Artikel Penelitian
Perasaan Self-consciousness dan Rendahnya Harga diri dan Hubungannya dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Andri,* AAAA. Kusumawardhani,** Aryani Sudharmono*** *Bagian Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta **Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta ***Departemen IK Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Abstrak: Penelitian sebelumnya mendapatkan adanya dampak psikologis pasien akne vulgaris, misalnya perasaan self-consciousness dan rendahnya harga diri. Sekarang ini terdapat peningkatan antusiasme dalam menilai berbagai dampak psikologis yang berbeda pada berbagai macam tipe penyakit kulit dan dampaknya terhadap kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa perasaan self-consciousness dan rendahnya harga diri berhubungan dengan kualitas hidup pasien akne vulgaris. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Pasien akne yang datang ke klinik dermatologi kosmetik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo diminta untuk mengisi kuesioner WHOQOL-BREF dan Tes Rosenberg bagian A (self-consciousness) dan bagian C (harga diri). Uji statistik Mann Whitney digunakan untuk menentukan perbedaan nilai masing-masing domain WHOQOL-BREF antara pasien yang mengalami self-consciouness dan yang tidak. Hal ini juga dilakukan pada pasien yang rendah harga dirinya dan yang tidak. Penelitian ini mengikutsertakan 107 pasien yang terdiri dari 28 (26,2%) laki-laki dan 79 (73,8%) perempuan. Sembilan puluh (84,1%) pasien belum menikah. Dua puluh tiga (21,5%) pasien berusia <18 tahun, 84 (78,5%) pasien berusia >18 tahun. Terdapat perbedaan nilai mean antara pasien yang mempunyai perasaan selfconsciousness dan yang tidak pada domain kesehatan psikologis (mean 21,6 dan 20,5, p = 0,015) dan domain lingkungan (mean 27,7 dan 25,8, p = 0,006). Terdapat juga perbedaan nilai mean antara pasien yang rendah harga dirinya dan yang tidak pada domain kesehatan psikologis (mean 21,3 dan 19,7, p = 0,002) dan domain hubungan sosial (mean 10,8 dan 10,1, p = 0,026). Disimpulkan bahwa kualitas hidup pasien akne berhubungan dengan perasaan self-consciousness, terutama pada domain kesehatan psikologis dan lingkungan. Rendahnya harga diri pada pasien akne yang juga berhubungan dengan kesehatan psikologis dan hubungan sosial. Kata kunci: akne, harga diri, kualitas hidup, self-consciousness
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010
263
Perasaan Self-consciousness dan Rendahnya Harga diri dan Kualitas Hidup Pasien
The Association of Self-consciousness and Low Self Esteem and Quality of Life Among Acne Patients Andri,* AAAA. Kusumawardhani,** Aryani Sudharmono*** *Division of Mental Health, Faculty of Medicine, Christian University Krida Wacana, Jakarta **Department of Psychiatry, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta ***Department of Dermatology, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta
Abstract: Previous studies revealed the psychological impact of having acne vulgaris, such as the presence of self-consciousness and low self-esteem. Recently, enthusiasm in assessing different psychological effects of various types of skin diseases and their effects on patients’ quality of life, increased. The purpose of this study was to evaluate the association between the presence of selfconsciousness and low self-esteem with the quality of life among acne vulgaris patients. A cross sectional study was conducted in acne patients that came to cosmetic dermatology clinic at Cipto Mangunkusumo National Hospital. They were asked to fill in the World Health Organization Quality of Life (WHOQoL-BREF) and Rosenberg Test section A (self-consciousness) and section C (self esteem). Mann Whitney test was used to determine the WHOQOL-BREF score difference of each domain between self-conscious and non-self-conscious patients as well as between low self-esteem and non-low self-esteem patients. There were 107 participants: 28 (26.2%) males and 79 (73.8%) females. Ninety (84.1%) patients were still single. Twenty three (21.5%) patients aged d”18 years and 84 (78.5%) patients aged >18 years. There were significant mean score differences between patients who were self-consciousness and non-self-consciousness in psychological health (mean 21.6 versus 20.5, p = 0.015) and environment (mean 27.7 versus 25.8, p = 0.006) domains. There were also differences of mean score between patient who were low self esteem and non low self esteem in psychological health (mean 21.3 versus 19.7, p = 0.002) and social relationship (mean 10.8 versus 10.1, p = 0.026) domain. It was concluded that the quality of life in acne patients who were self-conscious were associated with psychological health and environment domains. The quality of life of the low self-esteem acne patients was also associated with psychological health and social relationship domain. Keywords: acne, quality of life, self-consciousness, self esteem
