PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR Siti Safitri Nur Indahsari, Herawati Susilo, Amy Tenzer Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang E-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran sistem peredaran darah model inkuiri terbimbing yang layak, praktis, dan efektif. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan tiga dari empat tahapan pengembangan four-D model yang dikembangkan oleh Thiagarajan, dkk. (1974) yaitu define, design, dan develop. Hasil validasi dan uji lapangan di kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Malang menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan valid, praktis, dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Kata Kunci: Perangkat pembelajaran, inkuiri terbimbing, hasil belajar, kualitas proses pembelajaran Abstract: The purpose of this research are producing valid, practical, and effective learning tools of guided inquiry model of blood circulation system.. Design of this research using three of the four steps on four-D model by Thiagarajan, et al. (1974) are define, design, and develop. The result of validation testing in class XI SMA Muhammadiyah 1 Malang shows that the developed learning tools are valid, practical, and effective for use in learning and increase the quality of the learning process. Key Words: Learning tools, guided inquiry, the study result, quality of the learning process
Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Malang, pembelajaran Biologi yang berlangsung masih berpusat pada guru dan metode ceramah masih sering digunakan oleh guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang bermakna dan kurang mengasah kemampuan berpikir siswa sehingga berdampak pada rendahnya persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Pada ulangan harian setiap materi hampir selalu ditemui siswa yang tidak mencapai KKM misalnya pada materi “Sel” hanya 16,67% saja siswa yang mencapai KKM. Sumber belajar yang digunakan siswa juga masih minim, sehingga diperlukan pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun secara sistematis dan terintegrasi sesuai dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 telah mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum dan prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), menanya (merumuskan masalah), mengumpulkan data dengan berbagai teknik (mengkaji literatur atau melakukan eksperimen), mengasosiasi (menganalisis data dan menarik
1
2
kesimpulan) serta mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Menurut Sudrajat (2013) salah satu model pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik/ilmiah adalah model inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing melibatkan siswa untuk belajar aktif selama proses pembelajaran. Tahapan-tahapan inkuiri terbimbing yang dikembangkan oleh Llewellyn (2013) yaitu siswa mengeksplorasi fenomena, merumuskan masalah, merencanakan penyelidikan, melaksanakan penyelidikan, menganalisis data dan bukti, membangun pengetahuan baru, dan mengkomunikasikan pengetahuan. Melalui tahapan tersebut membuat pembelajaran menjadi bermakna, oleh sebab itu diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik dengan menggunakan tahapan inkuiri terbimbing. Perencanaan pembelajaran yang baik akan menciptakan pencapaian pembelajaran yang baik bagi siswa. Perencanaan tersebut antara lain dalam bentuk perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan sejumlah bahan, alat, media, petunjuk, dan pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran berperan penting untuk kesuksesan proses pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, bahan ajar (handout dan LKS), dan instrumen penilaian. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011). Hasil belajar erat hubungannya dengan kualitas proses pembelajaran. Semakin berkualitas suatu proses pembelajaran kemungkinan besar hasil belajar siswa juga semakin baik. Keaktifan siswa dan keterampilan guru dalam mengajar menjadi tolok ukur pembelajaran yang berkualitas. Kualitas proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan tahap-tahap inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang diterapkan dengan menggunakan Lesson Study akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lewis (2002) dalam Syamsuri dan Ibrohim (2008) yang menyebutkan salah satu manfaat Lesson Study yaitu meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian di atas, dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran sistem peredaran darah model inkuiri terbimbing sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas XI SMAN 4 Malang. METODE Penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi model four D-model yang dikembangkan oleh Thiagarajan, dkk (1974). Tahapan four-D model terdiri dari tahap pendefinisian atau penetapan (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebarluasan (disseminate). Namun penelitian dan pengembangan ini, hanya dilakukan hingga tahap pengembangan (develop) karena adanya keterbatasan waktu dan biaya. Perangkat pembelajaran materi sistem peredaran darah yang dikembangkan terdiri dari silabus, RPP, bahan ajar (handout dan LKS), dan instrumen penilaian. Produk yang telah dikembangkan, selanjutnya divalidasi oleh ahli pendidikan, ahli materi, dan ahli praktisi lapangan. Produk direvisi sesuai dengan saran dan komentar validator hingga mendapatkan kriteria valid/layak dengan nilai persentase mendekati 100%. Instrumen yang digunakan untuk
