perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Gelar Kesarjanaan Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Oleh : Catharina Renitya Mila Nugraha NIM C0705008
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Konsep karya Tugas Akhir dengan judul PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO disetujui untuk dipertahankan dihadapan penguji
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn
Arief Iman Santoso, S.Sn
NIP. 19711115 200604 1 001
NIP. 19790327 200501 1 002
Mengetahui Koordinator TA,
Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1 002
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Konsep Karya Tugas Akhir PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO
Oleh CATHARINA RENITYA MILA NUGRAHA C0705008 Dinyatakan Lulus Ujian Tugas Akhir oleh Tim Penguji dalam Sidang Ujian Tugas Akhir Pada hari ___________ Tim Penguji, Ketua Sidang Ujian Tugas Akhir Drs. M.Suharto, M.Sn. NIP. 19561220 198603 1 003
(…………………..)
Sekretaris Sidang Ujian Tugas Akhir Esty Wulandari, S.Sos., M.Si. NIP. 19791109 200801 2 015
(…………………..)
Pembimbing I Tugas Akhir Hermansyah Muttaqin, S.Sn., M.Sn. NIP. 19711115 200604 1 001
(…………………..)
Pembimbing II Tugas Akhir Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1 002
(…………………..)
Mengetahui, Dekan Fakultas
Ketua Jurusan
Sastra dan Seni Rupa
Desain Komunikasi Visual
Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D NIP.19600328 198601 1 001
Drs. M.Suharto, M.Sn NIP.19561220 198603 1 003
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
2011. Chatarina Renitya Mila Nugraha. C0705008. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Kemasan Baru Floren Chocolate, Mojosongo-Solo. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memberikan brand image baru melalui media kemasan untuk produk Floren chocolate dan upaya untuk mempromosikan kemasan baru tersebut. Floren Chocolate adalah home’s industry yang membuat beberapa macam bentuk dari coklat olahan. Salah satu andalan dari Floren chocolate adalah “chocolate batik peanut”nya. “Batik peanut” adalah coklat olahan berbentuk menyerupai ampyang. Lengkap dengan kacang oven dan kemasan lama bercorak batik, “batik peanut“chocolate ini dapat menjadi salah satu alternative oleh-oleh khas Solo. Namun, keberadaan Floren chocolate ini belum begitu dikenal oleh masyarakat Solo, sehingga perlu dilakukan promosi yang tepat untuk menyampaikan pesan maupun informasi tentang keberadaan Floren chocolate ini. Dengan adanya brand image pada kemasan dan promosinya, Floren chocolate diharapkan dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas, terutama warga Solo. Brand image yang dibentuk melalui perancangan kemasan dan promosi kemasan baru ini bertujuan agar Floren Chocolate lebih dikenal oleh masyarakat, memiliki suatu ciri khas yang unik, serta mengidentitaskan bahwa Floren Chocolate adalah “asli gaweyane wong solo” dan dapat dijadikan sebagai salah satu oleh-oleh khas dari Solo. Promosi yang meliputi iklan indoor,outdoor, above the line, below the line, serta ambient media.
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
2011. Chatarina Renitya Mila Nugraha. C0705008. The title of this study is Perancangan Promosi Kemasan Baru Floren Chocolate, Mojosongo-Solo ‘Designing the Promotion of Newly Packaged Floren Chocolate, Mojosongo-Solo’. The objectives of the study are to describe how to give a new brand image to Floren chocolate products through a medium of packaging and the efforts to promote the new packaging. Floren chocolate is a home industry which produces several kinds of chocolate, one of which is its favorite Batik peanut chocolate. The form of this chocolate is like that of ampyang, a local snack made of peanut and palm sugar. Mixed with oven-baked peanuts and in the old packaging with batik motif, Batik peanut chocolate deserves to be an alternative special food from Solo. However, Floren chocolate is not yet recognized extensively by people around the city. Therefore, its promotion is worth doing to spread information related to the products. The shaping of the brand image through the new design and promotion aims at socializing the chocolate products, promoting its unique characteristics and showing that the chocolate products are originally made by a Solonese producer. The products are then expected to become one of food icons of Solo. The promotion includes indoor-out door, above and below the line, and ambient media advertising.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teruntuk semua yang tersayang, eyang, ibu, momo, mimi, keluarga, dan fate…
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia, yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13) commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sebab atas campur tangan dan rencana-Nya yang teramat indah, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini dengan baik. Dalam penyelesaian Karya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Drs. Riyadi Santosa,M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. 2. Drs. M.Suharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual 3. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn. selaku pembimbing pertama 4. Arif Iman Santoso, S.Sn., Pembimbing Akademis. 5. Bambang Purwoko, S.IP., staf bidang akademik jurusan Desain Komunikasi Visual. 6. Yusak Yani Tendean dan keluarga, selaku pengelola Floren Chocolate. 7. Theresia Kartini dan Florentina Retno K, S.Pd 8. Segenap kelurga yang penulis kasihi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Konsep Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya besar harapan penulis bahwa penulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya dalam memperkenalkan produk Floren Chocolate kepada masyarakat luas.
Teriring Salam dan kasih, Penulis
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….
i
HALAMAN PERSTEJUAN………………………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..
iii
ABSTRAK………………………………………………………………...
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………...
vi
HALAMAN MOTTO……………………………………………………...
vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………
ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………...
1
B. Perumusan Masalah……………………………………………..
3
C. Tujuan …………………………………………………………..
3
D. Target Market dan Target Audience……………………………
4
E. Metode Penciptaan dan Perancangan……………………………
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………….
6
A. Cokelat…………………………………………………………
6
1. Sejarah Cokelat…………………………………………
6
2. Kandungan Dalam Cokelat dan Manfaatnya……………
7
B. Kemasan………………………………………………………..
8
1. Definisi Kemasan……………………………………….
8
2. Definisi Desain Kemasan………………………………..
9
3. Sejarah Desain Kemasan……………………………….. commit to user
10
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Fungsi kemasan………………………………………….
12
5. Daya Tarik Kemasan……………………………..……...
14
6. Pengembangan Kemasan………………………………..
16
C. Promosi……………………………………………………….....
18
D. Media…………………………………………………… ………
21
BAB III IDENTIFIKASI DATA………………………………… ………
26
A. Sekilas Floren Chocolate……………………………….. ……...
24
1. Logo Perusahaan………………………………… ……...
24
2. Sejarah Floren Chocolate…………………………….......
25
3. Sistem / Konsep Strategi Pemasaran……………..………
26
4. Jenis-Jenis Cokelat yang diproduksi…………….. ………
26
5. Promosi yang pernah dilakukan…………………………
28
6. Stuktur Organisasi……………………………………….
29
7. Alur pemasaran Floren Chocolate…………………........ .
30
B. KOMPETITOR…………………………………………............ ..
30
1. Pingu’s Chocolate………………………………………...
30
2. Monggo Chocolate………………………………………..
32
C. Analisis Riset (Calon) Konsumen & Produk……………….........
34
D. Analisa SWOT……………………………………………………
35
E. Positioning……………………………………………… ………..
36
F. Unique Selling Prepotition………………………………………..
39
BAB IV KONSEP PERANCANGAN……………………………………...
40
A. Metode Perancangan………………………………………………
40
B. Konsep Kreatif…………………………………………………….
41
commit to user C. Standar Visual……………………………………………………..
42
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Ilustrasi…………………………………………………….
42
2. Maskot……………………………………………………..
42
3. Tipografi…………………………………………………...
45
4. Warna……………………………………………………...
47
5. Lay Out……………………………………………………
48
D.Pemilihan Media…………………………………... …………….
49
E. Media Placement………………………………... ……………….
58
F. Perincian Biaya………………………………………… …………….
59
1. Perincian Biaya Untuk Kemasan ………………………………….
59
2. Perincian Biaya Untuk Promosi …………………………………...
67
3. Sumber Informasi………………………………………………….
68
BAB V VISUALISASI KARYA………………………………………... …
99
BAB VI PENUTUP………………………………………………………….
100
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
102
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...
103
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO Catharina Renitya Mila Nugraha1 Hermansyah Muttaqien, S.Sn., M.Sn2 Arif Imam Santosa, S.Sn3 ABSTRAK
2011. Chatarina Renitya Mila Nugraha. C0705008. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Kemasan Baru Floren Chocolate, Mojosongo-Solo. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memberikan brand image baru melalui media kemasan untuk produk Floren chocolate dan upaya untuk mempromosikan kemasan baru tersebut. Floren Chocolate adalah home’s industry yang membuat beberapa macam bentuk dari coklat olahan. Salah satu andalan dari Floren chocolate adalah “chocolate batik peanut”nya. “Batik peanut” adalah coklat olahan berbentuk menyerupai ampyang. Lengkap dengan kacang oven dan kemasan lama bercorak batik, “batik peanut“chocolate ini dapat menjadi salah satu alternative oleh-oleh khas Solo. Namun, keberadaan Floren chocolate ini belum begitu dikenal oleh masyarakat Solo, sehingga perlu dilakukan promosi yang tepat untuk menyampaikan pesan maupun informasi tentang keberadaan Floren chocolate ini. Dengan adanya brand image pada kemasan dan promosinya, Floren chocolate diharapkan dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas, terutama warga Solo. Brand image yang dibentuk melalui perancangan kemasan dan promosi kemasan baru ini bertujuan agar Floren Chocolate lebih dikenal oleh masyarakat, memiliki suatu ciri khas yang unik, serta mengidentitaskan bahwa Floren Chocolate adalah “asli gaweyane wong solo” dan dapat dijadikan sebagai salah satu oleh-oleh khas dari Solo. Promosi yang meliputi iklan indoor,outdoor, above the line, below the line, serta ambient media.
1
Mahasiswa jurusan desain komunikasi visual fakultas sastra dan senirupa, dengan NIM C0705008 Hermansyah Muttaqien, S.Sn., M.Sn, sebagai pembimbing pertama 3 Arif Imam Santosa,S.Sn, sebagai pebimbing kedua 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Coklat memang sangat digemari oleh semua orang dan kalangan. Walaupun kandungan gula yang terdapat dalam coklat dapat meningkatkan berat badan, merusak gigi, atau dapat menyebabkan diabetes. Tetapi, coklat sendiri mengandung banyak hal yang bermanfaat bagi tubuh. Coklat mengandung antioksidan yang dapat menjaga kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah dan dalam segi psikis manusia, coklat dapat menimbulkan perasaan rileks. Namun ternyata coklat juga bermanfaat bagi kecantikan. Coklat merupakan salah satu macam produk low involvement (produk yang tidak membutuhkan perhatian khusus atau pemikiran terlebih dahulu sebelum membeli memutuskan transaksi) dari banyak macam produk low involvement yang lain. Adanya produk low involvement di pasaran dapat memberikan suatu keuntungan yang besar bagi sutua perusahaan. Menjamurnya chocolate’s home industry yang ada, membuat para pembuat coklat harus bersaing ketat untuk mendapatkan konsumen. Pembuat coklat harus pintar-pintar mengeluarkan ide kreatifnya untuk menjangkau pasar dan menarik minat masyarakat agar mengkonsumsi coklat buatannya. Salah satu chocolate’s home industry disini adalah Floren Chocolate. Floren Chocolate yang berlokasi di daerah Mojosongo ini juga berusaha menguasai pasar. Dengan motivasi dan pengalaman kesepuluh pegawainya, Floren Chocolate commitmampu to user mendistribusikan coklat buatan mereka hingga keluar dari area kota Surakarta. 1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Untuk menjaga kedinamisan dengan banyaknya persaingan antar chocolate’s home industry, pengusaha coklat harus mampu memberikan keunikan tersendiri untuk produk coklat buatannya. Selain rasa dan berbagai macam bentuk yang berbeda, kemasan coklat bisa menjadi suatu faktor untuk menarik minat konsumen. Seperti yang dituliskan oleh Hermawan kertajaya bahwa “ ketertarikan pada kemasan yang atraktif, display menonjol, harga murah, dan bujukan SPG tentu saja akan membuat pembeli membeli di luar rencana semula”. Dalam kalimat tersebut, disinggung bahwa kemasan yang atraktif memberikan dampak impulse buying yang kemungkinan besar bisa memberikan keuntungan lebih. Banyak chocolate’s home industry yang menyajikan produk coklatnya hanya dengan wadah mika berbentuk kotak atau sekadar plastik bertuliskan brand dari produk mereka. Hal ini bisa memberikan suatu peluang kesempatan yang baik untuk Floren Chocolate. Floren Chocolate bisa memberikan keunikan tersendiri untuk produknya agar memiliki ciri khas dibandingkan produk chocolate’s home industry yang lain. Jika hanya mengubah kemasan, hal ini dirasa tidak cukup untuk memperkenalkan Floren Chocolate kepada masyarakat. Agar masyarakat tahu dengan adanya kemasan baru ini maka harus diadakan pula suatu promosi. Promosi dilakukan supaya masyarakat tahu bahwa di sekitar mereka terdapat chocolate’s home industry yang hadir dengan kemasan baru, lebih menarik, dan lebih mengugah selera. Maka dari itu, penulis melihat Floren Chocolate memiliki peluang bisa memberikan sentuhan lain pada kemasannya. Hal ini penulis lakukan agar
Floren Chocolate
terlihat memiliki keunikan yang berbeda dibanding dengan coklat buatan chocolate’s home industry yang lain. Dan untuk lebih memperkenalkan Floren Chocolate kepada masyarakat, penulis juga ingin melakukan promosi atas kemasan baru yang akan to user perancangan promosi ini dalam dibuat. maka dari itu penulis mencobacommit mengangkat
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tugas Akhir, dengan judul “PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO ”
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO ini adalah : 1.
