PERANCANGAN WEB PEMETAAN WILAYAH ENDEMIK DEMAM BERDARAH BERBASIS GEOGRAPICH INFORMATION SYSTEM (GIS)
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Wahyu Nugroho 12.11.6099
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016
PERANCANGAN WEB PEMETAAN WILAYAH ENDEMIK DEMAM BERDARAH BERBASIS GEOGRAPICH INFORMATION SYSTEM (GIS) Wahyu Nugroho1), Ema Utami2) 1)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected]),
[email protected]) 2)
Abstract - Dengue fever is a disease caused by the dengue virus. Dengue fever is one of the important health issues often become Extraordinary Events (KLB). Prosses due to the rapid distribution and many victims were attacked by impacting deaths caused by dengue fever. Almost every region in danger of dengue fever one of them is the District Kotagede which each year has increased the number of victims of dengue fever. This study design a mapping application endemic areas of dengue fever. These applications perform data collection so as to present the victim DBD spatial distribution information. Prosses information system design begins with an analysis of the current system to identify the weaknesses and system improvement solutions. Then proceed with the system requirements analysis and design of information systems consisting of UML design, database design and interface design. Thus produced an application that provides information dengue-endemic regions and the number of casualties each year. Keywords : dengue fever, endemic, geograpich information system, web gis
informasi wilayah yang endemik dengan DBD serta mampu memberi informasi mengenai jumlah korban di setiap tahunnya ? 1.3 Batasan Masalah Beberapa batasan - batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini ialah antara lain: 1. Daerah yang menjadi objek yaitu Kecamatan Kotagede dengan menggunakan data dari Puskesmas Kotagede I dan Puskesmas Kotagede II pada tahun 2013 sampai tahun 2015. 2. Membatasi pada permasalahan penyeberan penyakit demam berdarah di Kecamatan Kotagede. 3. Peta digital dan data penderita yang ditampilkan adalah wilayah Kecamatan Kotagede. 4. Informasi jumlah penderita yang di tampilkan berdasarkan jumlah penderita pada setiap bulannya. 5. Tidak memberikan informasi data pribadi penderita secara lengkap. 6. Penyajian laporan hanya dalam bentuk tabel, tidak menggunakan diagram, diagram lingkaran, diagram batang maupun float diagram.
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Data dari Profile Kesehatan tahun 2012 menyebutkan bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemis dan sampai saat ini masih tetap menjadi ancaman dan masuk dalam kategori 10 besar penyakit di puskesmas. Sedangkan di Kecamatan Kotagede korban DBD tiap tahunnya hampir selalu mengalami peningkatan. Menurut Data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta lima tahun terakhir yaitu tahun 2010 hingga 2015 jumlah korban DBD di Kecamatan Kotagede mencapai 319 korban. Berdasarkan latar belakang diatas, munculah ide untuk membuat sistem informasi geografis endemik DBD di wilayah Kecamtan Kotagede. GIS dimanfaatkan untuk merancang sebuah peta digital wilayah endemik DBD dan memberikan informasi jumlah penderita di wilayah tersebut.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penilitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menghasilkan prototype perancangan web pemetaan wilayah endemik demam berdarah. 2. Menghasilkan peta digital Kecamatan Kotagede sebagai pusat informasi data korban dan inforamasi persebaran demam berdarah. 3. Memberikan kemudahan petugas puskesmas dalam melukan pendataan dan mengetahui jumlah penderita DBD di setiap bulan. 1.5 Metode Penelitian Agar menghasilkan informasi yang akurat, maka laporan disusun secara terperinci dengan menggunakan metodologi penelitian yang terstruktur sebagai berikut : 1. Metode Pengumpulan Data 2. Metode Analisis 3. Metode Perancangan 4. Metode Pengembangan 5. Metode Testing
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang web pemetaan wilayah endemik demam berdarah berbasis GIS, memberikan
1
2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Geograpich Information System Geograpich Infromation System (GIS) atau Sistem Infromasi Geografis (SIG) didefinisikan sebagai suatu alat/media untuk memasukkan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data-data beratribut geografis (data geospasial) yang berguna untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam perencanaan dan manajemen sumber daya alam, lingkungan, transportasi, masalah perkotaan dan administratif [1].
