PERANCANGAN RADIO BAMBU BERBASIS INDUSTRI KREATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN
Ahmad Topani Program Studi Desain Produk Industri Universitas Paramadina Jakarta Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Banyak berbagai teknologi yang mampu menyuguhkan sumber informasi dan hiburan, salah satu diantaranya adalah radio. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dan kemajuan tekhnologi dari radio terus mengalami perubahan dan perkembangan yang semakin canggih. Sejalan dengan berkembangnya kemajuan tekhnologi tersebut, muncul pula permasalahan isu eco yang kini telah banyak diabaikan oleh manusia. Salah satu pemicu kemunculan isu tersebut disebabkan dari penggunaan material yang diklaim tidak ramah lingkungan. Sehingga lewat permasalahan tersebut, penulis mencoba menggagas ide untuk merancang sebuah produk elektronik radio dengan berbasis material yang ramah lingkungan berupa bambu. Selain karena ramah lingkungan, penggunaan material bambu dipilih karena memang bambu adalah jenis material yang mampu dieksplorasi lebih unik dan lebih hebat. Sementara itu, pilihan gaya retro sengaja diaplikasikan kembali di dalam desain radio kali ini untuk menghadirkan kembali nostalgia radio tua yang sempat tren pada masanya. Dengan demikian maka perancangan radio bambu ini merupakan suatu bentuk fisik dalam menyelesaikan masalah lingkungan khususnya yang terkait dengan isu eco dan sebagai sarana pemenuh kebutuhan hiburan dan informasi, sekaligus sebuah inovasi baru dalam sektor industri kreatif Indonesia khususnya produk radio dengan berbasis material yang ramah lingkungan. Keyword: radio - bambu – industri kreatif
PENDAHULUAN Berbagai macam alat teknologi informasi dan hiburan saat ini sangat beragam, mulai dari televisi, radio, handphone, sampai dengan yang paling canggih diera modern saat ini seperti tablet dan smartphone. Masing-masing teknologi tersebut mempunyai banyak macam fungsi dan fitur canggih yang sangat dibutuhkan manusia dalam mendapatkan sumber informasi yang cepat dan akurat.
Gambar 1. Teknologi informasi dan hiburan Sumber: http\\:.Google.search.teknologi.informasi.com
Tak cukup hanya lewat fitur yang lengkap, tampilan desain yang modern pun juga menjadi salah satu faktor terjadinya persaingan pada pasar industri teknologi. Akan tetapi terlepas dari berbagai teknologi modern tersebut, ada salah satu fenomena yang cukup menarik penulis untuk mengangkatnya sebagai pembahasan pada tulisan karya ilmiah kali ini. Teknologi radio, mungkin banyak dari sebagian masyarakat yang telah melupakan alat hiburan yang sempat eksis diera tahun 60-70an ini. Bahkan tidak juga sedikit dari masyarakat yang telah melarikan ketertarikannya kepada alat teknologi hiburan lainnya yang lebih berkualitas dan lebih modern.
Sejarah benda ini dahulunya adalah sebagai alat komunikasi pengiriman pesan telegraf antara angkatan darat dan laut pada Perang Dunia ke II. Namun seiring dengan perkembangan zaman, fungsi radio kini telah banyak mengalami perubahan yang cukup besar. Mulai dari adanya penemuan gelombang am sampai fm yang mampu menghasilkan kualitas suara yang jernih, penambahan fitur pemutaran kaset dan cd yang memungkinkan seseorang dapat mendengarkan musik kesayangan mereka setiap saat diinginkan. Bahkan perubahan tersebut juga sampai ikut menciptakan satu trend diera tahun 80-90an, yang mana pada era tersebut ada sebagian sekelompok anak-anak remaja yang menjadikan radio sebagai bagian dari life fashion hip hop dalam pergaulan antar sesama komunitasnya. Dengan maraknya kebutuhan masyarakat akan hiburan musik yang serasa tiada pernah berakhir, maka dengan otomatis juga telah memberikan peluang bagi para produsen produk elektronik ternama dalam melakukan branding dan memproduksi radio dengan berbagai desain serta penggunaan material yang lebih modern. Akan tetapi hal tersebut justru telah menimbulkan masalah baru, terutama terkait dengan adanya isu eco yang ditandai dengan adanya pemanasan global atau yang biasa disebut global warming. Berangkat dari adanya isu eco tersebut, kini banyak bermunculan berbagai aksi yang mengkampanyekan tentang pelestarian lingkungan dan pemanfaatan kembali material-material yang berbasis alami.
