PERANCANGAN ULANG KEMASAN CHOCOLATE MONGGO Anisa Kushandini School of Design, Jakarta, Indonesia, 11480 Dosen Pembimbing Utama: Suprayitno, S.Sn Dosen Co-Pembimbing: Irwan Harnoko. S.Sn
ABSTRAK
Tujuan Penelitian adalah untuk mendapatkan data yang akurat, baik tentang subyek yang akan dibahas di dalam judul, maupun data pendamping terhadap subyek tersebut dengan diperkuat landasan teori dari berbagai literature, Metode Penelitian yang dilakukan adalah dengan wawancara dengan pihak monggo, literature koesioner untuk membantu mengumpulkan data yang dapat dipertanggungjawabkan dan dengan mengunjungi tempat memproduksi Chocolate Monggo di daerah Kotagede, Yogyakarta, Hasil yang dicapai adalah sebuah perancangan ulang kemasan yang sesuai dengan target market dan Simpulan penelitian adalah kemasan bukan hanya untuk melindungi isi kemasan tapi kemasan dengan desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberi respon positif tanpa disadarinya. The research goal is to obtain accurate data, both on the subject which will be discussed in the title, as well as a companion to the data subject with a strengthened theoretical basis of various literature, the research method is by interview with the monggo, literature koesioner to help collect data which can be accounted for and by visiting places in the area producing Chocolate Monggo Kotagede, Yogyakarta, the results achieved is a redesign of packaging to suit the target market and research conclusions are not only to protect packaging contents of the packaging, but packaging with a good design should be able to influence consumer to give a positive response without realizing it. Kata Kunci: Kemasan,
1.
Cokelat, Monggo
Pendahuluan 1.1
Latar Belakang
Sekarang ini semakin banyak produk dalam negeri yang mulai diminati pasar lokal tidak kalah dengan produk internasional lainnya. Keraguan masyarakat akan produk lokal perlahan mulai sirna dan tergantikan oleh kepercayaan akan kualitas produk lokal yang tidak kalah dengan
4
produk internasional. Memakai produk dalam negeri juga merupakan bukti kecintaan kita pada negeri sendiri. Dukungan penduduk Indonesia terhadap produk dalam negeri sangat diperlukan untuk meningkatkan perekonomian. Dengan membeli produk dalam negeri bearti kita mendukung pabrik dalam negeri. Semakin banyak pembelian maka semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang banyak itu dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga dapat bersaing di kancah internasional. Dan produk Indonesia dapat menjadi pilihan bagi masyarakat Internasional. Semakin banyaknya kegiatan ekspor dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Kesadaran dan gairah untuk membangkitkan produk lokal berkembang juga di dalam produk cokelat yang datang dari industri-hilir cokelat berskala kecil menengah. Coklat lokal mengusung semangat baru dengan karakter lokal yang kuat. Coklat yang tidak hanya digemari oleh anak-anak, tetapi orang dewasa pun juga sangat menyukai rasa cokelat, menjadiakan produksi coklat lokal memiliki tempat di hati. Coklat dengan rasanya yang unik, aromanya yang khas serta teksturnya saat di lidah membuat suatu kerinduan untuk mengkonsumsinya kembali seperti ada rasa kecanduan di dalamnya. Bukan hanya rasanya yang enak, cokelat juga banyak memberikan manfaat bagi tubuh. Manfaat coklat ternyata sudah diketahui sejak lama. Bahkan, sejak zaman suku Aztec dan Maya di Mexico telah mempercayai bahwa coklat merupakan makanan para dewa yang dikirimkan oleh dewa pertanian dari surga. Salah satu manfaatnya adalah berkhasiat membuat umur seseorang menjadi lebih panjang. Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam coklat adalah penyebab mengapa mereka bisa berusia lebih panjang. Banyak pula yang memiliki persepsi salah akan dampak dari mengkonsumsi cokelat, antara lain cokelat yang dapat menimbulkan jerawat, kegemukan serta diabetes. Itu semua belum terbukti benar adanya. Di zaman seperti ini kokoa yang menjadi bahan dasar cokelat yang dibuat dengan sedikit kokoa dan selebihnya adalah gula adalah penyebab masalah-masalah yang disebutkan di atas. Saat ini Indonesia tercatat sebagai produsen biji kakao ketiga di dunia. Menurut data International Cocoa Organization (ICCO) 2009. Tanaman kokoa pun termasuk dalam tumbuhan tropis, namun di Indonesia sendiri masih sedikit yang memproduksi cokelat dan memasarkannya ke pasar namun sedikit demi sedikit potensi memasarkan cokelat semakin banyak di lirik oleh produsen lokal. Cokelat monggo pun ingin menghadirkan cokelat lokal yang memiliki kualitas bagus yang tidak kalah dengan cokelat belgia. Dengan segala potensi yang dimiliki cokelat lokal ini serta banyak nya konsumen yang menyukai cokelat yang didukung dengan segala kebaikan cokelat untuk kesehatan tubuh, cokelat monggo memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan bisnisnya di dalam maupun di luar negeri. Untuk mendukung keinginan tersebut maka diperlukan identitas perusahaan, kemasan, serta item-item pendukung yang dapat meningkatakan minat pembeli akan cokelat monggo ini. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat topik ini menjadi tugas kahir dan mencari solusi agar tercapai tujuan-tujuan yang diharapkan.
