Perancangan Stasiun Kereta Api Di Gorontalo Isna J. Bidul1 Intisari Transportasi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam sendi kehidupan masyarakat.. Selama perkembangan sejarah tersebut, kereta api merupakan transportasi yang dipilih sebagai alat angkut yang mampu mengangkut hasil bumi dan penumpang dalam jumlah banyak, bebas hambatan serta memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Dalam rangka penanganan perencanaan dan perancangan jalur kereta api Sulawesi, kota gorontalo merupakan salah satu kota yang dilewati oleh jalur kereta api dan sudah ditetapkan dalam peraturan daerah kota Gorontalo nomor 40 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah kota Gorontalo tahun 2010-2030. Dengan melihat hal tersebut di atas dan semakin meningkatnya sumber daya manusia (SDM). Maka sangat mendukung didirikannya sebuah stasiun kereta api di pusat kota Gorontalo. Yang mana desain perencanaan perancangan stasiun kereta api yang berskala besar saat ini dibuat lebih berkarakter lokalitas daerahdengan berbahan material canggih atau High Tech. Dalam perancangan stasiun ini juga diperhatikan bagaimana cara untuk meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi kereta api, untuk itu dalam pemlihan lokasi untuk stasiun kereta api di ambil pendkatan dari sistem Transit Oriented Developmen (TOD) yang mampu membantu mengurangi mobilitas penduduk antar kawasan dengan mengintegrasikan dan mendekatkan sistem transportasi kota, kawasan pemukiman, sentra bisnis dan pusat kegiatan masyarakat sehingga tercipta sebuah kota yang efisien. Key word : Stasiun, Lokalitas, High Tech, Transit Oriented Developmen (TOD).
Abstrack Indonesian transport plays a very important in the aspects of community life .. During the historical development, rail transport is chosen as a means of conveyance that is capable of transporting agricultural produce and passengers in large quantities, barrier-free and has a high level of security. In the framework of the handling of the planning and design of the railway line Sulawesi, Gorontalo city is one of the city passed by the railway and local regulations already established in the city of Gorontalo number 40 of 2011 on Spatial Plan 2010-2030 Gorontalo city. In view of the above and the increasing human resources (HR). Then it supports the establishment of a railway station in the center of town Gorontalo. Which design planning, designing railway station large scale today are made more character-based locality area with sophisticated materials or High Tech. In the design of the station is also considered how to increase community interest in the rail transport services, to the in pemlihan location for the train station take pendkatan of Transit Oriented system developmen (TOD) that can help reduce inter-regional mobility of the population by integrating and closer to the city transport system, residential areas, business centers and community centers so as to create an efficient city. Key word: Stations, Locality, High Tech, Transit Oriented developmen (TOD).
1
Isna J. Bidul Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur., Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
1
PENGANTAR Secara umum kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa transportasi angkutan darat, maka sebaiknya diimbangi oleh fasilitas-fasilitas yang memadai seperti perencanaan dan perancangan jalur kereta api serta peningkatan kualitas pelayanan yang baik, baik itu di stasiun kereta api dan kereta api itu sendiri, agar masyarakat lebih percaya dan memilih menggunakan jasa transportasi kereta api. Dengan melihat hal tersebut diatas dan semakin meningkatnya sumber daya manusia (SDM) baik itu penduduk asli Gorontalo maupun pendatang dari luar kota Gorontalo (Makasar, Palu, Kendari, dan Manado). Maka sangat mendukung didirikannya sebuah