yang diinginkan. Aktivitas pengujian terdiri dari satu set atau sekumpulan langkah dimana dapat menempatkan desain kasus uji yang spesifik dan metode pengujian. Pengujian perangkat lunak berkaitan dengan verifikasi (verivication) dan validasi (validation). Verifikasi mengacu pada sekumpulan aktifitas yang menjamin bahwa perangkat lunak mengimplementasikan dengan benar sebuah fungsi yang spesifik. Validasi mengacu pada sekumpulan aktifitas yang berbeda yang menjamin bahwa perangkat lunak yang dibangun dapat ditelurusi sesuai dengan kebutuhan pelanggan.[5]
2.2 Pengertian Googel Maps Api API atau Application Programming Interface adalah sekumpulan program berbentuk fungsi atau prosedur yang dapat diakses dan dijalankan untuk berinteraksi dengan aplikasi tertentu. API adalah sistem yang terbuka, artinya fungsi dan prosedur di dalamnya dapat dijalankan dari sistem lain, dengan demikian API juga dipandag antarmuka (Djuandi, 2002). Sebagai salah satu dukungan kepada pengguna, Google Maps menyediakan fasilitas API yang dapat digunakan dalam proses pengembangan sistem[2].
3 Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Tinjauan Umum Secara administratif, Kawasan Kotagede terbagi menjadi tiga kelurahan yaitu kelurahan Rejowinangun, Purbayan, dan Prenggan. Batas-batas Kecamatan Kotagede adalah sebagai berikut : Utara :Kecamatan Umbulharjo dan Kecamatan Banguntapan, Bantul Timur : Kecamatan Banguntapan, Bantul Selatan : Kecamatan Banguntapan, Bantul Barat : Kecamatan Banguntapan, Bantul dan Kecamatan Umbulharjo
2.3 Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Dengue (DB) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus Flavirus, virus RNA dari keluarga Flaviviride. Infeksi oleh satu serotipe virus dengue menyebabkan terjadinya kekebalan yang lama terhadap serotipe virus tersebut, dan kekebalan sementara waktu pendek terhadap serotipe virus dengue lainnya. Pada waktu terjadi epidemi di dalam darah seorang penderita dapat beredar lebih dari serotipe virus dengue[3].
Tabel 1 Luas Kelurahan dan Persentase Luas di Kecamatan Kotagede Luas Persentase Luas Nama Kelurahan Terhadap Kelurahan (Ha) Kecamatan Prenggan 83 27,03 Purbayan 99 32,25 Rejowinangun 125 40,72 Jumlah 307 100 3.2 Demam Berdarah di Kecamatan Kotagede Jumlah kasus demam berdarah di wilayah Kecamatan Kotagede tersebar di tiga desa yaitu Prenggan, Purbayan, dan Rejowinangun. Kasus DBD selama 5 tahun terakhir di tiga desa tersebut dapat di lihat pada table dibawah ini: Tabel 2 Jumlah Kasus Demam Berdarah di Kecamatan Kotagede Tahun 201 201 201 201 201 201 0 1 2 3 4 5 Desa Prenggan 3 33 14 11 28 21 Purbayan 7 28 10 8 19 30 Rejowinangu n 9 19 12 10 35 22 Tindakan yang dilakukan oleh Dinkes dengan unit pelaksananya puskesmas wilayah tersebut yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2.4 Pengertian Analisis SWOT Menurut rangkuti dalam Muttaqin (2013) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, dimana setiap perusahaan harus bisa memasimalkan detiap kekuatan (Strenght) dan peluang (Oppourtunities) serta bisa meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Thearts) [2]. 2.5 Pengertian Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrogaman berorientasi objek. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataannya UML paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek [4]. 2.6 Pengujian Perangkat Lunak Pengujian adalah satu set aktifitas yang direncanakan dan sistematis ntuk menguji atau mengevaluasi kebenran 2
3.3.3 Analsis SWOT Tabel 3 Anaslisis SWOT
Gambar 1 Tindakan Menanganani Demam Berdarah 3.3 Analisis Kebutuhan Sistem 3.3.1 Analisis Kebutuhan Funsional Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dihasilkan kebutuhan fungsional dari sistem yang akan dirancang yaitu : 1. User a. User dapat melihat wilayah endemik demam berdarah di kota gede. b. User dapat melihat informasi penyebaran jumlah korban demam berdarah per-RW di kota gede. c. User dapat melihat informasi tabel jumlah korban demam berdarah di kota gede berdasarkan periode tahun yang di pilih. 2. Admin Admin dapat menambah, mengubah dan menghapus data korban demam berdarah.
