PERANCANGAN VIDEO DOKUMENTER PENAMBANG PASIR SUNGAI PROGO KECAMATAN SRANDAKAN
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Dwiky Darmawan Putra 10.11.4399
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
DESIGNING OF DOCUMENTARY VIDEO FOR PROGO RIVER SAND MINERS IN SRANDAKAN DISTRICT
PERANCANGAN VIDEO DOKUMENTER PENAMBANG PASIR SUNGAI PROGO KECAMATAN SRANDAKAN Dwiky Darmawan Putra Dhani Ariatmanto Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT
The progress in the era of globalization is very influential on computer technology. Broadcasting has changed the culture of today's interactive media as a lifestyle and supporting the work of expression in design, audio, animation, text and images are covered in multimedia applications. Multimedia science provide impressive accents on elements to pursue this field, and that includes audio and video player. Advantage of this documentary video provides a new style of socializing that is easy to use audio visual equipment to support the informational process to understand the importance of environmental balance.The impact on the behavior of sand miners Srandakan that through by Progo river. The importance of preserving nature of information is collapsed two pillars of the bridge old Progo that connect Srandakan district with Brosot District in 2000 because of scour under the river. In the process of making this documentary is designed to use Adobe Premiere Pro for video editing and other applications such as After Effects, CorelDraw, and Nero as supporting applications. There are shortcomings in the design of this educational video is a very risky field, the limited number of crew, and the cost is minimal. Keywords : Multimedia, Documentary Film, Information, Adobe Premiere Pro.
1.
PENDAHULUAN Proses perubahan zaman era globalisasi berpengaruh terhadap teknologi komputer pada dunia broadcasting. Dewasa ini broadcasting telah mengubah budaya bersosialisasi interaktif sebagai alat/media untuk mendukung gaya hidup dan pekerjaan. Implementasi broadcasting dapat menuangkan ekspresi sebuah desain, audio, animasi, teks dan gambar yang tercakup dalam aplikasi multimedia. Ilmu multimedia dapat memberikan aksen impresif dalam menunjang seseorang untuk berkarya. Ilmu yang dimaksud adalah (Audio dan Video Player) sebagai piranti yang digunakan seperti pada pembuatan film dokumenter. Menurut Tjasmadi, (2008, h. 44) ada beberapa alasan yang mendasar terhadap kegunaan seseorang dalam membuat film, yaitu : film sebagai medium ekspresi seni peran, sebagai tontonan yang bersifat dengar – pandang (audio visual), dengan sendirinya berhubungan dengan hiburan, dan film sebagai piranti menyampaikan pesan apa saja yang bersifat menyampaikan pesan, sehingga film berkaitan erat dengan informasi. Faktor pemikat sebagai keunggulan dari video dokumenter ini pada dasarnya akan memberikan gaya baru dalam bersosialisasi. Audio visual yang dirancang dikemas secara lugas dan mudah dipahami. Mendukung dalam proses informasi terhadap dampak perilaku penambang pasir sungai Progo di kecamatan Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Pentingnya informasi melestarikan alam adalah bukti dari amblasnya 2 dari 58 pilar penyangga jembatan progo lama yang menghubungkan kecamatan Srandakan dengan kecamatan Brosot, Kulon Progo pada tahun 2000. Salah satu faktor dari penggerusan bawah tanah yaitu kegiatan tambang pasir disekitar jembatan, walaupun terdapat banyak faktor lain yang menyebabkan terjadinya pilar yang amblas. Penelitian dalam pembuatan video dokumenter ini menggunakan model prosedural yang bersifat deskriptif. Data yang dianalisis berupa data primer dan data sekunder mengenai kegiatan dan tanggapan penambang pasir serta elemen terkait. Diharapkan dengan adanya media informasi berupa video dokumenter yang dapat menunjang dicapainya informasi secara tepat demikian
terjadi
pemahaman
kepada
kepada masyarakat. Dengan
masyarakat
keseimbangan lingkungan yang baik dan efektif.
Srandakan
terhadap
2. LANDASAN TEORI 2.1 Video Video adalah teknologi menangkap, merekam, memproses, menyimpan, dan merekonstruksi suatu urutan dari beberapa gambar.
