2014
PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI FARMASI
STF MUHAMMADIYAH TANGERANG Jalan Raya serang km14,5Cikupa - Tangerang
Peraturan Akademik PROGRAM STUDI FARMASI STFM TANGERANG PA.PM-PSF-STFM.01 Revisi ke
:
0
Tanggal
:
April 2014
Disusun oleh
:
Kaprodi Farmasi
Disetujui oleh
:
Ketua
PROGRAM STUDI
Standar Akademik
Disusun Oleh
Disetujui Oleh
PA.PM-PSFSTFM.01
Nita Rusdiana M.Sc, Apt
Endang Sunariyanti S.Far., M.Sc
FARMASI Revisi ke0
Tanggal April 2014
i
PENGANTAR Penjaminan Mutu Akademik Prodi Farmasi STFM merupakan tanggung jawab seluruh civitas akademik. Agar arah kegiatan Penjaminan Mutu Akademik di Prodi Farmasi STFM dimengerti oleh semua unit pelaksana kegiatan akademik, maka perlu disusun Peraturan Akademik Peraturan Akademik di Bidang Pendidikan Prodi Farmasi STFM ini sebagian besar disusun dengan mengacu pada Peraturan Akademik Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang dengan beberapa penyesuaian dengan kultur dan pengalaman empirik, serta digunakan sebagai acuan bagi Program Studi dalam menyelenggarakan kegiatan Akademik di Bidang Pendidikan.
Tangerang, Ketua,
April 2014
Endang Sunariyanti S.Far., M.Sc
ii
DAFTAR ISI PENGANTAR........................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................... iii PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG TAHUN 2009 ........................................................ vii BAB I KETENTUAN UMUM........................................... 1 Pasal 1 ........................................................... 1 BAB II TUJUAN PENDIDIKAN SARJANA ............................ 6 Pasal 2 ........................................................... 6 BAB III PROGRAM STUDI ............................................ 7 Pasal 3 Tanggungjawab Pimpinan Program Studi ........... 7 BAB IV KURIKULUM .................................................. 8 Pasal 4 Pengertian dan Karakter Kurikulum ................. 8 Pasal 5 Acuan Penyusunan Kurikulum ........................ 9 Pasal 6 Komponen Kurikulum .................................. 9 Pasal 7 Matakuliah............................................. 10 Pasal 8 ......................................................... 11 Pasal 9 Pengesahan dan Peninjauan Kembali Kurikulum ............................................ 11 Pasal 10 Sistem Kredit Semester ............................. 12 Pasal 11 Beban sks dan Lama Studi .......................... 12 BAB V DOSEN ...................................................... 13 Pasal 12 Pengertian dan Tugas ............................... 13 Pasal 13 Persyaratan menjadi Dosen ........................ 13 Pasal 14 Pengusulan Asisten Dosen .......................... 15 Pasal 15 Pengangkatan dalam Pangkat dan Jabatan Dosen ................................................. 15 Pasal 16 Angka Kredit untuk Jabatan Dosen ............... 17 Pasal 17 Komponen Angka Kredit ............................ 18 Pasal 18 Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung-jawab Asisten Ahli ..................... 19 Pasal 19 Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung-jawab Lektor ............................ 20
iii
Pasal 20 Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung-jawab Lektor Kepala ................... 20 Pasal 21 Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung-jawab Guru Besar ...................... 21 Pasal 22 Kewajiban dan Hak Dosen .......................... 22 Pasal 23 Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen .............. 23 Pasal 24 Penilaian Kinerja Dosen ............................ 25 Pasal 25 Perbantuan Tugas Tenaga Dosen .................. 26 Pasal 26 Pembebasan dari Tugas Jabatan dan dari Jabatan ............................................... 27 Pasal 27 Pemberhentian Menjadi Dosen .................... 29 BAB VI PENERIMAAN MAHASISWA ............................... 30 Pasal 28 Kalender Akademik .................................. 37 Pasal 29 Pola Penerimaan Mahasiswa Baru ................. 30 Pasal 30 Mahasiswa Pindahan dari Luar Negeri ............... Pasal 31 Mahasiswa Titipan Pasal 32 Pindahan dari Universitas/lnstitut di Luar Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang ............................................ 30 Pasal 33 Pindahan Antar Program Studi/Bagian dalam Lingkungan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang ........................ 31 Pasal 34 Mahasiswa Warga Negara Asing ...................... Pasal 35 Pelantikan Mahasiswa Baru ........................ 33 Pasal 36 Hak dan Kewajiban Mahasiswa .................... 34 Pasal 37 Hak-hak Mahasiswa .................................. 34 Pasal 38 Kewajiban Mahasiswa ............................... 35 BAB VII PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN ................. 37 Pasal 39 Daftar Ulang .......................................... 38 Pasal 40 Sistem Pembelajaran ............................... 39 Pasal 41 Beban Satuan Kredit Semester .................... 40 Pasal 42 Pengukuran Hasil Studi ............................. 40 Pasal 43 Fungsi Kartu Hasil Studi ............................ 41 Pasal 44 Dosen Penasihat Akademik ......................... 41 Pasal 45 Kartu Rencana Studi ................................ 42 Pasal 46 PerSTFMahan dan Pembatalan Rencana Studi .. 42 Pasal 47 Pelaksanaan Perkuliahan ........................... 43 Pasal 48 Tata Tertib Perkuliahan ............................ 43 BAB VIII PENYELENGGARAAN UJIAN ............................ 45
iv
Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Bentuk dan Sifat Ujian .............................. 45 Tugas, Wewenang dan Kewajiban Bagian ....... 45 Kewajiban Dosen Penguji .......................... 46 Tanggung jawab Dosen Penguji ................... 46 Wewenang Pengawas Ujian ........................ 46 Berita Acara Pelaksanaan Ujian ................... 47 Kerahasiaan Ujian ................................... 48 Tata Tertib Peserta Ujian .......................... 48 Tata Tertib Pengawas Ujian ....................... 50 Jadwal dan Tempat Ujian .......................... 50 Penilaian Keberhasilan Belajar .................... 50 Penghitungan Indeks Prestasi ...................... 51
BAB IX PENYELENGGARAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR ..... 53 Pasal 61 Kriteria Prestasi Akademik Mahasiswa ........... 53 Pasal 62 Evaluasi dan Batas Waktu Studi Program Pendidikan ........................................... 53 Pasal 63 Cuti Studi Sementara Waktu ....................... 54 Pasal 64 Perpanjangan Masa Studi Mahasiswa Pasal 65 Putus Studi ........................................... 56 BAB X YUDISIUM, WISUDA, TRANSKRIP ......................... 57 Pasal 66 Tata Cara Pengusulan Yudisium ................... 57 Pasal 67 Syarat Kelulusan Program Pendidikan Sarjana .. 57 Pasal 68 Yudisium Kelulusan .................................. 58 Pasal 69 Wisuda................................................. 59 Pasal 70 Transkrip Akademik ................................. 59 BAB XI UNSUR PENUNJANG ...................................... 60 Pasal 71 ......................................................... 60 Pasal 72 Laboratorium ......................................... 60 BAB XII SANKSI AKADEMIK ........................................ 61 Pasal 73 Perbuatan Terlarang ................................ 61 Pasal 74 Sanksi Pelanggaran Tertib Ujian .................. 62 Pasal 75 Sanksi Pelanggaran Tertib Daftar Ulang ......... 62 Pasal 76 Hukuman Atas Pelanggar Tertib Ujian ........... 63 Pasal 77 Prosedur Penetapan Hukuman .................... 63 Pasal 78 Peninjauan Kembali Terhadap Hukuman Akademik ............................................. 64 BAB XIII KETENTUAN LAIN LAIN .................................. 65 Pasal 79 Ujian Susulan ......................................... 65
v
Pasal 80 Surat Keterangan Sebagai Pengganti Ijazah yang Hilang .......................................... 65 Pasal 81 Surat Keterangan Sebagai Pengganti Kartu Mahasiswa yang Hilang ................................ Pasal 82 Keberadaan Mahasiswa di Kampus ................ 66 BAB XIV Pasal Pasal Pasal
PERSTFMAHAN PERATURAN AKADEMIK .............. 67 83 Usul PerSTFMahan ................................... 67 84 ......................................................... 67 85 Pengelolaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat .................. 68 Pasal 86 Monitoring dan Evaluasi Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ............. 69
BAB XV KETENTUAN PERALIHAN ................................ 71 Pasal 87 71 BAB XVI PENUTUP ................................................. 72 Pasal 88 72
vi
PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI FARMASI STFM TANGERANG Landasan Pemikiran Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang memberi peluang kepada warga negaranya untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas serta integritas berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Prodi Farmasi STFM sebagai institusi Pendidikan Tinggi mengemban amanat Konstitusi dan berkewajiban menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan ilmu pengetahuan/teknologi, serta mampu menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Agar misi Prodi Farmasi STFM terlaksana dengan baik perlu diselenggarakan kegiatan akademik yang memelihara suasana akademik yang memungkinkan para mahasiswa peserta didik dan lulusan berkemampuan untuk berkembang secara mandiri, berjiwa pembangunan, disiplin, menghormati hak asasi manusia, berbudi pekerti luhur dan berakhlak yang baik. Agar citra pelaksanaan kegiatan tersebut berhasil maka disusunlah Peraturan Akademik sebagai perangkat lunak pendidikan yang berlaku untuk seluruh civitas akademik.
vii
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan akademik ini yang dimaksud dengan: (1) Peraturan Akademik Prodi Farmasi STFM adalah semua peraturan yang mengikat elemen-elemen di dalam sistem pelaksanaan pendidikan (2) Perguruan Tinggi adalah Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan program studi pendidikan akademik. (PP No. 153 Tahun 2000 juncto Pasal 1 ayat 2 SK Mendiknas Nomor 232/U/2000) (3) Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi Program Sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu (Penjelasan Umum pasal 15, UU Nomor 20 Tahun 2003) (4) Ketua adalah pimpinan tertinggi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang yang berwenang dan bertanggung jawab atas pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. (5) Ketua Program adalah pimpinan tertinggi program dalam lingkungan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan program. (6) Program Studi Farmasi adalah satuan struktural Perguruan Tinggi sebagai unsur pelaksana akademik Perguruan Tinggi yang bertugas mengelola 2 Program Studi, yang tersusun atas, 1 Program Studi Ahli Madya (D3) dan 1 Program Studi Sarjana (S1) dan Unit-unit pelaksana akademik lain yang dianggap perlu (Pasal 50 ayat 1 PP Nomor 60 Tahun 1999 Juncto Pasal 1 ayat 12 SK Mendiknas Nomor 234/U/2000) (7) Dosen Program Studi Farmasi adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh
1
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Ketua atau pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk tugas utama mengajar pada Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. Dosen Penasihat Akademik adalah dosen tetap pada Bagian yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua program bertugas membimbing dan mengarahkan proses belajar sejumlah Mahasiswa. Mahasiswa adalah seseorang yang telah terdaftar dan sedang mengikuti program pendidikan di Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. Mahasiswa Baru adalah seseorang yang baru pertama kali terdaftar mengikuti suatu program studi di Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. Mahasiswa pindahan adalah peserta didik pindahan yang berasal dari program D3 farmasi yang melanjutkan studi di Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. Program Studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan/atau profesi yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar Mahasiswa peserta didiknya mampu menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum (Pasal 1 ayat 5 SK Mendiknas Nomor 232/U/2000) Akreditasi adalah pengakuan atas program studi pada perguruan tinggi yang memenuhi standar minimal sesuai penetapan Badan Akreditasi Nasional atau badan akreditasi lain dari dalam dan luar negeri (Pasal 1 ayat 3 dan Pasal 7 Kep.Mendiknas No: 004/U/2002 p.604-605) Kurikulum Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian terhadap hasil-hasilnya sebagai pedoman
2
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang disusun menurut acuan kurikulum pendidikan tinggi (Pasal 1 ayat 6 SK Mendiknas Nomor 232/U/2000) Kurikulum inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku secara nasional untuk setiap program studi yang memuat tujuan pendidikan, isi pengetahuan dan kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam menyelesaikan suatu program studi (Pasal 7 ayat 2 SK Mendiknas Nomor 232/U/2000 p.532) Kurikulum institusional adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berkenaan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. (Pasal 7 ayat 4 SK Mendiknas Nomor 2321U/2000 p. 532) Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaaan. (Pasal 1 ayat 7 SK Mendiknas Nomor 232/U/2000 p.526) Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu. (Pasal 1 ayat 8 SK Mendiknas Nomor 232/U/2000 p. 527) Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. (Pasal 1 ayat 9 SK.Mendiknas Nomor 23WM00 p. 527) Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian
3
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. (Pasal 1 ayat 10 SK Mendiknas Nomor 2321U12000 p. 527) Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya (Pasal 1 ayat 11 SK Mendiknas Nomor 232/U/2000 p.527) Indeks Prestasi Semester (IPS) adalah bilangan dengan dua angka di belakang koma yang menunjukkan kualitas belajar dalam satu semester yang dihitung dengan menjumlah hasil perkalian nilai hasil belajar dengan bobot sks dibagi dengan jumlah kredit yang diambil pada semester bersangkutan. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah bilangan dengan dua angka di belakang koma yang menunjukkan kualitas belajar keseluruhan dari materi program studi yang dihitung dengan menjumlah hasil perkalian nilai hasil belajar dengan bobot sks dibagi dengan jumlah kredit yang ditetapkan untuk program studi yang bersangkutan. Skripsi/Tugas Akhir adalah karya tullis ilmiah yang disusun oleh seorang Mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Penelitian adalah kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian (Pasal 1 ayat 9 SK Mendikbud RI Nomor:212/U/1999 p.493 Juncto pasal 1 angka 8 Kepmenkowasbangpan Nomor 38 Tahun 1999) Transkrip akademik adalah daftar nilai keseluruhan hasil belajar dan indeks prestasi dari matakuliah program studi yang diberikan sebagai lampiran ijazah kepada Mahasiswa yang dinyatakan lulus Transkrip nilai adalah daftar nilai dari sebagian matakuliah program studi yang telah ditempuh Mahasiswa
4
(28) (29) (30)
(31)
Kalender akademik adalah jadual kegiatan akademik tahunan yang ditetapkan oleh Ketua STFM. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) adalah dana yang wajib dibayar oleh Mahasiswa setiap semester Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik (SPMA) adalah dana yang wajib dibayar hanya sekali oleh Mahasiswa program studi tertentu pada saat pertama kali diterima sebagai Mahasiswa Biaya Operasional Pendidikan (BOP) adalah biaya yang wajib dibayar oleh Mahasiswa sesuai dengan jumlah yang diambil pada tiap awal semester
5
BAB II TUJUAN PENDIDIKAN SARJANA Pasal 2 Program Pendidikan Sarjana Farmasi diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi: 1. Menghasilkan luaran yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudaya bahari, berkemampuan
akademik
dan
profesional,
berorientasi dan berwasan ke depan, serta berkinerja tinggi dalam mengemban profesinya masing-masing. 2. Menjadikan Program Studi Farmasi sebagai pusat pengembangan kefarmasian untuk ikut berperan dalam kemajuan IPTEKS, dengan cara melakukan penelitian pengembangan obat. 3. Meningkatkan mutu fasilitas, prasarana, dan sarana, termasuk mutu teknologi komunikasi dan informasi yang dapat menunjang terciptanya suasana akademik yang kondusif dan mampu memberi manfaat kepada masyarakat. 4. Mengembangkan kerjasama kemitraan dengan sektor ekternal, seperti pemerintah, dunia usaha dan industri farmasi serta perguruan tinggi dan lembaga IPTEKS lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri.