3.4 Perancangan Sistem 3.4.1 Perancangan Uml UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang menggunakan grafik atau gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan dari sebuah sistem pengembangan software berbasis object-oriented.
3.3.2 Analsis Kebutuhan Non Fungsional Analasisis kebutuhan yang diperlukan dalam perancangan sistem ini antara lain sebagai berikut : 1. Kebutuhan Perangkat Keras (hardware) Perangkat keras yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah sebagai berikut : Processor :Intel(R)Corel(TM) i3 CPU @1,80GHz Memori :4096MB RAM Harddisk : 350GB VGA : Intel(R) HD Graphic Monitor : 14,1” 2. Kebutuhan Perangkat Lunak (software) Pernagkat lunak yang digunakan dalam proses perancangan sistem ini adalah sebagai berikut : Sistem Operasi : Windwos 10 Pro 64-bit Program Aplikasi : XAMPP, Adobe Dreamweaver, Google Chrome
3.4.1.1 Perancangan Use Case Diagram Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu
Gambar 2 Use Case Diagram 3.4.2 Perancangan Basisdata Pada sistem ini memiliki dua tabel yaitu tabel untuk menyimpan data admin dan tabel untuk menyimpan data 3
penderita demam berdarah. Berikut adalah kedua tabel tersebut : 1. Tabel Admin Tabel 4 Struktur Tabel Admin Nama Tipe Panjang Atribute Record Data Data nama_admin Varchar 25 telp_admin Int 12 email Varchar 15 alamat Varchar 30 Primary puskesmas Varchar 15 Key username Varchar 10 password Varchar 10
Gambar 3 Form Halaman Utama Admin
2.
Tabel Penderita Tabel 5 Struktur Tabel Penderita Nama Tipe Panjang Atribute Record Data Data Primary No Int 100 Key nama Varchar 25 nama_ortu umur
Varchar Int
25 5
desa rw
Varchar Varchar
15 5
alamat
Varchar
30
tgl_sakit tgl_masuk
Date Date
tgl_keluar rumah_sakit
Date Varchar
20
longitude
Varchar
30
latitude
Varchar
30
puskesmas
Varchar
15
3.
Gambar 4 Form Halaman Utama User 4 Implementasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi Tampilan Halaman Depan Pada aplikasi sistem informasi geografi demam berdarah ini terdapat beberapa halaman back-end dan halaman front-end. Halaman back-end digunakan admin untuk mengelola data penderita maupun menyetak laporan data penderita. Front-end dapat diakses oleh semua user untuk memperoleh informasi yang telah disediakan.
Gambar 5 Tampilan Halaman Depan
Tabel Lokasi Tabel 6 Struktur Lokasi Nama Record
Tipe Data
Panjang Data
Desa
Varchar
15
Rw
Varchar
5
Longitude
Varchar
30
Latitude
Varchar
30
3.4.3 Perancangan Antarmuka Perancangan antarmuka berperan untuk menggambarkan sistem yang akan dirancang. Rancangan antarmuka merupakan salah satu hal yang terpenting dalam pengembangan sebuah sistem, karena dengan tampilan yang menarik dan user friendly akan membuat pengguna nyaman dan mudah dalam menggunakan sistem. Berikut adalah rancangan antarmuka :
Gambar 6 Tampilan Menu Halaman Peta
4
4.2 Tampilan Login Admin Halaman login khusus admin untuk masuk ke dalam dashboard admin yang memiliki hak akses secara umum harus melalui halaman login admin.
