“PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KLASTER INDUSTRI USAHA KECIL DAN MENENGAH KOMPONEN OTOMOTIF, WARU - JAWA TIMUR”
Abi Laksono 2506 100 073
Dosen Pembimbing : Naning Aranti Wessiani, S.T., M.M.
Dosen Ko-Pembimbing : Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc. 1
Kontribusi UKM bagi perekonomian Indonesia : 54, 5 % PDB, 97,33 % Tenaga kerja, Jumlah 99,9 % Jawa Timur sebagai penyumbang PDRB terbesar kedua di Indonesia (15% dari total PDRB Nasional
Roadmap Industri Unggulan 2010 Sentra industri suku cadang komponen otomotif Waru
Pengembangan klaster industri
Industri suku cadang otomotif Indonesia memegang 0,37% pangsa pasar dunia Pergeseran persaingan industri menuju persaingan klaster
Belum memiliki pengelolaan industri yang bertata kelola dengan baik
Kebutuhan Stakeholder
Penyusunan Model Pengukuran Kinerja Klaster
Model IPMS
•Sistem pembukuan •Kualitas & kontinyuitas produksi •Teknologi •Sistem pemasaran
Evaluasi Kinerja Klaster
Alat untuk mengukur pencapaian kinerja
Merancang sebuah model sistem pengukuran kinerja bagi klaster industri penghasil komponen otomotif agar bisa menjadi dasar dalam peningkatan performansi aktivitas klaster industri tersebut
3
Mengidentifikasi stakeholder requirement & stakeholder objective klaster industri komponen otomotif Waru
Mendapatkan indikator kinerja kunci (key performance indicator) pada klaster industri komponen otomotif Waru
Merancang model sistem pengukuran kinerja bagi klaster industri berbasis logam
Menyusun rekomendasi sistem penunjang dalam klaster industri berupa sistem pengukuran kinerja klaster yang terintegrasi dengan proses bisnis klaster. 4
Asumsi
Batasan • Penelitian dilakukan pada sektor produksi hulu-hilir industri komponen otomotif di Waru
• Keberadaan industriindustri yang menjadi obyek penelitian dalam proses untuk membentuk klaster industri. • Seluruh pelaku klaster yang akan diidentifikasi baik pelaku inti maupun pendukung memiliki komitmen yang sama untuk peningkatan daya saing secara bersama. 5
Menjadi alat bantu dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja klaster industri pengasil suku cadang komponen otomotif di Waru
Memberikan usulan dan bahan pertimbangan yang dapat dimanfaatkan dalam manajemen sistem pengukuran kinerja klaster agar proses evaluasi dan monitoring bisa berjalan optimal.
6
Konsep Klaster Industri
Konsep Manajemen Strategis
ANP
Konsep Performansi
Konsep Pengukuran Kinerja Klaster
IPMS
7
Sri Gunani Partiwi (2007) PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENGETAHUI POLA PENINGKATAN DAYA SAING KLASTER INDUSTRI BERBASIS LOGAM DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK
Hidayati(2009
PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KLASTER INDUSTRI UKM KOMPONEN OTOMOTIF WARU, JAWA TIMUR
PERUMUSAN STRATEGI BAGI KLASTER KOMPONEN OTOMOTIF UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAINGNYA
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN IPMS DI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MATARAM
Suartika (2007)
Basyir (2009) 8
TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH MULAI
PERUMUSAN MASALAH DAN PERUMUSAN TUJUAN
STUDI LAPANGAN
STUDI PUSTAKA · · · · · · ·
Usaha Kecil dan Menengah Konsep Klaster Industri Konsep Manajemen Strategi Konsep Manajemen Performansi Konsep Pengukuran Kinerja Konsep Pengukuran Kinerja Klaster Industri Konsep dan metode lain yang relevan
