%
68.24% 59.90% 0.00% 0.00% 0.31% 0.75% 0.00%
62,917,371,526 291,972,650 246,951,830,007 20,981,558,549
8.78% 66,645,144,502 0.04% 818,582,321 34.48% 187,592,144,966 2.93% 25,913,625,091
9.06% 0.11% 25.51% 3.52%
7.22% 0.06% 31.76% 2.69%
62,368,717,609 549,364,000 274,398,229,455 23,220,095,030
87,682,820,344 12.24% 84,278,577,572 11.46% 95,963,246,599 11.11% 138,287,451,114 19.31% 77,399,942,303 10.53% 155,214,887,826 17.96% 716,235,931,638 100.00% 735,338,765,212 100.00% 864,062,435,992 100.00%
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
3.1.2.
Neraca Daerah Neraca
Kabupaten
Banjarnegara
pada
periode
tahun 2008-2010 menunjukkan perkembangan yang cukup
baik,
pertumbuhan
hal aset
tersebut
terlihat
tetap
Kabupaten
dari
rata-rata
Banjarnegara
dalam kurun waktu tahun 2008-2010 sebesar 3,26%, atau secara nominal rata-rata penambahan aset tetap kurang lebih Rp. 100 Milyar. Bila dibandingkan dengan RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 8
total belanja daerah, maka rata-rata belanja yang diinvestasikan pada aset tetap sebesar 13%. Tabel 3.5. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 No.
Uraian
1
ASET
1.1
ASET LANCAR
1.1.1
Kas
1.1.2
Piutang
1.1.3
Persediaan
1.2.
ASET TETAP
1.2.1
Tanah
1.2.2
Peralatan dan mesin Gedung dan bangunan Jalan, irigasi, dan jaringan Aset tetap lainnya Konstruksi dalam pengerjaan ASET LAINNYA Tagihan penjualan angsuran Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah Kemitraan dengan pihak ketiga Aset tak berwujud
1.2.3 1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6
Aset lain-lain (Rusak) Aset untuk dihibahkan JUMLAH ASET DAERAH
2 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4
KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang perhitungan pihak ketiga Uang muka dari kas daerah Pendapatan diterima dimuka Utang Belanja
2008
2009
Ratarata Pertumbuhan (%)
2010
86.564.350.088
84.326.465.305
71.141.105.499
-9,11%
70.181.928.415
69.265.881.309
52.056.274.667
-13,08%
4.398.546.622
4.744.134.027
4.258.165.897
-1,19%
11.983.875.051
10.316.449.969
14.826.664.935
14,90%
3.315.572.400.298
3.416.413.956.523
3.535.203.440.117
3,26%
1.019.761.191.391
1.020.572.121.191
997.356.878.191
-1,10%
141.288.923.437
154.955.233.927
183.398.741.184
14,01%
895.024.827.588
961.711.590.418
982.312.611.858
4,80%
1.223.056.133.469
1.250.398.327.654
1.323.917.575.408
4,06%
19.042.304.583
19.372.955.833
32.668.672.976
35,18%
17.399.019.830
9.403.727.500
15.548.960.500
9,70%
20.994.797.979
1.715.132.829
7.974.785.725
136,57%
-
-
-
208.920.879
169.820.979
135.020.979
-19,60%
19.045.812.500
-
-
-100%
-
58.041.000
58.041.000
0%
1.740.064.600
1.487.270.850
1.368.624.750
-11,25%
-
-
6.413.098.996
100%
3.423.131.548.365
3.502.455.554.657
3.614.319.331.341
2,76%
206.761.371
193.257.032
237.628.652
8,21%
193.051.735
162.524.190
237.628.652
15,20%
-
-
0%
-
-
0%
13.709.636
30.732.842
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
-
12,08%
III - 9
No. 3 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4
3.1.5
3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3
Uraian
2008
EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR SILPA Cadangan piutang Cadangan persediaan Pendapatan yang ditangguhkan Dana Yang disediakan untuk hutang jangka pendek EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam aset tetap Diinvestasikan dalam aset lainnya Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
2009
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2010
86.357.588.717
84.133.208.273
70.903.476.847
-9,15%
69.831.037.161
68.863.995.338
51.686.139.027
-13,16%
4.398.546.622
4.744.134.027
4.258.165.897
-1,19%
11.983.875.051
10.316.449.969
14.826.664.935
14,90%
157.839.519
239.361.781
132.506.988
3,50%
(13.709.636)
(30.732.842)
-
12,08%
3.389.349.771.378
3.462.003.870.233
3.584.557.710.769
2,84%
3.315.572.400.298
3.416.413.956.523
3.535.203.440.117
3,26%
20.994.797.979
1.715.132.829
7.974.785.725
136,57%
52.782.573.101
43.874.780.881
41.379.484.927
-11,28%
3.475.914.121.466
3.546.330.335.538
3.655.698.816.268
2,55%
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Untuk Banjarnegara
menganalisis periode
neraca
tahun
2008-2010
Kabupaten digunakan
analisis rasio sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.6. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 NO
Uraian
2008 (%)
2009 (%)
2010 (%)
1 2
Rasio lancar (current ratio) Rasio quick (quick ratio) Rasio total hutang terhadap total asset Rasio hutang terhadap modal Rata-rata umur piutang Rata-rata umur persediaan Perputaran total aktiva (total assets turn over)
41.866,79% 36.070,80%
43.634,36% 38.296,16%
29.937,93% 23.698,51%
0,006%
0,006%
0,007%
0,006%
0,005%
0,007%
-
2,26 339,61
1,93 444,79
1,40%
1,77%
1,77%
3 4 5 6 7
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Rasio Likuiditas yaitu Rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah entitas dengan kewajiban lancarnya untuk melihat
kemampuan
entitas
dalam
memenuhi
kewajiban lancarnya. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 10
a. Rasio Lancar Tabel 3.7. Rasio Lancar Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 Aktiva Lancar
2008
2009
2010
86.564.350.088
84.326.465.305
71.141.105.499
206.761.371
193.257.032
237.628.652
41.866,79%
43.634,36%
29.937,93%
Kewajiban Jangka Pendek Rasio Lancar (Aktiva Lancar: Kewajiban Jangka Pendek) Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Meski
terlihat
menurun
dari
2
tahun
sebelumnya rasio lancar pada tahun 2010 masih menunjukkan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara masih sangat sehat, karena aset lancarnya lebih besar daripada kewajiban jangka pendeknya. b. Rasio Quick Tabel 3.8. Rasio Quick Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 2008
2009
2010
Aktiva Lancar
86.564.350.088
84.326.465.305
71.141.105.499
Persediaan
11.983.875.051
10.316.449.969
14.826.664.935
206.761.371
193.257.032
237.628.652
36.070,80%
38.296,16%
23.698,51%
Kewajiban Jangka Pendek Rasio Quick (aktiva lancar – persediaan) : kewajiban jangka pendek Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Quick rasio merupakan rasio lancar dengan mengurangi tingkat persediaan dari current assetnya. Pada tahun 2010 rasio ini tampak menurun namun demikian tergolong masih sangat sehat. Rasio Solvabilitas atau disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh suatu entitas dengan dana yang dipinjam dari kreditur entitas tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 11
mengukur sampai seberapa jauh aktiva entitas dibiayai oleh hutang, rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman. Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah: a. Rasio total hutang terhadap total aset Tabel 3.9.
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 2008
2009
2010
206.761.371
193.257.032
237.628.652
3.423.131.548.365
3.502.455.554.657
3.614.319.331.341
0,006%
0,006%
0,007%
Total Hutang Total Aset Rasio (Total Hutang : Total Aset)
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Rasio ini pada tahun 2010 mengalami kenaikan meski
demikian
menunjukkan
dengan
bahwa
nilai
besaran total
0,007% hutang
ini jauh
dibawah nilai total aset. b. Rasio hutang terhadap modal Tabel 3.10.
Rasio Total Hutang Terhadap Modal Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 Total Hutang Ekuitas Dana
2008
2009
2010
206,761,371
193,257,032
237,628,652
6,357,588,717
84,133,208,273
70,903,476,847
3,389,349,771,378
3,462,003,870,233
3,584,557,710,769
3,475,707,360,095
3,546,137,078,506
3,655,461,187,616
0,006%
0,005%
0,007%
Lancar Ekuitas Dana Investasi
Total Ekuitas (Ekuitas Dana Lancar+ Ekuitas Dana Investasi)
Rasio (Total Hutang : Total Ekuitas)
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Rasio ini pada tahun 2010 mengalami kenaikan meski demikian dengan besaran seperti tersebut di atas, menunjukkan bahwa nilai total hutang jauh RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 12
dibawah
nilai
modal
yang
dimiliki
Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara. Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan Pemerintah Daerah. Rasio aktivitas yang digunakan antara lain : a. Rata-rata umur piutang, yaitu rasio untuk melihat
berapa lama, hari yang diperlukan untuk melunasi piutang (mengubah piutang menjadi kas). Terlihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan adalah antara 2-3 hari saja. Berikut perhitungan lengkapnya : Tabel 3.11. Rata-Rata Umur Piutang Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 2008 Saldo Awal Piutang
2009
2010
-
4.398.546.622
4.744.134.027
4.398.546.622
4.744.134.027
4.258.165.897
-
4.571.340.325
4.501.149.962
Pendapatan Daerah
689.085.527.646
737.321.723.389
849.712.579.681
Perputaran piutang
-
161,2922406
188,7767763
-
2,26
1,93
Saldo Akhir Piutang Rata-rata piutang pendapatan daerah ((saldo awal piutang + saldo akhir piutang) : 2)
(pendapatan daerah/ratarata piutang pendapatan daerah) Rata-rata umur piutang (365 : perputaran piutang) Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
b. Rata-rata
umur
persediaan,
yaitu
rasio
untuk
melihat berapa lama dana tertanam dalam bentuk persediaan
(menggunakan
persediaan
untuk
memberi pelayanan publik). Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa rata-rata umur persediaan tahun 2009 339,61 sedangkan pada tahun 2010 adalah 444,79 hari. Hal ini menunjukkan minimnya input berupa persediaan yang dimasukkan untuk menghasilkan
output
pelayanan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
publik
oleh
III - 13
Pemerintah
Daerah.
Perhitungan
lengkap
dapat
dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.12. Rata-Rata Umur Persediaan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 2008
2009
2010
-
11.983.875.051
10.316.449.969
11.983.875.051
10.316.449.969
14.826.664.935
-
11.150.162.510
12.571.557.452
-
11.983.875.051
10.316.449.969
-
1,074771335
0,820618289
-
339,61
444,79
Saldo Awal Persediaan Saldo Akhir Persediaan Rata-Rata Nilai Persediaan ((saldo awal persediaan + saldo akhir persediaan) : 2) Nilai Persediaan Yang Digunakan Dalam Satu Tahun Perputaran Persediaan (nilai persediaan yang digunakan dalam satu tahun: rata-rata nilai persediaan) Rata-Rata Persediaan (365 : perputaran persediaan)
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
c. Perputaran total aktiva (total assets turn over), rasio
ini mengalami kenaikan pada tahun 2009 tetapi stagnan
pada
cenderung
tahun kecil,
2010.
Dari
angka
menggambarkan
peningkatan aset tetap yang dimiliki
yang bahwa
Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara tidak mendorong semakin besarnya PAD yang diterima. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada tebel berikut : Tabel 3.13. Perputaran Total Aktiva Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 2008 Pendapatan Asli
2009
2010
46.521.396.931
60.636.814.797
62.486.768.063
3.315.572.400.298
3.416.413.956.523
3.535.203.440.117
1,40%
1,77%
1,77%
Daerah Aset Tetap Perputaran Total Aktiva (PAD/Aset Tetap Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 14
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 15
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Pengelolaan penyusunan
keuangan
anggaran
daerah
yang
pendapatan
dan
dimulai belanja
dari
daerah,
perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah, laporan semester, laporan prognosis realisasi anggaran, laporan realisasi anggaran,
neraca
hingga
catatan
atas
laporan
keuangan
disusun secara otonomi oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai entitas akuntansi yang kemudian diverifikasi dan dikompilasi oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) sebagai entitas pelaporan menjadi Laporan Keuangan Kabupaten Banjarnegara. Dalam hal pelaporan dan pengawasan Laporan Keuangan Kabupaten Banjarnegara dapat dikatakan berhasil. Ini dapat dilihat dari hasil audit BPK yang memberikan opini Wajar Dengan
Pengecualian
(WDP)
terhadap
Laporan
Keuangan
Daerah. Diharapkan pada tahun 2014 opini BPK terhadap Laporan
Keuangan
Pengecualian
dengan
Daerah
dapat
fokus
menjadi
membenahi
Wajar
Tanpa
pengelolaan
aset
daerah.
3.2.1.
Proporsi Penggunaan Anggaran Pemenuhan kebutuhan aparatur periode 20082010 secara total mempunyai rata-rata pertumbuhan sebesar
14,49%.
Dari
komponen
Belanja
Tidak
Langsung rata-rata pertumbuhan mencapai 142,93% hal
ini
disebabkan
penghasilan
guru
mulai
tahun
sertifikasi
2010
tambahan
non
sertifikasi
dan
ditransfer terlebih dahulu ke kas daerah, dimana sebelumnya dari pusat langsung ditransfer ke rekening penerima tunjangan tersebut. Melihat rincian per item tampak
pemenuhan
kebutuhan
aparatur
terbesar
masing-masing tahun adalah belanja pegawai dimana mencapai 60-75% sehingga pemenuhan kebutuhan aparatur sangat tergantung pada kebijakan pemerintah pusat. Secara lengkap realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dapat dilihat pada tabel berikut : RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 16
Tabel 3.14. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 Uraian
2008 (Rp.)
A 1 2
BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Tambahan Penghasilan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
383,831,397,392 344,963,081,434 28,409,654,269
7,467,224,469
8,103,867,544
8,445,490,369
6.37%
Belanja Pemungutan Pajak Daerah BELANJA LANGSUNG Belanja Honorarium PNS Belanja Uang Lembur Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS
2,991,437,220 31,888,439,382 3,415,540,600 617,421,775 100,750,000
1,667,583,696 32,406,354,115 3,137,512,360 748,906,750 340,810,000
1,432,475,941 35,810,807,155 4,378,150,400 843,009,500 23,600,000
29.18% 6.06% 15.70% 16.93% 72.60%
3,227,193,500
2,752,515,181
1,541,366,500
29.36%
Belanja Premi Asuransi Kesehatan Belanja Makanan dan Minuman Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya Belanja Pakaian Khusus dan Hari Hari Tertentu Belanja Perjalanan Dinas Belanja Perjalanan Pindah Tugas Belanja Pemulangan Pegawai Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Mebelair, Peralatan dan Perlengkapan) TOTAL
755,060,000 1,180,745,147
273,236,000 1,005,001,225
304,324,900 1,210,161,545
11.38% 2.76%
163,050,000
419,055,000
368,395,000
72.46%
153,972,500 13,202,619,860 0 0
164,637,000 12,287,988,649 0 0
128,580,000 13,599,469,070 0 0
7.49% 1.87% 0.00% 0.00%
9,072,086,000 415,719,836,774
11,276,691,950 13,413,750,240 455,669,685,823 553,376,135,583
21.63% 15.53%
3 4 B 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 11
12
2009 (Rp.)
2010 (Rp.)
Rata Rata Per tumbuhan 16.28% 10.11% 142.93%
No
423,263,331,708 517,565,328,428 391,493,753,852 417,841,774,021 21,998,126,616 89,845,588,097
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
Berdasarkan
tabel
tersebut
di
atas
proporsi
terhadap total pengeluaran daerah, belanja pemenuhan kebutuhan
aparatur
Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara besarannya berada pada kisaran 57-64%. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.15. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
No
Uraian
Total Belanja Untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur (Rp.)
Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp.)
Persentase
(a)
(b)
(a)/(b) x 100%
1
TA 2008
415.719.836.774
719.093.924.647
57,81%
2
TA 2009
455.669.685.823
740.788.765.212
61,51%
3 TA 2010 553.376.135.583 869.390.435.992 Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
63,65%
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 17
3.2.2.
Analisis Pembiayaan Kebutuhan
pemenuhan
dana
pembangunan
mengharuskan Kabupaten Banjarnegara memprediksi pembiayaan pada tahun yang bersangkutan. Pada kurun waktu tahun 2008-2010 defisit anggaran dapat ditutup oleh pembiayaan yang diprediksikan. Secara lengkap defisit anggaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.16. Defisit Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 No. Uraian 1 Realisas i Pendapatan Daerah Dikurangi Realisasi : 2 Belanja Daerah 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah A Defisit Anggaran Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan : Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun 4 Angaran Sebelumnya 5 Pencairan Dana Cadangan 6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan 7 Penerimaan Pinjaman Daerah 8 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 9 Penerimaan Piutang Daerah B Total Realis asi Penerimaan Pembiayaan Daerah A B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
2008 (Rp.) 689,085,527,646
2009 (Rp.) 737,321,723,389
2010 (Rp.) 849,712,579,681
716,235,931,638 2,857,993,009 (30,008,397,001)
735,338,765,212 5,450,000,000 (3,467,041,823)
864,062,435,992 5,328,000,000 (19,677,856,311)
99,675,184,162
69,831,037,161
68,863,995,338
1,250,000,000 1,250,000,000
1,250,000,000 1,250,000,000
72,331,037,161 68,863,995,338
71,363,995,338 51,686,139,027
164,250,000 99,839,434,162 69,831,037,161
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
Tabel 3.16. menunjukkan bahwa untuk menutup defisit anggaran pada tahun 2008-2010 pos paling besar dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Angaran Sebelumnya. Persentase paling besar terjadi pada tahun 2009 dimana mencapai 20 kali lipat dari defisit anggaran yang ada. Berikut komposisi lengkap penutup defisit anggaran :
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 18
Tabel 3.17. Komposisi Penutup Defisit Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010
No.
Uraian
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Angaran Sebelumnya 2 Pencairan Dana Cadangan 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan 4 Penerimaan Pinjaman Daerah 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 6 Penerimaan Piutang Daerah 7 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
Proporsi Dari Total Defisit Anggaran 2008 2009 2010 (%) (%) (%) 332,16% 2.014,14% 349,96%
0,00% 0,00%
0,00% 0,00%
0,00% 0,00%
0,00% 0,00%
36,05% 36,05%
6,35% 6,35%
0,55% 0,00% 0,00% 232,70% 1.986,25% 262,66%
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Berdasarkan tabel 3.17. dari SILPA yang ada perlu dilakukan perhitungan untuk mengetahui darimana pos-pos APBD yang
menyebabkan adanya SILPA
tersebut. Gambaran lengkap penyusun SILPA dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.18. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 2008 No.
Uraian
Rp
1 Jumlah SiLPA 2 Pelampauan penerimaan PAD Pelampauan penerimaan dana 3 perimbangan Pelampauan penerimaan lain lain 4 pendapatan daerah yang sah Sisa penghematan belanja atau 5 akibat lainnya 6 Dana Tidak Terduga yang tidak cair 7 Sisa Belanja Pegawai
69,831,037,161 3,794,558,931
Rp
Rata rata % dari per tumbuh SiLPA an*)
100% 2.36%
51,686,139,027 745,171,063
100% 1.44%
55.66%
11,784,445,702 16.88%
3,224,164,184
4.68%
6,555,800,641
12.68%
15.35%
10,941,137,013 15.67%
17,797,225,408
25.84%
1.57%
20.94%
17,190,814,557 24.62%
15,313,333,978
22.24%
25,625,860,774
49.58%
28.21%
681,417,679
0.99%
450,636,000
0.87%
55.72%
3,039,043,350
100% 5.43%
Rp
2010 % dari SiLPA
68,863,995,338 1,624,295,797
23,081,037,608
Kewajiban kepada pihak ketiga 8 sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan 9 Kegiatan lanjutan
2009 % dari SiLPA
4.35%
(809,983,023)
33.05%
30,223,558,292 43.89%
19,118,653,572 36.99%
2.90%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Pada tahun 2008-2009 pos terbesar penyumbang SILPA adalah sisa dari belanja pegawai yang berada pada kisaran 33-43%. Sedangkan pada tahun 2010 sisa RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 19
belanja pegawai berada pada urutan kedua dibawah pos sisa penghematan belanja atau akibat lainnya, pada tahun ini sisa DAK 2010 yang wajib diluncurkan kembali mencapai 10 Milyar lebih disebabkan terbitnya Juknis penggunaan yang terlambat. Perlu dicermati pelampauan PAD terus menurun dari tahun ke tahun sebesar 5,43% pada 2008 hingga hanya mencapai 1,44% pada tahun 2010.
3.3. Kerangka Pendanaan Pendanaan program kegiatan yang akan diakomodir dalam periode tahun 2012-2016 ini sangatlah penting untuk dikaji. Berdasarkan
dasar
analisis
gambaran
umum
pengelolaan
keuangan daerah pada periode tahun 2006-2010, maka dapat disusun suatu analisis dalam rangka pendanaan
program
kegiatan pada periode tahun 2012-2016. Berdasarkan potensi pendanaan,
Kabupaten
Banjarnegara
mempunyai
potensi
pendanaan dari Pendapatan Asli daerah dan juga didukung oleh Dana Perimbangan.
3.3.1.
Analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama Pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama merupakan belanja yang wajib untuk dialokasikan. Analisa pos belanja yang wajib selama tahun
2008-2010
sangat
diperlukan
agar
dapat
diketahui tren yang berjalan selama ini, disamping itu dapat
digunakan
untuk
memproyeksikan
untuk
kebutuhan wajib selama 5 tahun kedepan. Berikut gambaran pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 20
Tabel 3.19. Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 No
Tingkat DATA TAHUN PerDASAR tumbuh(2010 dalam Rp.) an (%) 2008-2010
Uraian
Proyeksi
2012
2013
2014
2015
2016
BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH Belanja Bunga Belanja Bagi Hasil Belanja Tambahan Penghasilan Belanja Pemungutan Pajak Daerah Alokasi Dana Desa (ADD) Tunjangan TAPD
560,076,903,898 417,841,774,021
8,445,490,369 89,845,588,097 1,432,475,941 27,394,575,470 15,117,000,000
6.37% 9,267,952,000 9,731,349,600 10,217,917,080 0.00% 0 0 0 0.00% 0 0 0 2.00% 127,506,770,000 133,882,108,500 140,576,213,925 26.56% 2,979,095,000 3,128,049,750 3,284,452,238 0.74% 16,392,573,000 16,392,573,000 16,392,573,000 10.00% 18,235,800,000 18,235,800,000 18,235,800,000
BELANJA LANGSUNG Belanja Honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Jasa Kantor (Listrik,air, dlsb) Belanja Sewa Gedung Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran (PTT) Dana Alokasi Khusus (DAK) Bantuan Keuangan Provinsi
136,620,502,097
-3.99% 155,460,521,203 162,237,603,073 169,376,136,682 177,629,670,777 186,377,494,486
23,600,000 12,195,223,974 77,150,140
0.00% 72.60% 8.55% 0.00%
181,870,500 3,657,100,033
0.00% 6.27%
3,089,274,450 60,953,600,000 56,442,683,000
-29.19% 2.23% 86.11%
Pembiayaan Pengeluaran 4,078,000,000 Pembentukan Dana Cadangan Pembayaran Pokok Utang 1,250,000,000 Penyertaan Modal (Investasi) 3 Pemerintah Daerah 2,828,000,000 TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS 700,775,405,995 UTAMA(A+B+C)
22.03% 0.00% 0.00%
3,000,000,000 0 0
3,060,000,000 0 0
3,121,200,000 0 0
3,433,320,000 0 0
3,501,986,400 0 0
6.70%
3,000,000,000
3,060,000,000
3,121,200,000
3,433,320,000
3,501,986,400
A 1
2 3 4 5 6 7 8 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C 1 2
14.69% 553,765,052,000 581,453,304,600 610,525,969,830 641,052,268,322 673,104,881,738 10.11% 544,497,100,000 571,721,955,000 600,308,052,750 630,323,455,388 661,839,628,157
10,728,812,934 0 0 147,605,024,621 3,448,674,849 16,392,573,000 18,235,800,000
11,265,253,581 0 0 154,985,275,852 3,621,108,592 16,392,573,000 18,235,800,000
0 0 0 0 0 40,733,321 70,305,229 121,345,993 209,441,748 361,493,977 13,237,654,912 14,369,191,409 15,597,450,087 16,930,698,624 18,377,911,408 77,150,140 77,150,140 77,150,140 77,150,140 77,150,140 181,870,500 3,886,472,331
181,870,500 4,130,230,795
181,870,500 4,389,277,722
181,870,500 4,664,572,001
181,870,500 4,957,132,660
3,500,000,000 3,500,000,000 3,500,000,000 3,500,000,000 3,500,000,000 67,730,850,000 69,762,775,500 71,855,658,765 74,729,885,116 77,719,080,520 66,805,790,000 70,146,079,500 73,653,383,475 77,336,052,649 81,202,855,281
13.90% 712,225,573,203 746,750,907,673 783,023,306,512 822,115,259,099 862,984,362,624
Sumber: DPPKAD Kab. Banjarnegara Tahun 2011
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan ratarata pertumbuhan Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat
serta
Prioritas
Utama
tahun
2008-2010
sebesar 13,9%. Meski rata-rata pertumbuhan belanja adalah 13,9%, namun dalam proyeksi belanja untuk tahun 2012-2016 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara mengambil kebijakan pertumbuhan belanja rata-rata tiap tahunnya sebesar 4,69%. 3.3.2.
Proyeksi Data Masa Lalu Keuangan
Pemerintah
Kabupaten
tidak
dapat
dilepaskan dari kebijakan peningkatan PAD, yang akan berdampak pada kemandirian daerah dalam membiayai pembangunan.
Penentuan
proyeksi
tentunya
tetap
memperhatikan ketercapaiannya. Dalam kurun waktu 2008-2010 realisasi target Pendapatan Asli Daerah secara keseluruhan selalu terlampaui. Secara lengkap
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 21
rincian proyeksi beserta realisasinya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.20. Perbandingan Target dan Realisasi PAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008-2010 No
Uraian
1. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Lain-Lain PAD Yang Sah
Target 42,726,838,000 6,418,980,000 27,485,987,000 1,706,121,000 7,115,750,000
2008 Realisasi % capaian Target 46,521,396,931 108.88% 59,012,519,000 7,314,771,313 113.96% 7,063,500,000 27,229,680,471 99.07% 39,722,215,000 1,747,447,371 102.42% 3,363,892,000 10,229,497,776 143.76% 8,862,912,000
2009 Realisasi % capaian Target 60,636,814,797 102.75% 61,741,597,000 8,161,471,252 115.54% 8,567,000,000 39,104,932,160 98.45% 41,754,277,000 3,619,844,600 107.61% 3,380,569,000 9,750,566,785 110.02% 8,039,751,000
2010 Realisasi % capaian 62,486,768,063 101.21% 9,265,190,711 108.15% 39,760,948,541 95.23% 3,348,725,471 99.06% 10,111,903,340 125.77%
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kab. Banjarnegara
3.3.3.
Penghitungan Kerangka Pendanaan a. Kerangka Penerimaan Sesuai dengan analisis-analisis di atas dapat diestimasi
kerangka
pendanaan
Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2012-2016. Pendanaan tersebut terbagi kedalam jenis-jenis pendapatan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam tahun 2012-2016 kebijakan pendapatan meliputi : 1.
Meningkatkan Daerah
penerimaan
melalui
Pendapatan
optimalisasi
sektor
Asli pajak
daerah, retribusi daerah, pendayagunaan aset daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. 2.
Melakukan
upaya
peningkatan
dana
perimbangan dari Dana Alokasi Umum dan bagi hasil pajak, serta bukan pajak. 3.
Mengoptimalkan
pemanfaatan
sarana
dan
prasarana serta sumberdaya manusia yang ada guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. 4.
Mengembangankan
sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah dengan memanfaatkan potensi daerah. 5.
Meningkatkan
kerjasama
Pemerintah
dan
Swasta. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 22
Tabel 3.21. Estimasi Penerimaan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 (dalam jutaan) Uraian
2012
2013
2014
2015
Pendapatan 1119067.27 1161900.19 1206579.71 1256175.22 Pendapatan Asli Daerah 63548.92 65985.58 81747.92 85017.83 Pajak Daerah 10529.50 10845.39 24402.12 25378.20 Retribusi Daerah 19688.50 20476.04 21295.08 22146.88 Hasil Pengelolaan Kekayaan 3917.77 4074.48 4237.46 4406.96 Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain PAD Yang Sah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak DAU DAK Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan PEMDA Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau PEMDA Lainnya Prediksi SILPA
RataRata Per2016 tumbuhan 1308178.96 3.98% 88418.55 8.93% 26393.33 34.00% 23032.76 4.00% 4583.24 4.00%
29413.15 30589.68 31813.26 33085.79 34409.23 786841.19 824074.34 848344.46 889790.63 933270.27 37714.41 38845.84 25249.80 26259.79 27310.18 681395.92 715465.72 751239.01 788800.96 828241.00 67730.85 69762.78 71855.66 74729.89 77719.08 268677.17 271840.27 276487.33 281366.75 286490.14 1262.68 0 21709.74
0 0 22795.23
0 0 23934.99
0 0 25131.74
4.00% 4.36% -6.00% 5.00% 3.50% 1.62%
0 0 26388.32
0% 0% 5.00%
178898.96 178898.96 178898.96 178898.96 178898.96
0%
66805.79
70146.08
73653.38
77336.05
81202.86
5.00%
47631.11
48583.73
49555.41
54510.95
55601.17
4.00%
Sumber: DPPKAD Kab. Banjarnegara
Pendapatan Asli Daerah terutama dari pos pajak daerah mulai tahun 2014 diproyeksikan naik cukup signifikan dengan memasukkan estimasi jumlah
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) Perkotaan dan Perdesaan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sesuai amanat Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Estimasi dana perimbangan tidak terlepas dari kondisi keuangan negara dalam hal ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Jika ada kenaikan Dana Alokasi Umum (DAU) tidak lebih adalah dikarenakan
adanya
kenaikan
jumlah
pegawai
ataupun kenaikan indeks kemahalan akibat inflasi. Namun demikian dengan masuknya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 23
Tanah dan Bangunan (BPHTB) maka Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak diproyeksikan menurun pada tahun 2014. Untuk Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah diproyeksikan rata-rata naik sebesar 1,62%. Melihat
kerangka
Pendanaan
maka
dapat
diambil kesimpulan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 berkisar kurang lebih antara 1,119 s.d. 1,308 trilyun rupiah. Untuk SILPA pada tahun 2010 terdapat SiLPA sebesar Rp. 51 milyar atau 6,08% dari penerimaan. Dengan demikian pada tahun 2012-2016 SILPA diproyeksikan antara 4,11-4,34% dari penerimaan atau sekitar Rp. 47-55 milyar. b. Kerangka Belanja dan Pembiayaan Dalam tahun 2012-2016 kebijakan belanja daerah meliputi : 1.
Peningkatan
proporsi
penanganan
isu
belanja
strategis
untuk
dan
komitmen
nasional. 2.
Peningkatan proporsi belanja langsung sebagai implementasi
kebijakan
yang
berdampak
langsung pada masyarakat. 3.
Belanja Langsung digunakan untuk membiayai program kegiatan dalam urusan wajib dan pilihan.
4.
Penguatan
penyusunan
anggaran
dengan
berbasis kinerja. Sedangkan arah kebijakan pembiayaan daerah untuk tahun 2012-2016 adalah : 1.
Memperkuat penyertaan modal daerah dalam BUMD.
2.
Meningkatkan
besaran
SILPA
dari
sisi
pelampauan pendapatan. 3.
Menurunkan besaran SILPA dari sisi belanja.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 24
Dari
kebijakan
yang
diambil
Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara dan kerangka pendanaan untuk
tahun
2012-2016
diproyeksikan,
maka
selanjutnya perlu dilakukan analisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pembangunan daerah. berikut hasil perhitungan tersebut : Tabel 3.22. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Banjarnegara (dalam ribuan rupiah) Tahun 2012-2016 Proyeksi No.
Uraian 2012
1 Pendapatan 2 Pencairan dana cadangan (sesuai Perda) 3 Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran Total penerimaan Belanja Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan 4 Mengikat serta Prioritas Utama Kapasitas riil kemampuan keuangan
Rata-Rata Pertumbuh-an
2013
2014
2015
2016
1,119,067,272 47,631,110 1,166,698,382
1,161,900,186.15 48,583,732.20 1,210,483,918
1,206,579,714.13 49,555,406.84 1,256,135,121
1,256,175,217.94 54,510,947.53 1,310,686,165
1,308,178,955.60 55,601,166.48 1,363,780,122
3.98% 0.00% 4.00% 3.98%
712,225,573.20 454,472,809
746,750,907.67 463,733,011
783,023,306.51 473,111,814
822,115,259.10 488,570,906
862,984,362.62 500,795,759
4.92% 2.46%
Sumber: LRA APBD Kab. Banjarnegara (diolah)
Dari tabel di atas dapat diketahui kapasitas riil kemampuan anggaran untuk pembangunan berada di kisaran
454
Milyar
pada
tahun
2012,
yang
diproyeksikan terus naik sampai 500 Milyar pada tahun 2016 atau dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,98%.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
III - 25
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Analisa isu-isu strategis didapatkan dari hasil analisis kondisi internal dan eksternal sampai dengan tahun 2011. Isu-isu strategis ini
berkaitan
dihadapi,
dengan
permasalahan-permasalahan
pemanfaatan
potensi
dan
masalah
pokok
yang
keberlangsungan
(sustainability) pembangunan. Penentuan isu-isu strategis tersebut yakni dengan menggali permasalahan-permasalahan menggunakan mencari
metode
keterkaitan
pembangunan
simulasi
dinamik
masing-masing
isu
yang
ada
dengan
sebab-akibat
dengan
satu
sama
lainnya.