Bagaimana merancang konsep dan desain kemasan yang coklat yang memiliki daya tarik untuk Floren Chocolate?
2.
Bagaimana merancang strategi promosi yang efektif guna membangun citra Floren chocolate di mata masyarakat Solo dan sekitarnya melalui desain kemasannya?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO ini adalah : 1.
Merancang kemasan coklat yang memiliki daya tarik. Melalui logo yang telah dibangun sejak awal, sedikit perubahan pada bentuk kemasan serta sentuhan desain pada kemasannya, diharapkan bisa dihasilkan kemasan yang unik dan mengena di hati masyarakat.
2.
Merancang strategi promosi yang efektif melalui berbagai media antara lain brosur, name board, spanduk, guna memperkenalkan kemasan barunya serta membangun citra Floren chocolate di mata se karisidenan Surakarta. commit to masyarakat user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id D. Target Market dan Target Audience
1. Target Market Target market dari Floren Chocolate dibagi menjadi 2 segmen, yaitu : a. Segmen Demografi 1) Kelompok usia
: 15 hingga 25 tahun
2) Jenis kelamin
: perempuan &laki-laki
3) Agama
: semua agama
4) Pendidikan
: SMP hingga Perguruan Tinggi
5) Tingkat Ekonomi : Menengah ke atas b. Segmen Geografi yang meliputi para remaja yang berlokasi di karesidenan Surakarta. 2. Target Audience Target audience maliputi segmen psikografi yang didalamnya merupakan para remaja yang antusias dengan berbagai produk coklat dan mejadikan kebiasaan mengkonsumsi coklat sebagai salah satu gaya hidup mereka.
E. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dari PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO terdiri dari 3 (tiga) cara, yaitu: 1. Survey Penulis secara langsung datang ke lapangan yaitu Floren Chocolate untuk commit to user mengamati, melihat lokasi serta situasi dan kondisi lapangan.
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara mendalam yang dilakukan secara formal dan nonformal, suasana akrab, sifat pertanyaan yang lentur dan ada jaminan keamanan informasi dengan owner Floren Chocolate 3. Studi Pustaka Yaitu penulis menggunakan sarana pustaka dari beberapa buku yang dapat memperkuat hasil analisis ini, seperti majalah, buku-buku, situs internet yang berhubungan langsung dengan bidang coklat dan kemasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI
A. Cokelat
1. Sejarah Cokelat Kata cokelat berasal dari suku Maya Kuno di Meksiko. Cokelat berasal dari kata Xocolat yang merupakan kombinasi kata xocolli yang artinya pahit dan alt yang artinya air. Menurut sumber The Field Museum di Chicago, suku Maya adalah suku pertama yang menemukan rahasia cokelat pada tahun 250 M. Pada sekitar tahun 900M biji cokelat menjadi komoditas utama penduduk Meso-Amerika. Pada masa kerajaan Aztec di Meksiko yang berkuasa pada tahun 1400M, daerah yang meliputi Kota Meksiko, saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika, paling kaya biji cokelat. Bagi suku Aztec, biji cokelat merupakan “makanan para dewa” atau dalam bahasa Yunani theobroma. Biasanya biji cokelat digunakan dalam upacara-upacara keagamaan, sebagai hadiah, dan sebagai alat tukar perdagangan yang dikenal sebagai mata uang dalam peradaban modern. Sampai pada tahun 1500M, tidak satu pun Negara di eropa mengetahui cokelat, yang akhirnya menjadi sajian yang terkenal di dunia. Sampai dengan tahun 1521 M, Hernan Cortes mengambil alih Meksiko dan Spanyol, dan ia mulai mendalami kaya rasa cokelat. Pasukan Spanyol meminta secara paksa suku Aztec untuk menyerahkan harta kekayaan mereka atau dibunuh. Biji cokelat yang merupakan barang berharga dan mata uang bagi suku Aztec, menjadi brang sitaan dalam perang. Tidak lama kemudian, biji cokelat dan cokelat mulai merambah spanyol. Dalam waktu 100 tahun, kecintaan kepada cokelat mewabah di seluruh Eropa. Sekitar tahun 1544 M, delegasi Maya commitKekchi to user dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyol membawa hadiah, diataranya minuman cokelat. Pada awal abad ke-17, cokelat 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id7
menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elite Eropa, kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah. Dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangan Eropa, Cokelat sangat terkenal di London sampai didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat, yang dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada tahun 1657. Pada tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika, yang awalnya diminum oleh suku Apothekari. Namun, minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara. Pada tahun 1765 didirikan pabrik cokelat di Massachusetts, Amerika Serikat. Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman, dan baru pada tahun 1984 ditemukan coklat padat. (Carolina Brotodjojo, 2008 : 7)
2. Kandungan Dalam Cokelat dan Manfaatnya Menurut sumber dari The Field Museum Chicago, Rhonda Parkison, Wikipedia, dan Athens Medical School Yunani, cokelat memiliki beberapa kandungan dan manfaat, diantaranya adalah : a. Asam Oleat. Asam lemak tak jenuh. Ditemukan pada minyak zaitun. Studi epidemiologis pada penduduk mediterania yang banyak mengkonsumsi asam oleat dari minyak zaitun, menyimpulkan efek positif bagi kesehatan jantung. b. Katekin Antioksidan kuat yang terkandung dalam cokelat. Fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. c. Theobromine commit todan usermeringankan sakit tenggorokan. Membantu membangun perasaan tenang
digilib.uns.ac.id8
perpustakaan.uns.ac.id d. Kafein Memberikan efek terjaga atau segar bagi yang mengkonsumsinya e. Phenethyylamine
Memberikan dampak dopamine atau munculnya perasaan senang dan perbaikan suasana hati. (Carolina Brotodjojo, 2008 : 8)
B. Kemasan
1. Definisi Kemasan Mengemas merupakan tindakan membungkus atau menutup suatu barang atau sekelompok barang. Cellophane, kertas, tekstil, kaca, plastik, kain dan logam adalah beberapa material kemasan dari ratusan material yang ada yang digunakan untuk tujuan pengemasan. Kotak, kaleng, pembungkus, karton, tas, toples, dan tube merupakan beberapa dari ratusan bentuk kemasan yang ada. Sedangkan kemasan mengacu pada objek fisik itu sendiri. Kata kemasan mengimplikasikan hasil akhir dari proses mengemas. (Marianne Rosner Klimchuk, 2007 : 34) Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, Kemasan makanan hanya sekadar bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai "pelindung " makanan. Tidak semua bahan kemasan makanan itu baik untuk kesehatan, malah ada bahaya yang mengancam kita dari kemasan makanan tersebut yang kadang kurang kita sadari. Mittleman, Robinson Design Associates mengatakan “Packaging is crusial. It’s the silent salesman. It’s the last thing the customers see before they make a purchase decision” yang kurang lebih mengatakan bahwa pengemasan itu penting sekali. Pengemasan commit to user merupakan penjualan yang dilakukan secara diam-diam. Pengemasan adalah hal terakir yang
digilib.uns.ac.id9
perpustakaan.uns.ac.id
dilihat sebelum mereka membuat keputusan untuk membeli. (Majalah Concept, 2007 : 12) Menurut Kamus Wikipedia, packaging is the science, art, and technology of enclosing or protecting products for distribution, storage, sale, and use. Artinya kemasan adalah ilmu, seni, dan , teknologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan, atau dijajakan. (Majalah Concept, 2007 : 12) Menurut Marianne Rosner Klimchuk dalam bukunya Desain Kemasan “Perencanaan merek produk yang berhasil dimulai dari konsep sampai penjualan” diungkapkan bahwa kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu: a.
Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
b.
Kemasan
dapat
melaksanakan
program
pemasaran.
Melalui
kemasan
identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk
pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara
perusahaan membedakan produknya. c.
Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
2. Definisi Desain Kemasan Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar sehingga pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik. Melalui metode desain yang komprehensif, desain kemasan menggunakan banyak sarana untuk menangani masalah pemasaran yang rumit. Brainstorming, eksplorasi, eksperimen, dan pemikiran strategis adalah beberapa cara dasar dimana informasi visual dan verbal menjadi suatu konsep, ide, atau strategi desain. Melalui suatu strategi desain produk yang disusun dengan efektif, informasi produk disampaikan kepada konsumen. Desain kemasan harus berfungsi sebagai sarana estetika untuk berkomunikasi dengan semua orang dari berbagai latar belakang, minat, dan pekerjaan yang berbeda. (Marianne Rosner Klimchuk, 2007)
3. Sejarah Desain Kemasan Sejarah desain kemasan berkaitan erat dengan setiap aspek perubahan budaya manusia. Perkembangan teknologi, material, produksi, dan kondisi masyarakat konsumen yang terus berubah mengakibatkan peningkatan perlunya kemasan untu melindungi, menyimpan, dan mengirimkan barang. Sejarah awal desain kemasan dimulai dari kebutuhan manusia untuk memiliki barang, dan sejak 8000 SM material-material alami seperti anyaman rumput dan kain, kulit pohon, daun, kerang, kerajinan tanah liat, da peralatan kaca yang kasar digunakan sebagai peti kemas user untuk menyimpan barang. Sayur labu commit yang to berongga dan kandung kemih binatang
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengilhami bentuk botol kaca, dan kulit binatang serta daun merupakan asal muasal kantung kertas dan pembungkus plastik. Pada tahun 1980 pertumbuhan pusat perbelanjaan dan supermaket meningkatkan permintaan akan lebih banyak produk. Supermareket memperluas rak makanan mereka, menawarkan semua jenis makanan siap saji untuk dibawa pulang. Dalam periode persaingan ketat ini, produk-produk yang dijual di supermarket menjadi sangat tergantung pada desain kemasan untuk meraih kesuksesan. Dari hal ini, desain kemasa mulai meraih pengakuan dari dunia luas. Pada tahun 1990-an produsen, dengan banyaknya merek-merek produk dijual bersamaan dengan yang mereka miliki, memberikan tuntutan akan kenyamanan dan nilai. Efisiensi ruang, daur ulang, dan keprihatinan lingkungan juga mendapat perhatian sebagai cerminan nilai masyarakat konsumen yang berubah. Kaleng soda berubah dari tutup cabut menjadi tutup yang lebih mudah dibuka, kaca digantikan plastik untuk menjawab kekhawatiran konsumen tentang kemungkinan pecah, dan laminasi serta lapisan khusus pada kardus memberikan peluang desain baru bagi desainer kemasan. Untuk saat ini, dengan kemewahan menjadi salah satu nilai utama bagi konsumen pada awal abad ke-21, desain telah melangkah ke depan sebagai sarana untuk membedakan kualitas. Dengan kepekaan sensitivitas estetika konsumen yang lebih tajam denga kualitas desain, mereka lebih menyadari kekuatan desain kemasan dan pengaruhnya pada keputusan pembelian. Desain kemasan masa kini memiliki beragam tujuan. Meskipun tidak ada satu tema atau pendekatan yang dapat dijadikan suatu pernyataan umum desain kemasan pada awal abad ke-21, “kesederhanaan” tampaknya menjadi filosofi yang berkembang. (Marianne Rosner Klimchuk, 2007) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
4. Fungsi Kemasan Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa mau pun barangbarang hasil produksi industri. Dalam dunia industri kemasan merupakan pemenuhan suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus dimilikinya seperti: a. Tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang dari kemungkinan rusak. Sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan pembeli, bahkan masih dapat digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis terpakai, (dalam hal ini wadah tersebut masih menyandang fungsi iklannya). b. Mutu kemasan dapat menumbuhkan kepercayaan dan pelengkap citra diri dan mempengaruhi calon pembeli untuk menjatuhkan pilihan terhadap barang yang dikemasnya. c. Rupa luar kemasan harus sesegera mungkin menimbulkan kesan yang benar tentang jenis isi barang yang dikemas. d. Melalui bentuk dan tata rupa yang dimilikinya kemasan berfungsi sebagai alat pemasar untuk mempertinggi daya jual barang. Sedangkan di dalam kemasan modern, fungsi kemasan dibagi menjadi 3 kategori. Antara lain : a. Primary Packaging (kemasan sachet/satuan): kemasan yang pertama kali bersentuhan langsung dengan isi produk. b. Secondary Packaging (kemasan innerbox): kemasan yang lebih besar yang membungkus/mewadahi beberapa primary packaging sekaligus. c. Tertiary Packaging (kemasan masterbox): kemasan yang digunakan untuk melindungi commit to (Majalah user produk saat pengiriman atau pendistribusian. Concept, 2007 : 13)
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam fungsi ini desain bentuk-kemasan harus mendapat dukungan penuh dari unsur desain-grafisnya, sehingga bentuk kemasan selain menarik harus dapat menyampaikan keterangan dan pesan-pesannya sendiri. Jika kemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pemasaran, fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor-faktor penting antara lain sebagai berikut : a. Faktor Pengamanan Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya : cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kuman, serangga, dll b. Faktor Ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proposi manfaatnya. c. Faktor Pendistribusian Mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor atau pengecer, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. d. Faktor Komunikasi Sebagai media komunikasi yang menerangkan atau mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami,dan diingat. e. Faktor Ergonomi Berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa, dipegang, dibuka, dan mudah diambil/dihabiskan isinya. f. Faktor Estetika commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna,bentuk, merek/logo, ilustrasi, huruf, dan tata letak untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal. g. Faktor Identitas Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan produk-produk yang lain.