Gambar 2. Efek global warming Sumber: http\\:.Google.search.global.warming.com
Terkait dengan sejarah unik perkembangan radio yang pernah tren dieranya, serta munculnya berbagai isu eco yang ditandai dengan adanya pemanasan global, maka lewat hal tersebutlah timbul gagasan bagi penulis untuk mensuplai dukungan lewat penulisan karya
ilmiah ini agar dapat memotivasi kesadaran masyarakat untuk lebih peduli lagi dalam menjaga tatanan lingkungannya. Tidak hanya dengan sebuah dukungan semata, namun penulis juga ikut berpartispasi langsung dalam rangka mengurangi faktor pemicu terjadinya pemanasan global lewat sebuah perancangan radio dengan berbasis material alam berupa bambu yang sifatnya ramah lingkungan. Pemilihan material ini dituju berdasarkan pada ide-ide untuk kembali pada sebuah misi penyelamatan lingkungan, serta untuk meningkatkan kembali industri kreatif Indonesia baik di dalam negeri maupun di kancah Internasional.
Permasalahan Sebagai sebuah bentuk desain dengan mengusung konsep green design, tentunya tidak pernah lepas dari persoalan masalah-masalah lingkungan seperti kerusakan alam dan daya pelestariannya. Masalah lainnya adalah kemonotonan pemanfaatan bambu yang saat ini dirasakan masih belum bisa memberikan explorasi yang lebih khususnya di dalam desain produk industri.
Batasan Masalah Selain gambaran dari permasalahan secara umum, perlu dirinci lebih detil mengenai batasan masalah yang akan dihadapi. Adapun tujuan dari perumusan batasan masalah ini adalah agar penelitian menjadi lebih fokus lebih maksimal serta mendapati hasil akhir yang memuasakan. Adapun batasan masalah yang akan menjadi fokus kerja dan penelitian nantinya adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan material bambu yang memiliki kualitas yang baik dengan tujuan pada saat pengaplikasiannya mendapatkan hasil yang bagus. 2. Penataan komponen mesin radio yang tepat agar mampu disesuaikan ke dalam desain radio nantinya. 3. Mencari formasi bentuk radio yang tepat dan sesuai dengan gaya retro yang ingin ditonjolkan lewat desainnya. 4. Pengaplikasian fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna agar dapat mengakses kebutuhan hiburan musik berupa mp3 player dengan mudah. Sehingga dapat dinikmati setiap saat.
Tujuan Perancangan Tujuan utama dari penulisan karya ilmiah ini adalah mendesain radio dengan berbasis material alam ramah lingkungan, yang mana perancangan radio ini juga sekaligus sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam mendukung pergerakan kepedulian lingkungan dan juga untuk meningkatkan industri kreatif sebagai salah satu pendobrak kelemahan ekonomi di dalam negeri.
Metode Adapun metode desain yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 1. Metode Desain dalam perancangan Sneakers yang mudah dibersihkan.