stasiun kereta api di pusat kota Gorontalo. Pada pemilihan lokasi stasiun kereta api yang berskala besar saat ini dibuat dengan memperhatikan pendekatan prinsip-prinsip sistem Transit Oriented Development (TOD). Pada dasarnya Transit Oriented Development (TOD) dimaksudkan untuk mengurangi mobilitas penduduk antar kawasan dengan mengintegrasikan dan mendekatkan sistem transportasi kota, kawasan pemukiman, sentra bisnis dan pusat kegiatan masyarakat sehingga tercipta sebuah kota yang efisien. Dengan mengimplementasikan pendekatan TOD maka waktu tempuh dan biaya transportasi bisa ditekan sehingga produktifitas dan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi kereta api makin meningkat. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Stasiun Kereta Api Stasiun Kereta Api Gorontalo adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api yang berada di kota Gorontalo. (Sumber: Menurut kamus besar bahasa Indonesia UU NO.23 TAHUN 2007) 2. Fungsi Stasiun kereta api selain berfungsi sebagai sebuah tempat untuk menunggu, menaikkan, dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api sekarang telah berkembang menjadi sentra bisnis. Perkembangan fungsi stasiun didorong oleh Peraturan Pemerintah No.69 tahun 1998 tentang prasarana dan sarana kereta api yang membolehkan stasiun melakukan kegiatan penunjang berupa usaha pertokoan, rumah makan, perkantoran dan/ atau akomodasi. Stasiun Kereta Api layaknya sebuah magnet. Stasiun kereta juga memiliki daya tarik bagi pertumbuhan bisnis lainnya. Diantaranya adalah bisnis properti, perdagangan, angkutan umum dan jasa parkir. Sumber:http://finedu.wordpress.com/2010/04/13/pengembangan-fungsi-stasiun-dengan-prinsiptod
2
3. Tujuan Pembangunan stasin kereta api di kota Gorontalo akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat. “Masyarakat akan lebih mudah dalam melakukan aktivitasnya, termasuk akses ekonomi”. Yang diharapkan hal trsebut dapat terwujud, untuk menunjang laju pembangunan di daerah Gorontalo. 4. Status Proyek Nama Proyek
: Stasiun Kereta Api Gorontalo
Fungsi
: Sarana Transportasi
Lokasi
: Kota Gorontalo
Luas
: ± 50.000 M²
Sumber Dana
: APBN &/APBDP &/swasta DN/LN
5. Studi Ruang. Analisa kegiatan yang terjadi dalam stasiun ini dibagi berdasarkan kegiatan utamanya seperti yang tertera pada table di bawah ini. Fasilitasnya dibagi menjadi fasilitas utama, fasilitas penumpang, dan fasilitas pelengkap. Tabel 2.3 Analisa Kegiatan pada Stasiun Kereta api FASILITAS Fasilitas utama Saran transit Fasilitas penunjang Administarasi dan manajemen. Operasional
PELAKU Pengunjung
Bagian pelayanan penumpang kereta
Penumpang Karyawan Petugas keamanan
Fasilitas Pelengkap Restauran Kafe Retail
Pengunjung Pengelolah
KEGIATAN UTAMA Melakukan perpindahan antar moda transportasi. Mengelola Menerima Tamu Mengadakan pertemuan Mengontrol keadaan platform dan stasiun Mengontrol mesin Karcis Menjaga keamanan R. Informasi Hall Pemesanan/loket karcis Councorse Area Pintu karcis Makan/Minum Menyiapkan pesanan pengunjung
Pengunjung Pengelolah
Berbelanja Melihat-lihat
Tabel
berikut
Pimpinan Karyawan Karyawan Petugas keamanan
ini
menunjukan
analisa
pemakai
stasiun
berdasarkan
kecanderungan pergerakannya di dalam stasiun. Analisa ini mempengruhi perancangan sirkulasi pada bangunan stasiun. Tabel 2.4 Analisa Pengguna ruang stasiun KA PENGGUNA KECENDERUNGAN Penumpang Ingin berjalan sependek mungkin dan mengeluarkan
ANALISA Penghubung antara moda transportasi yang cukup jelas dan
3
energy sedikit mungkin. Mencari tempat duduk jika menunggu Berjalan sambil melihat-lihat Perlu informasi yang mengarahkan alur pergerakan. Jika menunggu terlalu lama akan mencari pertokoan yang menjual buku-buku/majala, atau makanan Mudah mencari teman jika berjaji untuk bertemu. Mudah dalam membawa barang Budaya masyarakat Indonesia yang tidak menyukai antrian.
