Jurnal DISPROTEK
Volume 7 no. 2 Juli 2016
PEMETAAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1)
2)
Darsin , Tutik Khotimah Manajemen Universitas Pandanaran Semarang 2) Teknik Informatika Universitas Muria Kudus 1) 2)
[email protected] ,
[email protected] 1)
ABSTRACT The creative industry is the main pillar of the creative economy that believed to improve the economy of Indonesia. Knowledge of the development of creative industry in the country is indispensable, especially for policy makers. With this knowledge, can known the contributions and the needs of each creative industries, so that more targeted measures taken. So that, it is the need for a system that can be used to map the condition of the creative industries. This research and development is intended to result in the application of mapping creative industries based Geographic Information System. Applications built with php programming and maps presented in the system is the use of technology from Google MAP API Keywords: creative, industry, economy, SIG, php ABSTRAK Industri kreatif merupakan pilar utama dari ekonomi kreatif yang dipercaya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Pengetahuan terhadap perkembangan industri kreatif di tanah air merupakan hal yang sangat diperlukan terutama bagi pemangku kebijakan. Dengan pengetahuan tersebut, dapat diketahui kontribusi serta kebutuhan masing-masing industri kreatif, sehingga kebijakan yang diambil lebih terarah. Untuk itu, perlu adanya suatu sistem yang dapat digunakan untuk memetakan kondisi dari industri kreatif. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan aplikasi dari pemetaan industri kreatif yang berbasis Sistem Informasi Geografis. Aplikasi dibangun dengan pemrograman php dan peta yang disajikan dalam sistem merupakan pemanfaatan teknologi dari Google MAP API Kata kunci: Industri, kreatif, ekonomi, SIG, php Pendahuluan
penawaran
Ekonomi meningkatkan Menurut
kreatif
perekonomian
Sadilah
merupakan
dipercaya
suatu
(2010) sistem
dapat
dari
yang
intelektual
(Simatupang, 2008). Industri yang masuk
Indonesia.
ekonomi
ciptaan
dalam
kategori
ekonomi
kreatif
menurut
kreatif
Howkins (2001) antara lain: 1) periklanan, 2)
kegiatan
arsitektur, 3) seni rupa, 4) kerajinan, 5) desain,
manusia yang berhubungan dengan produksi,
6)
fashion,
7)
film,
8)
musik,
9)
seni
distribusi, pertukaran, serta konsumsi barang
pertunjukan, 10) penerbitan, 11) riset &
dan jasa yang memiliki nilai budaya, estetika,
pengembangan, 12) piranti lunak, 13) mainan
intelektual dan emosional bagi pelanggan.
& permainan, 14) televisi & radio; serta 15)
Salah satu pilar utama dari ekonomi kreatif
permainan video.
adalah industri kreatif. Industri kreatif memiliki
Sejak terbitnya Peraturan Presiden No 6
unsur pokok berupa kreativitas, keahlian, serta
tahun 2015, ekonomi kreatif ditangani oleh
talenta
Badan
yang
meningkatkan
mempunyai
potensi
kesejahteraan
untuk melalui
Ekonomi
Kreatif.
Badan
Ekonomi
Kreatif (Bekraf) menetapkan industri kreatif
65
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
menjadi 16 subsektor, yaitu: 1) Aplikasi &
Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
Pengembang Permainan, 2) Arsitektur, 3)
merupakan bagian dari sistem informasi, telah
Desain Interior, 4) Desain Komunikasi Visual,
mencapai kesuksesan dalam beberapa tahun
5) Desain Produk, 6) Fashion, 7) Film,
terakhir. SIG memiliki konsentrasi pada pem-
Animasi, dan Video, 8) Fotografi, 9) Kriya, 10)
bangunan
Kuliner,
panan,
11)
Musik,
12)
Penerbitan,
13)
komputer,
berbagi
pemodelan,
pengambilan,
penyim-
manipulasi,
Periklanan, 14) Seni Pertunjukan, 15) Seni
analisis, dan penyajian data yang memiliki
Rupa, serta 16) Televisi & Radio.
referensi geografis. Paket perangkat lunak
Industri
kreatif
harus
SIG menyediakan pendekatan terpadu untuk
dikembangkan karena memiliki kontribusi yang
bekerja dengan informasi geografis (Naguib,
signifikan dalam perekonomian (Pangestu,
2011). Sejak adanya layanan Google Map API
2008). Dalam industri kreatif, nilai ekonomi
yang dapat diintegrasikan ke dalam situs
produk atau jasa tidak hanya ditentukan dari
pengembang, banyak penelitian atau proyek
bahan baku atau sistem produksi, tetapi lebih
berbasis SIG yang memanfaatkan teknologi
ditentukan
tersebut.
dari
di
Indonesia
pemanfaatan
teknologi,
inovasi, kreativitas dan imajinasi. Untuk dapat
Susanto
dkk
pemetaan
suatu
inovasi,
komoditi hasil panen dengan SIG. Pemetaan
kreativitas, dan menerapkan teknologi agar
dilakukan untuk mempermudah pengelolaan
dapat bersaing di era industri kreatif ini.
bantuan kepada kelompok tani dari dinas
harus
memiliki
Untuk meningkatkan industri kreatif,
terkait.