Pendahuluan Satu dekade belakangan ini terdapat peningkatan keminatan dalam menilai efek psikologis pada berbagai jenis penyakit kulit dan kualitas hidup pasien. Keadaan kulit yang sehat sangatlah penting bagi kesehatan fisik dan mental seorang individu. Keadaan ini terangkum dalam aspek penampilan rasa sehat dan bahagia serta rasa percaya diri. Hal itu disebabkan karena kulit merupakan organ terluas dan yang paling kelihatan dari tubuh manusia sehingga suatu penampilan kulit yang berbeda akan berpengaruh pada penampilan dan citra diri seseorang dan selanjutnya akan mempengaruhi orang itu sendiri.1 Akne vulgaris merupakan salah satu penyakit kulit yang dihubungkan dengan faktor psikologis penderitanya. Akne vulgaris sendiri adalah penyakit kulit yang paling sering ditemukan dan ditatalaksana oleh spesialis dermatologis. Keadaan ini terdapat hampir 80% pada remaja dan dewasa muda usia 11 sampai 30 tahun. Selama ini penelitian di bidang
264
kulit terfokus pada intervensi terapi untuk mengurangi insiden dan keparahan akne. Dampak psikologis yang timbul karena menderita akne belum banyak diteliti padahal hendaya sosial, psikologis dan emosional yang berasal dari akne telah dilaporkan mirip dengan hendaya yang terdapat pada epilepsi, asma, diabetes dan artritis. Faktor psikologis yang berperan termasuk kepribadian, citra diri, harga diri, konsep diri, penerimaan sosial dan ketidakpuasan akan tubuh.2-5Akne juga mempengaruhi kesehatan individu secara keseluruhan dan berhubungan langsung dengan kualitas hidup terutama yang berhubungan dengan perasaan, emosi, hubungan sosial dan pekerjaan.6 Hendaya psikologis ini tidak berhubungan dengan keparahan akne sehingga dalam hal ini seorang pasien akne yang berat belum tentu mengalami hendaya psikologis yang berat juga.7,8 Harga diri didefinisikan sebagai perilaku negatif dan positif terhadap diri sendiri dan dapat dilihat sebagai indikator kunci dalam melihat kesehatan psikologis terutama pada or-
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010
Perasaan Self-consciousness dan Rendahnya Harga diri dan Kualitas Hidup Pasien ang barat. Dalam budaya Barat, harga diri secara tipikal berbeda menurut jenis kelamin. Sebuah penelitian metaanalisis terbaru tentang harga diri yang kebanyakan dilakukan di negara industri barat menegaskan bahwa harga diri pada wanita secara bermakna lebih rendah daripada pria. Hal ini terutama terdapat pada masa pertengahan remaja yang mengalami puncak pada usia sekitar 16 tahun. Penemuan ini didukung oleh suatu analisis tentang pola perkembangan a remaja selama 7 tahun di daerah metropolitan Amerika Serikat. Analisis ini mencoba melihat kohesi keluarga dan kejadian hidup yang penuh tekanan dan didapatkan adanya penurunan harga diri yang jelas dan progresif pada remaja perempuan usia 12 sampai dengan 17 tahun. Kontrasnya, pada anak laki-laki harga diri cenderung stabil pada masamasa yang sama. Rasa malu dan self-consciousness secara langsung berhubungan dengan citra diri dan kepercayaan diri. bRasa malu menjadi lebih bermakna pada individu yang memiliki akne yang pada akhirnya dapat menimbulkan perasaan cemas, depresi dan yang disforik. Kenyataan tentang perubahan citra diri, harga diri dan perasaan malu yang timbul akibat akne mengarah kepada self-consciousness dan penurunan kepercayaan diri. Hal ini bermanifestasi pada situasi sosial di mana individu merasa dirinya menjadi pusat perhatian baik dalam pesta, saat berkomunikasi dengan orang lain, atau pekerjaan yang berhubungan dengan masyarakat. Perasaan ini juga berhubungan dengan ketakutan wajah mereka akan diejek oleh orang lain.9 Metode Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Pengambilan sampel diambil berdasarkan non-probability sampling berupa consecutive sampling. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien akne vulgaris baik yang baru pertama kali berobat atau yang kontrol dengan diagnosis yang telah ditetapkan oleh dokter dari Divisi Dermatologi Kosmetik, Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUPN Cipto Mangunkusumo, usia 14-44 tahun, dapat membaca dan menulis, dan bersedia menjadi subyek penelitian dengan menandatangani surat persetujuan yang telah disediakan. Kriteria eksklusi adalah mengalami gangguan dalam penilaian realita. Pasien kemudian diminta mengisi kuesioner WHOQoLBREF dan Tes Rosenberg bagian A (self-consciousness) dan bagian C (harga diri). Instrumen WHOQoL-BREF yang digunakan telah divalidasi oleh Wulandari WD di Jakarta dengan sensitivitas 74%, spesifisitas 96% dan akurasi 78%.10 Instrumen ini telah dikembangkan di 20 pusat pengembangan di 18 negara. Instrumen ini memuat 26 pertanyaan terdiri dari 2 pertanyaan umum mengenai penilaian tentang kualitas A serta 24 pertanyaan hidup dan kepuasan tentang kesehatan yang mewakili setiap facet yang terdapat dalam WHOQoL100 yang terbagi dalam 4 domain, yaitu kesehatan fisik,
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010
kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Penilaian pada domain WHOQoL-BREF menggunakan skala penilaian dari 0 sampai dengan 100. Semakin besar nilai pada masing-masing domain maka semakin baik kualitas hidupnya.10,11 Perasaan self-consciousness dan harga diri dinilai dari suatu daftar pertanyaan citra diri Rosenberg yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan divalidasi oleh Tun K.Bastaman. Instrumen ini merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang berlangsung terus-menerus serta mengekspresikan ke dalam sikap setuju dan sikap tidak setuju.12 Tes statistik Mann Whitney U digunakan untuk menentukan perbedaan nilai masing-masing domain WHOQoLBREF antara pasien yang memiliki self-consciouness dan yang tidak. Hal ini juga dilakukan pada pasien yang rendah harga dirinya dan tidak. Hasil Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Dermatologi Kosmetik, Departemen IK Kulit dan Kelamin RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta dari bulan November 2007 sampai dengan Januari 2008. Selama kurun waktu tersebut didapatkan 107 pasien akne vulgaris yang memenuhi kriteria penelitian. Terdapat 67 (62,6%) responden menderita akne vulgaris sedang, 25 orang (23,4%) menderita akne vulgaris ringan dan 15 orang (14,0%) menderita akne vulgaris berat. Karakteristik demografi responden ditampilkan di tabel 1 sedangkan gambaran kualitas hidup menurut WHOQoL-BREF pada tabel 2. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Variabel
Jumlah (n)
Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Status Pernikahan
>18 >18 Laki-laki Perempuan Bekerja Tidak Bekerja Belum Menikah Sudah Menikah
23 84 28 79 35 72 90 17
% 21,5 78,5 26,2 73,8 32,7 67,3 84,1 15,9
Tabel 2. Gambaran Kualitas Hidup WHOQoL-BREF Domain
Rerata S B
Kesehatan fisik Kesehatan psikologis Hubungan sosialB Lingkungan Nilai Total
Median
Minimum
Maksimum
65,7
11,3
67,9
39,3
92,9
62,7
11,4
62,5
33,3
95,8
63,7
13,1
66,7
16,7
83,3
58,5 250,6
10,4 35,6
59,4 259,4
31,3 151,6
75,0 315,8
C
265
Perasaan Self-consciousness dan Rendahnya Harga diri dan Kualitas Hidup Pasien Hubungan Domain Kualitas Hidup WHOQoL-BREF dengan Rosenberg Bagian A (Self-consciousness) Penelitian ini memperlihatkan terdapat 56 responden yang cenderung self-conscious dan 51 responden yang tidak. Skor kesehatan psikologis dan lingkungan untuk orang yang cenderung tidak selfconscious lebih besar secara bermakna dibanding orang yang self-conscious. Dalam hal ini nilai skor kesehatan psikologis untuk orang yang cenderung tidak self-conscious adalah 21,6 sedangkan orang yang tergolong cenderung self-consciousness adalah 20,5. Sedangkan nilai skor lingkungan untuk orang yang cenderung tidak selfconscious adalah 27,7 sedangkan orang yang cenderung self-conscious adalah 25,8. Hubungan domain dalam WHOQOL-BREF dengan dimensi self-consciousness Rosenberg dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hubungan Domain WHOQoL-BREF dengan Dimensi Self-consciousness Rosenberg Domain WHOQoL
Dimensi Rosenberg
n
Mean
Kesehatan fisik
Not Self-conscious Self-conscious Not Self-conscious Self-conscious Not Self-conscious Self-conscious Not Self-conscious Self-conscious
51 56 51 56 51 56 51 56
25,9 24,9 21,6 20,5 10,7 10,6 27,7 25,8
Kesehatan psikologis Hubungan sosial Lingkungan
p 0,109 0,015 0,896 0,006
