PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND
DINNY OKTAVIANY A34204054
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN DINNY OKTAVIANY. Perancangan Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand. (Dibimbing oleh SITI NURISJAH dan MARIETJE M. WUNGKAR) Tuntutan dunia kerja semakin tinggi seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Intensitas kerja yang tinggi membuat kebutuhan akan kegiatan rekreasi semakin juga akan meningkat. Salah satu tempat yang bisa dijadikan tempat untuk berlibur adalah resort dimana negara yang populer akan resort-nya, terutama yang berada di pinggir pantai adalah Thailand. Phuket adalah sebuah pulau kecil yang merupakan salah satu provinsi di Thailand yang terkenal akan keindahan pantainya. Pantai Laem Ka merupakan pantai di Phuket yang belum terkenal, tidak terlalu luas, sepi, dan sering dikunjungi oleh wisatawan lokal. Untuk menjadikan Laem Ka sebagai objek wisata yang menarik, maka ditunjuklah sebuah konsultan untuk merancang lanskapnya. Belt Collins International Pte. Ltd. (BCI) adalah sebuah perusahaan konsultan desain internasional yang memberikan pelayanan dalam bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan lingkungan. Perusahaan ini didirikan di Honolulu pada tahun 1953 dan telah berkembang menjadi perusahaan konsultan desain yang bergengsi di dunia dan memiliki beberapa cabang di berbagai negara, di antaranya ialah di Singapore. Belt Collins Singapore didirikan pada tahun 1982 dan memiliki lebih dari 70 staf. Perancangan Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand merupakan proyek desain yang dikerjakan oleh BCI Singapore. Tujuan kegiatan magang antara lain : 1) mendapatkan beragam pengetahuan praktis, pengalaman, dan ketrampilan dalam bidang arsitektur lanskap, 2) mempelajari proses serta faktor yang mempengaruhi perancangan resort di Laem Ka, Phuket, Thailand, 3) mempelajari kendala dan masalah yang timbul pada proses perancangan lanskap beserta solusinya. Kegiatan magang ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja, memperoleh informasi yang berkaitan dengan perancangan suatu proyek lanskap, menjalin kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan karyawan perusahaan tempat magang, serta menjadi acuan dalam mengaplikasikan dan meningkatkan desain resort maupun desain lanskap lainnya yang sesuai di Indonesia.
Kegiatan magang dilakukan di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. yang dimulai pada minggu keempat bulan Juni 2008 hingga minggu keempat bulan September 2008. Metode magang dilakukan dengan cara partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di dalam perusahaan, pengamatan langsung di lapang terhadap proyek-proyek yang telah selesai dikerjakan dan melakukan studi pustaka. Kegiatan utama dari kegiatan magang ini adalah proyek nomor 080.01, yaitu proyek lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand. Kegiatan magang yang dilakukan dalam upaya mendapatkan data mengenai proyek perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand dan kelembagaan perusahaan magang ini dilakukan melalui tahap pengenalan kelembagaan, pengumpulan data primer dan data sekunder, serta kegiatan perancangan. Batasan magang dalam proses perancangan adalah pada tahap concept design, schematic design, dan design development, serta juga termasuk pada ruang lingkup struktur internal kelembagaan tempat magang. Belt Collins International Pte. Ltd. didirikan di Honolulu pada tahun 1953 oleh Walter K. Collins dan Robert M. Belt. Walter K. Collins. Belt Collins memiliki kantor yang tersebar di Honolulu, Seattle, Boulder, Hong Kong, Shenzhen, Singapore, Bangkok, dan Manila. Belt Collins cabang Singapore yang didirikan pada tahun 1982 ini memiliki jumlah staf lebih dari 70 orang, serta menyediakan pelayanan di bidang arsitektur lanskap, master planning dan desain perkotaan pada sebagian besar hotel premier di Asia, resort, residential, area rekreasi dan pembangunan infrastruktur. Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. dipimpin oleh seorang Chairman/President/Managing
Director
yang
bertugas
keseluruhan perusahaan. Managing Director dibantu oleh
untuk
mengelola
tiga orang Vice
President/Director. Director membawahi seorang Associate Director, kemudian terdapat empat orang Associate yang dipimpin oleh Associate Director. Dalam pengerjaan proyek, staf BCI Singapore terbagi atas beberapa tim berdasarkan lokasi proyek. Tim tersebut dipimpin oleh seorang leader, yakni Project Manager yang didampingi oleh Senior Landscape Designer. Dalam menjalankan tugasnya, Senior Landscape Designer dibantu oleh beberapa Landscape Architect, CADD Drafter, tim Graphic dan tim Horticulturist. Berdasarkan kontrak yang telah disetujui olah pihak klien dan BCI, tahapan pengerjaan proyek lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand terdiri
dari mobilization, concept design, schematic design, design development, working drawings, dan site supervision. Tahapan ini dibuat singkat dengan alasan pertimbangan dalam segi waktu dan biaya yang dikeluarkan. Pada perancangan lanskap resort di Laem Ka ini dibuat tema dengan mengikuti arsitektur bergaya kolonial yang dipadukan dengan elemen-elemen eksisting yang menjadi ciri khas dari lanskap Laem Ka, yakni keberadaan pohonpohon kelapa. Paduan tersebut diupayakan untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan. Selain itu, upaya lain yang dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang akan timbul akibat dari suatu pembangunan adalah dengan mematuhi peraturan pemerintah setempat tentang persyaratan mendirikan bangunan di tepi pantai. Desain Resort Laem Ka yang telah dibuat mengalami beberapa perubahan yang disesuaikan dengan keinginan klien, hasil rapat dengan konsultan lainnya, dan penyesuaian dengan keadaan tapak. Hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan produk desain yang dibuat. Periode magang berakhir pada saat tahap design development masih berlangsung, sehingga kegiatan proses perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini hanya terbatas sampai sebagian proses design development.
PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND
DINNY OKTAVIANY A34204054
Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: Perancangan Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand
Nama
: Dinny Oktaviany
NRP
: A34204054
Menyetujui,
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
Ir. Marietje M. Wungkar, M.Si
NIP. 130 516 290
NIP. 130 239 745
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP 131 124 019
Disetujui tanggal :
RIWAYAT HIDUP
Dinny Oktaviany lahir di Depok, 12 Oktober 1986 adalah anak dari pasangan Dedi Suhandi dan Renny Chaeruddin. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pendidikan dasar diselesaikan di SDN Depok Baru V pada tahun 1998, kemudian menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTPN 2 Depok pada tahun 2001, dan dilanjutkan ke sekolah menengah atas SMUN 1 Depok dengan tahun kelulusan 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya dengan menjadi mahasiswi Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Penulis mengikuti kegiatan magang di PT Envirospace Consultants Indonesia pada periode Maret-Juni 2008. Penulis pernah terlibat pada beberapa proyek sebagai drafter, diantaranya proyek desain lanskap pada apartemen di Ah Hood Road Singapore, proyek desain lanskap perumahan di New Orchid Bintaro, dan perancangan taman rumah di Taman Yasmin Bogor. Penulis berpartisipasi pada Sayembara Taman Kota Tebet dan melakukan kegiatan magang di Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. pada periode Juni-September 2008 sebagai bahan untuk menyelesaikan skripsi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Perancangan Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini merupakan salah syarat kelulusan studi pada Program Studi Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terimakasih penulis persembahkan kepada : 1. Mama, Papa, Kakak Danny, dan seluruh keluarga besarku yang telah memberikan semangat, nasehat, doa, dan pengorbanan lainnya yang tak terhingga. 2. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing I dan Ir. Marietje M. Wungkar, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dorongan, nasehat, doa, dan bantuan lainnya yang telah diberikan, serta Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen pembimbing akademik. 3. Dwi Wahyu Hidayat yang selalu setia memberikan semangat dan bantuan disaat susah maupun senang. 4. Perusahaan
Belt
Collins
International
Pte.
Ltd.
dan
karyawan-
karyawannya yang telah memberikan semua pelajaran yang berharga, terutama Mr. Dzaki dan Miss. Lychee yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan magang dan mengurus semua keperluan untuk magang dan kru BCI di lantai 2. 5. Alumni Arsitektur Lanskap yang pernah magang maupun yang bekerja di Singapura. Om Pontjo, ka Iway, dah mba Mala yang sudah banyak memberikan bantuan. 6. Senior dan teman-teman lainnya di Singapore yang sudah memberikan semangat (Ka Beny 34, Ka Riski, Ka Asa, dll). 7. Ka Deka 39, Ka Fahmi 39, dan Ka Icha 40 yang telah memberikan informasi magang. 8. Teman-teman lanskap 41 yang selalu ceria setiap saat dalam menghadapi tugas dan ujian, baik yang sudah lulus maupun yang akan segera menyusul.
ii
9. Pak Dendi, Mba Dina, Mba Maya, Mba Rury, dan Mba Suci yang telah memberikan bantuannya ketika magang di PT Envirospace Consultants Indonesia. 10. Senior Arsitektur Lanskap angkatan 38, 39, dan 40 Institut Pertanian Bogor. Hidup manusia banyak misteri, akan tetapi pasti selalu akan diberikan kebahagiaan oleh-Nya asalkan kita mau bekerja keras meraihnya. Semoga skripsi ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Bogor, Desember 2008
Penulis
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR..........................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... x PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 Latar Belakang .................................................................................... ..... 1 Tujuan................................................................................................ ....... 2 Manfaat.............................................................................................. ....... 2
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4 Perancangan Lanskap....................................................................... ....... 4 Lanskap Resort ................................................................................. ....... 6 Konsultan Lanskap ............................................................................ ....... 8 Manajemen Proyek ........................................................................... ....... 10 METODOLOGI ................................................................................................. 12 Tempat dan Waktu ............................................................................ ........ 12 Metode ............................................................................................. ........ 13 Data dan Sumber Data .................................................................... ........ 15 Tahapan Kegiatan ................................... ........................................ ........ 16 Batasan Magang ................................... .......................................... ........ 16
KONDISI UMUM BELT COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE. LTD. .................................................................................................................. 18 Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. ................................ ........ 18 Sejarah Perusahaan ........................................................................ ........ 19 Struktur Organisasi .......................................................................... ........ 20 Prosedur Pekerjaan Proyek .............................................................. ........ 21 Mobilization ............................................................................... ........ 24 Concept Design ........................................................................ ........ 24
iv
Schematic Design ..................................................................... ........ 24 Design Development ................................................................ ........ 25 Working Drawings...................................................................... ........ 25 Site Supervision ........................................................................ ........ 26
PERANCANGAN LANSKAP RESORT LAEM KA, PHUKET, THAILAND ......... 27 Kawasan Laem Ka, Phuket, Thailand .............................................. ......... 27 Letak dan Luas .......................................................................... ......... 28 Geografi dan Iklim ..................................................................... ......... 29 Demografi .......................................................................................... . 29 Vegetasi ............................................................................................. . 29 Eksisting Tapak Laem Ka .................................................................. . 30 Analisis ..................................................................................................... . 31 Authority Guidelines .......................................................................... . 31 Topografi dan Kemiringan Lahan ...................................................... . 46 Studi Orientasi .................................................................................... . 46 Vegetasi Pohon Kelapa ..................................................................... . 47 View Tapak ........................................................................................ . 47 Design Concept ........................................................................................ . 47 Preliminary Concept Design ............................................................... . 49 Main Entry .................................................................................... . 56 Lake Villas ................................................................................... . 59 Spine Walk dan Beach Club Drop-off .......................................... . 62 Main Swimming Pool ................................................................... . 63 Final Concept Design ......................................................................... . 66 Hotel Villas ................................................................................... . 68 Arrival Road ................................................................................. . 71 Beach Club dan Speciality Restaurant ........................................ . 74 Stack Villas .................................................................................. . 75 Schematic Design ..................................................................................... . 77 Main Entry ............................................................................................ . 78 Stack Villas dan Main Pool ................................................................... . 81 Hotel Villas............................................................................................ . 86 Beach Club dan Speciality Restaurant ................................................. . 91 Feature Pavilion.................................................................................... . 95
v
Residential Villa .................................................................................... 96 Lake Villa .............................................................................................. 97 Design Development ................................................................................. 98 Preliminary Design Development ......................................................... 98 Final Design Development ................................................................... 99
PEMBAHASAN UMUM ............................................................................. ........100 Cara Mendapatkan Proyek ............................................................... ........100 Tim Kerja Proyek .............................................................................. ........100 Pengolahan Data dan Penyelesaian Proyek .................................... ........102 Proses Perancangan dan Rancangan Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ............................................................................................ ........104
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan........................................................................................ ........110 Saran ................................... ............................................................ ........111 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 112
LAMPIRAN ....................................................................................................... 114
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Jadwal Kegiatan Magang ................................................................. 13 2. Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Proyek Magang............................................................................................. 15 3. Jadwal Proyek Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand........ 17 4. Penghitungan Jumlah Pohon ........................................................... 98
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Peta Lokasi Magang ..........................................................................
12
2. Struktur Organisasi Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd....
21
3. Tahapan Pengerjaan Proyek Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. .............................................................................................
22
4. Prosedur Pekerjaan Proyek 080.01 Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ................................................................................
23
5. Peta Lokasi Proyek Perancangan Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ................................................................................
28
6. Reference Plan...................................................................................
32
7. Foto Area A, Laem Ka, Phuket, Thailand ...........................................
33
8. Foto Area B, Laem Ka, Phuket, Thailand ...........................................
34
9. ,Foto Area C, Laem Ka, Phuket, Thailand...........................................
35
10. Foto Area D, Laem Ka, Phuket, Thailand...........................................
36
11. Foto Area E, Laem Ka, Phuket, Thailand ...........................................
37
12. Foto Area F, Laem Ka, Phuket, Thailand ...........................................
38
13. Foto Area G, Laem Ka, Phuket, Thailand...........................................
39
14. Foto Area H dan I, Laem Ka, Phuket, Thailand..................................
40
15. Foto Area J, Laem Ka, Phuket, Thailand............................................
41
16. Foto Area K dan L, Laem Ka, Phuket, Thailand .................................
42
17. Foto Area M, N, dan O, Laem Ka, Phuket, Thailand ..........................
43
18. Foto Area P dan Q, Laem Ka, Phuket, Thailand ................................
44
19. Foto Area R dan S, Laem Ka, Phuket, Thailand ................................
45
20. Key Plan, Preliminary Concept Design ..............................................
50
21. Site Plan, Preliminary Concept Design...............................................
51
22. Circulation Plan, Preliminary Concept Design ...................................
52
23. Gambar Potongan Main Driveway......................................................
53
24. Gambar Potongan Secondary Driveway ...........................................
54
25. Gambar Potongan Main Buggy Path..................................................
54
26. Gambar Potongan Secondary Buggy Path .......................................
55
27. Gambar Potongan Tertiary Path ........................................................
55
28. Gambar Rencana Main Entry .............................................................
56
viii
29. Gambar Tampak Depan dan Potongan Main Entry ..........................
57
30. Gambar Perspektif Main Entry Pavilion .............................................
58
31. Gambar Rencana Lake Villa dan Gambar Referensi .........................
59
32. Gambar Potongan Lake Villa .............................................................
60
33. Gambar Perspektif Lake Villa ............................................................
61
34. Gambar Rencana Spine Walk dan Beach Club Drop-off ...................
62
35. Gambar Tampak Spine Walk .............................................................
62
36. Gambar Potongan Spine Walk dan Beach Club Drop-off ..................
63
37. Gambar Rencana Main Swimming Pool.............................................
64
38. Gambar Potongan Main Swimming Pool............................................
65
39. Gambar Overall Plan ..........................................................................
66
40. Gambar Potongan A ..........................................................................
67
41. Gambar Typical Plan dari Hotel Villas ...............................................
68
42. Gambar Typical Potongan dari Hotel Villas ......................................
69
43. Gambar Rencana Hotel Villas pada Daerah Lembah .......................
69
44. Gambar Potongan Hotel Villas pada Daerah Lembah .......................
70
45. Gambar Sketsa View ke Luar pada Hotel Villas ................................
71
46. Gambar Rencana Main Arrival Ramp ................................................
72
47. Gambar Potongan A-A dan Arrival Ramp .........................................
73
48. Gambar Rencana Beach Club dan Speciality Restaurant .................
74
49. Gambar Potongan A-A Beach Club dan Speciality Restaurant..........
74
50. Gambar Rencana Stack Villa Pool ....................................................
75
51. Gambar Tampak dan Potongan Landscape Screening pada Stack Villa.....................................................................................................
