PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR Ika Widiawati, Mujiyem Sapti, Heru Kurniawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran ATI dengan metode Penemuan Terbimbing. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Analisis data menggunakan rerata dan persentase. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi akar dan pangkat pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Buluspesantren tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat ditunjukkan berdasarkan hasil perhitungan angket motivasi belajar siswa diperoleh persentase ketuntasan 86,6% pada siklus I dan 93,3% pada siklus II. Sedangkan hasil belajar siswa rata-rata pada siklus I sebesar 59,06 dan pada siklus II meningkat menjadi 83,7 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,67%. Hasil dari siklus II ini jelas sesuai dengan indikator keberhasilan yang mensyaratkan dengan peresentase ketuntasan minimal 70%. Kata kunci: motivasi belajar, hasil belajar, penemuan terbimbing PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu pengetahuan manusia yang paling bermanfaat dalam kehidupan. Hampir setiap bagian dari hidup kita mengandung matematika sehingga siswa membutuhkan pengalaman yang tepat untuk bisa menghargai kenyataan bahwa matematika adalah penting untuk masa depan mereka. Pembelajaran yang dilakukan selama ini masih bersifat konvensional dimana guru hanya menguasai materi yang akan disampaikan saja tanpa menggunakan model pembelajaran tertentu dalam penyampaiannya sehingga tidak terjalin interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Padahal interaksi sangatlah penting dalam sebuah pembelajaran. Salah satu tolak ukur yang
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
149
menggambarkan tinggi rendahnya keberhasilan siswa dalam belajar adalah hasil belajar yang diraih siswa. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa hasil belajar akibat dari tindakan belajar yang dipengaruhi oleh tingkat kemampuan diri siswa masing-masing. Karena itu, siswa dituntut tidak hanya pandai dalam mengerjakan soal namun bisa berinteraksi antar guru dan siswa ataupun siswa dan siswa, serta di dukung adanya motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh yaitu data nilai UN SMP tahun Ajaran 2012/2013 khususnya nilai matematika masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan guru Matematika bahwa tingkat motivasi siswa di SMA N 1 Buluspesantren dalam proses pembelajaran berbeda-beda dan dikatakan rendah. Guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar, penulis terdorong melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan metode penemuan terbimbing. Adapun prinsip metode ATI menurut Cronbach & Snow (1977) yaitu (a) Aptitudes and instructional treatments interact in complex patterns and are influenced by task and situation variable, (b) highly structured instructional environments tend to be most successful with students of lower ability, conversely, low structure environments may result in better learning for high ability students, (c) anxious or conforming students tend to learn better in highly structured instructional environments, non-anxious or independent students tend to prefer low structure. ATI (Aptitude Treatment Interaction) dapat diartikan sebagai suatu konsep atau pendekatan yang memiliki sejumlah strategi atau pendekatan (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 tingkat kemampuan yaitu kemampuan rendah, sedang dan tinggi. Menurut Suryosubroto (2009:178) metode penemuan merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam
150
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Muhammad Takdir Illahi (2012:29) discovery adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penemuan terbimbing adalah suatu interaksi antar siswa atau guru dengan siswa untuk memperoleh suatu informasi supaya mereka mampu mengaktualisasikan potensi berpikir guna menghadapi persoalan yang rasional dan kritis dengan bimbingan guru yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan siswa, sesuai dengan penggunaan model pembelajaran ATI dalam metode penemuan terbimbing. Suatu penelitian akan lebih akurat jika berorientasi pada pengalaman penelitian yang hampir serupa dengan penelitian tersebut. Fathul Aziz Supriadi (2013) meneliti tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap belajar siswa materi pokok aljabar kelas VIII Mts Al-Hamidy tahun pelajaran 2012/2013. Penelitiannya menyatakan bahwa posttest yang telah diberikan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan belajar Matematika siswa, sehingga disimpulkan bahwa model pembelajaran ATI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
belajar. Lia Ariani (2008)
meneliti tentang peningkatan minat dan aktivitas belajar matematika melalui pelaksanaan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika di SMP N 1 Pleret kelas VIIIA. Berdasarkan observasi minat belajar siswa, minat belajar siswa siklus II mengalami peningkatan 24,08%. Berdasarkan angket minat belajar matematika siswa, minat belajar siswa mengalami peningkatan 5,78%. Jadi penelitian Lia dapat digunakan untuk memperkuat penelitian yang akan diteliti saat ini.