6
BAB III PROGRAM STUDI Pasal 3 Tanggungjawab Pimpinan Program Studi (1)
(3)
(4)
Program Ahli Madya (D3) dan Sarjana Farmasi (S1), diselenggarakan di Program studi secara otonom dan Ketua/Pengelola Program Studi bertanggungjawab kepada Ketua Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. Ketua Program Studi diangkat oleh Ketua Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang (Pasal 52 ayat (3) PP.60/99). Masa jabatan Ketua Program Studi adalah 4 tahun dan dapat diangkat kembali.
7
BAB IV KURIKULUM Pasal 4 Pengertian dan Karakter Kurikulum (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai dasar penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang disusun mengacu pada pedoman penyusunan kurikulum di Perguruan Tinggi. (Kep.Mendiknas No.56/U/94, juncto Kep. Mendiknas No. 232/U/2000, p. 525) Kurikulum Program Studi di lingkungan Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang tersusun atas Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional. (Pasal 4 Kep. Mendiknas No. 045/U/2002, p. 611) Kurikulum Inti adalah bagian dari kurikulum Pendidikan Tinggi yang berlaku secara nasional untuk setiap Program Studi, yang memuat tujuan pendidikan, isi pengetahuan, dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik dalam penyelesaian suatu Program Studi. (Kep.Mendiknas No. 23/U/2000) Kurikulum Institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan tinggi, tersusun atas tambahan dari kelompok ilmu dalam Kurikulum Inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. (Kep.Mendknas NO.23U/2000). Kurikulum Institusional disusun oleh dalam forum Rapat Dosen yang ada dalam masing-masing Program Studi.
8
Pasal 5 Acuan Penyusunan Kurikulum (1)
(2)
(3)
Rancangan Kurikulum Inti untuk setiap Program Studi pada Program Sarjana Farmasi, mengikuti kurikulum inti yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. (Pasal 6 ayat 1 Kepmendiknas No.045/U/2002, Kepmendiknas No.232/U/2000) Kurikulum Inti Program Sarjana Farmasi (S1) berkisar antara 40%-80% dari jumlah sks Kurikulum Program Sarjana Farmasi. (Pasal 5 Kepmendiknas No.045/U/2002, Ps 8 ayat 2 Kepmendiknas No. 232/U/2000 p.532) Kurikulum yang disusun oleh Program Studi bersamasama dengan wakil dari pemangku kepentingan (stakeholders) yang ditunjuk harus merujuk pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
Pasal 6 Komponen Kurikulum (1)
(2)
(3)
Komponen kurikulum Pendidikan Tinggi tersusun atas kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB) dan Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). (Pasal 9 Kepmendiknas No 232 /U12000) Kelompok MPK tersusun atas Matakuliah Agama, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia yang relevan dengan tujuan pengayaan wawasan, pendalaman intensitas pemahaman dan penghayatan MPK inti. MPK 4-5%. Kelompok MKK tersusun atas matakuliah yang relevan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar keunggulan
9
(4)
(5)
(6)
kompetitif serta komparatif penyelenggaraan Program Studi bersangkutan. MKK 30-45%. Kelompok MKB tersusun atas matakuliah yang relevan dan bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas kompetensi keahlian dalam berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan. MKB 10 - 20%. Kelompok MPB tersusun atas matakuliah yang relevan bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap Program Studi. MPB 3-5%. Kelompok MBB tersusun atas matakuliah yang relevan dengan upaya pemahaman serta penguasaan ketentuan yang berlaku dalam berkehidupan di masyarakat, baik secara nasional maupun global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya. MBB 3-5%.
Pasal 7 Matakuliah (1)
(2)
(3)
Isi dan luas bahasan suatu matakuliah harus mendukung tercapainya tujuan program pendidikan dan diukur dengan satuan kredit semester; Suatu matakuliah dapat diasuh oleh seorang Dosen atau Tim Dosen (Team Teaching) yang ditetapkan oleh Ketua Program; Suatu matakuliah yang ditawarkan dapat diajarkan bila diikuti oleh peserta minimal 5 orang, terkecuali dalam hal-hal yang bersifat khusus yang ditentukan oleh Ketua Program.
10
Pasal 8 Garis Besar Program Pembelajaran Semester (GBPPS) (1)
(2)
(3)
Garis Besar Program Pembelajaran Semester adalah rumusan tujuan dan pokok-pokok isi matakuliah yang memuat komponen-komponen nama, nomor kode, diskripsi singkat, tujuan instruksional khusus dan umum, pokok dan sub pokok bahasan matakuliah, materi pembelajaran mingguan, dan sumber kepustakaan; Satuan Acara Pembelajaran (SAP) adalah rumusan tujuan dan pokok-pokok matakuliah satu kali tatap muka. SAP harus memuat komponen-komponen nama, nomor kode, perkiraan waktu, nomor urut tatap muka, Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dan Tujuan Instruksional Umum (TIU), pokok dan sub pokok bahasan Matakuliah, kegiatan pembelajaran, evaluasi dan referensi; Pemantauan pelaksanaan SAP dilakukan oleh Tim Kurikulum yang bersangkutan melalui penjaminan mutu yang ditetapkan.
Pasal 9 Pengesahan dan Peninjauan Kembali Kurikulum (1)
(2)
(3)
Kurikulum yang telah disusun oleh Forum Dosen Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, serta ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang; Peninjauan kembali Kurikulum dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta dengan memperhatikan durasi masa studi terprogram dan kebutuhan masyarakat; Untuk mendukung capaian tujuan program pendidikan, Kurikulum diterapkan berdasarkan Sistem Kredit
11
Semester (SKS) yang diukur dengan satuan kredit semester (sks).
Pasal 10 Sistem Kredit Semester (1)
(2)
(3)
Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban studi Mahasiswa, beban kerja Dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program. (Pasal 1 ayat 12 Kepmendiknas No 232/U/2000) Satuan kredit semester (sks) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadual perminggu sebanyak satu jam perkuliahan atau dua jam praktikum, atau empat jam lapangan yang masing-masing diiringi oleh sekitar satu sampai dua jam kegiatan terstruktur dan sekitar satu sampai dua jam kegiatan mandiri. (Pasal 1 ayat 14 Kepmendiknas No 232/U/2000) Semester adalah satuan waktu kegiatan yang tersusun atas 18 sampai 20 minggu kuliah atau kegiatan terjadual lainnya termasuk dua sampai tiga minggu kegiatan penilaian. (Pasal 1 ayat 13 Kepmendiknas No 232/U/2000)
Pasal 11 Beban sks dan Lama Studi Beban studi Program Pendidikan Sarjana sekurang-kurangnya 144 sks dan sebanyak-banyaknya 160 sks yang dijadualkan untuk 8 semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 semester dan paling lama 14 semester setelah pendidikan menengah (Pasal 5 ayat 1 Kepmendiknas No: 232/U/2000).
12
BAB V DOSEN Pasal 12 Pengertian dan Tugas (1)
(2)
Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh Menteri Pendidikan Nasional atau oleh Ketua dengan tugas utama mengajar pada Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. Rekruitmen Dosen diusulkan oleh Program Studi Farmasi ke Ketua berdasarkan perencanaan dan kebutuhan dengan memperhatikan rasio Mahasiswa dan Dosen, kualifikasi serta kemampuan finansial. (Pasal 5 dan pasal 6 Kepmendiknas No. 035/U/2002)
Pasal 13 Persyaratan menjadi Dosen (1)
(2)
Untuk diangkat menjadi Dosen Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, seseorang harus memenuhi kualifikasi administratif dan kualifikasi akademik sebagai berikut: Kualifikasi administratif yang harus dipenuhi: a. Warga Negara Indonesia; b. Surat lamaran ditulis tangan sendiri, ditujukan kepada Ketua PROGRAM STUDI FARMASI; c. Pas photo usuran 4x6 cm sebanyak 3 buah; d. Fotokopi ijazah terakhir, transkrip yang telah dilegalisir, dan disertai aslinya ketika tes/wawancara; e. Daftar riwayat hidup (CV); f. Fotokopi kartu identitas diri (KTP); g. Surat persetujuan suami/istri bagi yang sudah menikah;
13
h.
(3)
(4)
(5)
Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan Pengadilan yang sudah berkekuatan tetap karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan; i. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Swasta; j. Tidak berkedudukan sebagai calon/pegawai negeri; i. Berkelakuan baik; k. Sehat Jasmani dan Rohani. Kualifikasi akademik yang harus dipenuhi: a. Lulusan pendidikan S1 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,0 ditempuh dalam masa studi maksimal 5 tahun atau termasuk 10% terbaik wisudawan Program Studi, dan usia maksimal 25 tahun; b. Lulusan pendidikan S2 dengan Indeks Prestasi Kumultatif (IPK) minimal 3,40, lulus S1 dengan IPK minimal 3,00 dan ditempuh dalam masa studi maksimal 5 tahun, dan usia maksimal 30 tahun; c. Atau lulusan S3 usia maksimal 35 tahun dengan masa studi maksimal 5 tahun ketika S1 dan maksimal 3 tahun ketika S2. d. Institusi asal; Perguruan Tinggi Dalam Negeri dengan akreditasi Program Studi minimal A, atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang terakreditasi DEPDIKNAS. Mengikuti ujian penjaringan dan penyaringan di tingkat Perguruan Tinggi serta uji kesesuaian dan kelayakan (fit and proper test) yang dilakukan oleh Tim Penguji yang dibentuk berdasarkan SK Ketua Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. Tim Penguji berhak dan berwenang untuk memeriksa kelengkapan persyaratan, menguji baik secara tertulis
14
(6) (7)
atau lisan dan memberi penilaian terhadap kemampuan akademik dan non akademik pendaftar; Ketua STFM menetapkan Peserta yang lulus ujian; Calon Dosen yang lulus ujian dan diangkat oleh Ketua Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang dalam pangkat sebagai: a. Penata Muda (Gol.III/a) untuk yang berijazah S1 b. Penata Muda Tk.I (Gol.III/b) untuk yang berijazah S2; c. Penata (Gol.III/c) untuk yang berijazah S3.