No 1
2
3
Tahapan Divergen
Keterangan Brief Design (pencarian ide tentang perancangan sneakers yang mudah dibersihkan) Pendataan (observasi awal tentang sneakers) Analisa (menaganalisa data awal yang telah dikumpulkan) Tranformasi Program Desain (latar bekang Permasalahan) Permasalahan (Permasalahan pada konsumen dan desain sneakers yang ada) Konvergen Pengembangan Desain (Desain awal samapai Desain akhir) Seleksi dan keputusan Desain (Desain terpilih) Model (Prototype) Evaluasi
PEMBAHASAN TERKAIT PERANCANGAN Desain Ramah Lingkungan Indonesia merupakan wilayah yang berada digaris khatulistiwa yang kaya akan sinar matahari, sumber daya alam dan hasil bumi yang melimpah. Di beberapa daerah di Indonesia kini telah banyak pengusaha yang melakukan pengolahan sumber daya alam seperti kayu, bambu dan rotan dalam menghasilkan beragam furniture yang sangat khas sebagai identitas budaya daerahnya. Sebagai daerah tropis yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, tentunya bahan-bahan material alam Indonesia sudah sangat terkenal diseluruh belahan dunia. Dimana ekspor material seperti rotan, bambu, dan kayu baik dalam bentuk mentah maupun dalam bentuk produk jadi seperti furniture, kini telah menjadi andalan sumber devisa tersendiri bagi negara.
Gambar 3. Material alam Sumber: http\\:.Google.search.material.alam.com
Namun seiring dengan berkembangnya pembangunan di indonesia, semakin banyak pula kawasan-kawasan hujau yang mulai tergusur oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup sumber daya alamnya. Terkait dengan sumber daya alam tersebut, maka akan sedikit bergerak dan tertuju pada desain industri kreatif yang telah biasa memanfaatkan material alam tersebut, kini semakin membatasi kegiatan produksinya karena semakin menipisnya material alam yang biasa digunakan, dan
ditambah lagi oleh kekalahan dalam persaingan pasar industri lainnya yang sudah beralih menggunakan material yang lebih modern. Namun beberapa tahun belakangan ini, masyarakat semakin menyadari pentingnya perlindungan lingkungan dan lebih memberi perhatian kepada lingkungan. Beberapa kepedulian masyarakat ditunjukkan dengan cara mendaur ulang produk yang sudah rusak untuk digunakan kembali (re-use), dan meminta kembali kepada produsen untuk mengurangi pemakaian material yang memang tidak ramah lingkungan untuk segera beralih kepada material yang berbasis ramah lingkungan. Para konsumen ini disebut “responsible consumen” yang mendesak produsen industri untuk memproduksi produk dengan berbasis “green design” atau mereka tidak akan membeli produk yang dihasilkan produsen. Adapun saran penulis dalam mengantisipasi sumber material alam yang mulai menipis, maka perlu dilakukan sebuah solusi dalam mengantisipasi sumber daya alam yang semakin lama semakin menipis dan terbatas, dengan cara mendaur ulang (recycle) kembali setiap produk yang sudah tidak terpakai tersebut, serta dengan menjaga keberlangsungan hidup dan kestabilan kualitas dari bahan material utama supaya tetap dapat mempertahankan kualitas yang baik dengan cara pembelian dan penanaman kembali bibit-bibit baru dari setiap beberapa persen dari keuntungan penjualan produk nantinya.
UKM dan Industri Kreatif Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan Pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah : 1. Usaha Mikro Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2. Usaha Kecil Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 3. Usaha Menengah Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Kaitannya dengan desain industri kreatif, maka UKM ini adalah sebagai sebuah payung hukum yang akan melindungi keberlangsungan kegiatan produksi dan pemasaran secara terus menerus, dan sekaligus sebagai sebuah wadah yang dapat membina dan memberdayakan para pelaku ekonomi kreatif untuk terus bisa berkarya.