· · ·
Identifikasi sistem klaster industri suku cadang otomotif Waru Identifikasi stakeholder klaster Pengumpulan data pendukung
A
9
A
TAHAP PENGUMPULAN DATA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN STAKEHOLDER IDENTIFIKASI KEBUTUHAN STAKEHOLDER
VALIDASI KEBUTUHAN STAKEHOLDER
TIDAK VALID YA IDENTIFIKASI STAKEHOLDER OBJECTIVES
B
10
B
TAHAP PENGOLAHAN DATA
PENYUSUNAN MODEL PENGUKURAN KINERJA
EKSPLORASI INDIKATOR KINERJA KUNCI KLASTER EKSPLORASI KRITERIA DAN SUBKRITERIA KINERJA KLASTER
PEMBOBOTAN INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK), KRITERIA, & SUBKRITERIA PENYUSUNAN MODEL KONSEPTUAL PENGUKURAN KINERJA
VALIDASI MODEL
TIDAK
YA VALID
C
11
D
E
12
D
TAHAP ANALISIS DAN KESIMPULAN INTERPRETASI DATA DAN ANALISIS
KESIMPULAN DAN SARAN
SELESAI
13
14
Model Klaster Industri Komponen Otomotif Waru Pemerintah Pusat - Departemen Koperasi dan Usaha kecil
INDUSTRI PENDUKUNG
Industri/ usaha Pemasok bahan baku utama (Lembaran logam, plat dll) dan penolong (plastik, karet, asesories dll)
Pemerintah Daerah - Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan dan Eneregi Sumber Daya Mineral Sidoarjo
PELAKU INTI (UKM BERBASIS LOGAM DI WARU)
Asosiasi: ASPILOW
INSTITUSI PENDUKUNG
Industri berbasis logam komponen otomotif
Lembaga keuangan - Bank - Non Bank (koperasi)
1. Industri besar (orientasi ekspor) 2. Agen pemasaran dalam dan luar negeri
Lembaga Penelitian 1. Perguruan tinggi (penelitian dan pengembangan SDM) 2. Balai penelitian logam
15
Identifikasi Sistem Klaster Industri Komponen Otomotif Waru
1. Pelaku Inti yaitu industri-industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, mulai dari hulu sampai ke hilir. 2. Pelaku Pendukung adalah anggota klaster lainnya yang bersifat mendukung proses produksi dari pelaku inti, industri supplier, industri pemakai dll. 3. Pemerintah 4. Institusi Pendukung selain pemerintah: - Lembaga Keuangan, Lembaga Pelatihan, Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi, dan Asosiasi 5. Masyarakat sekitar industri
16
Kondisi Pelaku Inti
Perbandingan Jumlah Tenaga Kerja Pada Industri Inti 1-10 orang
10-20 orang
20-30 orang
30-40 orang
6% 22% 28%
Perbandingan Lama Berdiri Perusahaan Pada Industri Inti 44%
1-5 tahun
5-10 tahun
10-15 tahun
11%
15-20 tahun
>20 tahun
11% 11%
39%
28%
17
Level Bisnis Klaster Bisnis : Klaster Industri Komponen Otomotif Waru
Unit Bisnis
Pelaku Inti
Pelaku Pendukung
Institusi Pendukung
Masyarakat & Customer
Marketing & Sales
Services
Pemerintah
Proses Bisnis
Inbound Logistic
Procurement
Operations
Oubound Logistic
Human Resources Management
Technology Development
Infrastructure
Aktivitas
18
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Terciptanya rantai nilai dan jejaring kemitraan yang kokoh antar pelaku klaster Kemampuan dalam pengembangan teknologi dan kemampuan berinovasi Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kemampuan berwirausaha Perbaikan kualitas infrastruktur yang menunjang aktivitas industri Peningkatan kemudahan akses pembiayaan usaha dan formalitas anggota klaster Peningkatan layanan dalam pengaksesan informasi kondisi pasar Keunggulan kompetitif dan komparatif yang berkelanjutan dalam klaster untuk meningkatkan daya saing klaster Percepatan pengembangan dan pertumbuhan industri komponen otomotif Adanya peningkatan keuntungan usaha yang berdampak peningkatan kesejahteraan masyarakat