Pasal 14 Pengusulan Asisten Dosen (1)
(2) (3) (4)
Pengusulan Asisten Dosen dan Dosen pengampu matakuliah dengan persetujuan Wakil Ketua bidang Akademik yang bersangkutan dan disampaikan kepada Ketua Program untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua PROGRAM STUDI FARMASI. Dosen senior adalah Lektor hingga Guru Besar. Asisten Dosen Senior diangkat dengan Surat Keputusan Ketua Program. Honorarium Asisten Dosen dibiayai oleh PROGRAM STUDI FARMASI.
Pasal 15 Pengangkatan dalam Pangkat dan Jabatan Dosen (1)
(2)
Dosen berkedudukan sebagai pejabat fungsional dengan tugas utama melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Jabatan fungsional Dosen terstruktur atas: a. Asisten Ahli, b. Lektor, c. Lektor Kepala,
15
d. (3)
(4)
(5)
(6)
Guru Besar (Pasal 1 ayat (1) Kepmendiknas No. 36/D/02001). Kenaikan jabatan fungsional Dosen diberikan sebagai wujud kepercayaan Perguruan Tinggi atas kemampuannya untuk pengemban tugas dan tanggungjawab yang lebih tinggi sebagai penghargaan atas prestasi akademik yang telah dicapainya; sebagai pengakuan atas kemampuan akademik dan keteladanannya dalam kehidupan akademik; serta sebagai harapan dan peluang pengembangan jatidiri keilmuan dan profesi untuk pencapaian jabatan tertinggi sesuai kemampuannya (Pasal 8 Kepmenkowasbangpan No.38 tahun 1999). Seorang Dosen dapat diangkat dalam jabatan fungsional yang lebih tinggi apabila yang bersangkutan telah memenuhi sekurang~kurangnya 80% angka kredit berasal dari unsur utama dan persyaratan lainnya seperti integritas, kinerja, tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas serta tata krama dalam kehidupan akademis (Pasal 9 ayat 1 dan ayat 5 Kepmenkowasbangpan No. 38 tahun 1999). Angka Kredit yang dimaksud ialah satuan nilai dari tiap huruf kegiatan dan atau akumulasi nilai-nilai huruf kegiatan yang diberikan/ditetapkan berdasarkan penilatan atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang Dosen untuk digunakan sebagai sebuah syarat pembinaan karier dalam jabatan fungsional/kepangkatan (Pasal 1 angka 12 Kepmenkowasbangpan Nomor 38 Tahun 1999). Kegiatan yang dinilai dengan angka kredit meliputi unsur utama yang tersusun dari mengikuti kegiatan pendidikan dan melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta unsur penunjang yang mendukung pelaksanaan tugas pokok Dosen (Pasal 4 Kepmenkowasbangpan Nomor 38 Tahun 1999).
16
Pasal 16 Angka Kredit untuk Jabatan Dosen (Lampiran III Kepmenkowasbangpan No.38/99) (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah angka kredit untuk Asisten Ahli dalam pangkat Penata Muda Golongan III/a adalah 100 terbagi dalam 80% untuk unsur utama dan 20% untuk unsur penunjang Tridharma Perguruan Tinggi, Jumlah angka kredit untuk Asisten Ahli dalam pangkat Penata Muda Tingkat I Golongan III/b adalah 150 poin terbagi dalam 80% untuk unsur utama dan 20% untuk unsur penunjang Tridharma Perguruan Tinggi, Jumlah angka kredit untuk Lektor dalam pangkat Penata, Golongan III/c adalah 200 poin terbagi dalam 80% untuk unsur utama dan 20% untuk unsur penunjang Tridharma Perguruan Tinggi, Jumlah angka kredit untuk Lektor dalam pangkat Penata Tingkat I, Golongan III/d adalah 300 poin terbagi dalam 80% untuk unsur utama dan 20% untuk unsur penunjang Tridharma Perguruan Tinggi, Jumlah angka kredit untuk Lektor Kepala dalam pangkat Pembina Golongan IV/a adalah 400 poin terbagi dalam 80% untuk unsur utama dan 20% untuk unsur penunjang Tridharma Perguruan Tinggi, Jumlah angka kredit untuk Lektor Kepala dalam pangkat Pembina Tingkat I Golongan IV/b adalah 550 poin terbagi daiam 80% untuk unsur utama dan 20% untuk unsur penunjang Tridharma Perguruan Tinggi, Jumlah angka kredit untuk Lektor Kepala dalam pangkat Pembina Utama Muda Golongan IV/c adalah 700 poin terbagi dalam 80% untuk unsur utama dan 20% untuk unsur penunjang Tridharma Perguruan Tinggi, Jumlah angka kredit untuk Guru Besar dalam pangkat Pembina Utama Madya Golongan IV/d adalah 850 poin terbagi dalam 80% untuk unsur utama dan 20% untuk unsur penunjang Tridharma Perguruan Tinggi,
17
(9)
Besar angka kredit untuk Guru Besar dalam pangkat Pembina Utama Golongan IV/e adalah 1050 poin terbagi dalam 80% untuk unsur utama dan 20% untuk unsur penunjang Tridharma Perguruan Tinggi.
Pasal 17 Komponen Angka Kredit (1)
(2)
Persentasi angka kredit yang harus dipenuhi oleh Dosen yang mengajar pada program pendidikan akademik adalah: a. Minimal 30% untuk pendidikan dan pengajaran, b. Minimal 25% untuk penelitian, c. Maksimal 15% untuk pengabdian kepada masyarakat, d. Maksimal 20% untuk kegiatan penunjang Tridharma Perguruan Tinggi. Kelebihan angka kredit yang telah diperoleh pada jabatan terakhir dapat digunakan untuk kenaikan jabatan/pangkat, berikutnya dengan ketentuan: 100 % untuk pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan maksimal 80% persyaratan unsur utama kenaikan jabatan berikutnya dengan komposisi untuk: a. Program pendidikan akademik minimal 30% untuk pendidikan dan pengajaran, minimal 25% untuk penelitian, 0% untuk kegiatan penunjang, b. Pembagian angka kredit atas suatu karya penelitian yang dilakukan bersama oleh beberapa orang Dosen ditetapkan 60% untuk Peneliti/Penulis utama dan 40% untuk Penelitipeneliti/Penulis-penulis berikutnya dibagi secara merata (Pasal 11 ayat 1 Kepmenkowasbangpan 38/99), c. Pembagian angka kredit atas suatu matakuliah yang diberikan oleh beberapa Dosen masingmasing mendapat angka kredit sebanding dengan beban tugasnya (Pasal 11 ayat 2 Kepmenkowasbangpan 38/99).
18
(3)
Angka kredit untuk kegiatan memberikan kuliah dan menguji, praktikum dihitung berdasarkan satuan kredit semester (Pasal 11 ayat 3 2 Kepmenkowasbangpan 38/99).
Pasal 18 Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggungjawab Asisten Ahli (1)
(2)
(3)
(4)
Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pendidikan sarjana. Kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pascasarjana serta bimbingan tugas akhir penelitian Mahasiswa untuk pembuatan skripsi, tesis dan disertasi diatur sebagai berikut: a. Asisten Ahli yang berijazah Sarjana membantu kegiatan bimbingan pembuatan skripsi. b. Asisten Ahli yang berijazah Magister melaksanakan bimbingan pembuatan skripsi dan membantu kegiatan bimbingan pembuatan tesis, serta membantu kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Magister. c. Asisten Ahli yang berijazah Doktor melaksanakan bimbingan pembuatan skripsi dan tesis, membantu kegiatan bimbingan pembuatan disertasi, melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Magister, serta membantu kegiatan pendidikan pengajaran pada program Doktor. Melaksanakan kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana bagi yang berlatar belakang pendidikan Sarjana Melaksanakan kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana, Magister bagi yang berlatar belakang pendidikan Magister. Melaksanakan kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana, Magister dan Doktor bagi yang berlatar belakang pendidikan Doktor.
19
Pasal 19 Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggungjawab Lektor (1)
(2)
(3)
Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat pada program pendidikan sarjana bagi yang berijazah Magister, Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat pada program pendidikan Magister serta dan pada program doktor bagi yang berijazah Doktor, Kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Pascasarjana serta bimbingan tugas akhir penelitian Mahasiswa untuk pembuatan skripsi, tesis dan disertasi diatur sebagai berikut: a. Lektor yang berijazah Sarjana melaksanakan kegiatan bimbingan pembuatan skripsi, b. Lektor yang berijazah Magister melaksanakan bimbingan pembuatan skripsi, serta diserahi tugas kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Magister dan membantu kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Magister, c. Lektor yang berijazah Doktor melaksanakan bimbingan pembuatan skripsi dan tesis, membantu kegiatan bimbingan pembuatan disertasi, melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada progaram Magister, serta membantu kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Doktor.
Pasal 20 Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggungjawab Lektor Kepala (1)
bagi yang berijazah Doktor berhak melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran di program
20
(2)
(3) (4)
(5)
(6)
pendidikan Sarjana dan Magister, bagi yang berijazah Magister hanya berhak mengajar Sarjana, apabila dibutuhkan, Ketua STFM memberikan kebijakan lain untuk ketentuan ayat 1 sesuai dengan kondisi maing-masing Program. bagi yang berijazah Doktor berhak melaksanakan kegiatan penelitian diberbagai program pendidikan, bagi yang berijazah Magister berhak melaksanakan kegiatan penelitian di program pendidikan Sarjana dan Magister, bagi yang berijazah Sarjana hanya berhak melaksanakan kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau dalam kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dapat dilaksanakan oleh semua Dosen.
Pasal 21 Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggungjawab Guru Besar (1)
(2) (3)
Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pendidikan Sarjana, Magister dan atau Doktor, Melaksanakan kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana, Magister dan atau Doktor, Melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam rangka Tridharma Perguruan Tinggi pada program pendidikan Sarjana, Magister, Doktor atau dalam kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
21
Pasal 22 Kewajiban dan Hak Dosen (1)
(2)
Kewajiban Dosen diatur sebagai berikut (SK Ketua STFM STFM No. 198/2000 juncto Kepmenkowasbangpan No. 38/99 junctis Kep. Dikti No.263/DIKTI/Kep/2000): a. Melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, dengan tugas utama mengajar sesuai dengan beban yang telah ditetapkan menurut peraturan yang berlaku, b. Melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi sekurang-kurangnya 12 sks/semester yang disebar dalam kegiatan-kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pembinaan sivitas akademika, administrasi dan manejemen, c. Menyiapkan materi kuliah dalam bentuk Garis Besar Program Pembelajaran Semester (GBPPS), d. Mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian pada jurnal terakreditasi nasional dan internasional, e. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik f. Mentaati peraturan yang ditentukan oleh Program dan Universitas. g. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. h. Mentaati Kode Etik yang berlaku. i. Dosen yang berstatus PNS dan Dosen tidak tetap mempunyai kewajiban yang sama sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. j. Melaksanakan studi lanjut. Hak-hak sebagai Dosen:
22
a.
b. c. d. e. g. h. i.
j.
k.
Menerima gaji dan tunjangan fungsional dan tunjangan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program. Memperoleh pembinaan karir berdasarkan prestasi kerja. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya. Memperoleh penghargaan sesuai dengan dharma baktinya. Menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas lain di dalam melaksanakan tugas. Menjadi anggota Tim Embrio Senat Mengikuti pendidikan lanjut atas biaya sendiri maupun sponsor. Mendapatkan bantuan pengurusan dalam rangka mendapatkan hak paten atas hasil penelitian sebagai pengakuan atas karyanya. Dosen tidak tetap berhak mendapatkan perlakuan yang sama dengan Dosen berstatus Pegawai Negeri Sipil dalam memperoleh pangkat dan jabatan akademik sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Menpan 38/99 junctis Kep. Dirjen Dikti No. 263/Dikti/Kep/2000). Menyelenggarakan kebebasan mimbar akademik. (Pasal 18 PP 60 tahun 1999).