Kemudian masing-masing isu tersebut dianalisis apakah sebagai penyebab isu yang lain atau menjadi akibat dari isu tersebut. Metode brainstorming digunakan dalam analisis sebab-akibat tersebut.
4.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan per urusan Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara,
permasalahan
yang
dijumpai adalah sebagai berikut:
4.1.1. Urusan Kewenangan Wajib a.
Pendidikan 1)
Rendahnya kualifikasi dan kompetensi guru khususnya pada jenjang TK/RA dan SD/MI.
2)
Tidak meratanya distribusi tenaga pendidik.
3)
Banyaknya
ruang
kelas
yang
rusak
serta
sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar. 4)
Rendahnya mutu pendidikan.
5)
Kurangnya akses pendidikan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 1
b.
Urusan Kesehatan
1)
Tingginya
Angka
Kematian
Bayi
(AKB)
di
Kabupaten Banjarnegara (Tahun 2011 adalah 15,78 /1.000 KH dari target 11,90/1.000 KH). 2)
Meningkatnya
Angka
Kematian
Ibu
dari
61,18/100.000 KH pada tahun 2010 menjadi 74,29/100.000 KH pada tahun 2011. 3)
Cakupan terhadap
Keluarga jamban
yang
memiliki
memenuhi
syarat
akses masih
rendah (56,8%). 4)
Cakupan
Sarana
Pembuangan
Air
Limbah
(SPAL) yang memenuhi syarat masih rendah (29,95 %) 5)
Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat masih rendah (64,67 %)
6)
Cakupan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat masih rendah (59,6 %)
7)
Cakupan Rumah Sehat masih rendah (52,9%)
8)
Rasio dokter dan tenaga medis terhadap jumlah penduduk masih rendah
9)
Kurangnya sumber daya yang tersedia (saranaprasarana, SDM dan biaya) guna meningkatkan pengelolaan
data
terintegrasi
sehingga
menghasilkan data yang berkualitas 10) Terbatasnya pelayanan terutama
aksesibilitas kesehatan
pada
yang berkualitas,
kelompok
penduduk
miskin,
terpencil,
perbatasan,
terhadap
rentan
seperti:
daerah
tertinggal,
dan
kepulauan
terdepan 11) Belum kualitas,
terpenuhinya serta
jumlah,
jenis,
penyebaran sumberdaya
manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan
kerangka
regulasi
ketenagaan
kesehatan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 2
12) Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan
obat
esensial,
penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang berkualitas 13) Masih
terbatasnya
kemampuan
manajemen
dan informasi kesehatan, meliputi pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan. 14) Ketersediaan tenaga dokter spesialis di RSUD Banjarnegara yang masih kurang. 15) Image masyarakat tentang pelayanan Rumah Sakit yang masih kurang baik. 16) Sarana
fisik
gedung
RSUD
yang
kurang
memadai dan tidak memenuhi standar.
c.
Urusan Pekerjaan Umum 1)
Masih banyaknya jalan dan jembatan dengan kondisi rusak dan rusak berat
2)
Belum optimalnya kondisi drainase dan fungsi drainase
3)
Belum optimalnya sistem informasi/data base jalan dan jembatan
4)
Belum
tersedianya
jalan
alternatif
sebagai
pengurai kepadatan lalu lintas dalam kota 5)
Belum optimalnya pengelolaan air bersih
6)
Belum semua kecamatan sudah dilakukakan ekplorasi konfigurasi
air
tanah
aviternya
untuk yang
mengetahui
akan
dijadikan
dasar penentu sumur bor 7)
Masih banyaknya pengusahaan air tanah yang belum berijin menyebabkan pendapatan daerah berkurang
8)
Banyaknya
jaringan
irigasi
yang
tidak
terpelihara dengan baik. 9)
Banyaknya ruas jalan yang berada di daerah labil.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 3
d.
Perumahan 1)
Masih banyaknya rumah tidak layak huni.
2)
Rendahnya
penyediaan
rumah,
baik
oleh
pengembang maupun secara swadaya. 3)
Banyaknya rumah yang ada di daerah rawan bencana.
e.
Penataan Ruang 1)
Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan tata ruang wilayah
2)
Belum tersusunnya rencana detail tata ruang
3)
Masih adanya tumpang tindih kewenangan dalam pengelolaan dan tata ruang antar sektor yaitu
kehutanan,
ruang
terbuka
hijau,
kebutuhan lahan untuk prasarana wilayah dan pemukiman
f.
Perencanaan Pembangunan 1)
Belum
optimalnya
kapasitas
kelembagaan
perencanaan, pembangunan daerah khususnya dalam
penyediaan
data
pendukung
perencanaan pembangunan. 2)
Belum
optimalnya
monitoring umpan
pemanfaatan
evaluasi balik
pembangunan penyusunan
hasil sebagai rencana
pembangunan daerah tahun berikutnya. 3)
Kurangnya
koordinasi
antar
SKPD
dalam
bidang perencanaan. 4)
Belum
optimalnya
upaya
pengembangan
kreativitas serta inovasi dalam perencanaan pembangunan.
g.
Perhubungan
1)
Kurangnya sarana dan prasarana jalan, berupa rambu-rambu, penunjuk jalan, marka jalan,
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 4
pengaman jalan dan alat pengatur isyarat lalu lintas (APILL). Sampai dengan tahun 2011 rambu yang terpasang baru 637 rambu atau 24,49% dari kondisi ideal sejumlah 2.747 rambu. 2)
Belum optimalnya pelaksanaan uji kendaraan. Pada tahun 2011 jumlah kendaraan
yang
seharusnya uji kir 6.066 X 2 = 12.132, sedangkan tahun 2011 kendaraan yang uji kir sejumlah 10.339, masih ada kendaraan yang tidak uji kir 14,77%. 3)
h.
Tingginya laju pertambahan jumlah kendaraan.
Lingkungan Hidup
1)
Belum optimalnya penanganan sampah
2)
Rendahnya upaya pengendalian pencemaran air
3)
Tingginya tingkat pencemaran air di Kali Sapi
4)
Masih terbatasnya luasan ruang terbuka hijau dan
belum
optimalnya
pengelolaan
ruang
terbuka hijau. 5)
Belum optimalnya perlindungan dan konservasi terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup.
i.
Pertanahan
1)
Masih rendahnya jumlah bidang tanah yang terdaftar atau yang sudah diberikan legalitas berupa sertifikat.
2)
Belum
optimalnya
pengembangan
sistem
informasi pertanahan. 3)
j.
Belum optimalnya administrasi pertanahan.
Kependudukan dan Catatan Sipil
1)
Belum
optimalnya
pengembangan
dan
keserasian kebijakan kependudukan. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 5
2)
Data
base
Kependudukan
sebagai
dasar
berbagai penyelenggaraan Pemerintahan masih perlu
ditingkatkan
keakuratan
dan
masyarakat
untuk
validitasnya. 3)
Kurangnya
kesadaran
memperoleh
dokumen
kependudukan
dan
catatan sipil. 4)
Belum
optimalnya
pengelolaan
sistem
pendaftaran kependudukan dan pencatanan sipil. 5)
Belum
optimalnya
pelayanan
administrasi
kependudukan.
k.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1)
Rendahnya
dukungan
kelembagaan
sumber
daya
terhadap
dan
strategi
Pengarusutamaan
Gender
(PUG)/Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) dan program
Peningkatan
Kualitas
Hidup
Perempuan (PKHP). 2)
Belum terimplementasinya Kabupaten Layak Anak dengan baik.
3)
Masih rendahnya kompetensi tenaga relawan pendamping
Korban
Kekerasan
Berbasis
Gender dan Anak (KKBGA). 4)
Belum optimalnya peran serta perempuan dan kesetaraan gender dalam pembangunan.
l.
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1)
Melemahnya daya dukung dan kemampuan penggerakan program KB sampai lini lapangan karena jumlah tenaga profesional PLKB yang semakin berkurang.
2)
Belum optimalnya peran Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 6
3)
Terbatasnya penguatan modal bagi kelompok Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera (UPPKS), sehingga kelompok menjadi kurang berkembang. 4)
Masih rendahnya partisipasi KB pria.
5)
Masih tingginya jumlah perempuan menikah dibawah usia 20 tahun.
m.
Sosial
1)
Terbatasnya
jumlah
lembaga-lembaga
sosial/organisasi sosial dan jumlah tenaga kesejahteraan
sosial/pilar-pilar
partisipan/
lurahan yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam penanganan permasalahan kesejahteraan; 2)
Kurangnya
kesadaran
Penyandang
Masalah
masyarakat Kesejahteraan
dan Sosial
(PMKS) dalam mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi. 3)
Belum terwujudnya data Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial
(PMKS)
dan
Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dengan nama dan alamat yang jelas dan akurat. 4)
Belum memadainya sarana dan prasarana panti sosial baik milik pemerintah maupun swasta.
5)
Belum optimalnya peran serta masyarakat dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam
penanganan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS). 6)
Belum optimalnya manajemen pelayanan dan penanganan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 7
n.
Tenaga Kerja
1)
Belum
optimalnya
pelaksanaan
mengenai Norma kerja, Norma
peraturan
Keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dan Norma jamsostek pada perusahaan. 2)
Masih
adanya
perusahaan
yang
belum
membayar upah sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten
tetapi
tidak
penangguhan
pelaksanaan
mengajukan
Upah
Minimum
Kabupaten yang berlaku. 3)
Dalam permasalahan PHI/PHK (Perselisihan Hubungan Kerja)
Industrial/Pemutusan masih
banyak
Hubungan
pengusaha
yang
menyelesaikan permasalahannya tidak melalui prosedur
yang
benar
sesuai
ketentuan
perundang-undangan. 4)
Masih rendahnya pemahaman para pengusaha dan pekerja terhadap peraturan perundangundangan ketenagakerjaan
5)
Belum tersedianya tenaga teknis pengawas ketenagakerjaan,
mediator
hubungan
industrial, pengantar kerja, dan instruktur pelatihan. 6)
Belum semua pendaftar pencari kerja bisa ditempatkan baik melalui Angkatan Kerja Lokal (AKL), Angkatan Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Angkatan Kerja Antar Negara (AKAN) karena lowongan kerja terbatas.
7)
Belum
semua
karena
tidak
lowongan
kerja
sesuainya
bisa
antara
terisi, tingkat
pendidikan/ ketrampilan pencari kerja dengan lowongan kerja. 8)
Terbatasnya sarana/prasarana pelatihan kerja.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 8
o.
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1)
Belum optimalnya upaya peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.
2)
Iklim usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) belum terwujud secara kondusif.
3)
Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha mikro kecil menengah belum terwujud secara optimal.
4)
Masih rendahnya kualitas SDM, permodalan dan peralatan.
p.
Penanaman Modal Daerah
1)
Belum
optimalnya
pemasaran
penanaman
modal. 2)
Belum
optimalnya
pelayanan
perijinan
penanaman modal 3)
Masih rendahnya realisasi penanaman modal.
4)
Belum
optimalnya
pengkajian
dan
pengembangan penanaman modal. 5)
Terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan perijinan penanaman modal.
q.
Kebudayaan
1)
Budaya daerah belum banyak mendapatkan apresiasi
oleh
masyarakat
nasional
dan
internasional 2)
Menurunnya nilai – nilai etika, moral, budaya dan keagamaan pada masyarakat.
3)
Belum
optimalnya
pembinaan
dan
pengembangan kesenian tradisional.
r.
Pemuda dan Olahraga
1)
Belum
optimalnya
kepemudaan kapasitas
dalam
anggotanya,
peran upaya
organisasi peningkatan
khususnya
dalam
memberikan kecakapan hidup. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 9
2)
Masih
terbatasnya
sumber
daya
manusia
dalam pemasyarakatan olah raga, pembinaan dan pengembangan olah raga prestasi. 3)
Menurunnya
nilai-nilai
nasionalisme
di
kalangan pemuda.
s.
Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri :
1)
Masih rendahnya fasilitasi kemitraan dengan Ormas, LSM, dan Partai Politik.
2)
Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap pemahaman budaya politik dan menurunnya nilai-nilai etika moral dalam kehidupan politik.
3)
Menurunnya menjaga
kesadaran
keamanan
masyarakat dan
dalam
kenyamanan
lingkungan. 4)
Perlunya
peningkatan
pemahaman
generasi
muda terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. 5)
Meningkatnya
kenakalan
remaja
dan
kecenderungan penyalahgunaan narkoba. 6)
Kurangnya
personil
dan
sarana
prasarana
pendukung untuk peningkatan kinerja Satpol PP. 7)
Tidak adanya PPNS ( Penyidik Pegawai Negeri Sipil)
dari
Satpol
penyelidikan
PP
yang
pelanggaran
menangani
Perda
dan
pelanggaran disiplin PNS.
t.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
1)
Pelayanan publik belum optimal karena belum seluruh SKPD
menerapkan aturan-aturan
yang ada, seperti SOP (Standar Operasional Prosedur) dan SPP (Standar Pelayanan Publik).
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 10
2)
Belum optimalnya penerapan nilai-nilai etika dan budaya kerja dalam birokrasi sehingga melemahkan disiplin kerja, etos kerja, dan produktifitas kerja.
3)
Belum optimalnya pengelolaan keuangan desa dalam rangka peningkatan pembangunan desa.
4)
Rendahnya
pemahaman
tugas
dan
fungsi
masing-masing lembaga yang ada di Desa. 5)
Terhadap
desa-desa
yang
kosong
mengalami
Sekretaris
kesulitan
Desa dalam
pengisiannya. 6)
Kerja sama antar pemerintah daerah belum berjalan optimal dalam rangka menciptakan hubungan antar daerah yang kondusif dan meminimalisir konflik antar daerah.
7)
Belum optimalnya penegasan dan pemasangan pilar
tanda
batas
wilayah
Kabupaten,
Kecamatan dan Kelurahan/Desa berdampak pada belum memberikan kepastian hukum tentang
batas-batas
Kecamatan
dan
wilayah
administrasi
Kelurahan/Desa
serta
menjamin tertib administrasi wilayah. 8)
Belum
optimalnya
informasi
pemanfaatan
dalam
teknologi
penyelenggaraan
pemerintahan. 9)
Belum
optimalnya
kinerja
beberapa
Perusahaan Daerah (Perusda) sehingga masih perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan secara rutin dan periodik untuk meningkatkan kinerjanya. 10) Belum
optimalnya
pemahaman
peraturan
perundang-undangan. 11) Belum
optimalnya
profesionalisme
tenaga
pemeriksa dan aparatur pengawasan. 12) Belum
efektif
dan
efisiennya
pengelolaan
keuangan daerah. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 11
13) Belum
optimalnya
pengelolaan
dan
pemanfaatan aset daerah. 14) Banyaknya
pejabat
mengikuti
struktural
Diklatpim
yang
dan
belum
keterbatasan
anggaran mengakibatkan belum semua pejabat struktural bisa mengikuti Diklatpim. 15) Kurangnya jumlah PNS, khususnya pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan.
u.
Ketahanan Pangan
1)
Berkurangnya masyarakat yang melaksanakan pengelolaan lumbung pangan.
2)
Kurangnya
penganekaragaman
konsumsi
pangan. 3)
Adanya wilayah yang mengalami kerentanan rawan pangan.
4)
Adanya pangan segar yang kurang memenuhi aspek keamanan pangan.
5)
Masih
rendahnya
capaian
Pola
Pangan
Harapan. v.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1)
Kurang optimalnya peran kelembagaan desa.
2)
Masyarakat
masih
mengidentifikasi memahami
atau
kebutuhan
kurang
mampu
menemukan dirinya
dan
dan belum
mampu mengaktualisasikan berbagai potensi yang ada pada dirinya.
w.
Statistik
1)
Belum optimalnya dukungan data/informasi statistik dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 12
x.
Kearsipan
1)
Masih kurangnya jumlah dan kualitas sumber daya manusia di bidang kearsipan.
2)
Sarana dan ruang penyimpan arsip tidak representatif.
y.
Komunikasi dan Informatika
1)
Pembangunan TIK
dan Layanan Informasi
Publik Belum Optimal, hal ini ditandai dengan masih
kurangnya
infrastruktur
menyeluruh baik di tingkat
secara
pemerintahan
maupun masyarakat, rendahnya penggunaan TIK dan tingkat masyarakat
melek informasi
masih perlu pembenahan dan pengembangan.
z.
Perpustakaan
1)
Masih rendahnya minat baca masyarakat.
2)
Sarana
prasarana
layanan
perpustakaan
kurang memadai. 3)
Jumlah koleksi bahan pustaka belum mampu memenuhi kebutuhan pembaca.
4.1.2. Urusan Kewenangan Pilihan a.
Pertanian 1)
Terbatasnya infrastruktur, Sarana Prasarana, Lahan dan Air Pertanian.
2)
Lemahnya
status
dan
kecilnya
luas
penguasaan lahan. 3)
Sistem
Perbenihan
dan
Perbibitan
belum
berjalan optimal. 4)
Terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan, informasi dan pasar.
5)
Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani, peternak, dan penyuluhan pertanian.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 13
6)
Pertanian kurang
masih
bersifat
memperhatikan
tradisional kaidah
dan
pertanian
berkelanjutan dan ramah lingkungan. 7)
Kuantitas dan kualitas produksi pertanian belum mendukung berkembangnya Agribisnis, Agrowisata, dan Agroindustri.
8)
Makin berkurangnya Sumber Daya Manusia di sektor pertanian.
9)
Belum adanya keterpaduan antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian
10) Masih tinggi serangan hama dan OPT, hama dan penyakit tanaman perkebunan, serangan penyakit
pada
ternak,
serta
ancaman
berkembangnya penyakit zoonosis 11) Kebijakan
anggaran
belum
mendukung
berkembangnya usaha pertanian 12) Ketergantungan pada produk pangan tertentu yang masih besar (beras) 13) Belum
berkembangnya
diversifikasi
produk
pertanian 14) Potensi Produksi komoditas perkebunan masih 60% dari potensi yang ada. 15) Kualitas hasil produksi perkebunan masih dibawah standar pasar.
b.
Kehutanan 1)
Masih tingginya laju
erosi di wilayah DAS
Serayu, Sub DAS Tulis dan Merawu. 2)
Semakin meningkatnya kebutuhan kayu untuk bahan baku industri.
3)
Masih banyak petani melaksanakan tebang butuh
sehingga
pengelolaan
hutan
lestari
belum terwujud. 4)
Masih luasnya serangan hama penyakit pada tanaman berakibat menurunnya kualitas kayu.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 14
5)
Belum tertibnya penatausahaan hasil hutan meliputi perijinan Industri
Pengolahan Hasil
Hutan Kayu (IPHHK), peredaran hasil hutan, dan
administrasi
pelaporan
kepada
dinas/instansi terkait.
c.
Energi dan Sumber Daya Mineral 1)
Kurangnya
sumber
daya
manusia,
sarana
prasarana maupun biaya guna meningkatkan pengelolaan
data
terintegrasi
sehingga
menghasilkan data yang berkualitas. 2)
Masih rendahnya rasio elektrifikasi tingkat Kabupaten
Banjarnegara
yaitu
63,06%
dikarenakan belum semua dusun berlistrik. 3)
Potensi panas bumi di wilayah Banjarnegara belum seluruhnya dilakukan inventarisasi dan belum ditetapkan sebagi WKP.
4)
Masih
rendahnya
pemahaman
masyarakat
tentang energi baru terbarukan sebagai bahan pengganti bahan bakar fosil. 5)
Masih banyaknya kegiatan penambangan tanpa ijin menyebabkan kerugian materiil maupun kerusakan lingkungan.
6)
Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung khususnya
di
bidang
pertambangan
serta
jumlah personil lapangan yang minim.
d.
Pariwisata 1)
Sumbangan sektor pariwisata terhadap PDRB masih belum optimal.
2)
Daya saing dan daya jual destinasi pariwisata masih lemah.
3)
Kemitraan antara pemerintah daerah dengan dunia usaha pariwisata dan masyarakat masih belum terjalin dengan baik.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 15
e.
Kelautan dan Perikanan 1)
Sistem perbenihan belum berjalan optimal
2)
Terbatasnya akses pembudidaya ikan terhadap sumber permodalan, informasi dan pasar
3)
Lemahnya
kapasitas
dan
kelembagaan
kelompok pembudidaya ikan dan penyuluhan perikanan 4)
Belum
optimalnya
budidaya
menjadi
pengembangan
kawasan
sentra-sentra
produksi
perikanan. 5)
Terbatasnya infrastruktur, sarana prasarana, ketrampilan pembudidaya ikan.
6)
Tingkat
kesejahteraan
pembudidaya
ikan
masih rendah, disebabkan belum tumbuhnya usaha-usaha ekonomi alternatif. 7)
Rendahnya konsumsi ikan masyarakat Kab. Banjarnegara.
f.
Perdagangan 1)
Belum
optimalnya
pemberdayaan
usaha
dagang kecil dan menengah 2)
Masih
rendahnya
capaian
ekspor
produk
kabupaten Banjarnegara 3)
Belum optimalnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.
4)
Kurang
meratanya
kondisi,
sarana
dan
prasarana perdagangan.
g.
Industri 1)
Masih rendahnya nilai tambah produksi dan daya saing produk industri.
2)
Sentra atau klaster industri potensial belum berkembang secara optimal.
3)
Rendahnya
penguasaan
dan
penggunaan
teknologi dalam proses produksi
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 16
4)
Pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja yang belum memadai.
5)
Masih rendahnya produktivitas industri.
6)
Masih banyaknya industri kecil dan menengah yang
belum
memiliki
ijin
usaha,
dan
terbatasnya akses permodalan dan pemasaran.
h.
Transmigrasi 1)
Terbatasnya jumlah penempatan transmigrasi, serta kurang mantapnya Kerja Sama Antar Daerah (KSAD) bidang ketransmigrasian antara daearah pengirim dan daerah penempatan.
2)
Belum
optimalnya
penempatan
dan
fasilitasi
penyiapan,
pemantapan
bagi
calon
transmigran. Hal ini disebabkan belum siapnya lokasi penempatan transmigrasi yang telah ditargetkan untuk Kabupaten Banjarnegara.
4.2. Isu Strategis Isu
strategis
dapat
berasal
dari
permasalahan
pembangunan maupun yang berasal dari dunia internasional, kebijakan
nasional
permasalahan
maupun
pembangunan
regional. yang
Berdasarkan
ada
di
dari
Kabupaten
Banjarnegara seperti yang telah diuraikan di atas ditambah dari isu internasional, nasional dan regional maka isu strategis Pemerintah Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut:
a.
Rendahnya mutu pendidikan pada berbagai jenjang pendidikan Hal ini ditandai dengan 1) Masih rendahnya kualifikasi dan kompetensi guru khususnya pada jenjang TK/RA dan SD/MI, jumlah dan distribusi pendidik yang belum merata, kurangnya
jumlah
tenaga
kependidikan;
2)
Masih
banyaknya ruang kelas dalam kondisi rusak; 3) Belum terpenuhinya sarana dan prasarana penunjang pendidikan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 17
(gedung laborat, perpustakaan, buku, alat laborat, alat peraga, dan media pembelajaran lainnya).
b.
Rendahnya pemerataan akses pendidikan Kurangnya akses pendidikan pada jenjang sekolah menengah
tingkat
atas
pada
wilayah
utara
atau
pegunungan dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak terbukti pada capaian APK dan APM menurun pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs dan capaian APK dan APM SMA/SMK/MA yang masih rendah.
c.
Rendahnya
apresiasi
masyarakat
terhadap
budaya
daerah Budaya daerah belum banyak mendapatkan apresiasi masyarakat dan lunturnya nilai–nilai etika, moral, budaya, dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.
d.
Rendahnya
akses
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan Kemampuan mempengaruhi
ekonomi
masih
kemampuan
rendah,
masyarakat
hal
ini
untuk
memanfaatkan/mengakses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
e.
Rendahnya rasio dokter dan tenaga medis Rasio dokter dan tenaga medis terhadap jumlah penduduk masih rendah dan belum mencapai kondisi ideal 40/100.000 penduduk.
f.
Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran Pada tahun 2011, penduduk miskin di Kabupaten Banjarnegara mencapai 110.707 rumah tangga terdiri dari kategori sangat miskin, miskin, hampir miskin, dan rentan miskin. Adapun masih tingginya angka pengangguran dapat dilihat dari data pengangguran terbuka tahun 2010 berjumlah 14.457 orang atau 3,09%.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 18
g.
Luasnya lahan kritis Kabupaten Banjarnegara memiliki lahan kritis seluas 53.323,67 Ha (dengan rincian agak kritis 39.081,12 Ha, kritis 13.638,26 Ha, dan sangat kritis 604,27 Ha) dari 106.970,99 Ha atau 49,85%, yang berpotensi menimbulkan terjadinya bencana alam.
h.
Tekanan degradasi dan alih fungsi lahan Untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia yang semakin
meningkat
dibutuhkan
upaya
produksi dan produktivitas pertanian.
peningkatan
Selama beberapa
dekade yang lalu akibat gerakan revolusi hijau penggunaan pupuk kimia di sektor pertanian secara intensif oleh petani banyak dilakukan. Lahan pertanian dieksploitasi secara berlebihan
agar
target
produksi
dan
produktivitas
komoditas pangan tercapai. Memang cara ini menyebabkan peningkatan produksi dan produktivitas yang signifikan namun disisi lain menyebabkan lahan mengalami tekanan berlebihan.
Akibat penggunaan pupuk kimia yang masif
dan dalam waktu yang lama menyebabkan penurunan kualitas lahan. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan manusia, maka kebutuhan akan lahan menjadi semakin bertambah.
Sementara luasan lahan adalah
relatif tetap. Adanya peningkatan kebutuhan tersebut menyebabkan penggunaan lahanpun menjadi berubah. Lahan pertanian karena berbagai alasan berubah fungsinya menjadi lahan non pertanian. Kedua hal tersebut yaitu tekanan degradasi lahan dan alih fungsi lahan merupakan isu strategis yang penting dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah. Sehingga ke depan diperlukan upaya strategis bagaimana agar target produksi produktivitas, target swasembada, swasembada berkelanjutan dapat tercapai tetapi tetap memberikan kualitas
perlindungan
lahan
pertanian
terhadap melalui
keberadaan
dan
perencanaan
dan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 19
pengendalian rehabilitasi
tata dan
produktivitas
ruang,
meningkatkan
ekstensifikasi
dan
efisiensi
lahan,
usaha
optimalisasi, meningkatkan
pertanian
serta
pengendalian pertumbuhan penduduk.
i.
Rendahnya tingkat kesejahteraan petani Sebagai
daerah
agraris
Kabupaten
Banjarnegara
sangat bergantung pada sektor pertanian. Berbagai upaya sudah dan terus dilaksanakan oleh daerah agar pertanian menjadi
sektor
yang
menjanjikan
bagi
pemenuhan
kebutuhan manusia dan peningkatan pendapatan. Namun kenyataannya
petani
sebagai
pelaku
utama
sektor
pertanian seringkali hanya menjadi obyek saja tanpa menikmati
keuntungan
ekonomi
yang
layak
untuk
kehidupannya. Akibatnya kesejahteraan petani menjadi rendah.
Hal ini
sebagai
merupakan isu strategis dan tantangan
eksistensi
Banjarnegara.
pembangunan
Sehingga
kedepan
pertanian
diperlukan
di
langkah-
langkah strategis agar petani tidak hanya menjadi obyek tetapi juga menjadi subyek pembangunan pertanian di Kabupaten
Banjarnegara.
Bagaimana
agar
sektor
pertanian menjadi sektor yang dapat diandalkan untuk peningkatan
pendapatan
dan
kesejahteraan
melalui
pengembangan ekonomi produktif di sektor pertanian.
j.
Pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan Saat ini produktivitas beberapa komoditas pertanian primer sudah mencapai titik jenuh yang diakibatkan oleh menurunnya kesuburan fisik tanah pertanian, terutama di lahan sawah. Struktur tanah menjadi semakin pasif akibat eksploitasi lahan yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama. Apabila kondisi ini terus berlanjut, merupakan ancaman bagi penyediaan pangan yang serius. Maka
tantangan
ke
depan
adalah
bagaimana
menjamin agar lahan pertanian masih dapat berfungsi untuk masa daepan.
Selain itu tuntutan pemenuhan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 20
produk pangan yang sehat dan aman dikonsumsi menjadi salah satu isu strategis yang berkembang. Oleh karenanya diperlukan upaya pengelolaan lahan yang berorientasi ketahanan pangan agribisnis dan agroindustri secara keberlanjutan serta ramah lingkungan yang meliputi aspek ekonomi, ekologis dan sosial. k.
Rendahnya
daya
saing
dan
daya
jual
destinasi
pariwisata Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya kualitas produk dan jasa pariwisata, kurang tersedianya sarana dan prasarana yang memadai di lingkungan obyek dan daya tarik wisata, masih rendahnya kualitas SDM pelaku pariwisata yang berakibat pada rendahnya kunjungan dan lama tinggal wisatawan.
l.
Rendahnya realisasi investasi daerah Pada tahun 2011 realisasi investasi di Kabupaten Banjarnegara sebesar Rp 282.686.720.000,-. Rendahnya realisasi investasi tersebut berkaitan dengan iklim investasi yang
belum
investasi
mendukung,
dan
seperti
ketersediaan
regulasi
infrastruktur
di
bidang wilayah,
dukungan sumber daya manusia, serta pelayanan perijinan yang diberikan kepada investor. Dengan perbaikan iklim investasi diharapkan akan menggerakkan sektor riil yang akan bermuara pada pengurangan tingkat pengangguran dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat kabupaten Banjarnegara.
m.
Rendahnya daya saing produk lokal, Koperasi, IKM dan UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kabupaten Banjarnegara yang telah dibina pada tahun 2010 sebanyak 19.084 unit usaha. Kelemahan sebagian besar IKM dan UMKM adalah daya saing produk lokal yang masih rendah. Hal ini terkait dengan tingkat pengetahuan, kemampuan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 21
dan ketrampilan sumber daya manusia. Selain itu, juga dikarenakan rendahnya akses terhadap permodalan dan pemasaran.
n.
Rendahnya
kualitas
sarana
dan
prasarana
jalan,
jembatan dan saluran irigasi Jalan kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011 sepanjang 888,4 km. Kondisi jalan baik sepanjang 455,903 km atau 51,3% dan jalan dalam kondisi rusak, rusak ringan dan rusak berat mencapai 432,478 km atau 48,7 %. Kondisi infrastruktur lain adalah daerah irigasi yang dimiliki kabupaten Banjarnegara seluas 24.691 ha, dalam kondisi baik sebesar 40,68 % dan kondisi rusak ringan hingga rusak berat sebesar 59,32 %.
o.
Belum tersedianya jalan lingkar Untuk mengantisipasi peningkatan kepadatan lalu lintas di jalur kota yang disebabkan laju pertambahan kendaraan, maka diperlukan jalur alternatif.
p.
Pemenuhan kebutuhan energi belum merata Wilayah kabupaten Banjarnegara masih banyak yang belum terjangkau jaringan listrik PLN. Rasio elektrifikasi masih rendah yaitu mencapai 63 %. Hal ini lebih rendah dari rasio elektrifikasi rumah tangga di Jawa Tengah yang sudah mencapai 73,48%. Untuk
meningkatkan
rasio
elektrifikasi,
selain
ditempuh dengan pemenuhan jaringan listrik PLN, juga perlu pembangunan sumber energi alternatif, khususnya pada daerah terpencil antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) serta pengembangan potensi energi baru terbarukan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 22
q.
Rendahnya kemampuan keuangan daerah Kemampuan keuangan daerah berdasarkan APBD 2010 menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Banjarnegara
61.741.597.000 keseluruhan demikian
tahun
sedangkan
sebesar
kemampuan
Rp
2010
jumlah
sebesar APBD
secara
909.085.586.000.
PAD
untuk
Rp
Dengan
menopang
biaya
pembangunan Kabupaten Banjarnegara hanya sebesar 6,79 %.
r.
Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan aset Daerah Pada tahun 2010 opini BPK masih memandang bahwa pengelolaan
aset
masih
perlu
ditingkatkan
akuntanbilitasnya dan aset daerah yang telah dibangun masih banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal.
s.