75
52. Gambar Rencana Stack Villa Enlarged ..............................................
76
53. Gambar Potongan A-A Stack Villa ....................................................
76
54. Gambar Potongan B-B Stack Villa ....................................................
77
55. Gambar Rencana Main Entry Driveway ............................................
78
56. Gambar Tampak Depan Main Entry Driveway ..................................
78
57. Gambar Potongan Main Entry Driveway ...........................................
79
58. Gambar Perspektif Main Entry ...........................................................
79
59. Gambar Potongan Through Arrival Lobby..........................................
80
60. Gambar Perspektif Stack Villas Pool .................................................
81
61. Gambar Rencana Stack Villas dan Main Pool...................................
82
62. Gambar Tampak dan Potongan Stack Villas......................................
83
ix
63. Gambar Rencana Stack Villas Lantai 1 dan 2 ...................................
84
64. Gambar Rencana Stack Villas Lantai 3 dan 4 ...................................
85
65. Gambar Rencana Typical Hotel Villa .................................................
86
66. Gambar Potongan Typical Hotel Villa ................................................
87
67. Gambar Rencana Typical Hotel Villa pada Daerah Lembah..............
87
68. Gambar Potongan Typical Hotel Villa pada Daerah Lembah.............
88
69. Gambar Rencana Typical Hotel Villa Tipe 2.......................................
89
70. Gambar Potongan Typical Hotel Villa Tipe 2......................................
90
71. Gambar Rencana Beach Club dan Speciality Restaurant..................
91
72. Gambar Potongan Kolam Renang di Beach Club ..............................
92
73. Gambar Perspektif View Laut dari Beach Club dan Speciality Restaurant Deck.................................................................................
92
74. Gambar Perspektif View Beach Club dan Speciality Restaurant dari Pantai .................................................................................................
93
75. Gambar Rencana Rock Beach Pool...................................................
93
76. Gambar Rencana (Blow Up) dan Potongan Rock Beach Pool ..........
94
77. Foto Eksisting Tapak dan Gambar Referensi Desain Rock Pool ......
94
78. Gambar Rencana Feature Pavilion dan Boulder................................
95
79. Gambar Perspektif Feature Pavilion dan Boulder ..............................
96
80. Gambar Rencana Typical Residential Villa Boundary Wall ...............
96
81. Gambar Potongan A dan B Typical Residential Villa Boundary Wall .
97
82. Gambar Perspektif Lake Villa .............................................................
97
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Authority Guidelines ..........................................................................
115
2. Gambar Potongan - Authority Guidelines...........................................
116
3. Analisis Kemiringan Lahan .................................................................
118
4. Gambar Potongan Studi Orientasi Kemiringan Lahan .......................
119
5. Analisis Topografi ..............................................................................
121
6. Studi Orientasi View ..........................................................................
122
7. Studi Orientasi Sunrise-Sunset View .................................................
123
8. Gambar Potongan Studi Orientasi Sunrise-Sunset View ...................
124
9. Plan Analisis Pohon Kelapa ...............................................................
126
10. View Tapak.........................................................................................
127
11. Referensi Desain Preliminary Concept Design .................................
132
12. Gambar Landscape Masterplan .........................................................
134
13. Gambar Site Circulation Plan .............................................................
135
14. Gambar Planting Character................................................................
136
15. Referensi Desain Schematic Design ..................................................
137
16. Master Plan .......................................................................................
139
17. Hotel Villa ..........................................................................................
140
18. Transplanting Detail ...........................................................................
141
19. Typical Paving Detail .........................................................................
142
20. Typical Pool Detail .............................................................................
143
21. Typical Road Detail ............................................................................
144
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada saat era globalisasi sekarang ini, tuntutan dunia kerja akan peningkatan kinerja sumber daya manusia semakin tinggi seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Intensitas kerja yang tinggi membuat kebutuhan akan kegiatan rekreasi juga semakin meningkat. Salah satu tempat yang bisa dijadikan tempat untuk berlibur adalah resort. Pengertian resort menurut Boovy, Bard, dan Lawson (1997) adalah suatu tempat yang dikembangkan sebagai tempat peristirahatan bagi para wisatawan dengan berbagai fasilitas yang disediakan untuk akomodasi, rekreasi, dan kebutuhan lainnya. Resort hampir terdapat di seluruh dunia dan keberadaannya dapat menarik pengunjung dari berbagai negara, sehingga dapat meningkatkan devisa negara. Salah satu negara yang populer akan resort-nya, terutama yang berada di pinggir pantai adalah Thailand. Thailand merupakan sebuah negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di sebelah Timur, Malaysia dan Teluk Siam di bagian Selatan, serta Myanmar dan Laut Andaman di sebelah Barat. Secara geografis, keadaan Thailand sangat bervariasi mulai dari pantai, dataran yang relatif datar sampai bergunung-gunung. Phuket adalah sebuah pulau yang berada di Thailand yang juga merupakan salah satu provinsi di Thailand yang terkenal akan keindahan pantainya. Salah satu pantai di Phuket yang belum terkenal, tidak terlalu luas, sepi, tetapi sering dikunjungi oleh wisatawan lokal adalah pantai Laem Ka. Untuk menjadikan Laem Ka sebagai objek wisata yang menarik, maka ditunjuklah sebuah konsultan untuk merancang lanskapnya. Hill (1995) mengatakan bahwa konsultan dapat menasihati klien dan memberikan saran melalui proses interaksi dua arah, dimana seiring dengan berjalannya proses perancangan, proses konsultasi dapat dijadikan sebagai kebutuhan bagi diri klien sendiri. Belt Collins International Pte. Ltd. (BCI) adalah sebuah perusahaan konsultan desain internasional yang memberikan pelayanan dalam bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan lingkungan. Perusahaan ini didirikan di Honolulu pada tahun 1953 dan telah berkembang menjadi salah satu perusahaan konsultan desain yang bergengsi di dunia. Belt Collins telah menyelesaikan lebih dari 16.000 proyek yang tersebar di 70 negara. Saat ini BCI telah memiliki lebih dari 450 tenaga ahli dan staf pendukung di
2
beberapa cabang yang tersebar dari U.S. ke Asia Pasifik dan Asia Tenggara, di antaranya berlokasi di Honolulu, Seattle, Boulder, Hong Kong, Shenzhen, Singapore, Bangkok, Guam, Manila, dan yang terbaru adalah Bali. Belt Collins Singapore sendiri didirikan pada tahun 1982 dan memiliki lebih dari 70 staf. Belt Collins memberikan pelayanan dalam bidang arsitektur lanskap, master planning dan urban design bagi pembangunan hotel, resort, permukiman, area komersial, tempat rekreasi, dan infrastruktur. Pantai Laem Ka cenderung landai dan memiliki karakteristik pantai berpasir yang dibatasi oleh batu-batu besar. Perancangan Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand merupakan salah satu proyek desain yang dikerjakan oleh BCI Singapore yang juga bekerja sama dengan BCI Thailand dan BCI Bali. Tema utama dari perancangan resort ini adalah gaya kolonial dan dipengaruhi oleh elemen-elemen pohon kelapa untuk mempertahankan karakter eksisting tapak dan dikombinasikan dengan elemen-elemen baru yang menyatu dengan meminimalisasi kerusakan lingkungan. Proses perancangan pada BCI dilakukan menurut tahapan tertentu sebagai upaya dalam membuat suatu desain yang bagus dan untuk memenuhi standar kualitas skala internasional. Tahapan proses perancangan baik di studio maupun di lapang sangat penting untuk dipelajari dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan calon arsitek lanskap.
Tujuan Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk : 1. Mendapatkan beragam pengetahuan praktis, pengalaman, dan ketrampilan dalam pekerjaan arsitektur lanskap, baik di studio maupun di lapang. 2. Mempelajari dan memahami proses serta faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan resort di Laem Ka, Phuket, Thailand. 3. Mempelajari kendala-kendala dan masalah-masalah pada proses dan tahapan perancangan lanskap, serta mempelajari cara-cara mengatasinya.
Manfaat Kegiatan magang yang dilakukan di Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. ini bermanfaat untuk : 1. Meningkatkan kemampuan profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya.
3
2. Memperoleh dan memberikan informasi yang berkaitan dengan perancangan suatu proyek. 3. Menjalin kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan karyawan perusahaan tempat magang. 4. Menjadi acuan dalam mengaplikasikan dan meningkatkan desain resort maupun desain lanskap lainnya yang sesuai di Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Lanskap Lanskap merupakan wajah dan karakter lahan atau bagian tapak dari muka bumi dengan segala kehidupan dan apa saja yang berada di dalamnya, baik yang bersifat alami maupun yang buatan manusia serta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, segenap indera dapat menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat membayangkan (Rachman, 1984). Menurut Simonds (1983), lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang beberapa unsurnya dapat digolongkan menjadi unsur utama dan unsur penunjang. Perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan massa dengan mengkomposisikan elemen lanskap alami dan non alami, serta segenap kegiatan yang ada di dalamnya agar tercipta suatu karya tata ruang yang secara fungsi berdaya guna dan secara estetis bernilai indah, sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia, serta makhluk hidup lain di dalamnya (Rachman,1984). Perancangan lanskap merupakan pengembangan lebih lanjut dari perencanaan tapak, yang lebih dititikberatkan pada pemilihan komponen dan bahan perancangan, serta tanaman dan kombinasinya untuk memecahkan masalah perencanaan tapak dan ditujukan pada pertalian visual. Wujud dan bentuk dalam perancangan lanskap timbul dari hasil perumusan yang jelas terhadap potensi dan kendala tapak, serta masalah perancangan yang ada, sedangkan sumber bentuk yang paling penting adalah raut atau wajah tapak itu sendiri, seperti yang dipertegas oleh garis batas tepian tapak dan topografi. Adapun sumber bentuk kedua berasal dari suatu perkiraan mengenai fungsi atau kegunaan yang akan ditampung (Laurie, 1986). Selanjutnya menurut Laurie (1986), untuk memahami proses alam yang ada
dan
telah
membentuk
kawasan
lahan
serta
proses
sosial
yang
mengakibatkan atau menggambarkan kegunaan kawasan lahan atau lingkungan dan cara dimana hal itu dirasakan, dapat diusahakan melalui berbagai teori dalam Arsitektur Lanskap. Dalam dunia Arsitektur Lanskap, terdapat aktivitas yang dapat digolongkan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dasar manusia yang terdiri atas tiga tipe, yaitu : 1. Penilaian dan perencanaan kawasan lahan yang memerlukan dasar ilmu pengetahuan alam dan ekologi yang kuat dan berhubungan dengan evaluasi
5
secara sistematis terhadap area yang luas dari segi kesesuaian dan kemampuan lahan untuk suatu penggunaan di masa depan. 2. Perencanaan tapak dan persyaratan program untuk maksud kegunaan tapak dibahas secara bersama dalam proses sintesa yang kreatif. 3. Perancangan detil lanskap yang merupakan suatu seleksi terhadap komponen material, jenis tanaman, dan kombinasinya sebagai pemecahan terhadap masalah yang telah dibatasi dan dirumuskan, serta merupakan proses dimana kualitas spesifik dipindahkan pada ruang-ruang diagmatis rencana tapaknya. Rachman (1984) mengatakan bahwa perancangan yang berhasil ditentukan oleh seluruh tahap yang dikerjakan dalam Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana. Sejak proses awal, yaitu inventarisasi, pemikiran yang dilakukan harus sudah menjangkau tahap yang lebih lanjut bahkan hingga ke pelaksanaan dan pemeliharaan. Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds (1983) terdiri atas Commision, Research, Analysis, Synthesis, Construction, dan Operation. Commision adalah tahap dimana klien menyatakan keinginan/kebutuhannya serta membuat
definisi pelayanan dalam suatu
perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulan data/inventarisasi. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi, dan membuat program pengembangan tapak. Synthesis
merupakan tahap analisis perbandingan,
pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep, serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi, dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian, perbaikan, dan observasi penampakan. Sedangkan, menurut Booth (1983) umumnya proses perancangan memiliki tahapan sebagai berikut : 1. Penerimaan proyek 2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi)
6
c. Wawancara dengan pemilik (klien) d. Pembentukan program 3. Desain a. Diagram fungsi ideal b. Diagram fungsi keterhubungan tapak c. Rencana konsep d. Studi tentang komposisi bentuk e. Desain awal f.
Desain skematik
g. Master plan h. Pembuatan desain 4. Gambar-gambar konstruksi a. Layout plan (rencana tata ruang) b. Grading plan (rencana pembentukan lahan) c. Planting plan (rencana penanaman) d. Detil konstruksi 5. Pelaksanaan 6. Evaluasi setelah konstruksi 7. Pemeliharaan Lebih lanjut dijelaskan oleh Booth (1983) bahwa banyak tahap dari perancangan
tersebut
saling
tumpang
tindih
dan
membaur,
sehingga
sususannya menjadi tidak jelas dan tidak nyata. Beberapa tahap dari proses desain tersebut bisa paralel antara satu dengan yang lainnya dalam hal waktu dan dapat muncul secara serentak. Dengan kata lain, tidak ada satu pun tahap dari proses desain yang muncul secara terpisah dari lainnya.
Lanskap Resort Boovy, Bard, dan Lawson (1997) berpendapat bahwa resort adalah suatu tempat yang dikembangkan sebagai tempat peristirahatan bagi para wisatawan dengan berbagai fasilitas yang disediakan untuk akomodasi, rekreasi, dan kebutuhan lainnya. Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka kawasan yang dijadikan resort dapat membentuk identitas dan karakternya sendiri, serta merupakan tempat yang spesifik untuk tujuan pariwisata atau sebagai tempat persinggahan menuju objek-objek wisata lainnya.
7
Resort adalah tempat yang digunakan untuk relaksasi atau rekreasi yang dapat menarik pengunjung untuk berlibur. Resort dapat berupa tempat, kota maupun bangunan komersial yang dioperasikan oleh suatu perusahaan. Resort menyediakan banyak keinginan pengunjung seperti makanan, minuman, penginapan, olahraga, hiburan, dan perbelanjaan. Sebutan resort terkadang salah digunakan untuk mengartikan hotel yang tak menyediakan ameniti yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah resort. Tetapi, hotel merupakan fitur utama sebuah resort. Sebuah resort tidak selalu harus berupa bangunan komersial yang dioperasikan suatu perusahaan, meskipun di abad ke-20 fasilitas sejenis ini lebih banyak (Wikipedia, 2007a). Resort dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain : 1. Resort at a Destination (resort di tempat tujuan wisata) Sebuah resort yang memiliki bangunan dan fasilitas komersial pada tempat tujuan wisata, seperti daerah rekreasi, situs bersejarah, taman bertema, fasilitas permainan atau atraksi wisatawan lainnya yang dapat bersaing dengan bisnis lainnya di tempat tersebut. 2. Destination Resort (resort sebagai tempat tujuan wisata) Sebuah resort yang dapat menyediakan semua fasilitas lengkap yang dibutuhkan oleh para wisatawan dan memiliki daya tarik tersendiri, sehingga lokasinya tidak perlu dekat dengan tempat tujuan wisata untuk menarik wisatawan yang datang. Lengkapnya fasilitas yang berkualitas yang disediakan, seperti makanan, minuman, pondok penginapan, fasilitas olahraga, hiburan, dan belanja dapat membuat para pengunjung tetap berada di dalam resort. 3. All-Inclusive Resort (resort lengkap) Sebuah resort yang selain menyediakan semua fasilitas umum yang dibutuhkan,
juga
menetapkan
biaya
dasar
bagi
sebagian
ataupun
keseluruhan fasilitas yang ditawarkan di resort tersebut. Fasilitas-fasilitas yang biasanya ditetapkan harga dasarnya adalah makanan, minuman, fasilitas olahraga dan hiburan (Wikipedia, 2007b). Tan (1995) memberikan penjelasan bahwa resort merupakan suatu bentukan industri pariwisata yang berkembang atas “Paham Keaslian” atau notion authenticity. Resort adalah tantangan bagi arsitektur hotel konvensional yang monoton. Alam resort berbeda dengan alam yang di sekitar bangunan pada umumnya. Sebagian besar resort dibangun dengan desain mewah dan memiliki
8
keistimewaan tertentu dengan dana desain yang tidak terbatas, serta berlokasi di daerah terpencil dengan tapak yang eksotik dan digunakan sebagai tempat peristirahatan dengan ketenangan dan suasana meditasi. Lebih lanjut dikemukakan Tan (1995) bahwa penggabungan nilai-nilai modern dengan elemen-elemen tradisional dan sejarah menjadi keunikan resort. Terdapat tiga hal yang dijual dari sebuah resort, yaitu : 1. Potensi Alam (Scene) Potensi alam yang dijual adalah potensi fisik kawasan resort, seperti kekhasan alam, kekhasan fisik, flora dan fauna, serta iklim daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai view untuk rekreasi, arena berolahraga, dan sebagainya. 2. Budaya (Culture) Budaya merupakan suatu kekhasan daerah setempat, misalnya kehidupan sehari-hari, budaya bahari, dan sebagainya. 3. Event Event merupakan suasana dan hal-hal spesifik yang atau hanya terjadi pada saat tertentu seperti upacara ritual budaya setempat.