1
Video pertama kali
dikembangkan untuk system televise chatode ray tube (tabung sinar katode). Video digital pada dasarnya tersusun atas serangkaian frame yang ditampilkan dengan kecepatan tertentu (frame/detik). Jika laju frame cukup tinggi, maka mata manusia melihatnya sebagai rangkaian yang kontinyu. Sutisno
(1996:3-7)
British
Broadcasting
Corporation
(BBC)
berhasil
mengembangkan Video Tape Recorder (VTR) yang pertama pada tahun 1995. Berbeda dengan film, video tidak melakukan proses kimiawi. Prosesnya, informasi video disampaikan secara elektronik ke dalam pita magnetic yang bergerak di kepala (head) perekam. Pita magnetic tersebut harus bergerak di head dalam kecepatan tinggi karena informasi yang direkam cukup luas yaitu berupa sinyal – sinyal visual dan audio. Sistem VTR dari BBC tersebut menggunakan kepala perekam yang tetap (stationer) dan yang beroperasi di atas pita dengan kecepatan 200 inch per detik. Dengan kecepatan tersebut berarti satu gulungan pita video untuk masa putar 20 menit membutuhkan pita yang cukup panjang (bila digulung garis tengah gulungan tersebut kurang lebih 5 kaki (feets). Hal ini cukup merepotkan terutama untuk masalah pengaturan dan tempat. Selain itu, karena sistem satu head video stationer memerlukan pita yang dapat bergerak cepat maka di Inggris sistem video BBC ini hanya berumur pendek. 2.2 Media Informasi Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Dalam hal ini, pengertian media dalam dunia pendidikan yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
2
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa media informasi adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan keinginan seseorang sehingga dapat mendorong proses 1
Yonata, Yosi. Singkat Tepat Jelas Kompresi Video (Jakarta:Elex Media Komputindo,2002), h. 12-20. 2 Daryanto. Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2010), h. 6.
belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali. Dalam hal ini adalah untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat yang bekerja sebagai penambang pasir, maupun masyarakat umum di sekitar sungai Progo agar lebih bijaksana dalam menghargai alam.
2.3 Broadcasting Broadcasting dalam bahasa Inggris diartikan sebagai pengiriman program oleh media radio dan televise (the sending out programmes by radio and television). Televisi (TV) merupakan media massa yang menggunakan alat elektronis dengan memadukan radio (broadcast) dan film (moving picture).
3
Broadcasting berasal dari kata kerja to + broadcast yang artinya sebagai alat berbicara atau menampakkan diri di radio atau televise (to speak or appear on radio or television). Di samping itu, broadcaster merupakan sebutan professional untuk 4
orang yang bertugas mengirim program di radio dan televisi. Dalam kamus lain, broadcasting diartikan sebagai siaran radio dan televisi atau media penyiaran. Dengan demikian, menyebut media penyiaran maka yang dimaksud adalah televisi dan radio, yaitu dua media komunikasi yang menggunakan spectrum frekuensi untuk menyampaikan program dalam bentuk gabungan suara dengan gambar atau suara saja.
2.4 Media Audio Visual Dilihat dari etimologi, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
atau
pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu (Salahudin, 1986: 3) Sesuai dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education Communication Technology) dalam mendefinisikian bahwa “media” adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi (Arsyad, 2002: 11). Audio visual adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997: 97-98). Media audio visual merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui 3
Theojunior, Franciscus. Pengantar Ilmu Broadcasting & Cinematography, (Jakarta: In Media, 2013), h. 22. 4 A.S. Homby, Oxford Advance Learners Dictionary, Fifth Edition, (London: Oxford University Press, 1995), h. 140.
pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat seseorang mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. 2.5 Elemen Audio Visual Mutimedia Menurut Tay Vaughan dalam bukunya yang berjudul Multimedia : Making It Work (2006:3), Multimedia adalah semua kombinasi , foto, seni grafis, suara, animasi dan elemen – elemen video yang dimanipulasi secara digital. Elemen tersebut terdiri dari teks, image, audio, video, animasi.