19
External Monitor No
Requirement
Performansi Saat Ini dibandingkan Kompetitor STB
1
Terciptanya rantai nilai dan jejaring kemitraan yang kokoh antar pelaku klaster/industry
2
Kemampuan dalam pengembangan teknologi dan kemampuan berinovasi
3
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kemampuan berwirausaha
4
Perbaikan kualitas infrastruktur yang menunjang aktivitas industri
5
Peningkatan kemudahan akses pembiayaan usaha dan formalitas anggota klaster
6
Peningkatan layanan dalam pengaksesan informasi kondisi pasar
7
Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam klaster untuk meningkatkan daya saing klaster/industry
8
Percepatan pengembangan dan pertumbuhan industri komponen otomotif
9
Adanya peningkatan keuntungan usaha yang berdampak peningkatan kesejahteraan masyarakat
SB : B: CB : KB : TB : STB :
Sangat baik dibandingkan dengan industri kompetitor Baik dibandingkan dengan industri kompetitor Cukup baik dibandingkan dengan industri kompetitor Kurang baik dibandingkan dengan industri kompetitor Tidak baik dibandingkan dengan industri kompetitor Sangat tidak baik dibandingkan dengan industri kompetitor
TB
KB
CB
B
SB
20
Mapping Stakeholder Objective Ke Dalam Value Chain
No
Secondary Activities
Primary Activities
Objectives 1
1 Peningkatan kolaborasi antar UKM dari proses hulu hingga hilir
2
v
3
v
4
5
6
7
8
v
v
Peningkatan kontribusi lembaga/institusi pendukung pengembangan klaster Peningkatan jumlah UKM /industri yang tergabung dalam klaster dalam 3 region klaster Dukungan fasilitas/sarana pengembangan teknologi dan inovasi dari 4 institusi yang relevan 2
v v v
5 Peningkatan proses alih teknologi melalui pelatihan / pendampingan 6
Adanya pertautan teknologi antar UKM untuk mendukung proses alih teknologi
7 Peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal oleh UKM No Kolom 1 2 3 4 5
Jenis Aktivitas Inbound logistics Operations Outbond logistics Marketing & Sales Services
9
v
v v
v v
No Kolom 6 7 8 9
Jenis Aktivitas Procurement HRM Technology Development Firm Infrastructure
21
Penyusunan Indikator Kinerja Kunci
Outcome
Driver
22
Spesifikasi IKK
Spesifikasi Indikator Kinerja Kunci No IKK : Nama IKK : Deskripsi : Tujuan : Target : Formula/cara mengukur : Frekuensi pengukuran : Frekuensi review : Siapa yang mengukur : Sumber Data : Pemilik IKK : Catatan dan komentar : Scoring system :
23
Eliminasi Indikator Kinerja Kunci menghilangkan indikator-indikator yang
bias tidak ada indikator yang overlapping
24
Keterwakilan Indikator Kinerja Kunci Pada Pelaku Klaster No IKK
Tujuan
1
mengetahui tingkat kolaborasi pada aktivitas hilir (pengadaan bahan baku) dan memastikan adanya kolaborasi antar supplier dalam pengadaan bahan baku
2
mengetahui tingkat kolaborasi pada aktivitas produksi dan memastikan adanya kolaborasi antar UKM inti dalam proses pembuatan produk
3
mengetahui tingkat kolaborasi pada aktivitas marketing, sales dan distribution dan memastikan adanya kolaborasi antar UKM dalam proses pemasaran dan distribusi produk
Stakeholder Yang Terkait Dengan Indikator Kinerja Kunci Industri Sistem Industri Inti Pendukung
V
V
V
25
26
Start
Pendeploy-an IKK pada aspek
TIDAK
Lebih dari 7 buah IKK per aspek ?
YA Membuat kriteria pada aspek yang bersangkutan
Selesai
Mendeploy IKK pada kriteria
Lebih dari 7 buah IKK per kriteria ?