Seluruh faktor fungsional ini sama penting satu dengan lainnya dan merupakan satu kesatuan yang sangat vital untuk mendukung keberhasilan penjualan. Sebuah kemasan yang buruk akan memberikan citra yang jelek terhadap suatu produk dan tidak dapat menolong dalam penjualan produk apapun. Dan sebaliknya kemasan yang baik akan lebih berdaya guna dan membangkitkan serta menarik minat pembeli.
5. Daya Tarik Kemasan Bauran dari fungsi fungsional kemasan, menciptakan suatu daya tarik kemasan untuk seorang konsumen dalam memutuskan untuk mekonsumsi suatu produk. Hal ini terjadi karena suatu daya tarik kemasan, tidak akan lepas dari suatu persepsi, yakni proses dimana manusia mengadakan kontak dengan lingkungannya dan bagaimana manusia bereaksi pada bentuk dan visual suatu objek tertentu. Persepsi dapat juga dikatakan sebagai suatu proses penerimaan rangsang inderawi dan penafsirannya. Rangsangan inderawi dapat terjadi melalui indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera peraba (kulit), indera penciuman (hidung), dan indera pengecap (lidah). Melalui beberapa macam saluran penginderaan di atas itulah pengalihan pesan dapat berlangsung. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hukum persespsi menunjukkan bahwa mata dan otak membutuhkan kesederhanaan dan keseimbangan dalam segala hal yang dilihat. Setiap orang, secara sengaja atau tidak, akan menghindari rangsangan
yang menerpanya. Otak dan mata hanya akan melihat
kemasan-kemasan tertentu yang menarik perhatiannya pada rak-rak penjualan. Dan apapun yang terlihat oleh konsumen akan direkam lewat otak yang Daya tarik kemasan meliputi 2 daya tarik, yaitu : a. Daya tarik visual Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu produk, yang mencakup warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, serta tata letak. Seluruhnya dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan menyeluruh untuk memberikan mutu daya tarik visual secara optimal. Daya Tarik visual berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia, desain yang baik memiliki efek positif yang sebagian besar tidak disadari karena konsumen umumnya tidak menyadari bahwa mereka dipengaruhi oleh desain dan mereka tidak menganalisis setiap unsur. b. Daya tarik praktis Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi sutau kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor/ pengecer. Beberapa daya tarik praktis yaitu : 1) Kemasan yang mejamin dapat melindungi produk 2) Kemasan yang mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan 3) Kemasan dengan porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman, atau dengan alternative volume untuk pembelian eceran. 4) Kemasan yang dapat digunakan kembali userdipegang 5) Kemasan yang mudah dibawa, commit dijinjing,toatau
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
6) Kemasan harus memudahkan pemakai untuk menghabiskan atau mengambil isinya dan mengisinya kembali untuk jenis produk yang dapat diisi ulang Dapat disimpulkan bahwa daya tarik suatu kemasan sangat penting artinya karena akan mempengaruhi tindakan konsumen baik secara sadar maupun tanpa sadar. Dan faktor inilah yang akan menentukkan keberhasilan penjualan.
6. Pengembangan Kemasan Kesempurnaan dalam kemasan adalah merupakan perpaduan dari berbagai sudut pandang yang berhubungan dengan produk atau kebutuhan pasar yang disebutkan oleh pihak pengelola, pemasaran, penjualan, pengolahan, penelitian dan pengembangan pengendali mutu dan sebagainya. Pengemasan akan mempunyai dampak dan pengaruh jangka panjang pada keseluruhan laba dan penjualan, maka hal ini harus dipikirkan secara awal untuk mendapatkan hasil yang baik. Bagaimana cara pengemasan ini akan dikembangkan tentunya tergantung dengan organisasi dari tiap perusahaan tetapi yang terpenting tiap perusahaan harus menyadari beberapa hal yang sangat penting antara lain: a. Keadaan yang sekarang dan perkembangan dari bahan pengemasan masa kini sesuai dengan sifat dan biayanya. b. Perkembangan pemasaran dan teknologi permesinan. c. Posisi yang dihadapi berkenaan dengan kemasan produk pesaing. d. Perubahan yang dapat merubah penempatan dari produk. e. Pengaruh sosial pada lingkungan seperti masalah daur ulang dan pembuangan. f. Sistim pengemasan masa kini dan perkembangannya. Kita juga harus memikirkan pengembangan kemasan sebagai suatu hal yang wajar commit to userjuga harus ditempatkan pada tahaptapi juga harus diingat bahwa pengembangan kemasan
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
tahap dari suatu siklus hidup dari suatu produk. Secara lengkap kita bisa memulai dan memikirkan sasaran pengembangan kemasan dari sudut pandang dari kemasan baru untuk produk lama atau kemasan baru untuk produk baru. Jika kemasan dirasa layak untuk dikembangkan, maka akan diperoleh kemasan yang baik untuk produk yang akan dipasarkan. Beberapa hal yang kita peroleh jika kemasan itu baik antara lain : a. Mengurangi biaya per unit. b. Mempromosikan penjualan, penjualan eceran serta penerimaan produk oleh konsumen. c. Meningkatkan kinerja penjualan dan keuntungan / laba. d. Mengurangi limbah atau bahan terbuang pada proses pengemasan. e. Menambah jangkauan pasar dan membina pasar yang baru. f. Meningkatkan kenyamanan konsumen. g. Mengurangi kerusakan produk. h. Meningkatkan pengendalian pada transportasi. Menurut Iwan Wirya, dalam bukunya “Kemasan Yang Menjual” dituliskan pengembangan desain kemasan yang merupakan identitas produk memang diperlukan, akan tetapi pengembangan desain tidak dianjurkan untuk mengubahnya secara drastis, karena dapat menyebabkan menjauhnya loyalitas merek dan memberi kesan pada konsumen adanya perubahan produk secara keseluruhan. Perubahan juga tdak dianjurkan sesering mungkin karena hal ini dapat mengaburkan citra merek. Beberapa alasan sebagai pertimbangan untuk mengembangkan desain kemasan, antara lain : a. Turunnya penjualan. commit to user b. Perubahan kencenderungan konsumen.
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id c. Perubahan sikap konsumen. d. Perubahan kondisi pasar. e. Perubahan pesaing lebih unggul. f. Perkembangan bahan dan teknologi. g. Perkembangan eceran baru h. Kebijakan pemasaran baru.
C. Promosi
Promosi merupakan salah satu unsur 4P yang ada dalam bauran pemasaran (product, place, price, promotion) yang diterapkan oleh para akademisi dengan mengacu pada semua bentuk komunikasi pemasaran (periklanan, promosi penjualan, public relations, personal selling, dsb) Ada dua tipe promosi, yaitu : 1. Promosi yang bersifat personal, merupakan upaya promosi langsung yang dilakukan dari penjual ke pembeli. 2. Promosi yang sifatnya non personal. Promosi ini mencakup : a. Pengiklan (Advertising) b. Publisitas c. Desain kemasan d. Display pada tempat penjualan dan e. Exhibits Dalam suatu promosi penjualan yang berorientasi pada perdagangan mempunyai berbagai tujuan, yaitu : commit to user 1. Untuk memperkenalkan produk-produk baru atau yang direvisi (diperbarui)
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 2. Untuk meningkatkan distribusi paket-paket atau ukuran baru. 3. Untuk menyelenggarakan persediaan eceran.
4. Untuk mempertahankan atau meningkatkan luas rak penyimpanan barang (share of shale space) produsen. 5. Untuk mendapatkan display di samping lokasi rak yang normal. 6. Untuk mengurangi kelebihan persediaan dan meningkatkan perputaran. 7. Untuk mencapai fitur produk dalam periklanan pengecer. 8. Untuk menghadapi aktivitas pesaing 9. Untuk menjual sebanyak mungkin kepada konsumen akhir. (Terence A.Shimp,2001:147) Ada enam macam jenis promosi yang tergolong komunikasi pemasran yang tergolong komunikasi pemasaran, yaitu : 1. Penjualan Perorangan (Personal Selling) Bentuk komunikasi antar invidu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, an melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa prusahaan. 2. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mecoba merangsang terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. 3. Publisitas/ Humas ( Purel, Public Relation) Seperti iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa namun juga tidak seperti iklan, pihak sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan runag beriklan. Biasanaya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai perusahaan. 4. Pemasaran Sponsorship (Sponsorship marketing) Merupakan aplikasi dalam mempromosikan perusahaan atau merek dengan kegiatan tertentu.
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 5. Komunikasi di Tempat Pembelian (Point-Of-Purchase Communication)
Melibatkan peraga, poster, tanda, dan berbagai materi lain yang didesain untuk mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian. 6. Iklan (Advertising) Bentuk iklan yang dibiayai oleh sponsor tertentu (si pengiklan), tetapi dikategorikan sebagai komunikasi massa (nonpersonal) karena perusahaan sponsor tersebuta secara simultan berkomunikasi dengan penerima pesan yang beranekaragam, bukan kepada individu tertentu/personal atau kelompok kecil. (Terence A.S.himp, 2001:6) Adapun beberapa fungsi periklanan menurut Terrence A. Shimp (Shimp 2003:357) dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Informing Periklanan
membuat
konsumen
sadar
akan
keberadaan
merk-merk
baru,
menginformasikan mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merk, serta memfasilitasi penciptaan citra merk yang positif. Pada intinya, fungsi periklanan sebagai sumber informasi bertujuan untuk meningkatkan TOMA atau Top Of Mind Awareness (puncak kesadaran dalam benak konsumen). b. Persuading Iklan yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan. c. Reminding Iklan menjaga agar merk perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. d. Adding Value Periklanan memberi nilai tambah merk dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Mempengaruhi persepsi konsumen merupakan nilai tambah bagi penawarancommit to user penawaran yang dilakukan oleh produsen.
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id e. Assisting
Periklanan hanyalah salah satu alat dari bauran komunikasi pemasaran. Periklanan dapat membantu perwakilan penjualan, meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnnya, juga bisa meningkatkan efektivitas transaksi harga. Peran utama periklanan adalah pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya perusahaan dalam komunikasi pemasaran.