Pasal 23 Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen (1)
Dosen yang menduduki jabatan asisten ahli yang berijazah Doktor dapat diangkat langsung ke tingkat jenjang jabatan setinggi-tingginya Lektor Kepala dan pangkatnya dinaikkan setingkat lebih tinggi apabila telah memenuhi angka kredit dan syarat-syarat lain yang ditentukan (Pasal 10 ayat 2 Kepmenkowasbangpan No.38 tahun 1999);
23
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Dosen yang menduduki jabatan Lektor yang berijazah Doktor dapat diangkat langsung ke tingkat jenjang jabatan setinggi-tingginya guru besar dan pangkatnya dinaikkan setingkat lebih tinggi apabila telah memenuhi angka kredit dan syarat-syarat lain yang ditentukan (Pasal 10 ayat 3 Kepmenkowasbangpan No.38 tahun 1999); Kenaikan jabatan fungsional Dosen yang di maksud dalam ayat (1) dan (2) ketentuan ini untuk kenaikan jabatan fungsional Dosen setingkat lebih tinggi dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun diharuskan pula memenuhi syarat adanya pSTFMlikasi ilmiah dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi sebagai penulis utama yang jumlahnya mencukupi untuk 25% dari persyaratan angka ksedit minimum untuk kegiatan penelitian (Pasal 25 ayat 2 Kepmenkowasbangpan No. 38 tahun 1999); Kenaikan jabatan fungsional Dosen yang di maksud dalam ayat (1 dan 2) ketentuan ini untuk kenaikan pangkat berikutnya setingkat lebih tinggi, diwajibkan mengumpulkan angka kredit 30% yang berasal dari unsur utama dari jumlah angka kredit yang diperlukan untuk kenaikan pangkat selanjutnya (Pasal 10 ayat 4 Kepmenkowasbangpan No. 38 tahun 1999); Dosen berhak untuk mendapat kenaikan jabatan apabila yang bersangkutan telah menduduki jabatan terakhir minimum satu tahun dan telah memenuhi angka kredit dan persyaratan lainnya yang ditentukan (Pasal 10 ayat 5 Kepmenkowasbangpan No. 38 tahun 1999); Seorang Dosen dapat dinaikkan jabatannya apabila memenuhi jumlah angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan dan setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaannya minimal bernilai baik dalam satu tahun terakhir (Pasal 25 ayat 1 Kepmenkowasbangpan No.38 tahun 1999); Kenaikan jabatan fungsional Dosen menjadi Lektor Kepala selain memenuhi syarat yang disebut pada ayat 6 pasal ini, harus mendapat pertimbangan dari Senat Akademik Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah
24
(8)
(9)
(10)
Tangerang (Pasal 25 ayat 3 Kepmenkowasbangpan No.38 tahun 1999); Kenaikan jabatan fungsional Dosen menjadi Guru Besar selain memenuhi syarat yang disebut pada ayat 6 pasal ini, harus mendapat pertimbangan dari Senat Akademik Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang dan mempunyai kemampuan membimbing calon Doktor yang dibuktikan dengan memenuhi salah satu syarat: bergelar Doktor dalam bidang yang sesuai penugasan, menjadi penulis utama karya ilmiah di bidang ilmunya yang diterbitkan di dalam jurnal, minimal satu pada tingkat internasional ditambah dua pada tingkat nasional, mempunyai minimal dua karya monumental yang kedua-duanya mendapat pengakuan nasional dan internasional (Pasal 25 ayat 4 Kepmenkowasbangpan No.38 tahun 1999); Guru Besar yang telah memasuki masa pensiun dapat diangkat kembali menjadi Guru Besar Emeritus dengan persyaratan ada pengusulan dari Bagian dan mendapat persetujuan Senat Program Studi (Kepmendikbud No.0130/U/1994); Pengangkatan Guru Besar Emeritus dilakukan oleh Ketua STFM berdasarKan usulan dari Ketua (Kepmendikbud No.0130/U/1994).
Pasal 24 Penilaian Kinerja Dosen (1) (2)
(3)
Penilaian kinerja Dosen dilakukan oleh Tim Penilai Angka Kredit (PAK) yang dibentuk oleh Rapat Dosen. Tata kerja Tim Penilai dan unsur yang dinilai mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. adalah sebagaimana diatur dalam peraturan-peraturan Unsur utama yang menjadi dasar penilaian Dosen Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang adalah: a. Proses Belajar Mengajar, b. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,
25
c.
(4)
(5)
(6)
(7)
Integritas, Tanggung-jawab dan Tatakrama berkehidupan di kampus. Unsur tambahan yang menjadi dasar penilaian adalah kegiatan lain di luar tugas utama seperti menulis di media massa dan menjadi nara sumber dalam kegiatan seminar. Penilaian guna kepentingan kenaikan jabatan fungsional Dosen, dilakukan sebelum masa satu tahun apabila angka kredit telah terpenuhi, sedang pengusulan kenaikan jabatannya minimal setelah satu tahun dalam jabatan fungsionalnya terakhir; Penilaian angka kredit bagi Dosen yang diperbantukan pada suatu Instansi dilakukan oleh Atasan dari Instansi dimana dosen yang bersangkutan diperbantukan. Dosen yang tidak melaksanakan tugas pokoknya dan tidak mampu memenuhi komitmen sebagai dosen dapat didemosi atau diberhentikan dari jabatan dosen.
Pasal 25 Perbantuan Tugas Tenaga Dosen (SK Ketua STFM STFM No.93/JO1.P/LN/98) (1)
(2)
(3)
(4)
Dosen PROGRAM STUDI FARMASI STFM yang mendapat tugas studi lanjut pada dasarnya dibebaskan dari tugas-tugas pokoknya. Dosen PROGRAM STUDI FARMASI STFM yang mengajar dan atau menduduki jabatan struktural di luar STFM harus dengan ijin Ketua STFM setelah mendapat persetujuan Ketua Program. Dosen PROGRAM STUDI FARMASI STFM yang diminta untuk menduduki jabatan struktural di pemerintahan harus memperoleh ijin Ketua STFM dengan persetujuan Ketua . Dosen PROGRAM STUDI FARMASI STFM yang mengajar di PTS harus sesuai dengan bidang ilmunya dan memperoleh ijin dari Ketua.
26
(5)
(6) (7)
(8)
Bagi PTS/PTK yang membutuhkan Dosen PROGRAM STUDI FARMASI STFM harus mengajukan permohonan kepada Ketua STFM dengan persetujuan Ketua Program. Ijin mengajar diberikan selama satu tahun dan dapat diperpanjang. Dosen PROGRAM STUDI FARMASI STFM dapat diijinkan untuk mengajar di PTS/PTK apabila yang bersangkutan telah memenuhi beban kerja minimal 14 sks dalam kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi di Instansinya. Pengakuan bagi Staf Dosen PROGRAM STUDI FARMASI STFM yang mengajar di PTS/PTK disesuaikan dengan kedudukan/jabatan fungsionalnya di STFM.
Pasal 26 Pembebasan dari Tugas Jabatan dan dari Jabatan (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Dosen yang melaksanakan tugas belajar lebih dari 6 bulan dan/atau yang ditugaskan secara penuh di luar jabatan fungsionalnya, dibebaskan sementara dari tugas-tugas jabatannya; Dosen yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat sesuai dengan peraturan yang berlaku di Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, dibebaskan sementara dari jabatannya hingga hukumannya selesai dilaksanakan; Dosen yang dibebastugaskan sementara dari tugas jabatannya karena tugas belajar lebih dari 6 bulan dapat diaktifkan kembali dalam jabatannya setelah selesai menjalani tugas belajar dan dapat diproses kenaikan pangkatnya sepanjang batas jenjang kepangkatan sesuai dengan pendidikan terakhimya masih memungkinkan; Batas waktu tugas belajar maksimal adalah 4 tahun untuk program S2 dan 7 tahun untuk S3 dan jika tidak memenuhi, tugas belajar dapat dihentikan; Membuat surat Pernyataan Ikatan Dinas dengan STFM meskipun beasiswa bukan dari STFM/Pemerintah
27
Republik Indonesia, yakni setelah lulus bersedia bekerja di STFM minimal 2 kali masa tugas belajar ditambah 1 tahun.
28
Pasal 27 Pemberhentian Menjadi Dosen Pemberhentian Dosen, akan dilakukan apabila: a. Meninggal dunia b. Telah berakhir masa tugasnya; c. Mengajukan permohonan berhenti; d. Tidak memenuhi syarat kesehatan; e. Tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas; f. Meninggalkan tugas tanpa alasan yang sah selama 4 bulan berturut-turut; g. Pada waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan atau bukti yang tidak benar; h. Melakukan pelanggaran disiplin berat.
29
BAB VI PENERIMAAN MAHASISWA Pasal 28 Pola Penerimaan Mahasiswa Baru (1)
Penerimaan Mahasiswa Program Sarjana Farmasii Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang berdasarkan hasil seleksi yang telah ditetapkan Universitas
Pasal 29 Pindahan dari Universitas/lnstitut di Luar Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang (1)
(2)
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang dapat mempertimbangkan penerimaan Mahasiswa pindahan dari Universitas/Institut lain sepanjang memenuhi ketentuan persyaratan; Syarat-syarat pindahan ditetapkan meliputi: a. Jenis dan sistem pendidikan Universitas/lnstitut asal dan Prodi Universitas asal memiliki nilai akreditasi BAN lebih tinggi atau sama dengan Prodi Baru yang dituju. b. Program Studi/Bagian dari Universitas/lnstitut asal harus sejenis dan sejalur dengan Bagian yang dituju di Program Studi Farmasi STFM. c. Program Studi/Bagian dari Universitas/Institut asal harus sudah melaksanakan sistem kredit; d. Mahasiswa yang akan pindah harus sudah mengikuti pendidikan secara terus menerus sekurang-kurangnya 4 semester dengan mengumpulkan kredit minimal 40 sks dan IP minimal 3,00; Tidak ada nilai E dalam petikan daftar nilai hasil studinya.
30
e.
f
g.
h.
i. j.
Masa studi di Universitas/lnstitut asal tetap diperhitungkan dalam masa studi di Program Studi Farmasi STFM. Tidak pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan Universitas/institut asal yang dibuktikan dengan surat keterangan dari yang berwenang; Tidak karena putus studi (drop out), yang dibuktikan dengan surat keterangan dari yang berwenang. Mengikuti orang tua/wali/suami/isteri yang pindah ke Yogyakarta yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat Pemerintah yang berwenang (bukan dari institusi swasta). Daya tampung di Bagian/Program Studi yang dituju masih memungkinkan. Memenuhi syarat-syarat khusus dari Bagian/Program Studi yang dituju.