Konsultan Lanskap Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasehat ahli dalam bidang keahliannya. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli 'biasa' adalah sang konsultan bukan merupakan karyawan di perusahaan sang klien, melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri atau bekerja di sebuah firma konsultasi, serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu (Wikipedia, 2008b). Konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perencanaan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia (Gold, 1980). Sharky (1994) menjelaskan bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran, dan keahlian untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur, atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar
9
konsultan dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Jenis aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana kesesuaian proyek. Menurut Gold (1980), konsultan memiliki kelebihan berupa : 1. Kemampuan professional, yakni kemampuan secara teknis yang berupa kemampuan dari segi perancangan, dimana kualitas suatu perancangan sebuah perusahaan dapat dilihat melalui proyek yang dikerjakan dan diselesaikannya. 2. Penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumya. 3. Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan yang memadai untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pakar dan ahli dari disiplin ilmu lainnya dapat dibentuk dalam suatu tim sesuai dengan proyek yang diperlukan. 4. Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai dengan tuntutan muatan kerja. 5. Pengalaman, alat-alat, dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam jenisnya. 6. Hasil kerja yang objektif dan profesional. 7. Sistem kerja konsultan yang berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat sesuai keuntungan yang seimbang dan saling menguntungkan. Dijelaskan Sharky (1994) mengenai contoh servis yang diberikan oleh konsultan lanskap, di antaranya adalah : 1. Memberikan rekomendasi material penanaman untuk proyek atau kondisi tapak tertentu. 2. Memberikan spesifikasi teknis material lanskap secara tertulis. 3. Mempersiapkan program pemeliharaan lanskap. 4. Memberikan pendapat dari seorang ahli. 5. Mempersiapkan rekomendasi ataupun perbaikan anggaran biaya dan modal. 6. Memimpin penbuatan rencana kesesuaian untuk usulan proyek. Gold (1980) membuat kriteria dalam memilih konsultan yang profesional, yaitu :
10
1. Pengalaman dan reputasi. 2. Latar belakang dari setiap staf yang ada. 3. Kemampuan tingkat muatan kerja. 4. Ketersediaan pakar dan ahli dalam setiap bidang disiplin ilmu. 5. Tanggung jawab profesional. 6. Tanggung jawab sosial.
Manajemen Proyek Manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi yang bermacam-macam untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan alat dan sarana untuk menggerakkan unsur-unsur manusia, bahan-bahan, uang, metode, sistem, dan pasar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan penerapan fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen secara efektif dan efisien (Stoner dan Freeman, 1994). Dijelaskan oleh Kraus dan Gurtis (1982) bahwa manajemen merupakan suatu proses dari konsep, teori, dan analisis tujuan dimana seorang manajer merencanakan, mengatur, memimpin, dan menjalankan tujuan tersebut melalui usaha manusia secara sistematis, koordinatif, dan kerjasama. Manajemen dideskripsikan sebagai ilmu dan seni. Sebagai ilmu karena berdasarkan teori dan ilmu pengetahuan dimana dalam pembuatan keputusan dan kebijakan harus berdasarkan data empiris dan prinsip yang tepat. Sedangkan, sebagai seni, manajemen harus dapat mempercayakan kemampuan, sensitivitas, intuisi, dan aspirasi seseorang, dalam berhubungan satu sama lain harus bersifat fleksibel dan responsif terhadap sifat dan kemampuan seseorang. Penerapan dari suatu ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan seni. Stoner dan Freeman (1994) menjelaskan bahwa proses manajemen mencakup empat fungsi utama, yaitu : 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan konsep dasar dari suatu manajemen, dimana tugas manajeman disusun serta tujuan dan sasaran ditetapkan. Kebijakan dan tata cara pelaksanaan dibuat, perencanaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dirumuskan. 2. Pengorganisasian (Organizing)
11
Pengorganisasian merupakan proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang, dan sumberdaya di kalangan anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. 3. Pengarahan (Directing) Pengarahan mencakup hal yang mengarahkan (directing), hal yang mempengaruhi (influencing), dan memotivasi (motivating) karyawan untuk menjalankan tugas-tugas pokok. 4. Pengendalian (Controlling) Fungsi pengendalian manajemen mencakup penetapan standar kerja, mengukur kinerja yang sedang berjalan, membandingkan kinerja ini dengan standar yang telah ditetapkan dan mengambil tindakan untuk memperbaiki jika terjadi penyimpangan. Oberlender (1993) mendefinisikan manajemen proyek yaitu sebuah ilmu dan seni yang mengatur sumberdaya manusia, peralatan, bahan, uang, dan waktu untuk menyelesaikan suatu pelaksanaan dengan waktu dan biaya yang optimal. Manajemen proyek mencakup multidisiplin yang terfokus untuk mengkoordinasi
semua
kebutuhan
dalam
pelaksanaan.
Prinsip
utama
manajemen proyek adalah mengorganisir pelaksanaan pekerjaan agar selesai dengan sempurna.
METODOLOGI Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilakukan di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. yang berlokasi di No. 4 dan 6 Ann Siang Hill Singapore 069786. Belt Collins merupakan sebuah perusahaan konsultan desain berskala internasional yang memberikan pelayanan dalam bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan lingkungan.
Gambar 1. Peta Lokasi Magang (Sumber : www.map.gov.sg/StreetMap/, 2008)
13
Kegiatan magang ini dilakukan selama 14 minggu yang dimulai pada minggu keempat bulan Juni 2008 hingga minggu keempat bulan September 2008. Kegiatan utama dalam pelaksanaan magang adalah mempelajari perancangan lanskap resort di studio dengan fokus pada proyek nomor 080.01, yaitu proyek lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand. Kegiatan dan jadwal magang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang JENIS KEGIATAN
JUNI 4
JULI 1 2 3 4
5
1
AGUSTUS 2 3 4
SEPTEMBER 1 2 3 4
PERSIAPAN KEGIATAN INTI 1. Kegiatan Studio a. Concept Design b. Schematic Design c. Design Development 2. Kegiatan Lapang a. Site Visit b. Site Observations KEGIATAN PENUNJANG 1. Pengenalan Perusahaan 2. Material Presentation/Meeting
Metode Metode magang untuk kegiatan perancangan di Singapore ini dilakukan dengan cara : 1. Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di dalam perusahaan, terutama pada kegiatan perancangan di studio. 2. Melakukan pengamatan langsung di lapang terhadap proyek-proyek yang telah selesai dikerjakan, khususnya pada proyek yang berlokasi di Singapore. 3. Melakukan studi pustaka untuk membantu pengumpulan data pada proses perancangan yang sedang berlangsung, baik melalui buku maupun website yang terkait. Partisipasi aktif dalam proses perancangan di studio difokuskan pada proses perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand. Selain itu juga aktif dalam proses perancangan proyek lainnya, seperti : 1. Lanskap resort dan residential villas di Koh Samui, Thailand 2. Lanskap resort ILE AUX Benetiers, Mauritius 3. Lanskap Hangzhou Xixi Tourist Center, Resort Hotel Group, China 4. Lanskap Jumeirah Barama Bay, Thailand
14
5. Lanskap Sterling Eastern, India 6. Yen So Park-Future, Vietnam Partisipasi aktif dalam pengamatan langsung di lapang ataupun inspeksi lapangan untuk proyek yang telah selesai dikerjakan dan berlokasi di Singapore, yaitu : 1. Condominium at Lake Shore, Boon Lay 2. Condominium at Woodleigh Close 3. Residences at Patterson Road Adapun ruang lingkup kegiatan proses perancangan meliputi : a. Kegiatan administrasi yang berhubungan dengan pengembangan kualitas mahasiswa dengan kegiatan di kantor dengan menerima proyek. b. Kegiatan perancangan yang terkait dengan kegiatan di studio dan lapang. Gambaran ruang lingkup dalam kegiatan proses perancangan lebih lengkapnya dijabarkan sebagai berikut : a. Kegiatan administrasi Tujuan dari kegiatan administrasi ini adalah untuk mengembangkan kualitas berpikir dan kualitas kerja mahasiswa dalam menghasilkan produk arsitektur lanskap dengan mempelajari hal-hal sebagai berikut : 1. Mempelajari sistem kelembagaan di perusahaan tempat magang. 2. Mempelajari sistem kerja dan pembagian kerja pada proses perancangan untuk memudahkan dalam penyelesaian pekerjaan. 3. Memperlajari permasalahan pada dunia kerja dan membuat solusinya dalam proses perancangan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk arsitektur lanskap yang sesuai menurut kebutuhan pemilik dan penggunanya. b. Kegiatan Perancangan Kegiatan perancangan yang dilakukan di studio dan lapang ini bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan (skill) mahasiswa dalam ilmu arsitektur lanskap melalui proses sebagai berikut : 1. Concept design dengan meperlajari bagaimana membuat suatu konsep yang bagus dan dapat diaplikasikan pada tapak dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada pada tapak. 2. Schematic design dengan mendalami dan membuat perubahan-perubahan tertentu pada konsep yang telah dibuat sebagai upaya untuk menyesuaikan kondisi tapak, konsep secara keseluruhan, dan
15
3. Design development dengan penyiapan gambar perancangan detil sebagai tahap awal untuk menuju ke gambar konstruksi.
Data dan Sumber Data Data yang didapatkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang ada di perusahaan yang diperoleh atas hasil observasi lapang yang dilakukan oleh staf yang berkepentingan di perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan studi pustaka dan hasil wawancara dengan beberapa pihak yang terkait. Tabel 2. Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Proyek Magang No. 1.
Aspek
Jenis
Fisik Non
Letak dan luas
3.
4.
Fisik Hayati
Sosial
Kelembagaan
Sumber
Data primer
Observasi Lapang dan
dan sekunder
Studi Pustaka
Iklim
Data sekunder
Studi Pustaka
Aksesibilitas
Data sekunder
Studi Pustaka
Fasilitas dan utilitas
Data sekunder
Studi Pustaka
Vegetasi
Data primer
Observasi Lapang dan
dan sekunder
Studi Pustaka
Penduduk kawasan
Data sekunder
Studi Pustaka
Sosial ekonomi
Data sekunder
Studi Pustaka
Sosial budaya
Data sekunder
Studi Pustaka
Struktur organisasi
Data sekunder
Studi Pustaka,
Hayati
2.
Bentuk
Wawancara Sistem kerja
Data sekunder
Studi Pustaka, Wawancara
Selain
itu,
juga
dikelompokkan
jenis
data
berdasarkan
tempat
pengambilan data, yaitu data kantor dan data studio. Data kantor ini maksudnya adalah data yang berhubungan dengan administrasi, struktur organisasi, dan sejarah BCI Singapore. Data studio meliputi data utama, teknis, dan pendukung. Data utama adalah data dari proyek perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand yang ada pada server di komputer dan data yang telah dibukukan. Data teknis didapat dari catatan hasil dari pertemuan antar konsultan dan pihak lain yang berkepentingan, sedangkan data pendukung didapat dari hasil wawancara dengan landscape designer yang menangani proyek ini.
16
Tahapan Kegiatan Kegiatan magang yang dilakukan dalam upaya mendapatkan data mengenai proyek perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand dan kelembagaan perusahaan magang ini dilakukan melalui tahap : 1. Pengenalan Kelembagaan Kegiatan kelembagaan ini berupa perkenalan dengan staf yang ada di Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. serta pembelajaran mengenai sejarah, struktur organisasi, pembagian kerja, dan prosedur pengerjaan proyek. 2. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder Kegiatan pengumpulan data didapatkan melalui data awal yang telah tersedia di perusahaan tempat magang berdasarkan observasi lapang yang telah dilakukan oleh staf yang berkepentingan di perusahaan tempat magang, data yang dikirim dari pihak surveyor, arsitek bangunan, dan klien. Pencarian data melalui studi pustaka juga dilakukan untuk melengkapi data yang tersedia dan juga untuk mendukung kegiatan perancangan itu sendiri. 3. Proses Perancangan Kegiatan perancangan merupakan kegiatan utama magang, yang terdiri dari tahap concept design, schematic design, dan design development. Concept design merupakan tahap penyusunan desain lanskap secara konseptual dengan menciptakan karakter dan tema yang sesuai dengan proyek yang akan dibuat. Schematic design adalah tahap perbaikan desain konseptual yang telah dibuat. Tahap dimana dilakukan pengembangan dari concept design dengan memberikan perancangan detail untuk konstruksi merupakan tahap design development.
Batasan Magang Batasan magang adalah proses perancangan proyek lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand yakni dari tahap concept design, schematic design, dan design development. Hal tersebut dikarenakan dengan waktu magang yang terbatas, sedangkan proses perancangan tersebut sudah dimulai sebelum memasuki waktu magang dan diselesaikan dalam kurun waktu ± 1 tahun, tepatnya beberapa bulan setelah waktu magang berakhir. Jadwal proyek tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Batasan magang juga termasuk pada ruang lingkup struktur internal kelembagaan tempat magang.
Tabel 3. Jadwal Proyek Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
17
KONDISI UMUM BELT COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE. LTD Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. merupakan sebuah perusahaan
konsultan
desain
berskala
internasional
yang
memberikan
pelayanan dalam bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan lingkungan. Seiring dengan berkembangnya keinginan klien dari tahun ke tahun, maka Belt Collins International (BCI) telah menambah jenis pelayanannya di bidang praktek teknik dan perencanaan. Diawali dengan penambahan pelayanan bidang arsitektur lanskap di tahun 1960, BCI kembali meneruskan penambahan pelayanannya dibidang lingkungan. Cakupan yang lebih luas dari bidang ilmu yang saling berkaitan memungkinkan perusahaan untuk menawarkan keahlian berdasarkan pengalaman yang didapat ke dalam sebuah proyek, dengan keuntungan dari pengetahuan proyek yang berkelanjutan dan terakumulasi. Belt Collins memiliki banyak pengalaman dalam memberikan pelayanan land planning dan master planning, termasuk resort dan community planning, bagi klien swasta dan umum. Staf BCI bagian perencanaan dapat memberikan bantuan kepada klien dalam menyusun sasaran dan memenuhi sasaran tersebut dalam pelaksanaan proyek. Belt Collins menggabungkan konsep keteknikan, analisis lingkungan, dan konsep desain lanskap ke dalam layanan perencanaan dasar. Departemen teknik sipil BCI yang terdapat pada BCI di cabang lain dapat memberikan pelayanan secara luas di antaranya subdivisi, jalan raya, drainase, sistem air dan air kotor, manajeman sampah solid. Staf teknik BCI memiliki pengalaman yang luas dalam menyelesaikan studi, master plan, dan desain untuk pengembangan lahan. BCI memiliki infrastruktur master plan yang lengkap dan desain untuk destination resort yang besar yang bertempat di sepanjang Pasifik. Proyek pengambangan lahan yang lain, termasuk di dalamnya residential subdivision, bangunan percakar langit, pembangunan bangunan untuk industri dan komersial, padang golf, fasilitas atletik, dan taman. Belt Collins telah menyediakan layanan bidang arsitektur lanskap yang memiliki sumber daya dan kapabilitas untuk memandu sebuah proyek dari langkah yang paling awal yaitu tahap konseptual desain hingga tahap
19
administration construction sampai tahap akhir evaluasi dan konsultasi konstruksi. Pelayanan pada bidang arsitektur lanskap ini meliputi large-scale landscape master planning, conceptual studies, detail desain dari irgasi penanaman dan hardscape, pembaruan desain lanskap pada kondisi awal lahan, studi mengenai lingkungan dan visual, plan acquisition programs, desain untuk exterior signage, desain pencahayaan lanskap, desain water feature dan kolam renang, serta program pemeliharaan. Peneliti lingkungan, perencana, dan teknisi di BCI environmental consulting memiliki pengetahuan praktis dan cara kerja dari regulasi lokal, negara bagian, dan pemerintah pusat. Keahlian teknikal BCI dapat dilihat dari tingkat pendidikan staf dalam ilmu atmosferik, biologi, manajemen lingkungan, ilmu tanah, teknik sipil, dan teknik lingkungan.