D. Media
Perencanaan media merupakan proses penyusunan rencana penjadwalan yang menunjukkan bagaimana waktu dan ruang periklanan akan mencapai tujuan pemasaran. Perencanaan media harus dikooordinasikan dengan strategi pemasaran dan aspek-aspek lain dari strategi periklanan. Media menurut istilah periklanan yang ditulis oleh Fank Jefkins merupakan kata jamak dari medium, yaitu wahana untuk menyampaikan pesan-pesan periklanan. Bentuknya sangat bervariasi, ada media pers (Koran, majalah), radio, televisi, media luar ruangan, penawaran lewat pos, dan sebagainya. (Jefkins, Frank, 1996:392) Dalam periklanan terdapat beberapa jenis media, diantaranya : 1. Media Lini Atas (Above The Line Media) Yaitu jenis iklan yang mengharuskan pembayaran komisi kepada biro iklan. Media Lini Atas terdiri dari : a. Media cetak, yaitu media yang penyebarannya melalui teknik cetak (printing), antara lain : surat kabar, tabloid, majalah, jurnal, buku, katalog, annual report dan sebagainya commit to user b. Media elektronik, yaitu sebuah media yang penyelenggaranya melalui peralatan
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
elektronik, yang termasuk didalamnya adalah televisi, bioskop, internet. c. Media luar ruang, yaitu media yang sosialisasinya secara fisik berada di luar ruangan, antara lain : Billboard, Baliho, Mobile Ad, Spanduk. 2. Media Lini Bawah ( Below the Line Media ) Yaitu jenis-jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi. Media Lini Bawah terdiri atas seluruh media yang ada, kecuali yang telah disebutkan di atas. Seabagai contoh pameran, souvenir, kalender, direct mail. 3. Media Antar Lini ( Through the Line Media) Yaitu media yang merupakan gabungan dari media lini atas dan media lini bawah. Biro iklan yang menanganinya biasa disebut through the line agencies atau biro periklanan antar lini. (Jefkins, Frank, 1996:28) Saat semakin menyusutnya media iklan, kebutuhan produk untuk tampil tidak lagi cukup hanya sekedar beriklan di televisi, radio, atau koran. Banyaknya iklan yang diputar di setiap acara ber-rating tinggi malah membuat iklan tersebut tidak mau dilihat penonton. Dengan gampang, penonton tinggal berganti saluran, menunggu beberapa saat, lalu menekan kembali saluran sebelumnya berharap iklan sudah berlalu. Brand akan membuang biaya placement yang percuma saat iklannya tampil di tengah-tengah deretan iklan, tanpa ada yang menyaksikannya. Tentunya, akan lebih baik bila budget tersebut dimanfaatkan untuk upayaupaya lain yang lebih strategis untuk membangun brand. Beberapa cara dilakukan dengan mencoba memanfaatkan media ruang luar dengan cara seunik mungkin sehingga setiap orang yang melewatinya bisa tersenyum, tertawa, dan ingat akan pesan iklan tersebut. Saat mendengar tentang media ruang luar, yang terpikir pertama kabillboard. Tapi, semakin banyaknya billboard dan penempatannya yang tidak teratur juga malah membuat pandangan menjadi tidak enak. Padahal media ruang luar tidak sesempit itu. Apapun yang kita lihat di commit to user sekitar kita, dipandu oleh kreativitas kita dalam mengolahnya, pasti bisa menjadi media iklan.
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Maka perlunya adanya media unik untuk lebih menarik perhatian target, yaitu dengan adanya ambient media. Ada beberapa alasan terjadinya pertumbuhan ambient media, diantaranya : 1. Sebuah penurunan kekuatan media konvensional. 2. Permintaan yang lebih besar untuk titik penjualan komunikasi. 3. Kemampuan untuk menawarkan pemirsa tepat sasaran. 4. Umum yang beraneka ragam. Ambient media menyampaikan pesan sebuah merek kepada konsumen dengan cara yang tidak biasa sehingga akan lebih mengenang di ingatan target. Hal ini memberi peluang untuk pengiklan dapat menjaga brand awareness (kesadaran akan merek). Ambient media massa dapat menghasilkan perhatian terpusat di lokasi, atau langsung berinteraksi dengan konsumen biasa setiap hari selama kegiatan. Ambient media merupakan salah satu strategi beriklan yang tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan feeling dan mood konsumen agar merasa nyaman dan suka ketika berinteraksi dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh produsen. Semangat yang dibawa oleh ambient media adalah memberikan memorable experience (pengalamana yang mengesankan) kepada konsumen. Dalam perkembangannya ambient media menjadi sebuah kegiatan below the line yang terintegrasi dengan media. Ambient media juga bisa disebut sebagai media lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III IDENTIFIKASI DATA
A. Sekilas Floren Chocolate
Floren Chocolate adalah home industry yang bergerak di bidang perdagangan dengan produk utama coklat yang diolah menjadi beberapa kreasi. Floren chocolate didirikan kurang lebih 12 tahun yang lalu di kediaman bapak Yusak Yani Tendean. Awal tujuan dari didirikannya Floren chocolate ini berawal dari keinginan pak Yusak agar masyarakat Surakarta bisa lebih mengenal coklat. Nama perusahaan
: FLOREN Chocolate
Alamat
: Jalan Sibela Timur 1 no 4 Mojosongo - Solo
Phone
: (0271) 857272
BPOM
: DEP.KES.RI.SP.0314/11.06/00
Owner
: Yusak Yani Tendean
Anak Cabang
: Jl. Tanggul Mas Raya A3 Semarang (024)3554866 dan Jl. Nangka Selatan 30A Semarang (024) 8442856
1. Logo Perusahaan
Gambar1.1. Logo Floren Chocolate
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
Logo Floren diambil dari nama anak pertama pak Yusak. Selain merupakan nama keluarga, kata Floren juga dianggap pak Yusak sebagai lambang keindahan dan cinta. Bunga yang berada di bawah tulisan Floren juga melambangkan keindahan dan cinta. 2 daun dan 2 batang tunas melambangkan ayah, ibu, dan 2 anak yang disebut sebagai keluarga, dimana kekeluargaan adalah system yang diterapkan oleh pak Yusak dalam menjalankan usahanya. Warna merah marun yang digunakan memiliki arti merah sebagai lambang cinta, dan campuran warna marun merupakan campuran dari warna cokelat, yang merupakan warna dasar dari produk Floren Chocolate.
2. Sejarah Floren Chocolate Selama ini mungkin kurang diketahui bahwa pada jaman dahulu coklat hanya menjadi sajian bagi raja-raja dan orang-orang istana. Hingga saat inipun coklat masih dianggap sebagai makanan untuk masyarakat golongan kelas atas. Dengan kata lain coklat hanya bisa dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki uang lebih untuk membeli sebatang coklat. Berawal dari melihat ampyang yang merupakan makanan rakyat, pak Yusak memiliki keinginan untuk mengangkat ampyang tersebut menjadi makanan yang digemari layaknya coklat. Karena menurut pak Yusak, pembuatan ampyang sangatlah rumit, pak Yusak menganti bahan-bahan untuk membuat ampyang menggunakan coklat. Dengan ini, pak Yusak berharap coklat yang dirasa hanya bisa dinikmati masyarakat golongan kelas atas, bisa juga menjadi makanan rakyat (keinginan untuk memasyarakatkan coklat). Setelah ampyang yang tebuat dari coklat itu terbentuk, pak Yusak membagi-bagikan kepada teman-teman kantornya. Setelah mendapat respon yang baik dari teman-temannya, pak Yusak mencoba membuat kemasannya. Pak Yusak berharap agar ampyang coklatnya ini bisa dikenal masyarakat sebagai oleh-oleh khas Solo, maka kemasan yang pak Yusak pilihpun commit to user bercorakkan batik, dimana kota Solo terkenal dengan batiknya. Setelah kemasan dan produk
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ampyang coklat ini terbentuk, pak Yusak memberi nama Chocolate Peanut Top Batik untuk produk pertama yang dianggap juga sebagai pioneer produk chocolate’s home industry di kota Solo ini.
3. Sistem / Konsep Strategi Pemasaran Floren Chocolate melakukan “jemput bola” dalam konsep strategi pemasarannya. Floren Chocolate hanya menjadi produsen, setelah itu coklat olahan Floren Chocolate dititipkan di toko-toko yang mau menjadi tempat distribusi terhadap konsumen sesungguhnya. Sebagai contoh, toko yang menyalurkan coklat floren antara lain Mitra toserba, toko buku Nuria, outlet Dr Oen, toko Asia Baru, Laris swalayan, dan lain-lain.
4. Jenis-Jenis Coklat yang diproduksi Beberapa produk yang di ciptakan oleh Floren Chocolate, antara lain : a. Chocolate Lollipop (Coklat Tusuk ) Coklat
lolipop
adalah
coklat
yang
mengunakan tusuk sehingga menyerupai permen lollipop. Bentuknya bermacammacam, ada yang hati, smiley, dll. Harga pasarannya untuk saat ini, bekisar ± Rp. 2500,00
b. Chocolate love kecil Coklat love kecil adalah coklat berbentuk hati, akan tetapi bentuk ukurannya kecil. Panjangnya kira-kira 5cm x 5cm. Harga pasarannya saat ini sekitar ± Rp 4500,00 commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Chocolate love medium Coklat
love
berbentuk
medium
hati,
akan
adalah
coklat
tetapi
bentuk
ukurannya sedang. Panjangnya kira-kira 7,5cm x 5cm. Harga pasarannya saat ini sekitar ± Rp 7200,00
d. Chocolate top love Coklat
love
berbentuk
besar
hati,
akan
adalah
coklat
tetapi
bentuk
ukurannya paling besar. Besarnya kirakira 18cm x 15cm. Harga pasarannya saat ini sekitar Rp17.500,00 e. Chocolate praline mika Praline kecil adalah coklat praline (coklat kecil). Dalam satu kemasannya terdapat 6 biji praline. Bentuk dan warna dapat berubah sesuai tema atau pesanan. Ada bentuk ketupat, Christmas tree, dsb. Harga pasarannya saat ini sekitar ± Rp. 7500, 00
f. Chocolate praline top
Praline besar adalah coklat praline (coklat kecil). Dalam satu kemasannya terdapat ± 20 biji praline. Bentuk dan warna dapat berubah sesuai tema atau pesanan. Ada bentuk ketupat, Christmas tree, dsb. Harga commit to user pasarannya saat ini sekitar ± Rp. 22.500, 00
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Chocolate peanut top batik Chocolate peanut top batik adalah coklat bercampur kacang oven yang berbentuk ampyang. Coklat ini andalan dari FLOREN chocolate. Chocolate peanut top batik merupakan mempelopori
coklat
pertama
berdirinya
yang
FLOREN
chocolate. Harga pasarannya sekitar ± Rp 30.000,00
5. Promosi yang pernah dilakukan Promosi yang pernah dilakukan oleh Floren Chocolate antara lain melalui : a. Name Board
b. Word of mouth c. Iklan Advertorial Contoh iklan advertorial dari Floren Chocolate :
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Struktur Organisasi Struktur organisasi Floren Chocolate terjalin seperti hubungan kekeluargaan. Dibawah kepemimpinan bapak Yusak, 10 pegawai yang terdiri dari 8 pegawai di produksi, dan 2 pegawai di lapangan, Floren Chocolate dapat berjalan.
Bp. Yusak Yani Tendean Pemilik Floren Chocolate
KARYAWAN (bag. Produksi)
PEMASARAN
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 7. Alur pemasaran Floren Chocolate
Ada 2 cara penyaluran produk Floren Chocolate agar sampai ke tangan konsumen. Cara pertama , konsumen langsung datang ke Floren Chocolate untuk membeli produk Floren Chocolate. Dan cara yang kedua adalah dari Floren chocolate disalurkan terlebih dahulu ke toko atau swalayan, setelah itu disampaikan kepada konsumen yang datang berkunjung ke toko atau swalayan tersebut serta tertarik pada produk Floren Chocolate.