Rendahnya daya beli masyarakat Mendasarkan data Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) harga berlaku tahun 2010, jumlah pendapatan perkapita masyarakat kabupaten Banjarnegara
sebesar
Rp 7.214.067 perkapita per tahun atau Rp 601.172 Per kapita
per
pendapatan
bulan
dan
masyarakat
termasuk
rendah.
berkorelasi
secara
Rendahnya signifikan
dengan rendahnya daya beli masyarakat.
t.
Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang belum terlayani Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 sebanyak
101.558 orang dan yang mendapat bantuan
sebanyak 2.451 orang atau 2,40%. Dengan demikian sejumlah 91,6% PMKS perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 23
u.
Belum optimalnya kualitas pelayanan birokrasi dan tata kelola pemerintahan Permasalahan yang ada adalah masih rendahnya kualitas
sumber
daya
aparatur
pemerintah
sehingga
pelaksanaan tugas belum optimal. Kualitas pelayanan birokrasi
juga
masih
kurang
dikarenakan
tidak
dipenuhinya Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar
Pelayanan
Publik
(SPP)
pada
Satuan
Kerja
Perangkat Daerah.
v.
Rendahnya apresiasi strategi Pengarus Utamaan Gender (PUG) /Pengarus Utamaan Hak Anak (PUHA) Strategi PUG/PUHA belum terimplementasi ke dalam seluruh
tahapan
perencanaan
pembangunan
daerah.
Sedangkan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 mengamanatkan seluruh Departemen maupun Lembaga Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota
harus
melakukan
Pengarus
Utamaan Gender yang dikuatkan dengan Permendagri Nomor 15 Tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan Pengarus Utamaan Gender.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
IV - 24
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
5.1. VISI Visi
yang
ditetapkan
dalam
RPJMD
Kabupaten
Banjarnegara tahun 2011-2016 merupakan Visi Bupati/ Wakil Bupati periode 2011 – 2016 hasil pemilihan langsung, yaitu:
“TERWUJUDNYA BANJARNEGARA YANG MANDIRI DAN BERDAYA SAING, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA YANG BERAKHLAK MULIA”
Mandiri
berarti
suatu
kondisi
daerah
yang
mampu
memenuhi kebutuhan dasar dan mengambil keputusan sendiri tanpa bergantung kepada daerah lain. Oleh karena itu, semua aktivitas daerah perlu didasarkan atas kemampuan dan inisiatif masyarakat,
baik
perencanaan,
pembiayaan,
pelaksanaan
maupun evaluasi hasil, dalam menentukan apa yang terbaik bagi daerahnya, yang tercermin dalam aspek kehidupan (nilai sosial budaya, ekonomi, taat azas, kelembagaan, keuangan daerah) sehingga sejajar dan sederajat dengan masyarakat daerah lain yang telah maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Dalam konteks ini, konsep kemandirian yang dimaksud bukan merupakan sebuah kondisi suatu daerah yang tidak menjalin hubungan dengan daerah lain, namun sebuah
konsep
dinamis
yang
tetap
mengenal
saling
ketergantungan. Kunci utama dalam mencapai kemandirian daerah adalah daya saing yang meningkat selama lima tahun ke depan. Berdaya
saing
berarti
meningkatnya
kemampuan
masyarakat dan pemerintah daerah dalam berkompetisi dari berbagai aspek, dengan mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang dimiliki sehingga mampu mengikuti dinamika dan mampu bersaing di era otonomi dan globalisasi
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V-1
Masyarakat yang sejahtera merupakan suatu hal yang ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu kondisi daerah yang mendukung pengembangan potensi seluruh individu dalam masyarakat sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, pertahanan dan keamanan. Dengan demikian, diharapkan seluruh individu masyarakat dapat mencukupi kebutuhan lahiriah dan batiniah yang ditandai dengan meningkatnya kualitas
kehidupan
yang
layak
dan
bermartabat
karena
terpenuhinya kebutuhan ekonomi, sosial dan religius. Dalam konteks ini, sektor pertanian sebagai basis perekonomian telah menyatu dan memiliki peran paling penting di seluruh bidang tersebut sehingga mampu mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan. Berakhlak
mulia
mempunyai
terpenuhinya
kebutuhan
Banjarnegara,
juga
jasmani
terpenuhinya
arti
bahwa
masyarakat kebutuhan
disamping Kabupaten
rohani
yang
ditandai dengan sikap dan akhlak mulia yang sesuai dengan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga diharapkan seluruh proses pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Banjarnegara selalu mengedepankan norma-norma agama.
5.2. MISI Misi-misi yang ditetapkan berdasarkan Visi adalah sebagai berikut : 1.
Mewujudkan
Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat
Melalui Pembangunan Berbasis Pertanian dan Potensi Lokal Yang Berdaya Saing. Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara
akan
memfokuskan sektor pertanian dan pariwisata sebagai landasan
pembangunan
daerah
untuk
mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian dan pariwisata didorong menjadi penggerak kegiatan pembangunan. Hal RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V-2
ini tidak berarti sektor selain pertanian dan pariwisata akan diabaikan namun tetap diperhatikan agar bergerak secara dinamis. Pembangunan sektor pertanian yang akan dilaksanakan adalah pembangunan agribisnis yang akan mengintegrasikan pembangunan pertanian (perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan) dengan pembangunan industri hulu dan hilir pertanian serta sektor-sektor jasa yang
terkait
di
dalamnya.
Sedangkan
untuk
sektor
pariwisata diarahkan pada pengembangan pariwisata yang berbasis pertanian (agrowisata). Selain sektor pertanian, pembangunan daerah juga diarahkan pada pengembangan potensi lokal yang memiliki keunggulan komparatif agar menjadi komoditas yang mempunyai keunggulan kompetitif. Potensi yang dapat dikembangkan antara lain sektor yang dapat menyerap tenaga kerja yang banyak (sektor padat karya) seperti industri, perdagangan, dan pertambangan yang memiliki multiplier efek terhadap sektor lainnya. Langkah-langkah dalam
atau
kebijakan
misi
tersebut
mewujudkan
yang adalah
dilakukan dengan
meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pariwisata
pertambangan,
perdagangan;
peningkatan
sarana dan prasarana pertanian; meningkatkan pembinaan dan fasilitasi koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi perdesaan; meningkatkan fasilitasi kerjasama perdagangan dan
perlindungan
konsumen;
serta
mengembangkan
keanekaragaman produk pangan. Dengan
kebijakan
ini
diharapkan
meningkatkan
produksi pangan baik pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan meningkatkan perekonomian kerakyatan yang terdiri dari pariwisata, koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V-3
2.
Mewujudkan
Penyelenggaraan
Tata
Kelola
Pemerintahan Yang Baik. Untuk mencapai pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa
atau
Good
and
Clean
Governance,
maka
penyelengaraan pemerintahan harus dilaksanakan secara efektif, efisien, bersih, dan berwibawa bagi terwujudnya kemandirian
daerah,
antara
lain
dengan
cara
meningkatkan kualitas SDM aparatur sehingga dapat memberikan
pelayanan
publik
yang
terbaik
kepada
masyarakat, meningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah secara transparan dan akuntabel, merumuskan perencanaan
dengan
baik
pembangunan
dapat
meningkatkan
kualitas
dan
tertata
dilaksanakan kinerja
sehingga
dengan
terarah,
pengawasan
sehingga
terjadinya penurunan jumlah kasus baik di lingkungan internal
pemerintah
meningkatnya
maupun
suasana
di
masyarakat
serta
kehidupan
masyarakat
yang
kondusif agar tercapai kehidupan yang tenteram dan aman di masyarakat. Dalam rangka mencapai kondisi tersebut langkahlangkah yang perlu ditempuh adalah dengan melaksanakan pelatihan
kepada
aparatur
daerah
secara
berkesinambungan dan terarah, pelaksanakan pengawasan secara efektif,
peningkatan budaya kerja dan etika
birokrasi, perencanaan yang terarah, penyusunan sistem penyelenggaraan pemerintah yang efektif dan akuntabel, dan
pemberian
rasa
aman
dan
nyaman
kepada
masyarakat.
3.
Mewujudkan Kondisi Aman, Damai, Demokratis dan Religius Kehidupan aman, damai, demokratis dan religius adalah
dambaan
seluruh
masyarakat
Kabupaten
Banjarnegara. Peningkatan kualitas kehidupan yang aman, damai dan religius merupakan syarat mutlak dalam rangka mendukung
program
pembangunan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
di
Kabupaten V-4
Banjarnegara. Dalam mewujudkan kondisi aman dan damai dapat dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan
institusi
penegak
hukum
dengan
tidak
lupa
melibatkan seluruh tokoh masyarakat sehingga kondisi yang berpotensi merusak kehidupan aman dan damai dapat diminimalisir. Dalam rangka mewujudkan kondisi yang demokratis di Kabupaten Banjarnegara yang pluralis, dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, partai politik atau lembaga politik lainnya, sehingga demokrasi yang dijalankan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa terjadi konflik baik konflik horizontal maupun vertikal dan meminimalisir terjadinya disintegrasi dalam
masyarakat
yang
berpotensi
memecah
belah
persatuan bangsa yang akan mengganggu kondisi stabilitas nasional. Untuk meningkatkan kehidupan Banjarnegara yang religius antara lain adalah peningkatan keimanan umat beragama
dengan
pemenuhan
sarana
dan
prasarana
ibadah, serta pembinaan kehidupan beragama melalui masyarakat maupun terhadap lembaga keagamaan agar tercipta
tolerasi antar umat beragama. Tanpa adanya
toleransi umat beragama yang baik maka niscaya tidak akan
tercipta
masyarakat
ketentraman
yang
akan
dan
kedamaian
mengakibatkan
dalam
terhambatnya
pembangunan daerah.
4.
Mewujudkan
Pembangunan
Berwawasan
Lingkungan
Hidup yang Berkelanjutan Pada
hakikatnya
keberadaan
pemerintah
adalah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui pelaksanaan pembangunan khususnya penyediaan sarana prasarana
berwawasan
berkelanjutan.
Keberhasilan
lingkungan pemerintah
hidup bisa
yang diukur
dengan ketersediaan sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk 5 RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V-5
tahun
ke
depan
2011-2016
akan
memprioritaskan
penyediaan infrastruktur khususnya jalan dan jembatan untuk membuka akses antar wilayah dan simpul-simpul perekonomian. Kuantitas dan kualitas infrastruktur yang memadai adalah
modal
bagi
peningkatan
pertumbuhan
perekonomian rakyat. Dalam penyediaan sarana prasarana tetap memperhatikan pendayagunaan rencana tata ruang, peningkatan
pelestarian
lingkungan
hidup
serta
Sumber
Daya
Pengelolaan Sumber Daya Alam.
5.
Mewujudkan Manusia
Peningkatan
dengan
Penghargaan
Kualitas
Prioritas
Hak
Asasi
Penegakan
Manusia,
Hukum,
Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak. Peningkatan
kualitas
merupakan syarat utama daerah.
Peningkatan
tersebut
diupayakan
dengan
kesehatan,
peningkatan
kualitas
perlindungan
anak,
sumber
manusia
daya
manusia
peningkatan
kualitas
peningkatan kehidupan
peningkatan
Berencana,
daya
keberhasilan pembangunan
kualitas
pendidikan,
Keluarga
sumber
layanan
perempuan kualitas
sosial, dan
pelayanan
peningkatan
kualitas
ketenagakerjaan serta peningkatan kesadaran dan tertib hukum masyarakat. Upaya
peningkatan
pelayanan
pendidikan
dimaksudkan guna memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu untuk seluruh masyarakat yang meliputi infrastruktur dan fasilitas pendidikan, tenaga kependidikan yang berkualitas serta ketersediaan perpustakaan yang memadai. Upaya
peningkatan
pelayanan
kesehatan
dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
terjangkau
dan
berkualitas
dalam
rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya ini ditempuh dengan menyediakan
sarana dan prasarana
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V-6
kesehatan yang memadai bagi seluruh lapisan masyarakat, peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan serta meningkatkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Upaya peningkatan pelayanan sosial ditempuh melalui penanganan terhadap penyandang masalah sosial yaitu dengan santunan dan pembinaan terhadap penyandang cacat, panti asuhan, panti jompo dan penyandang masalah sosial lainnya. Upaya peningkatan kualitas kehidupan perempuan dan anak ditempuh melalui peningkatan pemberdayaan perempuan
serta
usaha
dalam
rangka
perlindungan
terhadap anak-anak. Di bidang keluarga berencana, upaya yang dilakukan dengan peningkatan kualitas layanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi serta dengan pelatihan ekonomi produktif bagi keluarga prasejahtera dan sejahtera satu. Bidang
ketenagakerjaan
dimaksudkan
untuk
peningkatan kualitas tenaga kerja dengan peningkatan profesionalisme
dan produktivitas tenaga kerja serta
perluasan lapangan kerja. Bidang penegakan hukum ditempuh dalam rangka peningkatan kesadaran dan tertib hukum. Dengan semakin meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, peningkatan kehidupan
layanan perempuan
sosial,
peningkatan
dan
kualitas
perlindungan
pelayanan
Keluarga
anak,
peningkatan
kualitas
Berencana,
peningkatan
kualitas ketenagakerjaan serta peningkatan
kesadaran dan tertib hukum diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
6.
Mewujudkan Pembangunan Karakter Bangsa Melalui Pengembangan Seni Budaya, Penghargaan Tradisi dan Kearifan Lokal Generasi muda sebagai tulang punggung bangsa dan negara memiliki posisi strategis
sebagai
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
kader
penerus V-7
pemimpin bangsa dan
pelaku pembangunan masa depan.
Untuk itu pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar memiliki
kualitas
dan
daya
saing
guna
menghadapi
tuntutan, kebutuhan dan tantangan di era globalisasi. Dalam
era globalisasi
ini
kita dihadapkan suatu
masalah yang serius dimana generasi muda menganggap budaya asing lebih praktis dan unggul dibanding budaya sendiri yang
kuno dan tradisional. Hal ini merupakan
suatu ancaman
dan tantangan yang
berat untuk
mempertahankan nilai-nilai seni budaya dan tradisi. Fakta terjadi di tengah adalah
masyarakat yang semakin mengglobal
lunturnya
nilai moral, krisis jati diri dan
kepribadian serta kurang menghargai adat istiadat dan tradisi.
Untuk
menangkal
ancaman
tersebut
perlu
menempatkan kebudayaan dalam posisi strategis dalam membangun bangsa. Untuk itu diperlukan langkah yang nyata dalam rangka pengembangan seni budaya sendiri di tengah
arus
globalisasi
dengan
mewujudkan
pengembangan karakter pemuda yang mandiri, cakap, dan berjiwa kewirausahaan, peningkatan budaya dan prestasi olahraga serta penguatan jati diri dan karakter daerah yang berbasis pada nilai budaya dan tradisi serta kearifan lokal.
5.3. Tujuan dan Sasaran Dalam rangka mendukung pencapaian misi-misi tersebut dijabarkan dalam tujuan dan sasaran yang diuraikan dalam tabel sebagai berikut:
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V-8
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara 2011-2016 VISI
: TERWUJUDNYA BANJARNEGARA YANG MANDIRI DAN BERDAYA SAING, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA YANG BERAKHLAK MULIA
MISI 1
TUJUAN
Mewujudkan
1.1
Meningkatkan peran
Peningkatan
sektor pertanian dan
Kesejahteraan
pariwisata sebagai
Masyarakat
Melalui
dan
1.1.1
1.1.2
Meningkatnya produksi dan produktivitas
perekonomian daerah
pertanian yang
Pertanian
Potensi
Meningkatnya ketahanan pangan
penggerak utama
Pembangunan Berbasis
SASARAN
berkualitas
Lokal
1.1.3
Yang Berdaya Saing.
Meningkatnya kesejahteraan petani
1.1.4
Meningkatnya produksi peternakan
1.1.5
Meningkatnya produksi perikanan
1.1.6
Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan yang berkualitas
1.1.7
Meningkatnya kunjungan wisatawan
1.2
Meningkatkan peran
1.2.1
sektor perdagangan
Meningkatnya kinerja perdagangan
sebagai pendukung perekonomian daerah 1.3
1.4
Meningkatkan peranan
1.3.1
Meningkatnya
koperasi, UMKM dan
kapasitas Koperasi,
lembaga ekonomi
UMKM dan
perdesaan dalam
kelembagaan ekonomi
perekonomian daerah
pedesaan
Meningkatkan investasi
1.4.1
dan industri untuk perluasan lapangan kerja
Meningkatnya jumlah investasi
1.4.2
Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V-9
MISI
TUJUAN
SASARAN kualitas dan produktivitas tenaga kerja 1.4.3
Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan menengah
1.4.4
Meningkatnya produksi pertambangan dan energi
1.5
Meningkatkan peran
1.5.1
sektor kehutanan dalam
Meningkatnya produksi hasil kehutanan
perekonomian daerah
2
Mewujudkan
2.1
Meningkatkan kinerja
Penyelenggaraan Tata
aparatur pemerintah
Kelola
daerah
Pemerintahan
Yang Baik.
2.2
Meningkatkan
2.1.1
Meningkatnya kualitas SDM aparatur
2.2.1
Tertata dan
perencanaan,
meningkatnya kualitas
pengendalian, dan
perencanaan,
evaluasi pelaksanaan
pengendalian dan
pembangunan daerah
evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran SKPD 2.2.2
Meningkatnya kualitas pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah
2.3
Meningkatkan
2.3.1
Meningkatnya kinerja
penyelenggaraan
penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan
pemerintahan daerah
otonomi daerah 2.4
Meningkatkan Kapasitas
2.4.1
Meningkatnya
Keuangan dan Aset
pengelolaan
Daerah
pendapatan dan asset daerah serta meningkatnya kualitas Laporan Keuangan Daerah
2.5
Meningkatkan
2.5.1
Meningkatnya kualitas
pengelolaan kearsipan
pengelolaan kearsipan
daerah
daerah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V - 10
MISI
TUJUAN 2.6
Meningkatkan pelayanan
SASARAN 2.6.1
Meningkatnya kualitas
komunikasi, informasi,
pelayanan
dan penataan
kependudukan dan
administrasi
catatan sipil
kependudukan
2.6.2
Meningkatnya kualitas pelayanan informasi
3
Mewujudkan Kondisi Aman,
3.1
Damai,
Demokratis
Meningkatkan keamanan
3.1.1
dan ketertiban lingkungan
keamanan dan
dan
Religius
Meningkatnya
ketertiban lingkungan 3.2
Meningkatkan
3.2.1
pencegahan dan
Menurunya jumlah korban bencana
penanggulangan korban bencana 3.3
Meningkatkan kehidupan
3.3.1
Meningkatnya kualitas
demokrasi dalam
penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan
demokrasi
bernegara 3.4
Meningkatkan kualitas
3.4.1
Meningkatnya
kehidupan berbangsa dan
pemahaman
toleransi beragama
kebangsaan, ajaran agama, serta normanorma lainnya dalam kehidupan bermasyarakat
4
Mewujudkan
4.1
Meningkatkan
4.1.1
Meningkatnya sarana
pembangunan
ketersediaan dan kualitas
infrastruktur yang
berwawasan
infrastruktur wilayah
menunjang iklim usaha
lingkungan hidup
penujang perekonomian
investasi
yang berkelanjutan
4.1.2
Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang layak huni
4.1.3
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V - 11
MISI
TUJUAN
SASARAN 4.1.4
Meningkatnya sarana dan prasarana komunikasi
4.1.5
Meningkatnya daya dukung dan kualitas infrastruktur pedesaan
4.1.6
Meningkatnya penanganan daerah rawan bencana
4.2
Mewujudkan penataan
4.2.1
Terwujudnya tata
ruang yang
ruang yang selaras
memperhatikan
dengan arah
keberlanjutan sumber
pengembangan
daya wilayah
ekonomi unggulan daerah
4.3
Meningkatkan kelestarian
4.3.1
Terkendalinya
lingkungan hidup serta
kerusakan dan
pengelolaan sumber daya
pencemaran
alam yang mendukung
Lingkungan Hidup
pembangunan
4.3.2
berkelanjutan
Meningkatnya pengelolaan sumber daya energi
5
Mewujudkan
5.1
peningkatan kualitas
Mewujudkan pendidikan
5.1.1
bermutu dan terjangkau
Meningkatnya perluasan akses
sumber daya manusia
pendidikan dan
dengan prioritas
partisipasi masyarakat
penegakan hukum,
5.1.2
Tersedianya akses
penghargaan hak
infrastruktur
asasi manusia,
pendidikan
pemberdayaan
5.1.3
perempuan dan
Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan
perlindungan anak
5.1.4
Meningkatnya mutu pendidikan
5.1.5
Meningkatnya minat baca masyarakat
5.2
Menjamin dan
5.2.1
Meningkatnya akses
meningkatkan Derajat
dan kualitas pelayanan
Kesehatan Masyarakat
kesehatan bagi seluruh
yang merata
masyarakat
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V - 12
MISI
TUJUAN
5.3
Mewujudkan
SASARAN
5.3.1
Berkurangnya
kesejahteraan sosial
penyandang masalah
masyarakat
kesejahteraan sosial 5.3.2
Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa
5.4
Meningkatkan peran
5.4.1
Meningkatnya kualitas
masyarakat dalam upaya
kehidupan perempuan
pemberdayaan
dan anak
perempuan dan perlindungan anak 5.5
5.6
Meningkatkan ketahanan
5.5.1
Meningkatnya kualitas
dan kesejahteraan
keluarga menuju
keluarga
keluarga sejahtera
Meningkatkan kualitas
5.6.1
ketenagakerjaan
Meningkatnya profesionalisme angkatan kerja
5.7
Mewujudkan kesadaran
5.7.1
dan tertib hukum
6
Mewujudkan
6.1
pembangunan karakter
bangsa
melalui pengembangan
hukum
6.1.1
aktif pemuda dalam
baik nasional maupun
pembangunan 6.1.2
seni
dan kearifan lokal.
Meningkatnya pencapaian prestasi
, tradisi
Meningkatnya peran
pemuda dan olah raga
internasional
budaya penghargaan
Meningkatkan prestasi
Meningkatnya tertib
olahraga 6.2
Mengembangkan dan
6.2.1.
Meningkatnya
melestarikan kebudayaan
pelestarian seni
daerah, serta melindungi
budaya
bangunan bersejarah dan
6.2.2.
Meningkatnya kualitas
cagar budaya sebagai
bangunan bersejarah
identitas bangsa
dan cagar budaya
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
V - 13
BAB VI BAB VI STRATEGI DAN DAN ARAH ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN STRATEGI
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan
efektif dan efisien. Dengan pendekatan
yang komprehensif strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktifitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan
masyarakat
tersebut
dapat
dilakukan
dengan baik, termasuk didalamnya upaya memperbaiki kinerja dan
kapasitas
birokrasi,
sistem
manajemen,
dan pemanfaatan
teknologi informasi.
6.1. Strategi Strategi
merupakan
langkah-langkah
yang
berisikan
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi
dijadikan
perencanaan
salah
satu
pembangunan
rujukan penting dalam
daerah
(strategy
focussed
manajement). Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Berdasarkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, maka rumusan strategi berdasarkan dari misi yang telah dirumuskan dapat diuraikan sebagai berikut: Misi 1 : Mewujudkan Masyarakat
Peningkatan Melalui
Kesejahteraan
Pembangunan
Berbasis
Pertanian dan Potensi Lokal Lainnya yang Berdaya Saing Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran : 1.
Peningkatan produk dan pengelolaan konsumsi pangan
2.
Peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 1
3.
Peningkatan nilai tukar petani
4.
Peningkatan
produksi,
populasi,
pemasaran
dan
pengendalian penyakit ternak 5.
Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan manajemen, teknologi dan pemasaran perikanan
6.
Peningkatan kualitas dan kuantitas produk perkebunan
7.
Peningkatan pengembangan destinasi, pemasaran dan kemitraan pariwisata
8.
Pengembangan iklim perdagangan yang kondusif
9.
Peningkatan akses koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi pedesaan terhadap sumberdaya produktif
10. Penciptaan iklim investasi yang kondusif 11. Peningkatan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja 12. Pengembangan akses pelayanan dan sumber pendanaan koperasi dan UMKM 13. Pengelolaan hasil pertambangan dan energi sesuai daya dukung lingkungan 14. Pengelolaan hasil hutan sesuai daya dukung lingkungan Misi 2 : Mewujudkan
Penyelenggaran
Tata
Kelola
Pemerintahan Yang Baik Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran : 1.
Pembinaan dan peningkatan kualitas SDM dan disiplin aparatur
2.
Pengembangan sistem perencanaan yang partisipatif
3.
Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) dalam peningkatan pengawasan dan pengendalian
4.
Peningkatan pelayanan prima
5.
Mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya, dan terjangkau masyarakat
6.
Peningkatan pengelolaan pendapatan, aset daerah dan penataan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel
7.
Penataan dan pengembangan sistem kearsipan daerah
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 2
8.
Penataan dan peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil
9.
Penataan, pemutakhiran dan pemasyarakatan informasi
Misi 3 : Mewujudkan Kondisi Aman, Damai, Demokratis dan Religius Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran : 1.
Pemantapan keamanan dan ketertiban lingkungan.
2.
Peningkatan mitgasi manajemen bencana.
3.
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilu
4.
Meningkatnya peran dan fungsi partai politik dalam Pemilu
5.
Mewujudkan suasana aman dan kondusif dalam beragama dan bermasyarakat
Misi 4 : Mewujudkan
pembangunan
berwawasan
lingkungan hidup yang berkelanjutan Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran : 1.
Peningkatan aksesibilitas dengan memperhatikan prioritas daya dukungnya bagi pengembangan ekonomi
2.
Peningkatan penyediaan kebutuhan perumahan
3.
Peningkatan dan pengembangan fasilitas perhubungan
4.
Peningkatan pelayanan sarana prasarana informasi dan komunikasi
5.
Peningkatan dan pemerataan infrastruktur pedesaan
6.
Peningkatan kualitas jaringan drainase dan pengendalian banjir
7.
Pengendalian dan Pendayagunaan rencana tata ruang
8.
Pengendalian
kerusakan
dan
pencegahan
pencemaran
lingkungan hidup 9.
Optimalisasi potensi sumber energi
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 3
Misi 5 : Mewujudkan manusia
peningkatan
dengan
kualitas
prioritas
sumberdaya
penegakan
hukum,
penghargaan hak asasi manusia, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran : 1.
Perbaikan sistem dan akses pendidikan
2.
Perbaikan
sistem
dan
akses
pelayanan
kesehatan
masyarakat 3.
Peningkatan pelayanan, rehabilitasi dan pemberdayaan kesejahteraan sosial
4.
Peningkatan pelayanan ketransmigrasian
5.
Peningkatan pembinaan pemberdayaan masyarakat
6.
Percepatan
pengarusutamaan
gender
dan
pengarusutamaan hak anak dalam pembangunan 7.
Peningkatan pembinaan dan pelayanan keluarga berencana
8.
Perbaikan sistem ketenagakerjaan
9.
Peningkatan penegakan hokum
Misi 6 : Mewujudkan
Pembangunan
karakter
bangsa
melalui pengembangan seni budaya, penghargaan tradisi dan kearifan lokal. Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran : 1.
Pengembangan potensi kepemudaan
2.
Peningkatan prestasi olah raga
3.
Penguatan jati diri dan karakter daerah yang berbasis pada nilai budaya dan kearifan lokal
6.2. Arah Kebijakan Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan perumusan
strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam
mencapai tujuan dan sasaran dari
tahun ke tahun selama 5
(lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 4
Arah
kebijakan
Kabupaten
Banjarnegara
merupakan
fokus/tema pembangunan setiap tahunnya selama 5 (lima) tahun. Pentahapan dan fokus/tema ini mencerminkan urgensi permasalahan pengaturan
yang hendak
waktu.
diselesaikan
Penekanan
berkaitan dengan
fokus/tema
dalam
setiap
tahunnya selama 5 (lima) tahun memiliki kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai
visi,
misi tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan strategi diatas, maka arah kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara terkait dengan pencapaian visi misi Bupati adalah sebagai berikut:
a.
Arah Kebijakan Tahun Pertama (2012) Pada tahun pertama pembangunan lebih diarahkan untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan yang bersih, kualitas
pendidikan
dan
kesehatan
penduduk
serta
masalah penanganan kesejahteraan sosial. Selain fokus diatas, pembangunan tahap pertama juga fokus pada peningkatan ketahanan pangan dan ekonomi rakyat yang berbasis pertanian, kelautan dan perikanan, UMKM dan pariwisata serta peningkatan infrastruktur jalan, jembatan dan drainase dan perhubungan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama wilayah pedesaan. Selengkapnya fokus arah kebijakan tahun pertama adalah sebagai berikut: 1)
Pengembangan diversifikasi keanekaragaman produk pangan
2)
Peningkatan kualitas kelembagaan dan SDM pertanian
3)
Peningkatan kualitas pengelolaan lahan secara optimal
4)
Pengembangan agribisnis pertanian
5)
Pembinaan
dan
fasilitasi
pengelolaan
usaha
peternakan 6)
Meningkatkan sarana prasarana dan pengembangan jaringan perdagangan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 5
7)
Peningkatan
sarana
dan
prasarana
penunjang
pariwisata 8)
Pengembangan kelembagaan, kualitas SDM, dan akses permodalan koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi pedesaan
9)
Pembinaan usaha pertambangan dan energi
10) Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran pendidikan formal dan diklat 11) Fasilitasi proses perencanaan teknokatrik, politik, partisipatif, top down dan bottom up 12) Pengawasan
bersifat
preventif
dalam
pencegahan
tindak pidana korupsi 13) Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan publik 14) Intensifikasi
dan
Ektensifikasi
Sumber-Sumber
Pendapatan 15) Peningkatan Sistem kependudukan, SDM Aparatur dan Sarana Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil 16) Meningkatkan Kesiapan, Pencegahan dan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana 17) Peningkatan dan pengembangan jalan 18) Peningkatan dan pengembangan jembatan 19) Meningkatkan fasilitasi pengembangan perumahan 20) Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas yang informatif 21) Rehabilitasi infrastruktur jalan di pedesaan 22) Rehabilitasi jaringan irigasi 23) Normalisasi sistem drainase 24) Peningkatan efektivitas peran rencana tata ruang sebagai pedoman keruangan dalam
pembangunan
daerah 25) Pengembangan manajemen pengelolaan persampahan 26) Pengendalian dan pencegahan pencemaran, polusi dan kerusakan lingkungan hidup
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 6
27) Peningkatan kapasitas organisasi dan manajerial serta dukungan
infrastruktur
data
dan
informasi
pendidikan 28) Peningkatan dukungan sarana prasarana pendidikan 29) Perluasan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya bagi warga miskin 30) Peningkatan sarana prasarana serta infrastruktur bidang kesehatan secara bertahap 31) Fasilitasi pengembangan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 32) Penguatan
kelembagaan
kesetaraan
gender dan
perlindungan anak 33) Optimalisasi kualitas pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi 34) Fasilitasi
penguatan
kelembagaan
dan
kegiatan
kepemudaan 35) Pengembangan indentitas daerah
b.
Arah Kebijakan Tahun Kedua (2013) Pada
tahun
kedua
disamping
melanjutkan
arah
pembangunan tahun sebelumnya yang belum selesai, pembangunan juga diarahkan pada kebijakan sebagai berikut: 1)
Peningkatan sarana prasarana pertanian
2)
Peningkatan
sarana
dan
prasarana
perikanan
budidaya 3)
Pelatihan SDM tenaga kerja
4)
Pembinaan
usaha
kehutanan,
kemitraan,
dan
mengembangkan diversifikasi produk hasil hutan 5)
Pengembangan SOP, SPP, OSS
6)
Pengembangan
sistem
pemerintahan
berbasis
elektronik (e-Gov) 7)
Pengembangan sistem informasi manajemen keuangan daerah dan aset daerah
8)
Revitalisasi BUMD
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 7
9)
Pemberian pendidikan politik kepada masyarakat
10) Pembangunan jalan lingkar utara 11) Pembangunan wajah kota dengan sungai serayu sebagai lambang kota 12) Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum 13) Fasilitasi dan pembangunan Sarana Prasarana Sosial 14) Stimulasi pembangunan dan perbaikan jalan pedesaan 15) Peningkatan kapasitas kelembagaan ketataruangan 16) Peningkatan perlindungan, konservasi, rehabitasi dan pemulihan SDA LH 17) Perbaikan sistem tenaga pendidik dan kependidikan dalam rangka peningkatan profesionalisme pelayanan pendidikan 18) Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan 19) Meningkatkan penanganan dan pembinaan PMKS 20) Penguatan
kapasitas
kelembagaan
kesejahteraan
sosial 21) Fasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat 22) Fasilitasi dan advokasi perlindungan hak-hak anak 23) Fasilitasi pengembangan ekonomi bagi keluarga
pra
sejahtera dan sejahtera I 24) Penegakan PERDA 25) Pembinaan Kesadaran Hukum 26) Fasilitasi pengembangan olahraga masyarakat 27) Perlindungan, pelestarian dan revitalisasi benda dan bangunan cagar budaya
c.