Sejarah Perusahaan Belt Collins International Pte. Ltd. didirikan di Honolulu pada tahun 1953 oleh Walter K. Collins dan Robert M. Belt. Walter K. Collins merupakan seorang ahli perencanaan, sedangkan Robert M. Belt adalah seorang insinyur teknik sipil yang ahli dibidangnya. Perusahaan ini sekarang telah memiliki lebih dari 450 ahliahli dan staf-staf pendukung yang bekerja di 9 kantor cabang yang tersebar dari daratan U.S. sampai ke daerah Asia Pasifik dan Asia Tenggara. Menitikberatkan pada pelayanan di bidang desain, BCI tumbuh dan berkembang menjadi salah satu perusahaan konsultan desain yang terkemuka di dunia yang telah menyelesaikan lebih dari 16.000 proyek yang tersebar di 70 negara. Belt Collins memiliki kantor yang tersebar di Honolulu, Seattle, Boulder, Hong Kong, Shenzhen, Singapore, Bangkok, dan Manila. Belt Collins menjadi pelopor di kawasan Asia dan Pasifik yang menggabungkan perencanaan lahan dan perkotaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan konsultasi lingkungan ke dalam sebuah organisasi yang profesional. Kesuksesan yang dicapai oleh BCI disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah kepemimpinan yang baik dalam menggunakan waktu yang maksimal dalam mengembangkan dan mengarahkan bakat yang ada. Faktor kedua adalah sensitivitas BCI terhadap kebudayaan lokal, adat-istiadat, dan lingkungan yang alami. Faktor ketiga adalah kerja BCI pada studi-studi yang berkembang yang dapat menciptakan berbagai cara baru dalam melihat bagianbagian lahan yang luas dan penggunaannya.
20
Belt Collins cabang Singapore didirikan pada tahun 1982 dan kini telah berkembang dengan memiliki jumlah staf lebih dari 70 orang dengan 29 orang di antaranya adalah profesional yang terlatih secara internasional. Belt Collins Singapore menyediakan pelayanan di bidang arsitektur lanskap, master planning dan desain perkotaan pada sebagian besar hotel premier di Asia, resort, residential, area rekreasi dan pembangunan infrastruktur. Team desain BCI yang berbakat dan telah memenangkan berbagai penghargaan menjamin bahwa melalui desain konseptual yang berani dan detil yang teliti dapat membuat suatu desain yang inovatif dan unik, baik dalam mendesain sebuah resort gabungan di Thailand ataupun butik hotel kecil di Indonesia, sebuah kawasan hunian yang luas di Cina ataupun perbaikan sebuah hotel yang bernilai historis di Singapore. Belt Collins Singapore telah menyelesaikan proyek-proyek di beberapa negara yang tersebar di penjuru dunia, di antaranya di Australia, Bahrain, Banglades, Kamboja, Cina, Mesir, Fiji, Hong Kong, India, Indonesia, Korea, Laos, Lebanon, Malaysia, Maldives, Maroko, Myanmar, Nepal, Filipina, Arab Saudi, Seychelles, Singapore, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Vietnam.
Struktur Organisasi Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. dipimpin oleh seorang Chairman/President/Managing
Director
yang
bertugas
untuk
mengelola
keseluruhan perusahaan. Managing Director menyusun arah, kebijakan, strategi, dan tujuan perusahaan, serta mengejar tujuan itu sendiri dan memimpin perusahaan. Upaya mengelola dan meningkatkan kinerja, memotivasi karyawan, mengenalkan teknologi baru, mengidentifikasi area potensial dan hambatan bagi pengembangan bisnis merupakan tugas dari seorang Managing Director. Managing Director dibantu oleh
tiga orang Vice President/Director. Director
tersebut langsung membawahi seorang Associate Director. Kemudian terdapat empat orang Associate yang dipimpin oleh Associate Director. Dalam mengerjakan suatu proyek, staf BCI Singapore terbagi atas beberapa tim berdasarkan lokasi proyek. Tim tersebut dipimpin oleh seorang leader, yakni Project Manager. Project Manager tersebut didampingi oleh Senior Landscape Designer. Senior Landscape Designer dibantu oleh beberapa Landscape Architect, CADD Drafter, tim Graphic dan tim Horticulturist. Tim Horticulturist dan Graphic bersifat fleksibel dapat membantu semua tim proyek lain dan tidak terikat pada salah satu tim proyek tertentu.
21
Secara umum, struktur organisasi BCI dapat dijelaskan melalui Gambar 2 di bawah ini. Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. Chairman/President/Managing Director Allen Kerton
Vice President/Director
Vice President/Director
Vice President/Director
John Anderson
Gregory Kunak
Kim Cheong Lam
Associate Director Patrick Ng
Associate
Associate
Associate
Associate
Peter Chen
Toby Kyle
Dzaki Mustafi
Chakrit Ounvises
Landscape Architect/Designer/Project Manager/Horticulturist CADD Designer/Drafter
Gambar 2. Struktur Organisasi Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Prosedur Pekerjaan Proyek Belt Collins memiliki standar prosedur dalam pekerjaan suatu proyek menurut tahapan-tahapan tertentu dan tergantung kepada kontrak dan permintaan dari klien. Proyek yang dikerjakan oleh BCI terdiri atas proyek lokal, dalam hal ini semua proyek yang berlokasi di Singapore, dan proyek overseas, yakni proyek yang berlokasi di luar Singapore. Proyek lokal cenderung memiliki tahapan yang lebih lengkap dibandingkan dengan proyek overseas yang lebih fleksibel tergantung dari kontrak yang ditandatangani dan permintaan dari klien. Standar prosedur pekerjaan proyek di BCI yang lengkap digambarkan pada Gambar 3.
22
Mobilization Concept Design
Preliminary Concept Design
Final Concept Design
Preliminary Design Development Hardscape DESIGN PROCESS
Design Development
Final Design Development Preliminary Design Development
Softscape
Final Design Development Preliminary Hardscape Working Drawings
Hardscape Working Drawings
Final Hardscape Working Drawings Preliminary Softscape Working Drawings
Softscape
Final Softscape Working Drawings
Calling Tender Tender Process
Tender Interview Tender Review and Evaluation Tender Report and Recommendation for Award
IMPLEMENTATION Softscape
Project Nursery Visit
Site Supervision Process Hardscape
MAINTENANCE (Defect Liability Period)
Plant Procurement Visit to Nursery
Site Meeting/ Technical Meeting
Site Maintenance Report Site Defect Meeting
Gambar 3. Tahapan Pengerjaan Proyek Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
23
Tahapan pengerjaan proyek yang lengkap tersebut sebagian besar dilakukan dalam pengerjaan proyek condominium di Singapore. Proses desain biasanya diakhiri pada tahap softscape dan hardscape working drawing, namun pada proyek tertentu yang dilakukan berdasarkan tender, maka akan diakhiri dengan tahap tender. Pada proyek perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand dengan nomor proyek 080.01 ini sedikit berbeda dan lebih fleksibel dalam prosedur pengerjaan proyeknya berdasarkan permintaan klien dan kontrak yang telah ditandatangani. Tahapan pengerjaan proyeknya terdiri dari mobilization, concept design, schematic design development, design development, working drawings, dan site supervision.
Mobilization
Preliminary Concept Design Concept Design Final Concept Design
Schematic Design Development
Preliminary Design Development Design Development Final Design Development Hardscape Working Drawings Working Drawings Softscape Working Drawings
Site Supervision
Gambar 4. Prosedur Pekerjaan Proyek 080.01 Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
24
Mobilization Tahap mobilization
merupakan tahap awal dimana terjadi pertemuan
pertama dengan klien membicarakan mengenai kontrak, konsep yang akan dibuat, dan lain sebagainya. Pada tahap ini dapat dilakukan inventarisasi di lokasi tapak, dengan melihat langsung keadaan awal tapak. Inventarisasi yang dilakukan pada tahap awal ini biasanya hanya sampai pada pengambilan site photos.
Concept Design Tahap ini bertujuan untuk menyusun desain lanskap secara konseptual, menciptakan karakter dan tema yang sesuai dengan proyek. Untuk itu dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Melakukan konsultasi dengan klien dan konsultan-konsultan lain yang terlibat untuk menyusun pertanggungjawaban desain, tanggal penyerahan gambar, dan tahapan yang perlu dilakukan. 2. Melakukan koordinasi dengan konsultan yang berkepentingan (arsitek, structural, mechanical, electrical engineer, dan desainer interior) pada detail perencanaan tapak pada ruang eksterior dan sirkulasi, grading, dan sistem drainase. 3. Melakukan review dan evaluasi berbagai alternatif desain lanskap dan mempersiapkan
konsep
lanskap
dan
schematic
design
untuk
dipresentasikan. BCI memberikan plan desain konsep lanskap dan sections dari beberapa area penting untuk menunjukkan konsep-konsep untuk elemen lanskap hardscape dan softscape. Pekerjaan detailing tidak termasuk dalam tahap ini.
Schematic Design Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki desain konseptual dari suatu proyek, melalui : 1. Evaluasi dari tahap concept design melalui komentar-komentar dari klien. 2. Koordinasi dengan arsitek mengenai persyaratan yang spesifik dari pemerintah, overlap pada area yang didesain, memperbaharui informasi mengenai desain pada architectural plans dan elevations yang berkembang. 3. Memperbaiki concept design dan mempersiapkan schematic design package untuk dipresentasikan.
BCI menyediakan Schematic Design plans dan
25
section pada area yang penting untuk menetapkan area lanskap untuk hardscape dan softscape serta elemen water feature. Pada tahap ini juga belum disertai dengan pekerjaan detailing.
Design Development Tahap design development merupakan pengembangan dari concept design dengan memberikan perancangan detail untuk tahap konstruksi yang meliputi : 1. Pengembangan gambar dari concept design untuk melaksanakan detail design yang akan dipersiapkan untuk konstruksi. 2. Persiapan dan penyerahan detil gambar perancangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 3. Persiapan dan pembaharuan jadwal proyek, kemudian menginformasikan dan menyerahkannya kepada klien untuk meminta persetujuan.
Working Drawings Pada tahap ini BCI memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk semua elemen hardscape pada proyek dan pekerjaan softscape untuk tender. Hardscape working drawings diperuntukkan bagi penggunaan pada hardscape tender dan gambar konstruksi. Pekerjaan hardscape working drawings meliputi : 1. Mempersiapkan landscape layout plans untuk menggambarkan level, dimensi drainase, dan pemilihan material serta lokasi dari semua fitur hardscape. 2. Mempersiapkan typical details, sections, dan elevations untuk menjelaskan desain dari semua fitur hardscape. Pekerjaan softscape working drawings terdiri dari : 1.
Mempersiapkan
detailed
softscape
plans
dan
penjelasan
penulisan
spesifikasinya yang menunjukkan lokasi, ukuran, kuantitas, kondisi, dan special remarks untuk penempatan softscape, termasuk : spesifikasi untuk pembubutan, pengairan, perawatan, pencangkokkan, peralatan, pemupukan, dan elemen-elemen untuk pengontrolan pembasmian hama ataupun jamur. 2.
Mempersiapkan jumlah dari material softscape untuk melengkapi planting plans. Hal tersebut merupakan antisipasi untuk memberikan spesifikasi softscape dan bill of quantities kepada Quantity Surveyor dalam persiapan untuk dokumen tender, calling of tender, dan dokumen kontrak.
26
Site Supervision Tahap site supervision dilakukan ketika pekerjaan konstruksi sedang berlangsung. Beberapa pekerjaan yang termasuk dalam tahap ini adalah 1. Memberikan penjelasan jika dibutuhkan pada saat tahap konstruksi. 2. Mendatangi tapak pada saat tahap konstruksi untuk melakukan peninjauan secara berkala dari perkembangan konstruksi lanskap, penyelesaian konstruksi, dan penyesuaian dengan dokumen-dokumen. 3. Membantu Quantity Surveyor yang ditunjuk oleh klien dalam penilaian perkembangan hak dan laporan akhir kontraktor mengenai pekerjaanpekerjaan softscape. 4. Mengadakan pemerikasaan akhir pada semua pekerjaan lain yang berhubungan pekerjaan lanskap untuk sertifikasi pekerjaan. 5. Menyiapkan pemberitahuan secara tertulis dari penerimaan awal dengan memperhatikan semua hal yang harus diperbaiki dan menetapkan tanggal awal dari periode pemeliharaan formal.
PERANCANGAN LANSKAP RESORT LAEM KA, PHUKET, THAILAND Kawasan Laem Ka, Phuket, Thailand Kerajaan Thailand yang juga disebut Muang Thaek merupakan sebuah negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di sebelah Timur, Malaysia dan Teluk Siam di bagian Selatan, serta Myanmar dan Laut Andaman di sebelah Barat. Selain itu, Thailand juga dikenal dengan nama “Siam” sampai dengan 11 Mei 1949. Kata “thai” dalam bahasa Thailand berarti “kebebasan” (Wikipedia, 2008c). Thailand dibagi kepada 76 provinsi (changwat), yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok provinsi. Nama tiap provinsi berasal dari nama ibu kota provinsinya. Provinsi-provinsi tersebut kemudian dibagi lagi menjadi 795 distrik (Amphoe), 81 sub-distrik (King Amphoe) dan 50 distrik Bangkok (khet) dan dibagi-bagi lagi menjadi 7.236 komunitas (Tambon), 55.746 desa (Muban), 123 kotamadya (Tesaban), dan 729 distrik sanitasi (Sukhaphiban). Phuket
merupakan salah satu provinsi di Thailand bagian selatan.
Provinsi-provinsi yang berada di sekitarnya berdasarkan arah jarum jam dari utara adalah Phang Nga dan Krabi, namun karena Phuket adalah sebuah pulau, maka tidak terdapat batas daratan. Pulau ini dilayani oleh Bandara Internasional Phuket yang berlokasi di bagian utara pulau. Walaupun secara teritorial merupakan sebuah pulau, Phuket dihubungkan dengan daratan Thailand melalui jembatan (Wikipedia, 2008b). Laem dalam bahasa Thai berarti cape atau tanjung. Pantai Laem Ka terletak di ujung Cape Ka. Pantai ini merupakan salah satu pantai berpasir yang dipisahkan oleh formasi bebatuan dan pepohonan. Pantai ini belum populer dan biasanya hanya dikunjungi oleh turis lokal.
28
Laem Ka
Gambar 5. Peta Lokasi Proyek Perancangan Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : www.lonelyplanet/maps/asia/thailand, 2008)
Letak dan Luas Thailand memiliki total luasan wilayah 514.000 km², hampir sama dengan luas Negara Perancis atau sedikit lebih kecil dari Texas, dengan luas daratan 511.770 km² dan luas perairan 2.230 km². Thailand memiliki panjang garis pantai 3.219 km. Phuket merupakan pulau terbesar di Thailand yang berukuran hampir sama dengan Singapore. Phuket terletak di pantai bagian barat Thailand di Laut Andaman dengan luas area ± 543 km² serta terdiri dari sebuah pulau besar dan 39 pulau-pulau kecil. Laem Ka terletak di Provinsi Phuket, Thailand yakni di pantai bagian timur. Laem Ka memiliki luasan wilayah 242.811,39 m².
29
Geografi dan Iklim Thailand terletak di wilayah geografis yang berbeda. Bagian Utara keadaannya bergunung-gunung dengan titik tertinggi berada di Doi Inthanon (2.576 m). Bagian Timur Laut terdiri dari Hamparan Khorat yang dibatasi oleh Sungai Mekong. Pada bagian tengah keadaannya relatif datar dan didominasi oleh Lembah Sungai Chao Phraya yang mengalir ke Teluk Thailand. Bagian Selatan terdapat Tanah Genting Kra yang melebar ke Semenanjung Melayu yang keadaannya selalu panas dan lembab. Cuaca di Thailand adalah tropis dan bercirikan monsun. Pada pertengahan Mei terdapat monsun hujan, hangat, dan berawan dari sebelah Barat Daya, sedangkan dari November hingga pertengahan Maret terdapat monsun yang kering dan sejuk.