2.6 Video Dokumenter Gierson, pembuat dan kritikus film asal Inggris berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realitas (Susan Hayward, 1996, h.72). Film dokumenter menyajikan sebuah realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan.Film dokumenter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. (Effendy, 2002, h.12). Sedangkan di Perancis istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Oleh karena itu, dokumenter pun termasuk di dalamnya sebagai suatu metode publikasi sinematik yang dalam istilah Gierson sendiri, disebut ‘perlakuan kreatif atas keaktualitasan’ (creative treatment of actuality). 2.7 Sequence Proses rendering sebuah proyek video tidak lepas dari sequence dan 5
timeline. Sequence adalah track tempat penyusunan klip – klip video. Selain itu, sequence berguna untuk memudahkan dalam penggabungan video, audio dan gambar. Klip yang telah tersusun nantinya akan tampil pada layar monitor setelah proses editing video selesai. Proses editing video membutuhkan langkah dalam menerapkan sequence dan mengatur sequence. 2.8 Scripwriting Menurut Wahyuni (2010:31) scriptwriting adalah seni penulisan naskah cerita pada media audio visual. Pada awalnya karya seni penulisan ini berbentuk script atau naskah, detail dari maksud tujuan hingga karakter. Membangun suasana
5
MADCOMS, Panduan Lengkap Editing Video dengan Adobe Premiere Pro, (Penerbit Andi, 2009), h. 6.
melalui imajinasi atau gambaran nyata suatu kejadian yang ada dalam kehidupan sehari – hari hingga peristiwa yang menjadi inspirasi pada penulisan naskah cerita. Alur cerita yang dapat membawa perasaan penonton yang menyaksikan adalah ruh dari ilham penulisan yang menciptakan. Bahkan pada permainan games online ataupun game – game biasa juga terdapat penulisan naskah maupun indikator – indikator rumit yang tersusun rapi dan indah. Proses itulah yang dinamakan sebagai scriptwriting.
2.9 Voice Over Menurut Hidayat, (2010:2) voice over adalah narasi tambahan yang berupa suara manusia yang membacakan sebuah cerita yang berkaitan dengan video yang dibuat. Dalam kenyataannya voice over sering dipasangkan sound effect sebagai latar belakang musiknya. Dibutuhkan perhatian khusus pada voice over yaitu pemilihan voice over talent atau suara orang yang akan digunakan dalam proses voice over. Hal ini penting karena akan berpengaruh terhadap proses selanjutnya. Dalam prakteknya, voice over menggunakan perangkat perekam suara yang support dengan komputer, misalnya dengan microphone pada komputer itu sendiri. Kemudian setelah proses perekaman suara narrator, dilanjutkan dengan editing suara hasil rekaman, misalnya dengan pembersihan noise dan menaikkan gain sehingga suara siap digabungkan dengan video.
2.10 Teknik Kamera Penggunaan dan aturan pada proses pengambilan gambar serta angle kamera adalah pokok pembahasan dalam teknik kamera. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kamera agar menunjang hasil gambar yang maksimal. Terdapat dua pokok pembahasan dalam teknik kamera yaitu teknik pengambilan gambar, kamera angle dan rule of third.
2.10.1 Teknik Pengambilan Gambar Dalam dunia broadcasting pada pembuatan video atau film bisa dikatakan sangat butuh beberapa teknik pengambilan gambar agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan layak untuk dinikmati oleh orang lain. Hasil video yang baik tentu sangat diperlukan perhitungan angle dan jarak kamera terhadap objek. Beberapa teknik yang digunakan saat pengambilan gambar di antaranya adalah extreme
long shot, very long shot, long shot, medium long shot, medium shot, middle close up, close up, big close up dan extreme close up.
6
2.10.2 Kamera Angle Sudut pengambilan oleh penata kamera akan memberikan kekuatan dari sebuah shot itu sendiri. Point of View akan menempatkan arah pandangan mata dari
mempunyai
penonton sehingga apabila arah ini salah maka penonton juga akan 7
pandangan yang salah dari sebuah shot. Berikut adalah macam dari beberapa Angle kamera yang harus diperhatikan yaitu : a.
High Angle, Top Angle, Bird Angle.
b.
Low AngleI.
c.
Eye Level.
d.
Over Shoulder.
e.
Walking Shot.
f.
Artificial Shot.
g.
Reflection Shot.
h.