TIDAK
YA Membuat subkriteria pada kriteria yang bersangkutan
Selesai
Mendeploy IKK pada subkriteria
Selesai
27
Aspek Pengukuran Kinerja
28
No IKK
Penyusunan Aspek Pengukuran Kinerja Collective Efficiency
Social Capital
Economic & Social Result
Company's performance
Kolaborasi antar pelaku klaster
Komitmen bersama dan keterwakilan komponen
Penyediaan sarana dan fasilitas pendukung aktivitas klaster
Adanya pertumbuhan dalam individu perusahaan
Tujuan
1
mengetahui tingkat kolaborasi pada aktivitas hilir (pengadaan bahan baku) dan memastikan adanya kolaborasi antar supplier dalam pengadaan bahan baku
10
mengetahui tingkat kontribusi lembaga penelitian pada pengembangan klaster
V
V
29
Penyusunan Kriteria Social Capital
No IKK
7
8
Tujuan
memastikan adanya kontribusi dari institusi pemerintah yang relevan dengan keberadaan klaster memastikan adanya kontribusi dari institusi penelitian yang relevan dengan keberadaan klaster
Kelengkapan komponen klaster untuk menunjang aktivitas klaster dalam value chain
Efektivitas Fungsional yang mendukung aktivitas klaster
V
V
9
mengetahui tingkat kontribusi institusi pemerintah pada pengembangan klaster
V
10
mengetahui tingkat kontribusi lembaga penelitian pada pengembangan klaster
V
30
No
7
8
11
12
13
14
Penyusunan Subkriteria Tujuan
memastikan adanya kontribusi dari institusi pemerintah yang relevan dengan keberadaan klaster memastikan adanya kontribusi dari institusi penelitian yang relevan dengan keberadaan klaster memastikan adanya industri inti yang tergabung dengan jumlah yang cukup menjaga aktivitas klaster agar tetap optimal memastikan adanya industri pendukung (mesin dan peralatan) yang tergabung dengan jumlah yang cukup menjaga aktivitas klaster agar tetap optimal memastikan adanya industri bahan baku komponen otomotif yang tergabung dengan jumlah yang cukup menjaga aktivitas klaster terutama proses produksi bisa berjalan dan tetap optimal memastikan adanya peningkatan dan pertumbuhan klaster industri komponen otomotif dalam hal kuantitas pelaku
Kelengkapan Komponen Klaster Keterwakilan industri Keterwakilan industri Keterwakilan institusi inti pendukung pendukung V
V
V
V
V
V
31
Penyusunan Model Konseptual Pengukuran Kinerja Klaster Industri Komponen Otomotif Waru
Efisiensi Kolektif
KPI 1 KPI 2 KPI 3 KPI 4 KPI 5 KPI 6
Kelengkapan komponen klaster
Efektifitas fungsional
KPI 9 KPI 10 KPI 18 KPI 20 KPI 54 KPI 56 KPI 57
Keterwakilan institusi pendukung
KPI 7 KPI 8 KPI 17 KPI 19
Company’s Performance
Social-economic result
Social Capital
Keterwakilan industri pendukung
KPI 12 KPI 13 KPI 15 KPI 16
Keterwakilan industri inti
KPI 11 KPI 14 KPI 51
Ketenagakerjaan
Sarana Pendukung Industri
Kualitas SDM
KPI 36 KPI 37 KPI 38 KPI 39 KPI 40
KPI 24 KPI 26 KPI 27 KPI 28 KPI 30 KPI 31 KPI 32
Penyerapan tenaga kerja
Profitabilitas Klaster
KPI 72 KPI 73 KPI 74
Pertumbuhan klaster
Marketing & Sales
KPI 58 KPI 59
KPI 46 KPI 47 KPI 64 KPI 67 KPI 63
Teknik operasional
Legalitas usaha & Pemodalan
KPI 60 KPI 62
KPI 41 KPI 43 KPI 44 KPI 45 KPI 61
KPI 22 KPI 23 KPI 35
32
Perhitungan Nilai Bobot Aspek, Kriteria, Subkriteria dan Indikator Kinerja Kunci
a n a1* a2 * an
33
Keterhubungan antar IKK Hubungan antara persentase peningkatan market share klaster per
tahun dengan persentase peningkatan total penjualan per tahun. Hubungan antara pangsa pasar produk klaster dibandingkan dengan total penjualan produk klaster selama satu tahun Hubungan antara Persentase produk yang cacat produksi saat sebelum dipasarkan (per tahun) dan Persentase produk yang kembali / retur karena rusak dalam proses distribusi (backorder) dengan Total penjualan produk klaster selama satu tahun (rupiah). Hubungan antara total penjualan produk klaster selama satu tahun (rupiah) dengan rata-rata keuntungan pelaku klaster dan Rata-rata omzet pelaku klaster