dekat Disediakan ruang-ruang yang mengalir dan dalam jarak tertentu harus ada pengarah. Disediakan tempat duduk yang dirancang untuk jangka waktu menunggu panjang dan sebentar, ditempatkan pada ruang tunggu. Perlu ada ruang utama dengan inti ruang yang jelas Disediakan jalur bagi penyandang cacat Menyediakan jumlah loket dengan perhitungan jumlah penumpang terbanyak pada jam sibuk. Butuh tanda-tanda yang jelas dan menarik dengan ketinggian skala manusia.
Kemudahan memperoleh Tersedia tempat menunggu yang informasi nyaman. Kemudahan melihat arah kedatangan dan keberangkatan penumpang. Ingin mengantarkan samapai kereta atau kendaraan umum berangkat. Pegawai Stasiun Saat istirahat mencari tempat Disediakan semacam pusat makan. makanan atau kantin Bisa melihat pergerakan moda Ruang-ruang kantor yang efisien. transportasi. Bisa mengontrol penumpang yang datang ataupun pergi. Bekerja dengan kenyamanan tinggi. Pedagang/ Berada di tempat yang banyak Berada dijalur sirkulasi atau tempat penyewa ruang dilewati pengunjung. tunggu. Bisa mengawasi pembeli Mudah untuk bongkar muat barang. Sumber:http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/611/jbptitbpp-gdl-erlanggaba-30546-4-2008ta-3.pdf Pengantar
METODE PENELITIAN Adapun metode pembahasan yang dilakukan adalah: 1. Perumusan Masalah. Dalam tahap ini akan merumuskan masalah-masalah yang muncul dari latar belakang dibangunnya suatu ”Stasiun Kereta Api di Gorontalo” yang kemudian dijawab dalam proses perancangan dengan mengadakan studi dan pendekatan literature.
4
2. Kompilasi Data. Dalam proses ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam proses perancangan, pengambilan data dapat dilakukan dengan: Survey atau observasi Referensi buku atau studi literature Studi kasus objek pendekatan Media Internet 3. Analisa Semua data yang diperoleh dari kompilasi data dianalisa untuk memperoleh pemecahan dengan mengemukakan alternatif-alternatif pemecahan. 4. Sintesa Konsep rancangan dalam tahap ini akan dilakukan beberapa pendekatan meliputi konsep dasar bangunan, konsep rancangan bangunan, konsep perancangan tapak konsep struktur dan konsep utilitas. 5. Transformasi Dalam tahap ini merupakan proses pembuatan desain dengan sintesa-sintesa untuk menghasilkan suatu objek rancangan, baik dalam bentuk sketsa maupun tampilan dua atau tiga dimensi. Tahap ini merupakan tahap akhir yang merupakan hasil dari kerangka berfikir dengan menghasilkan suatu objek rancangan dan disertai dengan teknik presentase yang akan lebih menggambarkan hasil desain.
Diagram 1.1 Diagram Kerangka Pikir
5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Konsep Ruang 1. Asumsi Pengguna Ruang Asumsi pengguna stasiun kereta api di peroleh dari proyeksi pengguna angkutan kereta api tahun 2030 dan prediksi pengguna angkutan Bus, mobil pribadi, dan motor yang beralih ke moda transportasi kereta api yang telah di muat dalam masterplan perencanaan jalur kereta api trans Sulawesi tahun 2013 di tamba dengan jumlah personel pengelolah stasiun kerea api.
a. Proyeksi Pengguna Angkutan Kerta Api Proyeksi penggunan angkutan kereta api dilakukan untuk setiap tahun tinjauan (2015, 2020, 2025, 2030). Adapun tingkat pertumbuhan angkutan penumpang diperkirakan sekitar 3,08 s.d 4,68 % serta untuk angkutan barang sekitar 3,13 s.d 4,38 %. Adapun hasil prediksi pengguna angkutan kereta api penumpang dan barang khususnya untuk jalur Isimu- Kota Gorontalo- Taludaa- Molibagu- Tutuyan- BelangKema- Bitung diperoleh proyeksi pengguna angkutan kereta api penumpang dan barang dengan perkiraan 15 tahun kedepan sebagai berikut, Lihat pada table 5.1 Tabel 5.1 Prediksi Pengguna Transportasi kereta Api No.