Tripod Transition.
i.
Backlight Shot.
j.
Door Frame Shot.
k.
One Shot, Two Shot, Three Shot.
2.10.3 Rule of Third Memahami komposisi menjadi kunci bagus tidaknya hasil gambar, istilah 8
aturan sepertiga atau lebih sering dikenal dengan istilah Rule of Third. Teori rule of third adalah berkenaan dengan komposisi gambar yang akan diambil. Rule of third membagi area gambar menjadi 9 bagian dengan ukuran yang sama dengan 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal, sehingga didapat 4 titik power points. Adanya komposisi terhadap gambar menekan sebuah objek menjadi lebih padat dan menarik. Rule of third menuntun mata untuk membidik ke arah titik Point of Interest (POI) atau focal point secara alami.
6
R. Naratama. Menjadi Sutradara Televisi : dengan single dan multi camera, (Grasindo, 2004), h. 73-78. 7 R. Naratama. Menjadi Sutradara Televisi : dengan single dan multi camera, (Grasindo, 2004), h.82. 8 Widiatmoko, Destria & Jimmy, W.B. 101 Tip dan Trik Dunia Fotografi dan Seni Digital, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006). h. 49-50.
2.11 KRU Pelaksana Produksi Film Proses pembuatan film terdapat beberapa elemen yang mendukung demi terciptanya sebuah. Beberapa elemen yang mendukung pembuatan film adalah produser, sutradara, scriptwriter, kameramen/DOP, pengarah kamera, kru inti dan editor.
2.12 Tahapan Produksi Menurut Cahyadi (2013:33) tahapan produksi dalam sebuah pembuatan film atau video dibagi menjadi tiga bagian yaitu pra produksi, produksi, pasca produksi.
2.13 Metode Pengolahan Data Pada analisa data menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan wawancara
(depth
interview)
secara
langsung
dengan
narasumber
dan
menggunakan kuisioner (kuantitatif) pada hasil uji kelayakan. Wawancara adalah hal yang sangat penting dalam mengumpulkan data secara langsung, agar data yang diharapkan dapat diperoleh dengan mudah dan benar.
9
2.14 Perangkat Multimedia dan Broadcast yang Digunakan Kebutuhan alat multimedia dalam broadcasting tidak lepas dari Perangkat Lunak (Software) yang digunakan untuk
editing, juga membutuhkan perangkat
broadcast seperti kamera digital. Penggunaan perangkat lunak meliputi Adobe Premire Pro CS6 dan Adobe After Effects CS6. Sedangkan peralatan broadcast yaitu kamera digital yang digunakan adalah kamera bertipe Canon EOS 550D dengan lensa kit 18 – 55mm dan Canon EOS 60D dengan lensa fix 50mm f1/8.
3. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS Analisis yang digunakan dalam proses pembuatan proyek dan keperluan penulisan laporan penelitian yaitu, mengidentifikasi masalah dalam sistem multimedia untuk mengetahuai apakah sudah tepat langkah dari pembuatan video dokumenter penambang pasir. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi 9
Sigit, Soehardi. Pengantar METODOLOGI PENELITIAN Sosial – Bisnis – Manajemen, (Yogyakarta: Lukman Offset, 1999). hal. 157 - 159
penyebab masalah dan titik keputusan. Pembahasan yang akan dipaparkan yaitu analisis masalah di Lokasi Penelitian, analisis kebutuhan fungsional, analisis kebutuhan non fungsional, serta analisis biaya dan manfaat. Hasil pemaparan yang diulas diharapkan dapat menerangkan kepada pembaca agar lebih mudah dalam memahaminya. Tahap analisis mendefinisikan masalah yang dimaksud, guna dan tujuannya adalah agar dapat menggali serta mengembangkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah pada jurusan multimedia dengan konsentrasi broadcasting. 3.1.1
Identifikasi Masalah dalam Sistem Multimedia Masalah dalam sistem multimedia adalah kondisi atau situasi yang
menyimpang dari sasaran multimedia, bahkan menyimpang dari sasaran organisasi atau objek penelitian. Misalnya informasi tidak efektif, pemborosan terus berlangsung atau sistem multimedia tidak aman. Berikut adalah hasil analisa dengan menggunakan masalah yang dinyatakan dalam pertanyaan : Pertanyaan
Hasil Analisa
Apakah Video Dokumenter penambang pasir ini dapat menjadikan informasi lebih efektif?