34
Aspek
Bobot
Efisiensi kolektif
18%
Social Capital
13%
Social-economic result
29%
Company's performance
40%
35
No IKK
Indikator Kinerja Kunci
Bobot Relatif
Efisiensi Kolektif
Bobot Normal
18.00%
1
Jumlah pelaku yang bekerja sama dalam pengadaan bahan baku
4.50%
25.00%
2
Jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses produksi
2.88%
16.00%
3
Jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses distribusi / pemasaran
3.24%
18.00%
4
Persentase peningkatan jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses pengadaan bahan baku
2.88%
16.00%
5
Persentase peningkatan jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses produksi
3.06%
17.00%
6
Persentase peningkatan jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses distribusi / pemasaran
1.44%
8.00%
36
Kriteria/Subkriteria
Bobot Bobot Relatif Normal
Efektivitas Fungsional
6.890% 53.00%
Kelengkapan Komponen Klaster
6.11% 47.00%
Keterwakilan industri inti
4.09% 67.00%
Keterwakilan industri pendukung
1.41% 23.00%
Keterwakilan institusi pendukung
0.611% 10.00%
37
Kriteria/Subkriteria
Bobot Bobot Relatif Normal
21.8%
75%
Penyerapan Tenaga Kerja
8.05%
37%
Kualitas SDM
13.70%
63%
7.2500%
25%
Ketenagakerjaan
Sarana Pendukung Industri
38
KRITERIA
Bobot Bobot Relatif Normal
Profitabilitas Klaster
15.60% 39%
Marketing & Sales
4.00%
10%
Pertumbuhan Industri
9.60%
24%
Legalitas Usaha & Pemodalan
4.00%
10%
Teknik Operasional
6.40%
16%
39
Scoring system Higher is better
Lower is better Zero-one ▪ Must be zero ▪ Must be one
40
Traffic Light System Kategori Merah: skor IKK <50%. Kategori Kuning: skor IKK 51%-75%.
Kategori Hijau: skor IKK 76%-100%.
41
Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Klaster Berbasis Web
42
Pengukuran Kinerja Klaster dengan Penggunaan Scoring board IKK yang diukur : 58 & 59
43
Perhitungan Manual IKK 58 (indeks spesialisasi perdagangan) Bobot relatif : 4.32 % Bobot normal : 45 % Target : 0.75
Penentuan target didapatkan dari wawancara dengan stakeholder yang relevan dengan indikator, yaitu Dinas Koperasi dan Perdagangan UKM Capaian : 0.6 Pencapaian ISP sebesar 0.6 didapatkan dari website Kemetrian Perdagangan dan Perindustria Indonesia Score relatif : 36% Score absolute : 80% Status : baik (traffic light color : hijau) 44
No IKK
IKK Yang Tidak Ter-record Dalam Sistem Klaster Indikator Kinerja Kunci
1
Jumlah pelaku yang bekerja sama dalam pengadaan bahan baku
2
Jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses produksi
3
Jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses distribusi / pemasaran
4
Persentase peningkatan jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses pengadaan bahan baku
5
Persentase peningkatan jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses produksi
6
Persentase peningkatan jumlah pelaku yang bekerja sama dalam proses distribusi / pemasaran
45
46
Analisis Kondisi Klaster Industri Komponen Otomotif Waru Mayoritas pelaku inti merupakan industri yang berada pada layer ke-3
atau ke-4 konsumen bahan baku Belum ada champion klaster Adanya industri pendukung (bahan baku, mesin & peralatan, distributor) Masalah utama yang dihadapi oleh sebagian besar UKM berbasis logam adalah masalah permodalan, akses pasar, pemanfaatan iptek, dan masalah jaringan kerja sama.