Desain dan Industri Kreatif Kata desain yang sering digunakan saat ini merupakan kata yang diambil dari bahasa Inggris, yaitu “Design”. Sementara kata aslinya berasal dari bahasa latin “designare”, kemudian Italia “disegno”. Menurut John A Walker dalam Design History and History of Design (1989) kata Italia „disegno‟ yang dalam arti praktis berarti gambar mengalami perluasan makna sejak masa Renaisans. Stephen Bayley dalam bukunya Art and Industry (1982): “Desain adalah sesuatu ketika seni bertemu dengan industri, ketika orang mulai membuat keputusan mengenai seperti apa produk yang akan dibuat masal.” Sehingga fungsi desain dalam industri kreatif adalah desain sebagai sebuah senjata dalam meningkatkan kualitas dan nilai jual dari sebuah produk berbasis industri, sekaligus sebagai pendobrak keuntungan yang maksimal lewat bentuk dan karakternya. (Kotler. 2008. Design and Industry. Jakarta: Universitas Paramadina). Dalam konteks karya ilmiah ini, radio yang dirancang akan melalui beberapa tahapan desain, sehingga hasilnya pun akan maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
Gaya Retro Singkatnya kata retro sendiri merupakan kependekan dari retrospektif, yaitu kembali ke masa lalu. Menurut kamus besar bahasa Indonesia retro berarti menyiratkan suatu pergerakan ke masa lalu sebagai pergantian suatu kemajuan ke arah masa depan (departemen pendidikan dan kebudayaan, 1995:893) dan kata modern itu sendiri berarti mutakhir, sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.
Gambar 4. Radio tua Sumber: http\\:.Google.search.radio.com
Dalam konteks karya ilmiah ini, gaya retro era 70-80an itu sendiri akan diaplikasikan ke dalam bentuk desain radio bambu yang nantinya akan diciptakan. Pengusungan gaya ini adalah untuk membangkitkan kenangan masa lalu dari sebuah benda penghibur yang memiliki bentuk yang kaku, berbentuk landscape memanjang, dan sangat sederhana. Saat ini produk-produk retro termasuk salah satu produk dalam kategori antik yang mahal dan langka. Pengusungan gaya ini bukan lantas menjadikan radio bambu ini sebagai sebuah benda yang berkesan tempo dulu saja, namun radio ini juga masih tetap bergaya modern dengan kombinasi beberapa material lainnya, serta dengan adanya penambahan fitur mp3 di dalamnya.
Karakteristik Pengembangan Produk (Ulrich & Eppinger, 2003) Terdapat lima dimensi karakteristik dalam perancangan dan pengembangan produk, yaitu: 1. Product Quality Berhubungan dengan kualitas dari produk, apakah produk tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi dan sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen.
2. Product Cost Berhubungan dengan biaya yang dibutuhkan, apakah biaya perancangan produk tersebut sudah dapat dijangkau, mengembalikan modal dan memberikan keuntungan. 3. Development Time Berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam perancangan produk tersebut dan berapa lama end of life product yang dihasilkan mampu bertahan.
HASIL ANALISA Data Lapangan Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan, saat ini memang belum ada dan ditemukan bentuk dari produk radio atau produk sejenisnya yang menggunakan material bambu sebagai bahan dasar utama dalam desainnya. Dalam jajaran tabel kompetitor, para pesaing merupakan sebuah produk terkenal dan ternama seperti polytron, thosiba, LG, panasonic, sony, aiwa, hitachi, dan lain-lain. Hanya saja bila dikategorikan ke dalam kategori produk yang berbasis green design, radio bambu ini bukanlah satu-satunya sebuah radio yang mencantumkan material alam dibalik desainnya. Radio magno merupakan salah satu daftar pesaing dalam deretan media elektronik radio yang telah mengusung tema green design terlebihg dahulu.
Gambar 5. radio magno Sumber: http\\:.Google.search.radio.magno.com
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada sebagian masyarakat khususnya para penikmat radio, mereka menyambutnya dengan sangat antusias dan senang ketika mendengar tentang sebuah produk berbasis green design dengan gaya retro. Karena hal tersebut juga dianggap sebagai sebuah aksi kampanye tentang kepedulian lingkungan dan solusi untuk mengurangi aksi-aksi pemicu timbulnya pemanasan global.