Demografi Sebagian besar masyarakat Thailand merupakan etnis Thai dan Lao, yaitu sekitar ¾ bagian dari seluruh jumlah penduduknya. Selain itu, juga terdapat etnis Tionghoa, Melayu, Mon, Khmer, dan berbagai suku orang bukit. Populasi Thailand didominasi etnis Thai dan Lao, yang berjumlah 3/4 dari seluruh penduduk. Selain itu juga terdapat komunitas besar etnis Tionghoa yang secara sejarah memegang peranan yang besar (yang tidak proporsional dengan jumlahnya di negara tersebut) dalam bidang ekonomi. Etnis lainnya termasuk etnis Melayu di selatan, Mon, Khmer dan berbagai suku orang bukit. Sekitar 95% penduduk Thailand adalah pemeluk agama Buddha aliran Theravada, namun ada minoritas kecil pemeluk agama Islam, Kristen dan Hindu. Bahasa
Thailand
merupakan
bahasa
nasional
Thailand,
yang
ditulis
menggunakan aksaranya sendiri, tetapi ada banyak juga bahasa daerah lainnya. Bahasa Inggris juga diajarkan secara luas di sekolah.
Vegetasi Hutan-hutan, pohon karet dan pohon kelapa sawit mendominasi hampir sebanyak 60% dari luasan pulau Phuket. Pantai yang berada di bagian barat merupakan pantai yang berpasir, sedangkan pada pantai di bagian timur cenderung berlumpur. Untuk memasuki wilayah Laem Ka dapat menggunakan sebuah jalan kecil yang melintasi tanjung (Laem Ka). Laem Ka merupakan sebuah private land
30
yang wilayahnya dipenuhi oleh pohon-pohon kelapa. Akibat banyaknya vegetasi pohon kelapa yang ada di Laem Ka, maka pohon kelapa menjadi ciri khas wilayah tersebut.
Eksisting Tapak Laem Ka Laem Ka merupakan pantai berbatu dengan vegetasi eksisting pohon kelapa. Untuk mengetahui posisi dan view tapak, maka sangatlah diperlukan pengambilan foto dari berbagai titik. Lokasi pengambilan foto eksisting tapak terbagi atas beberapa area yang difokuskan pada area-area penting saja. Lokasi tersebut terbagi atas 19 area yang digambarkan pada reference plan (Gambar 6) dengan kode area dari A sampai S. Area A yang ditujukkan pada Gambar 7. merupakan area pantai yang berpasir dengan variasi beberapa vegetasi dan terdapat fasilitas tempat duduk. Area B terletak di sebelah selatan area A yang area pantainya mulai dipenuhi oleh batu-batu besar dan terdapat beberapa bangunan yang masih bisa dimanfaatkan (Gambar 8). View dari arah bangunan menuju pantai pun terbingkai indah dengan pohon-pohon eksistingnya. Area C yang terletak di bagian barat antara area A dan B masih terlihat bangunan eksisting dan di sekitarnya banyak terdapat vegetasi (Gambar 9). Di area D terdapat banyak pohon kelapa dengan kontur yang bervariasi yang diperlihatkan pada Gambar 10. Pada area ini terdapat drainase berupa lahan yang cenderung menurun membentuk seperti huruf ”V”, sehingga seolah-olah tampak seperti lembah kecil. Gambar 11 menunjukkan kondisi eksisting pada area E yang didominasi oleh tanaman palem, yakni Washingtonia robusta. Pada Gambar 12 yang merupakan area F memperlihatkan adanya akses jalan yang di sekitarnya merupakan area berpasir dan terdapat tanaman liar dan pohon-pohon yang tidak beraturan. Area G merupakan area yang terdapat formasi
pohon
kelapa
dan
terdapat
drainase
(Gambar
13).
Area
H
menggambarkan akses jalan yang berada di antara pepohonan kelapa dan pada area I terdapat pemandangan hamparan pohon kelapa yang menuju laut (Gambar 14). Masih dengan hamparan pepohonan kelapa, pada area J dilengkapi dengan batu-batu besar di antara pohon kelapa tersebut, serta terdapat akses jalan juga (Gambar 15). Gambar 16 menunjukkan pemandangan hamparan pohon kelapa yang terdapat pada area K dan L. Pada area M juga masih tampak hamparan pohon kelapa, area N memiliki variasi pada vegetasi dan topografinya, dan area O
31
memiliki pemandangan ke arah laut (Gambar 17). Area P merupakan area yang memiliki pemandangan ke laut dan pulau-pulau di sekitarnya dengan vegetasi yang lebih sedikit, sedangkan area Q lebih didominasi oleh vegetasi dan terdapat utilitas listrik serta fasilitas jalan. Foto-foto area P dan Q dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 19 memperlihatkan area R dan S yang dipenuhi oleh pohon kelapa dan ilalang yang merupakan jenis dari famili Graminae.
Analisis Beberapa analisis dari data inventarisasi diperlukan dalam mewujudkan suatu konsep desain yang baik. Beberapa analisis yang diperlukan dalam perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini diantaranya adalah analisis berdasarkan authority guidelines, topografi dan kemiringan lahan, studi orientasi, vegetasi pohon kelapa, dan view tapak.
Authority Guidelines Peraturan pemerintah sangat penting untuk mengatur tata bangunan menurut kondisi lahan yang akan dibangun, apakah layak untuk didirikan bangunan dan setelah didirikan bangunan di atas lahan tersebut menimbulkan kerusakan pada lingkungan atau tidak. Peraturan pemerintah ini penting untuk dipatuhi agar desain yang akan dibuat dapat berkelanjutan keberadaannya dan juga dapat meminimalisasi dampak-dampak yang timbul akibat pembangunan. Berdasarkan peraturan pemerintah Thailand, tapak Laem Ka, Phuket, Thailand terbagi menjadi empat zona (Lampiran 1), yaitu : 1. Zona 0~20 m dari ketinggian di atas permukaan laut. Pada zona ini tidak boleh didirikan bangunan yang permanen. Bangunan hanya boleh didirikan di belakang zona ini. 2. Zona 0-50 m dari ketinggian di atas permukaan laut. Bangunan yang boleh didirikan adalah bangunan dengan tinggi kurang dari 6 m. Persentase area yang boleh dilakukan penutupan lahan (penggunaan lahan untuk tujuan tertentu) adalah < 25% dari luasan lahan yang termasuk pada zona ini. 3. Zona 50-200 m dari ketinggian di atas permukaan laut. Penutupan lahan yang dibolehkan adalah < 20% dari luasan lahan yang termasuk pada zona ini dan ketinggian bangunan yang boleh didirikan pada zona ini adalah < 12 m. 4. Zona >200 m dari ketinggian di atas permukaan laut tidak ada peraturan yang membatasi.
Gambar 6. Reference Plan (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
32
Gambar 7. Foto Area A, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
33
Gambar 8. Foto Area B, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
34
Gambar 9. Foto Area C, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
35
Gambar 10. Foto Area D, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
36
Gambar 11. Foto Area E, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
37
Gambar 12. Foto Area F, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
38
Gambar 13. Foto Area G, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
39
Gambar 14. Foto Area H dan I, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
40
Gambar 15. Foto Area J, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
41
Gambar 16. Foto Area K dan L, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
42
Gambar 17. Foto Area M, N, dan O, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
43
Gambar 18. Foto Area P dan Q, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
44
Gambar 19. Foto Area R dan S, Laem Ka, Phuket, Thailand (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
45
46
Topografi dan Kemiringan Lahan Kemiringan lahan pada tapak Laem Ka ini terbagi atas lima kategori berdasarkan persentase kemiringannya yaitu kategori datar (0-3%), cukup datar (3-8%), sedang (8-25%), curam (25-45%), dan sangat curam (>45%). Tapak Laem Ka ini memiliki kemiringan lahan yang bervariasi, akan tetapi dapat disimpulkan sebagian besar tapak kemiringan lahannya relatif datar dan sedang (Lampiran 3). Lahan yang datar dan cukup datar sebagian besar terkonsentrasi di tapak bagian barat, sedangkan lahan dengan kategori sedang sampai sangat curam letaknya menyebar dari tengah tapak sampai ke beberapa pinggir pantai. Daerah di sekitar garis pantai didominasi oleh lahan yang termasuk ke dalam kategori datar dan sedang. Akibat keadaan kemiringan tapak tersebut, arah drainase yang terjadi adalah dari bagian tengah tapak yang sebagian besar memiliki lahan yang curam kemudian menyebar ke arah luar, yakni dari daerah dengan kemiringan tapak yang curam ke daerah dengan kemiringan lahan yang semakin datar. Topografi pada tapak Laem Ka terdiri dari kontur 1-28 m. Kontur tersebut dikelompokkan menurut interval limaan, di antaranya kontur 1-5 m, 6-10 m, 11-15 m, 16-20 m, 21-25 m, dan 26-28 m. Berdasarkan topografi tersebut dapat diketahui view yang dapat dilihat pada tapak, yang terdiri dari view laut, neighbour view, dan garden view. Keragaman topografi Laem Ka dapat menentukan beragam tujuan yang akan dikembangkan menjadi sebuah desain yang dapat juga memanfaatkan sumberdaya visual yang ada.
Studi Orientasi Studi Orientasi dilakukan untuk mengetahui zona atau daerah mana saja yang menghadap view tertentu. View yang dapat dilihat dari tapak Laem Ka, Phuket, Thailand ini terdiri atas tiga macam, yaitu view ke arah gunung, view laut, dan view teluk yang dibuat menjadi sudut penuh 360º dengan titik pusatnya berada di tengah-tengah tapak Laem Ka (Lampiran 6). View laut menghadap dari arah barat daya sampai timur, View gunung berada di bagian barat laut tapak, dan view teluk terbagi atas dua arah, yaitu arah timur laut yang menghadap ke Chalong Bay dan arah barat yang menghadap ke Kawai Beach. Persentase view ke arah laut mendominasi pada tapak Laem Ka ini dengan persentase hampir 50% dan view ke arah gunung persentasenya paling kecil yaitu sekitar 15%. Studi orientasi juga dapat mengetahui pembagian daerah yang dapat
47
melihat view matahari terbit dan matahari tenggelam (Lampiran 7). Tapak bagian barat terdapat view matahari tenggelam, sedangkan di bagian timur terdapat view matahari terbit dengan persentase luasan tapak yang relatif sama besar.
Vegetasi Pohon Kelapa Analisis vegetasi pohon kelapa ini diperlukan untuk menentukan letak eksisting dari pohon kelapa (Lampiran 9). Tapak dibuat grid pada gambar dengan ukuran 12x12 m. Di setiap jarak 12m terdapat vegetasi pohon kelapa sekitar 1-2 pohon. Daerah yang mendekati pinggir garis pantai memiliki populasi pohon kelapa yang lebih sedikit, bahkan ada grid yang sama sekali tidak terdapat pohon kelapa. Hal ini disebabkan semakin mendekati pantai, lahan yang ada lebih banyak mengandung pasir dan sebagian besar didominasi oleh daerah berbatu. Tujuan dari dibuatnya grid tersebut adalah agar formasi pohon kelapa menjadi teratur, sehingga tidak menghalangi view, namun dapat membingkai view yang ada. Banyaknya vegetasi yang tersebar pada tapak dapat dimafaatkan dalam desain sebagai ciri khas Laem Ka dan juga dapat menciptakan suasana khas dari resort yang akan dibuat ini.
View Tapak Analisa view tapak dimaksudkan untuk mengetahui keadaan tapak atau pun pemandangan yang ada dibagian-bagian tapak tersebut, sehingga bisa dimanfaatkan dalam mendesain jika daerah tersebut memiliki nilai lebih untuk ditonjolkan. Sebagian besar tapak didominasi oleh view dari vegetasi kelapa yang menjadi ciri khas dari tapak Laem Ka ini (Lampiran 10). Di pantai bagian timur terdapat view laut dengan pantai yang agak berbatu sampai dengan sangat berbatu dan terjal. Namun, ada juga lokasi pantai yang berpasir bagian timur laut dan terdapat beberapa bangunan eksisting yang masih bisa dimanfaatkan kembali. Tapak bagian selatan cenderung terjal dan sangat berbatu dengan dominasi vegetasi ilalang dan kelapa. Pada tapak bagian barat daya terdapat view yang dipenuhi berbagai macam tanaman.
Design Concept Tema dari desain lanskap dari perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini dipengaruhi oleh elemen-elemen gaya arsitektur zaman kolonial dengan pohon kelapa eksisting yang menjadi ciri khas tapak Laem Ka
48
dan sudah ada sejak dahulu kala. Adanya tema tertentu yang mengangkat vegetasi eksisting yakni pohon kelapa dapat membantu mempertahankan karakter eksisting tapak seiring dengan memperkenalkan elemen-elemen baru yang berpadu ke dalam suatu lanskap dengan mengupayakan kerusakan lingkungan seminimal mungkin. Konsep dari lanskap resort ini memiliki berbagai nuansa yang berbeda berdasarkan dari tema utama yang bertujuan untuk membuat sebuah pengalaman yang menarik bagi pengunjung. Area utama yang dijadikan sebagai fokus adalah : -
Main entry statement
-
Lake Villas
-
Spa dan sports area
-
Stack Villa dan pool
-
Landscape spine
-
Beach front
-
Hotel Villas dan Residential Villas
-
Primary, secondary, dan tertiary circulation
Didominasi oleh vegetasi alamiah dan eksisting, lanskapnya tumbuh dengan baik untuk menciptakan kesan yang peka terhadap lingkungan dan inspirasional. Untuk mencapai hal tersebut dicoba dengan memadukan ruang-ruang fungsional yang estetis dengan solusi-solusi yang ramah lingkungan. Pada main entry pengunjung disambut dengan gaya country yang sederhana sampai pada sebuah guardhouse yang bergaya seperti paviliun terbuka dan driveway. Pada main driveway merupakan jalan yang terbuat dari gravel yang bergaya country yang berada di antara pohon-pohon kelapa. Selain untuk menjaga keberadaan pohon-pohon eksisting, hal tersebut juga membuat suatu jalur berkendaraan yang menarik yang ukurannya cukup lebar untuk dilintasi oleh dua kendaraan. Main driveway dihubungkan dengan secondary buggy path dan tertiary pedestrian bagi pejalan kaki. Area selanjutnya terfokus pada zona lanskap utama, yaitu Lake Villas. Lake Villas berlokasi di belakang tapak tanpa memiliki view ke arah laut. Danau bergaya tropis memberikan nuansa yang berbeda dengan area sekitarnya. Vila tersebut mempunyai bagian yang menjorok ke danau dan memiliki kolam pribadi yang dibuat sedemikian rupa sehingga seolah-olah menyatu dengan danau itu sendiri. Bentuk danau yang organik diisi oleh grey water yang dihasilkan dari
49
tapak tersebut sebagai upaya untuk efisiensi lingkungan. Aliran air dari danau membentuk sebuah aksis menuju zona lanskap selanjutnya, yaitu Spa Villas dan Pool deck. Lap pool menjadi bagian dari spa yang merupakan sebuah kesatuan yang mengalir bebas dengan central islands yang memungkinkan untuk mempertahankan bentukan relief dari vegetasi eksisting.
Keistimewaan dari
Stack Villas yaitu memiliki kolam pribadi yang secara visual seolah-olah menyatu dengan kolam renang utama. Drop off pada main lobby juga bergaya kolonial dan menyatu dengan alam yang mempertahankan vegetasi yang didominasi oleh spesies-spesies lokal dan pohon-pohon kelapa. Landscape spine terbentang dari atas bukit hingga ke bawah yaitu beach bar yang juga terinspirasi dari gaya kolonial untuk menciptakan hubungan secara visual dari main lobby hingga ke beach bar. Formasi pohon kelapa dari landscape spine memberikan kesan hidup pada malam hari dengan pencahayaan dan penanaman yang bergaya kolonial, sedangkan pada siang hari dapat memberikan pandangan yang luas ke arah laut yang dapat dinikmati pada berbagai ketinggian lahan.
Preliminary Concept Design Preliminary Concept Design merupakan tahap awal dari penyusunan desain lanskap secara konseptual, menciptakan karakter dan tema yang sesuai dengan proyek. Tema utama dari lanskap resort di Laem Ka, Phuket Thailand ini mengadopsi dari gaya kolonial yang dipadukan dengan vegetasi eksisting, yakni pohon kelapa. Pada tahap preliminary concept design ini, belum mendesain lanskap resort ini secara keseluruhan. Desain awal lebih difokuskan pada Main Entry, Lake Villas, Main Swimming Pool, ”Spine” Walk, dan Beach Club Drop-off. Pada Preliminary Concept Design ini BCI memberikan beberapa gambar-gambar sebagai referensi desain kepada klien. Gambar-gambar referensi desain tersebut dapat dilihat pada Lampiran 11. Gambar 20-22 merupakan gambar key plan yang menekankan pada lokasi area-area desain yang penting, site plan, dan circulation plan. Site plan dan circulation plan ini bukan gambar akhir, akan tetapi gambar-gambar tersebut adalah gambar sementara yang masih dapat diubah lagi jika ada penyesuaian dari hasil pertemuan dengan klien dan pihak konsultan lainnya yang berkepentingan.