47
Analisis Stakeholder Requirement
Peningkatan kemudahan akses pembiayaan usaha dan formalitas anggota klaster
Percepatan pengembangan dan pertumbuhan industri komponen otomotif
Peningkatan kualitas SDM dan kemampuan dalam berwirausaha
Jejaring kemitraan antar pelaku klaster
Keunggulan kompetitif dan komparatif yang berkelanjutan dalam klaster untuk meningkatkan daya saing klaster
Peningkatan kemampuan dalam pengembangan teknologi
Kemudahan akses mengenai informasi kondisi pasar
Adanya peningkatan keuntungan usaha yang berdampak peningkatan kesejahteraan masyarakat
Peningkata kualitas infrastruktur fisik
48
Analisis Mapping Stakeholder Objective firm infrastructure memiliki proporsi sebesar 29%
dari total obyektif faktor tersebut berkaitan dengan faktor dasar pembentuk klaster, hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas penguatan sistem klaster.
49
Analisis Keterkaitan Indikator Kinerja Kunci Dengan Stakeholder
Indikator kinerja terdistribusi dengan hasil
sebagai berikut : ▪ sistem sebanyak 31 IKK, ▪ industri inti sebanyak 27 IKK, ▪ industri pendukung sebanyak 23 IKK.
peran dan fungsi institusi pendukung klaster
seperti pemerintah maupun lembaga pengembangan bisnis cukup signifikan dalam perkembangan klaster 50
KRITERIA
Bobot Bobot Relatif Normal
Profitabilitas Klaster
15.60% 39%
Marketing & Sales
4.00%
10%
Pertumbuhan Industri
9.60%
24%
Legalitas Usaha & Pemodalan
4.00%
10%
Teknik Operasional
6.40%
16%
51
Penyusunan Rekomendasi Pengelolaan Sistem Pengukuran Kinerja PROSES PENGUKURAN KINERJA
SUMBER DATA COLLECTOR DATA
PENENTUAN TARGET
REVISI BOBOT
SCORING PROCESS
EVALUASI KINERJA
PENENTUAN RENCANA & STRATEGI PERBAIKAN
Dinas Pemerintah
PELAKU INTI
PELAKU PENDUKUNG LPB MITRA BERSAMA PEMERINTAH (BPS, DINAS, dll) LEMBAGA PENDUKUNG LAIN
EKSEKUSI RENCANA PERBAIKAN
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan dan Eneregi Sumber Daya Mineral Sidoarjo
LPB MITRA BERSAMA
PELAKU INTI
PELAKU PENDUKUNG LEMBAGA PENDUKUNG LAIN
52
Kesimpulan Didapatkan 9 stakeholder requirement, antara lain
jejaring kemitraan, peningkatan kualitas SDM, dll Didapatakan 25 stakeholder objective, antara lain peningkatan kolaborasi antar UKM dari proses hulu hingga hilir, peningkatan jumlah lembaga/institusi pendukung pengembangan klaster, dll
53
Aspek yang digunakan dalam pengukuran kinerja adalah : company’s performance, social – economic result, social capital, dan efisiensi kolektif. Aspek company’s performance merupakan aspek yang memiliki bobot terbesar Dari aspek yang didapat, kemudian dilakukan pembreakdown-an dengan penyusunan kriteria dan subkriteria pada aspek yang memiliki lebih dari tujuh buah IKK. Rekomendasi pengelolaan sistem pengukuran kinerja yang dapat diberikan adalah ada kerjasama atau kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga-lembaga swasta yang berkompeten dan berkontribusi dalam pengembangan UKM
54