Tahun
1. 2. 3. 4.
2015 2020 2025 2030
Jumlah Penumpang (Orang/ Tahun) 291,097 352,125 425,948 515,248
Jumlah Barang (Ton/Tahun) 1. 2015 2.419.756 2. 2020 2.909.489 3. 2025 3.498.340 4. 2030 4.206.367 Sumber: Data Masterplan perencanaan transportasi KA Trans sulawasi 2013 No.
Tahun
Tabel 5.2 Jumlah Personel Pengelola No. Jabatan 1 Kepala Stasiun 2 Wakil Kepala Stasiun 3 Bendahara 4 Wakil Bendahara
Jumlah 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
6
5 Kepala Karcis 6 Staff Loket 7 Pimpinan Perjalanan KA 8 Kondektur 9 Staff Kondektur/ TU Kondektur 10 Pengawas Peron 11 Staff Kawat 12 Staff Langsir 13 Kepala Kantor Kawat 14 Staff Teleks 15 Kepala Administrsi 16 Staff Administrasi 17 Staff Statistik 18 Kepala Polsuska 19 Kepala Bagasi 20 Staff Polsuska 21 Staff Bagasi TOTAL
2 orang 14 orang 4 orang 29 orang 1 orang 4 orang 1 orang 8 orang 1 orang 3 orang 1 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 10 orang 3 orang 90 orang
Asumsi pengguna kereta api tahun 2030 Moda sepeda motor ke angkutan KA Moda mobil pribadi ke angkutan KA Moda Bus ke angkutan KA
= 515.125 = 73.947 = 51.325 = 124.711 + = 765.108 org/tahun 765.108 org/tahun: 12 bulan = 63.759 org/bulan : 30 hari = 2.125 org/hari Jumlah penumpang pada 1 hari 2.125 orang per hari Jumlah penumpang pada 1 jam padat (4 jam padat/ hari)= 531 org. Jumlah pengguna (pengantar dan penjemput 25% dari jumlah penumpang) = 133 orang. Jumlah pengelolah stasiun kereta api = 90 orang. Headway kereta (jarak antara satu rangkaian kereta dengan rangkaian kereta lain) = ± 10 – 30 menit Tabel. 5.3 Kebutuhan luas ruang untuk pengguna Stasiun KA. Pengguna Jumlah Luasan Ruang Kebutuhan luas ruang Penumpang 531 531 x 0,65 = 345 m² Pengantar 80 80 x 0,65 = 52 m² 0,65 m² Penjemput 53 53 x 0,65 = 34,45 m² Pengelolah 90 90 x 0,65 = 58,5 m² Jumlah 489,95 m² Sirkulasi 15 % 73,4925 563,4425 Total = 563 m²
7
2. Deskripsi Kebutuhan Ruang A. Kebutuhan Ruang Dari kelompok kegiatan dan pengguna diperoleh acuan kebutuhan ruang untuk menjadi dasar perancangan (lihat Tabel dibawa ini). Tabel Kebutuhan ruang Jenis ruang Pengguna Ruang Penumpang stasiun
Karyawan
Pengelola
Pengelola
Kegiatan Mengantar/ menjemput Menunggu Datang/ pergi Berbincang Mengatur lalu lintas Naik/turun kereta api/ monorail Memangggil taksi / supir Memasukkan/ mengambil barang di bagasi Buang air Informasi
Bekerja Istirahat Menyimpan arsip Membuat laporan Rapat Memeriksa keuangan Menyatat jumlah penumpang Memeriksa keamanan Mengawasi peron Buang air
Nama ruang
Loket penumpang R. Informasi Lobby Hall Ruang peron Toilet
R. Kepala stasiun R. Wakil kepala R. Sekretaris R. Administrasi
Administrasi
Mekani-kal & Elektrikal.