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindak kelas. Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
151
pembelajaran
mereka,
dan
belajar
dari
pengalaman
mereka
sendiri
(Wiriaatmadja, 2008: 13). Menurut Kemmis dalam Suwarsih Madya (2006: 59) empat aspek pokok dalam penelitian adalah penyusunan rencana, tindakan, observasi, refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Buluspesantren, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2013/2014 bertempat di desa Waluyo Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.3 semester I SMA N 1 Buluspesantren Tahun Ajaran 2013/2014, berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 22 siswa putri. Menurut Juliansyah Noor (2012: 138-141), teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini pengumpulan datanya menggunakan metode tes, angket dan observasi. Instrumen dalam penelitian ini berupa. (1) Tes, yaitu berupa soal essay terdiri dari 5 soal yang diujikan pada siklus I dan II. (2) Angket. angket ini dikembangkan berdasarkan beberapa indikator yang dilihat dari faktor intrinsik dan ekstrinsik, untuk mengetahui tingkat motivasi siswa. (3) Observasi, yaitu untuk mengamati proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran ATI dengan metode penemuan terbimbing. Dalam kegiatan ini peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat dan guru mata pelajaran matematika SMA N 1 Buluspesantren.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2013 sampai bulan Oktober 2013. Dalam pelaksanaannya terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilakukan selama 6x45’ (3 kali pertemuan) dan siklus II dilakukan selama 8x45’ (4 kali pertemuan). Pada Siklus I masih banyak ditemui kekurangan yang menyebabkan penelitian ini belum berhasil yaitu siswa belum dapat menerima kegiatan ini dengan baik, sebagian siswa belum bisa memberikan respon positif terhadap kegiatan pembelajaran ini, materi yang dipelajari membutuhkan daya ingat yang tinggi sehingga siswa perlu banyak latihan soal, siswa masih belum berani berbicara di
152
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
depan kelas, kerjasama antar siswa masih cenderung pasif dan tidak mau bertanya pada temannya. Dengan melakukan refleksi di siklus I, peneliti merencanakan untuk siklus II yaitu perlu adanya usaha guru yang lebih intensif lagi dalam membangkitkan motivasi siswa, guru memberikan banyak latihan soal dan tugas terstruktur, guru memberikan nilai plus untuk siswa yang bisa mengerjakan soal dan berani maju ke depan, ini dilakukan dengan tujuan untuk memotivasi siswa senang matematika. Dari hasil pengolahan data pembelajaran matematika pokok akar dan pangkat di kelas X semester I SMA N 1 Buluspesantren dengan membandingkan aspek peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Motivasi siswa meningkat dari siklus I yaitu 71,50% menjadi 79,67% pada siklus II. Hasil belajar siswa saat pra-tindakan diperoleh rerata 4,96 dengan persentase 13,33%, pada siklus I diperoleh rerata 59,73 dengan persentase ketuntasan 53,33% meningkat menjadi rerata 85,2 dengan persentase ketuntasan 86,67%. Hasil siklus II menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari siklus I dan hasil tersebut sudah memenuhi indikator yang diharap oleh peneliti. Berdasarkan indikator keberhasilan pada Bab III maka penelitian ini berhenti di siklus II.
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dikemukakan kesimpulan penelitian yaitu (1) penerapan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan metode penemuan dalam meningkatkan motivasi belajar matematika. Hal ini dapat ditunjukkan dari lembar angket motivasi belajar siswa pada siklus I yaitu sebesar 71,50% dan meningkat pada siklus II yaitu 79,67%, (2) penerapan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Buluspesantren, Kebumen pada pokok bahasan akar, Pangkat dan Logaritma Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 59,06 dan pada
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
153
siklus II meningkat menjadi 83,7 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,67%. Hasil dari siklus II ini jelas sesuai dengan indikator keberhasilan yang mensyaratkan dengan persentase ketuntasan minimal 70%. Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan adalah (a) guru harus mampu menggunakan model pembelajaran baru supaya anak tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran, (b) guru harus selalu memberikan sikap positif atau penghargaan kepada setiap aktivitas siswa pada proses pembelajaran, karena dapat memacu siswa untuk selalu belajar giat untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA Madya, Suwarsih. 2006. Teori Dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta Group. Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian.Jakarta: Kencana Prenada Media. Rochiati Wiriaatmadja. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Supriadi, Fathul Aziz. 2013. Fathul Aziz Supriadi (2013) meneliti tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Aljabar Kelas Viii Mts Al-Hamidy Tahun Pelajaran 2012/2011. Skripsi IKIP Mataram. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
154
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran ATI dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar