SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN CANDI DI KABUPATEN SLEMAN BERBASIS WEB Lia Amalia Teknik Informatika e-mail:
[email protected]
Abstract
Diverse tourism sector with its uniqueness and supported with facilities and means of transport available in tourist areas can provide a great source of goverment revenue . Sleman district has a leading attractions are temples lying scattered , so that tourists often find it difficult to find a trip that will be addressed because it is not available visualization place , way to go , and the distance between the temple in the area. To promote temple tourism needed adequate information relating to the mapping of attractions in Sleman which can be used to determine the location of the temple tours . The methodology used in conducting this design is using the Waterfall model . The advantages of this model is in addition to the application of this model is easy to use, the advantages of this model is when all the system requirements can be defined completely and correctly at the beginning of the project, then the software can run smoothly and without problems. The system uses software ArcView GIS 3.3. Geographic Information Systems mapping temple in Sleman presents information about the location of the temple is more interactive and attractive. Provide information to users more quickly and precisely according to the needs of the conventional media (brochures, tourist guide books ), especially in terms of mapping the temple . Keywords : geographic information systems , mapping , temple tours , ArcView PENDAHULUAN Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33′ 00″ dan 110° 13′ 00″ Bujur Timur, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, DIY dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I.Yogyakarta. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80 Km2, dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 Km, Timur – Barat 35 Km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan daya tarik wisata yang cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan budaya, dan kehidupan masyarakat (etnik). Untuk meningkatkan peran kepariwisataan terkait dengan obyek wisata yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang
mendukungnya. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan. Sektor wisata yang beragam dengan keunikannya dan didukung dengan fasilitas serta sarana transportasi yang tersedia di kawasan wisata dapat memberikan sumber pendapatan pemerintah yang besar. Salah satu obyek wisata yang menjadi primadona wisatawan asing adalah obyek wisata budaya yaitu candi. Kabupaten Sleman mempunyai obyek wisata unggulan yaitu candi yang letaknya tersebar, sehingga wisatawan sering mengalami kesulitan untuk mengetahui perjalanan yang akan dituju karena tidak tersedia visualisasi tempat, jalan yang harus ditempuh, dan jarak antar candi didaerah tersebut. Untuk memajukan pariwisata candi diperlukan informasi yang memadai yang berkaitan dengan pemetaan obyek wisata di Kabupaten Sleman yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi wisata candi. Salah satu penyajianya melalui penayangan dalam bentuk data atau informasi yang dikaitkan dengan kondisi geografis suatu wilayah, sistem ini sering dikenal dengan Sistem Infomasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS). Sistem Informasi Geografis dimanfaatkan untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bersifat geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu media pencatatan atau pendokumentasian lokasi yang dapat menentukan posisi suatu tempat secara efektif dan efisien guna keperluan inventarisasi tehadap pelestarian bangunan berupa Candi yang dikembangkan secara informatif untuk para wisatawan. Alasan peneliti mengambil judul tersebut yaitu membantu wisatawan mendapatkan sumber informasi berupa peta lokasi candi di Kabupaten Sleman yang lebih mudah, cepat, interaktif, dan atraktif. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi literatur, penelusuran literatur mengenai dasar pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Sistem Informasi Geografis dan daerah wisata candi di Kabupaten Sleman, serta penelitian yang sudah ada terutama yang berbasis web. 2. Pengumpulan data daerah wisata candi di Kabupaten Sleman. 3. Perancangan sistem informasi dengan beberapa tahapan : a. Tahap Perencanaan Tahap ini akan menyusun rencana keseluruhan kegiatan penelitian dan solusi–solusi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. b. Tahap Analisis Tahap ini menganalisa kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, meliputi kebutuhan perangkat keras maupun perangkat lunak yang akan digunakan, serta menganalisa langkah – langkah penyelesaian masalah ke dalam bentuk diagram alir data atau flowchart . c. Tahap Rancangan
Tahap ini merupakan langkah penting karena hasil program yang efektif tergantung pada rancangan awal suatu aplikasi. Rancangan ini meliputi rancangan data spasial dan non spasial, rancangan database dan sistem alur data, rancangan user interface dan rancangan pencarian rute terpendek. d. Tahap Penulisan Program Tahapan ini juga dikenal dengan istilah coding, dimana hasil analisa dan rancangan dituangkan ke dalam instruksi – instruksi yang dikenali oleh komputer melalui bahasa pemrograman. e. Tahap Implementasi dan pengujian Setelah program selesai ditulis, maka aplikasi siap dijalankan, tahap implementasi meliputi uji coba sistem yang meliputi kesesuaian antara rancangan dan kemampuan sistem yang diharapkan dengan implementasi dan kemampuan sistem yang dihasilkan, keberhasilan tahapan ini ditandai dengan lancarnya komunikasi antara pencari informasi dengan sistem tanpa ada gangguan dan kesalahan. f. Penulisan Laporan Tahapan terakhir dari penelitian adalah penulisan laporan yang berisi bagian depan laporan, bagian isi laporan yang terdiri dari pendahuluan sampai dengan penutup, dan bagian akhir laporan yang berisi daftar pustaka dan daftar lampiran. Diagram Konteks Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem.
Gambar 1. Diagram konteks
DAD Level 0 1.0 login Hak akses Input data
login Autentifikasi
admin login profil
profile
candi Data profil Data candi Data Desa Data kuliner Data berita
ADMIN
Data bukutamu
desa
kuliner
kuliner
Input
bukutamu
USER Informasi profil Informasi candi Informasi Desa Informasi kuliner Informasi berita Informasi bukutamu
desa
2.0
berita
Informasi profil Informasi candi Informasi Desa Informasi kuliner Informasi berita
candi
3.0
informasi
berita
bukutamu
bukutamu berita kuliner desa candi profil
Gambar 2. DAD Level 0 Keterangan : Admin melakukan input login ke sistem. Sistem memproses di proses autentifikasi apabila data yang di inputkan valid maka akan di simpan di tabel admin, admin mempunyai hak akses dan melakukan input data. Setelah login sukses admin melakukan input data profil, candi, desa, kuliner, dan berita. Kemudian sistem memproses di proses 2.0 yaitu proses input, apabila profil, candi, desa, kuliner, dan berita valid maka akan di simpan di tabel masing- masing. User melakukan input data buku tamu. Kemudian sistem memproses di proses 2.0 yaitu proses informasi kemudian apabila data valid maka akan di simpan di tabel bukutamu. Dari tabel profil, candi, desa, kuliner, dan berita menuju proses 3.0 yaitu proses informasi. Kemudian sistem memberikan informasi kepada user yaitu informasi profil, candi, desa, kuliner, dan berita. Sedangkan kepada admin yaitu informasi profil, candi, desa, kuliner, berita, dan buku tamu.
DAD level 1 input data Data profil
2.1 profil profil
Data candi
2.2
candi
profile
candi
candi
Data Desa ADMIN
2.3 desa
desa
Desa
Data kuliner
2.4 kuliner
kuliner
kuliner
Data berita
2.5 berita berita
USER
Data bukutamu
berita
2.6 bukutamu
bukutamu
bukutamu
Gambar 3. DAD Level 1 input data Keterangan : Admin melakukan input data profil ke proses 2.1 yaitu proses profil kemudian di simpan di tabel profile. Input data candi ke proses 2.2 yaitu proses candi kemudian di simpan di tabel candi. Input data desa ke proses 2.3 yaitu proses desa kemudian di simpan di tabel desa. Input data kuliner ke proses 2.4 yaitu proses kuliner kemudian di simpan di tabel kuliner. Input data berita ke proses 2.5 yaitu proses berita kemudian di simpan di tabel berita. User melakukan input data buku tamu ke proses 2.6 yaitu proses buku tamu kemudian di simpan di tabel bukutamu.
DAD level 1 informasi Informasi profil
2.1 Data profil
profile
profil
2.2 Informasi candi
Data candi
candi
candi
ADMIN
2.3 Data desa Informasi desa
Informasi kuliner
desa
desa
2.4 Data kuliner
kuliner
kuliner Informasi berita
Informasi profil Informasi candi
USER
2.5 Data berita
Informasi desa Informasi kuliner
berita
Informasi berita
2.6 Data bukutamu
berita
bukutamu
bukutamu Informasi bukutamu
Gambar 4. DAD Level 1 informasi Keterangan : Tabel profil yang berisi data profil akan ditampilkan pada 2.1 informasi profil. Tabel candi yang berisi data candi akan ditampilkan pada 2.2 informasi candi. Tabel desa yang berisi data desa akan ditampilkan pada 2.3 informasi desa. Tabel kuliner yang berisi data kuliner akan ditampilkan pada 2.4 informasi kuliner. Tabel berita yang berisi data berita akan ditampilkan pada 2.5 informasi berita. Tabel bukutamu yang berisi data buku tamu akan ditampilkan pada 2.6 informasi buku tamu. Bentuk unnormal Bentuk unnnormal adalah kumpulan data yang direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu.
Id_user Username Password Id_berita Id_profil judul isi
profil Isi_profil gambar Id_bukutamu Nama Email Isi Desa kecamatan
tanggal gambar id_candi Nm_candi alamat sejarah gambar Id_desa
Gambar 5. Bentuk Unnormal Keterangan : Dari bentuk unnormal diatas. Atribut masih menjadi satu dan ada lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama. Bentuk normal tahap pertama Bentuk normal tahap pertama (1NF) terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued attribute) atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama. Dari bentuk unnormal perlu adanya pembagian data kedalam tabel. berita
admin
id_berita judul isi tanggal gambar
Id_user Username Password
bukutamu id_tamu nama email isi
candi
desa
Kuliner
profile
id_candi nm_candi alamat sejarah gambar
id_desa desa kecamatan
id_kuliner kuliner dekrip tanggal gambar
id_profil profil isi_profil gambar
Gambar 6. Bentuk normal tahap pertama (1NF) Keterangan : Dari bentuk (1NF) di atas dibagi menjadi enam tabel. Data masih berbentuk flat file (file datar), record disusun sesuai kedatangan, dan masih mungkin terjadi penyimpangan data. Bentuk normal tahap kedua Bentuk normal tahap kedua terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional pada key primer secara utuh.
admin
berita
bukutamu
Id_user * Username Password
id_berita * judul isi tanggal gambar
id_tamu * nama email isi
candi
desa
Kuliner
profile
id_candi * nm_candi alamat sejarah gambar
id_desa * desa kecamatan
id_kuliner * kuliner dekrip tanggal gambar
id_profil * profil isi_profil gambar
Gambar 7. Bentuk normal tahap kedua (2NF) Keterangan : * = simbol primarykey Bentuk normal tahap kedua diatas telah ditentukan setiap tabel memiliki primarykey, penempatan atribut bergantung pada kunci primernya. Bentuk normal tahap ketiga Syarat bentuk normal tahap ketiga yaitu apabila tabel tersebut sudah memenuhi bentuk normal kedua. Karena pada setiap tabel sudah terdefiisikan pada tahap kedua, maka pda normal tahap ketiga tabel sudah terdefinisikan. admin
berita
bukutamu
Id_user * Username Password
id_berita * judul isi tanggal gambar
id_tamu * nama email isi
candi
desa
Kuliner
profile
id_candi * nm_candi alamat sejarah gambar
id_desa * desa kecamatan
id_kuliner * kuliner dekrip tanggal gambar
id_profil * profil isi_profil gambar
Gambar 8. Bentuk normal tahap ketiga (3NF) Keterangan : * = simbol primarykey Pada normal tahap ketiga setiap tabel telah terdefinisikan atribut yang memiliki primarykey dan tidak ada foreignkey.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tampilan halaman beranda Tampilan ini merupakan tampilan awal bagi user. Tampilan halaman beranda dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :
Gambar 5.1. Tampilan halaman beranda Tampilan halaman profil Tampilan halaman profil menampilkan profil Kabupaten Sleman meliputi letak geografis, administratif, topografi, dan karakteristik wilayah. Tampilan halaman profil dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini :
Gambar 5.2. Tampilan halaman profil Tampilan halaman berita Tampilan halaman berita menampilkan berita meliputi kegiatan di wilayah Kabupaten Sleman. Tampilan halaman berita dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini :
Gambar 3. Tampilan halaman berita Tampilan halaman peta Tampilan halaman peta menampilkan peta lokasi wisata candi yang berada di Kabupaten Sleman dan informasi setiap candi. Tampilan halaman peta dapat dilihat pada gambar 4 berikut :
Gambar 4. Tampilan halaman peta Tampilan halaman kuliner Tampilan halaman kuliner menampilkan daftar nama kuliner, alamat, dan keterangan yang berada di lokasi sekitar candi. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 5 berikut :
Gambar 5. Tampilan halaman kuliner Tampilan halaman buku tamu Tampilan halaman buku tamu digunakan oleh pengunjung untuk menuliskan pesan maupun kesan tentang wisata candi. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6 berikut :
Gambar 6. Tampilan halaman buku tamu
KESIMPULAN Berdasarkan dari semua proses penelitian yaitu analisis, pembahasan, dan hasil maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sistem Informasi Geografis pemetaan candi di Kabupaten Sleman ini menyajikan informasi lokasi candi yang lebih interaktif dan atraktif. 2. Sistem Informasi Geografis pemetaan candi di Kabupaten Sleman dapat memberikan informasi kepada pengguna dengan lebih cepat dan tepat sesuai kebutuhan dari pada media konvensional (brosur, buku panduan wisata) terutama dalam hal pemetaan candi. Selain itu sistem informasi wisata ini juga lebih mudah apabila dilakukan pembaharuan atau perbaikan informasi karena menggunakan teknologi berbasis web. SARAN Perancangan dan pembuatan sistem informasi geografis pemetaan candi di kabupaten sleman berbasis web ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangan didalamnya. Adapun saran- saran untuk peneliti selanjutnya yaitu : 1. Agar lebih sempurna diperlukan penambahan fasilitas yang memberikan daftar lokasi terdekat , sehingga user mudah untuk menemukan daftar lokasi wisata candi yang berada di dekat lokasi tersebut. 2. SIG pemetaaan candi di Kabupaten Sleman ini Perlu dikembangkan lebih lanjut dengan berbasis mobile, sehingga informasi dapat ditambahkan secara real time ke database dan aplikasinya, mempercepat pengambilan keputusan dengan data yang up to date.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2015, Karakteristik Wilayah Kabupaten Sleman, http://www.slemankab.go.id/profil-kabupaten-sleman/geografi/letak-dan-luaswilayah, diakses tanggal 16 Maret 2015. Kiswanto, H., 2013, Sistem Informasi Geografis Pemetaan Pariwisata Pada Kabupaten Bengkulu Selatan, Skripsi, Teknik Informatika STMIK EL RAHMA, Yogyakarta. Swastikayana, 2011, Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Pemetaan Pariwisata Kabupaten Gianyar, Skripsi, Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional”Veteran”,Yogyakarta. Saputro, S.S., 2013, Perancangan Aplikasi Gis Pencarian Rute Terpendek Peta Wisata Di Kota Manado Berbasis Mobile Web Dengan Algoritma Dijkstra, Skripsi, Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. Zuliyanto, 2014, Sistem Informasi Lokasi Wisata Candi di Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis Geographic Information System (GIS), Jurnal SCRIPT, Institut Sains &Teknologi AKPRIND, Yogyakarta. Jogiyanto, 2005, Analisis & desain sistem informasi, Andi, Yogyakarta. Fathansyah, 2002, Pengembangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web, Gava Media, Yogyakarta. Prahasta, E., 2005. Sistem Informasi Geografis : Konsep- konsep Dasar, Informatika, Bandung. Riyanto, D., 2009, Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web, Gava Media, Yogyakarta. Ichwan, 2011, Pemrograman Basis Data Delphi 7 dan MYSQL, Informatika, Bandung. Kadir, A., 2008, Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP, Andi, yogyakarta.