Sebuah Video (gambar gerak) menjadi lebih menarik untuk dilihat, dibandingkan aturan berupa papan larangan yang seolah – olah hanya sebagai formalitas untuk dilanggar. Maka dengan video dokumenter penambang pasir ini diharapkan dapat memberikan informasi yang mudah dipahami dan menjadi alat informasi yang efektif;
Apakah Video Dokumenter penambang pasir ini dapat mendukung program pemerintah akan aturan mengenai tambang pasir?
Aturan terhadap area tambang selalu disampaikan oleh dinas terkait akan larangan dan denda bagi siapapun yang melanggarnya, dengan sosialisasi dan operasi dadakan (sidak) dilokasi yang ditempuh selama ini. Aktivitas tambang masih adalah pekerjaan pokok bagi sebagian warga di kecamatan Srandakan yang tidak akan bisa lepas, maka dari itu menyampaikan informasi keseimbangan alam merupakan langkah yang baik.
Apakah Video Dokumenter penambang pasir ini dapat menjadi pilihan mengurangi pemborosan?
Penggunaan papan larangan yang dipasang ditepi tanggul sungai dengal spanduk, maupun permanen menggunakan semen kadang kurang diperhatikan keberadaannya dan biaya pembuatan lebih mahal apabila setiap tahun harus diganti. Menimbulkan
sampah visual jika akhirnya hanya rusak karena angin ataupun ulah dari tangan jahil.
Apakah Video Dokumenter penambang pasir ini dapat meningkatkan kesadaran akan kerusakan alam?
Sebuah video dokumenter yang meyampaikan pesan yang baik untuk keseimbangan lingkungan dengan menampilkan langsung proses kerusakan alam yang terjadi. Dapat menumbuhkan rasa sadar akan dampak lingkungan yang rusak, akan tetapi kepedulian untuk menjaga keseimbangan lingkungan belum ada.
Dari hasil di atas dapat diambil kesimpulan bahwa masalah utama dalam Sistem Multimedia yang akan dibuat adalah menyampaikan pesan bukan hanya kepada penambang pasir, tetapi harus secara umum agar tidak menimbulkan permasalahan baru dari segi pekerjaan yang sangat sensitif. 3.1.2
Identifikasi Penyebab Masalah dan Titik Keputusan Setelah masalah diketahui, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi
penyebabnya.
Untuk
memudahkah
mencari
penyebab
masalah
dengan
menggunakan tabel berikut ini. Masalah
Penyebab Masalah
Titik Keputusan
Informasi aturan tidak efektif
Hanya berupa papan larangan yang dipasang ditepi tanggul
Membuat informasi dalam bentuk video dokumenter yang lebih menarik.
Kurangnya sosialisasi dan pelatihan alih profesi
Masyarakat befikir bahwa menambang pasir adalah pekerjaan yang paling mudah untuk mendapatkan uang.
Menampilkan cerita dari penambang yang memilih untuk beralih profesi dan lebih nyaman dengan pekerjaan yang baru.
Pembahasan mengenai identifikasi penyebab masalah dan titik keputusan ini digunakan untuk lebih memantapkan sistem Multimedia apa yang akan dibuat. Melihat dari hasil identifikasi maka gagasan untuk perancangan video dokumenter penambang pasir sungai Progo kecamatan Srandakan dalam merangkum sebuah informasi akan menjadi bermanfaat.