Gambar 20. Key Plan, Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
50
Gambar 21. Site Plan, Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
51
Gambar 22. Circulation Plan, Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
52
53
Rencana untuk sirkulasi juga dibuat pada tahap ini, yaitu terdiri dari Main Driveway, Secondary Driveway, Main Buggy Path, Secondary Buggy, Tertiary Path dan Service Road. Main Road dan Service Road memiliki lebar jalan 6 m yang memungkinkan untuk dilewati oleh 2 kendaraan. Secondary Driveway memiliki lebar 4m yang dapat dilewati oleh 1 kendaraan. Main Buggy dengan lebar 3 m dapat dilewati oleh 2 kendaraan buggy, sedangkan Secondary Buggy Path dengan lebar 2 m hanya dapat dilewati oleh sebuah buggy. Tertiary Pathway dapat diakses oleh pejalan kaki dengan lebar jalan 1.5 m, sehingga dapat dilewati oleh dua pejalan kaki. Gambar-gambar potongan jenis sirkulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 23-27.
scale 1:200 Gambar 23. Gambar Potongan Main Driveway (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
54
scale 1:200 Gambar 24. Gambar Potongan Secondary Driveway (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd.)
scale 1:200 Gambar 25. Gambar Potongan Main Buggy Path (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
55
scale 1:200
Gambar 26. Gambar Potongan Secondary Buggy Path (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
S
scale 1:200 Gambar 27. Gambar Potongan Tertiary Pathway (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
56
Main Entry Main entry
didesain dengan bergaya kolonial. Terdapat Main Entry
Gateway dengan lebar 6 m beserta signage yang di sekitarnya terdapat vegetasi kelapa. Melewati main entry gateway, terdapat sebuah guardhouse pavilion yang dikelilingi kolam bunga lily dengan floating steps. Gambar plan, potongan tampak, potongan tapak, dan perspektif terdapat pada Gambar 28-30.
Scale 1:125
Gambar 28. Gambar Rencana Main Entry (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 29. Gambar Tampak Depan dan Potongan Main Entry (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Scale 1:200
Scale 1:200
57
Gambar 30. Gambar Perspektif Main Entry Pavilion (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
58
59
Lake Villa Lake Villa berlokasi di area yang tidak dapat mengakses pantai secara langsung, untuk itu didesain dengan nuansa yang berbeda. Lake Villas dibuat mengelilingi sebuah danau yang didesain sedemikian rupa sehingga terkesan suasana yang alami. Di tengah-tenah danau tersebut terdapat beberapa pulaupulau kecil buatan sehingga desainnya tampak lebih alami dan estetis. Di masing-masing Lake Villas tersebut terdapat sebuah plunge pool yang berada di bagian depan Lake Villas. Plunge pool tersebut didesain seolah-olah terlihat menyatu dengan danau. Gambar plan, potongan tapak, dan perspektif Lake Villa dapat dilihat pada Gambar 31-33.
Scale 1:2000
Gambar 31. Gambar Rencana Lake Villa dan Gambar Referensi (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Scale 1:500
Gambar 32. Gambar Potongan Lake Villa (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
60
Gambar 33. Gambar Perspektif Lake Villa (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
61
62
Spine Walk dan Beach Club Drop-off Spine Walk didesain untuk menghubungkan Main Lobby dengan Beach Club Drop-off. Desain yang dibuat dengan formasi vegetasi pohon kelapa yang memberikan keleluasaan pandangan menuju ke laut. Masih dengan gaya kolonial, Beach Club dilengkapi dengan kolam lotus yang berada hampir di sekelilingnya seakan-akan membentuk elips. Gambar 34-36
memperlihatkan
plan, gambar tampak, dan potongan Spine Walk dan Beach Club Drop-off.
Scale 1:1250
Gambar 34. Gambar Rencana Spine Walk dan Beach Club Drop-off (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Scale 1:400
Gambar 35. Gambar Tampak Spine Walk (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
63
Scale 1:500
Gambar 36. Gambar Potongan Spine Walk dan Beach Club Drop-off (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Main Swimming Pool Main Swimming Pool didesain dengan bentuk organik yang dilengkapi dengan Pool Deck. Main Swimming Pool ini merupakan kolam yang berbentuk seperti lagoon dengan infinity edge, yaitu tepi kolam ini dibuat seakan-akan tidak memiliki batas. Beberapa bagian di tengah main swimming pool terdapat pulaupulau kecil yang ditanami oleh pohon kelapa. Pada Main Swimming Pool di bagian barat terdapat kolam pribadi vila dengan air terjun kecil menuju ke Main Swimming Pool. Main Swimming Pool tersebut seolah-olah dibagi menjadi dua oleh sebuah jembatan. Di bagian utara dari jembatan tersebut merupakan kolam yang diperuntukkan bagi anak-anak (Kid’s Pool). Main Swimming Pool di bagian timur dilengkapi dengan fasilitas Pool Deck. Plan dan gambar potongan tapak Main Swimming Pool terdapat pada Gambar 37 dan 38.
Gambar 37. Gambar Rencana Main Swimming Pool (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Scale 1:1000
64
Scale 1:400
Gambar 38. Gambar Potongan Main Swimming Pool (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
65
66
Final Concept Design Final Concept Design merupakan tahap akhir dari penyusunan desain lanskap secara konseptual, menciptakan karakter dan tema yang sesuai dengan proyek. Pada tahap ini hanya terdapat beberapa fokus desain lanskap Hotel Villas, Arrival Road, Beach Club dan Speciality Restaurant, serta Stack Villas. Terbatasnya fokus perancangan desain disebabkan karena adanya keinginan dari klien untuk mempercepat proses perancangan dengan langsung menuju ke tahap selanjutnya, yaitu tahap Schematic Design. Pada overall plan (Gambar 39) digambarkan dua buah area yang memiliki keleluasaan untuk melihat ke arah laut, yaitu pada Beach Club dan Speciality Restaurant serta pada feature rock yang berada di antara Hotel Villas. Terdapat sebuah lembah yang berada di antara Hotel Villas dimanfaatkan sebagai pond karena lembah tersebut dapat membendung air laut yang mengalirinya. Gambar 40 memperlihatkan gambar potongan A yang memotong plan menjadi dua bagian, yakni utara dan selatan.
Gambar 39. Gambar Overall Plan (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 40. Gambar Potongan A (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
67
68
Hotel Villas Hotel Villas didesain dengan nuansa alam yang terkesan terbuka dengan screening berupa pohon pisang dan semak rendah. Selain berfungsi untuk menghalangi pandangan dari Hotel Villa yang satu dengan Hotel Villa yang lainnya, screening tersebut juga sebagai pembatas dari setiap area Hotel Villa. Setiap Hotel Villa dilengkapi dengan sebuah kolam renang, untuk itu pohon pisang digunakan untuk menghalangi pandangan langsung ke kolam renang dari area sekitarnya, sedangkan untuk menbuat batas area digunakan ilalang yang tidak membatasi pandangan ke arah laut, sisanya hanya berupa open lawn. Gambar plan dan potongan tapak dari Typical Hotel Villa terdapat pada Gambar 41 dan 42, sedangkan Gambar 43 dan 44 merupakan plan dan potongan tapak dari Typical Hotel Villa yang berada di daerah lembah. Gambar sketsa view ke luar dapat dilihat pada Gambar 45.
Gambar 41. Gambar Typical Plan dari Hotel Villas (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008) S
69
Gambar 42. Gambar Typical Potongan dari Hotel Villas (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 43. Gambar Rencana Hotel Villas pada Daerah Lembah (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 44. Gambar Potongan Hotel Villas pada Daerah Lembah (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
70
71
Gambar 45. Gambar Sketsa View ke Luar pada Hotel Villas (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Arrival Road Arrival Road merupakan jalan utama menuju ke Main Arrival Lobby. Dengan lebar jalan 6 m, arrival road ini memiliki ramp yang menuju main arrival lobby dengan kemiringan 1:8. Di sepanjang arrival road
ini terdapat formasi
pohon kelapa yang memberikan nuansa tersendiri. Pada bagian round-about terdapat reflective pool, feature wall, dan open lawn yang juga tetap dihiasi oleh beberapa pohon kelapa. Gambar 46 dan 47 merupakan gambar plan dan potongan tapak dari Main Arrival Ramp.
Gambar 46. Gambar Rencana Main Arrival Ramp (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
72
Gambar 47. Gambar Potongan A-A dan Arrival Ramp (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
73
74
Beach Club dan Speciality Restaurant Beach Club dan Speciality Restaurant memiliki sebuah pool yang terbagi atas tiga bagian, yaitu : Main Pool, Shallow Pool, dan Lily Reflective Pool. Selain, itu pada tepi pantai terdapat Rock Pool yang memanfaatkan kondisi eksisting Pantai Laem Ka yang berbatu. Dengan adanya beberapa fasilitas kolam yang dibuat serta terletak tepat di pinggir pantai, maka dibuat fasilitas Deck dengan jumlah semaksimal mungkin. Plan
dan gambar potongan tapak dapat dilihat
pada Gambar 48 dan 49.
Gambar 48. Gambar Rencana Beach Club dan Speciality Restaurant (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 49 Gambar Potongan A-A Beach Club dan Speciality Restaurant (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
75
Stack Villas Stack Villas memiliki private garden pada masing-masing unit-nya yang berhubungan langsung dengan main pool. Di area main pool terdapat kids pool dan pool bar. Letak antar unit pada Stack Villas sangat berdekatan, untuk itu pada private garden dibuat landscape screening untuk membatasi pandangan ke unit lain. Gambar 50-54 memperlihatkan plan, potongan tapak dan tampak Stack Villa.
Gambar 50. Gambar Rencana Stack Villa Pool (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 51. Gambar Tampak dan Potongan Landscape Screening pada Stack Villa (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
76
Gambar 52. Gambar Rencana Stack Villa Enlarged (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 53. Gambar Potongan A-A Stack Villa (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
77
Gambar 54. Gambar Potongan B-B Stack Villa (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Schematic Design Tahap Schematic Design merupakan suatu tahap perbaikan desain konseptual dari suatu proyek yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini dibuat Landscape Masterplan dengan beberapa perbaikan pada desainnya (Lampiran 12). Perbaikan pada tata letak sirkulasi juga dilakukan akibat adanya perubahan-perubahan letak bangunan, sehingga merubah jalur sirkulasi untuk menghubungkan antara satu fasilitas ke fasilitas lainnya (Lampiran 13). Planting Character terdapat pada Lampiran 14 yang menjelaskan bahwa pada desain lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini banyak menggunakan pohon kelapa dan ilalang, serta tanaman-tanaman lain yang memberikan kesan alami yang sesuai dengan tema kolonial dan cocok untuk ditanam di daerah pantai. Pada tahap Schematic Design juga terdapat beberapa perubahan pada gambar referensi desain untuk klien untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan desain yang dilakukan. Fokus desain yang dijelaskan pada tahap ini adalah lanskap pada Main Entry, Stack Villa dan Main Pool, Hotel Villa, Beach Club dan Speciality Restaurant, Feature Pavilion, Residential Villa.
78
Main Entry Perubahan desain pada Main Entry tidak terlalu banyak, hanya pada pengurangan beberapa feature trees dan penambahan atap pada floating steps. Pengurangan beberapa pohon tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan luasan dari open lawn. Gambar 55-59 merupakan plan, potongan, dan sketsa pada bagian Main Entry.
Gambar 55. Gambar Rencana Main Entry Driveway (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 56. Gambar Tampak Depan Main Entry Driveway (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
79
Gambar 57. Gambar Potongan Main Entry Driveway (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 58. Gambar Perspektif Main Entry (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 59. Gambar Potongan Through Arrival Lobby (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
80
81
Stack Villas dan Main Pool Main Swimming Pool pada tahap ini areanya lebih diperluas dengan mempertahankan bentuk seperti “lagoon” yang di dalamnya juga terdapat sebuah Kid’s Pool dan Main Pool dengan infinity edge dengan keliling 30 m dan disertai dengan Pool Deck. Aksen pulau-pulau kecil dengan pohon-pohon kelapa dikurangi dengan tujuan untuk membebaskan pandangan ke arah Main Pool. Di sekitar Kid’s Pool terdapat sebuah Pool Bar yang dilengkapi dengan Pool Deck. Stack Villas merupakan jenis vila empat lantai. Pada bagian depan Stack Villa di lantai pertama terdapat taman dengan privacy planting. Untuk membatasi taman antar unit digunakan feature screen dengan tanaman merambat. Pada taman tersebut dilengkapi dengan akses langsung menuju Main Pool yakni dengan menggunakan tangga. Pada lantai dua dan tiga masih terdapat screen dengan tanaman merambat. Fasilitas secondary buggy path menuju ke lantai dua di bagian belakang unit dibuat untuk memudahkan akses langsung ke masing-masing unitnya, sedangkan pada bagian depan dibuat balkon dengan daybed sebagai tempat bersantai dengan view ke main pool. Lantai empat sebagai atap dibuat menjadi taman kecil dengan private jacuzzi yang disertai dengan deck untuk sunbathing. Gambar-gambar yang berhubungan dengan Stack Villa dan Main Pool seperti gambar perspektif, plan, potongan tapak dan tampak dapat dilihat pada Gambar 60-64.
Gambar 60. Gambar Perspektif Stack Villas Pool (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 61. Gambar Rencana Stack Villas dan Main Pool (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
82
Gambar 62. Gambar Tampak dan Potongan Stack Villas (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
83
84
Gambar 63. Gambar Rencana Stack Villas Lantai 1 dan 2 (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
85
Gambar 64. Gambar Rencana Stack Villas Lantai 3 dan 4 (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
86
Hotel Villas Hotel Villas pada tahap schematic design ini tidak mengalami perbaikan desain, kecuali pada Hotel Villas yang berada pada lembah. Perubahan desain terdapat pada penambahan vegetasi seperti pohon dan semak untuk lebih menciptakan suasana private. Pond yang ada dibuat bercabang agar aliran airnya lebih melebar. Hotel Villas memiliki dua tipe yaitu tipe 1 dan 2. Tipe 2 memiliki 2 pool, yaitu swimming pool dan shallow pool. Gambar-gambar pendukung penjelasan Hotel Villa terdapat pada Gambar 65-70.
Gambar 65. Gambar Rencana Typical Hotel Villa (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
87
Gambar 66. Gambar Potongan Typical Hotel Villa (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 67. Gambar Rencana Typical Hotel Villa pada Daerah Lembah (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 68. Gambar Potongan Typical Hotel Villa pada Daerah Lembah (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
88
Gambar 69. Gambar Rencana Typical Hotel Villa Tipe 2 (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
89
Gambar 70. Gambar Potongan Typical Hotel Villa Tipe 2 (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
90
91
Beach Club dan Speciality Restaurant Desain pool pada Beach Club dan Speciality Restaurant terbagi atas tiga bagian, yaitu kolam renang dengan infinity weir, shallow pool yang dilengkapi dengan kursi berjemur, dan feature pond yang dibatasi dengan dinding. Selain itu, juga terdapat Rock Beach Pool. Luasan Deck dimaksimalkan bertujuan untuk memaksimalkan jumlah kursi untuk berjemur. Sebuah look-out deck dapat digunakan untuk menikmati view laut dari Beach Club. Gambar 71-77 memperlihatkan plan, gambar potongan, sketsa, dan referensi desain pada Beach Club dan Speciality Restaurant serta Rock Pool.
Gambar 71. Gambar Rencana Beach Club dan Speciality Restaurant (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
92
Gambar 72. Gambar Potongan Kolam Renang di Beach Club (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 73. Gambar Perspektif View Laut dari Beach Club dan Speciality Restaurant Deck (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
93
Gambar 74. Gambar Perspektif View Beach Club dan Speciality Restaurant dari Pantai (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 75. Gambar Rencana Rock Beach Pool (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
94
Gambar 76. Gambar Rencana (Blow Up) dan Potongan Rock Beach Pool (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Gambar 77. Foto Eksisting Tapak dan Gambar Referensi Desain Rock Pool (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
95
Feature Pavilion Feature Pavilion terletak di antara Hotel Villas yang berdekatan dengan batu besar sebagai aksen. Batu besar tersebut berada di antara feature pavilion dan jalan yang dihubungkan dengan stepping stone. Batu besar dilengkapi dengan deck dan bangku sebagai tempat untuk duduk-duduk. Plan dan sketsa Feature Pavillion dapat dilihat pada Gambar 78 dan 79.