Rindo
&
lahan
melakukan
menjadi bagian dari industri kreatif tersebut, industri
terhadap
(2016)
pertanian
Riasti
(2011)
dan
juga
diperlukan adanya peran serta dari pihak
menggunakan SIG untuk memetakan UMKM
pemerintah.
di Kudus. Data UMKM
Satria
memberikan
&
Prameswari
contoh
yang digunakan
pemerintah
meliputi data pemilik, lokasi, tenaga kerja,
tersebut misalnya dalam hal memberikan
bidang usaha, dan produk. Sejalan dengan
insentif
penelitian-penelitian
kepada
peran
(2011)
pelaku
industri
kreatif,
sebelumnya,
pada
melakukan pembinaan, melakukan klasifikasi
penelitian ini, dibangun sebuah aplikasi untuk
dalam
pos-pos
untuk
pemetaan industri kreatif berbasis SIG. Pada
perkembangan
sistem pemetaan ini, klasifikasi industri kreatif
meningkatkan
mengikuti klasifikasi yang telah ditetapkan
kemitraan dengan industri sejenis. Selain itu,
oleh Bekraf yang terdiri dari 16 subsektor
perlu juga adanya sinergi antara pelaku bisnis,
industri kreatif.
memudahkan industri
pendapatan
pemantauan
kreatif,
mau
pun
pemerintah, dan akademisi dalam upaya pengembangan
industri
kreatif
Metode Penelitian
(Murniati,
Penelitian ini merupakan research and
2009). Untuk pengambilan kebijakan terhadap
development yaitu penelitian yang mengarah
industri kreatif yang ada di Indonesia, baik
pada pengembangan aplikasi. Dalam hal ini,
oleh pemerintah, akademisi, mau pun pelaku
aplikasi yang dikembangkan adalah aplikasi
bisnis, perlu adanya suatu sistem yang dapat
sistem informasi geografis pemetaan industri
memetakan kondisi industri kreatif. Dengan
kreatif. Ada pun langkah-langkah penelitian
adanya sistem tersebut, pengambil kebijakan
yang dilakukan antara lain:
dapat mengetahui perkembangan, kontribusi,
1. Analisis Sistem
mau
pun
kebutuhan
industri kreatif
dari
sehingga
masing-masing keputusan
Pada tahap analisis, hal yang dilakukan
yang
adalah menganalisis kebutuhan data dan
diambil lebih terarah.
informasi dari sistem. Selain itu, juga
66
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
Perancangan database dari Pemetaan
melakukan analisis terhadap kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak.
Industri Kreatif Berbasis Sistem Informasi
2. Perancangan Sistem
Geografis
ditunjukkan
Pada tahapan ini, dilakukan perancangan
Database
terdiri dari enam
pada
sistem, baik perancangan database mau
propinsi,
kabupaten,
pun perancangan antarmuka.
subsektor, dan industri.
gambar tabel,
kecamatan,
2.
yaitu: desa,
3. Implementasi industri
Tahap implementasi dilakukan dengan menerjemahkan perancangan yang telah subsektor
dilakukan ke dalam bahasa pemrograman
PK
yang digunakan yaitu php. Sedangkan database
diimplementasikan
dengan
MySQL.
Peta
dengan
disajikan
idsubsektor namasubsektor
memanfaatkan Google MAP API. Perancangan PK
yang berperan dibagi menjadi dua macam,
FK1 FK1 FK1 FK1 FK2
iddesa idkec idkab idprop idsubsektor namaindustri thmulai latitud longitud jmltenaker jmlmodal
PK PK,FK1
idprop namaprop
yaitu admin dan pengunjung. Admin dapat
idindustri
kabupaten
propinsi
Dalam perancangan sistem ini, aktor
PK
idkab idprop
desa PK PK,FK1 PK,FK1 PK,FK1
iddesa idkec idkab idprop namadesa
kecamatan PK PK,FK1 PK,FK1
namakab
idkec idkab idprop namakec
Gambar 2.Relasi antar Tabel
melakukan kelola subsektor, kelola propinsi, kelola kabupaten, kelola kecamatan, kelola
Gambar 3 menunjukkan desain inputan
desa, dan kelola industri kreatif. Untuk dapat
untuk industri kreatif. Desain inputan ini
mengakses sistem administrasi ini, seorang
digambarkan dengan story board. Ketika
admin diharuskan untuk melakukan login
terjadi perubahan inputan pada field Propinsi,
terlebih dahulu. Untuk keluar dari sistem
maka akan terjadi pemanggilan inputan untuk
administrasi, admin dapat melakukan logout.