Arah Kebijakan Tahun Ketiga (2014) Pada
tahun
ketiga
disamping
melanjutkan
arah
pembangunan tahun sebelumnya yang belum selesai, pembangunan juga diarahkan pada kebijakan sebagai berikut: 1)
Pengendalian serangan OPT serta antisipasi rawan bencana alam
2)
Pengelolaan even pariwisata
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 8
3)
Peningkatan
promosi,
kerjasama
dan
pelayanan
investasi/penanaman modal 4)
Pemberian Fasilitas permodalan koperasi dan UMKM
5)
Pembinaan
Ormas,
LSM,
OKP
dalam
kehidupan
beragama secara berkesinambungan 6)
Meningkatkan
fasilitasi
penyehatan
lingkungan
perumahan dan pemberdaayan komunitas perumahan 7)
Pengendalian kelayakan angkutan
8)
Fasilitasi dan pengembangan tanggul terpadu
9)
Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT)
10) Peningkatan mutu pendidikan 11) Peningkatan kualitas layanan perpustakaan 12) Fasilitasi
dan
bantuan
pengembangan
sarana
prasarana pelayanan 13) Fasilitasi
dan
pembinaan
kepada
organisasi
perempuan 14) Perbaikan
kualitas
dan
produktivitas
serta
perlindungan tenaga kerja 15) Fasilitasi
pengembangan
sarana
dan
prasarana
olahraga berstandar nasional dan internasional (sport centre). 16) Pengembangan
sarana
dan
prasarana
seni
dan
kebudayaan
d.
Arah Kebijakan Tahun Keempat (2015) Pada tahun keempat disamping melanjutkan arah pembangunan tahun sebelumnya yang belum selesai, pembangunan juga diarahkan untuk kebijakan sebagai berikut: 1)
Peningkatan
kualitas
SDM
perkebunan
dan
pengelolaan lahan secara optimal 2)
Peningkatan sistem pengarsipan, SDM aparatur dan sarana kearsipan daerah
3)
Peningkatan
pelayanan
angkutan
umum
dan
prasarana yang mendukung
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 9
4)
Fasilitasi
pengembangan
sarana
prasarana
komunikasi dan informasi berbasis IT 5)
Peningkatan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)
6)
Fasilitasi pengerahan dan penempatan transmigrasi
7)
Peningkatan kapasitas dan jaringan
kelembagaan
pemberdayaan perempuan dan anak 8)
Menggalakkan budaya olahraga dalam kehidupan sehari-hari melalui pelaksanaan berbagai event olah raga pada berbagai tingkat dan jenis cabang olah raga.
9)
Fasilitasi penyelenggaraan pagelaran seni dan eventevent kebudayaan lokal
e.
Arah Kebijakan Tahun Kelima (2016) Pada
tahun
kelima
disamping
melanjutkan
arah
pembangunan tahun sebelumnya yang belum selesai, pembangunan juga diarahkan untuk kebijakan sebagai berikut: 1)
Penyediaan informasi tenaga kerja
2)
Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Informasi dan Kerjasama Pelayanan Informasi dengan Media Massa
3)
Peningkatan
Partisipasi
Aktif
Masyarakat
dalam
Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Lingkungan 4)
Pengembangan dan optimalisasi terminal
5)
Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi SDA LH dan sarana pengelolaan lingkungan hidup
6)
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
7)
Pembinaan atlit dan pelaku olahraga
8)
Fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam mengelola dan melestarian benda/bangunan cagar budaya
Arah kebijakan ini disusun secara berkesinambungan selama periode 5 (lima) tahun kedepan, artinya arah kebijakan ini merupakan prioritas yang harus dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Visi Misi Bupati yang telah ditetapkan.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 10
Secara ringkas keselarasan antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan dijabarkan
dengan strategi dan arah
kebijakan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Kabupaten Banjarnegara VISI
: TERWUJUDNYA BANJARNEGARA YANG MANDIRI DAN BERDAYA SAING, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA YANG BERAKHLAK MULIA.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 11
MISI 1
: MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTER AAN MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN DAN POTENSI LOKAL YANG BERDAYA SAING
Tujuan
Sasaran 1
2 Meningkatkan peran sektor pertanian dan pariwisata sebagai penggerak utama perekonomian daerah
Meningkatnya ketahanan pangan
Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian yang berkualitas
Strategi 1
1
Peningkatan produk dan pengelolaan konsumsi pangan
Peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian
3
Meningkatnya kesejahteraan petani
1
4
Meningkatnya produksi peternakan
1
5
Meningkatnya produksi perikanan
1
6
Meningkatnya produksi dan produktivitas perkebunan yang berkualitas
1
Peningkatan kualitas dan kuantitas produk perkebunan
7
Meningkatnya kunjungan wisatawan
1
Peningkatan pengembangan destinasi, pemasaran, dan kemitraan pariwisata
Peningkatan Nilai Tukar Petani Peningkatan produksi, populasi, pemasaran dan pengendalian penyakit ternak Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan manajemen, teknologi dan pemasaran perikanan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 12
Kebijakan 1
Pengembangan diversifikasi keanekaragaman produk pangan
1
Peningkatan kualitas kelembagaan dan SDM pertanian
2
Peningkatan kualitas pengelolaan lahan secara optimal
3
Pengendalian serangan OPT serta antisipasi rawan bencana alam
4
Peningkatan sarana prasarana pertanian
1
Pengembangan agribisnis pertanian
1
Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan
1
Peningkatan sarana dan prasarana perikanan budidaya
1 1 2
Peningkatan kualitas SDM perkebunan dan pengelolaan lahan secara optimal Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata Pengelolaan even pariwisata
Tujuan Meningkatkan peran sektor perdagangan sebagai pendukung perekonomian daerah Meningkatkan peranan koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi pedesaan dalam perekonomian daerah
Meningkatkan investasi dan industri untuk perluasan lapangan kerja
Sasaran
1
Meningkatnya kinerja perdagangan
Strategi
1
Pengembangan iklim perdagangan yang kondusif
1
Meningkatnya kapasitas Koperasi, UMKM dan kelembagaan ekonomi pedesaan
1
Kebijakan
1
Meningkatkan sarana prasarana dan pengembangan jaringan perdagangan
1
Peningkatan akses koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi pedesaan terhadap sumberdaya produktif
1
Pengembangan kelembagaan, kualitas SDM, dan akses permodalan koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi pedesaan
Meningkatnya jumlah investasi
1
Penciptaan iklim investasi yang kondusif
1
Peningkatan promosi, kerjasama dan pelayanan investasi/penanaman modal
2
Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas dan produktivitas tenaga kerja
1
Peningkatan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja
1
Penyediaan informasi tenaga kerja
2
Pelatihan SDM tenaga kerja
3
Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan menengah
1
1
Pemberian Fasilitas permodalan koperasi dan UMKM
4
Meningkatnya produksi pertambangan dan energi
1
1
Pembinaan usaha pertambangan dan energi
Pengembangan akses pelayanan dan sumber pendanaan Koperasi dan UMKM Pengelolaan hasil pertambangan dan energi sesuai daya dukung lingkungan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 13
Tujuan Meningkatkan peran sektor kehutanan dalam perekonomian daerah
Sasaran
1
Meningkatnya produksi hasil kehutanan
Strategi
1
Pengelolaan hasil hutan sesuai daya dukung lingkungan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 14
Kebijakan
1
Pembinaan usaha kehutanan, kemitraan, dan mengembangkan diversifikasi produk hasil hutan
MISI 2
:
MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
Tujuan Meningkatkan kinerja aparatur pemerintahan daerah Meningkatkan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah
Meningkatkan penyelenggaraa n pemerintahan daerah dan otonomi daerah
Sasaran
Strategi
Kebijakan
1
Meningkatnya kualitas SDM aparatur
1
Pembinaan dan peningkatan kualitas SDM dan disiplin aparatur
1
Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran pendidikan formal dan diklat
1
Tertata dan meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran SKPD
1
Pengembangan sistem perencanaan yang partisipatif
1
Fasilitasi proses perencanaan teknokatrik, politik, partisipatif, top down dan bottom up
2
Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Daerah
1
Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) dalam peningkatan pengawasan dan pengendalian
1
Pengawasan bersifat preventif dalam pencegahan tindak pidana korupsi
1
Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan publik
2
Pengembangan SOP, SPP, OSS
1
Pengembangan sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-Gov)
1
Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
1
2
Peningkatan pelayanan prima
Mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya, dan terjangkau masyarakat
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 15
Tujuan Meningkatkan Kapasitas Keuangan dan Aset Daerah
Sasaran
1
Meningkatnya Pengelolaan Pendapatan dan Aset Daerah serta meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Daerah
Strategi
1
Peningkatan Pengelolaan Pendapatan, aset daerah dan Penataan Administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah yang Transparan dan Akuntabel
Kebijakan 1 2 3
Meningkatkan pengelolaan kearsipan daerah Meningkatkan Pelayanan komunikasi, informasi, dan penataan administrasi kependudukan
1
Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah
1
Penataan dan Pengembangan Sistem Kearsipan Daerah
1
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil
1
Penataan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
1
2
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi
1
Penataan, Pemutakhiran dan Pemasyarakatan Informasi
1
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 16
1
Intensifikasi dan Ektensifikasi Sumber-Sumber Pendapatan Pengembangan sistem informasi manajemen keuangan daerah dan aset daerah Revitalisasi BUMD Peningkatan sistem pengarsipan, SDM Aparatur dan Sarana Kearsipan Daerah Peningkatan Sistem kependudukan, SDM Aparatur dan Sarana Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Informasi dan Kerjasama Pelayanan Informasi dengan Media Massa
MISI 3
: MEWUJUDKAN KONDISI AMAN, DAMAI, DEMOKRATIS DAN RELIGIUS
Tujuan Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Lingkungan Meningkatkan Pencegahan dan Penanggulangan Korban Bencana Meningkatkan kehidupan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan toleransi beragama
Sasaran 1
Meningkatnya Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
1
Menurunnya jumlah korban bencana
1
1
Meningkatnya Kualitas Penyelenggaran Demokrasi
Meningkatnya pemahaman kebangsaan, ajaran agama, serta norma-norma lainnya dalam kehidupan bermasyarakat
Strategi
Kebijakan
1
Pemantapan Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
1
Peningkatan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
1
Peningkatan mitgasi manajemen bencana
1
Meningkatkan Kesiapan, Pencegahan dan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
1
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilu 1
2
Meningkatnya peran dan fungsi partai politik dalam Pemilu
Pemberian pendidikan politik kepada masyarakat
1
Perwujudan suasana aman dan kondusif dalam beragama dan bermasyarakat
1
Pembinaan Ormas, LSM, OKP dalam kehidupan beragama secara berkesinambungan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 17
MISI 4
: MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN
Tujuan
Sasaran
Strategi
Kebijakan 1
1 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah penujang perekonomian 2
Meningkatnya sarana infrastruktur yang menunjang iklim usaha investasi
Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang layak huni
1
1
Peningkatan aksesibilitas dengan memperhatikan prioritas Daya Dukungnya bagi pengembangan ekonomi
2 3 4
Pembangunan wajah kota dengan sungai serayu sebagai lambang kota
1
Meningkatkan fasilitasi pengembangan perumahan
2
Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air minum
Peningkatan penyediaan kebutuhan perumahan 3
4
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 18
Peningkatan dan pengembangan jalan Peningkatan dan pengembangan jembatan Pembangunan jalan lingkar utara
Meningkatkan fasilitasi penyehatan lingkungan perumahan dan pemberdaayan komunitas perumahan Fasilitasi dan pembangunan Sarana Prasarana Sosial
Tujuan
Sasaran
Strategi
Kebijakan 1
3 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah penujang perekonomian
Mewujudkan penataan ruang yang memperhatikan keberlanjutan sumber daya wilayah
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan
1
Peningkatan dan pengembangan fasilitas perhubungan
2 3 4
4
Meningkatnya sarana dan prasarana komunikasi
1
Peningkatan pelayanan sarana prasarana informasi dan komunikasi
Meningkatnya daya dukung dan kualitas infrastruktur pedesaan
1
Peningkatan dan pemerataan infrastruktur pedesaan
5
6
Meningkatnya penanganan daerah rawan bencana
1
Peningkatan kualitas jaringan drainase dan pengendalian banjir
1
Terwujudnya tata ruang yang selaras dengan arah pengembangan ekonomi unggulan daerah
1
Pengendalian dan Pendayagunaan rencana tata ruang
1 1 2 1 2
1
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
2
VI - 19
Pengadaan dan pemasangan ramburambu lalu lintas yang informatif Pengendalian kelayakan angkutan Peningkatan pelayanan angkutan umum dan prasarana yang mendukung Pengembangan dan optimalisasi terminal Fasilitasi pengembangan sarana prasarana komunikasi dan informasi berbasis IT Rehabilitasi infrastruktur jalan di pedesaan Stimulasi pembangunan dan perbaikan jalan pedesaan Normalisasi sistem drainase Fasilitasi dan pengembangan tanggul terpadu Peningkatan efektivitas peran rencana tata ruang sebagai pedoman keruangan dalam pembangunan daerah Peningkatan kapasitas kelembagaan ketataruangan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Kebijakan 1
Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup serta pengelolaan sumber daya alam yang mendukung pembangunan berkelanjutan
2 1
Terkendalinya kerusakan dan pencemaran Lingkungan Hidup
1
Pengendalian kerusakan dan pencegahan lingkungan hidup 3
4
2
Meningkatnya pengelolaan sumber daya energi
1 1
Optimalisasi potensi sumber energi
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
2
VI - 20
Pengembangan manajemen pengelolaan persampahan Pengendalian dan pencegahan pencemaran, polusi dan kerusakan lingkungan hidup Peningkatan perlindungan, konservasi, rehabitasi dan pemulihan SDA LH Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi SDA LH dan sarana pengelolaan lingkungan hidup Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) Peningkatan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)
MISI 5
: MEWUJUDKAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PRIORITAS PENEGAKAN HUKUM, PENGHARGAAN HAK ASASI MANUSIA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Tujuan
Mewujudkan pendidikan bermutu dan terjangkau
Sasaran
Kebijakan
1
Meningkatnya perluasan akses pendidikan dan partisipasi masyarakat
1
Peningkatan kapasitas organisasi dan manajerial serta dukungan infrastruktur data dan informasi pendidikan
2
Tersedianya akses infrastruktur pendidikan
2
Peningkatan dukungan sarana prasarana pendidikan
3
Perbaikan sistem tenaga pendidik dan kependidikan dalam rangka peningkatan profesionalisme pelayanan pendidikan
1 3 4 5
Menjamin dan meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat yang merata
Strategi
Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan
Perbaikan sistem dan akses pendidikan
Meningkatnya mutu pendidikan Meningkatnya minat baca masyarakat
4 5
1 1
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
1
Perbaikan sistem dan akses pelayanan kesehatan masyarakat
2 3
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 21
Peningkatan mutu pendidikan Peningkatan kualitas layanan perpustakaan Perluasan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya bagi warga miskin Peningkatan sarana prasarana serta infrastruktur bidang kesehatan secara bertahap Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Kebijakan 1
1 Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat
1
2
Meningkatkan peran masyarakat dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
1
Berkurangnya penyandang masalah kesejahteraan sosial
Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa
Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak
Peningkatan pelayanan, rehabilitasi dan pemberdayaan kesejahteraan sosial
2
Fasilitasi pengembangan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Meningkatkan penanganan dan pembinaan PMKS
3
Meningkatkan kapasitas kelembagaan kesejahteraan sosial
4
Fasilitasi dan bantuan pengembangan sarana prasarana pelayanan
2
Peningkatan pelayanan Ketransmigrasian
1
Fasilitasi pengerahan dan penempatan transmigrasi
1
Peningkatan pembinaan pemberdayaan masyarakat
1
Fasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
1
Penguatan kelembagaan kesetaraan gender dan perlindungan anak
2
Fasilitasi dan pembinaan kepada organisasi perempuan
1
Percepatan pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak dalam pembangunan
3 4 5
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 22
Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak Fasilitasi dan advokasi perlindungan hak-hak anak Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
Tujuan Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga Meningkatkan kualitas ketenagakerjaan Mewujudkan kesadaran dan tertib hukum
Sasaran
1
Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera
Strategi
1
Kebijakan 1
Optimalisasi kualitas pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi
2
Fasilitasi pengembangan ekonomi bagi keluarga pra sejahtera dan sejahtera I.
1
Perbaikan kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja
1
Penegakan PERDA
2
Pembinaan Kesadaran Hukum
Peningkatan pembinaan dan pelayanan keluarga berencana
1
Meningkatnya profesionalisme angkatan kerja
1
Perbaikan sistem ketenagakerjaan
1
Meningkatnya tertib hukum
1
Peningkatan Penegakan Hukum
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 23
MISI 6
: MEWUJUDKAN
PEMBANGUNAN
KARAKTER
BANGSA
MELALUI
PENGEMBANGAN
SENI
BUDAYA,
PENGHARGAAN TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL Sasaran
Tujuan 1
Meningkatnya peran aktif pemuda dalam pembangunan
Strategi 1
Pengembangan potensi kepemudaan
Kebijakan 1 1
Meningkatkan prestasi pemuda dan olah raga baik nasional maupun internasional
2 2
Meningkatnya pencapaian prestasi olahraga
1
Peningkatan Prestasi Olah Raga
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VI - 24
Fasilitasi penguatan kelembagaan dan kegiatan kepemudaan Fasilitasi pengembangan olahraga masyarakat Fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana olahraga berstandar nasional dan internasional (sport centre)
3
Menggalakkan budaya olahraga dalam kehidupan sehari-hari melalui pelaksanaan berbagai event olah raga pada berbagai tingkat dan jenis cabang olah raga
4
Pembinaan atlit dan pelaku olahraga
Sasaran
Tujuan 1 Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan daerah, serta melindungi bangunan bersejarah dan cagar budaya sebagai identitas bangsa
2
Strategi
Meningkatnya pelestarian seni budaya
Meningkatnya kualitas bangunan bersejarah dan cagar budaya
1
Penguatan jati diri dan karakter daerah yang berbasis pada nilai budaya dan kearifan lokal
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
Kebijakan 1
Pengembangan indentitas daerah
2
Perlindungan, pelestarian dan revitalisasi benda dan bangunan cagar budaya
3
Pengembangan sarana dan prasarana seni dan kebudayaan
4
5
VI - 25
Fasilitasi penyelenggaraan pagelaran seni dan event-event kebudayaan lokal Fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam mengelola dan melestarian benda/bangunan cagar budaya
BAB BAB VII VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
7.1. Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan. Kriteria suatu rumusan kebijakan umum antara lain: 1.
Menjelaskan strategi lebih spesifik, konkrit, operasional dan fokus.
2.
Mengarahkan pemilihan program yang lebih tepat dan rasional
berdasarkan
mempertimbangkan
strategi
yang
faktor-faktor
dipilih
penentu
dengan
keberhasilan
untuk mencapai sasaran 3.
Mengarahkan pemilihan program agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kepentingan umum. Untuk menjalankan strategi pembangunan daerah tahun
2012-2016, diperlukan Kebijakan Umum untuk memayungi pelaksanaan program-program kerja pembangunan. Kebijakan umum pembangunan daerah tersebut dituangkan dalam bentuk prioritas-prioritas pembangunan lima tahun ke depan. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Kebijakan
umum
Pembangunan
Daerah
Kabupaten
Banjarnegara tahun 2012-2016 meliputi : 1.
Kebijakan
umum
kesejahteraan
yang
masyarakat
terkait melalui
peningkatan pembangunan
berbasis pertanian dan potensi lokal lainnya yang berdaya saing
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 1
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu dikembangkan potensi-potensi ekonomi yang ada antara lain sektor perekonomian yang dapat menyerap tenaga kerja yang banyak (padat karya) seperti sektor pertanian dalam arti luas, sektor perikanan, sektor pariwisata, sektor industri terutama industri kecil dan menengah serta perdagangan yang mempunyai kontribusi yang besar dalam PDRB
Kabupaten
pengembangan
Banjarnegara,
pada
sektor
sehingga
tersebut
diharapkan akan
dapat
mendorong sektor lain untuk meningkat, agar dapat meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat. Untuk
mewujudkan
kemandirian
daerah
dalam
pemenuhan kebutuhan pangan, maka diperlukan suatu sistem ketahanan pangan yang mampu mempertahankan kuantitas (jumlah pasokan/ketersediaannya) dan kualitas (gizinya) pada tingkat yang aman dan memadai Untuk mendorong investasi yang lebih tinggi maka diarahkan
untuk
penghapusan
ekonomi
biaya
tinggi,
antara lain dengan menyederhanakan dan mempercepat prosedur
perijinan
investasi,
termasuk
bagi
UKM,
menciptakan kepastian hukum yang menjamin kepastian usaha serta penyediaan infrastruktur yang memadai. Kebijakan umum yang terkait dengan hal tersebut adalah meliputi: a.
Peningkatan
investasi
melalui
promosi
dan
peningkatan kualitas perijinan. b.
Pembinaan BUMD
c.
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
d.
Peningkatan
Daya
saing
industri,
perdagangan,
koperasi dan UMKM. e.
Penciptaan Obyek Wisata Unggulan.
f.
Pembinaan
kualitas
tenaga
kerja
dan
perluasan
kesempatan kerja
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 2
2.
Kebijakan
umum
yang
terkait
dengan
tata
kelola
pemerintah yang baik. Dalam mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan, dibutuhkan suatu sarana dan lingkungan yang kondusif bagi seluruh komponen masyarakat Banjarnegara. Dari sisi aparatur
pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara,
perlu
dibangun suatu tata pemerintahan yang baik sebagai sarana
untuk
mencapai
cita-cita
yang
diharapkan.
Penciptaan Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) di
lingkungan
Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara,
menjadi suatu keharusan agar kepercayaan masyarakat dapat diperoleh kembali. Suatu
Kepemerintahan
yang
Baik
akan
dapat
terwujud jika dapat dibangun pilar-pilar Good Governance, yaitu
terbangunnya
Akuntabilitas
yang
baik,
adanya
Transparansi dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki dan mengedepankan Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, antara lain melalui pengembangan prinsipprinsip demokrasi. Pilar-pilar tersebut akan dibangun secara bertahap pada pemerintah kabupaten Banjarnegara dengan tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku. Kebijakan umum yang
terkait dengan tata kelola
pemerintahan yang baik di kabupaten Banjarnegara adalah meliputi: a.
Penyusunan perencanaan yang tepat dan terarah
b.
Peningkatan kualitas SDM aparatur dan administrasi daerah.
c.
Pengawasan yang efektif dan memadai.
d.
Peningkatan kualitas pelayanan publik.
e.
Peningkatan
pengelolaan
dan
pemanfaatan
aset
daerah f.
Pengelolaan arsip yang tertib dan teratur
g.
Penyebarluasan
informasi
secara
cepat,tepat
dan
merata
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 3
3.
Kebijakan umum yang terkait dengan kondisi aman, damai, demokratis dan religius Kondisi aman dan damai adalah syarat wajib dalam rangka pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya rasa aman
dan
damai
niscaya
tidak
akan
terlaksana
pembangunan secara baik. Kondisi aman dan damai diwujudkan
bukan
hanya
dari
segi
keamanan
dan
ketertiban, tetapi dari segi penanganan terhadap bencana alam yang melanda. Dari segi demokrasi dapat dijelaskan bahwa demokrasi yang kita terkonsolidasi apabila ia mendapat legitimasi yang luas dan kuat dari warga sehingga sangat kecil kemungkinan ia ambruk. Adanya legitimasi yang kuat dari warga, atau adanya penerimaan sebagai satu-satunya aturan
main
dalam
membangun
dan
melaksanakan
pemerintahan tersebut ditandai oleh tidak signifikannya perilaku menentang demokrasi dari kekuatan-kekuatan yang ada, tumbuhnya keyakinan yang luas di masyarakat bahwa
demokrasi
berfungsinya
adalah
negara
sistem
secara
politik
efektif
terbaik,
dalam
dan
penegakan
hukum. Untuk itu perlu adanya upaya untuk membina kehidupan demokrasi yang sudah berjalan dengan baik Dalam
melaksanakan
komponen
masyarakat,
pembangunan
baik
aparatur,
,
dunia
setiap usaha
maupun masyarakat Kabupaten Banjarnegara diharapkan dapat bekerja dengan berlandaskan akhlak dan nilai-nilai agama yang kuat. Perilaku keseharian dalam bekerja maupun membina keluarga selalu bernafaskan semangat yang mengedepankan kejujuran, keadilan, profesionalisme dan
mengedepankan
penciptaan
kedamaian
dalam
lingkungan. Dalam rangka menjaga ketentraman dan ketentraman toleransi
antar
beragama
umat
beragama
yag
baik,
juga
dibutuhkan
sehingga
kehidupan
berbangsa dan bernegara dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Dengan
menjaga
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
tolerasi
dalam
VII - 4
kehidupan
umat
beragama
diharapkan
membawa
kedamaian dalam kehidupan di masa mendatang. Untuk itu dalam kebijakan umum yang terkait aman, damai, demokratis dan religius adalah meliputi: a.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam keamanan dan ketertiban
b.
Penegakan produk-produk hukum daerah.
c.
Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama .
d.
Peningkatan kualitas hidup kebangsaan.
e.
Peningkatan kehidupan demokrasi dan supremasi hukum
4.
Kebijakan umum yang terkait dengan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan Pembangunan khususnya infrastruktur dalam hal ini memegang peran yang sangat strategis dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi
suatu
daerah
karena
adanya
infrastruktur yang baik merupakan salah satu faktor kunci bagi
bergeraknya
Ketersediaan
perekonomian
infrastruktur
suatu
Pekerjaan
daerah.
Umum
yang
merupakan bangunan fisik untuk kepentingan umum dan keselamatan umum seperti : jalan, irigasi, air bersih, sanitasi,
dan
pemukiman
berbagai lainnya,
bangunan
pelengkap
merupakan
kegiatan
prasyarat
agar
berputarnya roda ekonomi dengan baik. Namun demikian pembangunan tersebut harus memperhatikan pola tata ruang yang telah diatur agar arah pembangunan lebih jelas .Selain itu pembangunan harus berwawasan lingkungan yaitu harus mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan sebagai
sehingga
akibat
merosotnya
sampingan
dari
kualitas
lingkungan
pembangunan
dapat
dihindarkan. Ini berarti pembangunan yang dilaksanakan harus mempunyai konsep pembangunan berkelanjutan yaitu
jaminan
mutu
kehidupan
manusia
dan
tidak
melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 5
Pengertian pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan
yang
berprinsip
“memenuhi
kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Untuk
itu
dalam
kebijakan
umum
yang
terkait
pembangunan berwawasan lingkungan yang bekelanjutan adalah : a.
Peningkatan kapasitas dan Kualitas Infrastruktur
b.
Peningkatan kuantitas dan kualitas hunian dalam rangka
penyediaan
rumah
yang
terjangkau
oleh
Rumah Tangga Miskin. c.
Peningkatan
sistem
pengelolaan
dalam
penyelenggaraan telekomunikasi. d.
Peningkatan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan
melalui
pengembangan
teknologi ramah lingkungan e.
Peningkatan mutu lingkungan hidup, pengelolaan sumber
daya
alam
dan
penataan
ruang
yang
mendukung pembangunan berkelanjutan f.
Peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat melalui perbaikan jaringan distribusi dan penelitian untuk pemanfaatan sumber listrik alternatif serta perluasan dan peningkatan ketersediaan energi listrik
5.
Kebijakan umum yang terkait dengan peningkatan kualitas
Sumber
daya
manusia
dengan
prioritas
penegakan hukum, penghargaan hak asasi manusia, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Pembangunan faktor
terpenting
sumber dan
daya
manusia
menetukan
bagi
merupakan keberhasilan
pencapaian tujuan pembangunan karena manusia adalah pelaku pembangunan itu sendiri. Peningkatan kualitas RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 6
sumber daya manusia dalam hal ini dilakukan melalui pembangunan
bidang
pendidikan,
kesehatan
serta
penganan masalah kesejahteraan sosial. Pembangunan pendidikan dan kesehatan merupakan investasi dalam meningkatkan
kualitas
SDM
penting
peranya
dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk
meningkatkan
harkat,martabat
dan
kualitas
manusia sehingga mampu bersaing dalam era global dengan tetap berlandaskan pada norma/nilai kehidupan masyarakat lokal dan tanpa diskriminasi. Sedangkan pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan kesenjangan antara penduduk
laki-laki
dan
perempuan
Indonesia
dalam
mengakses dan mendapatkan manfaat pembangunan, serta meningkatkan
partisipasi
dan
mengontrol
proses
pembangunan diperlukan pembangunan pemberdayaan perempuan yang disebut dengan pengarustamaan gender. Penerapan pengarustamaan gender akan menghasilkan kebijakan publik yang lebih efektif untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan mencakup
permasalahan hak
hidup,
terhadap tumbuh,
hak-hak berkembang,
anak dan
berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan, mendapat perlindungan dari berbagai tindak kekerasan, perdagangan anak, eksploitasi, dan diskriminasi diupayakan dengan Pembangunan kesejahteraan & perlindungan anak. Pembangunan berkualitas
kependudukan
merupakan
bagian
pembangunan
yang
mengendalikan
kuantitas
dan yang
berkelanjutan, penduduk
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
keluarga
kecil
penting
dalam
baik
untuk
maupun
untuk VII - 7
meningkatkan kualitas insani dan sumberdaya manusia. Pengendalian pertumbuhan penduduk juga merupakan faktor penting dalam peningkatan keluarga kecil yang berkualitas. Permasalahan utama di bidang kependudukan adalah masih tingginya laju pertambahan penduduk. Untuk
itu
diperlukan
langkah-langkah
yang
harus
dilakukan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk tersebut. Kebijakan umum yang terkait dengan hal tersebut adalah meliputi: a.
Pengembangan
pemerataan
akses
dan
mutu
pendidikan masyarakat. b.
Peningkatan akses, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat
dan
pelayanan
kesehatan
perorangan/rujukan terutama bagi penduduk miskin. c.
Pembinaan dan perlindungan masalah kesejahteraan sosial.
d.
Pengembangan perpustakaan, media massa dan riset sebagai sarana penyebaran informasi.
e.
Pemantapan
pengendalian
laju
pertumbuhan
penduduk dan pengaturan persebarannya. f.
Peningkatan kesadaran bagi masyarakat akan arti pentingnya keluarga sehat dan sejahtera melalui peningkatan program KB.
g.
Peningkatan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai
bidang
kehidupan
serta
peningkatan
perlindungan anak.
6.
Kebijakan umum yang terkait dengan terwujudnya pembangunan karakter bangsa melalui pengembangan seni budaya, penghargaan tradisi dan kearifan lokal Pembangunan Pemuda dan Olah Raga mempunyai peran
yang
strategis
dalam
mendukung
peningkatan
sumber daya manusia yag berkualitas. Pemuda merupakan generasi
penerus,
penanggungjawab
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
serta
pelaku VII - 8
pembangunan masa depan. Kekuatan
bangsa di masa
mendatang tercermin dari kualitas pemuda saat ini. Untuk itu pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar memiliki
kualitas
tuntutan,
dan
kebutuhan
daya dan
saing
guna
tantangan
di
menghadapi era
global.
Sedangkan pembangunan keolahrgaan ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional serta
mengangkat
harkat,
martabat
dan
kehormatan
bangsa. Dalam era globalisasi kecintaan pemuda terhadap kegiatan
seni dan budaya lokal semakin tergerus oleh
budaya asing yang dianggap lebih praktis, unggul dan modern.Demikian juga dimasa reformasi ini kita sangat merasakan
bahwa
memudar karena
semangat
integrasi
bangsa
justru
keegoisan daerah. Masyarakat semakin
mengglobal, pengaruhnya apresiasi budaya daerah oleh masyarakat semakin goyah. Untuk itu diperlukan langkah yang nyata dalam rangka pengembangan seni budaya sendiri di tengah arus globalisasi saat ini. Untuk itu dalam kebijakan umum yang terkait hal potensi pemuda, olahraga dan seni budaya adalah meliputi: a.
Peningkatan
Pembinaan
Peran
Organisasi
Kepemudaan b.
Peningkatan Budaya dan Prestasi Olah Raga
c.
Peningkatan Pelestarian Seni dan Budaya Tradisional
7.2. Program Pembangunan Daerah Program pembangunan daerah merupakan merupakan kumpulan program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah. Suatu program pembangunan
daerah
dapat
berupa
pernyataan
yang
disamakan atau sekurang-kurangnya mengandung program
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 9
kepala daerah terpilih yang di dalamnya berisi program prioritas yang bersifat strategis. Agenda
dan
program
pembangunan
daerah
berdasar
kebijakan umum adalah sebagai berikut : 1.
Revitalisasi
Pertanian
yang
berkelanjutan
dan
ramah
lingkungan menuju agroindustri terpadu, dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut = a.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)
b.
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
c.
Program
Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/ Perkebunan d.
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
e.
Program
pemberdayaan
penyuluh
pertanian/
perkebunan lapangan f.
Program Peningkatan Teknologi Pertanian/Perkebunan
g.
Peningkatan Agribisnis pertanian
h.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
i.
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
j.
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
k.
Program pengembangan budidaya perikanan
l.
Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
m.
Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
n.
Peningkatan Produksi produktifitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian
2.
Pengembangan Pariwisata Terpadu a.
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
b.
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
c.
Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 10
3.
Menciptakan iklim investasi yang Kondusif dalam Rangka Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Perluasan Lapangan Kerja di Semua Sektor a.
Pogram Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
4.
b.
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
c.
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Implementasi Ekonomi Kerakyatan a.
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
b.
Program
Pengembangan
Kewirausahaan
dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah c.
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
5.
d.
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
e.
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Percepatan Pembangunan Pedesaan a.
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
b.
Program
pembinaan
dan
fasilitasi
pengelolaan
keuangan desa c.
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
6.
d.
Program Peningkatan Keberdayaan masyarakat
e.
Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan
Penataan
Birokrasi
Menuju
Profesionalisme
Aparat
Pemerintah a.
Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
b.
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
c.
Program
peningkatan
kapasitas
kelembagaan
perencanaan pembangunan daerah d.
Pengembangan Data/Informasi
e.
Program Perencanaan Sosial Budaya
f.
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
g.
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 11
h.
Program
peningkatan
profesionalisme
tenaga
pemeriksa dan aparatur pengawasan i.
Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
j.
Program Penataan Daerah Otonomi Baru
k.
Program
Mengintensifkan
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat l.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
m.
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
n.
Program
pembinaan
dan
fasilitasi
pengelolaan
keuangan kabupaten/kota o.
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
7.
p.
Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
q.
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Meningkatkan
Kehidupan
Beragama
Dengan
Memperbanyak dan Memanfaatkan Sarana Ibadah Secara Optimal a.
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
b.
Program
Kemitraan
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan 8.
Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur di Wilayah Pedesaan a.
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
b.
Program
pembinaan
dan
pengembangan
bidang
ketenagalistrikan 9.
Penataan Wilayah Perkotaan dengan Arah Kebijakan dari “Sungai Serayu Sebagai Batas Kota Menjadi Sungai Serayu Berada di tengah Kota” a.
Program Perencanaan Tata Ruang
b.
Program Pemanfaatan Ruang
c.
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
d.
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 12
10. Perbaikan Kualitas Kesehatan Masyarakat a.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
b.
Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
c.
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
d.
Program
Promosi
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat e.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
f.
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
g.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
h.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
i.
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
j.
Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
Anak
Balita k.
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
l.
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
m.
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
n.
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
11. Percepatan Peningkatan Kualitas Pendidikan a.
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
b.
Program Pendidikan Menengah
c.
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
d.
Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
e.
Program Pendidikan Non Formal
f.
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
g.
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
12. Peningkatan Pemberdayaan Kaum Perempuan, Generasi Muda, dan Perlindungan Anak a.
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 13
b.
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
c.
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan
d.
Program Pembinaan Anak Terlantar
e.
Program
Peningkatan
Kualitas
Hidup
dan
Perlindungan Perempuan f.
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
13. Pengembangan
Kebudayaan,
Kesenian
Tradisional,
Olahraga, dan Industri Kreatif a.
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
b.
Program
Pengembangan
Kerjasama
Pengelolaan
Budaya Daerah c.
Program Pengembangan Nilai Budaya
d.
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
e.
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
f.
Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
g.
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
14. Peningkatan
penanganan
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial. a.
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
(KAT)
dan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya b.
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
c.
Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
d.
Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
e.
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya)
f.
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011-2016
VII - 14
BAB I
BAB VIII
P
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
Indikasi rencana program prioritas Kabupaten Banjarnegara berisi program-program prioritas baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan
jangka menengah maupun untuk pemenuhan
Standar Pelayanan Minimum (SPM) dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
daerah. Adapun pagu indikatif sebagai wujud
kebutuhan pendanaan
adalah jumlah dana yang tersedia untuk
penyusunan program dan
kegiatan tahunan. Program-program
prioritas yang telah disertai pagu indikatif selanjutnya dijadikan sebagai
acuan bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis
SKPD. Program prioritas adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang mendapatkan prioritas dalam pendanaan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. Pada akhirnya, keseluruhan rangkaian
perencanaan
pembangunan daerah bermuara pada
program prioritas yang selanjutnya harus diterjemahkan oleh tiaptiap SKPD ke dalam kegiatan prioritas. Perencanaan program prioritas dalam dokumen RPJMD harus seksama
mengingat
rujukan
utama
pentingnya
dalam
dirumuskan
makna program
pelaksanaan
dengan
prioritas
perencanaan
tiap
bagi tahun
kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pagu indikatif merupakan ancangan maksimal atas rencana belanja
yang akan dituangkan dalam APBD. Pagu indikatif
dialokasikan ke tiap-tiap program prioritas masing-masing urusan untuk
mencapai
Selanjutnya, bagi
tiap-tiap
masing-masing
indikator pagu
yang telah
menjadi
patokan
ditetapkan. maksimal
SKPD dalam menjabarkan pagu tersebut pada kegiatan
prioritas selama 5 (lima) tahun.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 - 2016
VIII - 1
8.1. Indikasi Rencana Program Prioritas Berdasarkan APBD Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas Berdasarkan APBD Kabupaten Banjarnegara
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
1
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Tahun 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
Tahun 2013
Rp.
Target 6
7
Tahun 2014
Rp.
Target 8
9
Tahun 2015
Rp.
Target 10
11
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Rp.
Target 12
13
Rp.
Target 14
1
URUSAN WAJIB
338.970.798.500
364.124.555.440
391.088.825.924
414.482.921.768
433.422.442.936
1 01 xx 1 01 xx
15
Pendidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini
135.429.700.000 1.460.000.000
69,25
142.268.855.000 1.533.000.000
149.445.319.000 1.609.650.000
156.976.134.000 1.690.150.000
1 01
16
105.958.515.000
98,92
111.256.500.000
1 01
xx
xx
17
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Program Pendidikan Menengah
15
APK PAUD
69,05
60,68
69,15
APK SD/MI/Paket A
103,95
97,31
97,85
143.590.200.000
APK SMP/MTs/Paket B APM SD/MI/Paket A APM SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Sekolah Usia 7-12 tahun
95,81 98,05 95,81 99,6
80,83 96,93 78,76 96,95
83,67 97,47 81,59 97,49
86,5 98,01 84,43 98,03
89,33 98,55 87,26 98,57
92,17 99,08 90,09 99,11
95,00 99,62 92,93 99,65
95,00 99,62 92,93 99,65
Angka Partisipasi Sekolah Usia 13-15 tahun
91,54
80,57
83,4
86,23
89,06
91,89
94,72
94,72
Ruang Kelas SD dalam kondisi baik
66,50
64,16
71,33
74,83
78,49
81,99
85,49
85,49
Ruang Kelas SMP kondisi baik
79,7
79,97
83,99
85,99
87,99
89,99
91,99
91,99
Angka Putus Sekolah SD/MI
0,27
0,29
0,23
0,21
0,19
0,17
0,15
0,15
98,38
69,3 99,46
116.819.325.000
69,35 100
122.660.300.000
69,35 100
Angka Putus Sekolah SMP/MTs
0,76
0,99
0,66
0,61
0,56
0,51
0,46
0,46
Angka Kelulusan SD/MI Angka Kelulusan SMP/MTs
97,65 99,19
99,85 96,44
99,90 97,56
99,95 98,12
99,96 98,68
99,97 99,24
99,98 99,8
99,98 99,8
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
89,87
87,98
89,97
91,97
93,97
95,97
97,97
97,97
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
67,19
69,06
70,06
71,06
72,06
73,06
74,06
74,06
9.571.600.000
54,01
9.571.600.000
54,78
10.050.180.000
55,54
10.552.689.000
56,31
11.080.350.000
APK SMA/MA/SMK/Paket C
51,06
52,47
53,24
APM SMA/SMK/MA/Paket C
45,91
45,14
45,91
46,68
47,45
48,22
48,99
48,99
56,31
Angka partisipasi sekolah usia 16-18 tahun
47,13
44,66
45,43
46,20
46,97
47,74
48,51
48,51
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
0,86
1,19
0,76
0,71
0,66
0,61
0,56
0,56
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
97,27
99,93
99,94
99,95
99,96
99,97
99,98
99,98
Ruang Kelas SMA/SMK kondisi baik
90,17
89,01
91,21
93,41
95,61
97,81
100
100
1 01
xx
18
Program Pendidikan Non Formal
Angka melek huruf
99,96
99,96
99,97
1 01
xx
19
Program Pendidikan Luar Biasa
Prosentase anak berkebutuhan khusus yang terlayani pendidikannya dari program inklusi
100
100
100
1 01
xx
20
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Rasio Guru/Murid SD/MI
1:15
1:15
1:16
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
2.711.500.000 360.000.000
14.073.387.000
99,98 100
1:17
3.211.500.000 450.000.000
13.462.410.000
99,98 100
1:18
3.372.075.000 540.000.000
14.135.600.000
99,99 100
1:19
Rp. 16
17
1.929.556.421.439
173.842.585.000 1.460.000.000
69,2
SKPD Penanggung Jawab
757.962.593.000 7.752.800.000
DINDIKPORA DINDIKPORA
600.284.840.000
DINDIKPORA
50.826.419.000
DINDIKPORA
3.540.700.000
100
3.717.735.000
100
16.553.510.000
DINDIKPORA
630.000.000
100
720.000.000
100
2.700.000.000
DINDIKPORA
72.098.276.000
DINDIKPORA
14.842.380.000
1:20
15.584.499.000
1:20
VIII-2
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
1
1 01
xx
22
1 02
1 02
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Tahun 2012
15
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1 02
xx
16
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1 02
xx
17
Program Pengawasan Obat dan Makanan
1 02
xx
18
Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
1 02
xx
19
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
Tahun 2014
Tahun 2015
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
3
(4a)
(4b)
5
Rasio Guru/Murid SMP/MTs
1:17
1:15
1:17
1:18
1:19
1:20
1:21
1:21
Rasio Guru/Murid SMA Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
1:16 26,71
1:16 49,63
1:17 54,63
1:18 59,63
1:19 64,63
1:20 69,63
1:21 74,63
1:21 74,63
Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
89,10
90,55
92,10
93,60
95,10
96,60
98,1
98,1
Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
95,78
96,64
96,78
97,28
97,78
98,28
98,78
98,78
Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
89,89
95,60
96,60
97,10
97,60
98,60
99,00
99,00
Jumlah kegiatan penunjang program pendidikan dan dokumen perencanaan pendidikan
10 kegiatan; 5 dokumen
20 kegiatan; 7 dokumen
14 kegiatan; 4 dokumen
Rp.
Target 6
Kesehatan
xx
Tahun 2013
7
Angka kematian bayi per 1000 KH
35
35
2.075.898.000 8 kegiatan; 2 dokumen
10
4.605.000.000
9,8
4.610.000.000
20
80.000.000
20
100.000.000
20
2
110.000.000
3
278 desa/kel
3.150.000.000
278 desa/kel
3.150.000.000
1
2.700.000.000
1
3.300.000.000
0
Cakupan desa siaga aktif
-
-
278 desa/kel
0,41
0,07
Cakupan balita gizi buruk
1 02
xx
22
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1 02
xx
23
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1 02
2
24
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
1 02
xx
25
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
Angka kesakitan DBD
Cakupan kunjungan rawat jalan Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin (%) Cakupan kunjungan rawat jalan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
57,3
0,46
23,1
23,1
1 65
-
0,30
27,36
3.200.000.000
1
2.100.000.000
66
0,30
15
150.000.000
2.580.576.000
-
278 desa/kel
200.135.000
55.000.000 100
15
75.000.000
-
15 100
0
300.000.000
64
27,36
100
-
100
15
13
Rp.
Target 14
8 kegiatan; 2 dokumen
104.286.733.308
55.000.000
-
Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas
96.770.428.734
1.450.575.000
1.182.500.000
-
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
8 kegiatan; 2 dokumen
10,1
Jenis obat asli
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Target 12
6.217.228.734
20
20
85.630.777.190
1.381.500.000
Rp.
35
-
21
1.315.675.000 8 kegiatan; 2 dokumen
11
6.099.577.190
15,59
xx
Target 10
35
-
xx
Rp.
5.552.134.500
15,09
1 02
9
35
Terlaksananya pengawasan obat dan makanan di 20 kecamatan
1 02
Target 8
43.545.345.500
Persentase ketersediaan obat sesuai kebutuhan pada 35 puskesmas dan jaringannya
Rp.
1.523.100.000
15
Rp. 16
46 kegiatan; 12 dokumen
108.638.616.725
SKPD Penanggung Jawab
7.746.748.000
435.356.325.457
17
DINDIKPORA
DINKES; RSUD; Bagian Kesra
35
6.342.133.308
35
6.474.335.975
35
30.685.409.707
DINKES
9
4.610.000.000
8,5
4.615.000.000
8,5
19.622.500.000 DINKES; Bagian Kesra
110.000.000
20
115.000.000
20
460.000.000
DINKES
205.000.000
4
240.000.000
9
555.000.000
DINKES
278 desa/kel
3.150.000.000
278 desa/kel
12.725.000.000
DINKES
1
1.410.000.750
1
9.810.000.750
DINKES
300.000.000
67
400.000.000
68
500.000.000
69
190.000.000
69
1.390.000.000
DINKES
786.200.000
0,30
866.200.000
0,30
906.200.000
0,30
906.200.000
0,30
3.664.935.000
DINKES
445.000.000
15
345.000.000
15
355.000.000
15
355.000.000
15
1.555.000.000
DINKES
7.535.000.000
DINKES; Bagian Kesra
1.840.000.000
29.540.000.000
100
15
1.845.000.000
29.840.000.000
100
15
1.850.000.000
31.485.000.000
100
15
1.850.000.000
31.040.000.000
100
15
121.905.000.000
DINKES
VIII-3
Kode
1
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Tahun 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
3
(4a)
(4b)
5
Tahun 2013
Rp.
Target 6
7
Tahun 2014
Rp.
Target 8
9
Tahun 2015
Rp.
Target 10
11
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Rp.
Target 12
13
Rp.
Target 14
15
SKPD Penanggung Jawab
Rp. 16
2
26
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit / Rumah Sakit Jiwa / Rumah Sakit Paru-Paru / Rumah Sakit Mata
Dukungan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit
2,85
100%
100%
9.035.000.000
100%
8.035.000.000
100%
7.535.000.000
100%
11.285.000.000
100%
11.535.000.000
100%
1 02
xx
28
Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
Cakupan pelayanan rujukan untuk maskin non kuota jamkesmas
100%
100%
100%
870.000.000
100%
1.050.000.000
100%
1.050.000.000
100%
1.060.000.000
100%
1.060.000.000
100%
5.040.000.000
DINKES; RSUD
1 02
xx
30
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
Tercapainya pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di 35 Puskesmas
35
35
35
635.000.000
35
710.000.000
35
5.710.000.000
35
710.000.000
35
710.000.000
35
8.105.000.000
DINKES
1 02
xx
31
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
Persentase industri pengolahan makanan yang memenuhi syarat
-
-
0
-
60
120.000.000
60
120.000.000
60
120.000.000
60
120.000.000
60
480.000.000
DINKES
1 02
xx
32
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
160.000.000
74
170.000.000
70
190.000.000
60
200.000.000
60
210.000.000
60
930.000.000
DINKES
1 02
2
38
Program Pelayanan Kesehatan (Operasional BLUD)
1 02
xx
xx
Program Pengembangan SDM dan Database
1 03
Angka kematian ibu
61,18
73,18
74,25
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan untuk masyarakat
100,0%
100,0%
100,0%
Modul Program SIM
95.000.000
Pekerjaan Umum
100,0%
7
58.993.400.000
1 03
xx
15
Program Peningkatan Jalan dan Jembatan
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
0,51
1 03
xx
15
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Terbangunnya 3 jembatan utama yang menghubungkan wilayah utara dan selatan sungai Serayu
-
1 03
xx
16
Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
1 03
xx
17
1 03
xx
18
Program Pembangunan turap/talud/brojong Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
1 03
xx
19
1 03
xx
20
1 03
xx
21
1 03
xx
22
1 03
xx
23
1 03
xx
24
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
1 03
xx
25
Program penyediaan dan pengolahan air baku
Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan Program tanggap darurat Jalan dan Jembatan Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
22.600.000.000
0,52
0,53
-
2760 m
Terbangunnya talud
3880 m
Proporsi jalan dan jembatan yang kondisi baik
40 km
Terpeliharanya alat-alat berat
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
0,54
10
11.000.000.000
2760 m
3.000.000.000
3880 m
29.832.000.000
2.150.000.000
100,0%
10
68.285.510.000 0,55
9.000.000.000
2.000.000.000
10.500.000.000
1.690.000.000
100,0%
61.922.100.000
8.800.000.000
Terbangunnya saluran drainase
Rasio Jaringan Irigasi (%)
10.000.000.000
24.860.000.000
12.000.000.000
2760 m
3.000.000.000
3880 m
2.300.000.000
100,0%
8
76.433.861.000 0,56
10.000.000.000
2.000.000.000
35.798.400.000
13.000.000.000
2760 m
3.000.000.000
3880 m
1.700.000.000
100,0%
35
73.517.344.600 0,57
14.000.000.000
2.000.000.000
42.958.080.000
14.000.000.000
2760 m
0,57
3.000.000.000
3880 m
2.000.000.000
13800 m
3.000.000.000
19400 m
35 km
11.500.000.000
30 km
12.000.000.000
25 km
13.500.000.000
20 km
15.000.000.000
10,36
22.296.500.000
10,99
25.327.350.000
12,15
27.229.885.000
12,26
29.442.971.000
156.048.480.000
7.920.000.000
RSUD
RSUD
DINKES; RSUD
337.652.215.600
7.000.000.000
2.000.000.000
46.925.000.000
17
1 02
60.000.000.000
DPU
48.800.000.000
DPU
10.000.000.000
15.000.000.000 62.500.000.000
DPU
1.500.000.000
8,46
9,09
9,23
20.897.400.000
12,26
125.194.106.000
DPSDA ESDM
VIII-4
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
1
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
1 03
xx
26
1 03
xx
27
1 03
xx
28
Program pengendalian banjir
1 03
xx
29
Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
1 03
Program pembangunan infrastruktur perdesaaan Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jaringan Irigasi
xx
30
1 03 xx
31
1 03 xx
32
1 03 xx
33
1 04
Tahun 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
52,00%
55,60%
Jumlah masyarakat yang terlayani air minum perpipaan, sanitasi dan persampahan Persentase Pengendalian Banjir %
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
10
15
20
Rp.
Target 6
7
2.000.000.000
10.296.000.000
59,24%
25
Tahun 2014
Rp.
Target 8
2.800.000.000
11.325.600.000
9
62,80%
30
Tahun 2015
Rp.
Target 10
3.500.000.000
12.458.160.000
11
66,40%
35
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Rp.
Target 12
3.000.000.000
13.703.976.000
13
70%
40
Rp.
Target 14
2.000.000.000
15.074.373.600
15
SKPD Penanggung Jawab
Rp. 16
17
70%
13.300.000.000
DPU
40
62.858.109.600
DPSDA ESDM
Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Pintu Air Program Pembangunan dan Pengawasan Gedung Perumahan
1 04
xx
15
1 04
xx
16
Program Pengembangan Perumahan Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pemberdayaan komunitas Perumahan
Rumah layak huni
45,59
1 04
xx
17
1 04
xx
18
Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial
1 04
xx
19
Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
1 04
xx
20
1 04
xx
xx
Program Pengelolaan Areal Pemakaman Program peningkatan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan
1 05
xx
15
Program Perencanaan Tata Ruang
1 05
xx
16
Program Pemanfaatan Ruang
Tersedianya standarisasi pemanfaatan ruang
0,00%
1 05
xx
17
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Terkendalinya penataan ruang di Kabupaten Banjarnegara
1,00%
1 05
Terbangunnya gedung kesenian, convention hall, dan monumen kota
35,25%
Penataan Ruang
1 06
1 06
Tahun 2013
15
Program Pengembangan Data / Informasi
2.200.000.000
1.750.000.000
1.600.000.000
1.500.000.000
5.300.000.000
DPU
800.000.000
900.000.000
1.200.000.000
1.350.000.000
1.500.000.000
3.750.000.000
DPU
4.000.000.000
DPU
4.800.000.000
55,45%
125.000.000 Dokumen tata ruang
3 Dokumen
2 Dokumen
1 Dokumen
Perencanaan Pembangunan
xx
-
100.000.000
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
-
2 SIM
2 SIM
70,30%
1.705.000.000
1.000.000.000
85,15%
1.390.000.000
1.000.000.000
100%
1.440.000.000
1.365.000.000
BAPPEDA
100.000.000
23,00%
70.000.000
30,00%
90.000.000
13,00%
40.000.000
100%
300.000.000
DPU
25.000.000
31,00%
665.000.000
21,00%
450.000.000
24,00%
525.000.000
23,00%
500.000.000
100%
2.165.000.000
DPU
2 SIM
537.700.000
2 SIM
556.411.000
2 SIM
576.199.000
9 Dokumen
BAPPEDA dan DPU
33,00%
3.298.100.500
825.000.000
3.560.000.000
-
520.000.000
2 Dokumen
6.025.000.000
2 Dokumen
3.187.836.000
825.000.000
100%
940.000.000
2.980.200.000
870.000.000 2 Dokumen
1.000.000.000
2 Dokumen
4.005.000.000
Sistem Informasi Manajemen Pembangunan Daerah
2.000.000.000
BAPPEDA; Bagian Tata 17.167.338.500 Pemerintahan; Bagian Perekonomian
3.696.202.000
2 SIM
597.135.000
2 SIM
2.787.445.000
BAPPEDA
VIII-5
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
1 1 06
xx
20
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
1 06
xx
21
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
3
(4a)
(4b)
5
Penyelenggaraan dan Pengiriman diklat, bintek, workshop, lokakarya sosialisasi, dan seminar.
1 bintek
1 bintek
1 bintek
Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan daerah. (RKPD, KUA PPAS, RPJMD)
3 dokumen
3 dokumen
4 dokumen
1.275.000.000 3 dokumen
371.000.000 3 dokumen
Ketersediaan dokumen rencana dan evaluasi pembangunan daerah
14 (12 Stabilitas daerah; LKPj; LPPD)
15 (12 14 (12 Stabilitas Stabilitas daerah; LKPj; daerah; LKPj AMJ; LKPj; LPPD) LPPD)
14 (12 Stabilitas daerah; LKPj; LPPD)
14 (12 Stabilitas daerah; LKPj; LPPD)
Rp.
Target 6
110.000.000
Rp.
7
Target 8
1 bintek
115.500.000
Tahun 2015
Rp.
9
Target 10
1 bintek
Rp.
11
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016 Target 12
Rp.
13
Target 14
SKPD Penanggung Jawab
Rp.
15
16
17
121.275.000
1 bintek
127.339.000
1 bintek
133.706.000
5 bintek
607.820.000
BAPPEDA
383.100.000
3 dokumen
396.410.000
4 dokumen
686.051.000
17 dokumen
3.111.561.000
BAPPEDA
14 (12 Stabilitas daerah; LKPj; LPPD)
15 (12 Stabilitas daerah; LKPj; LKPj AMJ; LPPD)
Bagian Tata Pemerintahan
71 (60 Stabilitas daerah; 5 LKPj; 1 LKPj AMJ; 5 LPPD)
1 06
xx
22
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan bidang ekonomi dan investasi
2 dokumen
3 dokumen
3 dokumen
810.000.000 2 dokumen
850.000.000 2 dokumen
900.000.000
2 dokumen
930.000.000
2 dokumen
950.000.000
10 dokumen
4.440.000.000
BAPPEDA
1 06
xx
23
Program Perencanaan Sosial Budaya
Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan bidang sosbud
2 dokumen
2 dokumen
1 dokumen
580.000.000 2 dokumen
620.000.000 1 dokumen
630.000.000
2 dokumen
650.000.000
1 dokumen
700.000.000
7 dokumen
3.180.000.000
BAPPEDA
Dokumen perencanaan pembangunan bidang prasarana wilayah
2 dokumen
3 dokumen
2 dokumen
185.000.000 1 dokumen
200.000.000 2 dokumen
300.000.000
2 dokumen
310.000.000
1 dokumen
310.000.000
8 dokumen
1.305.000.000
BAPPEDA
Kerjasama pembangunan antar daerah, lembaga, Perguruan Tinggi, masyarakat dan swasta
1 paket
1 paket
1 paket
180.000.000
240.000.000
250.000.000
1 paket
260.000.000
1 paket
270.000.000
5 paket
1.200.000.000
BAPPEDA
Program Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Program Kerjasama Pembangunan
Jumlah Investasi dan Penyerapan TK di daerah Program Koordinasi Penyusunan Masterplan Prasarana Perhubungan Daerah
1 07
1 07 01
Tersusunnya dokumen perencanaan prasarana perhubungan daerah
1 -
-
1 dokumen
Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar
Tersusunya dokumen perencanaan pembangunan wilayah perkotaan
1 RDTRK
-
1 RDTRK
Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
Tersedianya dukumen nama rupa bumi
1 dokumen
-
1 dokumen
Perhubungan
15
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
1 paket
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
Sarpras terminal induk
-
Lampu penerangan ; Papan Jurusan; 4 kursi tunggu
1
1
1
1
300.000.000
20.000.000
1 RDTRK
25.000.000 1 dokumen
1.303.577.000
Sarana prasarana terminal yang terbangun
1 paket
60.000.000
21.000.000
1 RDTRK
25.000.000 1 dokumen
4.229.200.000
Lampu penerangan ; Papan nama terminal
190.000.000
300.000.000
BAPPEDA
22.050.000
1 RDTRK
23.152.500
1 RDTRK
24.310.000
5 RDTRK
110.512.500
BAPPEDA
25.000.000
1 dokumen
25.000.000
1 dokumen
25.000.000
5 dokumen
125.000.000
Bagian Tata Pemerintahan
4.517.700.000
Lampu penerangan ; Papan nama terminal
Bagian Perekonomian
315.000.000
3.512.450.000
Lampu penerangan; Papan jurusan; pembuatan ruang tunggu
215.000.000
Lampu peneranga n; perbaikan ruang tunggu; sarpras kantor terminal
2.484.150.000
14.697.077.000
245.000.000
1.025.000.000
DINHUBKOMINF O DINHUBKOMINF O
VIII-6
Kode
1
1 07
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
Tahun 2011
Target
3
(4a)
(4b)
5
Dokumen kajian perhubungan
Dokumen amdal Lalin; Dokumen Profil Perhubun gan
2 unit terminal
16
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
1 07 01
17
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Dokumen sistem manajemen angkutan
1 07 01
18
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Jumlah pembangunan terminal, halte dan tpr
1 terminal; 1 TPR
1 07 01
19
Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
Jumlah pengadaan ramburambu Lalu Lintas
1 paket
1 07
20
Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor
Jumlah uji KIR
1032
1 08
Jumlah terminal dan traffic light yang terpelihara
-
1 unit terminal; 68 rambu
xx
15
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1 08
xx
16
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
0 unit; 50 rambu
1 dokumen
17
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Rp.
Target 6
7
Tahun 2014
Rp.
Target 8
0
310.000.000
1 unit; 75 rambu
110.000.000
9
Tahun 2015
Rp.
Target 10
Dokumen rekayasa LL
1.161.250.000
947.250.000
Target 12
677.500.000
470.000.000
150.000.000
13
4 halte; 2 TPR
640.000.000
4 halte; 2 TPR
940.000.000
5 halte; 2 TPR
35 unit rambu
175 lalin; 1 traffic light
528.577.000
689 lalin; 625 meter marka; 1000 meter guard rail; 1 traffic light; 4 flashing lamp
2.067.950.000
678 lalin; 625 meter marka; 1000 meter guard rail; 1 traffic light; 4 flashing lamp
1.965.450.000
677 lalin; 625 meter marka; 1000 meter guard rail; 1 traffic light; 4 flashing lamp
896
1331
45.000.000
1542
1764
200.000.000
1971
Target 14
1.959.950.000
25.000.000
15
727.500.000
5 halte; 2 TPR
170.000.000
2186
1 terminal; 18 halte; 8 TPR
1.144.150.000 2.910 lalin; 2.500 meter marka; 3.135 meter guard rail; 5 traffic light; 15 flashing lamp
25.000.000
2186
2.900.000.000
1.750.000.000
1.650.000.000
10.610.000.000
DPU
2.910.000.000 17 sungai; 5 telaga; 100%
3.145.000.000 17 sungai; 5 telaga; 100%
14.229.794.000
KLH dan DPU
3.010.000.000
KLH; DINHUTBUN
80%
85%
90%
95%
100%
100%
sosialisasi 120 orang
sosialisasi 120 orang
sosialisasi 120 orang
sosialisasi 120 orang
sosialisasi 120 orang
sosialisasi 600 orang
95,00%
100,00%
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
DINHUBKOMINF O
2.900.000.000
75%
90,00%
320.000.000
1.410.000.000
70%
Terlaksananya rehabilitasi kawasan dieng
7.666.077.000 DINHUBKOMINF O
29.874.794.000
Kondisi sarana dan prasarana pemantauan kualitas air
0
DINHUBKOMINF O DINHUBKOMINF O
5.815.000.000
17 sungai; 5 telaga; 100%
1 cekdam
742.500.000 620.000.000
5.730.000.000
17 sungai; 3 telaga; 95 %
0
DINHUBKOMINF O dan DPU
6.830.000.000
15 sungai; 3 telaga; 95 %
Konservasi Kerusakan Air
17
6.729.897.000
Pemantauan kualitas lingkungan
-
16
4.769.897.000 -
-
Rp.
4.323.500.000
172.500.000
691 lalin; 625 meter marka; 135 meter guard rail; 1 traffic light; 3 flashing lamp
SKPD Penanggung Jawab
3 dokumen
1 unit; 50 rambu
165.000.000
250.000.000
Rp.
0
1 unit; 50 rambu
1 terminal
25.000.000
Rp.
0
1 unit; 75 rambu
145.000.000
11
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Terkendalinya permasalahan persampahan di Kabupaten Banjarnegara
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian LH xx
Tahun 2013
0
Lingkungan Hidup
1 08
1 08
Tahun 2012
Tahun 2010
xx
xx
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
2.454.897.000
500.000.000
17 sungai; 5 telaga; 100%
1 cekdam
100,00%
2.809.897.000
615.000.000
17 sungai; 5 telaga; 100%
1 cekdam
100,00%
2.910.000.000
615.000.000
17 sungai; 5 telaga; 100%
1 cekdam
100,00%
665.000.000
1 cekdam
615.000.000
4 cekdam
100,00%
VIII-7
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
1
Target
(4b)
5
4 dokumen
4 dokumen
75.000.000
4 dokumen
75.000.000
4 dokumen
2 hutan kota
330.000.000
2 hutan kota
330.000.000
2 hutan kota
Program Peningkatan Kualitas Dokumen Data Sumber Daya 4 dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Neraca Sumber dokumen Alam dan Lingkungan Hidup Daya Hutan (NNSDH) Nasional dan Daerah
1 08
xx
24
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
15
Program pembangunan sistem pendaftaran tanah
1 09
xx
16
Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
1 09
xx
17
1 10 01
15
1 11
Program Penyelesaian konflikkonflik pertanahan
Program Penataan Administrasi Kependudukan
% tanah yang sudah bersertifikat (dari 532 bidang tanah milik Pemerintah daerah)
56,02%
56,02%
72,93%
Tersedianya dokumen data tanah
-
-
1 dokumen
Terfasilitasinya penyelesaian konflik-konflik pertanahan
-
1
3
15
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
KTP Elektronik
-
-
60%
KTP Konvensonal
87,87%
94,77%
94,77%
Akta kelahiran
58,53%
60,93%
62,83%
16
Rp.
7
260.000.000
Target 8
79,51%
235.000.000
3
5.396.000.000
86,09%
75.000.000
30.000.000
3
1.405.000.000
Target 12
13
Rp.
Target 14
15
4 dokumen
75.000.000
4 dokumen
75.000.000
4 dokumen
330.000.000 2 hutan kota
330.000.000
2 hutan kota
330.000.000
2 hutan kota
235.000.000
270.000.000
92,67%
235.000.000
30.000.000
3
1.125.000.000
80%
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Rp.
11
-
1.405.000.000
70%
Target 10
265.000.000
25.000.000
Tahun 2015
Rp.