3
validasi yakni angket validasi yang terdiri dari 4 pilihan jawaban, yakni sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Data yang diperoleh dari validasi ahli dianalisis dengan menggunakan persentase. Nilai persentase akan menentukan tingkat kelayakan produk. Perangkat pembelajaran dikatakan valid apabila memenuhi kriteria kevalidan data angket penilaian validator pada Tabel 1. Tabel 1 Kriteria Kevalidan Data Angket Penilaian Validator Skala Persentase (%) Keterangan 80-100 Sangat Valid 66-79 Valid 56-65 Cukup Valid 40-55 Kurang Valid ≤ 39 Tidak Valid Keterangan: berapapun skor yang diperoleh (˂ 100%), tetap dilakukan revisi berdasarkan saran dan komentar dari validator
Tahap selanjutnya yaitu uji kepraktisan bahan ajar (handout dan LKS) yang telah dikembangkan kepada 8 siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Malang. Uji kepraktisan ini untuk menilai kemudahan dalam memahami dan menggunakan, serta kemenarikan bahan ajar (handout dan LKS) yang digunakan selama pembelajaran. Instrumen yang digunakan pada uji kepraktisan yaitu menggunakan angket keterbacaan bahan ajar. Data yang diperoleh dari uji kepraktisan oleh siswa dianalisis dengan menggunakan persentase. Nilai persentase akan menentukan tingkat kepraktisan produk. Produk direvisi berdasarkan saran dan komentar dari siswa. Perangkat pembelajaran dikatakan praktis apabila memenuhi kriteria kepraktisan penilaian bahan ajar (handout dan LKS) oleh siswa yang ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Kriteria Kevalidan Data Penilaian Kepraktisan Bahan Ajar Oleh Siswa Skala Persentase (%) Keterangan 80-100 Sangat Praktis 66-79 Praktis 56-65 Cukup Praktis 40-55 Kurang Praktis ≤ 39 Tidak Praktis Keterangan: berapapun skor yang diperoleh (˂ 100%), tetap dilakukan revisi berdasarkan saran dan komentar dari siswa
Tahap berikutnya yakni uji keefektifan dengan mengimplementasikan produk pengembangan kepada siswa satu kelas yang berjumlah 24 siswa dengan menerapkan pembelajaran berbasis Lesson Study dalam lima kali pertemuan (tatap muka). Uji keefektifan ini untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan. Kegiatan LS dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses setiap pembelajaran dan untuk memperbaiki produk perangkat pembelajaran melalui komentar dan saran dari tim LS. Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek yakni aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Instrumen yang digunakan untuk menilai aspek pengetahuan siswa yaitu soal uji kompetensi materi sistem peredaran darah dan LKS kegiatan 1 sampai dengan 5. Instrumen yang digunakan untuk menilai aspek sikap siswa yaitu lembar observasi penilaian sikap siswa selama diskusi. Instrumen yang digunakan untuk
4
menilai aspek keterampilan siswa yaitu lembar observasi penilaian keterampilan siswa ketika kegiatan praktikum. Data kualitas proses pembelajaran diperoleh ketika pengimplementasian perangkat pembelajaran di kelas dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dengan menerapkan LS. Instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas proses pembelajaran yairu lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. HASIL Penyajian Data Uji Coba dan Analisis Data Hasil uji kelayakan produk oleh validator menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran materi sistem peredaran darah model inkuiri terbimbing memenuhi kriteria sangat valid, dengan rincian nilai validitas silabus, RPP, handout, LKS, dan instrumen penilaian secara berturut-turut adalah 97,1%, 97,6%, 97,7%, 97,2%, dan 96,4%. Berdasarkan saran dan tanggapan validator, produk perangkat pembelajaran direvisi. Hasil uji kepraktisan penggunaan bahan ajar (handout dan LKS) oleh 8 siswa menunjukkan bahwa nilai persentase untuk handout sebesar 75,2% dan nilai persentase untuk LKS sebesar 76,7%. Berdasarkan data yang diperoleh, bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis, dengan nilai rerata 75,9%. Bahan ajar yang dikembangkan memiliki kemudahan untuk dipahami, menarik, dan penggunaan bahan ajar membantu siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan saran dan komentar siswa, bahan ajar dilakukan sedikit revisi. Hasil uji keefektifan yang telah dilakukan kepada 24 siswa dengan menerapkan pembelajaran berbasis Lesson Study dalam lima kali pertemuan menunjukkan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Ringkasan rerata hasil aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam setiap pertemuan ditunjukkan dalam Tabel 3. Tabel 3 Ringkasan Rerata Hasil Aktivitas Guru dan Siswa dalam Setiap Pertemuan No.