Hubungan Domain Kualitas Hidup WHOQoL-BREF dengan Rosenberg bagian C (Harga Diri) Penelitian ini memperlihatkan terdapat 27 responden yang cenderung rendah harga dirinya dan 80 responden yang tidak. Skor kesehatan psikologis dan hubungan sosial untuk orang yang cenderung tidak rendah harga dirinya secara bermakna lebih besar dibanding orang yang rendah harga dirinya. Skor kesehatan psikologis orang yang cenderung tidak rendah harga dirinya adalah 21,3 sedangkan orang yang tergolong cenderung rendah harga dirinya adalah 19,7. Skor hubungan sosial orang yang cenderung tidak rendah harga dirinya adalah 10,8 sedangkan orang yang cenderung rendah harga dirinya adalah 10,1. Hubungan Tabel 4. Hubungan Domain WHOQoL-BREF dengan Dimensi Harga Diri Rosenberg Domain WHOQoL
Domain Rosenberg
Kesehatan fisik Not low-self-esteem Low-selfesteem Kesehatan psi- Not low-self-esteem kologis Low-selfesteem Hubungan sosial Not low-self-esteem Low-selfesteem Lingkungan Not low-self-esteem Low-selfesteem
266
N
Mean
80 27 80 27 80 27 80 27
25,6 24,7 21,3 19,7 10,8 10,1 27,0 25,9
p
0,179 0,002 0,026 0,217
domain WHOQoL-BREF dengan dimensi harga diri Rosenberg secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4. Diskusi Penelitian ini memperlihatkan penilaian kualitas hidup menurut WHOQoL-BREF yang tergambar dalam 4 domain, yaitu domain kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Hasil yang didapat dari penelitian ini menggambarkan bahwa kualitas hidup pasien akne pada masing-masing domain relatif rendah karena berada di bawah kisaran nilai 70. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien akne vulgaris memang terpengaruh. Penelitian ini mencoba mencari hubungan antara kualitas hidup dengan kecenderungan self-consciousness dan harga diri yang rendah pada pasien akne vulgaris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang cenderung self-conscious nilai kualitas hidup pada domain kesehatan psikologis dan lingkungannya secara bermakna lebih kecil daripada yang cenderung tidak self-conscious. Perbedaan kualitas hidup pada domain lingkungan lebih besar dibandingkan domain kesehatan psikologis. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa memiliki akne, yang kebanyakan di wajah, mempunyai dampak terhadap hubungan interpersonal dengan orang lain di dalam lingkungan.13,14 Efek psikologis yang timbul akibat akne juga bergantung dari persepsi dan perilaku orang di sekitar pasien.20 Temuan pada penelitian ini menegaskan kembali dampak yang bermakna pada lingkungan. Oleh karena itu, pola hubungan di lingkungan dan kesehatan psikologis pasien akne di masyarakat perlu diperhatikan. Pada penelitian ini juga ditemukan hubungan yang bermakna antara domain kualitas hidup domain kesehatan psikologis dan hubungan sosial dengan kecenderungan harga diri yang rendah pada pasien akne. Harga diri yang rendah pada pasien akne dihubungkan dengan kesulitan dalam membina hubungan sosial dengan orang lain.13,14 Hubungan sosial terutama dukungan sosial sangat berpengaruh terhadap kesehatan psikologis seseorang. Terdapat banyak contoh bahwa dukungan sosial dapat mengurangi tekanan psikologis yang terjadi pada individu.15 Kemampuan individu yang menderita akne dalam melakukan hubungan sosial seringkali mengalami hambatan karena rasa malu, kurang percaya diri, harga diri yang rendah dan isolasi diri.16,17 Apalagi semua pasien akne yang ikut serta dalam penelitian ini mempunyai tempat predileksi di wajah. Penelitian yang dilakukan oleh Martin et al,14 memperlihatkan bahwa akne yang letaknya di wajah lebih banyak berpengaruh terhadap kepercayaan diri, citra diri, keinginan untuk berada di tempat umum dan interaksi sosial. Sedangkan penelitian Smithard et al,11 menegaskan bahwa akne yang berada di wajah lebih berpengaruh terhadap kesehatan jiwa. Beberapa penelitian juga memperlihatkan bahwa jika kondisi akne membaik maka kondisi psikologis pasien juga akan membaik Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010
Perasaan Self-consciousness dan Rendahnya Harga diri dan Kualitas Hidup Pasien seiring dengan perbaikan pada hubungan sosialnya. 2,13,18 Didapatkan hubungan bermakna antara kesehatan psikologis terlihat berpengaruh secara bermakna antara selfconsciousness dan harga diri. Hal ini membuktikan bahwa penderita akne memang terpengaruh kondisi psikologisnya seperti yang telah dikemukakan oleh penelitian-penelitian sebelumnya.9,19,20 Kesimpulan Kecenderungan menonjolnya self-consciousness dan rendahnya harga diri pada pasien akne mempengaruhi domain kualitas hidup pasien akne. Domain kualitas hidup yang terpengaruh adalah kesehatan psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Daftar Pustaka 1.