Pasal 30 Pindahan Antar Program Studi/Bagian dalam Lingkungan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang (1)
(2)
Pindah Program Studi/Bagian dalam lingkungan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang hanya dimungkinkan melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh Ketua STFM, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang berlaku dari Departemen Pendidikan Nasional. Memenuhi prosedur pindah yang ditentukan oleh Universitas sebagai berikut: a. Mahasiswa Program Studi Farmasi STFM yang bermaksud pindah Program Studi/Bagian dalam lingkungan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang melalui Ujian Masuk Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang (UM-STFM) atau Seleksi Penerimaan
31
(3)
(4)
(5)
Mahasiswa Baru (SPMB), harus terlebih dahulu minta ijin secara tertulis kepada Ketua Program Studi Farmasi STFM. b. Apabila kemudian lulus melalui UM atau SPMB, dan diterima di Program Studi/Bagian yang diminatinya, yang bersangkutan harus mengajukan surat pemberitahuan kepada Ketua STFM dengan tembusan kepada Ketua Program Studi Farmasi STFM yang menyatakan mengundurkan diri dari Program Studi Farmasi STFM karena telah diterima di Program Studi/Bagian yang baru. c. Transfer angka kredit untuk matakuliah yang sama yang telah diperoleh dari Program Studi Farmasi dapat dilakukan pada saat pengisian KRS di Program Studi tujuan dengan terlebih dahulu Mahasiswa yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada Ketua Program Studi tujuan untuk mendapat pengakuan; d. Penyimpangan terhadap ketentuan-ketentuan tersebut di atas dilakukan dengan Keputusan Ketua STFM Pindah Program Studi dapat dipertimbangkan bila Program Studi tujuan masih dalam satu kelompok bidang ilmu sejenis dan memenuhi semua persyaratan yang ditentukan; Untuk pindah Program Studi yang dimaksud pada ayat (3) ketentuan ini, berlaku untuk Mahasiswa Program Sarjana antar Program Studi Sarjana dan atau dari Program Sarjana ke Program Studi Farmasi. Yang berniat pindah Program Studi yang dimaksud ayat (2) pasal ini, harus memenuhi syarat-syarat berikut: a. Telah mengikuti kegiatan kurikulum Program Sarjana Farmasi dan atau Program Diploma sekurang-kurangnya 2 semester. b. Program Studi tujuan masih dalam satu kelompok bidang ilmu seJenis. c. Indeks Prestasi dari Program Studi yang ditinggalkan tidak boleh kurang dari 3,00 untuk
32
(6)
lebih kurang 40 sks, dan tidak ada nilai E dalam daftar kutipan nilai akademiknya. d. Transfer nilai sesuai kurikulum dilakukan oleh Program Studi tujuan; e. Disetujui oleh Ketua dan Ketua Program Studi yang ditinggalkan maupun dari Ketua Program Studi yang dituju. f. Mengajukan permohonan tertulis kepada Wakil Ketua STFM I dengan tembusannya kepada Ketua Program Studi Farmasi dan Ketua Program Studi yang dituju Pada tanggal 1 s/d 15 Juli tahun akademik bersangkutan, dengan melampirkan data kemajuan akademik selama menempuh pendidikan di Program Studi asal. Batas waktu studi di Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, walaupun terjadi pindah Program Studi;
Pasal 31 Pelantikan Mahasiswa Baru (1)
(2)
(3)
(4)
Semua calon Mahasiswa yang diterima di PROGRAM STUDI FARMASI, diwajibkan mendaftarkan diri ke Bagian Administrasi Akademik STFM; Bagian Administrasi Akademik setelah berkonsultasi dengan Pimpinan Universitas memberitahukan hari, tanggal dan jam untuk berhimpun di tempat yang ditentukan. Di tempat yang telah ditentukan, Ketua STFM melantik dua orang (putra dan putri) wakil dari Calon Mahasiswa untuk dinyatakan diterima secara resmi menjadi Mahasiswa STFM. Sejak saat itu status calon mahasiswa menjadi Mahasiswa sah di salah satu Program Studi.
33
Pasal 32 Hak dan Kewajiban Mahasiswa (1)
(2)
(3)
Hak dan kewajiban Mahasiswa PROGRAM STUDI FARMASI STFM melekat pada yang bersangkutan setelah dinyatakan diterima sebagai Mahasiswa Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, dengan terlebih dahulu menyelesaikan proses administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Hak dan kewajiban tersebut sebagaimana tersebut pada ayat (1) tetap melekat bagi Mahasiswa yang mengambil cuti akademik dengan izin maupun tanpa izin selama yang bersangkutan belum dinyatakan mengundurkan diri dari PROGRAM STUDI FARMASI STFM; Hak dan kewajiban akan gugur bilamana yang bersangkutan tidak lagi berstatus sebagai Mahasiswa PROGRAM STUDI FARMASI STFM.
Pasal 33 Hak-hak Mahasiswa Hak yang diperoleh Mahasiswa PROGRAM STUDI FARMASI STFM: (1) Mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang memenuhi standar akademik yang berlaku di PROGRAM STUDI FARMASI STFM; (2) Menggunakan fasilitas akademik yang telah ada dan tersedia, dengan tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku; (3) Mendapatkan pengakuan atas prestasi akademik yang diperolehnya untuk kepentingan di dalam maupun di luar kampus sebagaimana ketentuan-ketentuan umum; (4) Mendapatkan perlindungan atas kebebasan mimbar yang dilakukan yang sesuai dengan etika akademik yang berlaku di PROGRAM STUDI FARMASI STFM; (5) Mendapatkan upaya-upaya bagi peningkatan kesejahteraan Mahasiswa yang dipersiapkan oleh
34
(6)
(7)
(8)
Universitas antara lain fasilitas asrama, beasiswa, pengembangan minat dan penalaran; Mendapatkan keringanan dan atau penangguhan kewajiban finansial setelah memenuhi persyaratan yang diatur oleh Universitas; Mendapatkan jaminan asuransi kesehatan selama yang bersangkutan menjadi Mahasiswa PROGRAM STUDI FARMASI STFM; Mendapatkan pelayanan yang profesional dan proporsional dari PROGRAM STUDI FARMASI STFM.
Pasal 34 Kewajiban Mahasiswa Kewajiban Mahasiswa PROGRAM STUDI FARMASI STFM: (1) Ikut menanggung pembiayaan pendidikan dan biayabiaya lain yang diatur oleh Universitas, kecuali mahasiswa yang cuti studi dengan sepengetahuan Ketua PROGRAM STUDI FARMASI dan seijin Ketua STFM STFM; (2) Menjaga ketertiban, ketenangan dan kedisiplinan guna mendukung terwujudnya suasana kegiatan proses pembelajaran yang kondusif; (3) Menunjukkan perilaku yang sopan, penuh tanggung jawab serta mempunyai etika yang tinggi dalam menjaga nama baik almamater Universitas; (4) Ikut menumbuhkan budaya akademik dalam pergaulan di kampus maupun di luar kampus sehingga mampu mewujudkan PROGRAM STUDI FARMASI STFM sebagai salah satu sumber pendidikan dan kebudayaan; (5) Senantiasa membantu pihak PROGRAM STUDI FARMASI STFM dan seluruh jajarannya dalam melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi; (6) Meningkatkan kemampuan intelektual dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan akademik dan kemampuan sosial, kemampuan berkarya, agar dapat memberikan rasa aman kepada
35
(7)
fihak-fihak yang membutuhkan tenaga dan keahliannya; Tetap menjaga dan menghormati nama besar PROGRAM STUDI FARMASI STFM setelah yang bersangkutan menyelesaikan studi dan mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat.
36
BAB VII PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Pasal 35 Kalender Akademik (1)
(2)
(3)
(4) (5) (6)
(7)
(8)
Kalender Akademik adalah keseluruhan penyelenggaraan kegiatan proses pembelajaran yang disusun dalam 1 tahun akademik. Fungsi Kalender Akademik adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran agar supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Muatan Kalender Akademik ialah: a. masa registrasi dan herregistrasi Mahasiswa; b. masa pengisian KRS; c. masa perkuliahan, praktikum dan ujian; d. KKN; e. kegiatan penunjang akademik lainnya. Kegiatan akademik meliputi kegiatan kuliah, praktik/kuliah lapangan. Kegiatan kuliah dibagi menjadi kegiatan tatap muka dan kegiatan di luar kelas. Kegiatan tatap muka adalah proses interaksi antara Dosen dan Mahasiswa dalam rangka fasilitasi ilmu pengetahuan, diskusi dan kegiatan-kegiatan sejenis yang dilaksanakan dalam ruangan/kelas. Kuliah Lapangan adalah proses fasilitasi ilmu pengetahuan, diskusi yang melibatkan Mahasiswa ikut serta di suatu tempat atau wilayah untuk memantapkan proses pendalaman kuliah yang diterima di dalam kelas. Praktik lapangan adalah kegiatan akademik yang bersifat pendalaman dan uji teori-teori yang diperoleh di kelas untuk dikembangkan sehingga lebih
37
(9)
(10)
memberikan keyakinan kepada mahasiswa peserta didik. Kegiatan akademik PROGRAM STUDI FARMASI dilaksanakan berdasarkan Kalender Akademik yang ditentukan oleh Universitas. Pengguna Kalender Akademik: a. Pejabat struktural Perguruan Tinggi; b. Ketua Program dan Wakil Ketua Program; c. Ketua Program Studi; d. Kepala Laboratorium; e. Dosen; f. Kepala Bagian (administrasi); g. Mahasiswa.
Pasal 36 Daftar Ulang (1)
(2)
Setiap Mahasiswa PROGRAM STUDI FARMASI STFM diwajibkan melakukan pendaftaran ulang (registrasi administrasi dan registrasi akademik) pada setiap awal semester yang jadwalnya diatur oleh Perguruan Tinggi sesuai kalender akademik. Para Mahasiswa Program Sarjana Farmasi yang akan mendaftar ulang diwajibkan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Surat permohonan ijin pendaftaran ulang untuk semester yang bersangkutan dari Ketua Program atau yang diberi wewenang untuk itu. b. Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) semester sebelumnya atau Kartu Mahasiswa terakhir bagi yang terputus studinya. c. Kuitansi pembayaran SPP dan biaya lainnya untuk semester yang bersangkutan. Mahasiswa yang non aktif tanpa ijin (mangkir) harus membayar lunas SPP selama non aktif tersebut.
38
d.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pasfoto terbaru (3 x 4) cm, kedua daun telinga tampak, tanpa kacamata hitam, dan tanpa penutup kepala. Untuk Mahasiswa yang terputus studinya tidak lebih dari dua tahun harus melampirkan Surat Ijin Aktif Kembali dari Ketua PROGRAM STUDI FARMASI STFM, atau dari Ketua STFM bagi Mahasiswa yang terputus studinya lebih dari dua tahun. Pendaftaran ulang wajib dilakukan sendiri oleh Mahasiswa yang bersangkutan dengan mengisi berkas formulir pendaftaran yang disediakan di PROGRAM STUDI FARMASI STFM. Mahasiswa yang telah selesai melakukan pendaftaran ulang berhak mendapatkan Kartu Tanda Mahasiswa yang berlaku untuk satu semester yang bersangkutan. Mahasiswa yang terlambat melakukan pendaftaran ulang harus memperoleh ijin khusus terlambat mendaftar ulang terlebih dahulu dari Program. Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang, status kemahasiswaannya pada semester yang bersangkutan menjadi batal dan tidak diperkenankan mengikuti segala kegiatan akademik serta menggunakan fasilitas yang tersedia; Mahasiswa yang dimaksud oleh ayat 7 pasal ini diwajibkan lapor kepada Ketua PROGRAM STUDI FARMASI STFM.
Pasal 37 Sistem Pembelajaran (1) (2)
(3)
Sistem pembelajaran di PROGRAM STUDI FARMASI STFM menganut sistem Semester. Penyusunan, perencanan dan pelaksanaan program pendidikan menggunakan satuan kredit semester (sks) sebagai tolok ukur beban akademik Mahasiswa. Untuk kegiatan akademik dalam bentuk praktikum, untuk tugas akhir, skripsi, kerja lapangan, seminar kolokium dan bentuk sejenisnya, satu sks setara
39
dengan kerja akademik mahasiswa sebesar empat sampai lima jam seminggu selama satu semester atau keseluruhannya 64 - 80 jam per semester.
Pasal 38 Beban Satuan Kredit Semester (pasal 14 SK Mendiknas No.232/U/2000) (1)
(2)
Beban studi bagi peserta Program Pendidikan Sarjana yang dapat diambil pada semester berikutnya ditentukan dengan pedoman sebagai berikut: IP ≥ 3,00 - 4.00 : 22-24 sks 2,50 - 2,99 : 19-21sks 2,00 - 2,49 : 16-18 sks 1,50 – 1,99 : 12-15 sks < 1,50 : <12 sks Penyimpangan dari ketentuan besaran beban sks tersebut ayat (1) dapat dilakukan oleh Program.
Pasal 39 Pengukuran Hasil Studi (1) (2) (3) (4)
Pengukuran Hasil Studi dilaksanakan berdasarkan hasil pelaksanaan ujian, praktik studi lapangan. Pengukuran hasil studi ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP). Hasil Studi dicatat dalam format lembaran Kartu Hasil Studi (KHS) yang dibuat dalam 4 lembar salinan. Nilai yang diperoleh Mahasiswa dipergunakan sebagai bahan evaluasi studi.
40
Pasal 40 Fungsi Kartu Hasil Studi (1) KHS lembar pertama dikirimkan kepada masingmasing orangtua/wali mahasiswa sebagai wujud akuntabilitas institusi terhadap pihak berkepentingan. (2) KHS lembar kedua dibagikan kepada Mahasiswa selambat-lambatnya tiga hari menjelang masa pengisian KRS pada semester berikutnya untuk digunakan Mahasiswa sebagai dasar menyusun rencana studinya. (3) KHS lembar ketiga diberikan kepada Bagian Pengajaran untuk pemrosesan KHS selanjutnya (4) KHS lembar keempat diberikan Kepada Dosen Penasihat Akademik (DPA) untuk dipakai sebagai sarana evaluasi, pembinaan dan acuan untuk memberikan persetujuan dalam penyusunan KRS berikutnya.