9
265.000.000
1.125.000.000
350.000.000
100,00%
1 dokumen 35.000.000
3
1.060.000.000
90%
315.000.000
1.060.000.000
72,93%
15
945.000.000
100%
945.000.000
100%
66,37%
945.000.000
66,37%
1.095.000.000
67,93%
1.110.000.000
1.145.000.000
-
0
Terbentuknya Peraturan RAD PUG, PUHA
-
-
0
2 Perbup
1 draf Perda
2 draf Perda
2 draf Perda
2 Perda
-
2%
2%
4%
4%
4%
6%
63
naik 2%
62
50.000.000
1 RAD
275.000.000
2% 150.000.000
1 RAD
275.000.000
6% 115.000.000
2 RAD
280.000.000
8% 135.000.000
2 RAD
310.000.000
10% 145.000.000
2 RAD
DPU; KLH
1.435.000.000
DPPKAD; Bagian Tata Pemerintahan
1.280.000.000
DPPKAD
Bagian Tata Pemerintahan 155.000.000
Bagian Tata Pemerintahan
DINDUKCAPIL 20 KECAMATAN
9.931.000.000
DINDUKCAPIL; 20 KECAMATAN
4.570.000.000
BKBPP; KPMD
1.190.000.000
BKBPP
695.000.000
BKBPP
10% 150.000.000
Terfasilitasinya ARG di SKPD Kabupaten
-
6
10
15
20
30
30
30
MoU dengan pihak layanan dan PPT
-
-
0
1
2
3
4
4
KIE PPPA melalui media tradisional
-
-
0
2
2
4
4
4
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
1.650.000.000
17 KLH
69,21%
-
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
16 375.000.000
9.931.000.000
PERBUP RAD PKHP dan RAD KPA
150 orang; 2.000 leaflet; 90 spot radio
Rp.
2 dokumen 35.000.000
SKPD Penanggung Jawab
94,77% 64,64%
275.000.000
Cakupan KKBGA yang lapor xx
Target 6
5.396.000.000
Pemberdayaan Perempuan
xx
Rp.
285.000.000
Menurunnya kasus KKBGA di masyarakat dan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang KKBGA
1 11
-
Kependudukan dan Catatan Sipil
1 10
1 11
-
Pertanahan
xx
Tahun 2014
Tahun 2011
19
1 09
Tahun 2013
(4a)
xx
1 09
Tahun 2012
Tahun 2010
1 08
Jumlah Hutan Kota yang terpelihara
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
VIII-8
Kode
1
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5 -
Fasilitasi Kabupaten Layak Anak
-
1 gugus 1 gugus tugas KLA tugas KLA; workshop KLA
Pembentukan dan Penguatan PPT Kecamatan
5
Percepatan pelaksanaan PUG
1
278 Desa
17
Tertanganinya korban kekerasan berbasis gender dan anak
1 12
penguatan 20 PPT Kec
penguatan 20 PPT Kec
2 Penguatan 1 PUG berbasis Masyarakat
1 Kec. Melaksanakan PUG
2 Kec. Melaksanakan PUG
5 Kec. Melaksanakan PUG
10 Kec. Melaksanakan PUG
10 Kec. Melaksanakan PUG
30 SKPD
30 SKPD
30 SKPD
30 SKPD
30 SKPD
30 SKPD
1
2
xx
15
Program Keluarga Berencana
3
278
2
2 16%
278
24.616
585.000.000
278
2.285.000.000
278
1
1
1
140 orang
140 orang
200 orang
200 orang
250 orang
250 orang
78%
80%
80%
80%
85%
85%
5
5
10
10
10
3
4
5
8
8
8
4%
5%
5%
5%
5%
5%
5 16%
7 -
16%
27.429
10 100.000.000
296 0rg
472.062.500
30%
296 org
1.180.876.000
29.468
15 100.000.000
530.876.000
30%
296 org
1.270.587.000
30.941
20 100.000.000
545.587.000
30%
32.499
20 100.000.000
296 org
1.379.916.000
584.916.000
30%
600.245.000
163.372
Kie KB melalui media film
20 kali
35 kali
35 kali
20 kali
20 kali
20 kali
20 kali
115 kali
Radio Spot KB Liputan berita KB
40 kali 10 kali
40 kali 10 kali
40 kali 10 kali
30 kali 10 kali
30 kali 10 kali
30 kali 10 kali
30 kali 10 kali
160 kali 50 kali
Aneka berita Billboard/baliho
10 kali 2 paket
10 kali
10 kali 4 paket
10 kali 30 paket
10 kali 30 paket
10 kali 30 paket
10 kali 30 paket
50 kali 124 paket
5000 lembar
5000 lembar
5000 lembar
5000 lembar
5000 lembar
25000 lembar
Leaflet
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
400.000.000
BKBPP; KPMD
6.293.686.500
BKBPP; KPMD
2.733.686.500
BKBPP
1184 org
1.495.245.000
43.035
BKBPP
278
1
0%
24.937
278
17
3
585.000.000
1
967.062.500
Terlayaninya Maskin untuk ber-KB
3
585.000.000
0
1
3,20%
3
455.000.000
SKPD Penanggung Jawab
Rp. 16
penguatan 20 PPT Kec
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1 12
15
penguatan 20 PPT Kec
3
296,00
Target 14
penguatan 20 PPT Kec
2
Jumlah kader PKK yang terlatih
Rp.
penguatan 20 PPT Kec
-
2
13
Banjarnegara menuju KLA
-
16%
Target 12
Banjarnegara menuju KLA
2
kuota keterwakilan perempuan di legeslatif
Rp.
Penguatan jejearing KLA
-
Jumlah lembaga kearifan lokal yang terbentuk Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan
11
Penguatan jejearing KLA
278 -
1
Target 10
Perbup RAD KLA
76%
1,60%
Rp.
penguatan 1 pokja PUHA
Forum PKHP
Jumlah desa prima terbentuk
9
penguatan 1 pokja PUHA
-
62%
Target 8
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
penguatan 1 pokja PUHA
20 SKPD
278 -
Rp.
Tahun 2015
penguatan 1 pokja PUHA
Jumlah kelompok rentan yang terlatih
Jumlah korban yang mendapatkan rujukan
18
7
75.000.000
TOT pendamping KKBGA
xx
Target
0
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Upadting data KKBGA Tersusunnya Profil PPPA
1 11
Rp.
Tahun 2014
1
15
-
Tahun 2013
6
-
Terbentuknya PSWGA xx
Tahun 2012
Pembentukan POKJA PUHA berbasis masyarakat
Tersedianya data SIGA sekunder dari SKPD secara berkelanjutan 1 11
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
VIII-9
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
1 1 12
xx
16
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
1 12
xx
23
Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
1 12
xx
24
Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
1 13
Tahun 2012
15
Tahun 2014
Tahun 2015
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
1. kategori tumbuh
20 klmpk
20 klmpk
35 klmpk
40 klmpk
40 klmpk
40 klmpk
40 klmpk
40 klmpk
2. kategori tegak
2 klmpk
3 klmpk
5 klmpk
10 klmpk
10 klmpk
10 klmpk
10 klmpk
10 klmpk
3. kategori tegar Peningkatan kelompok KB Pria
1 klmpk 103 klmpk
1 klmpk 104 klmpk
3 klmpk 104 klmpk
5 klmpk 105 klmpk
5 klmpk 110 klmpk
5 klmpk 110 klmpk
5 klmpk 115 klmpk
5 klmpk 115 klmpk
Terlatihnya 5500 tenaga pendamping kelompok bina keluarga
200
200
1100
250.000.000
1100
300.000.000
1100
350.000.000
1100
400.000.000
1100
450.000.000
Meningkatnya lembaga swadaya dan lembaga organisasi masyarakat sebagai pengelola
120
180
556
160.000.000
556
240.000.000
556
260.000.000
556
280.000.000
556
300.000.000
1.736
1.753
Peningkatan kualitas pik remaja
Rp.
Target 6
7
85.000.000
1750
Sosial
xx
Tahun 2013
Tahun 2010
Peningkatan jumlah kader posyandu
1 13
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
190 orang
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pembangunan bidang kesejahteraan sosial
15 Kube (200 orang)
43 Kube (150 orang KBS, 6 orang pendamping)
1. 13. 01. 16.
Program Palayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Jumlah PMKS yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.
12 orang
16 orang; 100 66 orang; orang/paket 20 kec; 278 desa
1 13
xx
17
Program pembinaan anak terlantar
Jumlah anak terlantar yang mendapatkan pembinaan agar meningkat kemauan dan kemampuannya guna menolong dirinya sendiri untuk memperbaiki taraf kesejahteraan sosialnya.
50 anak
110 anak
55 anak
1 13
xx
18
Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
Jumlah penyandang cacat dan trauma yang mendapatkan pembinaan agar meningkat kemauan dan kemampuannya guna menolong dirinya sendiri untuk memperbaiki taraf kesejahteraan sosialnya.
18 orang
49 orang
45 orang
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
Target 8
1775
180.000.000 2 paket; 50 tokoh masy; 50 orang; 20 kec; 278 desa
100.000.000
Rp.
Target 10
1800
1 paket; 60 tokoh masy; 60 orang; 20 kec; 278 desa
Rp.
Target 12
1825
405.000.000
365.000.000
13
115.000.000
1.405.000.000
375.000.000 190 orang
495.000.000
11
115.000.000
1.395.000.000
315.000.000 190 orang
40.000.000
9
110.000.000
845.000.000
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Rp.
1 paket; 70 tokoh masy; 70 orang; 20 kec; 278 desa
Target 14
15
145.000.000
Rp. 16
BKBPP
5500
1.750.000.000
BKBPP
556
1.240.000.000
BKBPP
415.000.000
KPMD
1.800.000.000
440.000.000 190 orang
1 paket; 80 tokoh masy; 80 orang; 20 kec; 278 desa
17
570.000.000
1850
1.600.000.000
190 orang
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
6.720.000.000
470.000.000 950 orang
455.000.000
5 paket; 260 tokoh masy; 326 orang; 20 kec; 278 desa
DINSOSNAKERTRANS;Bagian Perekonomian Bagian Kesra
1.680.000.000 DINSOSNAKERTRANS;Bagian Perekonomian
1.910.000.000
DINSOSNAKERTRANS
75 anak
100.000.000
85 anak
125.000.000
95 anak
140.000.000 105 anak
165.000.000 415 anak
570.000.000 DINSOSNAKERTRANS
55 orang
120.000.000
60 orang
140.000.000
65 orang
170.000.000
200.000.000 300 orang
730.000.000 DINSOSNAKERTRANS
75 orang
VIII-10
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
1
Tahun 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
3
(4a)
(4b)
5
15 orang
1 13
xx
20
Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)
Jumlah eks penyandang penyakit sosial yang mendapatkan pembinaan agar Meningkat kemauan dan kemampuannya guna menolong dirinya sendiri untuk memperbaiki taraf kesejahteraan sosialnya.
1 13
xx
21
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Meningkatnya peran serta masyarakat mendorong PSKS dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1 14
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
-
9 Karang 15 orang; 300 taruna (20 orang (60 KK) orang TKSK)
xx
15
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
1 14
xx
16
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1 14
xx
17
Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
1 15
Rp.
Target 6
55 orang
320 orang; 60 KK; 12 kelompok; 13 lembaga
Tenaga Kerja
1 14
Tahun 2013
7
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan kesempatan kerja
Rp.
Target 8
9
60.000.000 70 orang; 1 paket
180.000.000 320 orang; 15 kelompok; 2 lembaga
245.000.000 340 orang; 20 kelompok; 2 lembaga
515.000.000
Target 11
70.000.000 70 orang; 1 paket
300.000.000
360 orang; 25 kelompok; 2 lembaga
555.000.000
90 orang
90 orang
125 orang
15.000.000
150 orang
20.000.000
150 orang
25.000.000
150 orang
50 perusahaan
100 perusahaan
10.000.000
25 pengusaha; 25 pekerja; 150 perusahaan
70.000.000
25 pengusaha; 25 pekerja; 175 perusahaan
80.000.000
25 pengusaha; 25 pekerja; 200 perusahaan
647.152.000
1 paket; 96% dari KHL; 160 orang
2.115.000.000
450.000.000
Rp.
Target 13
80.000.000 70 orang; 1 paket
355.000.000
1 paket; 98% dari KHL; 160 orang
2.115.000.000
475.000.000
380 orang; 30 kelompok; 2 lembaga
Target 15
420.000.000
1720 orang; 90 kelompok; 8 lembaga
1 paket; 100% dari KHL; 160 orang
25 pengusaha ; 25 pekerja; 225 perusahaa n
2.155.000.000
500.000.000
SKPD Penanggung Jawab
Rp. 16
90.000.000 335 orang; 4 paket
650.000.000
30.000.000 150 orang
100.000.000
Rp. 14
605.000.000
265.000.000
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
12
92% dari KHL; 120 orang
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
425.000.000
Rp.
1 paket; 90% dari 86% dari KHL; 32 orang KHL; 100 orang
Meningkatnya perlindungan 50 tenaga kerja meliputi perusahaa keselamatan dan kerja, n jaminan sosial tenaga kerja serta unsur kesejahteraan tenaga kerja lainnya.
1 paket; 94% dari KHL; 160 orang
Tahun 2015
10
30.000.000 70 orang; 1 paket
290.000.000
Meningkatkan kualitas dan daya saing melalui pelatihan
Tahun 2014
17
330.000.000 DINSOSNAKERTRANS
1.500.000.000 DINSOSNAKERTRANS; Bagian Kesra
2.615.000.000
DINSOSNAKERTRANS
4 paket; 100% dari KHL; 760 orang
2.115.000.000 DINSOSNAKERTRANS
35.000.000 725 orang
125.000.000 DINSOSNAKERTRANS
115.000.000
100 pengusaha ; 100 pekerja; 850 perusahaa n
2.160.000.000
375.000.000 DINSOSNAKERTRANS
9.192.152.000 DININDAGKOP UMKM
1 15
xx
15
Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
Meningkatnya kualitas/kuantitas produk
3 kelompok
3 kelompok
35 UMKM
240.000.000 115 orang
450.000.000 115 orang
450.000.000
115 orang
475.000.000 115 orang
475.000.000
35 kelompok; 460 orang
2.090.000.000
DININDAGKOP UMKM
1 15
1
16
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Meningkatnya pengetahuan UMKM
20 koperasi; 10 UMKM
-
50 UMKM
142.852.000
135 orang
390.000.000
135 orang
390.000.000
135 orang
400.000.000 135 orang
400.000.000 50 UMKM; 540 orang
1.722.852.000
DININDAGKOP UMKM
1 15
1
17
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Meningkatnya kualitas usaha bagi UMKM
50 UMKM
50 UMKM
60 orang; 16 pasar
240.300.000 150 orang; 16 pasar
965.000.000
150 orang; 16 pasar
965.000.000
150 orang; 16 pasar
970.000.000 150 orang; 16 pasar
975.000.000 150 orang; 16 pasar
4.115.300.000
DININDAGKOP UMKM
1 15
1
18
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Meningkatnya kualitas pengelola koperasi
20 koperasi
20 koperasi
20 orang
310.000.000
140 koperasi
310.000.000 140 koperasi
310.000.000
310.000.000
1.264.000.000
DININDAGKOP UMKM
494.963.895
362.980.285
1 16
1 16
Penanaman Modal Daerah
xx
16
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
24.000.000
140 koperasi
377.449.500
Jumlah Investor berskala Nasional
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
889
523
600
202.449.500
422.694.450
600
222.694.450
600
244.963.895
600
162.980.285
140 koperasi
140 koperasi
379.278.313
600
179.278.313
1.204.278.313 KP2T; BAPPEDA
600
179.278.313
KP2T; BAPPEDA
VIII-11
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
1
Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
1 17
Tahun 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
3
(4a)
(4b)
5
Terlaksananya kegiatan promosi dan kerjasama investasi
3 event
4 event
3 event
15
Program Pengembangan Nilai Budaya
1 17
xx
16
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
1 17
xx
17
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
1 17
xx
18
Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
1 18
20
Target 6
175.000.000
7 4 event
1.430.000.000
1 TMP; 3 1 TMP; 3 Terpeliharanya kualitas dan 1 TMP; 3 Monumen; Monumen; kuantitas nilai-nilai budaya Monumen; kegiatan kegiatan kegiatan di Banjarnegara peringatan peringatan peringatan HUT RI dan HUT RI dan HUT RI Hari Jadi Hari Jadi dan Hari Kabupaten Kabupaten Jadi Kabupate Banjarnegara Banjarn negara Banjarneg ara
Tahun 2014
Rp.
Target 8
200.000.000
9 5 event
4.405.000.000
Tahun 2015
Rp.
Target 10
250.000.000
11 4 event
3.418.000.000
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Rp.
Target 12
200.000.000
13 3 event
2.365.000.000
Rp.
Target 14
200.000.000
15 19 event
SKPD Penanggung Jawab
Rp. 16 1.025.000.000
17 BAPPEDA
DINBUDPAR; DINSOS13.913.000.000 NAKERTRANS; Bagian Tata Pemerintahan
2.295.000.000
540.000.000
1 TMP; 3 Monumen; kegiatan peringatan HUT RI dan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara
580.000.000
1 TMP; 3 Monumen; kegiatan peringatan HUT RI dan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara
675.000.000
1 TMP; 3 Monumen; kegiatan peringatan HUT RI dan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara
675.000.000
1 TMP; 3 Monumen; kegiatan peringatan HUT RI dan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara
665.000.000
1 TMP; 3 Monumen; kegiatan peringatan HUT RI dan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara
3.135.000.000 DINSOSNAKERTRANS; Bagian Tata Pemerintahan; DINBUDPAR
Terlestarinya benda cagar budaya
8 unit
340.000.000
8 unit
930.000.000
8 unit
693.000.000
8 unit
725.000.000
8 unit
680.000.000
40 unit
3.368.000.000
Dikenalnya senibudaya Banjarnegara
2 event
550.000.000
2 event
2.845.000.000
2 event
2.000.000.000
2 event
915.000.000
2 event
950.000.000
10 event
7.260.000.000
DINBUDPAR
150.000.000
DINBUDPAR
Pemuda dan Olah Raga
xx
Tahun 2013
Rp.
Kebudayaan
1 17 04
1 18
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
Jumlah gedung olahraga
50.000.000
50.000.000
50.000.000
125.000.000
445.000.000
530.000.000
555.000.000
645.000.000
1.715.000.000
125.000.000
445.000.000
530.000.000
555.000.000
645.000.000
1.715.000.000
4
4
4
4
4
4
4
4
Jumlah organisasi pemuda
24
24
24
24
24
24
24
24
Jumlah organisasi olahraga
27
27
27
27
27
27
27
27
Jumlah kegiatan kepemudaan
7
7
7
7
7
7
7
7
Jumlah kegiatan olahraga
5
5
5
5
5
5
5
5
Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
4
4
4
4
4
4
4
4
46 1 tim peserta porseni
46 -
46 1 tim peserta porseni
46
46 1 tim peserta porseni
46
46 1 tim peserta porseni
46 3 tim peserta porseni
Lapangan olahraga Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
DINBUDPAR
DINDIKPORA; DINSOSNAKERT RANS; Bagian Kesra
DINDIKPORA; DINSOSNAKERTRANS; Bagian Kesra
VIII-12
Kode
1 1 18
xx
21
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Terbangunnya komplek pusat olah raga di Stadion, Parakancanggah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Tahun 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
xx
15
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk
99,618
85,518
1 19
xx
16
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Penurunan kasus pelanggaran Perda, trantibum dan kriminalitas
1
117.074
1 19
xx
17
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Jumlah peserta kegiatan pengembangan wasbang
-
-
Pemeliharaan tempat ibadah xx
18
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
1 19
xx
19
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan
1 19
xx
20
Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)
Target 6
86,444
1
5 unsur
550.000.000
99.000.000
457.060.000
35%
Tahun 2014
Rp.
Target
7
8
80% (Pembangunan gedung bulu tangkis )
2.500.000.000 85% (Pembangunan lapangan Tenis)
15.646.360.000
1 19
1 19
Rp.
1
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
1 19
Tahun 2013
20.019.500.000
86,444
1
5 unsur
1.832.000.000
135.000.000
2.000.000.000
78% 50.000.000 300 orang
-
-
200 orang
Jumlah data situasi dan kondisi daerah
-
-
3 dok
107.800.000
3 dok
131.000.000
Persentase penanganan kasus PEKAT yang terjadi dan yang ditangani
1
-
100%
159.000.000
100%
228.000.000
Jumlah peserta sosialisasi tentang bahaya narkoba
240 orang
500 orang
400 orang
Target 10
86,760
1
5 unsur
1.860.500.000
Jumlah peserta kegiatan pendidikan politik masyarakat
100 orang
100 orang
630 orang
Tertatanya kawasan rawan bencana
13 titik
26 titik
30 titik
87,070
667.000.000
1
5 unsur
300 orang
3 dok
131.000.000
100%
258.000.000
750 orang
22.854.000.000
87,653
2.038.500.000
1
5 unsur
87,711
189.000.000
1.015.000.000
90%
1
5 unsur
744.000.000
Kesbangpolin mas; SATPOL PP SATPOL PP
5.667.060.000 Kesbangpolinma s; Bagian Kesra; DPU
1.400 orang
465.000.000 Kesbangpolinma s
3 dok
131.000.000
3 dok
131.000.000
3 dok
631.800.000
100%
263.000.000
100%
288.000.000
100%
1.196.000.000
Kesbangpolin mas; SATPOL PP
1.670.500.000
Kesbangpolin mas
800 orang
xx
22
Program Pencegahan Bencana
1 19
xx
23
Program Kesiapsiagaan
kesiapsiagaan kawasan rawan bencana
175 orang
225 orang
500 orang
1 19
xx
24
Program Pengelolaan Logistik Kebencanaan
Terpeliharanya pengelolaan logistik
-
-
1 paket
80.000.000
1 paket
80.000.000
1 paket
80.000.000
1 paket
90.000.000
1 paket
90.000.000
4 paket
1 19
xx
25
Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Terlaksananya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
-
23 lokasi
6 lokasi
37.500.000
6 lokasi
37.500.000
12 lokasi
75.000.000
12 lokasi
75.000.000
17 lokasi
87.500.000
63 lokasi
30 titik 500 orang
387.500.000
1.130 orang
415.000.000
14.275.000.000
30 titik
15.400.000.000
2.905.000.000 500 orang
Kesbangpolin mas
3.500 orang
1 19
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
Kesbangpolin mas; SATPOL PP; Bagian Kesra
115.000.000
356.000.000 1.130 orang
2.890.000.000
99.909.860.000
90%
Program Pendidikan Politik Masyarakat
2.625.000.000 500 orang
DPU
105.000.000 300 orang
800 orang
14.225.000.000
17
10.000.000.000
6.948.000.000
21
1.900.000.000 500 orang
30 titik
16
1
xx
30 titik
12.600.000.000
2.000.000.000
SKPD Penanggung Jawab
Rp.
15
1 19
11.950.000.000
1.130 orang
1.010.000.000
Target 14
100 % (Pembangu nan sarpras penunjang)
165.000.000
85% 100.000.000
256.000.000
2.500.000.000
Rp.
13
20.073.500.000
156.000.000
1.505.000.000
Target 12
3.000.000.000 95 % (Pembangunan lapangan basket)
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Rp.
11
21.636.500.000
95.000.000 300 orang
750 orang
630 orang
Rp.
83%
Jumlah peserta kegiatan kemitraan pengembangan wasbang
256.000.000
9
Tahun 2015
3.085.000.000
4.650 orang 189 titik
68.450.000.000
BPBD
2.900 orang
13.405.000.000
BPBD
420.000.000
BPBD
312.500.000
BPBD
VIII-13
Kode
1
1 20
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Tahun 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
xx
13
Program Pemberdayaan Jasa Usaha
1 20
xx
15
1 20
xx
17
Target 7
Rp.
Target 8
15.042.541.000
9
Target 11
13
15.587.674.776
15
17
50 orang
6.390.950.000
50 orang
6.454.859.500
50 orang
6.519.408.095
50 orang
6.584.602.176
50 orang
6.650.448.198
50 orang
32.600.267.969
Sekretariat DPRD
Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah
opini laporan keuangan daerah
WDP
WDP
WDP
5.659.500.000
WDP
5.372.100.000
WDP
5.119.000.000
WTP
5.093.200.000
WTP
5.119.820.000
WTP
26.363.620.000
DPPKAD; DINHUB KOMINFO ; DININDAGKOP UMKM;Bagian Perekonomian
Laba dan Kinerja Perusahaan Daerah semakin meningkat
4 Unit
4 Unit
100% (4 unit)
Laporan APBD tepat waktu
tepat
tepat
tepat
120.000.000
tepat
266 Desa
320.000.000
266 Desa
100%
827.591.000
100%
1 20
xx
19
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa
1 20
xx
20
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
1 20
xx
24
Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Persentase penanganan kasus/pengaduan masyarakat di lingkungan PEMDA
100%
100%
persentase tindak lanjut hasil pemeriksaan
71,15%
28,01%
% cakupan pembinaan pelayanan publik Terwujudnya Produk Hukum Daerah Berupa Peraturan Daerah, Sarana dan prasarana, penyuluhan hukum, buku himpunan hukum, dan terwujudnya pokja RANHAM
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
80% 1 skpd, 67 unit
80%
80%
40%
2.065.000.000
843.429.400
82% 90.000.000 1 skpd, 37 skpd, 1 dok 265.000.000
40%
tepat
120.000.000
tepat
266 Desa
170.000.000
266 Desa
100%
860.415.000
100%
90.000.000
1 skpd
85% 90.000.000
310.000.000
1 skpd, 1dok 40%
100% (4 unit) 120.000.000
50%
Bagian Pembangunan
100% (4 unit) 120.000.000
tepat
600.000.000
DPPKAD
190.000.000 266 Desa
190.000.000 266 Desa
3.135.041.000
Bagian Pemerintahan Desa
877.622.600
100%
895.123.500
4.304.181.500
INSPEKTORAT
90.000.000
1 skpd
85%
470.000.000
tepat
100%
875.000.000
50 orang
100% (4 unit)
175.000.000
16
DPPKAD; DINHUB KOMINFO ; DININDAGKOP UMKM;Bagian Perekonomian; Bagian 78.073.965.469 Pemerintahan Desa; INSPEKTORAT; Bagian Organisasi; Bagian Tata Pemerintahan; Bagian Pembangunan; BKD
15.865.596.698
100%
Rp.
50 orang
120.000.000
175.000.000
Target 14
Meningkatnya kapasitas wakil rakyat
100% (4 unit)
100%
Rp.
Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/ kota
175.000.000
Target
SKPD Penanggung Jawab
100%
100% (4 unit)
100%
Rp. 12
15.504.723.095
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
21,66%
18
175.000.000
Rp. 10
17.065.388.900
100%
Tahun 2015
62,70%
xx
175.000.000
Tahun 2014
Terlatihnya 225 orang yang bergerak dalam bidang jasa/kontraktor dalam pengadaan barang/jasa pemerintah guna menunjang ketertiban dalam administrasi pelelangan kegiatan
1 20
1 20 XX 26
Rp. 6
Pemerintahan Umum
1 20
Tahun 2013
85%
360.000.000
60%
100%
85% 90.000.000
410.000.000
450.000.000
60%
623.000.000
Bagian Organisasi Bagian Hukum
VIII-14
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
1
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Tahun 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
Tahun 2013
Rp.
Target 6
7
Tahun 2014
Rp.
Target 8
Tersedianya pedoman penyelenggaraan pemerintahan desa 1 20
xx
27
Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
6 raperda, 100%
% lembaga perangkat daerah yang sesuai dengan aturan yang berlaku
1 21
Ketahanan Pangan
1 21
xx
15
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian /Perkebunan)
Meningkatkan kinerja kelembagaan
24 SKPD
24 SKPD
Ketersediaan pangan utama; Terlaksananya penambahan luas areal tanaman perkebunan (ha)
112,2; 10
tersedianya / terbangunnya sarana prasarana dan infrastruktur pertanian, alsintan, gedung
JUT, JIDES, , JUT 43 lokasi, alsintan30
112,67; 47.575
114,34; 30
24 SKPD (100%)
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
Jumlah kader pemberdayaan 280 orang masyarakat
1 22
xx
16
Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
Jumlah desa yang difasilitasi dalam pembentukan BumDes
1 22
xx
17
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
Jumlah desa yang di monitoring dan dievaluasi
1 22
xx
19
Program peningkatan peran perempuan di perdesaan
1 23 06
15
Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
15
Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
Meningkatnya sistem adminiastrasi arsip daerah
1 set otomasi kearsipan
Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
Terselamatkannya dokumen/ arsip daerah
2 unit AC; 5 unit rak arsip; 2 SKPD
Jumlah Kader PKK yang terlatih
-
0
66
15
20
116,23; 45
Target 10
11
Rp.
Target 12
13
Rp.
Target 14
266 desa
-
266desa
296
-
0
-
185.000.000 9 raperbup
11.820.721.900
118,23; 44
125.000.000 9 raperbup
5 dokumen 1.795.900.000
24 SKPD (100%)
14.835.222.200
14.835.222.200
JUT 20 unit, JITUT 20 unit, JIDES 20 unit 1.395.000.000
- 500 orang
510.000.000
24 SKPD (100%)
15
5 dokumen 1.972.250.000
24 SKPD (100%)
19.499.886.900
120,84; 45
19.499.886.900
JUT 23 unit, JITUT 25 unit, JIDES 20 unit alsintan 1.430.000.000
16
280.000.000
500 orang
84
265.000.000
84
285.000.000
266desa
750.000.000
266desa
296
100.000.000
296
20 dokumen 2.090.205.000
24 SKPD (100%)
122,56; 49
26.465.875.600
JUT 25 unit, JITUT 28 unit, JIDES 23 unit
81.773.135.600
JUT 25 unit, JITUT 28 unit, JIDES 23 unit 1.615.000.000
Bagian Organisasi
Bagian Tata Pemerintahan 8.293.855.000
81.773.135.600
122,56; 139.5
17 Bagian Pemdes
829.000.000
26.465.875.600
1.455.000.000
280.000.000 500 orang
125.000.000
SKPD Penanggung Jawab
Rp.
3 draft; 798 exp
5 dokumen 1.375.000.000
JUT 17 unit, JITUT17 unit, JIDES 17 unit
30.000.000
10 raperbup, 100%
11.820.721.900
540.000.000
15
BKD; Bagian Organisasi KKP; Bagian Perekonomian; DINHUTBUN; DINTANKANNA K KKP; Bagian Perekonomian; DINHUTBUN
DINTANKANNAK
6.435.000.000
KPMD
280.000.000 500 orang
405.000.000 2000 orang
1.245.000.000
KPMD
74
275.000.000
74
295.000.000
1.150.000.000
KPMD
765.000.000
266desa
800.000.000
266desa
815.000.000
266desa
3.640.000.000
KPMD; Bagian Pembangunan
100.000.000
296
100.000.000
296
100.000.000
296
400.000.000
KPMD
Statistik
1 24
Kearsipan
1 24 24
1 24
9.151.429.000
JUT, JIDES, , JUT 15 JITUT 36 unit, JITUT lokasi, 15 unit, alsintan 30 JIDES unit 15unit
xx
260.000.000
5 dokumen 1.060.500.000
9.151.429.000
1 22
1 23
134.000.000 28 raperda, 100%
24 SKPD (100%)
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 22
Rp.
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
3 draft; 798 exp
Tersedianya Dokumen batas wilayah Kecamatan 1 20 30
9
Tahun 2015
xx
16
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
230.000.000
185.000.000
145.000.000
165.000.000
180.000.000
50.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
pemelihara an 1 set otomasi
80.000.000 2 unit AC; 5 unit rak arsip; 2 SKPD
pemelihara an 1 set otomasi
80.000.000
2 unit Vacum Cleaner; 1 SKPD
pemeliharaa n 1 set otomasi
40.000.000
1 set perlengkapa n pengolahan arsip; 2 SKPD
pemelihara an 1 set otomasi
60.000.000
2 unit Vacum Cleaner; 3 SKPD
905.000.000
KPAD
1 set Otomasi arsip yang handal
70.000.000
KPAD
75.000.000 4 unit ac; 10 rak arsip; 2 vacum clener; 10 SKPD
335.000.000
KPAD
VIII-15
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
1 1 24 24
18
1 25
1 25
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
Meningkatnya kualitas pelayanan informasi arsip daerah
200 buku; 25.000 berkas; 50 orang
Komunikasi dan Informatika
xx
15
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
1 25
xx
16
Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi
1 25
xx
17
Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi
1 25
xx
18
Program kerjasama informasi dan media massa
xx
19
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
1
15
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
1 26
Desa yang terkoneksi internet
-
-
7
0,2
12
Urusan Pilihan
2 01
Pertanian
Rp.
Target 6
7
100.000.000
Program penelitian
-
-
-
Jumlah SDM yang mengikuti pelatihan bidang Kominfo
20 orang
-
-
Kegiatan penyebaran informasi pembangunan
Siaran Radio; Bintek PPID; Sosialisasi IT di sekolah
Siaran Radio; Sosialisasi IT di sekolah
Bintek PPID
7
7
49
56
Jumlah jaringan E-Gov dan website Pemkab Banjarnegara
370.000.000
12
200 buku; 25.000 berkas; 50 orang
56
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
1 unit mobil perpusling; juara 3 provinsi; 15 perpus desa; 50 peserta; 1.500 eksemplar; 2.666 jam
-
-
Rp.
Target 8
100.000.000
-
-
220.000.000
10 Desa
730.000.000
548.000.000
200 buku; 25.000 berkas; 50 orang
Tahun 2015
Rp.
Target 10
100.000.000
11 200 buku; 25.000 berkas; 50 orang
1.455.000.000
10 Desa
725.000.000
16
Rp.
Target 12
13
100.000.000 200 buku; 25.000 berkas; 77 orang
1.522.500.000
10 Desa
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
865.000.000
18
Rp.