Gambar 78. Gambar Rencana Feature Pavilion dan Boulder (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
96
Gambar 79. Gambar Perspektif Feature Pavilion dan Boulder (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Residential Villas Residential Villas terletak di bagian selatan tapak dan merupakan tipe vila yang paling besar. Untuk menciptakan suasana privacy pada setiap unitnya, maka diberikan boundary wall hanya pada setiap bangunan yang berdekatan. Penggunaan semak dan pohon dimaksimalkan untuk membatasi ruang antar unit, tetapi tidak menghalangi view yang ada. Gambar plan dan potongan Residential Villa dapat dilihat pada Gambar 80 dan 81.
Gambar 80. Gambar Rencana Typical Residential Villa Boundary Wall (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
97
Gambar 81. Gambar Potongan A dan B Typical Residential Villa Boundary Wall (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
Lake Villas Lake Villas tidak mengalami perubahan ataupun perbaikan desain. Pada tahap ini hanya diberikan gambar sketsa untuk menggambarkan Lake Villa jika telah dibangun (Gambar 81).
Gambar 82. Gambar Perspektif Lake Villa (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2008)
98
Design Development Tahap Design Development merupakan pengembangan dari concept design dengan memberikan perancangan detail untuk tahap konstruksi. Design Development ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu Preliminary Design Development dan Final Design Development.
Preliminary Design Development Preliminary Concept Development ini merupakan tahap awal dari pengembangan concept design yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini hanya mengerjakan pembuatan master plan (Lampiran 16) dari resort di Laem Ka, Phuket, Thailand menggunakan software Auto CAD 2008 (Lampiran 16). Pembuatan master plan tersebut mengikuti master plan yang telah dibuat sebelumnya dengan hand drawing dan penggunaan software Photoshop CS. Pada tahap ini juga dilakukan penghitungan jumlah pohon eksisting. Penghitungan ini berguna untuk proses transplanting dan relocating pohon tertentu. Tabel 4. Penghitungan Jumlah Pohon (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.)
99
Final Design Development Final Concept Design ini merupakan tahap akhir dari pengembangan concept design yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan pekerjaan pembuatan gambar untuk Hotel Villas, Transplanting Details, dan Typical Details pada paving, pool, dan road (Lampiran 17-21). Tahap Final Design Development ini masih berlangsung dan belum sampai pada tahap akhir, sehingga gambar-gambar yang dihasilkan pun masih belum lengkap. Gambargambar yang dibuat tersebut kemudian akan masuk ke proses selanjutnya pada tahap Working Drawings (Hardscape dan Softscape), namun pada saat ini tahap tersebut belum berlangsung.
PEMBAHASAN UMUM Cara Mendapatkan Proyek Belt Collins Singapore telah memenangkan beberapa penghargaan dan telah mendapatkan pengakuan serta kepercayaan di berbagai negara untuk menangani berbagai proyek skala kecil sampai skala besar dengan hasil yang maksimal. Akibat dari reputasi yang bagus di mata mancanegara, maka BCI tidak perlu bersusah payah dalam mendapatkan suatu proyek. Proyek-proyek yang didapatkan oleh BCI tidak melalui proses tender dan bersaing dengan konsultankonsultan lain untuk memenangkan suatu proyek. Belt Collins juga tidak melakukan penawaran kepada pihak-pihak tertentu, dalam hal ini mencari klien sendiri, untuk menangani suatu proyek yang akan dibuat. Proyek yang dikerjakan oleh BCI ini didapatkan karena klien secara langsung menunjuk ataupun meminta BCI untuk menangani proyek yang akan dibuat. Hal tersebut disebabkan BCI sudah memiliki portofolio yang baik dan selalu memberikan kepuasan kepada klien atas desain-desain yang telah dibuatnya, sehingga sebagian besar klien mempercayakan BCI kembali sebagai konsultan lanskap untuk mengerjakan proyek-proyek selanjutnya. Pada saat ini BCI sudah mendapatkan kepercayaan untuk menangani secara langsung beberapa lanskap pada hotel dan resort bintang lima maupun lanskap pada residential. Pembuatan portofolio yang baik sangat berpengaruh kepada konsultan dalam mendapatkan proyek. Calon klien biasanya tertarik setelah melihat portofolio hasil karya BCI yang terdapat di dalam situs web resmi BCI yang didalamnya juga terdapat alamat lengkap maupun nomor telepon yang dapat dihubungi untuk dapat melihat portofolio yang lebih lengkap dan mengetahui pelayanan apa saja yang akan diberikan oleh BCI.
Tim Kerja Proyek Berdasarkan
struktur
organisasinya,
Belt
Collins
International
(Singapore) Pte. Ltd. dipimpin oleh seorang Chairman/President/Managing Director. Managing Director dibantu oleh
tiga orang Vice President/Director.
Director tersebut langsung membawahi seorang Associate Director. Kemudian terdapat
empat orang Associate yang dipimpin oleh Associate Director.
Associate tersebut bertanggung jawab atas Landscape Architects, Designers,
101
Project Managers, dan Horticulturists. Tingkatan struktur organisasi terbawah dipegang oleh CADD Designers/Drafters. Kantor BCI Singapore merupakan bangunan yang terdiri atas tiga lantai. Dalam mengerjakan proyeknya yang terdiri dari beberapa proyek di negara yang berbeda, maka BCI membagi lokasi proyek berdasarkan negara lokasi proyek yang berbeda dari lantai yang satu dengan lantai yang lainnya, misalnya tim di lantai 1 mengerjakan semua proyek yang berada di China, tim di lantai 2 mengerjakan semua proyek yang ada di Thailand, dan lantai 3 mengerjakan semua proyek di India. Di setiap lantai bisa mengerjakan lebih dari satu negara lokasi proyek. Di satu negara lokasi proyek bisa terdapat lebih dari satu jenis proyek, untuk itu pada setiap lantai tersebut terdapat beberapa tim untuk pengerjaan proyek. Pengaturan pembagian menurut lokasi proyek tersebut dilakukan untuk mempermudah komunikasi dalam tim proyek. Di dalam sebuah tim pengerjaan suatu proyek terdapat Project Manager, Senior Landscape Designer, Landscape Architect, dan CADD Drafter. Project Manager merupakan pimpinan proyek yang bertugas untuk melakukan koordinasi kerja dalam tim tersebut dan juga melakukan koordinasi dengan klien dan pihak konsultan lain yang terlibat dalam pengerjaan proyek yang sama. Senior Landscape Designer bertugas membuat konsep desain yang dibantu oleh landscape Architects yang diterjemahkan ke dalam gambar desain, baik secara freehand maupun dibantu dengan penggunaan software komputer, yaitu Photoshop CS dan Google Skecth Up 6. Pekerjaan setiap tim dibantu oleh tim graphic dan tim softscape yang fleksibel membantu semua tim. Tim graphic merupakan kumpulan staf ahli yang menangani gambar yang berhubungan dengan komputer, mengatur layouting hasil pekerjaan setiap tim proyek, dan mengatur halaman website Belt Collins. Sedangkan, tim softscape merupakan staf horticulturists yang merupakan ahli-ahli tanaman. Tim softscape bekerja pada tahap softscape working drawings. Setiap pekerjaan proyek dibagi kepada anggota tim sesuai dengan keahliannya masing-masing, sehingga semua hasil pekerjaan dapat dikerjakan dengan maksimal. Work Break Down atau membagi pekerjaan dapat memudahkan penyelesaian dari suatu pekerjaan atau proyek. Selain waktu pengerjaan menjadi lebih singkat, masing-masing staf dapat fokus dalam melakukan pekerjaan yang diberikan, dan staf dapat mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan profesionalnya secara maksimal. Selain itu, adanya kerjasama yang solid dan
102
komunikasi yang baik didalam tim (Team Work) dapat meningkatkan kinerja dari tim itu sendiri. Belt Collins Singapore juga bekerja sama dengan Belt Collins pada cabang lainnya. Biasanya bekerja sama jika pada lokasi proyek terdapat cabang BCI yang lain. Namun, sering kali BCI Singapore terlibat kerja sama dengan BCI Bali dan Thailand yang saat ini tanggung jawabnya masih dipegang oleh Managing Director dari BCI Singapore sendiri. Belt Collins memiliki kompetensi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dari banyaknya pujian yang diberikan kepada BCI. Mengutip dari situs resmi Belt Collins, beberapa klien diantaranya memberikan komentar seperti : -
Pengetahuan staf Belt Collins mengenai land use history sangat baik.
-
Belt Collins mengerti apa yang akan dibuat dan mengerti akan keinginan klien.
-
Belt Collins memiliki berbagai macam telenta yang bersatu di dalam satu atap.
-
Belt Collins memiliki kemampuan untuk menerjemahkan keinginan klien dan mewujudkannya menjadi nyata.
Semuanya
didapatkan
akibat
adanya
kesabaran,
profesionalisme,
dan
pengalaman.
Pengolahan Data dan Penyelesaian Proyek Proyek yang dikerjakan oleh BCI biasanya dikerjakan dengan berbagai konsultan lain pada bidang arsitektur, desain interior, desain pencahayaan, mekanikal, dan lain sebagainya. Masing-masing konsultan mengerjakan porsi pengerjaan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kegiatan inventarisasi dilakukan oleh pihak surveyor. Inventarisasi yang dilakukan oleh BCI selaku konsultan lanskap biasanya melakukan pengambilan foto pada tapak eksisting dan melihat langsung keadaan tapak yang disebut juga sebagai kegiatan survey tapak. Kegiatan ini sangat membantu dalam menentukan posisi suatu area pada tapak terhadap lingkungan di sekitar tapak. Hill (1995) mengatakan bahwa keadaan visual ke dalam dan ke luar tapak harus diambil, dimana posisi serta pandangan setiap titik posisi harus dicatat. Tujuan dari kegiatan inventarisasi ini menurut Booth (1983) adalah agar desainer familiar dengan tapak dalam rangka untuk mengevaluasi dan mengenali karakter tapak, masalah pada tapak, dan potensi tapak. Selain itu juga bertujuan untuk
103
mengidentifikasi kunci utama atau petunjuk dari tapak yang akan mempengaruhi bagaimana konsep perancangan akan memberikan dampak positif bagi penggunanya dan mengurangi aspek negatif yang ditimbulkan bagi tapak. Selanjutnya, kegiatan analisis juga dilakukan oleh surveyor yang dibantu oleh pihak arsitek. Hasil analisa tersebut akan diberikan kepada masing-masing konsultan yang terlibat dan dianalisa serta dibahas kembali dalam suatu pertemuan. Proses perancangan suatu lanskap di BCI dilakukan menurut tahapan tertentu. Akan tetapi, tahapan tersebut tidak baku dan bersifat fleksibel tergantung kepada keinginan klien yang dituliskan pada persetujuan kontrak. Pada implementasinya, klien dapat mempersingkat ataupun memperlambat waktu pengerjaan dari suatu proyek. Semua data yang didapatkan untuk mendukung pengerjaan dari suatu proyek yang berbentuk softcopy disatukan di dalam satu folder, diberi nama menurut nama dan nomor proyek kemudian disimpan di dalam komputer server yang selalu dapat diakses oleh staf BCI selama 24 jam. Sedangkan, untuk data yang berbentuk hardcopy disusun ke dalam beberapa tempat file yang juga diberi nama dan nomor proyek. Di dalam komputer server terdapat library yang dapat diakses untuk membantu proses perancangan yang dilakukan. Selain itu, juga terdapat perpustakaan yang memiliki koleksi buku-buku yang cukup lengkap untuk memberikan ide-ide baru dalam merancang. Proses perancangan yang dilakukan di studio dilakukan dengan menggunakan
komputer
dan
secara
freehand.
Penggunaan
komputer
menggunakan software AutoCAD hanya dilakukan untuk proses perancangan pada
tahapan
design
development
dan
working
drawings,
sedangkan
penggunaan software Photoshop dilakukan untuk kegiatan pewarnaan gambar hasil freehand drawings dan editing gambar yang telah dihasilkan. Gambar freehand lebih diutamakan untuk presentasi kepada klien, karena memiliki nilai seni dan tampilan yang lebih bagus, serta dapat lebih dapat menggambarkan hasil desain yang telah dilakukan, sehingga memudahkan klien untuk mengetahui bentuk desain jika telah selesai dilakukan pembangunan proyek tersebut. Hasil kerja tim proyek memiliki layouting khas BCI yang dilakukan oleh tim graphic. Setiap hasil gambar pada tahap concept design sampai schematis design memiliki logo BCI pada kertas produk bagian kiri bawah dan nama proyek
104
pada bagian kanan bawah yang disertai dengan judul gambar dan tanggal presentasi. Judul tahapan kerja terdapat pada cover depan produk kerja dan juga terdapat nama judul proyek yang dikerjakan. Hasil kerja pada tahap design development dan working drawings di-layout dengan format penjelasan gambar pada kolom bagian kanan. Semua hasil kerja tim proyek harus dipresentasikan kepada Managing Director sebelum diberikan ataupun dipresentasikan kepada pihak klien. Hal ini dilakukan untuk melihat hasil kerja dari tim apakan hasilnya bagus atau masih terdapat kekurangan ataupun kesalahan yang harus dikoreksi. Setelah melewati proses tersebut, hasil dari perancangan kemudian dipresentasikan kepada klien dan konsultan lainnya yang terlibat dalam proyek melalui suatu pertemuan yang dilakukan secara berkala yang waktunya disesuaikan dengan pihak-pihak yang terlibat. Pertemuan tersebut memberikan berbagai masukan dan kritikan untuk memperbaiki hasil desain yang dicatat dalam bentuk minutes of meeting dan kemudian dibagikan kepada semua pihak yang terlibat. Hill (1995) mengatakan bahwa setiap menit proses meeting harus disimpan (minutes of meeting). Dokumen yang tertanggal harus disimpan dengan baik. Hal ini akan memperlihatkan kemajuan dari proses pelaksanaan, site meetings, keterlibatan klien, dan masalah lainnya. Proyek-proyek yang ditangani oleh BCI seringkali sangat memuaskan hasilnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang telah didapatkan. Desain yang bagus semata-mata dihasilkan oleh sumber daya manusia yang baik dan berkompeten dalam bidangnya.
Proses Perancangan dan Rancangan Lanskap Resort di Laem Ka, Phuket, Thailand Belt Collins memberikan proposal untuk persetujuan kontrak tentang perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini pada tanggal 31 Januari 2008. Kemudian, didapatkan persetujuan kontrak dari pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga terdapat persetujuan bahwa kontrak ini dimulai dari tanggal 28 Maret 2008 sampai dengan 27 Desember 2011. Perancangan lanskap resort di Laem Ka ini dibuat tema dengan gaya kolonial yang dipadukan dengan elemen-elemen eksisting yang menjadi ciri khas dari lanskap Laem Ka. Paduan tersebut diupayakan untuk meminimalisasi kerusakan
lingkungan.
Selain
itu,
upaya
lain
yang
dilakukan
untuk
105
meminimalisasi dampak yang akan timbul akibat dari suatu pembangunan adalah dengan
mematuhi
peraturan
pemerintah
setempat
tentang
persyaratan
mendirikan bangunan di tepi pantai. Dalam rangka mencapai suatu integrasi yang baik antara elemen perancangan yang satu dengan elemen yang lainnya, tapak, dan syarat-syarat (keinginan) dari klien, sebagian besar arsitek lanskap bekerja dengan rangkaian langkah pemikiran analitis dan kreatif yang dikenal dengan istilah proses perancangan. Proses perancangan atau seringkali disamakan artinya dengan suatu proses penyelesaian masalah mencakup tahapan langkah yang biasanya mengikuti urutan yang berurutan (Booth, 1983). Secara umum, tahapan proses perancangan di BCI ini hampir sama dengan tahapan proses desain menurut Booth (1983). Tahapan tersebut terdiri dari : 1. Penerimaan proyek 2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi) c. Wawancara dengan pemilik (klien) d. Pembentukan program 3. Desain a. Diagram fungsi ideal b. Diagram fungsi keterhubungan tapak c. Rencana konsep d. Studi tentang komposisi bentuk e. Desain awal f.