B. Kompetitor
Di kota Surakarta, terdapat bebarapa chocolate home industry yang dapat menjadi pesaing Floren chocolate. Antara lain Pingu’s Chocolate dan Monggo Chocolate. Berikut data kompetitor ; 1. Pingu’s Chocolate a. Profil perusahaan Nama Perusahaan
: PINGU’S chocolate
Alamat
: Jalan. Amarta 61 Sektor VII Solo Baru - Solo
Phone
: (0271)620845
Email
:
[email protected]
Owner
: Anindita Fitria Dewi
Struktur organisasi
commit to user : kekeluargaan
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Logo Pingu’s Chocolate
b. Produk Pingu’s Chocolate Ada beberapa produk dari Pingu’s Chocolate. Antara lain choco box, lovely heart box, puzzle of love, mini heart, sexy lip, dan masih banyak lagi. Berikut beberapa produk dari pingu’s chocolate :
Lovely heart box
sexy lip
pahe gelas
c. Pemasaran Konsep strategi pemasaran yang Pingu’s chocolate adalah promosi lewat brosur dan mouth by mouth. Pingu’s Chocolate ini tidak memiliki pegawai karena dalam produksinya dilakukan sendiri oleh owner dari Pingu’s Chocolate. Home industry yang didirikan bermula dari iseng ini, telah berdiri sekitar 4 tahun. Walaupun belum memiliki nomer BPOM, Pemasaran Pingu’s Chocolate sudah cukup luas. Wilayah penjualannya sendiri berada di sekitar karesidenan Surakarta, Klaten, Jogjakarta, Magetan, Semarang, bahkan Bandung. Contoh commit to user promosi yang pernah dilakukan Pingu’s Chocolate :
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
brosur Pingu’s Chocolate
2. Monggo Chocolate a. Profil Perusahaan Nama Perusahaan
:
Monggo Chocolate
Alamat
:
CV. Anugerah Mulia Jalan Dalem KG III / 978 RT 043 RW 10, Kel. Purbayan Kotagede 55173 Yogyakarta Indonesia
Phone
:
+62 274 7102202
Fax
:
+62 274 373192
Website
:
[email protected]
Logo Monggo Chocolate
:
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Produk Monggo Chocolate :
produk dari monggo
c. Pemasaran Monggo chocolate merupakan chocolate home industry yang ada di Yogjakarta. Selain telah memiliki outlet, Monggo Chocolate juga melakukan promosi untuk produknya. Dengan pembuatan name board, website, brosur , dan yang lainnya, Monggo Chocolate semakin mampu dikenal oleh masyarakat luas. Contoh promosi yang dilakukan olehMonggo Chocolate :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
C. Analisis Riset (Calon) Konsumen & Produk Berdasarkan hasil riset melalui 50 responden yang terdiri mulai dari anak SMP hingga Perguruan Tinggi, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. 50% responden adalah wanita. 2. 74% reponden berusia antara 16-25 tahun. 3. 58% responden suka mengkonsumsi produk coklat dan 32% sangat suka mengkonsumsi coklat. 4. 56% responden mengkonsumsi coklat lebih dari enam kali dalam sebulan. 5. 96% responden wanita tidak takut mengkonsumsi coklat. 6. 56% responden pria lebih senang membeli coklat untuk di konsumsi sendiri, 28% lebih senang membeli coklat untuk pacar atau sahabat. 7. 60% responden tahu akan manfaat-manfaat lain untuk coklat. 8. 64% responden lebih senang mengkonsumsi coklat buatan pabrik. 9. 60% responden pernah menemukan produk dari Floren Chocolate. 10. 52% responden tidak pernah membeli produk dari Floren Chocolate. 11. 55% responden membeli produk Floren Chocolate kurang dari lima kali dalam seminggu. 12. 54% responden memberikan penilaian sederhana untuk kemasan Floren Chocolate. 13. 36% responden mengatakan terdapat kelebihan pada kemasan Floren Chocolate. 14. 50% dari 18 responden yang menyatakan ada kelebihan pada kemasan Floren Chocolate memberikan alasan kemasan Floren Chocolate memiliki desain yang menarik, 20% dari 18 responden menganggap bahwa kemasan Floren Chocolate memiliki bentuk yang unik. 15. 64% responden mengatakan terdapat kelemahan pada kemasan Floren Chocolate. 16. 48%
dari 37 responden yang menyatakan ada kekurangan pada kemasan Floren
Chocolate, memberikan alasan desain kemasan commit toFloren user Chocolate tidak menarik, dan 14% dari 37 responden menganggap bentuk kemasan Floren Chocolate kurang menarik dan
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id kurang menjual.
17. 64% responden mengatakan perlu diadakan perubahan pada bentuk dan desain kemasan Floren Chocolate. 18. 49% dari 37 responden yang mengatakan perlu diadakan perubahan, memberikan alasan agar kemasan Floren Chocolate lebih menarik dan 32% dari 37 responden mengatakan agar produk Floren Chocolate berbeda dengan produk Chocolate’s home industry yang lain.
D. Analisis SWOT
Analisa akan segala hal yang berhubungan dengan perencanaan startegi, dapat menggunakan analisa SWOT (SWOT analysis). Analisa ini membantu untuk melihat kembali kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat). Berikut analisis SWOT dari Floren Chocolate, Pingu’s Chocolate, dan Pinky Chocolate :
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisa Floren Chocolate
Pingu’s Chocolate
Memiliki kemasan
Memiliki kemasan
Monggo Chocolate
SWOT
yang bercorak batik. BPOM terlampir dalam kemasan, sehingga produk dan
(kekuatan)
yang berbeda, tidak
digunakan simple
bergantung pada
dan tradisional ,
buatan pabrik.
sehingga tidak
Kemasan didesain
bergantung pada buatan pabrik
kemasan terjamin
sendiri, sehingga
kwalitas dan
terdapat bermacam-
kwantitasnya.
macam jenis
dalam kemasan,
kemasan.
sehingga produk
Harga cukup Strenght
Kemasan yang
terjangkau di berbagai kalangan. Memiliki banyak varian bentuk dan
Memiliki banyak
BPOM terlampir
dan kemasan
varian rasa dan
terjamin kwalitas
bentuk.
dan kwantitasnya.
Promosi cukup
Telah dikenal masyarakat luas.
warna yang menarik.
Telah memiliki outlet. Promosi yang dilakukan cukup. Memiliki website commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemasan tidak terlalu
Kemasan yang ada
menarik, hampir sama
hanya tersedia
dengan home industri
dalam kemasan
lain, sehingga produk-
ukuran kecil (max.
produknya
15cm x 15 cm)
menggantungkan pada
Harga cukup mahal.
Tidak memiliki
Weakness (Kelemahan)
kemasan buatan pabrik
BPOM, sehingga
Hanya terdapat
produk didalam
beberapa campuran
kemasan belum
rasa.
tentu terjamin
Kurang melakukan promosi Belum memiliki
kwalitasnya. Belum memiliki outlet.
outlet.
Masyarakat sudah
Opportunity (Kesempatan)
Kompetitor lokal
Masyarakat sudah
mengetahui
mengandalkan
sangat mengenal,
keberadaan produk,
kemasan buatan
tidak ragu untuk
dimungkinkan dapat
pabrik.
menambah outlet
menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap produk commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Daya beli masyarakat yang sudah mulai tinggi, memungkinkan masyarakat mampu untuk membeli produk
Banyaknya produk
Sulit meyakinkan
Banyak pesaing
coklat buatan pabrik
masyarakat sekitar
terutama coklat
yang kemasannya
tetang image
buatan pabrik
lebih menarik dan
Pingu’s Chocolate,
yang kemasannya
mengugah minat
karena masyarakat
lebih menarik
konsumen.
sudah menganggap
Threat (Ancaman)
bahwa coklat mahal.
E. Positioning Berdasakan hasil analisa SWOT, produk Floren Chocolate diposisikan sebagai chocolate’s home industry yang memiliki harga murah dan chocolate’s home industry pertama di kota Solo (cikal bakal chocolate’s home industry di kota Solo).
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Unique Selling Prepotititon Unique Selling Prepotititon merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimilki oleh produk saingannya, kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang dicari atau dijadikan alasan bagi konsumen menggunakan suatu produk. Unique Selling Prepotititon Floren Chocolate adalah memiliki berbagai macam bentuk serta kemasan yang memiliki corak desain batik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Metode Perancangan
Perancangan berarti proses, cara, perbuatan dalam mengatur segala sesuatu atau merencanakan sesuatu. Perancangan “promosi kemasan baru floren chocolate” difokuskan pada perencanaan struktur kemasan baru beserta media promosi untuk mengenalkan kemasan baru dan produk Floren itu sendiri. Hal pertama dalam perencanaan ini adalah melakukan riset produk floren chocolate melalui wawancara dan observasi lapangan atau bertatap muka langsung dengan pemilik serta melihat kondisi sekitar floren chocolate. Setelah bertemu dengan owner floren chocolate, penulis mengali siapakah yang akan menjadi target market (TM). Jika target market untuk promosi sudah ditentukan, penulis mencari produk lain yang dapat dijadikan kompetitor, dan selanjutnya menganalisis karakteristik produk floren secara mendalam. Dari hasil analisis produk dan kompetitor,produk dapat diposisikan sesuai dengan karakter yang dimiliki (positioning), kemudian dapat ditemukan USP (Unique Selling Proposition) Permasalahan utama yang dihadapi adalah strategi desain kemasan yang digunakan dan promosi produk floren chocolate. Maka daripada itu, harus diciptakan desain kemasan yang berbeda dan lebih menarik serta promosi yang dapat memperkenalkan produk floren chocolate kepada masyarakat luas. Langkah awal pembuatan kemasan, dipilihlah tema yang sesuai dengan tempat asal dibuatnya floren chocolate. Selanjutnya adalah membuat rancangan struktural kemasan yang kemudian didesain sesuai dengan ciri khas tempat asal floren chocolate. Setelah kemasan selesai. Ditentukanlah “budgeting” yang sesuai dengan commit tobiaya user diadakan, kemampuan perusahaan. Setelah penganggaran
40
dibuatlah perencanaan
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
media promosi untuk produk floren chocolate. Setelah rancangan disetujui, tahap berikutnya adalah proses produksi material promosi yang dilanjutkan dengan eksekusi ke media placement yang telah dipilih setelah itu evaluasi hasil dari promosi yang dilakukan dan ini menjadi hal yang terakhir.
B. Konsep Kreatif Kata “kreatifitas” merupakan salah satu istilah yang sering digunakan dalam dunia desain. konsep kreatif merupakan awal dari sebuah pengerjaan proyek desain. Hal ini menentukan mengenai bentuk pesan yang akan disampaikan maupun gaya desain yang akan digunakan sehingga menghasilkan suatu rancangan yang baik, komunikatif, dan efektif. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang matang. Strategi penyampaian pesan perancangan promosi kemasan baru floren chocolate mojosongo-solo bertujuan agar target audience
mengetahui bahwa floren chocolate
merupakan makanan berbahan baku coklat yang berpotensi untuk menjadi salah satu ciri khas kota Solo yang dikemas dengan desain yanng baru, lebih menarik, efisien, harganya terjangkau dan dapat menjadi oleh-oleh khas Solo. Rancangan awal pada suatu material promosi adalah sketsa, lay out, desain dan sebagainya. Sedangkan untuk pesan dapat disampaikan dengan beberapa pendekatan komunikasi, seperti pendekatan emosional, artistik, dan kreatif. Adapun konsep kreatif sebagai penunjang “Perancangan Promosi Kemasan Baru Floren Chocolate” ini adalah pemberian brand image pada kemasan baru floren chocolate, dimana kemasan yang dibuat akan lebih unik dari segi bentuk dan menarik dari segi desain. Dalam desain kemasan tersebut akan saya sertakan
ilustrasi yang
membentuk batik dan maskot baru untuk Floren Chocolate, berupa gambar “rajamala” yang diakui sebagai ikon kota Solo untuk saat ini. Sedangkan untuk media promosinya digunakan commit to user visualisasi yang identik dengan kota Solo, dan cocoa (bahan dasar coklat batang). Media
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dipilih berupa media cetak dan elektronik karena kedua media ini saling melengkapi. Bentuk pesan yang akan disampaikan pada “Perancangan Promosi Kemasan Baru Floren Chocolate” ini adalah : 1. Pesan Verbal Terdiri dari judul (headline) merupakan keutamaan dari iklan yang ingin disampaikan berupa kalimat persuasif, bodycopy yang tidak bertele-tele, jelas, sesuai fakta serta gaya bahasa yang mudah dipahami. 2. Pesan Non Verbal Merupakan pendukung dari pesan, dapat berupa ilustrasi yang berfungsi untuk memperjelas atau menerangkan teks atau pesan sekaligus sebagai penghias serta daya tarik. Tipografi, warna, dan tata letak yang baik mampu menciptakan daya persuasi yang baik.