R. Rapat R. Bendahara R. Statistik R. PPKA R. Pengawas peron R. Komuni-kasi dan sinyal R. Kondektur R. Istirahat Toilet
Zona ruang
Publik semi publik Publik Publik Publik Privat
Privat Privat Semipublik Semipublik Privat Privat Privat Privat Privat Privat Privat Privat Privat Privat
R. Loket R. Bagasi
Pengunjung
Menjual tiket Membeli tiket Mengirim / mengambil barang Memeriksa tiket
Publik Semipublik Privat
Karyawan
Treatment teknis
Servis Servis Servis Servis Servis Servis
Karyawan
Teknisi
peralatan
R. Ahu R. Genset R. Pompa R. Panel
8
Servis Fasilitas Pendu-kung.
Penumpang Pengunjung
Pengelola
Karyawan
Servis
Office boy atau cleaning sevice
Menjual souvenir, obatobatan dan lain-lain Menukar uang Melakukan transaksi uang melalui mesin ATM Melakukan komunikasi (bertelepon) melalui wartel Menjual & membeli jasa perjalanan seperti tiket pesawat, bus travel, dan lain-lain Memeriksa dan mengobati Sholat Makan dan minum
Retail Souvenir Area ATM centre Biro perjalanan Apotik Poliklinik Musholla Food area Toilet
Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Semipublik Publik Privat
Menjaga kebersihan dan membantu tugas nonteknis
R. Office boy R. Istirahat Toilet Janitor Dapur Gudang Loading dock
Semipublik Privat Privat Semipublik Semipublik Privat Semipublik
Karyawan
B. Program Ruang Berdasarkan program dasar perancangan, program ruang untuk stasiun kereta api penumpang dan barang di kota Gorontalo adalah sebagai berikut: Tabel Program ruang stasiun kereta api. No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7
Nama Ruang Kel. Kegiatan utama ( Penumpang) Ruang informasi Hall Penerima dan ruang tunggu Loket karcis Pintu control Lavatori Kel. Kegiatan utama ( Barang) Ruang Penerima. Loket karcis Gudang barang kecil Gudang barang besar Halaman bongkar muat barang Ruang control angkutan barang Lavatory Jumlah Sirkulasi 30%
Luas Ruang (m²) ± 4,32 m² ± 1.381 m² ± 6,75 m² ± 14,40 m² ± 75 m² ± 24 m² ± 20 m² ± 72 m² ± 320 m² ± 717,50 m² ± 72 m² ± 7,20 m² + 2.714,17 m² 814,251 m²
9
Jumlah
1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kel. Kegiatan Emplasemen Emplasemen Peron Emplasemen Barang Jumlah Kel. Kegiatan Pengelolah Ruang kepala & wakil stasiun Ruang Sekretaris Ruang Tamu Ruang Administrasi Ruang Komputer Ruang bagian keuangan Ruang Rapat Ruang Istirahat Perpustakaan Lavatory Jumlah Sirkulasi 20% Jumlah Kel. Kegiatan kontrol & komunikasi Ruang PPKA Ruang pengawasan peron dan satpamka Ruang Kondektur Ruang sinyal &telekomunikasi Ruang Bagian jalan & bangunan Ruang bagian traksi dan material Ruang monitoring dan komunikasi Bengkel persiapan kecil Gudang Lavatory Ruang istirahat Jumlah Sirkulasi 20% Jumlah Kel. Kegiatan penunjang Generator Set Air Handling Unit (AHU) Ruang Pompa Gudang Travo listrik dan panel Mushola Restoran Ruang penjualan souvenir Runag penjualan bacaan Ruang penjualan makanan kecil Kantor Polisi Ruang biro perjalanan Ruang akomodasi & pariwisata Ruang pelayanan & jasa lain Ruang pelayanan financial Bank Ruang pelayanan telepon dan pos Lavatory Ruang VIP Ruang petugas MEE Ruang khusus merokok Ruang Ibu menyusui Ruang Klinik kesehatan