Agustina,S. 2010. Analisis Pangsa Pasar Suku Cadang Otomotif Dalam Persaingan Global Dengan Pendekatan Dinamika Sistem (Studi Kasus : Klaster Industri Logam Di Ngingas, Jawa Timur). Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS Anoraga, P. dan Sudantoko, D. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, Dan Usaha Kecil, : 227. Rineka Cipta 2002 Badan Pusat Statistik. 2009. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. (URL: http://www.bps.go.id/). Diakses tanggal 4 Februari 2010 Basyir, A. 2009. Perumusan Strategi bagi Klaster Indsutri Komponen Otomotif Menggunakan Pendekatan Strategic Management untuk Meningkatkan Daya Saingnya. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. David, F.1989. Strategic Management, Columbus:Merrill Publishing Company. Djamhari, C. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sentra UKM Menjadi Klaster Dinamis. Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006. Hamzah, M Iham. 2009. Penetapan Pola Sistem Pengembangan Dan Pembinaan Manajemen Untuk UKM Dengan Pendekatan Model MCDM Hybrid DEMATEL Dan ANP (Studi Kasus : UKM Di LPB Waru, Sidoarjo) Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS Hanoum, S. & Partiwi, S.G. 2009. Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur dengan Pendekatan Klaster Industri dan Manajemen Strategis : Pilot Project Klaster Industri Kecil & Menengah Berbasis Logam di Jawa Timur. Proposal Usulan Hibah Penelitian Program Hibah Kompetisi A3. Hidayati, Novita. 2009. Analisis Rantai Nilai Untuk Mengetahui Pola Peningkatan Daya Saing Klaster Industri Berbasis Logam di Jawa Timur Dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS.
Juwita Putri, D. 2010. Analisis Daya Saing Industri Migas di Jawa Timur dengan Pendekatan Dinamika. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Marsuki, I. H. 2009. Personal Communication tanggal 4 September 2009. Partiwi, S.G. 2007. Perancangan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif pada Sistem Klaster Agroindustri. Disertasi Institut Pertanian Bogor. Pearce, J. A, Robinson, R. B.1996. Strategic Management, Formulation, Implementation, and Control. Boston: McGraw Hill Companies, Inc. Porter M.E. 1998. “Clusters and the New Economic of Competetion”. Harvard Business Review.
55
Rencana Strategis Pembangunan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi 2004 – 2009. 2004. Departemen Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Republik Indonesia. Ridwan. 2007. Nilai Penjualan Suku Cadang di Jawa Barat Terbesar. (URL: http://disperindag-jabar.go.id//?pilih=lihat&id=2703). Diakses tanggal 7 Februari 2010. Roeland, T, den Hertag, P.1999. Klaster Analysis and Klaster-Based Policy making in OECD Countries: An Introduction to the theme. In Boosting Innovation: The Klaster Approach. Paris: OECD. Saaty, T. L. (2001). Decision making with dependence and feedback the analytic network process (2nd ed.). RWS Publication. Pittsburgh, USA
Suartika, I Made et al. 2008. Perancangan Dan Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems (Studi Kasus: Jurusan Teknik Mesin Universitas Mataram). Tesis Magister Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Suwigjo, Patdono (2009). Manajemen Performansi. Surabaya : Teknik Industri ITS. Suwignjo, Patdono., 2000, “Sistem Pengukuran Kinerja: Sejarah Perkembangan dan Agenda Penelitian ke Depan”, Proceeding Seminar Nasional Performance Management, Bagian C, Hotel Wisata, Jakarta. Waribrata, Hanafi. 2005. Klaster Industri: Bermitra untuk Bersaing. Lembaga Penelitian Institut Teknologi Bogor. Wheelen, T. L. & Hunger J.m D., 2003. Strategic Management and Business Policy.New York: Addison-Wesley Company, Inc. Yohan, Dendy. (2008). Peningkatan EBITDA Dengan Pendekatan Siklus Six Sigma Menggunakan Metode Path Analysis (Studi Kasus : Telkom Kendatel Jember). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
56