C. Standar Visual
Dalam promosi kemasan baru Floren Chocolate ini ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan, yaitu dari segi visualnya. Visualisasi sebuah desain harus dapat menyatukan kata, gambar, dan elemen-elemen grafis lain agar menyatu. Perencanaan visual dalam pembuatan promosi kemasan baru Floren Chocolate ini, meliputi : 1. Ilustrasi Rancangan promosi kemasan baru Floren Chocolate ini menggunakan ilustrasi berupa perpaduan dari bentuk cocoa ( buah coklat), bunga mawar dan daun (logo floren), serta hati (cinta, dimana coklat juga identik dengan cinta). Dari tiga ornamen ini dipadukan menjadi satu, sehingga terkesan membentuk motif batik, dimana batik juga merupakan ciri khas kota Solo. 2. Maskot
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Floren Chocolate asli buatan orang Solo, maka maskot untuk Floren Chocolate’s home industry berupa Rajamala. Rajamala diakui sebagai icon Solo, sebagai salah satu buktinya, pada saat ada kunjungan acara SBC (Solo Batik Cranival) ke Singapore, pihak Solo memberikan sebuah cinderamata berupa patung Rajamala dan seuntai kalung dengan liontin kepala Rajamala. Rajamala adalah “buto” (raksasa) yang memiliki watag sangar dan galak, akan tetapi dalam maskot Floren chocolate ini, Rajamala digambarkan tetap dalam bentuk “buto” akan tetapi berkarakter lucu. Rajamala dalam perancangan promosi ini mengunakan warna utama coklat tua ( C:0; M:90; Y:90; K:60). Rajamala yang digunakan dalam media kemasan hanya setengah badan, sedangkan yang digunakan untuk media promosi mengunakan satu badan dan setengah badan. Rajamala juga dapat dirubah karakternya sesuai dengan tema event yang ada. (Biasanya ada pada kemasan tematik). Untuk kemasan, rajamala diletakkan di sisi pinggir. Sedangkan untuk media promosi, ada yang setengah badan disisi pinggir dan satu badan di tengah media. Rajamala untuk maskot perancangan Floren Chocolate ini dipresentasikan dengan “buto” yang tidak garang, dimana mengambarkan masyarakat Solo yang ramah dan tamah. Serta acungan jempol yang menandakan bahwa Floren chocolate itu lezat, enak, dan “oke” sebagai oleh-oleh khas Solo. Maskot ini diciptakan untuk membentuk identitas bagi Floren Chocolate, Jadi ketika orang melihat maskot ini, orang akan ingat dengan Solo terutama Floren Chocolate.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Maskot Floren Chocolate tidak hanya ditampilkan dalam satu warna, akan tetapi bisa diaplikasikan dengan bentuk atau model lain sesuai dengan tema pada event yang sedang terjadi. Misal : a. Saat event valentine, pada media promosi atau kemasan tematik dapat diaplikasikan :
b. Saat event lebaran, pada media promosi atau kemasasan tematik dapat diaplikasikan:
c. Saat event natal, pada media promosi atau kemasan tematik dapat diaplikasikan:
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Saat event imlek, pada media promosi atau kemasan tematik dapat diaplikasikan:
Maskot-maskot seperti ini biasanya diaplikasikan lewat media stiker, dimana maskotmaskot ini dapt ditempelkan pada bagian depan (muka) kemasan tematik untuk memberikan info kepada konsumen, event apa yang sedang berlangsung. 3. Tipografi Tipografi atau jenis huruf yang digunakan disesuaikan dengan dunia remaja yang antusias dengan berbagai produk coklat, yaitu dengan memakai karakter huruf non formal atau tidak kaku, ringan, elegan, tetapi tetap modern. Tipograffi yang dipilih dalam promosi kemasan baru Floren Chocolate ini antara lain : a. Nama tipografi : Lucida Calligraphy Bentuk visual : ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123456789
b. Nama tipografi : Berlin Sans Fb Bentuk visual :
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123456789 c. Nama tipografi : Segoe Script Bentuk visual : AB CD E FG H IJK LM N O P QR S T U V WXY Z
a b c d e f g hi jklm n o p q r s t u vw x y z 01 2 3 4 5 6 7 8 9 d. Nama tipografi : Segoe Print Bentuk visual : ABCD EFG HI J KLMN OP Q R S TU V WX YZ
a b c d e fgh i j k l m n o p qr st uv w x y z 01 2 3 4 5 6 7 8 9 e. Nama tipografi : Arial Rounded MT Bold Bentuk visual : ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 f. Nama tipografi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
47 digilib.uns.ac.id
SHOWCARD GOTHIC Bentuk visual : ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 g. Nama tipografi : Gigi Bentuk visual : ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 h. Nama tipografi : Carakan Bentuk visual :
4. Warna Warna merupakan hal yan penting dalam pembuatan suatu desain. Pemilihan perpaduan warna yang tepat akan menjadikan iklan lebih menarik. Warna yang dipilih dalam promosi kemasan baru Floren Chocolate ini adalah commit to userwarna-warna yang membawa kesan
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
bahwa produk yang ditawarkan memiliki kualitas, modern, dan sesuai dengan kesenangan remaja. Perpaduan warna tersebut antara lain adalah : (C : 0, M : 0, Y : 0, K : 100)
(C : 0, M : 0,Y : 0, K : 10)
(C : 0, M : 90,Y : 90, K : 60)
(C : 0, M : 60, Y : 60, K : 40)
(C : 0, M : 30, Y : 75, K : 0)
(C : 0, M : 0, Y : 40, K : 0)
(C : 0, M : 100,Y : 55, K : 50)
(C : 90, M : 45,Y : 100, K : 0)
(C : 0, M : 100, Y : 0, K : 0)
5.
Lay Out Menyusun lay out harus memperhatikan karakter produk, media, dan sasarannya. Salah satu unsur dari lay out adalah visualisasi. Visualisasi diharapkan mampu membangun dan menciptakan keterikatan emosi dengan target sasaran sehingga mampu menciptakan to user komunikasi yang baik. Jenis lay out commit yang akan digunakan pada perancangan promosi
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id kemasan baru Floren Chocolate ini adalah: a. Mondarian Layout
Penyajian materi promosi yang mengacu pada bentuk-bentuk square/ landscape/ potrait. Masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian serta memuat gambar yang saling berpadu sehingga membentuk komposisi yang konseptual. b. Silhoutte Layout Sajian berupa gambar ilustrasi yang menonjolkan bayangan. Penyajian dapat berupa text wrap/ warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan teknik fotografi. c. Sircus Layout Penyajian iklan / materi promosi yang tidak baku, komposisi gambar visual, teks, dan susunannya tidak beraturan. d. Bleed Layout Sajian iklan yang sekeliling bidangnya menggunakan frame.
D. Pemilihan Media
Langkah awal yang akan ditunjang dalam promosi ini adalah pembuatan kemasan baru Floren Chocolate. Kemasan yang akan dibuat antara lain : 1. Packaging Chocolate love kecil Kemasan untuk chocolate love kecil berbentuk kotak yang sedikit memanjang ke atas. Karena produk ini diharapkan dapat menjadi gift atau
souvenir, bagian atas pada
kemasan diberi bentuk unik. Bentuk yang ada pada bagian atas kemasan ini adalah bentuk hati, sesuai dengan bentuk produk yang ada di dalamnya. commit to user Untuk melindungi produk dari kendala-kendala kerusakan, produk dilapisi aluminium
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
foil. Hal ini diharapkan sebagai antisipasi agar produk tidak mudah leleh jika terkena panas. Ukuran lebar dan panjang kemasanpun dibuat pas dengan produk yang ada didalamnya, hal ini bertujuan agar produk tidak rusak pada saat pendistribusian Untuk konsep desainnya, kemasan ini menampilkan logo,maskot dan tagline pada bagian muka dan belakang. Dibawah maskot diberikan informasi jumlah produk yang ada didalamnya. Untuk bagian samping, ditampilkan keyvisual dan beberapa informasi tentang Floren’s chocolate. (alamat, depkes, tanggal kadaluewarsa,dll). Untuk menjaga keamanan dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ditempelkan stiker masterbox di bagian hati bawah (bagian untuk menutup). Harga cetak kemasan ini kurang lebih Rp. 400,00 per kemasannya. 2. Packaging Chocolate love medium Kemasan untuk chocolate love medium berbentuk kotak. Karena produk dalam kemasan ini juga ditujukan untuk gift atau souvenir, pada bagian atas kemasan diberikan hiasan menyerupai pengait. Selain sebagai media pemanis, pengait ini juga sebagai alat membuka dan menutup kemasan tersebut. Agar produk didalam kemasan dapat terlindungi, selain produk dilapisi dengan aluminium foil, kemasan dibuat pas dengan produk. Hal ini ditujukan agar produk tidak rusak pada saat didistribusikan ke konsumen. Sama halnya dengan chocolate love kecil, bagian muka ditampilkan maskot, logo, dan tagline. Dibawah maskot diberikan informasi jumlah produk yang ada didalamnya. Untuk bagian samping, ditampilkan keyvisual dan beberapa informasi tentang Floren’s chocolate. (alamat, depkes, tanggal kadaluewarsa,dll). Untuk menjaga keamanan dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ditempelkan stiker masterbox di bagian hati bawah (bagian untuk menutup). Harga cetak kemasan ini Rp.500,00 per kemasannya. 3. Packaging Chocolate top love to userseperti bentuk love, dibuat demikian Kemasan untuk produk chocolate topcommit love dibuat
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
karena sesuai dengan bentuk coklat yang ada didalamnya (bentuk love). Bagian atas kemasan diberi lobang kecil untuk tempat pita. Pita diletakan pada kemasan ini dengan tujuan untuk mengabungkan sisi depan dan belakang, selain itu pita digunakan sebagai media penambah estetika pada kemasan. Untuk desain pada kemasannya, bagian muka ditampilkan logo, tagline, dan maskot. Bagian bawah maskot diberikan informasi jumlah produk yang ada didalamnya. Bagian samping kanan dan kiri diberikan keyvisual sebagai cirikhas. Bagian informasi perusahaan, tanggal kadaluwarsa, dll diletakan di bagian pembuka dan penutup bagian dalam, jadi ketika pita yang ada pada kemasan ini dibuka, konsumen langsung bias membaca informasi tersebut. Stiker masterbox diletakan dibagian pita yang mengaitkan bagian depan (muka) dan bagian belakang. Harga cetak kemasan ini kurang lebih RP. 1900,00 per kemasannya. 4. Packaging Chocolate praline mika Kemasan untuk chocolate praline mika dibuat memanjang dengan hiasan melengkung menyerupai pita pada bagian atasnya. Agar bagian melengkung dapat menempel, dibantu dengan tali,sehingga lengkungan yang membentuk pita bias terlihat lebih jelas. Kemasan ini berisi 6 praline mika. Kemasan ini dibuat melengkung menyerupai pita dengan tujuan agar produk floren chocolate dapat menjadi gift di acara-acara tertentu (birthday’s gift) Agar produk tidak rusak di dalam kemasan ini, produk dari Floren chocolate dilapisi aluminium foil, hal ini bertujuan agar produk terlindung dari panas. Untuk melindungi produk yang satu ke produk yang lain, kemasan ini diberi penyekat di dalamnya, sehingga pada saat kemasan ini dibuka, produk tidak berubah posisi bahkan rusak. Untuk desain kemasannya, maskot, logo, dan tagline diletakan pada bagian lekungan yang membentuk pita. Untuk keyvisualnya, diletakan pada bagian depan dan belakang. commit to user Stiker masterbox diletakkan di bagian atas, tempat bertemunya pengait yang membentuk
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
lengkungan pita. Harga cetak untuk kemasan ini kurang lebih Rp. 956,00 per kemasannya 5. Packaging Chocolate praline top Kemasan untuk chocolate praline top dibentuk tinggi dengan bagian atas dibentuk unik. Kemasan dibuat tinggi dikarenakan jumlah produk yang terdapat didalamnya banyak. Jika dibuat memanjang, kemasan yang digunakan akan terlalu besar, sehingga profit yang didapatkanpun tidak sesuai dengan yang sudah ditargetkan. Selain itu, jika kemasan terlalu besar, sulit untuk dibentuk unik, jikapun dapat dibentuk, akan terjadi wastingpapper yang menyebabkan highbudget pada proses pembuatan kemasan. Untuk melindungi produk dari tumpukan-tumpukan coklat yang lain, setiap praline coklat dilapisi dengan aluminium foil, hal ini selain bertujuan melindungi produk dari kerusakan dapat juga melindungi produk dari panas. Untuk desain kemasannya, logo, maskot,dan tagline diletakkan di bagian bawah depan, sedangkan untuk informasi diletakkan di bagian bawah belakang. Keyvisual diletakkan pada bagian atas sebagai cirri khas. Stiker masterbox yang digunakan untuk segel diletakkan di bagian atas temapy untuk membuka kemasan ini. Harga cetak kemasan ini kurang lebih Rp. 789,00 per kemasannya. 6. Packaging Chocolate peanut top batik Kemasan untuk chocolate peanut top batik ini dibuat sederhana dengan bentuk kotak dengan bagian atas diberi bentuk melengkung. Dibentuk hanya kotak dengan tujuan agar produk “ampyang” yang besar dan banyak dapat masuk ke dalam kemasan. Untuk melindungi produk dari panas dll, produk dilapisi dengan aluminium foil. Selain itu, sebelum masuk ke dalam kemasan, produk diletakan pada kemasan dari mika yang berbentuk kotak sederhana. Hal ini bertujuan agar produk terlindung dari hewan-hewan commit untuk to userdikeluarkan (bagian pembuka pada penggangu (semut) dan juga memudahkan