Desain skematik
g. Master plan h. Pembuatan desain 4. Gambar-gambar konstruksi a. Layout plan (rencana tata ruang) b. Grading plan (rencana pembentukan lahan) c. Planting plan (rencana penanaman) d. Detil konstruksi 5. Pelaksanaan 6. Evaluasi setelah konstruksi
106
7. Pemeliharaan Namun, pada pelaksanaannya, tahapan pengerjaan proyek perancangan resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini tidak mengikuti tahapan baku. Tahapan pada proses perancangan ini lebih sederhana dan fleksibel karena tergantung kepada permintaan dari klien. Proses perancangan proyek ini terdiri atas beberapa tahapan kerja, diantaranya adalah mobilization, concept design (preliminary concept design dan final concept design), schematic design, design development (preliminary design development dan final design development), working drawings (hardscape working drawings dan softscape working drawings), dan site supervision. Tahapan tersebut dipersingkat karena adanya pertimbangan dalam segi waktu dan biaya. Tahapan pengerjaan proyek yang lengkap biasanya terjadi pada proyekproyek yang berlokasi di Singapore. Hal tersebut disebabkan oleh pemerintah Singapore mengawasi dengan ketat setiap proyek yang dikerjakan. Pada setiap tahap yang dilakukan konsultan akan menerima pembayaran jasa dari klien. Konsultan akan dikenakan pajak penerimaan dari pembayaran jasa tersebut oleh pemerintah Singapore. Sedangkan, pada kasus proyek Resort Laem Ka yang berlokasi di Thailand ini lebih fleksibel, karena pemerintah Thailand tidak terlalu ketat mengawasi tahapan pengerjaan suatu proyek. Tahapan kerja tersebut seringkali dikerjakan pada waktu yang tumpang tindih. Tahapan tersebut dikerjakan tidak secara urut, akan tetapi beberapa tahap bisa dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan. Misalnya, pada saat pengerjaan concept design juga dilakukan pengerjaan tahap design development untuk lebih memanfaatkan waktu yang ada, sehingga pengerjaan dapat menjadi lebih singkat. Hal yang sama dijelaskan oleh Booth (1983) bahwa banyak tahap dari perancangan tersebut saling tumpang tindih dan membaur, sehingga sususannya menjadi tidak jelas dan tidak nyata. Beberapa tahap dari proses desain tersebut bisa paralel antara satu dengan yang lainnya dalam hal waktu dan dapat muncul secara serentak. Dengan kata lain, tidak ada satu pun tahap dari proses desain yang muncul secara terpisah dari lainnya. Tahap mobilization dilakukan untuk mengadakan pertemuan pertama dengan klien dan konsultan lainnya untuk mengetahui tapak secara langsung dan membicarakan mengenai tema dari perancangan yang akan dikerjakan. Dalam membicarakan masalah perancangan, semua pihak yang berkepentingan mengadakan beberapa pertemuan diantaranya adalah konsultan arsitektur,
107
arsitektur
lanskap,
desainer
interior,
kontraktor,
arsitek
mekanikal
dan
kelistrikkan, serta surveyor. Pertemuan ini terdiri dari pertemuan antar tim konsultan dan pertemuan antar tim teknis. Pertemuan ini dipimpin oleh pihak arsitek. Dijelaskan oleh Booth (1983) bahwa pada pertemuan pertama antara kedua belah pihak berdiskusi mengenai kebutuhan dan persyaratan dari klien dan arsitek lanskap menjelaskan tentang jenis dan cakupan pekerjaan yang ditawarkan. Jika telah mendapatkan persetujuan, maka arsitek lanskap mempersiapkan proposal yang berisi cakupan pelayanan yang diberikan, produk, dan biaya pelayanan kepada klien. Proposal tersebut akan ditandatangani oleh kedua belah pihak, jika klien menyetujui isi dari proposal yang diajukan. Booth (1983) mengatakan bahwa langkah awal dalam tahap design adalah membuat diagram fungsi ideal. Dalam melakukan pekerjaan desain, para desainer di BCI memiliki kemampuan yang baik, namun seringkali tidak mengikuti tahapan-tahapan yang seharusnya. Misalnya, pada saat pembuatan konsep desain, desainer jarang sekali membuat diagram-diagram fungsi yang bertujuan untuk memudahkan pembuatan konsep desain. Hal ini disebabkan para desainer sudah terbiasa untuk mendesain, sehingga desain yang telah dipikirkan langsung dituangkan ke gambar dan diagram-diagram fungsi hanya digambarkan dalam imajinasi desainer tersebut saja. Konsep utama dari desain lanskap resort di Laem Ka ini adalah mempertahankan suasana pinggir pantai. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya unsur air yang dimasukkan dalam desain, baik yang buatan maupun yang alami. Pada bagian tapak yang tidak dapat mengakses langsung pantai dibuat kolamkolam dan danau buatan. Desain lanskap yang mempertahankan keberadaan pohon kelapa eksisting merupakan salah satu upaya untuk menciptakan nuansa pantai karena pohon kelapa adalah tanaman ciri khas pantai. Bangunan bertema kolonial dengan warna putih dan coklat dipilih agar tidak terlalu kontras dengan warna-warna alami ciri pantai seperti warna pasir dan air laut. Hal itu dimaksudkan agar pantai tetap menjadi fokus utama dari resort pinggir pantai tersebut. Bentuk dari jalur sirkulasi pun mengikuti garis pantai untuk mempertahankan nuansa dari konsep yang bernuansa pinggir pantai. Schematic design memperlihatkan informasi yang sama seperti master plan secara grafis yang disertai dengan beberapa tambahan detil. Seperti halnya master plan, schematic plan dapat berupa kombinasi dari gambar yang
108
dihasilkan komputer dan freehand (Booth, 1983). Schematic design merupakan tahap persiapan menuju tahap design development karena pada tahap ini semua hasil gambar lebih detil dalam hal ukuran dan warna yang digunakan. Tahap selanjutnya adalah tahap design development yang merupakan tahap pengembangan dari concept design untuk memberikan detil-detil perancangan yang berguna pada tahap konstruksi. Tahap design development adalah tahap yang sedang berlangsung pada saat ini. Tahap ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan design intent dari elemenelemen hardscape dan softscape. Coordination package akan disiapkan untuk doberikan kepada konsultan lain yang berkepentingan sebagai masukan akhir dan koordinasi. Desain Development Package ini berupa gambar-gambar plan, potongan, sketsa, detail, dan pemilihan material yang menyatukan karakter dan hubungan antara fitur lanskap. Design development adalah tahap akhir dari proses desain. Pada tahap ini desainer harus lebih memperhatikan tentang detil dan penggabungan dari material. Tahap ini memberikan pengetahuan yang lebih jelas mengenai areaarea tertentu dari proyek (Booth, 1983). Tahap akhir dari proses desain adalah tahap working drawings yang terbagi atas hardscape working drawing dan softscape working drawing. Produk yang dihasilkan berupa gambar plan dan detail, yaitu : - Coordination Plan - Dimension Plan - Grading dan Drainage Plan - Materials Plan - Soil Depth Plan - Subsoil Drainage Plan - Water Features Coordination Plan - Feature Walls - Planter details - Landscape Pavilion/Trellis details - Paving, Curb dan Edging details - General Landscape details - Special Landscape Features - Swimming Pool details - Water Feature/Fountain details (tidak termasuk M&E Design)
109
- Water feature performance specifications dan details Sedangkan, softscape working drawing menghasilkan produk berupa : - Trees dan Palms Planting Plan - Shrubs dan Groundcovers Planting Plans - Planting Details yang didalamnya termasuk : -Tree Staking Details -Tree, Palm, Shrub dan Groundcover Planting Details - Softscape Bill of Quantities - Softscape Specifications Booth (1983) menjelaskan setelah menyelesaikan tahap proses desain, selanjutnya desainer mempersiapkan gambar-gambar konstruksi. Gambar tersebut termasuk di dalamnya adalah layout plan, grading plan, planting plan, dan detil konstruksi yang sama dengan spesifikasi yang telah tertulis. Gambargambar ini dipersiapkan untuk menjelaskan tentang bagaimana konstruksi dari semua elemen yang digunakan pada proyek dari semua lokasi bangunan samapai dengan ukuran dan lokasi baut pada sebuah pagar. Kontraktor menggunakan dokumen tersebut sebagai panduan untuk membangun. Pada titik ini desainer harus memperhatikan hal-hal mengenai masalah teknikal dan mekanikal, meskipun hal mengenai estetika tidak boleh dikesampingkan. Tahap working drawings belum dilakukan karena pada saat ini masih dilakukan tahap design development. Periode magang berakhir pada saat tahap design development masih berlangsung , sehingga kegiatan proses perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini hanya terbatas sampai sebagian proses design development. Desain yang dibuat telah mengalami beberapa perubahan yang disesuaikan dengan keinginan klien, hasil rapat dengan konsultan lainnya, dan penyesuaian dengan tapak. Hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan produk desain yang dibuat.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang yang dilakukan di Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. ini telah memberikan beragam pengetahuan praktis, pengalaman, dan ketrampilan dalam pekerjaan arsitektur lanskap di studio dan di lapang pada umumnya dan pada proses perancangan suatu proyek, khususnya pada proyek lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand. Banyak faktor yang mempengaruhi proses perancangan dari suatu proyek yang sedang berlangsung, baik dari pihak konsultan, klien, keadaan tapak, sikap profesionalisme, kreativitas, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut dapat menentukan kecepatan pengerjaan suatu proyek, disamping jadwal target yang sebelumnya biasanya telah ditetapkan. Berbagai kendala dan masalah yang timbul dalam proses perancangan dapat diselesaikan dengan merumuskan dan mencari solusinya dalam suatu pertemuan bersama yang melibatkan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses perancangan. Proses perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini umumnya sudah berjalan dengan baik. Proses perancangan dilakukan secara bertahap menurut teori proses desain yang dikemukakan oleh Booth di tahun 1983. Namun, pada pelaksanaannya tahapan pengerjaan proyek pada perancangan lanskap resort di Laem Ka, Phuket, Thailand ini bersifat lebih sederhana dan fleksibel dari tahapan pengerjaan proyek yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh adanya permintaan dari klien sendiri untuk mempersingkat proses tersebut. Pada saat ini proses perancangan resort tersebut masih berlangsung. Proses perancangan dijadwalkan berlangsung dari bulan Maret 2008 sampai dengan bulan April 2009, sedangkan kegiatan magang hanya berlangsung dari bulan Juli sampai dengan September 2008. Pembagian
kerja
(work
break
down)
sangat
berguna
untuk
memaksimalkan hasil pekerjaan yang dilakukan. Selain untuk mempercepat waktu pengerjaan, work break down juga dapat meningkatkan kualitas hasil dari suatu pekerjaan. Hal ini dikarenakan setiap kru dari tim mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan dapat fokus pada satu pekerjaan, sehingga pekerjaan yang dihasilkan bisa lebih maksimal. Team Work yang baik, dalam hal ini kerja sama dan komunikasi yang baik dapat meningkatkan kinerja dari tim itu sendiri. Selain itu, hasil yang maksimal juga
111
didapatkan dari kerja tim yang profesional dan memiliki kemampuan yang kompeten di bidangnya. Resort di Laem Ka ini merupakan sebuah resort di pinggir pantai yang bergaya kolonial tanpa menghilangkan ciri khas dari tapaknya yang memiliki hamparan pohon kelapa dan pantai yang berbatu. Dulunya tapak Laem Ka ini belum terlalu dikenal oleh kalangan luas dan hanya didatangi oleh turis lokal dengan frekuensi yang rendah. Keberadaan resort baru ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan devisa negara Thailand dengan membuka lokasi baru untuk pariwisata.
Saran Kegiatan magang yang berlangsung beberapa bulan dirasakan cukup singkat dibandingkan dengan proses perancangan yang berlangsung cukup lama, sehingga kurang maksimal dalam mendapatkan pengetahuan dan wawasan dalam proses perancangan tersebut. Materi magang yang didapatkan pun terbatas. Saran yang dapat diberikan adalah memperpanjang masa kegiatan magang minimal enam bulan agar dapat lebih memahami proses perancangan dari suatu proyek pada setiap tahapannya. Adapun saran yang dapat diberikan bagi Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. Adalah : 1. Meningkatkan kedisiplinan para staf terhadap waktu kerja, sehingga tidak memerlukan waktu kerja tambahan untuk penyelesaian suatu proyek dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. 2. Meningkatkan sistem penyimpanan file untuk mengurangi data yang hilang, karena kelalaian penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. http://www.beltcollins.com.sg. [12 September 2008] Booth, N.K. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Illnois : Waveland Press Inc. 263-305p. Boovy, M., Bard dan F. Lawson. 1997. Tourism and Recreation Development. The Architecture Press Ltd. 62p. Gold, S.M. 1980. Recreation Planning and Design. New York : McGraw-Hill Book Company. 164p. Hill, W.F. 1995. Landscape Handbook for The Tropies. New York : Packard Publishing. 406p. Kraus, R.G. dan J.E. Curtis. 1982. Creative Management in Recreation and Parks. Edisi ketiga. London: The C.V.Mosby Company.
Laurie, M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (Terjemahan). Bandung : Intermedia. 136 hal. Oberlender, G.D. 1993. Project Management for Engineering and Construction. New York: Mc Graw-Hill Book Company. 272p. Rachman, Z. 1984. Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Pertamanan. Makalah Diskusi pada Festival Tanaman VI Himagron IPB. Bogor. (Tidak Dipublikasikan). Sharky, Bruce G. 1994. Ready, Set, Practice Elements of Landscape Architecture Professional Practice. New York : John Wiey & Sons, Inc. 263p. Simonds, J.O. 1983. Landscape Architecture : A Manual of Site Planning and Design. New York: Mc Graw-Hill. 173-215p.
Stoner, M. dan J. Freeman. 1994. Manajemen. Jilid I. Edisi Kelima. Jakarta: Intermedia. 679 hal.
113
Tan, H.B. 1995. Tropical Resort. Singapore : Page One Publishing. Wikipedia. 2007a. http://id.wikipedia.org/wiki/Resor. [21 Oktober 2008] Wikipedia. 2007b. http://en.wikipedia.org/wiki/Resort. [21 Oktober 2008] Wikipedia. 2008a. http://en.wikipedia.org/wiki/Phuket. [31 Agustus 2008] Wikipedia. 2008b. http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan. [30 Oktober 2008] Wikipedia. 2008c. http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand. [27 Juli 2008]
LAMPIRAN
Skala 1:2000
Lampiran 1. Authhority Guidelines (Sumber : Eco-id, 2008)
>200 m High Sea Level No Restriction
50-200 m High Sea Level < 20% Site Coverage < 12 m Building Height
0-50 m High Sea Level < 25% Site Coverage < 6 m Building Height
0~20 m High Sea Level Building Set Back No Permanent Structure
115
Skala 1:1250
Lampiran 2. Gambar Potongan - Authhority Guidelines (Sumber : Eco-id, 2008)
116
Skala 1:1250
Lanjutan Lampiran 2
117
Lampiran 3. Analisis Kemiringan Lahan (Sumber : Eco-id, 2008)
118
Skala 1:1250
Lampiran 4. Gambar Potongan Studi Orientasi Kemiringan Lahan (Sumber : Eco-id, 2008)
119
Skala 1:1250
Lanjutan Lampiran 4
120
Lampiran 5. Analisis Topografi (Sumber : Eco-id, 2008)
121
Lampiran 6. Studi Orientasi View (Sumber : Eco-id, 2008)
122
Skala 1:2500
Lampiran 7. Studi Orientasi Sunrise-Sunset View (Sumber : Eco-id, 2008)
123
Lampiran 8. Gambar Potongan Studi Orientasi Sunrise-Sunset View (Sumber : Eco-id, 2008)
Skala 1:1250
124
Lanjutan Lampiran 8
Skala 1:1250
125
Lampiran 9. Plan Analisis Pohon Kelapa (Sumber : Eco-id, 2008)
Skala 1:3500
126
Lampiran 10. View Tapak (Sumber : Eco-id, 2008)
127
Lanjutan Lampiran 10
128
Lanjutan Lampiran 10
129
Lanjutan Lampiran 10
130
Lanjutan Lampiran 10
131
132
Lampiran 11. Referensi Desain Preliminary Concept Design (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
133 Lanjutan Lampiran 11
Lampiran 12. Gambar Landscape Masterplan (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
134
Lampiran 13. Gambar Site Circulation Plan (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
135
Lampiran 14. Gambar Planting Character (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
136
137
Lampiran 15. Referensi Desain Schematic Design (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
138 Lanjutan Lampiran 15
143 139 Lampiran 16. Master PLan (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
144 140 Lampiran 17. Hotel Villa (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
141 Lampiran 18. Transplantig Detail (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
142 Lampiran 19. Typical Paving Detail (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
143 Lampiran 20. Typical Pool Detail (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
Lampiran 21. Typical Road Detail (Sumber : Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd., 2008)
144