Indikator Berdasarkan data yang diperoleh dan desain akhir yang telah ditentukan, maka kesuksesan produk ditunjukan melalui indikator keberhasilan adalah sebagai berikut : 1.
Kekuatan dan ketahanan
Uji coba dilakukan dengan cara melihat seratserat bambu yang tebal dan kemudian ditarik dan dilengkungkan.
2.
Keawetan
Uji coba dilakukan dengan cara bambu dijemur disinar matahari.
3.
Kerapihan dan mengkilap
Disusun
secara
rapat
dan
hasil
akhir
difinishing dengan cara dipernis.
Tahapan Produksi Berikut ini adalah tahapan produksi yang dilakukan setelah desain mncapai status fixed design : 1. Pemilihan jenis bambu yang memiliki kualitas yang baik, yaitu dengan memiliki ketabalan daging bambu dengan ketebalan rata-rata 2-3 cm. 2. Kemudian memotong bambu menjadi beberapa dengan menjadikan setiap buku-buku menjadi sebagai patokannya. 3. Menyambung irisan bambu-bambu tersebut dengan cara memberikan lem 4. Setelah selesai, kemudian menyambung bagian sisi-sisi tersebut menjadi bentuk persegi kotak. 5. Memanfaatkan kulit bambu tersebut untuk dijadikan sebagai anyaman. Anyaman tersebut berfungsi sebagai speaker salon pada radio. 6. Finishing terakhir adalah dengan memberi cat pernis agar terlihat lebih mengkilap
Gambar 6. radio bambu tampak depan Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 7. radio bambu tampak atas Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 8. radio bambu tampak perspektif Sumber: dokumentasi pribadi
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian yang dilakukan telah menghasilkan kesimpulan bahwa radio bambu ini mampu mengatasi isu eco dan kerusakan lingkungan lewat pengurangan penggunaan material yang tidak ramah lingkungan, mampu mengatasi kemonotonan pengolahan bambu saat ini lewat eksplorasi pengolahan, formasi bentuk, dan pengaplikasian fitur lainnya, serta dapat menjadi strategi pengembangan industri kreatif lewat UKM. Tidak dapat dipungkiri bahwa radio bambu ini kelak akan memotivasi industri kreatif Indonesia lainnya, khususnya produkproduk berbasis green design. Sebagai pelopor radio bambu pertama, radio ini mampu menghasilkan suara yang cukup baik, pengaturan tombol yang ergonomis, serta fitur pelengkap musik berupa mp3 dengan lubang port usb yang terkombinasikan dengan baik. Penyusunan ini semata-mata bukan hanya sebagai bentuk aktifitas komersil saja, namun juga merupakan suatu bentuk pesan yang ingin disampaikan bahwa bambu juga perlu dilestarikan dan dapat dimanfaatkan bentuknya. Sehingga kedepannya fungsi dan bentuk radio ini akan bisa terus menerus dikembangkan.
Saran Dalam menanggulangi masalah isu-isu global warming, sudah selayaknya pemerintah untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan saat ini. salah satu bentuknya adalah dengan menggalakan aksi kepedulian ramah lingkungan, membuat kebijakan-kebijakan mengenai industri terkait, serta memberikan apresiasi terhadap industri-industri yang telah melakukan pergerakan penyelamatan lingkungan melalui penggunaan material yang ramah lingkungan. Dengan demikian dapat memotivasi kesadaran para produsen industri lainnya untuk bisa mencontoh dan lebih berperan aktif dalam gerakan penyelamatan lingkungan. Saran bagi para desainer (khususnya desain produk) untuk lebih memanfaatkan dan mengembangkan sumber kekayaan alam bangsa Indonesia dalam menghasilkan produkproduk bermutu dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA A Walker, John. 1989. Design History and History of Design. Bandung: Institut Tekhnologi Bandung Bayley, Stephen. 1982. Art and Industry. Jakarta: Universitas Paramadina (Kotler. 2008. Design and Industry. Jakarta: Universitas Paramadina) (Ulrich & Eppinger, 2003)