Pasal 41 Dosen Penasihat Akademik (1) (2)
(3) (4) (5) (6)
Setiap Mahasiswa dibimbing oleh seorang Dosen sebagai Pembimbing Akademik; Dosen Penasihat Akademik berkewajiban untuk memberikan bimbingan pada Mahasiswa mengenai berbagai masalah yang dihadapi selama pendidikannya; Menumbuhkan kebiasaan dan cara belajar yang efektif untuk Mahasiswa bimbingannya; Membantu Mahasiswa menyusun rencana studi; Memberikan persetujuan atas isian KRS Mahasiswa bimbingannya. Dosen Penasihat Akademik berhak mendapatkan honorarium untuk pelaksanaan pembimbingan akademik mahasiswa.
41
Pasal 42 Kartu Rencana Studi (1)
(2)
(3)
(4)
Kartu Rencana Studi (KRS) adalah lembaran format yang berisikan keseluruhan informasi matakuliah yang ditawarkan dan diawali dari Nomor urut, Kode matakuliah, Nama matakuliah, Bobot sks, Ruang dan waktu penyelenggaraan. Mahasiswa wajib mengisi Kartu Rencana Studi yang disediakan di Program Studi masing-masing pada Semester yang sedang berjalan. Rencana studi Mahasiswa menganut Sistem Kredit Semester (SKS), dan ditentukan berdasarkan hasil/nilai ujian/praktikum yang diperolehnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kartu Rencana Studi berfungsi sebagai salah satu instrumen pengawasan dan pengendalian proses pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Pasal 43 Penambahan dan Pembatalan Rencana Studi (1)
(2) (3)
(4)
Mahasiswa yang akan membuat batal tambah rencana studi diberi kesempatan selambat-lambatnya satu minggu setelah kuliah mulai berlangsung. Pembatalan KRS dilakukan salam jangka waktu dua minggu setelah kuliah berlangsung. Penambahan dan pembatalan KRS pada ayat (1) dan (2) harus sepengetahuan dan seijin Dosen Penasihat Akademik. Komposisi KRS setelah masa dua minggu perkuliahan dianggap merupakan mata kuliah yang ditempuh mahasiswa yang bersangkutan.
42
Pasal 44 Pelaksanaan Perkuliahan (1)
(2) (3)
(4) (5)
Kuliah-kuliah dapat dilaksanakan dengan cara ceramah, diskusi, responsi, seminar, kelas presentasi dan lain-lain sesuai dengan metode pendekatan terapan yang ditetapkan oleh masing-masing Program Studi yang bersangkutan; Kuliah diselenggarakan sesuai dengan Kalender Akademik yang berlaku; Ketua Program Studi dibantu oleh Bagian Pengajaran mengatur jadwal kuliah, praktikum, praktik kerja lapangan dan lain-lain kegiatan akademik yang diselaraskan dengan Kalender Akademik Universitas yang berlaku; Ruang-ruang kuliah wajib dilengkapi sarana pembelajaran, Mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan akademik yang optimal.
Pasal 45 Tata Tertib Perkuliahan (1) (2) (3)
(4)
(5)
Mahasiswa wajib mematuhi semua acara perkuliahan yang ditetapkan; Daftar hadir kuliah wajib disediakan dan ditandatangani oleh Mahasiswa peserta kuliah; Daftar hadir Dosen/Tim Dosen wajib disediakan dan diisi serta ditanda-tangani oleh Dosen atau tim Dosen yang bersangkutan; Penyampaian materi kuliah tidak boleh dikurangi dari jumlah tatap muka yang telah ditetapkan sesuai bobot matakuliah yang bersangkutan; Mahasiswa wajib mengikuti kuliah dengan jumlah kehadiran minimum 80% dari seluruh jumlah tatap muka dari masing-masing matakuliah yang dikuti.
43
(6)
(7)
Mahasiswa wajib mematuhi norma dan menghormati Dosen, serta bertanggungjawab atas ketertiban, ketenangan kelas pada saat sedang dilangsungkan kuliah, praktikum atau kegiatan akademik lainnya; Mahasiswa yang memenuhi tertib kuliah berhak mengikuti ujian.
44
BAB VIII PENYELENGGARAAN UJIAN Pasal 46 Bentuk dan Sifat Ujian (1)
(2) (3) (4)
Ujian dapat diadakan oleh Dosen penguji secara tertulis maupun lisan, dan bila perlu dengan cara lain yang dianggap paling tepat menurut keadaan dan sifat matakuliah yang diujikan. Cara yang digunakan harus yang lazim dapat diterima khususnya di lingkungan Program Studi. Ujian dapat diadakan di kampus yaitu di ruangan yang ditentukan oleh Bagian Pengajaran. Pelaksanaan ujian dapat dilakukan oleh Dosen penguji yang bersangkutan atau oleh Panitia yang dibentuk oleh Program;
Pasal 47 Tugas, Wewenang dan Kewajiban Bagian Pengajaran (1) (2)
Panitia Penyelenggara Ujian menyiapkan materi ujian sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan; Panitia Penyelenggara Ujian berkewajiban dan bertanggungjawab atas perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil ujian kepada Bagian Pengajaran.
45
Pasal 48 Kewajiban Dosen Penguji (1) (2) (3)
(4)
Wajib menyiapkan soal ujian matakuliah yang diampunya. Wajib hadir pada waktu matakuliah ujiannya dilaksanakan; Wajib menyelesaikan koreksi ujiannya paling lama 10 hari terhitung sehari setelah matakuliah ujian yang bersangkutan dilaksanakan; Menyampaikan nilai hasil koreksi matakuliah ujiannya kepada Bagian Pengajaran.
Pasal 49 Tanggung jawab Dosen Penguji (1)
(2)
Dosen penguji bertanggung jawab kepada Bagian Pengajaran atas ketertiban pelaksanaan ujian dalam matakuliah yang diampu. Dosen penguji mempunyai wewenang untuk mengambil tindakan yang menjamin ketertiban pelaksanaan ujian itu, dalam batas peraturanperaturan yang berlaku dan tata laksana yang telah ditetapkan.
Pasal 50 Wewenang Pengawas Ujian (1)
Pengawas dapat mengambil langkah dan tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, terhadap halhal: a. Mengatur dan menentukan tempat duduk setiap peserta ujian; b. Menetapkan benda-benda/barang yang dapat dibawa oleh peserta ujian ke tempat duduknya;
46
c.
(2)
Menolak kehadiran seseorang yang tidak bertugas sebagai pengawas dan atau yang tidak berkepentingan sebagai peserta ujian; d. Melaporkan tindak kecurangan peserta dalam Berita Acara Pelaksanaan ujian. Pengawas mengumpulkan semua lembar jawaban ujian kemudian menyerahkan kepada Panitia Penyelenggara di Bagian Pengajaran, semua lembar jawaban ujian dari satu ruang dijadikan satu berkas terpisah, dan setiap berkas dilengkapi dengan satu rangkap Berita Acara pelaksanaan ujian dan daftar hadir yang sudah diisi dan ditandatangani.
Pasal 51 Berita Acara Pelaksanaan Ujian (1) (2)
Berita Acara Pelaksanaan ujian adalah bukti telah dilaksanakannya ujian. Tiap pelaksanaan ujian harus disediakan Berita Acara Pelaksanaan ujian sesuai format yang dibakukan yang memuat hal-hal: a. Nomor dan nama matakuliah atau praktikum yang diujikan, serta lama waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan ujian; b. Nomor ruang tempat ujian diselenggarakan, hari dan tanggal pelaksanaannya, serta saat ujian dimulai dan diakhiri; c. Jumlah peserta yang hadir selama ujian berlangsung; d. Nama lengkap pengawas/para pengawas ujian; e. Laporan singkat mengenai hal-hal yang menyimpang selama ujian berlangsung, misalnya: perubahan ruang ujian, kerterlambatan penyelenggaraan, kecurangan yang terjadi, lembar jawaban yang tidak diserahkan, dan lainlain.
47
(3)
Berita Acara Pelaksanaan ujian dibuat minimal rangkap dua, satu lembar untuk Dosen Penguji, satu lembar sebagai arsip Panitia Penyelenggara;
Pasal 52 Kerahasiaan Ujian (1) (2) (3) (4)
Soal ujian harus dijamin kerahasiaannya sebelum dibagikan kepada peserta ujian; Pembocoran soal ujian adalah batal demi hukum; Ujian yang batal demi hukum dapat diselenggarakan pada waktu lain setelah diijinkan oleh Ketua Program; Pihak yang membocorkan soal ujian dikenakan sanksi administratif sesuai peraturan kepegawaian yang berlaku.
Pasal 53 Tata Tertib Peserta Ujian (1)
(2)
Peserta ujian yang sah adalah yang memenuhi syaratsyarat yang telah ditentukan oleh Panitia Penyelenggara Ujian yaitu: a. Membawa Kartu Tanda Mahasiswa yang masih berlaku. b. Matakuliah ujian tercantum dalam Kartu Rencana Studi (KRS) peserta ujian yang bersangkutan untuk semester yang sedang berjalan; c. Tercantum dalam Daftar Presensi Mahasiswa yang diterbitkan oleh Bagian Pengajaran; d. Tidak sedang dijatuhi sanksi akademik pada saat ujian berlangsung; e. Menandatangani daftar hadir ujian dan menyerahkan lembar Jawaban ujian yang ditandatanganinya. Peserta ujian wajib menjaga ketenangan dan ketertiban selama ujian berlangsung;
48
(3)
Peserta ujian dilarang melakukan hal-hal berikut selama ujian berlangsung: a. kerjasama atau berusaha untuk bekerjasama dengan peserta lain dalam menyelesaikan tugas ujian. b. Mengutip atau berusaha mengutip jawaban ujian dari peserta lain, atau memberi kesempatan kepada peserta lain untuk mengutip jawaban ujiannya; c. Mempergunakan catatan, buku atau sumber informasi lainnya selama ujian berlangsung, kecuali bila hal itu diperbolehkan oleh Dosen Penguji; d . Tindakan tidak menyerahkan lembar jawaban ujiannya kepada pengawas; e. Meninggalkan ruang sebelum ujian selesai kecuali atas perkenan Pengawas; f. Menggantikan kedudukan orang lain atau melakukan kegiatan untuk kepentingan orang lain dalam kegiatan akademik, atau atas permintaan orang lain atau atas permintam sendiri kepada orang lain untuk membantunya dalam ujian. g. Tindakan-tindakan yang disebut dalam poin f. tersebut di atas, digolongkan sebagai tindak kecurangan akademik yang dapat dikenakan sanksi sebagai: “Pelaku, turut serta melakukan, dan/atau barang siapa yang membantu melakukan atau turut serta membantu melakukan perbuatan terlarang” seperti tercantum dalam Peraturan ini. h. Peserta ujian yang tidak mematuhi tata tertib ujian dikenakan sanksi sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Akademik ini.
49
Pasal 54 Tata Tertib Pengawas Ujian (1)
(2) (3)
Pengawas ujian adalah Dosen pengampu matakuliah ujian dibantu oleh Panitia ujian yang memenuhi persyaratan; Tugas Pengawas ujian adalah menjamin terlaksananya ujian secara aman, tertib, dan lancar. Rincian tugas dan tanggung jawab pengawas ujian diatur oleh Bagian Pengajaran.
Pasal 55 Jadwal dan Tempat Ujian (1)
(2) (3)
(4)
Setiap jenis ujian diselenggarakan sesuai dengan jadwal dan tempat yang telah ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara. Jadwal dan tempat ujian sudah harus diumumkan paling lambat seminggu sebelum ujian dimulai. Perubahan jadwal dan tempat penyelenggaraan ujian harus diumumkan secara tertulis oleh Panitia Penyelenggara, selambat-lambatnya 48 jam sebelum ujian tersebut dimulai. Kesalahan membaca jadwal dan/atau tempat penyelenggaraan ujian tidak dapat digunakan sebagai alasan sah untuk meminta ujian khusus.
Pasal 56 Penilaian Keberhasilan Belajar (1)
(2)
Penyerahan nilai hasil ujian ke Bagian Pengajaran wajib dilaksanakan oleh Dosen Penguji dalam waktu 10 hari terhitung sejak berkas lembar jawaban diserahkan oleh Panitia Penyelenggara Ujian; Evaluasi keberhasilan Mahasiswa dinyatakan dengan huruf: A berarti amat baik; B berarti baik; C berarti
50
(3)
(4)
cukup; D berarti kurang; dan E berarti gagal. (Pasal 12 ayat 3 Kep.Mendiknas No.232/U/2000) Mahasiswa yang secara sah mengundurkan diri dari suatu matakuliah melalui tata cara yang berlaku, mendapat nilai K yang berarti kosong dan sks matakuliah itu tidak ikut digunakan untuk membagi guna perhitungan Indeks Prestasi Kumulatif. Apabila Mahasiswa mengundurkan diri dari suatu matakuliah secara tidak sah, diberikan nilai E dan sks matakuliah tetap ikut digunakan untuk membagi guna perhitungan Indeks Prestasi Kumulatif.