perpustakaan.uns.ac.id
53 digilib.uns.ac.id
kemasan terdapat di bagian samping kanan dan kiri) Karena chocolate peanut ini merupakan produk andalan dari Floren chocolate, Kemasan batik peanut dibuat kecil . Hal ini bertujuan supaya adanya low budget untuk perusahaan dan minimum expencediture untuk konsumen yang ingin menikmati chocolate peanut untuk pertama kali. Untuk desain kemasannya, bagian atas diberikan keyvisual sebagai cirri khas dan bagian bawah depan serta belakang ditampilkan logo, maskot, dan tagline. Untuk informasi perusahaan, tanggal kadaluarsa diletakan dibagian samping kanan dan kiri. Stiker masterbox yang digunakan sebagai segel diletakan di bagian pembuka (samping kanan dan kiri). Harga cetak kemasan ini kurang lebih Rp. 1900,00 per kemasannya. 7. Packaging sekunder isi 3 Kemasan isi tiga ini diciptakan dengan bentuk memanjang dengan dua bagian,yakni alas dan tutup. Kemasan sekunder isi tiga ini berisi tiga produk yang sama. Pada bagian muka (atas) di beri lubang yang dilapisi mika. Hal ini bertujuan agar produk yang berada di dalam dalam terlihat dari luar. Karena produk yang ada didalam sama, maka lubang yang ditampilkanpun hanya satu ukuran produk yang ada didalamnya. Disamping kanan lubang, terdapat logo dan maskot. Untuk bagian samping tuup terdapat info perusahaan. Untuk bagian alas diberikan keyvisual, hal ini agar menjadi cirri khas tersendiri untuk Floren chocolate. Kemasan isi tiga ini dibuat agar konsumen yang menyukai salah satu produk Floren dapat menghemat biaya jika ingin membeli produk Floren yang sama dalam jumlah banyak. 8. Packaging tematik natal, lebaran, imlek, dan valentine Packaging yang diciptakan untuk event-event tertentu ini hanya diciptakan dalam 2 warna, yaitu hijau dan merah. Hanya dibuat dalam 2 warna dan model yang sama to sehingga user dikarenakan packaging ini tidak selalucommit dipakai, sisa packaging yanga da dapat
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digunakan pada lain waktu dengan event yang lain. Event yang disajikan hanyalah natal, imlek, valentine, dan lebaran, sehingga packaging merah dapat digunakan untuk imlek dan valentine, sedangkan packaging
hijau dapat digunakan untuk event natal dan
lebaran.Packaging tematik berukuran 15 cm x 15cm x 15cm untuk kotak dan penutupnya, sedangankan untuk alasnya berukuran 20cm x 20cm. Bagian depan (muka) Packaging tematik ditempelkan stiker maskot yang sesuai dengan event yang sedang berlangsung. Packaging tematik diberi media tambahan pita untuk menambahkan estetika. Selain untuk menambahkan estetika, pita juga dapat difungsikan untuk mempermudah cara membawa. 9. Paperbag Paperbag dibuat dengan konsep mondrarian layout,
dimana makot, logo disusun
sejajar, sehingga membentuk komposisi yang konseptual. Alamat perusahaan diletakan di bagian muka, dibawah maskot dan logo. Hal ini bertujuan agar konsumen mengetahui alamat perusahaan dan anak cabang Floren Chocolate. Paperbag dibuat dengan ukuran 17cm x 11cm x 25 cm. Papebag ini diberikan pada konsumen dengan pembelian minimum tiga produk, maka dari itu, paperbag hanya diciptakan dalam 1 ukuran. Hal ini bertujuan agar perusahaan tidak perlu menciptakan paperbag dengan berbagai ukuran, sehingga dapat menghemat biaya. Untuk memperkenalkan kemasan baru tersebut, dibutuhkan media promosi penunjang. Media Pemilihan media harus tepat sasaran sehingga dapat menunjang keberhasilan promosi ini. Selain itu, masih diperlukan pula material promosi lain yang mendukung berhasilnya konsep kemasan baru serta promosinya tersebut. Berdasarkan kebutuhan akan pemilihan media yang informatif, kreatif, praktis, dan komunikatif maka media yang dipilih meliputi : 1. Spanduk commit to user Konsep desain dari spanduk ini mengunakan mondarian layout. Warna yang digunakan,
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
sama dengan warna kemasan Floren Chocolate. ShowCard Gothic adalah tipografi yang dipilih, karena tipografi GIGI ini tegak tegas, sehingga mudah dilihat. Dibagian sisi kanan, disertakan maskot dan keyvisual sebagai identitas Floren supaya mudah dikenali dan diingat. Alasan pemilihan media spanduk karena spanduk merupakan media yang efektif karena pemasangan di lokasi-lokasi stretegis dengan materi dan pesan lebih simple akan tetapi jelas, mudah dibaca, dan mudah dimengerti. 2. Name board Name board Floren chocolate tidak dibentuk kaku seperti name board yang lama. Bagian kanan nae board disertakan maskot rajamala, dimana sisi-sisinya dibentuk mengikuti alur rajamala. Desain di dalamnya cukup sederhana karena hanya terdapat logo dan alamat Floren Chocolate. Tujuan pembuatan papan nama ini berfungsi sebagai penunjuk identitas perusahaan. 3. Office Stationary Office Stationary adalah media promosi yang murah, akan tetapi paling dekat dengan konsumen. Selain itu, office stationary merupakan perlengkapan penunjang kegiatan kantor. Antara lain : a. Kartu Nama Konsep desain kartu nama, mengunakan Mondarian Layout untuk bagian depannya dan Sircus Layout untuk bagian belakangnya. Nama personal mengunakan font lucida calligraphy, sedangkan untuk alamat personal menggunakan San Berlin FB. Pada kartu nama bagian belakang, ditampilkan key visual dan produk dari Floren Chocolate b. Nota Pembelian Untuk bagian depan, nota mengunakan mondarian layout. Pada halaman cover, hanya terdapat maskot dan logo. Untuk bagian dalamnya, key visual menjadi background commit user jumlah pembelian dan harga. Font dan dibagian tengahnya, ditutupi oleh jenistoproduk,
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
yang digunakan adalah Berlin San Fb c. T-Shirt Pegawai T-Shirt untuk pegawai dibuat sederhana, akan tetapi menunjukkan identitas perusahan. Dalam pembuatan T-Shirt Pegawai, hanya ada logo pada bagian kiri dada. 4. Brosur Konsep desain pada brosur ini mengunakan bleed layout, dimana sekeliling brosur diberi key visual yang seakan membingkai text dan info produk dalam kemasan itu. Informasi tentang produk diletakan disamping foto produk. Bagian kiri atas, diberi foto produk besar dan untuk mengimbanginya diletakan maskot pada kanan bawah. Alasan pemilihan brosur karena brosur merupakan perangkat komunikasi pemasaran yang dapat memberikan banyak informasi produk atau jasa perusahaan. 5. X-Banner X-Banner ditampilkan dengan jenis mondarian layout . Desain yang digunakan juga sederhana, akan tetapi tepat sasaran. Walau hanya terdapat logo, maskot, dan alamat perusahaan, peletakan media ini diyakini dapat menarik perhatian masyarakat. Alasan pemilihan X-Banner karena X-Banner sebagai media promosi yang terdapat di samping dealer help Floren Chocolate, sehinggadapat menjadi “first looking” konsumen, sehingga konsumen dapat tertarik. 6. Stiker masterbox Konsep desain dalam stiker masterbox ini sangatlah sederhana. Hanya terdapat maskot dan logo Floren. Alasan pemilihan stiker masterbox adalah karena media ini digunakan sebagai segel dan identitas pada kemasan. 7. Flagchain Konsep desain pada flagchain sama dengan cover nota dan stiker masterbox, dimana commit to user hanya terdapat maskot dan logo. Alasan pemilihan media flagchain adalah Sbagai media
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
promosi yang ditempelkan pada pintu yang dekat dengan “dealer help” Floren 8. Merchandising Merupakan media pendukung biasanya berupa hadiah atau souvenir yang disiapkan oleh perusahaan saat mengadakan suatu kegiatan. Antara lain a. Kalender Kalender untuk merchandise ini mengunakan
Mondarian Layout. Warna yang
ditampilkan bernuansa coklat dengan background coklat muda. Terdapat foto produk pada bagian kanan atas, sedangkan bagian kiri atas ditampilkan logo dan alamat perusahaan. Kalender diberikan pada pembeli Floren, karena kalender itu akan diletakkan pada tempat yang sering dilihat orang, dan kalender sendiri adalah media yang sering dilihat oleh seseorang. b. Pin Pin mengunakan konsep Sircus Layout, dimana maskot,logo, keyvisual, dan text bercampur menjadi satu, tanpa komposisi yang konseptual. Pin dipilih karena pin adalah media yang sangat dekat dengan remaja. Pin dapat di matcingkan dengan stylestyle anak-anak muda. Misal diletakkan di baju, topi, tas, bahkan sepatu. c. Stiker Stiker untuk merchandise hanya membentuk logo Floren. Dengan system cutting, Stiker dapat diletakkan dibanyak media, seperti mobil, rumah, motor, dll. d. Kaos Kaos yang diberikan untuk souvenir memilik 2 sisi, sisi muka dan belakang. Pada sisi depan terdapat maskot dan logo, dan punggung sisi belakang terdapat tulisan carakan dan artinya “gaweyane wong solo”. Alasan pemilihan medi kaos, karena kaos digunakan ke berbagai tempat, sehingga secara tidak langsung masyrakat akan menaruh perhatian untuk media ini.commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Media Placement
Penempatan media adalah faktor penting yang perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil akhir sebuah promosi. Media placement merupakan pemilihan lokasi penempatan media promosi agar tujuan informasi dapat tersampaikan dengan tepat dan efektif. Pemilihan media placement yang tidak tepat akan mengakibatkan salah persepsi masyarakat serta kegagalan promosi. Adapun media placement yang dipilih yakni : 1. Spanduk Ditempatkan di depan toko atau swalayan yang menjual produk Floren, antara lain : didepan toko Asia Baru, toko buku Nuria, Luwes Lodji Wetan, Luwes Kartosuro, Toko Roti Djaya Abadi, Toko Laris Klaten, swalayan Mitra Klaten. 2. Name Board Ditempatkan di depan Floren Chocolate home’s industry. 3. Office Stationary Merupakan perlengkapan kantor yang mengidentitaskan Floren Chocolate. Untuk stiker pendistribusian ditempel pada kemasan. 4. Brosur Dengan disebar di kawasan anak-anak sekolah atau tempat-tempat keramaian. Antara lain : a. Sekolah (SMP PL Bintang Laut, SMA N 1 Surakarta, SMA N 2 Surakarta, SMPSMA Warga, SMA Kalam kudus, SMP-SMA Regina Pacis Ursulin, SMA N 6 Klaten, SMP Pangudi Luhur Klaten) b. Kampus (UNS, UMS, AUB, Universitas Setia Budi, Pignatelli, Universitas Widya commit to user Darma Klaten)
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id c. Stadion Manahan pada hari Minggu pagi d. Warnet ( Messenger-Mojosongo, Solonet, Y-Net, Laba-Laba Klaten) 5. X-Banner
Ditempatkan di dalam toko yang menjual produk Floren Chocolate. antara lain : didepan toko Asia Baru, toko buku Nuria, Luwes Lodji Wetan, Luwes Kartosuro, Toko Roti Djaya Abadi, Toko Laris Klaten, swalayan Mitra Klaten. 6. Dealer Help Ditempatkan di dalam toko yang menjual produk Floren Chocolate. Antara lain : didepan toko Asia Baru, toko buku Nuria, Luwes Lodji Wetan, Luwes Kartosuro, Toko Roti Djaya Abadi, Toko Laris Klaten, swalayan Mitra Klaten. Digunakan sebagai display produk Floren chocolate 7. Flagchain Dipasang di bagian atas gerbang atau pintu toko yang mndekati tempat peletakan (dealer help) Floren Chocolate. 8. Merchandising Berfungsi sebagai gift atau cinderamata yang diberikan secara cuma-cuma saat ada instansi yang berkunjung atau saat ada pembelian dalam jumlah tertentu.