field Kabupaten. Apabila terdapat perubahan
Sedangkan untuk aktor pengunjung hanya
pada inputan field Kabupaten, maka inputan
dapat lihat peta industri kreatif. Use case
field Kecamatan akan dipanggil. Demikian
diagram dapat dilihat pada gambar 1.
pula dengan perubahan yang terjadi pada inputan field Kecamatan akan menyebabkan munculnya inputan field Desa.
Gambar 1. Use Case Diagram Gambar 3. Desain Input Industri Kreatif
67
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
Implementasi dari sistem
Manajemen, Vol 9 No 1, pp 301-308,
pemetaan
industri kreatif dapat dilihat pada gambar 4.
Januari 2011 Susanto, A., Kharis, A. dan Khotimah, T. “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lahan Pertanian dan Komoditi Hasil Panen
Kabupaten
Kudus”,
Jurnal
Informatika,Vol 10, No 2, pp 1233-1243, Juli 2016 Rindo, A. dan Riasti, B.K. “Pembangunan Sistem
Informasi
Mikro
Kecil
Kabupaten
Geografis
dan
Usaha
Menengah
Kudus
Berbasis
di Web”,
Journal Sentra Penelitian Engineering
Gambar 4. Implementasi Sistem
dan Edukasi (Speed), Vol 3 No 2, 2011 Simatupang, T.M. Industri Kreatif Indonesia, Bandung: Sekolah Manajemen Institut
Simpulan Sistem
Informasi
Geografis
Teknologi Bandung, 2008
yang
Akhmad, S. dan Hidayat, R. “Pemetaan
dibangun dapat memetakan industri kreatif
Potensi
berdasarkan 16 subsektor yang dijabarkan
2015
kabupaten Kudus. Data yang dicatat baru
Sadilah, E. “Industri Kreatif Berbasis Ekonomi
meliputi tahun mulai, jumlah modal, dan
Kreatif”, Jantra (Jurnal Sejarah dan
jumlah tenaga kerja. Kedepannya, sistem ini untuk
Unggulan
Industri, Vol 12, No 2, pp 155-165, Juni
berupa prototipe dengan menampilkan peta
digunakan
Kreatif
Madura”, Jurnal Sains, Teknologi dan
oleh Badan Ekonomi Kreatif. Sistem ini baru
dapat
Industri
Budaya), Vol V, No. 9, Juni 2010
pengelolaan
pemberian bantuan kepada industri kreatif
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 6
dengan menambahkan data dan fitur-fitur
Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif
yang dibutuhkan.
Pangestu,
Daftar Pustaka Helix
sebagai
2008,
Pengembangan
Ekonomi
Kreatif
Indonesia
Rencana
Pengembangan
2025: Ekonomi
Kreatif Indonesia 2009-2015, Jakarta:
Murniati, D.E. “Peran Perguruan Tinggi dalam Triple
M.E.
Departemen Perdagangan RI
Upaya
Howkins, J. 2001, The Creatif, How People
Pengembangan Industri Kreatif” in Proc.
Make Money From Ideas, New York
Seminar Nasional Jurusan PTBB FT UNY , pp. 1-6, November 21, 2009. Naguib, E., 2011. A Knowledge-Based System
Biodata Penulis
For GIS Software Selection, College Of Computers and Informatics, Zagazig
Darsin, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
University, Egypt, Vol .10, No.2
(S.E),
Satria, D., dan Prameswari, A. “Strategi
Jurusan
Memperoleh
Meningkatkan
Program
Ekonomi
Lokal”,
Saing Jurnal
STIE
ANINDYAGUNA Semarang, lulus tahun 2010.
Pengembangan Industri Kreatif untuk Daya
Manajemen
Pelaku Aplikasi
gelar
Pasca
Magister Sarjana
Sains Magister
(M.Si) Ilmu
Ekonomi Studi Pembangunan UNIVERSITAS
68
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
DIPONEGORO Semarang, lulus tahun 2013.
Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana
Saat ini menjadi Dosen di UNIVERISTAS
Magister Teknik Informatika UNIVERSITAS
PANDANARAN Semarang.
DIAN NUSWANTORO Semarang, lulus tahun 2013.
Tutik Khotimah, memperoleh gelar Sarjana UNIVERSITAS MURIA KUDUS Kudus, lulus 2008.
Memperoleh
gelar
ini
menjadi
UNIVERSITAS MURIA KUDUS.
Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi tahun
Saat
Magister
69
Dosen
di