Aktivitas olehGuru
1.
1 83,3
Rerata (%) Pertemuan ke2 3 4 85,9 92,3 92,9
5 95,2
Kriteria Kualitas Proses 2. Siswa
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
69,3
71,9
76,5
79,1
79,5
Kriteria Kualitas Proses
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Nilai rerata aktivitas guru dan aktivitas siswa dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima meningkat, secara berturut-turut adalah 11,9% dan 10,2%. Ringkasan data rerata hasil belajar aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, berturut-turut ditunjukkan dalam Tabel 4, Tabel 5, dan Tabel 6. Tabel 4 Ringkasan Data Rerata Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Siswa No. 1.
Sebelum Perlakuan Materi Sistem Peredaran Darah Tahun Ajaran 2013/2014
Rerata (%)
Sesudah Perlakuan
Rerata (%)
70,7
Materi Sistem Peredaran Darah
75,2
5
Tabel 5 Ringkasan Data Rerata Hasil Belajar Aspek Sikap Setiap Pertemuan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pertemuan kePertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5
Rerata (%) 68,2 74,7 78,0 82,3 86,8
Tabel 6 Ringkasan Data Rerata Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada Kegiatan Praktikum 1 dan Praktikum 2 No. 1. 2.
Praktikum kePraktikum 1 Praktikum 2
Rerata (%) 77,9 86,2
Hasil belajar siswa pada ketiga aspek yaitu aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan menunjukkan peningkatan rerata nilai berturut-turut adalah 4,5%, 18,6%, dan 8,3%. PEMBAHASAN Produk Perangkat Pembelajaran dengan Model Inkuiri Terbimbing Produk akhir dari penelitian dan pengembangan ini adalah perangkat pembelajaran sistem peredaran darah dengan model inkuiri terbimbing. Perangkat pembelajaran ini dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut Hamalik (2001) dalam Sofiani (2011), model pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaanpertanyaan guru. Siswa melakukan penyelidikan, sedangkan guru membimbing ke arah yang tepat. Dalam model pembelajaran ini, guru perlu memiliki keterampilan memberikan bimbingan, yakni mendiagnosis kesulitan siswa dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model inkuiri terbimbing meliputi silabus, RPP, bahan ajar (handout dan LKS), dan instrumen penilaian. Silabus yang dikembangkan oleh peneliti merupakan hasil modifikasi dari silabus yang telah dipersiapkan oleh pemerintah tahun 2013 yaitu dengan menggunakan tahap pembelajaran inkuiri terbimbing pada langkah pembelajarannya. Komponen silabus mengacu pada Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013. RPP yang dikembangkan dibuat sebanyak 5 RPP untuk 5 kali pertemuan tatap muka. Komponen RPP Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013. Bahan ajar yang dikembangkan meliputi handout dan LKS. Handout yang dikembangkan mencakup materi sistem peredaran darah yang dilengkapi dengan gambar, tabel, dan bagan/skema yang dapat menunjang pemahaman siswa akan materi yang sedang dipelajari. LKS yang dikembangkan menggunakan tahapan inkuiri terbimbing. LKS dibuat sebanyak 5 kegiatan untuk 5 kali pertemuan tatap muka. LKS berisi soal-soal yang menunjang siswa untuk mengasah kemampuan berpikir siswa. Instrumen penilaian yang dikembangkan meliputi instrumen penilaian untuk mengukur kualitas proses dan hasil belajar siswa.