Tabel 7 Hasil Uji Black Box Testing Pada User No Unit Skenario Hasil Beranda tampil Halaman pertama ketika 1. Sukses Beranda aplikasi di jalankan Ketika menu Halaman profile di pilih 2. Sukses Profile akan muncul halaman profile Ketika menu peta di pilih akan tampil halaman Halaman peta dan ketika 3. Sukses Peta marker di klik akan muncul info window informasi wilayah terpilih Menu tentang Halaman kami berisikan visi 4. Tentang dan misi dari Sukses Kami dibuatnya sistem ini
Gambar 7 Tampilan Halaman Depan 4.3 Tampilan Login Admin Halaman login khusus admin untuk masuk ke dalam dashboard admin yang memiliki hak akses secara umum harus melalui halaman login admin.
5
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan uraian pada bab-bab sebelumnya, makan dapat diambil kesimpulan yaitu; 1. Sistem dapat memberikan kesimpulan wilayah yang endemik dengan demam berdarah di wilayah Kecamatan Kotagede sesuai dengan data yang di terima. 2. Sistem dapat memberikan titik indikator penderita di wilayah yang terdapat penderita demam berdarah. 3. Sistem dapat memberikan rekapan jumlah penderita di masing-masing desa di setiap bulan tahunnya. 4. Pengguna sistem dibagi menjadi 2 level, yakni; a. Admin, dalam aplikasi ini bertindak sebagi pengelolah atau menginputkan data penderita demam berdarah. Terdapat dua admin di aplikasi ini yakni satu admin pertama untuk Puskesmas Kotagede I yang mengelola penderita demam berdarah desa Purbayan dan Desa Prenggan. Admin kedua sebagai admin Puskesmas Kotagede II yang bertanggung jawab mengelola data penderita demam berdarah di Desa Rejowinangun. b. User, atau masyarakat umum hanya memiliki akses di front-end aplikasi ini. Melihat peta wilayah endemik demam berdarah di Kecamatan Kotagede dan laporan jumlah data penderita disetiap tahunnya.
Gambar 8 Tampilan Halaman Login Admin 4.4 Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsinya atau tidak. Dalam pengujian sistem pada peneletian ini menggunakan metode blackbox testing dan whitebox testing. Tabel 7 Hasil Uji Black Box Testing pada Admin No Unit Skenario Hasil Admin dapat login 1. Form Login untuk melakukan Sukses manajemen data Manajemen Admin dapat 2. Data mengubah data Sukses Admin admin itu sendiri Admin dapat melakukan Manajemen tambah, edit, 3. Data Sukses delete dan Penderita pencarian data penderita Admin dapat keluar dari 4. Sukses Logout halaman admin dashboard
5
Daftar Pustaka [1] Indarto, DR., S.T.P., D.E.A. 2013. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Graha Ilmu. [2] Setyawan, Hermadi. 2014. Sistem Informasi Geografis Kantor Polisi di Kota Magelang Berbasis Website Menggunakan Google Maps. Program Sarjana. STMIK AMIKOM Yogyakarta. Yogyakarta. [3] Seodarta, 2013. Demam Berdarah Dengue Dengue Haemorrhagis Fever. Jakarta: Sagung Seto. [4] Rosa, A.S., Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Penerbit Informatika. [5] Rosa, A.S., Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Penerbit Informatika. Biodata Penulis Wahyu Nugroho, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016. Biodata Dosen Pembimbing Ema Utami, memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si), Program Studi Ilmu Komputer UGM Yogyakarta, lulus tahun 1997. Memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer UGM (M.Kom) Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer UGM Yogyakarta, lulus tahun 2002. Memperoleh gelar Doktor (Dr.) S3 Ilmu Komputer UGM, lulus tahun 2010. Saat ini menjadi Dosen dan Wakil Direktur I Bidang Akademik Program Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta.
6