3.1.3
Analisis Masalah di Lokasi Penelitian Pada pembahasan ini menguraikan beberapa masalah yang dihadapi dan
pemecahan masalah yang dihadapi. Dengan menganalisa masalah menghasilkan pemecahan masalah di lokasi Sungai Progo dan keadaan para penambang yang sangat membantu untuk melakukan kegiatan penelitian. Dari hasil analisa masalah dan pemecahannya dapat dijadikan sebagai acuan yang memudahkan untuk memperoleh data yang diinginkan. 3.1.4
Analisis Kebutuhan Fungsional Pembuatan video dokumenter penambang pasir sungai Progo di Kecamatan
Srandakan Bantul, merupakan bentuk penyampaian informasi yang dikemas dengan cara berbeda dari cara – cara yang sudah ada seperti pemasangan papan larangan. Gagasan terhadap video edukasi ini baik buruk dari hasil penelitian adalah mencoba menceritakan dari proses kegiatan tambang, serta menyampaikan informasi mengenai tambang pasir. Tujuan dari hasil penelitian ini untuk menyampaikan informasi edukasi kepada penonton yaitu masyarakat umum di sekitar tambang, dan masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir.Terlebih kegiatan menjaga kelestarian lingkungan sejatinya adalah tugas semua insan manusia. 3.1.5
Analisis Kebutuhan Non Fungsional Pada pembahasan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan melalui
fasilitas komputer pribadi dari spesifikasi kebutuhan untuk sistem perancangan. Spesifikasi kebutuhan dilihat dari analisis perangkat keras/hardware, analisis perangkat lunak/software, analisis data survey dari responden dalam proses pembuatan video dokumenter ini. 3.1.6
Analisis Biaya dan Manfaat Hal yang harus menjadi perhitungan sebelum mengembangkan media
edukasi ini maka harus menganalisa kelayakan ekonominya, sehingga dapat diketahui bahwa media ini layak untuk dikembangkan atau tidak.
3.2 PERANCANGAN VIDEO Pada proses perancangan akan mengulas pra produksi dari pembuatan video dokumenter penambang pasir di Sungai Progo kecamatan Srandakan. Pembahasan pra produksi yang dimaksud adalah untuk memudahkan dalam proses eksekusi sebuah video.
3.2.1
Pra Produksi Pada proses pra produksi ini membahas mengenai Ide, Tema, Sinopsis,
Treatment, Scene, Shotlist, Storyboard, Anggaran Biaya Produksi, Penentuan Lokasi (Location Schouting), Kru (Tim Produksi), dan Penjadwalan.
4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Pembahasan mengenai semua kegiatan selama melakukan produksi video, dari pembahasan mengenai proses mengambil gambar hingga mengolah hasil rekaman. Tantangan tersendiri yaitu ketika meliput kegiatan tambang dengan lokasi yang cukup beresiko dan juga menggunakan teknik single camera (satu kamera) saja. Sineas dituntut melakukan imajinasi mengenai angle (sudut) dan komposisi video (rule of third) agar lebih jeli dalam membidik gambar. Walaupun selama proses pengambilan gambar dirasa belum cukup maksimal karena kapasitas sebagai pemula dan hasilnya masih banyak shake (getaran) serta out of focus (gambar kabur). 4.1.1
Teknik Pengambilan Gambar Pengambilan gambar pada saat proses produksi Video dokumenter
penambang pasir ini dibantu oleh 2 kamera Canon yang berbeda yaitu Canon 60D dengan lensa fix canon EF 50mm f1.8 II dan Canon 550D dengan lensa kit EFS 1855mm IS. Keterbatasan kemampuan lensa fix 50mm, untuk mengambil gambar salah satunya pengaturan jarak tidak terdapat zoom akan tetapi memiliki diafragma 1.8 yang sangat membantu pada kondisi minim cahaya. Sedangkan dengan menggunakan lensa kit 18-55mm masih dibantu oleh zoom yang fleksibel digunakan untuk meliput kegiatan. Teknik pengambilan gambar yang banyak digunakan terutama pada proses wawancara dan meliput kegiatan tambang yaitu : a.
Close Up.
b.
Medium Close Up.
c.
Long Shot.
d.
Very Long Shot.
4.1.2
Teknik Penataan Cahaya Kecerahan (brightness) pada video ini menggunakan konsep Available Light
yaitu cahaya yang sudah tersedia langsung baik itu dari alam maupun sinar lampu
yang sudah ada sebelumnya. Pada proses mengambil gambar video dokumenter penambang pasir di lapangan tidak dibantu dengan alat lightingsama sekali, hanya menggunakan cahaya dari matahari. Pembahasan mengenai konsep lighting dengan alat bantu tidak diulas dalam laporan ini, namun pembahasan lebih mengenai konsep available light yang belum banyak diketahui oleh para pemula penata cahaya. Menciptakan gambar dengan shadow (bayangan) dan hi-light (terang) pada video dengan available light harus memahami dari arah mana sinar yang datang. Memahami arah datangnya sinar akan menghasilkan gambar yang bagus, seperti pada gambar di bawah ini adalah contoh konsep pengambilan objek yang melawan arah sinar dan tidak melawan arah sinar. Gambar yang dihasilkan ketika kamera berhadapan langsung dengan arah sinar adalah objek cenderung gelap dan dapat menjadi siluet.