1.2
Lingkup Proyek Tugas Akhir
Dalam kaitannya dengan bidang studi Desain Komuniaksi Visual, maka lingkup tugas dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani dan diselesaikan melalui pendekatan visual dengan merancang logo/brand serta kemasan Cokelat Monggo yang sesuai dengan target audience lengkap dengan item-item pendukungnya.
. 4
2.
Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang nantinya akan berguna dalam pembuatan kemasan ulang Chocolate Monggo berasal dari: 1. Literature Berupa elektronik maupun non elektronik, berupa artikel media cetak (versi cetak dan online/internet) mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat. 2. Kuesioner Untuk pencarian data dengan metode kuisioner, data yang diperoleh merupakan data kuantitatif, bukan kualitatif, hanya merupakan pendapat pribadi, pengalaman perorangan, serta bersifat tidak ilmiah. Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data, yaitu melalui proses pengeditan dan analisa. Pada proses pengeditan, data yang telah terkumpul diperiksa kembali untuk disesuaikan dan dipisahkan mana data yang dapat dipergunakan untuk mendukung proyek tugas akhir. Proses selanjutnya adalah menganalisa, yaitu data yang sudah terpilih kemudian diolah dan diambil kesimpulan yang berkitan dengan masalah yang dihadapi sebagai dasar pengambilan keputusan.
3.
Hasil dan Bahasan Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mempelajari target market serta tanggapan mengenai produk Chocolate Monggo itu sendiri maka dilakukanlah metode kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari 16 pertanyaan dengan jawaban pilihan serta ada beberapa pertanyaan isian. Pelaksanaan Survey ini dilakukan pada tanggal 4 - 17 Maret 2012 kepada 80 orang di Jakarta dan Yogyakarta. Jajak Pendapat ini tidak dimaksud untuk mewakili pendapat seluruh masyarakat. 1. Apa jenis kelamin anda?
2. Berapakah usia anda?
4
3. Apa pekerjaan anda?
4. Berapa penghasilan anda tiap bulan?
5. Kegiatan apa yang sering anda lakukan dikala senggang?
6. Apakah anda menyukai cokelat?
7. Cokelat dengan rasa apa yang lebih anda sukai?
4
8. Seberapa sering anda mengkonsumsi cokelat?
9. Jika membeli cokelat baru, apa yang membuat anda tertarik untuk
10. Apa anda tahu cokelat Monggo?
11. Apa anda tertarik untuk membeli cokelat Monggo?
4
membelinya?