6
Kelayakan Perangkat Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Model Inkuiri Terbimbing Produk yang telah dikembangkan telah dinyatakan valid oleh validator dan telah dilakukan dua kali revisi pada uji validitas ini. Dengan demikian perangkat pembelajaran sistem peredaran darah dengan model inkuiri terbimbing layak untuk diujicobakan. Ujicoba perangkat pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Model Inkuiri Terbimbing Bahan ajar (handout dan LKS) yang telah dikembangkan memiliki kriteria praktis dan telah dilakukan satu kali revisi pada tahap ini, sehingga dapat diketahui bahwa handout dan LKS memiliki kemudahan untuk dipahami, menarik, dan dapat digunakan untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Keefektifan Perangkat Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Model Inkuiri Terbimbing dengan Implementasi Lesson Study Pada uji keefektifan ini dilakukan dua kali revisi berdasarkan saran dan komentar dari tim LS. Penggunaan perangkat pembelajaran dalam lima kali pertemuan menunjukkan adanya peningkatan pada kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, karena melatih kemampuan siswa untuk berpikir menemukan jawaban sendiri ketika melakukan aktivitas pembelajaran dengan berinkuiri terbimbing. Hal ini didukung oleh pernyataan Sinuraya, dkk. (2011) proses pembelajaran dengan inkuiri bukan hanya ditentukan sejauh mana dapat menguasai materi, akan tetapi sejauh mana beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu melalui proses berpikir. Wenning (2005) juga menyatakan bahwa masingmasing tahapan inkuiri telah mencakup keterampilan intelektual dan kinerja ilmiah siswa. Pengimplementasian pembelajaran dengan menggunakan Lesson Study mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran karena pada tiap pertemuan diadakan kegiatan diskusi kolaborasi dengan tim LS melalui tahapan Plan, Do, dan See, sehingga dimungkinkan adanya perbaikan perangkat pembelajaran maupun cara mengajar peneliti agar aktivitas proses pembelajaran antara guru maupun siswa dapat menjadi lebih baik pada tiap pertemuannya. Peningkatan persentase kualitas proses pembelajaran dalam penelitian ini juga karena siswa semakin terlatih dan terbiasa dengan menggunakan tahapan-tahapan inkuiri terbimbing dalam proses pembelajarannya, sehingga menunjukkan adanya kenaikan persentase aktivitas siswa maupun aktivitas guru dalam setiap pertemuan. Kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model inkuiri terbimbing ini telah memungkinkan terjadinya peningkatan konstruksi pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiah siswa, dimana siswa diberi kegiatan untuk menyelidiki fenomena, merumuskan sendiri permasalahan, merencanakan penyelidikan, melaksanakan penyelidikan dengan eksperimen atau pengkajian literatur, menganalisis data dan bukti berdasarkan hasil penyelidikan, membangun pengetahuan baru dengan membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil yang berlangsung dengan kategori baik. Pengimplementasian pembelajaran dengan menggunakan Lesson Study juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian
7
yang dilakukan oleh Fajarianingtyas (2013) bahwa penerapan inkuiri terbimbing melalui implementasi Lesson Study pada materi sistem gerak mampu meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Hal ini disebabkan pada model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa dapat memahami suatu konsep, karena siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep, siswa didorong untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, sehingga lebih merangsang kemauan diri siswa, melatih siswa memecahkan masalah secara mandiri namun terbimbing, siswa memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka dituntut untuk selalu menganalisis dan menangani informasi yang diperoleh, siswa dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri. Kubicek (2005) menjelaskan bahwa inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman peserta didik secara aktif dalam proses kegiatan pembelajaran sehingga konsep yang dicapai menjadi lebih baik. Dengan melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran akan menjadikan pembelajaran menjadi bermakna. Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Pembelajaran Kelebihan dari perangkat pembelajaran sistem peredaran darah dengan model inkuiri terbimbing yaitu: 1) perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah melalui lima kali tahapan revisi, sehingga menambah kevalidan perangkat pembelajaran yang dihasilkan, 2) produk perangkat pembelajaran diimplementasikan dalam pembelajaran dengan menggunakan Lesson Study yang masih jarang dilakukan atau bahkan belum dilakukan, 3) handout disertai dengan banyak gambar, tabel, dan bagan yang membantu siswa lebih memahami mengenai materi sehingga tidak hanya membayangkan saja, dan 4) LKS disusun dengan pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya, dan 5) produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan valid, praktis, dan efektif. Kekurangan dari perangkat pembelajaran sistem peredaran darah dengan model inkuiri terbimbing antara lain: 1) jumlah soal pada LKS cukup banyak, sehingga perlu dikurangi dengan menyesuaikan waktu yang disediakan, 2) tahap pengembangan hanya sampai pada tahap develop, 3) ujicoba perangkat pembelajaran dilakukan terbatas pada 24 siswa, 4) perlu penyelarasan isi perangkat pembelajaran apabila perangkat pembelajaran akan digunakan di sekolah yang berbeda. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil pengembangan perangkat pembelajaran materi sistem peredaran darah model inkuiri terbimbing terdiri dari silabus, RPP, bahan ajar (handout dan LKS), dan instrumen penilaian. Hasil uji kelayakan memenuhi kriteria valid dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Hasil uji kepraktisan bahan ajar memiliki kriteria praktis dalam penggunaannya. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan, beberapa saran yang diajukan yaitu sebelum memanfaatkan perangkat pembelajaran materi sistem peredaran darah model inkuiri terbimbing guru
8
sebaiknya menyesuaikan perangkat pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa, guru perlu melakukan kerjasama antar guru matapelajaran Biologi agar mampu mengembangkan perangkat pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing untuk materi lain, dan guru dan siswa sudah memahami cara penggunaan perangkat pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing. Saran yang berkaitan dengan diseminasi yakni sebelum perangkat pembelajaran disebarluaskan, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan validation testing tahap awal diseminasi, perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti digunakan oleh guru terlebih dahulu di kelas lain (lebih dari satu kelas) dan bahkan sekolah lain. Saran yang berkaitan dengan pengembangan produk lebih lanjut adalah produk yang dikembangkan perlu dihubungkan dengan kemajuan IPTEK supaya produk yang dihasilkan lebih menarik. Daftar Rujukan Fajarianingtyas, D. A. 2013. Penerapan Inkuiri Terbimbing melalui Implementasi Lesson Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas XI IPA-2 MAN Gondanglegi Kabupaten Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM (Online), (http://lensa.wiraraja.ac.id/wpcontent/uploads/2013/08/dyah-Inkuiri-Terbimbing.pdf), diakses 3 Oktober 2014 Kubicek, P. J. 2005. Inquiry-Based Learning, the Nature of Science, and Computer Technology: New Possibilities in Science Education. Canadian Journal of Learning and Technology. (Online), 31(1):1-5, (http://www.cjlt.ca/index.php/cjlt/article/view/149/142, diakses 30 April 2015). Llewellyn, D. 2013. Teaching High School Science through Inquiry and Argumentation, Second Edition. United States of America: Corwin Press, Inc. Sinuraya, J., Motlan & Tarigan, R. 2012. Inovasi Strategi Pembelajaran berbasis Metode Inkuiri dan Blended Learning Prodi Pendidikan Fisika FMIPA UNIMED. Jurnal Online Pendidikan Fisika, 1 (1): 17-25 Sofiani, E. 2011. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Listrik Dinamis. Skripsi Tidak diterbitkan. Jakarta: FITK UIN (Online), (http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1468/1/101069ERLINA%20SOFIANI-FITK.pdf), diakses 6 Oktober 2014. Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudrajat, A. 2013. Pendekatan Saintifik atau Pendekatan Ilmiah Dalam Proses Pembelajaran. (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatansaintifikilmiah-dalamproses -pembelajaran/), diakses 8 Februari 2014.
9
Syamsuri dan Ibrohim. 2008. Lesson Study: Model Pembinaan Pendidik secara Kolaboratif dan Berkelanjutan; dipetik dari Program SISTTEMS-JICA di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur (2006-2008). Malang: FMIPA UM Thiagarajan, S., Semmel, D.S., & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. USA: Indiana University Wenning, C. J. 2005. Implementing inquiry based instruction in the science classroom: A new model for solving the improvement of practice problem. Journal Physics Teacher Education Online. (Online) 2(4). 9-15, (http://www2.phy.ilstu.edu/pte/353content/inquiry_implementation.pdf), diakses 30 April 2015