Target 14
100.000.000
15 1.000 buku; 125 berkas; 277 orang
1.460.000.000
10 Desa
750.000.000
20
16 500.000.000
17 KPAD
DINHUBKOMINFO; Bagian Humas
2.040.000.000 DINHUBKOMINF O; Bagian Humas
20
20.000.000
Program USO
20.000.000
5 orang
10.000.000
5 orang
10.000.000
5 orang
10.000.000
5 orang
10.000.000
20 orang
40.000.000
DINHUB KOMINFO
Siaran Radio; Bintek PPID; Sosialisasi IT di sekolah
335.000.000
Siaran Radio; Bintek PPID; Sosialisasi IT di sekolah
350.000.000
Siaran Radio; Bintek PPID; Sosialisasi IT di sekolah
365.000.000
Siaran Radio; Sosialisasi IT di sekolah
390.000.000
Siaran Radio; Sosialisasi IT di sekolah
850.000.000
DINHUB KOMINFO; Bagian Humas
290.000.000
Bagian Humas
76
7 270.000.000
88
553.500.000 1 unit mobil perpusling; juara 3 provinsi; 15 perpus desa; 50 peserta; 1.500 eksemplar; 2.666 jam
553.500.000 1 unit mobil perpusling; juara 3 provinsi; 15 perpus desa; 50 peserta; 1.500 eksemplar; 2.666 jam
- Program USO
Rp.
3.280.000.000
40 Desa
SKPD Penanggung Jawab
Program USO
7 -
9
1.365.000.000
548.000.000 Meningkatnya Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Tahun 2014
14
7
Perpustakaan
2
Tahun 2013
590.000.000
Jumlah surat kabar nasional dan lokal.
1 26
Tahun 2012
Tahun 2010
Jumlah Sistem Informasi Managemen Pemda
1 25
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
7 350.000.000
93
558.500.000 558.500.000 1 unit mobil perpusling; juara 3 provinsi; 15 perpus desa; 50 peserta; 1.500 eksemplar; 2.666 jam
20.000.000
7 282.500.000
98
570.000.000 570.000.000
60.000.000 DINHUBKOMINF O
7 290.000.000
98
625.000.000 1 unit mobil perpusling; juara 3 provinsi; 15 perpus desa; 50 peserta; 1.500 eksemplar; 2.666 jam
625.000.000
66.165.234.000
102.042.500.000
101.947.350.000
103.799.930.000
107.139.972.500
58.067.000.000
83.016.500.000
83.563.150.000
87.475.465.000
90.054.011.500
5 unit mobil perpusling; juara 3 provinsi; 75 perpus desa; 250 peserta; 1.500 eksemplar; 13.330 jam
2.855.000.000
KPAD
2.855.000.000
KPAD
481.084.986.500
DINTANKANNA 402.176.126.500 K; DINHUTBUN; KKP
VIII-16
Kode
1
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
2 01
xx
15
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
2 01
xx
17
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
2 01
xx
18
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
6
terselenggaranya pelatihan dan pembinaan kelompok tani , pelaku agribisnis dalam pengembangan perbenihan budidaya dan peningkatan nilai tambah produk
190 kelompok
240 kelompok
290 kelompok
575.000.000 340 kelompok
terfasilitasinya temu bisnis dan promosi produk pertanian unggulan
-
Terlaksananya pelatihan teknologi tepat guna (kel)
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Terlaksananya peremajaan areal tanaman perkebunan (ha) tersedianya bibit unggul komoditas pertanian dan sarpras pertanian
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
-
pameran 2 pameran 2 kali kali
5 kel
terselenggarakannya pelatihan dan bantuan paket sarana prasarana teknologi tepat guna
19
Tahun 2013
3
Informasi harga dan akses pangan
xx
Tahun 2012
Tahun 2010
Penganekaragaman konsumsi pangan
2 01
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
4 kel
-
5 kel
pembinaa n pengemba ngan 4 jenis bibit komoditas unggulan dan 15 paket infrastrukt ur pertanian
Rp.
Target 7
Tahun 2014
Rp.
Target 8
9
1.825.000.000 390 kelompok
Tahun 2015
Rp.
Target 10
11
2.770.000.000 440 kelompok
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Rp.
Target 12
13
4.230.000.000 490 kelompok
Rp.
Target 14
15
6.554.000.000 1950 kelompok
84,00
86,00
88,00
90,00
90,00
90,00
temu bisnis 2 kali, pameran 2 kali
405.000.000 temu bisnis 2 kali, pameran 2 kali dan pembangun an dan sarana prasarana penangana n pasca panen 2 unit
1.050.000.000 temu bisnis 3 kali, pameran 3 kali dan pembangun an dan sarana prasarana penangana n pasca panen 2 unit
1.650.000.000 temu bisnis 3 kali, pameran 3 kali dan pembangun an dan sarana prasarana pasca panen 2 unit
2.610.000.000 temu bisnis 3 kali, pameran 3 kali dan pembangu nan dan sarana prasarana penangana n pasca panen 3 unit
4.146.000.000 temu bisnis 13 kali, pameran 13 kali, sarpras penangana n pasca panen 9 unit
60 4 kel
-
0
40
110
pembinaan pembinaan pengembanga pengemban n 4 jenis bibit gan 6 jenis komoditas bibit unggulan komoditas dan 20 paket unggulan infrastruktur dan 20 pertanian paket infrastruktu r pertanian
70 227.000.000
5 kel
80 702.000.000
- pelatihan 2 kali dan paket srpras TTG 3 unit
1.775.000.000
110
pembinaan dan pengemban gan 6 jenis bibit komoditas unggulan dan 20 paket infrastrukt ur pertanian, alsintan 20 unit, peralatan pasca panen 20 unit
5 kel
90 795.000.000
pelatihan 2 kali dan paket srpras TTG 4 unit
6.315.000.000
110
pembinaan dan pengemban gan 6 jenis bibit komoditas unggulan dan 25 paket infrastruktu r pertanian, alsintan 25 unit, peralatan pasca panen 20 unit
5 kel
90 844.500.000
110
pembinaan dan pengembang an 6 jenis bibit komoditas unggulan dan 30 paket infrastruktu r pertanian, alsintan 30 unit, peralatan pasca panen 20 unit
7.537.450.000
110
pembinaan dan pengemba ngan 6 jenis bibit komoditas unggulan dan 35 paket infrastrukt ur pertanian, alsintan 30 unit, peralatan pasca panen 30 unit
Rp. 16 15.954.000.000
17 DINTANKAN NAK; DINHUTBUN; KKP
9.861.000.000
DINTANKAN NAK; KKP
3.442.450.000
DINHUTBUN
90 873.950.000
pelatihan 2 kali dan paket srpras TTG 6 unit
pelatihan 2 kali dan paket srpras TTG 5 unit
6.879.500.000
5 kel
SKPD Penanggung Jawab
24 kel
pelatihan 8 kali dan paket srpras TTG 18 unit
8.261.195.000
550
30.768.145.000 DINTANKANNAK; DINHUTBUN
pembinaan dan pengemba ngan 6 jenis bibit komoditas unggulan dan 130 paket infrastrukt ur pertanian, alsintan 105 unit, peralatan pasca panen 90 unit
VIII-17
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
Terlaksananya pelatihan penyuluh (orang)
1 2 01
xx
20
peningkatan kapasitas penyuluhan pertanian
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
6
7
0
405.000.000
36
36
-
Rp.
Target
87 87 penyuluh, 87 penyuluh 240 petani penyuluh, dan dan fasilitasi 4 250 petani fasilitasi 2 lomba dan lomba fasilitasi 4 lomba
2 01
xx
21
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
terlaksananya pemeriksaan , pencegahan penyakit ternak dan keamanan produk pangan asal hewan
125 ekor
2 01
xx
22
Program peningkatan produksi hasil peternakan
tersedianya bibit ternak berkualitas
135 ekor
2 01
xx
23
Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
terfasilitasinya pemasaran produk peternakan
2 01
xx
24
Program peningkatan penerapan teknologi petemakan
pelatihan penerapan tekhnologi tepat guna peternakan dan bantuan sarpras peternakan
2 02
xx
15
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
2 02
xx
16
Program rehabilitasi hutan dan lahan
2 02
xx
17
Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
2 02
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Terlindunginya Sumber Daya Hutan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
Target 8
824.500.000
87 penyuluh, 300 petani dan fasilitasi 4 lomba
9 36
Rp.
Target 10
888.650.000
87 penyuluh, 350 petani dan fasilitasi 4 lomba
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Rp.
Target
11
12
13
36
973.515.000
36
Rp.
Target 14
1.066.866.500
15 144
87 penyuluh, 350 petani dan fasilitasi 4 lomba
87 penyuluh, 350 petani dan fasilitasi 4 lomba
87 penyuluh , 1590 petani dan fasilitasi 4 jenis lomba 7 kali
SKPD Penanggung Jawab
Rp. 16
17
4.158.531.500 DINTANKANNAK; DINHUTBUN
28.225.000.000 2000 ekor 3 kali pengawasa n produk pangan asal hewan lab kesmavet 1 unit
37.365.000.000 2000 ekor 3 kali pengawasa n produk pangan asal hewan RPU 1 unit
36.480.000.000 3000 ekor 3 kali pengawasan produk , sarapras RPU
36.840.000.000 3000 ekor 3 kali pengawasa n produk , RPU dan sarpras 1 unit
35.722.000.000 pemeriksa an 12450 ekor, pengawasa n keamnaan pangan asal hewan 14 kali , 1 unit lab kesmavet dan 2 unit RPU
174.632.000.000 DINTANKANNAK
115 ekor dan infrastruktu r pertanian 3 unit
15.500.000.000 225 ekor dan infrastrukt ur pertanian 5 unit
20.520.000.000 250 ekor dan infrastruktu r pertanian 5 unit
20.020.000.000 300 ekor dan infrastruktu r pertanian 5 unit
20.220.000.000 325 ekor dan infrastrukt ur pertanian7 unit
19.612.000.000 1.411 ekor dan infrastrukt ur pertanian2 5 unit
95.872.000.000 DINTANKANNAK
7.750.000.000 1 unit pasar hewan, fasilitasi pemasaran produk 1 kali
10.260.000.000 1 unit pasar hewan, fasilitasi pemasaran produk 2 kali
10.010.000.000
10.110.000.000 1 unit pasar hewan, fasilitasi pemasaran produk 3 kali
9.806.000.000 3 unit pasar hewan dan fasilitasi pemasaran produk 6 kali
47.936.000.000 DINTANKANNAK
4.012.000.000
19.552.000.000 DINTANKANNAK
1594 ekor unggas , 97 ekor ternak ruminansia
91.743
37.884
2 kali pelatihan dan 50 ekor
3 kali pelatihan TTG dan 196 ekor ternak ruminansia besar/kecil
18
50
456,82
434,09
1 kabupaten
1 kabupaten
3 kali pelatihan TTG dan 125 ekor
3.205.000.000
3 kali pelatihan TTG dan 135 ekor
1.595.000.000
Telaksananya rehabilitasi lahan kritis dan penghijauan lingkungan
Rp.
Tahun 2015
0 2000 ekor, 2 kali pengawasa n produk pangan asal hewan
Kehutanan Penambahn areal hutan/kebun rakyat (ha)
Tahun 2014
30 413,64
1 kabupaten
175.000.000 1.260.000.000
80.000.000
4.155.000.000
3 kali pelatihan TTG dan 142 ekor
2.255.000.000 30 577,27
1 kabupaten
175.000.000 1.550.000.000
400.000.000
4.070.000.000
3 kali pelatihan TTG dan 150 ekor
2.190.000.000 30 520,45
1 kabupaten
190.000.000 1.500.000.000
4.110.000.000
3 kali pelatihan TTG dan 200 ekor
2.210.000.000 30 543,18
370.000.000 1 kabupaten
190.000.000 1.520.000.000
370.000.000
20 kali pelatihan TTG dan 748 ekor
2.092.000.000 30 543,18
1 kabupaten
200.000.000 1.520.000.000
262.000.000
10.342.000.000 150
DINHUTBUN
930.000.000
DINHUTBUN
2597,73
7.350.000.000
DINHUTBUN
1 kabupaten
1.482.000.000
DINHUTBUN
VIII-18
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
1 2 02
xx
19
Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan
2 02
xx
20
Program perencanaan dan pengembangan hutan
2 03
Tahun 2011
Target
(4b)
5
6
7
80
50.000.000
80
1 unit
30.000.000
1 unit
-
1 unit
60
1 unit
Energi dan Sumberdaya Mineral
15
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan
Penertiban Penambang Liar (%)
26
2 03
xx
17
Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
Persentase Peningkatan Rasio Elektrifikasi (RE) %
59
2 03
xx
20
Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Air Tanah
Jumlah Pemakai dan Pengusahaan Air Tanah Berijin %
29
2 03
xx
21
Program Pengembangan Potensi Panas Bumi
2 03
xx
22
xx
x
2 03
xx
Target
62
29
Tahun 2014
Rp.
Target 8
100.000.000
30.000.000
9 130
1 unit
3.295.000.000
Tahun 2015
Rp.
Target 10
100.000.000
30.000.000
Rp.
Target
11
12
13
130
100.000.000
100
2 unit
1 unit
30.000.000
3.225.000.000
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016 Rp.
Target 14
3.261.500.000
SKPD Penanggung Jawab
Rp.
15
16
50.000.000
520
400.000.000
DINHUTBUN
60.000.000
6 unit
180.000.000
DINHUTBUN
3.224.650.000
17
14.386.150.000
DPSDA ESDM
69
170.000.000
76
305.000.000
83
320.000.000
90
340.000.000
97
350.000.000
97
1.475.000.000
DPSDA ESDM
60
1.090.000.000
65
1.265.000.000
70
1.425.000.000
75
1.600.000.000
80
1.810.000.000
80
7.190.000.000
DPSDA ESDM
45
40.000.000
61
225.000.000
77
157.500.000
93
175.000.000
111
790.000.000
DPSDA ESDM
192.500.000
111
Peningkatan Pemanfaatan Potensi Panas Bumi
60 MW
60 MW
60 MW
15.000.000
60 MW
560.000.000
60 MW
567.500.000
115 MW
325.000.000
175 MW
82.500.000
170 MW
1.550.000.000
DPSDA ESDM
Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Energi
Data Potensi Energi Baru Terbarukan
6 desa
11 desa
15 desa
75.000.000
20 desa
715.000.000
25 desa
515.000.000
30 desa
565.000.000
35 desa
515.000.000
35 desa
2.385.000.000
DPSDA ESDM
Program Pengembangan Minyak dan Gas
Pemanfaatan Potensi Gas Rawa
25 KK
35 KK
35 KK
60 KK
225.000.000
85 KK
240.000.000
110 KK
256.500.000
135 KK
274.650.000
135 KK
996.150.000
DPSDA ESDM
Tersusunnya peta risiko bencana dan terpantaunya daerah rawan bencana
50 titik
100 titik
150 titik
200 titik
565.000.000
200 titik
1.045.000.000
200 titik
1.045.000.000
200 titik
Program Mitigasi Bencana
2 04
Rp.
1.390.000.000
xx
2 03
Tahun 2013
(4a)
2 03
Pariwisata
725.000.000
2.094.500.000
2 04 01
15
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
2 04 01
16
Program Pengembangan Destinasi Meningkatnya pembangunan Destinasi Pariwisata Pariwisata
-
-
2 04 01
17
Program Pengembangan Kemitraan
-
-
2 05
Tahun 2012
Tahun 2010 Terbinanya pelaku penatausahaan hasil hutan Tersusunnya Dokumen Perencanaan RHL
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Jaminan Keselamatan Wisatawan
Meningkatnya kerjasama kemitraan Pariwisata
Kelautan dan Perikanan
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
-
-
500.000 wisatawan
1 objek
200.000.000
1.815.000.000
6.721.000.000
5.449.200.000
550.000 wisatawan
1.030.000.000
600.000 wisatawan
1.085.000.000
5 objek
5.521.500.000
4 objek
4.185.250.000
2.692.465.000 650.000 wisatawan
0
1.155.000.000 1100 titik
2.931.261.000
1.121.000.000
700.000 wisatawan
1.417.515.000
0
1.212.600.000 3.000.000 wisatawan
1.559.266.000
10 objek
4.535.000.000
BPBD
19.888.426.000
DINBUDPAR
4.648.600.000
DINBUDPAR
14.498.531.000
DINBUDPAR
DINBUDPAR
79.500.000
169.500.000
178.950.000
153.950.000
159.395.000
741.295.000
2.203.734.000
4.950.000.000
5.705.000.000
6.275.500.000
6.903.050.000
26.037.284.000
DINTANKANNA K
VIII-19
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
1 2 05
20
Pengembangan Budidaya Perikanan
tersedianya sarana prasarana dan infrastruktur budidaya perikanan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
Tahun 2012
Tahun 2010
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5 JIUP 5 titik, rehab gedung dan penyempur naan BBIL 5 paket, pengadaan induk 2 jenis, pengadaan peralatan 1 paket
Tahun 2013
Rp.
Target 6
7
2.203.734.000
Tahun 2014
Rp.
Target 8
9
4.630.000.000
Tahun 2015
Rp.
Target 10
11
5.353.000.000
infrastrukt ur perikanan 7 unit, rehab /pembangu nan gedung pembeniha n 7 paket, pengadaan induk 5 jenis, pengadaan peralatan 2 paket
infrastruktu r perikanan 9 unit, rehab /pembangu nan gedung pembeniha n 8 paket, pengadaan induk 7 jenis, pengadaan peralatan 5 paket
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
Rp.
Target 12
13
Rp.
Target 14
15
6.477.130.000
5.888.300.000
SKPD Penanggung Jawab
Rp. 16
17
24.552.164.000 DINTANKAN NAK
infrastruktu r perikanan 9 unit, rehab /pembangu nan gedung pembenihan /pengolahan 8 paket, pengadaan induk 7 jenis, pengadaan peralatan 8 paket
infrastrukt ur perikanan 10 unit, rehab /pembang unan gedung pembeniha n/pengola han 8 paket, pengadaan induk 7 jenis, pengadaan peralatan 10 paket
infrastrukt ur perikanan 40 unit, rehab /pembang unan gedung pembeniha n /pengolaha n 36 paket, pengadaan induk 7 jenis, pengadaan peralatan 26 paket
2 05
xx
23
Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
tersedianya sarana prasarana peningkatan nilai tambah dan pemasaran ikan budidaya
-
pengadaan sarpras alat pengolah abon ikan 2 unit
- pengadaan sarpras alat pengolah pasca panen ikan 3 unit
200.000.000 pengadaan sarpras alat pengolah pasca panen ikan 4 unit
220.000.000
pengadaan sarpras alat pengolah pasca panen ikan 5 unit
242.000.000 pengadaan sarpras alat pengolah pasca panen ikan 6 unit
266.200.000 pengadaan sarpras alat pengolah pasca panen ikan 20 unit
928.200.000 DINTANKANNAK
2 05
xx
24
Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
tersebarnya benih ikan perairan umum
-
3 perairan umum 600.000 ekor
- 3 perairan umum 700.000 ekor
120.000.000 4 perairan umum 750.000 ekor
132.000.000
4 perairan umum 750.000 ekor
145.200.000 4 perairan umum 800.000 ekor
159.720.000
556.920.000 DINTANKAN NAK
2 06
2 06
2 06
2 07
Perdagangan
xx
1
15
18
Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
450.000.000
Persentase jumlah konsumen yang dilindungi
-
-
20%
Tingkat Penyerapan Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau tepat sasaran dan tepat manfaat
13 SKPD
14 SKPD
1
Terwujudnya sarana perdagangan
9 pasar; 10 UMKM
5 pasar; 80 UMKM
5 pasar; 130 UMKM
Perindustrian
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
20.000.000
1.200.000.000
50%
50.000.000
1
430.000.000
285.000.000
110 orang
1.200.000.000
50%
50.000.000
1
1.150.000.000
340.000.000
110 orang
1.220.000.000
50%
60.000.000
1
1.150.000.000
340.000.000
110 orang
1.240.000.000
50%
70.000.000
1
1.160.000.000 110 orang
370.000.000
18 perairan umum 800.000 ekor
5.310.000.000
50%
250.000.000
1
1.170.000.000
390.000.000
5 pasar; 130 UMKM; 440 orang
DININDAGKOP UMKM; Bagian Perekonomian
DININDAGKOP UMKM Bagian Perekonomian
5.060.000.000
1.725.000.000
DININDAGKOP UMKM
DININDAGKOP UMKM; Bagian Perekonomian
VIII-20
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2
3
1
Tahun 2011
Target
(4a)
(4b)
5
xx
15
Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
Jumlah IKM yang menggunakan teknologi
-
2 07
1
16
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Tingkat kemajuan IKM
-
Jumlah Perajin Perorangan dan Kelompok yang dapat dibina Meningkatnya kemandiriin usaha
1
17
2 08
2 08
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Tahun 2012
Tahun 2010
2 07
2 07
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD
-
15
Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Rp.
Target 6
7
JUMLAH TOTAL
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011-2016
Rp.
Target 8
9
70.000.000 1 kelompok
80.000.000 1 kelompok
25 UMKM
1 kelompok
75.000.000 5 kelompok IKM
100.000.000 5 kelompok IKM
4 Perajin
4 Perajin
100%
4 Kelompok
4 Kelompok
3 Kelompok
100%
140.000.000
40 orang
80.000.000
Meningkatnya kuantitas dan kualitas transmigrasi
Tahun 2014
1 kelompok
Transmigrasi
xx
Tahun 2013
3 lokasi/ 5 KK
-
3 lokasi
3 lokasi/ 10 KK
-
80.000.000
405.136.032.500
Rp.
Target 10
160.000.000
40 orang
265.000.000
466.167.055.440
11
80.000.000 1 kelompok
100.000.000
100%
265.000.000
3 lokasi/ 30 KK
Tahun 2015
5 kelompok IKM
40 orang
275.000.000
3 lokasi/ 30 KK
Rp.
Target 12
275.000.000
493.036.175.924
13
Target 14
15
Rp. 16
17
1 kelompok
100.000.000
1 kelompok
420.000.000
DININDAGKOP UMKM
110.000.000
5 kelompok IKM
120.000.000
5 kelompok IKM
505.000.000
DININDAGKOP UMKM
100%
170.000.000
40 orang
295.000.000
3 lokasi/ 35 KK
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
90.000.000
100%
160.000.000
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD
Tahun 2016
295.000.000
518.282.851.768
100%
170.000.000
305.000.000
3 lokasi/ 35 KK
305.000.000 15 lokasi/ 140 KK
540.562.415.436
Bagian Perekonomian
800.000.000
DININDAGKOP UMKM
1.220.000.000 DINSOSNAKERTRANS 1.220.000.000 DINSOSNAKERTRANS
2.410.641.407.939
VIII-21
BAB BAB IX V PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN
Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif
untuk
masukan,
proses,
keluaran,
hasil,
manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan. Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya
saing.
Keberhasilan
ditunjukan
dari
pencapaian
target
indikator pembangunan daerah setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. Indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan indikator keberhasilan dari tujuan dan sasaran pembangunan daerah periode 2012-2016. Keberhasilan indikator kinerja tersebut juga diperlukan oleh
masyarakat
dalam
rangka
perwujudan
akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Indikator keberhasilan pembangunan daerah yang termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banjarnegara periode 2011-2016 terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu: Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum, dan Aspek Daya Saing Daerah.
10.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek
kesejahteraan
masyarakat
adalah
gambaran
tentang kondisi kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 1
Tabel 9.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator No Kinerja Pembangunan Daerah Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi I Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi 2 Laju inflasi kabupaten 3 4
PDRB per kapita (Rp 000) Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)
5
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan Fokus Kesejahteraan Sosial I Pendidikan 1
Angka melek huruf
2
Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Angka rata-rata lama sekolah
3
4
5
6
7
8
II
Kesehatan
1
Angka kematian bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Angka usia harapan hidup Persentase balita gizi buruk (BB/TB) Ketenagakerjaan
2
3 4 III
Rasio penduduk yang bekerja
Kondisi Kinerja Awal 2010
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
4,89
-
5,39
5,42
5,61
5,89
6,07
6,07
7,13
4,73
7,23
7,17
7,52
7,34
7,03
7,03
7.214,07
-
0,53
-
0,52
0,50
0,49
80,83
-
82,11
84,52
86,92
89,32 91,72
99,96
99,96
99,97
99,98
99,98
99,99
100
100
103,95
97,31
97,85
98,38
98,92
99,46
100
100
95,81
80,83
83,67
86,50
89,33
92,17
95,00
95,00
51,06
52,47
53,24
54,01
54,78
55,54
56,31
56,31
98,05
96,93
97,47
98,01
98,55
99,08
99,62
99,62
95,81
78,76
81,59
84,43
87,26
90,09
92,93
92,93
45,91
45,14
45,91
46,68
47,45
48,22
48,99
48,99
6,51
6,65
6,8
6,95
7,10
7,10
6,33
8.011,94 8.898,06 9.882,1 9
10.975,1 12.189,0 6 1
0,48
0,47
12.189,01
0,47
91,72
15,09
15,78
10,1
10,0
9,8
9,0
8,5
8,5
61,18
74,29
74,25
74
70
60
60
60
69,04
69,38
69,55
69,77
70,01
70,30
70,30
0,14
69.22 0,07
1
1
1
1
1
1
0,97
0,97
0,97
0,97
0,98
0.98
0,99
0,99
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 2
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Seni Budaya dan Olahraga Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk Gedung kesenian per 10.000 penduduk Pemuda dan Olahraga
No I V 1 2 3 a
Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk
b
Kondisi Kinerja Awal 2010
Tahun 2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Akhir
2011
2012
2016
0,069
0,069
0,070
0,070
0,070
0,070
0,070
0,070
0
0
0
0,0001
0,0001
0,0001
0,0001
0,0001
0,0016
-
0,001 6
0,0016
0,0016
0,0016
0,0016
0,0016
0,0003
-
0,000 3
0,0003
0,0003
0,0003
0,0003
0,0003
10.2. Aspek Pelayanan Umum Aspek pelayanan umum adalah gambaran mengenai pelayanan pemerintah dalam 26 (dua puluh enam) urusan wajib dan 5 (lima) urusan pilihan. Tabel 9.2. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 Aspek Pelayanan Umum Aspek/Fokus/Bidan g Urusan/Indikator No Kinerja Pembangunan Daerah Fokus Layanan Urusan Wajib I Pendidikan 1
Pendidikan dasar:
a
Angka partisipasi sekolah: Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun Angka partisipasi sekolah usia 13-15 tahun Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio guru/murid SD/MI Rasio guru/murid SMP/MTs Pendidikan menengah Angka partisipasi sekolah 16-18 tahun Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah Rasio guru terhadap murid
b
c d 2 a b
c
Kondisi Kinerja Awal
Tahun
2010
2011
99,60
96,95
97,49
98,03
98,57
99,11
99,65
99,65
91,54
80,57
83,4
86,23
89,06
91,89
94,72
94,72
67,56
63,36
67,56
67,56
67,56
67,56
67,56
67,56
1:16
1:17
1:18
1:19
1:20
1:20
1:15
1:15
2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Akhir
2016
1:17
1:15
1:17
1:18
1:19
1:20
1:21
1:21
47,13
44,66
45,43
46,20
46,97
47,74
48,51
48,51
9,75
10,24
10,44
10,64
10,84
11,04
11,24
11,24
1:16
1:16
1:17
1:18
1:19
1:20
1:21
1:21
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 3
No 3 a
b
c
4
5
6
7
Aspek/Fokus/Bidang Kondisi Kinerja Urusan/Indikator Awal Kinerja Pembangunan 2010 2011 Daerah Fasilitas Pendidikan: Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 (tiga) km untuk SD / MI dan 6 (enam) km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman didaerah terpencil Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru.
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
66,50
66,71
76,50
81,50
86,50
91,50
96,50
96,50
79,70
80,75
85,70
88,70
91,70
94,70
97,70
97,70
90,17
91,56
92,17
93,17
94,17
95,17
96,17
96,17
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 4
No
8
9
10
11
12
13
Aspek/Fokus/Bidang Kondisi Kinerja Urusan/Indikator Awal Kinerja Pembangunan 2010 2011 Daerah Disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 (tiga puluh dua) peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan , dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan. Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran Kunjungan pengawsas kesatuan pendidikan dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematik a,IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta.
Tahun 2012
2013
2014
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
IX - 5
No
14
15
16
17
18
19
Aspek/Fokus/Bidan g Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Setiap SD/MI memiliki minimal 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi. Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua)orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik. Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% (tujuh puluh per seratus) dan separuh diantarnya 35% (tiga pulu lima perseratus) dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masingmasing sebanyak 40% (empat puluh per seratus) dan 20% (dua puluh perseratus) Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika , IPA, Bahasa Indonesia ,dan Bahasa Inggris Disetiap SD/MI semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Disetiap SMP/MTs semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
IX - 6
No
20
21
22
23
24
25
26
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Seetiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester. setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 7
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator No Kinerja Pembangunan Daerah 27 Angka Rata-rata UN
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
a
Angka rata-rata UN SD/MI
7,21
7,33
7,50
7,65
7,75
7,80
7.83
7,83
b
Angka rata-rata UN SMP/MTs
6,66
6,99
7,04
7,20
7,35
7,45
7,50
7,50
c
Angka rata-rata UN SMA/MA
7,87
8,34
8,42
8,48
8,52
8,56
8,58
8,58
d
Angka rata-rata UN SMK
7,42
8,07
8,13
8,18
8,22
8,25
8,27
8,27
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
28
a
b
c
d
29
30
31
32 a b c 33 a b c 34 a
b
Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : Kelas I-II : 18 (delapan belas) jam per minggu; Kelas III :24 (dua puluh empat) jam per minggu; Kelas IV-VI: 27 (dua puluh tujuh ) per minggu; Kelas VII-IX: 27 (dua puluh tujuh) per minggu; Satuan pendidikan menerapkan KTSP sesuai ketentuan yang berlaku. setiap satuan pendidikan menerapkan prinsipprinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Angka Putus Sekolah: Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA Angka Kelulusan:
69,05
60,68
69,15
69,20
69,25
69,30
69,35
69,35
0,27
0,29
0,23
0,21
0,19
0,17
0,15
0,15
0,76
0,99
0,66
0,61
0,56
0,51
0,46
0,46
0,86
1,19
0,76
0,71
0,66
0,61
0,56
0,56
Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Angka Melanjutkan
97,65
99,85
99,90
99,95
99,96
99,97
99,98
99,98
99,19
96,44
97,56
98,12
98,68
99,24
99,80
99,80
97,27
99,93
99,94
99,95
99,96
99,97
99,98
99,98
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
89,87
87,98
89,97
91,97
93,97
95,97
97,97
97,97
67,19
69,06
70,06
71,06
72,06
73,06
74,06
74,06
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 8
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator No Kinerja Pembangunan Daerah 35 Kualifikasi Guru a
b
c
d
II 1 2
Kondisi Kinerja Awal 2010
64,63
69,63
74,63
74,63
89,10
90,55
92,10
93,60
95,10
96,60
98,10
98,10
95,78
96,64
96,78
97,28
97,78
98,28
98,78
98,78
89,89
95,60
96,60
97,10
97,60
98,60
99,00
99,00
Rasio posyandu per satuan balita Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
20/ 1000 0,1/ 1.000
20/ 1000 0,1/ 1.000
20/ 1000 0,1/ 1.000
20/ 1000 0,1/ 1.000
20/ 1000 0,1/ 1.000
20/ 1000 0,1/ 1.000
20/ 1000 0,1/ 1.000
20/ 1000 0,1/ 1.000
0,003/ 1000
0,003/ 1000
0,003/ 1000
0,003/ 1000
0,004/ 1000
0,004/ 1000
0,06/1 000 1,146/ 1000
0,06/1 000 1,170/ 1000
0,07/1 000 1,170/ 1000
0,08/1 000 1,180/ 1000
0,09/1 000 1,180/ 1000
0,09/1 000 1,180/ 1000
100
0,004 /100 0 0,06/ 1000 1,146 /100 0 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
87
87,9
90
90
95
95
100
100
88,13
93,2
94
95
97
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
90
89
90
95
97
99
100
100
0,06/ 1000 1,146/ 1000
10
2016
59,63
Rasio dokter per satuan penduduk Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
9
2015
54,63
4
8
2014
49,63
0,004/ 1000
7
2013
26,71
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
6
2012
Kondisi Kinerja Akhir
Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Kesehatan
3
5
2011
Tahun
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%) Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) (%) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan (%)
11
Kesembuhan penderita TBC BTA Positif
12
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Penderita malaria yang diobati
0,46
0,87
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
100
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah penderita malaria baru (API)
0,83
0,6
0,45
0,35
0,19
0,09
0,09
13 14
0,87
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 9
No
15
16
17
18
19 20 21 22 23
24
25 26 27 28
29 30
31
32
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun b. Penemuan penderita pneumonia balita c. Penemuan pasien baru TB BTA (+) d.
Penderita DBD yang ditangani
e.