F. Perincian Biaya
1. Perincian Biaya Untuk Kemasan a. Packaging Chocolate love kecil 1) Menggunakan sistem cetak offset 1 lembar plano Kertas
= 21 kemasan commit to user = Rp.750,00 x 50 lembar
=
Rp. 37.500,00
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Film+plat
=
Rp. 47.280,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Laminasi
=
Rp. 92.000,00
Pisau Potong
=
Rp. 134.400,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
Aluminium Foil 2Kg
=
Rp. 70.000,00
TOTAL
=
Rp. 501.180, 00
Harga per kemasan
=
Rp. 400,00
1lembar A3
=
2 lembar
1 lembar A3 = Rp. 3.800 x 100
=
Rp. 380.000,00
Laminasi
=
Rp. 100.000,00
TOTAL HARGA CETAK /lembar
=
Rp. 4.800,00
Potongan Harga 100/10lembar
=
Rp. 1000,00
HARGA JADI/lembar
=
Rp. 3.800,00
TOTAL HARGA CETAK = Rp. 3800,00 x 100
=
Rp. 380.000,00
Harga per kemasan
=
Rp. 1900,00
=
19 kemasan
=
Rp. 37.500,00
Film+plat
=
Rp. 49.305,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
=
Rp. 107.250,00
2) Menggunakan system digital Printing
= Rp. 1000 x 100
b. Packaging Chocolate love medium 1 Plano Kertas
Laminasi
= Rp. 750,00 x 50 lembar
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Pisau Potong
=
Rp. 150.150,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
Aluminium Foil 2Kg
=
Rp. 70.000,00
TOTAL
=
Rp. 534.205,00
Harga per kemasan
=
Rp. 500,00
=
9 lembar
=
Rp. 37.500,00
Film+plat
=
Rp. 49.300,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Laminasi
=
Rp. 185.250,00
Pisau Potong
=
Rp. 250.000
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
Aluminium foil 4 Kg
=
Rp. 140.000,00
TOTAL
=
Rp. 862.945,00
Harga per kemasan
=
Rp. 1900,00
=
14 lembar
=
Rp. 37500,00
Film+plat
=
Rp. 56.640,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Laminasi
=
Rp. 148.000,00
=
Rp. 207.200,00
c. Packaging Chocolate Top Love 1 Plano Kertas
= Rp 750 ,00 x 50 lembar
d. Packaging Chocolate Praline Mika 1 Plano Kertas
Pisau Potong
= Rp.
750,00 x 50 lembar
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Ongkos Potong
=
Rp. 50.000,00
Aluminium foil 2Kg
=
Rp. 70.000,00
TOTAL
=
Rp. 669.340,00
Harga per kemasan
=
Rp. 956,00
=
16 lembar
=
Rp. 37.500,00
Film+plat
=
Rp. 56.100,00
Laminasi
=
Rp. 145.000,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Pisau Potong
=
Rp. 203.000,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
Aluminium foil 2Kg
=
Rp. 70.000,00
TOTAL
=
Rp. 631.600,00
Harga per kemasan
=
Rp. 789,00
=
10 lembar
e. Packaging Chocolate Praline Top 1 Plano Kertas
= Rp
750,00 x 50 lembar
f. Packaging Chocolate peanut top batik 1 Plano Kertas
=
Rp. 300.000,00
Film +plat
=
Rp. 60.240,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Laminasi
=
Rp. 168.000,00
=
Rp. 235.300,00
Pisau Potong
= Rp. 750 x 50 lembar
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
Aluminium Foil 2Kg
=
Rp. 70.000,00
TOTAL
=
Rp. 953.540,00
Harga per kemasan
=
Rp. 1900,00
1 Plano glossy papper
=
16 lembar
1 Plano Hard board
=
12 lembar
g. Sekunder Packaging Chocolate love kecil
h.
Kertas GP
= Rp. 1500,00 x 25 lembar
=
Rp. 37.500,00
Kertas HB
= Rp. 3000,00 x 32 lembar
=
Rp. 96.000,00
Film +plat
=
Rp. 61.920,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Laminasi
=
Rp. 137.600,00
Pisau Potong
=
Rp. 50.000,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
TOTAL
=
Rp. 503.020,00
Harga per kemasan
=
Rp. 1200,00
1 Plano glossy papper
=
5 lembar
1 Plano Hard board
=
3 lembar
Sekunder Packaging Chocolate love medium
Kertas GP
= Rp. 1500,00 x 25 lembar
=
Rp. 37.500,00
Kertas HB
= Rp. 3000,00 x 41 lembar
=
Rp. 123.000,00
=
Rp. 90.000,00
=
Rp. 100.000,00
Film +plat Cetak (min)
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Laminasi
=
Rp. 205.600,00
Pisau Potong
=
Rp. 50.000,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
TOTAL
=
Rp. 626.100,00
Harga per kemasan
=
Rp. 5000,00
1 Plano glossy papper
=
4 lembar
1 Plano Hard board
=
3 lembar
i. Sekunder Packaging Chocolate Top Love
Kertas GP
= Rp. 1500,00 x 25 lembar
=
Rp.37.500,00
Kertas HB
= Rp. 3000,00 x30 lembar
=
Rp. 90.000,00
Film +plat
=
Rp. 112.500,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Laminasi
=
Rp. 75.000,00
Pisau Potong
=
Rp. 50.000,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
TOTAL
=
Rp. 485.000,00
Harga per kemasan
=
Rp. 4.850,00
1 Plano glossy papper
=
7 lembar
1 Plano Hard board
=
4 lembar
j. Sekunder Packaging Chocolate Praline Mika
Kertas GP
= Rp. 1500,00 x 25 lembar
=
Rp. 37.500,00
Kertas HB
= Rp. 3000,00 x45 lembar
=
Rp. 135.000,00
=
Rp. 86.940,00
=
Rp. 100.000,00
Film +plat Cetak (min)
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Laminasi
=
Rp. 263.700,00
Pisau Potong
=
Rp. 50.000,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
TOTAL
=
Rp. 693.140,00
Harga per kemasan
=
Rp. 3900,00
1 Plano glossy papper
=
10 lembar
1 Plano Hard board
=
5 lembar
k. Sekunder Packaging Chocolate Praline Top
Kertas GP
= Rp. 1500,00 x 25 lembar
=
Rp. 37.500,00
Kertas HB
= Rp. 3000,00 x30 lembar
=
Rp. 90.000,00
Film +plat
=
Rp. 50.490,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Laminasi
=
Rp. 137.500,00
Pisau Potong
=
Rp. 50.000,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
TOTAL
=
Rp. 485.490,00
Harga per kemasan
=
Rp. 2000,00
1 Plano glossy papper
=
6 lembar
1 Plano Hard board
=
3 lembar
l. Sekunder Packaging Chocolate peanut top batik
Kertas GP
= Rp. 1500,00 x 30 lembar
=
Rp. 45.000,00
Kertas HB
= Rp. 3000,00 x 55 lembar
=
Rp. 165.000,00
Film +plat
commit to user
=
Rp. 86.940,00
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Laminasi
=
Rp. 289.800,00
Pisau Potong
=
Rp. 50.000,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
TOTAL
=
Rp. 756.740,00
Harga per kemasan
=
Rp. 4.200,00
1 Plano Hard board
=
12 lembar
1 Plano BC merah
=
12 lembar
1 Plano BC hijau
=
12 lembar
m. Packaging Tematik
Kertas HB
= Rp. 3000,00 x 30 lembar
=
Rp. 90.000,00
Kertas BC
= Rp. 1250,00 x 30 lembar
=
Rp. 37.500,00
Cetak (min)
=
Rp. 100.000,00
Pisau Potong
=
Rp. 50.000,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
=
Rp. 75.000,00
TOTAL
=
Rp. 372.500,00
Harga per kemasan
=
Rp. 1050,00
=
12 lembar
=
Rp. 72.000,00
=
Rp. 49.500,00
=
Rp. 100.000,00
Tali pita
= Rp. 15.000 x 5
n. Paperbag 1 Plano Harga Kertas AT 160gr
= Rp. 900,00 x 80
Film + plat Cetak (min)
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Pisau Potong
=
Rp. 50.000,00
Ongkos Potong
=
Rp. 20.000,00
=
Rp. 250.000,00
TOTAL
=
Rp. 541.500,00
Harga per kemasan
=
Rp. 550,00
Tali Serat Nenas
= Rp. 12.500,00 x 20m
2. Perincian Biaya Untuk Promosi
NO
MEDIA
UKURAN
JUMLAH
BIAYA
1.
Spanduk
100 x 200 cm
7 buah
224.000
2.
Name Board
2x5m
1 buah
450.000
3.
5 x 9 cm
4 box
100.000
A5
2 rim
300.000
5. 6.
Kartu Nama Nota Pembelian T’shirt Pegawai Brosur
All Size A5
10 buah 1 rim
300.000 150.000
7. 8.
X-Banner Flagchain
60 x 120 cm A5
7 buah 200 lembar
280.000 100.000
9.
Stiker masterbox
5 x 5 cm
600 buah
50.000
10.
Kalender
50 buah
150.000
11.
50 pcs
90.000
7,5 x 5 cm
100 buah
13.000
13.
Pin Stiker kemasan tematik Kaos souvenir
A3 Diameter 5,8 cm
All size
30 buah
750.000
14.
Stiker
50 buah
75.000
4.
12.
10 x 4 cm commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15.
Dealer help coklat tusuk
16. 17.
Dealer Help ID card
25 cm x 15 cm t: 1,5 m , ø bawah 80 cm)
3. Sumber Informasi : a. Hero Digital printing b. Paperku digital printing c. Percetakan Laksita d. Sinar Solo
commit to user
15 buah
1.050.000
7 buah 10 buah TOTAL
4.200.000 50.000 8.332.000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI PENUTUP
1. Kesimpulan Floren Chocolate home industry, adalah pioneer home industry cokelat di Solo. Akan tetapi, kurangnya media “pengenalan” dan system promosi “kejar bola”, Floren Chocolate kurang dikenal masyarakat.
Salah satu alasan Floren Chocolate kurang
dikenal masyarakat antara lain kemasan Floren Chocolate yang menyerupai atau bahkan sama dengan produk home industry cokelat lain di Solo. Hal ini menimbulkan kesan bahwa Floren Chocolate tidak memiliki ciri khas
Dan terkesan sama dengan produk
cokelat hasil rumahan yang lain. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti, produk Floren Chocolate akan kalah saing dengan produk cokelat buatan pabrik, yang terkesan lebih memiliki cir khas. Maka dari itu, penulis menciptakan suatu image baru untuk Floren Chocolate melalui kemasan produknya. Kemasan yang baru ini menciptakan image baru bahwa Floren Chocolate memiliki kemasan yang unik, memiliki ciri khas, untuk kemasan besarnya dapat didaur ulang , asli buatan orang solo, dan dapat dijadikan salah satu oleh-oleh khas Solo. Untuk memperkenalkan image yang baru ini, diperlukan strategi promosi dengan tujuan agar masyarakat kembali mengenal Floren Chocolate, mengkonsumsi Floren Chocolate, dan menjadikan Floren Chocolate menjadi sajian untuk acara-acara atau oleh-oleh khas Solo. Beberapa promosi yang penulis lakukan antara lain penciptaan maskot, pembuatan office stationary, penyebaran brosur, peletakan dealer help untuk display produk Floren Chocolate, spanduk, dan beberapa merchandise untuk konsumen yang loyal terhadap Floren Chocolate. Hal ini dilakukan agar Floren Chocolate kembali dikenal , selalu diingat, dan mendapat tempat di hati commit to user konsumennya.
100
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Saran a. Perlu adanya promosi secara langsung kepada masyarakat, agar masyarakat mengetahui adanya produk Floren Chocolate. Antara lain dengan adanya “lomba kreasi cokelat anak-anak SMP” atau “berlatih bersama membuat cokelat” b. Perlu adanya promosi secara tidak langsung kepada masyarakat, antara lain melalui penyebaran brosur sebelum berlangsung event-event besar, pemasangan spanduk, xbanner, dll. c. Perlu adanya kerjasama yang baik antara pihak pusat toko oleh-oleh Solo dengan pihak Floren Chocolate. Dimana pihak toko selalu menawarkan produk Floren Chocolate ketika konsumen menanyakan “apa oleh-oleh khas Solo” d. Perlu adanya kerjasama yang baik dengan pusat took oleh-oleh khas daerah lain sekitar Jawa Tengah, misalnya Jogjakarta dan Semarang.
commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Brotodjojo, Linda Carolina. 2008. All about Chocolate. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Jefkins, Frank. 1996 . Periklanan Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga
Kartajaya, Hermawan. 2006. Marketing Mix. Bandung : PT Mizan Pustaka
Klimchuk, Marianne Rosner dan Sandra A. Krasovec . 2007. Packaging design: successful product branding from concept to shelf : J. Wiley & Sons
Terence A. Shimp. 2003. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga.
Wirya, Iwan. Kemasan yang menjual. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1999.
WEBSITE http://chocolatemonggo.com/ http://en.wikipedia.org/wiki/Packaging_and_labeling http://www.desainstudio.com/2010/01/35-iklan-kreatif-melalui-ambient-media.html
MAJALAH Majalah Concept. Vol.03. Edisi 18 Tahun 2004.
commit to user