2. 3. 4. 5.
6.
Parsad D, Dogra S, Kanwar AJ. Quality of life in patients with vitiligo. Health and Quality of Life Outcomes. 2003;1:58. Diunduh dari http://www.hqlo.com/content/1/1/58 tanggal 20 April 2007 Lasek RJ, Chren MM. Acne vulgaris and the quality of life of adult dermatology patients. Arch Dermatol. 1998;134:454-8 Magin P, Adams J, Heading G, Pond D, Smith W. Psychological sequelae of acne vulgaris. Can Fam Physician. 2006;52:978-79 Folks DG, Kinney FC. The role of psychological factors in dermatologic conditions. J Psychosomatic.1992;33:45-54. Bowe WP, Leyden JJ, Crerand CE, Sarwer DB, Margolis DJ. Body dysmorphic disorder symptoms among patients with acne vulgaris. J Am Acad Dermatol 2007;57:222-30 Walker N, Lewis-Jones MS. Quality of life and acne in Scottish adolescent schoolchildren: use of the children’s dermatology life quality index (CDLQI) and the Cardiff acne disability index (CADI). J Eur Acad Dermatol Venerol.2006;20:45-50.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13. 14.
15. 16. 17. 18. 19.
20.
Smithard A, Glazebrook C, Williams HC. Acne prevalence, knowledge about acne and psychological morbidity in mid-adolesence: a community-based study. Brit J Dermatol. 2001;145:274-9. Gupta MA. Psychosocial aspects of common skin diseases, editorials. Can Fam Physician. 2002;48:660-2. Clay D, Vignoles VL, Dittmar H. Body image and self-esteem among adolescent girls: testing the influence of sociocultural factors. J Research on Adolescence. 2003;15;451-77 Wulandari DW. Penentuan validitas WHOQOL-100 dalam menilai kualitas hidup pada pasien rawat jalan di RSCM (versi Indonesia) [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2004. Sugijanto PRL. Penilaian kualitas hidup dan faktor-faktor yang berhubungan pada usia lanjut di Kelurahan Manggarai Kecamatan Tebet Jakarta Selatan April-September 2005 [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2006. Chandra S. Hubungan antara obesitas dengan psikopatologi pada siswa SMU di Jakarta Selatan [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2004. Niemeier V, Kupfer J, Gieler U. Acne vulgaris-psychosomatic aspects. J Dtsch Dermatol Ges; 2006;4:1027-36 Martin AR, Lookingbill DP, Botek A, Light J, Thiboutot D, Girman CJ. Health-related quality of life among patients with facial acneassesment of a new acne-specific questionnaire. Clin Exp Dermatol. 2001;26:380-5 Sarafino EP. Health psychology, biopsychosocial interactions. New York: John Wiley and Sons.Inc; 1990. Koo J, Lebwohi A. Psychodermatology: the mind and skin connection. Am Fam Physician. 2001;64(11):1873-8. Bodemer W, Roos JL. Psychodermatol. Med J.2001; 20:1-4 Strauss JS, Krowchuk DP, Leyden JJ. Guidelines of care for acne vulgaris management. J Am Acad Dermatol. 2007;56:651-63. Tan JKL. Psychosocial impact of acne vulgaris: evaluating the evidence. August 19th, 2004. Diunduh dari http://www. medscape.com/viewarticle /487439_1 tanggal 13 Juli 2007. Del Rosso JQ. The psychosocial impact of acne. Skin and Aging. 2003; 11(01):39-46. EV
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010
267