Penemuan penderita diare
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 Cakupan pelayanan nifas Cakupan pelayanan anak balita Persentase cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani Cakupan pemberian makanan pendam ping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin Cakupan puskesmas Persentase cakupan rawat jalan Persentase cakupan rawat inap Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan Desa Siaga Aktif Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
Kondisi Kinerja Awal 2010
4
2011
6
Tahun 2012
2013
6
6
100
100
2014
2015
6
7
7
7
43,2
42
42,3
100
100
100
100
100
100
100
100
100
56,6
100
100
100
100
100
100
50
60
100
2016
100
45
100
Kondisi Kinerja Akhir
100
70
100
80
80
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
98
97,3
100
90
87,6
95
95
82,1
87,9
77
100
100
100
100
100
100
100
100
6,4
100
100
100
100
100
100
80
90 85
95
100
95,52
100
90
95
85
100 90
95
95
175
175
175
175
175
175
175
175
23,1
27,36
28
29
30
30
30
30
1,08
2,82
3
100
100
100
100
100
100
100
100
47,8
34,2
35
40
45
50
50
50
57,3
64
65
66
67
68
69
69
52,36
53
55
60
70
75
80
80
13,47
18,17
20
25
30
35
45
45
3
4
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
5
5
5
IX - 10
No
33
34
35
36
37 38 39 40
41
42
43
44
45
46
47 48 49 50
51
52
53
54
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Persentase penduduk tidak Buang air Besar Sembarangan (BABS) Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan Balita yang datang dan ditimbang Balita yang naik berat badannya Balita bawah garis merah Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit A Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif Persentase desa dengan garam beryodium baik Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Persentase Posyandu Purnama Persentase Posyandu Mandiri Cakupan Peserta KB Aktif (%)
BOR (Bed Occupancy Rate) / Pemanfaatan TT rawat inap (%) LOS (Average Length of Stay/Av LOS) / Rata-rata hari perawatan pasien (hari) TOI ( Turn Over Interval) / Ratarata TT tidak digunakan (hari) BTO ( Bed Turn Over) / Frekuensi pemakaian TT (kali) Kelengkapan jenis pelayanan spesialis (%/jenis)
Kondisi Kinerja Awal 2010 40,08
67
31,48
56
Tahun
2011
2012
42,85
45
50
60
75
80
80
80
82
85
90
90
90
30
45
65
85
85
85
60
70
85
100
100
100
70
23,22
57
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
69,73
70,84
70
70
75
75
80
80
72,39
71,54
73
74
75
77
80
80
1,48
1,45
<15
<15
<10
<10
<5
<5
99,12
97,72
100
100
100
100
100
100
99,08
97,93
100
100
100
100
100
100
95,52
95,91
96
97
98
99
100
95
77,8
85,75
90
90
90
95
95
95
52,36
56,33
65
65
65
70
70
70
74,52
79,94
90
90
90
95
95
95
78
97,1
98
98,5
99
100
100
100
22,37
22,37
25
30
40
45
55
55
11,8
11,8
13
15
18
20
25
25
70
79,4
80
85
90
100
100
100
63.90
65
75
75
75
75
75
3,4
3,8
4 sd 6
4 sd 6
4 sd 6
4 sd 6
4 sd 6
4 sd 6
2 sd 3
2 sd 3
2 sd 3
2 sd 3
2 sd 3
2 sd 3
60 70
60 - 70
60 70
60 - 70
60 - 70
60 - 70
58
62,5 (10 jenis
67 (11 Jenis)
75 (12 Jenis)
92 (14 Jenis)
95 (15 Jenis)
100 (16 Jenis)
100 (16 Jenis)
1.7
2.2
77.4
62,5 (10 jenis)
75
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 11
No
57
III 1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 12
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu terlaksana KIP / A dan PPT / PKT di Rumah Sakit
Tahun 2012
2013
80
90
45,00
46,00
2014
Kondisi Kinerja Akhir
2015
2016
100
100
100
47,00
48,00
49,00
49,00
100
Pekerjaan Umum Persentase rumah tinggal bersanitasi Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/Jam) Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat per individu melakukan perjalanan Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) Tersediannya pedoman Harga Standar Bangunan Negara (HSBGN) di Kabupaten Tersediaanya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam ) dan tidak lebih dari 2 kali setahun Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada Rasio Jaringan Irigasi (%) Jaringan irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
43,84
44,5
50,94
51,32
55,82
59,75
63,13
65,95
68,20
68,20
30
60
100
100
100
100
30
60
100
100
100
100
20
60 40
20
60 40
1,80
1,80
2,03
100
2,21
100
2,41
100
2,61
2,81
2,81
100
100 100
20
30
40
50
30
60
100
100
100
100
8,46
9,09
9,23
10,36
10,99
12,15
12,26
12,26
10.052
10.80 1
11.342
12.283
13.025
13.766
14.507
14.507
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 12
No
IV 1 2 3 4 5
6
7
V 1
2
3
4
5
Aspek/Fokus/Bidan g Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Perumahan Rumah tangga pengguna air bersih Rumah tangga pengguna listrik (%) Rasio rumah layak huni (%) Cakupan layanan rumah layak huni Berkurangnya luasan pemukiman kumuh di kawasan perkotaan Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dng jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/ orang/ hari Penataan Ruang Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaaatan ruang sesuai dengan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten beserta rincinya Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten beserta rencana rincian melalui peta analog dan peta digital Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan anakanak ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari kerja Tersedianya luasan (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/ kawasan perkotaan
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
45,40
41,5
55,00
62,00
70,00
80,00
85,00
85,00
59,01 45,5
64,70 46,5
67,00 47,00
70,00 48,00
73,00 49,00
76,00 50,00
79,00 51,00
79,00 51,00
11
22
33
44
55
55
11
22
33 44
55
100
100
100%
100%
-
-
55
30
60
100
100
58
64
70
80
33,30
66,60
100%
100%
33,30
66,60
100
33,30
66,60
100
33,30
66,60
100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
100
100
100
100
100
100
100
100
100
IX - 13
No
VI 1
2
3
4
VII 1
2
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD (%) Perhubungan Jumlah arus penumpang angkutan umum Rasio ijin trayek
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
2 dok
3 dok
4 dok
5 dok
5 dok
100
100
100
100
100
100
100
100
947.965 928.12 2
908.274
882.554
838.427
796.505
756.680
756.680
0,00041
0,00041
0,00041 0,00041
0,00041
1.138
1.188
1.244
0,0004 1 1.297
1.351
1.351
1.032
4
Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah Terminal Bis
0,000 41 1.085
7
7
7
7
7
7
7
7
5
Angkutan darat
0,040
0.048
0,043
0,044
0,047
0,050
0,053
0,053
6
Kepemilikan KIR angkutan umum (%) Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Pemasangan Ramburambu (%) Lingkungan Hidup
93,48
96,19
96,97
97,11
97,56
97,83
98,06
98,06
3
7
8
9 VIII 1 3 4
5
6
7 8
Persentase penanganan sampah Pencemaran status mutu air Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan (%) Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana sarana dan utilitas umum (PSU)
0,00041
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
43.500
43.50 0
43.500
43.500
43.500
43.500
43.500
43.500
15,98
24,49
39,57
54,64
69,71
84,78
100
100
43,85 95,00
48,66 95,00
60 100
65 100
70 100
80 100
85 100
85 100
12,30
15,60
18,00
21,00
24,00
27,00
30,00
30,00
100
100
100
100
100
100
100
100
0.03
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.08
25,00
0
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
50,00
11
22
33
44
55
55
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 14
No
9
10
11
12
13
14
15
16
IX 1 2 3 X 1 2
3 4 5
6
7
8
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Jumlah usaha dan /atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara Jumlah luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan /atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai Tersedianya sistem air limbah sekala komunitas/ kawasan/ kota Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan Pertanahan Jumlah bidang lahan bersertifikat Penyelesaian kasus tanah Negara (%) Penyelesaian izin lokasi (%) Kependudukan dan Catatan Sipil Kepemilikan KTP (%) Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK atau e-KTP untuk yang pertama kali Rasio bayi berakte kelahiran (%) Rasio pasangan berakte nikah Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Cakupan pelayanan penerbitan akte kelahiran
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
50
100
100
100
100
100
50
100
100
100
100
100
50
100
100
100
100
100
45
90
100
100
100
100
24
36
48
60
10
20
30
40
10
20
30
40
55
60
70
100
100
100
2658
4388
3000
3200
3500
3700
4000
17400
100
100
100
100
100
100
100
100
95,00
100
100
100
100
100
100
100
87,87
94,77
94,76
96,06
97,36
98,66
100
100
60
70
80
90
100
100
76,27
83,70
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
58,53
60,93
62,83
64,64
66,37
67,93
69,21
69,21
Belum
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
76,27
83,70
100
100
100
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
100
100
IX - 15
100
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator No Kinerja Pembangunan Daerah XI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%) 2 Rasio KDRT 3 4
5
6
7
8
9
10
11
12
Partisipasi angkatan kerja perempuan Penyelesaian pengaduan perlin dungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan dasar Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan menengah Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun Persentase perempuan di lembaga legislative Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu ter laksana KIP / A dan PPT / PKT di RS Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang men dapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu Cakupan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu
Kondisi Kinerja Awal 2010
69,23
0,0120
Tahun
2011
65,58
0,0091
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
66,00
66,02
66,20
66,35
66,37
66,37
0,0077
0,0075
0,0074
0,0072
0,0071
0,0071
22,21
-
21,91
23,00
24,00
25,00
26,00
26,00
90,00
75,00
80,00
90,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,95
0,96
0,96
0,98
0,98
0,98
0,98
0,98
0,93
0,93
0,92
0,92
0,98
0,98
0,98
0,98
0,97
0,97
0,98
0,98
0,98
0,99
0,99
0,99
16,00
16,00
16,00
16,00
30,00
30,00
30,00
30,00
100
100
100
100
100
100
100
100
64
65 70
85
100
100
100
100
64
75
75
75
75
75
75
75
75
75
53
55 60
54
59
60
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 16
No
13
14
15
16
XII
1 2 3 4
5
6
7
8
9
10
11
12
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Cakupan penegakan hukum dan tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan yang mendapat pelayanan bantuan hukum Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan Cakupan pelayanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Rata-rata jumlah anak per keluarga Rasio akseptor KB (%) Jumlah peserta KB aktif Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya dibawah usia 20 tahun Cakupan sasaran pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB Aktif Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need) Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB Cakupan PUS peserta KB anggota Usia Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri Ratio Penyuluh KB / Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB Desa (PPKBD) setiap desa / kelurahan 2 PPKBD Ratio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap Desa / kelurahan 1 PPKBD Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
Kondisi Kinerja Akhir
2016
67
69
40
45
55
34
37
40
45
50
35
39
40
45
50
64
67
70
80
100
100
100
100
2,20
2,20
2,17
2,15
2,13
2,10
2,00
2,00
81,01
76,59
76,70
77,00
78,00
79,00
80,00
80,00
157.614
149.5 75 3,54
149.696
150.000
151.000
152.000
3,54
3,52
3,46
3,46
3,46
3,46
74,10
74,20
74,20
74,20
74,20
74,20
3,60
153.000 153.000
7,54
7,40
7,25
7,00
5,00
5,00
5,00
5,00
60,20
60,30
60,50
60,75
70,00
75,00
75,00
75,00
64
69
70,00
75,00
87,00
87,00
87,00
87,00
33,00
24,60
86,00
90,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100
100
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
33,30 30
66,60 30
100,00 30
100,00 30
100,00 30
100,00 30
53,00
52,75
52,50
52,25
52,25
52,00
53,72
53,70
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 17
No
XIII 1
2
3
4
5
6
XIV 1 2
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Sosial Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi Persentase PMKS skala Kabupaten yang memperoleh Bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar Persentase PMKS skala Kabupaten yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya Persentase Panti Sosial skala kabupaten yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial Ketenagakerjaan Angka partisipasi angkatan kerja Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
Kondisi Kinerja Awal 2010
4
2011
4
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
4
4
4
4
4
4
28
41
53
67
80
80
27,95
40,95
53,95
66,95
80,00
80,00
45
50
60
80
20,90
30,70
14,00
21,00
27,00
34,00
40,00
40,00
60,00
69,99
71,97
73,95
75,93
77,91
79,89
81,87
81,87
8,13
5,10
10,01
14,92
19,83
24,74
29,65
29,65
3
Tingkat partisipasi angkatan kerja
69,99
71,97
73,95
75,93
77,91
79,89
81,87
81,87
4
Pencari kerja terdaftar yang ditempatkan
65,17
48,24
50,00
53,00
59,00
62,7
70,00
70,00
Tingkat pengangguran terbuka
3,10
3,10
2,83
2,56
2,29
2,02
1,75
1,75
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
40,0
42
44
46
50
50
38
41
44
47
50
50
5
6 7
8
9
Keselamatan dan perlindungan Penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 18
No
10 11
12
13
14
XV 1 2 3 XVI 1 2
3 4
5
XVI I 1
2
3
XVIII 1 2 3 4 5
6
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Besaran pemeriksaan perusahaan Besaran pengujian peralatan di perusahaan Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakat Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Persentase koperasi aktif Jumlah BPR/LKM (buah/unit) Usaha Mikro dan Kecil (buah/unit) Penanaman Modal Jumlah investor berskala nasional Jumlah nilai investasi berskala nasional (Rp 000.000) Daya serap tenaga kerja Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah) Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dalam 10 hari kerja setelah persyaratan lengkap Kebudayaan Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Kepemudaan dan Olahraga Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi olahraga Jumlah kegiatan kepemudaan Jumlah kegiatan olahraga Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) Lapangan olahraga
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
24
29
34
39
45
45
22,0
29
36
43
50
50
40
50
60
70
75
75
33
40
50
58
60
60
37
41
46
52
60
60
79,16
79,75
80,24
80,72
81,18
81,61
82,02
82,02
209
227
240
255
267
280
294
294
21.394
23.329
23.562
23.798
24.036
24.276
24.519
24.519
889
685
719
754
791
830
871
871
343.60 7,48
360.78 7,85
360.78 7,85
198.462, 282.68 296.821, 04 6,72 06
311.662, 327.245, 11 22
3.035
2.927
3.073
3.226
3.387
3.556
3.733
3.733
O,42
44,07
19,25
21,17
23,29
25,62
28,18
28,18
100%
100%
33,33
66,66
100%
100%
100%
100%
66 Kali
66 Kali
66 Kali
70 Kali
75 Kali
80 Kali
85 Kali
85 Kali
0,0002
0,000 2
0,0002
0,0002
0,0002
0,0002
0,0002
0,0002
0,00%
0,00 %
0,00%
2,44%
2,44%
4,88%
4,88%
4,88%
24
24
24
24
24
24
24
24
27
27
27
27
27
27
27
27
7
7
7
7
7
7
7
7
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
46
46
46
46
46
46
46
46
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 19
No
XIX
1
2 3
4
5
6
XX
1
2
3
4 5 6
7 8
9
10
11 12
13
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Kegiatan pembinaan politik daerah Prosentase Bencana yang tertangani dengan baik Persentase korban bencana skala Kabupaten yang menerima Bantuan sosial selama masa tanggap darurat Persentase korban bencana skala Kabupaten yang dievakuasi dengan menggunakan sarpras tanggap darurat lengkap Jumlah titik rawan bencana yang telah dipantau dalam rangka mengantisipasi bencana Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan Laju Pertumbuhan PDRB
Kondisi Kinerja Awal 2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
2
1
6
12
18
24
30
30
1 95
1 100
5 100
10 100
15 100
20 100
25 100
25 100
-
27
41
54
67
80
80
35
50
70
80
80
90
90
90
0,69
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
1,10
1,10
99,62
85,52
86,44
86,76
87,07
87,65
85,71
85,71
2,37
2,34
2,38
2,42
2,45
2,49
2,52
2,52
4,89
-
5,39
5,42
5,61
5,89
6,07
6,07
19,17 17,89 15,48 Sistem informasi didi- realisasi PengemPelayanan Perijinan bangun bangun bangan dan adiministrasi pemerintah Penegakan PERDA 100 100 100 100 Cakupan patroli 3x 3x 3x 3x petugas Satpol PP (dalam 24 jam) Tingkat penyelesaian 100 100 100 100 pelanggaran K3 (keter tiban, ketentraman, keindahan) di Kab. (%) Petugas 0,996 0,856 0,864 0,876 Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten (%) Cakupan petugas 20 30 Linmas (%) Cakupan pelayanan bencana kebakaran 0.0018 0.001 0.0037 0.0037 kabupaten 7 87 39 39 Cakupan pelayanan 6 13 bencana kebakaran (%)
13,08 Pengembangan
-
Angka Kemiskinan 10,68 8,28 Pengem- Pengembangan bangan
8,28
100 3x
100 3x
100 3x
100 4x
100
100
100
100
0,871
0,873
0,876
0,876
40
50
60
60
0.0046 74 19
0.0046 74 25
0.0065 44
0.0065 44
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 20
No
14
15
16 17
18 19
20 21
22
23
24
25 26
27
28
29
30
31
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) (%) Cakupan sarana prasarana perkan toran pemerintahan desa yang baik (%) Sistim Informasi Manajemen Pemda Jumlah clien yang terhubung dengan web Pemda Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat Persentase ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN) Pembinaan pelayanan publik Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan Neraca Meningkatnya jumlah PAD (Rp Milyar) Rasio PAD terhadap pendapatan daerah Tersusunnya pengelolaan keuangan daerah yang tepat waktu Opini Laporan Keuangan Prosentase penyelesaian TLHP Reguler Inspektorat Kab Banjarnegara Prosentase penyelesaian penanganan kasus Prosentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat Propinsi
Prosentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPKP Prosentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK Persentase Jumlah SKPD yang berSPIP
Kondisi Kinerja Awal 2010
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
20
75,19
75,19
78,95
82,71
84,59
86,45
88,35
5
5
1
1
1
1
1
57
2
32
35
20
32
30
88,35
5 149
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
90
96,4
100
100
100
100
100
100
0
0
0
15
15
15
14
59
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
62,48
71,10 6
63,548
65,985
81,747
85,017
88,418
88,418
7,35
6,59
5,68
5,68
6,78
6,77
6,76
6,76
ya
ya
ya
ya
ya
ya
Ya
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP
WTP
WTP
85%
85%
87%
89%
91%
93%
95%
95%
90%
92%
92%
94%
94%
96%
96%
96%
94%
96%
96%
97%
97%
98%
98%
98%
81,82
82
84
86
88
90
90
65,22
66
68
70
72
74
78
78
0
0
0
10
40
70
100
100
-
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 21
No
32 33 34
35
36
XXI 1 2 3
4
5
6 7 8
9 XXI I 1
2
3 4
5 6
XXIII 1 2
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Rasio PNS Lulusan S1 Rasio PNS Lulusan S2/S3 Rasio pejabat struktural yang mengikuti diklatpim Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis
Kondisi Kinerja Awal
Tahun
Kondisi Kinerja Akhir
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
33,51
36,87
40,16
43,00
46,46
49,98
53,57
53,57
1,56
1,68
1,79
1,84
1,98
2,07
2,20
2,20
59,39
59,51
60,12
66,26
71,17
76,07
80,98
80,98
64,71 55,81
51,43
69,23
83,33
90,91
100
100
8,96
9,74
10,53
10,87
10,87
6,80
7,56
8,31
Ada
Ada
Ada
Ketahanan Pangan Regulasi ketahanan pangan Ketersediaan pangan utama Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Energi dan protein per kapita Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah Ketersediaan cadangan pangan Stabilisasi harga dan pasokan pangan Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Penanganan Kerawanan Pangan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi PKK aktif (%) Cakupan penyediaan informasi Data Mikro Keluarga di setiap Desa Posyandu aktif
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
114,34
116,23
118,44
120,84
122,56
122,56
82,70
84
86
88
90
-
-
60
70
80
90
-
-
60
70
80
90
-
-
30
40
50
60
-
-
60
70
80
90
-
-
50
60
70
80
-
-
30
40
50
60
57,10
65,84
65,90
66,00
66,05
66,10
66,15
66,15
13
13
13
15
17
19
21
21
100
100
100
100
100
100
100
100
33,30
66,60
100,00
100,00
100,0 0
100,0 0
93,31
97,45
97,45
20,00
20,00
20,00
110,20 112,67 82,30
81,97
82
85,80
89
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat Statistik
20,00
33,00
33,00
20,00
Buku ”kabupaten dalam angka” Buku ”PDRB kabupaten”
1 dok
1 dok 1 dok
1 dok
89,42 20,00
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
5 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
5 dok
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 22
No
XXIV 1 2 XXV 1 2 3 4 5 6 7
8
XXVI 1 2
3
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kearsipan Pengelolaan arsip secara baku Peningkatan SDM pengelola kearsipan Komunikasi dan Informatika Jumlah jaringan komunikasi Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Jumlah surat kabar nasional/lokal Jumlah penyiaran radio/TV lokal Web site milik pemerintah daerah Pameran/expo
Kondisi Kinerja Awal 2010
2013
2014
2,99 % -
1,79%
5,36%
1,79%
5,36%
3,57%
1 keg
1 keg
1 keg
1 keg
7,11
7,13
7,13
7,23
7,28
7,29
7,29
7,29
0,0112
0,0095
0,009
0,0084
0,0078
0,0078
0,0078
6
0,013 4 7
7
7
7
7
7
7
13
13
14
14
14
14
15
15
3
9
10
11
12
13
14
14
26
36
41
46
51
56
61
61
8
10
12
1 keg
Pelaksanaan desiminasi pendistribusian informasi nasional melalui: a. Media massa seperti majalah , radio dan televisi b. Media baru seperti website c. Media tradisional seperti pertunjukan rakyat d. Media interpersonal seperti sarasehan ceramah / diskusi dan loka karya Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat di tingkat kecamatan Perpustakaan Jumlah perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (%) Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
-
2015
Kondisi Kinerja Akhir
2012
1,79%
2011
Tahun 2016
3,57%
setiap hari 12
8
10
12
50
1
1
1
1
1
1
1
1
4,72
3,51
4,50
4,55
4,60
4,65
4,70
4,70
38,47
34,20
36,92
37,40
37,59
37,78
37,96
37,96
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 23
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator No Kinerja Pembangunan Daerah Fokus Layanan Urusan Pilihan I Pertanian 1
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar - Produktivitas padi (kw/ha) - Produktivitas Jagung (kw/ha) - Produktivitas Kedelai (kw/ha) Produktivitas Tanaman Hortikultura
3
4
2015
2016
62.12
62.47
62.47
41.89
44.16
45.00
45.85
46.90
47.50
48.20
48.20
7.84
9.58
10,00
10,53
11,20
11,65
12,20
12,20
- Durian (kg/pohon)
21.63
52.40
- Salak (kg/pohon)
15.36
17.73
24,98 15,67
28,73 15,83
33,04 15,98
38,00 16,14
43,69 16,30
43,69 16,30
34.51 149.36
43.12 136.6 5 35,59
Kontribusi sektor pertanian/peternakan/ perikanan terhadap PDRB Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian Jumlah Populasi Ternak
- Domba Prosentase Keberhasilan Inseminasi Buatan - Perbandingan Jmlh Kelahiran dengan Pemakaian Semen
35,85
38,78 164.67
41,10 172.90
43,57
46,18
48,95
48,95
181.55
190.63
200.16
200.16
35.23
34.88
34.53
34.19
33.85
33,85
32,70
32,37
32,05
31,73
31,41
31,41
34.835
35.357
35.888
36.426
36.972
36.972
2.867
2.910
2.954
2.998
3.043
3.089
3.089
184.847 185.056
188.75 7
192.53 2
196.38 3
200.31 1
204.31 7
204.31 7
108.318 108.915
110.00 4
111.10 4
112.21 5
113.33 7
114.47 1
114.47 1
69,86
70,56
71,27
71,98
72,70
4.46%
4.46%
4.50%
4.50%
4.60%
4.60%
33,36
33,03
41.842 34.320 42
59,72
69,17
72,70
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB Produktivitas perkebunan Kopi Robusta (ton/ha)
4.38%
0,36
0,36
0,36
0,4
0,45
0,5
0,55
0,55
Kopi Arabika (ton/ha)
0,23
0,17
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0,4
Kelapa Dalam (ton/ha)
0,77
0,77
0,7
0,72
0,74
0,76
0,78
0,78
8,4
8,08
8
8,2
8,4
8,6
8,8
8,8
1,16
1
1
Teh (ton/ha)
1,1
1,2
1,3
1,4
1,4
0,16
0,19
0,26
0,31
0,31
70
75
80
80
80
80
79,57
81,95
84,41
86,10
86,10
17,66
20,26
22,86
25,45
25,45
Karet (ton/ha) Tebu (ton/ha)
9
2014
61.85
Kepala Deres (ton/ha)
8
2013
61.50
- Kambing
7
2012
61,24
- Sapi Perah
6
2011
Kondisi Kinerja Akhir
61.14
- Sapi
5
2010
Tahun
55.69
- Pisang (kg/pohon) - Kentang (kw/ha) 2
Kondisi Kinerja Awal
Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB Cakupan bina kelompok petani (%)
65,00
71,50
76,51
9,97
12,47
15,06
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 24
No II
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kehutanan
1
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
2
Kerusakan Kawasan Hutan Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Energi dan Sumber Daya Mineral Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi Pemanfaatan potensi gas rawa Pariwisata
3
III 1 2
3
4 IV 1
Kunjungan wisata (%)
2
Pendapatan sektor pariwisata (%) Kelautan dan Perikanan Produksi perikanan (ton) Konsumsi ikan (kg/Kpt/th) Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan
V 1 2 3
4 VI 1
2
3
VII 1
2
3
Produksi perikanan tangkap (ton) Perdagangan Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB Ekspor Bersih Perdagangan (Rp 000.000) Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal Perindustrian Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri Pertumbuhan Industri
Kondisi Kinerja Awal
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
3.82%
5,59 %
4.57%
4.39%
3.33%
3.33%
3.33%
3.33%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0.66%
0.66%
0.67%
0.67%
0.68%
0.68%
0,00%
2,18 %
0.64%
26,00
62,00
69,00
76,00
83,00
90,00
97,00
97,00
0,53
0,52
0,52
0,52
0,53
0,53
0,54
0,54
60
60
60
60
110
110
170
170
25
35
35
60
85
110
235
235
126,8
115,3
100
100
100
100
100
100
100,58 102,47
100
100
100
100
100
100
6.524,95 7.051,0 0 11,93 10,74
9.009,9 5
10.967, 94 12,88
13.308, 93 13,91
16.453, 66 14,88
20.254, 07 15,77
20.254, 07 15,77
20.00
20.73
22.05
22.73
24.00
1.081,40 1.257,00 1.282,00
1.308,00
1.334,00
1.360,70
1.381,40
1.381,40
11,81 21.25
18.97
13,56
13,63
13,56
13,62
13,71
13,76
13,82
13,82
24.775
24.77 5
25.518
26.284
27.073
27.885
28.722
28.722
8.726
9.162
9.620
10.101
10.660
11.193
11.753
11.753
12,73
11,51
12,74
12,76
12,77
12,78
12,79
12,79
2,02
2,21
3,41
2,64
2,89
3,16
3,46
3,46
19.829
20.107
20.385
20.663
20.663
8.442
9.445
10.673
13.870
13.870
35
35
35
35
175
19.083
19.273 19.551
4 VIII 1
Cakupan bina kelompok pengrajin
24.00
8.041
8.362 12.167
Ketransmigrasian Jumlah transmigran yang ditempatkan (KK)
5
35
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
35
IX - 25
10.3. Aspek Daya Saing Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan
otonomi
daerah
sesuai
dengan
potensi,
kekhasan, dan unggulan daerah. Daya saing (competitiveness) merupakan
salah
satu
faktor
kunci
keberhasilan
pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Aspek daya saing terdiri dari fokus kemampuan ekonomi daerah, fokus fasilitas wilayah/infrastruktur, fokus iklim berinvestasi, dan fokus sumber daya manusia. Tabel 9.3. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 Aspek Daya Saing Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator No Kinerja Pembangunan Daerah Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah II Pertanian 1
Kondisi Kinerja Awal
Tahun 2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
143.97
147.00 147.73
148.47
149.21
149.96
150.71
150.71
196.67
192.02 192.98
193.94
194.91
195.89
196.87
196.87
101.02
102.21 102.72
103.23
103.75
104.27
104.79
104.79
2010
2011
Nilai tukar petani - NTP Petani Tan. Pangan & Hortikultura - NTP Peternakan - NTP Perikanan
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur I Perhubungan 1 2
3
II 1 III
1 2 3
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun Penataan Ruang Ketaatan terhadap RTRW Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Jumlah bank Jenis dan jumlah perusahaan asuransi Jenis, kelas dan jumlah restoran
0,73
0,65
0,59
0,53
0,49
0,45
0,42
0,42
947.965 928.122 929.005
882.554
838.427
796.505
756.680
756.680
947.965 928.122 929.005
882.554
838.427
796.505
756.680
756.680
100
100
100
100
100
100
33
34
37
39
42
44
46
46
2
3
3
3
3
3
3
3
10,34%
10,34 %
10,34%
10,00%
10,00%
9,68%
9,68%
9,68%
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 26
No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja Awal 2010
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kondisi Kinerja Akhir
Fokus Iklim Berinvestasi I
1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Angka kriminalitas
2
Jumlah demonstrasi
3
Lama proses perijinan
4
5
6
Fokus
355
225
240
250
270
280
280
280
5
5
6
6
8
8
10
10
HO
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
IMB
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
SIUP
1-3 hari 3 hari
1-3 hari 3 hari
1-3 hari 3 hari
1-3 hari 3 hari
1-3 hari 3 hari
1-3 hari 3 hari
1-3 hari 3 hari
34
3 hari 3 hari 1-3 hari 3 hari 34
34
35
35
35
35
35
2
-
-
-
Penggunaan Alunalun Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun Sumber Daya Manusia
3
4
5
5
5
5
20
40
60
80
100
100
119,37
124,57
129,77
134,97
140,17
140,17
38,05
37,20
36,35
35,50
34,65
34,65
I 1 2
Ketenagakerjaan Rasio lulusan S1/S2/S3 Rasio ketergantungan
108,97 39,75
114,17 38,90
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
IX - 27
BAB X BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN KAIDAH TRANSISI DAN PEDOMAN PELAKSANAAN
10.1. PEDOMAN TRANSISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Banjarnegara
Tahun
2011-2016
merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah selama lima tahun mendatang, yang dalam penyusunannya mengacu pada
RPJMN
Banjarnegara
Tahun
2010-2014
Tahun
2005-2025.
dan
RPJPD
RPJMD
Kabupaten
ini
sekaligus
merupakan pedoman, landasan dan rujukan dalam penyusunan Renstra-SKPD, yang selanjutnya pada setiap tahun dalam kurun waktu 2011-2016 akan dijabarkan menjadi RKPD Kabupaten Banjarnegara Pedoman transisi yang disusun secara terpadu dalam RPJMD
2011-2016
ini
dimaksudkan
untuk
menjaga
kesinambungan pembangunan daerah dan mengisi kekosongan dokumen perencanaan pembangunan daerah, khususnya untuk tahun anggaran 2017. Program pembangunan daerah tahun transisi (2017) perlu disusun untuk membantu Bupati/Wakil Bupati terpilih hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) masa jabatan periode 2016-2021, khususnya perencanaan tahunan pada tahun 2017, baik RKPD maupun APBD Tahun 2017.
10.2. KAIDAH PELAKSANAAN RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2016 yang telah disusun ini hendaknya dapat dilaksanakan oleh segenap pemangku kepentingan, terutama unsur pemerintah maupun unsur non pemerintah, secara konsisten, jujur, transparan, partisipatif, dan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, perlu kiranya untuk merumuskan beberapa kaidah terkait dengan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 20112016 dalam langkah-langkah strategis sebagai berikut: 1.
Seluruh
SKPD
Banjarnegara
di dan
lingkungan seluruh
Pemerintah pemangku
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
Kabupaten kepentingan X-1
(stakeholders) berkewajiban untuk melaksanakan programprogram RPJMD dengan sebaik-baiknya. 2.
Seluruh
SKPD
di
lingkungan
Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara, berkewajiban untuk menyusun RenstraSKPD dengan berpedoman pada RPJMD yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Renja-SKPD. 3.
Seluruh
SKPD
di
lingkungan
Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara berkewajiban menjamin konsistensi antara dokumen
perencanaan
Pusat,
Provinsi
Jawa
Tengah,
Kabupaten Banjarnegara, dan Sektoral. RPJMN Tahun 2010-2014 dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082013. 4.
Dalam
rangka
meningkatkan
efektivitas
pelaksanaan
RPJMD, Bappeda Kabupaten Banjarnegara berkewajiban untuk
melakukan
penjabaran
monitoring
RPJMD
dan
kedalam
evaluasi RKPD
terhadap Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012 sampai tahun 2016, baik dalam mekanisme evaluasi tahunan maupun lima tahunan. 5.
Substansi RPJMD digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, baik untuk evaluasi akhir tahun anggaran (1 tahun) maupun evaluasi akhir masa jabatan Kepala Daerah (lima tahun).
BUPATI BANJARNEGARA
SUTEDJO SLAMET UTOMO
RPJMD KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2011 - 2016
X-2