12. Apakah ada kesulitan dalam mendapatkan produknya?
13. Dari mana anda tahu Cokelat Monggo?
14. Bagaimana menurut anda dari segi rasa?
15. Bagaimana menurut anda dari segi harga?
4
16. Bagaimana menurut anda dari segi kemasannya?
Kesimpulan: Banyaknya penyuka cokelat yang lebih menyukai milk chocolate dibanding dengan dark chocolate. Namun sebagai perusahaan yang lebih memfokuskan diri pada dark chocolate, Cokelat Monggo bukan berarti kehilangan konsumennya. Terlihat juga 3 kategori yang paling dilihat konsumen dan mendasari mereka untuk memilih sebuah produk cokelat baru yaitu dari rasa, kemasan, dan mereknya. Sehingga hal ini harus dikejar untuk menjadi sebuah produk yang dapat menjadi top of mind. Sebagai produk yang terbilang baru, Chocolate Monggo sudah cukup banyak dikenal oleh masyarakat namun masyarakat masih kesulitan dalam mendapatkan produknya. Ini dikarenakan pemasarannya yang belum merata. Kebanyakan masyarakat juga mengetahui Chocolate Monggo ini dari teman dan kerabatnya. Sehingga dari survey terlihat bahwa promosi dan pemasaran harus semakin merata dilakukan untuk memenuhi tujuan perusahaan menjadi perusahaan lokal yang berkualitas internasional Dari segi rasa, cokelat monggo terbilang cukup enak dan dari segi harga cukup relaitf, sebanding dengan rasa dan kualitas yang diberikan. Dari segi kemasan cukup bagus.
4
4.
Simpulan dan saran 4.1
Simpulan
Ketatnya persaingan saat ini terutama dalam bidang produk makanan bisa dilihat dalam keseharian ini. Dengan adanya serbuan produk – produk dari luar negeri yang semakin merajalela di tanah air ini membuat sebuah produk atau brand harus memliki keunikan tersendiri untuk membedakan dari produk lainnya. Dengan keunikan tersebut diharapkan dapat menjadi top of mind dalam benak konsumen. Produk dalam negeri haruslah dapat melihat celah dari kesempatan yang ada saat ini, mmisalnya saja dengan memanfaatkan gerakan cintai produk negeri sendiri bisa menjadi loncatan. Dengan adanya kualitas dan rasa yang tidak kalah dengan produk luar serta didukung oleh pemasaran yang baik pastinyalah produk dalam negeri sendiri ini dapat menjadi juara di negerinya sendiri. Diharapkan dengan perancangan ulang kemasan Chocolate Monggo ini dapat memenuhi dan memuaskan selera masyarakat yang semakin lama semakin meningkat sehingga kita bersama dapat memajukan produk buatan negeri sendiri.
4.2
Saran
Dalam mengerjakan perancangan ulang kemasan seperti Chocolate Monggo ini perlu dicermati untuk menonjolkan keunikan sebuah brand atau produk itu sendiri. Dengan menyasar target market yang sesuai kita akan semakin cermat dalam pemilihan media promosi dalam mengkomunikasikan visual agar masyarakat dapat mengetahui keberadaan akan adanya kemasan yang baru.
Referensi
1.
AD Pirous MA. (2007). Desain Grafis pada Kemasan. Dgi-Indoensia, diakses 14 Maret 2012 dari www.dgi-indonesia.com
2.
Anonymous. (2011). Sejarah Cokelat. Chocolate Monggo Website. diakses 26 Februari 2012 dari www.chocolatemonggo.com
3.
Anonymous. (2010). Buku Bergambar Rahasia alam 39 : Rahasia Cokelat. Jakarta: Elex Media Komputindo.
4.
Anonymous. (2011). Jenis-jenis Cokelat. Kulinologi Indonesia, halaman 9.
5.
Artini, R.K. , Pudjiastuti, S. & Suptandar, P. (1999). Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Jakarta: Penerbit Djambatan.
6.
Carter, Rob. (1996). Working With Computer. USA: Rotovision.
7.
Eiseman, Leatrice. (2000). Pantone: Guide to Communicating With Color. USA: North Light Books.
8.
Hoppen, Stephanie. (2010). Perfect Palettes. Singapore: Jacqui Small.
9.
Klimchuck, R.M. & Krasovec, S.A. (2007). Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga.
10.
Rustan, S. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
11.
Siebert, Lori. & Ballard, Lisa. (1992). Making a Good Layout. USA: F & W Publications.
12.
Tanuhadi, L. (2011). Chocology Series. Bakery Magazine, Vol.1 no 1.
13.
Wheeler, Alina. (2009). Designing Brand Identity. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Riwayat Penulis Anisa Kushandini lahir di kota Jakarta pada 25 Agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada tahun 2012. Saat ini Penulis bekerja sebagai freelancer graphic design, berbekal dari pengalaman bekerja yang Penulis dapatkan dalam kesempatan Kerja Praktek di Colmanhandoko Advertising Agency sebagai Junior Art Director.