4.1.3
Teknik Pengambilan Suara (Voice Over) Pada proses pengambilan suara yang pertama disiapkan adalah narasi
mengenai informasi terhadap keseimbangan lingkungan dari dampak kegiatan tambang pasir. Merekam suara dari voice over talent untuk membacakan narasi yang sudah dipersiapkan. Dari proses merekam hingga menjadi suara yang siap dimasukkan
kedalam
proyek
video
dibantu
piranti
lunak
perekam
suara
menggunakan Logic Pro dari MacBook. 4.2 Pasca Produksi Proses selanjutnya beranjak dari proses produksi yaitu sampai pada akhirnya ke tahap pasca produksi, langkah terakhir yang menentukan selesainya proyek video dokumenter penambang pasir ini. Berbagai macam langkah ditempuh untuk menghasilkan cerita yang sesuai dengan rencana awal pada storyboard. Pada pembahasan ini akan menjelaskan setiap sesinya dengan singkat dan jelas seperti pemindahan
file,
pembuatan
animasi,
pengolahan
video,
serta
hasil
uji
kelayakannya.
5.
KESIMPULAN Dari seluruh proses pembuatan, penelitian serta hasil uji kelayakan terhadap perancangan video dokumenter penambang pasir sungai Progo kecamatan
Srandakan sebagai media edukasi terhadap keseimbangan lingkungan dapat disimpulkan bahwa :
1. Melalui sebuah video dokumenter penambang pasir sungai Progo dapat menyampaikan pesan yang bermanfaat terhadap kegiatan tambang serta dampak dari pertambangan. Dibandingkan dengan papan larangan atau pemberian bantuan dari kelurahan / kecamatan, menggunakan video lebih efektif dan mudah dipahami.
2. Pembuatan dan pengambilan gambar dalam video penambang pasir dengan teknik
single camera memiliki kekurangan terhadap hasil rekaman yaitu
banyaknya getaran dan keterbatasan source video dari berbagai sudut pengambilan. Akan tetapi penggunaan single camera sangat membantu seorang kameramen pada lokasi tertentu yang memiliki resiko tinggi seperti di tengah sungai.
3. Dari berbagai pesan yang disampaikan dalam video dokumenter tujuannya bukan untuk menghentikan proses tambang di sungai Progo khususnya kecamatan Srandakan akan tetapi hanya sebagai wawasan edukatif kepada masyarakat agar lebih arif dan bijak dalam menjalankan sebuah pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung : Satu Nusa Lutters, Elizabeth. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta : Grasindo MADCOMS. 2009. Panduan Lengkap Editing Video dengan Adobe Premiere Pro. Yogyakarta : Andi R. Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi : dengan single dan multi camera. Jakarta : Grasindo Sigit, Soehardi. 1999. Pengantar METODOLOGI PENELITIAN Sosial – Bisnis – Manajemen. Yogyakarta : Lukman Offset Sofyan,A.F dan Agus Purwanto. 2008. DIGITAL MULTIMEDIA: Animasi, SoundEditing, & Video Editing. Yogyakarta : Penerbit Andi Suyanto, M. 2005. MULTIMEDIA Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Penerbit Andi Theojunior, Franciscus. 2013. Pengantar Ilmu Broadcasting & Cinematography. Jakarta : In Media Vaughan, Tay. 2006. Multimedia : Making it Work Edisi 6. Yogyakarta : Andi Publisher Widiatmoko, Destria & Jimmy, W.B. 2006. 101 Tip dan Trik Dunia Fotografi dan Seni Digital. Jakarta : Elex Media Komputindo Yonata, Yosi. 2002. Singkat Tepat Jelas Kompresi Video . Jakarta : Elex Media Komputindo