3.528,421 = 3.528 m² ± 29 m² ± 1.760 m² + 1.789 m² ± 50 m² ± 12 m² ± 9 m² ± 36 m² ± 24 m² ± 32 m² ± 37,5 m² ± 30 m² ± 36 m² ± 10,80 m² + 277,3 m² 55,46 m² + 332,76 m² ± 24 m² ± 12 m² ± 12 m² ± 36 m² ± 36 m² ± 36 m² ± 18 m² ± 36 m² ± 18 m² ± 13,60 m² ± 36 m² + 277,6 m² 55,52 m² + 333,12 m² ± 36 m² ± 48 m² ± 36 m² ± 36 m² ± 18 m² ± 60 m² ± 240 m² ± 48 m² ± 48 m² ± 72 m² ± 18 m² ± 72 m² ± 24 m² ± 24 m² ± 24 m² ± 24 m² ± 18 m² ± 60 m² ± 12 m² ± 84 m² ± 45 m² ± 12 m² +
10
1 2 3 4 5
Jumlah Sirkulasi 30% Jumlah Kel. Kegiatan Plaza Halte pemberhentian bus kota Parkir bentor Parkir mobil pribadi Parkir sepeda motor Parkir kendaraan karyawan Jumlah Sirkulasi 30% Jumlah
Tabel Rekapitulasi kebutuhan luas ruang. No Rekapitulasi 1 Kel. Kegiatan utama(Penumpang/Barang) 2 Kel. Kegiatan Emplasemen 3 Kel. Kegiatan Pengelolah 4 Kel. Kegiatan kontrol & komunikasi 5 Kel. Kegiatan penunjang Kel. Kegiatan Plaza 6
1.059 m² 317,7 m² + 1.376,7 = 1.377 m² ± 48 m² ± 240 m² ± 2.235 m² ± 312 m² ± 31 m² + 2.866 m² 859,8 m² + 3.725,8 = 3.726. m²
Luas ( m² ) 3.528 m² 1.789 m² 332,76 m² 333,12 m² 1.377 m² 3.726. m² +
Jumlah
11.085,88 m²
Building coverage 40%
4.434,352
Luas tapak yang diperlukan
15.520,232 = 15.520 m²
3. Oganisasi Ruang
Diagram 5.2 Organisasi ruang Stasiun KA
11
4. Konsep Bentuk Bentuk bangunan yang akan didesain merupakan kolaborasi atau perpaduan antara penerapan bentuk-bentuk yang menjadi lokalitas kota Gorontalo dengan arsitektur High Tech. Pengaplikasian dari topik dan tema pada proyek ini adalah pada: (a) Rangka atap bangunan menggunakan sistim struktur “semi High Tech”, yaitu dengan menggunakan rangka ruang pipa baja dengan penambahan pipa “truss”. Rangka ini di finishing dengan warna orange yang meruapakan “ciri” warna dari Arsitektur “High Tech”. Konstruksi dinding menggunakan konstruksi beton sebagian dan juga menggunakan rangka pipa dengan penutp dinding berupa panel-panel aluminium dan kaca. (b) Pengolahan “Entrance” bangunan sebagai lobby penerima dengan bentuk dan warna yang mencolok agar lebih dikenali oleh penggunanya. Pada pusat informasi di desain menggunakan ornamen arsitektur gorontalo pada bagian dinding dan pada pintu masuk pengelolah menggunakan tiang pahangga yang dimaksudkan untuk menampilkan ciri khas daerah kota Gorontalo. (c) Pada sebagian dinding lainnya dipasang dinding video yang juga menampilkan aktifitas dan kreatifitas budaya gorontalo. (d) Bentuk atap mengekspos bentuk daun yang menjari, seperti yang kita lihat pada mahkota ratu pada pakaian adat gorontalo yaitu Dungo Bitila atau daun bitilia yang memberi arti pengayoman sang Ratu terhadap rakyat. Struktur atap merupakan sebuah struktur yang berada paling atas dari struktur lainnya dengan bentuk menjari yang membentuk 5 bagian, melambangkan ketaatan masyarakat kota gorontalo kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini rukun Islam serta 5 prinsip hidup masyarakat gorontalo, yaitu: Bangusa talalo, Lipu poduluwalo, Batanga pomaya, Upango potombulu, Nyawa podungalo, artinya keturunan dijaga, negeri dibela, diri diabdikan, harta diwakafkan/dikorbankan, nyawa taruhannya. Adapun lima bahagian yang lazim dipakai sekarang ini diambil dari 12