Pasal 57 Penghitungan Indeks Prestasi (1)
(2)
(3)
Untuk sejumlah matakuliah yang telah ditempuh Mahasiswa, dapat dihitung suatu besaran yang disebut Nilai Rerata (NR), harga NR berkisar dari 0 (Nol) hingga 4 (empat) dan menunjukkan derajat keberhasilan keseluruhan dari Mahasiswa dalam menempuh jumlah matakuliah tersebut. Nilai rerata bagi suatu tahap pendidikan disebut Indeks Prestasi (IP). Setiap matakuliah hanya diperhitungkan satu kali dalam perhitungan NR, dan nilai yang terakhir dijadikan penentu keberhasilannya. Bagi perhitungan IP, tiap nilai huruf dari keberhasilan menempuh matakuliah dinyatakan dengan huruf yang diberi bobot masing-masing sebagai berikut: A = 4 (empat); B+= 3,5 (tiga koma lima); B = 3 (tiga); C = 2 (dua); C+= 2,5 (dua koma lima); D = 1 (satu); D+= 1,5 (satu koma lima), E= 0 (gagal).
51
Besaran IP dihitung secara kumulatif dengan rumus berikut: n Σ KiNAi I=1 IP = n Σ Ki I=1 Di mana: IP =
indeks prestasi semester atau indeks prestasi kumulatif
K
=
jumlah sks masing-masing matakuliah
NA =
nilai akhir masing-masing matakuliah
N
banyaknya matakuliah yang diambil
=
52
BAB IX PENYELENGGARAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR Pasal 58 Kriteria Prestasi Akademik Mahasiswa (1)
(2) (3)
(4)
(5)
Keberhasilan Mahasiswa menempuh suatu matakuliah harus ditentukan atas dasar sekurang-kurangnya dua kali evaluasi, yaitu satu kali selama mengikuti perkuliahan dan satu kali pada akhir semester. Macam evaluasi dan cara melakukannya dapat disesuaikan dengan sifat matakuliah. Dosen wajib mengumumkan kriteria penilaian dan pembobotannya kepada Mahasiswa sebelum kuliah dimulai; Dalam hal digunakan lebih dari satu macam evaluasi, sumbangan tiap macam evaluasi pada data evaluasi keseluruhan diwujudkan dalam bentuk pembobotan, yang harus mencerminkan ciri matakuliah yang bersangkutan. Pada setiap akhir ujian semester diberikan laporan hasil studi dalam wujud Kartu Hasil Studi (KHS); KHS yang tidak menunjukkan kemajuan diberikan peringatan kepada Mahasiswa yang bersangkutan.
Pasal 59 Evaluasi dan Batas Waktu Studi Program Pendidikan (1)
Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang memberlakukan peraturan evaluasi studi untuk memantau hasil pengalaman belajar pada 1 tahun dan 2 tahun akademik pertama dan menyisihkan Mahasiswa peserta didik yang tidak memenuhi syarat.
53
Setelah satu tahun akademik pertama, boleh melanjutkan studi apabila persyaratan sebagai berikut: a. Mengumpulkan sekurang-kurangnya 24 b. IPK minimal 2,00; Setelah dua tahun akademik pertama, boleh melanjutkan studi apabila persyaratan sebagai berikut: a. Mengumpulkan sekurang-kurangnya 48 b. IP minimal 2,00; (2)
(3)
(4)
mahasiswa memenuhi sks mahasiswa memenuhi sks
Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan tersebut pada (1) diminta untuk mengundurkan diri atau dinyatakan keluar dari PROGRAM STUDI FARMASI STFM. Mahasiswa yang lolos evaluasi 2 tahun pertama dapat melanjutkan studinya hingga dalam batas waktu studi yang telah ditetapkan; Batas Waktu Studi maksimal Program Sarjana Farmasi adalah 14 (empat belas) semester (= 7 tahun). Pada akhir batas waktu studi maksimal dilakukan evaluasi. Apabila ternyata syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, Mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan mengundurkan diri dari PROGRAM STUDI FARMASI STFM.
Pasal 60 Cuti Studi Sementara Waktu (1)
(2)
Mahasiswa yang ingin menghentikan studinya untuk sementara waktu karena mendapat halangan yang tidak dapat dihindarkan harus mendapat ijin dari Ketua STFM dengan sepengetahuan Ketua Program. Pengajuan permohonan cuti disesuaikan dengan jadwal yang telah diatur oleh Ketua STFM; Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang atau cuti studi, status kemahasiswaannya dibatalkan pada semester yang bersangkutan dan tidak
54
(3)
(4)
(5)
(6)
(6)
(7)
diperkenankan mengikuti kegiatan akademik serta menggunakan fasilitas yang tersedia. Selama dua tahun pertama sejak terdaftar sebagai Mahasiswa Baru, seorang Mahasiswa dapat mengajukan permohonan cuti studi tanpa ketentuan akademis tertentu; Lama cuti studi kumulatif yang diperbolehkan maksimal 4 semester atau 2 tahun akademik secara berurutan dan dapat diperpanjang; Mahasiswa yang akan cuti studi sampai dengan maksimal dua tahun baik berturut-turut maupun berselang, harus mengajukan surat permohonan ijin cuti studi kepada Ketua Program. Permohonan cuti diajukan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum masa pendaftaran semester terkait berakhir; Mahasiswa yang akan cuti studi lebih dari dua tahun baik berturut-turut maupun berselang, harus mengajukan surat permohonan diri cuti studi kepada Ketua Program yang kemudian atas nama Ketua STFM menetapkan apakah permohonan cuti tersebut diterima atau ditolak. Mahasiswa yang menjalani cuti studi lebih dari dua tahun dengan ijin Ketua STFM, bila akan aktif kembali diharuskan mengajukan permohonan aktif kembali kepada Ketua STFM. Permohonan aktif kembali diajukan paling lambat 2 bulan sebelum masa pendaftaran semester terkait berakhir; Mahasiswa yang cuti studi tanpa ijin Ketua Program /Ketua STFM (mangkir), apabila akan aktif kembali dan diijinkan oleh Ketua Program/Ketua STFM diteteapkan sebagai mahasiswa tidak terdaftar dan dikenai ketentuan sebagai berikut: a. Masa tidak aktif tetap diperhitungkan sebagai masa aktif dalam kaitannya dengan batas waktu studi; b. Wajib membayar SPP selama mangkir; c. Mahasiswa hanya diperbolehkan berstatus tidak terdaftar selama dua kali.
55
Pasal 61 Putus Studi Setiap Mahasiswa yang tidak dapat memenuhi ketentuan pasal 71 ayat (1), ayat (2), dan/atau ayat (3) dinyatakan putus studi dan tidak diperbolehkan melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.
56
BAB X YUDISIUM, WISUDA, TRANSKRIP Pasal 62 Tata Cara Pengusulan Yudisium Pengusulan Yudisium kelulusan serta penetapannya mengikufi periodesasi wisuda yang diselenggarakan oleh Universitas dengan tata cara sebagai berikut: (1) Kewenangan menetapkan Yudisium kelulusan mengikuti ketentuan berikut: a. Yudisium cum laude ditetapkan pada tingkat Universitas oleh Ketua STFM atas usulan Ketua PROGRAM STUDI FARMASI b. Yudisium dengan predikat sangat memuaskan, memuaskan ditetapkan pada tingkat Program oleh Ketua Program. (2) PROGRAM STUDI FARMASI menetapkan dan melanjutkan usul yudisium tersebut ke Universitas.
Pasal 63 Syarat Kelulusan Program Pendidikan Sarjana Mahasiswa yang telah menyelesaikan sekurang-kurangnya sejumlah 144-160 sks minimal yang diwajibkan, dinyatakan lulus Program Sarjana Farmasi apabila memenuhi persyaratan: (1) IPK minimal 2,00 (2) Tidak ada nilai E (3) Jumlah sks dengan nilai D tidak lebih dari 25% jumlah sks total (4) Telah menyelesaikan tugas akhir
57
Pasal 64 Yudisium Kelulusan (1) Setiap Lulusan pendidikan Program Sarjana Farmasi diberi yudisium kelulusan yang didasarkan pada suatu penilaian akhir yang mencerminkan kinerja akademik yang bersangkutan selama menjalani proses pendidikan di Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. (2) Penilaian akhir seperti yang dimaksudkan dalam ayat 1 pasal ini didasarkan atas nilai rerata tingkat Sarjana. (3) Predikat kelulusan diberikan dalam tiga jenjang, yaitu jenjang tertinggi dengan predikat cum laude, jenjang menengah dengan predikat sangat memuaskan dan jenjang di bawahnya dengan predikat memuaskan. (4) Predikat kelulusan adalah sebagai berikut (SK Mendiknas No. 232/U/2000, pasal 15): (a) Predikat kelulusan program sarjana dan program diploma adalah sebagai berikut: INDEKS PRESTASI
PREDIKAT
2,00 - 2,75
Memuaskan
2,76 - 3,50
Sangat memuaskan
3,51 - 4,00
Dengan pujian (cumlaude)
(b)
Predikat kelulusan dengan pujian (cumlaude) ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi maksimum, yaitu selama 4,5 – 5 tahun masa studi.
(c)
Predikat seorang lulusan yang tidak memenuhi ketentuan tersebut ayat (2) diturunkan satu tingkat menjadi sangat memuaskan.
(d)
Ketua STFM memberikan penghargaan piagam kepada lulusan dengan predikat "dengan pujian (cumlaude)".
58
Pasal 65 Wisuda (1) Wisuda diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang (2) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam rapat yudisium ditetapkan sebagai calon wisudawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ketentuan ini; (3) Calon wisudawan yang memenuhi semua persyaratan administratif yang ditetapkan oleh Universitas dan Program berhak mengikuti wisuda yang diselenggarakan oleh Universitas; (4) Calon Wisudawan wajib hadir pada pelaksanaan Wisuda tanpa alasan apapun; (5) Calon wisudawan yang belum memenuhi semua persyaratan administratif yang ditetapkan oleh universitas dan program diberi kesempatan terakhir untuk mengikuti wisuda pada periode berikutnya (6) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus sampai dengan akhir semester berjalan dan akan mengikuti wisuda periode semester berikutnya dibebaskan dari kewajiban membayar SPP, dengan menunjukan Surat Keterangan Lulus dari program.
Pasal 66 Transkrip Akademik (1) Transkrip Akademik diterbitkan sebagai lampiran ijazah dan hanya diberikan kepada Alumni yang bersangkutan; (2) Transkrip Akademik ditandatangani oleh Ketua Program
59
BAB XI UNSUR PENUNJANG (pasal34 ayat 1 PP No:60/1999)
Pasal 67 (1) Unit penunjang Program dapat diadakan sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan; (2) Unsur Penunjang adalah perangkat kelengkapan akademik yang terdiri atas Laboratorium dan Perpustakaan (SAC)
Pasal 68 Laboratorium (1) Laboratorium adalah Unit pelaksana akademik yang dapat ada di dalam suatu Bagian untuk mengampu dan mendukung sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni, yang diselenggarakan dalam satu atau lebih dari dua matakuliah. (2) Pembentukan atau pembubaran Laboratorium ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua STFM berdasarkan usul Ketua Program setelah mendapat pertimbangan Rapat Dosen sebagai Tim Embrio Senat Program (3) Laboratorium bertugas melakukan kegiatan dalam sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas pokok Bagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang yang bersangkutan.
60
BAB XII SANKSI AKADEMIK Pasal 69 Perbuatan Terlarang Perbuatan-perbuatan berikut ini dilarang: (1) Penyontekan yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidak sadar menggunakan atau mencoba menggunakan bahanbahan, informasi atau alat bantuan studi lainnya tanpa ijin dari Dosen yang berkepentingan dalam kegiatan akademik. (2) Menyobek halaman buku perpustakaan atau mengambil tanpa hak buku atau peralatan pembelajaran, merusak atau menghilangkan alat atau bahan laboratorium dan sarana-sarana pendidikan lainnya; (3) Pemalsuan yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidak sadar atau tanpa ijin mengganti/mengSTFMah memalsukan nilai/transkrip akademik, ijazah, Kartu Tanda Mahasiswa, keterangan atau laporan dalam lingkup kegiatan akademik. (4) Membantu atau mencoba membantu, menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya hal yang tidak diperbolehkan dalam kegiatan akademik atau melanggar kode etik; (5) Tindak Plagiat yaitu kegiatan penuh sadar (sengaja) menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai kata-kata atau karya sendiri dalam suatu kegiatan akademik. (6) Menyuap/menyogok, memberi hadiah, dan mengancam dengan mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain baik dengan cara membujuk, memberi hadiah atau berupa ancaman dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik. (7) Menggantikan kedudukan orang lain dalam kegiatan akademik, yaitu menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang
61
lain dalam kegiatan akademik, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri, seperti ujian, kegiatan atau tugas akademik lainnya.