dua pengertian tentang keharusan seseorang Ratu untuk bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Pengertian yang.pertama diambil dari lima suku kata yaitu: (LA, ILAHA, ILLA, ALLAH, dan HU). Dalam pengertian kedua lima bahagian yaitu diambil dari lima rukun Islam yaitu: Kalimat Syahadat, Sholat (Sembahyang. Berpuasa, Berzakat, dan Naik Haji. Di mana pada waktu itu Agarna Islam dinyatakan sebagai Agama Kerajaan dalam Pemerintahan Adat di Gorontalo. Hal ini dibuktikan dengan adanya sanjak yang menyatakan : Adati aji-ayimitila tobutoO ButoO Ayi-Ayimitila to Qurani. Secara umum konsep pewarnaan adalah : Struktur/sistim struktur/rangka yang dibuat seperti struktur menggunakan warna cerah yaitu warna orange Warna-warna bidang dinding menggunakan warna yang relative lebih lembut seperti putih dan warna pada atap bangunan menggunakan warna biru. Warna-warna panel kaca menggunakan warna transparan dan biru langit. Dari ketiga warna dasar di atas mengambil warna pada logo kereta api.
Gambar 5.8 Warna Logo Kereta Api
13
D. Transpormasi Bentuk Bangunan stasiun kereta api ini merupakan bangunan umum transportasi darat yang akan didesain menggunakan material yang high tech dengan tampilan yang tidak menghilangkan unsur-unsur lokalitas daerah gorontalo. Pada bagian atap kepala menara stasiun mengambil bentuk topi adat pengantin pria.
Ornament topi adat Gorontalo Bentuk atap yang berbentuk daun mengambil bentuk dari mahkota ratu pada pakaian adat gorontalo yaitu daun bitila yang berarti pengyoman sang ratu terhadap rakyatnya.
Bentuk atap yang bergelombang berbahan material canggih dengan bentang yang lebar menonjolkan unsur-unsur high tech dari sebuah bangunan.
Gambar 5.9 Tampak Atas Stasiun
14
Ornamen arsitektur Gorontalo yang ditampilkan pada fasade bangunan
Ornamen arsitektur Gorontalo yang dimanfaatkan sebagai roster
Dinding bangunan pada bagian fasade bangunan menggunakan kaca.
Gambar 5.10 Detail Spot Eksterior Bangunan
Gambar 5.11 Perspektif Bangunan
15
DAFTARA RUJUKAN Departement For Transport and Transport Scotland, Accessible Train Station Design for Disabled People: A Code of Pactice. November 2011 Heryati. Abdul, Nurnaningsih. 2014. Transpormasi Arsitektur Vernakular Gorontalo pada Bangunan Masa Kini untuk Memperkuat Identitas Daerah. Disertasi tidak diterbitkan. Gorontalo: Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing. Kementrian Perhubungan tentang Review Masterplan 2013.Gorontalo: PT. Adizha Marathon.
jalur KA Pulau Sulawesi.
Laporan Antara tentang Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Gorontalo. 2009. Gorontalo:PT. Asana Citra Yasa Peraturan Mentri Perhubungan Nomor:29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api. Peraturan Mentri Perhubungan Nomor:33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api.
16