Pasal 70 Sanksi Pelanggaran Tertib Ujian (1) Peserta ujian yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti yang tersebut dalam ketentuan Pasal 64 ayat 3, diberikan sanksi setinggi-tingginya oleh Dosen mata kuliah yang bersangkutan berupa : a. Nilai Nol pada hasil ujian untuk matakuliah dimana pelanggaran itu dilakukan. atau; b. Nilai E sebagai evaluasi keberhasilan studi pengikut ujian tersebut dalam matakuliah termaksud, setelah mendapat persetujuan dari Koordinator Bidang Akademik. (2) Ketua Program berdasarkan rekomendasi Wakil Ketua Bidang Akademik terkait, dapat mengusulkan kepada Ketua STFM, agar peserta yang melanggar ketentuan Pasal 64 ayat (3) huruf a sampai dengan huruf e, dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam pasal 84 Peraturan Akademik ini. (3) Terhadap peserta ujian yang ditolak kesertaannya dalam suatu ujian karena tidak mengindahkan ketentuan Pasal 64 dan perbuatan yang tersebut pada Pasal 81 ini, Ketua Bagian penyelenggara dapat menjatuhkan sanksi setinggitingginya berupa nilai 0 (Nol) pada hasil ujian termaksud.
Pasal 71 Sanksi Pelanggaran Tertib Daftar Ulang (1) Bagi Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang selama dua tahun atau kurang harus mendapat ijin tertulis dari Ketua Program. (2) Bagi Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang selama lebih dari dua tahun harus mendapatkan ijin dari Ketua STFM.
62
(3) Mahasiswa yang sampai dengan hari terakhir jadual pendaftaran ulang tidak melakukan pendaftaran ulang, tidak memiliki status sebagai Mahasiswa pada semester yang bersangkutan dan tidak berhak mengikuti kegiatan akademik serta tidak berhak menggunakan fasilitas yang tersedia.
Pasal 72 Hukuman Atas Pelanggar Tertib Ujian Perserta Ujian yang melakukan perbuatan seperti tersebut dalam Pasal 81 ayat (1) Peraturan Akademik ini dapat dikenakan sanksi berupa: (1) Peringatan keras secara lisan ataupun tertulis. (2) Pengurangan nilai ujian bagi matakuliah atau kegiatan akademik yang bersangkutan. (3) Tidak lulus ujian matakuliah atau kegiatan akademik yang bersangkutan. (4) Skorsing (dicabut status kemahasiswaannya untuk sementara) dari Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. (5) Pemecatan atau dikeluarkan (dicabut status kemahasiswaannya) dari Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.
Pasal 73 Prosedur Penetapan Hukuman Penjatuhan hukuman (sanksi) terhadap Mahasiswa yang melakukan perbuatan yang diatur dalam Pasal 81 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut: (1) Pejabat/petugas menyampaikan laporan secara lisan atau tertulis kepada Wakil Ketua Bidang Akademik untuk diteruskan kepada Ketua Program, (2) Ketua Program menyampaikan kepada Ketua STFM hasil pemeriksaan laporan pelanggaran ketentuan Pasal 84
63
tersebut disertai Berita Acara Pemeriksaan dan rekomendasi mengenai hukuman (sanksi) bagi pelaku pelanggaran akademik tersebut. (3) Ketua STFM menetapkan keputusan hukuman setelah mempertimbangkan rekomendasi Wakil Ketua Bidang Akademik/Ketua Program dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh perbuatan, serta motivasi pelaku dalam perbuatan tersebut.
Pasal 74 Peninjauan Kembali Terhadap Hukuman Akademik (1) Peserta ujian yang terkena sanksi karena melanggar tata tertib ujian yang diatur dalam pasal 64 dapat mengajukan permohonan peninjauan kembali atau meminta keringanan atas sanksi yang dijatuhkan kepadanya, dengan mengemukakan alasan yang menurut pendapatnya perlu mendapat perhatian khusus dalam mempertimbangkan penetapan sanksi termaksud. (2) Peserta Ujian yang memohon peninjauan kembali atau memohon keringanan atas sanksi yang dijatuhkan karena melanggar ketentuan Pasal 64 ayat (3), harus diajukan secara tertulis kepada Koordinator Bidang Akademik dengan tembusan Dosen penguji terkait. (3) Dalam waktu selambat-lambatnya 2 bulan setelah permohonan yang dimaksud oleh ayat (2) dan (3) pasal ini diterima, maka Dosen Penguji/Koordinator Bidang Akademik harus sudah memberikan jawaban tertulis atas permohonan tersebut.
64
BAB XIII KETENTUAN LAIN LAIN Pasal 75 Ujian Susulan (1) Ujian susulan hanya dapat diselenggarakan berdasarkan alasan-alasan yang bersifat khusus; (2) Hal-hal yang bersifat khusus adalah: a. Calon peserta adalah duta STFM yang mengikuti kegiatan olahraga, kesenian dan ilmu pengetahuan baik Nasional-Regional-Intemasional; b. Karena orang tua kandung, suami atau isteri, anak kandung, kakak kandung, adik kandung, meninggal dunia yang dibuktikan dengan surat kematian dari Kalurahan dan atau Rumah Sakit; c. Karena mengalami Bencana Alam, dan atau yang bersangkutan secara fisik (sedang menjalani rawat inap di rumah sakit) sehingga tidak dapat mengikuti ujian yang terprogram; dibuktikan dengan surat Keterangan dari Institusi yang berwenang. (3) Waktu dan teknis pelaksanaan ujian susulan ditentukan oleh Dosen Penguji/Koordinator Bidang Akademik;
Pasal 76 Surat Keterangan Sebagai Pengganti Ijazah yang Hilang (1) Alumni yang kehilangan ijazah melapor kepada Polisi; (2) Alumni tersebut mengajukan Permohonan kepada Ketua STFM dengan tembusan kepada Ketua PROGRAM STUDI FARMASI untuk memperoleh Surat Keterangan pengganti ijazah yang hilang, dengan melampirkan fotokopi tanda bukti laporan tentang kehilangan ijazah dari polisi; (3) Ketua STFM atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan Surat Keputusan yang berisi pernyataan bahwa alumni
65
yang bersangkutan benar-benar lulusan Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.
Pasal 77 Keberadaan Mahasiswa di Kampus Keberadaan Mahasiswa di kampus dapat dibenarkan atas dasar pertimbangan : (1) Kampus Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang yang terdiri dari sarana fisik dan Non fisik, pada dasarnya digunakan untuk melaksanakan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat bagi civitas akademik; (2) Fasilitas pendidikan hanya disediakan bagi Mahasiswa Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang yang masih terdaftar, maka terhadap Mahasiswa yang tidak diperkenankan melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang atau terhadap Mahasiswa yang tidak diperkenankan mengikuti kegiatankegiatan akademik karena melanggar peraturan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, diberlakukan ketentuan sebagai berikut : a. Mereka tidak dibenarkan untuk dilayani dalam kegiatan kurikuler sebagaimana dinikmati oleh Mahasiswa biasa; b. Keberadaan mereka di dalam kampus Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, dikenakan peraturan yang berlaku bagi non sivitas akademika Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang khususnya, dan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia pada umumnya. (3) Fasifitas ruang kantor bagi Mahasiswa diperuntukkan sebagai ruang kerja, maka Mahasiswa tidak diperkenankan untluk tidur atau menginap di ruang kantor dengan alasan apapun.
66
BAB XIV PERUBAHAN PERATURAN AKADEMIK Pasal 78 Usul PerSTFMahan (1) Ketua Program dan Koordinator Bidang Akademik, setelah mendengar pertimbangan Rapat Dosen sebagai Tim Embrio Senat Program, dapat mengajukan usul perubahan peraturan akademik kepada Ketua STFM untuk diteruskan ke Senat Akademik; (2) Penetapan perubahan peraturan akademik dilakukan dengan dukungan suara sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota Senat Akademik.
Pasal 79 (1)
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh institusi pemberi dana, peraturan penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.
(2)
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ilmiah dilaksanakan dengan berorientasi pada peningkatan: a. kualitas perencanaan, proses dan hasil penelitian, serta pelaporan hasil penelitian b. relevansi masalah penelitian dengan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni c. pengembangan industri dan hasil karya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara bebas (public domain) dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan. d. Penelitian interdisipliner untuk tumbuh kembangnya kelompok bidang ilmu
67
e. Pertumbuhan penelitian berorientasi produk yang dapat dimanfaatkan masyarakat pengguna f.
reputasi universitas dan mengembangkan sumber keuangan
g. efisiensi dan efektivitas penelitian. h. daya saing dan perolehan paten. i.
Pengabdian kepada Masyarakat hasil penelitian baik dalam jurnal internasional maupun jurnal nasional terakreditasi.
Pasal 80 Pengelolaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (1)
Pengelolaan dan koordinasi program penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
(2)
Pengelolaan Masyarakat meliputi:
penelitian dan Pengabdian kepada dilakukan secara terarah dan terpadu
a. pelatihan metodologi penelitian dan penyusunan proposal penelitian; b. review dan seleksi proposal dana DP2M DIKTI. c. perencanaan program penelitian (Rencana Strategis & Rencana Operasional) d. pelaksanaan program penelitian e. pemantauan dan evaluasi penelitian f.
pelatihan penulisan artikel ilmiah
g. pelatihan manajemen jurnal ilmiah h. Pengabdian kepada Masyarakat, penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian; i.
peningkatan kerjasama penelitian
68
j.
pengembangan sumberdaya penelitian
k. penetapan proposal payung l.
penetapan agenda penelitian.
Pasal 81 Monitoring dan Evaluasi Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (1)
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengelolaan program penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
(2)
Monitoring dan evaluasi dilakukan sebagai suatu proses yang berkelanjutan, berencana dan bertahap, seiring dengan langkah-langkah pengelolaan, dan yang hasilnya dipergunakan sebagai dasar bahan pertimbangan bagi pengembangan program penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat lebih lanjut.
(3)
Evaluasi relevansi dan kualitas hasil penelitian dilakukan berdasarkan apresiasi dunia internasional lewat Pengabdian kepada Masyarakat dan presentasi pertemuan internasional dan pemanfaatan langsung di masyarakat.
(4)
Monitoring dan evaluasi terhadap setiap komponen penyelenggaraan penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sesuai dengan kedudukan, fungsi dan ruang lingkup kegiatannya dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat bekerjasama dengan Program Studi dan jurusan.
(5)
Monitoring dan evaluasi keseluruhan sistem penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan oleh Pusat Jaminan Mutu atas penugasan dari Ketua STFM.
(6)
Monitoring dan evaluasi dari program penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan melalui
69
pertemuan dalam bentuk rapat periodik, lewat pelaporan, pertemuan dan kunjungan, seminar maupun panel diskusi hasil penelitian yang dilakukan secara periodik (7)
Monitoring dan evaluasi program penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat juga dapat berbentuk pelaporan setiap kegiatan penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh civitas akademik Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang secara sendirisendiri ataupun dalam kelompok.
70
BAB XV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 82 (1) Segala hak dan kewajiban akademik Mahasiswa yang sudah dipenuhi sebelum berlakunya peraturan ini, tetap diakui dan dinyatakan sah; (2) Segala hak dan kewajiban akademik Mahasiswa yang belum dipenuhi dan berbeda dengan peraturan ini disesuaikan dan diselesaikan secara kasuistik dengan surat keputusan Ketua . (3) Segala ketentuan yang diberlakukan sebagai Peraturan Akademik atau yang setingkat dengan peraturan ini masih tetap berlaku sebagai aturan pelengkap sepanjang sSTFMstansinya tidak bertentangan dengan Peraturan Akademik ini.
71
BAB XVI PENUTUP Pasal 83 (1) Materi-materi yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Program, (2) Dokumen ini dimaksudkan sebagai langkah awal penetapan Peraturan Akademik Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. Peraturan ini dinyatakan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Tangerang Pada Tanggal April 2014 Ketua STFM
72